KONSEPSI PRARANCANGAN
Bahan baku utama yang digunakan dalam keseluruhan proses pembuatan adalah
bioethanol Jerami. Adapun tahap pembuatan bioethanol ini mencakup 3 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan bahan baku
2. Tahap pembentukan ethanol
3. Tahap pemisahan dan pemurnian hasil
Tahap persiapan bahan baku bertujuan untuk memecah lignin dan merusak
struktur kristal selulosa agar pengkonversiannya menjadi glukosa dapat dilakukan dengan
mudah.Bagian pretreatment yang paling penting adalah hidrolisis yang merupakan proses
pemecahan selulosa sebagai polimer karbohidrat menjadi gula monomerik. Sebelum pada
tahap hidrolisis bahan baku jerami padi dikecilkan ukurannya pada Knife Cutter (KC-01)
kemudian diproses discreening dengan Vibrating Screen (VC-01) sehingga didapat
ukuran 0,5-1 cm, tujuan dari pengecilan ukuran pada jerami padi adalah agar proses
hidrolisa berjalan lebih optimal. Kemudian jerami padi di lakukan proses percampuran
dengan H2SO4 5% dalam tangki berpengaduk (TB-01) dan selanjutnya dilakukan proses
hidrolisa dengan penambahan air sebanyak 50% dari bahan baku yang masuk pada
reaktor hidrolisa (R-01) selama 10 menit dengan dipertahankan suhu keluar 45C.
58
59
gula menjadi ethanol. Pembentukan ethanol adalah dengan proses fermentasi dengan
sitem batch. Untuk menunjang proses fermentasi agar lebih optimal maka ditambah
nutrisi untuk bakteri berupa urea 0,4 % dan NPK 0,4%.
Proses ini bertujuan untuk memperoleh etanol dengan kemurnian yang tinggi.
Feed dari pemurnian ini adalah produk dari reaktor fermentasi dengan produk pemurnian
yang diharapkan adalah etanol dengan kadar mendekati 100%. Pada bagian ini, dilakukan
dua macam proses yaitu:
1. Filtrasi
Proses filtrasi ini bertujuan untuk menghilangkan padatan-padatan yang
terkandung pada produk fermentasi. Proses ini menggunakan filter press 2 (FP-02). Outlet
dari filter berupa liquid yang dialirkan ke tangki penampung sementara dan solid yang di
buang. Tangki penampung ini merupakan peralihan dari proses batch pada fermentasi ke
proses kontinyu pada distilasi. Sebelum umpan masuk pada Menara distilasi umpan di
naikan suhu dari 30C menjadi 97,5C dengan heater.
2. Distilasi
Pada tahap distilasi (MD-01) dilakukan pemisahan air dan impurities pada etanol
hasil fermentasi hingga mencapai kadar di bawah komposisi azeotropnya. Pada tahap
distilasi ini dipakai 1 kolom Menara distilasi.
Kolom distilasi berfungsi untuk memisahkan sebagian besar air dan komponen
berat yang terkandung dalam feed kolom. Feed berupa produk dari unit fermentasi
dipanaskan terlebih dahulu sampai mencapai kondisi jenuhnya. Kolom ini dioperasikan
dengan memindahkan etanol (Heavy Key komponen) sebanyak mungkin pada bagian
overhead kolom serta memindahkan sebanyak mungkin air (Light key komponen) pada
bagian bawah kolom. Hasil destilat masuk ke tanki akumulator (AK-01) setelah itu hasil
di tarik dengan pompa (P-11) masuk ke tangki penyimpanan (T-06). Kemudian
bioethanol dikemas sesuai pemesanan lalu disimpan di Gudang penyimpanan.
60
Hasil perhitungan neraca massa pada pra perancangan pabrik Bioethanol dari
Jerami dengan kapasitas 5.000 ton/tahun disajikan dalam Lampiran A adalah sebagai
berikut :
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu operasi : 330 hari
Kapasitas Produksi : 631,3131 kg/jam
Peralatan yang mengalami perhitungan neraca massa adalah:
Tabel 3.1 menunjukkan neraca massa pada alat Knife cutter (KC-01).
Tabel 3.1 Neraca Massa Knife cutter (KC-01)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
Alur 1 Alur 4 Aliran 2
Jerami Padi 5698.1788 1424.5447 7122.7236
Total 7122.7236 7122.7236
61
Tabel 3.2 menunjukkan neraca massa pada alat Vibrating Screen (VS-01)
Tabel 3.2 Neraca Massa Vibrating Screen (VS-01)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
Alur 2 Alur 3 Alur 4
Jerami Padi 7122.7236 5698.1788 1424.5447
Total 7122.7236 7122.7236
Tabel 3.5 menunjukkan neraca massa pada alat Filter Press (FP-01).
Tabel 3.5 Neraca Massa di Filter Press (FP-01)
Aliran Masuk (kg/jam) Aliran Keluar (kg/jam)
Komponen
Alur 8 Alur 9 Alur 10
Selulosa 5.3335 5.3335 -
Hemiselulosa 1.5385 1.5385 -
Lignin 683.7815 683.7815 -
Abu 626.7997 626.7997 -
Glukosa 1876.6002 187.6600 1688.9402
Xylosa 1405.6371 140.5637 1265.0734
Asam sulfat 284.9089 28.4909 256.4180
Air 4090.0322 409.0032 3681.0290
Jumlah 8974.6317 2083.1710 6891.4607
Total 8974.6317 8974.6317
Tabel 3.6 menunjukkan neraca massa pada alat Ion Exchange (IE-01).
Tabel 3.6 Neraca Massa di Ion Exchange (IE-01
Aliran Masuk (kg/jam) Aliran Keluar (kg/jam)
Komponen
Alur 10 Alur 11 Alur 12 Alur 13
Air 3681.0290 - 3775.2234 -
H2SO4 256.4180 - - -
Xylosa 1265.0734 - 1265.0734 -
Glukosa 1688.9402 - 1688.9402 -
NH4OH - 183.1557 - -
(NH4)2SO4 - - - 345.3794
Jumlah 6891.4607 183.1557 6729.2370 345.3794
Total 7074.6164 7074.6164
64
7. Fermentor (R-02)
Tabel 3.8 menunjukkan neraca massa pada alat Filter Press (FP-02).
65
9. Destilasi (D-01)
Perhitungan neraca panas pada proses pembuatan bioethanol dari jerami dengan
kapasitas produksi 5.000 kg/jam disajikan dalam Lampiran B Neraca Panas didasarkan
pada:
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Satuan Operasi : kJ/jam
Temperatur referensi : 00C = 273 K
Peralatan yang mengalami peneracaan panas adalah:
Tabel 3.10 merupakan neraca panas pada alat Tangki Berpengaduk (TB-01).
Tabel 3.10 Neraca Panas di Tangki Berpengaduk (TB-01)
Neraca panas (kJ/Jam)
Komponen
Aliran Masuk Aliran Keluar
Selulosa 85615.77 128423.66
Hemiselulosa 58956.34 88434.51
Lignin 25185.01 37777.52
Abu 14930.37 22395.55
Air 79221.51 118560.33
67
Tabel 3.11 merupakan neraca panas pada alat Reaktor Hidrolisa (R-01)
Tabel 3.11 Neraca Panas di Reaktor Hidrolisa (R-01)
Neraca panas (kJ/Jam)
Komponen
Aliran Masuk Aliran Keluar
Selulosa 128423.6554 684.9262
Hemiselulosa 88434.5054 196.5211
Glukosa - 246647.8240
Xylosa - 206806.9834
Lignin 37777.5159 83950.0353
Abu 22395.5523 49767.8940
Air 496663.0158 1713397.7269
H2SO4 34089.0689 83941.3440
Qbeban reaktor - 252460.6433
Qreaksi 1830070.5845 -
Total 2637853.8982 2637853.8982
3. Cooler (E-01)
68
Tabel 3.13 merupakan neraca panas pada alat Ion Exchange (IE-01)
Tabel 3.13 Neraca Panas di Ion Exchange (IE-01)
Neraca panas (kJ/Jam)
Komponen
Aliran Masuk Aliran Keluar
Glukosa 66594.91247 66594.91247
Xylosa 55837.88552 55837.88552
Air 465247.04143 477152.31537
H2SO4 19877.47859 -
NH4OH 10983.06529 -
(NH4)2SO4 - 12873.23262
Qbebanreaktor 588496.94548 -
Qreaksi - 594578.98280
Total 1207037.3288 1207037.3288
69
5. Fermentor (R-02)
6. Heater (E-02)
Unit destilasi terdiri dari 2 alat yaitu Condensor (CD-01) dan Reboiler (RE-01).
Peneracaan panas pada alat tersebut dapat dilihat dibawah ini:
a. Condensor (E-03)
Tabel 3.16 merupakan neraca panas pada alat Kondensor (K-01).
Tabel 3.16 Mencari Beban Kondensor (K-01)
Lo = (D x
D V = (D + Lo) Hkondensor
Komponen R) DHv
(kmol/jam) (kmol/jam) (kJ/jam)
(kmol/jam)
C6H6 27,2288 4,5386 31,7674 18773,100 596373,2878
Jumlah 27,2288 4,5386 31,7674 596373,2878
71
b. Reboiler (RE-01)
Tabel 3.17 merupakan neraca panas pada alat Reboiler (RE-01).
Jumlah : 1 Unit
Friction Loss : 2.030074 ft,lbf/lbm
Daya Pompa : 1,1466 HP
fermentor
Kode : P-05
Bahan konstruksi : Stainless Steel SA-301
Jenis : Pompa Sentrifugal
Jumlah : 1 Unit
Friction Loss : 3,7216ft,lbf/lbm
Daya Pompa : 1,8863 HP
Jumlah : 1 Unit
Friction Loss : 2,9937 ft,lbf/lbm
Daya Pompa : 0,1267 HP
Jumlah Plate : 37
Luas Plate : 1,5 m2
Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan
unit penunjang kelancaran jalannya proses operasi. Unit utilitas antara lain adalah unit
penyediaan air, steam, listrik dan penyediaan bahan bakar. Unit penyediaan air
bertanggung jawab untuk menyediakan air proses, air pendingin, air sanitasi, air umpan
boiler dan air untuk perkantoran dan perumahan. Unit pendukung proses yang terdapat
dalam pabrik Bioetanol adalah:
1. Unit penyediaan air
Unit ini berfungsi untuk menyediakan kebutuhan air mulai dari Penyediaan dan
pengolahannya hingga siap digunakan untuk air proses, air sanitasi, air hydrant
pemadam kebakaran, air pendingin (cooling water) dan air untuk umpan boiler.
2. Unit penyediaan uap air (steam)
Unit ini berfungsi untuk menyediakan kebutuhansteam sebagai bahan baku dan
dan media pemanas heat exchanger.
3. Unit penyedia udara tekan
Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan instrumentasi
pneumatic, penyediaan udara tekan di bengkel, dan kebutuhan umum yang lain.
Alat penyediaan udara tekan berupa kompresor dan tangki udara.
4. Unit Penyediaan listrik
Unit ini berfungsi menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk peralatan
proses, keperluan pengolahan air, peralatan-peralatan elektronik atau listrik AC,
88
maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLN dan generator sebagai
cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan.
5. Unit Penyediaan Bahan Bakar
Unit ini berfungsi menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan
generator.
6. Unit Laboratorium
Unit ini berfungsi untuk pengawasan mutu proses dan mutu hasil produksi pabrik
serta pengawasan parameter limbah.
7. Unit Pengolahan Limbah dan Limbah B3
Unit ini berfungsi untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari seluruh area
pabrik, berupa limbah cair, padat dan gas.
1. Air proses
Air proses yang digunakan untuk menghidrolisa selulosa yang terkandung
dalam bahan baku jerami harus memenuhi spesifikasi untuk air proses dan
mudah dalam pengaturan dan pengolahannya. Air yang digunakan sebagai air
proses juga tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak peralatan
proses, diantara penyebab kerusakan peralatan, yaitu :
89
2. Air Pendingin
Air pendingin bertujuan untuk media pendingin pada peralatan di pabrik
bioetanol. Air pendingin mengontrol suhu dengan cara memindahkan panas dari
fluida proses ke air pendingin dan membawa panasnya. Air pendingin digunakan
sebagai media pendingin karena faktor-faktor sebagai berikut :
90
rendah, pada steamheader dilengkapi dengan let down system untuk menurunkan
tekanan steam sehingga memiliki suhu yang lebih rendah yaitu 180C. Masalah-
masalah yang umum terjadi pada boliler adalah:
Tabel 3.22 Syarat Air Umpan Boiler (American Boiler Manufacturers Association)
No Parameter Satuan Tekanan Proses (bar)
92
3. Air Sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk kebutuhan air minum, laboratorium, kantor dan
perumahan. Persyaratan air untuk sanitasi berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 meliputi :
Syarat fisik :
Tidak Berbau
Tidak Berasa
TDS tidak lebih dari 1500 mg/L
Kekeruhan maksimum 25 NTU
Suhu 3C dari suhu udara
Warna tidak lebih dari 50 TCU
Syarat kimia :
pH 6,5-9,0
Tidak mengandung zat-zat kimia beracun dan berbahaya baik organik
maupun anorganik
Syarat bakteriologis:
Tidak mengandung bakteri bakteri, terutama bakteri pathogen
Syarat Radio aktivitas:
Aktivitas Alpha maksimum 0,1 Bq/L
Aktivitas Beta maksimum 1,0 Bq/L
4. Air Hydrant
Air hydrant adalah air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada
bagian pabrik. Penggunaan air untuk keperluan ini tidak dilakukan secara rutin dan
93
kontinyu tetapi hanya bersifat insidental hanya saat terjadi kebakaran. Dalam
praktiknya, kebutuhan air ini disalurkan melalui pipa hydran yang tersambung
melalui saluran yang melintasi seluruh lokasi pabrik. Pipa-pipa hydran terutama
dipersiapkan pada lokasi pabrik yang cukup strategis dengan pertimbangan utama
adalah pada kemudahan pencapaian pada semua lokasi pabrik. Syarat air hydrant
adalah tidak mengandung padatan seperti pasir, batuan kerikil, dan tidak
mengandung kotoran seperti daun, sampah.
Deaerator Boiler
Pemanas
NaOH
Proses
Pengaturan Tangki
Sand Filter Ion Exchange Polisher
pH Kondensat
Make up water
Tangki
Air Hidrant Pendingin Cooling
Penampung Air
Proses Tower
PDAM
Air Komunal
dan Sanitasi
Air Proses
besi yang terkandung dalam air. Selanjutnya air disaring menggunakan media sand
filter, air yang sudah bebas besi dilunakkan menggunakan ion exchanger yang berisi
resin untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung dalam air. Keluaran ion
exchanger, air demin selanjutnya didistribusikan menjadi tiga bagian, yaitu untuk air
umpan boiler, air pendingin, dan air proses. Untuk sistem air umpan boiler dilakukan
deaerasi dengan memasukkan low pressure steam sebagai stripping agent untuk
menghilangkan oksigen, serta dilanjutkan penambahan chemical sebagai oxygen
scavanger dan anti-foaming agent. Steam keluaran boiler digunakan sebagai
pemanas di unit proses, kondensate keluaran pemanas dikumpulkan dan
dikembalikan menuju deaerator sebagai umpan boiler. Sebagian air digunakan
sebagai pendingin proses, keluaran pendingin air didinginkan kembali dengan sistem
cooling tower untuk digunakan sebagai media pendingin kembali.
a. Penukar kation
Selanjutnya air dari carbon filter dimasukkan ke vessel berisi resin untuk
menghilangkan kandungan ion-ion positifnya. Kemungkinan jenis kation yang
ditemui adalah Mg++,Ca++, K+, Fe++, Mn++ dan Al 3+.
96
Cation Exchanger merupakan suatu silinder baja tegak yang berisi resin R-H,
yaitu suatu polimer dengan rantai karbon R yang mengikat ion H+. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Mn+ + nRH RnM + nH+ (a)
(logam) (resin)
Ion logam Mn+ digantikan oleh ion H+ dari resin sehingga air yang dihasilkan
akan bersifat asam dengan pH 3,2 - 3,3. Apabila pH air yang keluar melebihi batas
yang diperbolehkan, berarti resin yang ada telah jenuh dan perlu diregenerasi.
Regenerasi dilakukan dengan mengalirkan larutan asam sulfat dan dilakukan dalam
tiga tahap, yaitu back wash (cuci balik), regenerasi dengan menggunakan bahan
kimia asam sulfat dan pembilasan dengan air demin. Regenerasi yang terjadi pada
proses regenerasi adalah kebalikan dari reaksi operasi, yaitu :
RnM + H2SO4 nR-H + MSO4 (resin jenuh) (b)
Air yang keluar dari Cation Exchanger kemudian diumpankan ke Anion
Exchanger untuk menghilangkan anion-anion mineralnya.
b. Penukar anion
Kemungkinan jenis anion yang ditemui adalah HCO3-, CO3-, Cl-, NO-, dan SiO3-
.Seperti pada Kation Exchanger, Anion Exchanger ini juga berupa bejana tekan yang
berisi resin dan jumlahnya tiga buah. Resin yang terdapat pada Anion Exchanger
dapat dituliskan dengan symbol ROH. Reaksi yang terjadi pada unit ini adalah
sebagai berikut :
Xn- + n R-OH RnX + n OH (c)
Pada saat operasi, reaksi akan berlangsung ke kanan, sehingga ion negatif Xn-
akan diganti oleh ion OH- dari resin R-OH. Air yang keluar dari Anion Exchanger
diharapkan mempunyai pH sekitar 8,6 8,9. Regenerasi dilakukan dengan
menambahkan larutan NaOH 4 % dengan suhu 49 oC sebagai regenerant. Reaksi
berlangsung sehingga resin jenuh akan kembali menjadi R-OH. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut :
RnX + n NaOH n R-OH + n NaX (d)
c. Mixed Bed Exchanger
MixedBedExchanger berfungsi untuk menyempurnakan kerja kedua unit penukar
ion diatas, maka air dari Anion Exchanger selanjutnya dialirkan ke unit untuk
menjaga kemungkinan sisa-sisa kation dan anion yang masih lolos. Mixed Bed
97
Exchanger berupa vessel dengan isi resin penukar ion negatif dan positif yang telah
dicampur. Air yang keluar dari sini mempunyai pH 6,1-6,2. Air ini akan ditampung
dalam demineralized water storage tank sebelum diproses lebih lanjut sebagai air
umpan ketel.
C. Unit Deaerasi
Jadi total kebutuhan air proses dengan Over design sebesar 10% yang harus
disediakan yaitu 78,9768 m3/hari
Sehingga kebutuhan air sebagai boiler feed water dengan over design
20%menghasilkan steam pada saat start-up adalah 109,967 m3/hari.
c. Kebutuhan air pendingin
Kebutuhan air pendingin pada pabrik bioetanol, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.26. Kebutuhan Air Pendingin
Jumlah
Kebutuhan
(kg/jam)
Air Pendingn tangki berpengaduk 44,2554
Air pendingin cooler 558,6333
Air Pendingin kondenser 69533,908
Total 70136,7963
Air hydrant sebanyak 20% dari air sanitasi, dan faktor kehilangan 10%
Sehingga total kebutuhan air hydrant yang harus disediakan sebanyak yaitu
3,7630 m3/hari.
Steam yang digunakan adalah saturated steam pada suhu 1800C Steam ini
dipergunakan untuk menukar panas pada aliran yang perlu dinaikkan suhunya. Sistem
penyediaan steam adalah boiler (steam generator). Pembentukan steam terjadi di dalam
boiler (steam generator). Pada umumnya ada dua jenis boiler. Pertama fire tube boiler
yang mirip dengan shell and tube heat exchanger dengan gas pembakaran mengalir
melalui tube.
Air yang digunakan sebagai umpan pembentuk steam disebut sebagai boiler feed
wateryang disuplai dari tangki demin watertank dan air kondensat.
Untuk kebutuhan steam pada pabrik bioetanol, digunakan saturated steam dengan
temperatur sebesar 180oC. Dari data kebutuhan air, diketahui bahwa total air untuk
membentuk steam sebesar 3818,2994 kg/jam. Diambil over design sebesar 20% untuk
menjaga kemungkinan dari hilangnya steam akibat adanya kehilangan pada saat sirkulasi,
sehingga total kebutuhan air untuk steam menjadi : 109967,0236 kg/hari
Untuk keperluan kontrol konsentrasi solute dalam air, dilakukan blow down
secara kontinyu. Blow down yang dilakukan sebanyak : 10996,7024 kg/hari
Umpan masuk boiler = kebutuhan steam total + blow down= 120963,72
kg/hari
Kehilangan steam saat operasi sebesar 4% dari total steam yg dihasilkan =
4398,681 kg/hari
Sehingga kebutuhan make up air untuk umpan boiler sebesar = 15395,38
kg/hari
101
Kebutuhan steam ini dipenuhi dari 1 unit boiler. Jenis boiler yang digunakan
merupakan water tube boiler yang sesuai untuk menghasilkan steam dengan tekanan >
200 psi. Kebutuhan air untuk pembuatan steam dipenuhi dari unit pengolahan air
demineralisasi (demin water tank) dan dari kondensat yang dikembalikan ke degasifier.
Untuk menyuplai steam dengan kebutuhan suhu rendah, pada steam header dilengkapi
dengan let down system untuk menurunkan suhu dan tekanan steam menjadi 180C.
Utilitas
Plant
cooler Instrument
Udara
Dryer
Dryer
Kompresor
Utility Air Reciever
Instrument Air Reciever
Moisture Separator
Kebutuhan tenaga listrik suatu industri dapat diperoleh dari suplai dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan pembangkit tenaga listrik sendiri
(Generator Set). Pada Prarancangan pabrik bioetanol ini, kebutuhan akan tenaga
listrik dipenuhi dari pembangkit tenaga listrik PLN dan generator pada saat
emergency. Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik yaitu
berdasarkan pertimbangan :
Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar.
Tenaga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan transformator.
Generator AC yang digunakan jenis generator AC 3 phase yang mempunyai
keuntungan :
Daya lebih besar
Tenaga listrik stabil
Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit
Motor 3 phase harganya relatif lebih murah dan sederhana
Kebutuhan Listrik untuk pabrik meliputi :
Jika 1 HP = 0,74 KW, maka kebutuhan kebutuhan listrik untuk proses dan utilitas
sebesar = 288,38 KW
Keperluan listrik untuk laboratorium, bengkel, dan instrumentasi diperkirakan
sebesar 25 kW, sedangkan keperluan listrik untuk pengolahan limbah diperkirakan
sebesar 20 kW.
lampu dalam bentuk lumens. Kebutuhan pencahayaan per satuan luas dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut:
Lumen = Area x Lux
Dengan:
Area : luas daerah yang membutuhkan penerangan (m2)
Lux : kebutuhan energi cahaya per satuan luas (lumen/m2)
Besarnya kebutuhan energi cahaya atau lus berbeda-beda tiap ruangan,
tergantung kebutuhan efisiensi penggunaan cahaya. Standar penerangan untuk
tempat kerja indoor mengacu pada EN 12464-1 dan tempat kerja outdoor
mengacu pada standar EN-12464-2 (Zumtobel, 2013). Kebutuhan lumen
ditunjukkan pada tabel 10.
Tabel 3.28. Kebutuhan Lumen Area 1
Lux
Bangunan Indoor Luas (m2) Lumen
(lumen/m2)
Pos keamanan 15 100 1.500
Pos pemeriksaan 10 100 1.000
Kantor pusat (2 lantai) 1200 300 360.000
Masjid 150 100 15.000
Poliklinik 300 300 90.000
Kantin & koperasi 225 100 22.500
Rnd & perpustakaan 500 300 150.000
Ruang K3 300 300 90.000
Ruang kontrol 200 300 60.000
Laboratorium 200 300 60.000
Bengkel 550 300 165.000
Gudang 250 300 75.000
Total 3900 2800 1.090.000
Area pengolahan
1500 100 150.000
limbah
Area parkir 2000 75 150.000
Fire station 100 100 10.000
Power station 400 200 80.000
Taman & jalan 2500 30 75.000
Total 20000 1635 2.765.000
c. Perancangan Generator
Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut di atas diperoleh dari generator
yang merupakan cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan. Generator
digunakan dengan efisiensi 80%.
Input generator = 391,95 kW / 0.8 = 489,93 kW
Ditetapkan input generator sebesar 500 kW, sehingga untuk keperluan lain
masihtersedia = (500 489,93) = 10,07 kW.
Unit ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada Boiler dan
generator. Bahan bakar utama yang digunakan adalah solar(Industrial kerosene oil
grade 2) dengan spesifikasi sebagai berikut:
Gross heating value = 19.561 BTU/lb
Specific gravity = 0,865
Density = 54,26 lb/ft3
107
a. Cooling Tower
Jumlah : 1 Unit
Panjang : 16,099 m
Lebar : 12,879 m
Tinggi : 6,439 m
Jumlah : 1 Unit
e. Boiler
Jumlah :1 buah
Temperatur : 180 C
3
Rate bahan bakar : 259.7620877 = 7355,6429 /
Q Daya
Nama Pompa Fungsi
(m3/jam) HP kW
Pompa utilitas 1 pompa dari Basin air PDAM 195,485 2,88 2,13
Pompa utilitas 2 Pompa menuju tangki hidrant 3,763 0,06 0,04
Pompa utilitas 3 Pompa menuju tangki air komunal 18,898 0,28 0,21
Pompa utilitas 4 pompa menuju sand filter 172,824 2,54 1,88
Pompa utilitas 5 Pompa menuju ion exchange 172,824 2,54 1,88
Pompa utilitas 6 Pompa menuju boiler 109,967 1,62 1,20
pompa utilitas 7 Pompa menuju cooling tower 1851,61 27,25 20,16
Bahan baku yang digunakan dalam pabrik ini terdiri dari Jerami, H2SO4, NH4OH,
NPK, Urea dan Saccharomices cecevisiae. Berikut ini penjelasan mengenai penanganan
dan penyimpanan bahan baku dalam pabrik Bioethanol dari Jerami Padi
1. Jerami Padi
Untuk penanganan dan penyimpanan bahan baku utama yaitu jerami padi
memerlukan perlakuan khusus. Jerami padi disimpan dalam ruangan yang kering
agar tidak lembab, bertujuan agar jerami tidak cepat busuk dan tidak terkena
langsung sinar matahari, jauh dari api dan panas.
110
2. NH4OH
Penanganan:
Jagalah agar tetap terkunci, berilah alas pada semua peralatan yang mengandung
bahan. Jangan ditelan, jangan menghirup gas / asap / uap / spray. Gunakan pakaian
pelindung yang sesuai. Bila ventilasi tidak memadai, gunakan alat pernafasan yang
sesuai. Jika tertelan, carilah perawatan medis sesegera mungkin dan tunjukan wadah
atau label bahan.Penyimpanan:Simpan di area terpisah dan disetujui. Jagalah agar
wadah tetap dingin dan area memiliki ventilasi yang baik, jagalah agar wadah tetap
tertutup rapat dan disegel.
3. H2SO4
Penanganan:
Jangan ditelan. Jangan menghirup gas / uap / spray. Jangan pernah tambahkan air
pada produk ini. Bila ventilasi tidak memadai, gunakan alat pernafasan yang sesuai.
Jika tertelan, carilah perawatan medis sesegera mungkin dan tunjukan wadah atau
label bahan. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Penyimpanan: jagalah agar
wadah tetap tertutup rapat. Simpan wadah dalam area yang dingin dan memiliki
ventilasi yang baik.
.4. Urea
Penanganan:
Urea disimpan dalam ruangan yang kering agar tidak lembab, dan tidak terkena
langsung sinar matahari, jauh dari api dan panas.
.5. NPK
Penanganan:
Urea disimpan dalam ruangan yang kering agar tidak lembab, dan tidak terkena
langsung sinar matahari, jauh dari api dan panas.
6. Saccharomyces cerevisiae
Penanganan:
Urea disimpan dalam ruangan yang kering agar tidak lembab, dan tidak terkena
langsung sinar matahari, jauh dari api dan panas.
Pabrik ini menghasilkan produk utama berupa ethanol Produk ini harus ditangani
dengan baik dan benar untuk meningkatkan nilai ekonomisnya maupun untuk
111
menghindari terjadinya potensi bahaya yang bisa ditimbulkan. Proses penanganan produk
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Salah satu proses penanganan ethanol yang paling penting adalah penyimpanan
dan pengangkutan. Bebereapa parameter penting dalam penyimpanandan pengangkutan
ethanoladalah kenaikan temperatur, kestabilan oksidasi, dan konstabilitas bahan.Cara
yang dapat dilakukan dalam proses penyimpanan adalah dengan menyimpan ethanol
disimpan dalam keadaan kering dan terhindar dari sinar matahri, mudah terbakar dan
mudah meledak.
sudah dilakukan (control) dan tingkat terjadinya paparan (exposure). Penilaian ditentukan
dengan nilai skala tertentu.
2. Inspeksi K3
Dengan melakukan penilaian terhadap lingkunagn dan sarana kerja serta ketersedian alat
pelindung diri (APD). Lingkungan dan sarana kerja meliputi keadaan fisik secara umum,
pencegahan dan pengendalian kebakaran, kesehatan kerja dan lingkungan, kepedulian dan
pemahaman karyawan terhadp safety. Penilaian dicatat dalam bentuk form yang telah
disediakan.
3. Investigasi pemakaian obat dalam P3K
Investigasi pemakaian obat ini dilakukan dengan mencatat penggunaan obat yang tersedia
pada kotak P3K dalam bentuk form yang telah disediakan. Pencatatan meliputi nama
karyawan, lokasi kotak P3K, obat yang diambil, jumlah yang dipakai dan tujuan dari
pemakaian obat. Kemudian hasil investigasi ini direkap menjadi 2 golongan yaitu
penyakit dan kecelakaan.
Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan
tinggi
Mengisolasi kawat dan kabel hantaran listrik sesuai dengan kondisi sekitarnya,
terutama bila letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada
temperatur tinggi
Melengkapi peralatan dan gedung yang menjulang tinggi dengan alat
penangkal petir
3. Tanggap Darurat
Pada siklus penerapan(Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan) K3L
terdapat prosedur khusus yang harus dimiliki perusahaan yakni Prosedur Gawat Darurat
yaitu prosedur yang menjamin bahwa setiap tenaga kerja dapat melakukan tindakan cepat
dan tepat apabila terjadi keadaan darurat atau emergency dimana prosedur ini juga
mewajibkan agar perusahaan membangun sistem dan tim penanggulangan gawat darurat
melalui latihan simulasi secara berkala.
Berikut ini beberapa SOP (Standard Operational Procedure) untuk kondisi gawat
darurat yang ada di pabrik isopropil benzena (cumene) ini :
1. SOP penanggulangan Gempa Bumi
Prosedur ini menggambarkan tentang tindakan yang perlu dipahami dan dilakukan
oleh semua karyawan tanpa panduan dari tim penanggulangan gawat darurat apabila
terjadi gempa bumi sesuai dengan tabel berikut :
Tabel 3.31. Prosedur Penyelamatan Diri Saat Terjadi Gempa Bumi
Situasi Prosedur Penyelamatan Diri
Saat intensitas gempa bumi Lakukan evakuasi diri dari luar gedung dan tetap waspada terhadap
menurun atau mereda kemungkinan tertimpa reruntuhan
Pastikan diri dalam kondisi aman dan tidak memasuki gedung atau
Pasca terjadi gempa bumi ruangan sebelum di umumkan oleh chiefwarden bahwa gedung telah
dinyatakan aman.
Hindari bangunan atau benda yang tinggi lainnya (tiang listrik, pohon
Selama terjadi gempa bumi dan lainnya) yang ada di sekitar
Perhatikan tempat berpijak dan menghindar apabila terjadi rekahan
tanah
119
Saat intensitas gempa bumi Tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan tertimpa
menurun atau mereda reruntuhan dan hindari mendekati bangunan
Pasca terjadi gempa bumi Pastikan diri dan area sekitar dalam kondisi aman
Seluruh Karyawan
Jangan panik, jangan keluar, tetap tenang dan tetap bekerja
Tata letak pabrik merupakan suatu perencanaan dan pengitegrasian aliran dari
komponen-komponen produksi suatu pabrik sehingga diperoleh suatu hubungan yang
efesien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan baku
menjadi produk.
Tata letak dalam pabrik ethanol ini dibagi menjadi beberapa area, antara lain :
a) Area penyimpanan Bahan Baku
Area ini merupakan tempat untuk menyimpan bahan baku proses yang dikirim oleh
supplier pabrik sehingga diletakkan di dekat akses masuk truk-truk maupun
kontainer-kontainer bahan baku serta diletakkan tidak jauh dari area proses agar
pemipaan dan pengangkutan bahan baku ke area proses menjadi lebih ekonomis.
b) Area proses
Area ini merupakan tempat berlangsungnya proses pabrik sehingga diletakkan pada
lokasi yang memudahkan suplai bahan baku dari tempat pengiriman dan
penyimpanannya serta memudahkan pengawasan dan perbaikkan alat.
c) Area sarana penunjang atau utilitas
Area ini merupakan lokasi dari alat-alat penunjang produksi seperti generator, boiler
dan sarana penunjang kebutuhan air serta diletakkan tidak jauh dari daerah proses
agar biaya pemipaan utilitas kedaerah proses agar biaya pemipaan utilitas ke daerah
proses menjadi lebih ekonomis.
d) Area pengolahan limbah dan TPS
Area ini merupakan lokasi pengolahan limbah dari proses produksi maupun limbah
domestik dari kegiatan perkantoran. Oleh karena itu, area ini diletakkan agak jauh dari
fasilitas umum namun dekat dengan area proses.
e) Area laboratorium dan Quality Control
Area ini merupakan lokasi untuk melakukan pengontrolan terhadap kualitas bahan
baku yang akan digunakan serta produk yang dihasilkan. Selain itu, laboratorium
yang ada di lokasi ini juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan penelitian dan
pengembangan sehingga dapat menghasilkan proses produksi yang lebih ekonomis
maupun produk yang lebih berkualitas.
f) Area pemeliharaan dan perawatan pabrik
Area ini terdiri dari peralatan dan bengkel yang merupakan lokasi untuk melakukan
kegiatan perawatan dan perbaikan peralatan sesuai dengan kebutuhan pabrik.
122
h) Area Perluasan
Area ini dimaksudkan untuk persiapan perluasan pabrik dimasa yang akan datang.
Perluasan pabrik dilakukan karena adanya peningkatan permintaan produk maupun
tuntutan dalam bidang industri lainnya.
Tata letak alat proses disebut pula plant layout atau layout fasilitas pabrik. Tata
letak alat proses ini sangat erat hubungannya dengan perencanaan bangunan pabrik dan
bertujuan agar :
Alur proses produksi berjalan lancaar dan efisien
Karyawan dapat bekerja leluasa, aman, selamat dan nyaman
Untuk menentukan tata letak alat proses agar diperoleh konstruksi yang ekonomis dan
oprasi yang efisien, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain :
Pertimbangan ekonomis
Biaya konstruksi dan operasi dapat diminimumkan dengan menempatkan peralatan
secara kontinyu
Kemudahan Operasi
Letak tiap alat diusahakan agar dapat memberikan keleluasaan bergerak bagi para
pekerja dalam melaksanakan produksi
Kemudahan Pemeliharaan
Letak tiap alat diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemeliharaanalat
agar tetap terjaga kemampuan bekerjanya.
Faktor Keamanan
Tata letak diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan penanganan yang cepat
apabila terjadi kebakaran atau kecelakaan kerja lainnya. Oleh karena itu, alat-alat
berbahaya perlu ditempatkan pada daerah yang terisolasi. Selainitu dalam suatu
123
bangunan proses perlu disediakan pintu darurat selain pintu utama sehingga
memudahkan para pekerja untuk menyelamatkan diri apabila terjadi kecelakaan kerja.
Terdapat 3 jenis penyusunan tata letak alat proses yang banyak digunakan di
pabrik-pabrik kimia, yaitu :
1) Tata Letak Produk atau Garis (Product Lay Out/Line Lay Out)
Tata letak jenis ini merupakan tata letak yang menyusun mesin atau peralatan
berdasarkan urutan proses produksi. Biasanya digunakan pada pabrik yang
memproduksi satu jenis produk saja namun dalam jumlah besar dan memiliki tipe
proses kontinyu.
2) Tata Letak Proses atau Fungsional (Process Lay Out/Fungtional Lay Out)
Tata letak jenis ini merupakan tata letak yang menyusun mesin atau peralatan
berdasarkan fungsi yang sama pada ruang tertentu. Biasanya digunakan pada pabrik
yang memproduksi lebih dari satu jenis produk.
3) Tata Letak Kelompok (Group Layout)
Tata letak jenis ini merupakan kombinasi antara product layout dengan process
layout. Biasanya digunakan pada perusahaan besar yang memproduksi lebih dari satu
jenis produk.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis dan efisiensi proses produksi
maka jenis tat letak alat proses yang digunakan pada pabrik biodiesel ini adalah jenis Tata
Letak Produk atau Garis (Product Layout/Line Layout), karena produk utama yang
dihasilkan hanya satu jenis yakni bioethanol serta tata letaknya sesuai dengan proses
pabrik yang dipilih yakni kontinyu. Berikut tata letak proses pada pra rancangan pabrik
bioethanol dari jerami dengan kapasitas 5000 ton/tahun :
Keterangan :
A. Gudang Jerami J. Fermentor 5. Silo Ragi
B. Knife Cutter K. Tangki Fermentasi 6.Cooler
C. Vibrating Screen L. Menara Distilasi 7. Heater
D. Screw Conveyor M. Akumulator 8. Kondensor
E. Tangki Berpengaduk N. Tangki Ethanol 9. Reboiler
F. Reaktor Hidrolisa 1. Tangki H2SO4
G. Filter press 2. Tangki NH4OH
H. Ion Exchange 3. Silo Urea
I. Tangki Umpan Fermentasi 4. Silo NPK
124
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik yang kehadirannya tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah
dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
limbah perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran umum agar tidak
menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan.
Limbah yang dihasilkan dalam pabrik bioethanol dari jerami ini berupa limbah
padat, gas dan cair.
1. Limbah padat
Pabrik isopropil benzena (cumene) ini menghasilkan limbah padat dari cake filter
press 1 dan cake filter press 2 yang tidak dapat direcovery kembali maka
penananganannya dengan cara mengumpulkannya dan mengirimkannya ke unit
penyediaan jasa pengolahan limbah B3. Limbah padat lainnya berasal dari kegiatan
perkantoran yakni berupa kertas, tisue, alat -alat tulis, cartridge printer dan lain-lain.
Untuk penanganan limbah kantor tersenut dapat dilakukan melalui berbagai cara
seperti melalui program 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.
Reduce artinya mengurangi atau mereduksi limbah yang akan terbentuk. Misalnya
dengan mengurangi penggunaaan tissue.
Reuseadalah program pemakaian kembali limbah yang sudah terbentuk.
Recycle,program ini agak berbeda dengan kedua program sebelumnya. Dalam hal ini
limbah sebelum digunakan kembali perlu diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-bahn
yang dapat di recycle atau di daur ulang misalnya seperti kertas, pecahan-pecahan
gelas atau kaca, serta plastik.
2. Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan dari pabrik ethanol ini berupa gas sisa pembakaran
batu bara dari boiler. Limbah ini langsung dibuang ke udara melalui cerobong yang di
desain setinggi lebih dari 30 meter.
128
3. Limbah cair
Sumber-sumber limbah cair pabrik isopropil benzena (cumene) serta dampaknya
terhadap lingkungan antara lain :
Limbah proses ini berasal dari hasil destilat yang mengandung banyak komponen
sehingga sulit untuk mengolahnya lebih lanjut dan dibuang ke unit utilitas.
Limbah-limbah ini termasuk dalam golongan limbah B3 yang dapat merusak dan
mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia.
Limbah laboratorium yang mengandung bahn-bahn kimia yang digunakan untuk
menganalisis kualitas bahan baku dan produk serta yang digunakan untuk
penelitian dan pengembangan produksi. Limbah ini juga tergolong limbah B3.
Limbah hasil pencucian peralatan pabrik yang diperkirakan mengandung kerak
dan kotoran yang melekat pada peralatan pabrik. Limbah ini banyak mengandung
padatan yang sulit diuraikan atau didegradasi oleh organisme pengurai sehingga
dapat menimbulkan endapan zat padat dalam air maupun timbunan logam dalam
tanah.
Limbah cair domestik yang mengandung bahan organik sisa pencernaan yang
berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik maupun dari sisa kegiatan pencucian
peralatan makan dan masak di lokasi kantin. Unit pengolahan limbah domestik
yang kurang baik dapat menjadi sumber penyakit antara lain diare, tifus bahkan
demam berdarah. Selain itu, penggunaan sabun atau detergen dalam proses
pencucian peralatan makan dan masak juga dapat mencemari air dan tanah.
Pada pabrik ethanol ini limbah yang harus di olah terlebih dahulu yaitu limbah
cair. Karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat
membahayakan lingkungan sekitar maupun bagi manusia. Tujuan utama pengolahan air
limbah yaitu untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama padatan
tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam.
Pengolahan limbah cair pabrik ethanol ini dilakukan dengan menggunakan sistem
lumpur aktif atau activated sludge karena cara inidapat menghasilkan efluent dengan
BOD yang lebih rendah yakni antara 20-30 mg/L. (Perry, 2008).
129
Proses lumpur aktif merupakan proses aerobis dimana flok biologis (padatan yang
mengandung mikroorganisme) tersuspensi di dalam campuran lumpur yang mengndung
O2. Limbah cair dimasukkan kedalam tangki aerasi dimana terjadi pencampuran dengan
mikroorganisme yang aktif (lumpur aktif). Mikroorganisme inilah yang melakukan
penguraian dan menghilangkan kandungan organik dari limbah secara aerobik.
Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut diberikan
denngan cara memasukkan udara kedalam tangki aerasi dengan blower. Aerasi ini juga
berfungsi untuk mencampur limbah cair dengan lumpur aktif hingga terjadi kontak yang
intensif. Setelah melewati tangki aerasi, campuran limbah cair yang sudah diolah dan
lumpur aktif dimasukkan kedalam tangki sedimentasi dimana lumpur aktif diendapkan
sedangkan supernatant dikeluarkan sebagai effluent dari proses.
Sebagian besar lumpur aktif yang diendapkan di dalam tangki sedimentasi
tersebut dikembalikan kedalam tangki aerasi sebagai return sludge agar konsentrasi
mikroorganisme dalam tangki aerasi tetap sama dan sisanya dikeluarkan sebagai excess
sludge.
Ilustrasi unit pengolahan limbah cair :
Bak
Kolam Tangki
penampungan Effluent
aerasi Sedimentasi
dan
pengendapan
Return Sludge
Sludge