ABSTRAK
Saat ini gedung tidak beraturan sudah semakin banyak. Ketidakberaturan itu sendiri muncul
karena adanya tuntutan estetika maupun tata guna ruang. Walau begitu, gedung tidak
beraturan juga harus memiliki kinerja yang baik, terutama terhadap beban gempa. Untuk
menjamin hal tersebut dicanangkanlah RSNI 03-1726-201x. Studi ini bertujuan untuk
mengevaluasi apakah RSNI tersebut benar menjamin kinerja struktur tidak beraturan,
terutama ketidakberaturan offset shear wall. Selain itu, studi juga akan membahas metode
untuk mengukur kinerja struktur, yaitu Capacity Spectrum Method (CSM) dan Nonlinear
Time History Analysis (CSM). Dengan membandingkan perpindahan, base shear, dan
distribusi plastisitas, akan dianalisis apakah CSM dapat digunakan untuk jenis
ketidakberaturan ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa peraturan RSNI 03-1726-201x dapat
menjamin kinerja struktur sesuai dengan standar yang baik. Pada perbandingan CSM dan
NLTHA, hasil analisis menunjukkan bahwa CSM tidak lebih konservatif daripada NLTHA
sehingga untuk evaluasi kinerja gedung tidak beraturan jenis ini harus menggunakan
NLTHA.
Kata Kunci : CSM, NLTHA, offset shear wall, pergeseran melintang terhadap bidang, RSNI
03-1726-201x.
1
PEMODELAN DAN METODE Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk
gedung tidak beraturan, CSM tidak lebih
Dalam studi ini gedung akan dimodelkan konservatif daripada NLTHA. Untuk arah
sebagai gedung berlantai 10. Tinggi lantai melintang (x), perbedaan perpindahan
adalah 3.75 m kecuali untuk lantai 1 yang berkisar 10-26% dengan perpindahan
memiliki ketinggian 4.25 m. Dimensi CSM yang lebih besar. Sedangkan untuk
denah gedung adalah 30 m pada arah arah memanjang (y), perpindahan NLTHA
melintang dan 63 m pada arah memanjang. lebih besar daripada CSM dengan
Sistem struktur adalah open frame untuk perbedaan berkisar 16%.
arah memanjang dan dual system dengan
Akurasi Perpindahan
dinding geser SDSK untuk arah melintang. Beraturan Variasi 1 Variasi 2
Material yang digunakan pada gedung ini Model
adalah beton bertulang, dimana mutu Arah x y x y x y
beton (fc) sebesar 40 Mpa dengan massa NLTHA 0.0930 0.261 0.097 0.282 0.118 0.28
jenis () sebesar 2400 kg/m3. Modulus PO 0.1465 0.287 0.12 0.23 0.129 0.23
elastisitas (E) dari beton tersebut adalah
% 57.50 10.06 25.7 16.83 9.65 16.25
29725 Mpa. Untuk tulangan baja,
tegangan leleh (fy) sebesar 400 Mpa.
Jumlah model gedung yang dipakai Hal ini dapat dijelaskan dari sifat sistem
sebanyak tiga (3) buah; satu buah gedung struktur masing-masing arah. Arah
beraturan dan dua buah gedung tidak melintang memiliki shear wall sehingga
beraturan. Gedung tidak beraturan variasi memiliki kekakuan yang relatif besar.
1 didefinisikan sebagai gedung yang Sebaliknya, arah memanjang bersifat
mengalami offset shear wall pada lantai 1 kerangka terbuka yang memiliki kekakuan
dan 2, sedangkan gedung tidak beraturan yang relatif lebih kecil sehingga
variasi 2 adalah gedung yang mengalami defleksinya cenderung lebih besar. Dari
offset shear wall pada lantai 1, 2, dan 3. segi plastisitas, pada gedung tidak
beraturan NLTHA memberikan distribusi
Untuk analisis gaya gempa, digunakan
plastisitas yang lebih banyak daripada
respon spektrum Jakarta dengan kondisi
CSM pada arah memanjang dengan
tanah lunak (SE). Metode evaluasi kinerja
tingkat kerusakan yang sama.
struktur pasca elastik menggunakan
Capacity Spectrum Method (CSM) dan Untuk kinerjanya, performance level
Nonlinear Time History Analysis gedung berada di tingkat Immediate
(NLTHA). Konsep dari CSM ialah Occupancy, dimana tingkat kinerja
melakukan pushover ke gedung uji untuk maksimum untuk gempa 2500 tahun
mendapatkan kapasitas struktur. Pushover adalah Near Collapse. Rasio parameter
dilakukan dengan memakai mode 1 aktual terhadap parameter desain gedung
sebagai gaya lateral. Kurva kapasitas dan (aktual/desain) bernilai lebih dari 1.
kurva demand diubah ke format ADRS Khusus untuk ketidakberaturan jenis ini,
lalu dicari perpotongannya. Perpotongan RSNI 03-1726-201x mengatur bahwa
tersebut adalah performance point dari kolom yang menyangga diskontinuitas
bangunan. Sedangkan NLTHA adalah dinding geser harus diberi faktor kuat
respon eksak dari bangunan akibat lebih. Hasil CSM dan NLTHA
percepatan tanah. Data percepatan tanah menunjukkan bahwa kolom yang telah
yang dipakai adalah data El-Centro 1940 diberi faktor kuat lebih tidak mengalami
yang diskalakan ke respon spektrum kelelehan yang menyebkan failure
Jakarta. bangunan. Ini berarti bahwa syarat faktor
kuat lebih RSNI 03-1726-201x cukup
ANALISIS DAN KESIMPULAN
2
untuk membuat kolom memiliki kinerja
yang baik saat performance point-nya.
Berdasarkan analisis-analisis yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
syarat dan peraturan RSNI 03-1726-201x
untuk ketidakberaturan pergeseran
melintang terhadap bidang cukup dan
mampu menjamin kinerja struktur dengan
standar kinerja yang baik. Sedangkan
untuk metode evaluasi kinerja struktur,
analisis diharuskan memakai NLTHA
karena CSM terbukti tidak cukup
konservatif dibandingkan dengan NLTHA.
REFERENSI