Jurnal Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Jurnal Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Hj. Henti Sugesti, S.Kp., M.Kep1, Jahidul Fikri Amrullah, M.Kep2 Veronika Natalia, S.Kep3
123
Program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung
Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung
ABSTRAK
Pendidikan dapat terwujud dengan melakukan proses pembelajaran yang diarahkan dengan cara
melakukan evaluasi hasil belajar. Salah satu tolak ukur dalam perwujudan belajar tersebut diperlukan
konsentrasi belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu lingkungan
fisik, guru, masyarakat, nutrisi sarapan pagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di SMP Negeri 45 Bandung. Jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 102 siswa, dengan teknik
total sampling sehingga diperoleh 102 responden. Instrumen pada penelitian ini menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi belajar 29,4% yaitu kurang, lingkungan fisik
kurang baik yaitu 82,4%, Hampir seluruhnya 98,0% siswa dipengaruhi oleh guru, sebagian besar
65,7% dipengaruhi oleh masyarakat yang tidak baik, asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi yaitu
57,8%. Saran pihak sekolah dapat mengembangkan potensi guru yang lebih displin terhadap
pembelajaran di kelas, sehingga anak dapat mempersiapkan diri untuk menerima materi pembelajaran
yang akan disampaikan dan dapat meningkatan konsentrasi belajar.
Education can be realized by making the learning process that is directed in a way to evaluate
learning outcomes. One embodiment of the benchmark in the study required the concentrations
studied. Factors that may affect the concentrations studied, namely the physical environment,
teachers, communities, nutritional breakfast. This study aims to describe factors that affect children's
learning concentration at SMP Negeri 45 Bandung. The type of this research descriptive with cross
sectional approach. The study population of 102 students, with a total sampling technique in order to
obtain 102 respondents. Instruments in this study using a questionnaire. The results showed that
29.4% of the concentrations studied less, poor physical environment that is 82.4%, 98.0% of students
almost entirely influenced by teachers, 65.7% largely influenced by people who are not good, not
nutrition breakfast is 57.8%. Suggestions school teachers can develop the potential of a more
disciplined towards learning in the classroom, so that children can prepare to receive teaching
materials that will be delivered and may increase the concentrations studied.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian Pelaksanaanya dari tes Concentration Grid
atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Exercise dengan tujuan untuk mengukur
Berdasarkan data yang diperoleh populasi tingkat konsentrasi belajar yaitu alat tulis
dalam penelitian ini adalah jumlah anak seperti pulpen, dan Stopwatch (menggunakan
SMPN 45 Bandung yaitu kelas 1 sebanyak 102 HP). Kemudian untuk melakukan tes ini
orang. diperlukan sebuah gambar yang memiliki 100
kotak yang memuat angka dari 0 sampai 100
Sampel secara acak. Para anak dikumpulkan secara
Sampling adalah suatu cara yang ditempuh bersama dengan ruangan terpisah jarak satu
dengan pengambilan sampel yang benar-benar meter. Instruksi yang diberikan berupa
sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian menghubungkan angka-angka tersebut secara
(Nursalam, 2014). Teknik pengambilan berurutan atau tersusun dari mulai 0 sampai
sampel dalam penelitian ini adalah total dengan 100 baik secara horizontal maupun
sampling. Total sampling adalah teknik vertikal dalam waktu satu menit. Anak hanya
pengambilan sampel dimana jumlah sampel perlu memberi tanda ceklis () pada kotak
sama dengan populasi (Sugiyono, 2014). angka yang mereka temukan secara berurut.
Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 102 Kegiatan ini dibantu oleh dua orang untuk
orang. melihat kejujuran anak dalam menceklis
kotak angka, sedangkan Stopwatch adalah
Instrumen penentuan waktu, bilamana waktu dalam 60
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang detik atau sudah selesai maka penceklisan
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen angka tersebut dihentikan yaitu 120 detik
yang digunakan dalam pengumpulan data peneliti mengumpulkan kembali dengan
kuantitatif dalam penelitian ini berupa jawaban seadanya, peneliti menentukan skor
kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah hasil tes yaitu hasil kotak angka yang berhasil
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang didapat secara berurutan dan tersusun dengan
digunakan untuk memperoleh informasi dari benar dan dinilai sebagai ketentuan berikut :
responden dalam arti laporan tentang
Uji Konten
Pada penelitian ini dilakukan uji konten atau
validitas isi artinya peneliti menanyakan item
pertanyaan kepada ahli tentang Kuesioner
Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Konsentrasi belajar pada anak Di 1. Nutrisi sarapan pagi yang
SMP Negeri 45 Bandung (n=102) mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Tabel 4.5 Nutrisi Sarapan Pagi yang
Konsentrasi Belajar f % mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di
Sangat Baik 4 3.9 SMP Negeri 45 Bandung (n=102)
Baik 20 19.6
Cukup 27 26.5 Nutrisi Sarapan Pagi f %
Kurang 30 29.4 Sarapan Pagi 43 42.2
Sangat Kurang 21 20.6 Tidak sarapan pagi 59 57.8
Tabel 4.1 terlihat bahwa konsentrasi belajar Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa
pada anak di SMP negeri 45 Bandung sebagian besar konsentrasi belajar pada anak
didapatkan dari 102 anak menunjukan dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak
sebagian besar 29,4% yaitu kurang. sarapan pagi yaitu 57,8%
sedangkan yang tidak cerdas mengalami tidak ada Pengaruh terhadap konsentrasi
perlambatan. Kurangnya kesempatan untuk belajar pada anak .
melakukan hubungan sosial dan belajar Menurut Supriadi (2015) menyatakan bahwa
bergaul secara baik dengan orang lain juga syarat lingkungan fisik yang baik yaitu itu
memperlambat perkembangan yang normal. adalah harus memiliki kepadatan Ruang kelas
Setelah anak memasuki sekolah dan memiliki kepadatan minimal 1,75 m2/anak
melakukan hubungan yang lebih banyak bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan
dengan anak lain dibandingkan dengan ketika ruang gerak yang cukup bagi anak-anak, selain
masa prasekolah, minat pada kegiatan itu kondisi kelas yang tidak terlalu padat
keluarga berkurang. Pada saat yang sama semakin memudahkan saat prosedur evakuasi
permainan yang bersifat individual darurat dilakukan, Tingkat kebisingan
menggantikan permainan kelompok (Hurlock, maksimal. Sebuah ruang belajar atau kelas
2012) yang dikatakan baik hanya diperbolehkan
Pada dasarnya konsentrasi merupakan memiliki tingkat kebisingan maksimal 45 dB.
kemampuan seseorang untuk mengendalikan Kebisingan ini setara dengan suara normal dari
kemauan, pikiran, dan perasaan. Melalui orang yang sedang mengobrol, kebisingan di
kemampuan tersebut, seseorang akan mampu atas 45 desibel dikhawatirkan akan
memusatkan sebagian besar perhatian pada mengganggu konsentrasi belajar anak .
objek yang dikehendaki. Pengendalian Menurut pandangan peneliti bahwa tidak ada
kemauan, pikiran, dan perasaan dapat tercapai Pengaruh yang signifikan terhadap
apabila seseorang mampu menikmati kegiatan konsentrasi belajar artinya lingkungan fisik
yang sedang dilakukan (Hakim, 2012), sudah memenuhi syarat yaitu memberikan
kenyamanan dan ruang gerak yang cukup bagi
Lingkungan Fisik yang mempengaruhi anak-anak untuk kegiatan belajar mengajar di
Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 lingkungan sekolah, selain itu pencahayaan
Bandung kelas cukup terang sehingga mereka tidak
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesulitan untuk belajar di sekolah.
sebagian besar 82,4% menunjukan lingkungan
fisik kurang baik terhadap konsentrasi belajar. Guru yang mempengaruhi Konsentrasi
Hal tersebut bahwa faktor lingkungan fisik Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung
lingkungan sekolah adalah kurang. Didapatkan hasil penelitian hampir seluruhnya
Tidak sejalan dengan hasil penelitian Wiguna 98,0% bahwa konsentrasi belajar pada siswa
(2016) menyatakan dari hasil penelitianya dipengaruhi oleh guru. Hal tersebut guru sudah
bahwa ada Pengaruh yang positif dan dapat memberikan perhatian kepada anak ,
signifikan antara lingkungan sekolah dengan sehingga jika ada anak yang mengalami
konsentrasi belajar Akhlak anak, semakin kesulitan dalam pelajaran guru mampu
baik lingkungan sekolah maka semakin baik menjawab pertanyaan anak mengenai materi
konsentrasi belajar Akhlak anak . Hal ini yang diajarkan dan anak tersebut mengerti
ditunjukkan dengan koefisien korelasi atas jawaban tersebut.
sebesar 0,590 sementara rtabel 5% sebesar Hasil penelitian Cahya (2014) menunjukan
0,972 maka dapat disimpulkan Ha diterima hasil penelitianya anak sebelum diberi
dan Ho ditolak. Angka sig. (2-tailed) layana bimbingan kelompok oleh guru
0,000<0.005 maka Ho ditolak, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
bisa dikatakan bahwa Pengaruh kedua konsentrasi belajar dibandingkan sesudah
variabel tersebut signifikan antara lingkungan dilakukan bimbingan kelompok oleh guru.
sekolah dengan konsentrasi belajar Akhlak Artinya faktor guru dapat mempengaruhi yang
anak kelas VIII. Adapun kontribusi signifikan terhadap konsentrasi belajar
lingkungan sekolah terhadap konsentrasi diketahui tingkat konsentrasi belajar
belajar akhlak anak adalah sebesar 34,8%. (47,33%), dan setelah diberi layanan
Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian bimbingan kelompok termasuk dalam
ini bahwa menunjukan dari beberapa jawaban kategori sedang (70,41%) Adanya
pertanyaan dari anak lingkungan fisik peningkatan sebesar 27,19%. Dan hasil uji
memiliki lingkungan sekolah bersih, rindang wilcoxon, menunjukkan bahwa nilai Zhitung
dan nyaman, sehingga faktor lingkungan fisik 0 < Ztabel 14, atau memiliki arti bahwa Ho
penelitian ditolak dan Ha penelitian
diterima, artinya konsentrasi belajar anak kemampuan integratif, antara yang satu
dapat ditingkatkan melalui layanan dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Ada
bimbingan kelompok. 2 peranan penting sebagai seorang guru
Hasil kuesioner yang didapatkan dari ialah sebagai seorang pendidik dan pengajar
penelitian ini yaitu guru mampu menjelaskan yang harus mampu membangun dan
setiap materi pelajaran yang diajarkan kepada menerapakan informasi pengetahuan dan
anak , sehingga anak tidak merasa kesulitan teknologi secara logis, kritis, kretif, dan
dengan materi yang guru ajarkan di sekolah, inovatif secara mandiri dengan menunjukan
sehingga guru memberi semangat belajar sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja
kepada anak dan kegiatan belajar sesuai untuk mendapatkan hasil yang terbaik
dengan jam pelajaran yang ditetapkan. dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Nugroho (2016) Guru dapat Pandangan peneliti terhadap penelitian ini
menimbulkan semangat belajar yang tinggi yaitu guru mata pelajaran di sekolah
dan dapat juga mengendorkan keinginan hendaknya dapat lebih memahami
belajar yang sungguh-sungguh. Anak yang bagaimana tingkat konsentrasi belajar para
baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan anak ketika kegiatan belajar berlangsung
memusatkan perhatian kepada bahan dan dapat memotivasi anak nya untuk aktif
pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya. dalam belajar, karena konsentrasi belajar anak
Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang di kelas dapat mempengaruhi kualitas proses
dapat menimbulkan pada diri anak rasa pembelajaran dan pemahaman anak
menggemari bahan yang diajarkannya terhadap pelajaran yang berpengaruh pada
sehingga tanpa disuruh pun anak banyak hasil belajar anak .
menambah pengetahuannya dibidang itu
dengan membaca buku-buku, majalah dan Masyarakat yang mempengaruhi
bahan cetak lainnya Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45
Terkait dengan faktor eksternal, bahwa Bandung
guru mempunyai peranan penting dalam Didapatkan hasil penelitian sebagian besar
mempengaruhi prestasi belajar anak . Tugas konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi
utama guru tentunya mendidik, mengajar, oleh masyarakat yang tidak baik yaitu 65,7%.
dan menyampaikan ilmu yang sesuai Hal tersebut dipengaruhi oleh masyarakat
dengan bidang kompetensinya. Dari hal lingkungan sekolah sekitar seperti masyarakat
tersebut maka proses pembelajaran dapat lingkungan sekolah sangat berisik dan dapat
dikatakan sangat penting atau tidak dapat menggangu konsentrasi belajar.
dipisahkan dengan prestasi belajar Sejalan dengan penelitian Haryatni (2014)
dikarenakan hampir sebagian ilmu yang menunjukan faktor lingkungan masyarakat
diserap dan diterima didapat anak melaui didapatkan sebesar (53.88%) dan uji chi
proses pembelajaran guru dikelas. square menunjukan terdapat Pengaruh yang
Bagaimana guru mengajar, mengelola kelas, signifikan antara faktor lingkungan
penggunaan media, dan pemahaman masyarakat terhadap konsentrasi belajar.
karakteristik anak merupakan hal yang Hasil kuesioner pada penelitian ini yaitu
penting dalam suatu proses pembelajaran di sebagian besar orang di mengatakan bahwa
kelas supaya materi dapat diterimadengan lingkungan masyarakat tidak membimbing
baik dan dipahami. Guru merupakan saya untuk berprestasi baik, sehingga sangat
elemen kunci dalam sistem memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
pendidikan,disebabkan guru merupakan titik keluarga orang tua anak dan sifat-sifat
sentral dalam pembaharuan dan peningkatan orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
mut pendidikan. pengelolaan keluarga, semuannya dapat
Peranan guru menurut Suparlan (2012), memberi dampak terhadap aktivitas belajar
status guru mempunyai implikasi terhadap anak . Pengaruh anatara masyarakat yang
peran dan fungsi yang menjadi tanggung harmonis akan membantu anak melakukan
jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan aktivitas belajar dengan baik.
peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, Menurut Nugroho (2016) Lingkungan sosial
antara kemampuan mendidik, membimbing, masyarakat yaitu kondisi lingkungan
mengajar, dan melatih. Keempat masyarakat tempat tinggal anak akan
kemampuan tersebut merupakan memengaruhi belajar anak . Lingkungan anak
yang kumuh, banyak pengangguran dan anak yaitu 57,8%. Anak tidak melakukan sarapan
terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas pagi di rumah hal tersebut dipengaruhi oleh
belajar anak , paling tidak anak kesulitan orang tua yang tidak selalu dan setiap saat
ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau tidak menyiapkan sarapan pagi di rumah
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan karena para orang tua tersebut sibuk dalam
belum dimilkinya. pekerjaan di luar rumah sehingga ia tidak
Kegiatan anak dalam masyarakat, yakni sempan untuk menyediakan sarapan pagi
kegiatan anak dalam masyarakat dapat untuk anaknya, dan anak lebih memilih jajan
menguntungkan terhadap perkembangan di luaran yaitu lingkungan sekolah.
pribadinya. Tetapi kalau kegiatan anak terlalu Sejalan dengan hasil penelitian Andriane
banyak maka akan terganggu belajarnya, (2016) tentang Pengaruh Kebiasaan Sarapan
karena ia tidak bisa mengatur waktu. Media dengan Prestasi Belajar pada Anak Kelas 4
Massa, yang dimaksud dalam media massa dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung Tahun 2016.
adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, buku- Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
buku, komik. Dan lain-lain. Media massa yang terdapat Pengaruh yang signifikan (p<0,05)
baik akan memberi pengaruh yang baik antara kebiasaan sarapan dengan prestasi
terhadap anak dan juga terhadap belajarnya. belajar.
Sebaliknya media massa yang jelek juga Tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
berpengaruh jelek terhadap anak . Selain itu telah dilakukan oleh Ismanto (2016) hasil
pengaruh dari teman bergaul anak lebih cepat penelitianya menyatakan tidak ada Pengaruh
masuk dalam jiwanya. Teman yang baik antara pengetahuan sarapan pagi dengan
membawa kebaikan, seperti membawa belajar prestasi belajar anak, dengan pengetahuan
bersama, dan teman pergaulan yang kurang sarapan pagi berada pada kategori baik dan
baik adalah yang suka begadang, pecandu memiliki prestasi belajar baik
rokok, minum-minum maka berpengaruh sifat Menurut Kemenkes RI (2015) Kebiasaan
buruk juga. sarapan merupakan asupan nutrisi yang dapat
Bentuk kehidupan masyarakat, yakni apabila mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu
kehidupan masyarakat yang terdiri dari orang- hendaknya di pertahankan dalam setiap orang.
orang berpendidikan, terutama anak-anaknya Makan pagi dapat menyumbang seperempat
rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik. dari kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak 500 kalori dengan 8-9 gram protein. Kebiasaan
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan makan pagi termasuk dalam dasar gizi
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan seimbang. Bagi anak di SMP makan pagi
berpengaruh jelek kepada anak yang berada dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan
dilingkungan itu (Sugihartono, 2013) mudah menyerap pelajaran sehingga
Pandangan peneliti apabila dalam kehidupan meningkatkan Konsentrasi Belajar
masyarakat yang terdiri dari orang-orang (Kemenkes, 2015).
berpendidikan, terutama anak-anaknya rata- Hasil kuesioner didapatkan dari jawaban
rata bersekolah tinggi dan moralnya baik anak responden paling banyak jawaban yang tidak
dalam lingkunganya akan berpengaruh fositif artinya anak tidak melakukan sarapan pagi di
terhadap konsentrasi belajar, akan tetapi pada rumah sebelum berangkat sekolah, rata-rata
masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak anak melakukan sarapan jam 10.00 waktu
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan istihat belajar.
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan Menurut pandangan peneliti bahwa kebiasaan
berpengaruh negatif terhadap kepada anak sarapan seseorang mempunyai pengaruh
sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi terhadap prestasi belajar yang akan didapat,
belajar menjadi kurang fokus terhadap karena sarapan menyediakan energi yang
pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. dibutuhkan dalam kegiatan belajar. Sarapan
dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat,
Nutrisi Sarapan Pagi yang mempengaruhi dan kemampuan memecahkan masalah dalam
Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 proses belajar yang pada akhirnya akan
Bandung mempengaruhi prestasi belajar.
Didapatkan hasil penelitian sebagian besar
konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi
oleh asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi