Anda di halaman 1dari 10

SAB

(Satuan Acara Bermain)

TERAPI KREATIVITAS SENI PLASTISIN

OLEH:
MAHASISWA PROFESI NERS UNIV. BRAWIJAYA

TIM PKRS RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR


MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI KREATIVITAS SENI PLASTISIN

Pada tanggal 22 Maret 2019 di R. 7B RSUD dr.Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh:

MAHASISWA PROFESI NERS UNIV. BRAWIJAYA

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing Klinik

___________________________________
SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain


Sub Pokok Bahasan : Terapi Kreativitas Seni Plastisin
Sasaran : Anak dari Usia Prasekolah Di Ruang 7B RSSA
Pelaksana : Mahasiswa profesi ners UB
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 22 Maret 2019, Pukul 10.00
Tempat : Ruang Bermain 7B RSSA Malang

1. Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain dan dunia untuk mengembangkan diri serta
untuk mengenal dunia sekitarnya. Dalam bermain anak-anak tidak hanya sekedar
unttuk mengisi waktu yang ada, tetapi kegiatan tersebut sangat penting bagi anak-
anak seperti kebutuhan anak anak yang lainseperti:makan, minum, perawatan,
cinta kasih dari orang tua. Anak memerlukan berbagai variasi dalam bermain
untuk menjaga kesehatannya baik fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Melalui bermain anak tidak hanya menstimuli otot, otak dan pergaulannya dengan
sesama.
Dalam keadaan sakit dan dirawat di RS, bermain diperlukan untuk
melanjutkan pertumbuhan dan perkembangannya, dengan bermain anak dapat
tetap mengembangkan kreativitas serta supaya anak dapat beradaptasi lebih
efektif terhadap stress.
Untuk memfasilitasi kebutuhan anak tersebut diperlukan peran dari perawat
untuk memberikan aktifitas bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap
perkembangan dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.

2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 30 menit diharapkan
kreativitas anak-anak berkembang baik dan dapat membantu mengurangi
tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat
hospitalisasi dengan membuat kreasi dari bahan plastisin buatan sendiri.

b. Tujuan Instruksional Khusus


 Anak dapat meningkatkan kemampuan berimajinasi melalui terapi
bermain dengan membentuk plastisin sesuai dengan minat dan kreasi
anak.
 Anak dapat mengembangkan kemampuan mengatur motorik kasar dan
halus.
 Anak lebih dekat dengan perawat dan teman sebayanya sehingga tidak
merasa terisolir

3. Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam terapi bermain adalah anak yang sedang
menjalani perawatan di ruang 7B khususnya di kelas III RSSA Malang, dengan
kriteria :
 Dimulai dari anak usia prasekolah
 Anak laki-laki maupun perempuan
 Tidak sedang menjalani bedrest
 Tidak menderita penyakit menular
 Kondisi cukup baik

4. Metode Bermain
Pelaksanaan terapi bermain ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit dan
dibagi dalam 3 fase yaitu :
 Fase Perkenalan (5 menit)
Pada fase ini setelah anak-anak terkumpul, terlebih dahulu terapis
memperkenalkan diri pada anggota yang dilanjutkan dengan perkenalan oleh
para anggota.
 Fase Kerja (20 menit)
 Leader membantu membuka dan menutup terapi kreativitas
 Fasilitator memberi pengarahan dan mempraktekkan cara bermain di
depan anak-anak.
 Cara Bermain:
 Gambar dan peralatan membuat topeng (kertas, tali karet dan pensil
warna) dipersiapkan untuk anak-anak
 Tiap fasilitator membawa gunting yang akan digunakan untuk
memberikan lubang mata dan pengikat
 Lalu anak dibimbing untuk mewarnai gambar hewan yang sudah dipilih
 Jika gambar telah selesai diwarnai, kertas penyangga mulai
ditempelkan pada kertas gambar yang diwarnai
 Fasilitator mengecek pemasangan kertas penyangga kemudian
menempelkan isolasi pada bagian terluar untuk lubang tali karet
 Fasilitator memberikan lubang pada mata dan tempat masuk tali karet
 Fasilitator mengarahkan anak-anak untuk memasukkan tali karet ke
dalam lubang tali karet
 Permainan selesai sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
 Masing-masing anak diberi reward berupa hadiah.
 Fase Terminasi
Pada fase ini terapis menanyakan bagaimana perasaan anak setelah
kegiatan bermain selesai. Kemudian sebagai penghargaan masing – masing
anak baik yang menyelesaikan permainan atau tidak diberikan hadiah yang
sama. Kemudian acara ditutup dengan berjabat tangan antar perserta lalu
dengan terapis. Setelah acara bermain selesai terapis membawa kembali
peserta kepada keluarga dan mengucapkan terima kasih.

5. Media

 Sepotong lilin(plastilin) yang berukuran besar

 Tempat untuk lilin (baki)

 Celemek plastik

 Sepotong kawat untuk memotong lilin

 Tempat mencuci tangan

6. Kriteria Evaluasi
 Kemampuan untuk memperkenalkan diri dengan terbuka tanpa rasa malu
 Kemampuan peserta dalam berinteraksi denga teman sebayanya dan terapis
saat bermain
 Kemampuan peserta untuk mengikuti aturan selama permainan berlangsung
 Perasaan peserta setelah terapi bermain selesai

7. Skema Terapi Bermain


a. Deskripsi tugas Terapis
Leader
 Memimpin jalannya acara bermain
 Membuka perkenalan
 Membuat dan mengatur setting tempat dan waktu
 Menutup kegiatan bermain
Fasilitator
 Mendampingi / membantu peserta dalam bermain
Observer
 Mengobservasi jalannya acara permainan
 Memberikan sekilas penilaian
 Memberikan kritik dan saran setelah acara selesai
 Mengevaluasi dan memberikan feedback pada leader
b. Setting Tempat

F F

F F

Keterangan :
Leader : Mahasiswa Universitas Brawijaya
Fasilitator : Mahasiswa Universitas Brawijaya
Observer : Mahasiswa Universitas Brawijaya
MATERI BERMAIN PLASTISIN
1. Pengertian
Plastisin adalah bahan terbaik yang digunakan untuk belajar dengan anak-
anak karena plastisin dapat digunakan untuk mengajak dan untuk terapi.
Kebanyakan anak-anak menemukan bahwa teksture dari plastisin itu sendiri yang
menyenangkan untuk di sentuh dan di manipulasi atau dirubah. Ini amatlah
mudah untuk membentuk sesuatu dengan plastisin dan merubahnya menjadi
bentuk, ukuran, dan tampilan yang lain. Kebanyakan anak-anak telah siap
memakai plastisin dan mereka asik dalam perasaan, memukul-mukul plastisin,
menekan plastisin, melumpuri plastisin, dan memotong plastisin. Mereka
memperoleh tentang pengalaman yang menyenangkan, memuaskan.
Kebanyakan, plastisin hampir seperti perluasan dari anak-anak, seperti sudah
menjadi bagian dari mereka.
Plastisin memungkinkan anak untuk menjadi kreatif. Selama aktivitas
kreatifnya, dari dalam emosi anak memungkinkan untuk muncul dan mengalami
sesuatu yang jelas dari aktivitas tersebut. Plastisin membolehkan anak untuk
mengekspresikan emosinya : seorang anak mungkin dengan tenang membanting
plastisin, atau dengan agresif memukul plastisin, atau menarik plastisin sehingga
terpisah seperti sedang frustasi. Emosi-emosi demikian yang mana seorang anak
sedang memegang plastisin, mungkin dijelaskan dari sisi terluar, dan dengan efek
pencuci perut. Karena potongan plastisin ini membuat plastisin lebih mudah untuk
mengubah menjadi potongan yang baru, medium ini mengajak anak untuk
melanjutkan belajar mereka dengan mengembangkan tema-tema yang ada dan
menjelajahi atau mengembangkan tema-tema yang baru.
Plastisin adalah bahan tiga dimensi. Ini membolehkan anak untuk memiliki
kebebasan untuk berkreativitas yang lebih daripada ketika mereka dengan dua
dimensi seperti melukis atau ketika menggambar. Dengan plastisin, anak dengan
bebas dapat menciptakan potongan-potongan plastisin menjadi hali yang
realistis, imajinasi atau simbolik. Contohnya misal seperti, seorang anak
menciptakan potongan plastisin tersebut menjadi replica monster. Potongan ini,
mewakili monster, terlihat nyata, dan terlihat seperti binatang, atau dapat terlihat
seperti tokoh fantasi, atau mungkin potongan itu merupakan suatu symbol yang
khusus, atau bahkan mungkin hanya potongan yang dibentuk kasar.
Belajar dengan plastisin bisa mendapatkan balasan yang khusus untuk anak-
anak yang mana mereka merasakan tidak mencukupi tentang kemampuan
kreativitas mereka, karena plastisin merupakan bahan yang dapat digunakan
dengan kemampuan yang kecil ini memiliki kemungkinan kegagalan yang kecil.
Konselor tidak memerlukan untuk membantu harapan-harapan atau peraturan-
peraturan, sehingga anak dapat merasakan kebebasan untuk mengekspresikan
kondisinya saat itu dengan bentuk pengalaman-pengalaman dari dalam tanpa
pengendalian yang tida diperlukan.
Karena plastisin merangsang indera peraba dan kinestetik, ini membolehkan
anak-anak yang tertutup atau pendiam mengenai pengalaman sensorik dan
emosinya dengan cara memainkan plastisin-plastisin itu lagi. Seperti anak-anak
dengan menjadi digunakan sepenuhnya dalam belajar dengan plastisin, dengan
sensitive bertambahnya reaksi kinestetiknya mungkin itu merupakan hasil yang
bermanfaat yaitu ungkapan emosi. Konselor bias mengharapkan untuk melihat
tingkah laku seperti membayangkan proses yang ada dalam diri anak-anak.
Konselor membutuhkan observasi mengenai respon non verbal dan verbal dari
anak-anak, dan juga merespon pada mereka dengan menggunakan sikap atau
cara-cara konseling yang tepat.

2. Bahan-bahan yang digunakan ketika menggunakan plastisin


Lembut, empuk, itulah plastisin yang cocok untuk digunakan. Ini penting
bahwa plastisin janganlah terlalu lembek/basah atau lengket, karena jika demikian,
maka belajar dengan plastisin itu akan tidak menyenangkan. Plastisin biasa di beli
dalam bentuk balokan/ kotak-kotak, dengan ukuran sekitar 30 cm, 20 cm, atau 10
cm, dari toko yang menjual.
Kita sebaiknya belajar dengan plastisin di lantai, daripada di bangku/meja,
sehingga anak bisa dengan mudah menikmati bermain dengan plastisin, mereka
bisa dengan mudah berpindah-pindah. Anak-anak dapat bermain dengan plastisin
di lantai vinyl, tetapi setelah itu lantai harus dibersihkan. Biasanya kita bermain
pada tempat plastisin, yang mana dapat dilipat setelah digunakan dan dibersihkan.
Tempat bermain plastisin ini sebaiknya berukuran yang cukup luas untuk mampu
menyediakan ruang bermain, dan memiliki ruang untuk anak dan konselor untuk
duduk dengan nyaman.
Sepotong kawat yang tipis atau kail pancing, kira-kira panjangnya 40 cm,
dengan gagang dari kayu yang ditaruh di setiap ujung, ini digunakan untuk
memotong plastisin menjadi potongan-potongan plastisin yang lebih kecil. Jika
menggunakan pisau cutter, plastisin dapat dengan mudah dipisahkan menjadi
potongan yang lebih kecil. Kadang-kadang bisa menggunakan peralatan untuk
memahat/membentuk plastisin menjadi bentuk sesuatu, misalnya dengan cara
memasukkan spatula yang terbuat dari kayu, penghapus lukisan yang kaku,
sendok dan garpu dari plastic. Per/ penekan untuk membentuk plastisin tersebut
menjadi sesuatu yang bernilai.
Plastisin yang telah kering sebelum digunakan, diistimewakan dalam ruang
dimana ruang itu ada untuk memanaskan, AC, atau kipas angin. Untuk mencegah
dari hal yang tidak diharapkan, semangkok air, dengan spons yang bisa menyerap
dan menetes dari plastisin, ini diperlukan untuk menjaga agar plastisin tetap basah.
Beberapa anak-anak menjadi khawatir karena plastisin itu morat-marit. Unutk
mengatasi masalah ini, kita menyediakan celemek plastic, dan tempat cuci tangan
yang ada air mengalirnya.

3. Manfaat yang diperoleh dari bermain dengan plastisin


Meminta anak-anak untuk membuat potongan-potongan plastisin mejadi
symbol atau replica orang penting, benda-benda, perasaan-perasaan, atau hal-hal
tentang kehidupan anak-anak, memberikan anak-anak kesempatan untuk
menceritakan tentang pengalamannya. Ketika anak bercerita, konselor dapat
menggunakan teknik konseling untuk membantu anak dan menyelidiki
hubungannya, memahami tentang kejadian lampau yang terjadi pada anak, dan
juga mengembangkan wawasan anak-anak.
Karena plastisin membolehkan anak-anak untuk berekspresi sepuasnya yang
mana merupakan proses internal dimana terjadi seperti apa yang anak ceritakan,
ini menyediakan suatu penghubung atau jembatan, sambungan proses dari dalam
antara anak dengan konselor, dan membolehkan counselor untuk berbagi secara
dekat seperti teman karib mengenai cerita anak tersebut. Demikian, konselor
memiliki kesempatan untuk mendukung anak untuk mengekspresikan emosinya
dan tentang hal-hal yang terjadi.
Manfaat plastisin secara khusus yaitu untuk menolong anak tentang apa yang
dirasakan, sedikit meninggalkan mengenai yang ditahan/tertahan. Proyek ini
terjadi seperti anak berperan di luar kendali emosinya. Contohnya, seorang anak
dapat memukul plastisin, atau mengalus atau menggulung-gulung plastisin. Dari
hal yang terjadi, konselor dapat membantu anak untuk mengenali dan merasakan
perasaan yang dialami oleh anak melalui ekspresi fisiknya.
Plastisin sangat bermanfaat ketika bermain dengan anak-anak dalam
kelompok. Dalam kondisi berkelompok, anak-anak bisa saling mendukung untuk
berinteraksi dengan yang lainnya sama seperti mereka bermain dengan plastisin
dan memperoleh wawasan dan pemahaman mengenai anak-anak yang lainnya
dalam kelompok, berbagi tentang pengalaman. Saling berbagi ini dapat
menambah rasa individu setiap anak termasuk kelompok. Bermain plastisin dapat
digunakan untuk menolong anak-anak untuk menemukan konsekuensi dari setiap
tingkah laku mereka ketika dalam kelompok. Dapat disimpulkan, bahwa hal
terpenting yang didapat ketika bermain dengan menggunakan plastisin dapat
dimasukkan dalam daftar di bawah ini.
a. Hal-hal yang bisa diperoleh dari bermain dengan plastisin secara individu dan
dalam kelompok yaitu :
o Membantu anak untuk menceritakan dan berbagi tentang ceritanya
dengan menggunakan plastisin sebagai ilustrasi dalam ceritanya
o Memungkinkan anak untuk memikirkan tentang rencana yang
mengandung perasaan-perasaan lewat plastisin sehingga mereka bisa
merasa diakui dan memiliki
o Membantu anak untuk mengenali dan mengetahui hal-hal yang sedang
terjadi
o Membantu anak untuk menyelidiki hubungan dan untuk mengembangkan
wawasan ke dalam hubungan dengan orang lain
o Memungkinkan anak memperoleh pengalaman dan kepuasan dalam
pemenuhan tugas kreativitas
b. Hal-hal yang bisa diperoleh dari bermain dengan plastisin dalam kelompok :
 Membantu anak memperoleh wawasan dan memahami dengan yang
lainnya
 Dapat menambah rasa individu setiap anak termasuk kelompok
 Membantu anak untuk menemukan konsekuensi dari tingkah laku setiap
anak ketika di dalam kelompok.

Anda mungkin juga menyukai