Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan


menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium.

Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang


tumbuh dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang
berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti


oleh karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista
ovarium memiliki sifat yang jinak (80-84%).

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko


pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol
dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko
terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.

Terdapat variasi dengan luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata


tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di
Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per
100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah
kista fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium didiagnosa pada
kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Ovarium

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,
dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.

Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya


pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat
dengan tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan
tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan


ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua
ligamentum berasal dari gubernakulum.

2
2.2 Definisi

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum


diketahui. Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi
cairan. Pada wanita organ yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.

2.3 Sifat kista

1. Kista Fisiologis

Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya


berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran
dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan
dalam 3 bulan akan hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu
operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi
perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.

Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi
karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak
menimbulkan nyeri pada saat haid.

3
2. Kista Patologis (Kanker Ovarium)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya
bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi
metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini
disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia
belum diketahui dengan pasti.

Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang
tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala
seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan.
Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut
yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup
besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan
melalui proses laparoskopi.

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai
saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.

Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan


dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya
berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan
solid dan dapat bersifat ganas.

2.4 Jenis kista

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua


macam, yaitu kista non-neoplastik dan kista neoplastik.

4
Kista ovarium non neoplastik

a. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel. Bisa didapatkan satu kista atau
beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 cm.

Dalam menangani tumor ovarium, timbul persoalan apakah tumor


yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter
tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel
dalam 2 bulan akan hilang sendiri.

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung
estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH ( folikel stimulating
hormone) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui saat menopause
berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm); berasal dari
folikel ovarium yang gagal mengalami involusi. Dapat multipel dan bilateral.
Biasanya asimtomatik.

Kista Folikel

5
b. Kista korpus lutein

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan


menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan
mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang terjadi di
dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat
karena darah tua.

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran


yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-
sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.

Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri.


Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,
kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

Kista Korpus Luteum

c. Kista teka lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan


mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat
pengaruh hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung


telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh

6
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti


jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari pertumbuhan indung
telur, serta terapi hormon.

Kista Teka Lutein

d. Kista inklusi germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian - bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia
lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan
ovarium dan isinya cairan jernih dan serous.

Kista Inklusi Germinal

7
e. Kista endometrium

Kista ini merupakan endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat


proliferasi dari sel yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang
merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi.

Neoplastik jinak

1. Kistik:

a. Kistoma ovari simpleks

Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya


bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.

Terapinya terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan


tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

b. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya jenis ini tak


mencapai ukuran yang sangat besar, di bandingkan dengan
kistadenoma muscinosum. Pertumbuhan menjadi ganas apabila di
temukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel. Secara mikroskopik di golongkan
dalam kelompok tumor ganas.

8
c. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor belum diketahui dengan pasti. Menurut meyer, berasal dari
teratoma dimana di dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen-elemen lain.

Umumnya berbentuk multilokuler, ukurannya dapat mencapai ukuran


yang amat besar.

d. Kista endometroid

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu


haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak
dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat
peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah
haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini
bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.

e. Kista dermoid

9
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian
tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista
dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala.
Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah.

2. Solid:

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya
berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai
jenis.

a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma
d. Papiloma
e. Angioma
f. Limfangioma
g. Tumor brenner

2.5 Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan


pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista
ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.

10
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya

b. Siklus menstruasi yang tidak teratur

c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

d. Menstruasi dini

e. Tingkat kesuburan

2.6 Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graaf. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
bertahap akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses
ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa
folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut
dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin


atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.

11
Kista neoplastik dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.

2.7 Tanda dan gejala

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala


dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;

a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut;

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga
perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

12
2.8. Diagnosis

a. Anamnesa

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak


tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium
yang kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau
tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika
kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut.
Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman,
gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih
sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus


terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang
sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada
penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu
makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan hormon.
Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat
terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.

Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari


hirsutism, inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat
ditemukan penurunan berat badan yang drastis.

b. Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada
wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini
adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi
sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan
massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat

13
juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral,
ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan
ascites yang pasif.

c. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium

Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer


antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel
ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35
U/ml adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien
dengan karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan
meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.

b. Laparoskopi

Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat-
sifat tumor.

c. Ultrasonografi

Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga
perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang
utama untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular,
dindingnya tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal
echo. Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista
fungsioal, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista
inklusi.

Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke


dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista
neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan
hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat
memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis.
Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG
transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa
yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini

14
memerlukan kandung kemih yang penuh.

d. MRI

MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan,


dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik.

e. CT Scan

Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang


baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk
mengidentifikasi organ intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus
keganasan ovarium.

f. Parasentesis

Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.

g. Tes kehamilan

Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu
pada anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada
pemeriksaan fisik:

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm


2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau
mengisi kavum douglasi
3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

2.9. Komplikasi

1. Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit, berangsur - angsur


menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik yang
minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan nyeri
perut mendadak.

2. Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan melalui
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale. Robekan

15
dinding kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu
jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan
serosa, rasa nyeri akbat robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi
hemoragi yang timbul secara akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus
menerus dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda-tanda abdomen akut.

3. Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen, seperti
appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Perubahan keganasan dapat
terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista denoma ovarii derosum,
kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid. Sindroma Meigs ditemukan
pada 40% dari kasus fibroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai asites dan
hidrotoraks.

2.10. Penatalaksanaan

1. Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi


dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak
melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang.

2. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba. Seluruh
jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperiksa.

3. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.


Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang
berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman
untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan
USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang
dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.

4. Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih
besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunanan pada pasien
dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan

16
keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan
dan panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien
yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa
mendatang.

5. Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita


postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari
35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi
dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik.
Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium
kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan
riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.

6. Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radiasi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat
sitostatika seperti agents alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan
antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah
penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan
sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.

2.11. Pognosis

1. Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh
di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian
disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium
saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.

2. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel


granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma
sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan
prognosis yang buruk.

17
BAB III

KESIMPULAN

Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang


berasal dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur
menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa literatur lain memisahkan
antara tumor dengan kista. Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam
berisi cairan seperti balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering
terjadi kista adalah ovarium. Berdasarkan sifat kista dapat bersifat fisiologis dan
patolgis. Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kista non-neoplastik dan kista neoplastik. Pemeriksaan untuk kista dapat di
lakukan dengan USG dan dengan Laparoskopi. Penatalaksanaan pada tumor
ovarium adalah operasi. Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu
screening USG umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik
dengan gejala maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan
patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut. Prognosis
kista jinak sangat baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin


A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011: 13-
14

2. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin


A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011:
279-92.

3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:


Media Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference, Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last Update October 3, 2016. Accessed on April 27, 2017.
5. Medscape Reference, Ovarian
Cysthttp://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0101, Last
Update August 19, 2016. Accessed on April 27, 2017.

19

Anda mungkin juga menyukai