Anda di halaman 1dari 18

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci, Juni 2014
Nomor : B/ / VI / 2014 / Reskrim
Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Laporan penyelidikan penanganan kasus
Penganiayaan a.n. AVELIUS HALAWA Kepada :

Yth. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH


RIAU

di

Pekanbaru

1. Rujukan :

a. Surat Kapolda Riau nomor : R / 313 / VI / 2014 / Itwasda tanggal 4 Juni 2014, perihal tindak
lanjut penjelasan kasus penganiayaan sdr. AVELIUS HALAWA yang diduga dilakukan oleh 4
(empat) orang security PT. RAPP.
b. Surat Komnas HAM RI no. : 601 / K / PMT / IV / 2014 tanggal 21 April 2014 perihal
permintaan penjelasan kasus penganiayaan sdr. AVELIUS HALAWA.
c. Surat pengaduan sdr. HENDRA kepada Kapolres Pelalawan tanggal 2 Oktober 2013, perihal
dugaan terjadinya tindak pidana penganiayaan yang terjadi pada sdr. AVELIUS HALAWA.
b. Surat Perintah Penyelidikan Nomor : Sprin. P / 54 / X / 2013 / Reskrim tanggal 2 Oktober
2013.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, bersama ini dengan hormat dilaporkan kepada
Jenderal sebagai berikut :

a. Bahwa atas pengaduan tersebut telah dilakukan tindakan kepolisian berupa melakukan
interogasi terhadap saksi- saksi, antara lain :

1) OTOMOSI LAIA Als AMA POPPY.


2) AVELIUS HALAWA.
3) ARGO WIRA SETIA Als ARGO Bin IMAM, (Security PT. SGI).
4) RYAN SAPUTRA Als RYAN Bin SUGIARTO, (Security PT. SGI).
5) RAJALI SILALAHI Als JALI , (Security PT. SGI).
6) ILHAM MAMAD YANI Als MAMAD Bin JASMI, (Security PT. SGI).
7) RAJALI SILALAHI Als JALI.

b. Telah dilakukan pemeriksaan lokasi dugaan tempat kejadian perkara.

c. Telah dimintakan Visum et Repertum an. AVELIUS HALAWA.

3. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada Jenderal, bersama ini turut dilampirkan
laporan hasil penyelidikan penanganan perkara penganiayaan dimaksud berikut sket TKP nya
guna memberikan arahan dan petunjuk lebih lanjut kepada penyidik.

4. Demikian untuk menjadi periksa.

KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN

Tembusan : A. SUPRIYADI, SIK, MH


1. Irwasda Polda Riau AKBP NRP 72060515
2. Dir Reskrimum Polda Riau
3. Kabid Propam Polda Riau
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci

LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN PENANGANAN PERKARA


DUGAAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN A.n. AVELIUS HALAWA
YANG TEJADI PADA HARI RABU TANGGAL 2 OKTOBER 2013
DI JALAN LINGKAR PANGKALAN KERINCI

I. DASAR

a. Surat pengaduan sdr. HENDRA kepada Kapolres Pelalawan tanggal 2 Oktober 2013, perihal
dugaan terjadinya tindak pidana penganiayaan yang terjadi pada sdr. AVELIUS HALAWA
pada hari Rabu tanggal 2 Oktober 2013 sekitar jam 05.30 wib di belakang rumah sdr.
OTOMOSI LAIA Als AMA POPPY yang terletak di Jalan Lingkar Pangkalan Kerinci.

b. Surat Perintah Penyelidikan Nomor : Sprin. P / 54 / X / 2013 / Reskrim tanggal 2 Oktober


2013.

II. FAKTA - FAKTA

a. Pemeriksaan tempat kejadian perkara :

- Bahwa rumah OTOMOSI LAIA Als Ama POPPY terletak di Jalan Lingkar Pangkalan Kerinci
dan tepat dibelakang rumah berjarak + 3 meter tersebut terdapat pagar pembatas
dengan areal PT. RAPP yang terbuat dari tembok, tinggi + 5 meter namun terdapat
lobang berukuran 2 X 1 meter yang diduga sengaja dibobol untuk dapat masuk kedalam
areal PT. RAPP.

- Bahwa tepat dibelakang pagar tembok pembatas tersebut terdapat kanal / parit dengan
ukuran lebar 5 meter dengan kedalaman 3 meter dan setelah kanal tersebut adalah
areal hutan akasia PT. RAPP).

- Jarak antara rumah OTOMOSI LAIA dengan hutan akasia PT. RAPP yang berada
dibelakang rumah OTOMOSI LAIA Als Ama POPPY berjarak + 10 meter dan berjarak +
25 m dengan jalan Lingkar Kec. Pangkalan Kerinci.

- Jarak antara pagar tembok tersebut keareal CRW (lokasi penumpukan besi milik PT.
RAPP) + 1 kilometer yang dapat ditempuh dengan cara berjalan kaki melewati hutan
akasia dan melompati 3 (tiga) buah kanal lainnya.

- Bahwa dilokasi CRW tersebut terdapat 1 (satu) buah pos security yang berjarak + 400
meter dengan kanal terdekat dengan areal CRW dan dibatasi dengan areal semak
belukar yang tanahnya tidak datar / susah ditempuh dengan berjalan kaki.

- Bahwa disekitar belakang rumah OTOMOSI LAIA Als AMA POPPY (sebelum pagar
tembok) dan areal PT. RAPP (setelah menyeberangi pagar tembok) tidak ada ditemukan
bercak darah dan benda benda keras lainnya yang diduga untuk melakukan
penganiayaan.

b. Hasil interogasi saksi saksi, antara lain :

1) HENDRA, lahir di Nias pada tanggal 10 Mei 1992, alamat Jalan Lingkar Pangkalan
Kerinci kab. Pelalawan, yang menerangkan :

- Pada waktu kejadian, saksi sedang dalam keadaan tidur dirumah ama POPPY tiba
tiba dibangunkan oleh ina POPPY dan mengatakan AVELIUS dianiaya dan bersama
ina POPPY keluar dari rumah dan melihat AVELIUS sudah berada diatas becak untuk
dibawa kerumah sakit Selasih.

- Saksi tidak mengetahui siapa sebenarnya yang melakukan penganiayaan tersebut


dan berapa orang yang melakukan penganiayaan serta alat apa yang digunakan
untuk melakukan penganiayaan tersebut.

2) OTOMOSI LAIA Als AMA POPPY, lahir di Nias pada tanggal 14 Oktober 1981, alamat
Jalan Lingkar Pangkalan Kerinci kab. Pelalawan, yang menerangkan :

- Pada waktu kejadian, saksi tidak berada dirumah karena sedang bekerja di Kec.
Teluk Meranti bersama dengan teman teman suku Nias lainnya dan baru ..
/_ mengetahui .....
-2-

mengetahui kejadian penganiayaan terhadap AVELIUS HALAWA setelah


diberitahukan istri saksi pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2013 setelah saksi
pulang kerumah namun saksi tidak mengetahui siapa yang melakukan penganiayaan
tersebut.

2) AVELIUS HALAWA, lahir di Nias pada tanggal 30 mei 1989, alamat Rumah ama POPPY
di Jalan Lingkar Pangkalan Kerinci kab. Pelalawan, yang menerangkan :

- Pada hari Rabu tanggal 2 Oktober 2013 sekitar jam 05.30 Wib, saksi sedang berada
dirumah Ama POPPY tiba tiba mendengar ada suara lemparan batu keatap rumah,
kemudian saksi keluar dari rumah dan menuju kebelakang rumah dan melihat 3
(tiga) orang security PT. RAPP sudah berada dibelakang rumah, selanjutnya Saksi
bertanya PAK, KENAPA LEMPAR LEMPAR RUMAH kemudian security mengatakan
KAU MALING YA dan dijawab Saksi BUKAN PAK.

- Kemudian saksi dipukuli oleh secutiry dengan menggunakan besi dan tongkat T
yang mengenai dagu dan kepala korban dan penganiayaan tersebut terjadi didalam
pagar PT. RAPP serta tidak ada orang yang mengetahuinya namun setelah saksi
berteriak minta tolong, kemudian datang teman saksi bernama MARTINUS dan saksi
tidak mengetahui lagi kejadian itu karena setelah sadar saksi sudah berada dirumah
sakit.
-
3) ARGO WIRA SETIA (Security PT. SGI / RAPP), lahir di Rantau Prapat tanggal 4
Oktober 1986, alamat Perum Mutiara Kerinci Indah SP 6 Kec. Pangkalan Kerinci Kab.
Pelalawan.

4) RYAN SAPUTRA (Security PT. SGI / RAPP), lahir di Pekanbaru pada tanggal 16
Desember 1988, alamat Perum BLP Jalan Manggaraja Pangkalan Kerinci.

5) RAJALI SILALAHI (Security PT. SGI / RAPP), lahir di Pematang Siantar pada tanggal 4
November 1988, alamat Komp. PT. RAPP Town Site I Pangkalan Kerinci.

6) ILHAM MAMAD YANI (Security PT. SGI / RAPP), lahir di Jambi pada tanggal 4
November 1988, alamat Desa Sering Kec. Pelalawan.

Masing masing menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa saksi melaksanakan tugas dilokasi CRW (tempat pengumpulan besi besi
milik PT. RAPP) dari hari Selasa tanggal 1 Oktober 2013 jam 19.00 Wib sampai
dengan hari Selasa tanggal 2 Oktober 2013 jam 07.00 Wib.

- Pada hari Selasa tanggal 2 oktober 2013 sekitar jam 04.30 Wib, saksi melihat ada
sekelopok orang berjumlah + 7 (tujuh) orang masuk keareal CRW untuk mengambil
besi milik PT. RAPP, namun dikarenakan hari hujan deras, saksi saksi kemudian
hanya meneriaki MALING kemudian kelompok orang tersebut melarikan diri dan
meninggalkan lokasi tersebut dan tidak ada kembali lagi dan saksi saksi tidak ada
melakukan pengejaran terhadap orang orang tersebut.

- Sekitar jam 06.00 Wib dan dikarenakan hari sudah mulai terang (hujan masih
deras), kemudian saksi saksi meninggalkan pos CRW menuju ke Pos II untuk
kepentingan serah terima tugas dan tanggung jawab.

c. Visum et Repertum.

Berdasarkan hasil Visum Et Repertum nomor : 445 / RS / TU VER / 2013 / 21.95 tanggal
28 Oktober 2013 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Selasih Kab.
Pelalawan, hasil pemeriksaan menerangkan bahwa terdapat luka robek pada bagian kepala
belakang bagian sisi kanan beukuran 7 X 1 x 1 cm dan luka robek pada rahang bawah sisi
kiri berukuran 4 X 2 X 1 cm.

III. KESIMPULAN

Dari hasil penyelidikan sementara berdasarkan visum et repertum yang dikeluarkan oleh RSUD
Selasih Kab. Pelalawan, ditemukan adanya luka pada bagian kepala sdr. AVELIUS HALAWA dan
pada rahang sebelah bawah.

/_ IV. HAMBATAN.....
-3-

IV. HAMBATAN

a. Bahwa untuk kepentingan pengungkapan kasus tersebut, penyidik Sat Reskrim Polres
Pelalawan mengalami hambatan berupa bahwa tidak ada saksi lain yang dapat
menerangkan adanya kejadian penganiayaan tersebut sebagamana untuk memenuhi alat
bukti sebagaimana dimaksud dalam pasal 184 KUHAP tentang keterangan saksi.

b. EVALIUS HALAWA menerangkan bahwa yang menolong saksi waktu itu adalah MARTINUS
namun sejak penyidik melakukan penyelidikan tanggal 2 Oktober 2013, saksi dan Penyidik
tidak mengetahui alamat pasti sdr. MARTINUS.

c. Bahwa sampai dengan saat ini, penyidik Sat Reskrim Polres Pelalawan masih
melakukan penyelidikan untuk mendapatkan alat bukti lain guna membuat terang
pengaduan sdr. HENDRA dimaksud.

d. Pada tanggal 2 Oktober 2013 saat penyidik mendatangi rumah Ama POPPY dan bertemu
dengan ina POPPY (pemilik rumah yang ada pada waktu itu), ada menanyakan perihal
kejadian tersebut, namun ina POPPY mengatakan tidak tahu saya ( sifat tertutup ).

V. PENUTUP

Demikianlah laporan hasil penyelidikan ini dibuat dengan sebenarnya sebagai bahan masukan
kepada pimpinan guna memberikan arahan dan petunjuk lebih lanjut kepada penyidik.

Pangkalan Kerinci, 9 Juni 2014.


Kanit Idik I Sat Reskrim

BOY MARUDUT TUA


IPTU NRP 73030324

Diketahui oleh :
KASAT RESKRIM POLRES PELALAWAN

BIMO ARIYANTO, SH, SIK


AKP NRP 82031264
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci

SKET TEMPAT KEJADIAN PERKARA


DUGAAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN A.n. AVELIUS HALAWA
YANG TEJADI PADA HARI RABU TANGGAL 2 OKTOBER 2013
DI JALAN LINGKAR PANGKALAN KERINCI

Lokasi CRW Berupa


tumpukan besi PT.
RAPP

Pos Security Kan Hutan


al Akasia

leba
r
+5
M

Kanal lebar +3 M.

Hutan
Akasia

Kanal lebar +3 M.

Hutan
Akasia

Diduga TKP
penganiayaan

Kanal lebar +5 M.

Pagar tembok pembatas PT. RAPP


Pagar tembok yang dibobol

Rumah OTOMOSI
LAIA / Ama Poppy

Jalan Lingkar Pangkalan Kerinci

Pangkalan Kerinci, 9 Juni 2014.


Kanit Idik I Sat Reskrim Polres Pelalawan

BOY MARUDUT TUA


IPTU NRP 73030324

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci

Photo pagar tembok PT. RAPP


yang diduga sengaja di jebol
Dibelakang rumah OTOMOSI LAIA Als Ama POPPY
yang terletak di jalan Lingkar Kec. Pangkalan Kerinci

Kanal dibelakang tembok

Parit dibelakang rumah


OTOMOSI Als AMA POPPY

Rumah OTOMOSI Als AMA


POPPY di Jalan Lingkar
Kec. Pangkalan Kerinci
Lubang pada tembok
pagar pembatas PT. RAPP

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci, Maret 2014
Nomor : B/ / III / 2014 / Reskrim
Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Laporan Kemajuan penanganan perkara
penganiayaan ringan a.n. tersangka
AHMAD BAHAGIA SEMBIRING Als
SEMBIRING Bin T. SEMBIRING Kepada :

Yth. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH


RIAU

di

Pekanbaru

1. Dasar :

a. Laporan Polisi Nomor : LP / 06 / III / 2014 / RIAU / RES PLWN / SEK UKUI tanggal 3 Maret
2014.
b. Surat Perintah Penyidikan Nomor : Sprin. P / 05 / III / 2014 / RIAU / RES PLWN / SEK UKUI
tanggal 3 Maret 2014.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, bersama ini dengan hormat dilaporkan kepada
Jenderal sebagai berikut :

a. Bahwa pada tanggal 3 Maret 2014, sdr. LAMHUDI Als DI Bin M. NATSIR telah datang ke
Polsek Ukui untuk melaporkan kejadian dugaan tindak penganiayaan ringan yang terjadi
pada hari Senin tanggal 3 Maret 2014 seira jam 14.00 Wib dilokasi PMKS I PT. Inti Indosawit
Subur Desa Silikuan Hulu Kec. Ukui Kab. Pelalawan yang dilakukan oleh tersangka AHMAD
BAHAGIA SEMBIRING Als SEMBIRING Bin T. SEMBIRING.
b. Bahwa penyidik Polsek Ukui telah melakukan tindakan penyidikan berupa :

1) Memeriksa saksi antara lain :


a) Sdr. LAMHUDI Als DI Bin M. NASIR (saksi korban).
b) Sdr. M. NASIR Als NASIR Bin WAHAP.
c) Sdr. JONI PASARIBU Als JON Bin M. PASARIBU.

2) Memeriksa tersangka AHMAD BAHAGIA SEMBIRING Als SEMBIRING Bin T. SEMBIRING.

3) Memintakan VER terhadap korban LAMHUDI Als DI Bin M. NASIR.

c. Bahwa berdasarkan fakta fakta yang diperoleh dari keterangan saksi saksi, penyidik
menyimpulkan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh tersangka adalah tindak pidana
penganiayaan ringan sebagaimana dimaksud dan diancam dalam rumusan pasal 352 K.U.H.
Pidana dan terhadap tersanga tidak ada dilakukan penahanan.

d. Bahwa sampai saat sekarang ini, penyidik Polsek Ukui tidak ada mengalami hambatan dalam
proses penyidikan perkaranya.

3. Sebagai bahan masukan kepada Jenderal, bersama ini turut dilampirkan laporan kemajuan
penanganan perkara penganiayaan ringan dimaksud guna memberikan arahan dan petunjuk
lebih lanjut kepada penyidik.

4. Demikian untuk menjadi periksa.

KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN

Tembusan : A. SUPRIYADI, SIK, MH


1. Irwasda Polda Riau AKBP NRP 72060515
2. Dir Reskrimum Polda Riau
3. Kabid Propam Polda Riau

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci, Maret 2014

Nomor : B/ / III / 2014 / Reskrim


Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Permohonan penangguhan penahanan
SADA ARI GINTING, AHMAT TAUHID
dan AWALUDIN (Anggota koperasi Mekar
Sakti). Kepada :

Yth. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

di

Jakarta
1. Rujukan surat sdr. Drs. A.I.M. NABABAN, MM dan HERMAN GINTING, SH, MH (Dewan Pimpinan
Pusat Team Komite Nasional) tanggal 26 Februari 2014 perihal mohon penangguhan penahanan
tiga orang angota Koperasi Mekar Sakti (SADA ARI GINTING, AHMAT TAUHID dan AWALUDIN)
yang ditahan di Polres Pelalawan, Riau yang tidak sesuai prosedur hukm karena sengketa lahan
masih dalam kasasi di MA.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, bersama ini dengan hormat dolaporkan kepada
Jenderal sebagai berikut :

a. Bahwa pada tanggal 10 Nopember 2012, sdr. SUTKNO telah datang ke Polsek Ukui Polres
Pelalawan dan melaporkan kejadian dugaan tindak pidana pencurian buah kelapa sawit
miliknya (pelapor) yang berada di Jalur 8 Desa Bagan Limau Kec. Ukui Kab. Pelalawan yang
diduga dilakukan oleh sdr. GINTING, dkk dan laporan tersebut telah dituangkan dalam
bentuk Laporan Polisi Nomor : LP / 39 / XI / XI / 2012 / RIAU RES PLWN / SEK UKUI tanggal
10 Nopember 2012 dengan perssangkaan pasal 362 K.U.H. Pidana.

b. Bahwa berdasarkan laporan polisi dimaksud, penyidik Sat Reskrim Polres Pelalawan telah
melakukan tindakan penyidikan sebagai berikut :

1) Memeriksa saksi saksi sebagai berikut :


a) AHMAD TAUKIT Als TOKET bin SUTRISNO.
b) AWALUDIN Als AWAL bin MUTAFA.

2) Memeriksa saksi ahli an.

3) Memeriksa tersangka masing masing bernama :


a) AHMAD TAUKIT Als TOKET bin SUTRISNO.
b) AWALUDIN Als AWAL bin MUTAFA.
c) SADA ARI GINTING Als GINTING.

3. Bahwa hasil penyidikan berkas perkara dugaan pencurian tersebut telah dinyatakan lengkap (P-
21) oleh Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Pangkalan Kerinci dengan surat sebagai
berikut :

a. Surat Kejari Pangkalan Kerinci nomor : B 339 / N.4.23 / Epp.2 / 02 / 2014 tanggal 26
Februari 2014, perihal Pemberitahuan Hasil Penyidikan perkara pidana atas nama tersangka
AHMAD TAUKIT Als TOKET bin SUTRISNO sudah lengap (P-21).

b. Surat Kejari Pangkalan Kerinci nomor : B 340 / N.4.23 / Epp.2 / 02 / 2014 tanggal 26
Februari 2014, perihal Pemberitahuan Hasil Penyidikan perkara pidana atas nama tersangka
AWALUDIN Als AWAL bin MUTAFA sudah lengap (P-21).

c. Surat Kejari Pangkalan Kerinci nomor : B 341 / N.4.23 / Epp.2 / 02 / 2014 tanggal 26
Februari 2014, perihal Pemberitahuan Hasil Penyidikan perkara pidana atas nama tersangka
SADA ARI GINTING Als GINTING sudah lengap (P-21).

4. Bahwa tersangka dan barang bukti sebagaimana dalam perkara dimaksud telah dilimpahkan oleh
penyidik Sat Reskrim Polres Pelalawan ke JPU Kejari Pangkalan Kerinci (Tahap II) dengan Surat
Kapolres Pelalawan nomor : B / 01.a / II / 2014 / Reskrim tanggal 27 Februari 2014.

5. Bahwa berdasarkan daftar nama - nama anggota Kelompok Koperasi Mekar Sakti dalam gugatan
perdata yang diajukan oleh JAFAR TAMBAK selaku Ketua Koperasi Mekar Sakti terhadap
SUTIKNO dan SUTANTO, masing masing tersangka tidak terdaftar sebagai anggota kelompok
Koperasi Mekar Sakti.

6. Bahwa dalam putusan Perdata Pengadilan Negeri Rengat nomor : 02 / Pdt.G/ 2012 / PN. RGT
tanggal 3 April 2013, pada halaman 18 point (8) tercantum Bahwa dikarenakan kegagalan
kerjasama pola kemitraan dengan pihak investor, maka sekitar pertengahan tahun
2007, para penggugat (termasuk anggota perkebunan Mekar Sakti) ingin kembali
mengolah lahan milik para penggugat tersebut untuk ditanami kelapa sawit secara
bertahap dengan cara swadaya. Tapi tanpa sepengetahuan apalagi seijin para
penggugat, ternyata tanah para penggugat tersebut telah diakui dan bahkan dikuasai
serta ditanami kelapa sawit oleh Tergugat I dan II.

7. Berdasarkan azas hukum pemisahan horinzontal, dalam gugatan perdata yang menjadi objek
perkara yang disengketakan antara JAFAR TAMBAK dan SUTIKNO adalah lahan / tanah,
sedangkan pohon kelapa sawit berada diatas lahan yang bersengketa diakui oleh JAFAR TAMBAK
dan SUTIKNO bahwa pohon kelapa sawit tersebut ditanam oleh sdr. SUTIKNO.

8. Dari fakta fakta tersebut diatas, penyidik menyimpulkan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh
tersangka AHMAD TAUKIT Als TOKET bin SUTRISNO, tersangka AWALUDIN Als AWAL bin
MUTAFA dan tersangka SADA ARI GINTING Als GINTING diduga tela melakukan tindak pidana
pencurian sebagaimana dimaksud dalam rumusan pasal 362 K.U.H. Pidana.

9. Demikian untuk menjadi maklum dan atas kerjasama yang baik diucapkan terimakasih.

a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN


KASAT RESKRIM
Selaku Penyidik,

Tembusan : BIMO ARIYANTO, SH, SIK


1. Menteri Sekretris Negara RI AKP NRP 82031264
2. Menteri Sekretaris Kabinet RI
3. Ketua MA
4. Ketua KPK
5. Ketua Kompolnas
6. Kapolri
7. Kapolda Riau

dimohon kepada Ketua, untuk dapat kiranya memberikan petikan putu

a. Pada hari Kamis tanggal 88 Januari 1999, KUD Sawit Raya dan PT. Peputra Supra Jaya telah
membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama dalam rangka pembangunan,
pengelolaan dan pemeliharaan perkebunan kelapa sawit pola kredit kepada koperasi primer
untuk anggotanya (KKPA) dilokasi Desa Langkan dan Kec. Langgam Kab. Kampar (sekarang
Kab. Pelalawan) Propinsi Riau dimana PT. PSJ bertindak sebagai pihak yang membangunkan
perkebunan kelapa sawit terseut.

b. Bahwa pada waktu itu, KUD Sri Gumala Sakti masih merupakan unit usaha otonom yang
bernaung dibawah KUD Sawit Raya dan barulah pada tanggal 30 Nopember 2010, unit
otonom Sri Gumala Sakti telah dirubah menjadi KUD Sri Gumala Sakti berdasarkan akta
pendirian KOPERASI SRI GUMALA SAKTI yang dibuat dihadapan notaris DEFI KRISTANTY
yang berkedudukan di Pangkalan Kerinci dan telah didaftarkan di Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil Menengah Kab. Pelalawan tertanggal 1 Desember 2010 nomor : 149 / BH /
DISKOP UKMM / IV.5 / XII / 2010.

c. Bahwa pada waktu dilaksanakannya mediasi perselisihan antara KUD Sri Gumala Sakti
dengan PT.PSJ bertempat di aula Teluk Meranti Polres Pelalawan pada tanggal 24 Juli 2013,
diperoleh fakta bahwa pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan antara
KUD dengan PT. PSJ sebagai bapak angkat tersebut sudah dimulai pelaksanaan
pembangunannya pada tahun 1997.

d. Bahwa untuk mendapatkan modal yang diperlukan guna kepentingan pelaksanaan


pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan tersebut, pihak PT. PSJ dan
KUD Sawit Raya telah pula mengikat perjanjian kredit KKPA dengan pihak Bank Universal
Cabang Pekanbaru yang perjanjiannya dituangkan dalam akta no. 37 tanggal 20 Agustus
1996 dihadapan notaris ZULMAIZAR ZUL, SH dan akta no. 97 serta no. 98 tanggal 27
Februari 1999 dihadapan notaries FRANSISKUS DJOENARDI, SH.

e. Pada hari Senin tanggal tanggal 1 September 2003, KUD Sawit Raya dan PT. PSJ telah
menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan dan perawatan kebun kelapa sawit
dimana dalam perjanjian tersebut dituangkan adanya hak dan kewajiban masing masing
pihak atas pemanenan dan penjualan buah kelapa sawit tersebut yang berkaitan dengan
adanya angsuran hutang atau pembayaran kredit kepada pihak bank.
e. Bahwa berdasarkan permintaan sebagian warga dan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan
pada waktu itu serta pertimbangan guna mencegah terjadinya sengketa lahan yang dapat
mengakibatkan konflik masyarakat, maka pada hari Kamis tanggal 29 Nopember 2012,
bertempat di Aula Teluk Meranti Polres Pelalawan dilakukan mediasi antara sdr. HERI dengan
anak kemanakan antan antan H. HAMZAH dan keluarganya, yang turut dihadir oleh Datuk
Mudo BUJANG BARU, Datuk Rajo Bilang Bungsu H. ABDUL WAHID, YOSMAN MATONDANG
(Ketua Harian LCKI Prop. RIAU), APUL NABABAN dan AIDIL MAKMUR selaku Pengurus BPD
LCKI Kab. Pelalawan dan Kepala Desa Segati yang membahas kelebihan lahan seluas 568 Ha
yang dikelola HERI diluar lahan seluas 2.000 Ha yang dibeli HERI sebelumnya.

3. Terhadap 1 (satu) unit eksavator dimaksud dapat kami terangkan sebagai berikut :

a. Bahwa berdasarkan keterangan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan, pengamanan 1 (satu)
unit ekscavator yang diletakkan di Subsektor Segati bukanlah merupakan barang bukti
perambahan hutan melainkan agar sdr. HERI bersedia bertemu dengan anak kemenakan H.
HAMZAH dan sebagian warga untuk melakukan mediasi atas kelebihan lahan yang
dikelolanya agar diserahkan kepada masyarakat.

b. Bahwa apabila terjadi tindak pidana perambahan hutan sebagaimana dimaksud didalam UU.
RI. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, maka terlebih dahulu haruslah ditentukan status
areal yang diduga dilakukan perambahannya tersebut dan yang dapat menentukan areal
dugaan perambahan tersebut adalah instansi terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan Kab.
Pelalawan.

c. Berdasarkan keterangan DANA SIPAYUNG, dugaan perambahan hutan dimaksud pernah


dilaporkan DPD LCKI Kab. Pelalawan ke instansi Dinas Kehutanan Kab. Pelalawan dan hal
tersebut merupakan langkah yang benar dan dimohon kiranya LCKI Kab. Pelalawan untuk
dapat melakukan konfirmasi tindak lanjut pelaporan tersebut.

d. Bahwa dalam tahap penyidikan terhadap dugaan tindak pidana yang dilaporkan, Barang Bukti
yang dilakukan penyitaannya haruslah disertai dengan administrasi penyitaannya,
dikarenakan 1 (satu) unit ekscavator yang diletakkan tersebut bukan dalam hal perkara
perambahan hutan sebagaimana keterangan yang diberikan team investigasi LCKI Kab.
Pelalawan maka kendaraan tersebut telah dikembalikan kepada HERI.

4. Perlu diingat kembali bahwa penegakan hukum adalah upaya terakhir harus melalui mediasi dan
koordinasi,manakala ada unsur perampasan atau menguasai barang yang bukan haknya dapat
dituntut sesuai Pasal 368 atau 365 atau 362 atau 335 KUHPidana dengan ancaman hukuman
maksimal sembilan tahun penjara.

5. Dari ketentuan tersebut diatas, diketahui bahwa LCKI adalah lembaga yang bekerjasama dengan
penegak hukum untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan bukan upaya paksa sehingga
diperlukan kerjasama dalam aspek kegiatan preventif dan preemtif untuk mencegah tindakan
kejahatan, bahwa upaya paksa sesuai dengan Undang-undang RI. No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP yang boleh melakukan adalah Penyidik Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

6. Demikian untuk menjadi maklum dan atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN

GUNTUR ARYO TEJO, SIK


AKBP NRP 70040363

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci, Desember 2012
Nomor : B/ / XII / 2012 / Reskrim
Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Status 1 (satu) unit escavator yang
diamankan masyarakat Desa Segati
dan LCKI Kab. Pelalawan.
Kepada :

Yth. PEMPINAN BADAN PENGURUS


DAERAH LCKI KABUPATEN
PELALAWAN

di

Pangkalan Kerinci

1. Rujukan Surat Badan Pengurus Daerah Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Kabupaten
Pelalawan Nomor : 030 / BPD LCKI / PLW / XII / 2012 tanggal 30 Nopember 2012, perihal :
Konfirmasi status barang bukti berupa alat berat eksapator yang pernah diserah terimakan
kepada Kasubsektor IPTU YAYANG RISKI di Mapolsubsektor Segati sesuai dengan temuan LCKI
Kab. Pelalawan pada tanggal 27 Nopember 2012 yang sedang dipergunakan untuk mengerjakan
perambahan hutan di Dusun Tasik Indah Desa Segati Km. 83 arah Baserah.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, bersama ini disampaikan kepada sdr. Pimpinan
BDP LCKI Kab. Pelalawan sebagai berikut :

a. Pada hari Rabu tanggal 28 Nopember 2008, Sat Reskrim Polres Pelalawan ada melakukan
interogasi terhadap Team Investigasi LCKI Kab. Pelalawan yang terdiri dari DANA SIPAYUNG,
NAHAR EFENDI, WAWAN, INDRA PUTRI LEMAN dan SUGITO dimana interogasi tersebut
dilakukan sehubungan dengan adanya peletakan 1 (satu) unit ekscavator di Subsektor Segati
pada hari Selasa tanggal 27 Nopember 2012.

b. Berdasarkan hasil interogasi tersebut, diperoleh fakta bahwa keberadaan team investigasi
tersebut di Desa Segati adalah berdasarkan adanya Surat Perintah yang ditandatangani
Pengurus LCKI Kab. Pelalawan Nomor : 015 / SPT / BPD LCKI / PLLW / XI / 2012 tanggal
27 Nopember 2012 yang setibanya di Desa Segati tersebut, team investigasi langsung
menuju kerumah H. HAMZAH setelah sebelumnya dijemput oleh Ibu YUS dilokasi
penyeberangan ponton.

c. Pada waktu itu, team menerima laporan dari Anak Kemenakan Antan antan H. HAMZAH
bahwa, dimana Anak Kemenakan Antan antan H. HAMZAH pernah menghibahkan lahan
seluas 7.000 (tujuh ribu) Ha kepada Datuk BUJANG BARU dimana seluas 2.000 (dua ribu) Ha
telah dijual Batin Mudo Langkan BUJANG BARU kepada HERI namun ketika sebagian anak
kemenakan Desa Segati mengelola lahan diluar lahan yang dibeli HERI dari Batin Mudo
Langkan BUJANG BARU, sdr. HERI melakukan pelarangan dengan alasan bahwa lahan
tersebut juga adalah miliknya (HERI).

c. Setelah memperoleh keterangan dimaksud, team investigasi LCKI Kab. Pelalawan bersama
dengan sebagian masyarakat anak kemenakan langsung menuju keareal dimaksud oleh anak
kemenakan antan antan H. HAMZAH dan setibanya dilokasi tersebut, team investigasi LCKI
Kab. Pelalawan bersama dengan masyarakat ada melihat beroperasinya alat berat berupa
eskavator dimana pada waktu itu 1 (satu) unit eskavator diamankan kemudian dibawa dan
diletakkan di Subsektor Segati.

/_ dikembalikan ..
-2-

d. Dari hasil interogasi dimaksud diperoleh fakta bahwa kepentingan mengamankan alat berat
tersebut yang dilakukan oleh team investigasi LCKI Kab. Pelalawan dan masyarakat adalah
untuk mediasi saja antara HERI dan masyarakat atas kelebihan lahan yang dikelola HERI
agar diserahkan kepada masyarakat sebagaimana permintaan warga dan anak kemanakan
antan antan H. HAMZAH.

e. Bahwa berdasarkan permintaan sebagian warga dan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan
pada waktu itu serta pertimbangan guna mencegah terjadinya sengketa lahan yang dapat
mengakibatkan konflik masyarakat, maka pada hari Kamis tanggal 29 Nopember 2012,
bertempat di Aula Teluk Meranti Polres Pelalawan dilakukan mediasi antara sdr. HERI dengan
anak kemanakan antan antan H. HAMZAH dan keluarganya, yang turut dihadir oleh Datuk
Mudo BUJANG BARU, Datuk Rajo Bilang Bungsu H. ABDUL WAHID, YOSMAN MATONDANG
(Ketua Harian LCKI Prop. RIAU), APUL NABABAN dan AIDIL MAKMUR selaku Pengurus BPD
LCKI Kab. Pelalawan dan Kepala Desa Segati yang membahas kelebihan lahan seluas 568 Ha
yang dikelola HERI diluar lahan seluas 2.000 Ha yang dibeli HERI sebelumnya.

3. Terhadap 1 (satu) unit eksavator dimaksud dapat kami terangkan sebagai berikut :

a. Bahwa berdasarkan keterangan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan, pengamanan 1 (satu)
unit ekscavator yang diletakkan di Subsektor Segati bukanlah merupakan barang bukti
perambahan hutan melainkan agar sdr. HERI bersedia bertemu dengan anak kemenakan H.
HAMZAH dan sebagian warga untuk melakukan mediasi atas kelebihan lahan yang
dikelolanya agar diserahkan kepada masyarakat.

b. Bahwa apabila terjadi tindak pidana perambahan hutan sebagaimana dimaksud didalam UU.
RI. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, maka terlebih dahulu haruslah ditentukan status
areal yang diduga dilakukan perambahannya tersebut dan yang dapat menentukan areal
dugaan perambahan tersebut adalah instansi terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan Kab.
Pelalawan.

c. Berdasarkan keterangan DANA SIPAYUNG, dugaan perambahan hutan dimaksud pernah


dilaporkan DPD LCKI Kab. Pelalawan ke instansi Dinas Kehutanan Kab. Pelalawan dan hal
tersebut merupakan langkah yang benar dan dimohon kiranya LCKI Kab. Pelalawan untuk
dapat melakukan konfirmasi tindak lanjut pelaporan tersebut.

d. Bahwa dalam tahap penyidikan terhadap dugaan tindak pidana yang dilaporkan, Barang Bukti
yang dilakukan penyitaannya haruslah disertai dengan administrasi penyitaannya,
dikarenakan 1 (satu) unit ekscavator yang diletakkan tersebut bukan dalam hal perkara
perambahan hutan sebagaimana keterangan yang diberikan team investigasi LCKI Kab.
Pelalawan maka kendaraan tersebut telah dikembalikan kepada HERI.

4. Perlu diingat kembali bahwa penegakan hukum adalah upaya terakhir harus melalui mediasi dan
koordinasi,manakala ada unsur perampasan atau menguasai barang yang bukan haknya dapat
dituntut sesuai Pasal 368 atau 365 atau 362 atau 335 KUHPidana dengan ancaman hukuman
maksimal sembilan tahun penjara.

5. Dari ketentuan tersebut diatas, diketahui bahwa LCKI adalah lembaga yang bekerjasama dengan
penegak hukum untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan bukan upaya paksa sehingga
diperlukan kerjasama dalam aspek kegiatan preventif dan preemtif untuk mencegah tindakan
kejahatan, bahwa upaya paksa sesuai dengan Undang-undang RI. No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP yang boleh melakukan adalah Penyidik Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

6. Demikian untuk menjadi maklum dan atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN

GUNTUR ARYO TEJO, SIK


AKBP NRP 70040363

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci, Maret 2014

Nomor : B/ / III / 2014 / Reskrim


Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Permohonan penangguhan penahanan
SADA ARI GINTING, AHMAT TAUHID
dan AWALUDIN (Anggota koperasi Mekar
Sakti). Kepada :

Yth. DEWAN PIMPINAN PUSAT


LEMBAGA KOMITMEN TEAM
KOMITE NASIONAL
di

Jakarta

1. Rujukan surat sdr. Drs. A.I.M. NABABAN, MM dan HERMAN GINTING, SH, MH (Dewan Pimpinan
Pusat Team Komite Nasional) tanggal 26 Februari 2014 perihal mohon penangguhan penahanan
tiga orang angota Koperasi Mekar Sakti (SADA ARI GINTING, AHMAT TAUHID dan AWALUDIN)
yang ditahan di Polres Pelalawan, Riau yang tidak sesuai prosedur hukm karena sengketa lahan
masih dalam kasasi di MA.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, bersama ini diberitahukan kepada sdr. bahwa pada
tanggal 10 Nopember 2012, sdr. SUTKNO telah datang ke Polsek Ukui Polres Pelalawan dan
melaporkan kejadian dugaan tindak pidana pencurian buah kelapa sawit miliknya (pelapor) yang
berada di Jalur 8 Desa Bagan Limau Kec. Ukui Kab. Pelalawan yang diduga dilakukan oleh sdr.
GINTING, dkk dan laporan tersebut telah dituangkan dalam bentuk Laporan Polisi Nomor : LP /
39 / XI / XI / 2012 / RIAU RES PLWN / SEK UKUI tanggal 10 Nopember 2012

3. Bahwa hasil penyidikan berkas perkara dugaan pencurian tersebut telah dinyatakan lengkap (P-
21) oleh Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Pangkalan Kerinci dengan surat sebagai
berikut :

a. Surat Kejari Pangkalan Kerinci nomor : B 339 / N.4.23 / Epp.2 / 02 / 2014 tanggal 26
Februari 2014, perihal Pemberitahuan Hasil Penyidikan perkara pidana atas nama tersangka
AHMAD TAUKIT Als TOKET bin SUTRISNO sudah lengap (P-21).

b. Surat Kejari Pangkalan Kerinci nomor : B 340 / N.4.23 / Epp.2 / 02 / 2014 tanggal 26
Februari 2014, perihal Pemberitahuan Hasil Penyidikan perkara pidana atas nama tersangka
AWALUDIN Als AWAL bin MUTAFA sudah lengap (P-21).

c. Surat Kejari Pangkalan Kerinci nomor : B 341 / N.4.23 / Epp.2 / 02 / 2014 tanggal 26
Februari 2014, perihal Pemberitahuan Hasil Penyidikan perkara pidana atas nama tersangka
SADA ARI GINTING Als GINTING sudah lengap (P-21).

4. Bahwa tersangka dan barang bukti sebagaimana dalam perkara dimaksud telah dilimpahkan oleh
penyidik Sat Reskrim Polres Pelalawan ke JPU Kejari Pangkalan Kerinci (Tahap II) dengan Surat
Kapolres Pelalawan nomor : B / 01.a / II / 2014 / Reskrim tanggal 27 Februari 2014.

5. Demikian untuk menjadi maklum dan atas kerjasama yang baik diucapkan terimakasih.

a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN


KASAT RESKRIM
Selaku Penyidik,

Tembusan : BIMO ARIYANTO, SH, SIK


1. Menteri Sekretris Negara RI AKP NRP 82031264
2. Menteri Sekretaris Kabinet RI
3. Ketua MA
4. Ketua KPK
5. Ketua Kompolnas
6. Kapolri
7. Kapolda Riau

dimohon kepada Ketua, untuk dapat kiranya memberikan petikan putu


a. Pada hari Kamis tanggal 88 Januari 1999, KUD Sawit Raya dan PT. Peputra Supra Jaya telah
membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama dalam rangka pembangunan,
pengelolaan dan pemeliharaan perkebunan kelapa sawit pola kredit kepada koperasi primer
untuk anggotanya (KKPA) dilokasi Desa Langkan dan Kec. Langgam Kab. Kampar (sekarang
Kab. Pelalawan) Propinsi Riau dimana PT. PSJ bertindak sebagai pihak yang membangunkan
perkebunan kelapa sawit terseut.

b. Bahwa pada waktu itu, KUD Sri Gumala Sakti masih merupakan unit usaha otonom yang
bernaung dibawah KUD Sawit Raya dan barulah pada tanggal 30 Nopember 2010, unit
otonom Sri Gumala Sakti telah dirubah menjadi KUD Sri Gumala Sakti berdasarkan akta
pendirian KOPERASI SRI GUMALA SAKTI yang dibuat dihadapan notaris DEFI KRISTANTY
yang berkedudukan di Pangkalan Kerinci dan telah didaftarkan di Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil Menengah Kab. Pelalawan tertanggal 1 Desember 2010 nomor : 149 / BH /
DISKOP UKMM / IV.5 / XII / 2010.

c. Bahwa pada waktu dilaksanakannya mediasi perselisihan antara KUD Sri Gumala Sakti
dengan PT.PSJ bertempat di aula Teluk Meranti Polres Pelalawan pada tanggal 24 Juli 2013,
diperoleh fakta bahwa pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan antara
KUD dengan PT. PSJ sebagai bapak angkat tersebut sudah dimulai pelaksanaan
pembangunannya pada tahun 1997.

d. Bahwa untuk mendapatkan modal yang diperlukan guna kepentingan pelaksanaan


pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan tersebut, pihak PT. PSJ dan
KUD Sawit Raya telah pula mengikat perjanjian kredit KKPA dengan pihak Bank Universal
Cabang Pekanbaru yang perjanjiannya dituangkan dalam akta no. 37 tanggal 20 Agustus
1996 dihadapan notaris ZULMAIZAR ZUL, SH dan akta no. 97 serta no. 98 tanggal 27
Februari 1999 dihadapan notaries FRANSISKUS DJOENARDI, SH.

e. Pada hari Senin tanggal tanggal 1 September 2003, KUD Sawit Raya dan PT. PSJ telah
menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan dan perawatan kebun kelapa sawit
dimana dalam perjanjian tersebut dituangkan adanya hak dan kewajiban masing masing
pihak atas pemanenan dan penjualan buah kelapa sawit tersebut yang berkaitan dengan
adanya angsuran hutang atau pembayaran kredit kepada pihak bank.

e. Bahwa berdasarkan permintaan sebagian warga dan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan
pada waktu itu serta pertimbangan guna mencegah terjadinya sengketa lahan yang dapat
mengakibatkan konflik masyarakat, maka pada hari Kamis tanggal 29 Nopember 2012,
bertempat di Aula Teluk Meranti Polres Pelalawan dilakukan mediasi antara sdr. HERI dengan
anak kemanakan antan antan H. HAMZAH dan keluarganya, yang turut dihadir oleh Datuk
Mudo BUJANG BARU, Datuk Rajo Bilang Bungsu H. ABDUL WAHID, YOSMAN MATONDANG
(Ketua Harian LCKI Prop. RIAU), APUL NABABAN dan AIDIL MAKMUR selaku Pengurus BPD
LCKI Kab. Pelalawan dan Kepala Desa Segati yang membahas kelebihan lahan seluas 568 Ha
yang dikelola HERI diluar lahan seluas 2.000 Ha yang dibeli HERI sebelumnya.

3. Terhadap 1 (satu) unit eksavator dimaksud dapat kami terangkan sebagai berikut :

a. Bahwa berdasarkan keterangan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan, pengamanan 1 (satu)
unit ekscavator yang diletakkan di Subsektor Segati bukanlah merupakan barang bukti
perambahan hutan melainkan agar sdr. HERI bersedia bertemu dengan anak kemenakan H.
HAMZAH dan sebagian warga untuk melakukan mediasi atas kelebihan lahan yang
dikelolanya agar diserahkan kepada masyarakat.

b. Bahwa apabila terjadi tindak pidana perambahan hutan sebagaimana dimaksud didalam UU.
RI. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, maka terlebih dahulu haruslah ditentukan status
areal yang diduga dilakukan perambahannya tersebut dan yang dapat menentukan areal
dugaan perambahan tersebut adalah instansi terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan Kab.
Pelalawan.

c. Berdasarkan keterangan DANA SIPAYUNG, dugaan perambahan hutan dimaksud pernah


dilaporkan DPD LCKI Kab. Pelalawan ke instansi Dinas Kehutanan Kab. Pelalawan dan hal
tersebut merupakan langkah yang benar dan dimohon kiranya LCKI Kab. Pelalawan untuk
dapat melakukan konfirmasi tindak lanjut pelaporan tersebut.

d. Bahwa dalam tahap penyidikan terhadap dugaan tindak pidana yang dilaporkan, Barang Bukti
yang dilakukan penyitaannya haruslah disertai dengan administrasi penyitaannya,
dikarenakan 1 (satu) unit ekscavator yang diletakkan tersebut bukan dalam hal perkara
perambahan hutan sebagaimana keterangan yang diberikan team investigasi LCKI Kab.
Pelalawan maka kendaraan tersebut telah dikembalikan kepada HERI.

4. Perlu diingat kembali bahwa penegakan hukum adalah upaya terakhir harus melalui mediasi dan
koordinasi,manakala ada unsur perampasan atau menguasai barang yang bukan haknya dapat
dituntut sesuai Pasal 368 atau 365 atau 362 atau 335 KUHPidana dengan ancaman hukuman
maksimal sembilan tahun penjara.
5. Dari ketentuan tersebut diatas, diketahui bahwa LCKI adalah lembaga yang bekerjasama dengan
penegak hukum untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan bukan upaya paksa sehingga
diperlukan kerjasama dalam aspek kegiatan preventif dan preemtif untuk mencegah tindakan
kejahatan, bahwa upaya paksa sesuai dengan Undang-undang RI. No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP yang boleh melakukan adalah Penyidik Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

6. Demikian untuk menjadi maklum dan atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN

GUNTUR ARYO TEJO, SIK


AKBP NRP 70040363

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH RIAU
RESOR PELALAWAN
Jl. Aryya Guna No. 01 Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci, Desember 2012

Nomor : B/ / XII / 2012 / Reskrim


Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Status 1 (satu) unit escavator yang
diamankan masyarakat Desa Segati
dan LCKI Kab. Pelalawan.
Kepada :

Yth. PEMPINAN BADAN PENGURUS


DAERAH LCKI KABUPATEN
PELALAWAN

di

Pangkalan Kerinci

1. Rujukan Surat Badan Pengurus Daerah Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Kabupaten
Pelalawan Nomor : 030 / BPD LCKI / PLW / XII / 2012 tanggal 30 Nopember 2012, perihal :
Konfirmasi status barang bukti berupa alat berat eksapator yang pernah diserah terimakan
kepada Kasubsektor IPTU YAYANG RISKI di Mapolsubsektor Segati sesuai dengan temuan LCKI
Kab. Pelalawan pada tanggal 27 Nopember 2012 yang sedang dipergunakan untuk mengerjakan
perambahan hutan di Dusun Tasik Indah Desa Segati Km. 83 arah Baserah.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, bersama ini disampaikan kepada sdr. Pimpinan
BDP LCKI Kab. Pelalawan sebagai berikut :

a. Pada hari Rabu tanggal 28 Nopember 2008, Sat Reskrim Polres Pelalawan ada melakukan
interogasi terhadap Team Investigasi LCKI Kab. Pelalawan yang terdiri dari DANA SIPAYUNG,
NAHAR EFENDI, WAWAN, INDRA PUTRI LEMAN dan SUGITO dimana interogasi tersebut
dilakukan sehubungan dengan adanya peletakan 1 (satu) unit ekscavator di Subsektor Segati
pada hari Selasa tanggal 27 Nopember 2012.

b. Berdasarkan hasil interogasi tersebut, diperoleh fakta bahwa keberadaan team investigasi
tersebut di Desa Segati adalah berdasarkan adanya Surat Perintah yang ditandatangani
Pengurus LCKI Kab. Pelalawan Nomor : 015 / SPT / BPD LCKI / PLLW / XI / 2012 tanggal
27 Nopember 2012 yang setibanya di Desa Segati tersebut, team investigasi langsung
menuju kerumah H. HAMZAH setelah sebelumnya dijemput oleh Ibu YUS dilokasi
penyeberangan ponton.

c. Pada waktu itu, team menerima laporan dari Anak Kemenakan Antan antan H. HAMZAH
bahwa, dimana Anak Kemenakan Antan antan H. HAMZAH pernah menghibahkan lahan
seluas 7.000 (tujuh ribu) Ha kepada Datuk BUJANG BARU dimana seluas 2.000 (dua ribu) Ha
telah dijual Batin Mudo Langkan BUJANG BARU kepada HERI namun ketika sebagian anak
kemenakan Desa Segati mengelola lahan diluar lahan yang dibeli HERI dari Batin Mudo
Langkan BUJANG BARU, sdr. HERI melakukan pelarangan dengan alasan bahwa lahan
tersebut juga adalah miliknya (HERI).

c. Setelah memperoleh keterangan dimaksud, team investigasi LCKI Kab. Pelalawan bersama
dengan sebagian masyarakat anak kemenakan langsung menuju keareal dimaksud oleh anak
kemenakan antan antan H. HAMZAH dan setibanya dilokasi tersebut, team investigasi LCKI
Kab. Pelalawan bersama dengan masyarakat ada melihat beroperasinya alat berat berupa
eskavator dimana pada waktu itu 1 (satu) unit eskavator diamankan kemudian dibawa dan
diletakkan di Subsektor Segati.

/_ dikembalikan ..
-2-

d. Dari hasil interogasi dimaksud diperoleh fakta bahwa kepentingan mengamankan alat berat
tersebut yang dilakukan oleh team investigasi LCKI Kab. Pelalawan dan masyarakat adalah
untuk mediasi saja antara HERI dan masyarakat atas kelebihan lahan yang dikelola HERI
agar diserahkan kepada masyarakat sebagaimana permintaan warga dan anak kemanakan
antan antan H. HAMZAH.

e. Bahwa berdasarkan permintaan sebagian warga dan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan
pada waktu itu serta pertimbangan guna mencegah terjadinya sengketa lahan yang dapat
mengakibatkan konflik masyarakat, maka pada hari Kamis tanggal 29 Nopember 2012,
bertempat di Aula Teluk Meranti Polres Pelalawan dilakukan mediasi antara sdr. HERI dengan
anak kemanakan antan antan H. HAMZAH dan keluarganya, yang turut dihadir oleh Datuk
Mudo BUJANG BARU, Datuk Rajo Bilang Bungsu H. ABDUL WAHID, YOSMAN MATONDANG
(Ketua Harian LCKI Prop. RIAU), APUL NABABAN dan AIDIL MAKMUR selaku Pengurus BPD
LCKI Kab. Pelalawan dan Kepala Desa Segati yang membahas kelebihan lahan seluas 568 Ha
yang dikelola HERI diluar lahan seluas 2.000 Ha yang dibeli HERI sebelumnya.

3. Terhadap 1 (satu) unit eksavator dimaksud dapat kami terangkan sebagai berikut :

a. Bahwa berdasarkan keterangan team investigasi LCKI Kab. Pelalawan, pengamanan 1 (satu)
unit ekscavator yang diletakkan di Subsektor Segati bukanlah merupakan barang bukti
perambahan hutan melainkan agar sdr. HERI bersedia bertemu dengan anak kemenakan H.
HAMZAH dan sebagian warga untuk melakukan mediasi atas kelebihan lahan yang
dikelolanya agar diserahkan kepada masyarakat.

b. Bahwa apabila terjadi tindak pidana perambahan hutan sebagaimana dimaksud didalam UU.
RI. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, maka terlebih dahulu haruslah ditentukan status
areal yang diduga dilakukan perambahannya tersebut dan yang dapat menentukan areal
dugaan perambahan tersebut adalah instansi terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan Kab.
Pelalawan.

c. Berdasarkan keterangan DANA SIPAYUNG, dugaan perambahan hutan dimaksud pernah


dilaporkan DPD LCKI Kab. Pelalawan ke instansi Dinas Kehutanan Kab. Pelalawan dan hal
tersebut merupakan langkah yang benar dan dimohon kiranya LCKI Kab. Pelalawan untuk
dapat melakukan konfirmasi tindak lanjut pelaporan tersebut.

d. Bahwa dalam tahap penyidikan terhadap dugaan tindak pidana yang dilaporkan, Barang Bukti
yang dilakukan penyitaannya haruslah disertai dengan administrasi penyitaannya,
dikarenakan 1 (satu) unit ekscavator yang diletakkan tersebut bukan dalam hal perkara
perambahan hutan sebagaimana keterangan yang diberikan team investigasi LCKI Kab.
Pelalawan maka kendaraan tersebut telah dikembalikan kepada HERI.

4. Perlu diingat kembali bahwa penegakan hukum adalah upaya terakhir harus melalui mediasi dan
koordinasi,manakala ada unsur perampasan atau menguasai barang yang bukan haknya dapat
dituntut sesuai Pasal 368 atau 365 atau 362 atau 335 KUHPidana dengan ancaman hukuman
maksimal sembilan tahun penjara.

5. Dari ketentuan tersebut diatas, diketahui bahwa LCKI adalah lembaga yang bekerjasama dengan
penegak hukum untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan bukan upaya paksa sehingga
diperlukan kerjasama dalam aspek kegiatan preventif dan preemtif untuk mencegah tindakan
kejahatan, bahwa upaya paksa sesuai dengan Undang-undang RI. No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP yang boleh melakukan adalah Penyidik Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
6. Demikian untuk menjadi maklum dan atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

KEPALA KEPOLISIAN RESOR PELALAWAN

GUNTUR ARYO TEJO, SIK


AKBP NRP 70040363

Anda mungkin juga menyukai