Anda di halaman 1dari 21

pH dan Dapar 1

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Seorang farmasis professional harus mampu memberikan rute obat yang


sesuai pada kliennya. Pilihan rute pemberian obat yang sesuai bergantung pada
kandungan obat dan efek yang digunakan serta kondisi fisik dan mental
klien.Larutan dapar seringkali dipakai dibidang farmasi, khususnya dalam
pembuatan larutan obat mata (ophthalmic solution). Dapar dapat juga dipakai
dalam penetapan pH dengan cara kolorimetri dan untuk studi penelitian yang
memerlukan pH yang konstan.
Obat-obat sebagai dapar. Penting juga bagi kita untuk mengetahui bahwa
larutan obat yang merupakan larutan elektrolit lemah juga dapat memperlihatkan
kerja seperti dapar. Larutan asam salisilat dalam botol kaca lunak dipengaruhi
oleh kebasaan gelas itu. Semula diduga bahwa reaksi tersebut akan
menyebabkan nilai pH naik, tetapi ternyata ion natrium dari kaca lunak
bersenyawa dengan ion salisilat membentuk natrium salisilat. Akibatnya larutan
asam salisilat dan natrium salisilat membentuk larutan dapar yang mencegah
terjadinya perubahan pH. Dalam hal yang sama, larutan efedrin basa
menunjukkan pula sifat dapar yaitu dengan mencegah turunnya nilai pH. Jika
HCl ditambahnya ke larutan tersebut akan terbentuklah efedrin HCl dan sistem
dapar efedrin dan efedrin HCl tersebut mencegah perubahan pH sampai efedrin
habis bereaksi dengan asam. Oleh sebab itu obat-obat dalam bentuk larutan
serringkali bertindak sebagai dapar untuk obat itu sendiri dalam jarak pH yang
tertentu. Aksi dapar semacam itu sebenarnya terlalu lemah untuk mencegah
terjadinya perubahan pH karena adanya CO2 dari udara dan kebasaan botolnya.
Karena itulah dapar tambahan sering ditambahkan kelarutan obat untuk menjaga
agar sistem tetap berada dalam trayek pH yang diinginkan. Pengukuran
kuantitatif untuk efisiensi atau kapasitas dapar mencegah berubahnya pH.
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan, misalnya dalam
analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit.
Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 2

sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai
kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan
menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran
pHnya dengan larutan penyangga.

II. TUJUAN

Adapun tujuan praktikum ini adalah


untuk menentukan pH beberapa zat cair seperti HCl dan NaOH
untuk membuat larutan dapar pada berbagai pH
menghitung kapasitas dapar yang telah dibuat

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Dasar teori

Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat


meniadakan perubahan pH terhadap penambaham sedikit asam atau basa.
(Martin,A., 1990)
Kapasitas dapar yang disebut indeks buffer atau intensitas buffer yaitu
suatu ukuran kemampuan buffer untuk mempertahankan pHnya yang konstan
jika ditambahkan asam kuat atau basa kuat. (Achmad, 2001)
Rumus untuk menghitung kapasitas dapar adalah sebagai berikut:
(Martin,A., 1990)

=

Delta,, seperti biasa berarti perubahan yang terbatas dan adalah
sedikit penambahan basa kuat ke dalam larutan dapar hingga menghasilkan
perubahan pH=. dinyatakan dalam gram/liter. Dari persamaan diketahui
bahwa kapasitas dapar suatu larutan memiliki nilai 1 bila penambahan 1 garam
ekuivalen basa kuat (asam) kedalam 1 liter larutan dapar menghasilkan
perubahan sebesar 1 satuan pH. Arti indeks ini akan lebih tepat lagi bila
digunakan untuk menghitung kapasitas larutan dapar.
Teori asam basa (Achmad, 2001)
1. Teori Arrhenius (S.Arrhenius, 1884)
Pada tahun 1887 S. Arrhenius mengajukan suatu teori yang
mengatakan bahwa apabila suatu elektrolit melarut, sebagian dari elektrolit
ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion. Teori
ini berhasil menjelaskan beberapa hal misalnya elektrolisis, dan hantaran
elektrolit.
Menurut teori ini,
Asam dalam larutan air menghasilkan ion hydrogen, dan basa dalam larutan
air menghasilkan ion hidroksida yang menetralkan asam sesuai dengan
reaksi,

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 4

H+ + OH- H2O
2. Teori Bronsted-Lowry (Johannes Nicholas Bronsted dan Thomas Martin
Lowry, 1923)
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah zat yang dapat memberkan
proton. Basa adalah zat yang dapat menerima proton.
Asam : penderma proton (penerima proton)
Basa : penerima proton (akseptor proton)
3. Teori Lewis (Gillbert Newton Lewis, 1923)
Asam :Setiap spesi yang mengandung atom dapat menerima pasangan
elektron
Basa :Setiap spesi yang mengandung atom yang dapt menderma
pasangan elektron
Indikator pH adalah larutan indikator dapat dikatakan sebagai suatu asam
lemah yang dapat bertindak seperti dapar dan menghasilkan perubahan warna
karena derajat disosiasinya berubah sesuai dengan perubahan pH. (Martin,A,.
1990)
Disosiasi indikator asam secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut:
HIn + H2O H3O+ + In
Asam1 Basa2 Asam2 Basa1
Kesetimbangannya :
[3 ]+ [+ ]
=
[]
HIn adalah bentuk indikator yang tidak terionisasi dan dapat member warna
asam, sedangkan In- adalah bentuk indikator terionisasi dan dapat menghasilkan
warna basa. KIn disebut tetapan indikator. Jika suatu asam ditambahkan kesuatu
larutan indikator, konsentrasi ion hydrogen yang terbentuk disebelah kanan akan
naik, dan tonisasi terhalang karena adanya efek ion sejenis. Akibatnya sebagian
besar indekator akan berada dalam bentuk HIn warna asam. Jika basa yang
ditambahkan, [H3O+] kan turun akibat reaksi asam dengan basa, persamaan
reaksi bergerak kekanan membentuk indikator terionisasi In- lebih banyak dan
warna akan mendominasi larutan tersebut. Jadi warna indikator merupakan
fungsi pH larutan. Beberapa indikator dengan jarak pHnya. (Martin,A,. 1990)
Larutan buffer yang juga dikenal sebagai buffer, pada umumnya terdiri atas
campuran asam lemah dan garamnya, misalnya, CH3COOH-CH3COONa atau

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 5

basa lemah dan garamnya misalnya NH3-NH4Cl. Cara kerja larutan buffer
berkaitan dengan pengaruh ion senama. Fakta bahwa penambahan ion senama
dalam larutan asam lemah atau basa lemah menghasilkan pergeseran
kesetimbangan kearah molekul asam atau basa yang tidak terurai. Oleh karena
itu, larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam lemah dengan
basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. (Achmad, 2001)
Metode kolorimetri untuk penentuan pH sebenarnya memberi hasil yang
kurang teliti dan kurang memuaskan namun metode ini jauh lebih murah
dibandingkan metode elektrometri. Metode kolorimetri ini dapat pula digunakan
untuk menentukan pH larutan encer baik yang tidak berwarna maupun yang
keruh, dan khususnya berguna dalam mempelajari reaksi-reaksi asam-basa
dalam larutan bukan air. Secara umum penerapan pH dengan cara kolorimetri
mengikuti langkah-langkah tersebut sebagai berikut: (Martin,A., 1990)
1) Perkirakan nilai pH larutan dengan cara menambahkan tetes indikator
universal. Dapat pula digunakan pH yang berjarak lebar yang dibuat dengan
meneteskan indikator universal kepita-pita kertas.
2) Pilih satu seri larutan dapar Clark-Lubs, yang mempunyai perbedaan sebesa
0,2 satuan pH dan berada dalam trayek pH larutan uji. Teteskan beberapa
tetes larutan indikator yang mempunyai pKIn kira-kira sama dengan pH
larutan yang diuji, sehingga mengubah warna dalam trayek pH yang
diperkirakan, kedalam masing-masing cuplikan dapar, dan kedalam uji yang
berada dalam tabung reaksi yang sesuai.
3) Warna larutan dapar yang telah diketahui pHnya dicocokkan dengan warna
larutan uji. pH larutan yang diuji dapat ditentukan dengan ketelitian sampai
0,1 satuan pH.
pH dari larutan buffer dapat dihitung dari persamaan Henderson-
Hasselbach atau persamaan Henderson. Untuk buffer asam lemah HA dan
garamnya NA.
[]
pH = + []

untuk buffer basa lemah dan garamnya,


[]
pOH = + []

Dapat disimpulkan bahwa sifat larutan buffer: (Achmad, 2001)


1. Mempunyai pH tertentu

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 6

2. pHnya relative tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa
3. pHnya tidak berubah jika diencerkan

Langkah-langkah berikut iniberguna dalam menyiapkan sebuah dapar


yaitu: (Martin,A., 1990)
a) Pilihlah satu asam lemah yang memiliki pKa yang hamper sama dengan pH
dapar yang akan dibuat. Tujuannya agar didapat dapar yang maksimun
b) Dengan menggunakan persamaan dapar dihitung perbandingan garam dan
asam lemah yang diperlakukan agar dicapai pH yang diinginkan.
Persamaan dapar memberi hasil yang memuaskan untuk perkiraan
perhitungan yang berbeda pada trayek pH 4-10
c) Perkirakan konsentrasi garam dan asam yang diperlukan agar diperoleh
kapasitas dapar yang sesuai. Besarnya konsentrasi cukup berkisar antara
0,05-0,5 M dan kapasitas dapar 0,01-0,1 umumnya sesuai
d) Faktor-faktor yang penting dalam pembuatan dapar farmasi meliputi:
bahan-bahan kimia yang tersedia, sterilisasi larutan akhir, kestabilan obat
dan dapar untuk waktu yang cukup lama, harga bahan dan harus tidak
toksis
e) Yang terakhir, tentukan besar pH dan kapasitas dapar larutan yang telah
diberi dapar dengan menggunakan pH meter. Dalam beberapa kasus
ketepatan bias juga diperoleh dengan memakai kertas pH. Persamaan
dapar akan berbeda dengan pH hasil eksperimen. Hal semacam ini terjai
bila koefisien keaktifat tidak turut dihitung dan dengan demikian
menekankan perlunya melakukan penentuan yang benar.
pH adalah suatu bilangan yang menyatakan keasaman atau kebasaan
suatu zat yang larut dalam air. Penetapan umumnya dilakukan secara
potensiometri untuk penetapan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi dapat
dilakukan secara kolorimetri dengan menggunakan indikator (Syukri, 1999).
Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu
larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion ion hidrogen
atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Buffer dapat
dibagi menjadi 3 jenis sesuai kapasitasnya, yaitu buffer yang kapasitasnya 0,
buffer yang kapasitasnya tak hingga, serta buffer yang kapasitasnya dibatasi

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 7

sebanyak n. Buffer dengan kapasitas terbatas inilah yang disebut sebagai


bounded-buffer (Underwood, 2002 ).
Penahanan perubahan pH oleh dapar disebut kapasitas atau efisiensi
dapar, indeks dapar dan nilai dapar. Van Slyke memperkenalkan konsep
kapasitas dapar dan mendefinisikannya sebagai perbandingan pertambahan
basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena
penambahan basa itu (Martin, 1990).
Kapasitas buffer mengukur besarnya perubahan pH larutan bila asam atau
basa ditambahkan. Semakin kecil perubahan pH maka semakin besar kapasitas
buffer. Kapasitas buffer diukur sebagai moles H+ atau OH- yang diperlukan guna
merubah 1 L buffer 1 mol/L, sebesar 1 unit pH. Kapasitas buffer pada pH konstan
sebanding dengan konsentrasi buffer (Montgomery,1993).
Derajat ionisasi adalah perbandingan hasil konsentrasi zat terurai atau zat-
zat setelah reaksi terhadap konsentrasi zat mula-mula atau zat-zat sebelum
reaksi. (Martin,A:1990)
Tetapan ionisasi adalah tetapan kesetimbangan dimana hasil konsentrasi
zat terurai dibagi dengan konsentrasi zat mula-mula. (Martin,A:1990)
Pada umumnya, tetapan keasaman untuk asam lemah yang tidak
bermuatan, HB dapat dinyatakan sebagai berikut: (Martin,A:1990)

HB + H2O OH- + BH+


[OH ][BH + ]
Kb =
[B]
Ada beberapa buffer dalam darah yang mempertahankan pH darah pada
pH 7,4 buffer yang terdapat dalam darah yaitu:
H2CO3 ; B+H2PO4- ; HHbO2 ; HHb ; H protein
B+HCO3 B22+HPO4-2 B+HbO2- B+Hb B+ protein
B+ adalah Na atau K, HHbO2 adalah oksihemoglobin, HHb adalah
hemoglobil dan H protein adalah protein bebas. (Achmad, 2001)
Darah selalu berada pada pH = 7,4. Hal ini disebabkan karena adanya
dapar primer dalam plasma dan dapar sekunder dalam eritrosit. Plasma terdiri
atas asam karbonat/bikarbonat dan garam natrium asam/basa dari asam fosfat
yang berlaku sebagai dapar. Protein plasma yang berlaku sebagai asam dalam
darah dapat bergabung dalam basa dan bertindak sebagai dapar. Dalam

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 8

eritrosit, dua sistem dapar tersebut mengandung hemoglobin/oksihemoglobin


dan garam kalium asam/basa dari asam fosfat. (Martin,A.,1990)
Larutan buffer sering digunakan dalam bidang kimia analisis seperti pada
pembuatan fase gerak pada KCKT dan ekstraksi obat dari larutan berair. Jenis
buffer yang paling sederhana tersusun atas asam/basa lemah yang
dikombinasikan dengan asam/basa kuat. Sistem buffer yang umum adalah
sistem natrium asetat atau asam asetat. Cara langsung yang digunakan untuk
membuat buffer adalah dengan menambahkan natrium hidroksida pada asam
asetat sampai pH yang dikehendaki tercapai. Kisaran pH yang paling efektif
untuk membuat buffer adalah satu unit pH disekitar nilai pKa asam atau basa
lemah yang digunakan untuk membuat buffer. Sebagai contoh, nilai pKa asam
asetat adalah 4,76 karenanya kisaran pH buffer yang paling efektif adalah 3,76
hingga 5,76 (Golib, 2007).
Pelarut dapat diklasifikasikan sebagai protofilik, protogenik, amfiprotik dan
aprotik. Protofilik atau pelarut basa adalah suatu pelarut yang dapat menerima
proton dari zat terlarut. Pelarut seperti aseton, eter dan cairan amoniak masuk
dalam kelompok ini. Pelarut protogenik adalah senyawa pemberi proton yang
ditunjukkan oleh asam seperti asam format, asam asetat, asam sulfat, cairan
HCl, dan cairan HF. Pelarut amfiprotik bekerja sebagai penerima proton dan
pemberi proton dan termasuk dalam kelompok ini adalah alkohol. Pelarut aprotik,
seperti hidrokarbon, tidak menerima juga tidak member proton dan dalam
keadaan ini menjadi netral, sehingga berguna untuk mempelajari reaksi asam
dan basa yang bebas dari pengaruh pelarut. (Martin,A., 1990)
Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia,
bakteriologi, fotografi, industri kulit dan zat warna. Dalam tiap bidang tersebut,
terutama dalam biokimia dan bakteriologi, diperlukan trayek/rentang pH tertentu
yang sempit untuk mencapai hasil optimum. Cairan tubuh, baik cairan intrasel
maupun luar sel merupakan larutan penyangga. Sistem utama penyangga dalam
cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4-
dan HPO42-). Adapun sistem penyangga utama dalam cairan luar sel adalah
pasangan asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 HCO3-). Sistem penyangga
tersebut menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4. (Purba, 2006).
Buffer merupakan suatu sistem dalam larutan yang terdiri dari asam dan
basa konjugasi yang pH-nya dipertahankan tidak berubah walaupun dengan

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 9

penambahan ion-ion OH- atau H+. Biasanya larutan buffer terdiri atas campuran
asam Bronsted lemah dan basa konjugasinya, misalnya campuran asam asetat
dengan natrium asetat atau campuran ammonium hidroksida dengan ammonium
klorida (Girindra,1993).
Larutan dapar seringkali dipakai dibidang farmasi, khususnya dalam
pembuatan larutan obat mata (opHthalmic solution). Dapar dapat juga dipakai
dalam penetapan pH dengan cara kolorimetri dan untuk studi penelitian yang
memerlukan pH yang konstan. (Martin,A., 1990)
Obat-obat sebagai dapar. Penting juga bagi kita untuk mengetahui bahwa
larutan obat yang merupakan larutan elektrolit lemah juga dapat memperlihatkan
kerja seperti dapar. Larutan asam salisilat dalam botol kaca lunak dipengaruhi
oleh kebasaan gelas itu. Semula diduga bahwa reaksi tersebut akan
menyebabkan nilai pH naik, tetapi ternyata ion natrium dari kaca lunak
bersenyawa dengan ion salisilat membentuk natrium salisilat. Akibatnya larutan
asam salisilat dan natrium salisilat membentuk larutan dapar yang mencegah
terjadinya perubahan pH. Dalam hal yang sama, larutan efedrin basa
menunjukkan pula sifat dapar yaitu dengan mencegah turunnya nilai pH. Jika
HCl ditambahnya ke larutan tersebut akan terbentuklah efedrin HCl dan sistem
dapar efedrin dan efedrin HCl tersebut mencegah perubahan pH sampai efedrin
habis bereaksi dengan asam. Oleh sebab itu obat-obat dalam bentuk larutan
seringkali bertindak sebagai dapar untuk obat itu sendiri dalam jarak pH yang
tertentu. Aksi dapar semacam itu sebenarnya terlalu lemah untuk mencegah
terjadinya perubahan pH karena adanya CO2 dari udara dan kebasaan botolnya.
Karena itulah dapar tambahan sering ditambahkan kelarutan obat untuk menjaga
agar sistem tetap berada dalam trayek pH yang diinginkan. Pengukuran
kuantitatif untuk efisiensi atau kapasitas dapar mencegah berubahnya pH.
(Martin,A., 1990)

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 10

II. Uraian Bahan

1. Air suling ( Ditjen POM, 1979 : 96 )


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Bobot Jenis : 0,997
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai larutan dengan pH netral

2. Asam Asetat ( Ditjen POM, 1979: 41 )


Nama Resmi : Acidum Aceticum
Nama Lain : Asam Asetat, Asam Cuka
RM/BM : CH3COOH
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau menusuk; rasa asam,
tajam
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan
dengan gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai dapar asetat

3. Asam Klorida ( Ditjen POM, 1979: 53 )


Nama Resmi : ACIDUM CHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM/BM : HCl/36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap dan berbau
merangsang
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai larutan asam

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 11

4. Natrium Hidroksida ( Ditjen POM, 1979 : 412 )


Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur, keping,
keras, keras, kering, rapuh putih, mudah meleleh
basa.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai larutan basa

III. Prosedur Kerja (Anonim, 2013)

A. Menentukan pH beberapa zat cair

1. Hitunglah pH larutan di bawah ini.

Larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; dan 0,001 M.

Larutan NaOH 1,0 M; 0,1M; 0,01 M dan 0,001 M.

2. Kemudian ukur pH larutan di atas menggunakan pH meter dan kertas pH

universal, kemudian bandingkan dengan hasil hitungannya.

B. Menentukan pH beberapa zat cair

1. Hitung dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml Natrium hidroksida 0,1

M dan 50 ml asam astat 0,2 M.

2. Kemudian buatlah larutan dapar tersebut.

3. Ukurlah pH larutan dapar tersebut.

4. Hitung kapasitas dapar larutan tersebut.

5. Buktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl 0,1

M dan NaOH 0,1 M ke dalam larutan dapar, kemudian ukur kembali

pHnya.

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 12

BAB III

CARA KERJA

I. Alat dan Bahan

A. Alat yang digunakan


Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu aluminium foil, gelas
kimia, gelas ukur, pH meter dan pipet tetes.
B. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest, HCl 0,1 M;
0,01 M; 0,001 M; 0,1 M, NaOH 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M; 0,1 M, CH 3COOH,
dan tissue.
II. Langkah Percobaan
A. Menentukan pH beberapa zat cair
1. Dihitung pH larutan di bawah ini.
Larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; dan 0,001 M.
Larutan NaOH 1,0 M; 0,1M; 0,01 M dan 0,001 M.
2. Kemudian, diukur pH larutan di atas menggunakan pH meter dan kertas
pH universal, kemudian bandingkan dengan hasil hitungannya.
B. Menentukan pH beberapa zat cair
1. Hitung dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml Natrium hidroksida 0,1
M dan 50 ml asam astat 0,2 M.
2. Kemudian buatlah larutan dapar tersebut.
3. Ukurlah pH larutan dapar tersebut.
4. Hitung kapasitas dapar larutan tersebut.
5. Buktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl 0,1
M dan NaOH 0,1 M ke dalam larutan dapar, kemudian ukur kembali
pHnya.

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil Percobaan dan Perhitungan

A. Menentukan pH Beberapa Zat Cair

pH hasil pH cairan
Nama zat cair
perhitungan pH meter Kertas pH
HCl 0,001 M 3 3,11 7
HCl 0,01 M 2 2,08 4
HCl 0,1 M 1 1,07 1
HCl 1 M 0 0,20 0
NaOH 0,001 M 11 10,13 9
NaOH 0,01 M 12 11,63 11
NaOH 0,1 M 13 12,59 13
NaOH 1 M 14 13,01 14

B. pH Dapar
Jenis Dapar Dapar asetat
pH Dapar hasil hitungan 4,46
pH meter Kertas indikator
pH dapar hasil pengukuran
4,05 4
Kapasitas dapar 0,0759
pH meter Kertas indikator
pH Dapar setelah penambahan basa
4,10 4
pH Dapar setelah penambahan asam 4,01 4

Perhitungan :
a. Penetapan pH dari dapar asetat
50 ml CH3COOH 0,2 M n = 50 x 0,2 = 10 mmol
50 ml NaOH 0,1 M n = 50 x 0,1 = 5 mmol
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 14

M 10 mmol 5 mmol - -
B 5 mmol 5 mmol 5 mmol -
S 5 mmol - 5 mmol -

5
[CH3COONa] = = = 0,05 M
100
5
[CH3COOH] = = = 0,1 M
. 50
[CH3COONa]
pH = pKa + log
[CH3COOH]
[0,05]
= 4,76 + log
[0,1]

= 4,76 + log 0,5


= 4,76-0,30
= 4,46

b. Penetapan Kapasitas dapar dari dapar Asetat


Ka = antilog pKa
= antilog 4,76
= 1,737 x 10-5
[H3O+] = antilog pH
= antilog 4,46
= 3,467.10-5
C = [garam] + [asam]
= 0,05 + 0,1
= 0,15
[3+ ]
= 2,3
( + [3+ ])2

(1,737 105 ) (3,467 105 )


= 2,3 x 0,15 (1,737 105 + 3,467 105 )2

6,022 101
= 0,345 x (5,204 105 )2

6,022 1010
= 0,345 x (27,08 1010

= 0,345 x 0,22 = 0,0759 sesuai ranges 0,01 0,1

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 15

II. Pembahasan
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan pH beberapa zat
cair seperti HCl dan NaOH, untuk membuat larutan dapar pada berbagai pHdan
menghitung kapasitas dapar yang telah dibuat.

Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat


meniadakan perubahan pH terhadap penambaham sedikit asam atau basa.
Kapasitas dapar yang disebut indeks buffer atau intensitas buffer yaitu suatu
ukuran kemampuan buffer untuk mempertahankan pHnya yang konstan jika
ditambahkan asam kuat atau basa kuat.
Larutan buffer dapat mempertahankan pHnya ketika ditambahkan sedikit
asam atau basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit asam, asam tersebut
akan dinetralkan oleh basa konjugasinya sehingga kesetimbangan akan
bergeser kearah reaktan sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat.
Begitu pula sebaliknya, jika larutan buffer ditambahkan basa, maka basa tersebut
akan dinetralkan oleh asam lemahnya sehingga kesetimbangan akan bergeser
ke arah produk dan meningkatkan jumlah basa konjugasinya.
Dalam penentuan pH ada dua cara yang dapat digunakan yaitu dengan
metode kolorimetri dan metode potensiometri. Metode kolorimetri yaitu metode
dengan menggunakan kertas indikator dan metode potensiometri yaitu metode
dengan menggunakan pH meter.
Dalam percobaan penentukan pH, zat cair yang digunakan yaitu HCl 0,1
M; 0,01 M; 0,001 M, 1 M dan NaOH 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M ;1 M. Terlebih
dahulu dilakukan penentuan pH larutan tersebut dengan menggunakan
perhitungan, setelah itu dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH
meter dan kertas indikator, lalu hasilnya dibandingkan dan pada percobaan
penentukan pH larutan dapar, dapar yang digunakan yaitu larutan dapar asetat.
Terlebih dahulu dilakukan penentuan pH dan kapasitas dapar dengan
menggunakan perhitungan serta dilakukan pengukuran pH larutan dapar yang
telah dibuat dengan menggunakan pH meter dan kertas indikator, setelah itu
untuk membuktikan kemampuan dapar yang telah dibuat larutan dapar
ditambahkan dengan 10 tetes larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M kemudian

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 16

diukur kembali pH-nya dengan menggunakan pH meter dan kertas indikator lalu
hasil pengukurannya dibandingkan.
Setelah percobaan dilakukan dapat dipereoleh hasil yaitu pada HCl 0,001
M pada perhitungan diperoleh hasil 3 dan pada pengukuran dengan
menggunakan pH meter yaitu 3,11 dan pada saat menggunakan kertas pH
menghasilkan pH 7. pada HCl 0,01 M pada perhitungan diperoleh hasil 2 dan
pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu 2,08 dan pada saat
menggunakan kertas pH menghasilkan pH 4. Pada HCl 0,1 M pada perhitungan
diperoleh hasil 1 dan pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu
1,07 dan pada saat menggunakan kertas pH menghasilkan pH 1. Pada HCl 1 M
pada perhitungan diperoleh hasil 0 dan pada pengukuran dengan menggunakan
pH meter yaitu 0,20 dan pada saat menggunakan kertas pH menghasilkan pH 0
Pada penentuan pH NaOH 0,001 M pada perhitungan diperoleh hasil 11
dan pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu 10,13 dan pada
saat menggunakan kertas indikator yaitu 9. Pada NaOH 0,01 M pada
perhitungan diperoleh hasil 12 dan pada pengukuran dengan menggunakan pH
meter yaitu 11,63 dan pada saat menggunakan kertas indikator yaitu 11. Pada
NaOH 0,1 M pada perhitungan diperoleh hasil 12 dan pada pengukuran dengan
menggunakan pH meter yaitu 12,59 dan pada saat menggunakan kertas
indikator yaitu 13. Pada NaOH 1 M pada perhitungan diperoleh hasil 14 dan
pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu 13,01 dan pada saat
menggunakan kertas indikator yaitu 14.
Pada penentuan pH dengan menggunakan pH meter dan kertas
indikator, hasil yang diperoleh ada beberapa yang menyimpang. Yaitu pada
pengukuran HCl 0,001 dan HCl 0,01. Hasil yang diperoleh sangat berbeda yaitu
pada HCl 0,001 dengan menggunakan pH meter yaitu 3,11 dan penggunaan
kertas pH diperoleh 7. Pada HCl 0,01 pengukuran dengan menggunakan pH
meter menghasilkan 2,08 dan menggunakan kertas pH yaitu 4. Hasil pengukuran
ini sangat menyimpang dari apa yang seharusnya diperoleh.
Faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam pemerolehan hasil
yaitu alat yang digunakan mungkin tidak bersih sehingga larutan yang diukur
terkontaminasi dengan larutan yang lain.
Pada percobaan menentukan pH pada larutan dapar asetat diperoleh
hasil bahwa pH dapar hasil perhitungan yaitu 4,46 sedangkan hasil pengukuran

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 17

dengan menggunakan pH meter yaitu 4,05 dan pengukuran berdasarkan kertas


indikator yaitu 4. Pada perhitungan kapasitas dapar diperoleh 0,0759 sesuai
dengan ranges dan setelah penambahan asam yaitu 4,01 sedangkan setelah
penambahan basa yaitu 4,10.
Pada perhitungan dan pengukuran kapasitas dapar hasil yang diperoleh
sudah sesuai dengan ranges. Dan pada saat penambahan asam dan basa pH
dapar yang diperoleh tidak mengalami perubahan pH yang drastis. Hal ini berarti
dapar yang telah dibuat sudah memenuhi kapasitas.
Larutan dapar seringkali dipakai dibidang farmasi, khususnya dalam
pembuatan larutan obat mata (opHthalmic solution). Dapar dapat juga dipakai
dalam penetapan pH dengan cara kolorimetri dan untuk studi penelitian yang
memerlukan pH yang konstan.

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 18

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:


1. Untuk HCl 0,001 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 3
hasil pengukuran pH meter yaitu 3,11
hasil pengukuran kertas pH yaitu 7
2. Untuk HCl 0,01 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 2
hasil pengukuran pH meter yaitu 2,10
hasil pengukuran kertas pH yaitu 4
3. Untuk HCl 0,1 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 1
hasil pengukuran pH meter yaitu 1,07
hasil pengukuran kertas pH yaitu 1
4. Untuk HCl 1 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 0
hasil pengukuran pH meter yaitu 0,20
hasil pengukuran kertas pH yaitu 0
5. Untuk NaOH 0,001 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 11
hasil pengukuran pH meter yaitu 10,13
hasil pengukuran kertas pH yaitu 9
6. Untuk NaOH 0,01 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 12
hasil pengukuran pH meter yaitu 11,63
hasil pengukuran kertas pH yaitu 11
7. Untuk NaOH 0,1 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 13
hasil pengukuran pH meter yaitu 12,59
hasil pengukuran kertas pH yaitu 13

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 19

8. Untuk NaOH 1 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 14
hasil pengukuran pH meter yaitu 13,01
hasil pengukuran kertas pH yaitu 14
9. pH dapar
hasil perhitungan yaitu 4,46
hasil pengukuran pH meter yaitu 4,05
hasil pengukuran kertas pH yaitu 4
10. kapasitas dapar
hasil perhitungan yaitu 0,0759
pH dapar setelah penambahan asam yaitu 4,10
setelah penambahan basa yaitu 4

II. Saran
Sebaiknya dalam praktikum, semua praktikan harus lebih aktif dalam

bekerja dan saling bekerja sama.

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 20

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.2001. Kimia Larutan:Jakarta

Daintith, J., 2008, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta


Day, R.A. and A.L. Underwood, 1989, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 5, Aloysius
H.P., penerjemah. Jakarta, Erlangga, Terjemahan dari : Quantitatif
Analysis.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta

Ditjen POM.1979. Farmakope Indonesiaedisi III. Jakarta; Depkes RI.


Gholib,I.G. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

Girindra, A.1993.Biokimia 1.Gramedia.Jakarta

Martin, Alfred, dkk. 1990 . Farmasi Fisika: Dasar-dasar farmasi fisika dalam ilmu
farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid I. Jakarta; penerbit
UI.
Mirawati. 2013.Penuntun Praktikum Farmasi Fisika.Makassar;Jurusan Farmasi
UMI.
Montgomery, et al.1993.Biokimia.UGM.Jogjakarta

Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pranama

Syukri, 1999. kimia dasar jilid II. penerbit: ITB, Bandung

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 21

SKEMA KERJA

Menentukan pH beberapa zat cair (HCl dan NaOH)

Dihitung pH larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M dan NaOH 1,0 M; 0,1 M;
0,01 M; 0,001 M

Diukur pH larutan diatas dengan menggunakan pH meter dan kertas universal

Dibandingkan hasilnya

Membuat larutan dapar

Dihitung pH larutan dapar dari 15 ml NaOH 0,1 M dan 10 tetes Asam asetat

Dibuat larutan dapar tersebut

Diukur pH larutan dapar

Dihitung kapasitas dapar

Dibuktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl 0,1 M dan

NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar

Diukur kembali pHnya

HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF

Anda mungkin juga menyukai