BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 2
sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai
kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan
menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran
pHnya dengan larutan penyangga.
II. TUJUAN
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Dasar teori
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 4
H+ + OH- H2O
2. Teori Bronsted-Lowry (Johannes Nicholas Bronsted dan Thomas Martin
Lowry, 1923)
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah zat yang dapat memberkan
proton. Basa adalah zat yang dapat menerima proton.
Asam : penderma proton (penerima proton)
Basa : penerima proton (akseptor proton)
3. Teori Lewis (Gillbert Newton Lewis, 1923)
Asam :Setiap spesi yang mengandung atom dapat menerima pasangan
elektron
Basa :Setiap spesi yang mengandung atom yang dapt menderma
pasangan elektron
Indikator pH adalah larutan indikator dapat dikatakan sebagai suatu asam
lemah yang dapat bertindak seperti dapar dan menghasilkan perubahan warna
karena derajat disosiasinya berubah sesuai dengan perubahan pH. (Martin,A,.
1990)
Disosiasi indikator asam secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut:
HIn + H2O H3O+ + In
Asam1 Basa2 Asam2 Basa1
Kesetimbangannya :
[3 ]+ [+ ]
=
[]
HIn adalah bentuk indikator yang tidak terionisasi dan dapat member warna
asam, sedangkan In- adalah bentuk indikator terionisasi dan dapat menghasilkan
warna basa. KIn disebut tetapan indikator. Jika suatu asam ditambahkan kesuatu
larutan indikator, konsentrasi ion hydrogen yang terbentuk disebelah kanan akan
naik, dan tonisasi terhalang karena adanya efek ion sejenis. Akibatnya sebagian
besar indekator akan berada dalam bentuk HIn warna asam. Jika basa yang
ditambahkan, [H3O+] kan turun akibat reaksi asam dengan basa, persamaan
reaksi bergerak kekanan membentuk indikator terionisasi In- lebih banyak dan
warna akan mendominasi larutan tersebut. Jadi warna indikator merupakan
fungsi pH larutan. Beberapa indikator dengan jarak pHnya. (Martin,A,. 1990)
Larutan buffer yang juga dikenal sebagai buffer, pada umumnya terdiri atas
campuran asam lemah dan garamnya, misalnya, CH3COOH-CH3COONa atau
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 5
basa lemah dan garamnya misalnya NH3-NH4Cl. Cara kerja larutan buffer
berkaitan dengan pengaruh ion senama. Fakta bahwa penambahan ion senama
dalam larutan asam lemah atau basa lemah menghasilkan pergeseran
kesetimbangan kearah molekul asam atau basa yang tidak terurai. Oleh karena
itu, larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam lemah dengan
basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. (Achmad, 2001)
Metode kolorimetri untuk penentuan pH sebenarnya memberi hasil yang
kurang teliti dan kurang memuaskan namun metode ini jauh lebih murah
dibandingkan metode elektrometri. Metode kolorimetri ini dapat pula digunakan
untuk menentukan pH larutan encer baik yang tidak berwarna maupun yang
keruh, dan khususnya berguna dalam mempelajari reaksi-reaksi asam-basa
dalam larutan bukan air. Secara umum penerapan pH dengan cara kolorimetri
mengikuti langkah-langkah tersebut sebagai berikut: (Martin,A., 1990)
1) Perkirakan nilai pH larutan dengan cara menambahkan tetes indikator
universal. Dapat pula digunakan pH yang berjarak lebar yang dibuat dengan
meneteskan indikator universal kepita-pita kertas.
2) Pilih satu seri larutan dapar Clark-Lubs, yang mempunyai perbedaan sebesa
0,2 satuan pH dan berada dalam trayek pH larutan uji. Teteskan beberapa
tetes larutan indikator yang mempunyai pKIn kira-kira sama dengan pH
larutan yang diuji, sehingga mengubah warna dalam trayek pH yang
diperkirakan, kedalam masing-masing cuplikan dapar, dan kedalam uji yang
berada dalam tabung reaksi yang sesuai.
3) Warna larutan dapar yang telah diketahui pHnya dicocokkan dengan warna
larutan uji. pH larutan yang diuji dapat ditentukan dengan ketelitian sampai
0,1 satuan pH.
pH dari larutan buffer dapat dihitung dari persamaan Henderson-
Hasselbach atau persamaan Henderson. Untuk buffer asam lemah HA dan
garamnya NA.
[]
pH = + []
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 6
2. pHnya relative tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa
3. pHnya tidak berubah jika diencerkan
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 7
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 8
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 9
penambahan ion-ion OH- atau H+. Biasanya larutan buffer terdiri atas campuran
asam Bronsted lemah dan basa konjugasinya, misalnya campuran asam asetat
dengan natrium asetat atau campuran ammonium hidroksida dengan ammonium
klorida (Girindra,1993).
Larutan dapar seringkali dipakai dibidang farmasi, khususnya dalam
pembuatan larutan obat mata (opHthalmic solution). Dapar dapat juga dipakai
dalam penetapan pH dengan cara kolorimetri dan untuk studi penelitian yang
memerlukan pH yang konstan. (Martin,A., 1990)
Obat-obat sebagai dapar. Penting juga bagi kita untuk mengetahui bahwa
larutan obat yang merupakan larutan elektrolit lemah juga dapat memperlihatkan
kerja seperti dapar. Larutan asam salisilat dalam botol kaca lunak dipengaruhi
oleh kebasaan gelas itu. Semula diduga bahwa reaksi tersebut akan
menyebabkan nilai pH naik, tetapi ternyata ion natrium dari kaca lunak
bersenyawa dengan ion salisilat membentuk natrium salisilat. Akibatnya larutan
asam salisilat dan natrium salisilat membentuk larutan dapar yang mencegah
terjadinya perubahan pH. Dalam hal yang sama, larutan efedrin basa
menunjukkan pula sifat dapar yaitu dengan mencegah turunnya nilai pH. Jika
HCl ditambahnya ke larutan tersebut akan terbentuklah efedrin HCl dan sistem
dapar efedrin dan efedrin HCl tersebut mencegah perubahan pH sampai efedrin
habis bereaksi dengan asam. Oleh sebab itu obat-obat dalam bentuk larutan
seringkali bertindak sebagai dapar untuk obat itu sendiri dalam jarak pH yang
tertentu. Aksi dapar semacam itu sebenarnya terlalu lemah untuk mencegah
terjadinya perubahan pH karena adanya CO2 dari udara dan kebasaan botolnya.
Karena itulah dapar tambahan sering ditambahkan kelarutan obat untuk menjaga
agar sistem tetap berada dalam trayek pH yang diinginkan. Pengukuran
kuantitatif untuk efisiensi atau kapasitas dapar mencegah berubahnya pH.
(Martin,A., 1990)
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 10
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 11
pHnya.
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 12
BAB III
CARA KERJA
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 13
BAB IV
pH hasil pH cairan
Nama zat cair
perhitungan pH meter Kertas pH
HCl 0,001 M 3 3,11 7
HCl 0,01 M 2 2,08 4
HCl 0,1 M 1 1,07 1
HCl 1 M 0 0,20 0
NaOH 0,001 M 11 10,13 9
NaOH 0,01 M 12 11,63 11
NaOH 0,1 M 13 12,59 13
NaOH 1 M 14 13,01 14
B. pH Dapar
Jenis Dapar Dapar asetat
pH Dapar hasil hitungan 4,46
pH meter Kertas indikator
pH dapar hasil pengukuran
4,05 4
Kapasitas dapar 0,0759
pH meter Kertas indikator
pH Dapar setelah penambahan basa
4,10 4
pH Dapar setelah penambahan asam 4,01 4
Perhitungan :
a. Penetapan pH dari dapar asetat
50 ml CH3COOH 0,2 M n = 50 x 0,2 = 10 mmol
50 ml NaOH 0,1 M n = 50 x 0,1 = 5 mmol
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 14
M 10 mmol 5 mmol - -
B 5 mmol 5 mmol 5 mmol -
S 5 mmol - 5 mmol -
5
[CH3COONa] = = = 0,05 M
100
5
[CH3COOH] = = = 0,1 M
. 50
[CH3COONa]
pH = pKa + log
[CH3COOH]
[0,05]
= 4,76 + log
[0,1]
6,022 101
= 0,345 x (5,204 105 )2
6,022 1010
= 0,345 x (27,08 1010
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 15
II. Pembahasan
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan pH beberapa zat
cair seperti HCl dan NaOH, untuk membuat larutan dapar pada berbagai pHdan
menghitung kapasitas dapar yang telah dibuat.
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 16
diukur kembali pH-nya dengan menggunakan pH meter dan kertas indikator lalu
hasil pengukurannya dibandingkan.
Setelah percobaan dilakukan dapat dipereoleh hasil yaitu pada HCl 0,001
M pada perhitungan diperoleh hasil 3 dan pada pengukuran dengan
menggunakan pH meter yaitu 3,11 dan pada saat menggunakan kertas pH
menghasilkan pH 7. pada HCl 0,01 M pada perhitungan diperoleh hasil 2 dan
pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu 2,08 dan pada saat
menggunakan kertas pH menghasilkan pH 4. Pada HCl 0,1 M pada perhitungan
diperoleh hasil 1 dan pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu
1,07 dan pada saat menggunakan kertas pH menghasilkan pH 1. Pada HCl 1 M
pada perhitungan diperoleh hasil 0 dan pada pengukuran dengan menggunakan
pH meter yaitu 0,20 dan pada saat menggunakan kertas pH menghasilkan pH 0
Pada penentuan pH NaOH 0,001 M pada perhitungan diperoleh hasil 11
dan pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu 10,13 dan pada
saat menggunakan kertas indikator yaitu 9. Pada NaOH 0,01 M pada
perhitungan diperoleh hasil 12 dan pada pengukuran dengan menggunakan pH
meter yaitu 11,63 dan pada saat menggunakan kertas indikator yaitu 11. Pada
NaOH 0,1 M pada perhitungan diperoleh hasil 12 dan pada pengukuran dengan
menggunakan pH meter yaitu 12,59 dan pada saat menggunakan kertas
indikator yaitu 13. Pada NaOH 1 M pada perhitungan diperoleh hasil 14 dan
pada pengukuran dengan menggunakan pH meter yaitu 13,01 dan pada saat
menggunakan kertas indikator yaitu 14.
Pada penentuan pH dengan menggunakan pH meter dan kertas
indikator, hasil yang diperoleh ada beberapa yang menyimpang. Yaitu pada
pengukuran HCl 0,001 dan HCl 0,01. Hasil yang diperoleh sangat berbeda yaitu
pada HCl 0,001 dengan menggunakan pH meter yaitu 3,11 dan penggunaan
kertas pH diperoleh 7. Pada HCl 0,01 pengukuran dengan menggunakan pH
meter menghasilkan 2,08 dan menggunakan kertas pH yaitu 4. Hasil pengukuran
ini sangat menyimpang dari apa yang seharusnya diperoleh.
Faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam pemerolehan hasil
yaitu alat yang digunakan mungkin tidak bersih sehingga larutan yang diukur
terkontaminasi dengan larutan yang lain.
Pada percobaan menentukan pH pada larutan dapar asetat diperoleh
hasil bahwa pH dapar hasil perhitungan yaitu 4,46 sedangkan hasil pengukuran
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 17
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 18
BAB V
I. Kesimpulan
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 19
8. Untuk NaOH 1 M
hasil perhitungan pHnya yaitu 14
hasil pengukuran pH meter yaitu 13,01
hasil pengukuran kertas pH yaitu 14
9. pH dapar
hasil perhitungan yaitu 4,46
hasil pengukuran pH meter yaitu 4,05
hasil pengukuran kertas pH yaitu 4
10. kapasitas dapar
hasil perhitungan yaitu 0,0759
pH dapar setelah penambahan asam yaitu 4,10
setelah penambahan basa yaitu 4
II. Saran
Sebaiknya dalam praktikum, semua praktikan harus lebih aktif dalam
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 20
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Alfred, dkk. 1990 . Farmasi Fisika: Dasar-dasar farmasi fisika dalam ilmu
farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid I. Jakarta; penerbit
UI.
Mirawati. 2013.Penuntun Praktikum Farmasi Fisika.Makassar;Jurusan Farmasi
UMI.
Montgomery, et al.1993.Biokimia.UGM.Jogjakarta
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF
pH dan Dapar 21
SKEMA KERJA
Dihitung pH larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M dan NaOH 1,0 M; 0,1 M;
0,01 M; 0,001 M
Dibandingkan hasilnya
Dihitung pH larutan dapar dari 15 ml NaOH 0,1 M dan 10 tetes Asam asetat
Dibuktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl 0,1 M dan
HALIDA SYAHRAH
150 2012 0392 BUDI PRASETIA RUMAF