Anda di halaman 1dari 175

Dec

30

cuaca, Kamus Istilah Meteorologi


Kamus Istilah Meteorologi

oleh

Soerjadi Wh

Memahami ilmu pengetahuan tentang cuaca dapat dilakukan dengan berbagai cara; salah satu
diantaranya mulai dari mengenali istilah-istilah. Apa saja istilah dalam meteorologi?

adiabat
Proses termodinamik yang terjadi dalam suatu sistem dengan tidak ada bahang yang masuk
ke dalam dan keluar dari sistem.
(adiabatic).

adiabat jenuh.
Sama dengan laju susut adiabat jenuh.
(saturated adiabatic).

adiabat kering
Sama dengan laju susut adiabat kering.
(dry adiabatic).

adidingin
Keadaan dengan suhu lebih rendah dari titik beku.
(supercool).

AERO
Kata sandi dalam meteorologi penerbangan yang menyatakan bahwa sandi berikutnya adalah
laporan cuaca yang dipilih untuk keperluan penerbangan. (sekarang sudah tidak dipakai lagi
dan diganti dengan METAR ) . Lihat: METAR.
(AERO code).

aerodinamika
Ilmu tentang kakas yang bekerja pada benda padat yang bergerak relative terhadap medium
gas, utamanya atmosfer. Aerodinamika dipandang sebagai hal yang khusus dari
hidrodinamika, meskipun biasanya digunakan memelajari kakas yang bekerja pada pesawat
terbang yang dalam penerbangan.
(aerodynamics)

aerometeorograf
Alat perekam suhu, tekanan, dan kelembapan udara dalam satu perangkat yang dipasang di
pesawat udara.
(aerometeorograph).

AIREP
Singkatan dari Aircraft Report. Kata sandi dalam meteorologi penerbangan yang
menyatakan bahwa berita yang mengikutinya adalah laporan dari penerbang selama dalam
penerbangan. Berita dalam AIREP terdiri atas tiga seksi. Seksi pertama berisi laporan tentang
posisi pesawat terbang, seksi kedua berisi laporan tentang operasi pesawat terbang, dan seksi
ketiga berisi laporan tentang cuaca / meteorologi. Unsur yang dilaporkan meliputi : identitas
pesawat terbang, posisi pesawat terbang, waktu laporan, paras terbang, posisi selanjutnya
atau akhir penerbangan, perkiraan waktu tiba, keadaan bahan bakar, informasi cuaca (suhu,
angin, golak-galik, peng-es-an pesawat, dll), dan informasi tambahan (lain-lain).
(AIREP).

aliran geostrofik.
Aliran udara yang timbul sewaktu kakas Corioli seimbang dengan landaian tekanan.
(geostrophic flow).

aliran golak-galik
Aliran fluida yang dicirikan oleh sifat golak-galik.
(turbulent flow).

altimeter
Alat yang digunakan untuk menentukan ketinggian suatu objek terhadap paras tertentu.
(altimeter).

altimeter tekanan
Altimeter yang menggunakan ukuran tekanan udara sebagai dasar perhitungan.
(pressure altimeter).

altitude
Jarak vertikal (z) suatu paras, titik, atau objek, yang dianggap sebagai titik diukur dari paras
muka laut rata-rata. Pengukuran altitud dilakukan dengan altimeter.
(altitude).

altitud kepadatan
Altitud tekanan yang dikoreksi dengan simpangan suhu terhadap atmosfer baku.
(density altitude).

altitud kepadatan baku


Altitud yang dalam atmosfer baku berkaitan dengan kepadatan udara tertentu.
(standard density altitude).
altitud setara bandar udara
Altitud, yang dalam atmosfer baku, disetarakan dengan ketinggian suatu paras yang pada
paras tersebut kepadatan udara sama dengan kepadatan atmosfer rata-rata pada paras Bandar
udara dalam musim yang bersangkutan.
(equivalent altitude of aerodrome).

altitud tekanan
Altitud, yang dalam atmosfer baku ICAO, yang terukur bila altimeter tekanan disesuaikan
pada penetapan altimeter 29,92 inci Hg (1013,2 hPa). Dengan demikian altitud tekanan selalu
diatas permukaan tekanan tetap 1013,2 hPa.
(pressure altitude).

altitud tekanan baku


Altitud paras tekanan udara tertentu yang dihitung dengan menggunakan keadaan atmosfer
seperti keadaan atmosfer baku.
(standard pressure altitude).

Altokumulus
Genera awan berwarna kelabu yang berbentuk lapisan atau tumpukan awan yang
bergelombang. Unsur-unsurnya tampak seperti lapisan massa berbentuk bulat, bergulung.
Unsur-unsur tersebut biasanya tampak jelas, tetapi kadang-kadang samar-samar berserabut.
(altocumulus).

Altostratus
Genera awan berbetuk lapisan atau lembaran, berwarna kebiruan atau keabuan, berserabut
atau merata. Altostratus sering menutupi seluruh langit. Bila bentuknya berupa lapisan tipis,
matahari di belakang awan terlihat seperti piring yang tidak bercahaya.
(altostratus).

AMD
Singkatan dari kata amandement. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan
untuk memberi laporan bahwa prakiraan cuaca yang telah dibuat diubah berkenaan dengan
adanya perubahan cuaca yang melampaui nilai tertentu.
(AMD).

amplitudo langkisau
Kecepatan angin maksimum yang terdapat dalam langkisau.
(gust amplitude).

analisis isobar
Analisis sepanjang permukaan tekanan tetap. Analisis tersebut biasanya meliputi perubahan
geopotensial, suhu, kelembapan, angin.
(isobaric analysis).

anemometer
Alat untuk mengukur kecepatan angin.
(anemometer).

angin
Aliran udara. Bila tidak ada keterangan lain, umumnya diartikan sebagai aliran udara dalam
arah horizontal.
(wind).

angin ageostrofik
Beda vektor ( Va )antara vector angin sebenarnya ( V ) dan vector angin geostrofik ( Vg ).
(ageostrophic wind).

angin krakatao
Lapisan angin timuran di atas wilayah tropik pada ketinggian 18 24 km. Lapisan tersebut
menempati puncak dari angin baratan troposfer tengah yang tebalnya sampai 6 km dan kira-
kira 2 km di atas tropopauze. Nama angin tersebut dikenali ketika membawa debu letusan
gunung Krakatao (yang terletak di selat Sunda pada 6 oLS, 105 oBT) pada tahun 1883.
(krakatao wind).

angin alobar
(1). Komponen angin yang secara teori dihasilkan oleh ketidak seragaman perubahan lokal
dari tekanan mengikut waktu. (2). Kecepatan angin yang timbul dari adanya keseimbangan
antara gaya Corioli dan percepatan angin geostrofik.
(allobaric wind).

angin anabat
Angin lokal yang bertiup naik sepanjang lereng gunung yang panas karena sinar matahari.
Lihat: angin lembah.
(anabatic wind).

angin baratan khatulistiwa


Angin baratan yang terdapat di palung khatulistiwa, terpisahkan dari angin baratan lintang
tengah oleh angin pasat timur.
(equatorial westerlies).

angin buritan
Angin yang bertiup dari arah belakang searah dengan arah gerak benda misalnya kapal laut
yang sedang berlayar, pesawat terbang yang seang dalam penerbangan.
(tail wind).

angin buritan setara


Lihat: angin membujur setara.
(equivalent tail wind).

angin darat
Angin lokal di daerah pantai yang bertiup dari darat ke arah laut karena perbedaan suhu
ketika permukaan laut suhunya lebih tinggi dari pada suhu di atas daratan yang bersebelahan.
Angin darat bertiup pada malam hari.
(land breeze).

angin geostrofik
Angin mendatar yang secara teori dihasilkan dari adanya keseimbangan antara gaya Corioli
dan landaian mendatar tekanan. Dalam fisika keseimbangan tersebut dinyatakan dengan
rumus :

Vg = g/f p/n

dengan g = percepatan gravitas bumi, f = faktor Corioli, p = tekanan atmosfer, dan p/n =
landaian tekanan sepanjang arah garis n tegaklurus isobar. Angin geostrofikk arahnya hampir
sejajar dengan arah isobar.
(geostrophic wind).

angin gunung
Angin lokal di daerah pegunungan yang bertiup pada malam hari sepanjang lereng. Lihat:
angin katabatik.
(mountain breeze).

angin gravitas
(1) Sering disamakan dengan angin katabat.
(2) Gerak udara dingin dari tempat yang tinggi ke arah pantai laut di dekatnya yang panas.
Disebut pula angin jatuh
(gravity wind).

angin hitam
Sama dengan angin reshabar.
(black wind).

angin isalobar
Angin yang secara teori ditimbulkan oleh perubahan lokal tekanan mengikut waktu.
(isallobaric wind).

angin katabat
Angin turun sepanjang lereng gunung yang timbul karena dalam arah horizontal kerapatan
udara di sepanjang lereng lebih besar daripada kerapatan udara di sekitarnya. Perbedaan
kerapatan tersebut karena pendinginan permukaan lereng mendinginkan udara di sekatnya.
Lihat: angin gunung.
(katabatic wind).

angin landaian
Kecepatan angin yang tegaklurus garis kontur tekanan tetap di suatu titik pada peta
ketinggian. Secara teori angin landaian (Vgr) dihasilkan dari adanya keseimbangan antara
gaya Corioli dan gaya sentripetal dengan landaian mendatar tekanan, dan dinyatakan dengan
rumus :

Vgr2/R + f Vgr = g p/n,

dengan R = jejari lengkungan lintasan, f = faktor Corioli, g = percepatan gravitas bumi,


p/n = landaian tekanan tegaklurus isobar.
(gradient wind).

angin langkisau
Sama dengan langkisau.
(gust wind).

angin laut
Angin lokal di daerah pantai yang bertiup dari laut ke arah darat karena perbedaan suhu
ketika permukaan darat lebih tinggi dari pada suhu di atas laut yang bersebelahan. Angin laut
bertiup pada siang hari. Lawan dari angin darat.
(sea breeze).

angin lawan
Angin yang bertiup berlawanan dengan arah gelombang lautan. Biasanya disamakan dengan
angin sakal.
(opposing wind).

angin lembah
Angin lokal di daerah pegunungan yang bertiup naik sepanjang lereng karena pemanasan
lereng gunung. Lawan dari angin gunung.
(vally wind).

angin lokal
(1) Angin yang bertiup dalam kawasan sempit yang ditimbulkan oleh keadaan setempat.
(2) Angin yang memiliki sifat khusus yang berkaitan dengan keadaan setempat. Misalnya :
angin bohorok di Tapanuli Sumatra Utara, angin kumbang di daerah Cirebon Jawa Barat,
angin gending di daerah Pasuruhan Jawa Timur, angin barubu di Sulawesi Selatan, angin
wambraw di daerah Manokwari, yang kering dan panas. Angin tersebut umumnya terjadi
dalam musim kemarau antara bulan Juli dan September.
(local wind).

angin membujur
Angin yang arahnya sejajar searah atau sejajar berlawanan dengan arah gerak benda. Lihat:
angin sakal, angin buritan.
(longitudinal wind).

angin membujur setara


Angin khayalan yang diwujudkan seperti angin sebenarnya dengan kecepatan seragam
sebesar kecepatan rata-rata pesawat terbang terhadap bumi dan selalu sejajar dengan
lintasannya.
(equivalent longitudinal wind).

angin menganan
Angin berubah arah yang perubahannya searah dengan arah putaran jarum jam.
(feering wind).

angin mengiri
Angin berubah arah yang perubahannya berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
(backing wind).

angin pasat
Angin yang bertiup dari pias tekanan tinggi subtropik yang berpusat di sekitar 30o 40o
lintang utara dan di sekitar 30o 40o lintang selatan menuju ke arah khatulistiwa. Arah angin
dari timur laut bagi angin pasat di belahan bumi utara dan dari arah tenggara bagi angin pasat
di belahan bumi selatan.
(trade wind).

angin permukaan
Angin yang bertiup di dekat permukaan bumi. Pengukuran angin tersebut dilakukan pada
ketinggian 10 meter dari permukaan bumi di kawasan terbuka.
(surface wind).

angin pilin
Badai angin kecil dengan udara di dalamnya berputar mengelilingi pusat yang bertekanan
rendah. Kadang-kadang putaran udara menjulur ke atas sampai beberapa ratus meter dan
menimbulkan pilin debu bila terjadi di padang pasir.
(whirlwind).

angin puyuh
Putaran kuat turus udara berbentuk juntaian yang terdapat pada awan Kumulonimbus dan
hampir selalu tampak sebagai awan corong. Pusarnya bergaris tengah beberapa ratus meter.
Biasanya berputar siklon dengan kecepatan sekitar 150 500 km/jam. Angin puyuh termasuk
fenomena atmosfer skala lokal yang mempunyai potensi kekuatan sangat merusak; dikenal
juga puting beliung.
(tornado).

angin ribut
(1) Angin yang luar biasa kekuatannya.
(2) Tingkatan angin untuk angin yang kecepatannya lebih dari 28 knot.
(gale).

angin ribut hebat


Angin ribut yang kecepatannya lebih dri 48 knot.
(whole gale).

angin ribut kuat


Angin ribut yang kecepatannya 41 sampai 47 knot.
(strong gale).

angin ribut lemah


Angin ribut yang kecepatannya 25 sampai 33 knot.
(near gale).

angin ribut sedang


Angin ribut yang kecepatannya 25 sampai 33 knot.
(fresh gale).

angin sakal
Angin yang bertiup dari arah depan berlawanan dengan arah benda , misalnya kapal laut
sedng berlayar, pesawat terbang yang sedang dalam penerbangan.
(headwind).
angin sakal setara
Lihat : angin membujur setara.
(equivalent head wind).

angin semu
Angin yang arah dan kecepatannya diukur dari benda yang bergerak. Besar arah dan
kecepatannya sama dengan beda vektor antara angin sebenarnya dan kecepatan benda yang
bergerak.
(apparent wind).

angin silang
(1) Angin yang mempunyai komponen berarah tegaklurus terhadap arah gerakan benda.
(2) Angin yang arahnya dari samping benda yang bergerak, misalnya kapal laut yang sedang
berlayar, pesawat terbang yang sedang dalam penerbangan.
(cross wind).

angin teduh
Angin yang kecepatannya kurang dari 1 knot.
(calm).

angin timuran
Angin yang mempunyai kompnen arah dari timur. Lihat: timuran.
(easterly wind).

angin turutan
Sama dengan angin buritan.
(following wind).

angka sandi
Angka dalam berita meteorologi yang ditulis sebagai sandi yang mempunyai arti tertentu.
Lihat: sandi meteorologi.
(code figure).

antara lapisan
Bahasa dalam meteorologi penerbangan untuk menyatakan posisi pesawat terbang yang
terbang di antara lapisan-lapisan awan atau di dalam fenomena yang menghalangi
penglihatan. Lihat: BTL
(between layers).

antipasat
Arus udara dengan komponen barat yang bertiup di atas angin pasat.
(antitrade).

antisiklon
Sebaran tekanan atmosfer yang pusatnya bertekanan lebih tinggi daripada sekitarnya. Dalam
peta sinop dicirikan dengan sistem isobar tertutup berbentuk hampir bulat atau bulat telor
mengelilingi pusat tekanan tinggi.
(anticyclone).
APCH
.Singkatan dari approach. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan daerah ancangan pendaratan atau daerah menuju ke landasan pacu.
(APCH)

arah angin
Arah yang menunjukkan dari mana datangnya angin. Arah angin dinyatakan dengan derajat
arah. 90o arah angin dari timur, 180 o arah angin dari selatan, 270 o arah angin dari barat,
360 o arah angin dari utara.
(wind direction).

arakan awan
Barisan panjang awan Kumulus yang arahnya sejajar dengan arah angin di tempat awan.
Arakan awan sering terlihat bila langit berawan sedikit.
(cloud street).

ARFOR
(1) Singkatan dari area forecast,
(2) Kata sandi dalam meteorologi penerbangan yang menunjukkan bahwa berita yang tertulis
berikutnya adalah tentang prakiraan cuaca daerah penerbangan sekitar bandar udara.
(ARFOR).

arus golakan
Arus udara naik yang berkaitan dengan golakan, misalnya arus naik dalam awan Kumulus.
(convection current).

arus jatuh
(1) Arus udara berskala kecil yang turun secara menegak, misalnya dalam badaiguntur. (2)
Aliran udara berskala kecil yang ditandai dengan gerakan vertikal ke bawah.
(downdraft).

arus jet
Kelompok arus udara berbentuk tabung pipih agak mendatar yang sumbunya terletak
sepanjang garis tempat angin dengan kecepatan maksimum. Umumnya terdapat di dekat
tropopauze. Ditandai dengan kecepatan tinggi dan landaian kecepatan yang besar.
(jet stream).

asap arktik .
Lihat: kabut uap.
(arctic smoke).

asap ibun
(1) Kabut yang terdiri atas partikel-partikel es sehingga termasuk jenis kabut es.
(2). Sama dengan kabut kukus.
(frost smoke).

asap laut
Sama dengan kabut kukus.
(sea smoke).
atmosfer
Seluruh gas yang menyelimuti bumi akibat gaya tarik bumi, dan berputar bersama bumi.
Dalam model molekul atmosfer dipandang sebagai kumpulan berbagai macam molekul gas.
(atmosphere)

atmosfer adiabat
Model atmosfer yang dicirikan dengan laju susut suhu ke arah vertical sama dengan laju susut
adiabat kering. Tekanan di dalam atmosfer adiabat berkurang mengikut ketinggian dengan
rumus :

p = po (1 To gz/cpd)cpdRd

dengan po dan To masing-masing tekanan dan suhu permukaan laut, g = percepatan gravitas
bumi, z = tinggi dari permukaan laut, cpd = kapasitas bahang udara kering pada tekanan
tetap, dan Rd = konstanta gas udara kering.
(adiabatic atmosphere).

atmosfer baku
(1) Sebaran menegak hipotetik dari suhu, tekanan, dan kerapatan atmosfer yang dengan
kesepakatan internasional ditetapkan sebagai keadaan atmosfer yang digunakan untuk
kalibrasi altimeter tekanan, perhitungan kinerja pesawat terbang, rancangan pesawat terbang,
peluru kendali, dan lain sebagainya. Selain itu udara dianggap memenuhi : sifat gas ideal,
dalam keadaan hidrostatik, tidak mengandung uap air, dan gravitasi tidak berubah mengikut
ketinggian. (2). Satuan baku ukuran tekanan atmosfer, yakni 760 cm air raksa (Hg) pada
percepatan gravitas 980,665 cm/dt2, pada suhu 0 oC, dan pada lintang geografi 45 derajat.
Pada tempat dan keadaan tersebut 1 atmosfer = 760 cm Hg = 29, 9213 inc Hg = 1013,250
milibar (mb) = 1013,250 hektopascal (hPa).
(standard atmosphere).

atmosfer baku internasional


Sama dengan atmosfer baku. Disebut pula atmosfer ICAO.
(international standard atmosphere).

atmosfer baroklin
Model atmosfer dengan anggapan bahwa bidang-bidang isobar tidak sejajar dengan bidang
rapat massa tetap (isosterik), berbeda dengan atmosfer barotrop. Lihat: atmosfer barotrop.
(baroclinic atmosphere)

atmosfer barotrop
Model atmosfer dengan anggapan bahwa bidang-bidang isobar sejajar dengan bidang rapat
massa tetap (isosterik). Dengan model tersebut rapat massa udara hanya sebagai fungsi
tekanan; tidak ada geser angin vertikal, tidak ada gerak vertikal; tidak ada beraian mendatar;
dan berlaku kekekalan kepusaran mutlak. Persamaan barotrop : r = r(p).
(barotrpic atmosphere)

atmosfer bebas
Bagian atmosfer bumi yang bebas dari pengaruh gesekan permukaan. Udara di dalamnya
dianggap sebagai gas ideal. Bagian dasar atmosfer bebas biasanya dianggap sebagai paras
angin geostrofik.
(free atmosphere).

atmosfer golakan
Sama dengan atmosfer adiabat.
(convective atmosphere).

atmosfer ICAO
Atmosfer baku yang ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional sebagai
acuan. Lihat: atmosfer baku internasional.
(ICAO atmosphere).

atmosfer isothermal
Model atmosfer dengan menganggap bahwa suhu tidak berubah mengikut ketinggian, dan
tekanan turun mengikut ketinggian secara eksponensial. Tebal diantara dua lapisan atmosfer
isothermal dinyatakan dalam rumus :

(zB zA = ( Rd Tv/g ) ln (PA / PB )

dengan Rd = konstanta gas udara kering, Tv = suhu maya, g = percepatan gravitas bumi, PA
dan PB masing-masing tekanan pada ketinggian zA dan zB.
(isothermal atmosphere)

atmosfer otobarotrop
Sama dengan atmosfer adiabat.
(autobarotropic atmosphere)

awan
Kelompok butir air, buir es, kristal es, atau campurannya, yang terdapat jauh dari permukaan
bumi. Ukuran garis tengan butir air dari awan ditetapkan sebesar <>

(cloud).

awan akustik
Awan yang karena landaian suhu dan kelembapan pada batas awan dan atmosfer cukup besar
sehingga gelombang suara yang melewatinya terpantulkan.
(acoustic cloud).

awan campur
Awan yang mengandung tetes air dan kristal es. Altostratus, Nimbostratus, Kumulonimbus
dapat bersifat sebagai awan campur.
(mixed cloud).

awan cerobong
Awan jenis kumulus di daerah tropik yang ukuran menegaknya jauh lebih besar daripada
ukuran mendatarnya. Awan tersebut sering mempunyai bentuk panjang seperti leher yang
menjulur keluar dari puncak gumpalan di bawahnya. Di dalam leher tersebut terdapat arus
golakan kuat sehingga dapat menembus lapisan sungsangan yang ada di atas awan. .
(chimney cloud).

awan corong
Sama dengan tornado.
(funnel cloud).

awan dingin
Awan yang suhunya lebih rendah dari 0 oC.
(cold cloud).

awan es
Awan yang seluruhnya atau hampir seluruhnya terdiri atas kristal es. Sirus termasuk awan es.
(ice cloud).

awan gebos
Awan yang kadang-kadang terbentuk di bawah bagian depan awan badaiguntur bagian depan
berupa pilin pendek.
(squall cloud).

awan golakan
Awan yang ditimbulkan dari golakan udara. Bentuk awan bergumpal menjulang ke atas.
Kmulus adalah salah satu contoh awn golakan.
(convection cloud).

awan hujan
Awn yang dapat menimbulkan hujan. Biasanya digunakan untuk awan jenis Nimbustratus.
(rain cloud).

awan jambul
Awan tegak yang terbentuk di sepanjang punggung gunung dan menempel atau sedikit di atas
puncak gunung. Disebut pula awan puncak. Awan jambul termasuk jenis awan orografik.
(crest cloud).

awan kebakaran
Asap bergupal menyerupai awan hasil dari kebakaran.
(cloud from fire).

awan kebakaran hutan


Sama dengan awan kebakaran.
(cloud from forest fire).

awan landasan tempa


Awan yang puncaknya menyerupai landasan tempa. Sering terdapat pada Kumulonimbus.
(envil cloud).

awan lapis, awan lembaran


Awan yang bentuknya melebar dan pertumbuhan menegaknya tidak jelas.
(layer cloud).
awan letusan gunung api
Awan yang terdapat di atas puncak gunung sewaktu terjadi letusan gunung api.
(cloud due to volcanic eruption).

awan orografik
Awan yang bentuk dan pertumbuhannya ditentukan oleh adanya bentuk orografik yang
merintangi aliran udara yang melintasinya. Karena awan tersebut terkait dengan bentuk
permukaan rintangan maka geraknya lambat meskipun angin pada paras tempat awan
tersebut kecepatannya tinggi.
(orographic cloud).

awan panas
Awan yang suhunya lebih tinggi dari 0 oC, dan hanya mengandung butir atau tetes air. Awan
tersebut biasanya terbentuk oleh pengembunan udara yang terangkat ke atas.
(warm cloud).

awan panji
Awan yang tampak menempel dan menjulur ke bawah mengikuti arah angin pada puncak
gunung, sehingga terkesan seperti bendera.
(banner cloud).

awan puncak
Sama dengan awan jambul.
(top cloud).

awan rendah
Awan yang letaknya pada paras rendah kurang dari 2 km. Stratus, Stratokumulus termasuk
awan rendah.
(low cloud).

awan rotor
Awan berbentuk gulungan yang tampak di bagian atas olak diam yang berputar di sekitar
sumbu mendatar di lindungan angin atau di sekeliling gunung.
(rotor cloud).

awan sungsangan
Awan yang terbentuk di dalam lapisan sungsangan.
(inversion cloud).

awan tengah
Awan yang letaknya pada paras antara 2 dan 8 km; tetapi tidak sama di setiap wilayah. Di
kawasan tropik terletak pada ketinggian antara 2 dan 8 km, di kawasan subtropik antara 2
sampai 7 km, dan di kawasan kutub antara 2 dan 4 km. Altostratus, Altokumulus termasuk
awan tengah.
(medium cloud).

awan tinggi
Awan yang letaknya pada ketinggian lebih dari 3 km; tetapi tidak sama di setiap wilayah. Di
kawasan tropik diatas 6 km, di kawasan subtropik antara 5 sampai 13 km, dan di kawasan
kutub antara 3 dan 8 km. Sirus, Sirustratus, dan Sirokumulus termasuk awan tinggi.
(high cloud).

awan tudung
Awan yang hampir tidak bergerak atau tetap di atas atau terbentang di puncak gunung
menyerupai topi.
(cap cloud).

badai debu
Cuaca buruk luar biasa yang disertai angin kuat dan udara berdebu, dalam daerah yang luas.
Badai debu biasanya timbul mendadak, berbentuk seperti tembok debu yang meluas beberapa
kilometer dan tingginya beberapa ribu meter.
(dust storm).

badai elektrik
(1) Badai guntur.
(2) Keadaan medan listrik atmosfer bagian bawah yang terganggu karena bertiupnya angin
kencang yang membawa banyak debu dalam udara, tetapi tidak berkaitan dengan
badaiguntur.
(electrical storm).

badai es
Badai yang disertai hujan es.
(ice storm).

badai ganas
Tingkatan untuk angin yang kecepatannya antara 56 dan 63 knot atau skala 11 dalam skala
Beaufort.
(violent storm).

badai guntur
Badai setempat yang ditimbulkan oleh Kumulonimbus yang disertai kilat dan guntur; selain
itu biasanya disertai langkisau, hujan lebat, dan kadang-kadang disertai hujan batu.
Umumnya berlangsung dalam waktu singkat, dan jarang lebih dari dua jam untuk satu badai.
(thunderstorm).

badaiguntur perenggan
Badaiguntur yang berkaitan dengan golakan yang ditimbulkan oleh perenggan.
(frontal thunderstorm).

badai guntur massa udara


Lihat: Hujan curah massa udara.
(air mass thunderstorm).

badai magnet
Gangguan medan magnet bumi berskala dunia. Ditandai dengan perubahan medan magnet
yang jelas selama kurang dari satu jam, kemudian secara berangsur dalam beberapa hari
menjadi normal.
(magnetic storm).

badai pasir
Angin kuat yang membawa pasir dalam udara. Partikel pasir antara 0,08 dan 1 mm. Berbeda
dengan badai debu partikel pasir hanya terangkat sampai kurang dari tiga meter dari
permukaan tanah.
(sand storm).

badai salju
Badai yang disertai hujan salju.
(snow storm).

badai tropik
(1) Badaiguntur yang terpaut dengan putaran angin siklon dengan kecepatan 35 64 knot di
kawasan tropik.
(2) Siklontropik yang kekuatan anginnya 8 sampai 9 skala Beaufort atau kecepatan angin 34
47 knot.
(tropical storm).

balon meteorologi
Balon yang digunakan dalam pengamatan cuaca udara atas, misalnya balon pagu, balon pilot,
balon radiosonde.
(meteorological balloon).

balon pagu
Balon kecil yang digunakan untuk menentukan ketinggian dasar awan. Ketinggian tersebut
dihitung dari kecepatan naik balon dan waktu yang diperlukan untuk mencapai dasar awan.
(ceiling balloon).

balon pilot
Balon kecil yang dinaikkan ke udara dan diikuti dengan menggunakan teodolit untuk
memperoleh data arah dan kecepatan angin di udara atas. Umumnya berat balon 48 gram.
(pilot balloon).

balon radiosonde
Balon yang digunakan untuk membawa radiosonde ke atas. Balon tersebut lebih besar dari
pada balon pilot. Beratnya ada yang 500 gram, 1300 gram.
(radiosonde balloon).

banglas
Jarak terjauh sesuatu benda yang mempunyai ciri tertentu dapat dilihat atau dikenali dengan
mata telanjang. Pada malam hari penentuan banglas dengan menyamakan jarak pada malam
hari seperti jarak pada siang hari. Karena adanya litometeor di dalam udara, udara menjadi
kabur dan jarak pandang berkurang. Bagi masyarakat penerbangan udara kabur dirasa sangat
mengganggu karena jarak pandang menjadi pendek sehingga menyulitkan penerbang untuk
melandas atau tinggal landas.
(visibility).
banglas ancangan
Jarak, dari arah penerbang pada ancangan pendaratan instrument, sejauh itu penerbang dapat
melihat alat bantu pendaratan di ujung landasan pacu.
(approach visibility).

banglas condong
Banglas sepanjang garis pandang yang miring terhadap bidang mendatar.
(oblique visibility).

banglas horizontal
Banglas ke arah mendatar.
(horizontal visibility).

banglas vertikal
Banglas ke arah menegak.
(vertical visibility).

bar
Satuan ukuran untuk tekanan atmosfer. 1 bar = 1000 milibar (mb) = 106 dyne/cm2. = 1000
hPa.
(bar)

baratan
Daerah angin dari barat yang terletak di kawasan lintang tengah antara lintang 35o dan 65o.
(westerlies).

barometer
Alat untuk mengukur tekanan atmosfer.
(barometer).

barubu
Lihat : angin lokal.
(barubu).

batas cuaca operasi


Batasan minimum sebagai minimum keselamatan pendaratan dan tinggal landas pesawat
terbang yang ditetapkan berdasarkan cuaca. Unsur cuaca yang digunakan sebagai
pertimbangan adalah : pagu awan, angin, kebanglasan dan/atau jarak pandang landasan pacu
tertentu.
(operational weather limit).

BECMG
Kata singkatan untuk becoming . Digunakan dalam bahasa laporan cuaca untuk
menyatakan perubahan dari suatu keadaan menjadi keadaan lain. BCMG digunakan untuk
perubahan yang teratur dari suatu keadaan selama beberapa waktu
(BECMG).

belalai air
Fenomena yang tampak seperti turus awan atau corong awan yang menjulur dari dasar
Kumulonimbus dan berisi tetesan air yang naik dari permukaan laut dibawahnya.
(water spout).

beraian
Pemencaran medan vektor. Biasanya digunakan untuk angin. Dalam matematika dinyatakan
dengan rumus :

div.V = Vx/x + Vy/y + Vz/z,

dengan V = vektor angin; Vx, Vy, Vz = masing-masing komponen kecepatan angin dalam
arah sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z dalam sistem koordinat siku-siku. Dalam meteorologi,
karena angin yang digunakan adalah arah horizontal, beraian diartikan hanya Vx/x +
Vy/y
(divergence).

berita meteorologi
Berita yang berisi laporan tentang data, analisis dan/atau prakiraan meteorologi.
(meteorological message).

berkas prakiraan penerbangan


Kumpulan dokumen prakiraan cuaca penerbangan yang diberikan kepada penerbang sebelum
terbang.
(flight forecast folder).

beting awan
Gerombongan awan padat atau lajur awan panjang tak terputus yang muncul di ufuk semasa
datangnya siklon tropik yang kuat.
(cloud bar).

bilangan Reynolds
Bilangan tak berdimensi sebagai nisbah antara kakas dalam dengan kakas kekentalan dalam
fluida yang bergerak.
Re = LU/u

dengan L = panjang karakteritik, U = kecepatan karakteristik, dan u = kekentalan kinematik.


Bilangan Reynolds sangat penting dalam kaitannya dengan kemantapan hidrodinamik dan
terjadinya golak-galik.
(Reynolds number).

BKN
Singkatan dari broken. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan keadaan langit berawan dengan liputan awan yang terputus-putus atau liputan
awan sebanyak 5 7 okta.
(BKN).

BL
Singkatan dari blowing . Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya tiupan debu (DU), pasir (SA), atau salju (SN), yang terangkat karena
angin sampai pada ketinggian 2 meter atau lebih dari permukaan tanah. Dalam hal tiupan
salju, tiupan yang dimaksud termasuk salju yang berasal dari awan dan bercampur dengan
salju yang terangkat dari permukaan tanah.
(BL).

BLW
Singkatan dari below. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan banglas kurang dari batas minimum, misalnya batas minimum 1500 meter,
lapoprannya ditulis BLW1500M.
(BLW).

bohorok
Lihat : angin lokal.
(bohorok).

BR
Singkatan atau sandi dalam laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan adanya kabus.
(BR).

BTN
Singkatan dari between. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca untuk menyatakan bahwa
pesawat terbang yang dalam paras penerbangan yang disebutkan ada di antara lapisan-lapisan
awan.
(BTN).

butir hujan
Tetes air yang garis tengahnya lebih besar dari 0,5 mm yang jatuh dari awn dan yang sampai
di bumi. Hujan yang butir hujannya kurang dari 0,5 mm disebut gerimis.
(raindrop).

CAT
Singkatan dari Clear Air Turbulence. Lihat: golak-galik udara cerah.
(CAT).

CAVOK
Kata sandi dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan bahwa laporan rinci
tidak diperlukan karena cuaca baik. Laporan CAVOK dibuat apabila nilai unsur cuaca berikut
ini terjadi secara simultan, yakni :
Banglas sebesar atau lebih dari 10 km,
Tidak ada awan dibawah 1500 m (500 kaki), atau dibawah ketinggian paling tinggi dari
ketinggian bagian bandar udara (bila ada),
Tidak ada Kumulonimbus,
Tidak ada hujan,
Tidak ada badaiguntur,
Tidak ada badaipasir,
Tidak ada badaidebu,
Tidak ada kabut rendah atau debu layang,
Tidak ada pasir atau salju.
(CAVOK).

Cb
Singkatan dari Cumulonimbus. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya Kumulonimbus.
(Cb).

cerah suaian
Rata-rata terangnya benda dan permukaan di sekitar pengamat yang memberikan kiraan jarak
pandang.
(adaptation brightness).

Cu

Singkatan yang digunakan dalam bahasa laporan untuk menyatakan adanya Kumulus.
(Cu).

cuaca
Keadaan udara atau atmosfer di suatu tempat pada suatu saat atau waktu (jam, hari, minggu,
bulan, ... dan seterusnya). Dengan definisi tersebut kita dapat mengatakan, misalnya cuaca
saat ini, cuaca jam 12, cuaca hari Minggu, cuaca tanggal 17 Agustus, cuaca minggu ini, cuaca
bulan September, dst.).
(weather).

cuaca baik
Cuaca yang menyenangkan, umumnya ditandai dengan antara lain : tidak ada hujan, awan
rendah yang menutupi langit kurang dari 3 okta, tidak ada fenomena ekstrem misalnya
banglas rendah, angin kencang.
(fair weather).

cuaca instrument
Cuaca sepanjang jalur penerbangan atau di Bandar udara yang banglasnya cukup rendah
sehingga penerbangan perlu menggunakan aturan yang ditetapkan bagi penerbangan yang
menggunakan instrumen pemandu penerbangan.
(instrument weather).

cuaca signifikan
Cuaca atau perubahan kondisi unsur cuaca dan/atau fenomena cuaca yang dipandang berarti
bagi keselamatan penerbangan, misalnya badaiguntur aktif, badai salju, badai pasir, gebos
kuat, geser angin, banglas sangat rendah kurang dari 300 meter, yang terjadi baik di Bandar
udara maupun di jalur penerbangan.
(significant weather).

cuaca terang
Cuaca yang memenuhi bagi penerbangan visual, yaitu penerbangan yang tidak menggunakan
instrument pemandu penerbangan.
(contact weather).
curahan
Air atau salju yang berasal dari awan dan jatuh mencapai bumi.
(precipitation).

curahan massa udara


Curahan yang hanya dapat dikenali dengan sebaran suhu dan kelembapan udara dalam massa
udara. Lihat : hujan curah massa udara.

(air mass precipitation).

curahan setempat
Sama dengan curahan lokal.
(local rain ).

curahan lokal
Curahan yang jatuh pada daerah terbatas kurang dari beberapa km2.
(local precipitation).

daerah prakiraan
Daerah tertentu yang dimaksudkan dalam prakiraan cuaca.

(forecast area).

dasar awan
Bagian paling bawah dari awan yang tingkat kesuramannya jelas baik dalam keadaan
atmosfer cerah maupun kabur, dan jelas baik bagi awan dalam keadaan mengandung butir air
maupun mengandung kristal es di dalamnya.
(cloud base).

debu berlian
Jenis curahan berupa kristal es yang sangat kecil, jatuh perlahan-lahan, dan sering terlihat
seolah-olah terapung dan gemerlapan di udara. Hanya tampak jelas dalam sinar matahari
langsung atau dalam berkas cahaya buatan, dan tidak mengurangi banglas.
(diamond dust).

debu hanyutan
Debu atau pasir yang karena tertiup angin, terangkat sedikit dari permukaan tanah. Dengan
adanya debu hanyutan banglas pada paras mata tidak terlalu berkurang.
(drifting dust).

debu layang
Debu atau pasir yang karena tertiup angin, terangkat agak tinggi dari permukaan tanah.
Dengan adanya debu layang banglas pada paras mata sangat berkurang.
(blowing dust).
debu vulkanik
Debu atau partikel yang disemburkan oleh gunung api yang meletus. Debu atau partikel
tersebut dapat tetap berada di atmosfer dalam jangka waktu lama dan dapat dibawa angin
jauh ke tempat lain. Dengan demikian debu letusan gunung dapat menimbulkan dampak luas
bagi penerbangan.
(volcanic dust).

DEGN
Singkatan dari Degree Negative. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan
untuk menyatakan bahwa derajat suhu yang dilaporkan adalah negatip atau di bawah nol
derajat.
(DEGN).

deklinasi magnet
Sudut antara meridian geografi dan meridian magnet atau sudut antara arah utara sebenarnya
dan arah utara magnet. Disebut juga: sudut deklinasi.
(magnetic declination).

diagram aerologi
Diagram termodinamik yang digunakan untuk analisis aerologi dan sinoptik. Diagram
tersebut memuat garis-garis lengkung yang digunakan untuk acuan penggambaran hasil
untingan. Garis-garis acuan tersebut antara lain isotherm, garis adiabat kering, garis adiabat
jenuh, garis kelembapan jenuh.

(aerological diagram)

DIF
Singkatan dari diffuse. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya dasar awan baur dan tidak rata sehingga sulit ditentukan ketinggiannya.
(DIF).

DMO
Singkatan dari Dependent Meteorological Office. Lihat: kantor meteorologi pembantu.
(DMO).

dokumen penerbangan
Dokumen dalam bentuk tulisan atau cetakan, termasuk peta atau formulir, yang berisi
informasi meteorologi untuk penerbangan.
(flight document).

downwind
Arah yang searah arah angin.
(hilir angin).

DP
Singkatan dari Dew Point. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan bahwa yang dilaporkan adalah suhu titik embun.
(DP).
DR
Singkatan dari drifting . Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan bahwa yang dilaporkan adalah hanyutan rendah dari debu, pasir, atau salju
karena angin. Laporan dibuat apabila debu, pasir, atau salju hanyutan tersebut melayang pada
ketinggian kurang dari 2 meter dari permukaan tanah.
(DR).

DS
Singkatan dari duststorm. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya badai debu.
(DS).

DU
Singkatan dari dust. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya debu. Laporan dibuat apabila debu mengakibatkan banglas kurang dari
3000 meter.
(DU).

duplikatus
Varietas awan berupa susunan lapisan-lapisan yang bertindih, lembaran, atau kelompok, pada
berbagai paras yang berdekatan, atau kadang-kadang menyatu.
(duplicatus).

DZ
Singkatan dari drizle. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya gerimis.
(DZ).

elektrometeor
Fenomena elektrik yang terjadinya berkaitan dengan kadar muatan listrik udara, misalnya
kilat, badai guntur, aurora. Terjadinya kilat dan badaiguntur berkaitan dengan
Kumulonimbus; oleh karena itu badaiguntur termasuk fenomena campuran antara fenomena
hidrometeor dan fenomena elektrometeor.
(electrometeor).

elevasi
Ketinggian suatu titik pada permukaan bumi di atas bidang acuan, misalnya diatas paras rata-
rata muka laut.
(elevation).

elevasi bandar udara


Elevasi titik tertinggi pada daerah pendaratan di Bandar udara.
(aerodrome elevation).
.
emagram
Singkatan dari energy per unit mass diagram. Diagram termodinamik yang dirancang oleh
A. Refsdal dengan suhu sebagai absis dan logaritma tekanan sebagai ordinat. Garis-garis
adiabat kering, adiabat jenuh dan kelembapan berbentuk garis lengkung. Dengan diagram
tersebut besarnya energi dari suatu proses dapat dihitung dengan rumus:
E = R T/p dp,

dengan T = suhu, p = tekanan, R = konstanta gas universal.


(emagram).

EMBD
Singkatan dari embeded. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya Kumulonimbus yang menancap pada awan lain.
(EMBD).

energi golak-galik
Energi kinetic yang berkaitan dengan komponen gerak golak-galik, yang bila dituliskan
dalam rumus sebagai :
E = (V)2/2,
dengan = rapat massa, dan V = kecepatan olak.
(turbulence energy).

es hitam
Lapisan es tipis dan baru, pada air tawar atau air asin, yang tampak gelap karena sifat tembus
cahaya. Sering terdapat di permukaan jalan aspal atau air yang suhunya dibawah 0 oC.
(black ice).

ETA
1) Singkatan dari Estimate Time of Arrival. Digunakan untuk menyatakan perkiraan
tibanya pesawat terbang di suatu Bandar udara.
2) Waktu tiba kiraan.
(ETA).

FBL
Singkatan yang digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan
intensitas ringan dari suatu fenomena yang dilaporkan.
(FBL).

FC
Singkatan dari funnel cloud. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya awan corong.
(FC).

fenomena cuaca
Berbagai keadaan yang terdapat dalam atmosfer yang timbulnya berkaitan dengan keadaan
udara. Ada empat jenis fenomena cuaca yakni : hidrometeor, litometeor, fotometeor, dan
elektrometeor.
(weather fenomena).

fenomena ekstrem
Fenomena cuaca yang sangat kuat dan berpotensi mengganggu atau merusak.
(extreme fenomena).

FG
Singkatan dari fog. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan
adanya kabut.
(FG).

fibratus
Spesies awan yang dicirikan oleh susunan seperti serabut halus atau bergurat, ujungnya tipis.
Fibratus terdapat utamanya pada Sirus dan Sirostratus.
(fibratus).

FIFOR
(1) Kata singkatan dari Flight Forecast.
(2) Prakiraan Cuaca Penerbangan.
(FIFOR).

flokus
Spesies awan yang unsur-unsurnya berjumbai kecil, tampak berbentuk kemawang atau
bundar; bagian bawahnya seperti bergerigi dan sering disertai virga. Spesies tersebut terdapat
pada Sirus, Sirokumulus, Altokumulus, dan kadang-kadang pada Stratokumulus.

(flocus).

FLUC
Singkatan dari fluctuate. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya dasar awan berubah-ubah sehingga tidak rata dan sulit ditentukan
ketinggiannya.
(FLUC).

fohn
Angin kering dan panas di sisi lindung angin barisan gunung. Terjadi karena angin yang
membawa udara mantap melintasi gunung. Lhat: kemantapan.
(fohn).

fotometeor
Fenomena optik yang berkaitan dengan pembiasan (refraksi), pemantulan (refleksi),
penguraian (difraksi), dan interferensi cahaya matahari atau cahaya bulan selama melewati
atmosfer. Fotometeor ditimbulkan oleh adanya perbedaan suhu dan kerapatan lapisan-lapisan
udara, atau karena adanya partikel atau butir-butir air, butir atau kristal es di dalam udara.
Fotometeor dapat timbul pada waktu udara cerah atau panas (misalnya fatamorgana, mirats,
benda-benda yang terlihat bergoyang). Selain itu dapat timbul pada awan atau di dalam awan,
atau di dalam hidrometeor atau litometeor (misalnya halo, pelangi. busur kabut, cincin
Bishop). Karena udara berlapis-lapis maka peristiwa pembiasan, pemantulan, penguraian, dan
interferensi di dalam udara terjadi berkali-kali sehingga benda yang kita lihat tidak tampak
seperti atau pada tempat yang sebenarnya. Makin jauh letaknya kesalahan tersebut makin
besar.
(photometeor).

fraktus
Spesies awan yang unsurnya tidak beraturan, berukuran kecil, bergerigi, dan terurai seperti
tersobek-sobek. Bentuk-bentuk tersebut cepat berubah. Fraktus dapat terjadi pada Stratus,
Kumulus.
(fractus).

frekuensi langkisau
Banyaknya langkisau yang terjadi selama suatu selang waktu.
(gust frequency).

FRQ
Singkatan dari frequent. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya Kumulonimbus yang bersambungan atau sedikit terpisah.
(FRQ).

FU
Singkatan yang digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan
adanya asap yang mengakibatkan banglas kurang dari 3000 meter.
(FU).

FZ
Singkatan dari freezing. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya semua jenis pembekuan, baik yang berupa pembekuan kabut, gerimis,
maupun hujan.
(FZ).

gangguan; usikan
(1) Tekanan rendah atau siklon yang ukuran dan pengaruhnya kecil.
(2) Cuaca (suhu, tekanan, angin, dll,) di suatu daerah yang menunjukkan tanda-tanda
berkembangnya peredaran siklon, misalnya pada siklon tropik, pusaran.
(3) Penyimpangan aliran atau tekanan yang berkaitan dengan kejadian terganggunya cuaca,
misalnya keawanan dan endapan.
(4) Sistem peredaran tersendiri yang terdapat dalam peredaran atmosfer utama.
(disturbance).

gangguan tropik
Gangguan di kawasan tropik.
(tropical disturbance).

garis angin
Garis-garis lengkung pada suatu peta yang setiap titik pada garis tersebut adalah titik
singgung vektor angin pada tempat itu.
(streamline).

garis gebos
Deretan fenomena golakan ganas sepanjang garis atau pias tetapi tidak bersifat seperti
perenggan.
(squall line).

garis kabur
Permukaan batas di atmosfer antara lapisan kabur dan bagian terang di atasnya. Batas
tersebut merupakan puncak dari lapisan kabur.
(haze line).

gawar
Berita meteorologi yang berisi peringatan untuk berhati-hati atau mengambil langkah-
langkah tertentu berkaitan dengan prakiraan akan adanya cuaca signifikan atau fenomena
ekstrem.
(warning).

gawar angin ribut


Gawar akan terjadinya angin ribut.
(gale warning).

gawar badai
Gawar akan terjadinya badai.
(storm warning).

gawar meteorologi
Sama dengan gawar.
(meteorological warning).

gawar topan
Gawar akan terjadinya topan.
(hurricane warning).

gebos
Fenomena atmosfer yang dicirikan dengan perubahan kecepatan angin yang sangat besar
disertai hujan curah dari badaiguntur. Gebos berawal dengan mendadak, lamanya beberapa
menit, dan kecepatannya juga berkurang secara mendadak.
(squall).

gebos garis
Gebos yang terjadi sepanjang garis gebos.

(line squall).

gebos guntur
Gabungan badaiguntur dan gebos.
(thundersquall).
gebos lengkung
Gebos di kawasan tropik yang bentuk awannya berupa lengkungan atau gulungan tebal.
Gebos lengkung termsuk badai yang ganas.
(arch squall).

gebos putih
Gebos mendadak di kawasan perairan tropik atau subtropik yang tidak tampak awan
gebosnya melainkan hanya tanda mendekatnya berupa garis patahan atau tudung air yang
berwarna keputih-putihan.
(white squall).

gelombang topan
Kenaikan tiba-tiba paras muka laut yang berkaitan dengan topan; biasanya terjadi di sekitar
pulau dan sepanjang pesisir. Di daerah lintang rendah, gelombang topan biasanya terjadi di
dekat pusat badai. Bila topan bergerak ke daerah lintang yang lebih tinggi gelombang terbesar
hanya tampak terpusat di bagian setengah lingkaran bahaya.
(hurricane wave).

gending
Lihat : angin lokal.
(gending).

genera awan
Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan ciri-ciri utama. Ada sepuluh genera yakni: Sirus
(Ci), Sirokumulus (Cc), Sirostratus (Cs), Altokumulus (Ac), Altostratus (AS), Stratus, (St),
Stratokumulus (Sc), Kumulus (Cu), Kumulonimbus (Cb), dan Nimbostratus (Ns).
(cloud genera).

geopotensial
Potensial yang berkaitan dengan percepatan gravitas bumi. Nilainya setara dengan kerja yang
harus dilakukan melawan gravitas bumi untuk menaikkan massa satu satuan massa dari
permukaan laut ke suatu tempat yang dimaksud. Dalam fisika dinyatakan dengan rumus :

= gdz,

dengan g = percepatan gravitas bumi, dan z menyatakan tinggi dari permukaan bumi.
(geopotential).

gerimis
Curahan berupa tetes-tetes air halus yang garis tengahnya kurang dari 0,5 mm, tersusun
seragam dan rapat.
(drizzle).

gerimis beku
Gerimis yang butir-butir airnya membeku ketika sampai di tanah, atau ketika membentur
permukaan benda di permukaan bumi, atau ketika membentur pesawat terbang yang sedang
dalam penerbangan.
(freezing drizzle).
gerombongan awan
Awan atau sistem awan tertentu yang bersambungan atau hampir bersambungan pada paras
yang sama. Biasanya ukuran mendatarnya panjang, tetapi hanya menutupi sebagian kecil
langit.
(cloud bank).

gerombongan kabut
Kabut, atau sistem kabut pada daerah sempit dengan lebar beberapa ratus meter. Umumnya
timbul karena pengaruh keadaan setempat.
(fog bank).

geser angin
Kadar perubahan vektor angin dalam suatu arah.

(wind shear).

geser angin horizontal


Geser angin dalam arah mendatar. Bila (V) vektor angin, geser angin horizontal dinyatakan
dengan V/n.
(horizontal wind shear).

geser angin vertikal


Geser angin dalam arah menegak. Bila (V) vektor angin, dalam sistem koordinat tekanan,
geser angin menegak dinyatakan dengan V/p; dan dalam sistem koordinat ketinggian
dinyatakan dengan V/z .
(vertical wind shear).

GMT
LIhat: Waktu rata-rata Greenwich.
(GMT).

golakan
Gerak terorganisasi dalam udara yang memandu pengangkutan bahang, momentum, dlsb.
dalam arah menegak.
(convection).

golak-galik
Goncangan akibat bertumpuknya gerak rata-rata udara yang tidak teratur dan dalam keadaan
terus berubah.
(turbulence).

golak-galik udara cerah


(1) Golak-galik yang tidak berkaitan dengan awan.
(2) Golak-galik yang dirasa oleh pesawat terbang yang sedang terbang dalam udara yang
tidak berawan. Sebab utama timbulnya golak-galik udara cerah adalah pemanasan dan geser
angin. Penemuan terakhir menunjukkan posisi arus jet di udara atas juga penyebab timbulnya
golak-galik udara cerah.
(clear air turbulence).
GR
Singkatan yang digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan
adanya salju hujan batu dan/atau gentel salju. Digunakan apabila garis tengah butirn yang
diamati sebesar 5 mm atau lebih.
(GR).

GS
Singkatan yang digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan
adanya hujan salju dan/atau gentel salju. Digunakan apabila apabila garis tengah butir gentel
salju yang ada sebesar 5 mm atau lebih.

(GS).

habub
Angin kencang dan badai pasir atau badaidebu yang sering terjadi di Sudan bagian utara dan
bagian tengah, utamanya sekitar Khartun. Hab dapat terjadi di sembarang bulan kecuali
Nopember; yang sering dalam bulan Mei sampai September, dan yang paling sering dalam
bulan Juni. Dapat datang dari arah mana saja, tetapi umumnya dari utara pada waktu musim
dingin, dan dari tenggara atau timur pada waktu musim panas. Kecepatan angin lebih dari 50
km/jam dan pernah mencapai 100 km/jam. Kata habb berasal dari bahasa Arab yang
artinya angin.
(haboob).

halo
Salah satu dari macam fenomena fotometeor atau fenomena optik atmosfer; bentuknya
berupa busur lingkaran berwarna keputih-putihan yang terdapat di sekeliling bulan atau
matahari. Fenomena tersebut terjadi karena sinar matahari atau sinar bulan dibiaskan oleh
kristal-kristal es dalam Sirus atau di balik udara yang banyak mengandung kristal es yang
saat itu menutupi bulan atau matahari.
(halo).

har
Nama setempat bagi kabut laut atau gerimis sangat halus yang datang dari laut di daerah
pantai timur Scotlandia dan di timur laut Inggris. Har sering terjadi dalam musim panas di
daerah tersebut.

(har).

hari aerologi
Hari-hari yang khusus dilakukannya pengamatan udara atas selama Tahun Kutub
Internasional (tahun dilakukannya .kegiatan pengamatan fenomena geofisika di kutub arktik
dalam tahun 1882 1932)
(aerological days).

harmatan
Angin kering dan membawa debu yang terdapat di Afrika Barat, bertiup dari timur laut atau
timur. Harmatan umumnya terjadi dalam bulan Nopember sampai Maret.
(harmatan).

hidrometeor
Fenomena, kecuali awan, yang timbulnya berkaitan dengan air; misalnya embun, kabut,
hujan, salju.

(hydrometeor).

HIFOR
(1) Singkatan dari High Level Forecast.
(2) Prakiraan keadaan udara pada paras atas.
(HIFOR).

hPa
(1) Singkatan dari hectopascal.
(2) Satuan ukuran tekanan atmosfer. 1 hPa = 1 milibar (mb). Lihat: bar.
(hPa).

hujan
Curahan berupa air, salju, atau butir-butir es yang jatuh sampai di permukaan bumi. Bila
berupa air, garis tengah butir-butir airnya lebih dari 0,8 milimeter. Selain kelebatannya dapat
mengurangi banglas dan jarak pandang landasan pacu, genangan air hujan di landasan pacu
dapat mengganggu tinggal landas atau pendaratan pesawat terbang. Parameter yang penting
dari hujan bagi penerbangan adalah intensitasnya. Intensitas hujan adalah banyaknya curah
hujan selama waktu hujan. Bila selama hujan banyaknya curah hujan = r dan hujan
berlangsung selama t menit, maka intensitas rata-rata I = r/t mm/menit.
(rain).

hujan badai
Badai dengan hujan yang sangat deras dan berlangsung dalam waktu agak pendek.
(cloud burst).

hujan batu, hujan es


Hujan berupa butir-butir es yang terpisah-pisah atau bergabung menjadi gumpalan. Garis
tengah butir antara 5 dan 50 mm, kadang-kadang dapat lebih. Di Indonesia hujan es
umumnya berasal dari Kumulonimbus atau Kumulus yang tinggi.
(hail).

hujan beku
Hujan yang tetesannya membeku pada saat mengenai tanah atau benda-benda di permukaan
bumi, atau pada pesawat yang sedang terbang.
(freezing rain).

hujan buatan
Hujan yang dihasilkan dari rekayasa manusia terhadap awan.
(artificial precipitation).

hujan curah
Hujan deras, dalam waktu singkat, yang berasal dari awan golakan. Butir-butir tetes airnya
berukuran lebih besar daripada butir tetes dari hujan jenis lain. Umumnya hujan curah dapat
dikenali dari keadaan langit yang berubah cepat menjadi cerah setelah hujan.
(shower).

hujan curah massa udara


Hujan curah yang biasanya terjadi karena golakan lokal dalam massa udara takmantap. Hujan
curah tersebut selalu berkaitan dengan perenggan. Bila disertai kilat dan guntur, badaiguntur
yang menyertai disebut badai guntur massa udara.
(air mass shower).

hujan golakan.
Sama dengan hujan curah.
(convective rain)

hujan lebat
Hujan yang laju akumulasinya atau intensitasnya lebih dari 7,6 mm/menit.
(heavy rain).

hujan lumpur
Hujan yang berisi partikel-partikel pasir atau debu.
(mud rain).

hujan merah
Hujan berwarna merah karena mengandung debu atau bahan lain yang meninggalkan warna
merah di permukaan bumi.
(blood rain).

hujan orografi
Hujan yang berasal dari awan orografik.
(orographic rain).

hujan ringan
Hujan yang laju akumulasinya atau intensitasnya kurang dari 0,5 mm/menit.
(light rain).

hujan salju
Curahan berupa salju.
(rain snow).

hujan salju campur


Curahan berupa campuran dari air dan salju.
(sleet).

hujan siklon
Hujan diatas daerah golakan skala besar yang berkaitan dengan daerah tekanan rendah atau
perenggan.
(cyclonic rain).
humilis
Spesies awan pada Kumulus yang dicirikan dengan bentuk menegak tetapi kecil, ceper, atau
kerdil. Humilis hanya terdapat pada Kumulus, dan terjadi apabila di atas awan terdapat
lapisan sungsangan suhu yang kuat sehingga awan tidak dapat menembusnya. Dengan spesies
tersebut dikenal Kumulus humilis.
(humilis).

huruf sandi
Huruf atau kelompok huruf dalam berita meteorologi yang mempunyai arti tertentu.
(code letter).

HVY
Singkatan dari heavy. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan intensitas kuat dari suatu fenomena, misalnya intensitas dari fenomena : debu ,
hujan curah, pasir, salju, badai pasir, badai salju, awan corong.
(HVY).

HZ
Singkatan dari haze. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya udara kabur. Lazimnya digunakan untuk laporan kabur yang
mengakibatkan banglas kurang dari 3000 meter.
(HZ).

ibun
Butir-butir air beku di permukaan benda atau bumi yang terjadi ketika suhu permukaan bumi
turun smpai dibawah 0 oC. Ibun dapat terlihat dalam berbagai bentuk, misalnya ibun basah
atau putih, ibun kering atau ibun hitam.
(frost).

ibun kristal
Tumpukan es berupa kristal, biasanya berbentuk sisik, jarum, bulu atau kipas, yang terjadinya
serupa dengan embun, tetapi pada suhu dibawah 0 oC.
(hoarfrost).

IC
Singkatan dari ice crystal. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya debu mutiara berupa kristal es. Lazimnya digunakan apabila adanya debu
mutiara tersebut bersamaan dengan banglas sejauh 3000 meter atau kurang.
(IC).

ICAO
Singkatan dari International Civil Aviation Organization. LIhat: Organisasi Penerbangan
Sipil Internasional.
(ICAO).

IFR
Singkatan dari Instrument Flight Rules. Digunakandalam penerbangan yang
menggambarkan keadaan banglas yang berkurang sehingga penerbang harus menggunakan
peraturan terbang instrument.
(IFR).

ikhtisar klimatologi bandar udara


Ikhtisar nilai statistik unsur meteorologi tertentu pada suatu Bandar udara.
(aerodrome climatological summary).

indeks pengesan
Bilangan yang menunjukkan kemungkinan intensitas pengesan dalam keadaan meteorologi
dan keadaan penerbangan tertentu.
(icing index).

inkus
Bentuk awan tambahan yang terdapat pada bagian atas Kumulonimbus. Merentang luas
sehingga puncak landasan tempa terlihat halus dan berserabut atau bergaris-garis.
(incus).

intensitas pengesan
Nisbah massa es yang terbentuk pada satu satuan luas permukaan objek dan waktu
berlangsungnya pengesan.
(icing intensity).

intortus
Salah satu varietas awan berbentuk melengkung tak tentu arah dan berbelok-belok. Terdapat
pada Sirus.
(intortus).

INTSF
Singkatan dari intensifying. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya fenomena yang berkembang makin kuat; biasanya digunakan untuk
penguatan perenggan.
(INTSF).

ionosfer
Lapisan atmosfer yang ditandai dengan kepadatan ion tinggi. Letaknya pada ketinggian
antara 70 - 80 km dan sampai tak hingga. Ion-ion tersebut terbentuk oleh adanya reaksi foto
kimia dari sinar ultraviolet. Ketinggian dan tebalnya ionosfer berbeda-beda. Lapisan ionosfer
yang terletak di ketinggian sekitar 70 km dikenal dengan nama lapisan D. Lebih atas dari
lapisan D juga terdapat banyak ion. Ion-ion tersebut letaknya tersebar; tetapi ada daerah-
daerah yang kadar ionnya tinggi yang juga sering dicirikan sebagai lapisan. Dari ketinggian
dan macam ionnya, lapisan-lapisan tersebut dibedakan dan diberi nama lapisan E, F1 dan F2.
Lapisan E terdapat pada ketinggian antara 90 km dan 120 km; Ion di dalamnya terbentuk
utamanya dari sinar X.. Lapisan F terdapat pada ketinggian antara 150 km dan 300 km; ion-
ion di lapisan ini utamanya dihasilkan dari sinar ultraviolet. Lapisan F1 mengandung banyak
atom oksigen, sedangkan lapisan F2 banyak mengandung ion nitrogen. Lapisan-lapisan ion
dalam termosfer tersebut sangat penting dalam kaitannya dengan telekomunikasi karena
berfungsi sebagai pemantul gelombang radio sehingga memungkinkan hubungan radio di
seluruh tempat dapat dilakukan. Pada masa matahari sangat aktif, kadar ion tersebut
bertambah dan banyak meredam gelombang radio sehingga telekomunikasi radio mudah
terganggu.
(ionosphere).

isalobar
Garis pada peta sebaran tekanan yang menghubungan tempat-tempat yang mempunyai
perubahan tekanan sama selama selang waktu tertentu. Isalobar kadang-kadang digambar
pada peta sinop, digunakan sebagai pembantu untuk membuat prakiraan gerak pola sebaran
tekanan. (isallobar).

isobar
Garis pada peta sebaran tekanan yang menghubungan tempat-tempat yang tekanannya sama.
(isobar).

isogon
Garis pada peta sebaran angin yang menghubungan tempat-tempat yang arah anginnya sama.
(isogone).

ISOL
Singkatan dari isolated. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya Kumulonimbus yang terpencil.
(ISOL).

isoneph
Garis pada peta sebaran awan yang menghubungan tempat-tempat yang banyak awannya
sama.
(isoneph).

isoplet
Garis pada peta sebaran unsur cuaca yang menghubungan tempat-tempat yang nilai unsurnya
sama.
(isopleth).

isotak
Garis pada peta sebaran angin yang menghubungan tempat-tempat yang kecepatan anginnya
sama.
(isotach).

isovel
Sama dengan isotak.
(isovel).

jam sinop
Waktu, dinyatakan dalam UTC (dahulu menggunakan GMT), yang disepakati secara
internasional, saat dilakukannya pengamatan cuaca secara serempak di seluruh dunia.
(synoptic hour).

jam sinop antara


Jam sinop 03, 09, 15, dan 21 UTC.
(intermediate synoptic hour).

jam sinop utama


Jam sinop 00, 06, 12, dan 18 UTC.
(main synoptic hour).

jarak pandang
Sama dengan banglas.
(visual range).

jarak pandang condong


Sama dengan banglas condong.
(oblique visual range).

jarak pandang landasan pacu


Jarak, apabila penerbang di pesawat terbang yang berada di garis tengah landasan pacu dapat
melihat marka permukaan landasan atau lampu-lampu di sepanjang landasan atau pengenal
garis tengah landasan pacu tersebut.
(runway visual range).

jarak pandang mendatar


Sama dengan banglas mendatar.
(horizontal visual range).

jebun
Jejak pengembunan. Garis-garis putih yang terbentuk di belakang mesin pesawat terbang.
Jejak pengembunan terjadi karena pengembunan uap air yang dilewati gas buang mesin
pesawat terbang. Jejak pengembunan timbul dari sedikit kemudian membesar dan cepat
menghilang. Bila udara cukup lembap dapat bertahan lebih lama.
(constrail).

jejak aerodinamik
Jejak pengembunan yang terbentuk utamanya di olakan dekat ujung sayap pesawat dan ujung
baling-baling karena udara memuai dengan cepat pada saat dilalui pesawat terbang.
(aerodynamic trail).

jejak buangan
Jejak pengembunan yang terbentuk apabila uap air dari gas buangan pesawat terbang
tercampur dan menjenuhkan udara di belakang pesawat terbang.
(exhaust trail).

jejak lesap
Daerah terang berbentuk garis tak berawan di belakang pesawat terbang yang terbang di
dalam lapisan awan tipis. Lawan dari jejak pengembunan.
(dissipitation trail).
jejak pengembunan
Sama dengan jebun.
(condensation trail).

jejaring meteorologi
Kelompok stasiun meteorologi yang tersebar di suatu daerah tertentu yang saling
berhubungan.
(meteorolocgical network).

jumlah awan
(1) Banyaknya awan yang menutupi langit.
(2) Luas langit yang tertutup awan. Lihat: okta.
(cloud amount).

kabur
(1) Jenis litometeor berupa butir-butir debu atau garam yang tersebar di dalam sebagian
atmosfer. Butir-butir tersebut demikian kecil sehingga tak dapat dirasa dan tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang, tetapi mengurangi jarak pandang mendatar dan membuat atmosfer
pudar.
(2) Kesuraman atmosfer ditimbulkan oleh adanya litometeor berupa butir-butir debu atau
garam yang tersebar di dalamnya.
(haze).

kabur garam
Kabur yang ditimbulkan oleh pecahan-pecahan halus dari partikel garam laut. Partikel-
partikel garam tersebut biasanya terbawa oleh uap dari penguapan air laut.
(salt haze).

kabus
Kesuraman atmosfer yang ditimbulkan oleh adanya butir-butir mikroskopik menempel pada
butir-butir bahan higroskopik.
(mist).

kabut
(1) Kesuraman pada lapisan atmosfer dekat permukaan bumi yang ditimbulkan oleh adanya
butir-butir air, atau kristal es, dengan atau tanpa partikel asap, dan yang didefinisikan secara
internasional dapat menimbulkan banglas kurang dari 1 km.
(2) Kelompok butir-butir air sangat kecil dengan garis tengah lebih kecil dari 10 mikrometer
yang melayan-layang di dekat permukaan bumi.
(fog).

kabut campur
Kabut, tipis dan umurnya hanya berlangsung dalam waktu singkat, yang dihasilkan oleh
percampuran dua massa udara lengas yang tidak jenuh dan berbeda suhunya.
(mixing fog).

kabut es
Kabut yang terdiri atas ampaian kristal es halus.
(ice fog).

kabut kukus, kabut uap


Kabut yang terbentuk apabila uap air masuk ke dalam udara yang suhunya jauh lebih rendah
daripada suhu sumber uap air.
(steam fog)

kabut laluan perenggan.


Kabut perenggan yang dihasilkan dari percampuran massa udara panas dan massa udara
dingin dalam daerah perenggan atau yang dihasilkan dari pendinginan mendadak udara di
atas tanah yang lengas.
(frontal passage fog)

kabut lataan
Kabut yang terbentuk dari udara yang suhunya turun sampai dibawah titik embun sewaktu
udara tersebut mengalir di atas permukaan yang dingin.
(advection fog).

kabut laut
Kabut yang terbentuk ketika udara yang ada di atas permukaan air laut yang panas bergerak
di atas permukaan air laut yang lebih dingin. Lihat: kabut kukus, kabut uap.
(sea fog).

kabut monsun
Kabut tipis di kawasan pantai selama masa monsun, yang terbentuk karena udara lengas
panas terangkat di atas permukaan yang lebih dingin.
(monsoon fog).

kabut perenggan
Kabut yang berkaitan dengan daerah perenggan dan laluan perenggan.
(frontal fog ).

kabut perenggan dingin


Kabut perenggan di belakang perenggan dingin yang terjadi karena hujan yang jatuh ke udara
dingin yang mantap dan naiknya suhu titik embun.
(cold front fog).

kabut perenggan panas


Kabut perenggan di depan perenggan panas yang terjadi karena hujan yang jatuh ke udara
dingin yang mantap dan naiknya suhu titik embun.
(warm front fog).

kabut sinaran
Kabut yang biasanya terbentuk di atas daratan pada malam hari apabila sinaran yang keluar
dari permukaan tanah menurunkan suhu udara dekat permukaan tanah sampai dibawah titik
embun. Setelah ada sinar matahari kabut sinaran terangkat dan kemudian menghilang.
(radiation fog).

kabut sungsangan tinggi


Kabut yang timbul karena berkembangnya lapisan Stratus di bawah lapisan sungsangan ke
arah bumi.
(high inversion cloud).

kabut tanah
Kabut yang menutupi kurang dari 0,6 bagian langit dan ketinggiannya tidak mencapai dasar
awan yang ada di atasnya. Lihat: kabut sinaran.
(ground fog).

kabut udara tropik


Kabut lataan yang terbentuk di atas lautan tropik.
(tropical air fog).

kakas aerodinamik
Kakas yang diberikan oleh fluida yang bergerak kepada benda yang seleuruhnya ada di dalam
fluida tersebut. Besarnya sebanding dengan : m2 L2 (Re)n
dengan = rapat massa fluida, m = kecepatan arus yang tidak terganggu relative terhadap
benda, L = dimensi linear karakteristik benda, dan (Re)n bilangan Reynolds pangkat n.
Hubungan tersebut dikenal sebagai rumus Rayleigh.
(aerodynamic force).

kakas angkat bebas


Kekuatan naik sebenarnya dari balon yang diisi gas; biasanya dinyatakan dalam gram.
(free lift).

kakas angkat total


Kakas angkat yang besarnya sama dengan kakas angkat bebas ditambah dengan berat balon
dan perlengkapan yang digantungkan.
(total free lift).

kakas apung
Lihat : keapungan.
(buoyancy force).

kakas apung Archimedes


Lihat: keapungan.
(Archimedes buoyancy force).

kantong angin
Alat berbentuk kerucut yang dibuat dari kain yang diikatkan pada suatu tiang dan dapat
berputar serta berkibar menurut arah dan kecepatan angin. Kantong angin biasanya dipasang
di dekat landasan pacu atau di tempat-tempat pendaratan pesawat terbang untuk memberi
petunjuk adanya angin.
(wind shock).

kantor jaga meteorologi


Stasiun Meteorologi yang diberi tugas setiap waktu melakukan pengamatan dan memberikan
informasi cuaca wilayah penerbangan yang ditetapkan.
(meteorological watch office).
kantor meteorologi bandar udara
Stasiun Meteorologi di Bandar udara yang bertugas memberi pelayanan informasi
meteorologi untuk penerbangan.
(aerodrome meteorological office).

kantor meteorologi pelengkap; stasiun meteorologi pelengkap


Stasiun Meteorologi yang menurut ketentuan Organissasi Penerbangan Sipil Internasional
diberi wewenang memberi informasi meteorologi kepada petugas penerbangan mengenai : (a)
informasi meteorologi sesuai yang diterima dari kantor meteorologi utama atau kantor
meteorologi pembantu, (b) laporan meteorologi setempat.
(supplementary meteorological office).

kantor meteorologi pembantu; stasiun meteorologi pembantu


Stasiun Meteorologi yang menurut ketentuan Organissasi Penerbangan Sipil Internasional
diberi wewenang untuk : (a) menyiapkan prakiraan cuaca atas bimbingan kantor meteorologi
utama, (b) memberi informasi meteorologi dan melakukan taklimat kepada petugas
penerbangan, (c) memberi informasi meteorologi yang diperlukan kantor meteorologi
tambahan di lingkungannya yang ditentukan.
(dependent meteorological office).

kantor meteorologi utama; stasiun meteorologi utama


Kantor Meteorologi yang menurut ketentuan Organissasi Penerbangan Sipil Internasional
diberi wewenang untuk : (a) menyiapkan prakiraan cuaca, (b) memberi informasi meteorologi
dan melakukan taklimat kepada petugas penerbangan, (c) memberi informasi meteorologi
yang diperlukan Kantor Meteorologi Pembantu di lingkungannya yang ditentukan.
(main meteorological office).

kapilatus
Spesies awan berbentuk landasan tempa atau cerobong, atau jembangan, yang berserabut
seperti rambut terurai yang terdapat pada Kumulonimbus. Kumulonimbus kapilatus biasanya
dapat menimbulkan hujan curah dan badaiguntur, sering dengan gebos, dan kadang-kadang
disertai hujan batu. Selain itu di bagian bawah awan sering terjadi virga.
(capilatus).

kastelanus
Dahulunya disebut kastelatus. Spesies awan berbentuk jambul dan tinggi seperti menara
sehingga membuat awan tampak megah yang terdapat pada Kumulus. Ukuran tinggi menara
lebih besar dibandingkan dengan ukuran lebarnya. Dasar awan tampak bersambungan dan
teratur dalam garis-garis. Ciri kastelanus lebih jelas bila dilihat dari samping. Kastelanus juga
dapat timbul pada Sirus, Sirokumulus, Altokumulus, dan Stratokumulus.
(castellanus).

keapungan
(1) Sifat objek yang mengapung pada permukaan benda cair, atau naiknya dari suatu
permukaan melayang dalam fluida (misalnya atmosfer). Secara kuantitatif dinyatakan sebagai
perbandingan antara berat spesifik fluida dan berat spesifik objek; atau berat fluida yang
terpindahkan oleh berat objek.
(2) Disebut pula kakas apung atau kakas apung Archimides, yang dalam fisika dituliskan
dalam rumus : F = g(o )/, dengan g = percepatan gravitas bumi, o = rapat masa fluida,
dn = rapat massa objek yang mengapung. Dalam atmosfer keapungan gugus udar berkaitan
dengan suhu atmosfer dan suhu gugus udara, yang dinytaka dengan rumus :
F = g(T To)/ To, dengan T dan To masing-masing adalah suhu gugus udara dan suhu udara
di luarnya. (T To)/ To sering disebut faktor keapungan
(buoyancy).

kecepatan angin
Laju angin, dinyatakan dengan knot ( 1 knot = 1,8 mil/jam), kilometer per jam (km/j), atau
meter per detik (m/dt).
(wind velocity/speed).

kecepatan bumi
Kecepatan benda yang bergerak dalam udara (atmosfer), misalnya pesawat terbang, yang
diukur terhadap permukaan bumi.
(ground speed)

kecepatan puncak langkisau


Kecepatan angin seketika pada saat amplitudo langkisau tercapai.
(gust peak speed).

kecepatan udara
Kecepatan benda dalam udara relative terhadap atmosfer. Lihat: kecepatan bumi.
(airspeed).

kedalaman salju
Jarak menegak dari permukaan salju ke permukaan tanah di bawahnya dengan anggapan
bahwa permukaan salju berbentuk rata sejajar permukaan tanah.
(depth snow).

kekeruhan
Pengurangan keterawangan atmosfer yang terjadi karena adanya penyerapan dan hamburan
sinaran matahari yang dilakukan oleh partikel-partikel padat atau cair di dalam atmosfer.
(turbidity).

kelembapan mutlak
Kelembapan mutlak atau nisbah campur adalah perbandingan antara massa uap air dan massa
udara kering dalam tiap satuan volume udara. Misalkan dalam 1m3 udara terdapat mv uap air
dan md udara kering, maka kelembapan mutlak atau nisbah campurnya sebesar :
r = mv / md
(absolute humidity).

kelembapan nisbi
Nilai perbandingan antara tekanan uap air yang ada pada saat pengukuran dan besarnya
tekanan uap air maksimum yang dapat dicapai pada suhu dan tekanan udara pada saat itu.
Apabila tekanan uap air pada saat itu sebesar e milibar, dan tekanan uap maksimum em
milibar maka kelembapan nisbi : H = e/em x 100 % ; dengan e = tekanan uap, dan em
tekanan uap maksimum pada suhu saat pengukuran. Udara yang suhunya tinggi mempunyai
kemampuan menyimpan uap air lebih banyak dibandingkan dengan udara yang suhunya lebih
rendah. Oleh karena itu apabila ke dalam udara yang suhu dan tekanannya tetap dimasukkan
uap air sebanyak-banyaknya, pada suatu saat uap air yang ada dalam udara tidak lagi
bertambah karena sebagian ada yang mengembun kembali menjadi air. Dalam keadaan
seperti itu udara disebut jenuh dengan uap air. Tekanan uap air pada saat jenuh tersebut
mencapai maksimum. Jadi makin tinggi suhunya makin tinggi tekanan uap air maksimum
yang dapat dicapai.
(relative humidity).

kelembapan spesifik
Nilai perbandingan antara massa uap air dan massa udara dalam tiap satuan volume udara.
Misalkan dalam 1m3 udara mengandung mv gram uap air dan md gram udara kering maka
berat udara sebesar (mv + md ) gram, dan kelembapan spesifik sebesar :
q = mv / (mv + md )
(specific humidity).

kelistrikan atmosfer
(1) Fenomena kelistrikan yang terdapat dalam atmosfer, misalnya kilat, .
(2) Studi tentang proses-proses elektri yang terdapat di dalam atmosfer.
(atmospheric electricity).

kelompok sandi
Kelompok angka atau huruf, biasanya terdiri atas lima angka atau lima huruf, bagian dari
bentuk sandi yang digunakan dalam laporan meteorologi.
(code group).

kemantapan atmosfer
Sifat atmosfer yang dicirikan dengan laju susut suhu udara dalam kolom atmosfer lebih kecil
daripada laju susut suhu adiabat kering. Lihat: metode gugus.
(atmospheric stability ).

kepusaran
Ukuran vektor komponen memutar aliran udara.
Nilai kepusaran berorde 10-5 /detik. Makin besar nilai kepusaran menunjukkan
kecenderungan udara bergerak keatas makin besar.
(vorticity).

kesuraman
Keadaan langit suram yang ditimbulkan oleh fenomena yang dapat mengurangi banglas.
(obscuration).

ketakmantapan aerodinamik
Ketakmantapan getaran dari suatu bangunan berkaitan dengan adanya tiupan angin yang
terus-menerus.
(aerodynamic instability).

ketakmantapan atmosfer
Sifat atmosfer yang dicirikan dengan laju susut suhu udara dalam kolom atmosfer lebih besar
daripada laju susut suhu adiabat kering. Gugus udara yang dipindahkan ke atas dengan proses
adiabat akan menjadi lebih ringan daripada udara sekitarnya dan cenderung naik ke paras di
atasnya.
(atmospheric unstability)

ketakmantapan golakan
Keadaan lapisan atau kolom udara lengas dalam atmosfer yang suhu potensial setaranya
berkurang mengikut ketinggian.
(convective instability).

ketebalan gepotential
Tebal lapisan atmosfer di antara dua permukaan isobar, dinyatakan dalam ketinggian
geopotensial.

(geopotential thickness).

ketinggian awan
Ketinggian dasar awan diukur dari permukaan bumi di bawahnya.
(cloud height).

ketinggian geopotensial
Ketinggian suatu titik di atmosfer yang dinyatakan dalam satuan yang sebanding dengan
geopotensial pada ketinggian tersebut. Ketinggian geopotensial dinyatakan dalam meter
geopotensial. 1 meter geopotensial (gpm) = 9,8 /g meter geometri.
(geopotential height).

ketinggian maya
Ketinggian lapisan dalam ionosfer yang ditentukan dengan menggunakan hitungan waktu
yang diperlukan oleh pulsa gelombang radio yang menjalar ulang alik dengan kecepatan
cahaya ke lapisan tersebut.
(virtual height).

khatulistiwa geomagnet
Lingkaran besar yang dibuat pada permukaan bumi yang setiap titik pada lingkaran tersebut
sama jaraknya dari kutub magnet bumi.

(geomanetic equator).

kilat
Kilapan cahaya yang disertai luahan elektrik mendadak yang terjadi dari awan atau di dalam
awn. Sangat jarang tetapi dapat terjadi dari bangunan tinggi atau dari puncak gunung. Dari
strukturnya dibedakan bermacam-macam kilat, yalah : kilat garis, kilat garpu, kilat lembaran,
kilat batang, kilat api, kilat bola, kilat roket. Kilat juga berbahaya bagi pesawat terbang yang
sedang dalam penerbangan di dalam atau di sekitar awan.
(lightning).

kilat api
Kilat yang tampak seperti ccahaya terang sekilas dari langit atau dari awn di ufuk. Disebut
juga kilat bahang; kilat panas.
(heat lightning).

kilat batang
Kilat yang berbentuk batang terputus-putus menyerupai manik bercahaya yang hanya tampak
beberapa saat.
(beaded lightning).

kilat bola
Kilat yang tampak seperti bola cahaya kemerah-merahan, berpenampang sekitar satu kaki,
bergerak cepat sepanjang objek padat atau mengapung di udara dengan jarak tertentu.
(ball lightning).

kilat garis
kilatyangberbentukcahayaputih,tidakmelengkungatautidkbecabang, dan biasanya tipis dengan
pinggiran yang jelas.
(streak lightning).

kilat garpu
Bentuk kilat yang loncatan listriknya dari awan kearah bumi berupa cabang-cabang yang
mengarah ke bawah dari saluran kilat utama.
(forked lightning).

kilat lembaran
Kilat yang baur, kadang-kadang berupa cahaya terang bersamaan dengan luah awan atau luah
dari awan ke awan.
(sheet lightning).

kilat roket
Kilat yang terjadi di langit dengan kecepatan tinggi seperti roket.
(rocket lightning).

kilau suaian
Rata-rata terangnya benda dan permukaan di sekitar pengamat yang memberi kiraan jarak
pandang.
(adaptation illuminance).

klasifikasi awan
Metode pembedaan atau pengelompokan awan berdasarkan salah satu kriteria berikut: (a)
dari ketampakannya, (b) dari proses pembentukannya, (c) dari ketinggian rata-ratanya, (d)
dari susunan partikelnya.
(cloud classification).

klasifikasi pagu
Keterangan atau penjelasan tentang cara penentuan ketinggian pagu yang digunakan dalam
pengamatan cuaca penerbangan, misalnya balon pagu. Lihat: pagu.
(ceiling classification).

klimatologi deskriptif penerbangan


Gambaran tentang ciri klimatologi utama yang berkaitan dengan penerbangan untuk suatu
kawasan penerbangan atau jalur udara tertentu.
(aeronautical descriptive climatology).

KMH
Singkatan dari kilometer per hour. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan
untuk menyatakan ukuran kecepatan angin.
(KMH).

knot
Satuan ukuran kecepatan angin. 1 knot = 1 mil per jam = 1,8 km per jam.
(knot).

komponen langkisauan
Nisbah antara nilai rata-rata komponen fluktuasi angin sepanjang sumbu koordinat tiga
dimensi dan nilai rata-rata angin. Bila u, v, w masing-masing komponen fluktuasi dalam
arah sumbu X, Y, Z, dan U = kecepatan rata-rata, maka masing-masing komponen langkisau
dalam arah sumbu X, Y, Z adalah : gx = u/U; gy = v/U; dan gz = w/U.
(gustiness component).

kondusi
Perpindahan energi atau bahang dalam konduktor oleh molekul-molekul di dalamnya tanpa
disertai dengan gerak molekul yang bersangkutan.Berbeda dengan golakan.
(conduction).

konduksi olak
Perpindahan bahang karena olak di dalam aliran golak-galik, serupa dengan konduksi
molekul.
(eddy conduction)

kongestus
Spesies awan berbentuk jambul dan menjulang tinggi; bagian atasnya menyerupai kol bunga.
Terdapat pada Kumulus dan dinamai Kumulus kongstus.
(congestus).

koreksi altimeter
Koreksi pada pembacaan altimeter pesawat terbang untuk menghilangkan penyimpangan
terhadap kondisi (tekanan pada nol dan didistribusi suhu vertikal dari atmosfer standar) yang
diperoleh dari kalibrasi altimeter.
(altimeter correction).

KTS
Singkatan dari knot. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan kecepatan angin. Lihat: knot.
(KTS).

kumbang
Lihat : angin lokal.
(koembang).
kumulonimbus
Genera awan yang terlihat tebal dan padat, menjulang tinggi seperti gunung atau menara yang
sangat besar. Paling sedikit sebagian dari bagian atas kelihatan halus atau berserabut dan
hampir selalu rata . Bagian atas tersebut sering meluas dan berbentuk seperti landasan tempa
atau jambul yang besar.
(cumulonimbus).

kumulus
Genera awan yang terlihat padat dengan garis pinggir yang jelas, tumbuhnya keatas,
berbentuk onggokan menyerupai stupa atau menara yang puncaknya seperti kol bunga, dasar
awan hampir mendatar. Bagian yang kena sinar matahari tampak berkilauan, dan dasarnya
berwarna lebih gelap dibandingkan bagian lain.
(cumulus).

kumulus cuaca cerah


Spesies awan Kumulus yang dicirikan dengan pertumbuhan ke atasnya lambat dan bagian
atasnya agak rata. Lambatnya pertumbuhan keatas tersebut karena hambatan dari lapisan
sungsangan di atasnya. Bila golakan di dalam awan kuat sehingga dapat menembus lapisan
sungsangan, awan terlihat seperti berleher.
(fair weather cumulus).

kumulus humilis
Sama dengan Kumulus cuaca cerah.
(Cumulus humilis).

Kumulus kongestus
Lihat: kongestus.
(Cumulus congestus).

kumulus tinggi
Kumulus kongestus yang puncaknya sangat tinggi.
(towering cumulus).

laju susut adiabat


Sama dengan laju susut adiabat kering.
(adiabatic lapse rate).

laju susut adiabat jenuh


Proses perubahan yang dicirikan dengan perubahan suhu mengikut ketinggian dari gugus
udara jenuh yang naik di dalam atmosfer yang dalam keadaan setimbang hidrostatik dengan
proses adiabat. Karena udara jenuh mengalami pengembunan dan energi yang dikeluarkan
digunakan kembali untuk pemanasan udara dalam gugus, maka laju susut suhunya lebih kecil
dibandingkan dengan laju susut suhu adiabat kering. Besarnya laju susut suhu adiabat jenuh
sekitar 6 oC/km.
(saturation-adiabatic lapse rate).
laju susut adiabat kering
Proses perubahan yang dicirikan dengan perubahan suhu mengikut ketinggian dari gugus
udara kering yang naik di dalam atmosfer yang dalam keadaan setimbang hidrostatik dengan
proses adiabat. Besarnya perubahan suhu tersebut : dT/dz = g/cpd, atau kira-kira sebesar
9,8 oC/km, dengan g = percepatan gravitas bumi; cpd = kapasitas bahang spesifik udara
kering pada tekanan tetap. Selanjutnya, Gd = dT/dz = g/cpd disebut laju susut suhu adiabat
kering.
(dry adiabatic lapse rate).

laju susut suhu


Pengurangan suhu atmosfer dalam arah vertikal. Lazimnya laju susut suhu ditulis dengan
lambang g. Besarnya laju susut suhu g = dT/dz.
(temperature lapserate).

laju susut suhu adiabat jenuh


Lihat : laju susut adiabat jenuh.
(saturation-adiabatic temperature lapse rate).

laju susut suhu adiabat kering


Lihat : laju susut adiabat kering.
(dry adiabatic temperature lapse rate).

lakunosus
Spesies awan berbentuk potongan, lembaran, atau lapisan; biasanya agak tipis dan bercelah-
celah bundar yang jelas dan tersebar teratur terlihat seperti jejaring, serta tepinya berjumbai.
Lakunosus terdapat pada Altokumulus. Juga dapat terdapat pada Stratokumulus meskipun
sangat jarang.
(lacunosus).

lambang meteorologi
(1) Kata, huruf, atau kelompok huruf yang ditetapkan berdasarkan konvensi internasional
sebagai pengganti angka atau bilangan di dalam sandi meteorologi.
(2) Tanda atau lambang yang digunakan dalam dokumen meteorologi berdasarkan konvensi
internasional.
(meteorological symbol).

lampu sorot awan


Lampu sorot atau proyektor yang digunakan untuk mengukur ketinggian dasar awan pada
malam hari.
(cloud searchlight).

langit berawan
Langit yang tertutup awan sebanyak 3 5 okta.
(cloudy sky).

langit cerah
Langit yang tertutup awan kurang dari 1 okta.
(clear sky).
langit hijau
Warna kehijau-hijauan pada langit. Oleh para pelaut digunakan sebagai isyarat adanya angin
atau hujan atau dalam hal tertentu sebagai pertanda adanya siklon tropik.
(green sky).

langit mendung
Langit yang hampir keseluruhannya (lebih dari 95%) tertutup awan.
(overcast sky).

langit tanah
Warna gelap bagian bawah awan apabila awan tersebut berada dekat sekali pada permukaan
tanah yang tidak bersalju.
(land sky).

langit tengiri
Langit yang diliputi banyak awan Sirokumulus atau Alokumulus kecil-kecil yang terkesan
seperti sisik ikan tengiri.
(mackerel sky).

langkisau
Angin kencang bertiup mendadak dalam waktu singkat dan kemudian diikuti dengan keadaan
lengang atau kecepatan angin sangat lemah. Lama pancutan atau perubahannya kurang dari
20 detik.
(gust).

langkisauan
Lihat: komponen langkisauan.
(gustiness).

lapisan batas
Sama dengan lapisan batas planetan.
(boundary layer).

lapisan batas planetan


Lapisan atmosfer paling bawah dekat permukaan bumi; ketebalannya 600 800 meter.
Dalam lapisan tersebut gerak udara sangat dipengaruhi oleh gesekan permukaan.
(planetary boundary layer).

lapisan batas golak-galik


Lapisan yang di dalamnya nilai tegangan Reynolds jauh lebih besar dibandingkan dengan
tegangan kekentalan. Apabila bilangan Reynolds cukup tinggi lapisan golak-galik berbatasan
dengan lapisan batas laminar.
(turbulent boundary layer).

lapisan gesekan
Sama dengan lapisan batas planetan.
(friction layer).

lapisan kabur
Lapisan dalam atmosfer yang kabur yang bagian atasnya dibatasi oleh sungsangan suhu;
sering meluas ke bawah sampai ke permukaan bumi. Lihat: garis kabur.
(haze layer).

lapisan sungsangan
Lapisan atmosfer yang di dalamnya perubahan unsur meteorologi mengikut ketinggian
berkebalikan dengan kebiasaannya. Lihat: sungsangan.
(inversion layer).

lapisan sungsangan suhu


Lapisan atmosfer yang sebaran suhunya bertambah mengikut ketinggian.
(temperature inversion layer).

laporan gawat
Laporan perubahan tiba-tiba yang berkenaan dengan cuaca yang makin memburuk.
(deterioration report).

laporan membaik
Laporan perubahan tiba-tiba yang berkenaan dengan cuaca yang makin membaik.
(improvement report)

laporan meteorologi
Pemberitaan keadaan meteorologi yang diamati di suatu tempat dan waktu tertentu.
(meteorological report).

laporan perubahan mendadak


Laporan meteorologi khusus yang dibuat oleh Stasiun Meteorologi untuk memberitahukan
makin buruknya atau makin baiknya cuaca yang signifikan bagi sesuatu kegiatan.
(sudden change report).

laporan pesawat udara


Laporan penerbangan, termasuk laporan meteorologi, yang dibuat oleh awak penerbang
selama dalam penerbangan, Lihat: AIREP.
(aircraft report).

lembang
(1) Daerah dengan tekanan udara yang rendah, atau tekanan rendah, atau palung.
(2) Lazimnya digunakan untuk tingkat tertentu dari siklon tropik, tingkat tertentu dari
perpindahan tekanan rendah atau palung, dan untuk tekanan rendah di paras atas dan palung
yang berkembang lemah.
(depression).

lembang tropik
(1) lembang di kawasan tropik.
(2) Gangguan tropik yang kecepatan anginnya maksimum kurang dari 34 knot.
(tropical depression).

lengang angin.
Berkurangnya kecepatan angin untuk sementara waktu. Lihat: langkisau.
(lull)
lentikularis
Spesies awan yang bentuknya seperti lensa atau buah badam. Sering sangat panjang dan
tepinya sangat jelas, kadang-kadang terlihat seperti sayatan. Sering terjadi di tempat awan
orografik. Lentikularis terdapat pada Sirokumulus, Altostratus, dan Stratokumulus.
(leticularis).

lesapan kabut
Perubahan keadaan meteorologi, secara alami atau rekayasa, yang memicu hilangnya kabut di
suatu tempat.
(fog dispersal).

leste
Angin selatan yang kering, panas, dan berdebu yang sering bertiup di Madeira dan Afrika
utara di depan lembang yang bergerak dari Atlantik ke arah Madeira dan Pulau Canary.
(leste).

levece
Angin selatan yang kering, panas, dan berdebu yang bertiup dari arah antara barat laut dan
barat daya di sebelah tenggara pantai Spanyol di depan suatu lembang yang bergerak.
(leveche)

leventer
Angin timuran yang lembap di selat Gibraltar. Angin tersebut bertiup dari timur atau timur
laut dengan tekanan tinggi di Eropa tengah dan lembang di atas Mediteran tenggara. Sering
terjadi dan paling kuat dalam bulan Oktober sampai Desember.
(leventer).

lintang geomagnet
Koordinat yang digunakan dalam kemagnetan bumi yang hubungannya dengan khatulistiwa
geomagnet sama seperti hubungan antara lintang geografi dengan khatulistiwa geografi.
(geomagnetic latitude).

liputan awan
Sama dengan jumlah awan.
(cloud cover).

liputan langit
Bagian langit yang tertutup atau terhalang oleh awan atau fenomena penyuraman, atau oleh
keduanya.
(sky cover).

liputan langit suram


Liputan langit ketika langit sama sekali terhalang oleh permukaan dasar fenomena
penyuraman. (obscure sky cover).

litometeor
Fenomena yang timbulnya berkaitan dengan butir-butir kecil dari benda yang tidak
mengandung air, misalnya debu, asap. Karena adanya litometeor di dalam udara, udara
menjadi kabur dan jarak pandang berkurang.
(lithometeor).

LSQ
Singkatan dari line squall. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya gebos garis..
(LSQ).

luah awan
Kilat yang timbul karena loncatan muatan listrik dari pusat muatan positip ke pusat muatan
negatip yang keduanya terletak di dalam satu awan yang sama.
(cloud discharge).

luah awan ke awan


Kilat yang timbul dari pusat muatan listrik positip dalam suatu bagian awn ke pusat muatan
listrik negatip di dalam awn yang berbeda.
(cloud to cloud discharge).

luah awan ke bumi


Kilat yang timbul dari pusat muatan listrik di dalam awan dan pusat muatan listrik yang
berlawanan di bumi.
(cloud to ground discharge).

makrometeorologi
Cabang meteorologi yang membicarakan tentang meteorologi dalam skala besar. Biasanya
berkaitan dengan kawasan geografi yang luas, misalnya benua atau keseluruhan bumi.
(macrometeorology).

masa laku
Jangka waktu tertentu yang selama itu keadaan yang dinayatakan dalam prakiraan cuaca
masih berlaku.
(period of validity).

mata badai
Daerah tenang di pusat siklon tropik, bentuknya hampir bundar tetapi tidak tetap, jejarinya
sekitar 7 sampai 18 km, yang disertai dengan kecepatan angin kurang dari 10 knot dan cuaca
cerah bahkan sering terlihat langit biru,.
(eye of the storm).

matahari hijau
Gejala yang dihasilkan oleh adanya sejumlah besar partikel zat di dalam atmosfer yang secara
selektif lebih banyak menghilangkan sinaran surya pada panjang gelombang biru dan merah
daripada sinaran pada panjang gelombang hijau sehingga matahari tampak berwarna hijau.
(green sun).
mawar angin
Diagram yang dirancang untuk menunjukkan keseringan arah dan kecepatan angin yang
terjadi pada suatu tempat selama kurun waktu tertentu. Diagram terdiri atas lingkaran-
lingkaran yang membagi garis-garis arah mata angin dan garis mata angin. Lingkaran
menyatakan nilai keseringan dalam perseratus. Keseringan angin tenang ditulis di pusat
lingkaran. Mawar angin biasanya menunjukkan keseringan kecepatan angin dari setiap arah,
tetapi dapat pula digunakan untuk keperluan lain misalnya keseringan angin dalam setiap
kondisi cuaca.
(windrose).

MAX
Singkatan dari maximum. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan nilai maksimum dari unsur yang dilaporkan, misalnya untuk kecepatan angin,
suhu. (MAX).

menganan
Perubahan arah angin ke arah seperti arah putaran jarum jam.
(veering).

mengiri
Perubahan arah angin ke arah seperti kebalikan arah putaran jarum jam.
(backing).

meridian magnet
Garis mendatar yang searah dengan arah komponen mendatar dari medan magnet umi di
suatu titik pada pemukaan bumi yang melalui garis tersebut.
(magnetic meridian).

mesometeorologi
Cabang meteorologi yang membicarakan tentang meteorologi dalam skala sedang. Biasanya
berkaitan dengan daerah dengan ukuran luas beberapa kilometer persegi.
(mesometeorology).

mesopauze
Puncak dari mesosfer. Pucak tersebut berkaitan dengan suhu paling rendah pada ketinggian
antara 70 dan 80 km.
(mesopauze).

mesosfer
Lapisan atmosfer diatas stratopauze sampai sekitar 70 80 km. Di dalam mesosfer hampir
tidak ada molekul gas.Suhu di dalam mesosfer tidak menentu dan berkisar dari -60 oC
sampai sekitar -90 oC. Pada ketinggian sekitar 70 km terdapat banyak ion. Ion-ion tersebut
berkelompok-kelompok dan terkesan sebagai lapisan; oleh karena itu kemudian disebut
lapisan ionosfer. Lihat: mesopauze.
(mesosphere).

MET REPORT
Singkatan dari meteorological report. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan
yang menyatakan bahwa laporan yang dibuat adalah laporan rutin dari hasil pengamatan
cuaca.
(MET REPORT).

METAR
Kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang
mengikutinya adalah informasi cuaca yang sedang berlangsung di Bandar udara. METAR
dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara berkala setiap 30 menit sekali, untuk dikirim ke
atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke
Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan.
(METAR).

meteorologi
Ilmu tentang cuaca.
(meteorology).

meteorologi aeronautik
Cabang meteorologi, termasuk dalam bidang meteorologi terapan, yang membahas tentang
penggunaan meteorologi dalam aeronautika.
(aeronautical meteorology).

meter geopotensial
Satuan ukuran ketinggian geopotensial. 1 meter geopotensial (gpm) = 9,8 /g meter geometri.
(geopotential meter).

metode gugus
Metode penilaian kemantapan atmosfer didasarkan atas anggapan bahwa bila gugus udara
naik dalam atmosfer sifatnya berubah sedangkan sifat udara lingkungan tetap. Lazimnya sifat
yang digunakan adalah perubahan suhu. Bila gugus udara kering bergerak naik dengan proses
adiabat suhunya akan berkurang mengikut laju susut suhu adiabat kering (Gd). Bila gugus
udara jenuh bergerak naik dengan proses adiabat suhunya akan berkurang mengikut laju susut
suhu adiabat jenuh (Gm). Kemantapan atmosfer dinilai dengan membandingkan laju susut
suhu udara (g) pada saat pengukuran dengan besarnya laju susut suhu adiabat kering dan laju
susut suhu udara jenuh.

MI
Singkatan yang digunakan dalam laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan adanya
hanyutan dangkal. Digunakan untuk melaporkan adanya debu, pasir atau salju, yang
ketinggiannya kurang dari 2 meter dari permukaan tanah.
(Ml).

mikrometeorologi
Cabang meteorologi yang membicarakan tentang meteorologi dalam skala kecil. Biasanya
berkaitan dengan pengukuran cermat di dekat permukaan bumi dalam waktu pendek.
(micrometeorlogy).

mil nautika; mil laut


Satuan jarak dalam sistem nautika yang didefinisikan sebagai panjang satu menit dari busur
lintang geografi pada permukaan bumi. Secara internasional pada tahun 1852 ditetapkan
bahwa 1 mil nautika = 6076,103 kaki (kira-kira 1,8 km).
(nautical mile).

mistral
Angin utara yang bertiup turun ke lembah Rhone sebelah selatan Valensia, Perancis,
selanjutnya masuk ke teluk Lione, dan menjadi angin barat laut atau utara di lepas pantai
utara Mediteran dari Ebro ke Genua. Angin tersebut berkecepatan tinggi, dingin, dan kering.
(mistral).

mizel
Campuran dari kabus atau kabut tebal dan gerimis lebat yang terdapat di semenanjung
Devon-Cornwell, Inggris.
(mizzle).

MMO
Singkatan dari Main Meteorological Office. Lihat: kantor meteorologi utama.
(MMO).

MNM
Singkatan dari minimum . Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya nilai minimum dari kecepatan angin yang selalu berubah-ubah secara
jelas. Untuk kecepatan yang berubah-ubah tersebut dituliskan berapa maksium dan berapa
minimumnya, misalnya MAX 30 MNM 18 KT .
(MNM).

MOD
Singkatan dari moderate . Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya fenomena yang intensitasnya dinilai sedang (moderate).
(MOD).

monsun
Kata monsun berasal dari bahasa Arab mousim ialah nama angin musiman di Arab yang
dalam selang waktu enam bulan bertiup dari timurlaut dan enam bulan berikutnya dari arah
baratdaya. Sebab utama terjadinya monsun adalah perbedaan variasi tahunan suhu daratan
luas (benua) dan lautan sekitarnya. Perbedaan suhu tersebut kemudian diikuti dengan
perbedaan tekanan dengan lebih tinggi di atas daratan pada musim dingin dan sangat rendah
di musim panas. Daerah yang mempunyai sistem monsun umumnya di kawasan tropik antara
lain di Australia Utara, Afrika, Spanyol, Texas dan pantai barat Amerika serikat, Chili.
Monsun yang paling nyata adalah yang terdapat di Asia Selatan dan Timur. Di India monsun
yang terkenal adalah monsun barat daya; dan di Indonesia dikenal monsun barat dan monsun
timur meskipun tidak untuk semua daerah di Indonesia. Tetapi kemudian istilah monsun
digunakan di daerah lain, bahkan di Eropa juga menggunakan untuk angin barat dengan
istilah European monsoon . (monsoon).

MS
Singkatan dari minus. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan bahwa suhu yang dilaporkan adalah minus (dibawah 0 oC).
(MS).
N

NC
Singkatan dari no change . Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan bahwa intensitas fenomena yang dilaporkan tidak ada perubahan.
(NC).

nebulosus
Spesies awan yang menyerupai cadar atau lapisan yang rinciannya tidak jelas. Terdapat pada
Sirostratus, Stratus.
(nebulosus).

nefoskop
Alat untuk mengukur arah gerakan awan.
(nephoscope).

nefoskop cermin
Nefoskop yang menggunakan cermin untuk mengukur jumlah dan gerak awan. Pada cermin
diberi lignkaran untuk menunjukkan batas luasan langit, dan garis-garis yang melalui titik
pusat lingkaran yang menunjukkan arah. Dengan menghadapkan cermin tersebut ke atas
maka terlihat daerah tyang diliputi awn dan dengan menandai tempat awan setiap saat dapat
diketahui arah geraknya.
(mirror nephoscope).

neraca aerodinamik
neraca yang digunakan untuk mengukur kakas yang mengenai permukaan alat yang
diletakkan dalam aliran udara.
(aerodynamic balance)

nimbostratus
Lapisan awan berwarna abu-abu yang biasanya gelap dan tampak baur karena turunnya hujan
atau salju terus-menerus. Awan tersebut cukup tebal sehingga dapat menghalangi matahari.
Sering timbul awan-awan bergerigi dan bercampur di bawah lapisan tersebut.
(nimbostratus).

nimbus
Nama bagi awan yang menghasilkan hujan. Nama tersebut di kemukakan oleh Luke Howard,
tetapi kini istilah tersebut tidak digunakan lagi.
(nimbus).

nisbah campur.
Sama dengan kelembapan mutlak.
(mixing ratio).

nomor indeks stasiun


Angka yang digunakan untuk menunjukkan tempat asal laporan meteorologi, misalnya
stasiun meteorologi Biak : 97560.
(station index number).
nomor indeks internasional
Sama dengan nomor indeks stasiun.

(international index number).

NOTAM
Singkatan dari Notice to Air Man. Sarana penyebaran informasi aeronautik untuk perhatian
bagi petugas udara. NOTAM berisi informasi tentang kondisi fasilitas, pelayanan, prosedur,
adanya sebaran debu letusan gunung api, dll. yang dapat membahayakan operasi
penerbangan, dan yang harus cepat dan tepat waktu untuk diketahui oleh penerbang dan
petugas-petugas lain yang terkait dengan penerbangan. Informasi dalam NOTAM bersifat
dinamis dan sementara.
(NOTAM).

NSW
Singkatan dari nil (no) significant weather. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca
penerbangan yang menyatakan bahwa tidak ada cuaca signifikan.
(NSW).

OBSC
Singkatan dari obscured. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan cuaca suram. Kesuraman dapat ditimbulkan oleh adanya litometeor atau
hidromenteor.
(OBSC).

OCNL
Singkatan dari occasionally. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan adanya Kumulonimbus yang terpisah-pisah. Biasanya digunakan dalam laporan
prakiraan cuaca wilayah atau prakiraan cuaca jalur penerbangan.
(OCNL).

okta
Satuan ukuran untuk menyatakan banyaknya awan atau liputaan awan atau luas langit yang
tertutup awan. 1 okta = 1/8 bagian luas langit.
(octa).

olak
Golakan yang terdapat dalam aliran fluida (termasuk aliran udara); dapat berukuran kecil
sampai ratusan kilometer. Olak dalam atmosfer dapat menimbulkan proses percampuran atau
transport berbagai sifat atmosfer, misalnya bahang, momentum, uap air.
(eddy).

OMD
Singkatan dari Organisasi Meteorologi Dunia.
(WMO).
opakus
Varietas awan yang berbentuk tumpukan yang luas, serpihan, atau lapisan lembaran, dan
buram sehingga matahari atau bulan menjadi gelap apabila terttutup awan tersebut. Terdapat
pada Altokumulus, Altostratus, Stratokumulus, dan Stratus.
(opacus).

optika atmosfer
Studi tentang sifat-sifat optik dari atmosfer dan fenomena optik yang dihasilkan oleh adanya
bahan-bahan kering dan hidrometeor dalam atmosfer.
(atmospheric optics).

Organisasi Meteorologi Dunia (OMD)


Badan internasional dalam Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani
bidang meteorologi.
(World Meteorological Organization = WMO).

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional


Badan internasional dalam Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani
bidang penerbangan sipil.
(International Civil Aviation Organization = ICAO).

OVC
Singkatan dari overcast. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan langit seluruhnya tertutup awan, atau banyaknya liputan awan 8 okta.
(OVC).

ozonosfer
Daerah dalam atmosfer yang banyak mengandung ozon. Letaknya pada ketinggian sekitar 20
50 km. Lihat : stratosfer.
(ozonosfer).

pagu
Ketinggian dasar awan terendah dari sejumlah awan yang melebihi jumlah tertentu, diukur
dari permukaan bumi di atas suatu titik tertentu.
(ceiling).

palung
Garis yang menghubungkan daerah bertekanan rendah yang terletak diantara dua daerah
tekanan tinggi.
(trough).

palung khatulistiwa
(1) Palung tekanan rendah yang dangkal, terletak di kawasan khatulistiwa yang menandai
daerah pumpunan udara yang bergerak kearah khatulistiwa dari antisiklonal subtropik salah
satu belahan bumi. Palung khatulistiwa di atas lautan terletak di daerah tekanan rendah
khatulistiwa dan mempunyai gerakan ke utara atau ke selatan mengikuti gerak matahari
dengan waktu susul satu sampai dua bulan.
(2) Pias yang tidak selalu bersambungan di kawasan khatulistiwa yang terletak diantara
tekanan tinggi subtropik belahan bumi selatan dan belahan bumi utara. Letak pias tersebut
tidak tetap melainkan bergeser ke utara dan ke selatan mengikut musim. Di atas Atlantik
timur, pergeserannya kecil, sedangkan untuk palung khatulistiwa di Lautan India dan Asia
Selatan pergeserannya sangat besar. Lihat: Pias Pumpunn Antartropik.
(equatorial trough).
.
panah angin
Garis lurus pendek pada rajahan cuaca sinop di lingkaran tempat stasiun pengamatan pada
peta sinop untuk menunjukan arah angin di stasiun tersebut. Kecepatan angin dirajah dalam
bentuk garis lurus pendek diujung panah angin sehingga terlihat seperti sirip.
(wind arrow).

panus
Bentuk tambahan pada awan berbentuk potongan-potongan atau lapisan di bawah atau
kadang-kadang menempel di bawah awan utama. Bentuk tambahan tersebut dapat terjadi
pada Altostratus, Nimbostratus, Kumulus, dan Kumulonimbus.
(pannus).

paras angin geostrofik


Paras terrendah tempat angin mulai bersifat geostrofik. Menurut teori Ekman, ketinggian
paras angin geostrofik sebanding dengan (n/sin f), dengan n = kekentalan olak kinetic, f =
lintang geografi. Dalam praktek ketinggian paras angin geostrofik antara 1,2 dan 1,6 km.
Paras angin geostrofik dipandang pula sebagai batas pengaruh gesekan dari permukaan bumi.
(geostrophic wind level).

paras angin landaian


Sama dengan paras angin geostrofik.
(gradient wind level).

paras baku
Paras tekanan tetap dalam atmosfer yang ditetapkan dan pada paras tersebut perhitungan dan
analsis data udara atas dilakukan. Paras baku meliputi 1000 hPa, 850 hPa, 700 hPa, 500 hPa,
400 hPa, 300 hPa, 200 hPa, dan 50 hPa.
(mandatory level).

paras beku
Paras dalam atmosfer yang suhunya 0 oC.
(freezing level).

paras kabur
Sama dengan garis kabur.
(haze level).

paras muka laut


Paras rata-rata pemukaan laut. Ketinggian paras muka laut digunakan sebagai paras nol
sebagai awal pengukuran ketinggian titik dalam atmosfer.
(sea level).
paras penerbangan
Paras yang dipertahankan oleh pesawat terbang selama penerbangan.
(cruising level).

paras pengembunan
Paras tempat terjadinya pengembunan uap air di atmosfer. Untuk mengetahui tingginya paras
pengembunan umumnya digunakan diagram aerologi.
(condensation level).

paras pengembunan angkat


Paras pengembunan karena uap air terangkat ke atas bersama udara yang ditimbulkan oleh
rintangan.
(lifting condensation level).

paras pengembunan golak-galik


Paras pengembunan karena uap air terangkat ke atas bersama-sama dengan udara yang
bergolak-galik.
(turbelence condensation level)

paras pengembunan golakan


Paras pengembunan karena uap air terangkat ke atas bersama udara yang bergerak naik
karena golakan.

(convective condensation level).

paras signifikan
Paras (bukan paras baku) yang dalam pengamatan radiosonde dilaporkan nilai tekanan, suhu,
dan kelembapan karena nilai pada paras tersebut cukup penting atau tidak seperti biasanya,
agar menjadi perhatian para prakirawan, atau perlu dilakukan koreksi atau perlu dilakukan
pengamatan yang lebih teliti.
(significant level).

paras suaian
Sama dengan cerah suaian.
(adaptation level).

pasir hanyutan
Lihat: debu hanyutan.
(drifting sand)

pasir layang
Lihat: debu layang.
(blowing sand).

PE
Singkatan dari ice pellets. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan adanya gentel es.
(PE).
PPAT
Lihat: pias pumpun antartropik.
(ITCZ).

pembenihan awan
Rekayasa proses fisis pada awan dengan cara menyemburkan bahan pembibit, misalnya (i) es
kering, atau karbondioksid padat pada suhu yang sangat rendah, untuk memperoleh
pendinginan lokal yang biasanya dibawah 40 oC; (ii) perak yodida untuk bertindak sebagai
es; (iii) butir-butir garam halus yang higroskopis atau butir-butir air yang merangsang proses
penyatuan. Penyemburan bahan-bahan tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat
terbang, roket, atau balon yang dilepaskan ke awan. Umumnya pembibitan awan
dimaksudkan untuk merangsang terjadinya hujan. Ada kalanya rekayasa dilakukan untuk
menghilangkan awan stratus atau kabut, mencegah hujan es, atau untuk melemahkan
badaiguntur.
(cloud seeding).

pencerahan
(1) berkurangnya jumlah awan total (tanpa membedakan jenis awan) dari keadaan semula.
(2) Waktu terjadinya pengurangan jumlah awan.
(3) Terjadinya celah dalam lapisan awan yang menutupi langit.
(clearing).

penerbangan minimal
Penerbangan yang direncanakan dan dilakukan sedemkian sehingga diperoleh waktu
penerbangan yang sependek mungkin. Rencana tersebut dibuat dengan pertimbangan pola
angin dua atau tiga dimensi sepanjang jalur penerbangan sesuai dengan ciri operasi pesawat
terbang yang bersangkutan.
(minimal flight).

penerbangan pola-tekanan
Konsep penerbangan minimal dengan memanfaatkan angin pada paras ketinggian terbang.
Lihat: penerbangan minimal.
(pressure-patern flight).

penerbangan tinjauan meteorologi


Penerbangan pesawat terbang yang dilakukan khusus untuk memperoleh informasi cuaca di
suatu kawasan yang tidak ada pengamatan meteorologi permukaan yang memadai (biasanya
di atas lautan). Penerbangan tersebut biasanya juga melakukan pengamatan dalam arah
menegak naik diatas suatu titik yang dipilih dalam jalur penerbangan.
(meteorological recognaissance flight).

penetapan altimeter
Nilai tekanan atmosfer yang digunakan untuk penyetelan altimeter tekanan sehingga dapat
menunjukkan ketinggian pesawat terbang di atas permukaan rujukan tertentu. Penetapan
altimeter diatas daratan didapat dengan mereduksi tekanan stasiun berdasarkan atmosfer baku
ICAO. Diatas lautan penetapan altimeter biasanya menggunakan tekanan paras laut standar
(29,92 inci air raksa atau 1013,2 mb) sebagai rujukan. Lihat: atmosfer baku internasional.
(altimeter setting).

pengamatan meteorologi
Penilaian atau pengukuran satu atau lebih unsur meteorologi disuatu tempat pada suatu
waktu.
(meteorolological observation).

pengamatan cuaca penerbangan


Pengamatan meteorologi dengan memilih unsur cuaca yang sesuai dengan yang diperlukan
bagi operasi penerbangan. Lihat: unsur cuaca penerbangan.
(airways observation).

pengamatan permukaan
Pengamatan meteorologi yang dilakukan pada suatu tempat dekat permukaan bumi.
(surface observation).

pengamatan pesawat udara


Pengamatan meteorologi yang dilakukan oleh pengamat di pesawat terbang selama dalam
penerbangan.
(aircraft observation).

pengamatan sinop
Pengamatan permukaan atau udara atas yang dibuat pada jam sinop. Lihat: jam sinop antara;
jam sinop utama.
(synoptic observation).

pengamatan uji
Pengamatan cuaca penerbangan yang hasilnya disiarkan melalui siaran radio penerbangan.
(check observation).

pengaruh setempat
Pengaruh topografi alami maupun buatan manusia kepada cuaca ditempat atau disekitarnya.
(local effect).

pengesan
(1) Penumpukan atau pelapisan es pada suatu objek, yang ditimbulkan oleh jatuhan dan
pembekuan hidrometeor cair karena suhunya sangat rendah atau adidingin, berbeda dengan
ibun yang terbentuk dari proses sublimasi.
(2) Massa atau lembaran es yang terbentuk di permukaan tanah selama musim dingin karena
pembekuan lapisan air yang terus-menerus yang mungkin berasal tanah, dari sungai, atau dari
air terjun.
(icing).

pengesan kerangka pesawat terbang


Sama dengan pengesan pesawat terbang.
(airframe icing).

pengesan pesawat terbang


Pengesan pada pesawat terbang yang sedang terbang melalui tetes air dalam awan atau dalam
curahan yang dingin.
(aircraft icing).
penguntingan pesawat terbang
Pengukuran satu atau lebih unsur meteorologi udara atas dengan menggunakan alat yang
dibawa pesawat terbang.
(aircraft sounding).

peningkatan
(1) Kenaikan tekanan pada pusat sistem tekanan pada peta ketinggian tetap;
(2) Kenaikan ketinggian pada pusat daerah ketinggian pada peta tekanan tetap.
(filling).

penunjuk ketinggian awan


Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian dasar awan.
(cloud height indicator).

penunjuk ketinggian pagu


Sama dengan penunjuk ketinggian awan.
(ceiling-height indicator).

penyebaran meteorologi
Komunikasi penyiaran informasi meteorologi dengan cara (1) titik ke titik, yakni dengan
radio atau hubungan telekomunikasi timbal balik yang hanya dilakukan antara dua stasiun
meteorologi tertentu.
(meteorological transmission).
Lihat: VOLMET.

perca kabut
Gerombongan kabut yang tersebar tidak teratur. Lihat: percik layang.
(fog petches).

perenggan
Bidang temu antara dua massa udara yang berbeda jenisnya.
(front).

perenggan baur
Perenggan yang tidak menampakkan secara jelas ciri perubahan angin dan perubahan suhu.
(diffuse front).

perenggan dingin
Perenggan yang geraknya demikian sehingga massa udara yang lebih dingin memindahkan
massa udara yang lebih panas di depannya. Diatas perenggan dingin umumnya banyak awan
dan hujan serta badaiguntur.
(cold front).

perenggan panas
Perenggan yang geraknya demikian sehingga massa udara yang lebih panas mendesak massa
udara yang lebih dingin di depannya. Diatas perenggan panas umumnya banyak jenis stratus.
(warm front).

perenggan sangkaran
Percampuran dari perenggan panas dan perenggan dingin.
(occluded front).

perlusidus
Varietas awan yang bentuknya berupa tumpukan luas, lembaran, atau lapisan yang disertai
rongga-rongga yang jelas, tetapi kadang-kadang sempit. Dari rongga tersebut matahari, bulan,
bagian langit, atau awan di atasnya dapat terlihat.
(perlucidus).

permukaan isobar
Bidang tempat titik-titik dalam atmosfer yang tekanannya sama tinggi.
(isobaric surface).

permukaan isobar baku


Permukaan isobar tertentu yang dalam lingkup internasional digunakan sebagai dasar untuk
menyatakan dan menganalisis keadaan atmosfer. Yang termasuk permukaan isobar baku
adalah 1000 hPa, 900 hPa, 850 hPa, 700 hPa, 500, hPa, 300 hPa, 200 hPa, 100 hPa, 50 hPa.
Lihat: hPa.
(standard isobaric surface).

perubahan prakiraan
Berita meteorologi yang berisi tentang adanya perubahan bagi prakiraan cuaca yang telah
dikeluarkan yang masih dalam masa laku prakiraan.
(forecast amandemend).

perubahan tipe
Perubahan tipe cuaca yang terjadi di suatu daerah secara mendadak. Lihat SIGMET.
(change of type).

perunutan topan
Penentuan posisi siklon tropik atau topan pada setiap saat yang berurutan dengan
menggunakan radar atau cara lain, dan merajah pada peta sehingga dapat tergambar
litasannya, dan digunakan untuk memperkirakan kemungkinan posisinya pada waktu
berikutnya.
(hurricane tracking).

peta cuaca
Peta yang memuat rajahan data cuaca dan isoplet-isoplet hasil analisis.
(weather map).

peta isobar
Sama dengan peta tekanan tetap. Berbeda dengan peta isobar yang berarti peta yang memuat
isobar-isobar.
(isobaric chart).

peta paras atas


Peta sinop keadaan meteorologi di udara atas yang menggunakan rujukan paras tekanan tetap.
Lazimnya paras tekanan tetap yang digunakan adalah permukaan isobar baku.
(upper-level chart).
peta prakiraan
Prakiraan unsur meteorologi tertentu untuk jangka waktu dan daerah tertentu yang
digambarkan dalam bentuk grafik atau peta.
(forecast chart).

peta prognostik
Peta sinop, yang utamanya menunjukkan pola tekanan atau ketinggian, yang diprakirakan
untuk waktu yang akan datang. Biasanya memuat posisi berbagai unsur dan fenomena
meteorologi, misalnya perenggan, siklon tropik.
(prognostic chart).

peta sinop
Peta yang memuat gambar sebaran suatu unsur cuaca, misalnya ketinggian permukaan, angin,
suhu, kelembapan, di atas daerah luas pada saat tertentu. Peta sinop permukaan adalah salah
satu bentuk peta cuaca.
(synoptic chart).

peta tekanan tetap


Peta sinop pada sembarang permukaan tekanan tetap, Misalnya peta 1000 hPa, 700 hPa, 500
hPa, dan lain sebagainya. Lihat: peta isobar.
(constant pressure chart).

Pias Pumpun Antartropik


Ditulis singkat PPAT. Sumbu atau pias bentangan angin pasat tropik. Sumbu tersebut
merupakan garis pemisah antara angin pasat dari belahan bumi selatan (pasat tenggara) dan
angin pasat dari belahan bumi utara (pasat timurlaut). Namun demikian PPAT sebenarnya
hanya terdapat di sebagian panjang sumbu tersebut. Posisi PPAT tidak tepat di khatulistiwa
atau sejajar garis lintang geografi, dan tidak tetap melainkan bergeser secara musiman ke
utara dan ke selatan mengikut gerak matahari. Namun demikian pergeseran musiman tersebut
juga tidak sama di setiap tempat. Di atas lautan Atlantik dan Pasifik hampir sepanjang tahun
terdapat di belahan bumi utara dan pergeserannya kecil. Hal tersebut karena tekanan tingggi
subtropik selatan di kawasan tersebut lebih mantap. Pergeseran tahunan yang paling besar
terdapat pada bagian di atas Asia selatan, di Lautan India, dan di kawasan Indonesia.
Besarnya pergeseran tersebut karena berkaitan dengan monsun. Selain itu gerakan setiap
harinya tidak tetap dalam satu arah; pada suatu saat bergerak ke utara, pada saat berikutnya
dapat terus ke utara atau berbalik ke selatan.
(Intertropical Convergence Zone = ITCZ).

pilin debu
Putaran cepat tabung udara di atas daerah kering dan berdebu atau berpasir sehingga debu
atau pasir atau benda-benda ringan lainnya terangkat dari permukaan tanah.
(dust whirl).

pilus
Bentuk awan tambahan yang ukuran mendatarnya kecil, seperti tudung atau penutup di
puncak awan utama, atau menempel pada bagian atas awan kemawang yang menembusnya.
Beberapa pilus sering tampak bertindihan. Pilus dapat terjadi pada Kumulus dan
Kumulonimbus.
(pileus).

PO
Singkatan yang digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan
adanya pilin debu.
(PO).

prakiraan cuaca
Prakiraan keadaan atmosfer dengan merujuk satu atau lebih unsur cuaca yang bersangkutan.
(weather forecast).

prakiraan cuaca alihan


Prakiraan cuaca untuk Bandar udara alihan yaitu Bandar udara yang dicadangkan sebagai
pengganti apabila cuaca di Bandar udara tujuan yang ditetapkan tidak memungkinkan
dilakukannya pendaratan pesawat terbang.
(alternate forecast).

prakiraan cuaca bandar udara


Prakiraan cuaca untuk Bandar udara tertentu. Prakiran cuaca Bandar udara memuat informasi
tentang akan terjadinya cuaca di suatu Bandar udara pada waktu yang akan datang. Unsur
cuaca yang diprakirakan meliputi angin permukaan, banglas, fenomena cuaca, awan, dan
perubahan signifikan dari satu atau lebih unsur tersebut selama selang waktu prakiraan. .
Lihat: TAF, TAFOR.
(aerodrome forecast).

prakiraan cuaca jalur penerbangan


Prakiraan cuaca sepanjang jalur penerbangan. Prakiraan cuaca jalur penerbangan berisi
prakiraan dari unsur udara atas ( angin, suhu), dan fenomena cuaca yang berkaitan dengan
awan sepanjang jalur penerbangan yang ditentukan. Bila dipandang perlu prakiraan unsur lain
dapat diberikan. Waktu pembuatan dan masa laku prakiraan cuaca jalur penerbangan
disesuaikan dengan waktu kepadatan penerbangan di suatu wilayah, atau dibuat pada waktu
lain sesuai dengan permintaan. Penyediaan prakiraan cuaca jalur penerbangan harus
memperhatikan jenis pesawat terbang yang melakukan penerbangan. Pesawat terbang jenis
turboprop dan jet supersonik yang terbang tinggi dan jarak jelajah yang jauh tidak banyak
dipengaruhi oleh cuaca di bawahnya. Tetapi karena terbang lama akan mengalami perubahan
keadaan udara atas karena waktu. Oleh karena itu prakiraan cuaca udara atas, misalnya peta
prognosis angin, suhu, dll. perlu dibuat sekaligus untuk beberapa waktu standar, misalnya
untuk waktu jam 00; 03 UTC; dst. sesuai dengan waktu penerbangan.
(route forecast).

prakiraan cuaca numerik


Prakiraan cuaca atau prakiraan gangguan atmosfer berdasarkan perhitungan solusi berangka
dari persamaan hidrodinamik dengan keadaan yang sesuai dengan yang teramati sebagai
syarat awal. Untuk membuat prakiraan cuaca berangka lazimnya diperlukan bantuan
komputer berkecepatan tinggi.
(numerical forecast).

prakiraan cuaca objektif


Prakiraan cuaca yang keseluruhannya didasarkan atas penerapan hukum atau persamaan
tunggal, atau gabungan berbagai hukum atau berbagai persamaan, dengan demikian semua
pertimbangan pribadi tersisihkan.
(objective forecast).

prakiraan cuaca pendaratan


Prakiraan cuaca yang diperlukan untuk pesawat terbang yang akan melakukan pendaratan di
suatu Bandar udara. Lazimnya dibuat untuk masa laku prakiraan paling lama dua jam dari
waktu pembuatan prakiraan. Penyampaiannya kepada penerbang sekurang-kurangnya satu
jam sebelum pesawat sampai ke Bandar udara tempat mendarat. Prakiraan cuaca pendaratan
dapat berupa informasi tentang cuaca yang diperkirakan akan terjadi selama waktu masa
berlakunya prakiraan atau berupa informasi tentang kecenderungan berubah atau
perkembangan unsur cuaca yang diperkirakan akan terjadi selama masa yang disebutkan.
Unsur cuaca yang diprakirakan adalah angin permukaan, banglas, awan, dan fenomena cuaca
signifikan. Selain itu apabila diperlukan dapat ditambahkan informasi lain yang berkaitan
dengan cuaca yang ditetapkan.
(landing forecast).

prakiraan cuaca penerbangan


Prakiraan cuaca yang khusus disediakan bagi masyarakat penerbangan. Lihat: FIFOR.
(flight forecast).

prakiraan cuaca tinggal landas


Prakiraan cuaca yang diperlukan untuk keperluan tinggal landas pesawat terbang. Prakiraan
cuaca tinggal landas dibuat untuk masa laku pendek (kurang dari satu jam). Lebih banyak
digunakan untuk perencanaan keberngkatan pesawat terbang; oleh karena itu prakiraan cuaca
tinggal landas disampaikan atas permintaan kepada operator penerbangan dan para awak
pesawat. Penyampaiannya dilakukan tiga jam sebelum rencana pemberangkatan pesawat
udara. Prakiraan meliputi angin permukaan, suhu, tekanan, dan unsur lain yang dipandang
perlu.
(take-off forecast).

prakiraan cuaca wilayah penerbangan


Prakiraan cuaca untuk wilayah penerbangan tertentu. Prakiraan cuaca wilayah penerbangan
berisi prakiraan dari unsur udara atas ( angin, suhu), dan fenomena cuaca yang berkaitan
dengan awan. Bila dipandang perlu prakiraan unsur lain dapat diberikan. Waktu pembuatan
dan masa laku prakiraan cuaca wilayah disesuaikan dengan waktu kepadatan penerbangan di
wilayah yang bersangkutan.
(area forecast).

prakiraan dinamis
Sama dengan prakiraan cuaca numerik.
(dynamical forecast).

prakiraan harian
Prakiraan cuaca yang dibuat setiap hari dengan masa laku selama sehari.
(daily forecast).

prakiraan jangka menengah


Pakiraan cuaca yang masa lakunya 2 smpai 10 hari.
(medium range forcast).
prakiraan jangka panjang
Prakiraan cuaca yang masa lakunya lebih panjang daripada prakiraan cuaca jangka
menengah. Umumnya digunakan untuk prakiraan cuaca yang masa lakunya satu bulan atau
lebih.
(longrange forecast).

prakiraan jangka pendek


Prakiraan cuaca yang masa lakunya kurang dari tiga hari.
(shortrange forecast).

prakiraan kanjang
Prakiraan cuaca yang menyatakan bahwa keadaan cuaca yang akan datang akan sama dengan
keadaan sekarang. Prakiraan kanjang sering digunakan sebagai perbanding baku untuk
ukuran tingkat ketepatan prakiraan yang dibuat dengan menggunakan metode lain.
(persistence forecast).

prakiraan regional
(1) Prakiraan cuaca untuk wilayah geografi tertentu.
(2) Prakiraan cuaca yang meliputi daerah luas. Lihat : prakiraan cuaca wilayah penerbangan.
(regional forecast).

prakiraan setempat
Prakiraan cuaca untuk daerah sempit.
(local forecast).

prakiraan sinop
Metode pembuatan prakiraan cuaca berdasarkan analisis sejumlah peta sinop. Selain
memasukkan faktor-faktor fisis dan kinematis, metode tersebut biasanya juga memasukkan
faktor klimatologi. Oleh karena itu prakiraan sinop bersifat subyektif.
(synoptic forecast).

prakiraan umum
(1) Prakiraan cuaca yang akan terjadi di suatu daerah yang luas,
(2) Prakiraan cuaca yang bersifat umum, bukan untuk suatu kegiatan terentu.
(3) Prakiraan cuaca untuk masyarakat umum secara luas.
(general forecast).

prakiraan wilayah
Sama dengan prakiraan regional.

(area forecast).

prakiran panjangan
(1) Prakiraan cuaca yang masa lakunya diperpanjang sampai lebih dari dua hari dari masa
laku sebelumnya saat prakiraan pertama dikeluarkan.
(2) Sama dengan prakiraan jangka menengah.
(extended forecast).

prakirawan
Petugas meteorologi yang diberi wewenang untuk membuat prakiraan cuaca.
(forecaster).

proyektor pagu
Lihat: lampu sorot awan.
(ceiling projector).

puncak awan
Paras tertinggi dalam atomsfer yang memungkinkan terdapatnya butir-butir awan.
(cloud top),

purga
Badai kuat yang melanda daerah tundra di Siberia Utara dalam musim dingin.
(purga).

pusaran
Aliran udara yang mempunyai kepusaran.
(vortex).

QAM
Sandi Q yang digunakan dalam laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan bahwa yang
dilaporkan adalah cuaca sedang berlangsung di Bandar udara. QAM disediakan untuk
keperluan pendaratan dan tinggal landas pesawat udara di Bandar udara tersebut.
(QAM).

QFE
Sandi Q yang digunakan dalam laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan bahwa yang
dilaporkan adalah tekanan udara sebenarnya di Bandar udara.
(QFE).

QNH
Sandi Q yang digunakan dalam laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan bahwa yang
dilaporkan adalah tekanan udarab di Bandar udara yang direduksi ke permukaan laut.
(QNH).

RA
Singkatan dari rain. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan
adanya curahan berupa hujan air.
(RA).

RADAR
Singkatan dari Radio Detecting and Range. Instrumen elektronik yang digunakan untuk
mendeteksi objek (misalnya awan, hujan) dengan kemampuannya menerima pancaran
gelombang radio yang dikembalikan dan yang dihamburkan kembali oleh objek yang
menerima pancaran gelombang radio dari radar. Radar terdiri atas beberapa komponen.
Komponen utamanya adalah : modulator dan antenna. Modulator menghasilkan pulsa radio
dan dipancarkan melalui antenna. Gelombang radio yang dipancarkan tersebut mengenai
target, misalnya awan, dan target memantulkan sebagian gelombang radio yang diterima ke
antenna radar yang kemudian diperbesar oleh radio penerima dan diperagakan pada layar.
Gambar pada layar tersebut dinamakan ekho. Terangnya ekho menunjukkan sifat fisis
target. Ada dua jenis ekho, yakni ekho meteorologi dan ekho nonmeteorologi. Ekho
meteorologi adalah pantulan gelombang radio dari unsur dan fenomena meteorologi,
misalnya dari awan, hujan; sedangkan ekho nonmeteorologgi adalah pantulan gelombang
radio yang berasal dari bukan unsur dan fenomena meteorologi, misalnya puncak gunung,
gedung-gedung. Radar cuaca umumnya menggunakan gelombang radio dengan panjang
gelombang 10 cm, 5 cm, 3 cm, atau 0,86 cm. Radar mutakhir menggunakan gelombang
mikro (micro wave) yakni gelombang radio yang panjang gelombangnya antara 1 dan 23 cm
atau frekuensi antara 50.000 dan 1300 Megacycle/detik.
(RADAR).

radiatus
Varietas awan yang dicirikan dengan bentuk lembaranlembaran atau pita sejajar. Apabila
membentang di seluruh langit, pita-pita tersebut terlihat seperti menuju ke satu titik di ufuk.
Varietas radiatus terdapat pada Sirus, Altocumulus, Altostratus, Stratokumulus, dan
Kumulus.
(radiatus).

radiosonde
Perangkat pengamatan suhu, tekanan, angin, dan kelembapan di berbagai ketinggian dalam
atmosfer. Pengukuran dilakukan dengan alat rekam yang dapat mengirimkan hasil rekaman
dengan pancaran gelombang radio. Perangkat alat tersebut digantungkan pada balon gas yang
dilepaskan ke udara.
(radiosonde).

RAG
Singkatan dari ragged. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan adanya awan yang dasarnya terbelah-belah dan sulit ditentukan ketinggiannya.
(RAG).

RAREP
Singkatan dari radar report atau sandi yang menyatakan bahwa sandi atau berita yang
mengikutinya adalah data hasil pengamatan cuaca dari radar.
(RAREP).

rason
Singkatan dari radiosonde. Lihat: radiosonde.
(rason).

raut angin
Paparan arah dan/atau kecepatan angin sebagai fungsi ketinggian dalam bentuk grafik.
(wind profile).
rawin
Singkatan dari radiowind. Cara pengamatan angin di berbagai ketinggian di dalam
atmosfer dengan radar atau radiosonde Alat tersebut digantungkan pada balon gas yang
dilepaskan ke dalam atmosfer.
(rawin).

rawinsonde
Gabungan antara radiosonde dan rawin.
(rawinsonde).

reshabar
Juga disebut angin hitam; angin timur laut yang kuat. Sangat bergolak-galik, dan kering,
yang bertiup menuruni jajaran pegunungan di Kurdistan Selatan. Lihat: angin lokal.
(reshabar).

ROFOR
Sandi dalam laporan cuaca penerbangan yang menyatakan bahwa berita yang dilaporkan
adalah prakiraan cuaca jalur penerbangan.
(ROFOR).

roket meteorologi
Roket yang digunakan untuk pengamatan meteorologi udara atas.
(meteorological rocket).

RVR
Singkatan dari Runway Visual Range. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca
penerbangan yang menyatakan bahwa yang dilaporkan adalah jarak pandang landasan pacu.
(RVR).

SCT
Singkatan dari scattered. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan bahwa keadaan langit berawan 1 4 okta.
(SCT).

SA
Singkatan dari sand. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan adanya pasir di udara. Dilaporkan SA bila adanya pasir dinilai sebagai hanyutan
rendah. Lihat: DR.
(SA).

salju hanyutan
Kumpulan butir salju yang terangkat oleh angin sedikit ke atas dari pemukaan tanah. Salju
hanyutan menimbulkan jarak pandang kearah mendatar setinggi paras mata menjadi
berkurang.
(drifting snow).

salju layang
Kumpulan butiran salju yang terangkat keatas agak jauh dari permukaan tanah karena angin
dan golak-galik yang kuat, sehingga terkesan melayang di udara.
(blowing snow).

sandi cuaca penerbangan


Sandi sinop yang digunakan untuk laporan pengamatan cuaca penerbangan.
(airways code).

sandi meteorologi
Berbagai aturan yang diambil dari konvensi internasional, yang mengatur tentang pemadatan
berita meteorologi dalam komunikasi penyebaran.
(meteorological code).

sandi sinop
Sandi meteorologi untuk laporan cuaca permukaan yang dibuat pada jam sinop. Sebagai
contoh, menurut peraturan OMD tahun 1990 sandi cuaca permukaan atau cuaca sinop terdiri
atas 6 bagian atau seksi yang susunannya sebagai berikut :
Seksi 0 : Mi Mi Mj Mj YYGGiw IIiii
Seksi 1: iRixhVV Nddff 1SnTTT 2SnTdTdTd 3PoPoPoP 4PPPP 5appp 6RRRt 7wwW1W2
8NhCLCMCH
Seksi 2 : 222DsVs (0SnTwTwTw) (1PwaPwaHwaHwa) (2PwPwHwHw) (3dw1 dw1 dw2
dw2) (4Pw1 Pw1 Pw2 Pw2) (5 Pw2 Pw2 Hw2 Hw2) (6IsEsEsRs) (ICE + (CiSibiDiZi) atau
bahasa umum.
Seksi 3 : 333 (1SnTxTxTx) (2SnTnTnTn) (5EEE iE) ( snFnFnFnFn) (55SSS) (56DLDMDH)
(58P24P24P24) atau (59 P24P24) (6RRRtR) (7R24R24R24R24) (8NsC hs hs) (9SpSpSpSp)
Seksi 4 : 444 NCHHCt
Seksi 5 : 555 ..

Masing-masing huruf mempunyai arti tersendiri. Yang ada di dalam kurung boleh tidak
dilaporkan karena mungkin cuaca yang dimaksud tidak pernah ada di stasiun pembuat
laporan. Untuk stasiun di kawasan tropik termasuk Indonesia, laporan cuaca sinop hanya
seksi 0 dan seksi 1. Keterangan singkat dari sandi tersebut sebagai berikut :
Mi Mi Mj Mj untuk laporan cuaca sinop ditulis AAXX.
YYGG:
YY = tanggal dalam UTC; 01 berarti tanggal 1,
GG = jam pengamatan dalam UTC, 00 berarti jam 00 UTC.
iRixhVV :
iw = pengenal data angin; antara lain 1 berarti kecepatan angin dibaca dari anemometer
dalam meter/detik.
iR = pengenal tentang dilaporkannya data hujan atau tidak,
ix = pengenal tentang pengamatan, a.l. apakah dilakukan oleh pengamat atau alat otomatik,
h = tinggi dasar awan terendah dari permukaan stasiun pengamatan.
VV = jauh penglihatan mendatar di permukaan bumi.
IIiii :
II = nomor blok stasiun ( Indonesia 96 dan 97).
(synoptic code)
sektor awan
Bagian-bagian daerah liputan awan dalam sistem awan yang masing-masing mempunyai ciri
sendiri. Lihat: sistem awan.
(cloud sector).

selang waktu frekuensi langkisau


Selang waktu untuk menentukan frekuensi langkisau.
(gust frequency interval).

semburan udara
Longsoran udara dari badaiguntur sangat kuat, berbentuk lingkaran pusaran yang
menghasilkan angin kuat yang mempunyai kekuatan merusak pada permukaan bumi tempat
udara terberai akibat dari tekanan hidrostatik dari arus turun. Garis tengah daerah beraian
umumnya tidak lebih dari 4 kilometer.
(microburst).

sepoi.
(1) Angin lemah,
(2) Angin, yang dalam skala Beaufort dibagi tingkatnya, yakni sepoi lemah, sepoi lembut,
sepoi sedang, sepoi segar, sepoi kuat.
(breeze)

sepoi lemah
Angin, dalam skala Beaufort, yang kecepatannya 1 6 knot.
(light breeze).

sepoi lembut
Angin, dalam skala Beaufort, yang kecepatannya 7 10 knot.
(gentle breeze).

sepoi kuat
Angin, dalam skala Beaufort, yang kecepatannya 11 - 16 knot.
(strong breeze).

sepoi sedang
Angin, dalam skala Beaufort, yang kecepatannya 17 - 21 knot.
(moderate breeze).

sepoi segar
Angin, dalam skala Beaufort, yang kecepatannya 22 - 27 knot.
(fresh breeze).

setengah lingkaran bahaya


Bagian daerah siklon tropik yang terletak di sebelah kanan arah gerakan bila siklon tropik di
belahan bumi utara, dan disebelah kiri arah gerakan bila siklon tropik di belahan bumi
selatan. Di bagian tersebut terdapat angin kencang dan cuaca buruk sehingga berbahaya bagi
pelayaran dan penerbangan.
(dangerous semicircle).

SEV
Singkatan dari severe. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan adanya fenomena yang kuat, misalnya SEV TS (severe thunderstorm)
menyatakan adanya badaiuntur kuat.
(SEV)

SG
Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan adanya curahan
berupa butir-butir salju. Singkatan dari snow grain.
(SG) .

SH
Singkatan dari shower. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan adanya hujan curah.
(SH).

siaran meteorologi
Penyiaran berita meteorologi secara luas dengan sarana telekomunikasi radio sehingga
memungkinkan dapat diterima oleh awak pesawat terbang di setiap pesawat terbang yang
sedang dalam penerbangan. Lihat: VOLMET.
(meteorological broadcast).

siaran terjadual
Penyiaran berita meteorologi secara luas dengan sarana telekomunikasi radio yang dilakukan
pada setiap waktu yang telah ditetapkan. Lihat: VOLMET.
(regular broadcast).

SIGMET
Singkatan dari significant weather. Kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa
sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi tentang adanya perubahan cuaca
dan / atau fenomena cuaca signifikan di Bandar udara dan / atau di sekitar Bandar udara yang
perlu diwaspadai. SIGMET dibuat oleh Stasiun Meteorologi Penerbangan dan dikirim ke
Dinas Pelayanan Informasi Penerbangan di Bandar udara yang bersangkutan, ke Stasiun
Meteorologi Penerbangan lainnya, dan ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan.
(SIGMET).

siklon
Daerah sebaran tekanan atmosfer yang di pusatnya berupa daerah tekanan rendah. Dalam
peta sinop dikenali sebagai sistem isobar tertutup berbentuk hampir lingkaran melingkari
daerah tekanan rendah. Di sekitar siklon angin bertiup dengan arah mengiri bila siklon di
belahan bumi utara, dan menganan bila siklon di belahan bumi selatan.
(cyclone).

siklon tropis
Siklon yang berasal dari kawasan tropis. Garis tengahnya beberapa ratus kilometer, dengan
tekanan udara di pusatnya dapat sampai kurang dari 900 hPa, disertai angin kencang dan
hujan sangat lebat; kadang-kadang disertai pula badaiguntur. Lihat: mata badai.
(tropical cyclone).

silir
Angin yang menyegarkan. Sama dengan sepoi lemah.
(light air).

silometer
Alat ukur otomatik untuk mengukur ketinggian dasar awan.
(ceilometer).

sirokumulus
Genera awan berbentuk gumpalan-gumpalan seperti Altokumulus, tetapi letaknya lebih tinggi
dan lebih kecil, berwarna putih keperak-perakan merata dan tidak ada bayangan yang
berwarna abu-abu. Sering tampak seperti sisik ikan atau garis-garis yang sejajar.
(cirrocumulus).

sirostratus
Genera awan berbentuk lembaran yang sering terbentang luas tetapi lebih tipis dibandingkan
dengan Altostratus. Apabila ada matahari atau bulan di belakangnya, di sekeliling matahari
atau bulan tampak ada lingkaran cahaya berwarna-warna yang disebut halo. Halo tersebut
timbul karena peristiwa penguraian cahaya oleh butir-butir dan /atau kristal es di dalam awan.
(cirrostratus).

sirus
Genera awan yang bentuknya ada yang seperti garis lurus, ada yang seperti kail berwarna
putih, letaknya paling tinggi diantara letak awan lainnya. Biasanya tampak pada waktu langit
cerah.
(cirrus).

sirus palsu
Sama dengan sirus spisatus. Lihat: spisatus..
(false cirrus).

sistem awan
Pembagian daerah awan dalam daerah-daerah yang lebih kecil yang dibedakan menurut
berbagai sifatnya. Daerah-daerah bagian tersebut disebut sektor awan.
(cloud system).

sistem awan guntur


Sistem awan yang tidak berkaitan dengan lembang melainkan yang utamanya terbentuk
karena golakan dan pengaruh ketakmantapan.
(thundery cloud system).

sistem nautika
Sistem untuk menyatakan jarak, kecepatan, dan percepatan yang meliputi :
(a) jarak satu menit dari busur lintang geografi pada permukaan bumi adalah satu mil nautika,
(b) Satu mil nautika per jam adalah 1 knot,
(c) Satu mil nautika per jam per jam adalah percepatan dalam knot per jam.
Meskipun aslinya system nautika diperuntukkan dalam bidang kelautan, kini digunakan pula
dalam bidang penerbangan.
(nautical system).

skala Beaufort
Skala kekuatan angin yang dibuat oleh Beaufort berdasarkan hubungan antara kecepatan
angin dan keadaan laut. Skalanya dibuat dari 0 sampai 12,
(Beaufort scale).

SKC
Singkatan dari sky clear. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan keadaan langit cerah atau tidak ada awan.
(SKC).

SMO
Singkatan dari Supplementary Meteorological Station. Lihat: kantor meteorologi
pelengkap.
(SMO).

SN
Singkatan dari snow. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya hujan salju.
(SN).

sorot pagu
Lampu sorot yang digunakan untuk mengukur ketinggian dasar awan pada malam hari.
(ceiling light).

SPECI
Kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang
mengikutinya adalah informasi tentang adanya fenomena khusus pada suatu saat di suatu
Bandar udara dan atau di sekitarnya. SPECI dibuat untuk dikirim ke atau dipertukarkan
dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan
Analisis yang ditentukan.
(SPECI).

spectrum olak
(1) sebaran kekerapan olak dalam berbagai ukuran atau skala di dalam aliran yang bergolak-
galik.
(2) Sebaran energi kinetic diantara olak dalam berbagai kekerapan atau skala.
(eddy spectrum).

spesies awan
Penggologan dari genera awan dengan membedakan bentuk-bentuk baru yang terjadi karena
berbagai sebab, misalnya karena angin, sungsangan suhu sehingga awan dapat berubah
bentuknya, tetapi masih mempunyai sifat-sifat aslinya. Ada 14 spesies, yang diberi nama:
fibratus, flokus, fraktus, humilis, kalvus, kapilatus, kongestus, lentikularis, mediokris,
nebuloses, spisatus, stratiformis, unsinus.
(cloud species).

spesifikasi sandi
Penjelasan rinci tentang bentuk sandi yang digunakan dalam menyatakan berita meteorologi.
(code specification).

spisatus
Spesies awan, dicirikan dengan bentuk ketebalan optik cukup besar dan menampakkan warna
keabu-abuan bila dilihat ke arah matahari. Spisatus hanya terdapat pada Sirus, dengan nama
Sirus spisatus.
(spesitus).

SQ
Singkatan dari squall. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya gebos.
(SQ).

SS
Singkatan dari sandstorm. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya badai pasir.
(SS).

stasiun cuaca bergerak


Perangkat alat pengamatan cuaca yang ditempatkan pada kendaraan yang dapat berpindah-
pindah. Biasanya digunakan untuk melakukan pengamatan cuaca di tempat-tempat yang tidak
ada stasiun cuaca tetap.
(mobile weather station).

stasiun cuaca otomat


Perangkat alat pengamatan cuaca yang dapat merekam unsur cuaca secara otomatik.
(automatic weather station).

stasiun cuaca tetap


Perangkat alat pengamatan cuaca yang dipasang di suatu tempat yang tetap.
(fixed weather station).

stasiun meteorologi
Unit kerja yang menangani tugas dalam bidang meteorologi.

(meteorological station).

stasiun meteorologi aeronautik


Stasiun meteorologi tempat melakukan pelayanan meteorologi untuk kegiatan penerbangan.
(aeronautical meteorological station).

stasiun meteorologi bergerak


Sama dengan stasiun cuaca bergerak.
(mobile meteorological station).

stasiun meteorologi tetap


Sama dengan stasiun cuaca tetap.
(fixed meteorological station).
stasiun meteorologi pesawat udara
Pesawat terbang khusus yang dilengkapi perangkat peralatan meteorologi untuk digunakan
pengamatan cuaca, analiisis cuaca, dan lain-lain.
(aircraft meteorological station).

stratus
Genera awan berbentuk pipih datar atau terbentang melintang dekat permukaan bumi;
warnanya abu-abu sampai kecoklat-coklatan. Stratus sering terlihat di daerah pegunungan
dan di atas laut pada pagi dan sore hari. Kadang-kadang stratus terbentuk dari kabut yang
terangkat pada waktu ada sinaran matahari. Umumnya tidak menimbulkan hujan. Stratus
termasuk jenis awan rendah.
(stratus).

stratpauze
Puncak dari stratosfer, atau lapisan di antara stratosfer dan mesosfer.
(stratopauze).

stratosfer
Lapisan atmosfer di atas troposfer dan di bawah mesosfer. Suhu di dalam stratosfer berkisar
dari sekitar 45 oC sampai 75 oC. Stratosfer bersifat mantap dengan laju susut suhunya
sekitar nol atau isotermal. Komposisi atmosfer pada dasarnya sama dengan troposfer, hanya
di dalam stratosfer banyak terdapat ozon. Berbeda dengan troposfer, di dalam stratosfer
makin keatas suhunya makin tinggi karena di dalam stratosfer terdapat banyak Ozon yang
mempunyai sifat menyerap sinaran gelombang ultraviolet dari matahari. Ozon terdapat pada
ketinggian antara 20 dan 50 km. Bagian yang banyak mengandung ozon ada kalanya
dinamakan lapisan ozonosfer. Puncak stratosfer terletak pada ketinggian sekitar 50 km. Pada
bagian bawah stratosfer di atas kawasan dekat kutub sering timbul angin kencang yang
disebut arus jet. Arus jet arahnya dari barat dan kecepatannya lebih dari 150 km/jam.
(stratosphere)

suhu maya
Suhu yang terukur apabila udara lengas dikeringkan dengan rapat massa dan tekanan tetap
seperti sebelumnya. Suhu maya selalu lebih tinggi dibandingkan dengan suhu sebenarnya,
yang kira-kira hubungannya dinyatakan dengan rumus berikut :

Tv = ( 1 + 0,61 q ) T,

dengan Tv = suhu maya, q = kelembapan spesifik.


(virtual temperature).

suhu muka laut


Suhu air pada permukaan laut.
(sea surface temperature).

suhu potensial
Suhu yang dimiliki gugus udara kering apabila gugus udara tersebut dinaikkan atau
diturunkan ke paras tekanan 1000 mb dengan proses adiabat. Dalam matematika dinyatakan
dengan rumus :
q = T ( 1000/p )R/cpd

dengan q = suhu potensial, T = suhu gugus dalam derajat Kelvin pada paras tekanan p, p =
tekanan pada paras tempat gugus semula, R = konstanta gas untuk udara kering, dan cpd
kapasitas bahang spesifik udara kering. Nilai R/cpd =0,286.

suhu potensial setara


Suhu potensial yang berkaitan dengan suhu setara.

qE = TE ( 1000/p )0,286
dengan qE = suhu potensial setara, TE = suhu setara adiabat.
(equivalent potential temperature).

suhu setara
Suhu yang dimiliki gugus udara apabila udara dalam gugus tersebut habis karena mengembun
dalam keadaan tekanan tetap dan bahang yang keluar karena pengembunan digunakan oleh
udara luar. Dalam matematika dinyatak dengan rumus :

Ts = T( 1 + Lw/cpT)

Dengan Ts = suhu setara, T = suhu udara, L = bahang pendam, w = nisbah campur, dan cp=
kapasitas bahang spesifik udara pada tekanan tetap.
(equivalent temperature)

suhu setara adiabat


Sama dengan suhu setara
(adiabatic equivalent temperature).

suhu setara isobar


Sama dengan suhu setara.
(isobaric equivalent temperature).

sumatra
(1) Nama pulau di Indonesia.
(2) Gebos yang disertai angin kencang melebihi 50 km/jam yang terdapat di selat Malaka.
Sering terjadi dalam musim angin baratdaya (dalam bulan April sampai Nopember) dalam
bentuk gebos garis atau gebos lengkung, dan umumnya timbul pada malam hari, serta
menimbulkan penurunan suhu secara mendadak. Sumatra dapat menimbulkan gelombang
laut tinggi.
(sumatra).

sungsangan
Penyimpangan bagi perubahan sifat atmosfer mengikut ketinggian dari kebiasaannya.
Lazimnya digunakan untuk suhu, dan juga kelembapan, serta hujan.
(inversion).

sungsangan hujan
Sebaran hujan menegak yang berkurang mengikut ketinggian. Biasanya terdapat pada lereng
pegunungan. Di tempat-tempat yang ketinggiannya dibawah 1500 meter hujan bertambah
mengikut ketinggian dan di atasnya makin keatas hujan makin berkurang.
(rain inversion).

sungsangan suhu
Sebaran suhu menegak yang bertambah mengikut ketinggian.
(temperature inversion).

tabel klimatologi bandar udara


Tabel yang memuat data statistik hasil pengamatan satu atau lebih unsur cuaca di suatu
Bandar udara.
(aerodrome climatological table).

tabel sandi
Tabel yang berisi keterangan pasangan antara sandi atau huruf sandi dan unsur meteorologi
yang bersangkutan. Tabel sandi digunakan untuk membuat atau menerjemahkan sandi berita
meteorologi.
(code table).

taburan golak-galik
Percampuran bahan-bahan atmosfer dan sifat-sifat yang ditimbulkan oleh olak.
(turbulent diffusion).

TAFOR
Singkatan dari terminal forecast. Sandi meteorologi yang menunjukkan bahwa berita yang
tertulis di belakangnya adalah tentang prakiraan cuaca Bandar udara.
(TAFOR).

tahap hujan batu / es


Teori tentang pembentukan hujan batu atau hujan es. Teori tersebut mengatakan bahwa hujan
batu dapat terjadi melalui proses termodinamik pembekuan tetes air dalam udara yang naik
secara adiabat dengan suhu dibawah titik beku, dengan anggapan bahwa keluarnya bahang
pendam karena percampuran tidak mengubah suhu sampai semua air membeku. Tetapi teori
tersebut agak banyak berbeda dengan kenyataan. Menurut pengamatan menunjukkan bahwa
pembekuan air di dalam udara terjadi dalam keadaan air adidingin. Oleh karena itu teori
tahap hujan es tersebut jarang digunakan sebagai model.
(hail stage).

taklimat
Pemberian penjelasan secara langsung kepada penerbang, awak penerbang sebelum terbang
dan / atau operator penerbangan, tentang cuaca di sepanjang jalur dan wilayah penerbangan,
serta di Bandar udara yang termasuk dalam rencana penerbangan.
(briefing).

taklimat penerbang
Pemberian penjelasan secara langsung kepada petugas meteorologi dari penerbang atau awak
pesawat setelah terbang tentang cuaca di sepanjang jalur penerbangan.
(pilot briefing).
TCU
Singkatan dari towering cumulus. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan
yang menyatakan adanya Kumulus yang menjulang tinggi. Adanya jenis awan tersebut harus
selalu dilaporkan.
(TCU).

teduh
(1) Keadaan tak ada angin.
(2) Angin yang kecepatannya kurang dari 1 knot.
(calm).

tekanan atmosfer
Tekanan pada tiap satuan luas bidang yang ditimbulkan oleh berat kolom udara diatas bidang
tersebut. Seperti halnya benda-benda lain, atmosfer mempunyai berat karena gravitasi bumi,
sehingga permukaan bumi menahan beban sebesar berat atmosfer. Apabila dibayangkan
bahwa diatas suatu bagian permukaan bumi terdapat kolom yang berisi udara, maka beban
yang diterima oleh permukaan tersebut sama dengan berat udara dalam kolom diatasnya
mulai dari permukaan sampai puncak atmosfer. Berat atmosfer yang diterima permukaan tiap
satuan luas disebut tekanan atmosfer. Dari hasil penelitiannya Torricelli mengemukakan
bahwa tekanan tersebut rata-rata sama dengan beratnya air raksa yang terdapat dalam tabung
sepanjang 76 cm dan penampangnya 1 cm2. Dengan demikian apabila berat jenis air raksa
13,6 g/cm3 maka tekanan atmosfer tersebut sebesar 76 x 13,6 = 1033,6 g/cm2 dan disebut 1
atmosfer ( 1 atm). Untuk menyatakan besarnya tekanan atmosfer digunakan satuan milibar
(mb).
1 atm = 1013,250 mb
1 mb = 1000 dyne /cm2 = 1 hPa (hektopascal)
Tekanan atmosfer selalu berubah dan berbeda di setiap tempat. Di kawasan tropik tekanan
udara umumnya lebih kecil dibandingkan rata-rata tekanan atmosfer daerah luar tropik.
Perubahannya mempunyai ciri khas bahwa dalam satu hari berubah dengan dua kali
mencapai maksimum dan dua kali mencapai minimum. Maksimum terjadi pada sekitar pukul
10 pagi dan pukul 10 malam waktu setempat, dan minimum pada sekitar pukul 4 sore dan
pukul 4 pagi waktu setempat. Perubahan yang demikian itu berkaitan dengan pasang surut
atmosfer.
(atmospheric pressure).

tekanan rendah
(1) Daerah dengan tekanan rendah pada peta ketinggian tetap. Pada peta ketinggian tetap,
daerah tersebut berupa isobar tertutup berbentuk ellips yang makin ke dalam tekanannya
makin rendah.
(2) Daerah dengan ketinggian rendah pada peta tekanan tetap. Pada peta tekanan tetap, daerah
tersebut berupa kontur tertutup berbentuk ellips yang makin ke dalam ketinggiannya makin
rendah. Dalam peta sinop tekanan rendah selalu berkaitan dengan sirkulasi siklon, tetapi tidak
selalu demikian di kawasan dekat khatulistiwa.
(low)

tekanan stasiun
Tekanan yang diperoleh dari pembacaan barometer di suatu stasiun pengamatan cuaca,
setelah dikoreksi dan direduksi ke paras suatu titik di stasiun tersebut. Lihat : QFE.
(station pressure).
tekanan tinggi
(1) Daerah dengan tekanan tinggi pada peta ketinggian tetap. Pada peta ketinggian tetap
daerah tersebut berupa isobar tertutup berbentuk ellips yang makin ke dalam tekanannya
makin tinggi. (2) Daerah dengan ketinggian tinggi pada peta tekanan tetap.. Pada peta
tekanan tetap daerah tersebut berupa kontur tertutup berbentuk ellips yang makin ke dalam
ketinggiannya makin tinggi. Dalam peta sinop tekanan tinggi selalu berkaitan dengan
sirkulasi antisiklon.
(high).

TEMPO
Singkatan dari temporary. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang
menyatakan adanya keadaan, misalnya banyaknya awan, dalam suatu bagian waktu yang
sebentar-sebentar berubah.
(TEMPO).

terang suaian
Sama dengan cerah suaian.
(adaptation illuminance).

terang udara
Peningkatan kecerahan semu pada siang hari dari suatu objek yang jauh letaknya dari
pengamat disebabkan karena hamburan cahaya ke arah pengamat yang ditimbulkan oleh
partikel dalam atmosfer dan molekul udara yang berada antara pengamat dan objek.
Peningkatan kecerahan tersebut bertambah mengikut jarak objek dari pengamat dan
petambahan jumlah bahan penghambur.
(airlight).

termometri pesawat udara


Ilmu tentang pengukuran suhu dari pesawat terbang. Hasil pengkuran suhu dari pesawat
terbang berbeda dengan suhu sebenarnya dari udara di sekitar pesawat terbang karena
pengaruh gerak relatif udara, dan karena pembasahan thermometer dari air dalam udara.
(aircraft thermometry).

teodolit
Alat yang digunakan untuk melacak balon pilot untuk memperoleh data arah dan kecepatan
angin di udara atas.

(theodolith).

timuran
Angin dalam daerah tertentu yang selalu mempunyai komponen arah dari timur. Daerah
tersebut dapat luas, atau dalam bentuk pias. Lihat: timuran khatulistiwa, timuran tropik,
timuran kutub.
(easterlies)

timuran khatulistiwa.
Timuran di kawasan khatulistiwa.
(equatorial easterlies)

timuran kutub
Timuran di kawasan kutub.
(polar easterlies)

timuran tropik
Timuran di kawasan tropik. Lihat angin pasat.
(tropical easterlies).

tipe cuaca
Generalisasi dari serangkaian keadaan sinop yang digunakan untuk mencirikan cuaca di suatu
daerah. Biasanya dipaparkan dalam bentuk peta misalnya pola tekanan, pola peredaran angin
udara atas.
(weather type).

titik embun
Suhu yang diperoleh apabila suhu udara pada saat itu diturunkan dengan tekanan tetap
sehingga semua uap air mengembun.
(dew point).

TKOF
Singkatan dari takeoff. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya fenomena tertentu di daerah landasan pacu tempat pesawat terbang akan
tinggal landas.
(TKOF).

topan
Siklon tropik hebat yang terdapat di kawasan Lautan Atlantik Utara dan laut Karibia, Teluk
Meksiko, dan bagian timur Lautan Pasifik Timur.
(hurricane).

tornado
Sama dengan angin puyuh., puting beliung.
(tornado).

translusidus
Spesies awan yang dicirikan dengan susunan bertumpuk, berlapis, atau lembaran-lembaran
tetapi matahari atau bulan masih dapat terlihat apabila terdapat di antara tumpukan atau
lapisan tersebut. Translusidus terdapat pada Altokumulus, Altostratus, Stratokumulus, dan
Stratus.
(translucidus).

transmisometer
Alat untuk mengukur banglas atau jarak pandang yang dirancang berdasarkan pengukuran
pelemahan sinar lampu dari sumber cahaya yang ditetapkan.
(transmisometer).

tropopauze
Batas antara troposfer dan stratosfer. Ditandai dengan berubahnya laju susut suhu; di ata
kawasan tropic letaknya pada ketinggian antara 15 -20 kilimetrer, sedangkan di atas kawasan
kutub sekitar 10 kilimeter. Sering terlihat tropopauze tidak tunggal melainkan tersusun atas
beberapa lapisan. Tebal tropopauze hanya sekitar 1km; di dalamnya makin keatas suhunya
tetap atau makin besar.
(tropopauze)

troposfer
Bagian bawah atmosfer mulai dari permukaan bumi sampai bagian bawah tropopauze;
tebalnya berkisar dari sekitar 10 km sampai 20 km. Troposfer dicirikan dengan berkurangnya
kadar mengikut ketinggian dari suhu, kecepatan vertikal angin, kadar uap air, dan cuaca.
Rata-rata tiap kenaikan 1 km suhu berkurang sekitar 6 oC. Pengurangan suhu tersebut disebut
laju susut suhu. Makin keatas kelembapan udara juga makin berkurang, tetapi laju
pengurangannya tidak teratur. Hampir 75% dari seluruh massa atmosfer terkumpul di dalam
troposfer. Di dalam troposfer inilah fenomena cuaca misalnya awan, hujan, badai dan lain-
lain dapat terjadi. Di atas kawasan kutub tebalnya troposfer sekitar 8 km, sedangkan di atas
kawasan khatulistiwa sekitar 16 km. Di dalam troposfer inilah fenomena cuaca misalnya
awan, hujan, badai dan lain-lain dapat terjadi.
(troposphere)

TS
Singkatan dari thunderstorm. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya badaiguntur.
(TS).

tuba
Pilar awan atau kerucut awan terbalik, yang menjulur keluar dari bawah awan. Sering terlihat
pada Kumulonimbus, dan kadang-kadang pada Kumulus. Lihat: awan corong, angin puyuh,
belalai air.
(tuba).

tudung awan
Sama dengan awan tudung.
(cloud cap).

TURB
Singkatan dari turbulence. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya golak-galik.
(TURB).

udara atas
Udara di atas lapisan troposfer paling bawah, tetapi batas bawah yang pasti tidak
didefinisikan. Umumnya paras 850 hPa digunakan sebagai paras paling bawah.
(upper air).

udara cerah
(1) Cuaca cerah tak ada awan.
(2) Udara tidak mengandung bahan-bahan yang mengurangi banglas.
(clear air).

udara kering
(1) Udara yang tidak mengandung uap air.
(2) Udara yang kelembapan nisbinya rendah.
(dry air).

udara lengas
(1) Campuran antara udara kering dan uap air.
(2) Udara dengan kelembapan nisbi tinggi.
(moist air).

udara tercemar
Udara yang mengandung partikel-partikel debu, asap, atau jasad renik, atau gas asing yang
bukan unsur komposisi normalnya.
(polluted air).

ufuk kabur
Puncak lapisan kabur yang dibatasi paras bawah sungsangan suhu dan mempunyai
ketampakan seperti ufuk apabila dilihat dari atas membelakangi langit.
(haze horizon).

umur langkisau
Selang waktu antara awal dan akhir dari langkisau.
(gust duration).

undulatus
Varietas awan yang dicirikan dengan bentuk tumpukan, lembaran, atau lapisan yang agak
seragam dan beralun. Sering terlihat pada lapisan awan seragam yang terpadu atau terpisah.
(undulatus).

unsur cuaca
Peubah atmosfer dan fenomena yang digunakan untuk mencirikan cuaca, misalnya suhu,
tekanan, angin, kelembapan, hujan.
(weather element).

unsur cuaca penerbangan


Unsur cuaca yang dipandang penting dalam penerbangan, misalnya: angin, banglas, jarak
pandang landasan pacu (runway visual range), awan, suhu udara, titik embun, tekanan udara,
dan berbagai fenomena (a.l. hujan, kabut, kekaburan udara, asap, debu letusan gunung, badai
guntur, badai pasir, tornado).
(aeronautical weather element).

unsur meteorologi
Sama dengan unsur cuaca.
(meteorological element).

UTC
Singkatan dari Universal Time Coordinated. Lihat: Waktu Semesta Terselaras.
(UTC).

VA
Singkatan dari volcanic ash. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya debu letusan gunung. Dalam penerbangan, adanya debu letusan gunung
selalu harus dilaporkan.
(VA).

VALID
Singkatan dari validity. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan masa laku prakiraan cuaca penerbangan yang dibuat.
(VALID).

varietas awan
Penggolongan awan menurut sifat keterawangan dan atau susunan mikroskopiknya. Dengan
sifat tersebut terdapat 9 varietas; yakni duplikatus, intortus, lokunosus, opakus, radiatus,
translusidus, undulatus, vertebratus.
(variety of cloud).

VC
Singkatan dari vicinity. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya fenomena (misalnya hujan, badaiguntur, dll.) terlihat di luar Bandar
udara.
(VC).

vektor langkisau
Penyimpangan vektor angin langkisau terhadap kecepatan rata-rata dalam selang waktu yang
ditentukan.
(gust vector).

velum
Bentuk tambahan pada awan yang meluas di atas atau tertembus oleh awan jenis Kumulus.
Velum dapat terjadi pada awan Kumulus dan Kumulonimbus.

(velum).

VER VIS
Singkatan dari vertical visibility. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan
untuk menyatakan bahwa yang dilaporkan adalah banglas vertikal.
(VER VIS).
vertebratus
Varietas awan yang dicirikan dengan bentuk susunan unsur-unsur awan seperti kerangka
tulang belakang, tulang rusuk, atau kerangka tulang ikan. Vertebratus hanya terdapat pada
Sirus.
(vertebratus).

virga
Corekan es atau air, terdapat pada dasar awan seperti bentuk tambahan awan yang timbul
karena curahan yang tidak sampai ke bumi. Virga dapat terjadi pada Sirokumulus,
Altokumulus, Altostratus, Kumulus, atau Kumulonimbus.
(virga).

VIS
Singkatan dari visibility. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan bahwa yang dilaporkan adalah banglas mendatar.
(VIS).

VOLMET
Kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang
mengikutinya adalah informasi cuaca, baik cuaca sedang berlangsung maupun prakiraan,
yang disiarkan secara luas (broadcast) untuk para penerbang.
(VOLMET).

VRB
Singkatan dari variable. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan adanya angin yang berubah-ubah, baik arahnya maupun kecepatannya. Bila arah
angin yang berubah-ubah, dalam laporan ditulis dari arah mana sampai arah mana, misalnya
arah angin berubah-ubah antara 346 derajat dan 50 derajat, ditulis VRB BTN 350/and 050
(variable between 350 and 050 degrees). Bila kecepatan yang berubah-ubah dituliskan berapa
maksium dan berapa minimumnya.
(VAR)

waktu baku antara


Sama dengan jam sinop antara.
(intermediate standard time).

waktu baku utama


Sama dengan jam sinop utama.
(main standard time).

waktu pembentukan langkisau


Selang waktu antara awal terjadinya dan saat tercapainya amplitude langkisau.
(gust formation time).

waktu pengamatan baku


Waktu yang dibakukan oleh OMD sebagai saat dilakukannya pengamatan meteorologi secara
internasional. Lihat: jam sinop.
(standard time of observation).

waktu pengamatan sebenarnya


(1) Dalam hal pengamatan sinop permukaan, adalah waktu dilakukannya pembacaan
barometer.
(2) Dalam hal pengamatan udara atas, adalah waktu pelepasan balon, waktu dilepaskannya
parasit bila pengamatan menggunakan alat yang dilepaskan dari pesawat terbang, atau waktu
diluncurkannya roket bila pengamatan dilakukan dengan roket..
(actual time of observation).

Waktu Semesta Terselaras


Waktu yang diselaraskan berdasarkan jam yang berputar secara tetap mendekati waktu
putaran bumi yang telah dikoreksi terhadap gerakan kutub dan perubahan musiman putaran
bumi.
(Unversal Time Coordinated).

waktu rata-rata Greenwich


Waktu rata-rata setempat pada lintang 0 derajat yang melalui Greenwich, Inggris. Waktu
baku bagi Inggris. Dahulu digunakan koreksi waktu di dunia.
(Greenwich Mean Time).

waktu setempat
Waktu yang dihitung dari mulai tengah hari yaitu pada saat matahari sebenarnya atau saat
rata-rata matahari melintasi bujur tempat yang bersangkutan.
(local time).

waktu surut langkisau


Selang waktu antara saat terjadinya amplitudo langkisau dan saat akhir langkisau.
(gust decay time).

wambraw
Lihat : angin lokal.
(wambraw).

WKN
Singkatan dari weakening. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan perubahan intensitas fenomena yang diinformasikan, melemah.
(WKN).

WMO
Singkatan dari World Meteorological Organization. Lihat: Organization.isasi Meteorologi
Dunia.
(WMO).

WS
Singkatan dari wind shear. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan gawar adanya geser angin.
(WS).
--------------
Diposkan 30th December 2009 oleh soerjadi wh
1

Lihat komentar

1.

Bela23 April 2011 07.56

nice post....
i searched Mistral wind, and I got it..
thx 4 sharing.. :)

Balas

PUSTAKA CUACA

PUSTAKA CUACA menyediakan berbagai keterangan tentang cuaca dan


kaitannya bagi para Pengunjung

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis

1.

Mar

13

PROBLEMA CUACA DAN IKLIM


INDONESIA
PROBLEMA CUACA DAN IKLIM INDONESIA
(Pengalamanku)

Oleh

Soerjadi Wirjohamidjojo

(Ikut merayakan Hari Meteorologi Dunia 2013)

PENDAHULUAN

Tanggal 23 Maret oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological


Organization) ditetapkan senbagai Hari Meteorologi yang selanjutnya disebut
Hari Meteorol0ogi Dunia (World Meteorological Day). Hari Meteorologi Dunia
tersebut ditetapkan berdasarkan atas waktu ditetapkannya organisasi
meteorologi dalam lingkup dunia yaitu pada tanggal 23 Maret 1950.
Sebelumnya organisasi bernama Organisasi Meteorologi Internasional
(International Meteorological Organization = IMO). Selanjutnya pada tahun
1951 menjadi salah satu Badan organisasi dalam Organisasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa ( United Nations System). Kemudian sejak tahun 1960 setiap
tahun WMO memperingati Hari Meteorologi tersebut yang juga dilakukan oleh
para Negara anggota organisasi. Setiap tahun ditetapkan tema peringatan
Hari Meteorologi Dunia. Tema tersebut biasanya ditetapkan dengan
memperhatikan situasi umum cuaca dan iklim serta hal-hal yang berkaitan
saat itu. Pada tahun 2013 ini Tema Hari Meteorologi Dunia tersebut adalah :

"Watching the weather to protect life and property"

Tema tersebut mengandung pengertian dan indikasi pentingnya


memperhatikan dan tidak sekedar mengamati cuaca., khususnya peran
cuaca dalam masalah perlindungan atau keselamatan harta.

"Mengapa demikian?"

Baiklah dalam tulisan ini saya mencoba untuk menuliskan jawabannya


meskipun juga masih mengandung banyak hal yang perlu dipertanyaakan.

Catatan dan imbauan : Meskipun pada setiap 23 Maret BMKG dan


jajarannya memperingati Hari Meteorologi Dunia (HMD) tersebut, kiranya
perlu juga memasukkan even penting kedalamnya, yakni mengenang juga
tanggal 1 Januari sebagai hari kelahiran Instansi Meteorologi di Indonesia.
Tanggal 1 Januari 1886 adalah hari pertama diresmikannya instansi
pemerintah yang mengangani bidang meteorologi dan geofisika, yang waktu
pertama kali itu diberi ama "Magnetische en Meteorologische Observatorium"
Selanjutnya berkembang dan berganti-ganti nama sehingga menjadi Badan
MeteorologiKlimatologi dan Geofisika.
INTISARI
Di Indonesia pembicaraan tentang cuaca hampir selalu menyebut "hujan", sehingga seolah-olah cuaca
identik dengan hujan. Untuk menghindari salah pengertian tentang hal itu diperlukan definisi dan
kriteria yang jelas tentang cuaca dan iklim.

Setiap unsur cuaca mempunyai ciri berfluktuasi dengan berbagai ukuran variabilitas, mulai dari yang
kecil (kurang dari satuan waktu jam) sampai yang besar (lebih dari satuan waktu tahun) karena adanya
berbagai proses di dalam atmosfer.

Studi tentang cuaca di Indonesia memerlukan pendekatan dari berbagai aspek, antara lain aspek fisika,
aspek geografi, aspek topografi-orografi, aspek struktur dan orientasi kepulauan.

Faktor geografi, topografi dan orografi, struktur kepulauan, orientasi pulau, dan factor lingkungan di
sekitar Indonesia masing-masing membentuk system peredaran udara. Antar system peredaran saling
berinteraksi menghasilkan system cuaca dalam berbagai skala, mulai dari skala besar sampai skala
kecil.

Sinaran matahari yang terus-menerus dan berbeda siang dan malam membentuk cirri dasar cuaca
Indonesia.
--------------------------

SISTEMATIKA PENDEKATAN

Pembicaraan didasari dengan pengertian dan pemahaman tentang definisi, skala yang
dibicarakan, teorema atau hipotesa, dan tehnik serta metoda yang digunakan untuk
pemecahan masalah.

1. Definisi

( Cuaca, iklim, musim )

2. Skala
3. Skala ruang
( global, hemisfer, meso-sinoptik, meso-lokal, mikro )

4. Skala waktu

( antartahun sampai lebih besar, tahunan, musiman,

intra musiman, harian sampai yang lebih kecil )

1. Teorema / hipotesa
5. Sistem

( kesatuan, persatuan,, peredaran )

6. Hukum

( kekekalan massa, momentum, energi )

7. Model

( deskriptif, numerik )

1. Teknik dan Metode


8. Subjektif

( pengalaman, pemahaman )

9. Objektif

( komputasi, verifikasi )

------------
1. Definisi

( Cuaca, iklim, musim )

Cuaca. Keadaan sesaat (setiap saat) atmosfer (yang tingkatnya dinyatakan


dengan suhu, tekanan, angin, kelembapan, dan fenomena dalam atmosfer
misalnya kabut, berawan, hujan, badaiguntur, dll.). ( WMO bulletin 1984).

Iklim. Ciri kecuacaan suatu daerah yang jenisnya dinyatakan dengan nilai
statistik cuaca. ( WMO bulletin 1984 ).

Musim. Periode dengan nilai sesuatu unsur cuaca yang dominan


(mencolok) (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

------------------

2. Skala

Analisis cuaca disesuaikan sesuai dengan skala ruang dan waktu.

Skala ruang. Penentuan cara analisis dari unsur cuaca serta fenomena
yang dianalisis disesuaikan dengan skala ruang dan waktu yang diambil (
global, hemisfer, meso-sinoptik, mikro ).
Skala waktu. Skala waktu meliputi antartahun sampai lebih besar,
tahunan (annual). musiman (seasonal), intramusiman, harian, jam sampai
yang lebih kecil
(rangkuman berbagai sumber).

Antara skala ruang dan skala waktu mempunyai pasangan dan


kesepadanan. Skala mikro bersepadanan dengan skala waktu detik sampai
menit, skala meso bersepadanan dengan skala waktu menit sampai jam,
skala sinop bersepadanan dengan skala waktu jam sampai hari, dan skala
yang lebih besar bersepadanan dengan skala waktu hari sampai tahun.

----------------

3. Teorema / hipotesa

( konsep kesatuan, persatuan, peredaran , hukum, model)

Sistem kesatuan. Atmosfer bumi laut adalah rangkaian dalam satu


sistem yang masing-masing sebagai komponen pembentuk satu ekosistem.

Sistem persatuan. Masing-masing komponen ekosistem terdiri atas


subkomponen. Baik antar komponen dan antar subkomponen saling
berinteraksi dan saling bertukar sifat.

Sistem peredaran. Pertukaran sifat antar komponen dan antar


subkomponen terselenggara dalam suatu bentuk aliran yang tak terputus
karena adanya energi yang terus-menerus.
Hukum. Pertukaran sifat, baik yang terdapat dalam antar komponen
maupun dalam antar sub komponen adalah daya dalam upaya
pembentukan keseimbangan alami dihipotesakan mengikuti hukum
kekekalan, antara lain hukum kekekalam massa, kekekalan momentum,
kekekalan energi.

Model. Bentuk, sifat, dan ukuran nilai pertukaran serta hasil pertukaran
sifat dinyatakan dengan gambaran ( deskriptif), dan rumusan ( formula
numerik).

---------------------

4. Teknik dan Metode

( subjektif, objektif).

Cuaca selalu berubah; tidak ada satupun cuaca pada suatu waktu yang lalu
persis sama dengan cuaca saat ini. Selain itu atmosfer sangat luas,
sehingga cuaca di suatu tempat tidak ada yang sama dengan cuaca di
tempat lain. Demikian banyak ragam cuaca, dan demikian luas ruang
atmosfer sehingga pengukuran dan penilaian cuaca pada setiap titik tidak
mungkin dapat dilakukan; untuk itu digunakan interpolasi atau taksiran.

Subjektif. Taksiran subjektif dilakukan berdasarkan pengamatan dan


pengalaman (statistik)
Objektif. Taksiran nilai-nilai unsur cuaca dilakukan dengan simulasi
pengamatan dan pengukuran dalam laboratorium kecil dengan
menerapkan hukum-hukum fisika dan perhitungan matematika.

------------

BAGAN DASAR STUDI CUACA INDONESIA

5. Lingkup.

Cuaca dan iklim Indonesia dipelajari dari aspek fisika, aspek geografi
aspek topografi dan orografi, serta orientasi kepulauan.
6. Konsep

Cuaca adalah hasil dari proses pertukaran sifat antara berbagai sistem,
baik yang ada di dalam udara / atmosfer sendiri maupun sistem di
luarnya, dalam aliran yang ditimbulkan dan dijaga kelangsungannya
oleh energi terus-menerus.

3. Bagan.

Bagan dasar / umum proses pembentukan cuaca.

------------------
PEREDARAN ATMOSFER.
Peredaran atmosfer sebagai indicator dasar untuk menaksir kondisi cuaca.

Dari penemuan-penemuan, model peredaran umum di wilayah Indonesia


digambarkan terdiri atas enam komponen, yakni sel Hadley Utara, sel Hadley
selatan, sel Walker barat, sel Walker timur, sel peredaran local (CISK), dan sel
osilasi stratosfer (QBO). Dengan demikian bagan peredaran atmosfer dalam
skala besar di wilayah Indonesia sebagai berikut.
---------------

QBO

Di kawasan Indonesia yang dikenal dengan kawasan benua maritim (Ramage)


terdapat peredaran berskala kecil yang dikenal dengan peredaran skala meso.
Peredaran tersebut timbulnya berkaitan dengan ketakmantapan udara
setempat, disebut ketakmantapan golakan jenis kedua (Convective Instability
of Second Kind = CISK).

--------------- DASAR TINJAUAN DAN FAKTOR


YANG TERLIBAT
ASPEK FISIKA, FAKTOR GEOGRAFI, TOPOGRAFI
OROGRAFI.

7. Aspek Fisika.
1. Keadaan

8. Proses

9. Sumber/
Komponen/

Problema

10.Potensi

11.Parameter.

2. Faktor Geografi.
12. Keadaan

13. Proses

14. Sumber/

Komponen/

Problema

15. Potensi
16. Parameter

3. Faktor Topografi Orografi.

17. Keadaan
18. Proses

19. Sumber/

Komponen/

Problema

20. Kondisi/

Potensi

21. Parameter
---------------------

PARAMETER CUACA, IKLIM INDONESIA

YANG RELEVAN DALAM

SKALA RUANG (R) DAN WAKTU (W) YANG


DIBICARAKAN

Parame-
Skala
Hemisfe Meso- Mikro Mikr ter
Global Meso-lokal
r sinoptik -lokal o domina
W/R
n
T300;
Antar W300; T500;
tahun jml.c.huja W500;
n Pml. Sinaran
matahari
atau lebih
besar setahun (Indo-2)
(Indo-1)
T700;
Tahunan, Panjang
musim W700; ENSO-
intra- Pml; Monsun
tahunan (Indo-2) sikl.tropis
(Indo-4)
Musiman
Awal T850;W850
,
musim ; Pml SOI-
Monsun
intra-
(Indo- 6) (Indo-6)
musiman
T1000
; W
Kepusaran
1000;
;
Badai-guntur Pml; PPAT;
Harian Peredaran
beraian
(Indo-x) Awan; lokal
hujan
(Indo-6)
(Indo-x)
T
tanah;
Pertum-
buhan W
Jam atau Stabilitas
awan perm;
lebih udara
Pml;H
kecil lokal
turb
(Indo-x)
(Indo-
x)

Keterangan :

Indo-1 : Indonesia dalam satu kesatuan wilayah; Indo-2 : Indonesia dalam dua wilayah
(Utara, Selatan; Indo-4 : Indonesia dalam 4 wilayah;Indo-6 : Indonesia dalam 6 wilayah;
Indo-x : Indonesia dalam banyak daerah local. T = suhu; W = angin; P = tekanan; H =
ketinggian

---------------------------

VARIASI KLIMATIK ATMOSFER TROPIK

( Yamanaka MD 1996)
YANG RELEVAN BAGI SISTEM CUACA INDONESIA

Skala
Kategori Variasi Keterangan lain
waktu

10 12
th

Osilasi 10-12 tahun

(TTO)
Sering dikorelasikan dengan daur bintik
matahari ( sunspot cycle)

4 th
ENSO (ElNino
Southern
Oscillation)

Osilasi troposferik yang dominan dalam


kaitannya dengan iklim global; dan
dipandang sebagai pasangan laut
atmosfer yang mandiri.
Musiman dan
antar tahunan
QBO (Quasi Binary
Oscillation)
Moda osilasi yang dominan di stratosfer
ekuator bawah Juga sebagai komponen
2 th osilasi troposfer selatan dan peredaran
monsun; tetapi asalnya belum diketahui
dengan pasti.

Dominan di kawasan khatulistiwa. SAO


tropopause dan mesopause dipengaruhi
AO (Annual atau ditimbulkan oleh interaksi aliran.
Oscillation); SAO
(Semi Annual
Oscillation)
0,5 th

30 60
hari

Gelombang Kelvin dengan bilangan


gelombang zonal = 1. Dipandang sebagai
hasil dari CISK (Convective Instability
ISO (Intra Seasonal of Secaond Kind).
Oscillation)

10 20 Gelombang Kelvin dengan panjang


hari gelombang zonal 2000 4000 km.
Dipandang sebagai rezim golakan dari
ISO yang gerakannya ke timur.
Super Cloud

Gangguan yang
gerakannya ke
timur
Dekat tropopause, terpusat di atas Pasifik
Barat.

20 hari

Di stratosfer bawah dengan bilangan


gelombang 1 2.

Gelombang Kelvin
Di dekat stratopause, kecepatan fasanya
10 - 20 besar ke arah timur.
hari
5 hari

45 Di stratosfer bawah; bilangan gelombang


hari 4 5.

MRG (Mixed
Rossby Gravity
wave)

Gangguan yang
gerakannya ke
barat

Cloud Cluster Di troposfer.

4 hari

Gelombang dua hari Di dekat tropopause; berbentuk


gelombang gravitas inersia atau
siklontropis. Dihasilkan dari mekanisme
2 hari CISK.

1 hari Skala planet


Pasang-surut

1 hari Skala meso


Angin darat laut

Variasi yang
lebih pendek

Pasang-surut semi
harian
0,5 hari Skala planet

Awan Cb
1 jam Angin laut-angin darat 10 km dari pantai;
didorong oleh kondisi atmosfer
takmantap bersyarat (conditionally
unstable).

--------------

MONSUN

(Sangat besar perannya sebagai pendorong dalam

pembentukan sIstem cuaca Indonesia ).

SKALA DAN SISTEM CUACA INDONESIA

YANG BERKAITAN DENGAN

FAKTOR PENDORONG

Faktor Parameter Fenomena yang


Skala Faktor pemicu
pendorong Indikator tampak.
SML Pasifik
Panjang musim
Global ENSO Monsun
wilayah
SML India
Gel. Rossby; Awal musim; jml.
Monsun (seruak /
Hemisfer Monsun Osilasi Selatan curah hujan
monsoon surge)
(SO). semusim wilayah.
PPAT;
Meso- Gangguan Daerah hujan;
Seruak Kepusaran;
sinoptik kepadatan hujan
Monsun Beraian angin.
sinoptik (pusaran, daerah.
siklontropis, dll.)
Peredaran udara Kabut; awan;
Meso local (angin darat hujan harian;
Kepusaran; Pemanasan
laut; angin kelebatan hujan
beraian (stabilitas local)
local gunung lembah; daerah sempit
dll.) (setempat).
Depresi titik
Peredaran embun; beda suhu
Mikro Sinaran matahari Iklim mikro
lokal permuka-an tanah
dan udara.

BERBAGAI SITEM CUACA DAN


FENOMENAYANG BERKAITAN DENGAN
BENTUK DAERAH DAN ORIENTASINYA.
Bentuk daerah/lokasi Sistem cuaca dan fenomena
Peredaran angin laut-darat; ditandai dengan landaian
Pantai (umum)
horizontal suhu, angin, kelembapan.
Pantai teluk Pumpunan kuat di atas laut pada malam hari ; beraian
kuat di atas darat pada siang hari. Hujan banyak terjadi
di malam dan pagi hari.
Peredaran angin laut-darat; ditandai dengan landaian
Pantai lurus horizontal suhu, angin, kelembapan. Awan di atas laut
berjajar sejajar pantai.
Peredaran angin lembah-angin gunung. Ditandai
dengan landaian vertical hujan positip sampai sekitar
2500 m.
Pegunungan
Bila tegak lurus arah angin utama (angin monsun),
hujan lebih banyak pada daerah yang menghadap
angin.

Intensitas hujan dapat sangat tinggi; sebaran daerah


Pulau melintang utara-
hujan kearah selatan untuk daerah di selatan
selatan atau tegaklurus
khatulistiwa, kearah utara di daerah sebelah utara
angin utama.
khatulistiwa.

---------------------

TEKNIK DAN SISTEMATIKA


ANALISIS CUACA
--------------

PENDEKATAN DINAMIK / STATISTIK

Dinamik (fisika-
Konsep Statistik
matematika)
C = C(u1,
u2,.); Fungsi komposit;
Multivariate; matriks; vektor
diferensial parsial.
u = u(x,y,z, .)
Aliran dC/dt (persamaan
Rezim (cluster)
(peredaran) gerak);
Analisis spectral
Proses Nilai batas :
interaksi
berbagai aliran f1(b) = f2(b)
Probabilitas;
Interpretasi nilai
Cuaca /
pumpunan (vorticity)
fenomena
dan beraian
yang terjadi
(divergence)
Kecenderungan (trend);
Cuaca / Prediksi numerik, Korelasi antar unsur,
fenomena dikembangkan dari antarwaktu;
yang akan persamaan gerak,
terjadi model interaksi lapisan.

MOS (model output


statistics)

(a) korelasi dengan


probabilitas atau
kecenderungan tanpa
prediksi numerik;

(b). gabungan antara


prediksi numerik dan
korelasi. dengan
probabilitas atau
kecenderungan

---------------------

Bahan rujukan.

Asnani G.C. (1993). Tropikal Meteorology. Vol. I. Pp. 1-15. 822, Sindh Clony,
Aundh, Pune-411 007 India.

Atkinson, B.W.(1970). The Really of Urban Effect on Precipitation. Technical Note


108. WMO 254. TP 141. Page 342 360
Berlage Jr. H.P.
(1927). Monsoon-Current in the Java Sea and Its Entrances. Verhandelingen no. 19.
Koninklyk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te Batavia.

Boerema J. (1926). Typen van den Regenval in Nederlandsh-Indie. Verhadelingen


no.18. Koninklyk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te Batavia.

Boerema J. (1934). Daily Forecast of Windforce on Java. Verhadelingen no.27.


Koninklyk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te Batavia.

Budyko M.I. (1974). Climate and Liufe. International Geophysics Series. Vol. 18.

BMG. (2003).
Laporan Akhir Pemutakhiran rata-Rata Curah Hujan di Indonesia Periode 1971
2000. BMG Jakarta.

BMG. (1983). Asean Compendium of Climate Statistics. BMG Jakarta.

BMG
(..). Almanak BMG.

Charney J. and Shukla


J. (1977). Monsoon Dynamics, edited by Sir James Lighthill & Prof.
R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press.

Chanddler, T.J. ( --- ). Urban Climate and Its Relevance to Urban Design. Technical
Note 149. WMO 438.

Euwe (1949). Forecasting Rainfall in the Periods December January February and
April May June for Parts of Celebes and South Borneo. Verhandelingen no. 38.
Departemen van Verkeer, Energie en Mijwezen Meteorologische en Geophysische
Diennst.

Georgii H. W. (1970). The Effect of Air Pollution on Urban Climate. Technical Note
108. WMO 254 page 217 2234.

Gibbs W.J. (1987). Defining Climate. WMO Bulletin no. 4 Vol. 36. Oct. 1987.

Gill Andrian E
(192). Atmosphere Ocean Dynamics. Academic Press. Inc. N.Y.

Herizal & Nasrullah (2003). Studi Awal Klimatologi Radiasi Matahari di


Kawasan Tropik Ekuator - Bukit Kototabang, Sumatera Barat. Proc.
Workshop Pemanfaatan Informasi Iklim untuk Pertanian di Sumatra
Barat, 12 14 Agustus 2003. BPPT-BMG-LAPAN.

Hess W.N. (1974). Weather and Climate Modification. NOAA Environment


Research Laboratory.

John I. Pariwono & Agus S. Atmadipoera, M. Sulchan Darmawan,


Hideake Hase (2003). Interaksi Laut-Atmosfir Di Perairan Ekuator
Samudera Hindia Timur Pada SkalaMusiman dan Harian . Proc.
Workshop Pemanfaatan Informasi Iklim untuk Pertanian di Sumatra
Barat, 12 14 Agustus 2003. BPPT-BMG-LAPAN.

Kellog W.W.l (1977). Effect of Human Activities on Global Climate. Technical


Notee 156. WMO 486.

Kuo-Nan Liou
(1980). An Introduction to Atmospheric Radiation. Academic Press.
NY.

Lansberg H.E. ( -----). World Survey of Klimatologi. Elsevier Scientific Publishing


Co. Vol.3.

LAPI-ITB (1982). Draft Final Report Mencari Metoda Ramalan Cuaca


Mingguan dan Bulanan di Daerah Indonesia. Kerjasama Penelitian
ITB-PMG. Surat Perjanjian no. 01/P3MB/1981 27/SPKS/LAPI/VII/81
tanggal 6 Juli 1981.

Pant P.S. (1977 Monsoon Dynamics, edited by Sir James Lighthill &
Prof. R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press.

Sadler J.C. and Lim


J.T. (1977).. Monsoon Dynamics. edited by Sir James Lighthill & Prof.
R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press.

Schmidt F.H. and J. van der Vecht (1952). East Monsoon Fluctuations in Java and
Madura During the Period 1880 1940. Verhandelingen no. 43. Kementerian
Perhubungan, Djawatan Meteorologi dan Geofisik. Djakarta.

--------- (1992). WMO and the Ozone Issue. WMO no. 778.

Sadli (). Ensiklopedi Nasional.

Soehardi (1968). Menentukan Permulaan Musim Hudjan dan


Permulaan Musim Kemarau di daerah Surakarta dengan
Menggunakan Teori de Boer. Kumpulan Naskah Meteorologi dan
Pertanian. Hari Meteorologi Sedunia 1968. Lembaga Meteorologi dan
Geofisika, Jakarta.

Soerjadi Wh dan Sridadi Budiharjo (1981). Estimasi Perhitungan


Divergensi, Vortisitas dan Kecepatan Gerak Vertikal Secara
Semiobjektif Serta Penggunaannya Untuk ramalan Cuaca. Temu
Karya Ilmian Nasional FGGE-MONEX Dan Ramalan Cuaca/Musim.
10-12 Agusstus 1981. Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta.

Soerjadi Wh, Antoyo S, Rosdiana, Umi farida (1981). Cuaca di


daerah Sumatra dan Jawa Barat Berkenaan dengan adanya
Front/Palung di Belahan Bumi Utara dan Selatan sekitar Indonesia.
Temu Karya Ilmian Nasional FGGE-MONEX Dan Ramalan
Cuaca/Musim. 10-12 Agusstus 1981. Badan Meteorologi dan
Geofisika, Jakarta.
Soerjadi Wirjohamidjojo dkk (1993). Kamus Istilah Hidrometeorologi.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Soerjadi Wirjohamidjojo dkk (1994). Kamus Istilah Meteorologi.


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Soerjadi Wirjohamidjojo (1981). The Main Synoptic Feature and the


Relation to the Distribution of Rainfall Over Java Sea and its
Surroundings during Winter MONEX Period. Proc. International Conf.
On the Scientific Results of the Monsoon Experiment. Denpasar, Bali,
Indonesia 26-30 October 1981. WMO Geneva , March 1982.

Soerjadi Wirjohamidjojo dkk (1990). Kamus Istilah Meteorologi. Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Sukamso (1981). The Influence of the Cross Equatorial Flow and the
Upper Trough on Rainfall in Bali. Proc. International Conf. On the
Scientific Results of the Monsoon Experiment. Denpasar, Bali,
Indonesia 26-30 October 1981. WMO Geneva , March 1982.

--------- (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan kedua.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Trenberth Kelvin E. (1980). Atmospheric Quasi-Biennial Oscillation.


Monthly Weather Review vol. 108. pp 1370-1377.

Trewartha, Glenn.T dan Horn L.H. ( 1980). An Introduction to


Climate. Fift Edition. International Student Edition.

Xiu-De Ling (1986) The Quasi-biennial Oscillation of Ozone in the


Tropical Middle Stratosphere: A One Dimensional Model. Journal Of
The Atmospheric Sciences. Vol. 43. no. 24. pp 3122-3136.

--------- (1986). WMO Bulletin. Vol. 35 no.1 January 1986.

--------- (1987). WMO Bulletin. Vol. 36 no.1 January 1987.

--------- (1988). WMO Bulletin. Vol. 37 no.1 April 1988.

--------- (1989). WMO Bulletin. Vol. 38 no.1 April 1989.

--------- (1990). WMO Bulletin. Vol. 39 no.1 January 1990.

--------- (1981). International Conf. On early Results of FGGE and Large


Scale Aspects of its Monsoon Experiments. Talahassee, Florida 12-17
January 1981.
--------- (1981). International Conf. On the Scientific Results of the
Monsoon Experiments. Denpasar, Bali 26-30 October 1981.

---------(1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka Jakarta.

...(1966). International Meteorological Vucabulary. WMO / OMM / BMO No.


182. TP 91.

Tetsuzo yasunari
(1991). Role of Monsoon on Global Climate. The Third International
Symposiumon Equatorial Atmosphere Observation over Indonesia.
Jakarta (Grand Hyatt) 14 15 May 1991 ).

------------------
Diposkan 13th March 2013 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

2.

Dec

26

MENGENALI MONSUN SEKITAR


INDONESIA

BAGIAN KETIGA (HABIS): MONSUN INDONESIA

Oleh
Saoerjadi Wh.

Monsun Indonesia.

Sebenarnya Indonesia bukan daerah sumber monsun; tetapi karena imbas dari monsun
di sekitarnya, unsur-unsur cuaca berfluktuasi secara monsunal. Di Indonesia dikenal
ada dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Umumnya musim berkaitan
dengan monsun . Pengkajian tentang monsun telah lama dilakukan, antara lain Walker
(1924), Ramage (1967) dll. Demikian juga pengkajian mengenai hubungan dan kaitan
antara monsun Asia dan Australia dengan sistem cuaca dan musim di Indonesia,
seperti yang dilakukan oleh Boerema (1926), de Boer (1948). Awal musim hujan oleh
De Boer (1948) dicirikan dengan jumlah curah hujan dasarian. Bila dalam lebih dari
tiga dasarian berturut-turut dalam periode Oktober sampai Maret terdapat curah hujan
yang jumlahnya sama atau lebih dari 50 mm maka dasarian yang pertama ditetapkan
sebagai awall musim hujan. Sebaliknya untuk musim kemarau. Untuk menandai
keadaan atau kadar musim digunakan nilai simpangan. Jika simpangan melebihi dari
0,5 dari simpangan baku disebut atas normal dan bila lebih dari 0,5 dibawah
simpangan baku disebut bawah normal. Kriteria tersebut masih digunakan oleh
BMKG sampai saat ini meskipun sering mengalami kesulitan dalam penerapannya,
karena banyak tempat yang curah hujan bulanannya selalu besar atau selalu kecil
sehingga dengan kriteria tersebut terdapat tempat-tempat yang tidak mempunyai
musim hujan atau musim kemarau. Harjawinata S dan Muharyoto (1980)
menggunakan keseringan angin permukaan sampai 850 hPa untuk mengidenditifikasi
awal musim. Dikatakan bahwa awal musim barat disuatu tempat mulai apabila
keseringan angin barat di tempat tersebut telah mencapai 50%. Namun demikian
kriteria tersebut tidak selalu dapat digunakan untuk mengidentifikasi musim hujan
karena musim hujan di semua tempat tidak berkaitan dengan musim angin barat.
Kesulitan lain dalam menandai awal musim adalah ikut andilnya luas wilayah dan
struktur kepulauan dalam pembentukan cuaca skala meso. Penentuan awal musim
dengan menggunakan parameter lain misalnya tekanan udara seperti yang digunakan
oleh Berlage (1927), Resink (1952) dan Berlage (1968) juga tidak menunjukkan
korelasi yang tinggi. Nichols (1980) dengan menggunakan parameter tekanan udara
Darwin dan curah hujan bulanan di Jakarta menunjukkan bahwa korelasi yang agak
tinggi hanya dalam bulan Juli sampai September. Minoru tanaka (1994) menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan antara awal musim yang diperoleh dengan menggunakan
kriteria awan dan kriteria angin.

1). Klimatologi.
. Dalam periode monsun panas Australia atau musim dingin Asia, untuk wilayah
Indonesia bagian barat dan utara serta di bagian timur (Maluku, Irian Jaya) lebih
dahulu angin (10-50 hari) daripada awan; untuk wilayah Indonesia bagian selatan dan
tengah lebih dahulu awan (sampai 30 hari) daripada angin. Pada awal dan menjelang
akhir musim hujan monsun banyak terjadi guntur.

Curah hujan di Indonesia umumnya berjumlah besar di separoh tahun dan sedikit di
separoh tahun sisanya. Variasi tersebut berkaitan erat dengan sistem peredaran
atmosfer di sekitar Indonesia. Salah satu diantaranya adalah peredaran monsun Asia
dan Australia. Namun demikian sebarannya mengikut waktu sangat beragam.

Dengan menggunakan data curah hujan, Boerema (1941) menunjukkan adanya 153
tipe sebaran curah hujan bulanan, 69 terdapat di Jawa dan Madura serta 84 di daerah
lain. Eguchi (1988-yang dikutib Yamanaka) dengan menggunakan data dari 669
stasiun hujan membagi Indonesia dalam tiga wilayah (tidak termasuk Papua)., yakni :

(a) Jawa-Bali-Nusa Tenggara, yang musim hujannya lebih pendek dari musim
kemarau, bersamaan dengan musim barat di Australia. Makin ke timur makin sedikit
curah hujannya.

(b) Sumatra dan Kalimantan bagian barat, yang mempunyai maksimum curah hujan
dua kali dalam musim panas di belahan bumi selatan (Oktober Februari),
(c) Kalimantan bagian timur, Sulawesi, dan Maluku yang mempunyai satu atau dua
kali periode hujan dengan maksimum bulanannya terdapat dalam bulan musim semi
atau musim panas di belahan bumi utara (Maret Juli), dan dikuasai oleh pasat
Pasifik yang membawa hujan sedikit.

Analisis data curah hujan dari data global yang dilakukan Tim S-VII (Tien Andri)
memperoleh peta isohyet yang menunjukkan bahwa di wilayah Indonesia terdapat
lima daerah hujan, yakni :

(a) Daerah di sekitar laut Cina Selatan termasuk Sumatra sebelah utara dan timur
Bukit Barisan, Kalimantan Barat dan Selatan, Jawa barat bagian utara, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Daerah-daerah tersebut menjadi daerah banyak hujan dalam bulan
Nopember sampai Januari.

(b) daerah sekitar lutan India, termasuk Sumatra di bagian barat dari Bukit Barisan,
Jawa Barat bagian barat-daya. Daerah tersebut hampir sepanjang tahun menjadi
daerah banyak hujan.

(c) Daerah kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, mempunyai
maksimum sangat tinggi dalam bulan Desember Februari.

(d) Daerah Maluku bagian tengah dan Irian Jaya bagian utara dengan curah hujan
banyak dalam bulan Juli sampai September.

(e) Daerah Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian selatan yang berdekatan
dengan Australia Utara dengan curah hujan banyak dalam bulan Desember sampai
Maret.

Selama monsun barat, PPAT terdapat di kawasan Indonesia, sedangkan dalam musim
timur berada di luar sebelah utara. Mulai masuk Indonesia sekitar bulan Nopember
dan gerak umumnya dari utara ke selatan sampai bulan Januari, kemudian kembali ke
utara; tetapi gerak hariannya tidak tetap; ada kalanya hari ini ke utara besoknya ke
selatan dan sebaliknya. Namun demikian PPAT tidak selalu berimpit dengan daerah
awan atau daerah hujan.

2) Indikasi (aktivitas).

Kadar monsun dan juga musim di Indonesia tidak tetap, melainkan berfluktuasi
dengan berbagai variasi intra musiman (intraseasonal) sampai antar tahunan
(interannual) sebagai akibat dari adanya berbagai gangguan dari sistem peredaran
lain. Dalam skala variasi intra musiman berbagai fenomena yang mempunyai kaitan
cukup berarti adalah : seruak monsun (monsoon surge), alir lintas khatulistiwa (cross
equatorial flow), Pias Pumpun Antartropik = PPAT , pusaran (vortice), dan lembang
tropik (tropical depression).

Pemanasan musiman di atas Kalimantan yang ditutupi hutan hujan tropis mempunyai
peran penting dalam kaitannya dengan timbulnya monsun panas Asia (Murakamin T.
dan J. Matsumoto-1994 -GEWEX).
Monsun Asia dan Australia dalam skala planet memberi dampak berbeda di setiap
wilayah, berkenaan dengan kondisi wilayah yang bersangkutan. (GEWEX)

Salah satu dari fenomena monsun adalah dorongan yang menimbulkan arus besar
yang berlangsung dalam waktu pendek serupa dengan denyutan yang disebut seruak
monsun (monsoon surge). Dalam monsun Asia musim dingin dikenal dengan istilah
seruak dingin (cold surge) yang ditandai dengan naiknya tekanan udara dan
penurunan suhu dengan cepat, serta bertambahnya kecepatan angin. Observatorium
Meteorologi Hongkong, dan juga yang digunakan dalam analisis pendahuluhan
(quicklook analysis) MONEX 1078/1979 menggunakan kriteria bahwa seruak dingin
mencapai Hongkong apabila tekanan udara di Hongkong mencapai lebih tinggi dari
1020 hPa, dan penurunan suhu lebih dari 5 oC selama 24 jam. Dari kajian yang
dilakukan menyimpulkan bahwa keseringan timbulnya seruak dingin merupakan
indikator akan kadar monsun. Wirjohamidjojo S (1980), Hadi Suyono dan Widada S
(1999) menunjukkan adanya seruak dingin tersebut diikuti dengan bertambahnya
kecepatan angin di atas laut Cina Selatan ke arah selatan, dan bertambahnya hujan di
sekitar laut Jawa.

Baik dalam periode monsun Asia musim dingin maupun dalam periode monsun Asia
musim panas, di atas daerah khatulistiwa, khususnya di sekitar laut Cina Selatan,
sering terdapat angin yang seragam arahnya. Pada musim monsun Asia musim dingin
dari arah timur laut, dan pada musim monsun Asia musim panas dari arah tenggara
sampai selatan. Dalam keadaan demikian dikatakan terdapat alir lintas khatulistiwa
(Cross equatoril flow). Adanya alir lintas khatulistiwa dalam musim monsun dingin
Asia diikuti dengan banyak curah hujan di Indonesia (Wirjohamidjojo S 1980,
1982). Dengan menggunakan data ECMWF Hadi Suyono dan Widada S (1999)
menunjukkan hal yang sama, dan ditunjukkan pula bahwa alir lintas khatulistiwa
tersebut diikuti dengan perpindahan energi kinetik serta aliran dengan kepusaran nisbi
(relative vorticity) tinggi di atas laut Jawa. Di India alir lintas khatulistiwa dalam
monsun Asia musim panas digunakan untuk mengidentifikasi mulainya monsun
(Sikka D.R. dan William m. Gray 1981). Dalam monsun Australia musim dingin alir
lintas khatulistiwa dapat digunakan sebagai petunjuk kekuatan monsun Australia
tersebut (Shiyan tao dan Lonxun Chen 1987).

Fenomena berupa pusaran sering terjadi di laut Cina Selatan dan lautan India di
sebelah barat Sumatra, baik dalam periode musim monsun Asia musim panas maupun
dalam musim monsun Asia musim dingin.

(a) Di atas laut Cina Selatan dalam musim monsun monsun Asia musim dingin,
pusaran merupakan hasil interaksi antara massa udara maritim tropis Pasifik Barat dan
massa udara kontinental dingin; sedangkan dalam musim monsun Asia musim panas
pusaran merupakan hasil interaksi antara massa udara maritim tropik Pasifik Barat
dan massa udara khatulistiwa lautan India. Keduanya terbentuk dari pertemuan angin
baratan khatulistiwa kuat dan lebih kuat dibandingkan dengan angin timuran Pasifik.
Dalam musim monsun panas pusaran sering berupa kelanjutan dari siklon tropis
(tropical cyclone) dari Pasifik Barat.

Dalam musim monsun Asia musim dingin adanya pusaran menghalangi masuknya
sifat udara monsun ke wilayah Indonesia yang terletak di sebelah selatannya. Bila
pusaran di atas laut Cina Selatan terjadi dalam musim monsun Asia musim panas
dapat memperkuat alir lintas khatulistiwa ke utara, dan sebagai petunjuk kuatnya
monsun panas India atau kuatnya monsun dingin Australia, dan kuatnya musim
kemarau di Indonesia.

(b) Pusaran di lautan India di sebelah barat Sumatra juga dapat timbul dalam musim
monsun Asia musim dingin maupun dalam musim monsun Asia musim panas.
Kemunculannya bersamaan dengan palung khatulistiwa. Palung tersebut juga sebagai
sambungan dari palung tekanan rendah diantara dua tekanan besar di lautan India
barat dan timur. Pusaran tersebut hidupnya lebih permanen dan letaknya bergeser ke
utara dan ke selatan mengikut gerakan Pias Pumpun Antartropik (PPAT). Bila sering
timbul dalam musim monsun Asia musim panas, merupakan petunjuk lemahnya
monsun panas tersebut atau lemahnya monsun dingin Australia, dan diikuti dengan
musim kemarau yang basah di Indonesia. Sebaliknya bila monsun panas India kuat
diikuti dengan kuatnya monsun dingin Australia pusaran berkurang jumlahnya dan
diikuti dengan kemarau kering di Indonesia.

Lembang tropis di Australia Utara adalah salah satu komponen penting dari monsun
Australia. Musim lembang tropis tersebut adalah bulan Desember sampai Maret
(Mc.Bride J.L. 1987). Adanya lembang tropis tersebut menandai kuatnya monsun
panas Australia. Imbas dari lembang tropis berupa angin kencang dan hujan lebat
dapat dirasakan di kawasan Nusa Tenggara sampai Bali.

Garis geser angin (shearline) sering timbul dalam musim monsun panas maupun
dalam musim monsun dingin Asia, terutama dalam musim transisi bulan april dan
Nopember. Pada daerah geser angin terdapat usaran-pusaran kecil yang dapat
menimbulkan golakan dan awan-awan golakan dan banyak hujan. Palung khatulistiwa
timbul dalam keadaan tekanan udara di belahan bumi selatan dan utara hampir
seimbang.

Bila PPAT terdapat di utara khatulistiwa, daerah hujan terdapat di depan PPAT dekat
khatulistiwa; dan bila PPAT di sebelah selatan khatulistiwa dan terjadi arus lintas
khatulistiwa, daerah hujan ada didepan PPAT, sedangkan bila tidak disertai arus lintas
khatulistiwa daerah hujan ada di belakang PPAT menghadap khatulistiwa.

Palung udara atas terdapat pada paras 500 hPa atau di paras lebih tinggi. Letaknya
membujur ke arah selatan sampai mencapai di atas lintang 10 oLU dengan amplitudo
sekitar 10 derajat lintang. Palung tersebut bertindak sebagai pengendali timbulnya
seruak di lapisan bawah pada musim monsun Asia musim dingin.

Dari uraian seperti yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa :


Monsun di sekitar Indonesia mempunyai peran banyak dalam tatanan sistem cuaca
di Indonesia.
Indikasi aktivitas monnsun di sekitar Indonesia tersebut menjadi pula indikasi
aktivitas monsun Indonesia.
Pada dasarnya PPAT adalah daerah pumpunan yang dibentuk oleh aliran pasat dari
sistem antisiklonal; oleh karena itu udara bersifat mantap (stabel) dan terdapat
sungsangan (trade inversion). Pumpunan menjadi kuat dan mengalahkan sungsangan
apabila didorong oleh angin baratan khatulistiwa.
Karena sifat mantab tersebut maka terjadi proses lataan (advection). Oleh karena itu
peran lautan yang dilalui udara monsun sebagai sumber uap air menjadi sangat
penting.

4.1. Massa Udara.

Mengenali massa udara yang ada di wilayah Indonesia kiranya sangat perlu
mengingat bahwa letak kawasan Indonesia dikelilingi oleh berbagai sumber massa
udara, meskipun tidak mudah membedakan antara yang satu dengan lainnya. Namun
demikian dengan dasar analisis medan angin dan suhu, secara keseluruhan sumber
massa udara yang terlibat dalam pembentukan cuaca di kawasan Indonesia dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. massa udara kontinetal (benua) kutub (continental polar air) yang sumbernya di
benua Asia tengah,
b. massa udara maritim tropis (maritime tropical air) yang sumbernya di Laut Cina
Selatan, Lautan Pasifik bagian baratlaut, Lautan Pasifik bagian baratdaya, lautan India
bagian barat, lautan India bagian timur,
c. massa udara kontinental (benua) tropis (continental tropical air) yang sumbernya di
Australia.

Karena untuk menuju ke wilayah Indonesia massa udara melewati berbagai kawasan
maka sesampai di Indonesia sifat asli masing-masing massa udara mungkin sudah
berubah dan tidak jelas. Selain berbeda di setiap tempat, juga berbeda setiap waktu.
Dengan dasar analisis medan suhu dan medan angin dalam skala besar, dalam tabel
berikut ditandai jenis massa udara yang mewarnai sifat udara diatas 10 sektor wilayah
di kawasan Indonesia dan sekitarnya, mekipun batas massa udara dalam sektor-sektor
tersebut tidak dapat ditunjukkan secara jelas sebab kita maklumi bahwa udara tidak
dapat dibatasi dengan garis lintang dan garis bujur geografi.

Note: yang menjalar bukan udaranya, tetapi sifat yang dimiliki; misalnya energi, atau
suhu, momentum.

Dengan menggunakan konsep EAPC (Energi-Aliran-Pertukaran-Cuaca dan


fenomena) yang memberikan penjelasan tentang urutan bahwa adanya energi
menimbulkan gerak udara, dan kemudian dari gerak berbagai arah timbul pertemuan
dan pertukaran sifat udara. Selanjutnya timbul berbagai fenomena dalam atmosfer.
Dari rangkaian proses tersebut maka parameter sifat massa udara yang perlu diketahui
adalah macam energi apa ( kinetik, potensial, pendam, terindera) dan berapa
banyaknya yang dikandung, apa sifat aliran (pumpunan, beraian, kepusaran) atau
dalam medan aliran apa massa udara tersebut berada, apakah udara mengalir secara
bebas atau terpaksa (termal, lataan, topografi-orografi), serta apa dan berapa banyak
sifat (energi, momentum, massa-termasuk uap air) yang dipertukarkan. Dari hal yang
perlu diketahui tersebut dapat ditaksir macam dan tingkat cuaca serta fenomena-
fenomenanya. Sebagai misal, percampuran mTLcs lebih kaya dengan energi terindera
(suhu) dan energi pendam (uap air) dan NKBa yang sifatnya dingin dan kering,
pertukaran tersebut menghasilkan proses pengembunan, udara di bawah menjadi
hangat dan diatas tetap dingin. Fenomena yang terjadi dalam udara yang demikian
adalah terbentuknya awan dalam lapisan bawah berupa campuran bentuk kumulus
(cumuliform) dan bentuk stratus (stratiform), misalnya Sc, Cu kecil, As, Ac. Diatas
lapisan dengan awan As atau Ac udara menjadi cerah. Demikian itu sifat udara selama
monsun dingin Asia di atas laut Cina Selatan. Selanjutnya cuaca dan fenomena yang
terjadi bergantung lagi kepada parameter lainnya (seruak, pusaran, dll); misalnya
melewati rintangan. Adanya faktor topografi-orografi dan bentuk kepulauan juga
sangat menentukan tingkat cuaca dan tingkat frenomena, misalnya curah hujan di
pantai timur Malaysia, berbeda dengan yang ada di pantai barat; juga berbeda di
Sumatra bagian pantai timur dan bagian pantai barat.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa dalam bulan Desember sampai April yang pada
waktu itu musim angin timurlaut, daerah pantai yang menghadap ke timur (ke arah
angin) lebih banyak hujannya dibandingkan dengan daerah pantai yang
membelakangi angin, seperti yang tercatat di pantai timur Malaysia (Kotabaru 1066
mm) di daerah pantai barat (Penang 642 mm) dan lebih sedikit di pantai timur
Sumatra bagian utara (1009 mm) tetapi lebih besar dari curah hujan di Penang.

Dalam bulan Mei sampai Juli, yang pada waktu itu terdapat angin selatan banyak
curah hujan di daerah tersebut, tetapi daerah pantai yang menghadap angin (Penang,
655 mm) lebih banyak dibandingkan hujan di daerah pantai yang membelakangi
angin (Kotabru 392 mm; dan pantai timur Sumatra bagian utara 337 mm).

Masih seperti dalam bulan Mei sampai Juli, dalam bulan Agustus sampai Oktober
yang pada waktu itu angin banyak dari arah baratdaya dan selatan sampai tenggara,
daerah pantai yang menghadap angin (Penang, 897 mm) lebih banyak dibandingkan
hujan di daerah pantai yang membelakangi angin (kotabru 663 mm; dan pantai timur
Sumatra bagian utara 541 mm). Tetapi jumlahnya lebih banyak dibandingkan hujan
dalam bulan Mei sampai Juli, karena sifat udara diwarnai dua sifat massa udara dan
banyak gangguan yang berkaitan dengan palung tekanan rendah dari daerah tekan
tinggi subtropik luatan India barat dan laautan India timur.

Dalam bulan Nopember, sudah mulai ada angin timurlaut. Daerah pantai yang
menghadap ke timur lebih banyak curah hujannya ( Kotabaru 666 mm, patai timur
Sumatra bagian utara 274 mm) dibandingkan dengan daerah pantai yang
membelakangi angin (Penang 256 mm). Terlihat semenanjung Malaysia mempunyai
peran banyak dalam pembagian curah hujan di kawasan tersebut, utamanya dalam
musim monsun timurlaut di atas laut Cina Selatan.

Dari tabel.3. terlihat bahwa pada setiap waktu massa udara yang terdapat dalam suatu
daerah berbeda sehingga pertukaran sifat juga berbeda dan selanjutnya fenomena
yang timbul juga berbeda. Oleh karena itu cukup difahami apabila suatu dorongan
yang nilainya sama menghasilkan fenomena yang berbeda dengan di daerah lain atau
di waktu yang berbeda sifat massa udaranya berbeda. Disinilah perlunya faktor sifat
massa udara tersebut diperhatikan apabila mennggunakan hasil analisis numerik untuk
menaksir sesuatu fenomena. Selanjutnya uraian daerah per daerah sebagai berikut :

1). Daerah 10 LU-khatulistiwa, 90 100 BT:

Dalam bulan Desember-Januari-Februari-Maret-April udara di daerah antara 10 LU-


khatulistiwa, 90 100 BT dibentuk oleh sifat massa udara benua Asia (tengah)
(NKBa) dan sifat udara tropis laut Cina Selatan (mTLcs). NKBa bersifat dingin dan
kering dan mTLcs bersifat panas dan lembap. Percampuran kedua sifat tersebut terjadi
pertukaran. mTLcs lebih kaya dengan energi terindera (suhu) dan energi pendam (uap
air) maka kelebihan energi tersebut diberikan kepada NKBa.
Dalam bulan Mei Juni- Juli, daerah 10 LU-khatulistiwa., 90 100 BT dikuasai
oleh sifat udara tropis lautan India bagian barat (mTLib) dengan panas dan lembap.
Tetapi karena hanya sendirian, maka proses pertukaran dengan massa udara lain tidak
ada. Dengan demikian dalam periode tersebut cuaca dan fenomena yang terbentuk
bergantung banyak kepada parameter lainnya atau kalau ada gangguan. Dengan
demikian selama Mei sampai Juli awan dan hujan lebih sedikit.

Selanjutnya dalam bulan Agustus sampai Oktober, selain diwarnai oleh sifat utara
tropis lautan India bagian barat (mTLib) yang ada diatas daerah tekanan tinggi
subtropik, udara di daerah tersebut juga diwarnai oleh sifat udara tropis lautan India
bagian timur (mTLit) yang juga diatas daerah tekanan tinggi subtropik. Kedua udara
tersebut sebenarnya mempunyai sifat yang hampir sama; tetapi tidak mau disamakan
dan akhirnya timbullah pertentangan dan sebagai pembedanya terbentuklah palung
tekanan rendah yang terdapat diantara dua daerah tekanan tinggi tersebut. Palung
inilah yang kemudian menjadi pengganggu, dan juga sebagai pendorong timbulnya
pengganggu lain misalnya arus baratan khatulistiwa, geser angin (wind shear), dll.
Oleh karena itu dalam bulan Agustus sampai Oktober gangguan-gangguan tersebut
mempunyai peran banyak dalam pembentukan cuaca di daerah tersebut.

Dalam bulan Nopember, diwarnai oleh sifat udara tropis laut Cina Selatan dan sifat
massa udara tropis lautan India barat. Udara tropis lautan India barat lebih kaya
momentum dibandingkan sifat massa udara laut Cina Selatan; oleh karena itu
pertukaran momentum banyak terjadi dan menimbulkan gesekan dan pusaran yang
mendorong gerak udara keatas sehingga awan golakan yang mengandung banyak air
lebih banyak terbentuk.

2). Daerah 10 LU-khatulistiwa.,100 110 BT:

Dalam bulan Nopember sampai April, seperti daerah 90 100 BT, daerah 10 LU-
khatutistiwa 100 110 BT ditempati udara yang sifatnya dibentuk oleh sifat massa
udara benua Asia (tengah) (NKBa) dan sifat udara tropis laut Cina Selatan (mTLcs).
NKBa bersifat dingin dan kering dan mTLcs bersifat panas dan lembap. Percampuran
kedua sifat tersebut terjadi pertukaran. mTLcs lebih kaya dengan energi terindera
(suhu) dan energi pendam (uap air) maka kelebihan energi tersebut diberikan kepada
NKBa dan sebagai hasil pertukaran tersebut terjadi pengembunan, udara di bawah
menjadi hangat dan diatas tetap dingin. Namun demikian, fenomena yang terjadi
berbeda oleh adanya lingkungan yang berbeda dan nilai parameter lain yang juga
berbeda.

Dalam bulan Mei Juni, daerah tersebut diwarnai oleh sifat massa udara tropik lautan
India timur (mTLit) yang mempunyai sifat pasat yakni mantap, dan sifat massa udara
tropik benua Australia (mTBa) yang kering. Oleh karena itu dalam bulan Mei Juni
di daerah tersebut pembentukan awan dan hujan memerlukan dorongan atau
gangguan.

Dalam bulan Juli sampai Oktober, daerah tersebut diwarnai oleh sifat massa udara
tropik lautan India timur (mTLit) dan sifat massa udara tropik lautan India barat
(mTLib). Karena keduanya dari lautan maka bersifat basah, namun karena sama sama
dari lautan maka perbedaan umumnya hanya pada momentum yang menimbulkan
gesekan dan membentuk geser angin. Oleh karena itu dalam waktu tersebut geser
angin mempunyai andil banyak dalam pembentukan awan dan hujan di daerah
tersebut.

3). Daerah 10 LU-khatulistiwa.,110 120 BT:

Dari bulan Nopember sampai April sifat massa udara Benua Asia yang termodifikasi
(NKBa) dan massa udara tropik laut Cina Selatan (mTLcs) menempati daerah 10
LU-khatulistiwa, 110 120 BT. NKBa yang bersifat dingin dan kering, dan mTLcs
yang bersifat panas dan lembap memberi potensi kecenderungan pertukaran massa
dan bahang serta terjadinya pengembunan karena udara di bawah menjadi hangat dan
diatas dingin. Bila landaian tekanan ke arah timur di Asia timur besar, angin timurlaut
pasat Pasifik Barat daya mendekati khatulistiwa dibelokkan ke timur; oleh karena itu
sifat pasat tersebut ikut masuk ke dalam daerah tersebut. Keadaan seperti itu biasa
terjadi dalam bulan Februari Maret.

4). Daerah 10 LU-khatulistiwa.,120 130 BT:

Di daerah 10 LU-khatulistiwa.,120 130 BT dari bulan Nopember sampai Februari


sifat udara masih diwarnai oleh NKBa dan mTLcs disamping sifat massa udara tropik
lautan Pasifik Baratlaut (mTLpbl). Adanya mTLpbl yang matap dan mengandung
sungsangan pasat (trade inversion) mengurangi daya pertukaran.

Dari bulan Maret- Mei sifat massa udara Laut Cina Selatan masih terasakan di daerah
tersebut namun sudah tidak tercampuri sifat massa udara benua Asia. Oleh karena itu
meskipun bercampur dengan massa udara tropik lautan Pasifik barat laut pertukaran
sifat tidak terlihat karena sifat mTLcs dan mTLpbl hampir tidak berbeda.

Dari bulan Juni sampai Oktober, sifat massa udara tropik Benua Australia banyak
mewarnai daerah tersebut.

5). Daerah 10 LU-khatulistiwa.,130 140 BT:

Makin ke timur NKBa makin kurang berperan dan diganti dengan peran sifat lautan
Pasifik Baratlaut (mTLpbl). Sifat massa udara tropik benua Australia juga berkurang.
Meskipun dalam berbagai bulan diwarnai oleh dua sifat massa udara lautan, tetapi
sifat kedua massa udara tersebut hampir sama sehingga potensi pertukaran sedikit.
Oleh karena itu peran aliran sangat besar dalam daerah 10 LU-khatulistiwa.,130
140 BT.

6). Daerah khatulistiwa - 10 LS, 90 100 BT:

Di daerah khatulistiwa - 10 LS, 90 100 BT peran massa udara kutub (NKBa dan
massa udara dari Laut Cina Selatan hanya sedikit dan terbatas di bagian utara dekat
khatulistiwa dalam bulan Desember sampai Februari. Di bagian selatan sedikit saja
diwarnai oleh massa udara tropis lautan India bagian barat yang bersifat hangat dan
mantap dalam bulan Mei Juni.. Yang paling banyak adalah massa udara tropis
lautan India bagian timur (mTLit) yang terdapat dari bulan Februari sampai
Desember. Massa udara mTLit bersifat hangat dan mantap. Dari adanya masssa udara
proses pertukaran massa dan energi paling banyak terjadi dalam bulan Februari dan
dalam bulan Mei-Juni. Dalam bulan lain karena hanya ada satu massa udara maka
proses pertukaran massa dan energi dalam arah horizontal sangat kurang; oleh karena
itu di daerah tersebut proses pertukaran yang ditimbulkan oleh aliran (angin) dan
pertukaran energi dalam arah vertikal dari penguapan laut menjadi penting dalam
pembentukan fenomena udara.

7). Daerah khatulistiwa - 10 LS, 100 110 BT:

Daerah khatulistiwa - 10 LS, 100 110 BT dalam bulan Desember sampai Februari
ditempati massa udara kutub benua yang telah termodifikasi (modified continental
polar air) Asia (NKBa ) yang sifatnya dingin dan kering serta massa udara tropis laut
Cina Selatan yang sifatnya hangat dan lembap. Pengaruh massa udara tropis lautan
India bagian timur (mLit) paling banyak di daerah tersebut yang dapat dirasakan dari
bulan Februari sampai Desember. Pengaruh masssa udara tropis Australia (mTBa)
terdapat dalam bulan Mei sampai Oktober. Daerah massa udara mLti dan mTBa
berupa daerah tekanan tinggi. Pertukaran paling banyak terdapat di palung tekanan
rendah di antara kedua daerah tekanan tinggi tersebut.

8). Daerah khatulistiwa - 10 LS, 110 120 BT:

Di daerah khatulistiwa - 10 LS, 110 120 BT massa udara kutub benua Asia
(NKBa) dan massa udara tropis laut Cina Selatan mTLcs berkurang; kedua sifat
massa udara tersebut hanya terlihat dalam bulan Desember dan Januari. Yang banyak
berperan adalah massa udara tropis lautan India bagian timur (mTlit) dan massa udara
tropis Australia (mTBa). Namun demikian interaksi antara mTlit dan mTBa sedikit
karena keberadaannya tidak bersamaan. Interaksi kedua massa udara tersebut hanya
terjadi dalam bulan April . Oleh karena itu sifat aliran (angin) menjadi pengendali
yang penting di daerah tersebut.

9). Daerah khatulistiwa - 10 LS, 120 130 BT:

i daerah khatulistiwa - 10 LS, 120 130 BT massa udara kutub benua Asia dan
massa udara tropis laut Cina Selatan sudah sangat kecil perannya; keberadaannya
hanya dapat dirasakan dalam bulan Januari. Massa udara tropis lautan India bagian
timur dan massa udara tropis Australia sangat berperan tetapi keberadaan bersama
kedua massa udara tersebut hanya dalam bula April dan Nopember. Oleh karena itu
seperti halnya di daerah khatulistiwa - 10 LS, 110 120 BT aliran udara (angin)
mempunyai peran sebagai pengendali yang penting dalam pembentukan fenomena
cuaca di daerah tersebut.

10). Daerah khatulistiwa - 10 LS, 130 140 BT:

Di daerah khatulistiwa - 10 LS, 130 140 BT massa udara kutub benua Asia dan
massa udara tropis laut Cina Selatan sudah sangat kecil perannya; keberadaannya
hanya dapat dirasakan dalam bulan Januari; demikian pula massa udara tropis lautan
India timur (mTlit) juga berkurang. mTlit terapat dalam bulan Desember sampai
Maret. Massa udara tropis Australia (mTBa) masih tetap dominan, dan ditambah
dengan massa udara tropis lautan Pasifik baratdaya (mTLpbd) yang sifatnya hangat
dan mantap. Pertukaran sifat massa mTBa dan mTLpbd banyak terjadi di palung
antara tekanan tinggi Australia dan tekanan tinggi lautan Pasifik baratdaya. Palung
tersebut sering terlihat dalam bulan Oktober sampai Desember dan dalam bulan Maret
sampai Juni.

4.2. Pias Pumpun Antartropik (PPAT)

Seperti halnya monsun, Pias Pumpun Antartropik (PPAT) juga sudah lama dikenal.
Dahulu dikenal dengan nama Intertropical Front (ITF). Pengenalan tentang PPAT
diawali pandangan bahwa dalam skala besar di khawasan tropik terdapat daerah
pertemuan antara dua peredaran antisiklonal utara dan selatan. Batas antara kedua
peredaran tersebut dikenal dengan nama ekuator meteorologi. Diserupakan dengan
sistem tekanan di kawasan lintang tengah dan lintang tinggi, maka ekuator
meteorologi dipandang sebagai palung (trough) yang membagi troposfer menjadi dua
belahan bumi (hemisfer) meteorologi. Oleh karena itu ekuator meteorologi dikenal
juga dengan nama diskontinuitas antartropik (intertropical discontinuity), atau
perenggan antartropik (intertropical front), atau perenggan monsun (monsoon front),
atau palung monsun (monsoon trough). Dari penelitian dan pengalaman dalam
pengamatan ternyata bahwa sifat diskontinuitas dan sifat perenggan tidak jelas dalam
ekuator meteorologi tersebut. Oleh karena itu sebutan diskontinuitas antartropik,
perenggan antartropik, dan perenggan monsun tidak popular lagi. Simpson (1965)
mengggunakan nama Intertropical Convergence Zone (ITCZ) yang menurut Kamus
Istilah Hidrometeorologi istilah Indonesianya Pias Pumpun Antartropik (PPAT).
Simpson pertama kali mengemukakan bahwa dalam analisis medan angin daerah
tersebut terdapat pumpunan angin pasat dari belahan bumi selatan dan dari bumi utara
dan tempat diskontinuitas angin.

Dalam perkembangannya, dengan makin banyak pengamatan memberi petunjuk


bahwa untuk mencirikan PPAT perlu disesuaikan dengan skala pembicaraan. Dalam
skala global PPAT dicirikan dengan :
Sebagai batas sel Hadley di arah khatulistiwa, namun bila sampai batas paling jauh
dari khatulistiwa tidak lagi selalu sebagai pertemuan massa udara dari kedua belahan
bumi,
Geraknya ke selatan utara mengikut pergerakan matahari, mencapai paling utara
pada bulan Juli dan mencapai paling selatan dalam bulan Januari.
Posisinya pada belahan bumi yang sedang dalam musim panas; tetapi di atas lautan
Atlantik dan Pasifik hampir sepanjang tahun terdapat di belahan bumi utara dan
pergeserannya kecil. Hal tersebut karena tekanan tingggi subtropik selatan di kawasan
tersebut lebih mantap.
Pergeseran tahunan yang paling besar terdapat pada bagian di atas Asia selatan
Lautan India. Besarnya pergeseran tersebut karena berkaitan dengan monsun.
Di atas lautan luas letaknya hampir berimpit dengan daerah suhu muka laut paling
tinggi,

Dalam skala planeter dan sinoptik dicirikan dengan :


PPAT adalah daerah pumpunan angin di troposfer paling bawah,
PPAT adalah daerah pertemuan antara dua peredaran antisiklonal utara dan selatan.
Dalam perjalannya sehari-hari posisi PPAT tidak tetap dan tidak tepat di
khatulistiwa atau sejajar garis lintang geografi,
Pergeseran tahunan tidak sama di setiap tempat, dan gerakan setiap harinya tidak
tetap dalam satu arah; pada suatu saat bergerak ke utara, pada saat berikutnya dapat
terus ke utara atau berbalik ke selatan,
Pada PPAT udara cenderung bergerak ke atas, sehingga di daerah pias tersebut
terdapat banyak awan golakan dan hujan,
PPAT terletak di kawasan monsun.

Dalam skala meso dicirikan dengan :


Dapat berupa pertemuan angin pasat, dapat berupa pertemuan peredaran monsun,
dapat berupa palung dekat khatulistiwa atau garis geser angin.
Tidak selalu berimpit dengan daerah padat awan.
Gerak hariannya tidak teratur.
Tidak selalu berupa pias atau lajur yang bersinambungan melainkan dapat terputus.
Bila sebagai pertemuan pasat (di bagian timur Indonesia), disekitar PPAT terdapat
sungsangan pasat yang makin mendekati PPAT sungsangan berkurang dan terdapat
golakan yang lebih besar (Wayne H Schubert etal.-1995)
Dalam Journal Atmospheric Science. American Meteorological Soc. Vol. 52.
Number 16. 15 August 1995. pp 2941 2952, Wayne H. Schubert etal. (1995)
mengemukakan bahwa :
o In schematic north-south cross sections the trade inversion layer is often depicted as
sloping upward as air flows toward the intertropical convergence zone.
o The stronger inversion to be somewhat lower and near 850 mb ( 1500 m),
ke arah PPAT terdapat golakan makin besar.

PPAT di kawasan Indonesia :


PPAT berada di kawasan Indonesia dari bulan Oktober sampai April. Jadi dalam
musim hujan pada umumnya.
Tidak merupakan pertemuan aliran antisiklonal utara dan selatan yang sama,
Pergeseran umumnya dari utara ke selatan, namun daerah awan berkembang dari
barat ke timur,
Aktivitasnya berbeda sesuai dengan massa udara dan kondisi setempat.
Di bagian barat (Sumatra bagian barat sampai NAD) PPAT terdapat diantara massa
udara monsun timurlaut sebagai kepanjangan dari monsun dingin Asia Tenggara,
massa udara lautan India utara sebagai kepanjangan dari monsun Asia Selatan, dan
massa udara dari lautan India Selatan sebagai kepanjangan pasat belahan bumi
selatan. Pada waktu musim dingin Asia, PPAT memasuki wilayah tersebut dari utara
mulai bulan Oktober sampai Desember, selanjutnya bergerak ke selatan menjauhi
khatulistiwa.
Dalam bulan Januari sampai Maret PPAT sering tidak jelas karena berbaur dengan
palung dekat khatulistiwa; kadang-kadang terlihat dua daerah lajur awan dari garis
geser angin.
Bila terdapat dua garis geser angin, diantara garis tersebut adalah lajur baratan
khatulistiwa. Letaknya berubah-ubah sehingga angin permukaan di suatu tempat juga
berubah-ubah dari tenggara dan dari baratlaut. Setelah mencapai paling jauh di selatan
khatulistiwa, kemudian kembali ke utara dan dilanjutkan dengan aktifnya monsun
baratdaya (Asia Summer Monsoon) mulai bulan Mei. Setelah itu PPAT bergerak ke
utara keluar dari wilayah Indonesia, dan kemudian angin baratdaya bertiup mantap di
hampir seluruh wilayah tersebut .
Di bagian tengah (Riau sampai Sulawesi) PPAT merupakan pertemuan angin pasat
Pasifik Barat setelah termodifikasi di laut Cina Selatan dan berbelok ketimur ketika
mendekati dan sampai melewati khatulistiwa, dengan angin pasat dari selatan setelah
berbelok kearah timur.
Daerah golakan tidak tepat di atas PPAT melainkan di atas garis geser angin
(shearline) di depan dan dibelakang (sebelah menyebelah) PPAT. Bila terjadi arus
lintas khatulistiwa (cross equatorial flow) daerah golakan aktif yang di depan atau di
samping selatan PPAT.
Pergeseran ke selatan tidak sama; di bagian timur lebih besar karena berkaitan erat
dengan tekanan rendah Australia Utara.
Letak Sulawesi Selatan yang membujur ke selatan dan bukit-bukit di sepanjang
semenanjung tersebut mempunyai andil besar kepada aktivitas PPAT di kawasan
tersebut.
Di bagian selatan ( Nusa Tenggara sampai Merauke), PPAT terlihat dari Januari
sampai Maret yang terbentuk dari angin barat daya yang berasal dari daerah tekanan
tinggi di Lautan India Timur sebelah barat Australia dan angin timur laut dari daerah
tekanan tinggi di Pasifik Barat yang membelok ke timur setelah melintasi
khatulistiwa. PPAT sering masuk ke dalam lembang tropis di atas teluk Carpentaria di
sebelah selatan pulau Timor dan di sebelah utara Australia. Daerah awan dan hujan
hampir berimpit dengan daerah PPAT.
Mendekati Papua bagian selatan Merauke, PPAT terbentuk oleh angin pasat belahan
bumi selatan dari sistem tekanan tinggi subtropik Pasifik Selatan Barat dan Pasifik
Utara Barat.
Di bagian timur (Maluku sampai Papua bagian utara), posisinya mudah berubah
kadang-kadang agak ke utara dan kadang-kadang membujur arah barat daya-timur
laut melintasi pulau Papua. Dalam analisis sering sulit dibedakan dengan garis geser
angina. Dalam waktu monsun dingin selatan PPAT menjauh ke utara, tetapi di
kawasan timur tersebut ditempati garis geser angin yang terbentuk dari angin pasat
selatan yang berbelok ketimur pada waktu mendekati khatulistiwa. Oleh karena itu
dalam bulan Juli September banyak awan dan hujan di kawasan tersebut.
PPAT dapat digunakan sebagai indikator aktivitas monsun; atau sebaliknya aktivitas
monsun menentukan keberadaan dan kondisi PPAT. Namun demikian perlu diingat
bahwa PPAT di bagian-bagian daerah Indonesia dibentuk oleh sistem angin yang
berbeda.

--------------

Diposkan 26th December 2012 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

3.

Dec

24

MENGENALI MONSUN SEKITAR INDONESIA


(BAGIAN KETIGA : MONSUN INDONESIA)

HABIS.

Oleh
Soerjadi Wh.

Monsun Indonesia.

Sebenarnya Indonesia bukan daerah sumber monsun; tetapi karena imbas dari monsun
di sekitarnya, unsur-unsur cuaca berfluktuasi secara monsunal. Di Indonesia dikenal
ada dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Umumnya musim hujan
berkaitan dengan monsun. Pengkajian tentang monsun telah lama dilakukan, antara
lain Walker (1924), Ramage (1967) dll. Demikian juga pengkajian mengenai
hubungan dan kaitan antara monsun Asia dan Australia dengan sistem cuaca dan
musim di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Boerema (1926), de Boer (1948).
Awal musim hujan oleh De Boer (1948) dicirikan dengan jumlah curah hujan
dasarian. Bila dalam lebih dari tiga dasarian berturut-turut dalam periode Oktober
sampai Maret terdapat curah hujan yang jumlahnya sama atau lebih dari 50 mm maka
dasarian yang pertama ditetapkan sebagai awall musim hujan. Sebaliknya untuk
musim kemarau. Untuk menandai keadaan atau kadar musim digunakan nilai
simpangan. Jika simpangan melebihi dari 0,5 dari simpangan baku disebut atas
normal dan bila lebih dari 0,5 dibawah simpangan baku disebut bawah normal.
Kriteria tersebut masih digunakan oleh BMKG sampai saat ini meskipun sering
mengalami kesulitan dalam penerapannya, karena banyak tempat yang curah hujan
bulanannya selalu besar atau selalu kecil sehingga dengan kriteria tersebut terdapat
tempat-tempat yang tidak mempunyai musim hujan atau musim kemarau. Harjawinata
S dan Muharyoto (1980) menggunakan keseringan angin permukaan sampai 850 hPa
untuk mengidenditifikasi awal musim. Dikatakan bahwa awal musim barat disuatu
tempat mulai apabila keseringan angin barat di tempat tersebut telah mencapai 50%.
Namun demikian kriteria tersebut tidak selalu dapat digunakan untuk
mengidentifikasi musim hujan karena musim hujan di semua tempat tidak berkaitan
dengan musim angin barat. Kesulitan lain dalam menandai awal musim adalah ikut
andilnya luas wilayah dan struktur kepulauan dalam pembentukan cuaca skala meso.
Penentuan awal musim dengan menggunakan parameter lain misalnya tekanan udara
seperti yang digunakan oleh Berlage (1927), Resink (1952) dan Berlage (1968) juga
tidak menunjukkan korelasi yang tinggi. Nichols (1980) dengan menggunakan
parameter tekanan udara Darwin dan curah hujan bulanan di Jakarta menunjukkan
bahwa korelasi yang agak tinggi hanya dalam bulan Juli sampai September. Minoru
tanaka (1994) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara awal musim yang
diperoleh dengan menggunakan kriteria awan dan kriteria angin.

1). Klimatologi.
. Dalam periode monsun panas Australia atau musim dingin Asia, untuk wilayah
Indonesia bagian barat dan utara serta di bagian timur (Maluku, Irian Jaya) lebih
dahulu angin (10-50 hari) daripada awan; untuk wilayah Indonesia bagian selatan dan
tengah lebih dahulu awan (sampai 30 hari) daripada angin. Pada awal dan menjelang
akhir musim hujan monsun banyak terjadi guntur.
Curah hujan di Indonesia umumnya berjumlah besar di separoh tahun dan sedikit di
separoh tahun sisanya. Variasi tersebut berkaitan erat dengan sistem peredaran
atmosfer di sekitar Indonesia. Salah satu diantaranya adalah peredaran monsun Asia
dan Australia. Namun demikian sebarannya mengikut waktu sangat beragam.

Dengan menggunakan data curah hujan, Boerema (1941) menunjukkan adanya 153
tipe sebaran curah hujan bulanan, 69 terdapat di Jawa dan Madura serta 84 di daerah
lain. Eguchi (1988-yang dikutib Yamanaka) dengan menggunakan data dari 669
stasiun hujan membagi Indonesia dalam tiga wilayah (tidak termasuk Papua)., yakni :

(a) Jawa-Bali-Nusa Tenggara, yang musim hujannya lebih pendek dari musim
kemarau, bersamaan dengan musim barat di Australia. Makin ke timur makin sedikit
curah hujannya.

(b) Sumatra dan Kalimantan bagian barat, yang mempunyai maksimum curah hujan
dua kali dalam musim panas di belahan bumi selatan (Oktober Februari),

(c) Kalimantan bagian timur, Sulawesi, dan Maluku yang mempunyai satu atau dua
kali periode hujan dengan maksimum bulanannya terdapat dalam bulan musim semi
atau musim panas di belahan bumi utara (Maret Juli), dan dikuasai oleh pasat
Pasifik yang membawa hujan sedikit.

Tabel 4.1. Sebaran curah hujan bulanan (dalam mm)


di beberapa tempat (1970-2000)

Stasiun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

Medan 83 114 101 168 192 142 170 169 230 291 236 260
Padang 303 262 337 339 322 263 298 290 413 454 522 403
Pklpinang 270 220 254 230 211 140 123 102 122 160 251 311
Pontianak 263 198 202 263 231 191 190 184 253 271 340 258
Bj.masin 362 299 304 246 218 133 138 90 89 152 257 368
Makasar 682 589 382 229 133 78 60 14 43 109 350 602
Palu 54 37 69 45 56 86 69 57 53 46 50 54
Manado 381 347 353 258 289 272 141 130 173 244 318 357
Jakarta 393 276 214 142 105 95 61 92 46 103 112 228
Surabaya 434 379 291 234 123 68 41 138 31 116 126 298
Kupang 756 897 535 193 49 23 19 53 10 19 215 572
Ambon 118 98 147 181 221 300 396 310 164 113 88 122
Biak 258 246 287 205 256 221 235 236 217 213 197 213
Merauke 232 207 232 230 96 36 33 21 27 40 68 169

Sumber: BMKG.

Analisis data curah hujan dari data global yang dilakukan Tim S-VII (Tien Andri)
memperoleh peta isohyet yang menunjukkan bahwa di wilayah Indonesia terdapat
lima daerah hujan, yakni :
(a) Daerah di sekitar laut Cina Selatan termasuk Sumatra sebelah utara dan timur
Bukit Barisan, Kalimantan Barat dan Selatan, Jawa barat bagian utara, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Daerah-daerah tersebut menjadi daerah banyak hujan dalam bulan
Nopember sampai Januari.
(b) daerah sekitar lutan India, termasuk Sumatra di bagian barat dari Bukit Barisan,
Jawa Barat bagian barat-daya. Daerah tersebut hampir sepanjang tahun menjadi
daerah banyak hujan.
(c) Daerah kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, mempunyai
maksimum sangat tinggi dalam bulan Desember Februari.
(d) Daerah Maluku bagian tengah dan Irian Jaya bagian utara dengan curah hujan
banyak dalam bulan Juli sampai September.
(e) Daerah Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian selatan yang berdekatan
dengan Australia Utara dengan curah hujan banyak dalam bulan Desember sampai
Maret.

Selama monsun barat, PPAT terdapat di kawasan Indonesia, sedangkan dalam musim
timur berada di luar sebelah utara. Mulai masuk Indonesia sekitar bulan Nopember
dan gerak umumnya dari utara ke selatan sampai bulan Januari, kemudian kembali ke
utara; tetapi gerak hariannya tidak tetap; ada kalanya hari ini ke utara besoknya ke
selatan dan sebaliknya. Namun demikian PPAT tidak selalu berimpit dengan daerah
awan atau daerah hujan.

2) Indikasi (aktivitas).
Kadar monsun dan juga musim di Indonesia tidak tetap, melainkan berfluktuasi
dengan berbagai variasi intra musiman (intraseasonal) sampai antar tahunan
(interannual) sebagai akibat dari adanya berbagai gangguan dari sistem peredaran
lain. Dalam skala variasi intra musiman berbagai fenomena yang mempunyai kaitan
cukup berarti adalah : seruak monsun (monsoon surge), alir lintas ekuator (cross
equatorial flow), Pias Pumpun Antartropik = PPAT , pusaran (vortice), dan lembang
tropik (tropical depression).

Pemanasan musiman di atas Kalimantan yang ditutupi hutan hujan tropis mempunyai
peran penting dalam kaitannya dengan timbulnya monsun panas Asia (Murakamin T.
dan J. Matsumoto-1994 -GEWEX).

Monsun Asia dan Australia dalam skala planet memberi dampak berbeda di setiap
wilayah, berkenaan dengan kondisi wilayah yang bersangkutan. (GEWEX)
Salah satu dari fenomena monsun adalah dorongan yang menimbulkan arus besar
yang berlangsung dalam waktu pendek serupa dengan denyutan yang disebut seruak
monsun (monsoon surge). Dalam monsun Asia musim dingin dikenal dengan istilah
seruak dingin (cold surge) yang ditandai dengan naiknya tekanan udara dan
penurunan suhu dengan cepat, serta bertambahnya kecepatan angin. Observatorium
Meteorologi Hongkong, dan juga yang digunakan dalam analisis pendahuluhan
(quicklook analysis) MONEX 1078/1979 menggunakan kriteria bahwa seruak dingin
mencapai Hongkong apabila tekanan udara di Hongkong mencapai lebih tinggi dari
1030 hPa, dan penurunan suhu lebih dari 5 oC selama 24 jam. Dari kajian yang
dilakukan menyimpulkan bahwa keseringan timbulnya seruak dingin merupakan
indikator akan kadar monsun. Wirjohamidjojo S (1980), Hadi Suyono dan Widada S
(1999) menunjukkan adanya seruak dingin tersebut diikuti dengan bertambahnya
kecepatan angin di atas laut Cina Selatan ke arah selatan, dan bertambahnya hujan di
sekitar laut Jawa.
Baik dalam periode monsun Asia musim dingin maupun dalam periode monsun Asia
musim panas, di atas daerah khatulistiwa, khususnya di sekitar laut Cina Selatan,
sering terdapat angin yang seragam arahnya. Pada musim monsun Asia musim dingin
dari arah timur laut, dan pada musim monsun Asia musim panas dari arah tenggara
sampai selatan. Dalam keadaan demikian dikatakan terdapat alir lintas khatulistiwa
(Cross equatoril flow). Adanya alir lintas khatulistiwa dalam musim monsun dingin
Asia diikuti dengan banyak curah hujan di Indonesia (Wirjohamidjojo S 1980,
1982). Dengan menggunakan data ECMWF Hadi Suyono dan Widada S (1999)
menunjukkan hal yang sama, dan ditunjukkan pula bahwa alir lintas khatulistiwa
tersebut diikuti dengan perpindahan energi kinetik serta aliran dengan kepusaran nisbi
(relative vorticity) tinggi di atas laut Jawa. Di India alir lintas khatulistiwa dalam
monsun Asia musim panas digunakan untuk mengidentifikasi mulainya monsun
(Sikka D.R. dan William m. Gray 1981). Dalam monsun Australia musim dingin alir
lintas khatulistiwa dapat digunakan sebagai petunjuk kekuatan monsun Australia
tersebut (Shiyan tao dan Lonxun Chen 1987).
Fenomena berupa pusaran sering terjadi di laut Cina Selatan dan lautan India di
sebelah barat Sumatra, baik dalam periode musim monsun Asia musim panas maupun
dalam musim monsun Asia musim dingin.
(a) Di atas laut Cina Selatan dalam musim monsun monsun Asia musim dingin,
pusaran merupakan hasil interaksi antara massa udara maritim tropis Pasifik Barat dan
massa udara kontinental dingin; sedangkan dalam musim monsun Asia musim panas
pusaran merupakan hasil interaksi antara massa udara maritim tropik Pasifik Barat
dan massa udara khatulistiwa lautan India. Keduanya terbentuk dari pertemuan angin
baratan khatulistiwa kuat dan lebih kuat dibandingkan dengan angin timuran Pasifik.
Dalam musim monsun panas pusaran sering berupa kelanjutan dari siklon tropis
(tropical cyclone) dari Pasifik Barat.

Dalam musim monsun Asia musim dingin adanya pusaran menghalangi masuknya
sifat udara monsun ke wilayah Indonesia yang terletak di sebelah selatannya. Bila
pusaran di atas laut Cina Selatan terjadi dalam musim monsun Asia musim panas
dapat memperkuat alir lintas khatulistiwa ke utara, dan sebagai petunjuk kuatnya
monsun panas India atau kuatnya monsun dingin Australia, dan kuatnya musim
kemarau di Indonesia.
(b) Pusaran di lautan India di sebelah barat Sumatra juga dapat timbul dalam musim
monsun Asia musim dingin maupun dalam musim monsun Asia musim panas.
Kemunculannya bersamaan dengan palung khatulistiwa. Palung tersebut juga sebagai
sambungan dari palung tekanan rendah diantara dua tekanan besar di lautan India
barat dan timur. Pusaran tersebut hidupnya lebih permanen dan letaknya bergeser ke
utara dan ke selatan mengikut gerakan Pias Pumpun Antartropik (PPAT). Bila sering
timbul dalam musim monsun Asia musim panas, merupakan petunjuk lemahnya
monsun panas tersebut atau lemahnya monsun dingin Australia, dan diikuti dengan
musim kemarau yang basah di Indonesia. Sebaliknya bila monsun panas India kuat
diikuti dengan kuatnya monsun dingin Australia pusaran berkurang jumlahnya dan
diikuti dengan kemarau kering di Indonesia.

Lembang tropis di Australia Utara adalah salah satu komponen penting dari monsun
Australia. Musim lembang tropis tersebut adalah bulan Desember sampai Maret
(Mc.Bride J.L. 1987). Adanya lembang tropis tersebut menandai kuatnya monsun
panas Australia. Imbas dari lembang tropis berupa angin kencang dan hujan lebat
dapat dirasakan di kawasan Nusa Tenggara sampai Bali.

Garis geser angin (shearline) sering timbul dalam musim monsun panas maupun
dalam musim monsun dingin Asia, terutama dalam musim transisi bulan april dan
Nopember. Pada daerah geser angin terdapat usaran-pusaran kecil yang dapat
menimbulkan golakan dan awan-awan golakan dan banyak hujan. Palung khatulistiwa
timbul dalam keadaan tekanan udara di belahan bumi selatan dan utara hampir
seimbang.

Bila PPAT terdapat di utara khatulistiwa, daerah hujan terdapat di depan PPAT dekat
khatulistiwa; dan bila PPAT di sebelah selatan khatulistiwa dan terjadi arus lintas
khatulistiwa, daerah hujan ada didepan PPAT, sedangkan bila tidak disertai arus lintas
khatulistiwa daerah hujan ada di belakang PPAT menghadap khatulistiwa.

Palung udara atas terdapat pada paras 500 hPa atau di paras lebih tinggi. Letaknya
membujur ke arah selatan sampai mencapai di atas lintang 10 oLU dengan amplitudo
sekitar 10 derajat lintang. Palung tersebut bertindak sebagai pengendali timbulnya
seruak di lapisan bawah pada musim monsun Asia musim dingin.

Dari uraian seperti yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa :


Monsun di sekitar Indonesia mempunyai peran banyak dalam tatanan sistem cuaca
di Indonesia.
Indikasi aktivitas monnsun di sekitar Indonesia tersebut menjadi pula indikasi
aktivitas monsun Indonesia.
Pada dasarnya PPAT adalah daerah pumpunan yang dibentuk oleh aliran pasat dari
sistem antisiklonal; oleh karena itu udara bersifat mantap (stabel) dan terdapat
sungsangan (trade inversion). Pumpunan menjadi kuat dan mengalahkan sungsangan
apabila didorong oleh angin baratan khatulistiwa.
Karena sifat mantab tersebut maka terjadi proses lataan (advection). Oleh karena itu
peran lautan yang dilalui udara monsun sebagai sumber uap air menjadi sangat
penting.

Daftar Pustaka :
Asnani G.C. (1993). Tropikal Meteorology. Vol. I. Pp. 1-15. 822, Sindh Clony,
Aundh, Pune-411 007 India.
Berlage Jr. H.P. (1927). Monsoon-Current in the Java Sea and Its Entrances.
Verhandelingen no. 19. Koninklyk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te
Batavia.
Boerema J. (1926). Typen van den Regenval in Nederlandsh-Indie. Verhadelingen
no.18. Koninklyk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te Batavia.
Boerema J. (1934). Daily Forecast of Windforce on Java. Verhadelingen no.27.
Koninklyk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te Batavia.
Budyko M.I. (1974). Climate and Liufe. International Geophysics Series. Vol. 18.
BMG. (1983). Asean Compendium of Climate Statistics. BMG Jakarta.
Charney J. and Shukla J. (1977). Monsoon Dynamics, edited by Sir James Lighthill &
Prof. R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press.
Euwe (1949). Forecasting Rainfall in the Periods December January February and
April May June for Parts of Celebes and South Borneo. Verhandelingen no. 38.
Departemen van Verkeer, Energie en Mijwezen Meteorologische en Geophysische
Diennst.
Herizal & Nasrullah (2003). Studi Awal Klimatologi Radiasi Matahari di Kawasan
Tropik Ekuator - Bukit Kototabang, Sumatera Barat. Proc. Workshop Pemanfaatan
Informasi Iklim untuk Pertanian di Sumatra Barat, 12 14 Agustus 2003. BPPT-
BMG-LAPAN.
John I. Pariwono & Agus S. Atmadipoera, M. Sulchan Darmawan, Hideake Hase
(2003). Interaksi Laut-Atmosfir Di Perairan Ekuator Samudera Hindia Timur Pada
SkalaMusiman dan Harian . Proc. Workshop Pemanfaatan Informasi Iklim untuk
Pertanian di Sumatra Barat, 12 14 Agustus 2003. BPPT-BMG-LAPAN.
Soerjadi Wh dan Yunus S. Swarinoto (2010). Iklim Kawasan Indonesia (dari aspek
dinamik dan sinoptik) ISBN 978-979-1241-26-7. Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofsika (BMKG) Jakarta.

=========

Diposkan 24th December 2012 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

4.

Dec

24

MENGENALI MONSUN SEKITAR INDONESIA (BAGIAN KEDUA : MONSUN


ASIA TENGGARA DAN MONSUN AUSTRALIA)

Oleh
Soerjadi Wh

A. Monsun Asia Tenggara.


Berbeda dengan monsun di India, monsun Asia Tenggara yang dominan bagi
Indonesia adalah monsun timurlaut (northeast monsoon) atau monsun Asia musim
dingin (winter monsoon).atau monsun dingin Asia.

1) Klimatologi :
Monsun Asia musim panas di kawasan Asia Tenggara mulai di Thailan 13 Mei dan
terus bergerak ke utara sampai sekitar 33 LU sekitar 12 Juli, tetapi gerakannya tidak
teratur, dan kemudian adakalanya timbul cabang dan berkembang ke utara sampai 40
45 LU sampai akhir Juli. Dalam periode monsun panas di lautan Pasifik sebelah
timur Pilipina timbul siklon tropik.Monsun panas mulai melemah bulan Agustus.

Monsun Asia musim dingin berasal dari Asia tengah mencapai Cina mulai Oktober
sampai Nopember; kemudian terus bergerak ke arah selatan. Selama musim dingin
semua sistem angin dan tekanan adalah imbas dari perpindahan gelombang siklon
ekstratropik yang membawa hujan di Cina.

2) Indikasi (aktif)
(i) Anomali tekanan positip di Asia tengah,
(ii) Sering timbul seruak (surge),
(iii) Angin timur laut kuat di troposfer bawah dan angin tenggara kuat di lapisan atas (
200 hPa),
(iv) Punggung (ridge) di lapisan atas (500 mb) meluas ke selatan sampai mencapai di
atas 10 LU

B. Monsun Autralia Utara.


1). Klimatologi.
Monsun memberi banyak hujan dalam musim panas, dan kering dalam musim dingin
di Australia. Awal monsun didefinisikan dengan saat pertama kali sesudah 1
Nopember, empat atau lebih dari 6 stasiun di sekitar Darwin mencatat curah hujan
lebih dari 19(n+1) mm (n = banyaknya hari sesudah 1 Nopember) (Troup 1961).

Awal monsun juga didefinisikan dengan angin pada paras angin landaian (gradient
wind, sekitar 0,9 km), yakni ketika Darwin mencatat angin barat terus-menerus
dengan komponen zonal lebih dari 5,15(n+1) mpd. (n = banyaknya hari setelah 1
Nopember).

Nichols (1982) mendefinisikan awal monsun basah dengan indeks yang dibuat
berdasarkan curah hujan kumulatip di bandar udara Darwin setelah tanggal 1 Agustus.
Indeks tersebut adalah 10; 50; 100; 250; dan 500 mm, yang masing-masing terjadi
rata-rata tanggal 4 Oktober; 26 Oktober; 11 Nopemeber; 6 Desember; dan 1 Januari.

Dengan kriteria Troup dan Nichols tersebut diperoleh bahwa 30% curah hujan jatuh
sebelum awal musim dengan kriteria angin.

Lebih rinci Holan mengemukakan bahwa awal monsun tersebut ditandai dengan
terjadinya angin baratan di atas Darwin dan curah hujan rata-rata dari seluruh hari
antara Oktober sampai Nopember dari semua stasiun hujan di sekitar Darwin lebih
dari 7,5 mm/hari.

Dalam bulan Januari komponen baratan (westerly) pada paras 500 hPa mencapai 15
LS; di atasnya terdapat komponen timur.
Monsun berosilasi 30-50 harian. Dalam monsun terdapat banyak struktur skala meso,
(M.J. Manton dan J.L. McBride Recent Research on the Australian Monsoon 1994).
Curah hujan rata-rata musiman di Australia Utara berkorelasi kuat dengan anomali
angin zonal, baik pada paras bawah (850 hPa) maupun pada paras atas (150 hPa).
(dikutip dari Holton 1986).
Daerah golakan skala sinoptip di daerah Monsun Australia dipacu oleh gerakan
longitudinal (arah barat-timur), sedangkan di daerah Monsun India aktivitas golakan
bersamaan dengan gerak PPAT (Pias Pumpun Antartropik = Intertropical
Convergence Zone PPAT). (dikutib dari Shika dan Gadgil-1980).
Moda Rossby yang terperangkap di khatulistiwa menimbulkan angin baratan di
lapisan bawah di bagian barat dari daerah pelepas energi pendam skala besar,
sedangkan moda Kelvin yang timbul di bagian timur menghasilkan angin timuran di
lapisan bawah Pasifik Tropis (dikutip dari Hendon 11988, Chen at. al. 1989,
Mqatsumo 1966, Webster 1972, Gill 1980).
Lembang tropis (tropical depression) sampai siklon tropis (disebut willy willy) sering
timbul di timurlaut Australia (umumnya bulan Nopember sampai Maret).

2). Indikasi (aktif):

1. Terdapat golakan kuat di Australia Utara dan Barat laut,


2. Pusaran timbul di sekitar 20 LS 120 BT,
3. Dipicu oleh seruak dingin (cold surge) dari Laut Cina Selatan (monsun dingin
Asia),

4. Sering timbul seruak angin selatan di sepanjang pantai barat Autralia

Reff.
Soerjadi Wh dan Yunus S. Swarinoto (2010). Iklim Kawasan Indonesia (dari aspek
dinamik dan sinoptik) ISBN 978-979-1241-26-7. Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofsika (BMKG) Jakarta.

Diposkan 24th December 2012 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

5.

Dec

24

MENGENALI MONSUN SEKITAR INDONESIA (BAGIAN KESATU


MONSUN ASIA SELATAN)

Oleh
Soerjadi Wh
Iklim di Indonesia dikendalikan oleh berbagai faktor. Yang paling dominan adalah
monsun, massa udara, dan Pias Pumpun Antartropik.(PPAT).

Monsun
Kawasan Indonesia memang bukan sumber monsun; tetapi terletak dalam daerah
kekuasaan monsun, yakni monsun Asia Selatan, monsun Asia Tenggara, dan monsun
Australia. Ketiganya saling berinteraksi membentuk sistem monsunal Indonesia.
Misalnya, pada waktu Asia musim dingin di sebagian besar Indonesia terjadi musim
angin barat (musim barat), dan sebagian kecil di bagian barat terjadi musim angin
timurlaut (musim timurlaut). Pada waktu Asia musim panas, di sebagian besar
Indonesia terjadi musim angin timurtenggara (musim timur), dan sebagian kecil di
bagian barat terjadi musim angin baratdaya (musim baratdaya). Musim barat
umumnya disertai dengan banyak hujan, sehingga musim barat diidentikkan dengan
musim hujan; sebaliknya musim timur disertai dengan sedikit hujan dan diidentikkan
dengan musim kemarau.

a. Monsun Asia Selatan (monsun India).


Di India, monsun yang populer adalah monsun barat daya (southwest monsoon)
atau monsun Asia musim panas (summer monsoon); dikenal pula istilah monsun
panas Asia, karena banyak memberi hujan dan variasinya besar. Berbagai sifat
monsun Asia musim panas adalah :

1) Klimatologi :
Dari peta sinoptik harian diatas India terdapat palung tekanan
rendah di troposfer bawah yang dikenal dengan palung dekat katulistiwa (near
equatorial trough) atau palung khatulistiwa (equatorial trough). Di sekitar palung
merupakan daerah yang banyak hujan. Letak palung khatulistiwa bergeser ke utara
dan ke selatan mengikut musim. Dalam bulan Juni sampai September palung tekanan
rendah tersebut sangat kuat dan berimpit dengan PPAT. Dalam bulan Oktober sampai
Mei sulit dibedakan dengan PPAT, sedangkan dalam bulan Nopember sampai April
palung tersebut berpisah dengan PPAT karena letak PPAT jauh ke selatan
khatulistiwa. Awal munculnya PPAT digunakan sebagai kriteria awal monsun dan
juga digunakan sebagai awal dari musim hujan.
Menjelang datangnya monsun (dalam bulan April-Mei) badaiguntur banyak terjadi di
India, kemudian berkurang selama monsun berlangsung,
Awal monsun baratdaya ( southwest monsoon) di suatu tempat ditandai dengan :

(i) PPAT berada di tempat tersebut,


(ii) PPAT bergerak terus ke utara dan tidak kembali
(iii) Datangnya PPAT ditandai dengan :

Angin baratan (westerly) di sebelah selatan PPAT dengan kecepatan sekitar 20 knot;
tebal lapisan angin baratan sampai 6 km dari permukaan laut,
Palung khatulistiwa berimpit dengan PPAT,
Terjadi hujan lebat dan badaiguntur,

(iv) Pada pertengahan bulan Mei hujan monsun mulai di teluk Benggala, selatan
Miyanmar, dan Indo-China (Vietnam).

(v) Monsun mencapai pantai barat India pada 30 Mei, kemudian terus bergerak ke
utara, dan antara 1 Juni sampai 1 Juli meliputi hampir seluruh India.

(vi) Rata-rata monsun mulai 30 Mei, dengan simpangan 8,2 hari


Surutnya monsun baratdaya di suatu tempat ditandai dengan :

(i) PPAT mulai bergerak ke selatan, berawal dari akhir bulan Agustus, mulai dari
utara dan sekitar tanggal 15 Oktober monsun timurlaut berakhir di semua tempat.
Tetapi di ujung selatan semenanjung daratan India hujan masih ada meskipun bukan
kaitannya dengan PPAT melainkan berkaitan dengan palung khatulistiwa.
(ii) Sering disertai kilat dan guntur.
(iii) Paling akhir monsun baratdaya mulai 18 Juni (1972).

2) Indikasi aktivitas (monsun baratdaya).

(i) Awal monsun di Kerala ditandai dengan timbulnya angin timuran di Aden pada
ketinggian 200 hPa lima sampai enambelas hari sebelumnya, (Sutclift dan Banon
1954, dikutip Asnani),
(ii) Anomali positip suhu pada 300 hPa di India Utara dalam bulan Mei menandai
majunya awal monsun, sebaliknya anomali negatip menandai mudurnya awal monsun
(Rai Sarcar dan Patil-1961, dikutip Asnani),
(iii) Dalam tahun awal monsun maju peredaran atmosfer pada paras 50 hPa tidak
banyak berbentuk sel-sel; sebaliknya pada tahun awal monsun mundur, Ramaswamy
1965-dikutip Asnani),
(iv) Juga ditunjukkan oleh Ramaswamy-1971 bahwa dalam tahun awal monsun
mundur, terdapat anomali positip angin baratan pada paras 500 hPa, Bila awal
monsun normal atau mundur, ditandai dengan melemahnya angin baratan secara
mendadak (cepat) pada troposfer, sebaliknya bila awal monsun maju.
(v) Monsum umumnya ditandai dengan angin baratdaya yang kuat di troposfer bawah
dan angin timuran kuat (jet) di troposfer atas,

Monsun kuat ditandai dengan


(i). Tekanan rendah bahang (heat low) kuat di Asia tengah,
(ii). Hujan banyak di pantai barat,

Monsun lemah ditandai dengan:


(i) Banyak hujan di Bangladesh dan sering timbul lembangan (depression) di teluk
Benggala. Lembangan di teluk Benggala umumnya timbul dalam bulan Juni sampai
September dengan paling banyak terjadi di bulan Agustus.
(ii) Aktivitas monsun tidak terus menerus, melainkan berosilasi sekitar dua mingguan
dan 30-50 harian.

3) Model
Model prediksi sudah banyak digunakan, baik dinamik maupun statistik. Dalam
menggunakan metode statistik curah hujan selama monsun dikorelasikan dengan
banyak parameter, seperti misalnya yang digunakan oleh Thapliyal (1991) dengan 7
parameter:

R = Co + Ci Xi
i=1

dengan R = curah hujan monsun dalam cm, X1 = posisi ridge subtropik 500 hPa
sepanjang 75 BT bulan April, X2 = suhu minimum di pantai timur bulan Maret, X3 =
suhu minimum India Utara bulan Maret, X4 = SML sepanjang pantai Peru dan
Equador bulan Agustus sebelumnya, X5 = tekanan udara belahan bumi utara bulan
januari sampai April, X6 = Kecenderungan perubahan SML pantai Peru dan Equador
bulan Januarai sampai Maret, X7 = tekanan Darwin selama musim dingin, C
konstanta, dengan Co = -1,66; C1= 27,34; C2= 65,66; C3= -2,44; C4= 4,23; C5=
1,21; C6= 2,02; dan C7= -13,29.

Kini dikembangkan lagi menjadi 16 parameter

Note : Bila monsun panas (southwest monsoon India) kuat dan banyak hujan di pantai
barat India, musim kemarau di Indonesia mundur dan kering; sebaliknya apabila
southwest monsoon lemah.

Naskah lengkapnya : Soerjadi Wh dan Yunus S. Swarinoto (2010). Iklim Kawasan


Indonesia (dari aspek Dinamik dan Sinoptik). ISBN 978-979-1241-26-7. BMKG

==========

Diposkan 24th December 2012 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

6.

Oct

12

Tips Melacak seruak dingin (cold surge)


Monsun Dingin Asia.

oleh: Soerjadi Wh.

Penjelasan Umum.
Dampak Seruak Dingin
Teknik Melacak Seruak Dingin

1. Penjelasan Umum.
Dalam musim dingin Asia sering terjadilataan massa udara dingin yang kuat yang
dikenal sepertidatangnya gelombang secara berkala dan bersamaan dengan
gelombang angin baratan di kawasan AsiaTengah. Gelombang tersebut dapat sampai
di atas Laut Cina Selatan. Adanyaseruak dingin dikenali dari arah dan kecepatan
angin dan perubahan suhu yangsangat mencolok. Di Hongkong adanya seruak dingin
ditengarai dengan penurunansuhu mencapai lebih dari 5 oC dan
pertambahankecepatan angin lebih dari 10 knot dalam waktu 24 jam. Di atas Laut
CinaSelatan datangnya seruak dingin ditengarai dengan bertambahnya kecepatan
angintimurlaut lebih dari 5 knot dalam waktu 24 jam, dan kecepatan angin lebih
dari15 knot.

2. Dampak Seruak Dingin.


Seruak dingin bergerak ke timur dan ke arahtenggara dan dapat mencapai diatas Laut
Cina Selatan bagian selatan sekitar 72jam dari awal timbulnya di Asia tengah. Udara
dingin yang melata tersebutbersifat massa udara benua yang dingin dan mantap
(stable). Bila melata di atas laut Cina Selatan yanghangat udara dingin tersebut
mengembun dan membentuk awan jenis Cumulus danStratokumulus yang tidak tinggi
dan jenis Altostratus. Di atas awanAltostratus cerah tak ada awan. Daerahawan dapat
sangat luas. Bila bersamaan dengan datangnya perenggan atau palungdi sebelah utara,
atau palung udara atas (upper trough pada 200 hPa) kelompok awan tersebut dapat
terorganisasimenjadi pusaran. Bila pusaran terbentuk menghambat penjalaran seruak
ke selatansehingga di kawasan Indonesia di sebelah selatannya awan berkurang.
Sebalinya ,apabila tidak ada gangguan sehingga seruak dingin dpat mencapai lebih ke
selatan, di arah selatankhatulistiwa dapat banyak awan dan hujan.

3. Teknik Melacak Seruak Dingin.


Untuk melacak seruak dingin paling sedikitdiperlukan analisis peta tekanan (isobar)
dan isalobar, peta anginpermukaan danudara atas 850 hPa sampai 200 hPa,
Awal adanya surge di tengarai denganTekanan di 30 oLU dan 110 oBT lebih dari
1030 hPa dan landaian tekanan keselatan lebih dari 10 hPa/10 derajat lintang.
Selanjutnya urutan langkahnyasbb.
a. Hitung rP=P30LU P20LU. Bila rP< 10 hPa - tidak ada seruak, maka
pelacakandihentikan. Bila rP10 hPa lanjutkan ke b.
b. Hitung selisih suhu saat ini To dan suhu 24 jam sebelumnya (T-24) : rT= To T-
24.
Bila rT< 5 oC dikatakan tidak ada serua. Pelacakan dihentikan.
Bila rT5 oC, dikatakan ada seruak dingin. Lanjutkan pelacakan ke c.
c. Hitung selisih komponen utara kecepatan angin permukaan ataudibawah 850 hPa ,
pada daerah 20 LU dan15 LU (U) dan selisih keecepatan U saatini dan 24 jam
sebelumnya, rU= Uo U24
Bila U < 15 knot dan rU< 5 knot, seruak tidak sampai di 15 LU. Lacakan bias
dihentikan.
Bila U 15 knot dan rU15 knot, lanjutkan pelacakan lebih ke selatan (d).
d. Hitung selisih komponen utara kecepatan angin permukaan ataudibawah 850 hPa ,
pada daerah 15 LU dan10 LU (U) dan selisih keecepatan U saatini dan 24 jam
sebelumnya, rU= Uo U24
Bila U < 15 knot dan rU< 5 knot, seruak tidak sampai di 10 LU. Maka lacakan dapat
dihentikan.
Bila U 15 knot dan rU15 knot, lanjutkan pelcakan lebih ke selatan (e).
e. Hitung selisih komponen utara kecepatan angin permukaan ataudibawah 850 hPa ,
pada daerah 10 LU dan 5LU (U) dan selisih keecepatan U saat inidan 48 jam
sebelumnya, rU= Uo U48
Bila U < 15 knot dan rU< 5 knot, seruak tidak sampai di 5 LU. Maka lacakan dapat
dihentikan.
Bila U 15 knot dan rU15 knot, lanjutkan pelacakan (f).

f. Cek arah angin permukaan sampai 850 hPa pada sepanjang khatulistiwadari 90 BT
sampai 115 BT. Bila arahnyadari timurlaut terdapat di utara sampai di sebelah selatan
khatulistiwa .
Bila arah angi dari tiurlaut hanya ada di sebelah utara khatulistiwadikatakan tidak
ada alir lintas khatulistiwa; maka kemungkinan besar terjadipusaran bila di sebelah
utara laut cina Selatan bagian selatan terdapatperenggan (front) atau palung
khatulistiwa pada paras 850 hPa. Perhatian diarahkan kepada proses
pembentukanpusaran.
Biladaerah angin timur laut meluas sampai di sebelah selatan khatulistiwa
dikatakanada alir lintas khatulistiwa (cross equatorial flow) , maka
selanjutnyaperhatian kepada PPAT (Pias Pumpun Antartropik ITCZ). (lihat butir 2
Dampak Seruak Dingin).

Bahan rujukan :
EGUCHI.j.(1996). Rainfall Distributions and Air Stream Over Indonesia. Gegraph.
ReviewJapan 56. Page 151 170.
HARDJAWINATAdan MUHARJOTO (1980). On The Onset of the Monsoon and
Season in Indonesia. Int.Conf. on the Scientific Results of Monsoon Experiment
(MONEX) WMO BaliOct.1981.
HADI SUYONOdan WIDODO s. (1999). Studi Tentang Pola Sirkulasi Meridional
Pada SaatBerlangsungnya Seruak Dingin. Buletin Met. Dan Geof. ISBN 0215-1952
Maret 1999.BMG Jakarta.
WMO (1981).Int. Nat, Conf. on Early Results of FGGE and large Scale Aspects of its
MonsoonExperiments.Talahassee, Florida.
SORJADI Wh,A. PARWANDANI, TIEN s> bimawati (--).Problema Monsun Bagi
Cuaca dan Musim di Indonesia. KPDA Tim BPPT>
WIRJOHAMIDJOJOS.(1982). The Main Synoptic Feature and the Relation to the
Distribution ofRainfall Over Java Sea and its Sorrounding. During Winter MoNEX
Perod. WMO Int.Conf. of Scientific Results MONEX. Bali Oct. 1981.

Diposkan 12th October 2012 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

7.

Jan
10

SERBA-SERBI CUACA DAN IKLIM


INDONESIA (Bagian Keempat)
PIAS PUMPUN ANTARTROPIK (PPAT)
Oleh
Soerjadi Wh.

Seperti halnya monsun, Pias Pumpun Antartropik (PPAT) juga sudah lama dikenal.
Dahulu dikenal dengan nama Intertropical Front (ITF). Pengenalan tentang PPAT
diawali pandangan bahwa dalam skala besar di khawasan tropik terdapat daerah
pertemuan antara dua peredaran antisiklonal utara dan selatan. Batas antara kedua
peredaran tersebut dikenal dengan nama ekuator meteorologi. Diserupakan dengan
sistem tekanan di kawasan lintang tengah dan lintang tinggi, maka ekuator
meteorologi dipandang sebagai palung (trough) yang membagi troposfer menjadi dua
belahan bumi (hemisfer) meteorologi. Oleh karena itu ekuator meteorologi dikenal
juga dengan nama diskontinuitas antartropik, atau perenggan antartropik
(Intertropical Front = ITF), atau perenggan monsun, atau palung monsun.

Dari penelitian dan pengalaman dalam pengamatan ternyata bahwa sifat


diskontinuitas dan sifat perenggan tidak jelas dalam ekuator meteorologi tersebut.
Oleh karena itu sebutan diskontinuitas antartropik, perenggan antartropik, dan
perenggan monsun tidak popular lagi. Simpson (1965) mengggunakan nama
Intertropical Convergence Zone (ITCZ); alih bahasa istilah Indonesianya Pias
Pumpun Antartropik (PPAT) (kamus istilah Hidrometeorologi).
Mengapa diberi nama ITCZ atau PPAT ?
Simpson pertama kali mengemukakan bahwa dalam analisis medan angin di kawasan
tropik terdapat pumpunan angin pasat dari belahan bumi selatan dan dari bumi utara
dan tempat diskontinuitas (perubahan arah dan atau kecepatan) angin. Dalam
perkembangannya, dengan makin banyak pengamatan memberi petunjuk bahwa
untuk mencirikan PPAT perlu disesuaikan dengan skala pembicaraan.
Dalam skala global PPAT dicirikan dengan :
Sebagai batas sel Hadley di arah khatulistiwa, namun bila sampai batas paling jauh
dari khatulistiwa tidak lagi selalu sebagai pertemuan massa udara dari kedua belahan
bumi,
Geraknya ke selatan utara mengikut pergerakan matahari, mencapai paling utara
pada bulan Juli dan mencapai paling selatan dalam bulan Januari.
Posisinya pada belahan bumi yang sedang dalam musim panas; tetapi di atas lautan
Atlantik dan Pasifik hampir sepanjang tahun terdapat di belahan bumi utara dan
pergeserannya kecil. Hal tersebut karena tekanan tingggi subtropik selatan di kawasan
tersebut lebih mantap.
Pergeseran tahunan yang paling besar terdapat pada bagian di atas Asia selatan
Lautan India. Besarnya pergeseran tersebut karena berkaitan dengan monsun.
Di atas lautan luas letaknya hampir berimpit dengan daerah suhu muka laut paling
tinggi,

Gb. 1. Posisi PPAT paling utara (atas) dan paling selatan


(bawah) (Mints Dean)
Dalam skala planeter dan sinoptik dicirikan dengan :
PPAT adalah daerah pumpunan angin di troposfer paling bawah,
PPAT adalah daerah pertemuan antara dua peredaran antisiklonal utara dan selatan.
Dalam perjalannya sehari-hari posisi PPAT tidak tetap dan tidak tepat di
khatulistiwa atau sejajar garis lintang geografi,
Pergeseran tahunan tidak sama di setiap tempat, dan gerakan setiap harinya tidak
tetap dalam satu arah; pada suatu saat bergerak ke utara, pada saat berikutnya dapat
terus ke utara atau berbalik ke selatan,
Pada PPAT udara cenderung bergerak ke atas, sehingga di daerah pias tersebut
terdapat banyak awan golakan dan hujan,
PPAT terletak di kawasan monsun.

Gb. 2. PPAT dan angin (atas) dan sistem tekanan


ketika monsoon aktif bulan Desember

Dalam skala meso dicirikan dengan :


Dapat berupa pertemuan angin pasat, dapat berupa pertemuan peredaran monsun,
dapat berupa palung dekat khatulistiwa atau garis geser angin (windshear line)
Tidak selalu berimpit dengan daerah padat awan.
Gerak hariannya tidak teratur.
Tidak berupa pias atau lajur yang bersinambungan melainkan dapat terputus.-putus.
Bila sebagai pertemuan pasat (di bagian timur Indonesia), disekitar PPAT terdapat
sungsangan pasat yang makin mendekati PPAT sungsangan berkurang dan terdapat
golakan yang lebih besar (Wayne H Schubert etal.-1995)
Dalam Journal Atmospheric Science. American Meteorological Soc. Vol. 52. Number
16. 15 August 1995. pp 2941 2952, Wayne H. Schubert etal. (1995) mengemukakan
bahwa :

In schematic north-south cross sections the trade inversion layer is


often depicted as sloping upward as air flows toward the intertropical
convergence zone.
The stronger inversion to be somewhat lower and near 850 mb (
1500 m),

(Note : ke arah ITCZ terdapat golakan makin besar).


Bagaimana PPAT di kawasan Indonesia?
Di kawasan Indonesia:
PPAT berada di kawasan Indonesia dari bulan Oktober sampai April. Jadi dalam
musim hujan pada umumnya.
Tidak merupakan pertemuan aliran antisiklonal utara dan selatan yang sama,
Pergeseran umumnya dari utara ke selatan, namun daerah awan berkembang dari
barat ke timur,
Aktivitasnya berbeda sesuai dengan massa udara dan kondisi setempat.
Posisi aktif di belakang gerak matahari pada waktu matahari bergeser ke selatan, dan
di depan matahari pada waktu matahari bergeser ke utara.
a. Di bagian barat (Sumatra bagian barat sampai NAD).
PPAT terdapat diantara massa udara monsun timurlaut sebagai kepanjangan dari
monsun dingin Asia Tenggara, massa udara lautan India utara sebagai kepanjangan
dari monsun Asia Selatan, dan massa udara dari lautan India Selatan sebagai
kepanjangan pasat belahan bumi selatan.
Pada waktu musim dingin Asia, PPAT memasuki wilayah ini dari utara mulai bulan
Oktober sampai Desember, selanjutnya bergerak ke selatan menjauhi khatulistiwa.
Dalam bulan Januari sampai Maret PPAT sering tidak jelas karena berbaur dengan
palung dekat khatulistiwa ; kadang-kadang terlihat dua daerah lajur awan dari garis
geser angin.
Bila terdapat dua garis geser angin, diantara garis tersebut adalah lajur baratan
khatulistiwa. Letaknya berubah-ubah sehingga angin permukaan di suatu tempat juga
berubah-ubah dari tenggara dan dari baratlaut. Berikut saya kutib hasil analisis yang
dilakukan A. Sulaiman dan Wasito Hadi (2003).

Gb.3. Diagram stik angin permukaan pada 2S,90E dalam deret waktu (harian)selama
312 hari mulai dari 23 Oktober 2001 sampai 28 Agustus 2002. (Sulaiman dan Wasito
Hadi (2003)
Setelah mencapai paling jauh di selatan khatulistiwa, kemudian kembali ke utara dan
dilanjutkan dengan aktifnya monsun baratdaya (Asia Summer Monsoon) mulai bulan
Mei. Setelah itu PPAT bergerak ke utara keluar dari wilayah Indonesia, dan kemudian
angin baratdaya bertiup mantap di hampir seluruh wilayah tersebut .
b. Di bagian tengah (Riau sampai Sulawesi),
Di bagian tengah tersebut PPAT merupakan pertemuan angin pasat Pasifik Barat
setelah termodifikasi di laut Cina Selatan dan berbelok ketimur ketika mendekati dan
sampai melewati khatulistiwa, dengan angin pasat dari selatan setelah berbelok kearah
timur.
Daerah golakan tidak tepat di atas PPAT melainkan di atas garis geser angin
(shearline) di depan dan dibelakang (sebelah menyebelah) PPAT. Bila terjadi arus
lintas khatulistiwa (cross equatorial flow) daerah golakan aktif yang di depan atau di
samping selatan PPAT.
Pergeseran ke selatan tidak sama; di bagian timur lebih besar karena berkaitan erat
dengan tekanan rendah Australia Utara.
Letak Sulawesi Selatan yang membujur ke selatan dan bukit-bukit di sepanjang
semenanjung tersebut mempunyai andil besar kepada aktivitas PPAT di kawasan
tersebut.
c. Di bagian selatan ( Nusa Tenggara sampai Merauke)
PPAT berada di kawasan selatan tersebut dari Januari sampai Maret yang terbentuk
dari angin barat daya yang berasal dari daerah tekanan tinggi di Lautan India bagian
timur sebelah barat Australia dan angin timur laut dari daerah tekanan tinggi di
Pasifik Barat yang membelok ke timur setelah melintasi khatulistiwa.
PPAT sering masuk ke dalam lembang tropis (tropical depression) di teluk
Carpentaria di sebelah selatan pulau Timor dan di sebelah utara Australia.
Daerah awan dan hujan hampir berimpit dengan daerah PPAT.
Mendekati Papua bagian selatan Merauke, PPAT terbentuk oleh angin pasat belahan
bumi selatan dari sistem tekanan tinggi subtropik Pasifik Selatan Barat dan Pasifik
Utara Barat.
d. Di bagian timur (Maluku sampai Papua bagian utara).
Di kawasan bagian timur tersebut posisinya mudah berubah kadang-kadang agak ke
utara dan kadang-kadang membujur arah barat daya-timur laut melintasi pulau Papua.
Dalam peta analisis sering sulit dibedakan dengan garis geser angin (shearline).
Dalam waktu monsun dingin selatan PPAT menjauh ke utara, tetapi di kawasan
timur tersebut ditempati garis geser angin yang terbentuk dari angin pasat selatan
yang berbelok ketimur pada waktu mendekati khatulistiwa. Oleh karena itu dalam
bulan Juli September banyak awan dan hujan di kawasan tersebut.
Bagaimana hubungan PPAT dan monsun?
Jadi, kalau monsun membawa hujan di Indonesia dan yang banyak orang mengatakan
sebagai musim hujan dalam bulan Oktober sampai April, dan PPAT di Indonesia juga
dari bulan Oktober sampai April, apakah monsun sama dengan PPAT ? Tentunya
tidak, tetapi PPAT dapat digunakan sebagai indikator aktivitas monsun; atau
sebaliknya aktivitas monsun menentukan keberadaan dan kondisi PPAT. Namun
demikian perlu diingat bahwa PPAT di bagian-bagian daerah Indonesia dibentuk oleh
sistem angin yang berbeda.
Bahan rujukan.
Asnani G.C. (1993). Tropikal Meteorology. Vol. I. Pp. 1-15. 822, Sindh Clony,
Aundh, Pune-411 007 India.
Berlage Jr. H.P. (1927). Monsoon-Current in the Java Sea and Its Entrances.
Verhandelingen no. 19. Koninklyk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te
Batavia.
BMG. (2003). Laporan Akhir Pemutakhiran rata-Rata Curah Hujan di Indonesia
Periode 1971 2000. BMG Jakarta.
BMG. (1983). Asean Compendium of Climate Statistics. BMG Jakarta.
Charney J. and Shukla J. (1977). Monsoon Dynamics, edited by Sir James Lighthill
& Prof. R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press.
Euwe (1949). Forecasting Rainfall in the Periods December January February and
April May June for Parts of Celebes and South Borneo. Verhandelingen no. 38.
Departemen van Verkeer, Energie en Mijwezen Meteorologische en Geophysische
Diennst.
Gibbs W.J. (1987). Defining Climate. WMO Bulletin no. 4 Vol. 36. Oct. 1987.
Gill Andrian E (192). Atmosphere Ocean Dynamics. Academic Press. Inc. N.Y.
Hadi Suyono dan Widada S. (1999). Studi Tentang Pola Sirkulasi Meridional Pada
Saat Berlangsungnya Seruak dingin. Buletin Meteorologi dan Geofisika ISSN 0215-
1952 Maret 1999. Badan Meteorologi dan Geofisika.
Hess W.N. (1974). Weather and Climate Modification. NOAA Environment
Research Laboratory.
John I. Pariwono & Agus S. Atmadipoera, M. Sulchan Darmawan, Hideake Hase
(2003). Interaksi Laut-Atmosfir Di Perairan Ekuator Samudera Hindia Timur Pada
SkalaMusiman dan Harian . Proc. Workshop Pemanfaatan Informasi Iklim untuk
Pertanian di Sumatra Barat, 12 14 Agustus 2003. BPPT-BMG-LAPAN.
Lansberg H.E. ( -----). World Survey of Klimatologi. Elsevier Scientific Publishing
Co. Vol.3.
Pant P.S. (1977 Monsoon Dynamics, edited by Sir James Lighthill & Prof.
R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press.
Philander S.Grorge (1990). El Nino, La Nina, and the Southern Oscillation.
Academic Press. Inc. N.Y.
Sadler J.C. and Lim J.T. (1977).. Monsoon Dynamics. edited by Sir James Lighthill
& Prof. R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press.
Schmidt F.H. and J. van der Vecht (1952). East Monsoon Fluctuations in Java and
Madura During the Period 1880 1940. Verhandelingen no. 43. Kementerian
Perhubungan, Djawatan Meteorologi dan Geofisik. Djakarta.
--------- (1992). WMO and the Ozone Issue. WMO no. 778.
Soehardi (1968). Menentukan Permulaan Musim Hudjan dan Permulaan Musim
Kemarau di daerah Surakarta dengan Menggunakan Teori de Boer. Kumpulan Naskah
Meteorologi dan Pertanian. Hari Meteorologi Sedunia 1968. Lembaga Meteorologi
dan Geofisika, Jakarta.
Soerjadi Wh, Antoyo S, Rosdiana, Umi farida (1981). Cuaca di daerah Sumatra dan
Jawa Barat Berkenaan dengan adanya Front/Palung di Belahan Bumi Utara dan
Selatan sekitar Indonesia. Temu Karya Ilmian Nasional FGGE-MONEX Dan
Ramalan Cuaca/Musim. 10-12 Agusstus 1981. Badan Meteorologi dan Geofisika,
Jakarta.
Soerjadi Wirjohamidjojo dkk (1994). Kamus Istilah Meteorologi. Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, Departemen pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Soerjadi Wirjohamidjojo (1981). The Main Synoptic Feature and the Relation to the
Distribution of Rainfall Over Java Sea and its Surroundings during Winter MONEX
Period. Proc. International Conf. On the Scientific Results of the Monsoon
Experiment. Denpasar, Bali, Indonesia 26-30 October 1981. WMO Geneva , March
1982.
Sukamso (1981). The Influence of the Cross Equatorial Flow and the Upper Trough
on Rainfall in Bali. Proc. International Conf. On the Scientific Results of the
Monsoon Experiment. Denpasar, Bali, Indonesia 26-30 October 1981. WMO Geneva
, March 1982.
Tetsuzo yasunari (1991). Role of Monsoon on Global Climate. The Third
International Symposiumon Equatorial Atmosphere Observation over Indonesia.
Jakarta (Grand Hyatt) 14 15 May 1991 ).
Trewartha, Glenn.T dan Horn L.H. ( 1980). An Introduction to Climate. Fift Edition.
International Student Edition.
Wayne H. Schubert etal. (1995). Journal Atmospheric Science. American
Meteorological Soc. Vol. 52. Number 16. 15 August 1995. pp 2941 2952
Wirjohamidjojo S. (1980). Hubungan antara Gelombang Dingin Asia dan Cuaca di
Indonesia. Balai DIKLAT Meteorologi dan Geofisika Jakarta.
Yamanaka M.D. (1998). Climatology of Indonesian Maritime Continent. RASC
Kyoto University. Japan.
-----------------

Diposkan 10th January 2011 oleh soerjadi wh

Lihat komentar

8.
Dec

23

SERBA-SERBI CUACA DAN IKLIM


INDONESIA (Bagian Ketiga) Monsun
Oleh
Soerjadi Wh.

MONSUN

Wajib. Dalam bagian pertama dan kedua monsun telah saya sebutkan meskipun hanya
dalam garis besarnya saja. Dalam bagian ketiga ini saya ulangi lagi dan kita bicarakan
lebih banyak. Mengapa diulangi ? Menyebut monsun hukumnya wajib bagi semua
pemeluk agama cuaca Indonesia.. Karena kalau berbicara cuaca di Indonesia tanpa
mengenang monsun rasanya sangat hambar.

Monsun. Monsun sudah lama dikenal, dan banyak yang mendefinisikannya dengan
berbagai criteria. Dalam buku Glossary of Meteorology. Asmerican Meteoorological
Soiciety- 1980 menyebutkan bahwa monsun adalah : A name for seasonal winds
(derived from Arabic mousim, a season). It was first applied to the winds over
Arabian sea, which blow for six months from northeast and six months from
southwest, but it has been extended to similar winds in other parts of the world. Even
in Europe the prevailing west to northwest winds of summer have been called the
European monsoon . The primary cause is the much greater annual variation of
temperature over large land areas compared with neighboring ocean sutface, causing
an excess of pressure over the continents in winter and deficit in summer, but other
factors such as the relief features of the land have considerable effect. The monsoons
are strongest on the southern and eastern sides of Asia, the largest land mass, but
monsoons also occur on the voasts of tropical regions wherever the planetary
circulation is not strong enough to inhibit them. They have been described in Spain,
northern Australia, Africa except the Mediteranean, Texas and the western coasts of
the United States and Chile. In India the term is popularly applied chiefly to the
southwest monsoon and, by extension, to the rains which it brings.
Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa mausam semula digunakan untuk menamai
angin di laut Arab yang dalam setahun bertiup bergantian arah, setengah tahun dari
arah timur-laut dan setengah tahun lainnya dari arah tenggara. Bergantinya tiupan
angin tersebut berkaitan dengan perbedaan panas yang terdapat di laut dan di daratan
luas sehingga timbul beda tekanan udara dengan di darat lebih tinggi dalam musim
dingin, dan lebih rendah dalam musim panas. Dari pengertian tersebut maka monsun
tidak terdapat di setiap daerah melainkan hanya di kawasan tertentu di kawasan tropik
yang kondisinya memenuhi syarat. Tetapi kini dalam kalangan meteorology, kata
monsun (yang dalam bahasa Inggris ditulis monsoon ) digunakan sebagai kata
istilah untuk nama dari angin dan fenomena-fenomena terkait yang setiap setengah
tahun bergantian. Dari pandangan bahwa monsun hanya fenomena bergantinya arah
angin saja dalam musim panas dan dalam musim dingin, seperti yang dikemukakan
oleh Hann (1908); Shick (1953; Khromov (1957); Kao dkk. (1962), maka istilah
monsun tersebut juga diberlakukan di kawasan lain; misalnya di Eropa yang disebut
monsun Eropa; sedangkan musim (yang dalam bahasa Inggris ditulis season)
bukan istilah melainkan kata yang mempunyai arti selang waktu yang selama itu
terdapat keadaan yang sangat sering terjadi. Misalnya musim dingin, adalah waktu
yang selama itu suhu udara selalu rendah; musim hujan, adalah waktu yang selama itu
banyak terjadi hujan. Jadi sama penggunaannya untuk misalnya musim duren yang
mempunyai arti pada waktu itu banyak buah duren, musim mangga, musim penyakit,
dll.
Ramage (1971) mengemukakan bahwa daerah monsun ditandai dengan (a) arah angin
utama berubah sekurang-kurangnya 120 derajat dari bulan januari dan Juli; (b) rata-
rata keseringan angin utama dalam bulan Januari dan Juli lebih dari 40%; (c)
sekurang-kurannya sebulan, rata-rata resultan angin dalam sebulan lebih dari
3m/detik; (d) sekurang-kurangnya satu siklon-antisiklon terjadi bergantian di daerah 5
derajat lintang dan bujur. Dengan kriteria yang dikemukakan Ramage tersebut maka
daerah antara 35 oLU dan 25 oLS serta antara 30 oBT dan 170 oBT adalah yang
memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai kawasan monsun. Dari banyak daerah
monsun, yang paling jelas adalah di Asia, Australia Utara, dan Afrika, yang masing-
masing dikenal dengan monsun Asia ( Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara),
monsun Australia Utara, monsun Afrika (Afrika Selatan, Afrika Barat, Afrika Timur),
dan monsun Australia.
Selain dengan criteria yang dikemukakan Ramage, kini daerah monsun juga
didefinisikan dengan menggunakan kiteria posisi Pias Pumpun Antartropik (PPAT).
Pias Pumpun Antartropik adalah lajur perbatasan antara daerah Antisiklonal Utara dan
Antisiklonal Selatan (Intertropical Covergence Zone = ITCZ). Digunakannya PPAT
sebagai criteria daerah monsun karena daerah yang dilewati PPAT selalu mengalami
perubahan arah angin yang memenuhi criteria Ramage tersebut. Dengan demikian
maka selain daerah yang telah disebutkan, maka daerah monsun lebih umum terletak
di kawasan antara tempat PPAT paling utara (dalam bulan Juli) dan tempat PPAT
paling selatan (dalam bulan Januari), termasuk daerah Pasifik timur, Amerika selatan,
dan Atlantik barat (tentang PPAT tersebut dibahas lebih rinci dalam bagian keempat).
Bila definisinya seperti yang telah disebutkan, maka Indonesia tentunya juga
mempunyai monsun. Kalau di India ada monsun baratdaya (southwest monsoon) dan
monsun timur laut (northeast monsoon), di Indonesia dikenal monsun barat dan
monsun timur meskipun ada sebagian daerah di kawasan Indonesia bagian barat yang
mearasakan adanya monsun baratdaya dan monsun timurlaut. Dalam tulisan ini saya
gunakan istilah monsunal Indonesia yakni sifat-sifat serupa monsun.
Sejak MONEX tahun 1978/79 diselenggarakan, sudah banyak yang diketahui sifat-
sifat fisis monsun, meskipun juga masih banyak lagi yang perlu digali. Tetsuzo
yasunari (Role of Monsoon on Global Climate) dalam the Third International
Symposiumon Equatorial Atmosphere Observation over Indonesia. Jakarta (Grand
Hyatt) 14 15 May 1991 ) menyebutkan antara lain, bahwa :
- Monsoon system may be considered as a heat engine using water as a fuel.
- Strongly suggest that the axisting monsoon and the ENSO shoud be understood as a
coupled ocean/land/atmosphere system over Eurasian continent through the Pacific.
- The Asian/Australian monsoon system is a typical manifestation of the coupled
ocean-land-atmosphere interaction between the largest continent and the largest ocean
on the earth, and that it has a dominant role on the global climate system and its
variability, fundamentally forced and maintained by the moist processes.
- Monsoon system seems to have a principal mode of biennial oscillation, based upon
the memory (heat storage) of the tropical Pacific Ocean.
- Monsoon system transmits climatic signals from the tropics (lower latitude) to
extratropics by means of the Rossby wave propagations forced by anomalous heating
in the tropics.
- Monsoon system is subjected to the anomalous mid-latitude westerly regimes by
means of land surface processes (snow cover, soil moisture etc.) over Eurasian
continent.
- Monsoon system has a great role on the global climate system as a modulator of
interannual variability of the system, by transmitting renewed initial conditions to,
and receiving renewed boundary conditions from, the more chaostic mid-latitude
westerly zone through the seasonal cycle.
- In this process, the water with its three states act as an energy source of the system
and, as a substance by which climatic informations are transferred.
Dalam The Third International Symposium on Equatorial Atmosphere Observation
over Indonesia di Jakarta (Grand Hyatt) 14 15 May 1991 ) juga, Akimasa Sumi
mengemukakan bahwa ::
- Monsoon is a dominant phenomena which exist in the tropics.
- Land-Ocean contrast in the tropics, which results in the monsoon phenomena, has a
strong influence on fixing the location of the convection.
Lain lagi, J.C. Sadler and J.T. Lim dalam bukunya (Monsoon Dynamics, edited by Sir
James Lighthill & Prof. R.P.Pearce, Cambridge Univ. Press. 1977), menuliskan
tentang berbagai indeks untuk mengidentifikasi monsun, antara lain :
a) a cross-equatorial meridional wind index for selected longitudinal bands to monitor
an outflow branch of summer monsoon area;
b) a zonal-average meridional wind index at equator to monitor interhemispheric
exchange;
c) a zonal-average meridional wind index at some intermediate latitude to monitor the
interaction between the tropics and higher latitude. This index should also be
maintained for subzones to monitor the preferred areas of strong interaction;
d) zonal wind indices at the equator for selected longitude bands to monitor the east-
west or Walker circulations.
Dari apa yang telah mereka kemukakan tersebut dapat kita fahami bahwa monsun
mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan sistem cuaca dalam berbagai skala,
baik skala kecil maupun skala besar.
Monsun di sekitar Indonesia. Kawasan Indonesia memang bukan sumber monsun;
tetapi terletak dalam daerah kekuasaan monsun, yakni monsun Asia Selatan, monsun
Asia Tenggara, dan monsun Australia. Ketiganya saling berinteraksi membentuk
sistem monsunal Indonesia. Misalnya, pada waktu Asia musim dingin di sebagian
besar Indonesia terjadi musim angin barat (musim barat), dan sebagian kecil di bagian
barat terjadi musim angin timurlaut (musim timurlaut); pada waktu Asia musim
panas, di sebagian besar Indonesia terjadi musim angin timurtenggara (musim
timur), dan sebagian kecil di bagian barat terjadi musim angin baratdaya (musim
baratdaya). Musim barat umumnya disertai dengan banyak hujan, sehingga musim
barat diidentikkan dengan musim hujan; sebaliknya musim timur disertai dengan
sedikit hujan dan diidentikkan dengan musim kemarau. Oleh karena itu untuk
membicarakan lebih lanjut tentang sifat monsunal Indonesia lebih dahulu kita simak
sejenak sifat-sifat monsun di sekitar Indonesia tersebut.
a. monsun Asia Selatan (monsun India). Di India, monsun yang populer adalah
monsun barat daya (southwest monsoon) atau monsun dalam musim panas Asia
(summer monsoon) karena banyak memberi hujan dan variasinya besar.
1) Klimatologi :
Dari peta sinoptik harian diatas India terdapat palung tekanan rendah di troposfer
bawah yang dikenal dengan palung dekat katulistiwa (Near Equatorial Trough) atau
palung khatulistiwa (Equatorial Trough). Di sekitar palung merupakan daerah yang
banyak hujan. Letak palung khatulistiwa bergeser ke utara dan ke selatan mengikut
musim. Dalam bulan Juni sampai September palung tekanan rendah tersebut sangat
kuat dan berimpit dengan Intertropical Convergence Zone (ITCZ). Dalam bulan
Oktober sampai Mei sulit dibedakan dengan ITCZ, sedangkan dalam bulan Nopember
sampai April palung tersebut berpisah dengan ITCZ karena letak ITCZ jauh ke selatan
khatulistiwa. Awal munculnya ITCZ digunakan sebagai criteria awal monsun dan
juga digunakan sebagai awal dari musim hujan.
Menjelang datangnya monsun ( dalam bulan April-Mei) badaiguntur banyak terjadi
di India, kemudian berkurang selama monsun berlangsung,
Awal monsun ( southwest monsoon) di suatu tempat ditandai dengan :
(i) ITCZ berada di tempat tersebut,
(ii) ITCZ bergerak terus ke utara dan tidak kembali,
(iii) Datangnya ITCZ ditandai dengan :
o Angin baratan (westerly) di sebelah selatan ITCZ dengan kecepatan sekitar 20 knot;
tebal lapisan angin baratan sampai 6 km dari permukaan laut,
o Palung khatulistiwa berimpit dengan ITCZ,
o Terjadi hujan lebat dan badaiguntur,
(iv) Pada pertengahan bulan Mei hujan monsun mulai di teluk Benggala, selatan
Miyanmar, dan Indo-China (Vietnam).
(v) Monsun mencapai pantai barat India pada 30 Mei, kemudian terus bergerak ke
utara, dan antara 1 Juni sampai 1 Juli meliputi hampir seluruh India.
(vi) Rata-rata monsun mulai 30 Mei, dengan simpangan 8,2 hari
Surutnya monsun ( southwest monsoon) di suatu tempat ditandai dengan :
(i) ITCZ mulai bergerak ke selatan, berawal dari akhir bulan Agustus, mulai dari utara
dan sekitar tanggal 15 Oktober monsun timurlaut berakhir di semua tempat. Tetapi di
ujung selatan semenanjung daratan India hujan masih ada meskipun bukan kaitannya
dengan ITCZ melainkan berkaitan dengan palung khatulistiwa.
(ii) Sering disertai dengan kilat dan guntur.
(iii) Paling akhir monsun baratdaya mulai 18 Juni (1972).
2) Indikasi aktivitas (monsun baratdaya).
Awal monsun di Kerala ditandai dengan timbulnya angin timuran di Aden pada
ketinggian 200 hPa lima sampai enambelas hari sebelumnya, (Sutclift dan Banon
1954, dikutip Asnani),
Anomali positip suhu pada 300 hPa di India Utara dalam bulan Mei menandai
majunya awal monsun, sebaliknya anomaly negatip menandai mudurnya awal
monsun (Rai Sarcar dan Patil-1961, dikutip Asnani),
Dalam tahun awal monsun maju peredaran atmosfer pada paras 50 hPa tidak banyak
berbentuk sel-sel; sebaliknya pada tahun awal monsun mundur, Ramaswamy 1965-
dikutip Asnani),
Juga ditunjukkan oleh Ramaswamy-1971 bahwa dalam tahun awal monsun mundur,
terdapat anomali positip angin baratan pada paras 500 hPa,
Bila awal monsun normal atau mundur, ditandai dengan melemahnya angin baratan
secara mendadak (cepat) pada troposfer, sebaliknya bila awal monsun maju,
Monsum umumnya ditandai dengan angin baratdaya yang kuat di troposfer bawah
dan angin timuran kuat (jet) di troposfer atas,
Monsun kuat ditandai dengan
q tekanan rendah bahang (heat low) kuat di Asia tengah,
q hujan banyak di pantai barat,
Monsun lemah ditandai dengan
q banyak hujan di Bangladesh dan sering timbul lembangan (depression) di teluk
Benggala. Lembangan di teluk Benggala umumnya timbul dalam bulan Juni sampai
September dengan paling banyak terjadi di bulan Agustus.
Aktivitas monsun tidak terus menerus, melainkan berosilasi sekitar dua mingguan
dan 30-50 harian.
Model prediksi sudah banyak digunakan, baik dinamik maupun statistik. Dalam
menggunakan metode statistik curah hujan selama monsun dikorelasikan dengan
banyak parameter, seperti misalnya yang digunakan oleh Thapliyal (1991) dengan 7
parameter:
7
R = C o + S C i Xi
i=1

dengan R = curah hujan monsun dalam cm,


X1 = posisi ridge subtropik 500 hPa sepanjang 75 BT bulan April,
X2 = suhu minimum di pantai timur bulan Maret,
X3 = suhu minimum India Utara bulan Maret,
X4 = SML sepanjang pantai Peru dan Equador bulan Agustus sebelumnya,
X5 = tekanan udara belahan bumi utara bulan januari sampai April,
X6 = Kecenderungan perubahan SML pantai Peru dan Equador bulan Januarai sampai
Maret,
X7 = tekanan Darwin selama musim dingin
C konstanta, dengan Co = -1,66; C1= 27,34; C2= 65,66; C3= -2,44; C4= 4,23;
C5= 1,21; C6= 2,02; dan C7= -13,29.
Kini dikembangkan lagi menjadi 16 parameter
Note : Bila monsun panas (southwest monsoon India) kuat dan banyak hujan di
pantai barat India, musim kemarau di Indonesia mundur dan kering; sebaliknya
bila southwest monsoon lemah.
b. monsun Asia Tenggara. Berbeda dengan monsun di India, monsun Asia Tenggara
yang dominan bagi Indonesia adalah monsun timurlaut (northeast monsoon) atau
monsun Asia musim dingin (winter monsoon).
1) Klimatologi :
Monsun panas di kawasan Asia Tenggara mulai di Thailan 13 Mei dan terus
bergerak ke utara sampai sekitar 33 LU sekitar 12 Juli, tetapi gerakannya tidak
teratur, dan kemudian adakalanya timbul cabang dan berkembang ke utara sampai 40
45 LU sampai akhir Juli.
Dalam periode monsun panas di lautan Pasifik sebelah timur Pilipina timbul siklon
tropik.
Monsun panas mulai melemah bulan Agustus.
Monsun dingin berasal dari Asia tengah mencapai Cina mulai Oktober sampai
Nopember; kemudian terus bergerak ke arah selatan. Selama musim dingin semua
sistem angin dan tekanan adalah imbas dari perpindahan gelombang siklon
ekstratropik yang membawa hujan di Cina.
2) Indikasi (aktif) monsun dingin Asia.
Anomali tekanan positip di Asia tengah,
Sering timbul seruak,
Angin timur laut kuat di troposfer bawah dan angin tenggara kuat di lapisan atas (
200 hPa),
Punggung (ridge) di lapisan atas (500 mb) meluas ke selatan sampai mencapai di
atas 10 LU
c. monsun Autralia Utara.
1) Klimatologi.
Monsun memberi banyak hujan dalam musim panas, dan kering dalam musim
dingin di Australia,
Awal monsun didefinisikan dengan saat pertama kali sesudah 1 Nopember, empat
atau lebih dari 6 stasiun di sekitar Darwin mencatat curah hujan lebih dari 19(n+1)
mm (n = banyaknya hari sesudah 1 Nopember) (Troup 1961).
Awal monsun juga didfinisikan dengan angin pada paras angin landaian (gradient
wind, sekitar 0,9 km), yakni ketika Darwin mencatat angin barat terus-menerus
dengan komponen zonal lebih dari 5,15(n+1) mpd. (n = banyaknya hari setelah 1
Nopember).
Nichols (1982) mendefinisikan awal monsun basah dengan indeks yang dibuat
berdasarkan curah hujan kumulatip di airport Darwin setelah tanggal 1 Agustus.
Indeks tersebut adalah 10; 50; 100; 250; dan 500 mm, yang masing-masing terjadi
rata-rata tanggal 4 Oktober; 26 Oktober; 11 Nopemeber; 6 Desember; dan 1 Januari.
Dengan criteria Troup dan Nichols tersebut diperoleh bahwa 30% curah hujan jatuh
sebelum awal musim dengan criteria angin.
Lebih rinci Holan mengemukakan bahwa awal monsun tersebut ditandai dengan
terjadinya angin baratan di atas Darwin dan curah hujan rata-rata dari seluruh hari
antara Oktober sampai Nopember dari semua stasiun hujan di sekitar Darwin lebih
dari 7,5 mm/hari.
Dalam bulan Januari komponen baratan (westerly) pada paras 500 hPa mencapai 15
LS; diatasnya terdapat komponen timur.
Monsun berosilasi 30-50 harian.
Dalam monsun terdapat banyak struktur skala meso, (M.J. Manton dan J.L. McBride
Recent Research on the Australian Monsoon 1994).
Curah hujan rata-rata musiman di Australia Utara berkorelasi kuat dengan anomaly
angin zonal, baik pada paras bawah (850 hPa) maupun pada paras atas (150 hPa).
(dikutip dari Holton 1986).
Daerah golakan skala sinoptip di Monsun Australia dipacu oleh gerakan longitudinal
(arah barat-timur), sedangkan di Monsun India aktivitas golakan bersamaan dengan
gerak PPAT (Pias Pumpun Antartropik = Intertropical Convergence Zone ITCZ).
(dikutib dari Shika dan Gadgil-1980).
Moda Rossby yang terperangkap di khatulistiwa menimbulkan angin baratan di
lapisan bawah di bagian barat dari daerah pelepas energi pendam skala besar,
sedangkan moda Kelvin yang timbul di bagian timur menghasilkan angin timuran di
lapisan bawah Pasifik Tropis (dikutip dari Hendon 11988, Chen at. al. 1989,
Mqatsumo 1966, Webster 1972, Gill 1980).
Lembang tropis (tropical depression) sampai siklontropis (disebut willy willy) sering
timbul di timurlaut Australia (umumnya bulan Nopember sampai Maret).
2) Indikasi (aktif):
Terdapat golakan kuat di Australia Utara dan Barat laut,
Pusaran timbul di sekitar 20 LS 120 BT,
Dipicu oleh seruak dingin (cold surge) dari Laut Cina Selatan (monsun dingin Asia),
Sering timbul seruak angin selatan di sepanjang pantai barat Autralia
Monsun Indonesia.
1). Klimatologi.

o Di Indonesia dikenal ada dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.
Umumnya musim hujan berkaitan dengan monsun. Pengkajian tentang
monsun telah lama dilakukan, antara lain Walker (1924), Ramage (1967) dll.
Demikian juga pengkajian mengenai hubungan dan kaitan antara monsun Asia
dan Australia dengan system cuaca dan musim di Indonesia, seperti yang
dilakukan oleh Boerema (1926), de Boer (1948).
o Cuaca di Indonesia berfluktuasi dengan berbagai variasi, dari variasi harian
(diurnal variation), variasi tahunan (annual variation), variasi musiman
(seasonal variation), variasi intra musiman (intraseasonal variation), variasi
antartahunan (interannual variation), dst.
o Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka wilayah tersebut
menerima sinaran matahari terus-menerus sepanjang tahun tetapi berbeda
mencolok pada waktu siang dan malam hari. Perbedaan sinaran siang dan
malam hari memberi ciri yang kuat berupa variasi harian unsur cuaca,
terutama pada suhu, tekanan, angin, dan kelembapan.
o Variasi harian suhu yang nyata adalah variasi harian dengan maksimum pada
siang hari dan minimum pada malam menjelang pagi hari. Variasi harian
tekanan mempunyai maksimum dua kali dan minimum juga dua kali.
Maksimum terjadi pada sekitar pukul 10 pagi dan 10 malam, sedangkan
minimum pada sekitar pukul 4 pagi dan pukul 4 sore. Variasi harian angin
terdapat di tempat-tempat tertentu, misalnya di kawasan pantai variasi harian
ditandai dengan adanya angin darat dan angin laut, di pegunungan dengan
angin lembah dan angin gunung. Variasi harian kelembapan nisbi udara
berkebalikan dengan variasi harian suhu, yakni minimum pada saat suhu
mencapai maksimum dan maksimum pada waktu suhu mencapai minimum.
Variasi harian curah hujan sangat bergantung kepada tempatnya; di atas
daratan hujan lebih banyak terjadi pada siang dan sore hari, sedangkan di atas
laut dan teluk sering terjadi pada waktu malam dan menjelang pagi hari.
Namun demikian variasi harian tersebut dapat terganggu karena adanya
gangguan dari sistem yang lebih besar, ,misalnya monsun.
o Sesuai dengan letak geografinya Indonesia mempunyai variasi musiman.
Variasi musiman tersebut dapat jelas terlihat pada curah hujan. Oleh karena itu
dikenal musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut dibedakan
dari banyaknya curah hujan. Pada umumnya sewaktu matahari ada di belahan
bumi selatan dari bulan Oktober sampai Maret, curah hujan lebih banyak
dibandingkan sewaktu matahari di ats belahan bumi utara dari bulan April
sampai September. Untuk membedakan kedua musim tersebut BMG
menggunakan criteria banyaknya curah hujan sama atau lebih dari 50 mm tiap
dasarian; meskipun dengan criteria tersebut banyak daerah yang sulit
dibedakan antara musim hujan dan musim kemarau. Dalam table berikut
ditunjukkan sebaran jumlah curah hujan bulanan di beberapa tempat yang
berbeda variasinya.
o Variasi musiman juga terlihat pada arah angin meskipun tidak sama arah
anginnya; misalnya di Sumatra Barat variasi musiman berupa perubahan dari
angin baratdaya dan timurlaut, di Jawa terlihat dari perubahan angin barat dan
angin timur. Variasi-variasi tersebut berkaitan dengan monsun Asia dan
monsun Australia. Di beberapa daerah misalnya di Jawa bagian timur, Bali,
Nusa tenggara serta daerah lain yang berdekatan dengan Australia, variasi
musiman suhu maksimum dan minimum juga terlihat jelas.
o Minoru Tanaka (1994) mengemukakan bahwa daur musim kemarau yang
diidentifikasi dengan menggunakan jumlah liputan awan di Jawa dan
sekitarnya mempunyai variasi kisaran sampai 35% sedangkan daur intra
musiman sekitar 5%. Hal tersebut sesuai dengan pendapat M.J. Manton dan
J.L. McBride yang mengemukakan bahwa dalam daerah monsun lebih banyak
struktur skala meso.
o Awal musim hujan oleh De Boer (1948) dicirikan dengan jumlah curah hujan
dasarian. Bila dalam lebih dari tiga dasarian berturut-turut dalam periode
Oktober sampai Maret terdapat curah hujan yang jumlahnya sama atau lebih
dari 50 mm maka dasarian yang pertama ditetapkan sebagai awall musim
hujan. Sebaliknya untuk musim kemarau. Untuk menandai keadaan atau kadar
musim digunakan nilai simpangan. Jika simpangan melebihi dari 0,5 dari
simpangan baku disebut atas normal dan bila lebih dari 0,5 dibawah
simpangan baku disebut bawah normal. Kriteria tersebut masih digunakan
oleh BMG sampai saat ini meskipun sering mengalami kesulitan dalam
penerapannya, karena banyak tempat yang curah hujan bulanannya selalu
besar dan selalu kecil sehingga dengan criteria tersebut terdapat tempat-tempat
yang tidak mempunyai musim hujan atau musim kemarau. Harjawinata S dan
Muharyoto (1980) menggunakan keseringan angin permukaan sampai 850 hPa
untuk mengidenditifikasi awal musim. Dikatakan bahwa awal musim barat
disuatu tempat mulai apabila keseringan angin barat di tempat tersebut telah
mencapai 50%. Namun demikian criteria tersebut tidak selalu dapat digunakan
untuk mengidentifikasi musim hujan karena musim hujan di semua tempat
tidak berkaitan dengan musim angin barat. Kesulitan lain dalam menandai
awal musim adalah ikut andilnya luas wilayah dan struktur kepulauan dalam
pembentukan cuaca skala meso. Penentuan awal musim dengan menggunakan
parameter lain misalnya tekanan udara seperti yang digunakan oleh Berlage
(1927), Resink (1952) dan Berlage (1968) juga tidak menunjukkan korelasi
yang tinggi. Nichols (1980) dengan menggunakan parameter tekanan udara
Darwin dan curah hujan bulanan di Jakarta menunjukkan bahwa korelasi yang
agak tinggi hanya dalam bulan Juli sampai September. Minoru tanaka (1994)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara awal musim yang diperoleh
dengan menggunakan criteria awan dan criteria angin. Dalam periode monsun
panas Australia atau musim dingin Asia, untuk wilayah Indonesia bagian barat
dan utara serta di bagian timur (Maluku, Irian Jaya) lebih dahulu angin (10-50
hari) daripada awan; untuk wilayah Indonesia bagian selatan dan tengah lebih
dahulu awan (sampai 30 hari) daripada angin.
o Pada awal dan menjelang akhir musim hujan monsun banyak terjadi guntur.
o Curah hujan di Indonesia umumnya berjumlah besar di separoh tahun dan
sedikit di separoh tahun sisanya. Variasi tersebut berkaitan erat dengan sistem
peredaran atmosfer di sekitar Indonesia. Salah satu diantaranya adalah
peredaran monsun Asia dan Australia. Namun demikian sebarannya mengikut
waktu sangat beragam. Dengan menggunakan data curah hujan, Boerema
(1941) menunjukkan adanya 153 tipe sebaran curah hujan bulanan, 69 terdapat
di Jawa dan Madura serta 84 di daerah lain. Eguchi (1988-yang dikutib
Yamanaka) dengan menggunakan data dari 669 stasiun hujan membagi
Indonesia dalam tiga wilayah (tidak termasuk Irian jaya)., yakni :
(a) Jawa-Bali-Nusa Tenggara, yang musim hujannya lebih pendek dari musim
kemarau, bersamaan dengan musim barat di Australia. Makin ke timur makin sedikit
curah hujannya. (b) Sumatra dan Kalimantan bagian barat, yang mempunyai
maksimum curah hujan dua kali dalam musim panas di belahan bumi selatan (Oktober
Februari),
(c) Kalimantan bagian timur, Sulawesi, dan Maluku yang mempunyai satu atau dua
kali periode hujan dengan maksimum bulanannya terdapat dalam bulan musim semi
atau musim panas di belahan bumi utara (Maret Juli), dan dikuasai oleh pasat
Pasifik yang membawa hujan sedikit.
Table 1. Sebaran curah hujan bulanan di beberapa tempat (1970-2000) sumber data:
BMG-des.2003
Tempat jan feb mar apr mei jun jul agt sep okt nop des setahun
Medan 83 114 101 168 192 142 170 169 230 291 236 250 2146
Ppinang 270 220 254 230 211 140 123 102 122 160 251 311 2394
Ptianak 263 196 202 263 231 191 190 184 253 271 340 258 2614
Bjmasin 362 299 304 246 218 133 138 90 89 152 257 366 2677
Makasar 682 589 382 229 133 78 60 14 43 109 350 602 3272
Palu 54 37 69 45 56 66 69 57 53 46 50 54 676
Manado 381 347 353 258 289 272 141 130 173 244 316 357 3281
Jakarta 393 276 214 142 105 95 61 92 46 103 112 228 1860
Sbaya (juan) 434 379 291 234 123 68 41 13 8 31 116 298 2036
Kupang 758 897 535 193 49 23 19 5 3 19 215 572 3285
Ambon (Patt) 128 111 134 155 339 456 450 346 159 92 62 117 2549
Biak (mokmer) 258 246 267 205 256 221 235 236 217 213 197 213 2784
Merauke 232 207 232 230 96 36 33 21 27 40 66 169 1391

o Analisis data curah hujan dari data global yang dilakukan Tim S-VII (Tien
Andri) memperoleh peta isohyet yang menunjukkan bahwa di wilayah
Indonesia terdapat lima daerah hujan, yakni :

(a) Daerah di sekitar laut Cina Selatan termasuk Sumatra sebelah utara dan timur
Bukit Barisan, Kalimantan Barat dan Selatan, Jawa barat bagian utara, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Daerah-darah tersebut menjadi daerah banyak hujan dalam bulan
Nopember sampai Januari.
(b) daerah sekitar lutan India, termasuk Sumatra di bagian barat dari Bukit Barisan,
Jawa Barat bagian barat-daya. Daerah tersebut hampir sepanjang tahun menjadi
daerah banyak hujan.
(c) Daerah kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, mempunyai
maksimum sangat tinggi dalam bulan Desember Februari.
(d) Daerah Maluku bagian tengah dan Irian Jaya bagian utara dengan curah hujan
banyak dalam bulan Juli sampai September.
(e) Daerah Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian selatan yang berdekatan
dengan Australia Utara dengan curah hujan banyak dalam bulan Desember sampai
Maret.

o Selama monsun barat, PPAT terdapat di kawasan Indonesia, sedangkan dalam


musim timur berada di luar sebelah utara. Mulai masuk Indonesia sekitar
bulan Nopember dan gerak umumnya dari utara ke selatan sampai bulan
Januari, kemudian kembali ke utara; tetapi gerak hariannya tidak tetap; ada
kalanya hari ini ke utara besoknya ke selatan dan sebaliknya.
2) Indikasi (aktivitas).
Kadar monsun dan juga musim di Indonesia tidak tetap, melainkan berfluktuasi
dengan berbagai variasi intra musiman (intraseasonal) sampai antar tahunan
(interannual) sebagai akibat dari adanya berbagai gangguan dari sistem peredaran
lain. Dalam skala variasi intra musiman berbagai fenomena yang mempunyai kaitan
cukup berarti adalah : seruak monsun (monsoon surge), alir lintas ekuator (cross
equatorial flow), Pias Pumpun Antartropik = PPAT (Intertropical Convergence Zone
= ITCZ), pusaran (vortice), dan lembang tropik (tropical depression).

o Pemanasan musiman di atas Kalimantan yang ditutupi hutan hujan tropis


mempunyai peran penting dalam kaitannya dengan timbulnya monsun panas
Asia (Murakamin T. dan J. Matsumoto-1994 -GEWEX).
o Monsun Asia dan Australia dalam skala planet memberi dampak berbeda di
setiap wilayah, berkenaan dengan kondisi wilayah yang bersangkutan.
(GEWEX)
o Salah satu dari fenomena monsun adalah dorongan yang menimbulkan arus
besar yang berlangsung dalam waktu pendek serupa dengan denyutan yang
disebut seruak monsun. Dalam monsun dingin Asia dikenal dengan istilah
seruak dingin (cold surge) yang ditandai dengan naiknya tekanan udara dan
penurunan suhu dengan cepat, serta bertambahnya kecepatan angin.
Observatorium Meteorologi Hongkong, dan juga yang digunakan dalam
analisis pendahuluhan (quicklook analysis) MONEX 1078/1979 menggunakan
criteria bahwa seruak dingin mencapai Hongkong apabila tekanan udara di
Hongkong mencapai lebih tinggi dari 1030 hPa, dan penurunan suhu lebih dari
5 oC selama 24 jam. Dari kajian yang dilakukan menyimpulkan bahwa
keseringah timbulnya seruak dingin merupakan indicator akan kadar monsun.
Wirjohamidjojo S (1980), Hadi Suyono dan Widada S (1999) menunjukkan
adanya seruak dingin tersebut diikuti dengan bertambahnya kecepatan angin di
atas laut Cina Selatan ke arah selatan, dan bertambahnya hujan di sekitar laut
Jawa.
o Baik dalam periode monsun dingin maupun dalam periode monsun panas
Asia, di atas daerah khatulistiwa, khususnya di sekitar laut Cina Selatan,
sering terdapat angin yang seragam arahnya. Pada musim monsun dingin Asia
dari arah timur laut, dan pada musim monsun panas dari arah tenggara sampai
selatan. Dalam keadaan demikian dikatakan terdapat alir lintas khatulistiwa.
Adanya alir lintas khatulistiwa dalam musim monsun dingin Asia diikuti
dengan banyak curah hujan di Indonesia (Wirjohamidjojo S 1980, 1982).
Dengan menggunakan data ECMWF Hadi Suyono dan Widada S (1999)
menunjukkan hal yang sama, dan ditunjukkan pula bahwa alir lintas
khatulistiwa tersebut diikuti dengan perpindahan energi kinetik serta aliran
dengan kepusaran nisbi (relative vorticity) tinggi di atas laut Jawa. Di India
alir lintas khatulistiwa dalam monsun panas Asia digunakan untuk
mengidentifikasi mulainya monsun (Sikka D.R. dan William m. Gray 1981).
Dalam monsun dingin Australia alir lintas khatulistiwa dapat digunakan
sebagai petunjuk kekuatan monsun Australia tersebut (Shiyan tao dan Lonxun
Chen 1987).
o Fenomena berupa pusaran sering terjadi di laut Ciana Selatan dan lautan India
di sebelah barat Sumatra, baik dalam periode musim monsun panas maupun
dalam musim monsun dingin Asia.
(a) Di atas laut Cina Selatan dalam musim monsun dingin Asia, pusaran merupakan
hasil interaksi antara massa udara maritime tropis Pasifik Barat dan massa udara
kontinental dingin; sedangkan dalam musim monsun panas Asia pusaran merupakan
hasil interaksi antara massa udara maritime tropik Pasifik Barat dan massa udara
khatulistiwa lautan India. Keduanya terbentuk dari pertemuan angin baratan
khatulistiwa kuat dan lebih kuat dibandingkan dengan angin timuran Pasifik. Dalam
musim monsun panas pusaran sering berupa kelanjutan dari siklontropik dari Pasifik
Barat.

Gb.1. Pusaran dalam bentuk siklontropik.

Dalam musim monsun dingin adanya pusaran menghalangi masuknya udara monsun
ke wilayah Indonesia yang terletak di sebelah selatannya. Bila pusaran di atas laut
Cina Selatan terjadi dalam musim monsun panas dapat memperkuat alir lintas
khatulistiwa ke utara, dan sebagai petunjuk kuatnya monsun panas India atau kuatnya
monsun dingin Australia,dan kuatnya musim kemarau di Indonesia.
(b) Pusaran di lautan India di sebelah barat Sumatra juga dapat timbul dalam musim
monsun dingin maupun dalam musim monsun panas Asia. Kemunculannya
bersamaan dengan palung khatulistiwa. Palung tersebut juga sebagai sambungan dari
palung tekanan rendah diantara dua tekanan besar di lautan India barat dan timur.
Pusaran tersebut hidupnya lebih permanen dan letaknya bergeser ke utara dan ke
selatan mengikut gerakan Pias Pumpun Antartropik (PPAT). Bila sering timbul dalam
musim monsun panas Asia, merupakan petunjuk lemahnya monsun panas tersebut
atau lemahnya monsun dingin Australia, dan diikuti dengan musim kemarau yang
basah di Indonesia. Sebaliknya bila monsun panas India kuat diikuti dengan kuatnya
monsun dingin Australia pusaran berkurang jumlahnya dan diikuti dengan kemarau
kering di Indonesia.

Gb.2. Pusaran di laut India sebelah barat Sumatra.

Lembang tropis (tropical depression) di Australia Utara adalah salah satu komponen
penting dari monsun Australia. Musim lembang tropis tersebut adalah bulan
Desember sampai Maret (Mc.Bride J.L. 1987). Adanya lembang tropis tersebut
menandai kuatnya monsun panas Australia. Imbas dari lembang tropis berupa angin
kencang dan hujan lebat dapat dirasakan di kawasan Nusa Tenggara sampai Bali.
Garis geser angin (shearline) sering timbul dalam musim monsun panas maupun
dalam musim mosnsun dingin Asia, terutama dalam musim transisi bulan april dan
Nopember. Pada daerah geser angin terdapat usaran-pusaran kecil yang dapat
menimbulkan golakan dan awan-awan golakan dan banyak hujan. Palung khatulistiwa
timbul dalam keadaan tekanan udara di belahan bumi selatan dan utara hampir
seimbang.

o Bila PPAT terdapat di utara khatulistiwa, daerah hujan terdapat di depan


PPAT dekat khatulistiwa; dan bila PPAT di sebelah selatan khatulistiwa dan
terjadi arus lintas khatulistiwa, daerah hujan ada didepan PPAT, sedangkan
bila tidak disertai arus lintas khatulistiwa daerah hujan ada di belakang PPAT
menghadap khatulistiwa.
o Palung udara atas terdapat pada paras 500 hPa atau di paras lebih tinggi.
Letaknya membujur ke arah selatan sampai mencapai di atas lintang 10 oLU
dengan amplitudo sekitar 10 derajat lintang. Palung tersebut bertindak sebagai
pengendali timbulnya seruak di lapisan bawah pada musi munsun dingin Asia.

KESIMPULAN.
Monsun di sekitar Indonesia mempunyai peran banyak dalam tatanan sistem cuaca
di Indonesia.
Indikasi aktivitas monnsun di sekitar Indonesia tersebut menjadi pula indikasi
aktivitas monsun Indonesia.
Pada dasarnya PPAT adalah daerah pumpunan yang dibentuk oleh aliran pasat dari
sistem antisiklonal oleh karena itu udara bersifat mantam (stable) dan terdapat
sungsangan (trade inversion). Pumpunan menjadi kuat dan mengalahkan sungsangan
apabila didoorong oleh angin baratan khatulistiwa.
Karena sifat mantab tersebut maka terjadi proses lataan (advection). Oleh karena itu
peran lautan yang dilalui udara monsun sebagai sumber uap air menjadi sangat
penting.
Bila factor-faktor luar dipandang sebagai pendorong, maka sistem cuaca Indonesia
diringkaskan seperti pada tabel matriks berikut :

SKALA DAN SISTEM CUACA INDONESIA


YANG BERKAITAN DENGAN
FAKTOR PENDORONG (LUAR)

Skala Faktor Faktor pemicu Parameter Fenomena yang


pendorong Indikator tampak.
Global ENSO Monsun SML Pasifik Panjang musim
SML India wilayah
Hemisfer Monsun Monsun (seruak / Gel. Rossby; Awal musim; jml.
monsoon surge) Osilasi Selatan curah hujan semusim
(SO). wilayah.
Meso- Seruak PPAT; Gangguan Kepusaran; Daerah hujan;
sinoptik Monsun sinoptik (pusaran, Beraian angin. kepadatan hujan
siklontropis, dll.) daerah.
Meso Kepusaran; Pemanasan Peredaran udara Kabut; awan; hujan
local beraian (stabilitas local) local (angin darat harian; kelebatan
laut; angin hujan daerah sempit
gunung lembah; (setempat).
dll.)
Mikro Peredaran Sinaran matahari Depresi titik Iklim mikro
lokal embun; beda
suhu permukaan
tanah dan udara.

PROBLEMA.
Indikasi-indikasi seperti yang telah disebutkan masih sedikit yang ditunjukkan
dalam model-model numeric,
Masalah data (harian) masih menjadi dilemma,
Data citra satelit utamanya OLR dapat membantu
DAFTAR RUJUKAN.
Borema J. Dr. (1924). Typen van de Regenval in Nederlandsch Indie (Rainfall Types
in the Netherlands Indies). Verhandilingen no. 18. Meteorologische Observatorium
Batavia (sekarang Badan Meteorologi dan Geofisika).
BMG (2003). Laporan Akhir Pemutakhiran Rata-Rata Curah Hujan Di Indonesia
Periode 1971 2000. Desember 2003.
De Boer, H.J. (1948). On Forecasting the Beginning and the End of the Dry Monsoon
in Java and Madura. Verhandilingen no. 32. Koninklijk Magnetisch en
Meteoorologisch Observatorium Batavia (sekarang Badan Meteorologi dan
Geofisika).
Euguchi J. (1996). Rainfall Distribution and Air Stream Over Indonesia. Geograph.
Review Japan 56. 151 170.
Hardjawinata dan Muharyoto (1980). On the Onset of the Monsoon and Season in
Indonesia. International Conference On the Scientific Results of Monsoon
Experiment. WMO- Bali Oct. 1981.
Hardjawinata dan Wirjohamidjojo S. (1989). Prosiding Loka Karya Hari
Meteorologi 23 Maret 1988. Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Hadi Suyono dan Widada S. (1999). Studi Tentang Pola Sirkulasi Meridional Pada
Saat Berlangsungnya Seruak dingin. Buletin Meteorologi dan Geofisika ISSN 0215-
1952 Maret 1999. Badan Meteorologi dan Geofisika.
McBride J.L. (1987). The Australia Summer Monsoon. Monsoon Meteorology.
Oxford Monograph on Geology and Geophysics No. 7 pp 203-231. Oxford University
Press.
Mandon M.J. and J.L. McBride (1991). Recent Research on the Australian
Monsoon. Met. Soc. Of Japan. January 1992 pp. 275.
Minoru Tanaka (1994). The Onset and Retreat Dates of Austral Summer Monsoon
Over Indonesia, Australia and New Guinea. Journal Met. Soc. Of Japan April 1884.
Nichols (1981). Long-range Forecasting in Indonesia. Report as WMO/UNDP
Consultant. Unpublished.
Shiyan Tao and Longxun Chen (1987). A Review of Recent Research on the East
Asian Summer Monsoon. Monsoon Meteorology. Oxford Monographs on Geology
and Geophysics no. 7 pp 61-89. Oxford University Press.
Sikka D.R. and William M. Gray (1981). Cross Hemispheric Actions and the Onset
of the Summer Monsoon over India. International Conference On the Scientific
Results of MONEX. Bali 1981. WMO pp 74.
------ (1995). The South China Sea Monsoon Expereiment (SCSMEX). Science Plan.
Reviced January 1993.
Soerjadi Wirjohamidjojo, Andri Purwandani, Tien Sribimawati( KPDA / Tim SVII
BPPT).
Monsun Bagi Cuaca dan Musim di Indonesia.
Tien Sri Bimawati, Soerjadi Wh, Widada S., Yunus S.S., Urip Haryoko, Haryono,
A. Zakir (1998). Variabilitas Keikliman di Indonesia. Jurnal IPTEK UPT Hujan
Buatan BPPT no. 2. Th. 2. Maret 1998. hal.1-11. ISSN 1410. 4857.
------ (1981). International Coonference on Early Results of FGGE and Large-Scale
Aspects of its Monsoon experiments. Talahassee, Florida. USA 12-17 January 1981.
WMO
------ (1994). GEWEX Asian Monsoon Experiment. Science Plan Oct. 1994. Japan
National Committee for WCRP.
Wirjohamidjojo S. (1980). Hubungan antara Gelombang Dingin Asia dan Cuaca di
Indonesia. Balai DIKLAT Meteorologi dan Geofisika Jakarta.
Wirjohamidjojo S. (1982). The Main synoptic Feature and the Relation to the
Distribution of Rainfall Over Java Sea and its Sorrounding During Winter MONEX
Period. Int. Conference of Scientific Results MONEX. Bali
Yamanaka M.D. (1998). Climatology of Indonesian Maritime Continent. RASC
Kyoto University. Japan.
Yudi Riamon dan Widada S. (1999). Variasi Curah Hujan Harian di Jakarta. Buletin
Meteorologi dan Geofisika. ISSN 0215 1952. Badan Meteorologi dan Geofisika.
Jakarta.
-------------

Diposkan 23rd December 2010 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

9.

Dec

16

SERBA-SERBI CUACA DAN IKLIM


INDONESIA (Bagian Kedua)
Oleh
Soerjadi Wh.
Jakarta, Jumat 10 Desember 2004.

Sumatra. Ini bukan nama pulau Sumatra; tetapi nama fenomena cuaca usikan
(disturbance) yang berupa garis gebos (squall line) yang sering terjadi di selat Malaka
antara pulau Sumatra dan semenanjung Malaysia. Orang memang menyebutnya
sumatra. Apakah nama tersebut diambil dari nama pulau Sumatra, atau sebaliknya
nama pulau Sumatra diambil dari fenomena sumatra tersebut ? Saya belum tahu.
Fenomena (sumatra) tersebut berbentuk barisan awan tebal dan badaiguntur yang
memanjang membentang dari arah barat; merupakan salah satu bentuk awan yang
bukan karena golakan (convection) melainkan terbentuk karena proses lataan
(advection) dan percampuran dari massa udara dari laut Cina Selatan yang dingin dan
massa udara dari teluk Benggala yang agak panas . Kejadian tersebut sering dijumpai
dalam bulan Januari- Februari semasa angin timurlaut dari monsun Asia musim
dingin banyak terjadi di daerah tersebut. Terjadinya pada malam menjelang pagi hari,
dan banyak membawa hujan. Imbas berupa hujan pagi tersebut juga sering dirasakan
di Medan. Nah bila ingin berkenalan, kunjungilah dalam bulan tersebut atau tanya
orang-orang Medan. Barangkali memang masih relevan bila kita tengok lagi
pertanyaan M.A. Alaka dalam Technical Note no. 62 , WMO No. 155. TP 75
(Problems of Tropical Meteorology) untuk kita carikan jawabannya. Pertanyaan
tersebut antara lain :

o What is the origin of these disturbance ?


o What are the typical fields of wind, pressure, vertical motion and divergence ?
o What controls their intensity and movement ?
o What are their relations with larger-scale wind and pressure patterns ?
o What are the budgets of mass, energy and moisture ?

Angin barat. Sementara orang mengatakan bahwa angin barat membawa hujan,
sehingga di Indonesia banyak yang mengatakan bahwa musim barat adalah musim
hujan. Apakah hal demikian benar ? Flohn (1957) juga sudah mengidentifikasi bahwa
dalam daerah sekitar khatulistiwa antara 10 LU dan 10 LS daerah dengan angin
barat lebih banyak hujannya dibandingkan dengan daerah yang banyak angin timuran.
Logikanya memang ada, bahwa angin barat mempunyai kelebihan momentum;
kelebihan tersebut maunya sih diberikan kepada bumi. Tetapi karena bumi yang
berputar ke arah timur lebih kencang tidak mau menerima sehingga terjadi gesekan
dan kelebihannya diberikan kepada udara dalam arah ke atas; maka timbullah
golakan. Oleh karena itu daerah angin barat banyak golakan.
Massa udara. Berbicara tentang massa udara di Indonesia memang merepotkan;
karena kita pasti tidak dapat dengan jelas membedakan adanya dua atau lebih massa
udara yang berbeda seperti di lintang tengah. Di kawasan lintang tengah adanya
massa udara dapat mudah dikenali dengan adanya bidang diskontinuitas tekanan,
suhu, angin, kelembapan, dalam bentuk perenggan (front). Tetapi kalau tidak
diperhatikan, sering kita merasakan adanya perbedaan kadar udara; misalnya pada
waktu musim kemarau beda suhu maksimum dan suhu minimum lebih besar
dibandingkan musim hujan. Di Jawa Timur dan daerah lebih ketimur perbedaan
tersebut lebih nyata; sedang di Sumatra Barat perbedaan tersebut kecil. Kalau begitu
udara di Sumatra Barat tentu berbeda dengan udara di Nusa Tenggara.
Sistem cuaca usikan (disturbance). Menurut Wheeler M. , N. Kaladis G ( ) dalam
makalahnya Analysis of Cloud Tempertaure in the Wave Number Frequency
Domain. Journal of Atm. Sciences. Vol. 56. pp 374 mengatakan bahwa :
a. Large parts of synoptic varability in the tropics is due to propagating disturbances
moving parallel to the equator.
b. Madden Julian eastward wave number 1, 2, 3 centered of about 48 days OLRS.
c. The search for any equatorial wave mode is dependent on the identification of
ridge in the contours.
d. It would seem likely that the convectively coupled equatorial waves, once
generated, are inherently more prdictible than weather variations that predicted by
red-noise background.
Apakah fenomena seperti itu terlihat di Indonesia ? Fenomena tersebut dipelajari
dalam skala sinoptik, dan tampak di kawasan Indonesia. Namun demikian dalam
skala yang lebih kecil dalam musim monsun dingin Asia mungkin hanya terdapat
jelas di Indonesia bagian tengah ( 100 120 BT), bersamaan dengan seruak monsun
(monsoon surge) dan gerakan perenggan di lintang tengah utara. Dalam musim
monsun Panas Asia terlihat di Sumatra bagian utara dan barat sampai jawa Barat
bagian selatan bersamaan dengan pusaran atau palung di lautan India di sebelah barat
Sumatra.
Variabilitas. Menurut Yamanaka, sistem cuaca kawasan tropik memberikan banyak
jenis fluktuasi seperti dalam table berikut ( Yamanaka M.D. 1996).

Kategori Variasi Skala Keterangan


waktu
Musiman Osilasi 10-12 tahunan 10 12 th Osilasi TTO (ten to twelve
dan antar (TTO) 4 th oscillation) sering dikaitkan dengan
tahun ENSO (ElNino Southern 2 th. daur bintik matahari.
Oscillation) 0,5 th Osilasi troposferik yang dominan
QBO (Quasi Binary 30-60 hari dalam kaitannya dengan iklim
Oscillation) global, dan dipandang sebagai
AO (Annual Oscillation) pasangan laut-atmosfer yang
ISO (Interseasonal mandiri.
Oscillation) Moda osilasi yang dominan di
stratosfer ekuator bawah. Juga
sebagai komponen osilasi troposfer
selatan dan peredaran monsun,
tetapi asalnya belum diketahui
dengan pasti.
Dominan di kawasan khatulistiwa.
AO tropopause dan mesopause
dipengaruhi / ditimbulkan oleh
interaksi aliran (monsun).
Gelombang Kelvin dengan bilangan
gelombang zonal = 1. Dipandang
sebagai hasil dari CSIK
(Convective Stability of Secondary
Kind).
Gangguan Super cloud 10-20 hari Gelombang Kelvin dengan panjang
yang Gelombang Kelvin 20 hari gelombang zonal 2000-4000 km.
gerakannya Gelobang Kelvin 10-20 hari Dipaandang sebagai rezim golakan
ke timur Gelombang Kelvin 5 hari dalam dari ISO yang gerakannya ke
MRG (Mixed Rossby 4-5 hari timur.
Gravity wave) Di dekat tropopause, terpusat di
Pasifik Barat.
Di stratosfer bawah dengan
bilangan gelombang k antara 1 dan
2.
Di dekat stratopause dengan
kecepatan besar ke arah timur.
Di stratosfer bawah dengan
bilangan gelombang 4 5.
Gangguan Cloud cluster 4 hari Di troposfer.
yang Gelombang dua hari 2 hari Di dekat tropopause ; berbentuk
gerakannya Pasang surut 1 hari gelombang gravitas inersia atau
ke barat Angin darat-angin laut 1 hari siklontropis. Dihasilkan dari
mekanisme CISK.
Skala planet.
Skala meso.
Variasi Pasang surut semi harian 0,5 hari Skala planet.
yang lebih Awan Cb 1 jam Angin laut-angin darat sampai jarak
pendek 10 km, didorong oleh kondisi
atmosfer takmanta. Dihasilkan dari
mekanisme CISK.

Jadi bila hujan dipandang sebagai salah satu hasil dari berbagai gerak atmosfer
dengan berbagai variabilitas tersebut ya memang sangat rumit; apalagi hujan harian.
Oleh karena itu data yang digunakan harus sesuai dengan variabilitas yang
diperhatikan.
---------------

Diposkan 16th December 2010 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar

10.

Dec

16

SERBA-SERBI CUACA DAN IKLIM


INDONESIA (Bagian Pertama)
Oleh
Soerjadi Wh.
Minggu 5 Desember 2004
-------------

Mukadimah. Tulisan ini dibuat hanya untuk pengisi waktu ketimbang


nganggur. Isinya sembarangan untuk dibaca dengan santai saja; tetapi
kalau dipikir serius juga boleh. Ceritanya tentang kejadian-kejadian
cuaca dan iklim. Tulisan dibuat dalam bagian bagian yang banyaknya
belum pasti.

Teori dan praktek. Para ilmuwan cuaca umumnya mempelajari cuaca dari teori-teori
fisika dan matematika dengan percobaan-percobaan laboratorium kecil kemudian
mengujinya dengan data pengamatan. Sebaliknya para praktisi cuaca melihat dulu
kejadian-kejadian yang ada kemudian menanyakan mengapa begitu. Nah kalau
demikian, bila pemikiran teori dan pengamatan praktek tersebut disatukan hasilnya
akan bagus. Tetapi ini barangkali.
Hukum Buys Ballot. Dahulu, sekitar tahun 1950-an, saya di SD, waktu itu namanya
Sekolah Rakyat (SR), diajari ilmu bumi didalamnya termasuk angin pasat yang
arahnya dikemukakan oleh Buys Ballot, dan dikenal dengan hukum Buys Ballot,
bahwa angin dari daerah tekanan tinggi di belahan bumi utara menuju ke daerah
khatulistiwa dibelokkan searah jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan
dibelokkan berlawanan dengan putaran jarum jam. Karena sekarang sudah banyak
jam digital yang tidak menggunakan jarum penunjuk, sebaiknya istilah putaran jarum
jam diganti saja dengan dibelahan bumi utara dibelokkan menganan dan di belahan
bumi selatan dibelokkan mengiri apabila kita menghadap ke arah khatulistiwa. Buys
Ballot itu orang pertama yang ditunjuk oleh Kongres Internasional Meteorologi pada
tanggal 16 September 1873 di Wina sebagai Presiden Komite untuk menyiapkan
Organisasi Meteorologi Internasional.
Peredaran atmosfer, massa udara, gelombang atmosfer. Pelajaran ilmu bumi
tersebut menunjukkan bahwa dahulu orang mempelajari cuaca dari peredaran
atmosfer yang dipelopori oleh Hadley (1875). Kemudian dari peredaran tersebut
digambarkan bahwa atmosfer berkelompok-kelompok membentuk massa udara; maka
berkembanglah teori massa udara dan teori perenggan (front) seperti yang
dikembangkan oleh Solberg dan J. Bjerknes dari Norwegia pada akhir abad ke-19.
Dengan teori tersebut sampai-sampai dikenali istilah Intertropical Front (ITF).
Kemudian dengan menggunakan teori fisika dan matematika dihipotesakan bahwa
gerakan atmosfer dalam bentuk gelombang seperti yang dikemukakan pertama kali
oleh Rossby pada tahun 1939. Dalam bukunya " Weather Prediction by Numerical
Process " Richardson ( 10 Oktober 1921) menulis : The investigation grew up out of a
study of finite differences and .dst. Tetapi karena rumus matematikanya
rumit, dia sendiri tidak bisa menghitung secara numeric. Baru kemudian setelah
teknologi komputer diketemukan teori tersebut baru dapat dibuktikan.
Interaksi gelombang atmosfer. Teori gelombang sampai sekarang terus
berkembang, dan diketemukan bahwa di kawasan luartropik gelombangnya jenis
longitudinal yang dikenal dengan gelombang Rossby, dan di kawasan tropik banyak
gelombang jenis transversal yang dikenal dengan gelombang gravitas atau gelombang
Kelvin. Gelombang-gelombang tersebut saling beriteraksi dan menghasilkan berbagai
fenomena, misalnya siklon, siklontropik, pusaran, badaiguntur dan lain-lain lagi. Kini
malahan berkembang dipelajari interaksinya dengan lingkungan atmosfer, misalnya
dengan laut, permukaan bumi.
Sistem cuaca Indonesia. Di Indonesia pembicaraan tentang cuaca hampir selalu
menyebut hujan, sehingga seolah-olah cuaca identik dengan hujan. Biarlah,
meskipun jangan dibiasakan, memang hujan sangat dirasakan ulahnya bagi kehidupan
di Indonesia. Banjir karena hujan; padi puso karena tidak ada hujan. Dari segi cuaca
kawasan Indonesia memang rumit; disamping kondisi kepulauannya, data cuaca juga
sangat kurang ( habis Pemerintah nggak kuat membiayai ). Oleh karena itu studi
tentang cuaca di Indonesia memerlukan pendekatan dari berbagai aspek, antara lain
aspek fisika, aspek geografi, aspek topografi-orografi, aspek struktur dan orientasi
kepulauan. Bagaimana dari aspek dana ? Faktor geografi, topografi dan orografi,
struktur kepulauan, orientasi pulau, dan factor lingkungan di sekitar Indonesia
masing-masing ternyata mempunyai peran banyak dalam pembentukkan system
peredaran udara. Antar system peredaran saling berinteraksi menghasilkan system
cuaca dalam berbagai skala, mulai dari skala besar sampai skala kecil. Sinaran
matahari yang terus-menerus dan berbeda siang dan malam membentuk ciri dasar
cuaca Indonesia.
Musim. Cuaca di Indonesia berfluktuasi dengan berbagai variasi, dari variasi harian
(diurnal variation), variasi tahunan (annual variation), variasi musiman (seasonal
variation), variasi intra musiman (intraseasonal variation), variasi antartahunan
(interannual variation), dst. Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa,
maka wilayah tersebut menerima sinaran matahari terus-menerus sepanjang tahun
tetapi berbeda mencolok pada waktu siang dan malam hari. Perbedaan sinaran siang
dan malam hari memberi ciri yang kuat berupa variasi harian unsur cuaca, terutama
pada suhu, tekanan, angin, dan kelembapan. Variasi harian suhu yang nyata adalah
variasi harian dengan maksimum pada siang hari dan minimum pada malam
menjelang pagi hari. Variasi harian tekanan mempunyai maksimum dua kali dan
minimum juga dua kali. Maksimum terjadi pada sekitar pukul 10 pagi dan 10 malam,
sedangkan minimum pada sekitar pukul 4 pagi dan pukul 4 sore. Variasi harian angin
terdapat di tempat-tempat tertentu, misalnya di kawasan pantai variasi harian ditandai
dengan adanya angin darat dan angin laut, di pegunungan dengan angin lembah dan
angin gunung. Variasi harian kelembapan nisbi udara berkebalikan dengan variasi
harian suhu, yakni minimum pada saat suhu mencapai maksimum dan maksimum
pada waktu suhu mencapai minimum. Variasi harian curah hujan sangat bergantung
kepada tempatnya; di atas daratan hujan lebih banyak terjadi pada siang dan sore hari,
sedangkan di atas laut dan teluk sering terjadi pada waktu malam dan menjelang pagi
hari. Namun demikian variasi harian tersebut berubah karena adanya gangguan dari
sistem yang lebih besar, misalnya monsun. Oleh karena itu perubahan dari kebiasaan
harian dapat digunakan untuk mengidentifikasi sistem yang lebih besar, misalnya di
Jakarta bila hujan terjadi pada menjelang pagi pertanda adanya monsun barat. Sesuai
dengan letak geografinya Indonesia mempunyai variasi musiman. Variasi musiman
tersebut dapat jelas terlihat pada curah hujan. Oleh karena itu di Indonesia dikenal
musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut dibedakan dari banyaknya
curah hujan. Pada umumnya sewaktu matahari ada di belahan bumi selatan dari bulan
Oktober sampai Maret, curah hujan lebih banyak dibandingkan sewaktu matahari di
ats belahan bumi utara dari bulan April sampai September. Untuk membedakan kedua
musim tersebut BMG menggunakan criteria banyaknya curah hujan sama atau lebih
dari 50 mm tiap dasarian; meskipun dengan criteria tersebut banyak daerah yang sulit
dibedakan antara musim hujan dan musim kemarau. Variasi musiman juga terlihat
pada arah angin meskipun tidak sama arah anginnya; misalnya di Sumatra Barat
variasi musiman berupa perubahan dari angin baratdaya dan timurlaut, di Jawa terlihat
dari perubahan angin barat dan angin timur. Variasi-variasi tersebut berkaitan dengan
monsun Asia dan monsun Australia. Di beberapa daerah misalnya di Jawa bagian
timur, Bali, Nusa tenggara serta daerah lain yang berdekatan dengan Australia, variasi
musiman suhu maksimum dan minimum juga terlihat jelas. Minoru Tanaka (1994)
mengemukakan bahwa daur musim kemarau yang diidentifikasi dengan menggunakan
jumlah liputan awan di Jawa dan sekitarnya mempunyai variasi kisaran sampai 35%
sedangkan daur intra musiman sekitar 5%. Hal tersebut sesuai dengan pendapat M.J.
Manton dan J.L. McBride yang mengemukakan bahwa dalam daerah monsun lebih
banyak struktur skala meso.
Awal musim. Kapan nih ada hujan, sumur gue ude sat. Begitulah orang banyak
membicarkan pada waktu musim kemarau. Sebaliknya, kok tiap hari hujan terus,
kapan nih berhentinye sering kita dengar pada waktu musim hujan. Memang
manusia serba susah, maunya yang enak aja. Tetapi para ilmuwan dan para ahli cuaca
tidak mengabaikan pembicaraan orang tersebut; buktinya dari dulu tentang awal
musim sudah banyak dipelajari bahkan sampai sekarang masih belum tuntas. De Boer
(1948) menandai awal musim hujan dengan jumlah curah hujan dasarian. Bila dalam
lebih dari tiga dasarian berturut-turut dalam periode Oktober sampai Maret terdapat
curah hujan yang jumlahnya sama atau lebih dari 50 mm maka dasarian yang pertama
ditetapkan sebagai awal musim hujan. Kriteria tersebut masih digunakan oleh BMG
sampai saat ini meskipun sering mengalami kesulitan dalam penerapannya, karena
banyak tempat yang curah hujan bulanannya selalu besar dan selalu kecil sehingga
dengan criteria tersebut terdapat tempat-tempat yang tidak mempunyai musim hujan
atau musim kemarau. Harjawinata S dan Muharyoto (1980) menggunakan keseringan
angin permukaan sampai 850 hPa untuk mengidenditifikasi awal musim. Mereka
mengatakan bahwa awal musim barat disuatu tempat telah mulai apabila keseringan
angin barat di tempat tersebut telah mencapai 50%. Tetapi sayangnya criteria tersebut
tidak selalu dapat digunakan untuk mengidentifikasi musim hujan karena musim
hujan tidak selalu berkaitan dengan musim angin barat. Kesulitan lain dalam
menandai awal musim adalah ikut andilnya luas wilayah dan struktur kepulauan
dalam pembentukan cuaca skala meso. Minoru Tanaka (1994) menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antara awal musim yang diperoleh dengan menggunakan criteria
awan dan criteria angin. Dalam periode monsun panas Australia atau musim dingin
Asia, untuk wilayah Indonesia bagian barat dan utara serta di bagian timur (Maluku,
Irian Jaya) lebih dahulu angin (10-50 hari) daripada awan; sedangkan untuk wilayah
Indonesia bagian selatan dan tengah lebih dahulu (sampai 30 hari) awan daripada
angin. Mengapa begitu ya ? Rupanya antara angin dan awan ada sikap saling harga
menghargai.
Wilayah hujan. Kata banyak orang, curah hujan di Indonesia umumnya berjumlah
besar di separoh tahun dan sedikit di separoh tahun sisanya; memang menurut data
pengamatan yang diperoleh menunjukkan demikian; hanya saja kadar
pengurangannya berbeda-beda di setiap tempat. Juga dikatakan bahwa variasi tersebut
berkaitan erat dengan sistem peredaran atmosfer di sekitar Indonesia. Salah satu
diantaranya adalah peredaran monsun Asia dan Australia. Namun demikian
sebarannya mengikut waktu sangat beragam. Dengan menggunakan data curah hujan,
Boerema (1941) menunjukkan adanya 153 tipe sebaran curah hujan bulanan, 69
terdapat di Jawa dan Madura serta 84 di daerah lain. Tetapi itu didasarkan data yang
dipunyai waktu itu; sekarang rupanya lebih banyak lagi kalau mau dibedakan lebih
rinci. Dengan mengutip tulisan Eguchi (1988) mengemukakan bahwa Eguchi dengan
menggunakan data dari 669 stasiun hujan membagi Indonesia dalam tiga wilayah
(tidak termasuk Irian jaya)., yakni : (a) Jawa-Bali-Nusa Tenggara, yang musim
hujannya lebih pendek dari musim kemarau, bersamaan dengan musim barat di
Australia. Makin ke timur makin sedikit curah hujannya. (b) Sumatra dan Kalimantan
bagian barat, yang mempunyai maksimum curah hujan dua kali dalam musim panas
di belahan bumi selatan (Oktober Februari), (c) Kalimantan bagian timur,
Sulawewsi, dan Maluku yang mempunyai satu atau dua kali periode hujan dengan
maksimum bulanannya terdapat dalam bulan musim semi atau musim panas di
belahan bumi utara (Maret Juli), dan dikuasai oleh pasat Pasifik yang membawa
hujan sedikit. Analisis data curah hujan dari data global yang dilakukan Tim S-VII
(Tien Andri) memperoleh peta isohyet yang menunjukkan bahwa di wilayah
Indonesia terdapat lima daerah hujan, yakni : (a) Daerah di sekitar laut Cina Selatan
termasuk Sumatra sebelah utara dan timur Bukit Barisan, Kalimantan Barat dan
Selatan, Jawa barat bagian utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Daerah-darah
tersebut menjadi daerah banyak hujan dalam bulan Nopember sampai Januari. (b)
Daerah sekitar lutan India, termasuk Sumatra di bagian barat dari Bukit Barisan, Jawa
Barat bagian barat-daya. Daerah tersebut hampir sepanjang tahun menjadi daerah
banyak hujan. (c) Daerah kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara,
mempunyai maksimum sangat tinggi dalam bulan Desember Februari. (d) Daerah
Maluku bagian tengah dan Irian Jaya bagian utara dengan curah hujan banyak dalam
bulan Juli sampai September. (e) Daerah Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian
selatan yang berdekatan dengan Australia Utara dengan curah hujan banyak dalam
bulan Desember sampai Maret.

Fenomena regional. Kadar monsun dan juga musim di Indonesia tidak tetap,
melainkan berfluktuasi dengan berbagai variasi intra musiman (intraseasonal) sampai
antar tahunan (interannual) sebagai akibat dari adanya berbagai gangguan dari sistem
peredaran lain. Dalam skala variasi intra musiman berbagai fenomena yang
mempunyai kaitan cukup berarti adalah : seruak monsun (monsoon surge), alir lintas
ekuator (cross equatorial flow), Pias Pumpun Antartropik = PPAT (Intertropical
Convergence Zone = ITCZ), pusaran (vortice), dan lembang tropik (tropical
depression). Orang mengatakan fenomena-fenomena tersebut sebagai cuaca gangguan
kawasan tropik Indonesia.
Seruak dingin. Salah satu dari fenomena monsun adalah dorongan yang
menimbulkan arus besar yang berlangsung dalam waktu pendek serupa dengan
denyutan dan disebut seruak monsun (monsoon surge). Dalam monsun dingin Asia
dikenal dengan istilah seruak dingin (cold surge) yang ditandai dengan naiknya
tekanan udara dan penurunan suhu dengan cepat, serta bertambahnya kecepatan
angin. Observatorium Meteorologi Hongkong, dan juga yang digunakan dalam
analisis pendahuluhan (quicklook analysis) MONEX 1078/1979 menggunakan
criteria bahwa seruak dingin mencapai Hongkong apabila tekanan udara di Hongkong
mencapai lebih tinggi dari 1030 hPa, dan penurunan suhu lebih dari 5 oC selama 24
jam. Dari kajian yang dilakukan menyimpulkan bahwa keseringah timbulnya seruak
dingin merupakan indicator akan kadar monsun. Wirjohamidjojo S (1980), Hadi
Suyono dan Widada S (1999) menunjukkan adanya seruak dingin tersebut diikuti
dengan bertambahnya kecepatan angin di atas laut Cina Selatan ke arah selatan, dan
selanjutnya bertambahnya hujan di sekitar laut Jawa.
Alir lintas khatulistiwa. Baik dalam periode monsun dingin maupun dalam periode
monsun panas Asia, di atas daerah khatulistiwa, khususnya di sekitar laut Cina
Selatan, sering terdapat angin yang seragam arahnya. Pada musim monsun dingin
Asia dari arah timur laut, dan pada musim monsun panas dari arah tenggara sampai
selatan. Dalam keadaan demikian dikatakan teredapat alir lintas khatulistiwa. Adanya
alir lintas khatulistiwa dalam musim monsun dingin Asia diikuti dengan banyak curah
hujan di Indonesia (Wirjohamidjojo S 1980, 1982). Hal tersebut karena aliran
berubah menjadi siklonal setelah melintasi khatulistiwa. Dengan menggunakan data
ECMWF Hadi Suyono dan Widada S (1999) menunjukkan hal yang serupa.
Ditunjukkan pula bahwa alir lintas khatulistiwa tersebut diikuti dengan perpindahan
energi kinetik serta aliran dengan kepusaran nisbi (relative vorticity) tinggi di atas laut
Jawa. Di India alir lintas khatulistiwa dalam monsun panas Asia digunakan untuk
mengidentifikasi mulainya monsun (Sikka D.R. dan William m. Gray 1981). Dalam
monsun dingin Australia alir lintas khatulistiwa dapat digunakan sebagai petunjuk
kekuatan monsun Australia tersebut (Shiyan tao dan Lonxun Chen 1987).
Pusaran. Fenomena berupa pusaran sering terjadi di laut Cina Selatan dan lautan
India di sebelah barat Sumatra, baik dalam periode musim monsun panas maupun
dalam musim monsun dingin Asia. Pusaran di laut Cina Selatan yang sering timbul
selama periode mondingin Asia merupakan hasil interaksi antara massa udara
maritime tropis Pasifik Barat dan massa udara kontinental dingin; sedangkan dalam
musim monsun panas Asia pusaran merupakan hasil interaksi antara massa udara
maritime tropik Pasifik Barat dan massa udara khatulkistiwa lautan India. Keduanya
terbentuk dari pertemuan angin baratan khatulistiwa kuat dan lebih kuat dibandingkan
dengan angin timuran Pasifik. Dalam musim monsun panas pusaran sering berupa
kelanjutan dari siklontropik dari Pasifik Barat.

Gb. Pusaran dalam bentuk siklontropik.


Bila pusaran terjadi dalam musim monsun dingin, keberadaannya menghalangi
masuknya udara monsun ke wilayah Indonesia yang terletak di sebelah selatannya.
Bila pusaran di atas laut Cina Selatan terjadi dalam musim monsun panas dapat
memperkuat alir lintas khatulistiwa ke utara, dan sebagai petunjuk kuatnya monsun
panas atau kuatnya monsun dingin Australia. Pusaran di lautan India (sebelah
barat Sumatra) dapat timbul dalam musim monsun dingin maupun dalam musim
monsun panas Asia. Kemunculannya bersamaan dengan palung khatulistiwa. Pusaran
tersebut hidupnya lebih permanen dan letaknya bergeser ke utara dan ke selatan
mengikut gerakan Pias Pumpun Antartropik (PPAT). Bila sering timbul dalam musim
monsun panas Asia, merupakan petunjuk lemahnya monsun panas tersebut atau
lemahnya monsun dingin Australia.

Gb. Pusaran di laut India sebelah barat Sumatra.


Lembang tropis (tropical depression). Di Indonesia memang tidak pernah dilanda
siklontropik karena siklontropik tidak mau masuk wilayah Indonesia, mungkin takut
karena penduduk Indonesia terlalu banyak. Namun demikian keberadaannya di sekitar
Indonesia mempunyai dampak kepada cuaca di Indonesia. Contohnya lembang tropis
di Australia Utara sebagai salah satu komponen penting dari monsun Australia.
Musim lembang tropis tersebut adalah bulan Desember sampai Maret (Mc.Bride J.L.
1987). Adanya lembang tropis tersebut menandai kuatnya monsun panas Australia.
Imbas dari lembang tropis berupa angin kencang dan hujan lebat yang dapat dirasakan
di kawasan Nusa Tenggara sampai Bali.
Palung khatulistiwa atau palung dekat khatulistiwa (Near Equatorial Trough).
Bila kita sering menganalisis medan angin di sekitar khatulistiwa, termasuk juga di
kawasan Indonesia, mendekati khatulistiwa angin tenggara dan atau angin timurlaut
berbelok kearah timur sebelum melewati atau sesudah melewati khatulistiwa.
Belokan-belokan tersebut terdapat dalam suatu garis, yang kemudian disebut garis
geser angin (shear line). Garis geser angin kadang-kadang hanya satu, dan kadang-
kadang ada dua. Garis geser angin tersebut sering timbul dalam musim monsun panas
maupun dalam musim monsun dingin Asia, terutama dalam musim transisi bulan april
dan Nopember. Pada daerah geser angin terdapat usaran-pusaran kecil yang dapat
menimbulkan golakan dan awan-awan golakan dan banyak hujan. Palung khatulistiwa
timbul dalam keadaan tekanan udara di belahan bumi selatan dan utara hampir
seimbang.
Pias Pumpun Antartropik (PPAT). Siapa yang tidak kenal PPAT ? Bagi para
peminat cuaca, khusunya di Indonesia, diharapkan mengenalinya dengan seksama;
karena daerah PPAT merupakan tempat banyak hujan. Dalam skala besar di khawasan
tropik terdapat daerah pertemuan antara dua peredaran antisiklonal utara dan selatan.
Batas antara kedua peredaran tersebut dikenal dengan nama ekuator meteorologi.
Dengan demikian ekuator meteorologi membagi troposfer menjadi dua belahan bumi
(hemisfer) meteorologi. Ekuator meteorologi dikenal dengan nama pias pumpun
antartropik, atau diskontinuitas antartropik, atau perenggan antartropik, atau
perenggan monsun, atau palung monsun. Dari berbagai nama tersebut yang lebih
sesuai adalah pias pumpun antartropik. Diskontinuitas antartropik, perenggan
antartropik, dan perenggan monsun kurang popular karena sifat diskontinuitas dan
sifat perenggan seperti yang terdapat di kawasan lintang tengah tidak tampak jelas.;
demikian pula palung monsun tidak menunjukkan jelas perbedaan tekanan.
Posisi PPAT tidak tetap dan tidak tepat di khatulistiwa atau sejajar garis lintang
geografi, melainkan bergeser secara tahunan ke utara dan ke selatan mengikut gerak
matahari. Namun demikian pergeseran tahunan tersebut juga tidak sama di setiap
tempat. Di atas lautan Atlantik dan Pasifik hampir sepanjang tahun terdapat di
belahan bumi utara dan pergeserannya kecil. Hal tersebut karena tekanan tinggi
subtropik selatan di kawasan tersebut lebih mantap. Pergeseran tahunan yang paling
besar terdapat pada bagian di atas Asia selatan Lautan India. Besarnya pergeseran
tersebut karena berkaitan dengan monsun. Selain itu gerakan setiap harinya tidak tetap
dalam satu arah; pada suatu saat bergerak ke utara, pada saat berikutnya dapat terus ke
utara atau berbalik ke selatan.
-------------

Diposkan 16th December 2010 oleh soerjadi wh

Tambahkan komentar
Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai