LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada
empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan
prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular dan pengendalian
penyakit tidak menular (Kemenkes, 2016)1. Pada kenyataannya angka kematian ibu
dan bayi masih sulit ditekan. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SKDI) 2012, angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dimana
masih jauh dari target MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes,2014)2. Sedangkan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
persentase balita pendek di Indonesia termasuk tinggi yaitu sebesar 37,2%, tidak
membaik dibandingkan hasil Riskesdas 2007 (36,8%) dan 2010 (35,6%) (Kemenkes,
2016)1. Pendekatan siklus hidup sejak dari masa janin sampai usia lanjut terus
diupayakan. Periode pra kehamilan dan kehamilan harus disiapkan dengan baik dengan
fokus utama perbaikan gizi masyarakat pada 1000 hari pertama kehidupan sehingga
ibu hamil dengan masalah kurang energi kronik (KEK) dan anemia dapat segera
diintervesi perbaikan gizinya. Situasi gizi masyarakat tidak hanya berperan dalam
program penurunan prevalensi balita pendek, namun juga terkait erat dengan tiga
program lainnya, mengingat status gizi berkaitan dengan kesehatan fisik maupun
kognitif, mempengaruhi tinggi rendahnya risiko terhadap penyakit infeksi maupun
penyakit tidak menular dan berpengaruh sejak awal kehidupan hingga masa usia lanjut.
Berdasarkan Riskesdas 20133, prevalensi risiko KEK wanita usia subur (WUS)
sebanyak 20,8%. Sedangkan prevalensi risiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) di
Indonesia sebesar 24,2%. Ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko kematian, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak (Supariasa, 2002)4. Kondisi ibu hamil dengan KEK juga berisiko
menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca persalinan dimana kedua
faktor ini masuk dalam lima penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia.
Masalah ibu hamil dengan KEK salah satunya disebabkan konsumsi zat gizi
yang kurang. Berdasarkan hasil Survey Diet Total (SDT) 2014 menunjukkan bahwa
rerata tingkat kecukupan energi penduduk Indonesia hanya sebesar 76,6% dengan
45,7% penduduk Indonesia mengonsumsi energi 70% Angka kecukupan Energi
(AKE) yang artinya sangat kurang pemenuhan angka kecukupan energinya.
Penanggulangan ibu hamil dengan KEK harus dimulai sejak sebelum hamil
(calon pengantin) bahkan sejak usia remaja yang memerlukan koordinasi lintas sektor
melalui kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja putri dan konseling calon
pengantin. Namun, untuk mencegah lahirnya bayi berat lahir rendah, menurunkan
angka kematian ibu, dan mengurangi prevalensi balita pendek, perbaikan gizi selama
kehamilan pada ibu hamil dengan KEK sangat diperlukan. Salah satu bentuk intervensi
perbaikan gizi yang dapat dilakukan dengan pendampingan dan pemberian makanan
tambahan (PMT).
Ibu hamil dengan KEK memiliki target total kenaikan berat bedan selama hamil sekitar
12,5 - 18 kg, dimana pada trimester pertama target kenaikannya cukup 2 kg, 4,5-6,5 kg
pada trimester kedua, dan 6,5-9,5 kg pada trimester ketiga (william obstetric, 2013
dalam Kemenkes, 2010), atau bisa dengan laju penambahan BB pada trimester kedua
sampai ketiga sebesar 0,5 kg/minggu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa target BB
Ibu Mimin selama kehamilan 50-56 kg dimana target kenaikan BB pada trimester
pertama sudah tercapai.
Ibu Hamil dengan KEK memerlukan kalori sesuai berat badan idealnya dan
jenis aktivitas ditambah dengan 500 kkal. Jadi kebutuhan kalori Ibu Mimin bila BB
idealnya 41,4 kg dengan aktivitas jenis sedang adalah:
= (30 kkal/kg x 41,4 kg) + 500 kkal
= (1242 + 500) kkal
= 1742 kkal.
Jumlah asupan Ibu Mimin berdasarkan food recall yang penulis lakukan yakni
1. Tiga-empat kali makan utama
Nasi satu centong (100 gram) setara dengan 170 kkal
Ayam goreng satu potong (30 gram) setara dengan 37,5 kkal
Sayur satu mangkuk (100 gram) setara dengan 25 kkal
Satu potong tahu/tempe (50 gram) setara dengan 40 kkal
Total satu kali makan utama : (170 + 37,5 + 25 + 40 ) kalori : 272,5 kkal
2. Biskuit 4 keping per hari: 4 x 24 kkal: 96 kkal
3. Susu prenagen 250 cc: 122 kkal
4. Roti isi: 200 kkal
5. Total asupan kalori Ibu Mimin : ((272,5 x 3-4) + 96 + 122 + 200) = (1235,5 -
1508) kkal
Berdasarkan hitungan di atas, asupan harian Ibu Mimin masih kurang (234
506,5) kkal.
Setelah melakukan assessment status gizi Ibu Mimin, penulis memberikan
edukasi mengenai gizi optimal bagi ibu hamil diantaranya:
1. Masa kehamilan merupakan salah satu massa yang sangat penting dalam
kehidupan (1000 hari pertama kehidupan), dimana terjadi pertumbuhan dan
perkembangan sel sel tubuh termasuk sel otak.
2. Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko melahirkan bayi berat lahir rendah
serta beresiko pula untuk terjadinya komplikasi pada saat persalinan
3. Diperlukan asupan tambahan minimal 500 kkal perhari untuk ibu hamil
dengan KEK. Makanan yang dimakan sebaiknya mengandung semua
komponen zat gizi seimbang (sumber tenaga yakni karbonhidrat dan lemak,
zat pembangun yakni protein, dan zat pengatur yakni vitamin dan mineral).
4. Hb ibu mimin dalam ambang normal sehingga untuk mempertahankannya
diperlukan asupan tinggi zat besi dan asam folat Daging merah, hati, ikan,
udang dan vitamin C (jeruk, tomat) yang membantu penyerapan zat besi
serta membati kopi dan the karena akan menghambat penyerapan zat besi.
5. Ibu harus rutin melakukan asuhan antenatal didampingi suami
6. Keluarga harus mendukung Ibu Mimin untuk lebih sering makan
Selain itu penulis bersama bidan desa memberikan PMT dari Kemenkes berupa
biskuit yang harus habis satu bungkus setiap hari. Dalam satu bungkus biskuit tersebut
mengandung kalori sebanyak 500 kkal.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kunjungan pertama, penulis sementara dapat menyimpulkan:
1. Ibu Mimin memiliki status gizi kurang energy protein kronik
2. Selama trimester pertama telah terjadi kenaikan berat badan sebnayak 2 kg
dimana jumlah itu sudah cukup untuk trimester pertama namun perlu
ditingkatkan untuk trimester selanjutnya
3. Kebutuhan energi total Ibu mimin dalam sehari adalah 1742 kkal
4. Rata rata asupan kalori yang ibu mimin makan setiap hari (1235,5 -1508)
kkal dimana jumlah tersebut masih kurang (234 506,5) kkal dari kebutuhan
energinya.
5. Keluarga perlu mendampingi dan memberikan semangat kepada Ibu Mimin
untuk lebih meningkatkan asupannya.
6. Penulis akan terus memantau perkembangan penambahan berat badan serta
asupan Ibu mimin setiap 2 minggu sekali.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kemenkes, RI. 2016. Situasi Balita Pendek. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.
2. Kemenkes, RI. 2014. Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.
3. Kemenkes, RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
4. Supariasa, I. D. N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
5. Kemenkes, RI. 2010. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan
Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan Lokal. Jakarta: Direktorat
Bina Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI
6. Kemenkes, RI. 2015. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik
(KEK) Pada Ibu Hamil. Jakarta: Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak Kementrian Kesehatan RI
LAMPIRAN
Kunjungan 1 (19 Mei 2017)
Makanan tambahan yang penulis bawakan sebagai contoh makanan tambahan yang
dapat dibuat sendiri oleh ibu.