Anda di halaman 1dari 14

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data dari

kuesioner yang diperoleh sejak tanggal 18 November 2004 sampai 27 November

2004. dari 52 eksemplar kuesioner yang dibagikan seluruhnya kembali. Penyajian

dimulai dari gambaran umum lokasi penelitian berisi tentang gambaran fisik

ruang Aster, anggrek, mawar, wijaya kusuma dan melati, karakteristik demografi

responden yang terdiri dari : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir,

riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya, lama hari perawatan serta data

variabel yang diukur meliputi : kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan

fisik, psikologis, sosial, spiritual dan minat menggunakan pelayanan keperawatan

di RSUD Ulin Banjarmasin.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

Penelitian dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin yaitu pada ruang

aster, anggrek, mawar, wijaya kusuma dan melati. Ruang Aster memiliki 22

tempat tidur, BOR 34,23 % dengan tenaga keperawatan yang ada sebanyak 25

orang. Ruang Anggrek memiliki 27 tempat tidur, BOR 65,00 % dengan tenaga

keperawatan yang ada sebanyak 31 orang. Ruang mawar memiliki 12 tempat

tidur, BOR 93,70 % dengan tenaga keperawatan sebanyak 17 orang. Ruang

wijaya kusuma memiliki 11 tempat tidur, BOR 40,90 % dengan tenaga

keperawatan sebanyak 18 orang. Sedangkan Ruang melati memiliki 16 tempat

tidur dan BOR 93,25 % dengan tenaga keperawatan sebanyak 21 orang.


5.1. 2 Karakteristik Demografi Responden.

1. Umur.

Gambar 5.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RSUD


Ulin Banjarmasin 18 27 Nopember 2004.

Berdasarkan Diagram diatas terlihat bahwa umur yang terbanyak menjadi

responden adalah umur 21 35 tahun yaitu sebanyak 24 responden

(46 %) sedangkan yang paling sedikit adalah golongan umur 15 21 tahun yaitu

sebanyak 15 responden (25 %).

2. Jenis Kelamin

Gambar 5.2 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


RSUD Ulin Banjarmasin 18 27 Nopember 2004.

Dilihat dari Diagram diatas terlihat bahwa menurut jenis kelamin

responden yang paling banyak dirawat laki-laki yaitu sebanyak 31 responden

(56 %) sedangkan perempuan sebanyak 21 responden (44 %).


3. Tingkat Pendidikan Terakhir.

Gambar 5.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat


pendidikan terakhir di RSUD Ulin Banjarmasin 18 27
Nopember 2004.

Berdasarkan Diagram diatas ditemukan bahwa tingkat pendidikan

responden yang tertinggi yaitu lulus SLTA sebanyak 22 responden (42 %) dan

yang paling sedikit adalah lulus SD yaitu sebanyak 4 responden (8 %).

4. Riwayat Perawatan.

Gambar 5.4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat


perawatan di RSUD Ulin Banjarmasin 18 27 Nopember 2004.

Dilihat dari Diagram diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan riwayat

perawatan di RSUD Ulin sebelumnya responden yang terbanyak adalah dengan

riwayat perawatan pernah satu kali sebanyak 25 responden (49 %) dan yang
paling sedikit dengan riwayat perawatan pernah dirawat lebih dari dua kali yaitu

sebanyak 5 responden (10 %).

5. Lama Perawatan.

Gambar 5.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan lama hari


perawatan di RSUD Ulin Banjarmasin 18 27 Nopember 2004.

Berdasarkan Diagram diatas terlihat bahwa menurut lama perawatan

responden yang paling banyak dengan lama perawatan antara 2 4 hari yaitu

sebanyak 28 responden (54 %) dan yang paling sedikit yaitu dengan lama

perawatan > 10 hari yaitu sebanyak 2 responden (4 %).

5.1.3 Variabel yang diukur

1. Kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan

spiritual.

Kepuasan pasien tentang pemenuhan fisik dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 5.1 Distribusi kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan fisik,


psikologis, sosial dan spiritual di RSUD Ulin Banjarmasin tanggal
18 27 Nopember 2004.

Tingkat Fisik Psikologis Sosial Spiritual


No
Kepuasan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Rendah 14 26,9 11 21,2 20 38,5 21 34,6
2 Sedang 25 48,1 25 48,1 24 46,2 22 36,5
3 Tinggi 13 25,0 16 30,8 8 15,4 9 28,8
TOTAL 52 100,0 52 100,0 52 100,0 5 100,0
Dilihat dari tabel 5.1 didapatkan bahwa mayoritas pasien berada pada

tingkat kepuasan sedang tentang pemenuhan kebutuhan fisik yaitu sebanyak

25 responden (48,1%), kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan psikologis

yaitu 25 responden (48,1 %), kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan sosial

sebanyak 24 responden (46,2 %) dan untuk kepuasan tentang pemenuhan

kebutuhan spiritual sebanyak 22 responden (36,5 %).

2. Minat pasien menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Minat pasien menggunakan jasa pelayanan keperawatan dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 5.2 Distribusi minat pasien menggunakan jasa pelayanan keperawatan di


RSUD Ulin Banjarmasin tanggal 18 24 Nopember 2004.

NO Tingkat Minat Jumlah Persentase


1 Rendah 18 34,6
2 Sedang 19 36,5
3 Tinggi 15 28,9
TOTAL 52 100

Pada Tabel 5.2 diketahui bahwa mayoritas minat pasien untuk

menggunakan jasa pelayanan keperawatan berada pada tingkat minat sedang

yaitu sebanyak 19 responden (36,5 %).

3. Hubungan Kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan fisik dengan minat

menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan

fisik dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :


Tabel 5.3 Distribusi hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan
kebutuhan fisik dengan minat menggunakan jasa pelayanan
keperawatan di RSUD Ulin Banjarmasin tanggal 18 27 Nopember
2004.

Minat
Kepuasan Total
Rendah Sedang Tinggi
Fisik
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Rendah 14 26,9 0 0 0 0 14 26,9
Sedang 4 7,7 17 32,7 4 7,7 25 48,1
Tinggi 0 0 2 3,8 11 21,2 13 25,0
Total 18 34,6 19 36,5 15 28,8 52 100
Koefisient Korelasi (r) = 0, 962
Koefisient Diterminasi (R Square) = 0,925
Signifikansi (p) = 0, 000

Dilihat dari tabel 5.1 didapatkan bahwa mayoritas jumlah responden

dengan tingkat kepuasan sedang sehingga memiliki tingkatan minat yang

sedang pula. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula minat

untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan sebaliknya kepuasan pasien

yang rendah mengakibatkan minat yang rendah pula untuk menggunakan jasa

pelayanan keperawatan.

Uji hubungan dengan menggunakan uji Regresi berganda didapatkan

nilai signifikansi (p) = 0,000, dimana Ho ditolak dan Hi diterima artinya

terdapat hubungan yang sangat kuat antara kepuasan tentang pemenuhan

kebutuhan fisik dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan

(r = 0,962), sedangkan R Square didapatkan 0,925, hal ini menunjukan bahwa

92,5 % kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan fisik mempengaruhi minat

sedangkan 7,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.


4. Hubungan kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan psikologis dengan

minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan

psikologis dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.4 Distribusi hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan


kebutuhan psikologis dengan minat menggunakan jasa pelayanan
keperawatan di RSUD Ulin Banjarmasin tanggal 18 27 Nopember
2004.

Minat
Kepuasan Total
Rendah Sedang Tinggi
Psikologis
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Rendah 11 21,2 0 0 0 0 11 21,2
Sedang 7 13,5 15 28,2 3 5,8 25 48,1
Tinggi 0 0 4 7,7 12 23,1 16 30,8
Total 18 34,6 19 36,5 15 28,8 52 100
Koefisient Korelasi (r) = 0, 962
Koefisient Diterminasi (R Square) = 0,925
Signifikansi (p) = 0, 003

Pada tabel 5.2 diatas terlihat bahwa mayoritas kepuasan pasien berada

pada tingkatan sedang tentang pemenuhan kebutuhan psikologis dengan minat

tingkat sedang untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan. Semakin

tinggi tingkat kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan psikologis maka

semakin tinggi pula minat untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan

sebaliknya kepuasan pasien yang rendah mengakibatkan minat yang rendah

pula untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Dengan uji Regresi rerganda ditemukan nilai signifikansi sebesar

0,003 artinya Ho ditolak dan Hi diterima dengan kata lain ada hubungan yang

sangat kuat antara kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan psikologis

dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan (r = 0,962) dan


R Square menunjukan 0,925 artinya 92,5 % kepuasan psikologis

mempengaruhi minat sedangkan 7,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

5. Hubungan kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan sosial dengan

minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan

sosial dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.5 Distribusi hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan


kebutuhan sosial dengan minat menggunakan jasa pelayanan
keperawatan di RSUD Ulin Banjarmasin tanggal 18 27 Nopember
2004.

Minat
Kepuasan Total
Rendah Sedang Tinggi
Sosial
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Rendah 18 34,6 2 3,8 0 0 20 38,5
Sedang 0 0 17 32,7 7 13,5 24 46,2
Tinggi 0 0 0 0 8 15,4 8 15,4
Total 18 34,6 19 36,5 15 28,8 52 100
Koefisient Korelasi (r) = 0, 962
Koefisient Diterminasi (R Square) = 0,925
Signifikansi (p) = 0, 006

Dilihat dari tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

kepuasan pasien berada pada tingkat sedang tentang pemenuhan kebutuhan

sosial dengan minat yang sedang untuk menggunakan jasa pelayanan

keperawatan. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula

minat untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan sebaliknya kepuasan

pasien yang rendah mengakibatkan minat yang rendah pula untuk

menggunakan jasa pelayanan keperawatan.


Uji statistik dengan uji regresi berganda ditemukan bahwa nilai

signifikansi = 0,006 dimana Ho ditolak dan Hi diterima artinya ada hubungan

antara yang sangat kuat antara kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan sosial

dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan (r =0,962) dan R

square = 0,925 menunjukan bahwa 92,5 % kepuasan sosial mempengaruhi

minat dan 7,5 % dipengaruhi oleh faktor lain.

6. Hubungan kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan spiritual dengan

minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan

spiritual dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.6 Distribusi hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan


kebutuhan spiritual dengan minat menggunakan jasa pelayanan
keperawatan di RSUD Ulin Banjarmasin tanggal 18 27 Nopember
2004.

Minat
Kepuasan Total
Rendah Sedang Tinggi
Spiritual
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Rendah 18 34,6 3 5,8 0 0 21 40,4
Sedang 0 0 16 30,8 6 11,5 22 42,3
Tinggi 0 0 0 0 9 17,3 9 17,3
Total 18 34,6 19 36,5 15 28,8 52 100
Koefisient Korelasi (r) = 0, 962
Koefisient Diterminasi (R Square) = 0,925
Signifikansi (p) = 0, 000

Pada tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa sebagian besar kepuasan

pasien berada pada tingkat yang sedang tentang pemenuhan kebutuhan

spiritual dimana minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan berada pada

tingkat sedang. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula

minat untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan sebaliknya kepuasan


pasien yang rendah mengakibatkan minat yang rendah pula untuk

menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Hal ini menunjukan sangat kuatnya hubungan antara kepuasan

tentang pemenuhan kebutuhan spiritual dengan minat menggunakan jasa

pelayanan keperawatan hal ini didukung dengan nilai koefisiensi korelasi (r) =

0,962. Pada pengujian dengan uji Regresi Berganda didapatkan nilai

signifikansi 0,000 artinya Ho ditolak dan Hi diterima dimana terdapat

hubungan antara kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan spiritual

dengan minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

5.2 Pembahasan

Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasilnya maka ada beberapa

hal yang akan dibahas, yaitu : hubungan antara kepuasan tentang pemenuhan

kebutuhan fisik dengan minat, hubungan antara kepuasan tentang pemenuhan

kebutuhan psikologis dengan minat, hubungan antara kepuasan tentang

pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat, dan hubungan antara kepuasan

tentang pemenuhan kebutuhan spiritual dengan minat.

5.2.1 Hubungan kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan fisik dengan minat

menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Terdapat hubungan yang sangat kuat antara kepuasan pasien tentang

pemenuhan kebutuhan fisik dengan minat menggunakan jasa pelayanan

keperawatan. Semakin tinggi kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan fisik maka

semakin tinggi pula minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan. Hal tersebut

juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Djoko Wijono (1997) pelayanan yang

memperhatikan mutu akan memberikan kepuasan yang baik pada pemberi


pelayanan maupun penerima pelayanan. Selain itu jika konsumen merasa puas

atau bahkan surprise dengan jasa yang diterimanya, ia akan memperlihatkan

kecenderungan yang besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan

oleh rumah sakit di masa yang akan datang. Pelanggan yang puas akan

jasa/produk tersebut sehingga pada akhirnya muncul minat untuk menggunakan

produk/jasa tersebut (Nugroho, 2003).

Dari hasil penelitian (tabel 5.3) didapatkan bahwa kepuasan pasien

tentang pemenuhan kebutuhan fisik berada pada tingkatan kepuasan sedang. Hal

ini berarti bahwa perawat belum optimal dalam memberikan pemenuhan

kebutuhan fisik sehingga hal ini juga berdampak pada minat pasien berada pada

tingkatan sedang untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan. Pemenuhan

kebutuhan fisik disini mencakup pemenuhan akan kebutuhan oksigen, cairan dan

nutrisi, eliminasi, istirahat/tidur, aktifitas/mobilisasi dan personal hygiene.

(Gaffar.L.O, 1999 dikutip dari Taylor, C.,dkk 1989). Selain faktor kepuasan

terdapat faktor lain yang mempengaruhi minat seperti biaya (cost), penampilan

fisik, kondisi kebersihan/kenyamanan ruangan, serta keandalan/keterampilan

perawat (Muninjaya,2004).

5.2.2 Hubungan kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan psikologis dengan

minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Ada hubungan yang sangat kuat antara kepuasan pasien tentang

pemenuhan kebutuhan psikologis dengan minat menggunakan jasa pelayanan

keperawatan hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4. Pada hasil juga ditemukan bahwa

kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan psikologis berpengaruh terhadap minat

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya adalah biaya (cost), penampilan fisik, kondisi

kebersihan/kenyamanan ruangan, serta keandalan/keterampilan perawat.

Kepuasan pelanggan timbul bila produk atau jasa memenuhi atau melebihi

harapan pelanggan (Richard F.Gerson, 2002) dan apabila pelanggan yang puas

akan jasa/produk tersebut sehingga pada akhirnya muncul minat untuk

menggunakan produk/jasa tersebut (Nugroho, 2003).

Kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan psikologis berada pada

tingkatan sedang artinya bahwa perawat RSUD Ulin belum optimal dalam

memenuhi kebutuhan psikologis pasien sehingga minat pasien untuk

menggunakan jasa pelayanan keperawatan juga berada pada tingkatan yang

sedang. Pemenuhan kebutuhan psikologis disini mencakup kemampuan empati

dari perawat, keramahan, rasa perlindungan, ketanggapan, responsive, perhatian,

dan penyuluhan kesehatan kepada pasien.

5.2.3 Hubungan kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat

menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Ada hubungan yang sangat kuat antara kepuasan pasien tentang

pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat menggunakan jasa pelayanan

keperawatan. Kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan sosial berpengaruh

terhadap minat sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor-faktor

tersebut yaitu biaya (cost), penampilan fisik, kondisi kebersihan/kenyamanan

ruangan, serta keandalan/keterampilan perawat. Hal ini juga sesuai dengan

pendapat Richard F.Gerson (2002) bahwa kepuasan pelanggan timbul bila produk

atau jasa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Pelanggan yang puas akan

jasa/produk tersebut sehingga pada akhirnya muncul minat untuk menggunakan


produk/jasa tersebut (Nugroho, 2003). Dengan kata lain semakin tinggi kepuasan

tentang pemenuhan kebutuhan sosial maka semakin tinggi pula minat

menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Kepuasan pasien tentang pemenuhan kebutuhan sosial terbanyak berada

pada taraf sedang hal ini dimungkinkan karena kurangnya / masih belum

optimalnya perawat memenuhi kebutuhan sosial pasien sehingga minat pasien

untuk menggunakan jasa pelayanan keperawatan berada pada tingkatan sedang

pula. Pemenuhan kebutuhan sosial disini mencakup komunakasi yang baik dan

ramah oleh perawat. bersikap terbuka, memberikan kesempatan kepada pasien

untuk melakukan hubungan dengan orang lain sesuai dengan keadaan pasien dan

tidak bertentangan dengan program pengobatan, memberikan waktu untuk

menemani pasien, melibatkan pasien dalam setiap kegiatan khususnya perawatan

terhadap diri pasien.

5.2.4 Hubungan kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual dengan minat

menggunakan jasa pelayanan keperawatan.

Ditemukan adanya hubungan yang sangat kuat antara kepuasan pasien

tentang pemenuhan kebutuhan spiritual dengan minat menggunakan jasa

pelayanan keperawatan. Kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual juga

memiliki pengaruh terhadap minat sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor

lain. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhinya adalah biaya (cost),

penampilan fisik, kondisi kebersihan/kenyamanan ruangan, serta

keandalan/keterampilan perawat. Menurut Richard F.Gerson (2002) bahwa

kepuasan pelanggan timbul bila produk atau jasa memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan. Pelanggan yang puas akan jasa/produk tersebut sehingga pada


akhirnya muncul minat untuk menggunakan produk/jasa tersebut (Nugroho,

2003). Dengan kata lain semakin tinggi kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan

spiritual maka semakin tinggi pula minat menggunakan jasa pelayanan

keperawatan.

Pada data didapatkan bahwa kepuasan pasien tentang pemenuhan

kebutuhan spiritual berada pada tingkat kepuasan sedang hal ini terjadi karena

kurangnya / belum optimalmya perhatian perawat dalam memenuhi kebutuhan

spiritual pasien sehingga minat pasien untuk menggunakan jasa pelayanan

keperawatan juga berada pada tingkat sedang. Pemenuhan kebutuhan spiritual

mencakup kegiatan dalam melakukan bimbingan rohani kepada pasien baik secara

langsung (dilakukan sendiri oleh perawat misalnya membimbing pasien untuk

berzikir saat menghadapi sakratul maut maupun secara tidak langsung dengan

memanggil rohaniawan), memberikan motivasi kepada pasien untuk berdoa, serta

membantu pasien beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

Anda mungkin juga menyukai