TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita di
masa reproduksinya dan kadang terjadi pada saat kehamilan. Sebagian besar kista
terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
2.2 KLASIFIKASI
Tumor ini ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor neoplastik
dibagi lagi menjadi tumor jinak dan ganas. Tumor jinak tersebut dibagi lagi dalam
2. Tumor lain : kista folikel, kista korpus luteum, kista lutein, kista inklusi germinal,
kista endometrium.
3
Gambar 1. Kista Korpus Luteum
2.3 ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena
4
2.4 GEJALA KLINIS
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala terutama bila kista
berukuran kecil, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Namun, ada kista yang
berkembang menjadi besar dan menimbulkan gejala nyeri yang tajam. Diagnosa pasti
kista ovarium tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik atau kanker
- Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
- Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
- Nyeri senggama
- Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista. Gejala
tersering yang dikeluhkan adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa
nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau
cepat sehingga organ disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam
5
Tumor dengan ukuran besar dapat menimbulkan tekanan terhadap alat-alat
sekitarnya disebabkan oleh ukuran dan posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi,
obstipasi, edema pada tungkai, juga dapat terjadi hilangnya nafsu makan, rasa sesak dan
lain-lain.
Kebanyakan dari kista yang dijumpai pada kehamilan merupakan kista corpus
luteum. Biasanya berdiameter < 6 cm dan akan hilang pada usia kehamilan 14 18
minggu. Kista yang harus dilakukan operasi adalah kista teratoma, serous, mucinosum,
Perdarahan pada kista dapat terjadi sedikit-sedikit, dapat juga terjadi dalam jumlah yang
banyak sehingga menyebabkan distensi cepat dari kista dan menimbulkan nyeri perut
mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor ovarium dengan diameter > 5 cm akan
tetapi belum terlalu besar sehingga terbatas gerakannya. Tumor akan semakin besar bila
terjadi perdarahan di dalamnya. Tindakan operasi harus segera dilakukan untuk mencegah
mikroskopik, terutama bila dijumpai tanda-tanda keganasan seperti asites, tumor padat
2.5 DIAGNOSA
Diagnosa biasanya sulit ditegakkan, tumor adnexa biasanya muncul dengan tanda
dan gejala seperti iritasi peritoneum sekunder dari terpelintir, perdarahan ataupun ruptur.
Semakin besar usia kehamilan, semakin sulit untuk mengidentifikasi besar massa.
Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista
dan membantu untuk menentukan apakah kista tersebut jinak atau ganas. USG lebih
6
sensitif daripada pemeriksaan panggul untuk mendeteksi adanya tumor ovarium. Selain
itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena
pertimbangan biaya. Kebanyakan massa adnexa dalam kehamilan ini ditemukan secara
- Kista fungsional
Kista fungsional seperti kista folikular, kista korpus luteum, atau kista teka lutein
biasanya memiliki batas yang tipis dengan cairan di tengahnya. Dijumpainya korpus
luteum merupakan hal yang normal selama kehamilan. Walaupun biasanya dijumpai
dengan ukuran yang kecil melalui USG, korpus luteum ini bisa mencapai ukuran
bekuan darah yang menunjukkan suatu endometriosis atau kista simpel dengan
kedua kehamilan. Namun pada beberapa kasus, kista dapat menyebabkan komplikasi
seperti torsi atau ruptur, menyebabkan nyeri akut atau perdarahan. Bagaimanapun
Benign cystic teratoma biasanya memiliki lapisan jaringan yang berlapis, adanya
kalsifikasi, dan lapisan lemak dan cairan. Tumor ini biasanya tidak tumbuh secara
substansial selama kehamilan. Jika ukurannya lebih kecil dari 6 cm, tumor ini dapat
diobservasi secara simpel. Tumor yang lebih besar kadang-kadang dapat mengalami
7
- Benign cystadenoma
Walaupun USG dapat membantu mendiagnosa massa adnexa, tetapi akurasi atau
spesifisitas untuk membedakan massa jinak dengan ganas masih terbatas. Beberapa
kriteria dari massa ovarium yang meningkatkan resiko keganasan seperti ukuran yang
lebih besar dari 5 cm (walaupun ukuran yang lebih kecil juga dapat menjadi ganas),
gambaran kompleks kistik dan solid, dan massa yang menetap seiring berjalannya waktu.
Pada beberapa kasus, masa adnexa ditemukan pada saat dilakukannya sectio
caesarea. Fenomena ini meningkat mengingat tingginya angka sectio caesarea. Untuk
diagnosis yang terlambat dari suatu keganasan ovarium, perlu dilakukan inspeksi adnexa
secara rutin setelah menutup insisi uterus pada semua wanita yang melahirkan dengan
sectio caesarea.
8
Daisa (1989) mengamati perbedaan antara tumor jinak dan ganas pada
pemeriksaan panggul dan pada saat pembedahan. Penemuan pada pemeriksaan panggul :
Jinak Ganas
Nilai serum CA-125 biasanya meningkat selama trimester pertama kehamilan, tapi
mungkin dapat bermanfaat untuk penilaian lebih lanjut atau untuk follow up dari suatu
keganasan.
2.6 KOMPLIKASI
1. Terpelintir
3. Perdarahan
4. Ruptur
Torsi atau terpelintir adalah terjadinya rotasi total atau sebagian dari massa
adnexa. Faktor predisposisinya adalah ukuran yang cukup besar, mobilitas bebas dan
adanya pedikel yang panjang. Etiologi pastinya belum diketahui. Yang paling banyak
9
dijumpai adalah pada kista dermoid dan kistadenoma serous. Torsi yang komplit
menyebabkan blokade vena dan limfatik menyebabkan stasis dan kongesti vena,
perdarahan, dan nekrosis. Kista menjadi lebih lunak dan mudah ruptur. Pasien biasanya
mengalami nyeri perut akut dan pada pemeriksaan panggul dapat dijumpai massa kista
yang lunak yang terpisah dari uterus. Resiko dari torsi ovarium ini meningkat sebanyak 5
Robekan dinding kista dapat pula terjadi akibat trauma lain, seperti pukulan pada
perut dan senggama. Bila kista hanya berisi cairan serous, maka rasa nyeri akibat robekan
dan iritasi peritoneum akan segera berkurang, namun bila berisi cairan darah, maka akan
menimbulkan rasa sakit yang terus menerus disertai dengan tanda-tanda akut abdomen.
Jika robekan terjadi pada kista adenoma musinosum maka akan mengakibatkan
perlengketan dalam rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan pseudomiksoma peritonei.
jarang dijumpai. Jika dijumpai biasanya merupakan tahap awal dan memiliki outcome
yang baik, berdasarkan penelitian meta analisis oleh Leiserowitz dkk. pada tahun 2006.
Dari penelitian ini dijumpai 9.375 kehamilan dengan massa adnexa, dan dijumpai 87
kanker ovarium dan 115 kasus diantaranya memiliki tumor potensial ganas rendah atau
low-malignant-potential (LMP).
Suatu penelitian lain pada 130 kasus dalam kehamilan yang menjalani operasi
menunjukkan bahwa ditemukan tumor ganas atau LMP pada 6,1 % kasus. Pada 10
pasien, hal yang dijumpai pada saat laparotomi adalah leiomyoma. Dari penelitian ini
dikatakan bahwa pemeriksaan USG sebelum operasi tidak dapat membedakan tumor
10
Penelitian dari tahun 1994 sampai 2001 ditemukan 8 pasien dengan massa adnexa
dari 16.472 kehamilan. 6 pasien menjalani laparotomi pada trimester pertama dan/atau
trimester kedua kehamilan. 2 dari mereka dilakukan laparotomi emergensi karena adanya
torsi atau perdarahan sebagai komplikasi dari massa adnexa. Kedelapan pasien ini
menjalani persalinan saat aterm. 2 pasien menjalani sectio caesarea dengan indikasi
obstetrik.
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak
tindakan operasi, sedangkan tumor ovarium non neoplastik tidak. Tumor dengan diameter
< 5 cm, tidak diperlukan tindakan operasi, namun dilakukan observasi selama 2 3 bulan
untuk membuktikan tumor tersebut mengecil atau membesar. Jika ukuran tumor menetap
atau membesar berarti tumor tersebut bersifat neoplastik, sehingga perlu penanganan
lebih lanjut.
menghilang.
2. Jika timbul komplikasi seperti peritonitis, ruptur, kista terpelintir dan infeksi.
11
6. Untuk mengurangi terjadinya keguguran :
berikan progesteron 3 hari pre op+ 2 hari post op 25 mg/hari IM
kemudian 3x10 mg/ per oral selama 7 hari, kemudian dosis dikurangi
sedikit- sedikit
alasan tingginya angka korpus luteum selama kehamilan, jarangnya dijumpai keganasan,
rendahnya kejadian komplikasi adnexa dengan observasi yang baik, dan potensi untuk
terjadinya keguguran atau kematian janin, pertumbuhan janin terhambat, partus prematur,
dan teratogenitas.
wanita hamil. Suatu studi kohort pada tahun 1989 di Swedia terhadap 5.405 wanita yang
- Angka berat badan bayi lahir rendah dan sangat rendah meningkat, seiring
- Insidensi bayi lahir hidup tetapi kemudian meninggal dalam 168 jam juga
kehamilan.
Beberapa data menunjukkan bahwa operasi adnexa selama trimester kedua akhir
atau trimester ketiga awal kehamilan memberikan resiko yang lebih besar untuk
Waktu yang paling baik untuk dilakukannya operasi elektif adalah saat
dilakukannya sectio caesarea. Waktu lain yang tepat untuk melakukan operasi elektif
12
kemungkinan adalah saat awal sampai pertengahan trimester kedua kehamilan. Pada masa
ini, operasi elektif untuk massa adnexa memerlukan pemaparan panggul, tanpa perlu
Observasi yang baik merupakan alternatif yang baik untuk intervensi operasi
selama kehamilan, kecuali dicurigai adanya keganasan. Schmeler dkk. menilai kasus dari
59 wanita yang memiliki massa adnexa dengan diameter lebih 5 cm yang terdeteksi
selama kehamilan dari keseluruhan 127.177 persalinan dari tahun 1990 sampai 2003.
hasil USG dengan gambaran yang dicurigai adanya keganasan, dan 4 kasus diantaranya
dengan adanya torsi ovarium. Sisanya diobservasi, dan operasi ditunda hingga saat
merupakan kista dermoid. Kanker didiagnosa pada 4 pasien (6,8%), dan 1 pasien (1,7%)
Penelitian di Korea pada tahun 1996 sampai 2006 terhadap 27 pasien yang
operasi dilakukan pada usia kehamilan 20 minggu. Dari seluruh 27 pasien, 26 diantaranya
menjalani persalinan aterm dengan bayi yang sehat tanpa adanya kelainan malformasi.
Hanya 1 pasien dengan kanker ovarium epitelial yang mengalami relaps 19 bulan setelah
wanita selama kehamilannya, operasi yang dilakukan tetap memiliki resiko terhadap
berdasarkan karakteristik dari massa adnexa yang ada dan usia kehamilannya.
13
Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan
kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu
kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan
lain sebagainya.
Jika kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari
peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi
14