PENDAHULUAN
Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu mengganggu
kesehatan. Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, bahkan
internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok dimana- mana dalam
kehidupan sehari-hari baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum lainnya atau
bahkan dikalangan rumah tangga sendiri dan di sekolah (Aditama, 1996). Jumlah
dunia, yaitu sebesar 1, 634 triliun batang. Mengikuti China sebanyak 451 miliar
batang, Amerika Serikat sebanyak 328 miliar batang, Jepang sebanyak 286 miliar
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik
untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Ada beberapa riset yang
mendukung pernyataan tersebut jika dilihat dari sisi individu yang bersangkutan.
(Karbonmonosikda) dan tar dapat menimbulkan berbagai penyakit jika dilihat dari
sisi kesehatan. Bahan kimia ini akan memacu kerja susunan syaraf pusat dan
detak jantung bertambah cepat (Kendal & Hammen dalam Komasari & Helmi,
2000), menstimuli penyakit kanker dan juga berbagai penyakit lain seperti
Merokok juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berada di
sekeliling perokok. Risiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada
perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah
(Sarafino, 1994). Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku
Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif dari merokok tetapi jumlah
Merokok bukan hanya identik dengan pria dewasa, tapi juga pada remaja laki-
laki. Smet (dalam Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa usia pertama kali
merokok pada umumnya berkisar antara 11 – 13 tahun dan pada umumnya individu
pada usia tersebut merokok sebelum usia 18 tahun. Perilaku merokok pada remaja
Penelitian yang dilakukan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) WHO
Indonesia pernah merokok. Penelitian lanjutan dilakukan GYTS pada tahun 2007
yang manghasilkan bahwa jumlah perokok anak usia 13-18 tahun di Indonesia
menduduki peringkat pertama di Asia. Bahkan tiga dari sepuluh pelajar SMP di
Indonesia (30,9%) mulai merokok sebelum umur 10 tahun. Jumlah ini diperkirakan
terus meningkat 4% tiap tahunnya (“Identitas sebatang rokok”, 2008). Sirait (2001)
menyatakan bahwa perokok laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan, jika
diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki- laki paling tinggi pada umur 15-
(49,8%) dan yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang/hari sebesar 5,6%. Yayasan
Kanker Indonesia (YKI) menemukan 27,1% dari 1961 responden pelajar pria
SMA/SMK sudah mulai merokok atau bahkan terbiasa merokok, umumnya siswa
kelas satu menghisap satu sampai empat batang perhari, sementara siswa kelas tiga
Perilaku merokok banyak dilakukan pada masa remaja. Masa remaja adalah
masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Terdapat berbagai pendapat
tentang pembatasan usia remaja, rata-rata dimulai dari usia 12 tahun sampai akhir
usia belasan. Periode remaja merupakan periode yang penting karena pada masa ini
terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang pesat (Atkinson dkk, 1993). Hurlock
(1999) membagi perubahan fisik pada remaja menjadi 2 (dua) jenis perubahan, yaitu
tinggi, berat, proporsi tubuh, organ seks dan ciri-ciri seks sekunder. Perubahan
peredaran darah, sistem pernapasan, sistem endokrin dan jaringan tubuh. Remaja
juga akan mengalami perubahan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap
dan tingkah laku. Perkembangan kepribadian pada masa ini dipengaruhi tidak saja
oleh orang tua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah maupun
iklan adalah faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Tidak semua
remaja yang memiliki orangtua perokok, teman sebaya perokok dan adanya iklan
rokok menyebabkan remaja menjadi perokok. Ovine dan Cynthia Pomerleau (1989)
(dalam Sarafino, 1990), mengatakan orang tidak akan meneruskan merokok atau
berusaha keras untuk tidak merokok karena mereka memiliki sikap yang teguh pada
akibat-akibat yang ditimbulkan dari nikotin. Leventhal dan Clearly (dalam Oskamp,
1984) menyebutkan ada 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok,
Tahun 2018”.
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
2018/2019
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang
2. Manfaat Praktis
merokok.
c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai