Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra

manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan, raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat efektip terhadap perilaku seseorang (over behavior).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2012 :140) sebelum orang mengadopsi perilaku baru,

didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

1. Awareness (kesadaran)

Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek)

terlebih dahulu.

2. Interest

Yakni orang mulai tertarik dengan stimulus.

3. Evaluation

Pada tahap ini subjek sudah mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebut pada dirinya. Hal ini berarti sikap subjek sudah mulai lebih

baik lagi.

4. Trial
Orang mulai mencoba prilaku baru

5. Adoption

Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku atau adopsi perilaku melalui proses seperti

ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang posotif, maka perilaku

tersebut akan bersifat lama. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan

adalah segala sesuatu yang diketahui. Berdasarkan pendapat ahli dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

yang terjadi setelah orang melakukan suatu penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007) pengetahuan dibagi menjadi 6 (enam)


tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari seluruh beban yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.
2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk

menjelaskan secara kasar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasi-kan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetepi masih di dalam

suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan masalah kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang

ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada atau telah ditentukan.
Menurut Beccary (2012) ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :

1) Pengetahuan (Knowledge) Mencakup keterampilan mengingat

kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.

2) Pemahaman (comprehension) Meliputi pemahaman terhadap

informasi yang ada

3) Penerapan (application) Mencakup keterampilan menerapkan

informasi dan pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi

yang baru.

4) Analisis (analysis) Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-

bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.

5) Sintesis (synthesis) Mencakup menerapkan pengetahuan dan

keterampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-

elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya.

6) Evaluasi (evaluation) Meliputi pengambilan keputusan atau

menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria yan ada biasanya

memakai kata : pertimbangkanlah, bagaimana, kesimpulannya

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, disimpulkan bahwa

tingkatan pengetahuan dibagi menjadi 6 (enam) tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali (recall).Tahu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.


2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai sesuatu

kemampuan untuk menjelaskan secara kasar tentang obyek yang

diketahui, dan dapat menginterprestasi-kan materi tersebut secara

benar.

3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain, dan mencoba memahami struktur informasi.

5) Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan

untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya atau

kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan masalah

kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau

objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang

telah ada atau telah ditentukan.


2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Menurut Abdul Rosid (2011) pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang akan

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

1. Pengalaman.

Diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.

Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

2. Keyakinan.

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun dan tanpa ada

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini biasanya

mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik yang sifatnya positif

maupun negatif.

3. Fasilitas.

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, TV, majalah, buku, dan

lain-lain.

4. Sosial Budaya.

Kebudayaan setempat dan kebiasaan di dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang

terhadap sesuatu.

Menurut Putra Fadlil (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah, sebagai berikut :


1) Faktor internal

a. Usia.

Semakin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan

mentalnuya bertambah baik. Akan tetapi, pada usia tertentu

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun

b. Pengalaman.

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

c. Intelegensia.

Intelegensia diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar

dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam

situasi baru. Intelegensia merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensia bagi

seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan

mengolah berbagai informasi secara terarah, sehingga ia mampu

menguasai lingkungan.

d. Jenis Kelamin.
Beberapa orang beranggapan bahwa pengetahuan seseorang

dipengaruhi oleh jenis kelaminnya. Dan hal ini sudah tertanam

sejak zaman penjajahan. Namun, hal itu di zaman sekarang ini

sudah terbantah karena apapun jenis kelamin seseorang, bila dia

masih produktif, berpendidikan, atau berpengalaman maka ia

akan cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan tertentu, sehingga sasaran

pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut

pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya

semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula

pengetahuannya.

b) Pekerjaan.

Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini

dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan factor interaksi

sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi social dan budaya

berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal


ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang.

c) Sosial budaya dan ekonomi

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang

mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu

pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

d) Lingkungan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi

seseorang, di mana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang

baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat

kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang memperoleh

pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir

seseorang.

e) Informasi.

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang


rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari

berbagai media, missal TV, radio atau surat kabar maka hal itu

akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan kuesioner yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan

pengetahuan yang ada (Soekidjo Notoatmodjo, 2007). Seseorang dikatakan mengerti

suatu bidang tertentu apabila orang tersebut dapat menjawab secara tulisan.

Sekumpulan jawaban yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan

(knowledge). Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang

bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban,

baik secara lisan maupun tulisan. Pertanyaan atau tes dapat digunakan untuk mengukur

pengetahuan. Secara umum pertanyaan dikelompokkan menjadi dua jenis

1. Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan lisan

2. Pertanyaan objektif, missal pertanyaan pilihan ganda (multiple choice)

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pilihan

gana lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah

disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur lebih cepat .

Menurut Putra Fadlil (2013:26) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan


dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang meliputi tahu, memahami, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi.

Menurut Ircham Machfoedz (2014:14) hasil pengukuran pengetahuan dapat

dibagi menjadi

1. Kategori rendah apabila memiliki nilai benar 40-55%

2. Kategori sedang apabila memiliki nilai benar 56-75 %

3. Kategori tinggi apabila memiliki nilai benar 76-100 %

2.2 Merokok

Meningkatnya prevalensi merokok di negara-negara berkembang termasuk

Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Hari tanpa

tembakau sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei tidak menyurutkan

perokok utnuk mengurangi kebiasaanya. Sebagai perokok di Indonesia telah

menganggap bahwa merokok adalah suatu kebutuhan yang tidak bisa dielakan,

sehingga merokok adalah hal biasa bagai kaum muda. Penampilan bagi kaum muda

menjadi modal utama dalam bergaul tidak saja dengan sesama jenis, tetapi juga

dengan lawan jenis. Merokok merupakan cara untuk bisa diterima secara sosial.

Jadi, sebagian dari mereka yang merokok disebabkan tekanan teman-teman

sebayanya. Walaupun ada juga yang merokok disebabkan melihat orang tuanya

yang merokok. Pada dasarnya, perokok pemula biasanya diawali dengan rasamual,
batuk, dan perasaan tidak enak lainnya, tetapi tetap saja mereka merokok meskipun

sebenarnya mereka cukup well-informed terhadap bahaya merokok (Fawazani dan

Triratnawati, 2005).

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan

membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok,

rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa

serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Rokok biasanya dijual dalam

bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan

mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan

tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan

bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru

atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang

sekali dipatuhi). Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku

bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada

abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para

penjelajah Eropa itu ikut mencoba menghisap rokok dan kemudian membawa

tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan

bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan

ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para

pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk
negara-negara Islam. Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan

sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang sedikit itu

terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di

sekitar perokok yang bukan perokok. (Al Bachri. 2001).

2.2.1 Kandungan Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

bentuk lainya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

dan spesies lainya atau sintesisnya yang mengandung nikotin, Codan tar dengan

atau bahan tambahan (PP RI No. 19 Tahun 2003). enurut jenisnya, rokok di

Indonesia dibedakan menjadi beberapa macam.Perbedaan ini didasarkan atas bahan

pembungkus rokok bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan

pengggunaan filter pada rokok. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan

kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan

kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu nikotin, tar dan

karbonmonoksida (Gondodiputro, 2007).

A. Nikotin

Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam

Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang

bersifat adiktif saraf sehingga dapat mengakibatkan meracuni saraf tubuh,

meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan

menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya (PP RI No. 19


Tahun 2003). Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3

nanogram, dan semuanya diserap sehingga didalam cairan darah ada sekitar 40-50

nanogram nikotin setiap 1 mlnya. Nikotin yang dikandung rokok melepaskan

hormon yang mengaktifkan beberapa reseptor di otak. Nikotin diotak merangsang

jalur hypothalamic-pituitary, dan sebagai hasilnya merangsang sIstem endokrin

tubuh. Penggunaan nikotin mengakibatkan konsentrasi yang meningkat dan

ketahanan tubuh untuk tidak lelah lebih lama. Selain itu, nikotin juga memiliki efek

adiktif dan psikoaktif. Para paru-paru merokok dapat menyebabkan perubahan

struktur dan fungsi saluran napasdan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar,

sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak

(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terajadi radang ringan hingga penyempitan

akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi

peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi

saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan

segala macam gejala klinisnya (Gondodiputro, 2007).

B. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen pada

asap rokok, dan bersifat karsinogen. kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35

mg/batang. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai

uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan kental

berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang
berifat lengket dan menempel pada paru-paru sehingga dapat mengganggu

saluran pernafasan dan endapan berwarna coklat pada permukaan gigi. Tar ini

berguna untuk menyalakan tembakau sehingga dapat mengakibatkan

penyumbatan pada saluran pernafasan (Gondodiputro, 2007). Menurut

Gondodiputro (2007: 23) efek yang disebabkan dari tar adalah sebagai berikut:

1) Kanker paru

Kanker paru (karsinogen bronkogenik) adalah tumor berbahaya yang

tumbuh di paru- paru. sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam

paru-paru, tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker bagian tubuh lainnya

yang menyebar ke paru-paru (Price, 2005). Karsinoma bronkogenetik yang selama

ini sering kali ditemukan pada pria usia tua, tapi saat ini ada kecenderungan

mengenai usia muda. Bila di telisik lebih jauh, ada dua faktor patogenesis kanker

paru, yaitu faktor endogen/genetik dan faktor eksogen. Faktor eksogen memegang

peranan yang lebih besar. Faktor eksogen yang utama adalah rokok. Namun bila

dicermati lebih lanjut, hanya sebagian kecil perokok akan menderita kanker paru.

Second primary cancers adalah suatu keadaan timbulnya kanker primer lainnya

pada tubuh. Hal ini harus dibedakan antara metastasis (penjalaran kanker dari

sumber utamanya) dengan Second primary cancers (timbulnya kanker “original”

pada lokasi yang berbeda). Kaitan second primary cancer dengan kanker paru

adalah pada pasien kanker paru dapat terjadi proses Second primary cancers

disebabkan fenomena yang dikenal “field cancerization’’ yaitu suatu kondisi

kelainan yang sama pada beberapa organ yang berbeda karena diperkirakan
mempunyai paparan carcinogen yang sama. Pasien dengan upper aerodigestive

tract (head, neck, esophagus dan lung) mempunyai resiko tinggi terjadinya proses

Second primary cancers. Hal ini diperkirakan karena terjadinya paparan penyebab

carcinogenesis yang sama pada organ-organ tersebut. Pada kanker paru, kondisi

“Second primary cancers” dapat terjadi pada pasien yang mempunyai masa tahan

hidupnya lebih lama dan biasanya tipe histologinya pada kasus seperti ini adalah

squamous cell carcinoma.

C. Karbon Monoksida

Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah,

membuat darah tidak mampu untuk mengikat oksigen. Unsur ini dihasilkan oleh

pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang /karbon. Gas CO yang dihasilkan

sebatang tembakau dapat mencapai 3%-6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa

saja. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaituarus

tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak

akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar. gas CO mempunyai

kemampuan mengikat hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah, lebih kuat

dibandingakan oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar

oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin

kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen. Sel tubuh

ang kekurangan oksigen akan melakukan spasme,yaitu menciutkan pembuluh

darah (Gondodiputro, 2007).

Menurut Gondodiputro (2007: 25) efek yang ditimbulkan dari karbon


monoksida (CO) adalah sebagai berikut :

1. Aterioskelerosis

Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu

menebal dan mengerasnya pembuluh darah. Ateriosklerosis menyebabkan

pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit.

Ateriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh

gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah (Gondodiputro, 2007:

27) teriosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima

arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu

absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam

pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol

kelumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan

mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya umen menjadi

semakin sempit dan aliran darah terhambat.

Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung

terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana

terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli,

yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis terjadi telah diajukan,

tetapi tidak satupun yang terbukti secara menyakinkan. Mekanismeyang

mungkin adalah pembentukan thrombus pada permukaan plak dan

penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah,

maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri
dan kapiler disebelah distal plak yang pecah. Struktur anatomi arteri

koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme aterosklerosis. Arteri

tersebut terpilin dan berkelok- kelok saat memasuki jantung, menimbulkan

kondisi yang rentan untuk terbentuknya arteroma (Pranatu, 2009: 56).

2.2.2 Dampak Merokok

Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh

perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini

terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida,

nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan,

benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresoldan perylene adalah sebagian dari

ribuan zat di dalam rokok. Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian

Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560

orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia

yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat

kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker),

selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon

yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu

atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini

berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat

abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh

dan dapat diukur secara kuantitatif. Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari
output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan

bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk

dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli

memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah

terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat

terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru

menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. Bahaya bagi tubuh yaitu bisa

mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan

bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap

rokok yang dihisap. Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan

perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap

rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan

menimbulkan kecanduan kepada pemakainya. Merokok bagi orang dewasa bisa

berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena

itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar sekolah. Akibat negatif dari rokok,

sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok.

Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna

sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri,

tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk

ke dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang

menyebabkan : Gelisah, tangan gemetar (tremor) Cita rasa / selera makan berkurang.

Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya. (Awi,
W.M. 2011).

2.2.3 Faktor penyebab merokok pada remaja

Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:

1. Faktor orangtua dan keluarga. Salah satu temuan tentang remaja

perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah

tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik

yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-

anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang

bahagia. (Atkinson, 1999). Selain itu, anak-anak yang

mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh

dan mencontoh orang tuanya.

2. Teman merokok. Banyak fakta membuktikan bahwa remaja


perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok,
dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,
1991).

3. Pribadi. Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin


tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik
maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut,
konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki
skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor
yang rendah (Atkinson, 1999). Iklan rokok. Iklan-iklan di
berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok
adalah lambang keglamouran, memicu remaja untuk ikut
berperilaku seperti pada iklan tersebut.

2.2.4 Upaya Pemerintah dalam Mengurangi Perokok


Beberapa upaya yang telah di lakukan pemerintah yaitu:

1. Upaya yang dilaksanakan oleh kementerian kesehatan bukan


suatu kampanye anti rokok, tetapi penyuluhan tentang
hubungan rokok dengan kesehatan.
2. Sasaran yang ingin dijangkau adalah sasaran-sasaran
terbatas, yaitu: petugas kesehatan, para pendidik, para murid
sekolah, para pemuka, anak dan remaja, para wanita
terutama ibu hamil.
3. Kegiatan di utamakan pada pencegahan bagi yang belum
merokok.
4. Menanamkan pengertian tentang etika rokok

2.2.5 Upaya yang Sekolah dalam Mengurangi Perokok


Para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan menyusuri
tempat tempat yang sering di jadikan tempat untuk merokok. Selain itu juga guru harus
memberi sanksi tegas kepada siswa yang suka merokok agar siswa tersebut jera.

Anda mungkin juga menyukai