Anda di halaman 1dari 17

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo

menggeluti dunia kuliner dengan membuka dua usaha besar, yakni


Chilli Pari dan Markobar. Martabak Kota Barat atau akrab disebut
dengan Markobar merupakan usaha martabak yang dirintis Gibran sejak
2015. Mari kita lihat kisah sukses Gibran Rakabuming Raka dalam
merintis usaha kulinernya.

Rubrik Finansialku

Siapakah Gibran Rakabuming Raka?


Setelah lulus dari University of Technology Sydney, Australia pada
tahun 2010, Gibran Rakabuming Raka atau yang akrab disapa Gibran
kembali ke Solo dan memulai usaha kuliner. Gibran memulainya dengan
merintis catering Chilli Pari kemudian merambah pula ke kuliner
martabak yang dinamai Markobar. Siapa sangka putra sulung seorang
Presiden Jokowi dengan begitu rendah hati merintis sebuah usaha
kuliner? Penasaran dengan kisahnya? Finansialku akan mengisahkan
kesuksesan Gibran Rakabuming Raka dalam usaha martabaknya.
[Baca Juga: Kisah Sukses Natali Ardianto, Pendiri Tiket.com]

Kisah Awal Tercetusnya Ide Markobar


Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi kelahiran tahun 1987 ini
memulai usaha kuliner pada tahun 2010. Gibran terkenal dengan
jiwa entrepreneur-nya yang ulet dan tegas, sehingga tak pernah terpikir
oleh Gibran untuk mendompleng nama besar ayahnya untuk
kesuksesan usahanya. Berbeda dengan keinginan orangtuanya yang
meminta Gibran untuk berbisnis di bidang properti, dia memutuskan
untuk memulai usaha kuliner dengan melihat potensi besar terhadap
bisnis ini di Solo.

Gibran pun tidak mengandalkan orangtuanya dalam urusan modal, dia


meminjam sejumlah uang dari bank untuk memulai usaha catering-nya.
Setelah sukses menjalani usaha catering, Gibran berpikir untuk
merambah dunia kuliner dan membuka usaha martabak dengan
berbagai varian topping yang dinamai Markobar. Markobar mulai dirintis
di Solo pada tahun 2015. Markobar kini sudah berkembang dan dapat
dinikmati juga di Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Bekerja sama
dengan mitra kerjanya, Gibran mempercayakan urusan dapur kepada
mitranya, dan dia menjalankan segi pemasarannya dan membawanya
ke kota-kota besar di Indonesia.
[Baca Juga: Kunci Sukses untuk Kepemimpinan Sekarang adalah
Pengaruh, Bukan Wewenang]

Kesuksesan Usaha Martabak Gibran Rakabuming


Raka
Gibran, yang kini sudah menjabat sebagai ketua Asosiasi Perusahaan
Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo ini beranggapan bahwa usaha
martabaknya memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Rata-
rata penjualan martabak Markobar saat ini adalah 150-200 loyang dalam
sehari dan dibandrol harga mulai dari Rp45.000 untuk 1 toppingdan
mencapai Rp90.000 untuk 8 topping per loyang. Harganya dipasang
cukup terjangkau agar menjangkau pasar yang lebih luas. Gibran
menentukan sebuah target setiap kali membuka sebuah gerai baru,
yaitu seluruh modal yang diinvestasikan harus kembali dalam waktu
maksimal 3 bulan. Gibran juga merencanakan untuk membuka 2 gerai
Markobar setiap 2 bulannya untuk pengembangan selanjutnya.
[Baca Juga: Kalau Mau Sukses, Lakukan 5 Cara Jitu Ini! Sebelum
Mulai Bisnis Waralaba]

Meski Dicemooh, Gibran Tetap Maju


Usaha martabak dengan berbagai varian topping milik putra sulung
Presiden RI periode 2014-2019 ini sempat menghebohkan dunia maya.
Seorang netizen bahkan mencemoohnya dengan sebuah komentar
pada akun Twitter-nya yang mengatakan bahwa usaha jual beli
martabaknya adalah usaha yang kampungan. Nurun ke anaknya
pinjam dana bank Rp1 miliar cuma buat jualan martabak, kampungan,
tulis netizen tersebut dalam akun Twitter yang saat ini sudah berstatus
non-aktif. Tidak ambil pusing, Gibran bahkan mengacuhkan cemoohan
tersebut. Yang membuat heboh malah adik kandung Gibran, Kaesang
Pangarep yang menanggapi sindiran tersebut dengan santai, Gapapa,
yang penting dari jualan martabak bisa untuk bayar sekolah
di Singapore. Saya hepi, Markobar juga hepi,. Kaesang tidak
mengambil hati sindiran tersebut, malah memanfaatkannya sebagai
ajang promosi dengan beberapa tweet bernada sarkastik:
[Baca Juga: Ilustrasi: Jika Tidak Percaya Diri, Anda Tidak akan Bisa
Menjadi Orang Sukses]

Bagaimana dengan Anda, apakah Anda tertarik untuk mencoba


martabak buatan putra dari orang nomor satu di Indonesia?

Langkah Gibran Rakabuming Raka Selanjutnya


Melihat kesuksesan usaha martabak Markobar, Gibran berencana untuk
membuka gerai baru di Bali, Bandung, Manado, dan menambah gerai
baru di Jakarta. Pada tahun 2016 dia juga membuka usaha baru di
bidang kedai kopi yang dinamai CS Coffee Shop yang kini sudah
memiliki gerai di Solo, Semarang, dan Yogyakarta. Gibran juga memiliki
usaha Ceker Ayam Bakar dan seolah tidak mengenal lelah, dia
berencana untuk memulai usaha barunya, yaitu Pasta Buntel dalam
waktu dekat. Dia mengungkapkan bahwa seluruh usahanya merupakan
usaha yang dijalaninya bersama rekan-rekannya, dimana dia lebih
berperan di bagian pemasarannya. Namun dia juga tidak menutup
kemungkinan untuk menambah beberapa usaha lagi jika terdapat
prospek yang cerah dalam usaha tersebut. Kerja keras dan ketekunan
Gibran Rakabuming tentunya patut diacungi jempol dan dijadikan
panutan bagi Anda yang ingin memulai usaha.

[Baca Juga: Pelajaran dari Henry Ford Pendiri Ford Motor Company
agar Menjadi Orang Sukses]

Setiap Usaha Pasti Memiliki Jalan


Melihat kisah sukses seorang Gibran Rakabuming Raka tentunya
menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia menunjukkan bahwa tidak
peduli siapa dirinya, dia membuktikan bahwa dia tidak memerlukan
status putra sulung Presiden Joko Widodo sebagai kunci
kesuksesannya. Tanpa bantuan dari orangtuanya dan hanya
bermodalkan pinjaman dan kerja keras, dia mampu memulai
usaha catering kecil-kecilan yang kini sudah maju disertai banyak usaha
kuliner yang tak kalah sukses.

https://www.finansialku.com/kisah-sukses-gibran-rakabuming-raka-pendiri-markobar/

Gibran Rakabuming Raka, Pengusaha Muda yang


Tak Mendompleng Nama Besar Ayahnya
Nama Gibran Rakabuming Raka memang tidak setenar ayahnya, Joko Widodo, yakni
presiden RI periode 2014-2019. Namanya baru dikenal oleh masyarakat ketika ayahnya mulai
sering disorot media pada saat kampanye pemilihan umum 2014. Tak seperti ayahnya, Gibran
tak berfokus pada politik dan memilih untuk menjadi entrepreneur di bidang kuliner.
Gibran lahir pada 1 Oktober 1988. Masa kecilnya ia habiskan di Solo. Sejak SMP ia tinggal
di Singapura dan menempuh pendidikan tingkat SMA di Orchid Park Secondary School,
Singapura pada tahun 2002. Pada tahun 2007, dia berhasil lulus dari Management
Development Institute of Singapore (MDIS) dan melanjutkan studinya ke University of
Technology Insearch, Sydney.
Saat kuliah Gibran rupanya tertarik untuk berbisnis catering, namun niatannya tersebut tidak
ditanggapi oleh orang tuanya. Mereka ingin Gibran meneruskan usaha keluarga di bidang
properti. Namun ia tetap saja berteguh hati dan mencoba bisnis tersebut karena ia melihat
besarnya potensi untuk mendirikan bisnis katering di kota Solo.
Pada tahun 2010 Gibran mendirikan usaha katering yang bernama Chilli Pari Catering
Service. Ia menggunakan gudang mebel ayahnya untuk kantor sekaligus dapur katering.
Sesuai dengan filosofi Chilli Pari sendiri yang berarti chilli atau cabai yang mempunyai dasar
warna merah yang menggambarkan keberanian dan Pari yang berarti kemakmuran. Gibran
menjabarkan bahwa Chilli Pari adalah wujud keberaniannya untuk lepas dari bayang-bayang
orang tuanya yang memang sudah memiliki pamor cukup besar.
Gibran meminjam uang dari bank untuk memulai usahanya. Gibran merintis sendiri bisnis ini
dari awal. Kateringnya memang belum dikenal namun pada saat itu ia menolak untuk
memanfaatkan nama besar ayahnya yang di kala itu menjabat sebagai Wali Kota Solo utnuk
mendongkrak usahanya. Awalnya Chilli Pari hanya mengurus order kecil-kecilan, namun
perusahaan ini akhirnya mampu menyediakan katering pernikahan untuk ribuan orang sejak
Januari 2011.
Gibran memberikan banyak inovasi dan terobosan menu terbaru untuk kateringnya. Ini yang
membuatnya menjadi banyak dicari masyarakat. Alhasil, usaha katering Gibran terbilang
sukses dengan hasil kerja keras dan keringat sendiri. Kini Chilli Pari bergerak dalam bidang
catering dan wedding organizer yang professional menyediakan aneka kebutuhan untuk
pernikahan. Ia pun tercatat sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI)
Kota Solo.
Sumber: http://bit.ly/1FNITWYNama Gibran Rakabuming Raka memang tidak setenar
ayahnya, Joko Widodo, yakni presiden RI periode 2014-2019. Namanya baru dikenal oleh
masyarakat ketika ayahnya mulai sering disorot media pada saat kampanye pemilihan umum
2014. Tak seperti ayahnya, Gibran tak berfokus pada politik dan memilih untuk menjadi
entrepreneur di bidang kuliner.
Gibran lahir pada 1 Oktober 1988. Masa kecilnya ia habiskan di Solo. Sejak SMP ia tinggal
di Singapura dan menempuh pendidikan tingkat SMA di Orchid Park Secondary School,
Singapura pada tahun 2002. Pada tahun 2007, dia berhasil lulus dari Management
Development Institute of Singapore (MDIS) dan melanjutkan studinya ke University of
Technology Insearch, Sydney.
Saat kuliah Gibran rupanya tertarik untuk berbisnis catering, namun niatannya tersebut tidak
ditanggapi oleh orang tuanya. Mereka ingin Gibran meneruskan usaha keluarga di bidang
properti. Namun ia tetap saja berteguh hati dan mencoba bisnis tersebut karena ia melihat
besarnya potensi untuk mendirikan bisnis katering di kota Solo.
Pada tahun 2010 Gibran mendirikan usaha katering yang bernama Chilli Pari Catering
Service. Ia menggunakan gudang mebel ayahnya untuk kantor sekaligus dapur katering.
Sesuai dengan filosofi Chilli Pari sendiri yang berarti chilli atau cabai yang mempunyai dasar
warna merah yang menggambarkan keberanian dan Pari yang berarti kemakmuran. Gibran
menjabarkan bahwa Chilli Pari adalah wujud keberaniannya untuk lepas dari bayang-bayang
orang tuanya yang memang sudah memiliki pamor cukup besar.
Gibran meminjam uang dari bank untuk memulai usahanya. Gibran merintis sendiri bisnis ini
dari awal. Kateringnya memang belum dikenal namun pada saat itu ia menolak untuk
memanfaatkan nama besar ayahnya yang di kala itu menjabat sebagai Wali Kota Solo utnuk
mendongkrak usahanya. Awalnya Chilli Pari hanya mengurus order kecil-kecilan, namun
perusahaan ini akhirnya mampu menyediakan katering pernikahan untuk ribuan orang sejak
Januari 2011.
Gibran memberikan banyak inovasi dan terobosan menu terbaru untuk kateringnya. Ini yang
membuatnya menjadi banyak dicari masyarakat. Alhasil, usaha katering Gibran terbilang
sukses dengan hasil kerja keras dan keringat sendiri. Kini Chilli Pari bergerak dalam bidang
catering dan wedding organizer yang professional menyediakan aneka kebutuhan untuk
pernikahan. Ia pun tercatat sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI)
Kota Solo.
http://www.kisah-motivasi.com/blog/2015/02/gibran-rakabuming-raka-pengusaha-
muda-yang-tak-mendompleng-nama-besar-ayahnya

KOMPAS.com - Meski menjadi putra seorang Presiden, Gibran


Rakabuming Raka tak suka memakai jalan pintas.

Anak sulung Presiden Joko Widodo ini tetap melakoni satu per satu tahap
dalam merintis bisnisnya. Mulai dari Solo, Jawa Tengah, Gibran terus
mengepakkan sayap bisnisnya ke kota lain di Indonesia.
Selepas lulus kuliah di University of Technology Insearch,
Sydney,Australia, pada 2010, pria 28 tahun ini kembali ke kampung
halamannya, Solo. Dia ingin punya bisnis sendiri, tak mau meneruskan
bisnis keluarga di bidang mebel.

Gibran mengendus peluang berbisnis katering. Maklum, orang tuanya juga


pemilik Graha Saba Buana, gedung pertemuan yang sering menjadi pilihan
warga untuk resepsi pernikahan.

Sebelumnya, pendapatan gedung tersebut hanya dari sewa. Padahal,


saat pernikahan itu, biaya terbesar justru untuk katering, ujar Gibran.

Namun, ide saja tak cukup untuk memulai bisnis. Seperti pengusaha lain,
Gibran juga menghadapi kendala modal. Apalagi, bisnis katering
membutuhkan investasi miliaran.

Kendati saat itu ayahnya saat itu adalah Walikota Solo, dia tak mendapat
modal dengan gampang. Ada bank swasta kecil yang mau memberi
pinjaman dengan bunga besar, ujar dia.

Berbekal pinjaman tersebut, Gibran mendirikan katering Chilli Pari pada


Desember 2010. Ia menyulap interior kantor bergaya resto agar calon klien
bisa mencicipi langsung citarasa hidangan yang bakal tersaji di perhelatan.

Sebagai pendatang baru, Gibran juga aktif menjaring konsumen. Selain


menyebar sendiri brosur di sejumlah event, ia mengirim masakan Chilli Pari
ke sejumlah perkantoran untuk test food.

Awal-awal, sering juga makanannya ditolak sehingga makanan terpaksa


dimakan sendiri, bahkan sampai dibuang, kenang Gibran.

Pelanggan pertama akhirnya datang dari sebuah bank yang menggelar


rapat dengan pesanan lebih dari 100 paket. Sejak itu nama Chilli Pari mulai
dikenal. Kapasitas jasa kateringnya pun terus meningkat hingga 5.000
paket dalam sebulan. Bahkan, kini mencapai 40.000 paket dalam sebulan.

Setelah kateringnya ramai, Gibran melengkapi Chilli Pari dengan bisnis


lain. Tapi, masih di bisnis seputar pernikahan, seperti percetakan
undangan, souvenir, rias pengantin dan dokumentasi. Dia menawarkan
paket pernikahan, dengan harga mulai Rp 73 juta untuk 1.000 tamu,
termasuk sewa gedung Graha Saba.

Merambah aneka bisnis kuliner


Berawal dari kantor sewaan, kini Chilli Pari menempati kantor sendiri.
Jangkauan kateringnya tak terbatas di wilayah Solo, tapi sudah melebar
hingga ke wilayah Jawa Tengah sampai Jawa Timur.

Dalam tiga tahun, kami sudah balik modal. Utang bank sudah bisa dilunasi
dalam waktu empat tahun, kata Gibran.

Martabak delapan rasa yang jadi andalan Markobar(Kompas.com/Mentari)

Setelah usaha kateringnya mapan, pria kelahiran 1 Oktober 1987 ini mulai
merintis bisnis lain. Menggandeng teman sebagai mitra bisnis, Gibran
membuka Markobar yang menjual martabak dengan berbagai topping.

Sang teman merupakan generasi kedua pendiri Markobar, yang berdiri di


Solo sejak 1996. Dalam kemitraan ini, Gibran bertugas menggarap
pemasaran, sementara sang mitra bertanggungjawab pada bagian
produksi dan dapur. Urusan modal dan keuntungan, semuanya dibagi dua
saja, jelasnya.

Tak ingin melewatkan masa emas bisnis kuliner, Gibran segera membawa
Markobar keluar dari Solo. Saat ini Markobar sudah memiliki 5 gerai. Selain
di Solo, gerai Markobar tersebar di Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta.

Gibran optimistis, bisnis barunya ini bakal melesat. Sebab, dia melihat,
perputaran uang dalam bisnis martabak ini cepat.

Dia memberi contoh, pesanan untuk Markobar Jakarta berkisar 150 - 200
loyang saban hari. Martabak ini dibanderol mulai harga Rp 45.000 untuk
topping standar satu rasa, hingga Rp 90.000 untuk martabak dengan
topping delapan rasa.

Gibran menargetkan, setiap membuka satu gerai, modalnya harus kembali


dalam waktu tiga bulan. Dengan asumsi ini, dia "hakul" yakin, setiap dua
bulan bisa membuka dua gerai Markobar.
Sepanjang 2016, suami Selvi Ananda ini menargetkan membuka gerai
baru di Bandung, Bali, Manado dan menambah gerai baru di Jakarta.

Bersamaan dengan Markobar, Gibran bersama mitranya juga mendirikan


kedai kopi CS Coffee Shop. Kini, sudah ada tiga gerai di
Solo, Yogyakarta dan Semarang. Kedai kopi ini berada di satu lokasi
dengan gerai Markobar.

Selain itu, Gibran masih memiliki bisnis kuliner lain, yakni ceker ayam
bakar. Tak berhenti di situ, Gibran berencana menambah bisnis kuliner
terbaru, pasta buntel yang rencananya diperkenalkan Februari ini.

Sulung dari tiga bersaudara ini mengaku, selain Chilli Pari, bisnis yang lain
ia jalani dengan menggandeng teman-temannya sebagai mitra. Dia pun
selalu mendapat peran di bagian pemasaran. Tak tertutup kemungkinan, ia
akan menambah lini kuliner baru jika prospeknya baik. Ia berambisi, selain
Chilli Pari, bisnis kulinernya yang lain akan menaklukkan
Ibukota. (Oginawa R Prayogo)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/03/02/203000126/Jurus.Anak.Jokowi.Me
mbangun.Bisnis

Tentunya kita sudah mengetahui sosok putra sulung Presiden Jokowi yang bernama Gibran
Rakabuming Raka. Dia yang kita kenal tersebut merupakan sosok pengusaha muda yang sudah
sukses menggeluti bisnis kuliner di kotanya sendiri yaitu di kota solo.
Untuk kategori seorang pemuda, Gibran salah satu yang terbilang orang yang sukses dalam
menjalankan bisnis kuliner. Bisnis katering yang sampai saat ini ia namai Chili Pari dan bisnis
kuliner markobar (martabak manis) menjadi salah satu ikon kesuksesan nya sebagai pengusaha.
Gibran memulai terjun di bisnis katering dan bisnis kuliner pada tahun 2010 silam, tetapi pada
tahun pertama menjalankan bisnis tersebut, dia sudah mampu menghasilkan keuntungan yang
signifikan dari bisnisnya. Walaupun Gibran merupakan anak dari presiden di indonesia, sama
sekali dia tidak pernah memanfaatkan kepopuleran bapaknya sebagai Presiden Indonesia untuk
mensukseskan bisnisnya tersebut.
Dia sangat fokus dalam menjalankan bisnis yang sudah dia minati. Sehingga kita ketahui,
kesuksesan yang di dapatkan Gibran merupakan hasil dari perjuangan jerih payahnya sendiri
dalam menjalankan bisnis kuliner.
Lalu, apa rahasia yang dilakukan putra sulung presiden Jokowi tersebut dalam
menjalankan bisnisnya tersebut?
Mari kita simak 5 Rahasia Bisnis kuliner Putra Presiden Jokowi yang
patut kita pelajari dalam menjalankan bisnis nya.
1. Modal bukan penghalang
Walaupun Gibran adalah seorang putra Presiden Indonesia, perjalanan bisnisnya tidak semulus
dari yang kita bayangkan. Dia memulai usaha tersebut dari nol dan tentunya untuk menjalankan
bisnisnya tetap harus membutuhkan modal. Sehingga Gibran harus memulai untuk mencari
modal dengan mengajukan kredit usaha ke bank.
Meskipun Gibran anak dari seorang pejabat tinggi negara, tidak serta merta bank langsung
menyetujui pengajuan kreditnya. Bahkan gibran harus mengalami pengajuan kreditnya di tolak
oleh pihak bank berkali-kali.
Berjalannya waktu dengan usaha yang dia lakukan akhirnya Gibran mendapatkan dana dari
pihak bank. walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit dari yang dia butuhkan untuk memulai
menjalankan bisnisnya.
Meskipun dengan modal yang sangat terbatas yang dia punyai, tak sedikitpun melemahkan
semangat Gibran untuk bertekad mendirikan usaha kateringnya tersebut. Dia tidak mau
menyerah hanya gara-gara modal yang sangat terbatas menghalangi ide usaha nya untuk di
wujudkan.
Di sini ada rahasia yang penting untuk dipahami yaitu Modal yang terbatas bukan penghalang
utama untuk menjadi sukses dalam berbisnis. Modal hanya membantu terjadinya proses sebuah
usaha, tetapi semangat dan tekad adalah hal terpenting yang harus dimiliki dalam menjalankan
usaha.
2. Kreatif dan Membuat Inovasi Baru
Banyaknya bisnis katering dan kuliner yang ada di kota solo semakin membuat persaingan
bisnis tersebut sangat ketat di kota solo. Tetapi dengan adanya persaingan bisnis tersebut,
membuat Gibran selalu mempunyai ide untuk melakukan inovasi yang baru. Dia selalu membuat
terobosan-terobosan baru di bisnis katering dan kuliner untuk memikat para pelanggan
bisnisnya.
Dengan menu yang inovativ dan tetap mempertahankan cita rasa dan ciri khas, merupakan daya
jual utama bisnis katering dan kuliner yang Gibran jalankan. Konsep penyajian yang khas di kota
solo yaitu piring terbang dalam sebuah event, sampai saat ini masih tetap di pertahankan oleh
Gibran di bisnis kathering nya. Karena konsep prasmanan dan sistem buffet kurang begitu
diminati oleh konsumen lokal menurut pemikiran Gibran.
Rahasia yang kedua, untuk menjadi yang terbaik dalam persaingan bisnis yang ketat sangat di
perlukan inovasi yang baru untuk menarik konsumen. Kreatif dan inovatif merupakan hal penting
yang harus dilakukan. Sehingga membuat usaha yang dijalankan tidak tenggelam dalam
persaingan bisnis dengan kompetitor.
3. Cita Rasa dan Kecepatan Penyajian
Untuk urusan cita rasa, gibran memang tidak pernah main-main dalam menjalankan bisnisnya.
Dia selalu mengutamakan cita rasa masakan yang enak dan nikmat untuk memuaskan selera
para konsumen. Karena menurut gibran, dalam menjalankan bisnis kuliner adalah menjual cita
rasa yang enak dan nikmat merupakan point yang sangat penting.
Selain dalam menyajikan cita rasa yang enak pada menu makanan, Gibran juga mengutamakan
kecepatan dalam penyajian. Sehingga tidak membuat para konsumennya menunggu lama untuk
dapat menikmati hidangan tersebut. Hal ini lah yang membuat bisnis Gibran selalu berkembang
dari tahun ke tahun.
Rahasia yang ketiga yaitu Kualitas sebuah produk dan kecepatan merespon pelanggan merupakan
hal yang harus diperhatikan dan di jaga, agar bisnis yang dijalankan akan tetap bertahan dan
terus berkembang.
4. Melakukan Promosi dengan maksimal
Pada masa awal Gibran menjalankan bisnis kathering Chili Pari, dia mengakui selalu melakukan
promosi yang maksimal kepada masyarakat. Bahkan Gibran sendiri pun tidak pernah malu
membagikan brosur kathering nya kepada khalayak ramai. Setiap orang yang datang di event
yang memakai jasa bisnisnya, tak pernah absen dari brosur promosi katheringnya.
Menurut Gibran hal ini merupakan cara yang paling efektif untuk memperkenalkan bisnisnya
kepada penduduk lokal tersebut. Bahkan dengan promosi yang terencana dengan baik melalui
brosur dan branding, membuat bisnis Gibran ini terangkat dengan cepat di masyarakat.
Sampai saat ini pun bisnis kathering Gibran sudah sering menjadi partner event besar yang
sering di adakan di kota solo. Baik secara skala nasional maupun internasional mampu di layani
oleh Gibran melalui kathering Chili Pari yang dia kelola.
Rahasia yang ke empat adalah promosi yang dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan
penjualan.
5. Membuat Pembukuan keuangan yang baik
Di awal Gibran memulai bisnis katheringnya dengan modal terbatas, sudah pasti dia harus
membuat pembukuan keuangan dengan baik. Karena dengan modal terbatas tersebut Gibran
harus mampu menempatkan arus keuangan secara pasti untuk mengembangkan bisnisnya.
Bagaimana dia merencanakan untuk membagi biaya promosi dan biaya operasional usahanya.
Sehingga arus keuangan usaha yang dia jalani bisa tetap seimbang dan meminimalisasi
pengeluaran-pengeluaran yang tidak terkontrol. Disinilah keseimbangan Gibran dalam
menjalankan usahanya. Keuangan yang terpakai selalu tepat pada tujuan dan rencana Gibran
dalam mengembangkan usahanya.
Pelajaran yang sangat penting sekali untuk kita pelajari. Disamping bertekad untuk memajukan
bisnis melalui inovasi dan promosi usaha, Gibran mampu menyeimbangkan arus keuangan
usahanya secara tepat. Karena banyak sekali pengusaha-pengusaha yang tumbang
dikarenakan mempunyai histori pembukuan keuangan yang sangat buruk.
Untuk sekarang ini sudah ada aplikasi keuangan yang dapat di buat dan dipakai melalui gadget
yang kita miliki. Seperti Aplikasi Keuangan Online Akun.biz yang bisa kita pakai secara gratis
untuk membuat buku keuangan usaha, pribadi atau organisasi.
Rahasia yang kelima yaitu Mengatur keuangan yang baik dapat menyeimbangkan arus keuangan
usaha. Agar terjadi keseimbangan dalam menjalankan dan merencanakan perkembangan bisnis.
Beberapa teladan yang telah dilakukan Gibran untuk mengembangkan dan mengelola bisnis
katheringnya, patut kita pelajari untuk memaksimalkan bisnis yangsedang kita jalani saat ini.
Meskipun Dia anak orang nomor satu di negara indonesia, namun untuk selalu berusaha,
berkarya, dan bekerja harus tetap menjadi pilihan yang terutama. Semoga hal tersebut mampu
menginspirasi kita untuk menjadi yang lebih baik kedepannya.
https://www.akun.biz/tips-bisnis/rahasia-bisnis-kuliner-putra-jokowi/

Anda mungkin juga menyukai