Anda di halaman 1dari 7

RUMAH SAKIT UMUM MELATI

Jl. Deli No 115 Perbaungan, Telp 061-7990056, fax 7990057


Email :rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


No : /SK/RSIM/III/2015

TENTANG
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT
RUMAH SAKIT UMUM MELATI PERBAUNGAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MELATI PERBAUNGAN


Menimbang:

1. Sehubungan dengan pelaksanaan Akreditasi Nasional (KARS versi 2012) dan upaya
peningkatan mutu pelayanan di RSU MELATI, maka perlu menerapkan tentang
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT.
2. Sehubungan dengan butir (a) maka perlu dibuat Surat Keputusan Direktur RSU
MELATI Medan.

Mengingat :

1. Undang-undang RI nomor 44/2009 tentang Rumah Sakit;


2. Undang-undang RI KMK 1197/2004 tentang Standart Pelayanan Farmasi Di Rumah
Sakit;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :

Pertama : Menetapkan kebijakan Direktur tentang Manajemen Penggunaan Obat di


Rumah Sakit Umum MELATI PERBAUNGAN

Kedua : 1. Pengelolaan obat merupakan satu aspek manajemen yang penting, oleh karena
ketidakefisienan pemberien obat akan memberi dampak yang negatif terhadap
sarana kesehatan baik secara medis maupun ekonomis.
2. Penggunaan obat di rumah sakit meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan,
penyimpanan pendistribusian, serta penggunaan yang saling terkait satu sama
lainnya, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing dapat
berfungsi secara optimal.
a) Perencanaan Obat
Perencanaan obat merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan
antara lain konsumsi, Epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan
epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Perbaungan, Telp 061-7990056, fax 7990057
Email :rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id

Metode konsumsi didasarkan atas analisis data konsumsi obat sebelumnya.


Perencanaan kebutuhan obat menurut pola konsumsi mempunyai langkah-
langkah sebagai berikut : pengumpulan dan pengolahan data, perhitungan
perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan
alokasi dana. Jumlah kebutuhan obat menurut metode konsumsi dapat dihitung
dengan rumus berikut:

A = ( B+C+D ) - E

Keterangan :
A = Rencana Pengadaan
B = Pemakaian rata-rata x 12 bulan
C = Buffer stock (10% 20%)
D = Lead time 3 6 bulan
E = Sisa stok

Seleksi obat dalam rangka efisiensi dapat dilakukan dengan cara analisis VEN
dan analisis ABC. Analisis VEN adalah suatu cara untuk mengelompokkan
obat yang berdasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan, yaitu
sebagai berikut:
1. Kelompok V adalah kelompok obat-obatan yang sangat esensial, yang
termasuk dalam kelompok ini adalah obat-obat penyelamat (life saving
drugs), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk
mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian terbesar.
2. Kelompok E adalah obat-obatan yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja
pada sumber penyebab penyakit.
3. Kelompok N adalah merupakan obat-obatan penunjang yaitu obat-obat yang
kerjanya ringan dan bisa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau
untuk mengatasi keluhan ringan.

Analisa ABC dilakukan dengan mengelompokkan item obat berdasarkan


kebutuhan dananya yaitu:
a) Kelompok A: kelompok obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat keseluruhan.
b) Kelompok B: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
c) Kelompok C: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.

Langkah-langkah menentukan kelompok A, B dan C:


a) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan cara
kuantum obat x harga obat.
b) Tentukan rankingnya mulai dari dana terbesar sampai terkecil.
c) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Perbaungan, Telp 061-7990056, fax 7990057
Email :rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id

d) Hitung kumulasi persennya.


e) Obat kelompok A termasuk dalam 70%.
f) Obat kelompok B termasuk dalam 20%.
g) Obat kelompok C termasuk dalam 10%.

b. Penyimpanan Obat
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang
ditetapkan :
1) dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya,
2) dibedakan menurut suhunya, kesetabilannya,
3) mudah tidaknya meledak/terbakar,
4) tahan tidaknya terhadap cahaya disertai dengan sistem informasi yang selalu
menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.

Pengaturan penyimpanan obat dan persediaan adalah sebagai berikut :


a. Simpan obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan di atas
rak. Kesamaan berarti dalam cara pemberian obat (luar,oral,suntikan) dan
bentuk ramuannya (obat kering atau cair)
b. Simpan obat sesuai tanggal kadaluwarsa dengan menggunakan prosedur
FEFO (First Expired First Out). Obat dengan tanggal kadaluwarsa yang
lebih pendek ditempatkan di depan obat yang berkadaluwarsa lebih lama.
Bila obat mempunyai tanggal kadaluwarsa sama, tempatkan obat yang baru
diterima dibelakang obat yang sudah ada.
c. Simpan obat tanpa tanggal kadaluwarsa dengan menggunakan prosedur
FIFO (First In First Out). Barang yang baru diterima ditempatkan
dibelakang barang yang sudah ada
d. Buang obat yang kadaluwarsa dan rusak dengan dibuatkan catatan
pemusnahan obat, termasuk tanggal, jam, saksi dan cara pemusnahan.

Indikator penyimpanan obat yaitu:


1) Kecocokan antara barang dan kartu stok,indikator ini digunakan untuk
mengetahui ketelitian petugas gudang dan mempermudah dalam
pengecekan obat, membantu dalam perencanaan dan pengadaan obat
sehingga tidak menyebabkan terjadinya akumulasi obat dan kekosongan
obat.
2) Turn Over Ratio (TOR), indikator ini digunakan untuk mengetahui
kecepatan perputaran obat, yaitu seberapa cepat obat dibeli, didistribusi,
sampai dipesan kembali, dengan demikian nilai TOR akan berpengaruh
pada ketersediaan obat. TOR yang tinggi berarti mempunyai
pengendalian persediaan yang baik, demikian pula sebaliknya, sehingga
biaya penyimpanan akan menjadi minimal,
3) Persentase obat yang sampai kadaluwarsa dan atau rusak, indikator ini
digunakan untuk menilai kerugian rumah sakit,
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Perbaungan, Telp 061-7990056, fax 7990057
Email :rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id

4) Sistem penataan gudang, indikator ini digunakan untuk menilai sistem


penataan gudang standar,
5) Persentase stok mati, stok mati merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan item persediaan obat di gudang yang tidak mengalami
transaksi dalam waktu minimal 3 bulan,
6) Persentase nilai stok akhir, nilai stok akhir adalah nilai yang
menunjukkan berapa besar persentase jumlah barang yang tersisa
pada periode tertentu, nilai persentese stok akhir berbanding terbalik
dengan nilai TOR

Pengaturan penyimpanan obat dan persediaan adalah sebagai berikut :


a. Simpan obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan di
atas rak. Kesamaan berarti dalam cara pemberian obat
(luar,oral,suntikan) dan bentuk ramuannya (obat kering atau cair)
b. Simpan obat sesuai tanggal kadaluwarsa dengan menggunakan
prosedur FEFO (First Expired First Out). Obat dengan tanggal
kadaluwarsa yang lebih pendek ditempatkan di depan obat yang
berkadaluwarsa lebih lama. Bila obat mempunyai tanggal
kadaluwarsa sama, tempatkan obat yang baru diterima dibelakang
obat yang sudah ada.
c. Simpan obat tanpa tanggal kadaluwarsa dengan menggunakan
prosedur FIFO (First In First Out). Barang yang baru diterima
ditempatkan dibelakang barang yang sudah ada
d. Buang obat yang kadaluwarsa dan rusak dengan dibuatkan catatan
pemusnahan obat, termasuk tanggal, jam, saksi dan cara pemusnahan.

Indikator penyimpanan obat yaitu:


1) Kecocokan antara barang dan kartu stok,indikator ini digunakan untuk
mengetahui ketelitian petugas gudang dan mempermudah dalam
pengecekanobat,
membantu dalam perencanaan dan pengadaan obat sehingga tidak
menyebabkan
terjadinya akumulasi obat dan kekosongan obat.
2) Turn Over Ratio (TOR), indikator ini digunakan untuk mengetahui
kecepatan
perputaran obat, yaitu seberapa cepat obat dibeli, didistribusi, sampai
dipesan
kembali, dengan demikian nilai TOR akan berpengaruh pada
ketersediaan obat. TOR yang tinggi berarti mempunyai pengendalian
persediaan yang baik,
demikian pula sebaliknya, sehingga biaya penyimpanan akan menjadi
minimal,
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Perbaungan, Telp 061-7990056, fax 7990057
Email :rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id

3) Persentase obat yang sampai kadaluwarsa dan atau rusak, indikator ini
digunakan untuk menilai kerugian rumah sakit,

4) Sistem penataan gudang, indikator ini digunakan untuk menilai sistem


penataan gudang standar adalah FIFO dan FEFO,
5) Persentase stok mati, stok mati merupakan istilah yang digunakan
untuk
menunjukkan item persediaan obat di gudang yang tidak mengalami
transaksi
dalam waktu minimal 3 bulan,
6) Persentase nilai stok akhir, nilai stok akhir adalah nilai yang
menunjukkan berapa besar persentase jumlah barang yang tersisa
pada periode tertentu, nilai persentese stok akhir berbanding terbalik
dengan nilai TOR usaha untuk memonitor dan mengamankan
keseluruhan pengelolaan obat.

c. Pendistribusian/Penyaluran Obat
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di RS untuk
pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar
kemudahan untuk di jangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :
1) efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada,
2) metode sentralisasi atau desantrilisasi,
3) sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.

d. Pemantauan Penggunaan Obat


merupakan pemilihan serta penggunaan obat secara rasional dan benar. Pada
pemantauan penggunaan obat juga mempertimbangkan segala sesuatu
meliputi harga dan juga efektifitas obat. Dimana pemantauan penggunaan
obat bertujuan untuk menilai apakah kenyataan praktek penggunaan obat
yang dilakukan telah sesuai dengan pedoman yang disepakati. Dan
pemantauan penggunaan obat bermanfaat bagi tenaga kesehatan, farmasis,
dan juga bagi fasilitas pelayanan kesehatan.
Proses pemantauan penggunaan obat, yaitu memilih pasien,
mengambil data yang dibutuhkan, melakukan identifikasi masalah terkait
obat, apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan
menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi,
memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut, hasil identifikasi
masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat oleh apoteker harus
dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan terkait untuk mengoptimalkan
tujuan terapi, dan melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi
obat.
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Perbaungan, Telp 061-7990056, fax 7990057
Email :rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam pemantauan
penggunaan obat yaitu :
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
b. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang
terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat
alergi; melalui wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau
tenaga kesehatan lain.
c. Melakukan identifikasi masalah terkait obat. Masalah terkait obat antara
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa
indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis
terlalu rendah, terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan atau
terjadinya interaksi obat.
d. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan
menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi.
e. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisi rencana
pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efek terapi dan
meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.
f. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telah dibuat
oleh Apoteker harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan terkait
untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
g. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi Obat.

Ketiga : Fungsi manajemen obat membentuk sebuah siklus pengelolaan


a. fungsi perencanaan dan proses penentuan kebutuhan, mencakup aktifitas
menetapkan sasaran,
b. fungsi penganggaran, merupakan usaha untuk merumuskan perincian
penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar,
c. fungsi pengadaan,
merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan operasional sesuai fungsi
perencanaan dan penentuan kepada instalasi pelaksana,
d. Fungsi Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, diadakan melalui
fungsi pengadaan dilakukan oleh instansi farmasi,
e. fungsi pemeliharaan, merupakan proses kegiatan untuk mempertahankan
kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang inventaris,
f. fungsi penghapusan, kegiatan dan usaha pembebasan barang dari
pertanggungjawaban yang berlaku,
g. fungsi pengendalian, merupakan Penyimpanan Obat Merupakan
kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang
ditetapkan :
1) dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya,
2) dibedakan menurut suhunya, kesetabilannya,

3) mudah tidaknya meledak/terbakar,


RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Perbaungan, Telp 061-7990056, fax 7990057
Email :rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id

4) tahan tidaknya terhadap cahaya disertai dengan sistem informasi yang


selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.

Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
akan diadakan perubahan bila terdapat kesalahan dikemudian hari.

Ditetapkan : Di Perbaungan
Pada Tanggal : 10 APRIL 2017

RSU MELATI
PERBAUNGA N

( Dr. Lusi Nurlina Nasution)


Direktur

Anda mungkin juga menyukai