Pendahuluan
2
1.2.3 Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun
2007 diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien
rawat inap (11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%), sedangkan kanker payudara
menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan
(21,69%).
1.2.4 Masih tingginya jumlah kasus kanker leher rahim dan kanker payudara di
Kabupaten Karawang, yaitu sebanyak 0,3% dan 0,6% dari seluruh wanita usia
subur pada tahun 2011.
1.2.5 Masih terdapat kesenjangan antara cakupan yaitu 44,94% dengan target sejumlah
80% setelah dilakukan program penapisan kanker leher rahim dan kanker
payudara selama periode 1 tahun ( Januari 2013-desember2013) di Puskesmas
Jatisari.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten
Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.
3
1.3.2.6 Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher
rahim di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.7 Diketahuinya cakupan penapisan kanker payudara pada perempuan
berusia 30-50 tahun di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.8 Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker
payudara di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten
Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.
4
bagi masyarakat yang membutuhkan sebagai upaya menghentikan penyakit pada
tahap awal.
1.5 Sasaran
Semua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Jatisari, Kecamatan
Jatisari, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.
Bab II
Materi Dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
dan laporan tahunan Puskesmas mengenai program pencegahan kanker leher rahim
dan kanker payudara di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan Desember 2013, yang berisi kegiatan:
1. Konseling
2. Penyuluhan kelompok
3. Penapisan kanker leher rahim
5
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA
positif
6. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim
7. Penapisan kanker payudara
8. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pencegahan kanker
leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013 yang kemudian
dibandingkan dengan tolak ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan
pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan
program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Jatisari
dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
6
Gambar di atas menerangkan sistem menurut Ryans adalah gabungan dari elemen-elemen
yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.6
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem
tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara
keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai
kesatuan.6
Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada system, yaitu :6
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material) dan metode (method).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) yang
direncanakan. Menurut George R Terry, proses terdiri dari perencanaan (planning),
organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem, tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
6. Dampak (impact)
7
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu system.
Bab IV
Penyajian Data
dengan jarak desa terjauh 7 Km dari Puskesmas dengan waktu tempuh 20 menit dengan roda 2 dan 30 menit dengan roda 4,
9
4.2.2.1 Jumlah penduduk secara keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Jatisari,
Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan
Desember 2013 adalah sebesar 55.398 jiwa.5
4.2.2.2 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 27.577 jiwa
dan jumlah perempuan 27.821 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak yaitu
desa Balonggandu dengan jumlah 12.872 jiwa.5 (Selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran II Tabel 2)
4.2.2.3 Jumlah desa yang termasuk di wilayah kerja Puskesmas Jatisari adalah
sebanyak 10 desa dengan jumlah kepala keluarga (KK) 15.556.5
4.2.2.4 Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Jatisari adalah buruh tani
24.145 sebanyak penduduk.5 (Selengkapnya terdapat pada Lampiran II
Tabel 3)
4.2.2.5 Tingkat kepercayaan terbesar penduduk di Kecamatan Jatisari yang
terbanyak adalah Islam dengan presentase 99,8% dan sebagian kecil
adalah Kristen Katolik/ Prostesten dengan presentase 0.2%.5
4.2.2.6 Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Jatisari yang terbanyak adalah
tamat SD sebanyak 3.795 orang.5 (Selengkapnya terdapat pada Lampiran
II Tabel 4)
4.2.2.7 Pada Kecamatan Jatisari didapatkan proporsi penduduk miskin dan
keluarga miskin sebesar 48,6 % dan 50,5%. Ini merupakan bukti cukup
banyaknya penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Jatisari,
Kecamatan Jatisari, sehingga harus menjadi perhatian dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.5 (Selengkapnya terdapat pada
Lampiran II Tabel 5)
10
Bidan Puskesmas (terlatih) : 3 orang
4.3.1.2 Dana
APBD : Cukup
4.3.1.3 Sarana
Medis :
i. Tes IVA
Meja peralatan (trolley) : 2 buah
Wadah peralatan dengan tutup: 2 buah
Meja pemeriksaan : 1 buah
Lampu sorot sumber cahaya : 1 buah
Senter (bila listrik mati) : 1 buah
Baterai kering untuk senter : 2 buah/bulan
Bivalved spekulum : 36 (13 buah ukuran
kecil, 17 buah sedang, dan 6 buah besar)
Kain perlak untuk meja ginekologi : 15 buah
Kain penutup perut pasien : 10 buah
Kursi pemeriksa : 1 buah
Gallipots antikarat : 24 buah
Kapas lidi kassa : Jumlah cukup
Sarung tangan disposable : Jumlah cukup
Spatula kayu : Jumlah cukup
Asam asetat 3-5% : Jumlah cukup
Masker : Jumlah cukup
Atlas IVA : 2 buah
ii. Krioterapi
Unit Krioterapi : 1 buah (1 untuk
cadangan)
Krioterapi tip : 2 buah (1 untuk
cadangan)
Karet penahan untuk krio unit : 1 per unit
Tabung CO2 : 2 buah (1 untuk
cadangan)
Kereta dorong untuk tabung CO2 : 1 buah
Tang/ spanner : 1 buah
Mur/ baut Washers krio machine : Ada
Pengatur waktu/Timer : 1 buah
11
Kantung plastik : Jumlah cukup
Non-Medis :
Tinta stempel : 1 buah
Leaflet : Ada
Poster : Ada
Catatan Medik Pemeriksaan
PAnggul/ IVA dan Payudara : Ada
Stempel untuk persetujuan ibu
di kartu status ibu : Ada
Buku acuan Pencegahan
Kanker Leher Rahim da
Kanker Payudara : Ada
4.3.1.4 Metode
1. Penyuluhan Kelompok dan Konseling
Penyuluhan kelompok hendaknya dilaksanakan baik didalam
maupun diluar gedung. Dimana untuk program diluar gedung
dijadwalkan bersamaan dengan IVA keliling. Sebelum menjalani
test IVA, perlunya dilakukan sesi penyuluhan, konseling, dan juga
edukasi pada setiap yang menjalani test. Pada sesi tersebut dibahas
beberapa topik, yaitu :8
Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor tentang IVA
dan krioterapi
Sifat dari kanker leher rahim atau payudara sebagai sebuah
penyakit
Faktor- faktor risiko terkena penyakit tersebut
Pentingnya penapisan dan pengobatan dini
Konsekuensi bila tidak menjalani penapisan
Mengkaji pilihan pengobatan bila hasil test IVA abnormal
Peran pasangan pria dalam penapisan dan keputusan menjalani
pengobatan
Pentingnya pendekatan kunjungan tunggal sehingga ibu siap
menjalani krioterapi pada hari yang sama jika mereka mendapat
hasil IVA abnormal
Arti test IVA positif atau negatif
12
Pentingnya membersihkan daerah genital atau kemaluan
sebelum menjalani test IVA
Pada anamnesis perorangan dicari faktor risiko baik kanker leher
rahim atau payudara yang tercantum dalam status pemeriksaan,
seperti :8
Menstrusai < 12 tahun
Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun
Sering keputihan
Merokok
Terpapar asap rokok > 1 jam sehari
Kurang konsumsi buah dan sayur
Sering konsumsi makanan berlemak dan berpengawet
Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari)
Pernah pap smear
Riwayat keluarga kanker dan jenis kanker
KB hormonal (pil > 5 tahun atau suntik > 5 tahun)
Riwayat tumor jinak payudara (dalam keluarga maupun diri
sendiri)
Riwayat operasi kandungan
Menopause > 50 tahun
Kehamilan pertama > 35 tahun
Pernah atau tidak menyusui
Pernah atau tidak melahirkan
13
Tes IVA dilakukan dengan prosedur pasien berada dalam posisi
litotomi, kemudian dengan penerangan yang cukup, dilakukan
inspeksi genitalis eksternal dan lihat apakah terjadi discharge pada
mulut uretra. Setiap abnormalitas yang ditemukan, bila ada dicatat.
Katakan pada pasien spekulum akan dimasukkan dan mungkin ibu
akan merasakan beberapa tekanan. Dengan hati-hati masukan
spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada tahanan lalu secara
perlahan buka bilah untuk melihat serviks. Atur spekulum sehingga
seluruh leher rahim dapat terlihat. Serviks diamati apakah ada
infeksi (cervicitis) seperti discharge/ cairan keputihan (mucopus),
ektropion (ectropion), kista Nabothian, nanah dan lesi strawberry
(infeksi Trichomonas). Kapas lidi yang bersih digunakan untuk
membersihkan cairan yang keluar, darah atau mukosa serviks dan
dilakukan indentifikasi ostium servikalis dan SSK serta daerah di
sekitarnya. Kapas lidi dibasahi dengan larutan asam asetat dan
dioleskan pada serviks dan didiamkan selama kurang lebih 1 menit
agar diserap dan memunculkan reaksi. Periksa SSK dengan teliti
dan apakah serviks mudah berdarah dan dicari apakah ada bercak
putih yang tebal atau epitel aceto-white yang menandakan IVA
positif. Leher rahim yang normal akan tetap bewarna merah muda
sementara hasil positif bila ditemukan area, plak atau ulkus yang
bewarna putih. Bila pemeriksaan visual pada serviks telah selesai,
gunakan kapas lidi yang baru untuk menghilangkan sisa asam
asetat dari serviks dan vagina. Spekulum dilepaskan secara
perlahan.
14
terlihat) dengan batas yang tegas dan meninggi, tidak
mengkilap yang terhubung atau meluas dari SSK
(squamocolumnar junction)
Dicurigai kanker Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah
berdarah atau luka bernanah/ ulcer
Tabel 2. Kriteria Pasien yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat
dilakukan tindakan krioterapi di Puskesmas.1
Lesi yang dapat dilakukan krioterapai di Krioterapi yang tidak dapat dilakukan
puskesmas dan unit pelayanannya dan RS oleh tenaga dokter umum/bidan di
yang mempunyai pelayanan ginekologi. puskesmas
1. Lesi aceto white yang menutupi serviks 1. Lesi aceto white yang menutupi
kurang dari 75%( jika lebih dari 75% serviks lebih dari 75% permukaan
15
serviks tertutup harus dilakukan oleh leher rahim.
seorang ginekolog) 2. Lesi acetowhite meluas sampai ke
2. Tidak lebih dari 2 mm di luar daerah dinding vagina atau lebih dari 2 mm di
kriotop. luar kriotip.
3. Lesi tidak meluas sampai dinding vagina. 3. Klien menginginkan pengobatan lain
4. Tidak dicurigai kanker. selain dari krioterapi atau meminta tes
diagnosa lebih lanjut.
4. Dicurigai kanker
5. Pada pemeriksaan bimanual, dicurigai
adanya massa ovarium(ovarium mass)
5. Pelayan Rujukan Kanker Leher Rahim
Bidan dan dokter umum harus merujuk pasien yang mengalami
kondisi-kondisi di bawah ini ke tingkat fasilitas perawatan yang
lebih tinggi:
Lesi aceto-white lebih dari 75% permukaan serviks
Lesi aceto-white meluas sampai dinding vagina atau melebihi 2
mm dari tepi luar prob krioterapi.
Tabel 3. Pelayanan rujukan penapisan kanker leher rahim sesuai dengan temuan IVA
Temuan IVA Tindakan Rujukan
Bila ibu dicurigari menderita Segera rujuk ke RS Kab/ Kota atau Propinsi
kanker leher Rahim yang dapat memberikan pengobatan kanker
yang memadai.
Ibu dengan hasil tes positif yang Rujuk untuk penilaian dan pengobatan di
lesinya menutupi rahim lebih fasilitias terdekat yang menawarkan LEEP
dari 75%, meluas ke dinding atau cone biopsy. Jika tidak mungkin atau
vagina atau lebih luas 2 mm dari dianggap tidak akan pergi ke fasilitas lain,
probe krioterapi. beritahu tentang kemungkinan besar
ersintensi lesi dalam waktu 12 bulan dan
tentang perlunya pengobatan ulang.
Ibu dengan hasil tes positif yang Beritahu mengenai kelebihan dan
memenuhi kriteria untuk kekurangan semua metode pengobatan.
mendapat pengobatan segera Rujuk ke RS Kab/ Kota atau Propinsi
tetapi meminta diobati dengan terdekat yang menawarkan pengobatan
tindakan lain, bukan dengan sesuai keinginan pasien.
kriterapi
16
Ibu dengan hasil tes positif yang Rujuk ke fasilitas tersier (RS Propinsi/ Pusat)
meminta tes lebih lanjut yang menawarkan klinik ginekologi (bila
(diagnose tambahan), yang tidak diindikasi).
tersedia di Puskesmas.
Ibu dengan hasil tes positif yang Beritahu tentang kemungkinan pertumbuhan
menolak menjalani pengobatan penyakit dan prognosisnya. Anjurkan untuk
datang kembali setelah setahun untuk
menjalani tes IVA kembali untuk menilai
status lesinya.
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai:
1. Konseling
Dilakukan pada hari pelayanan IVA yaitu Selasa dan Kamis oleh
bidan di Puskesmas dengan memberikan sesi konseling perorangan
kepada setiap wanita yang datang untuk menjalani pemeriksaan
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat di Puskesmas. Konseling
perorangan dilakukan sebelum, semasa dan sesudah pemeriksaan
IVA dilakukan. Dilakukan juga konseling dan sosialisasi kepada
17
pasien yang menjadi sasaran yang datang ke Balai Pengobatan
Umum dengan menganjurkan kepada mereka untuk menjalani
pemeriksaan IVA.8
2. Penyuluhan Kelompok
Dilakukan berkelompok satu kali setiap bulan di setiap desa oleh
bidan-bidan desa.
4.3.2.2 Pengorganisasian
Kepala Puskesmas
Penanggung jawab
Pelaksana Pelayanan IVA
Koordinator IVA
Koordinator Pelayanan
Bidan-Bidan Desa
Bagan 1. Struktur Organisasi Program Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang
Strukturorganisasiyangdibuatolehpuskesmassudahcukupbaik,
namunpadastrukturorganisasiinitidakdicantumkansecarajelas
pembagian tugas dan wewenang pelaksanaan Program IVA
19
sehingga dalam pelaksanaan di lapangan akan menghadapi
tantangan apabila pelaksanaan program IVA yang dilaksanakan
pada Senin dan Kamis berbenturan dengan kegiatan yang lain.
Dalam struktur ini tidak ditemukan pembagian yang jelas antara
siapayangakan melakukankonselingdanpenyuluhankelompok,
siapa yang akan melakukan penapisan kanker leher rahim, siapa
yang akan melakukan krioterapi, siapa yang akan melakukan
penapisankankerpayudaradanprogramrujukanIVApositifserta
yang dicurigai kanker payudara. Kekurangan dari pembuatan
strukturiniakanberdampakpadahasilcakupanprogrampenapisan
kankerleherrahimdankankerpayudara.
4.3.2.3 Pelaksanaan
1. Konseling
Dilakukan kepada semua pasien hanya pada hari Selasa dan Kamis
oleh bidan di Puskesmas dan konseling dilakukan kepada sasaran
perorangan sebelum, semasa dan sesudah pemeriksaan IVA
dilakukan. Sosalisasi kepada pasien yang menjadi sasaran dijalankan
pada hari Selasa dan Kamis di Balai Pengobatan Umum.
2. Penyuluhan kelompok
Tidak terdapat data bertulis mengenai pelaksanaan penyuluhan
kelompok di desa-desa oleh bidan desa.
20
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher
rahim
Dilakukan hanya pada hari Senindan Kamis oleh dokter terlatih di
Puskesmas. Semua pasien yang ditemukan positif IVA pada hari
pelayanan IVA dan memerlukan tindakan krioterapi akan
dijadwalkan untuk dilakukan krioterapi pada hari senin dan kamis.
8. Pelayanan rujukan
Dilakukan pada hari Selasa hingga Jumat oleh dokter maupun bidan
di Puskesmas.
4.3.2.4 Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan bulanan oleh bidan.
Rapat bulanan yang dipimpin oleh kepala Puskesmas Jatisari,
Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang.
4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Cakupan Konseling7
Perkiraan target sasaran
21
Data Dinas Kesehatan Karawang tahun 2013, jumlah sasaran penapisan
Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari (wanita usia subur = 7.356
orang perempuan.)
Target penapisan = 80% x 7.356
= 5.885 orang perempuan
= 529 X 100%
529
= 100%
22
Asam Asetat
Januari 2013 33 0 0 0 0 0
Februari 2013 35 1 1 1 1 0
Maret 2013 83 1 0 1 0 0
April 2013 25 0 0 0 0 0
Mei 2013 63 0 0 0 0 0
Juni 2013 40 0 1 0 1 0
Juli 2013 22 0 0 0 0 0
Agustus 2013 29 0 0 0 0 0
September
2013 42 0 1 0 1 0
Oktober 2013 60 2 1 1 1 0
November
2013 49 1 0 1 0 0
Desember
2013 48 0 0 0 0 0
Total 529 5 4 4 4 0
= 529 x 100%
1.177
= 44,94%
=5 x 100%
529
= 0,94 %
23
4.3.3.5 Cakupan Penanganan dengan Krioterapi pada Penapisan Kanker
Leher Rahim7
Persentase penanganan dengan krioterapi
= 4 x 100%
5
= 80 %
= 80%
= 100%
2013.7
24
Februari 2013 35 0 0
Maret 2013 83 0 0
April 2013 25 0 0
Mei 2013 63 0 0
Juni 2013 40 0 0
Juli 2013 22 0 0
Agustus 2013 29 0 0
September 2013 42 0 0
Oktober 2013 60 0 0
November 2013 49 0 0
Desember 2013 48 0 0
Total 529 0 0
= 529 x 100%
1.177
= 44,94%
= 0 x 100%
1.177
= 0%
b) Cakupan pelayanan rujukan kanker payudara
Persentase pelayanan kasus rujukan kanker payudara
=
= 0%
25
4.3.4 Lingkungan
4.3.4.1 Fisik
a) Lokasi Puskesmas
Lokasi puskemas mudah dijangkau oleh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang.5
b) Transportasi5
Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek
dan mobil angkutan umum.
Jalur jalan raya yang rata dan tidak sukar dilalui oleh prasarana
trasportasi darat.
Di Puskesmas terdapat 1 ambulans yang siap pakai.
c) Fasilitas kesehatan
Adanya kerjasama yang baik antara Puskesmas dengan fasilitas
kesehatan yang lain seperti Rumah Sakit Bersalin (RSB) dan Bidan
Praktek Swasta (BPS).5
4.3.6 Dampak
4.3.6.1 Langsung
1. Menurunkan jumlah kesakitan kanker leher rahim dan Belum
kanker payudara. dpt dinilai
2. Menurunkan jumlah kematian kanker leher rahim Belum
dan kanker payudara. dpt dinilai
4.3.6.2 Tidak Langsung
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Belum
26
dapat dinilai
Bab V
Pembahasan
Keterangan : = bermasalah
28
hasil IVA positif Kamis oleh bidan di Kamis oleh bidan di
pada penapisan Puskesmas. Puskesmas.
kanker leher
Dilakukan penapisan
rahim Tidak terdapat data bertulis (+)
dengan hasil IVA positif
mengenai pelaksanaan
pada penapisan kanker leher
penapisan dengan hasil IVA
rahim satu bulan diadakan
positif pada penapisan
satu kali di setiap desa di
kanker leher rahim secara
tempat lain secara
berkelompok di desa.
berkelompok oleh bidan.
5. Penanganan Single Visit Approach harus Masih belum dijalankan (+)
dengan krioterapi dilakukan pada setiap kasus Single Visit Approach untuk
dengan IVA positif. setiap kasus IVA positif
yang ditemui.
Tindakan krioterapi pada Tindakan krioterapi pada (+)
hari Selasa dan Kamis, hari Selasa dan Kamis,
dilakukan oleh dokter. hanya terdapat seorang
dokter terlatih untuk
melakukan tindakan
krioterapi
29
di Puskesmas. Rujukan
diberikan ke RSUD
Karawang atau rumah sakit
yang bekenaan bagi pasien.
7. Penapisan kanker Dilakukan Selasa dan Dilakukan hari Selasa dan (+)
payudara Kamis oleh bidan di Kamis oleh bidan di
Puskesmas. Puskesmas.
30
penanggung jawab yang struktur dalam
teratur dalam melaksanakan melaksanakan tugasnya.
tugasnya
3. Dukungan suami Tidak menjadi faktor Masih banyak suami yang (+)
penghambat tidak peduli dengan masalah
sistem reproduksi wanita,
sehingga kesehatan istri
tentang hal ini belum begitu
penting.
* Tabel pembahasan pembandingan variable dengan tolok ukur untuk mengetahui masalah dapat
dilihat selengkapnya di Lampiran III.
31
Bab VI
Perumusan Masalah
Bab VII
Prioritas Masalah
Prioritas Masalah:
Masalah
No. Parameter
A B C
1 Besarnya masalah 5 5 4
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 5 5 4
3. Keuntungan sosial yang diperoleh 4 4 4
4. Teknologi yang tersedia 5 5 5
5. Sumber daya yang tersedia 4 5 5
Total 23 24 22
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah:
8.1 Penyuluhan kelompok tidak ada data
Penyebab :
33
Ketidaklengkapan pencatatan dan pelaporan secara teratur.
Kurangnya dokumentasi yang ada.
Struktur pengorganisasian tidak begitu jelas untuk pembagian tugas masing-
masing di program pelayanan IVA Puskesmas Jatisari.
Kurangnya jumlah kader di setiap desa terlatih atau yang memiliki pengetahuan
cukup tentang progam IVA, sehingga penjaringan pendataan pun tidak ada.
Penyelesaian :
Membuat struktur organisasi yang lebih jelas dengan pembagian tugasnya,
sehingga bidan atau petugas yang melakukan pencatatan dan pelaporan program
jelas siapa yang mengerjakannya.
Pelatihan penyuluhan untuk kader dan bidan desa oleh bidan terlatih Puskesmas
supaya dapat menjadi sumber informasi untuk masyarakat dan pelaporan data
penyuluhan untuk Puskesmas.
8.2 Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih kurang
(44,94%) dari target sebesar 80%.
Penyebab :
Masukan tenaga masih kurang. Ini karena bidan terlatihnya masih kurang yang
seharusnya terdapat 5 bidan terlatih dan di setiap desa seharusnya dilantik
seorang bidan desa yang terlatih untuk Program IVA, yang mana wilayah
kerjanya mencakup 10 desa, serta bidan yang siap untuk penyuluhan kelompok
minimal 1 kali setiap bulan kepada penduduk wanita desa yang berusia 30 hingga
50 tahun.
Jangkauan semua desa belum tercapai karena seharusnya kunjungan ke desa
minimal 1 kali/bulan, namun ternyata dilapangan krmunkinan tidak dilakukan
secara merata.
Kurangnya penyuluhan yang dilakukan di desa-desa untuk menarik minat
penduduk tempatan melakukan pemeriksaan.
Kurangnya media promosi kesehatan yang menarik untuk program IVA agar
masyarakat tertarik memeriksakan diri ke puskesmas.
Tidak ada pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam struktur
pengorganisasian sehingga kemungkinan besar terdapat hambatan di
pelaksanaannya.
34
Penyelesaian :
Perlunya ditambah bidan terlatih pada dan dilakukan pula pelatihan penyuluhan
untuk kader dan bidan desa supaya dapat menjadi sumber informasi masyarakat
terdekat.
Penambahan jadwal kegiatan pelayanan IVA di Puskesmas Jatisari sehingga
target penapisan diharapkan bertambah.
Harus dilakukan penyebaran info melalui media yang menarik mengenai
pelayanan IVA dan pemeriksaan payudara yang diberikan di puskesmas dengan
bantuan lintas sektor seperti lintas program seperti POSYANDU dan kelas ibu
hamil.
Memberikan penyuluhan secara rutin sesuai dengan perencanaan awal untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan
kanker leher rahim dan payudara. Penyuluhan sebaiknya diadakan dengan sistem
terbuka melalui kerja sama dari puskesmas dengan pihak luar seperti media
massa, pamong desa, tokoh agama, sponsor bakti sosial, PKK, yang dilakukan
secara rutin. Untuk dapat meningkatkan motivasi dari masing-masing pihak
diperlukan pula penghargaan pada kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat terus
dilaksanakan dengan rutin.
Melakukan pelayanan IVA ke desa-desa dengan frekuensi 1 kali/bulan secara
rutin dan menyeluruh.
Membuat struktur organisasi dengan pembagian tugas dan wewenang yang jelas
dan sesuai pedoman.
35
Bab IX
Kesimpulan Dan Saran
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013 didapatkan:
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Tidak terdapat data pelaksanaan penyuluhan kelompok.
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 44,94%.
4. Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif yaitu 0,94%.
5. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim sebesar
80%.
6. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 100%.
7. Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 44,94%.
8. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara 0%.
9.2 Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan masalah ini tidak
akan kembali muncul di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari sebagai pokok
masalah, yaitu dengan:
Mengadakan penyuluhan tidak hanya untuk kelompok perempuan, namun juga
dilakukan pada kelompok pria atau suami untuk meningkatkan pengetahuan akan
pentingnya pencegahan kanker leher rahim sehingga dapat meningkatkan
kesadaran untuk melakukan pemeriksaan IVA dan meningkatkan dukungan dari
pihak pria atau suami terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim.
Penyuluhan dilakukan dengan rutin bekerja sama dengan pihak-pihak luar, seperti
pamong desa, tokoh agama dan organisasi sosial lainnya sehingga dengan
dukungan peran aktif masyarakat dapat mempermudah dan memfasilitasi
kegiatan penyuluhan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan IVA.
Penyuluhan yang diadakan harus lebih bersifat interaktif dan dinamis dengan
mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang menderita kanker leher
rahim sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat seiring peningkatan
36
pengetahuan masyarakat. Adanya penghargaan pada kegiatan juga bisa
meningkatkan motivasi dari masing-masing pihak sehingga dapat terus
dilaksanakan dengan rutin.
Perlunya evaluasi cara penyampaian penyuluhan dan konseling diantara dokter,
bidan dan kader sehingga perbaikan dan penuturan bahasa yang benar dapat
membantu menarik minat masyarakat untuk menyertai program penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara yang dijalankan di Puskesmas atau di desa-desa.
Perlunya ada bantuan penyebaran informasi mengenai program penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara yang di laksanakan di gedung KIA Puskesmas
Jatisari lintas sektoral dan lintas program terutama pada program POSYANDU
dan kelas ibu hamil.
Sosialisasi kepada sasaran mengenai program program penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara bukan hanya di PONED tapi diluaskan lagi ke BPU
dan lansia jika ditemukan wanita sesuai dengan kriteria sasaran untuk
pemeriksaan program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara ini.
Diharapkan agar dokter melatih kembali para bidan untuk melakukan tindakan
IVA sehingga tindakan IVA dapat dilaksanakan lebih banyak dan lebih sering
lagi.
Diharapkan agar bidan membuat data tertulis didalam sebuah buku mengenai
penyuluhan kelompok mengenai desa mana dilakukan penyuluhan, waktu
pelaksanaan, materi yang diberikan, hasil pelaksanaan sehingga kegiatan
penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.
Diharapkan agar dokter terlatih memberi kesempatan kepada bidan terlatih untuk
melakukan tindakan krioterapi sehingga tindakan krioterapi dapat dilaksanakan
secara mandiri dengan metode Single Visit Approach.
Pihak puskesmas juga membuat usulan kepada Suku Dinas Kesehatan tentang
penyediaan media-media promosi seperti spanduk, poster, video dan pamflet di
wilayah Kecamatan Jatisari, sehingga diharapkan pada tahun berikutnya dengan
diadakan kegiatan rutin ini, cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara
dapat meningkat dan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
kanker payudara dan kanker leher rahim
37
Daftar Pustaka
1) Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Direktorat
Jendral PP & PL Depkes RI, Jakarta. 2007.
2) Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan pemgembangan kesehatan
kementrian kesehatan RI; 2013.
3) Incidens Cancers in the World Based on International Agency for Research on Cancer.
[updated 2010, cited on 2013]. Diunduh dari http://globocan.iarc.fr. pada tanggal 26
Februari 2013.
4) Kepmenkes. 2007. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker
Leher Rahim. Jakarta:Kepmenkes RI No. 798/Menkes/ SK/ VII/ 2007.
5) Profil Kesehatan UPTD/DTP/PONED Puskesmas Jatisari tahun 2013, Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang.
6) HS, Djap. 2011. Pedoman evaluasi program. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran UKRIDA.
7) Laporan tahunan Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang tahun 2013.
8) Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.
Kepmenkes RI No. 796/Menkes/ SK/ VII/ 2010.
38
9) Petunjuk teknis pencegahan deteksi dini dan kanker payudara. Direktorat Jendral PP
& PL Depkes RI, Jakarta. 2007.
39