Anda di halaman 1dari 74

A.

Impuls
Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi bergerak? Yaitu gaya. Bola yang
diam akan bergerak apabila gaya tendangan bekerja pada bola. Gaya terhadap tendangan
pada bola termasuk gaya kontak yang bekerja hanya dalam waktu yang singkat. Gaya
seperti itu disebut gaya impulsif. Jadi gaya impulsif mengawali suatu percepatan dan
menyebabkan bola bergerak cepeat dan semakin cepat.

Impuls dapat didefinisikan sebagai hasil kali gaya impulsif rata-rata (F) dan selang
waktu (t) selama gaya impulsif itu bekerja.

Gaya impulsif mulai dari nol pada saat t1, bertambah nilainya secara cepat kesuatu
nilai puncak, dan turun drastis secara cepat ke nol pada saat t2. Variasi gaya impulsif
terhadap waktu ditunjukan oleh grafik F-t pada gambar 5.1.

Page 1
Jika dilihat dengan grafik, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah di bawah
kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut konstan, yaitu dari
harga rata-ratanya, Fr , maka:
I = F t = p
Fr= I /t =p/t

Semakin lama gaya impulsif bekerja, semakin cepat bola bergerak. Jika gaya impulsif
yang berubah terhadap waktu kita dekati dengan satu gaya konstan F (Gambar 5.1),
kecepatan bola sesaat setelah anda tendang ( dikerjakan gaya impulsif ) adalah sebanding
dengan hasil kali gaya impulsif rata-rata dan selang waktu singkat selama gaya impulsif
bekerja. Hasil kali gaya impulsive rata-rata (F) dan selang waktu singkat (t) selama gaya
impulsif bekerja disebut besaran impuls dan diberi lambang I. dengan demikian,

I = Impuls (N.s atau kg m/s)


F = gaya (N)
t = selang waktu gaya diberikan (s)

Apakah impuls termasuk besaran skalar atau vektor ? impuls adalah hasil kaliantara
besaran vektor gaya F dengan besaran skalar selang waktu t, sehingga impuls termasuk
besaran vektor. Arah impuls I searah dengan arah gaya impulsif F.

Jika gaya impulsif, F yang berubah terhadap waktu, t, dapat anda gambarkan grafik F-
t-nya ( atau grafik F-t diketahui ), maka luas arsir dalam selang waktu t, dimana t = t2-
t1, sama dengan luas arsir dibawah grafikF-t, dengan batas nilai dari t1 sampai dengan t2.

( Gambar 5.2 )

Page 2
Impuls = luas daerah dibawah grafik F-t (5-2)

Namun jika impulsif yang berubah terhadap waktu yang diberikan fungsina, misalnya

F(t) = at + b,a dan b konstanta, maka impuls oleh gaya F(t) dengan batas t= t1 sampai dengan
t= t2 dapat dinyatakan oleh integral berikiut.

Impuls sering juga disebut sebagai Perubahan Momentum. Jika sebuah benda mula
mula diam tiba-tiba bergerak; mula-mula bergerak lalu diam; mula-mula lamban lalu
dipercepat; mula-mula cepat lalu diperlambat, dalam peristiwa-peristiwa tersebut pasti ada
gaya F yang mempengaruhi, sehingga terjadi perubahan kecepatan yang mengakibatkan
perubahan momentum (Impuls).

I= p = m v

Page 3
kita bisa memperoleh perumusan lain dari Impuls (I) dengan menganalisa pengaruh gaya
F pada benda sehingga benda mengalami perubahan kecepatan, misal benda yang mula-mula
diam lalu dipercepat.

Misalnya kita akan menghitung besar impuls yang diberikan bola yang menumbuk Benda
yang mula-mula diam dapat bergerak dengan kecepatan tertentu pasti benda ini dipengaruhi
oleh gaya. Sesuai Hk. II Newton, bahwa benda yang mendapat gaya pasti akan memiliki
percepatan.

1. Teori Impuls dan Momentum

Misalnya kita akan menghitung besar impuls yang diberikan bola yang menumbuk
sebuah tembok. Impuls dapat diukur jika kita dapat mengukur gaya rata-rata (F) yang
diberikan dan selang waktu (t) gaya tersebut kontak dengan tembok. Karena sangat sulit
untuk mengukur gaya yang bervariasi dan juga sulit mengukur lamanya bola kontak dengan
tembok karena proses berlangsung cepat, maka untuk mengukur impuls lebih mudah
menggunakan bantuan besaran momentum. Misalkan sebuah mobil bergerak dengan
kecepatan v1, ketika ditabrak dari belakang maka kecepatannya menjadi v2. Untuk
menghitung besar impuls yang diterima mobil adalah

Page 4
2. Penerapan konsep Impuls dalam kehidupan sehari-
hari

Sarung Tinju

Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah, sarung tinju yang dipakai oleh para
petinju itu berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls. ketika petinju memukul
lawannya, pukulannya tersebut memiliki waktu kontak yang lebih lama. Karena waktu
kontak lebih lama, maka gaya impuls yang bekerja juga makin kecil. Makin kecil gaya
impuls yang bekerja maka rasa sakit menjadi berkurang.

Palu atau pemukul


Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja,tetapi dibuat dari besi ? tujuannya supaya selang
waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang dihasilkan lebih besar. Kalau
gaya impulsnya besar, maka paku, misalnya, akan tertanam lebih dalam.

Page 5
Matras

Matras sering dipakai ketika olahraga atau biasa dipakai para pejudo. Matras
dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu bekerjanya gaya impuls, sehingga tubuh kita
tidak terasa sakit ketika dibanting. Bayangkanlah ketika dirimu dibanting atau berbenturan
dengan lantai? Ini disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmu dan lantai sangat singkat.
Tapi ketika tubuh dibanting di atas matras maka waktu kontaknya lebih lama, dengan
demikian gaya impuls yang bekerja juga menjadi lebih kecil.

Helm

Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihat lapisan lunak. Seperti
gabus atau spons, lapisan lunak tersebut bertujuan untuk memperlama waktu kontak
seandainya kepala anda terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan lunak
tersebut, gaya impuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun memakai helm, anda akan
pusing-pusing ketika terbentur aspal.

Page 6
Jika sebuah impuls bekerja pada diri anda, apa yang menyebabkan rasa sakit pada diri
anda? Dua kasus diatas dengan jelas menunjukan bahwa rasa sakit bukanlah disebabkan oleh
impuls, melainkan oleh gaya impulsif F. untuk besar impuls yang sama, impuls yang
berlangsung dalam dalam selang waktu kontak yang lebih lama menghasilkan gaya impulsive
yang lebih kecil, sehingga lebih tidak menyakitkan anda.Prinsip memperlambat selang waktu
kontak bekerjanya impuls agar gaya impulsif yang dihasilkan menjadi lebih kecil, banyak
diaplikasikan dalam peristiwa sehari hari.

Mengapa pertandingan atau latihan judo selalu diadakan diatas matras? Mengapa tidak
langsimg saja diatas lantai? Ketika pejudo dibanting ditas matras atau lantai , impuls yang
dialaminya sama. Akan tetapi, karena selang waktu kontak antara punggung judo dan lantai
maka gaya impulsif yang dikerjakan matras pada punggung. Sebagai akibatnya pejudo
dibanting dimatras dapat meahan rasa sakit akibat bantingan yang dialaminya . Nah,
perhatikan bagian dalam sebuah helem motor, mengapa helm diwajibkan bagi pengguna
motor dijalan raya?

Prinsip kebalikannya, yaitu mempersingkat selang waktu kontak impuls agar gaya
impulsif yang dihasilkannya menjadi lebih besar juga diaplikasikan dalam keseharian dan
teknologi. Mengapa seorang karateka selalu menarik kepalan tangannya secara cepat
sewaktu melayngkap pukulan lurus pada diri lawannya? ini dimaksud agar selang waktu
kontak antara kepalan tangan karateka dan badan lawan yang dipukulnya berlangsung
sesingkat mungkin sehingga lawannya menderita gaya impulsif yang lebih besar.

Page 7
Contoh soal :

1. Bola bermassa 2 kg dilempar horisontal ke kanan dengan kelajuan 10 m/s. Setelah


dipukul, bola bergerak ke kiri dengan kelajuan 15 m/s. Tentukan besar impuls yang
bekerja pada bola.
Pembahasan
Diketahui :
m = 2 kg
vo = 10 m/s
vt = -15 m/s
Arah gerakan atau arah kecepatan bola berlawanan karenanya kelajuan awal dan
kelajuan akhir mempunyai tanda yang berbeda.
Ditanya : impuls (I) ?
Jawab :
I = m (vt vo)
I = (2)(-15 10)
I= (2)(-25) = -50 kg m/s.
Tanda negatif menunjukan bahwa arah impuls sama dengan arah kelajuan akhir bola
(ke kiri).

2. Seorang pemain sepak bola melakukan tendangan bebas tepat di garis area pinalti
lawan. Jika ia menendang dengan gaya 200 N dan kakinya bersentuhan dengan bola
dalam waktu 0,15 sekon. Hitunglah besar impuls yang terjadi ?

Pembahasan :

Dik F = 200 N

t =0,15 s

Page 8
Dit I...?

Jawab

I = F. t

I =200. 0,15 = 30 Nt

3. Sebuah bola bergerak ke selatan dengan kelajuan10 m/s, kemudian bola ditendang ke
Selatan dengan gaya 40 N hingga kelajuan bola menjadi 72 km/jam kearah utara. Jika
(m bola = 1 kg) tentukan Impuls pada peristiwa tersebut ?

Pembahasan :

Diket:
V0 = 10 m/s,
m = 1 kg
Vt = -72 km/jam = -20 m/s
F = -40 N
Ditanya:
I = .?
Jawab:
I = P
I = m.Vt m.V0
I = m(Vt V0)
I = 1 (-20 10)
I = 1 30
I = -30kg m/s

Page 9
4. Sebuah bola memiliki massa 800 gram kemudian bola tersebutditendang dengan gaya
500 N. Jika kaki dan bolah bersentuhan selama 0,5 sekon, tentukan Impuls pada
peristiwa tersebut.
Pembahasan :
Diketahui:
m = 0,8 kg
F = 400 N
t = 0,5 S
Ditanya :I = .?
Jawab:
I = F. t
= 500. 0,5
= 250 NS

5. Sebuah bola dengan masa 0,4 kg dilempar dengan kecepatan 30 m/s ke arah sebuah
dinding di kiri kemudian bola memantul kembali dengan dengan kecepatan 20 m/s ke
kanan. Berapakah impuls pada bola?

Pembahasan :

Karena momentum merupakan besaran vektor dan memiliki arah maka kita tetapkan
acuan ke kanan sebagai sumbu x positif, maka keadaan soal dapat digambarkan

Page
10
Dik = m : 0,4

V1 : -30

V2 : 20

Dit .?

Jawab

Dengan sumbu x ke kanan positif, maka

p1 = m.v1 = (0,4)(30) = 12 kg m/s

p2 = m.v2 = (0,4)(+20) = +8 kg m/s

I = p2 p1 = +8 (12) = +20 kg m/s

6. Bola pingpong bermassa 5 gram jatuh bebas dari ketinggian tertentu (g = 10 ms-2).
Saat menumbuk lantai kecepatan bola 6 ms-1 dan sesaat setelah menumbuk lantai bola
terpantul ke atas dengan kecepatan 4 ms-1. Besar impuls yang bekerja pada bola
adalah
(Soal UN Fisika SMA 2012/2013)
A. 0,50 Ns C. 0,10 Ns D.0,01 Ns
B. 0,25 Ns D. 0,05 Ns

Pembahasan :

Diketahui :
m = 5 gram = 0,005 kg
Kecepatan bola sesaat sebelum menumbuk lantai (vo) = -6 m/s
Kecepatan bola sesaat setelah menumbuk lantai (vt) = 4 m/s

Page
11
Kecepatan bertanda positif dan negatif artinya arah kecepatan bola atau arah gerakan
bola sebelum tumbukan berlawanan dengan arah gerakan bola setelah tumbukan.
Ditanya : Impuls (I)
Jawab :
Teorema impuls-momentum menyatakan bahwa impuls (I) sama dengan perubahan
momentum (p).
I = p = m vt m vo = m (vt vo)
I = (0,005)(4 (-6)) = (0,005)(4 + 6) = (0,005)(10) = 0,05 Newton sekon
Jadi Jawaban yang benar adalah D.
7. Sebuah mobil sedan memiliki massa 3 ton dikendalikan dengan kelajuan 50 m/s.
Tentukan besar impuls yang harus diberikan untuk menghentikan mobil tersebut!
Pembahasan
Menentukan hubungan gaya dan impuls.
Data:
Dik :
v0 = 0 m/s
v1 = 50 m/s
m = 3000 kg
Dit I =.... ?
I = m(v2-v1)
I = 3000(0-50)
I = 3000x (-50)
I = 150000 Ns
8. Sebuah benda dengan massa 500 gram dalam keadaan diam dipukul sehingga
bergerak dengan kecepatan 15 m/s. Jika gaya bekerja selama 0,01 sekon, maka besar
gaya yang diberikan pada benda adalah...
A. 280 N C. 200 N E. 140 N
B. 240 N D. 160 N

Page
12
Pembahasan
Menentukan hubungan gaya dan impuls.
Dik:
v2 = 15 m/s
v1 = 0 m/s
5
m = 500 gram = 0,5 kg = 10 kg
1
t = 0,01 sekon = 100

Dit F =.... ?
Ft =m(v2-v1)
1 5
F (100) = 10 (15-0)
75
= 10
100

F = 750 N

9.

Grafik di atas menyatakan hubungan gaya F yang bekerja pada benda bermassa 3 kg
terhadap waktu t selama gaya itu bekerja pada benda. Bila benda mula-mula diam,
maka kecepatan akhir benda dalam m s-1 adalah... (Impuls - umptn 1991)

A. 5 C. 15 E. 25

B. 10 D. 20

Pembahasan

Impuls I = luas trapesium = 1/2 (6 + 9)4 = 30

Karena

Page
13
I = m(v2 v1) dengan v1 = 0, maka

30 = 3v2

m = 30/3 = 10 m/s

10. Sebuah benda bermassa 2 kg dipengaruhi gaya selama 20 sekon seperti ditunjukkan
grafik berikut!

Jika kelajuan awal benda 50 m/s tentukan kelajuan benda saat detik ke 15!
Pembahasan
Impuls I = Luas grafik F-t = (10) (15) = 150 kg.m.s1
Dit v2.?
Jawab:
I = m(v2 v1)
150 = 2 (v2-50)
V2 = (150 +50) / 2 = 100 m/s

Page
14
B. Momentum (P)
seorang ahli pemasaran mungkin mengatakan: inilah momentum yang tepat untuk
meluncurkan produk baru. Namun, seperti pengertian besaran usaha, besaran momentum
dalam fisika juga memiliki arti khas, yang berbeda dengan pengertian awam (keseharian).
Dalam fisika, Momentum didefiniskan sebagai ukuran kesukaran untuk memberhentikan
gerak suatu benda.

Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum
sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum. Dirimu jangan bingung ketika
membaca buku pelajaran fisika yang hanya menulis momentum. Yang dimaksudkan buku
itu adalah momentum linear. Seperti pada gerak lurus, kita seringkali hanya menyebut
kecepatan linear dengan kecepatan. Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah
kecepatan linear. Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda
yang bergerak pada lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang
bergerak pada lintasan melingkar.

Ukuran kesukaran untuk memberhentiikan suatu benda yang sedang bergerak. Makin
sukar memberhentikannya, makin besar momentumnya. Momentum Disebabkan adanya
impuls serta Besar dan arahnya = besar dan arah impuls.

Jika dua benda bergerak dengan kecepatan sama, manakah yang lebih sukar anda
hentikan, benda yang bermasa besar atau kecil? Jika dua benda bermasa sama bergerak
mendekati anda, manakah yang lebih sukar Anda hentikan benda dengan kecepatan tinggi
atau rendah?

Misalnya sebuah kereta bergerak dengan kecepatan 60 km/jam dan sebuah sepeda motor
bergerak dengan kecpatan yang sama 60 km/jam, Dari ilustrasi diatas, yang manakah yang
mudah diberhentikan? Tentu jawabannya adalah sepeda motor dibandingkan dengan kereta
api. Apa yang menyebabkan hal ini? ini disebabkan momentum kereta api lebih besar dengan

Page
15
momentum sepeda motor. Makin besar massa dan kecepatan benda maka momentumnya juga
semakin besar. Dari ilustrasi diatas, walaupun kecepatan kedua jenis kendaraan itu sama
tetapi massa kedua jenis kendaraan itu berbeda. Massa dari kereta api lebih besar dari pada
sepeda motor, sehingga momentum kereta api lebih besar dibandingkan sepeda motor. Dari
jawaban Anda terhadap dua pertanyaan diatas Momentum suatu benda didefinisikan sebagai
hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut.

Rumus Momentum
p = m .v
atau
P = m.v1 m.v0 (5-4)

P = momentum linear (kg m/s)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
EK = Energi kinetik benda (Joule)

momentum juga merupakan besaran vektor.

Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.

Dari Persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa momentum merupakan besaran vektor
karena memiliki besar dan arah. Terus arah momentum bagaimana-kah ? arah momentum
sama dengan arah kecepatan.

Page
16
Misalnya sebuah mobil bergerak ke timur, maka arah momentum adalah timur, tapi kalau
mobilnya bergerak ke selatan maka arah momentum adalah selatan. Bagaimana dengan
satuan momentum ? karena p = mv, di mana satuan m = kg dan satuan v = m/s, maka satuan
momentum adalah kg m/s.

(Gambar 5.3)

Dari rumus momentum di atas dapat disimpulkan tampak bahwa momentum (p)
berbanding lurus dengan massa (m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka
semakin besar juga momentum sebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah
benda, maka momentum benda tersebut juga bertambah besar. Perlu anda ingat bahwa
momentum adalah hasil kali antara massa dan kecepatan. Jadi walaupun seorang berbadan
gendut, momentum orang tersebut = 0 apabila dia diam alias tidak bergerak. Jadi momentum
suatu benda selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda tersebut. kita tidak bisa
meninjau momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya saja.

Momentum suatu benda akan semakin besar jika massa dan kecepatannya semakin bear.
Ini juga berlaku sebaliknya, semakin kecil massa atau kecepatan suatu benda maka akan
semakin kecil pula momentumnya. Ilmu fisika mengenal yang namanya hukum kekalan
momentum yang berbunyi

Momentum sebelum dan sesudah tumbukan akan selalu sama

Page
17
Misalkan ada dua benda yang memiliki kecepatan dan massa masing-masing
bertumbukan dan setelah tumbukan masing-masing benda mempunyai kecepatan yang
berbeda maka menurut hukum kekekalan momentum

m1V1 +m2V2 = m1V1 + m2V2

Apabila pada t1 kecepatan v1 dan pada t2 kecepatan adalah v2 maka :

F (T1 T2) = m.v2 m.v1

Jika Partikel dengan massa m bergerak sepanjang garis lurus, gaya F pada partikel
dianggap tetap dengan arah sejajar gerak partikel jadi Jika kecepatan (v) partikel pada t =0
adalah Vo maka kecepatan pada waktu t adalah

V = Vo + at
( V = Vo + at ) m
Vm = Vo. m + M.at
Vm = Vo.m + F.t
m.V m.Vo = F.t

Perubahan momentum linear = m.v m.Vo


Impuls gaya = F.t

1. Hubungan Momentum dan Impuls

Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak dan menjadi
nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah turun secara drastis menjadi
nol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih sakit ketika dipukul sangat cepat (waktu
kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul sangat singkat).

Page
18
Hukum II Newton versi momentum yang telah kita turunkan di atas menyatakan bahwa
laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada benda
tersebut. Besar gaya yang bekerja pada benda yang bertumbukan dinyatakan dengan
persamaan : Ingat bahwa impuls diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam
waktu yang sangat singkat. Konsep impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya yang
bekerja pada benda dalam selang waktu yang sangat singkat. Misalnya ketika ronaldinho
menendang bola sepak, atau ketika tanganmu dipukul dengan cepat.
Ketika suatu benda yang bergerak dengan kecepatan vo dikenai gaya luar sebesar F dalam
selang waktu tertentu yang singkat sehingga kecepatannya berubah menjadi vt, maka impuls
gaya yang dialami oleh benda akan sama dengan perubahan momentumnya. Berdasarkan
hukum Newton kedua, resultan gaya yang dialami benda tersebut adalah :

F = m.a

F = m v/t

F.t = m v

F t = m (vt - vo)

F t = mvt - mvo

F t = Pt - Po

F t = P

I = P

Dari penurunan di atas, maka diperoleh :

I = P = m (vt - vo)

Page
19
Dengan :

I = impuls gaya (N.s)

P = perubahan momentum (kg m/s)

vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)

vo = kecepatan awal benda.

2. Hubungan Momentum Dengan Hukum II Newton


Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada gaya total yang
bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah
percepatan benda sama dengan arah gaya total. Nah, apa hubungan antara hukum II Newton
dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II Newton dengan
momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan momentum. Sekarang pahami
penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu, mobil
tersebut memilikim momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil pasti dibutuhkan
gaya (dalam hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika mobil direm). Ketika
kecepatan mobil berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga berkurang. Demikian juga
sebaliknya, sebuah mobil yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja
pada mobil tersebut (dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin). Ketika mobil
masih diam, momentum mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan
tertentu, mobil tersebut memiliki momentum. Jadi kita bisa mengatakan bahwa perubahan
momentum mobil disebabkan oleh gaya total. Dengan kata lain,laju perubahan momentum
suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut.
Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk momentum. Newton pada mulanya
menyatakan hukum II newton dalam bentuk momentum. Hanya Hukum II Newton yang
menyebut hasil kali mv sebagai kuantitas gerak, bukan momentum. Secara matematis, versi
momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan dengan persamaan :

Page
20

F=

F= gaya total yang bekerja pada benda


p= perubahan momentum
t = selang waktu perubahan momentum
Catatan = lambang momentum adalahp kecil, bukan P besar. Kalau P besar itu lambang
daya.p dicetak tebal karena momentum adalah besaran vektor. Dari persamaan ini, kita bisa
menurunkan persamaan Hukum II Newtonyang sebenarnya untuk kasus massa benda
konstan alias tetap. Sekarang kita tulis kembali persamaan di atas :

F=

Jika Vo = kecepatan awal, Vt = kecepatan akhir, maka persamaan di atas akan


menjadi :
0
F=
(0)
F=

F=

F= m.a
ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap, yang akan
kita pelajari pada pokok bahasan Hukum II Newton sebagai Hukum II Newton
yang sebenarnya. Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton yang sebenarnya
dengan hukum II Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas lebih
bersifat umum, sedangkan Hukum II Newton yang sebenarnya hanya bisa digunakan untuk
kasus massa benda tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di
mana massa benda konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newtonyang sebenarnya,
tapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan Hukum II Newton versi momentum.
Ketika kita meninjau benda yang massa-nya tidak tetap alias berubah, kita tidak bias
menggunakan Hukum II Newton yang sebenarnya (F = ma). Kita hanya bisa menggunakan
Hukum II Newton versi momentum.
.

Page
21
Contoh Soal :
1. Sebuah mobil dengan massa 1.500 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam.
Berapakah momentum mobil tersebut?
Pembahasan :
Diketahui: m = 1.500 kg dan v = 36 km/jam.
m = 1.500 kg
v = 36 km/jam = 10 m/s
Dit p ?
Jawab
p = m.v
p = (1.500 kg)(20 m/s) = 30.000 kgm/s.
2. Benda A dan benda B masing-masing bermassa 1kg dan 2 kg, bergerak saling tegak
lurus dengan kecepatan masing-masing benda sebesar 6 m/s dan 4 m/s. Berapakah
momentum total kedua benda tersebut?
Pembahasan :
Diketahui:
mA = mA = 1 kg,
mB = 2 kg,
vA = 6 m/s,
vB = 4 m/s.
Dit
Ptotal . ?
Jawab.
pA = mAvA = (1 kg)(6 m/s) = 6 kgm/s
pB = mBvB = (2kg)(4 m/s) = 8 kgm/s
Momentum adalah besaran vektor sehingga untuk menghitung besar momentum total
kedua benda, digunakan penjumlahan vektor:
ptotal = (pA2 + pB2)1/2 = [(6 kgm/s)2 + (8 kgm/s)2]1/2 = 10 kgm/s.

Page
22
3. Misalkan sebuah mobil dengan berat badan 110 kg berlari dengan kecepatan tetap 36
km/jam. Berapa momentum dari sobat hitung tersebut?

Pembahasan :

Dik :

m = 110 kg

v = 72 km/ jam = 36000/3600 = 10 m/s

dit v ?

jawab

P = m.v

P = 110 x 10 = 1.100 kg m/s

4. Sebuah bola bermassa 0,4 kg dilempar dengan kecepatan 30 m/s ke arah sebuah
dinding di kiri kemudian bola memantul kembali dengan dengan kecepatan 20 m/s ke
kanan. Jika bola bertumbukan dengan dinding selama 0,010 s, berapa gaya yang
dikerjakan dinding pada bola?

Pembahasan :

Karena momentum merupakan besaran vektor dan memiliki arah maka kita tetapkan
acuan ke kanan sebagai sumbu x positif, maka keadaan soal dapat digambarkan

Page
23
Dik I = 20 kg m/s

t = 0,01 s

Dit..?

Jawab

F = I/t

F= 20/0,01

F = 2000 N
5. Akhmad yang bermassa 52 kg, mengendarai sebuah sepeda motor dengan kecepatan
36 km/jam. Tentukan momentum Tono jika sepeda bergerak pada arah sumbu x.
Pembahasan :
Dik:
m = 50 kg
v = 36 km/jam = 10 m/s
Ditanya : P. ?
Jawab :
P = m.v
P = 52 kg . 10 m/s
P = 520 kg.m/s
Jadi, momentum tono adalah 520 kgm/s
6. Sebuah gerbong kereta api (m = 15000 kg) bergerak ke arah timur dengan kecepatan
15 m/s menabrak gerbong kosong (m=5000 kg) yang sedang dalam keadaan diam,
sehingga setelah tumbukan, kedua gerbong bersatu. Tentukan arah dan kecepatan
kedua gerbong tersebut setelah tumbukan!

Page
24
Pembahasan :
Diketahui :
m1 = 15000 kg
m2 = 5000 kg
v1 = 15 m/s
v2 = 0
Ditanya : arah dan v ?
Jawab :
m1 . v1 + m2 . v2 = m1 . v1 + m2 . v2,
karena kedua gerbong setelah tumbukan bersatu, maka v (kecepatan akhirnya sama.
Sehingga berlaku rumus :
m1 . v1 + m2 . v2 = (m1+ m2) . v
15000 . 15 + 5000 . 0 = (10000 + 5000) . v
2250000 = 150000 . v
v = 15 m/s
Jadi, kedua gerbong bergerak bersama dengan kecepatan 15 m/s ke arah timur.

7. Hitung kecepatan balik sebuah senapan 6,0 kg yang menembakkan peluru 0,050 kg
dengan laju 120 m/s!
Pembahasan :
Diketahui :
m1 (massa senapan) = 6,0 kg
m2 (massa peluru) = 0,050 kg
v1, v2 = 0
v2 = 120 m/s

Page
25
Ditanya : v1 ?
Jawab : m1 . v1 + m2 . v2 = m1 . v1 + m2 . v2
5.0 + 0,05 . 0 = 6 . v1 + 0,05. 120
0 +0 = 6 v1 + 6
-6 = 6 v1
v1 = -1 m/s

Jadi, kecepatan balik senapan berada pada arah yang berlawanan dengan kelajuan
1m/s.
8. Sebuah balok 5 kg yang diam di atas lantai di tembak dengan sebutir peluru bermassa
100 gram dengan kecepatan 100 m/s.

Jika peluru menembus balok dan kecepatannya berubah menjadi 50 m/s, tentukan
kecepatan gerak balok!
Pembahasan
Hukum kekekalan momentum :
mpvp + mbvb = mpvp+ mbvb
(0,1) (100) +0 = (0,1) (50) + 5vb
5vb=5
vb = 5/5 = 1 m/s

9. Benda A dan benda B masing-masing bermassa 5 kg dan 7 kg bergerak dengan


kecepatan yang sama 25 m/s. Momentum masing-masing benda tersebut adalah

Page
26
Pembahasan
Diketahui :
Massa benda A (mA) = 7 kg
Massa benda B (mB) = 7 kg
Kecepatan benda A (vA) = 25 m/s
Kecepatan benda B (vB) = 25 m/s
Ditanya : momentum benda A (pA) dan momentum benda B (pB)
Jawab :
Momentum benda A :
pA = mA vA = (5)(25) = 125 kg m/s
Momentum benda B :
pB = mB vB = (7)(25) = 175 kg m/s
Apabila kecepatan kedua benda sama maka benda yang bermassa besar mempunyai
momentum lebih besa
10. Bola hitam dan bola hijau saling mendekat dan bertumbukan seperti diperlihatkan
gambar di bawah!

Jika koefisien restituti tumbukan adalah 0,5 dan massa masing-masing bola adalah
sama sebesar 1 kg, tentukan kelajuan kedua bola setelah tumbukan!

Page
27
Pembahasan

(Persamaan 1)

(Persamaan 2)
Gabungan 1 dan 2 :

Page
28
C. Hukum Kekekalan Momentum.
Tidak peduli berapapun massa dan kecepatan benda yang saling bertumbukan, ternyata
momentum total sebelum tumbukan = momentum total setelah tumbukan. Hal ini berlaku
apabila tidak ada gaya luar alias gaya eksternal total yang bekerja pada benda yang
bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda yang bertumbukan, tanpa ada
pengaruh dari gaya luar.

Huygens, ilmuwan berkebangsaan belkita, melakukan eksperimen dengan menggunakan


bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan momentum. Perhatikan uraian berikut.
Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling mendekati. Bola pertama
massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1. Sedangkan bola kedua massanya m2 bergerak
dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada
suatu saat kedua bola akan bertabrakan.

Page
29
Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas ternyata
sesuai dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling menekan dengan gaya
F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam
selang waktu t tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-
masing sebesar v1 dan v2. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau
gaya interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.

Faksi = Freaksi

F1 = F2

Impuls yang terjadi selama interval waktu t adalah F1 t = -F2 t . kita ketahui
bahwa I = F t = p , maka persamaannya menjadi seperti berikut.

p1 = p2
m1v1 m1v1 = -(m2v2 m2v2)
m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2
p1 + p2 = p1 + p2
Jumlah momentum awal = Jumlah momentum akhir

Keterangan:

p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan


p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan
m1, m2 : massa benda 1 dan 2
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan

Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya,benda itu adalah bola
biliar 1 dan bola biliar 2. Sesaat sebelum tumbukan, bola 1 bergerak mendatar kearah kanan
dengan momentum m1v1 dan bola 2 bergerak mendatar kea rah kiri denagn momentum m2v2

Page
30
(Gambar 5.4) menunjukkan bola dengan massa 1 ( m1 ) dan massa 2 ( m2) yang bergerak
berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan berturut-turut sebesar V1 dan V2.
setelah keduanya bertumbukan masing-masing kecepatannya berubah menjadi V1 dan V2.
Yang kita tinjau ini khusus untuk kasus tumbukan satu dimensi, seperti yang dilustrasikan
pada gambar di atas.

Momentum sistem partake lsebelum tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum
bola 1 dan bola 2 sebelum tumbukan.

P = m1v1 + m2v2

Momentum system partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum
bola 1 dan 2 sesudah tumbukan.

P = m1v1 + m2v2

Bagaimanakah hubungan antara momentum sistem sesaat sesudah tumbukan (P) dengan
momentum sesaat sebelum tumbukan (P)? perhatikan kembali kasus tumbukan antara dua
biliar 1 dan 2, yang bergerak mendatar satu dimensi, pada Gambar 5.4.

Page
31
Selama bola 1 dan 2 kontak (saling bersentuhan), bola 2mengerjakan gaya pada bola 1,
diberi lambang F1,2. Sebagai reaksi bola 1 mengerjakan gaya pada bola 2, diberi lambang
F2,1.(Gambar 5.5). kedua gaya ini sama besar, tetapi berlawanan arah. Untuk system dimana
gaya yang terlibat saat interaksi hanyalah gaya dalam, maka menurut huku III Newton,
resultan semua gaya ini sama dengan no, sehingga untuk system interaksi dua bola biliar
selama berlangsung tumbukan, resultan gaya pada sistem oleh gaya-gaya dalam adalah

F = F1,2 + F2,1 = -F + F = 0


Seduai dengan hokum II Newton bentuk momentum F = momentum sistem adalah

p = Ft = 0

Karena p = p p = 0, maka p = p, dan ini dikenal sebagai hokum kekekalan


momentum linear.

Hukum kekekalan momentum linear

Dalam peristiwa tumbukan sentral, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan
sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya
luar yang bekerja pada sistem.

Formulasi hukum kekekalan momentum linier diatas dinyatakan oleh

Hukum Kekekalan Psebelum = Psesudah

Momentum PA + PB = PA + PB

mAvA + mBvB = mAvA + mBvB

Page
32
Sistem yang dimaksud adalah sekumpulan benda (minimal dua benda) yang saling

berinteraksi. Jika pada suatu sisteminteraksi benda benda hanya bekerja gaya dalam, maka

reusltan gaya pada sistem adalah nol dan berlaku hokum kekekalan momentum. Jiki sistem

interaksi bekerja gaya luar ( gaya gaya yang diberikan oleh benda lain diluar sitem) dan

resultan tidak nol, maka momentum total sistem tidak dikenal, sebagai contoh, jika dalam

kasus tumbukan, dua bola biliar yang terletak diatas permukaan kasar yang mana gaya

geseknya cukup signifikan ( tidak dapat diabaikann ), maka permukaan kasar (benda diluar

sistem) memberikan gaya luar berupa gesekan pada setiap bola . untuk sistem seperti itu ,

hukum kekekalan momentum linear tidak berlaku.

1. Bunyi Hukum Kekakalan Momentum

Persamaan di atas dinamakan hukum kekekalan momentum. Hukum kekakalan

momentum menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka

momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah tumbukan. ketika

menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda.

2. Contoh Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum

Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah pistol, peluncuran roket,

Air Safety Bag (kantong udara), dan Desain Mobil .

Page
33
Pistol

Pada Gambar 5.6 tampak sebuah pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru
ditembakkan ke kanan dengan alat jarak jauh seperti remote, senapan akan tertolak ke kiri.
Percepatan yang diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi peluru pada pistol (hukum III
Newton).

Peluncuran Roket

Contoh aplikasi yang lain adalah pada sistem roket (Gambar 5.7) . Percepatan roket
diperoleh dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan.
Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas dapat
dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka
peristiwa peluncuran roket memenuhi hukum kekekalan momentum.

Penerapan hukum kekekalan momentum linear pada roket

Page
34
Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas menyembur

keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas

keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket tergantung

banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang

menyebabkan wahana roket dibuat bertahap banyak.

Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer Bumi. Hal ini dapat dilakukan

karena adanya gaya dorong dari mesin roket yang bekerja berdasarkan perubahan momentum

yang diberikan oleh roket. Pada saat roket sedang bergerak, akan berlaku hukum kekekalan

momentum. Pada saat roket belum dinyalakan, momentum roket adalah nol. Apabila bahan

bakar di dalamnya telah dinyalakan, pancaran gas mendapatkan momentum yang arahnya ke

bawah. Oleh karena momentum bersifat kekal, roket pun akan mendapatkan momentum yang

arahnya berlawanan dengan arah buang bersifat gas roket tersebut dan besarnya sama. Secara

matematis gaya dorong pada roket dinyatakan dalam hubungan berikut.

Ft = (mv)

F = v(m/ t)

dengan: F = gaya dorong roket (N), (m/t)= perubahan massa roket terhadap waktu (kg/s),

dan v = kecepatan roket (m/s).

Page
35
Air Safety Bag (kantong udara)

Air Safety Bag (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat tumbukan
yang terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan pada mobil serta
dirancang untuk keluar dan mengembang secara otomatis saat tabrakan terjadi. Kantong
udara ini mampu meminimalkan efek gaya terhadap benda yang bertumbukan. Prinsip
kerjanya adalah memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan momentum
pengemudi.Saat tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk tetap bergerak sesuai dengan
kecepatan gerak mobil. Gerakan ini akan membuatnya menabrak kaca depan mobil yang
mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum pengemudi dalam waktu
sangat singkat. Apabila pengemudi menumbuk kantong udara, waktu yang digunakan untuk
menghentikan momentum pengemudi akan lebih lama sehingga gaya yang ditimbulkan pada
pengemudi akan mengecil. Dengan demikian, keselamatan si pengemudi akan lebih terjamin.

Desain Fattor Keselamatan Mobil

Desain faktor keselamatan mobil dirancang untuk mengurangi besarnya gaya yang
timbul akibat tabrakan. Caranya dengan membuat bagian-bagian pada badan mobil agar dapat
menggumpal sehingga mobil yang bertabrakan tidak saling terpental satu dengan lainnya.

Page
36
Mengapa demikian?Apabila mobil yang bertabrakan saling terpental, pada mobil tersebut
terjadi perubahan momentum dan impuls yang sangat besar sehingga membahayakan
keselamatan jiwa penumpangnya.
Daerah penggumpalan pada badan mobil atau bagian badan mobil yang dapat penyok
akan memperkecil pengaruh gaya akibat tumbukan yang dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan momentum mobil dan
menjaga agar mobil tidak saling terpental. Rancangan badan mobil yang memiliki daerah
penggumpalan atau penyok tersebut akan mengurangi bahaya akibat tabrakan pada
penumpang mobil. Beberapa aplikasi Hukum Kekekalan Momentum lainnya adalah bola baja
yang diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok.

3. Prinsip Kekalan Momentum

Prinsip kekekalan momentum menyatakan bahwa Dalam setiap sistem tertutup, dengan
tidak ada gaya eksternal yang bertindak maka total momentum sistem tidak berubah. Hal ini
dapat dinyatakan dengan alternatif lain jumlah vektor dari semua momentum, dalam sistem
tertutup, tidak terpengaruh oleh gaya eksternal, adalah nol.

Prinsipnya adalah konsekuensi dari hukum pertama Newton tentang gerak. Ketika dua
benda dalam sebuah sistem yang terisolasi bertumbukan, momentum total sebelum tumbukan
sama dengan momentum total setelah tumbukan. Hal ini dapat dinyatakan sebagai:

P1 + P2 = 0

dimana P1 adalah perubahan momentum dari partikel pertama, sementara P2 adalah


perubahan momentum dari partikel kedua.

Page
37
4. Hukum Kekekalan Momentum menyatakan :
Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada bendabenda yang melakukan
interaksi , atau resultan gaya dari luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol, maka
jumlah momentum benda-benda sebelum mengadakan interaksi selalu sama dengan jumlah
momentum benda-benda setelah mengadakan interaksi .
Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :

Tumbukan benda
Interaksi dua benda
Peristiwa ledakan
Peristiwa tarik-menaik
Peristiwa jalannya roket maupun jet

Contoh soal :

1. Sebutir peluru bermassa 50 gram bergerak dengan kecepatan 200 m/s arah mendatar
menumbuk balok bermassa 960 gram yang diam di atas bidang datar. Jika peluru
tertahan didalam balok, maka kecepatan keduanya menjadi...
A. 40 m/s C. 24m/s E. 10 m/s
2. B. 36 m/s D. 12 m/s
Pembahasan
Gunakan hukum kekekalan momentum
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1' + m2 v2'
0,05 . 200 + 0,96 . 0 = 0,04 . v1' + 0,96 v1'
10 = v1'
v1' = 10
Jawaban: E

Page
38
3. Sebuah mobil bermassa 800 kg melaju dengan kecepatan 90 km/jam menabrak
gerobak bermassa 200 kg yang berhenti di tepi jalan. Setelah tabrakan, gerobak
menempel pada mobil dan bergerak dengan laju...
A. 8 m/s C. 15 m/s E. 25 m/s
B. 10 m/s D. 20 m/
Pembahasan
Gunakan hukum kekekalan momentum
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1' + m2 v2'
800 . 10 + 200 . 0 = 800 . v1' + 200 v1'
8000 = 1000 v1'
v1' = 8 m/s
Jawaban: A

4. seorang anak bermain skate board yang massanya 5 kg dengan kelajuan 5 m/s. Jika
massa anak 25 kg, tentukan kecepatan skate board pada saat anak tersebut melompat
ke depan dengan kelajuan 7 m/s?
Pembahasan
Dik : ma = 25 kg
va = 7 m/s
ms = 5 kg
vs = 5 m/s
Dit : vs = ..? va = 7 m/s
Jwb :
ma Va + ms Vs = ma Va + ms Vs
25 . 7 + 5 . 5 = 25 .2 + 5. Vs
175 + 25 = 50 + 5. Vs
200 = 50 + 5. Vs
200 50 = 5. Vs
Vs = 20 m/s

Page
39
5. Jika sebuah peluru bermassa 20 gram ditembakkan dari sebuah senapan bermassa 4
kg dengan kecepatan 20 m/s, maka tentukanlah kecepatan senapan sesaat ketika
peluru ditembakkan
Pembahasan :

Dik :

mp = 20 g = 0,02 kg;

ms = 4 kg;

vp' = 20 m/s.

Ketika peluru ditembakkan, maka senapan akan terdorong ke belakang dan bergerak
dengan kecepatan tertentu. Berdasarkan hukum kekalan momentum maka diperoleh

mpvp + msvs = mpvp' + msvs'

0 + 0 = 0,02 (20) + 4 vs'

-4 vs' = 0,4

vs' = -0,1 m/s

Jadi, kecepatan senapan saat peluru ditembakkan adalah 0,2 m/s ke belakang
(berlawanan dengan gerak pelurunya).

Page
40
6. Seorang nelayan bermassa 55 kg naik di atas sebuah sampan bermassa 100 kg yang
bergerak dengan kecepatan 20 m/s. Jika nelayan tersebut lompat dengan kecepatan 2
m/s dari sampan dengan arah yang sama dengan arah gerak sampan, maka
tentukanlah kecepatan perahu sesaat nelayan tersebut melompat.
Pembahasan :

Dik :

m = 55 kg;

ms = 100 kg;

v = vs = 20 m/s;

v' = 2 m/s.

Dengan rumus kekekalan momentum diperoleh :

mv + mpvp = mv' + mpvp'

55(20) + 100(20) = 55(2) + 100 vp'

1100 + 2000 = 110 + 100 vp'

2900 = 100 vp'

vp' = 29 m/s

7. Ada sebuah perahu kecil yang massanya 200 Kg. Perahu tersebut dinaiki oleh seorang
nelayan yang bermassa 80 Kg. Mula-mula perahu bergerak dengan kecepatan 10m/s.
Kemudian tiba-tiba orang dalam perahu meloncat kebelakang, berlawanan dengan

Page
41
arah perahu dengan kecepatan loncatan 2m/s. Berapa kecepatan perahu pada saat
orang tersebut meloncat kebelakang?

Pembahasan

Diketahui

m1 = massa perahu = 200 Kg

m2 = massa orang = 80 Kg

Hukum kekekalan Momentum

m1v1 + m2 v2 = m1v1 + m2 v2

pada saat sebelum bergerak kecepatan orang = kecepatan perahu

200 (10) + 80 (10) = 200 v1 + 80 (-2)

2800 = 200 v1 -160

2640 = 200 v1

v1 = 13,2 m/s

8. Sebuah senapan bermassa 1 kg digunakan untuk menembakkan peluru bermassa 0,02


kg dengan kecepatan 800 m/s.Berapa kecepatan senapan mendorong bahu penembak
ke arang belakang?

Pembahasan
Diketahui
pada saat mula-mula kecepatan senapan (kebelakang) dan kecepatan peluru no, v1
dan v2 = massa peluru = m1 = 0,02 kg

Page
42
massa senapan = m2 = 1 kg

kecepatan peluru = v1 = 700 m/s

Ditanya

kecepatan senapan (kebelakang), v2 = ?

Jawab
hukum kekekalan momentum

m1v1 + m2 v2 = m1v1 + m2 v2

0 + 0 = (0,02 x 700) + (1. x v2)

v2 = 14 m/s (tanda negatif = arah senapan berlawanan dengan arah pelurut)


Jadi senapan mendorong bahu penembak dengan kecepatan 14 m/s

9. Sebuah trem 10.000 kg berjalan dengan laju 24 m/s menabrak trem sejenis yang
berhenti. Jika trem menempel bersama sebagai akibat tumbukkan, berapa laju
bersama mereka sesudahnya?

Pembahasan :

Setelah tumbukan, momentum total akan sama tetapi akan disebar merata pada kedua
trem. Karena kedua trem menempel, mereka akan memiliki kecepatan sama, sebut v' .
Maka :

Page
43
10. Hitung kecepatan lompatan mundur setelah senapan 5,0 kg yang menembakkan
sebuah peluru 0,050 kg pada kecepatan120 m/s.
Pembahasan :

Karena senapan mempunai massa ang lebih besar, kecepatan (lompatan mundur)-nya
lebih kecil daripada peluru. Tanda minus menunjukkan bahwa kecepatan (dan
momentum) senapan berada dalam arah berlawanan dengan peluru.

Page
44
D. Tumbukan

Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap jenis
tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan
energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat
tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi.
Koefisien restitusi e = 1
Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas.
Koefisien restitusi 0 < e < 1.
Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.
Koefisien restitusi e = 0.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan.


Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan
(tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil
dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api
atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak
ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki
Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga
dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya
yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan Pada pembahasan
mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda
dengan peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya

Page
45
juga selalu ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan
mempelajari peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum
fisika apa saja yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.

1. Tumbukan Satu Dimensi


Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila
tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elastik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya
tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda
menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna

Tumbukan Lenting Sempurna


Peristiwa tumbukan antara bola putih (diberi indeks 1) dan bola merah (diberi ideks 2)
dapat kita lukiskan pada Gambar 5.8. Asalkan gaya luar yang bekerja pada sistem dapat kita
abaikan, maka kekekalan momentum berlaku pada tumbukan itu. Bola merah diam sebelum
tumbukan dan bola putih (bola 1) diam sesudah tumbukan, sedangkan masa kedua bola sama,
maka kecepatan bola sesudah tumbukan pastilah sama dengan kecepatan bola 1 sebelum
tumbukan, yaitu v.dalam kasus tumbukan tersebut seakan akan momentum bola 1 dialihkan
seluruhnya ke momentum bola 2 . Bagaimana dengan energi kinetiknya ? energi kinetik
1
sebelum tumbukan, yaitu energi kinetik bola 1, 2mv2. Jadi dalam kasus tumbukan ini seakan

akan energi kinetik bola 1 juga dialihkan seluruhnya ke energi kinetik bola 2. Selain
momentum sistem tetap, energi kinetik sistem juga tetap. Jenis tumbukan dimana berlaku
kekebalan momentum dan kekebalan energi kinetik, kita sebut tumbukan lenting sempurna.

Page
46
Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan
melakukan Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda
sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada
tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik. Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik
berlaku pada peristiwatumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua
benda sama, baik sebelummaupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik
berlaku pada Tumbukan lenting sempurna karena selama tumbukan tidak ada energi yang
hilang.
Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan
bunyi,panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang
hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada
peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Hukum
kekekalan momentum ditinjau dari energi kinetik:

Page
47
Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan
kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan
terpantul dalamarah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran
vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan
bertanda positif dan arah ke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan,
maka kedua benda memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = mv2). Total
Momentum dan Energi Kinetikkedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah
tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1 + m2 v2 Persamaan 1
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m1v1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Untuk tumbukan lenting semurna berlaku hukum kekekalan energi kinetik sistem sesaat
sebelum dan sesudah tumbukan sama besar
EK1 + EK2 = EK1 + EK2
1 1 1 1
m1v12 + m2v22 = m1(v1)2 + 2 m2(v2)2
2 2 2

Keterangan :
1
mv = EK benda 1 sebelum tumbukan
2

Page
48
1
mv= EK benda 2 sebelum tumbukan
2
1
mv'= EK benda 1 setelah tumbukan
2
1
mv'= EK benda 2 setelah tumbukan
2

Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni


persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa dan kecepatan awal, maka
kecepatansetelah tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu persamaan lain.
Persamaan ini diturunkan dari dua persamaan di atas.

m v+mv=mv'+mv'
m v-mv=mv'-mv'
mv-v'=m(v'-v) Persamaan a
Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :
1 1 1 1
m1v12 + m2v22 = m1(v1)2 + 2 m2(v2)2
2 2 2

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna,
selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi Kinetik.
Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju kedua benda
sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah, berapapun massa benda
tersebut.

Page
49
Tumbukan Lenting Sebagian
Tumbukan lenting sebagian juga disebut tumbukan lenting tak sempurna. Hal ini
sebenarnya banyak dijumpai pada tumbukan benda-benda disekitar kita.
Pada tumbukan ini berlaku hokum kekekalan momentum, tetapi hokum kekekalan energi
tidak berlaku. Hal ini karena ada tenaga yang hilang saat tumbukan.
Dengan demikian, Ek setelah tumbukan < Ek sebelum tumbukan atau:

m2(v2 - v2)2 < v1(v1 - v1)2 (iii)

dengan cara membagi persamaan (iii) dengan persamaan (ii) maka didapat:

(v1 - v2)2 < v1(v1 - v2)2 .. (ii)

Dari persmaan tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Pada tumbukan lenting sebagian besarnya kecepatan relative sesudah tumbukan lebih
kecil dari kecepatan relative sebelum tumbukan. (tanda negative menunjukkan arahnya
berlawanan dengan arah semula)

v2 - v1 adalah kecepatan relatif benda pertama terhadap benda kedua sebelum benda itu
bertumbukan.

v2' - v1' adalah kecepatan relatif benda pertama terhadap benda kedua setelah benda itu
bertumbukan.

Pada kebanyakan tumbukan, besar kecepatan relatif itu tidak tetap, melainkan berkurang

dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi (e )

Page
50
Misalkan sebuah bola dijatuhkan ke lantai, bola = benda 1 dan lantai = benda 2, maka
sebelum dan sesudah tumbukan kecepatan lantai = 0 sehingga : e = - v2' / v2

Umpamanya tinggi benda ketika dijatuhkan adalah h1, dan benda memantul
setinggi h2 dari lantai Gambar 5.9. Dengan menggunakan persamaan gerak jatuh bebas
kecepatan benda ketika mengenai lantai dan kecepatan memantulnya dapat dinyatakan
dengan h1, h2, maka :

dan

maka diperoleh nilai e:

h1 = tinggi benda saat dijatuhkan (m)

h2 = tinggi benda saat memantul kembali (m)

Page
51
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Segumpal tanah liat yang masih lembek (dapat kita ganti dengan segumpal plastisin) kita
lemparkan menuju sebuah bola biliar yang diam diatas sebuah lantai licin (Gambar 5.10 kiri).
Kita amati gumpalan tanah liat menumbuk sentral bola biliar dan sesaat sesudah tumbukan,
tanah liat menempel padaa bola biliar dan kemudian keduanya bergerak bersama dengan
kecepatan sama (Gambar 5.10 kanan) ini adalah contoh dari tumbukan tidak lenting sama
sekali.
Seperti telah kita nyatakan sebelumnya bahwa pada jenis tumbukan tidak lenting sama
sekali, sesaat setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama dengan
kecepatan yang sama.
Contoh khas tumbukan tidak lenting sama sekali adalah pada ayunan blastik dimana
peluru tertanam pada balok sasaran, dan keduanya kemudian mengalami suatu gerakan
ayunan.

Suatu aplikasi praktis dari tumbukan tak


lenting sama sekali digunakan untuk mendeteksi
glaucoma, suatu penyakit mata dimana tekanan
didalam mata bertambah dan mengarah kepadaa
kebutaan karena tekanan tersebut merusak sel-sel
retina. Dokter mata menggunakan suatu alat yang disebut tonometer untuk mengukur tekanan
didalam mata. Alat itu melepaskan suatu tiupan terhadap permukaan luar mata dan mengukur
kelajuan udara setelah dipantulkan oleh mata. Pada tekanan normal, mata akan seperti spons,
danpulsa dipantulkan pada kelajuan rendah. Begitu tekanan didalam mata meningkat,
permukaan luar mata menjadi lebih kaku, dan kelajuan pantulan pulsa meningkat. Jadi
kelajuan pantulan tiupan digunakan untuk mengukur tekana didalam mata.
v2 = v1 = v
m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2
Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali
m1v1 + m2v2 = ( m1+m2) v

Page
52
Pada tumbukan tak lenting sama sekali tumbukan bersatu sesudah tumbukan. Tumbukan
tak lenting sama sekali adalah tumbukan yang sama sekali tak lenting. Pada tumbukan tak
lenting sempurna, benda yang bertumbukan melekat satu sama lain. Oleh karena itu
kecepatan benda setelah bertumbukan sama (v1` = v2`).
Pada tumbukan ini jumlah energi kinetik kedua benda sebelum tumbukan (Ek) lebih
besar dari setelah tumbukan (Ek`)

2. Tumbukan Dua Dimensi


Dalam dua atau tiga dimensi, hukum kekekalan saja belum cukup untuk dapat
menyatakan gerak sesudah tumbukan berdasarkan keadaan gerak sebelum tumbukan (kecuali
unutk kasus tumbukan sama sekali tak lenting). Sebagai contoh untuk tumbukan dua dimensi
yaitu, ada empat besaran setelah tumbukan yang tidak diketahui, berupa dua komponen
kecepatan untuk masing-masing partikel; tetapi hubungan yang kita miliki hanya tiga, satu
untuk kekekalan energy kinetic, dan dua untuk kekekalan momentum (satu dalam masing-
masing dimensi). Karena itu kita membutuhkan keterangan tambahan selain syarat-syarat
awal. Jika gaya interaksi sesungguhnya tidak diketahui, keterangan tambahan tersebut harus
diperoleh dari eksperimen yang paling sederhana adalah memnentukan sudut pental salah
satu partikel yang menumbuk. Arah gerak partikel datang setelah tumbukan membentuk
sudut dengan arah semula, partikel sasaran , yang mula-mula diam, setelah tumbukan
bergerak dalam arah yang membentuk sudut dengan arah gerak partikel datang. Dengan
menggunakan hukum kekekalan momentum, dengan hubunhna vector, kita peroleh dua
persamaan skalar,
Untuk komponen gerak dalam arah x
m1 v1 = m1v1 cos 1+ m2v2 cos 2
untuk komponen gerak dalam komponen y :
0 = m1v1 sin 1- m2v2 sin 2
Bila dianggap tumbukannya lenting :
1 1 1 1
m1 v12+ 2m2 v22 = 2m1v12 + 2 m2v2
2

Page
53
3. Tumbukan dan ledakan
Pada kedua jenis perisiwa ini jumlah semua vector momentum sebelumdan sesudah
peristiwa adalah sama. Jumlah ini tidak berubah. Momentum pada tumbukan antara dua
benda bermassa m1 dan m2 :
Momentumtotal sebelum tumbukan = momentum total sesudah tumbukan
m1 u1 + m2u2 = m1v1 + m2v2
Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling
bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena
tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor,
mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan
kereta api atau kendaraan lainnya.
Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David
Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang
Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga
dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya
yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan Pada pembahasan
mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda
dengan peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya
juga selalu ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan.
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa tumbukan secara lebih
mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja yang berlaku ketika benda-
benda saling bertumbukan.

Page
54
4. Kekekalan Momentum Dan Energi Pada Tumbukan
Pada sebagian besar tumbukan, biasanya kita tidak mengetahui bagaimana gaya

tumbukan berubah menurut waktu, dan dengan demikian analisis dengan menggunakan

hukum kedua Newton menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin. Namun, kita tetap bisa

menentukan banyak hal mengenai gerak setelah tumbukan, jika diketahui gerakan awal,

dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan energi.

Sebelumnya telah disebutkan tentang adanya momentum total pada tumbukan antara dua

objek (bola bilyar). Jika kedua objek sangat keras dan tidak ada panas yang dihasilkan oleh

tumbukan, maka energy kinetiknya kekal. Ini berarti energy kinetic sebelum dan sesudah

tumbukan sama.

Tumbukan dimana energi total adalah kekal disebut tumbukan lenting, sedangkan

tumbukan yang enerrgi kinetik total tidak kekal disebut tumbukan tidak lenting.

Page
55
Contoh soal.

1. Jika benda bermassa 2 kg bergerak ke timur dengan kecepatan 4 m/s dan


bertumbukan lenting sempurna dengan benda bermassa 1 kg yang bergerak ke barat
dengan kecepatan 6 m/s, maka berapakah kecepatan masing-masing benda setelah
tumbukan?

Pembahasan :

Ingat bahwa momentum merupakan besaran vektor maka perhatikan arah kecepatan
dalam penjumlahannya. Untuk tujuan praktis, jika kecepatan ke kanan atau ke atas,
maka gunakan tanda posisitf sebaliknya, jika kecepatan ke kiri atau ke bawah
gunakan tanda negatif.

Dari soal diketahui :

m1 = 2 kg ; v1 = 4 m/s (ke kanan)

m2 = 1 kg ; v2 = -6 m/s (ke kiri)

e=1

Dari koefisien restitusi :

(v1' -
e=- v2')

(v1 - v2)

(v1'-v2')
1=-
(4 - (6))

Page
56
-10 = v1' - v2'

v1' = v2' - 10 ........(1)

Dari hukum kekekalan momentum :

m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'

2(4) - 1(6) = 2v1' + 1v2'

8 - 6 = 2v1' + v2'

2 = 2v1' + v2' .......(2)

Substitusi persamaan 1 ke persamaan 2 :

2 = 2v1' + v2'

2 = 2(v2' - 10) + v2'

2 = 2v2' - 20 + v2'

22 = 3v2'

v2' = 22/3 m/s (ke kanan)

Selanjutnya,
v1' = v2' 10

v1' = 22/3 10

v1' = -8/3 m/s (ke kiri)

Page
57
2. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan dengan kecepatan 40 m/s dan tertanam
pada sebuah balok bermassa 0,99 kg yang mula-mula diam. Hitunglah kecepatan
balok setelah ditembak.

Pembahasan :
Dari rumus HKM, diperoleh :
mpvp + mbvb
v' =
(m1+ m2)
0,01(40) + 0,99(0)
v' =
(0,01 + 0,99)
0,4
v' =
1
v' = 0,4 m/s
Karena v' = vp' = vb', maka kecepatan balok setelah ditembak adalah 0,4 m/s.

3. Benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg bergerak saling mendekati dengan


kelajuan vA = 6 m.s1 dan vB = 4 m.s1. Jika kedua benda bertumbukan tidak lenting
sama sekali, maka kelajuan kedua benda sesudah bertumbukan adalah
Pembahasan
Diketahui :
Massa benda A (mA) = 2 kg
Massa benda B (mB) = 2 kg
Kelajuan awal benda A (vA) = -6 m/s
Kelajuan awal benda B (vB) = 4 m/s
Ditanya : kelajuan kedua benda setelah tumbukan (v)
Jawab :

Page
58
mA vA + mB vB = (mA + mB) v
(2)(-6) + (2)(4) = (2 + 2) v
-12 + 8 = 4 v
-4 = 4 v
v = -4 / 4
v = -1 m/s
Kelajuan kedua benda setelah tumbukan adalah 1 m/s.
4. Dua benda masing-masing bermassa m1 = 3 kg dan m2 = 4 kg bergerak berlawanan
arah saling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 12 m/s. Kedua benda
bertumbukan dan setelah tumbukan keduanya saling menempel. Kecepatan kedua
benda setelah tumbukan adalah
Pembahasan
Diketahui :
Massa benda 1 (m1) = 3 kg
Massa benda 2 (m2) = 4 kg
Kelajuan benda 1 (v1) = -10 m/s
Kelajuan benda 2 (v2) = 12 m/s
Ditanya : kelajuan kedua benda setelah tumbukan (v)
Jawab :
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v
(3)(-10) + (4)(12) = (3 + 4) v
-30 + 48 = 7 v
18 = 7 v
v = 18 / 7
v = 2,6 m/s
Kelajuan kedua benda setelah tumbukan adalah 2,6 m/s.

Page
59
5. Benda A dan benda B bergerak saling mendekati. Jika mA = mB , vA = 4 m/s, vB = 3
m/s dan lantai licin, berapa kecepatan A dan B setelah terjadi tumbukan lenting
sempurna ?
A. 3 m/s ke kiri dan 4 m/s ke kanan
B. 3 m/s kekanan dan 4 m/s ke kanan
C. 3 m/s ke kiri dan 4 m/s ke kiri
D. 3 m/s ke kiri dan 3 m/s ke kanan
E. 4 m/s ke kiri dan 4 m/s ke kanan
Pembahasan :
Diketahui :
vA = 4 m/s, vB = 3 m/s
Ditanya :
vA dan vB ?
Jawab :
Pada tumbukan lenting sempurna, jika massa kedua benda sama maka ketika
bertumbukan kedua benda saling bertukar kecepatan. Jadi vA = 3 m/s dan vB = 4 m/s
Apabila sebelum bertumbukan benda A bergerak ke kiri maka setelah bertumbukan
benda A bergerak ke kanan. Demikian juga apabila sebelum bertumbukan benda B
bergerak ke kanan maka setelah bertumbukan benda B bergerak ke kiri. Sebelum dan
setelah bertumbukan, kedua benda bergerak berlawanan arah.
Jawaban yang benar adalah A.
6. mA = 2 kg dan mB = 1 kg bergerak saling mendekati dengan laju v A = 2 m/s dan vB =
3 m/s. Keduanya bertumbukan secara lenting sempurna. Berapa laju bola A sesaat
setelah tumbukan ?
A. 1/2 m/s
B. 2/3 m/s
C. 1 m/s
D. 3/2 m/s

Page
60
E. 2 m/s
Pembahasan :
Diketahui :
mA = 2 kg, mB = 1 kg, vA = 2 m/s, vB = 3 m/s
Ditanya :
vA ?Jawab :
Jika benda yang saling bertumbukan lenting sempurna mempunyai massa yang
berbeda maka kedua benda tidak saling bertukar kecepatan.
Kelajuan masing-masing benda setelah bertumbukan dihitung menggunakan rumus :

Jawaban yang benar adalah B.


7. Bola A bergerak lurus berubah beraturan ke kanan dengan kelajuan awal 1 m/s dan
percepatan 1 m/s2. Setelah bergerak 2 detik, bola A menumbuk bola B yang diam.
Jika tumbukan elastis sempurna dan massa kedua bola sama, maka kelajuan bola A
dan B setelah tumbukan adalah
A. vA` = 0 dan vB` = 3 m/s
B. vA` = 2 m/s dan vB` = 3 m/s
C. vA` = 3 m/s dan vB` = 0 m/s
D. vA` = 3 m/s dan vB` = 2 m/s
E. vA` = 4 m/s dan vB` = 2 m/s
Pembahasan :

Page
61
Diketahui :
Data gerak bola A :
vo = 1 m/s,
a = 1 m/s2,
t = 2 sekon, vt = ?
Data tumbukan :
vA = ? ,
vB = 0, mA = mB
Ditanya :
vA dan vB..?
Jawab :
Kelajuan bola A sesaat sebelum tumbukan (vA) :
vt = vo + a t = 1 + (1)(2) = 1 + 2 = 3 m/s
Jadi vA = 3 m/s
Massa kedua bola sama sehingga kedua bola saling bertukar kecepatan.
vA = 0 dan vB = 3 m/s
Sebelum bertumbukan bola A bergerak ke kanan, setelah bertumbukan bola A diam.
Sebelum bertumbukan bola B diam, setelah bertumbukan bola B bergerak ke kanan.
Jawaban yang benar adalah A.

8. Sebuah peluru yang massanya 20 gram mengenai segumpal lilin mainan yang
massanya 200 gram dan tergantung pada seutas tali yang panjang. Peluru itu masuk
dan melekat pada lilin mainan. Jika kecepatan peluru sebelum mengenai lilin adalah
200 m/s, maka besarnya kecepatan lilin mainan setelah peluru tersebut masuk
didalamnya adalah ...
a. 12,8 m/s
b. 14,2 m/s
c. 18,2 m/s

Page
62
d. 20,2 m/s
e. 22,8 m/s
Jawaban: c
Pembahasan
m1.v1 + m2.v2 = (m1 + m2).v'
0 + 0,02 . 200 = (0,2 + 0,02) . v'
4 = 0,22 v'
v' = 4 / 0,22 = 18,2 m/s
9. Benda A dan benda B masing-masing bermassa 1 kg dan 2 kg bergerak berlawanan
arah dengan kelajuan 4 m/s dan 2 m/s dan bertumbukan lenting tidak sempurna. Jika
setelah bertumbukan, benda A bergerak dengan kelajuan 2 m/s, berapa kelajuan
benda B?
Pembahasan :
Dik :
mA = 1 kg
mB= 2 kg,
VA = 4 m/s (misal ke kanan),
VB = -2 m/s (misal ke kiri)
VA = - 2 m/s
Dit : VB
Jawab : mAvA + mBvB = mAvA + mBvB
(1 kg)(4 m/s) + (2 kg)(-2 m/s) = (1 kg)(-2 m/s) + (2 kg)(vB)
4 kg m/s 4 kg m/s = -2 kg m/s + (2 kg) vB
0 = -2 kg m/s + (2 kg) vB
-2 kg m/s = -2 vB
vB = 1 m/s

Page
63
Jadi, setelah bertumbukan, benda B bergerak dengan kelajuan 1 m/s (misal ke kanan)
dan benda A bergerak dengan kelajuan 2 m/s (misal ke kiri).

10. Sebuah bola yang massanya 4 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 6 ms -1


mengalami tumbukan lenting sempurna sepusat dengan bola yang massanya 2 kg
yang bergerak ke kanan dengan kecepatan 3 ms-1. Tentukan kecepatan masing-masing
bola setelah tumbukan!

m1 v1 v2
m
2

Diketahui:
Massa bola 1 : m1 = 4 kg
Massa bola 2 : m2 = 2 kg
Kecepatan bola 1 sebelum tumbukan : v1 = 6 ms-1
Kecepatan bola 2 sebelum tumbukan : v2 = 3 ms-1
Ditanya:
Kecepatan setelah tumbukan : v1 dan v2 ?
Jawab:
Dalam semua tumbukan, berlaku hukum kekekalan momentum sehingga diperoleh
1 1 + 2 2 = 1 1 + 2 2
(4 )(6 1 ) + (2 )(3 1 ) = (4 )1 + (2 )2
(30 1 ) = (4 )1 + (2 )2
30 1 = 41 + 22 (1)
Dalam tumbukan elastik sempurna berlaku:
1 2 = (1 2 )
6 1 3 1 = 1 + 2
2 = 1 + 3 1 (2)
Persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (1):

Page
64
30 1 = 41 + 2 (1 + 3 1 )
30 1 = 41 + 21 + 6 1
30 1 = 61 + 6 1
30 1 6 1
1 = = 4 1
6

Substitusi v1 = 4 ms-1 ke persamaan (2) sehingga diperoleh:


2 = 4 1 + 3 1
2 = 7 1
Jadi, kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan adalah v1 = 4 ms-1 dan v2 = 7
ms-1.

E. Koefisien Restitusi Untuk Tumbukan Satu Dimensi


Tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting sama sekali adalah dua kasus yang
ekstrem. Pada umumnya, sebagian besar tumbukan berada diantara kedua ekstrem tersebut.
Tumbukan itu disebut tumbukan lenting sebagian. Sebagai contoh, bola tenis atau bola kasti
yang anda lepas dari ketinggian h1, diatas lantai akan terpental sehingga h2 diamana h2 selalu

Page
65
lebih kecil daripada h1. Untuk menjelaskan jenis lenting sebagian anda perlu mengenal dahulu
koefisien restitusi.
Sewaktu membahas tumbukan lenting sempurna, kita peroleh
v = -v

=1


Rasio inilah yang didefinisikan sebagai koefisieen restitusi.

Koefisien restitusi (diberi lambang e) adalah negatif perbandingan antara kecepatan relative
sesaat sesudah tumbukan dengan kecepatan relatifsesaat sebelum tumbukan, untuk tumbukan
satu dimensi

( 2 1)
e= =
v2v1

Nilai koefisien restitusi adalah terbatas, yaitu antara nol dan 1 ( 0 e 1 .


Untuk tumbukan lenting sempurna jelas bahwa

= =1

Untuk tumbukan tak lentingg sama sekali


( 2 1)
e= = = 0 sebab v2 = v2
v2v1

seperti yang sudah disebutkan bahwa sebagian besar tumbukan adalah tumbukan lenting
sebagian yaitu tumbukan yang berada diantara dua keadaan ekstrem tumbukan lenting
sempurna dan tumbukan tak lenting sama sekali. Jelaslah pada tumbukan lenting sebagian,
1 1
besar koefisien restitusi adalah 0 < e < 1, misalnya e = 2 , e = 3 , dan e = 0,6.

Bagaimanakah Koefisien Restitusi Untuk Tumbukan Dua Dimensi?

Page
66
untuk tumbukan dua dimensi dimana arah kecepatan sesudah tumbukan tidak segaris (bias
searah atau berlawanan arah) dengan arah kecepatan sebelum tumbukan, koefisien restitusi (e
) adalah negatif rasio untuk kecepatan relatif dalam arah normal terhadap bidang kontak
(bidang sentuh) sesaat sesudah tumbukan dan sesaat sebelum tumbukan. Arah normal
terhadap bidang kontak yang dimaksud adalah arah yang tegak lurus terhadap bidang kontak.
Bagaimana dengan komponen kecepatan benda sejajar bidang sentuh? Umumnya diaggap
komponen kecepatan benda sejajar bidang sentuh adalah tetap (tidak berubah).

O vAy < vAy


vA
A X
vAx = vAx
vay vAx
Gambar 5.11
Misalnya anda melempar dari titk O keudara sehingga lintasannya berbentuk parabola
(Gambar 5.11). bola menyentuh lantai dititik A. tentu saja bidang kontak (bidang sentuh)
antara bola dan lantai adalah horizontal (sumbu X), sehingga arah normal terhadap bidang
kontak adalah vertical (sumbu Y). kecepatan bola saat mengenai lantai adalah vA dengan
komponen sejajar bidang kontak (sumbu X) adalah vAx dan komonen arah normal (sumbu Y)
adalah vAy. Boal dipantulkan oleh lantai dengan kecepatan vAxdan komponen arah normal
vAx. Nah sesuai dengan penjelasan sebelumnya:

Komponen kecepatan benda sejajar bidang sentuh sesaat sebelum dan sesudah
dipantulkan adalah sama
vAx = vAx

Page
67
Koefisien restitusi (e ) adalah negatif rasio untuk kecepatan relatif bola terhadap lantai
dalam arah normal sesaat sesudah dan sebelum tumbukan.

,
= ,

(Vy bolaVy )
= Vy bolaVy

Sesaat sebelum maupun sesudah tumbukan lantai tidak bergerak terhadap arah normal
(sumbu Y) sehingga
vy lantai = 0 dan vy lantai = 0

sesaat dan sesudah bola menumbuka lantai dititik A,


vy bola = - vAy (negatif karena arahnya kebawah)
vy bola = + vAy
memberikan koefisien restitusi
( 0 )
e = ( 0 )

Contoh soal:
1. Bola A (2 kg) bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Sedangkan bola B (3 kg) bergerak di
depan bola A dengan kecepatan 2 m/s searah. Setelah tumbukan kecepatan bola B
menjadi 3 m/s. Tentukan:
a. kecepatan bola A setelah tumbukan,
b. koefisien restitusi!
Pembahasan :
mA = 2 kg
vA = 4 m/s
mB = 3 kg

Page
68
vB = 2 m/s
vB = 3 m/s
a. Pada setiap tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum sehingga
diperoleh:
mA vA + mB vB = mA vA + mB vB
2.4+3.2 = 2 . vA + 3 . 3
14 = 2 vA + 9
5
vA = 2 = 2,5 m/s

b. Koefisien restitusinya sebesar:



=

3 2,5 0,5
= = = 0,25
24 (2)
2. Benda A dan benda B memiliki masa masing masing 5 kg dan 4 kg bergerak searah
dengan kecepatan 4 m/s dan 5m/s. Setelah bertumbukan kedua benda bergerak dengan
arah yang berbeda kecepatan benda B berubah menjadi 2 m/s sedangkan benda A
menjadi 3 m/s Tentukan koefisien restitusinya.
Pembahasan :
Dik : mA = 5 kg vA = 4 m/s
vA= 3
mB = 4 kg
vB = 5 m/s
vB = 2 m/s
dit : e .?
Jawab :

=

23 (1)
= = =1
54 1

Page
69
Kesimpulan
Momentum adalah sebuah nilai dari perkalian materi yang bermassa / memiliki bobot

dengan pergerakan / kecepatan. Dalam Fisika momentum dilambangkan dengan huruf

p, secara matematis momentum dapat dirumuskan :

Page
70
p= m . v

p = momentum

m = massa

v = kecepatan / viscositas (dalam fluida)

Momentum akan berubah seiring dengan perubahan massa dan kecepatan. Semakin

cepat pergerakan suatu materi/benda akan semakin besar juga momentumnya. Semakin besar

momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki oleh suatu benda. Jika materi

dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan nol. Sebaliknya semakin cepat

pergerakannya, semakin besar juga momentumnya. (Filosofi : Jika manusia tidak mau

bergerak / malas, maka hasil kerjanya sama dengan nol).

Impuls adalah selisih dari momentum atau momentum awal dikurangi momentum

akhir. Dalam Fisika impuls dilambangkan dengan simbol / huruf I. Secara matematis

impuls dirumuskan :

I = p2 p1 = p

I = m.v2 m.v1

I = m(v2 v1)

I = m. v

Page
71
Karena m = F/a (bisa dibaca di Aplikasi Hukum Newton Dalam Kehidupan , maka :

I = F/a . v

I = [F/(v/t)] . v

I = F . t

F = I/t

I = impuls, p1 = momentum awal, p2 = momentum akhir, F = gaya, t = waktu sentuh, v =

selisih kecepatan

Nah, dari rumus F = I/t inilah letak pemanfaatan aplikasi momentum dan

impuls. Semakin kecil waktu sentuh, maka semakin besar gaya yang akan diterima benda.

Semakin lama waktu sentuh, maka semakin kecil gaya yang diterima benda.

Mobil di desain untuk mudah penyok, hal ini bertujuan untuk memperbesar waktu

sentuh untuk memperkecil gaya yang diterima oleh pengendara. Dengan demikian

diharapkan, keselamatan pengemudi lebih dapat terjamin. Jika kecepatannya besar, maka

gaya yang diterima akan besar, sehingga pengendara akan mengalami kecelakaan yang fatal.

Jadi pesan saya jangan ngebut, walaupun mobil sudah di design sedemikian rupa.

Balon udara pada mobil juga bertujuan untuk memperlambat waktu sentuh antara

kepala pengemudi dengan setir mobil. Ingat, semakin besar waktu sentuh, maka semakin

kecil gaya yang akan mengenai kepala pengemudi. Sabuk pengaman juga fungsi dan cara

Page
72
kerjanya sama dengan balon udara pada mobil, yakni untuk mengurangi waktu sentuh antara

pengemudi dengan dashboard mobil pada saat bersentuhan.

TUMBUKAN

Berlaku

Fluar= 0

Berlaku hukum kekekalan momentum

v1m1+ m2v2 = m1v1 + m2v2

Koefisien restitusi / elastisitas tumbukan (e)

elastis sempurna: e = 1 (energi mekanik kekal)

elastis sebagian: 0 < e < 1

sama sekali tak elastis: e = 0

RESTITUSI
Koefisien restitusi (diberi lambang e) adalah negatif perbandingan antara kecepatan
relative sesaat sesudah tumbukan dengan kecepatan relatifsesaat sebelum tumbukan, untuk
tumbukan satu dimensi

( 2 1)
e= =
v2v1

Komponen kecepatan benda sejajar bidang sentuh sesaat sebelum dan sesudah
dipantulkan adalah sama
vAx = vAx

Page
73
Koefisien restitusi (e ) adalah negatif rasio untuk kecepatan relatif bola terhadap lantai
dalam arah normal sesaat sesudah dan sebelum tumbukan.

,
= ,

(Vy bolaVy )
=
Vy bolaVy

Page
74

Anda mungkin juga menyukai