Anda di halaman 1dari 14
PEDOMAN ORGANISAS! RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN (Peraturan Menteri Kesehatan Republik | jonesia Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 tanggal 28 Nopeniber 2008) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a, bahwa dalam rangka penyelenggaraan rumah sakit di lingkungan Departemen Kesehatan agar sesuai dengan arah pembinaan berdasarkan peraturan erundang-undangan yang berlaku, perlu didu dengan organisasi yang efektif dan efisien: b_bahwa sehubungan dengan butir a tersebut di atas petiu menetapkan pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan Departemen Kesehatan dengan Peraturan Menteri Kesehatan; Mengingat: 4, Undang-Undang nomer 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Nomor 100 Tahun 4992, Tambahan Lembaran Negara Nomar 3495}: 2. _Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah lerakhir dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Nomor 169 Tahun 1989, Tamoatian Lembaran Negara Nomor 3890), 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lemaran Negara Nomor 4802) 4 Peraturan Presiden Nomor § Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungs'. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan, Presiden Nomor 62 Tahun 2006; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1876/Menkes/ SKIX1/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan: Memperhatikan Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dengan surat Nomor 8/2680/M,PAN/10/2006 tanggal 27 Nopember 2006, MEMUTUSKAN Menetapkan = PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONE: SIA TENTANG PEDOMAN ORGANISAS! RUMAH SAKIT Di LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESERATAN. Warta Perundang-undangan No, 2647/Selasa, 06-03-2007 BABI KETENTUANUMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan 1. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan Kesehatan nerorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan Kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terditi dari observasi, diagnostik, terapeutk dan rehabiltatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan 2 Rumah Sekit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit, 3. Rumah Sakit Knusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau salu jenis penyakittertentu, berdasarkan disiptin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnye. 4, Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang menyelenggarakan dan atau digunakan untuk polayanan, pendicikan dan peneltian secara terpadu alam bidang pendidikan Profesi Kedokteran dan Pendicikan Kedokteran berkeianjutan. 5, Klastfikasi rumah sakit adalah pengelompokkan rumah sakit berdasarkan perbedaan yang bertingkat mengenai kemampuan pelayenan Kesehatan yang dapat disediakan dan kapasitas sumber daya organisasi 6 Pelayanan medik adalah upaya kesehatan perorangan melipull pelayanan promotif, preventif kuratif dan rehabiltatf yang dlverkan kepada pasien oleh tenaga medis sesuai dengan standard pelayanan medis dengan memanfaatkan sumber daya dan fasillas secara optimal 7. Pelayanan medik spesialistik dasar adalah pelayanan medik spesialistik penyakit dalam kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan kesenatan anak 8. Pelayanan medik spesialistik penunjang adalah pelayanan medik spesialistik anesthesi, patologi Klinik dan radiologi 9 Pelayanan medik subspesialisti adalah pelayanan mecik suspesialistik disetiap spesialisasi yang ada 10, Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarken pada ilmu dan kiat, keperawalan, yang mencakup biopsikososiospiritual yang komprehensif ves Bap KEDUDUKAN,TUGAS DANFUNGSI Pasal 2 Rumah Sakit merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Depanemen Kesehatan yang berada di hawah dan bertanggung jawab kepada Diraktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Pasal 3 (1) Rumah Sakit mempunyai tugas mefaksanakan pelayanan Kesehatan paripurna dan pendisikan dan pelatinan, (2), Berdasarkan kemampuan yelayanian kesehatan dan kapasitas sumber daya organisasi, Rumah Sakit dapat melaksanakan penelitian, pengembangan serta penapisan teknoioa) bidang kesehatan. Pasal 4 Dalam msiaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, Rumah Saki menyelenggarakan fungsi 8 pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan Kesehatan paripuma tingkat sekunder dan tersier; b pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesenatan dalam rangxa meningkatkan kemampuan sumber daya manuysia dalam pemberian pelayansn Kesehatan; © gelaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknolog! bideng keeehatan dalam rangka eningkatan peiayenan kesehatan; d. pelaksanaan administeasi suresh sakit BABII JENIS DAN KLASIFIKAS! Pasal 5 Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sekit dikategorikan dalam 2 Rumah Sekit Umum selanjutnya disebut RSU: b. Rumah Sakit Khusus selanjutrya diseout RSK Pasal § Rumah Sakit diklasifixasikan berdasarkan tugas, fungsi, kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas sumber daya organisasi dalam beberapa kelas Pasal 7 (1) RSY diklasifikxasikan seboga’ verikut a. RSU Kelas A: Warts Perundang-""ndangan No, 2647/Selasa, 06-03-2007 RGU Kelas 8 Pendidikan, RSU Kelas 8 Non-Pendidikan; RSU Kelas C, RSU Kelas 0. (2) Berdasarkan fungsinya RSU Kelas A dan RSU Kelas 8 Pendidikan menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendidikan dan penelilan secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran perkelanjutan, Pasal 8 (1) RSK divlasifkasikan sebagai Herkut a. RSK Kelas A; b SK Kelas B. cc -RSK Kelas C (2) Berdasarkan fungsinya RSK Kelas A menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendiikan dan penelitian secara terpadu Gaiam bidang pendidixan profesi kedokleran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan, Pasal 9 Penetapan kiasifikasi RSU dan RSK sebagaiman dimaksud dalam Pasa! 7 dan Pasal 8 didasarkan pada ‘criteria klasifikasi cumah sakityang ditetapkan ale Mentec! Keseniatan selelah mendapat persetujuan Menten yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara BABIV SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama Rumah Sakit Umum Kelas & Pasal 10 (1) RSU Kelas A oipimpin oleh seorang Kepala disebut Direklur Utema. (2) Direktur Lame membawani paling banyak 4 (empat) Direkterat (3) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (igs) Bidang atau 3 (tiga) Bagian (4) Masing-masing Bidang terdin dari paling banyak 3 (liga) Seksi (5) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (liga) Supbagian. v2 mn (2 (3) a) 6) ay (2) 3 (4) 6) a) @ (@ ) Warta Perundang-undangan No,.2647/Selasa, 06-03-2007 Bagian Kedua Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan Pasal 11 RSU Kelas 8 Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama, Direktur Utama membawahi paling banyak 3 (tiga) Direktorat Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3 (tiga) Bagian. ‘stasing-rasing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 {liga} Subbagign Bagian Ketiga Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan Pasal 12 RSU Kelas 8 Non Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama, Girektur membawahi paling banyak 2 (dua) Direktorat Masing-masing Direktorat terditi dar paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3 (tiga) Bagian. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (liga) Subbagian. Bagian Keempat Rumah Sakit Umum Kelas © Pasal 13, RSU Kelas C dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Direktur membawahi paling banyak 2 (dua) Bidang dan 9 (satu) Cagian Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian. a 2 ay 2 @ @ 6 ” @ ° 4) 6) a Bagian Kelima Rumah Sakit Umum Kelas 0 Pasal 14 RSU Kelas D cipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Direktur membawahi 2 (dua) Seksi dan & (tiga) ‘Subbagian. Bagian Keenam Rumah Sakit Khusus Kelas & Pasal 15 RSU Kelas A dipimpin oleh seorang Kepela disebut Birektur Uiama Direktur Utama membawahi paling banyak 4 (emoat) Direktorat Masing-masing Direktorat terdir dari paling banyak 3 (liga) Bidang atau 3 (tiga) Bagian. Masing-masing Bidang teniii dari pating tanyat 3 (tiga) Seksi Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (liga) Subbagian. Bagian Ketujub Rumah SakitKhusus Kelas 8 Pasal 16 RSK Kelas B dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama, Girektur Utama membawahi 2 (dua) Direktorat Masing-masing Direktorat terdiri dari 2 (dua) Bidang atau 2 (dua) Bagian. Masing-masing Biéang terdiri dari paling banyak 3 (liga) Seksi Masing-masing Bagian terditi dari paling Sanyak 3 (tiga) Suobagian. Bagian Kedelapan Rumah Sakit Khusus Kelas C Pagal 17 RSK Kelas C dipimpin oleh seorang Kepala diseout Direktur. v3 (2) Direktur membawahi 2 (dua) Seksi dan 3 (tiga) Subbagian BABY UNIT-UNITNON STRUSTURAL Bagian Pertama Satuan Pengawas Intern Pasal 18 (1) Setuan Pengawas Intern adalah Satuan Kerja Fungsional yang bertugas arelaksanakan pengawasan inter rumah sak. (2) Setuan Pengawas Intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan cumah sekit (3) Satuan Pengawas Intern dibentuk dan ditetepkan oleh pimpinan rumah sakit Bagian Kedua Komite Pasal 13 (1) Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dan tenaga abil atau profes! aiventuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangk? peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit (2) Pembentukan komite ditetapkan oleh oimpinan rumah sakit sesual Kebutuhan rumah sakit, sekurang- kurangnya terdiri dari Komite Mecik serta Komite Etik dan Hukum, (3) Komite berada ai bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan rumah sakit (4) Komite dipimpin oleh seorang ketua yang diengkat dan diberhentikan oleh pimpinan ruman sak (8) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis komite ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit setelah mendapat persetujuan dar Direktur Jenderal Sina Pelayanan Medik Bagian Ketiga, Instalasi Pasal 20 (1) Instalasi adalah unit petayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendicikan dan penelitian rumah sakit Warta Perundang-undangan No. 2647/Selasa, 06-03-2007 2) Pembentukan instalasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai keouluan rumah sakit (3) Instalasi dipimpin olen seorang kepala yang diangkat dan diperhentikan oleh pimpinan rumah sakit (4) Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atay non medis, (8) Pembentukan dan perubahan jumiah dan jenis Instalas) dilaperkan secara tertulis kepada Oirektur Jenderal Bina Pelayanan Meck. BABVI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL, Pasal 21 Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan Kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasackan peraturan perundang lundangan yang berlaku. Pasal 22 (1), Kelompok jabacan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas beroagal kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keanliannya, (2) Masing-masing tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di lingkungan unit kerja rumah sakit sesual dengan kompetensinya. (3) Jumiah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutunan dan beban kerja (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang beriaky BABVIL ‘STAF MEDI FUNGSIONAL Pasal 23, (1) Slaf Medik fungsional adalah kelompok dokter yang Dekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional (2) Stat medik fungsional_mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemuiihan kesenatan, penyuluhan, pendidikan, pelatinan, peneliian dan gengerbangan vd Dalam jwelaksanakan tugasnya, staf_medik fungsional menggunakan pendekatan tim dengan lenaga profesi terkait BABVIIL TAT KERJA Pasal 24 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi di ingkungan rumah sakit wali menerapkan orinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di linskunganaya serta dengan instansi lain sesuat tugas masing-masing Pasal 25 ‘etiag pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambi! langxah-langkan yang diperlukan sesuai Genigan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pasal 26 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahanaya dan membertkan pimbingan seria pelunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya, Pasal 27, Setiap pimpian satuan organisasi wajib mengikull dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab stasan sexta menyampaikan laporan berkala pada waktunya Pasal 28 ‘Setlap laporan yang giterima oleh Setiap pimpinan satuan organisasi dari bawanan, wali diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebin lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan, Pasal 29 ra Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala si, Kepala Subbagian dan Kepala Instalasi wajib menyampaikan laporan berkala kepada alasan masing- nasing Pasal 30 Dalam menyampaikan laporan kepada alasannya, tembusan laporan lengkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang sect fungsional mempunyai hubungan kerja Pasal 21 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan saluan organisasi aibantu olen kepala satuan organisasi di Wrta Perundang undangan No.2647/Selasa, 06-03-2007 bawannya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan keoada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala BABIX ESELONISASL Pasal 32 (1) Eselonisasi untuk Rumah Sakit Umum sesuai dengan klasifkasinya a. RSU keias A Pendidikan, terditi dari 1 Ditektur Utama adsiah jabatan struktural eselon Ih. 2. Direktur adalah jabatan struktural eseion Hb: 3. Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon Ia 4. Kepala Subbagian dan kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IVa b. RSU Kelas 8 Pendidikan, terdiri dari 1. Direktur Utarna adalah jabatan struktural eselon lia; 2. Direktur adalah jabatan struktural eselon Ihe; 3, Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah Jabatan struktural eselon IIL.a, 4 Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalan jabatan struktural eselon iV. ¢RSU kelas 8 Non-Pendidikan, terdini dan 1. Direktur Utama adalah jabaten struktaral eseton Ib 2. Direktur adalah jabatan struktural eselon ia 3. Kepata Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon ill; 4 Kepala Subbagaian dan Kepala Seksi adaiah jabatan struktural eselon a 4d, RSU kelas C, terdini dari 1, Direkiur adalah jabatan struktural eselon I 2. Kepala Bagian den Kepaia Bidang adalah jabatan struktural eselon 1Ih.b; 3. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi ‘adalah jabatan struktural egelon IV, fe RSUkelas D, terdir dari 1. Direktur adalah jabatan stiuktural eselon me; 2. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselan Vib. (2) Eselonisasi untuk Ruman Sakit Khusus sesuai dengan klasifikasinya a RSKkelas A, terdir dart 1, Direktur Utama adalah jabatan strukturat eselon Ia: 2. Direktur adalah jabatan struktural eselon Nb; 3. Kepata Bagian dan Kepala Bidang adalah Jabatan stcuktural eselon Ill.a; 4 Kepala Subbagiar, dan Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IVa bb RSKkelas 8, terdini dari 1. Direktur adalah jabatan strukturat eselon lib; 2. Wakil Direktur adalah jabatan struktural eselon Il a 3. Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah Jabatan struktural eseton Ii. 4 Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan sicuktural eselon IVa, © RSK Kelas C, teri dar 1. Direktur adalah jabetan strukturaleselon lit; 2. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IVb. BABX KETENTUAN LAIN Pasal 33, i lingkungan rumah sakit yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum dapat oibentuk dewan pengawas sesuai dengan kelentuan perundang-undangan yang bertaku. Pasal 34 Khusus untuk Rumah Sekit Umum Pusat Nasional Or. Cipto Mangunkusumo Jakarta dapat terdiri dari paling banyak § (ima) Direktorat Pasal 35 Rumah sakit dapat menggunakan nemenklatur lain di luar yang dialur dalam peraturan ini untuk unit-unit non struktural sesuai dengan kekhususan dan kebutunan masing-masing runiah sakit (2) Penggunaan nomenklatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit setelah mendapat persetuiuan dari Direktur Jenderal Bina Pelayane s Medik Pasal 36 Pembentukan organisasi dan tata ketja masing-nasing rumah sakit di lingkungan Departemen Kesehatan Warta Perundang-undangan No 2647/Selasa,06-03-2007 ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah teriebih dahulu mendapat persetujuan tertulls dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunasn aparatur negara Pasal 37 COrganisasi dan tate kerja masing-masing rumah sakit di lingkungan Oepartemen Kesehatan ditetapkan berdasarkan peraturan ini Pasal 38 Seliap penyusunan organisasi dan tata kerja rumah sakit berdasarkan hasil analisis organisasi Pasal 39, Struktur organisasi RSU Kelas A, B Pendidikan, B Non Pendidikan, C dan D serta struktur organisasi RSK kelas A.B den C sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini Pasal 40, Pedoman organisasi Rumah Sakit ini berlaku untuk semua rumah sakit di ingkungan Deoartemen Kesehatan, BABXI KETENTUAN PENUTUP- Pasal 41 Selurun organisasi dan tata kerja rumah sakit ai lingkungan Departemen Kesehatan menyesuaikan dengan ketenluan dalam peraturan ini selambat- lambstnya 2 (dua) tahun setelah peraturan ini dtetapkan. Pasal 42 Dengan berlakunya peraturan ini maka Kepulusan Menten Kesehatan Nomor 983/Menkes/SKIXI/1992 Tahun 1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit dinyatakan tidak berlok Pasal 43, Peraluran ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan i Jakarta pada tanggal 28 Nopember 2008 MENTERIKESEHATAN, td, adilah Supari, Sp.JP(K) v6 bag yovaans || nvio¥aens |) Nvloveens| | Nviovaans||| Kiovaans|] NMISYBaNS | | A¥IoveEns| || NvId¥ERNS|| NwIOVEENS T ' T = — T T T —_ T = L 23 v Nvidwaans ||| KYIgvaENs |’ Nvio¥BENS | | KvIOWEaNS Se /Nyiovaans j|| Nviovaans}) KvioveaNs — Tot T T T os _ — /Nvigwaans || | NIOVEANS | NviowBANS ) | KMMaweaNs | reo wwoveans })| NMIOVAENS jf NMIOvERNS oe | ; : ; : c : - 1 NYIOYE. NWS Nelo NYE ‘NYIOVE Nove NvIO¥E ANOWE } ‘NVIOVE TC {41 TT ey T 1 I am | JYSOLYSHIO LYMOLVaYIO I I vyHyLDanbaHid Y STS) WANN LINWS HYWNY ASYSINVOUO UNLHNULS Werte Perundang-undangan No.2647/Selasa,06-03-2007 nviovagns ||] Nviovaans || nvioveans | | NvIoveANs | |) Kriovaens |) KyIoveens | sya T c x cS cc T nvlovgans |} | Kvtovegns ||| vioveans res keioveans |i wo 1sv3s a c t rT T ~ io ean 7 nyioveans |j|| N¥IOYESNS ||| Nelovaens rs wovagns |) Kelovegns (908 = a — E = wviove vive avowed Nove ouvale | ‘ouvalg | onvots L ~ — C it T U i at t T —_S — 1 — ds | mow | | AVWOLNEEI | AWHODITUE | Te - — J | YHLN MMT | dt NYMIGIONAd @ SV72X WAWN LIM¥S HYWNY ISYSINVOYO YALANYLS v8 Warta Perundang-undangan No. 2647/Selasa, 06-03-2007 Nvlovgans nyvigvaans a! —— 1 nwoveans nvtoveans | _ es [for Ns | kviove = | aviova T_T | VHVLNUNLHSUIC | Le | NVYIGIONSd NON 8 SY72) WANK LS HYANY ISVSINVOYO YNLANYLS undangan No.2647/Selasa, 06-03-2007 v-10 > - Iswas Isy3s (SMaS ISHS isvas ] (SHIS | tit [ T I J ‘ONVOld ‘ONVOIS & g TT 3 3 HMLWSuIO £ & 9 SVTSM WAIN LIMYS HYWAY é é ISVSINVOYO UNLHNYLS Wa NYIOWBENS Nvlovaans |] NWlOvagns (SH3S —_ Suaiter UNLH3uIO QSV13y WOW LYS HYWINY ISYSINVONO YNLYNYLS vent Warta Perundang-undangan No.2047/Seiasa, 06-03-2007 ven2 A viovagns| | vioveans ors wer J = c I | tmovsens| || avioveens ora Rytoveans || hvioveans | ans wo ee mova res rwevaans Avioreens E — papalimy ; wviove [wo | aviove wove woe | won| 8 cC_f—1 i} U J 3 3 ArHOWNRuG | {VBOLNTU | {veo AeOLEHO & T I I J 2 VHYLNUALNTHIO zg S ‘ YY SYTBY SNISNHH LYS HY & is IgYSINVOWO UNLHNALs g \ ew tom se UTAMA L a — EKTORAT. DIREKTORAT —t AG TRUKTUR ANI: RUMAH SAKIT KHUSUS KELAS B DIREKTUR df dg wedag yeppe NVLVHAS3y (HSLNSW cemrery kviovagns Isxas isxas L Lo 2 SVTAM SNSNHY LOWS HVA ISWSINVOUO YNLINYLS ingan No, 2647/Selasa, 06-03-2007 Warta Perundang-une

Anda mungkin juga menyukai