Varicella (Chicken Pox/ Cacar) merupakan infeksi primer dari varicella zoster virus. Sama
seperti virus lainnya, virus ini akan latent, biasanya pada dorsal root ganglia, atau ganglia dari cranial
nerve. Reaktivasi dari virus ini akan menyebabkan infeksi Herpes Zoster yang disebut juga Shingles.
Sama seperti HSV, virus ini cytopatic (menyebabkan perubahan patologis) pada sel epitel mukosa
dan kulit sehingga menyebabkan ulcer dan vesicle.
Gambaran Klinis
Infeksi primer HVZ biasanya hanya terjadi dalam dua dekade awal kehidupan
Penyakit ini biasanya dimulai dengan gejala: malaise, pharyngitis, rhingitis, dan
demam. Pada orang tua biasanya gejala dapat bertambah (sakit kepala, myalgia,
muntah, mabuk)
Selain itu akan muncul pula bintil-bintil merah (rash) maculopapular yang gatal pada
seluruh tubuh, diikuti dengan vesicle yang berbentuk seperti embun “dew-drop like.
Vesicle ini kemudian akan menjadi gelap dan bernanah, kemudian pecah dan
mengering. Keringannya kemudian akan hilang dalam waktu 1-2 minggu. Kadang-
kadang lesi keringnya akan bercampur dengan vesicle yang baru (lesi polimorfi).
Lesinya akan dimulai pada wajah dan badan kemudian menyebar extremities (kaki
dan tangan)
Keparahan lesi pada bagian kulit bervariasi dan biasanya lebih parah pada orang
dewasa
Komplikasi dari varicella meliputi: pnemonia, myocarditis, hepatitis, infeksi sekunder
kulit, gangguan gastrointestinal, dan hematologis. Pada anak-anak komplikasi yang
paling sering adalah infeksi sekunder kulit.
Pada pasien dengan immunocompromised, penyakitnya akan lebih parah dengan
lesi yang lebih besar, waktu yang lebih panjang, dan dapat melibatkan paru-paru,
sistem saraf pusat, dan hati.
Differential Diagnosis
Rasa sakit pada saat prodrome sebelum vesicle terbentuk dapat memberikan diagnosis yang
salah berupa pulpitis
Inflamasi gingivanya mirip dengan infeksi primer HSV namun biasanya infeksi akibat varicella
tidak terlalu sakit.
1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Kultur sel
Cara sama seperti pada HSV: Ulser pada oral diambil dengan menggunakan teknik swab,
kemudian spesimen ditaruh dalam kulkas karena virusnya sensitif terhadap temperatur.
Rencana Perawatan