Anda di halaman 1dari 2

Varicella

Etiologi: Virus Varicella Zoster (VZV)/ HHV 3

Varicella (Chicken Pox/ Cacar) merupakan infeksi primer dari varicella zoster virus. Sama
seperti virus lainnya, virus ini akan latent, biasanya pada dorsal root ganglia, atau ganglia dari cranial
nerve. Reaktivasi dari virus ini akan menyebabkan infeksi Herpes Zoster yang disebut juga Shingles.
Sama seperti HSV, virus ini cytopatic (menyebabkan perubahan patologis) pada sel epitel mukosa
dan kulit sehingga menyebabkan ulcer dan vesicle.

Transmisi: Melalui udara atau kontak langsung dengan lesi aktif.

Masa Inkubasi: 2-3 minggu.

Gambaran Klinis

 Infeksi primer HVZ biasanya hanya terjadi dalam dua dekade awal kehidupan
 Penyakit ini biasanya dimulai dengan gejala: malaise, pharyngitis, rhingitis, dan
demam. Pada orang tua biasanya gejala dapat bertambah (sakit kepala, myalgia,
muntah, mabuk)
 Selain itu akan muncul pula bintil-bintil merah (rash) maculopapular yang gatal pada
seluruh tubuh, diikuti dengan vesicle yang berbentuk seperti embun “dew-drop like.
Vesicle ini kemudian akan menjadi gelap dan bernanah, kemudian pecah dan
mengering. Keringannya kemudian akan hilang dalam waktu 1-2 minggu. Kadang-
kadang lesi keringnya akan bercampur dengan vesicle yang baru (lesi polimorfi).
 Lesinya akan dimulai pada wajah dan badan kemudian menyebar extremities (kaki
dan tangan)
 Keparahan lesi pada bagian kulit bervariasi dan biasanya lebih parah pada orang
dewasa
 Komplikasi dari varicella meliputi: pnemonia, myocarditis, hepatitis, infeksi sekunder
kulit, gangguan gastrointestinal, dan hematologis. Pada anak-anak komplikasi yang
paling sering adalah infeksi sekunder kulit.
 Pada pasien dengan immunocompromised, penyakitnya akan lebih parah dengan
lesi yang lebih besar, waktu yang lebih panjang, dan dapat melibatkan paru-paru,
sistem saraf pusat, dan hati.

Gambaran Klinis Oral


 Ulserasi akut minor pada mulut yang lebih pucat dibandingkan dengan ulserasi pada kulit
 Lesinya lebih sering terdapat pada palatum dan mukosa bukal
 Lesinya dimulai sebagai vesicle bewarna putih dengan ukuran 3-4 mm lalu akan pecah dan
menjadi ulserasi berukuran 1-2 mm.

Differential Diagnosis

 Rasa sakit pada saat prodrome sebelum vesicle terbentuk dapat memberikan diagnosis yang
salah berupa pulpitis
 Inflamasi gingivanya mirip dengan infeksi primer HSV namun biasanya infeksi akibat varicella
tidak terlalu sakit.

Pemeriksaan dan Diagnosis

1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan Kultur sel
Cara sama seperti pada HSV: Ulser pada oral diambil dengan menggunakan teknik swab,
kemudian spesimen ditaruh dalam kulkas karena virusnya sensitif terhadap temperatur.

Keuntungan : Sensitif dan spesifik, dapat dilakukan percobaan


Kerugian : Butuh peralatan khusus, mahal, perlu waktu beberapa hari untuk
mengetahui hasilnya, dan VSZ lebih sulit diculture
 Smear
- Jika diwarnai dengan pewarna laboratorium akan memperlihatkan sel
epitel multinucleated, namun tidak dapat membedakan antara HSV
dengan VZV
- Pemberian fluorescent antibody pada smear dapat memberikan
sensitifitas yang baik. Smear diambil dengan cara dicabik lalu diwarnai
dengan pewarna antibody VZV terkonjugasi yang berpendar
(fluorescent)
 PCR
Test ini mahal namun sensitivitasnya cukup tinggi. Keberadaan antigen VZV tidak selalu
menunjukan infeksi yang aktif.

Rencana Perawatan

Rencana perawatan utama untuk lesi oralnya adalah

 manajemen kontrol rasa nyeri (pemberian lidocaine, benzydamine, dan analgesic),


 hidrasi dan supportive care ( makanan lembut, pemberian antiterapetik (ibuprofen, selain
aspirin)  menurunkan demam, popsicles/ es batu)
 perawatan untuk meminimalisir penyebaran penyakit pada pasien dengan
immunocompromised  pemberian varicella zoster imunne globulin (VZIG)
 Pemberian antiviral seperti acyclovir (800 mg lima kali sehari). Akan mengurangi keparahan
lesi. Dapat pula diberikan valacyclovir dan famciclovir.
 Pemberian vaksin cacar untuk mencegaj infeksi VZV

Anda mungkin juga menyukai