Anda di halaman 1dari 5

MODUL – 3

REGULASI

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN


MODUL-3
Regulasi dan Peran Strategis Satuan Pemeriksaan Internal di RS

a. UU Nomor 44 /RS, Pasal 33:


(1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
(2) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur
Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis,
komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan.
(1). Pasal 39 (3): Audit kinerja internal dilakukan oleh Satuan Pemeriksaan Internal.

b. UU No.1/Tahun 2004: Perbendaharaan Negara.


(1). Penerapan kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan.
(2). Pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya
keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien.
(3). Fungsi perbendaharaan tersebut meliputi, terutama, perencanaan kas yang
baik,
(4). Pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan,
(5). Pencarian sumber pembiayaan yang paling murah dan
(6). Pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash) untuk meningkatkan nilai
tambah sumber daya keuangan.
(7). Pengendalian intern pemerintah,
(8). Penyelesaian kerugian negara/daerah, serta
(9). Pengelolaan keuangan badan layanan umum.
(10). Pengelolaan keuangan negara, Undang-undang Perbendaharaan Negara ini
menganut asas kesatuan, asas universalitas, asas tahunan, dan asas
spesialitas.
(11). Asas kesatuan menghendaki agar semua Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran.
(12). Asas universalitas mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan
secara utuh dalam dokumen anggaran.
(13). Asas tahunan membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun
tertentu.
(14). Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci
secara jelas peruntukannya.
(15). Ketentuan yang mendorong profesionalitas, serta menjamin keterbukaan dan
akuntabilitas dalam pelaksanaan anggaran.
(16). Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses akuntansi;
(17). Laporan keuangan pemerintah disajikan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan pemerintahan,
(18). Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas disertai
dengan catatan atas laporan keuangan;
(19). Laporan keuangan disajikan sebagai wujud pertanggungjawaban setiap entitas
pelaporan yang meliputi laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan
kementerian negara/lembaga, dan laporan keuangan pemerintah daerah;
(20). Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan berakhir;
(21). Laporan keuangan pemerintah diaudit oleh lembaga pemeriksa ekstern yang
independen dan profesional sebelum disampaikan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat;

c. PP Nomor 23/Tahun 2005 tentang


d. Pedoman Pengelolaan Keuangan BLU Psl. 35

(1) Pemeriksaan intern BLU dilaksanakan oleh satuan pemeriksaan intern yang merupakan
unit kerja yang berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLU.
(2) Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Peraturan Men.Pan. RI
Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008, Tgl. : 31 Maret 2008
Standar Audit APIP

(1). Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
(2). Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan
efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan
ketentuan.
(3). Pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk
mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan mendukung
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta
bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
(4). Pengawasan intern di lingkungan Departemen, Kementerian dan Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh lnspektorat Jenderal dan
lnspektorat Utama/lnspektorat untuk kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam
upaya pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya.
(5). Pelaksanaan fungsi lnspektorat Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat tidak
terbatas pada fungsi audit tapi juga fungsi pembinaan terhadap pengelolaan
keuangan negara.
(6). Pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
dilaksanakan oleh Inspektorat Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota untuk
kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan
terhadap kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya.
(7). Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berada di bawah
Presiden melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(8). Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), perlu didukung dengan pedoman
dan peraturan perundang-undangan tentang pengawasan intern pemerintah:
i. rumusan ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern
pemerintah
ii. penjaminan terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan
efisien.

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah Instansi Pemerintah yang


mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan, dan terdiri atas:

1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang bertanggung jawab kepada
Presiden;

2. Inspektorat Jenderal (Itjen)/Inspektorat Utama (Ittama)/Inspektorat yang bertanggung jawab


kepada Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND);
3. Inspektorat Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur, dan;

4. Inspektorat Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.

Pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan
kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan kepemerintahan
yang baik.
Kegiatan utama Auditor Internal meliputi audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan
kegiatan pengawasan lainnya berupa sosialisasi, asistensi dan konsultansi, namun peraturan ini
hanya mengatur mengenai Standar Audit APIP. Kegiatan audit yang dapat dilakukan oleh APIP
pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis audit berikut ini:

1. Audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan opini atas kewajaran
penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.

2. Audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan dan rekomendasi atas
pengelolaan instansi pemerintah secara ekonomis, efisien dan efektif.

3. Audit dengan tujuan tertentu yaitu audit yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas
suatu hal yang diaudit. Yang termasuk dalam kategori ini adalah audit investigatif, audit
terhadap masalah yang menjadi fokus perhatian pimpinan organisasi dan audit yang bersifat
khas.

Ruang lingkup kegiatan audit yang diatur dalam Standar Audit ini meliputi audit kinerja
dan audit investigatif, sedangkan audit atas laporan keuangan (kewenagan auditor eksternal)
yang bertujuan untuk memberi opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan wajib
menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

oOo

Anda mungkin juga menyukai