Sop Tindakan Keperawatan
Sop Tindakan Keperawatan
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 1 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Menyiapkan tempat atau ruangan perawatan dan fasilitas peralatan yang mempengaharuhi
terhadap pengobatan, perawatan dan proses penyembuhan.
Tujuan Memberikan rasa aman kepada pasien, baik jasmani maupun rohani.
Melancarkan pelaksanaan tugas serta pengobatan dan perawatan.
Menghindari cross infeksi ( Nosokomial ).
Memberi kepercayaan dan kesan yang baik terhadap keluarga pasien dan masyarakat.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Menyiapkan tempat tidur pasien yang lengkap dengan segala perlengkapan agar siap
pakai,
Dilakukan oleh semua perawat / bidan pada waktu :
Akan menerima pasien baru
Setelah pasien pulang atau meninggal dunia.
Prosedur a. Persiapan
1. Temapat tidur dewasa / anak dengan kasurnya.
2. Seprei sesui ukuran tempat tidur.
3. Kain pengalas
4. Perlak
5. Selimu dan kelambu ( bila ada )
b. Pelaksanaan :
1. Peralatan didekatkan ketempat tidur
2. Kasur dibalik dan diratakan
3. Pasang seprei dengan ketentuan :
Garis tengah lipatan seprei tepat ditengah kasur
Ujung sisi-sisi kasur dibuat sudut segitiga ( < 900 ) dan seluruh tepi seprei
dimasukkan kebawah kasur dengan rapi dan tegang.
4. Pasang perlak 30 cm dari sisi tempat tidur bagian kepala, diberi talk tipis dan rata.
5. Selimut dilipat 4 secara terbaik , pasang pada kasur bagian kaki , bagian atas yang
terbalik dimasukkan kebawah kasur kemudian kalau perlu / ada pasang kelambu.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Merapikan / membereskan temapat tidur pasien pada waktu tertentu / bila diperlukan, selam
pasien masih dirawat dan pasien dapat turun dari temapat tidur.
Prosedur a. Persiapan
1. Alat tenun yang bersih ( Seprei besar, seprei kecil ) diperlukan untuk mengganti bila ad
yang basah / kotor.
2. Dan kebutuhan lainnya.
b. Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Pasien diberi tahu dan dianjurkan turun dari tempat tidur , bila pasien belum kuat jalan
dibantu pindah duduk ke kursi.
3. Bantal, selimut dll letakkan diatas kursi / bangku.
4. Semua alat tenun dikeluarkan lewat bawah kasur, dilipat terbalik dan letakkan diatas
kursi.
5. Kasur dibalik dan diratakan
6. Seprei besar dipasang dengan rapi dan tegang kemudian perlak, seprei kecil dan
selimutnya.
7. Bantal dan sarung dirapikan, disusun kembali diatas tempat tidur.
8. Peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikemalikan ketempat semula.
9. Cuci tangan
DITETAPKAN
PROSEDUR TETAP KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman-kuman pathogen dan apatogen beserta spora-sporanya
pada semua alat-alat perawatan / kedokteran segera setelah dipakai dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
Pisahkan jenis logam yang terbuat dari logam , kaca, karet, plastic , alat tenun dll.
Perhatikan lama waktu dekontaminasi dan menyeteril alat.
Bila 48 jam alat tidak dipakai alat harus di DTT / steril kembali.
Prosedur I. DEKONTAMINASI
a. Persiapan
1. Sarung tangan
2. Bak plastic untuk merendam
3. Instrumen yang sudah dipakai
b. Pelaksanaan
1. Masih memakai sarung tangan setelah tindakan
2. Buka kunci semua alat yang menggunakan kunci
3. Rendam alat-lat selama 10 menit dalam larutan klorin 0.5 %.
II. PENCUCUIAN DAN PEMBILASAN
a. Persiapan
1. Sarung tangan tebal / rumah tangga
2. Bak plastik untuk merendam
3. Sabun deterjen
4. Instrumen yang sudah dikontaminasi.
b. Pelaksanaan.
1. Pakai sarung tangan tebal
2. Cuci semua instrument dengan air, deterjen dan sikat lembut.
3. Sikat semua geligi, sambungan dan permukaan alat.
4. Bilas bersih hingga deterjen karena beberapa deterjen dapat menghambat kerja
disenfektan kimiawi.
5. Keringkan istrumen.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Menerima pasien yang baru masuk kePuskesmasuntuk dirawat sesuai peraturan yang berlaku.
Prosedur a. Persiapan
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai
2. Meja, kursi pasien.
3. Berkas catatan medik pasien
4. Peralatan untuk pemeriksaan fsik yang terdiri dari :
Thermometer
Tensimeter
Timbangan berat badan
Pengukur tinggi badan
Senter
THT Set
b. Pelaksanaan
1. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah dan penuh perhatian
2. Bila pasien dapat berdiri, diukur dulu berat badan dan tinggi badan nya
sebelumdibaringkan ke temapat tidur.
3. Selanjutnya dilakukan ; anamnese, mengkur vital sign, pemeriksaan fisik.
4. Laporkan pasien tersebut kepada penaggungjawab ruangan atau dokter yang
bersangkutan.
5. Catat nama dan alamat yang jelas serta nomor telpon ( kalau ada ) dalam buku register
ruang perawatan.
6. Pasien dan atau keluarganya diberi penjelasan mengenai tata tertib ruang perawatan dan
peraturan Puskesmas ( anata lain ketentuan administratif, waktu kunjungan, waktu
pemeriksaan dokter , orientasi ruang perawatan beserta fasilitas didalamnya dan cara
penggunaannya, serta jadwal kegiatan rutin di dalam ruangan ).
7. Bila pasien tidak sadar dan membawa barang berharga, harus dititipkan kepada
keluarga.
8. Perawat mencatat semau hasil anamnese dan pemeriksaan fisik dalam catatan perawatan
yang berada dalam berkas catatan medik pasien
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT
10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Mengukur tinggi dan berat badan dengan menggunakan alat pengukur tinggi dan timbangan
badan yang dilakukan pada :
Setiap pasien baru
Pasien diabetes mellitus, penyakit jantung, nephritis yang oedem, secara rutin
Ibu hamil, bayi dan anak
Pasien tertentu bila diperlukan
Prosedur a. Persiapan
1. Persiapan alat :
Timbangan & Pengukur tinggi badan
Alat tulis ( Buku catatan dan vulpen )
2. Persiapan pasien :
Pasien yang diberitahukan supaya tas, sepatu / sandal dilepas serta pakaian yang
dipakai seringan mungkin.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan
1. Timbangan harus dalam keadaan baik, dan distel sebelum dipakai .
2. meletakkan timbangan pada tempat yang datar / rata dan temapat yang terang.
3. Bila pasien dapat berjalan, disuruh naik sendiri diatas timbangan , bacalah angaka pada
petunuj jarumyang tepat, hasilnya dicatat.
4. Pada pasien anak-anak yang tak dapat jalan atau berdiri, pasien digendong, hasilnya
dikurangi berat badan yang menggendong.
5. Tinggi badan diukur setelah mengukur berat badan.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan hanya bagian tertentu yg dianggap perlu oleh dokter yang
bersangkutan dengan didampingi oleh perawat /bidan sebagai komunikator.
Tujuan Memperoleh data yang berhubungan dengan keadaan pasien dalam rangka menegakkan diagnosa,
tindakan pengobatan dan perawatan.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
1. Lampu batrei.
2. Saptel lidah
3. Sarung tangan sekurang-kurangnya satu pasang.
4. Vaselin atau pelican lain
5. Refleks hammer
6. Termometer
7. Stetoskop
8. Bengkok ( Nierbekken )
9. Bengkok berisi larutan desinfektan
10. Buku catatan untuk perawat
11. Catatan medik pasien
12. Blanko-blanko ( resep, pemeriksaan laboratorium, roentgen, surat istirahat/cuti )
13. Pasien diberi penjelasantentang hal-hal yang akan dilakukan.
14. Posisi pasien diatur sesui kebutuhan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Gorden dan sampiran ( scherm ) dipasang
2. Dokter melakukan anamnese, kemudian mulai memeriksa bagian kepala dan leher pasien.
Selanjutnya dokter memeriksa mata, hidung, telinga, dan kerongkongan , dengan menggunkan
senter.
3. Daerah mulut diperiksa dengan menggunakan spatel lidah.
4. Pasien dibantu membuka bajunya untuk pemeriksaan dada dan punggung.Bila pasien tidak sadar/
masih lemah , bajunya dibukakan oleh perawat/petugas. Setelah selesai , baju pasien dipasang
kembali.
5. Pakaian pasien bagian bawah diturunkan untuk pemeriksaan daerah perut dan sekitarnya. Bila
memerlukan pemeriksaan dalam melalui vagina / rectum, gunkan sarung tangan pakai pelican
vaselin. Setelah selesai , pakaian pasien bagian bawah dipasang kembali.
6. Selanjutnya pemeriksaan kedua tungkai pasien dengan refleks hammer.
7. Tekanan darah diukur, bila perlu.
8. Setelah pemeriksaan selesai, pasien dirapikan.
9. Peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
TANGGAL TERBIT KABUPATEN LOMBOK TIMUR
10 September 2015
PROSEDUR TETAP
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Memindahkan pasien yang tidak dapat / tidak boleh berjalan , dilakukan dari tempat yang satu ketempat
yang lain.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
1. Tempat tidur, brankar atau kursi beroda ( roolstul ) dalam keadaan saat pakai .
2. Selimut, bila ada.
3. Bantal, bila perlu.
4. Pasien dirapikan dan diberi penjelsan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
Memindahkan Pasien Dari Brankar Ketempat Tidur/ Sebaliknya.
1. Pasien diangkat oleh tiga orang / sesuai kebutuhan.
2. Ketiga penolong berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan sebagai berikut :
Lengan kiri orang I dibawah kepala dan pangkal lengan pasien dan lengan kanan dibawah
punggung pasien.
Lengin kiri orang II dibawah pinggang pasien, lengan kanan dibawah bokong pasien.
Kedua lengan orang III mengangkat seluruh tungkai pasien.
3. Setelah siap, salah seorang memberi ba-aba untuk bersama sama mengangkat pasien.
4. Dengan langkah bersamaan berjalan menuju ketempat tidur/barankar yg sudah disediakan.
5. Setelah pasien berada diatas tempat tidur /brankar, posisinya diatur sesuai kebutuhan kemudian
dirapikan.
Memindahkan Pasien Dari Kursi Roda Ketempat Tidur.
1. Kursi roda didorong kesisi tempat tidur, dan roda belakangnya ditahan / direm agar tidak terbalik.
2. Kedua tangan penolong menopang ketiak pasien pada sisi yang lemah/sakit dan pasien dianjurkan
bertumpu pada sisi yang kauat.
3. Penolong pemimpin pasien turun dari kursi roda dan berjalan ketempat tidur.
4. Pasien bersandar pada sisi tempat tidur, kemudian dibantu oleh penolong untuk naik ( kalau perlu
gunakan kursi ).
5. Setelah pasien berada diatas tempat tidur, posisinya diatur sesuai kebutuhan, kemudian dirapikan.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk dikursi bagi yang tidak dapat berjalan
sendiri, tetapi sudah boleh duduk.
Prosedur a. Persiapan.
1. Persiapan alat :
Kursi
Selimut
Bantal
2. Persiapan pasien
Pasien dirapihkan dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan
1. Kursi diletakkan dekat tempat tidur, sepatu atau sandal pasien disiapkan.
2. Pasien didudukkan dan dibantu bergeser ke pinggir tempat tidur, kemudian kedua
kakinya diletakkan diatas kursi.
3. Kaki pasien diturunkan satu persatu dari kursi , kemudian perawat membantu pasien
berdiri dan melankah berlahan-lahan menuju kursi yang telah disediakan.
4. pasien didudukkan dikursi, jika perlu diberi bantal atau selimut untuk bersandar.
Perhatian :
Perhatikan keadaan umum pasien
Hindarkan pasien duduk terlalu lama dikursi agar tidak lelah.
Hindarkan menempatkan pasien ditempat tidur yang banyak angin.
Unit terkait Semua unit pelayanan keperawatan
PERAWATAN DASAR SECARA LANGSUNG
POSISI BERBARING PASIEN CARA SEMI FOWLER
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk dilakukan pada pasien.
Sesak nafas ( penyakit jantung, stshma dll )
Paska bedah, bila keadaan umum pasien baik, atau bila sudah sadar betul ( missal pasca
bedah daerah thorax dan perut )
Prosedur a. Persiapan.
a. Persiapan alat :
Sandaran punggung
Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu.
Tempat tidur khusus ( functional bed ) jika ada.
b. Persiapan pasien.
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang kan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan
1. Pasien didudukkan, sandaran punggung atau kursi diletakkan dibawah atau diatas kasur
di bagian kepala, diatur samapai setengah duduk dan dirapihkan. Bantal disusun menurut
kebutuhan . Pasien dibaringkan kembali dan pada ujung kakinya dipasangkan penahan.
2. Pada tempat tidur khusus ( funcitional bed ) pasien dan tempat tidurnya langsung diatur
setengah duduk, dibawah lutut ditinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengan ditopang
dengan bantal.
3. Pasien dirapihkan.
Perhatian :
Perhatikan keadaan umum pasien.
Bila posisi pasien berubah, harus segera dibetulkan.
Khusus untuk pasienpasca bedah dilarang meletakkan bantal dibawah lutut.
Unit terkait Semua unit perawatan / rawat inap.
PERAWATAN DASAR SECARA LANGSUNG
POSISI BERBARING PASIEN CARA SIM
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Membaringkan pasien dalam posisi miring dan setengah telungkup untuk maksud tertentu.
Dilakukan oleh perawat pada pasien : Pemeriksaan rectum, pemberian huknah atau obat-obatan
melalui anus.
Tujuan Membantu pasien untuk mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau pemberian huknah
atau obat-obatan melalaui anus.
Prosedur a. Persiapan.
1. Persiapan alat :
Sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan , misalnya pemberian huknah.
2. Persiapan pasien.
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Pasien berbaring
2. Kemudian dimiringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup, sedangkan kaki
kiri lurus, lutut dan paha kanan ditekuk serta ditarik ke arah dada.
3. Sementara tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas
tempat tidur.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari pada kaki. Dilakukan : pada
pasien shock, pada pasien dengan pemasangan skin traksi pada kaki.
Prosedur a. Persiapan
1. Persiapan alat :
Balok penopang kaki tempat tidur dan
Bantal
Tempat tidur khusus bila ada.
2. Persiapan pasien :
Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Tempat tidur dibagian kaki ditinggikan dengan balok.
2. Pasien dibaringkan terlentang tanpa bantal, dan dibawah lipatan lutut diberi bantal.
3. Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur diberi bantal sebagai penahan.
4. Pada tempat tidur khusus ( funcitional bed ), bagian kakinya dapat langsung ditinggikan
sesuai kebutuhan.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/014/IX/2015
LOMBOK TIMUR I 1/1
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Membaringkan pasien dengan posisi telentang dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menapak diatas
tempat tidur, sedangkan kedua belah kaki direnggangkan. Dilakukan pada ibu hamil untuk pemeriksaan ,
ibu hamil yang akan bersalin, waktu melakukan vulva hygiene, penyadapan air kemih.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
1. Persiapan alat :
Tempat tidur atau meja operasi atau meja pemeriksaan.
Selimut
2. Persiapan pasien :
Pasien dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Pasien berbaring telentang, dan pakaian bagian bawah dibuka.
2. Lutut ditekuk, paha direnggangkan dan telapak kaki menapak pada tempat tidur.
Perhatian :
Perhatikan keadaan umum pasien.
Hindarkan terjadinya bahaya jatuh.
Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien dan tetap menjaga
kesopanan.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Membaringkan pasien dengan posisi telentang dengan kedua paha diangkat dan ditarik kearah perut,
sedangkan tungkai bawah membuat sudut 900 terhadap paha , dilakukan pada pasien yang akan
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
1. Persiapan alat :
Tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan ( gynaecology bed ).
Selimut atau kain penutup
2. Persiapan pasien :
Pasien dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Pasien berbaring telentang, dan pakaian bagian bawah dibuka.
2. Kedua kaki ditekuk dan dibantu oleh perawat untuk meletakkannya pada penahan perut.
d. Perhatian :
- Perhatikan keadaan umum pasien
- Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien serta tetap menjaga
kesopanan.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Membaringkan pasien dengan posisi menungging kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur .
Dilakukan pada pasien yang akan dilakukan koldoscopy,sigmoidoscopy, rectoscopy, dan ibu hamil
dengan letak sungsang.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
c. b. Pelaksanaan.
1. Pasien diberitahu dan dijelskan tentang sikap tersebut.
2. Bantal disingkirkan dari tempat tidur.
3. Pasien harus menungging.
4. Kalau perlu pakaian bagian bawah dibuka untuk pemeriksaan.
a. Perhatian :
- Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien ( terutama pasien obesity
atau pengidap penyakit jantung ) serta tetap menjaga kesopanan.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/017/IX/2015
LOMBOK TIMUR I 1/2
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian
Membersihkan tubuh pasien dengan menggunkan air bersih dan sabun umumnya dilakukan pada pasien
bed rest. Dilakukan pada pasien : pasien yang kotor sekali , pasien yang dirawat inap, segera pada post
partum , bila diperlukan sewaktu-waktu.
Tujuan
Membersihkan kulit dan menghiangkan bau badan
Memberikan rasa nyaman
Merangsang peredaran darah
Sebagai pengobatan
Mencegah infeksi kulit
Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan
Kebijakan
1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur
a. Persiapan
1. Pakaian bersih
2. Baskom mandi 2 buah, berisi air dingin / hangat
3. Sabun ditempatnya
4. Waslap
5. Handuk bersih dua buah
6. Selimut mandi / kain penutup
7. Tempat pakaian kotor tertutup
8. Sampiran bila diperlukan
9. Pasien diberi penjelasan
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Pin, jendela atau gorden ditutup, dan gunakan sampiran bila perlu.
3. Pasien diberitahu
4. Terlebih dulu pasien ditanya apakah mau BAB dan BAK
5. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan , bantal digunkan
seperlunya.
6. Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien.
7. Pakaian bagian atas harus dibuka, kemudian ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup.
8. Pasien siap dimandikan derngan urutan sbb :
A. Mencuci muka dengan cara :
1. Handuk dibentangkan dibawah kepala.
2. Muka, telinga dan leher dibersihkan dengan waslap lembab lalu dikeringkan dengan
handuk.
3. Tanyakan, apakah pasien bias menggunkan sabun atau tidak.
PERAWATAN DASAR SECARA LANGSUNG
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Prosedur
B. Mencuci Lengan Dengan Cara.
1. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan.
2. Kedua tangan pasien dikeataskan
3. Letakkan handuk diatas dada dan lebarkan kesamping kiri dan kanan, sehingga kedua tangan
dapat diletakkan diatas handuk.
C. Kedua tangan pasien dibasahi dan disabuni dimulai dari tangan yang jauh kemudian yang lebih
dekat , lalu dibilas samapai bersih dan dikeringkan dengan handuk mencuci dada dan perut ,
dengan cara :
1. Pakaian bagian bawah dibuka dan selimut / kain penutup diturunkan sampai perut bagian
bawah.
2. Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk diangkat dan dibentangkan disisi pasien.
3. Ketiak, dada, perut dibasahi, disabuni, dibilas sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk
selanjutnya ditutup dengan kain penutup / handuk.
D. Mencuci Punggung Denagan cara :
1. Paisen dimiringkan kekiri atau kekanan.
2. Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai bokong.
3. Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas sampai bersih dan dikeringkan dengan
handuk.
4. Pasien dimiringkan kearah yang berlawanan , handuk dibentangkan dibawah punggung.
5. Punggung dicuci seperti mencuci punggung sebelumnya
6. Pasien ditelentangkan , pakaian bagian atas dipasang dengan rapi.
E. Mencuci kaki dengan cara :
1. Kaki pasien yang jauh dari perawat dikeluarkan dari bawah kain penutup/handuk.
2. Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk.
3. Kaki dibasahi, disabuni, dibilas sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk. Demikian juga
kaki yang satu lagi.
4. Air dalam Waskom yang kotor diganti.
F. Mencuci daerah lipat paha & genitalia dengan cara.
1. Handuk dibentangkan dibawah bokong dan pakaian bagian perut dibuka.
2. Daerah genetalia dibasahi, disabuni, dibilas sampai bersih dan dikeringkan .
3. Pakaian bagian bawah dikenakan kembali, kain penutup/handuk diangkat, selimut pasien
dipasang kembali.
4. Pakaian, alat tenun kotor serta peralatan dirapikan dan dibawa ketempatnya.
5. Observasi respon pasien dan kelainan pada tbuhnya.
6. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien dan tetap menjaga kesopanan.
G. Cuci tangan.
Unit Terkait Semua unit pelayanan keperawatan
PERAWATAN DASAR SECARA LANGSUNG
MEMELIHARA RAMBUT
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/019/IX/2015
LOMBOK TIMUR
I 1/2
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Memelihara rambut meliputi : menyisir, mencuci dan memasang kap kutu dilakukan pada pasien yang :
Tidak dapat menyisir sendiri
Rambutnya tanpak kotor
Setiap habis mandi / bila perlu
Mempunyai kutu dan keadaan mengizinkn
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
1. Persiapan alat.
I. Menyisir Rambut.
Sisir
Kain pengalas/handuk
Kalau perlu air/ minyak rambut
II. Mencuci rambut
2 handuk , perlak untuk alas
Waskom berisi air hangat dan gayung
Sampo, sisir, kain, kasa/kapas
Ember kososng , bengkok
Celemek
Sampiran
III. Memasang kap kutu
Obat kutu ( peditok, cuka 3 % dll )
Kap kutu / kain segi tiga
Kain/ perlak pengalas
Sisir kutu/biasa, kertas
Ember/ bengkok berisi desindektan
Celemek, tutup kepala dan sarung tangan.
2. Persiapan Pasien
Pasien diberitahukan
Bila memungkinkan pasien disuruh duduk, bila tak bias atur posisi pasien dipinggir
tempat tidur.
PERAWATAN DASAR SECARA LANGSUNG
MEMELIHARA RAMBUT
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Prosedur b.Pelaksanaan .
I. Menyisir rambut.
1. Letakkan kain pengalas/ handuk diatas bahu/ dibawah kepala sampai dibawah belikat.
2. Untuk rambut panjang, rambut dibagi kemudian disisir sedikit-sedikit dari ujung pangkal ,
setelah lurus/licin jalin dengan erat dan rapih.
3. Untuk rambut pendek sisir dari pangkal ke ujung
4. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan kertas, kemudian dibuang.
5. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan pada tempatnya.
II.Mencuci Rambut
1. Letakkan ember dibawah tempat tidur bagian kepala
2. Pasang pengalas / perlak dibawah kepala, sisi kiri dan kanan digulug kemudian ujungnya berada
didalam ember.
3. Telinga dan mata ditutup dengan kapas /kasa, dada ditutup dengan handuk sampai leher.
4. Rambut disisir, siram dengan air.
5. Cuci dengan sampo, gosok merata dan bilas beberapa kali dengan air hangat sambil dimasage.
6. Penutup telinga dan mata diangkat, dibuang.
7. Perlak diangkat, keringkan rambut dengan handuk.
8. Rambut disisir rapid an letakkan kepala diatas bantal yang dilapisi handuk kering.
9. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan pada tempatnya.
III. Memasang kap kutu
1. Letakkan ember dibelakang pasien
2. Petugas memakai celemek, topi dan sarung tangan.
3. Pasang perlak diatas bahu, jepit.
4. Kulit sekitar kepala diolesi vaselin, sedikit demi sedikit kulit kepala sampai ujung rambut
digosok dengan kasa yang telah diberi obat kutu.
5. Setelah rata kepala dibungkus dengan kap kutu/kain segitiga, ujung kain disimpulkan didahi.
6. Alat-alat didesinfeksi dan dikembalikan pada tempatnya.
7. Atur posisi pasien, kap kutu dibiarkan pada tempatnya.
8. Rambut dicuci ( sesuai prosedur ).
DITETAPKAN
PROSEDUR TETAP KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Menolong memotong kuku pasien yang panjang , karena tidak dapat melakukan sendiri.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
1. Persiapan Alat.
Guntung / Pemotong kuku.
Handuk, bengkok.
Kom berisi air hangat.
Sabun, sikat kuku.
Aceton ( kalau perlu ) , kapas.Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
2. Persiapan Pasien .
Pasien diberitahukan.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Memotong kuku pada jari jari tangan.
Tangan direndam didalam air hangat selama 1 2 menit untuk melunakkan kuku, bila kuku
sangat kotor, disikat dengan sikat tangan dan sabun lalu dibilas dg air hangat dikeringkan
dengan handuk.
Tangan ditaruh diatas bengkok, supaya potongan kuku tidak berserakan.
Memotong kuku pada jari tangan sesuai dengan lengkungan kuku.
2. Memotong kuku pada jari-jari kaki.
Tangan direndam didalam air hangat selama 12 3 menit untuk melunakkan kuku ( karena
kuku lebih keras ).
bila kuku sangat kotor, disikat dengan sikat tangan dan sabun lalu dibilas dg air hangat
dikeringkan dengan handuk.
Bereskan alat-alat
Cici tangan.
d.Perhatian :
Memotong kuku jangan terlalu dalam , karena dapat menimbulkan luka.
Pada pasien yang dapat melakukan sendiri tetapi tidak sempurna harus dibantu oleh perawat.
Bila perlu cat kuku dibersihkan dengan acetone.
Unit terkait Semua unit pelayanan keperawatan.
PERAWATAN DASAR SECARA LANGSUNG
MENGHIDANGKAN DAN MEMBANTU MEMBERIKAN
MAKANAN DAN MINUMAN KEPADA PASIEN
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Menghidangkan makanan dan makanan kepada pasien sesuai daftar makanan atau diit pasien.
Tujuan 1. Agar pasien mendapatkan makanan dan minuman pada waktunya dan sesuai dengan kebutuhan /
diitnya.
2. Untuk menolong pasien yang tidak sanggup atau tidak dapat makan / minum sendiri.
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Membantu meningkatkan selera makan / minum pasien.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien yang dapat makan sendiri.
1. Untuk pasien yang dapat duduk.
a. Persiapan.
Peralatan makan sesuai kebutuhan
Makanan dan minuman disiapkan dan dibawa ketempat pasien.
Lingkungan disekitar pasien dirapikan.
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan dan pasien dibantu untuk duduk
ditempat tidur atau kursi.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
Pasien diberi serbet untuk alas ( bila ada )
Makanan dan minuman yang telah disiapkan dihidangkan kepada pasien.
Pasien diingatkan untuk berdoa sesuai agama / kepercayaannya.
Pasien dipersilahkan makan.
Observasi dan catat porsi yang dihabiskan oleh pasien.
2. Untuk Pasien Yang Berbaring.
a. Persiapan.
Sama dengan untuk pasien yang dapat duduk.
Pasien dijelaskan tentang hal-hal yang akan dilakukan dan pasien dibantu ( kalau perlu ) untuk
memiringkan tubuhnya.
b. Pelaksanaan.
1. Serbet dibentangkan dibawah dagu pasien ( bila ada ).
2. Makanan dihidangkan .
3. Pasien diingatkan untuk berdoa sesuai agama / kepercayaannya.
4. Pasien dipersilahkan makan.
5. Observasi dan catat porsi yang dihabiskan oleh pasien.
PERAWATAN DASAR SECARA LANGSUNG
MENGHIDANGKAN DAN MEMBANTU MEMBERIKAN
MAKANAN DAN MINUMAN KEPADA PASIEN
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Prosedur Menolong memberikan makanan dan minuman kepada pasien yang tidak dapat makan dan
minum sendiri.
a. Persiapan.
Persiapan alat.
1. Peralatan makan menurut kebutuhan.
2. Maanan dan minuman disiapkan dan dibawa ke tempat pasien.
3. Lingkkungan disekitar pasien dirapihkan.
b. Persiapan Pasien.
1. Jelaskan pasien tentang hal-hal yang akan dilakukan dan
2. Pasien dalam posisi nyaman dengan kepala lebih tinggi dari badan.
c. Pelaksanaan.
1. Serbet dibentangkan dibawah dagu pasien.
2. Petugas dduduk dengan posisi yang memudahkan pekerjaan.
3. Pasien ditawari minum, jika perlu dengan menggunakan sedotan.
4. Suapkan makanan sedikit demi sedikit sambil berkomunikasi dengan pasien, Perhatikan apakah
makanan sudah ditelan habis oleh pasien sebelum menyuapkan makanan berikutnya.
5. Setelah selesai makan, pasien diberi minum dilanjutkan dengan pemberian obat .
6. Mulut pasien dan sekitarnya dibersihkan, kemudian pasien dirapihkan kembali.
7. peraltan dibereskan dan dikembaikan ketempat semula.
8. Observasi dan catat vorsi yang dihabiskan oleh pasien.
d. Perhatian.
Ciptakan lingkungan yg nyaman disekitar pasien.
Peralatan makanan dan minuman harus bersih.
Dalam hal pasien dpt makan sendiri, petugas harus memperhatihan apakah makanan dimakan
habis atau tidak.
Pada pasien yg diharuskan diit, usahakan makanan habis dimakannya.
Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksi nya setelah makan.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien, karena harus beristirahat
mutlak ( total bed rest ) , menderita sakit parah atau tidak sadar.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
1. Alat tenun tempat tidur bersih dalam tempatnya / atas rolly.
2. Tempat alat tenun kotor tertutup.
3. Ember berisi larutan desinfektan
4. Lap kerja kering dan basah
5. Pasien diberi penjelsan
6. Dilakukan oleh dua orang perawat.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Perawat berada disisi kiri dan kanan tempat tidur.
3. Selimut dan bantal yang tidak perlu diletakkan diatas kursi/bangku.
4. pasien dimiringkan disis tempat tidur.
5. Lepaskan alat tenun yang kotor lalu digulung satu persatu sanpai dibawah punggung pasien.
6. Stek laken & perlak digulung setengah sejauh mungkin.
7. Perlak dibersihkanmdengan larutan desinfektan lalu dikeringkan, digulung ketengah sejauh
mungkin.
8. Laken yang bersih digulung setengah bagian, kemudian gulungannya diletakkan dipunggung
pasien dan setengah bagiannya lagi diratakan diatas perlak serta dipasangkan pada kasur.
9. Perlak yang digulung tadi diratakan kembali.
10. Stek laken yang bersig digulung bagian, kemudian gulungannya diletakkan di punggug pasien
dan bagian lagi diratakan diatas perlak serta dipasangkan pd kasur.
11. Pasien dimiringkan kebagian yang bersih.
12. Lepaskan alat tenun yang kotor dan masukkan kedalam tempat tertutup.
13. Ratakan laken yg bersih dengan steklaken dan perlak, pasangkan pd kasur
14. Mengganti sarung bantal yg kotor
15. Bantal disusun, pasien dibaringkan pd posisi yg nyaman
16. Selimut kotor diganti sama yg bersih.
17. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
18. Cuci tangan
Pengertian Membantu pasien yg hendak buang air besar atau buang air kecil ( BAK dan BAB ) diatas tempat tidur .
Dilakukan pada pasien yang memerlukan, tapi harus tirah baring dan dibutuhkan untuk pemeriksaan
laboraturium.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
1. Pispot
2. Alas pispot
3. Botol berisi air cebok
4. Kertas kloset / Kapas lemak
5. Alat memanggil / bel
6. Selimut
7. Sampiran ( kalau perlu )
8. Pasien diberi penjelasan
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Sampiran dipasang / pintu ditutup
3. Pakain pasien bagian bawah ditinggalkan dan bagian yg terbuka ditutup selimut.
4. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong.
5. Pasang alas pispot
6. Pispot dipasang dibawah bokong pasien
7. Bila telah selesai, anus atau daerah genetalia dibersihkan dengan air dan kertas kloset / kapas
lemak lalu dibuang kedalam pispot, diulang beberapa kali sampai bersih.
8. Pispot diangkat feses diamati , bila ada kelainan segera dilaporkan dan dicatat
9. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas.
10. Pasien dirapikan , alat-lat dibersihkan
11. Sampiran pintu dibuka kembali
12. Cuci tangan
13. Mencatat kegiatan dalam dokumen keperawatan
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/025
LOMBOK TIMUR - 1/1
PUSKESMAS SAKRA
/IX/2015
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat
melakukannya sendiri.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
1. Kapas dan disenfektan ditempatnya
2. Pinset
3. Botol cebok berisi larutan desinfektan
4. Bengkok
5. Pispot
6. Pemberian penjelsan pada pasien
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Pasang sampiran / pintu ditutup
3. Memberi posisi dorsal recumbent
4. Buka pakaian pasien bagian bawah
5. Pasng pengalas dan pispot dibawah bokong pasien
6. Tangan kiri perawat membuka vulva dengan kapas desinfektan, tangan kanan menyiram vulva
dengan larutan desinfektan.
7. Kapas desinfektan diambil dengan vinset kemudian bersihkan vulva dari atas kebawah,
dilakukan beberapa kali sampai bersih.
8. Buang kapas kotor dalam bengkok
9. Pispot diangkat.
10. Atur posisi nyaman bagi pasien
11. Rapikan perlatan dan kembalikan ketempat semula
12. Cuci tangan
13. Catat respon pasien.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/026
- 1/1
LOMBOK TIMUR /IX/2015
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Mengeluarkan air kemih ( urine ) dari kandung kemih dengan menggunakan kateter steril. Dilakukan oleh
perawat/bidan pada pasien : Retensio urine, Persiapan tindakan operatif, persipan inpartu.
Tujuan Mengosongkan kandung kemih, mengambil air kemih steril untuk bahan pemeriksaan, dan mengukur sisa
air kemih di dalam kandung kemih.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
1. Kateter steril, ukurannya sesuai kebutuhan.
2. Kain kasa steril, bila perlu.
3. Cairan pelican ( cylocoin jelly, minyak steril dan lain-lain )
4. Perlak dan alasnya.
5. Bengkok ( Nierbeken )
6. Sarung tangan steril
7. Botol steril, bila perlu.
8. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yg akan dilakukan.
9. Pasien diatur dalam posisi Dorsal recumbent.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan & sampiran ( scherm ) dan tutup pintu.
3. Perlak dan alasnya dipsang dibawah bokong.
4. Letakkan bengkok diantara kedua tungkai pasien.
5. Pada pasien wanita :
a. Labia mayora dibuka dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri.
b. Vulva dibersihkan dgn kapas sublimate. Kapas kotor diletakkan dalam bengkok.
c. Buka labia minora dengan tangan kiri masukkan kateter kedalam uretra perlahan-lahan dan
pasien dianjurkan agar menarik napas panjang.
d. Urine yg keluar ditabung dalam bengkok atau botol steril. ( untuk bahan pemeriksaan , jangan
diambil urine yg pertama kali keluar. )
e. Setelah itu kateter dicabut berlahan, sambil pasien menarik napas panjang.
f. Observasi napas panjang.
6. Pada pasien pria :
a. Tangan kiri petugas memegang penis pasien dengan kain pengalas atau kasa.
b. Prepettium ditarik sedikit kepangkalnya dan dibersihkan dengan kapas sublimate.
c. Cara memasukkan kateter sama seperti pasien wanita, hanya penis agak ditarik supaya lurus.
d. Setelah selesai, pasien dirapikan kembali.
7. Pasien dirapikan, peralatan dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula.
8. Cuci tangan.
NO. DOKUMEN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NO. REVISI HALAMAN
PKM SKR/SOP/027
LOMBOK TIMUR I 1/1
PUSKESMAS SAKRA /IX/2015
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian
Memberikan rasa hangat kepada pasien dengan mempergunakan cairan atau alat yg menimbulkan hangat
pada bagian tubuh yg memerlukan. Dilakukan oleh perawat pd pasien :
Radang persedian.
Kekejangan otot / spasmus.
Perut kembung
Ada pembengklakan / abses
Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah.
2. Mengurangi rasa sakit.
3. Memperlancar pengeluaran cairan ( exudaat )
4. Merangsang peristalistik usus dan
5. Memberi rasa nyaman dan terang pada pasien
Kebijakan
1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur
a. Persiapan.
1. Seperangkat peraltan steril yg terdiri dari :
Pinset dua buah,
Kasa secukupny
Mangkok berisi cairan hangat.
2. Peralatan non steril yg terdiri dari.
Pembalut, Gunting pembalut
Bengkok ( nierbeken )
Plester
Buli-buli panas
3. Pasien diberi penjelsan tentang hal-hal yg akan dilakukan.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Untuk kompres hangat-basah, ambil kain kasa dengan pinset, kemudian celupkan kecairan
hangat, diperas sedikit, diletakkan pada bagian dikompres. Kain kasa dibalut / ditutup dengan
kain kasa kering, lalu diplester.
3. Bila mempergunakan air panas.
Buli-buli diisi air panas 1/3 sampai 2/3 bagian.
Udara dikeluarkan dengan cara : buli-buli ditempatkan ditempat rata, lalu bagian atasnya
ditekuk sampai air kelihatan , selanjutnya ditutup.
Dibungkus dengan kantong buli-buli atau handuk.
Diletakkan pada bagian yg dikompres.
4. Cuci tangan.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
PKM SKR/SOP/028
DINAS KESEHATAN KABUPATEN - 1/1
LOMBOK TIMUR /IX/2015
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Memberikan kompres basah pada luka atau bagian yg memerlukan , agar selalu dalam keadaan basah,
pada : luka kotor, colostomi sebelum dilakukan tindakan operasi.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
Kain kasa steril secukupnya dalam mangkok berisi cairan untuk kompres.
Pinset anatomi sekurang-kurangnya dua buah.
Kapas bethadine.
Kasa kering steril.
Pembalut / verband.
Gunting verbant.
Plester.
Bengkok ( nierbeken )
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Plester dan balutan dibuka.
3. Kain kasa yang kotor diangkat dengan pinset, lalu dimasukkan kedalam bengkok.
4. Bersihkan daerah luka dengan kapas betadhine, dan lakukan kesatu arah dari dalam keluar.
Selanjutnya kapas dibuang. Demikian dilakukan beberapa kali sampai luka bersih.
5. Pinset yang kotor dimasukkan kedalam bengkok yg tersedia.
6. Dengan pinset steril ambilkan kain kasa steril yg telah dibasahi cairan obat, kemudian diperas
dengan dua pinset. Kemudian kasa dibentangkan, kemudian diletakkan secukupnya diatas luka,
dan ditutup dgn kasa kering, kemudian dibalut dengan plester.
7. Bila ada kelainan pada luka segera dilaporkan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter
yang bersangkutan.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/028
LOMBOK TIMUR - 1/1
/IX/2015
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Memberikan konpres dingin kepada pasien yg memerlukan dgn menggunakan kirbat es yg telah diisi
dengan potongan-potongan es. Dilakukan pada : Pasien dengan perdarahan banyak, mis : epistaxis, pasien
yg kesakitan mis : infiltrate appendikuler, sakit kepala yg berat..
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
Persiapan alat :
Kirbat es
Perlak kecil dan
Alas perlak
Sarung kirbat es.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Alat-alat didekatkan pada pasien.
3. Perlak dan alas dipasang dibawah tubuh yg memerlukan
4. Pasan kirbat es pada tubuh yg memerlukan
5. Observasi respon pasien
6. Cuci tangan
7. Mencatat respon pasien dan hasil tindakan
d. Perhatian.
1. Tutu kirbat es harus menghadap keatas.
2. Kirbat es jangan menekan tubuh pasien.
3. Bila pasien kedinginan , kirbat es segera diangkat.
4. Bila es mencair, segera diganti.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/029
- 1/1
LOMBOK TIMUR /IX/2015
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Memasang pembalut atau penutup luka, agar luka tidak terbuka.
Kebijakan 2. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
1. Bantal angin dengan sarungnya.
2. Kain kasa, p[ompa angina
3. Bantal angina diisi dengan jalan dipompa atau ditiup, caranya :
Pentil dibuka : Kalau ada pompa, anginnya dipompa secukupnya . Bila tidak ada pompa ,
pentil dibungkus dengan kasa lalu ditiup sedemikian rupa sehingga bantal angina bias dilipat
dua.
Pentil ditutup dan diperiksa apakah bantal angina tidak bocor.
Bantal angina diberi sarung, siap untuk dipakai.
4. Pasien diberitahu untuk mengangkat bokongnya atau ditolong.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan.
2. Bantal angina dipasang dibawah tungging dengan pentil disebelah luar usahakan agar tungging
tepat ditengah-tengah bokong.
3. Tanyakan pada pasien apakah letaknya sudah baik/enak, kemudianpasien dirapikan.
4. Cuci tangan.
d. Perhatian.
1. Mengisi bantal angina jangan terlalu keras.
2. Bila sarung bantal angina basah atau kotor, segera diganti.
3. Bila angina sudah berkurang harus diisi lagi kalau masih diperlukan.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
10 September 2015
PROSEDUR TETAP
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Mencucui lambung dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian mengeluarkan melalui
selang penduga lambung ( maag slang ) , dilakukan pada pasien yang keracunan makanan atau obat
tertentu, persiapan tindakan operasi lambung dan persiapan tindakan pemeriksaan lambung.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
1. Alat dan obat
a. Selang NGT berbagai ukuran & corongnya .
b. Gelas berisi air matang.
c. Obat-obat (sulfas atrofine, norit )
d. Air hangat/dingin 1-2 lt/Na C1 0,9 % sesuai kebutuhan.
e. Celemek dari karet dan siap pakai.
f. Susu yang diperlukan dalam temapatnya
g. bengkok besar
h. Gelas ukuran
i. Pelicin/jelly
j. kasa/tissue
k. Pinset anatomi
l. Perlak dan alasnya
m. Ember penampung
b. Persiapan pasien
a. pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Memasang perlak dan alasnya didada pasien
3. Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien
4. Meletakkan ember yg beri alas kain pel kedekat pasien.
5. Menentukan panjang selang penduga ( NGT ) yang masuk kedalam lambung
6. Memberi pelican pada ujung slang penduga lambung
7. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara menekuk/didalam
8. Memasukkan slang penduga ( NGT ) pelan2 kedalam lambung melalui lubang hidung
9. Menyakinkan slang penduga ( NGT ) masuk kedalam lambung dengan cara : memasukkan NGT
sanpai terendam dalam mangkok berisi air, dikeluarkan kembali.
10. Setelah yakin slang penduga masuk kelambung pasien
11. Posisi diatur miring tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah
12. Memasang corong, pada ujung slang kemudian masukkan air/ cairan
13. Tunggu sanpai air/cairan tsb kleuar dari lambung dan ditampung dalam ember
14. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air / cairan yang keluar dari lambung
berwarna jernih/tidak berbau.
15. Mengobservasi tensi, nadi pernapasan dan respon pasien
16. mencatat tindakan yang telah dilakukan
17. Mencuci tangan
DITETAPKAN
PROSEDUR TETAP KEPALA PUSKESMAS SAKRA
TANGGAL TERBIT KABUPATEN LOMBOK TIMUR
10 September 2015
Pengertian Memasukkan slang penduga lambung kedalam lambung melalui hidung, dilakukan pada : pasien yang
muntah terus menerus, Pasien yang kembung, Pasien yang tidak dapat makan, menelan atau pasien tidak
sadar, pasien dengan timbunan cairan dalam lambung , Pasien paska bedah pada saluran pencernaan.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
Selang NGT berbagai ukuran
Bengkok atau kantong plastic
Spuit 5 cc atau 10 cc
Air matang dalam gelas
Jelly
Plester dan gunting
Stetoskop
Tissue
Pasien/keluarga dijelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Slang NGT diukur dari evigastrium kepertengahan dahi ( hidung belok ketelinga )
3. Ujung slang dibasahi dengan air atau jelly.
4. Slang dimasukkan berlahan melalui hidung sambil pasien disuruh menelannya ( bila pasien sadar
)
5. Periksa apakah slang betul masuk kedalam lambung dengan cara sbb :
Menghisap cairan lambung dengan spuit
Masukkan udara dalam lambung 2-3 cc dengan spuit, smbil didengarkan dengan stetoskop.
Bila terdengar bunyi letupan berarti posisi pipa sudah tepat.
6. Pasien diatur posisi miring tanpa batal.
7. pangkal selang dimasukkan kedalam botol dalam keadaan terbuka / tertutup sesuai kebutuhan,
kemudian gantung/letakkan botol disisi/dibawah tempat tidur.
8. Pipa difiksasi atau diplester dibawah telinga kiri
9. Mulut dan sekitarnya dibersihkan
10. Pasien dimiringkan ke kiri
11. Observasi respon pasien dan catat pada lembar catatn keperawatan
12. Alatalat dibersihkan, dan dibereskan kembalikan ditempat semula.
13. cuci tangan
NO. DOKUMEN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NO. REVISI HALAMAN
LOMBOK TIMUR PKM SKR/SOP/032
- 1/1
PUSKESMAS SAKRA /IX/2015
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian
Mengambil cairan lambung pasien dalam keadaan puasa dengan menggunakan alat khusus.
Tujuan
Memperoleh bahan pemeriksaan kuman TBC, menentukan reaksi getah lambung
Kebijakan
1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
Slang NGT dan pinset steril dalam tempatnya.
Mangkok berisi air matang hangat
Kain kasa steril secukupnya
Pelicin , bila perlu
Bengkok ( nierbeken ) , spuit steril 10-20 cc
Perlak atau kain pengalas, bila perlu.
Handuk, kertas tissue
Botol steril temapat bahan pemeriksaan
Gelas berisi air matang untuk kumur
Pasien diberi penjelasana tentang hal-hal yang akan dilakukan
Pasien dipuasakan mulai pukul 24.00 menjelang pemeriksaan.
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Pasien diatur dalam posisi fowler
3. Pasang kain pengalas dibawah dagu diatas dada pasien
4. Ambil slang NGT diambil dengan pinset
5. Ukur slang NGT dari daerah lambung samapai ditengah dahi, lipat pangkalnya.
6. Letakkan ujung slang dipangkal lidah, lalu pasien disuruh menelan sambil slang didorongh
perlahan-lahan samapai batas tertentu.
7. Cairan lambung dihisap dengan spuit, lalu dituangkan kedalam botol steril. Selanjutnya botol
ditutup.
8. Botol berisi cairan lambung diberi etiket, dan bersama formulir pemeriksaan yg telah diisi secara
lengkap segera dikirim ke laboraturium
9. Bila sudah selesai , slang dicabut dan dimasukkan kedalam mangkok atau bengkok yang berisi
larutan desinfektan.
10. pasien disuruh kumur, mulut dan sekitarnya dikeringkan.
11. Pasien dirapikan kembali
12. Observasi dan catat respon pasien
13. Peralatan dibersihkan , bereskan dan dikembalikan ketempat semula.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian
Memasukkan cairan hangat kedalam colon descendens dengan mempergunakan kanula recti melalui anus,
dilakukan pada : Pasien yang sembelit /obstipasi , Pasien yang akan dioperasi, Pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan radiologist tertentu, pasien melena.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
1. Selimut mandi atau kain penutup
2. Alas bokong dengan perlak
3. Irigator lengkap dgn kanula rescti sesuai dngan umur pasien
4. Cairan hangat 1000 cc
5. Bengkok berisi cairan desinfektan
6. Pelicin/vaselin/minyak kelapa
7. Pispot 2 buah
8. Pasien diberi penjelasan
9. Pasien disiapkan dalam posisi miring kekiri/sim
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Sampiran dipasang, bila perlu pintu ditutup
3. Alas bokong dan perlak dipasang
4. Pasang selimut mandi/kain penutup, pakaian pasien bag. Bawah dikeataskan/dibuka
5. Irigator diisi dengan cairan hangat sebanyak 750 1000 cc
6. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan diolesi pelican, udara dikeluarkan, slang dijepit
atau diklem.
7. Irigator dipegang tangan kiri petugas setinggi 50 cm dari kasur, tangan kanan memasukkan
kanula 15 cm kedalam rectum sambil pasien menarik nafas panjang.
8. Klem slang dibuka, cairan dimasukkan berlahan-lahan 15-20 menit
9. Bila cairan sudah habis , slang klaim canula dicabut.
10. Kanula dilepas dan dimasukkan kedalam bengkok yang berisi cairan desinfektan
11. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberitahu untuk menahan sebentar, kemudian pispot
dipasang serta pasien diminta dalam posisis terlentang.
12. Setelah selesai , pasien dibersihkan dan dirapikan
13. Observasi respon pasien
14. Mencatat hasil kegiatan tindakan
15. Peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
16. Cuci tangan
Unit terkait Semua unit pelayanan keperawatan
PENGISIAN DOKUMEN ASUHAN KEPERAWATAN
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/033
LOMBOK TIMUR I 1/1
PUSKESMAS SAKRA
/IX/2015
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Suatu kegiaan pendokumentasian kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat mulai dari
tahap pengkajian sampai dengan tahap evaluasi yang dilaksanakan sejak pasien masuk Puskesmas sampai
pasien keluar dari Puskesmas.
Tujuan Sebagai acuan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.
Kebijakan SK Dirjen Yanmed No.00.03.2.6.7637 tentang berlakunya standar asuhan keperawatan di Rumah
Sakit tanggal 18 Agustus 1993
Prosedur 1. Semua pasien yang dirawat di Puskesmas harus diberikan asuhan keperawatan sejak masuk
Puskesmas sampai pasien keluar Puskesmas mulai dari tahap pengkajian sampai evaluasi dengan
menggunakan format yang ada di Puskesmas.
2. Pengkajian dilakukan dengan mencatat semua data yang diperoleh baik bio-psiko-sosial dan spiritual
serta merumuskan kesenjangan antara status kesehatan normal dengan pola fungsi kehidupan.
3. Menyusun diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan mencerminkan
PE/PES baik diagnosa aktual maupun potensial
4. Menyusun rencana tindakan berdasarkan diagnosa keperawatan dan urutan prioritas .Tujuan yang
disusun mencakup criteria hasil dan waktu , menggunakan kalimat perintah yang jelas dan terinci ,
menggambarkan keterlibatan keluarga dan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
5. Melaksanakan tindakan keperawatan yang mengacu kepada rencana perawatan, mengobservasi
respon pasien , melakukan revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi dan didokumentasikan secara
ringkas dan jelas.
6. Mengevaluasi hasil tindakan yang mengacu kepada tujuan yang telah disusun dan didokumentasikan.
7. Semua pencatatan ditulis dengan jelas , ringkas, istilah yang baku serta setiap melakukan tindakan
perawat mencantumkan paraf dan nama dengan jelas serta tanggal dan jam dilakukannya tindakan.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
PKM SKR/SOP/033
DINAS KESEHATAN KABUPATEN I 1/1
LOMBOK TIMUR /IX/2015
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Tujuan Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita.
Kebijakan SK DIRJEN YANMED No.00.03.2.6.7637 tentang berlakunya standar asuhan keperawatan di Rumah
Sakit tanggal 18 Agustus 1993
Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang datang dahulu.
NO. DOKUMEN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/034 NO. REVISI HALAMAN
LOMBOK TIMUR /IX/2015 I 1/1
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
PROSEDUR TETAP KEPALA PUSKESMAS SAKRA
TANGGAL TERBIT KABUPATEN LOMBOK TIMUR
10 September 2015
Tujuan - Sebagai acuan untuk pengamanan stok status rekam medik UGD
Prosedur 1. Petugas melakukan pengecekan status rekam medik UGD setiap minggu untuk melihat jumlah yang
memenuhi jumlah aman
2. Apabila jumlah sudah dibawah aman petugas administrasi mengcopi form status rekam medik UGD
sejumlah lebih dari 100 lembar.
3. Bon pembayaran dari foto kopi dibayar oleh petugas administrasi
4. Bon dari fotokopi diklaimkan ke penanggungjawab ruang UGD untuk meminta ganti sejumlah uang
yang digunakan
catatan : Untuk keamanan setiap form di UGD disiapkan khusus untuk difoto copy
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
PKM SKR/SOP/036
DINAS KESEHATAN KABUPATEN - 1/1
LOMBOK TIMUR /IX/2015
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Tujuan Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita.
Kebijakan Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang datang dahulu.
Pengertian Mengukur suhu badan pasien dengan thermometer dilakukan pada ketiak atau pelepasan ( anus ).
Dilakukan pada :
Pada setiap pasien baru
Setiap hari, yang dituliskan pada status pasien.
Sewaktu2 ( extra ) misalnya, sesuai kondisi pasien / panas mendadak / intruksi dokter.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Puskesmas, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan
2. Termometer bersih dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Potongan kertas tisu / kasa
5. Catatan suhu dan nadi
6. Pasien diberi penjelasan
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan
I. Mengukur Suhu Badan Per Axillary / Ketiak
1. Cuci tangan
2. Bila perlu baju pasien dibuka, ketiak dikeringkan
3. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka 36 lalu dijepitkan dengan tepat ditengah
ketiak dan lengan pasien diletakan didada.
4. Setelah 8 10 menit thermometer diangkat dan baca angka pada thermometer dengan sejajar
mata, hasilnya dicatat pada buku.
5. Thermometer dilap dengan tisu / kasa alcohol
6. Air raksa diturunkan kembali dan diletakkan pada tempatnya.
7. Cuci tangan
II. Mengukur Suhu Badan Per Anus (Pelepasan)
1. Cuci tangan
2. Setelah diberitahu, pasien dan dimiringkan (posisi sim)
3. Pasien diturunkan sampai dibawah bokong
4. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka 36, lalu reservoarnya diolesi vaselin,
sdelanjutnya dimasukkan melalui pelepasan sampai batas reservoa air raksa.Posisi thermometer
dijaga jangan sampai berubah dengan meletakkan telapak tangan pada posisi bpkong pasien
bagian atas
5. Setelah tiga sampai lima menit, thermometer dilap dengan tisu / kasa alcohol
NO. DOKUMEN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NO. REVISI HALAMAN
PKM SKR/SOP/038
LOMBOK TIMUR I 1/1
PUSKESMAS SAKRA /IX/2015
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Menghitung denyut nadi dengan meraba arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis
pada siku bagian dalam, arteri carotis pada leher, arteri temporalis pada pelipis, arteri fermoralis
pada lipatan paha ( selangkang ), arteri dorsalis pedis pada kaki, dan arteri frontalis pada ubun-ubun
( bayi ).
Menghitung pernafasan ( inspirasi yang diikuti eksperasi ) dalam 1 menit
Dilakukan pada :
Setiap pasien baru, tiap hari untuk pengisian status pasien.
Sewaktu-waktu bila keadaan pasien memerlukan.
Pada pasien dengan kelainan paru-paru / trauma paru-paru ( hitung pernafasan )
Pada pasien post narkose umum ( hitung pernafasan )
Tujuan Mengetahui jumlah denyut nadi dan pernafasan pasien dalam satu menit.
Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
Membantu menentukan diagnosa.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Puskesmas, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
Arloji tangan dengan penunjuk detik / dengan polsteller.
Buku catatan suhu / nadi dan vulpen.
Pasien diberi penjelasan supaya tenang.
Pada waktu pengukuran nadi, pasien dalam posisi berbaring atau duduk.
a. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
b. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu.
3. Pada waktu menghitung denyut nadi, pasien harus benar-benar istirahat dalam posisi berbaring
atau duduk.
4. Pada waktu menghitung denyut nadi dilakukan dgn menempelkan isi ( volume ) , irama ( teratur
/atau tidak ) , dan tekanannya ( kera/lemah ) , selama setengah menit , dan hasilnya dikalikan dua
. Khusus pada anak anak penghitungan dilakukan selama satu menit.
5. Menghitung pernafasan dilakukan bersamaan pada waktu mengukur suhu dan setelah
menghitung denyut nadi tanpa diketahui pasien.
6. Hasil penghitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.
c. Perhatian :
Jangan mengukur denyut nadi jika tangan petugas baru memegang es.
Bila keadaan pasien payah atau bila diperlukan untuk waktu-waktu tertentu, penghitungan harus
dilakukan lebih sering dan dicatat pada daftar/ lembar khusus.
Bila terjadi perubahan pada denyutnadi/ pernafasan pasien, segera laporkan kepada penanggung
jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/039/IX/2015
LOMBOK TIMUR - 1/1
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Puskesmas, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur b. Persiapan.
1. Tensimeter.
2. Stetoskop.
3. Buku catatan
4. Pasien diberi penjelasan dan posisi pasien diatur sesui kebutuhan.
c. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
d. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan
2. Lengan baju dibuka tau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi luar lengan.
Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
4. Pompa tensi meter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba, stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa.
7. Sekrup balon dibuka berlahan-lahan sehingga air raksa turun berlahan , sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama ( Systole ) sampai denyutan terahir (
Dyastole ).
8. Respon pasien dicatat.
9. Pasien dan alat dirapikan.
10. Cuci tangan.
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam
waktu yang lama, dengan menggunkan infus set, dilakukan pada pasien dengan dehidrasi, pasien sebelum
tranfusi darah, pasien pra dan pasca bedah , pasien yang tidak bias makan dan minum melalui mulut dan
apsien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan acara infus.
Tujuan Sebagai tindakan pengobatan dan mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
Kebijakan 1. SK Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di
Puskesmas, tanggal 18 Agustus 1993.
Prosedur a. Persiapan.
Standar infus
Infus set
Cairan yang diperlukan
Kapas
Alkohol 70 %
kasa steril
Plester
Gunting verbant
Bengkok ( nierbeken )
Pengalas ( splak dalam keadaan siap pakai, bila perlu )
Pasien diberi penjelasan
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pasien diberi penjelasan
3. Posisi pasien terlentang ( supine )
4. Siapkan area yang akan dipasang
5. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan
6. Keluarkan udara dari selang infus.
7. Menentukan vena yang akan ditusuk.
8. Pasang pengalas
9. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
10. menusukkan jarum infus/abocat pada vena yang ditentukan
11. Melakukan fikasi
12. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril
13. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
14. Memperhatikan reaksi pasien
15. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan.
16. Pasien dirapikan
17. Alat-lat dibereskan
18. Cuci tangan
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
TETAP NIP. 19660429 199703 1 001
Penger Melaksanakan kebersihan rongga mulut, gigi dan lidah agar mulut tetap bersih dan sehat. Pada pasien
tian yang tidak dapat melakukan sendiri : Pasien tidak sadar, patah tulang lengan, Pasien post operasi yang
masih puasa, Pasien anak dan lain-lain.
Prosed B . Pelaksanaan
ur 1. Cuci tangan
2. Handuk/ kain pengalas diletakkan dibawah dagu dan pipi pasien
3. Ujung pinset dibungkus dengan kain kasa dan dibasahi dengan air yang telah disediakan.
4. Mulut pasien dibuka dengan tong spatel
5. Rongga mulut dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi sampai bersih.
6. Kain kasa yang kotor dibuang pada bengkok
7. Bibir diolesi dengan borak glyserin
8. Obesrvasi respon pasien dan catat kelainan gigi dan mulut
9. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
10. Cuci tangan
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/041
LOMBOK TIMUR - 1/1
PUSKESMAS SAKRA /IX/2015
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
10 September 2015
PROSEDUR TETAP
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703 1 001
Pengertian Secara umum term waste ( bahan buangan ) menunjukkan sesuatu yang tidak berguna, tidak terpakai,
tidak dikehendaki atau barang-barang yang dibuang dapat berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah medis :
Kering : tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan lain-lain bahan yang
berhubungan dengan penderita, Jarum suntik dan infuse, lancet, dak glas, objek gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah), handscoen
B. Sampah non medis :
sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung rokok, sampah kantor dll.
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/042
I 1/2
LOMBOK TIMUR /IX/2015
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Memberikan tinadakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon
PROTAP
PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA
DINAS KESEHATAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR PKM SKR/SOP/043/IX/2015 I 2/2
PUSKESMAS SAKRA
Prosed c. Penatalaksaan :
ur 1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien +inform concern
2. Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien
3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka
4. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat mengalir dari ujung atas ke ujung
bawah luka
5. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area kerja
6. Mencuci tangan dengan sabun
7. Mengenakan schort / gown plastik
8. Bila plester kotor, mengenkan gloves non steril,menyemprotkan alkohol 70 % pada plester yang
menempel dikulit klien untuk melepaskannya.
9. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada luka, basahi dengan ns / rl
steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah
10. Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastik, kemudian lepaskan gloves (bagian luar
berada didalam) dan buang kedalam tas plastik
11. Mengkaji jumlah , jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka (warna dasar luka, ukur
dalamnya goa luka, jaringan nekrotik, granulasi dan epitel, kontraksi luka, kulit sekitar luka)
12. Menuangkan solution irigasi steril yang hangat kedalam kom steril 200 500 ml atau
tergantung luas dan kedalaman luka
13. Mengenakan hndschone steril
14. Menghisap solution irigasi RL/ NS hangat kedalam spuit 30 cc (sambungkan dengan soft koteler
/ baby feeding tube bila dipakai mengirigasi luka berongga dalam)
15. Jika luka berongga dalam masukan soft kateler / baby feeding tube kedalam luka sampai
menyentuh dasar luka paling dalam
16. Menyemprotkan solution irigasi langsung kedalam luka secara perlatton. Jika luka tidak
berongga, semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit 2,5 cm diatas luka
17. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih
18. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm dari tepi luka
19. Menutup luka dengan pembalut / topical terapi :
20. Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuiakan dengan kebutuhan) dan rekatkan denga
plester ( adhesive dan hipafix/ micrope untuk memfiksasi
21. Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan
22. Melepaskan gloves dengan bagian luar , kemudian buang kedalam tas plastik
23. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien
24. Mencuci tangan
25. Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart tentang penggantian pembalut,
penamilan luka dan gambaran cairan luka
NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PKM SKR/SOP/044
LOMBOK TIMUR I 1/1
PUSKESMAS SAKRA /IX/2015
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
PROSEDUR TETAP KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh jahitan unutk menghindari infeksi
lanjutanan
PENATALAKSANAAN :
1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau keluarga pasien (informed
concern)
2. Perawat memakaia handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan
H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi 2 cc disekitar pingiran luka tunggu 5
menit
6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah yang terpotong diklem diikiat
dengan benang catgut
7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil dengan pinset anatomi
8. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir luka dengan rapi, setelah luka
ditutup olesi dengan betadine. Kemudian beri supratul,lalu tutup dengan kasa steril dan verband.
9. Bersihkan daerah bekas luka
10. duk bolong dibuka
11. konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah luka)
Unit terkait Rawat Inap
PROTAP
CUCI TANGAN MEDIS
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
PROTAP
TRANFUSI DARAH
NO. DOKUMEN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NO. REVISI HALAMAN
PKM SKR/SOP/046/IX/2015
LOMBOK TIMUR 0 1/1
PUSKESMAS SAKRA
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
Pengertian Memberikan darah melalui pembuluh darah
Tujuan Menaikan kadar hemoglobin dalam darah
Kebijakan
Prosedur a. Persiapan :
1. Kelengkapan transfusi set
2. Cairan NA Cl 0,9% / RL
3. Darah yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan
4. Kapas
5. Alkohol 70%
6. Kasa Steril
7. Gunting
8. Plester
9. Pengalas
10. Bengkok
11. Sarung tangan bersih
b. Persiapan pasien
1.Memberi salam/memperkenalkan diri
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur
3.Mengatur posisi pasien
c. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Memberikan penjelasan kepada penderita
4. Siapkan area yang akan ditusuk
5. Meneliti keadaan darah dan suhunya sesuai dengan suhu tubuh normal
6. Cek silang kembali lebel darah dengan formulir permintaan, nama pasien, gol. darah
dan nomer tempat tidur
7. Memasang infus dengan cairan NA Cl 0,9%/RL sesuai dengan prosedur pemasangan
infus
8. Cek silang dengan teman sejawat sebelum darah dipasang
9. Memindahkan selang transfusi dengan kantong darah
10. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
11. Memperhatikan reaksi pasien
12. Lepas sarung tangan
13. Mencatat waktu pemberian gol darah dan jumlah tetesan
14. Alat-alat dibersihkan
15. Perawat cuci tangan
DITETAPKAN
KEPALA PUSKESMAS SAKRA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR TETAP 10 September 2015
dr. H. M. HASBI SANTOSO, M.Kes.
NIP. 19660429 199703
DITETAPKAN
PROSEDUR TETAP KEPALA PUSKESMAS SAKRA
TANGGAL TERBIT KABUPATEN LOMBOK TIMUR
10 September 2015
Kebijakan
Prosedur d. Persiapan :
1. Persiapan bahan dan alat
e. Persiapan pasien
1. Memberi salam/memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mengatur posisi pasien
f. Pelaksanaan
1. Pertolongan pertama, pastikan daerah sekitar aman dan ular telah pergi segera cari pertolongan
medis jangan tinggalkan korban. Selanjutnya lakukan prinsip RIGT, yaitu:
a) R: Reassure: Yakinkan kondisi korban, tenangkan dan istirahatkan korban, kepanikan akan
menaikan tekanan darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat menyebar ke tubuh.
Terkadang pasien pingsan/panik karena kaget.
b) I: Immobilisation: Jangan menggerakan korban, perintahkan korban untuk tidak berjalan atau
lari. Jika dalam waktu 30 menit pertolongan medis tidak datang, lakukan tehnik balut tekan
(pressure-immoblisation) pada daerah sekitar gigitan (tangan atau kaki) lihat prosedur pressure
immobilization (balut tekan).
c) G: Get: Bawa korban ke rumah sakit sesegera dan seaman mungkin.
d) T: Tell the Doctor: Informasikan ke dokter tanda dan gejala yang muncul ada korban.
2. Prosedur Pressure Immobilization (balut tekan):
a) Balut tekan pada kaki :
1. Istirahatkan (immobilisasikan) Korban.
2. Keringkan sekitar luka gigitan.
3. Gunakan pembalut elastis.
4. Jaga luka lebih rendah dari jantung.
5. Sesegera mungkin, lakukan pembalutan dari bawah pangkal jari kaki naik ke atas.
6. Biarkan jari kaki jangan dibalut.
7. Jangan melepas celana atau baju korban.
8. Balut dengan cara melingkar cukup kencang namun jangan sampai menghambat aliran darah
(dapat dilihat dengan warna jari kaki yang tetap pink).
9. Beri papan/pengalas keras sepanjang kaki.
3. Balut tekan pada tangan:
1. Balut dari telapak tangan naik keatas. ( jari tangan tidak dibalut).
2. Balut siku & lengan dengan posisi ditekuk 90 derajat.
3. Lanjutkan balutan ke lengan sampai pangkal lengan.
4. Pasang papan sebagai fiksasi.
5. Gunakan mitela untuk menggendong tangan.
4. Pemberian ABU (Anti Bisa Ular)
Unit terkait Ruang rawat inap