Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PROSES KEPERAWATAN: PENGKAJIAN KEPERAWATAN

MATA KULIAH : KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

OLEH

1. MARIA MAKTILDE BAYO (NIM.22822093)


2. MARYANA NOVALINDA RASMAD
3. FANTI KUSUMAWATI

FAKULTAS KESEHATAN PRODI NERS

ALIH JENJANG KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “KONSEP PROSES KEPERAWATAN: PENGKAJIAN KEPERAWATAN” makalah ini
di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
Program Studi Ners Universitas Citra Bangsa.

Dalam menyusun makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih pada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnkan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Kupang, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama
dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan
kesehatan.Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh
nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut.Disamping itu, penekanan
pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang
dapat dipertanggung-jawabkan. Dengan demikian, semua pemberi pelayanan ditekan
untuk menurunkan biaya pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien
sebagai konsumen masih tetap menjadi tolak ukur (“benchmark”) utama keberhasilan
pelayanan kesehatan yang diberikan.
Para penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hak-haknya
sehingga keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu
bagian dari upaya mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut.Oleh
karena itu industri jasa kesehatan menjadi semakin merasakan bahwa kualitas pelayanan
merupakan upaya kompetentif dalam rangka mempertahankan eksistensi pelayanan
tersebut.
Selayaknya industri jasa pelayanan menaruh perhatian besar dan menyadari bahwa
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan pula oleh kualitas berbagai
komponen pelayanan termasuk keperawatan dan sumber daya manusianya.
Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan
keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan.Hal ini ditujukan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan
keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat
dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam
memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai
dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari
kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan
keperawatan yang telah diberikan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik
keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan
menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan
tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien
dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial
dalam mempertahankan kesehatan.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pasien.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik.
3. Mahasiswa mampu mengumpulkan data laboratorium.
4. Mahasiswa mampu memvalidasi data, mengelompokan data dan mencatat data hasil
pengkajian keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengkajian Keperawatan


Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data utnuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Budiono, 2016).
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Pengkajian adalah
pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan
(Leniwita, Hasian, dkk. 2019).
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional pasien pada saat ini dan waktu sebelumnya,
serta untuk menentukan pola respon pasien saat ini dan waktu sebelumnya (Potter, Perry.
2009).
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada.

2.2 Tujuan Pengkajian Keperawatan


2.2.1 Tujuan umum dari pengkajian yaitu mengumpulkan data yang berhubungan
dengan pasien untuk menegakan diagnosa keperawatan, kekuatan (kemampuan)
pasien dan rencana yang efektif dalam perawatan pasien.
2.2.2 Tujuan Khusus :
1. Mendapatkan status pasien secara umum
2. Sumber informasi yang dapat membantu mendiagnosa masalah yang baru muncul
3. Mendukung keputusan klinis agar tercapai tujuan dan tindakan yang sesuai
4. Dasar menentukan kebutuhan pasien, keluarga dan pengasuh pasien
5. Dasar menentukan kebutuhan pasien jika pulang
6. Dasar pemilihan perawatan dan penentuan biaya perawatan
7. Untuk mengindentifikasi kebutuhan dan respons klien yang unik terhadap
masalah-masalah dan akan ditegakkan menjadi diagnosis keperawatan yang
mempengaruhi rencana intervensi keperawatan yang diperlukan
8. Untuk menggabungkan dan mengorganisasi data dan beberapa sumber yang
dikumpulkan menjadi satu sehingga masalah kesehatan klien dapat dianalisis dan
diidentifikasi
9. Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai
poin refernesi dalam mengukur perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan
klien.
10. Untuk mengidentifiaksi karakteristik sesuai respons dan kondisi kesehatan klien
yang akan mempengaruhi rencana dan pemberian intervensi keperawatan.
11. Untuk menyuplai data yang cukup guna memberikan intervensikeperawatan yang
sesuai dengan kebutuhan klien.
12. Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatanyang
efektif.
2.2.3 Tujuan Pengkajian menurut Fundamental Keperawatan :
1. Menetapkan dasar data tentang kebutuhan
2. Menetapkan masalah kesehatan
3. Menetapkan pengalaman yang berkaitan
4. Menetapkan praktek kesehatan
5. Menetapkan tujuan nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien

2.3 Macam-macam Data


1. Data Objektif
Data Objektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul
data atau merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan
dengan menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-
tanda vital, tingkat kesadaran, dan lain-lain. Data-data tersebut diperoleh melalui
`senses` : Sight, smell, hearing, touch dan taste.
2. Data Subjektif
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan mereka, hanya
klien yang dapat memberikan informasi tersebut atau merupakan data yang diperoleh
dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya rasa nyeri, pusing, mual,
ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan.

2.4 Tahap Pengkajian


A. Mengumpulkan riwayat kesehatan

1. Informasi Biografi

Pastikan identitas klien dengan lengkap, meliputi: nama, usia, alamat, pekerjaan, status
pernikahan, fasilitas kesehatan yang didatangi, dan jenis asuransi/ jaminan

2. Keluhan utama

Pengkajian anamnesis keluhan utama didapat dengan menanyakan tentang gangguan


terpenting yang dirasakan klien sampai perlu pertolongan, dan menyebabkan penderita
datang berobat, kemudian dittanya keluhan tambahan.

3. Riwayat kesehatan saat ini:

Riwayat penyakit sekarang merupakan serangkaian wawancara yang dilakukan


perawat untuk menggali permasalahan klien berdasarkan keluhan utama dapat
dijelaskan juga bahwa riwayat kesehatan saat ini yakni sejak klien menunjukkan gejala
pertama sampai saat dilakukan anamnesis/klien meminta pertolongan pertama,
misalnya sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa kali keluhan tersebut
terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, dimana pertama kali keluhan timbul,
apa yang sedang dilakukan ketika keluhan itu terjadi, keadaan apa yang memperberat
atau memperingan keluhan, ada tidaknya usaha untuk mengurangi keluhan sebelum
mendapat pertolongan, serta berhasil atau tidak usaha tersebut. Setiap keluhan harus
ditanya sedetail-detailnya. Beberapa hal yang harus diungkapan pada setiap gejala
yang dirasakan klien adalah lamanya timbul gejala (durasi), lokasi penjalaran, sifat
keluhan (karakter), berat ringan, permulaan timbulnya (Onset), faktor-faktor yang
memperingan dan memperberat,dan gejala yang menyertai.
4. Riwayat penyakit terdahulu:
Perawatb menanyakan penyakit-penyakitbyang pernah dialami sebelumnya. Misalnya
apakah pasien pernah dirawat sebelumnya, dengan penyakit apa, apakah pernah
mengalami sakit berat, jenis penyakitnya; apakah pernah dioperasi, dirawat di rumah
sakit dan berpa lama. Pada data ini juga ditanyakan kondisi yang berkaitan langsung
dengan penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya.
5. Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi
Beberapa obat yang diminum oleh klien pada masa lalu, seperti obat kortikosteroid,
obat anti hipertensi. Catat adanya efek samping yang terjadi pada masa lalu. Selain itu
tanyakan alergi obat dan reaksi yang timbul.
6. Riwayat keluarga
Penyakit yang dialami oleh anggota keluarga dekat atau anggota keluarga yang tinggal
serumah. Adakah anggota keluarga yang meningggal, penyebab kematiannya. Hal ini
penting untuk mengetahui penyakit keturunan dalam keluarga, misalnya sakit jantung,
hemofilia, dsb
7. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungannya, kebiasaan social
(kebiasaan pola hidup; konsumsi alkohol, merokok). Perlu ditanyakan juga tentang
suku, agama dan ras yang dianut oleh klien.
8. Status perkawinan
Perlu ditanyakan tentang status perkawinan, dan kondisi kehidupan kondisi pasangan
dan anak-anak, kehidupan seksual, dan impotensi yang berkaitan dengan penyakit
berat seperti gagal jantung kronis.
9. Riwayat psikososial
Riwayat psikosial menjelaskan tentang sistem pendukung, biasanya adalah pasangan,
anak, anggota keluarga lain dan teman dekat. Data ini penting juga ditanyakan
mengenai respon klien saat mengalami tekanan, misalnya membaca, sharing dengan
teman. Data ini juga membuat perawat memahami tanda berkabung yang dialami oleh
klien.
Adapun ketrampilan yang harus dikuasai dalam melakukan anamnesis
(pengumpulan riwayat kesehatan) :
a. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menceritakan permasalahan
yang dihadapinya (menggunakan kata-kata sendiri)
b. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup secara tepat, mulailah dengan
pertanyaan terbuka lalu diikuti dengan pertanyaan tertutup
c. Dengar penuh perhatian, beri kesempatan pada klien menyelesaikan
ceritanya dan jangan menginterupsi.
d. Berilah kesempatan kepada klien untuk memberikan respon baik secara
verbal maupun nonverbal. Teknik yang digunakan bisa pemberian
dukungan/dorongan, adanya pengulangan, parafrase, interpretasi
e. Memahami syarat verbal dan nonverbal klien.

f. Mengklarifikasi pernyataan klien yang kurang jelas, atau yang membutuhkan


suatu keterangan tambahan

g. Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan yang dibuat klien untuk
memverifikasi pengertian perawat. Mintalah koreksi atas pernyataan perawat
atau minta klien untuk memberikan keterangan tambahan.

h. Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah dipahami. Hindari


menggunakan istilah-istilah medis yang tidak dipahami oleh klien

2. Melakukan Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah
kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
adalah :
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan teknik pertama yang digunakan selama proses pengkajian.
Tahap ini merupakan proses yang berkelanjutan yang digunakan perawat selama
berinteraksi dengan pasien. Cara ini dilakukan untuk mengamati kulit dan
mukosa membran, posisi tubuh, pergerakan tubuh dan sebagainya. Pada inspeksi
perawat menggunakan indra penglihatan dan penciumandengan sengaja untuk
mengamati pasien.
1. Penglihatan: Penggunaan indra penglihatan dapat mengungkapkan
banyak faktor tentang pasien. Sebagai contoh, saat mengamati pernapasan
pasien perawat memperoleh data tentang kecepatan napas pasien misalnya
24 kali per menit; dan kuku jari biru. Pada kasus ini pasien mengalami
tachypneu dan kemungkinan hypoksia dan memerlukan pengkajian
pernapasan yang lebih lanjut. Pada proses inspeksi visual, baju perlu dibuka
pada bagian yang akan diperiksa, menyiapkan cahaya yang cukup, dan bila
perlu lampu sorot yang khusus.

2. Penciuman

Penggunaan indra penciuman dapat memberikan informasi vital tentang


status kesehatan pasien. Bau yang tercium seperti buah-buahan kemungkinan
pasien mengalami sakit diabetes ketoacidosis. Bau yang klasik adalah pada
infeksi pseudomonas.

b. Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian
tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi
(patah/retak tulang), dan lain-lain.
Ada 2 jenis palpasi yaitu: palpasi ringan dan palpasi dalam.
1. Palpasi ringan (light palpation)
Palpasi ringan dilakukan lebih sering dibanding palpasi dalam dan selalu
dilakukan sebelum palpasi dalam. Palpasi ringan dilakukan superficial, dengan
lembut dan hati-hati. Pada palpasi ringan ujung-ujung jari digunakan untuk
mendapatkan informasi dari permukaan kulit pasien dan dalamnya kurang lebih 1
cm dibawah permukaan. Palpasi ringan memberikan informasi tentang tekstur
kulit, kelembaban, besarnya masa yang ada di permukaan kulit, penebalan kulit,
adanya udara, atau cairan.
2. Palpasi dalam (deep palpation)
Palpasi ini dapat memberikan informasi tentang posisi organ dan masa seperti
ukuran, bentuk, pergerakan dan konsistensinya. Palpasi dalam menggunakan jari-
jari tangan dominan untuk memeriksa struktur bagian dalam tubuh dengan
kedalaman 4-5 cm atau lebih. Teknik ini lebih sering dilakukan pada pemeriksaan
perut dan sistem reproduksi pria dan wanita. Metode ini bisa digunakan dengan
cara bimanual atau satu tangan
c. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran.Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah :
bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
d. Perkusi
Perkusi adalah cara pemeriksaan dengan mengetukkan jari di atas jari yang lain di
atas organ yang akan diperiksa atau langsung mengetuk diatas organnya sehingga
menyebabkan getaranyang menghasilkan bunyi. Kepadatan struktur dibawahnya
menghasilkan suara tertentu. Suara ini didiagnosa sebagai temuan normal atau
abnormal. Adanya udara, cairan, dan padat dapat ditegaskan dengan perkusi, seperti
bentuk organ, ukuran, dan posisi. Setiap bagian tubuh dapat diperkusi, tetapi pada
tempat tertentu seperti jantung hanya memberikan sedikit informasi. Thorak dan perut
adalah lokasi yang paling sering diperkusi.

3 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan
dan kesehatan klien.
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain :
wawancara (interview), pengamatan (observasi).
1) Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesaWawancara
berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat
dengan klien.Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh
informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta
membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi
keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill
komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk
memperoleh riwayat keperawatan.Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik
yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan
perasaan.Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal,
empati dan rasa kepedulian yang tinggi.Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka
atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal
meliputi : mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan
secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga
merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.Tahapan wawancara / komunikasi :
1. Persiapan.
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan
persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai
prasangka buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina
hubungan saling percaya dengan klien.Jika klien belum bersedia untuk
berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada
klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan
digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar
wawancara.
2. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan
dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan
informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana,
bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
3. Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan
pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Fokus wawancara adalah klien
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
c. Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
f. Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
g. Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara.Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan,
sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai
keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama.Jika diperlukan, perawat
perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Macam wawancara :
a. Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung
b. Allo anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
Hambatan wawancara :
a. Internal
1. Pandangan atau pendapat yang berbeda
2. Penampilan klien berbeda
3. Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
4. Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang sesuatu hal
5. Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
6. Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien
7. Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
8. Perawat merasa terburu-buru
9. Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya
b. External :
1. Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
2. Kurangnya privacy
3. Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
4. Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.
2. Pengamatan atau Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
1) Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini
dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh
menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu
menit` —- kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena
kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
2) Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
3) Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan
dimengerti oleh perawat yang lain.

4 Klasifikasi Data
1) Menurut Tingkat Pengolahannya
a. Raw Data: Merupakan data mentah dan belum diolah.
b. Array Data : Data yang belum dikelompokkan tetapi sudah  disusun besar 
kecilnya
c. Ungrouped Data : Merupakan raw data yang belum diketahui kelompoknya
d. Grouped data : data yang telah dikelompokkan dalam kelas-kelas tertentu
misalnya tabel distribusi frekuensi
2) Menurut bentuk angka
a. Data diskrit : data yang dibentuk angka bulat (hasil menghitung)
b. Data kontinyu :data yang berbentuk angka pecahan (desimal)/ hasil
mengukurContoh : BB, TB
3) Menurut sifatnya
a. Data kuantitatif : data yang berwujud angka
b. Data kualitatif: data yang tidak berwujud angka
4) Menurut sumbernya
a. Data primer : data yang didapat langsung dari individu atau masyrakat
b. Data sekunder : data yang didapat dari orang lain, organisasi tertentu yang sudah
diolah
5) Menurut skala pengukuran
a. Skala nominal : mempunyai beberapa kategori, diantara kategori tak dapat
diketahui tingkat perbedaannya. Contoh :jenis kelamin : laki-laki, perempuan, Golongan
pekerjaan : pegawai negeri, ABRI, swasta dan  buruh
b. Skala ordinal : mempunyai beberapa kategori, antara kategori dapat diketahui
tingkat perbedaan, akan tetapi tidak dapat diketahui besarnya perbedaan.Contoh : tingkat
pendidikan : tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.
c. Skala interval : mempunyai beberapa kategori, antara beberapa kategori dapat di
bedakan dan dapat di ketahui besarnya perbedaan, tapi antara kategori tidak dapat di
ketahui kelipatannya dan tidak mengakui titik nol absolute.Contoh: 0⁰ C, ada suhunya
sebab perhitungan suhu sampai dengan minus ( - ). Tingkat pengetahuan, nilai A  : 80,
nilai B : 40 hal ini tidak berarti A dua kali lebih pandai dari B.
d. Data skala ratio : mempunyai beberapa kategori antara kategori di katahui tingkat
perbedaannya, dapat di ketahui tingkat kelipatanya dan mengakui adanya titik nol
absolute.Contoh :Rasio penduduk laki-laki dan wanita 48 : 52, Rasio guru murid 1 : 10

5 Validasi Data
Verifikasi data untuk mengkonfirmasi kelengkapan, keakuratan, dan aktualitas
data.Dengan memvalidasi data, membantu perawat untuk memastikan kelengkapan
informasi dari pengkajian, kecocokan data objektif dan subjektif, mendapatkan tambahan
informasi, menghindari ketidakteraturan dalam mengupulkan dan memfokuskan data
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penulisan dan identifikasi masalah. Alfaro-
LeFevre (1998), menjelaskan bahwa yang termasuk cara memvalidasi data antara lain:
bandingkan antara data yang didapat dengan fungsi normal, rujuk pada buku, jurnal,dan
hasil penelitian, periksa konsistensi data subjektif dengan data objektif yang didapat,
klarifikasi dengan pernyataan-pernyataan klien, dan cari persetujuan kolega tentang
kesimpulan yang dibuat.Validasi data: meyakinkan bahwa data yg diperolehhasil
pengumpulan data adalah fakta (nyata & benar). Upaya untuk melakukan Validasi data :
1. Gunakan skala yang akurat
2. Validasi data/ informasi dari orang lain
Validasi data dengan cara:
1) Ulangi pemeriksaan data
2) Selalu memeriksa data abnormal yang ekstrimdengan cara lain menanyakan
kepada yang lebih mengerti

6 Pencatatan dan Laporan Pengkajian Keperawatan


Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat
mengimplementasikan dan mengorganisasi data.Bentuk dokumentasi dapat berupa data
dasar, lembar alur (flow sheet) dan catatan perkembangan, yang semuanya termasuk tipe
pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian secara aktual, maka perlu
dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian, diantaranya :
1. Gunakan format yang terorganisasi
2. Gunakan format yang telah ada
3. Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala
sampai dengan seluruh tubuh dapat memperluas informasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dengan
menggunakan metode yang sistematis dalam konsep pengkajian keperawatan
kepadaindividu,kelompok,keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang
dialami.
Konsep pengkaian keperawatan memiliki Tujuan umum dari pengkajian yaitu
mengumpulkan data yang berhubungan dengan pasien untuk menegakan diagnosa
keperawatan, kekuatan (kemampuan) pasien dan rencana yang efektif dalam perawatan
pasien.
3.2 Saran
Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan
pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari pelaksanaan proses
keperawatan.Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh data akurat.Dalam menentukan diagnose harus disesuaikan dengan
kebutuhan klien.Data yang diperoleh harus akurat dan bukan kesimpulan
perawat.Perawat tidak boleh langsung membuat keputusan tentang kondisi klien.

Anda mungkin juga menyukai