Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

EDUCATION IS POWER, KNOWLEDGE IS WEATH

DISUSUN OLEH :

PERAWAT KAMAR OPERASI

RS GRIYA HUSADA MADIUN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan singkat ini. Didalam laporan singkat ini kami
ingin menjabarkan sedikit banyak tentang education is knowledge is weath.

Dengan adanya laporan ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca tentang laporan seminar kesehatan mengenai education is
knowledge is weath. Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, dorongan dan doa demi tersusunnya laporan ini.

Kami juga banyak kekurangan dalam penyusunan laporan singkat ini yang masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman demi penyempurnaan
laporan ini.

Penyusun

PERAWAT KAMAR OPERASI


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perawat kamar bedah/ners perioperatif yang kompetent merupakan fondasi


asuhan/pelayanan kesehatan yang berkualitas,khususnya untuk menangani klien/pasien selama
periode perioperatif. Berbagai kompetensi dapat disusun sesuai dengan peran dan fungsi
berdasarkan Standar Praktik Keperawatan Perioperatif,sekaligus untuk merencanakan &
mengembangkan karier individualnya.

Periode perioperatif,mencakup prabedah,intrabedah dan paska bedah, dimana pasien


dalam keadaan rentan,sehingga harus mendapatkan asuhan langsung dari Perawat Kamar Bedah
yang kompetent,

Standar Kompetensi perawat bedah sesuai dengan perannya,disusun dan dikembangkan,


sehingga dapat dijadikan acuan,untuk penilaian kinerja objektif,sehingga dapat diidentifikasi &
diukur volume dan beban kontribusi pelayanan/asuhan keperawatan.

Penerapan standar kompetensi kedepan membutuhkan kearifan dari para manajer dan
HIPKABI dengan mempertimbangkan UU/kebijakan2/peraturan pemerintah dalam menyusun
langkah2 strategic, berbasis ilmiah disertai dengan komitmen dan kepemimpinan yang kokoh .

Sehingga perawat kamar/perioperatif Indonesia direkognisi dalam pergaulan Internasional


karena kita adalah bangsa yang bermartabat.

B. TUJUAN PEMBAHASAN

Topik ini bertujuan agar peserta mampu:

1. Menjelaskan standar, kompetensi, competent dan karakteristika kompetensi Perawat Kamar/


Perioperatif
2. Memahami peran anggota tim pembedahan.
3. Menjelaskan beberapa tingkatan kompetensi Perawat Kamar Bedah/ Perioperatif
4. Mengidentifikasi Standar Kompetensi Perawat Kamar Bedah/Ners Periopertif/OR Nurse.
5. Menjelaskani arti,makna dan nilai2 kompetensi Perawat Kamar Bedah/Ners Perioperatif.
6. Menjelaskan Kebijakan patient savety kamar operasi.

C. PESERTA
1. KOMARI
2. PITONO
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMPETENSI PERAWAT DAN STANDART JASA PERAWAT KAMAR BEDAH

Kompetensi merupakan kewenangan ( kekuasaan untuk menentukan,memutuskan


sesuatu). Sedangkan Kompetent merupakan cakap ( mengetahui), berkuasa ( memutuskan,
menentukan sesuatu, berwewenang).
Standar perawat perioperatif yaitu mengidentifikasi kompetensi yang diinginkan dan
dapat dicapai melalui penampilan kinerja yang diharapkan dan dapat diukur pada semua
perawat, masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Standar professional memberikan pedoman bagi Perawat perioperatif teregistrasi
dalam memberikan keputusan sesuai area etik,legal & tindakan/perilaku professional.
Pernyataan kompetensi menegaskan tanggung jawab & akontabilitas selama fase perioperatif.
Pengetahuan,keterampilan , sikap & atribut PP.Tr yg diharapkan utk memasuki
kekhususan Kep. Periop. harus menerapkan :
1. Pendekatan holistic bagi asuhan pasien dengan mengitegrasikan pengetahuan
bilogik,fisiologik.psikologik,social,kultural.lingkungan dan kebutuhan spiritual.
2. Kemampuan mengkaitkan proses penyakit,trauma,sakit-sehat ,rasa sejahtra,mengenal
dampak & system perbantuan untuk mencapai hasil akhir secara menyeluruh.
3. Ilmu pengetahuan alam & social,anatomi-fisiologi.psikologik dan farmaklogik.
4. Kemampuan menerapkan proses keperawatan, memecahkan masalah & mengambil
keputusan klinik,menggunakan pengetahuan berbasis bukti.
5. Perilaku asuhan (caring behavior), yang mencakup tindakan advokasi Kemampuan
membantu & mendorong pasien atau perwaliannya untuk membuat pilihan,setelah
mendapat informasi.

Tingkatan kompetensi perawat peri operatif/-OR Nurse :


1. Pemula ( Beginner/Novice) : Status pembelajaran,kinerja masih disupervisi,instruksi &
pembinaan/preceptorship.
2. Intermediet praktisioner : Disiapkan untuk berfungsi mandiri & membantu yg lain,supervise
& instruksi yang tidak terlalu ketat.
3. Pakar/spesialis/expert : Antisipatif & inisiatif, mandiri,mengsupervisi/mengelola situasi
rumit & role model.

UU NOMOR 38 TAHUN 2014 KEPERAWATAN Registrasi dan ijin praktek :


1. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki STR.
2. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun.
3. Perawat harus memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi.
4. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki izin.
5. SIPP hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
6. SIPP paling banyak untuk 2 (dua)tempat.

B. KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT - KPRS (PATIENT SAFETY)

Keselamatan pasien rumah sakit merupakan Suatu sistem dimana RS membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk: *asesmen risiko, *identifikasi & pengelolaan hal yg
berhubungan dgn risiko pasien, *pelaporan & analisis insiden, *kemampuan belajar dari
insiden & tindak lanjutnya serta *implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) (Adverse event) yaitu ketika Suatu kejadian yg
mengakibatkan cedera yg tdk diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission)
atau krn tdk bertindak (omission), ketimbang krn underlying disease atau kondisi pasien.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss) yaitu merupakan Suatu kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambil
(omission), yg dpt mencederai pasien, tetapi cedera serius tdk terjadi.
1. Dapat obat c.i., tidak timbul (chance)
2. Dosis lethal akan diberikan, diketahui, dibatalkan (prevention)
3. Dapat obat c.i./dosis lethal, diketahui, diberi antidote-nya (mitigation).

Upaya Umum (Klasik) Keselamatan Pasien


*Organisasi/Manajemen
1. Regulasi RS
2. Regulasi Profesi (UU Pradok, KKI, MKDKI)
3. Standar Yan RS
4. Standar Profesi, Good Professional Practice, EB Practice
5. Good Corporate Governance, Komite Etik RS
6. Good Clinical Governance, Komite Medis, Komite Etik, Medical Audit, Clinical Indicator,
Credentialling
7. Konsep & Evaluasi Mutu : QA, TQM, PDCA, Akreditasi, ISO
8. Sistem Rekam Medis, Informed consent,dsb.
*Pelayanan
1. Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Safe blood transfusion
3. Yan Peristi
4. Hospital Pharmacy, Penggunaan obat rasional
5. Yan Laboratorium, Radiologi (D/, Th/), Penunjang Medis lain, dsb.

Standar Keselamatan Pasien RS :


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Sembilan solusi life-saving keselamatan pasien rumah sakit :


1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication
Names)
2. Pastikan Identifikasi Pasien
3. Komunikasi secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan Pasien
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated)
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube)
8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan Infeksi Nosokomial.
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

1. Penyusunan dan pengembangan kompetensi Perawat/keperawatan perioperatif,berbasis pada


kerangka konsep hakikat & pemahaman keperawatan sebagai profesi i sesuai dengan kebutuhan
pasien yang akan mengalami pembedahan.
2. Berbagai Peran , fungsi dan kompetensi perawat perioperatif harus dapat di intergrasikan dan
berkolaborasi dengan baik sebagai anggota tim pembedahan,untuk mencapai hasil akhir proses
pembedahan.
3. Standar Nasional Kompetensi dan sub2 kompetensi perawat perioperatif dalam
penerapannya,akan dapat menjadi acuan untuk mengukur & menilai objektifitas ,serta bukti
kinerja dan beban /volume kontribusi pelayanan/asuhan keperawatan,secara menyeluruh
4. Peran & kompetensi sangat berkaitan erat dengan career development & planning.RS
merupakan institusi dgn kerumitan / kompleksitas yang padat. PKP & KTD dapat/mudah terjadi.
5. Data WHO menyimpulkan KTD di RS adalah masalah yang serius. Keselamatan pasien sudah
merupakan gerakan global.
6. Sistem KP-RS merupakan integrasi dari semua komponen asuhan pasien, & adalah bgn dari
penerapan Manajemen Mutu Pelayanan serta Manajemen Risiko, dengan tujuan menekan /
mencegah KTD.
7. Paradigma baru : Keterbukaan, Pelaporan Insiden, Analisis & Belajar, Kembangkan Solusi,
Kembangkan Komunikasi dgn pasien.
8. Dokter adalah ujung tombak Patient Safety. Sedikitnya 10 pasal KODERSI menuntun RS untuk
First, do no harm menerapkan Sistem KP RS, 7 Langkah Menuju KP RS dan Standar KP RS.
9. Akreditasi Pelayanan Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus selalu diberlakukan .

Anda mungkin juga menyukai