Anda di halaman 1dari 44

BAB III

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


RUANG PENYAKIT DALAM KELAS III E1
RSUD DR. A. DADI TJOKRODIPO

A. Profil Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo


1. Sejarah

Perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang sangat fundamental

menuntut perlunya sistem perencanaan pembangunan yang komprehensif dan

mengarah kepada perwujudan transparasi, akuntabilitas, demokratisasi dan

partisipasi masyarakat yang pada akhirnya dapat menjamin pemanfaatan dan

pengolakasian sumber dana pembangunan yang semakin terbatas menjadi lebih

efisien dan efektif berkelanjutan.

Sesuai dengan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Kota

bandar Lampung Tahun 2010-2015, serta berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) tahun 2015, maka kebijakan Pembangunan Kota Bandar

Lampung Tahun 2015 diarahkan pada program dan kegiatan yang salah satunya

adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui

pengadaan/penyediaan sarana dan prasarana penunjang kesehatan,

pembangunan/rehabilitasi puskesmas, puskesmas pembantu (PUSTU), penciptaan

lingkungan hidup yang sehat, penyediaaan sarana dan prasarana penunjang

kesehatan, meningkatnya mutu jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

terutama bagi penduduk miskin.

Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di

Indonesia, telah mendorong pemerintah untuk mmprioritaskan program-program

35
yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan Ibu dan Anak, mengingat bahwa

dari Ibu yang sehat akan menentukan generasi sehat yang pula. Dengan adanya

kasus-kasus yang telah disebutkan diatas tadi, Pemerintah Kota Bandar Lampung

memandang perlu dan terus berurusan meningkatkan derajat kesehatan bagi

masyarakat dengan mendirikan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandar

lampung, mengingat RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi lampung dari tahun

ketahun terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien rumah sakit. Selain itu

Puskesmas Rawat Jalan dan Puskesmas Perawatan yang ada di Kota Bandar

Lampung terjadi pula peningkatan jumlah kujungan baru.

Dengan kerja keras dari semua pihak termasuk Bapak Walikota Bandar

Lampung dimana kesehatan merupakan program unggulan ke dua dari Walikota

Bandar Lampung, akhirnya Pembangunan tahap pertama Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Bandar Lampung dapat terselesaikan dan diresmikan oleh Bapak

Walikota Bandar Lampung pada tanggal 29 April 2010. Acara peresmian Rumah

Sakit tersebut dihadiri oleh para undangan seperti Ketua DPRD Kota Bandar

Lampung, muspida-muspida, Kepala Dinas se-Kota Bandar Lampung, Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi, Profesi-profesi yang ada di Wilayah yang ada di Kota

Bandar Lampung, Direktur/Perwakilan dari Rumah Sakit pemerintah dan swasta,

tokoh masyarakat dan undangan yang lainnya.

Selanjutnya dengan adanya Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung

Nomor 36/09/HK/2011 tanggal 20 Januari 2011 tentang Pemberian Nama Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandar Lampung, maka nama Rumah Sakit

yang semula bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandar

36
Lampung berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A. Dadi

Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. dan Rumah Sakit tersebut Tetap Milik dan

Dikelola oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Sebagai gambaran dibawah ini kunjungan Pasien baru dibandingkan dengan yang

lama di RSUD Dr. A Dadi Tjokrodipo selama periode tahun 2015 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kunjungan Baru dan Kunjungan Lama Tahun 2015

Data Kunjungan Baru dan Kunjungan Lama Periode Januari -

Desember 2015
No Bulan Kunjungan Baru Kunjungan Lama
1 Januari 1,621 3,205
2 Februari 1,486 3,034
3 Maret 2,814 2,150
4 April 2,822 2,119
5 Mei 2,060 2,217
6 Juni 2,091 2,381
7 Juli 1,602 2,126
8 Agustus 1,859 2,536
9 September 1,953 2,312
10 Oktober 1,736 2,204
11 Nopember 1,525 2,299
12 Desember 1,683 2,157
JUMLAH 23,252 28,740

Tabel 3.2
Jumlah Pasien Poli Rawat Jalan Berdasarkan Spesialistik Tahun 2015
No Poli Jamkeskot BPJS Umum Jumlah
6
1 Umum 7 183 206 456
1,9 4,9 22 7,14
2 Penyakit Dalam 30 91 1 2
5 1,1 24 1,98
3 Orthopedi 47 91 3 1
1,1 2,0 56 3,73
4 THT 67 04 6 7

37
1,6 5,1 21 6,95
5 Mata 25 22 2 9
2,6 1,4 31 4,47
6 Anak 98 64 3 5
8 9 17 1,91
7 Obgyn 41 05 0 6
7 2,3 71 3,78
8 Gigi 26 37 8 1
1,9 1,8 14 3,91
9 Bedah 00 73 5 8
2,4 4,9 20 7,53
10 Paru 25 08 2 5
1,9 5,1 11 7,24
11 Syaraf 91 41 3 5
Kulit dan 7 1,8 23 2,79
12 Kelamin 01 57 3 1
JUMLAH 16,618 31,976 3,342 51,936

Secara kronologis sejarah Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi

Tjokrodipo Bandar Lampung dari awal berdirinya sampai dengan saat ini, sebagai

berikut :

1. Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor : KPBL.03/460-

PL/2007 tentang Persetujuan Penetepan Lokasi untuk Pembangunan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandar Lampung diatas tanah seluas

25.887 m2 (Dua Puluh Lima Ribu Delapan Ratus Delapan Puluh Tujuh

Meter Persegi) terletak di Kelurahan Sumur Putri Kecamatan Teluk

Betung Utara Kota Bandar Lampung.

2. Surat Rekomendasi Izin Keterangan Rencana Kota (KRK) Nomor :

591.4/122/VII/13/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang pembangunan RSUD

Kota Bandar Lampung.

3. Pemerintah Kota Bandar Lampung dibantu oleh CV. WIDYA WAHANA

(2007) sebagai Consulting Engineers membuat Pra Rencana Desain,

38
Analisa Situasi dan Draft Final Master Plan RSUD Kota Bandar Lampung.

Selain itu pula Pemerintah Kota Bandar Lampung dibantu oleh CV.

VISITAMA CONSULT membuatkan studi kelayakan pembangunan

RSUD Kota Bandar Lampung.

4. Tanggal 7 April 2008, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Lampung

membuat surat yang ditujukan kepada Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI

Jakarta No. 445/0834/III.10.2/IV/2008 perihal Rekomendasi Pendirian

RSUD Kota Bandar Lampung. Dengan keluarnya rekomendasi tersebut

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung menindaklanjuti isi dari

rekomendasi tersebut,

5. Pada tanggal 1 Juni 2009 Kepala Dinas Kesehatan Kota bandar Lampung

mengeluarkan Surat izin pendirian Rumah Sakit dengan Nomor :

445.2.140.09.VI.2009 dengan masa berlaku sampai tanggal 1 Juni 2011.

6. Tanggal 21 Januari 2011 Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

mengeluarkan Izin operasional Penyelenggaraan RSUD Dr. A Dadi

Tjokrodipo Kota Bandar Lampung Nomor : 445.2.20.09.2011 yang

berlaku selama 5 tahun terhitung tanggal 21 Januari 2011 s/d 21 Januari

2016 dan telah diperpanjang dengan terbitnya SK Walikota Bandar

Lampung Nomor : 825/IV.41/HK/2015 tanggal 12 Agustus 2015. Izin

Operasional berlaku s/d tanggal 12 Agustus 2020.

7. Tanggal 23 Februari 2011 dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor : HK.03.05/I/564/11 tentang Penetapan Kelas

39
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung.

8. Tanggal 26 Februari 2011, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

menerbitkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

Nomor 440.141.09.2011 tetang Kegiatan Akreditasi Rumah Sakit Umum

Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.

9. Tanggal 28 Februari 2011 dikeluarkan Surat Keterangan Nomor Kode

Rumah Sakit No. IR.02.01/I.1/1378/2011 dari Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Adapun

kode RSUD Dr. A Dadi Tjokrodipo adalah 18 71 0 48.

10. Tangal 12 Mei 2011, Walikota Bandar Lampung menerbitkan Peraturan

Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Jasa Umum.

11. Tanggal 22 Agustus 2011, Direktur RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar

Lampung menerbitkan Surat Keputusan Direktur RSUD dr. A. Dadi

Tjokrodipo Bandar Lampung No. 440/384/RSUD-BLUD/09/2011 tentang

Pembentukan Tim Penyusun dan Tim Pembahas Persiapan Badan Layanan

Umum Daerah RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.

12. Tanggal 23 Nopember 2011, Walikota Bandar Lampung mengeluarkan

Keputusan Walikota Bandar Lampung :

a. Nomor 591/IV.41/HK/2011 tetang Pengesahan Visi dan Misi Rumah

Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung

40
b. Nomor 592/IV.41/HK/2011 tentang Pengesahan Rencana Strategis

Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung

tahun 2011-2016.

13. Tanggal 25 Nopember 2011, Walikota Bandar Lampung menerbitkan

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dr.

A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung

14. Berdasarkan penilaian Tanggal 08 11 Desember 2011 oleh Tim penilai

Akreditasi Rumah Sakit yang terdiri dari Dr. Djaenah Karim, Sp. RM,

MARS, Agatha Cecilia Susanti, SKp, M.Kes, Dr. Pramadya

Bachtiar,M.Kes, ditetapkan RSUD telah memenuhi standar pelayanan

Rumah Sakit yang meliputi Administrasi dan Manajemen, Pelayanan

Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan keperawatan, dan Rekam

medis berdasarkan sertifikat akreditasi Rumah Sakit Tanggal 12 Januari

2012 Nomor : KARS-SERT/290/I/2012.

15. Pada tanggal 3 Agustus 2011 dilaksanakan naskah kesepakatan teknis

kegiatan bimbingan teknis penyusunan dokumen persyaratan administrasi

penerapan pola pengelolaan keuangan (PPK) BLUD antara Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung dengan RSUD dr. A Dadi Tjokrodipo Kota

Bandar Lampung. Selanjutnya pada tanggal 21 Agustus 2011 berdasarkan

SK Direktur No.440/384/RSUD-BL/09/2011 dibentuk Tim Penyusun dan

Tim Pembahas dalam rangka persiapan BLUD. Tanggal 3 Februari 2012

41
dilakukan penilaian Administratif PPK-BLUD berdasarkan SK Walikota

No. 669/IV.41/HK/2011.

16. Tanggal 26 Desember 2011, Walikota Bandar Lampung menerbitkan

Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 669/IV.41/HK/2011 tentang

Penetapan Tim Penilai Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. A. Dadi

Tjokrodipo Bandar Kota Bandar Lampung.

17. Tanggal 18 Januari 2012, Walikota Bandar Lampung menerbitkan

Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 28/IV/41/HK/2012 tentang

Pengesahan Sandar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah dr. A.

Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.

18. Tanggal 24 Januari 2012, Walikota Bandar Lampung menerbitkan

Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 31/IV.41/HK/2012 tentang

Pengesahan Standar Pelayananan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah dr.

A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

19. Tanggal 25 Januari 2012, Walikota Bandar Lampung menerbitkan

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2012 tentang

Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung.

20. Tanggal 3 Pebruari 2012, Sekretaris Kota Bandar Lampung menerbitkan

Penilaian Dokumen Adminstratif Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Umum Daerah RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung.

42
21. Tanggal 8 Februari 2012, Walikota Bandar Lampung menerbitkan

Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 69.1/IV.41/HK/2012 tentang

Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Umum Layanan

Umum Daerah (PPK-BLUD) RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung.

2. Lokasi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung memiliki luas tanah seluas 2,5 hektar dengan luas bangunan 4.396 m 2.

Berada di tengah kota dan sangat mudah dikunjungi masyarakat. Dengan luas

tanah dan bangunan yang kurang memadai lagi maka diputuskan pada tahap

pembangunan selanjutnya akan diperluas dan dibangun gedung baru yang

berlokasi masih di Jalan Basuki Rahmat, No. 73 Kelurahan Sumur Putri

Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung. Pada tahun 2012

direncanakan tahap pembangunan baru dapat dilakukan dengan fasilitas pelayanan

yang lebih banyak.

3. Visi, Misi dan Tujuan RS. Dr. A. Dadi Tjokrodipo


a. Visi Rumah Sakit
Menjadi Rumah Sakit yang Profesional, Bermutu, Nyaman dan

Mandiri
b. Misi Rumah Sakit

1. Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional untuk

menunjang pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan.

2. Pelayanan kesehatan, bermutu, terjangkau dan informatif serta

berorientasi pada kepuasan pasien.

43
3. Menciptakan lingkungan Rumah Sakit yang bersih, hijau dan bebas

dari polusi.

4. Mengelola seluruh sumber daya secara transparan, efektif, efisien dan

akuntabel.

c. Tujuan

1 Mengupayakan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang

optimal bagi masyarakat yang optimal bagi masyarakat.

2 Menyediakan akses pelayanan kesehatan makin luas, profesional,

efektif, efisien dan terjangkau bagi semua golongan masyarakat.

3 Menjadikan Rumah Sakit Daerah sebagai pusat rujukan di Wilayah

Kota Bandar Lampung yang berorientasi pada kepuasan pasien.

B. Hasil Pengkajian Pelayanan Ruang E1


1. Perencanaan
a. Visi Rumah Sakit atau Ruangan

Di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sudah terdapat visi

tetapi diruang E1 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung

belum memiliki visi.

Visi rumah sakit :

Menjadi Rumah Sakit yang Memberikan Pelayanan Profesional,

Bermutu, Nyaman dan Mandiri

Visi sudah mulai berjalan dengan optimal, tetapi beberapa hal seperti

kenyamanan kurang dikarenakan tempat tidur pasien di ruangan terlihat

terlalu padat dan tidak sesuai dengan standar kemenkes yaitu untuk

ruangan kelas 3 luas ruangan 7,2 M 2/tempat tidur. Dan pelayanan yang

44
professional pastinya membutuhkan tenaga kesehatan yang mendukung

seperti pendidikan yang menunjang contohnya S1+Ners, di rumah sakit

ini khususnya ruang E1 perawat yang S1+ners ada 4 orang.

b. Misi Rumah Sakit atau Ruangan


Misi:
a. Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional untuk

menunjang pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan.


b. Pelayanan kesehatan, bermutu, terjangkau dan informatif serta

berorientasi pada kepuasan pasien.


c. Menciptakan lingkungan Rumah Sakit yang bersih, hijau dan bebas

dari polusi.
d. Mengelola seluruh sumber daya secara transparan, efektif, efisien dan

akuntabel.
c. Motto atau Filosofi
Di E1 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung belum terdapat

motto tetapi untuk rumah sakit sudah memiliki motto yaitu sebagai

berikut :
Motto :
kepuasan anda adalah senyuman kami
Motto Sudah cukup dimengerti dan disosialisasikan oleh karyawan

dengan cukup baik.


d. Sasaran Strategi Organisasi
Di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sudah terdapat

program kerja namun untuk program kerja ruangan belum ada. Dan

Program kerja rumah sakit sudah berjalan secara optimal.


e. Standar Operasional Prosedur atau SAK

Di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung untuk ruang E1

sudah terdapat SOP/ SAK dan Sudah dijalankan sesuai dengan baik.

f. Kebijakan atau Aturan

45
Menurut Kepala ruangan E1 RSUD Dr. A. Tjokrodipo Bnadar Lampung

memberikan kebijakan pelatihan pendiidikan keperawatan. Pelatihan

dibiayai oleh Rumah Sakit, tiap ruangan mengajukan usulan nama

perawat yang akan mnegikuti pelatihan, namun rumah skait tidak

memberikan beasiswa terhadap perawat yang akan melanjutkan

pendidikan.

2. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi

Di ruang E1 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sudah

memiliki struktur organisasi.

46
Tabel 3.3 struktur organisasi

a. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan
Ns. Iin Handayani,S.Kep

Perawat Primer Administrasi

- Arinal Abdaha, S.Kep


- Ria Anggita, S.Kep
- Ns. Fitri Mayasari, S.Kep - Apariyanti,S.Kep
- Tria Fanita, Amd.Keb - Erwin
- Dian Ceria, Amd.Kep
- Indah Novita, Amd.Kep
- Ari Apriansyah, S.Kep
- Ns. Eva Desiyanti, S.Kep
- Tri Sapta Ria, S.Kep
- Rahman Sadusman, S.Kep
- Ns. Mahmud Lumadi, S.Kep
- Ns. Dhika Ayu, S.Kep

47
b. Uraian Kerja
URAIAN KERJA PERAWAT RUANG RAWAT INAP E1

WAKTU KEGIATAN DINAS PAGI


07.30 08.00 WIB 1. Apel (setiap senin)
1. Mengisi daftar hadir
2. Pre-conference yang dipimpin oleh kepala ruangan
- Membagi tugas sesuai tanggung jawab ruangan
- Menghitung tingkat ketergantungan pasien pada
hari tersebut
08.00 09.00 WIB
- Operan perawat primer dinas malam (alat
kesehatan, masalah keperawatan, tindakan
keperawatan, dan kolaborasi yang telah dan
rencana tindak lanjut pada hari tersebut)
09.00 12.00 WIB 1. Perawat primer ke pasien, masing-masing untuk
merapikan lingkungan dan mengganti alat tenun (bila
diperlukan)
2. Melakukan ronde keperawatan serta tindakan
kolaborasi antara lain:
- Melakukan injeksi, pemasangan infuse, kateterisasi,
dll.
- Pemeriksaan laboratorium, ronsen, konsul gizi,
fisioterapi.
- Mengganti laken
- Melakukan mobilisasi pasien yang bedrest.
- Memberi makan siang.
- Mengukut TTV atau intake-output cairan.
- Memantau penggunaan obat oral.
3. Melakukan pengkajian pada pasien baru
4. Menyusun rencana keperawatan pasien baru
5. Memonitor pasien-pasien yang memerlukan
perhatian
6. Mendokumentasikan tindakan keperawatan atau
kolaborasi yang telah dilakukan
7. Menyiapkan pasien yang akan pulang
- Administrasi perencanaan biaya cuti, rujukan, dll.
- Obat, program pengobatan lanjutan.
8. Bersama penanggung jawab gizi membuat amprah
makanan atau khususnya pasien DM/Stroke/

48
Hepatitis
1. Evaluasi terhadap pelayanan yang dilakukan yaitu
dengan membuat catatan perkembangan masing-

12.00 13.00 WIB masing


2. Mengambil hasil laboratorium atau rontgen
3. Mengkonsultasikan hasil laboratorium dan rontgen
yang urgent
1. Post conference
- Perawat Primer melakukan operan (alat kesehatan,
masalah keperawatan, tindakan keperawatan dan
13.00 14.00 WIB
kolaborasi yang telah dilakukan dan rencana tindak
lanjut tindakan keperawatan atau kolaborasi pada
hari tersebut)

WAKTU KEGIATAN DINAS SORE


1. Mengisi daftar hadir
2. Pre-conference
- Perawat primer sore membagi tugas sesuai tingkat
14.00 14.30 WIB
ketergantungan pasien pada sore hari tersebut
- Perawat primer sore membagi tugas keperawatan

dan kolaborasi
14.00 17.00 WIB 1. Melakukan ronde keperawatan dan bed side teaching:
- Melakukan injeksi, pemasangan infuse, kateterisasi,

dll.
- Pemeriksaan laboratorium, rontgen bagi yang

memerlukan
- Melaporkan kedokter jaga bila ada pasien yang

gawat
- Mengukut TTV atau intake-output cairan.
- Kolaborasi dengan keluarga untuk personal hygiene

pasien
- Pasien bedrest
- Membuat amprah makan sore
- Memantau penggunaan obat oral.
2. Melakukan pengkajian dan penyusunan keperawatan

49
(pasien baru)
1. Melakukan dokumentasi keperawatan
2. Evaluasi terhadap pelayanan yang dilakukan yaitu
17.00 19.00 WIB
dengan membuat catatan perkembangan masing-

masing pasien
1. Post conference
- Perawat primer sore dan malam melakukan operan
2. Perawat primer shift sore dan perawat primer shift
19.30 20.00 WIB
malam keliling ke pasien untuk mengklarifikasi yang

telah dioperkan

WAKTU KEGIATAN DINAS MALAM


1. Mengisi daftar hadir
2. Pre conference
- Perawat primer malam membagi tugas sesuai tingkat
20.00 21.30 WIB
ketergantungan pasien pada malam hari tersebut
- Perawat primer membagi tugas keperawatan dan

kolaborasi pada masing-masing perawat


21.30 07.30 WIB 1. Melakukan tindakan ronde keperawatan dan bed side

teaching
- Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan pasien
- Memandikan pasien untuk pasien bedrest
- Mencatat persediaan obat yang masih ada
- Mengukur TTV atau intake-output cairan
- Mengobservasi diet yang diberikan
- Melakukan pengkajian pada pasien baru
- Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang

telah dilakukan masing-masing pasien


- Membuat catatan perkembangan untuk masing-

masing pasien

2. Melakukan dokumentasi keperawatan


3. Evaluasi terhadap pelayanan yang dilakukan yaitu

dengan membuat catatan perkembangan masing-

50
masing pasien
1. Post conference
- Perawat primer malam dan perawat primer pagi serta

kepala ruangan melakukan operan


07.30 08.00 WIB - Perawat primer shift malam dan perawat primer shift

pagi serta karu keliling ke pasien untuk

mengklarifikasi yang telah dioperkan

c. Pembentukan kelompok Kerja


1) Apakah terdapat pembentukan kelompok kerja dalam ruangan?
didalam ruangan menggunakan metode perawat primer dan belum terlalu

optimal karena metode ini masih baru untuk perawat ruang E1


d. Rincian Tugas Kepala Ruangan dan Perawat Primer
I. KEPALA RUANGAN
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung

jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.


Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di
ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

Uraian Tugas :

1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :


a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta

tenaga lain sesuai kebutuhan.


b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang

diperlukan sesuai kebutuhan.


c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan

keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan

pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan

ruang rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan

51
tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan

yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan

baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.


d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan

untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai

ketentuan/standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara

bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam

pelayanan di ruang rawat.


f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan

dan tenaga lain yang berada diwilayah tanggug jawabnya.


g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang

perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.


h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta

mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan pasien agar

tercapai pelayanan yang optimal.


i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan

bahan lain yang diperlukan diruang rawat.


j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar

selalu dalam keadaan siap pakai.


k. Mempertangung jawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.
l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan

keluarganya, meliputi penjelasan tentang peraturan rumah

sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara

penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.


m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter)

untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan,

serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.

52
n. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang

rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi

untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.


o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat

untuk mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta

membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.


p. Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi

selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.


q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga

dalam batas kewenangan.


r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi

selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.


s. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan

pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang

dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan

selanjutnya.
t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang

lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan

kepala unit di RS.


u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara

petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan

ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan

berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian

memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan

diitnya
x. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan

53
kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang

rawat.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian

meliputi :

a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang

telah ditentukan.
b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan

pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan


c. Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan

perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien,


d. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan

kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di

ruang rawat.

II. PERAWAT PRIMER

1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif


2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila

diperlukan.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang

diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.


5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
6. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga

sosial di masyarakat
7. Membuat jadwal perjanjian klinik.
8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan

keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah

sakit.
10. timbang terima
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif

54
12. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
14. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang

diberikan oleh disiplin lain maupun perawat blain.


15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
16. Menerima dan menyesuaikan rencana.
17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
18. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga

sosial di masyarakat.
19. Membuat jadual perjanjian klinik.
20. Mengadakan kunjungan rumah.
21. Melaksanakan sentralisasi obat.
22. Mendampingi visite.
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan

perawat associate serta melaporkan perkembangan pasien.


e. Uraian Evaluasi Kerja Karyawan
Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada kepala ruangan E1

RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tentang evaluasi kerja yaitu

menurut kepala ruangan evaluasi kerja karyawan dilakukan setiap hari

dengan memperhatikan aspek monitoring dan kontroling serta apabila

terjadi suatu permasalah atau adanya pelaporan terkait tindakan

keperawatan yang dilakukan. Menurut kepala ruangan, perawat yang

melakukan kesalahan dalam melakukan tindakan keperawatan tersebut tidak

diperbolehkan untuk melakukan tindakan keperawatan untuk sementara

waktu. Perawat tersebut hanya melakukan observasi bila ada perawat lain

yang sedang melakukan tindakan sampai perawat tersebut memahami

kesalahan yang telah dilakukan.

3. Pengarahan (Actuating)
a. Pemberian motivasi kerja oleh pimpinan
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan E1 RSUD. Dr.

A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tentang pemberian motivasi kerja

55
yaitu menurut kepala ruangan sebagai pemimpin di ruang E1 kepala

ruangan selalu memberikan motivasi kepada semua perawat ruang E1

untuk meningkatkan tanggung jawab, rasa kekeluargaan dan tidak

hanya mengandalkan satu orang saja, selain itu kepla ruang E1 RSUD.

Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung juga memotivasi untuk selalu

belajar.
b. Pengaturan waktu kerja atau managemen waktu
Menururt kepala ruangan E1 RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar

Lampung pengaturan waktu kerja dihitung berdasarkan jumlah perawat

dan pembagian waktu kerja membagi jumlah perawat kedalam 3 shift

(pagi, sore, dan malam)


c. Komunikasi efektif
1) perawat dengan perawat
- Dari hasil pengamatan, proses komunikasi berjalan baik,

pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah, jika

keadaan mendesak keputusan diambil oleh kepala Ruangan.


- Serah terima tugas atau Timbang terima dilakukan oleh perawat

yang bertugas pada shift sebelumnya ke shift berikutnya. Dalam

serah terima ini, juga dibicarakan mengenai informasi-informasi

terbaru yang perlu diketahui oleh perawat, tentang rencana

tindakan yang sedang, dan akan dilakukan, tetapi tidak dilakukan

di klien sambil melihat kondisi langsung.


2) Perawat dengan Profesi lain
a) Dengan dokter

Komunikasi bersifat sosial dan komunikasi yang berhubungan

dengan klien bersifat delegatif dan belum kolaboratif. Protap

pendelegasian dari dokter kepada perawat. Dari hasil observasi

56
untuk penulisan resep pada saat visite dokter selalu dilakukan

oleh dokter. Walaupun komunikasi baik namun waktu visite

dokter diruang penyakit dalam masih tidak terjadwal.

b) Dengan Tim gizi


Komunikasi perawat dengan Tim gizi saling membantu untuk

pemenuhan kebutuhan gizi klien. Komunikasi untuk pelayanan

klien dilakukan dengan komunikasi langsung. Menurut

wawancara dengan penanggung jawab gizi bagian rawat inap,

sebelumnya disediakan buku komunikasi untuk penanganan

masalah gizi, sudah berjalan.


c) Dengan petugas laboratorium

Komunikasi perawat dengan bagian laboratorium berjalan

dengan cukup baik ditandai dengan misalnya ada suatu

klarifikasi tentang bahan dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Walaupun komunikasi berjalan dengan baik terkadang Hasil Cek

Laboratorium membutuhkan waktu lama.

d) Dengan Satpol pp

Satpol pp disediakan oleh pusat, Ruangan menerima delegasi

dari pusat. Pengaturan jadwal juga dilakukan oleh pusat.

Menurut hasil wawancara dengan salah satu perawat,satpol pp

dibutuhkan untuk mengatur pengunjung ketika diadakan visite

keluarga yang terlalu ramai. Perawat menghubungi satpol pp,

jika diperlukan. Hubungan perawat dengan satpol pp saling

menghargai, tidak pernah konflik.

57
e) Dengan Cleaning Service
Hubungan perawat dengan cleaning service efektif, dan saling

menghargai.
f) Dengan Mahasiswa Praktek
Hubungan perawat dengan mahasiswa berjalan baik. Dari hasil

wawancara dengan 3 orang mahasiswa yang sedang praktik di

Ruang Penyakit Dalam mengatakan bahwa secara umum

perawat di Ruangan kooperatif.


d. Managemen konflik
Menurut kepala ruangan E1 RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar

Lampung manajemen konflik yang dilakukan terhadap suatu

permasaahan diselesiakan secara musyawarah dan diselesaikan segera

sehingga tidak terjadi konflik yang berkelanjutan yang dapat

menyebabkan perselisihan.
e. Manager melaksanakan supervise keperawatan kepada bawahan
Menurut kepala ruangan E1 RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar

Lampung supervisi selalu dilaksanakan.

4. Pengawasan (Controling)
a. Kegiatan audit terhadap suatu kejadian atau masalah keperawatan
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan E1 RSUD.

Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung terkait dengan audit terhadap

suatu kejadian yaitu menurut kepala ruangan E1 RSUD. Dr.A.Dadi

Tjokrodipo Bandar Lampung kegiatan audit tentang masalah

keperawatan itu wewenang rumah sakit dan tidak disosialisasikan

terhadap karyawannya
b. Mekanisme penjaminan mutu asuhan keperawatan di ruangan
Dirunag E1 RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Sudah

memiliki standar operasional prosedur (SOP) dan standar asuhan

keperawatan (SAK) dan dalam pelaksanaannya berjalan sesuai dengan

58
standar
c. Kedisiplinan tenaga yang ada (punishment dan reward)
Dirunag E1 RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Sudah ada

kebijakan terhadap karyawannya mengenai kedisiplinan karyawan,

misalnya sudah ada kebijakan mengenai sanksi bagi para karyawannya

seperti diberikannya panggilan kepada karyawan yang tidak masuk

tanpa keterangan selama seminggu dengan cara disuruh mengundurkan

diri dari kerjanya secara langsung


d. Kebijakan tentang mekanisme informasi/ hubungan kerja antar staf
Dirunag E1 RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Sudah

terdapat kebijakan tentang mekanisme informasi dan komuniaksi

dengan instalasi lain dan sudah berjalan dengan baik


e. Mekanisme penegembangan jenjang karir perawat
Dirunag E1 RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Belum

ada mekanisme pengembangan jenjang karir perawat hanya jika

perawat memiliki kinerja bagus misalnya dijadikan katim.

C. Hasil Pengkajian Manajemen Asuhan Keperawatan


1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
a. Ketenagaan
mekanisme perekrutan tenaga yang dilaksanakan di ruangan atau

institusi kerja. mekanisme perekrutan tenaga yaitu dengan cara

memberikan training kepada tenaga kerja yang baru selama 3 bulan

dengan merolling keruangan misalnya IGD, VK, Ruang Rawat

Inap dan setelah itu mendapatkan SK dan ditempatkan Di ruangan

menjadi TKS

b. JumlahTenaga Yang Ada di Ruang Rawat


Keperawatan

NO. Kualifikasi jumlah


1 D-3 Keperawatan 2

59
2 S-1 Keperawatan 7
3 S-1 Keperawatan + 4

Ners
4 D-3 kebidanan 1
Total 14

Non keperawatan

No . Kualifikasi Jumlah Jenis


1 SMA 1 Honorer

c. Kebutuhan Tenaga
Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah klien dan

tingkat ketergantungan. Klasifikasi derajat ketergantungan klien

dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

- Perawatan Minimal, memerlukan waktu 1-2 jam sehari

- Perawatan Parsial, memerlukan waktu 3-4 jam sehari

- Perawatan Total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari

Untuk menentukan tingkat ketergantungan klien, kelompok

menggunakan klasifikasi berdasarkan Orem yaitu teori self care

deficit sedangkan, jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan

Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga perawat dengan

menggunakan Rumus Douglas (1984).

Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat ktg. Jml Klien PAGI SORE MALAM

Minimal - 0,17 0,14 0,07


Parsial - 0,27 0,15 0,10

Total - 0,36 0,30 0,20


Jumlah - - - -

60
Menghitung tingkat ketergantungan klien berdasarkan pada pengkajian

yang dilakukan pada tanggal 12 Juli 2017 dengan hasil sebagai berikut :

Pada Tanggal 12 Juli 2017

Jumlah Pasien
Klasifikasi pasien Pagi
Total care 2 2 x0,36= 0,72
Partial care 2 2 x0,27= 0,54
Minimal care 4 4 x0,17= 0,68
Total 8 1,94 (2)

Total tenaga perawat


Dinas pagi : 4 orang
Jumlah :4 orang

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 12 Mei

2017 di Ruang Penyakit E1 adalah 5 orang (ditambah dengan kepala

ruangan 1 orang).

Jadi kebutuhan tenaga sudah mencukupi.

Pada Tanggal 13 Juli 2017

Klasifikasi pasien Jumlah Pasien Pagi


Total care 1 1 x 0,36= 0,36
Partial care 2 2 x 0,27= 0,54
Minimal care 6 6 x 0,17= 1,02
Total 9 1,92 (2)

Total tenaga perawat

61
Dinas pagi :4 orang
Jumlah : 4 orang

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 13 Juli 2017

di Ruang E1 adalah 5 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang).

Jadi kebutuhan tenaga sudah mencukupi.

Pada tanggal 14 Juli 2017

Klasifikasi pasien Jumlah Pasien Pagi


Total care 0 0 x0,36= 0
Partial care 2 2 x0,27= 0,54
Minimal care 5 5 x0,17= 0,85
Total 7 1,39 (2)
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 4 orang
Jumlah : 4 orang

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 23 Maret

2017 di Ruang E1 adalah 4 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1

orang).

Jadi kebutuhan tenaga sudah mencukupi.

2. Sarana Prasarana (M2-Material)


a. Peralatan dan fasilitas untuk klien diRuang E1

Kondisi saat ini


No Nama barang Satuan Volume
Baik Rusak
1 Ruang Perawat
Ners Station Set 1 Baik
Ambu Bag Buah 1 Rusak
Meja Administrasi + Meja Buah 2 Baik 1 Rusak

62
Perawat
Lemari Buah 2 Baik
Kipas Angin Plastik Buah 2 Baik
Kipas Angin Turnado Buah 2 Baik
Meja Komputer Buah 2 Rusak
Komputer + CPU + Printer Set 1 Rusak
Loker 21 Pintu + 10 Pintu Buah 1 Baik
Mik Set 1 Baik
Ampli Player Set 1 Baik
Pemadam Kebakaran Set 1 Baik
Iphone Unit 1 Baik
Kursi Pegawai Buah 5 Baik
Kursi Panjang Penunggu Buah 2 Baik
Pasien
Tempat Sampah Besar Buah 4 Pecah
Tempat Sampah Medis Buah 2 Baik
Box Rongen Buah 1 Baik
Sterilisator Buah 1 Baik
Wastapel Buah 1 Baik
EKG + Troli Buah 1 Baik
Korentang Buah 1 Baik
Suction Buah 1 Baik
Nebulizer Buah 1 Baik
Tensi Dorong + Stetoskop Set 1 Baik
Tromol Kecil, Sedang, Besar Set 1 Rusak
Kursi Roda Buah 2 Baik
Berangkar Buah 1 Rusak
Baki Sedang Buah 1 Berkarat
Baki Besar Buah 2 Berkarat
Kom Sedang Buah 2 Baik
Kom Kecil Buah 2 Baik
Bengkok Buah 2 Baik
Set GB Set 1 Baik

2 Ruang Dokter
Lemari Buah 2 Baik
Kulkas Buah 1 Baik
AC Buah 1 Baik
Dispenser Buah 1 Baik
Sopa Buah 1 Baik
Meja Buah 2 Baik
Kursi Buah 4 Baik
Sirimpan Buah 1 Baik

3 Transisi/Isolasi wanita
Bed + matras Set 5 Baik
Meja pasien Unit 5 Baik
Kursi pasien Unit 5 Baik

63
Kipas angina Unit 2 Baik
Hexos Unit 1 Baik
Pispot Buah 2 Baik
Tiang infuse dorong Unit 1 Baik
Tiang infuse bad Unit 5 Baik Rusak 1

4 Penyakit Dalam Wanita


Bed + matras Set 7 Baik
Meja pasien Unit 7 5 Baik 2Berkarat
Kursi pasien Unit 7 Baik
Kipas angina Unit 2 Baik
Hexos Unit Rusak
Pispot Buah 2 Baik
Tiang infuse dorong Unit 3 Baik
Tiang infuse bad Unit 7 Baik Rusak 2
Pot urine Buah 2 Baik

5 Dalam pria
Bed + matras Set 7 Baik
Meja pasien Unit 7 Baik
Kursi pasien Unit 7 Baik
Kipas angin Unit 2 Baik
Hexos Unit Rusak
Pispot Buah 1 Baik
Tiang infuse dorong Unit 5 Baik
Tiang infuse bad Unit 7 Baik Rusak
5
Pot urine Buah 1 Baik

6 Dalam Pria 2
Bed + matras Set 7 Baik
Meja pasien Unit 7 Baik
Kursi pasien Unit 7 Baik
Kipas angin Unit 2 Baik
Hexos Unit Rusak
Pispot Buah 2 Baik
Tiang infuse dorong Unit 4 Baik
Tiang infuse bad Unit 7 Baik Rusak
6

7 Ruang Transisi
Bed + matras Set 5 Baik
Meja pasien Unit 5 Baik
Kursi pasien Unit 5 Baik
Kipas angin Unit 2 Baik
Hexos Unit 1 Baik
Pispot Buah 2 Baik
Tiang infuse bad Unit 5 Baik
Sumber : Inventaris dan Kebutuhan alkes ruang ranap E1 tahun 2017

64
hasil observasi dan pengukuran yang dilakukan kelompok mengenai

ruangan dan fasilitas yang terdapat dimasing masing ruangan didapatkan bahwa:

a. Terdapat alat kesehatan yang rusak/berkarat diruang E1


b. Adanya ruang transit pasien diruang penyakit menular
c. Terdapat pasien dengan penyakit tertentu yang masih ditempatkan

diruangan yang sama dengan pasien lain.


d. Belum tersedianya poster/media pembelajaran yang terpasang pada ruang

pasien untuk menambah pengetahuan tentang demonstrasi pencegahan

penyebaran penyakit.

65
Jumlah Panjang Lebar Luas Hasil Standar
No. Nama Ruangan
TT rungan ruangan ruangan (luas : standar ruangan) jumlah TT
1 Transisi Pria 5 6m 4,8 m 30,7 m2 30,7 : 7,2 = 4,26 4 TT
2 Penyakit dalam 7 9,38 m 4,85 m 45,3 m2 45,3 : 7,2 = 6,2 m2 6 TT
wanita
3 Penyakit dalam 7 10 m 4,9 m 49 m2 49 : 7,2 = 6,8 m2 7 TT
pria
4 Penyakit dalam 7 9,4 m 5 m 47 m2 47 : 7,2 = 6,5 m2 6 TT
pria 2
5 Transisi wanita 5 6m 5 m 30 m2 47 : 7,2 = 4,1 m2 4 TT
Sumber : Kemenkes RI, 2012
Kesimpulan :
1. Ruang transisi standar Jumlah TT maksimal 4 TT, sedangkan di ruangan transisi wanitaada 5 TT.
2. Ruang dalam wanita standar Jumlah TT maksimal 6 TT, sedangkan di ruangan dalam wanita ada 7 TT.
3. Ruang dalam pria standar Jumlah TT maksimal 7 TT, sedangkan di ruangan dalam pria ada 7 TT.
4. Ruang bedah pria standar Jumlah TT maksimal 6 TT, sedangkan di ruangan dalam pria 2 ada 7 TT.
5. Ruang bedah wanita standar Jumlah TT maksimal 4 TT, sedangkan di ruang transisi wanita ada 5 TT.
Berdasarkan observasi dan hasil pengukuran diruang E1 dapat disimpulkan bahwa standar maksimal TT untuk ruang E1
adalah 27 TT sedangkan diruangan terdapat 31 TT hal ini yang menimbulkan ruangan tampak tidak rapih dan terlau padat
ditambah lagi didalam ruangan terdapat lemari dan berapa ruangan terdapat tabung oksigen dan dari hasil wawancara kepada
kepala ruangan dan keluarga pasien didaptkan hasil bahwa

66
b. Fasilitas untuk tenaga kesehatan

Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas 1 ruang nursing stasion yang

juga menjadi tempat saat Dokter Visit dan juga merupakan tempat

pendokumentasian, menurut KARU cukup efektif karena KARU dan

Perawat Primer menjadi satu disini maka komunikasi bisa berjalan baik

dan arahan menjadi sangat jelas.

2. Metode Asuhan Keperawatan Profesional (M3-Methode)


a. Penerapan Metode Perawat Primer
Data fokus yang dinilai:
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh

kelompok didapatkan data bahwa:


1. Terdapat beberapa perawat di ruang E1 yang kurang memahami

tentang metode perawat primer. Sehingga metode ini belum berjalan

dengan optimal.
2. Seluruh perawat di ruang E1 sudah cocok dengan penerapan metode

tim.
3. Ruangan E1 belum memiliki Visi Misi Ruangan sehingga mahasiswa

tidak dapat menilai apakah metode perawat primer tersebut sesuai

dengan Visi dan Misi ruangan E1.


b. Timbang Terima
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan

data bahwa Ruang E1 timbang terima pasien dilakukan dalam sehari

tiga kali yaitu pagi jam 07:30, siang jam 14:00 malam jam 20:00 dan

sudah maksimal, karena menurut bebrapa perawat saat operan pasien

dilakukan di nurse station dan kesetiap pasien atau dihadapan pasien.


c. Ronde Keperawatan

67
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan

data bahwa Ruang E1 ronde keperawatan sudah dilakukan belum

maksimal.
d. Penerimaan pasien baru
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan

data bahwa Ruang E1 untuk penerimaan penerimaan pasien baru sudah

maksimal karena ketika pasien masuk langsung mempersiapkan tempat

tidur pasien dan melakukan pengkajian kepada pasien baru.


e. Discharge Planning
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa

perawat oleh kelompok didapatkan data bahwa Ruang E1 sudah

melakukan discharge planning pada pasien yang akan pulang dan dalam

pelaksaan sudah berjalan dengan baik. Pasien yang pulang ditulis di

buku laporan.
f. Supervisi
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan E1 yang

telah dilakukan oleh kelompok didapatkan data bahwa Ruang E1

RSUD. Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung yaitu tentang program

supervise yaitu menurut kepala ruangan E1 RSUD Dr. A. Dadi

Tjokrodipo Bandar Lampung sudah ada program supervisi terhadap

katim dan perawat pelaksana dan dalam pelaaksanaan sudah berjalan

dengan baik.

4. Dokumentasi Keperawatan
Metode pendokumentasian
Metode pendokumentasian yang dilakukan diruang E1 RSUD.

Dr.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung dengan metode PIE (Problem,

68
Intervensi, Evaluasi) dengan bentuk format pendokumentasian yang

digunakan yaitu sebagai berikut :


1. No
2. Tanggal/jam
3. Problem
4. Intervensi
5. Evaluasi (pagi,siang,malam)
6. Tanda tangan/paraf
Metode penyimpanan dokumentasi Ruangan
Tidak terdapat tempat untuk peyimpanan pendokumentasian diruangan

sehingga dokumentasi (list pasien) diletakan di meja nurse station dan

tampak sudah rapih.

Gambaran pelaksanaan dokumentasi keperawatan yang digunakan


Dengan mengunakan list pasien yang berisikan tentang pengkajian,

diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,

implementasi dan evaluasi.

D. Analisa SWOT
Hasil Identifikasi Ruang E1 dengan pendekatan analisa SWOT :

Strenght/kekuatan Weakness/kelemahan Opportunity/peluan Threatened/ancaman

g
1. Menggunakan 1. Metode perawat 1. Adanya mahasiswa 1.Terdapat sebagian
metode primer belum profesi Ners perawat yang belum
keperawatan optimal Universitas paham terkait
primer 2. Belum adanya visi Malahayati yang
metode keperawatan
2. Adanya dokter misi serta MOTO praktik di ruang E1
jaga yang siap ruangan 2. Adanya kerjasama primer
ketika ada 3. Kurangnya media yang baik antara 2.Adanya alkes yang
pasien baru informasi seperti rumah sakit dan berkarat
3. Memiliki SDM poster pencegahan mahasiswa profesi meningkatkan resiko
yang cukup penyakit menular ners untuk bekerja penyakit baru
kompeten dan 4. Ruang transisi sama dalam 3.Kurang nya
sebagian terletak membuat informasi terkait
berpengalaman berdampingan perencanaan penyakit menular
kerja >3 tahun dengan ruang metode
membuat keluarga
4. Larangan penyakit menular. keperawatan yang

69
merokok, 5. Ruang transisi dan cocok untuk kurang mengerti
meludah isolasi berada ruangan, tentang pencegahan
sembarangan dalam satu ruangan berkoordinasi penyakit menular
5. penunggu 6. Adanya fasilitas dalam penyediaan 4.Masih adanya anak
pasien hanya dan sarana media
<14 tahun yang
satu orang di pelayanan yang peneningkatan
saat jam besuk sudah tidak layak, pengetahuan, memasuki ruang
lebih dari dua seperti alkes yang berkoordinasi penyakit menular
orang di luar jam berkarat dan rusak tentang ruang 5.Pasien transisi
besuk pasien transisi/isolasi yang beresiko terinfeksi
terdapat di berada di ruang E1 penyakit menular
jendela.

E. Analisa Data

NO DATA Masalah
Perencanaan:
- Moto Ruangan Belum ada Belum adanya Moto
- Visi dan Misi
ruangan sebagai acuan
Berdasarkan hasil observasi belum ada
visi dan misi ruangan yang ada hanya keberhasilan pelayanan
visi misi rumah sakit
keperawatan diruangan

2 Pengorganisasian: Belum efektifnya metode


Berdasarkan Hasil Observasi & wawancara
- Metode perawat primer baru perawat primer Diruang E1
diterapkan 3 minggu yang lalu
- Belum optimalnya metode perawat
primer diruang E1
- Masih banyak perawat yang belum
memahami tentang metode perawat
primer
3 Ketenagaan dan Peralatan: -
Berdasarkan Hasil Observasi & Wawancara
- Tenaga kesehatan diruang E1
Sudah memiliki kualifikasi pendidikan
yang memadai dan sudah banyak yang
mengikuti pelatihan kesehatan
- Kebutuhan ketenagaan sudah
mencukupi berdasarkan rumus douglas
4 Pengendalian :
Berdasarkan Hasil Observasi
Perlunya ruang Isolasi

70
- Ruang transisi dan isolasi berada untuk pasien dengan
dalam satu ruangan
kondisi tertentu
- Pasien dengan kondisi tertentu
ditempatkan dalam ruangan yang sama
dengan pasien lain

Perlunya pengadaan sarana


- Masih terdapat alkes yang rusak dan
tambahan pendukung
berkarat
- Kurang nya media transport pasien ruangan
dengan imobilitas seperti brancart
- Belum adanya media promosi
pencegahan
5 Pengarahan : -
Dari Hasil Observasi dan wawancara
- Kepala ruangan sudah melakukan
supervisi terhadap perawat primer dan
ruangan
- Ronde keperawatan sudah dilakukan
dan operan langsung dilakukan ke pasien

F. Daftar masalah
1. Belum efektifnya metode perawat primer diruang E1
2. Perlunya ruang Isolasi untuk pasien dengan kondisi tertentu
3. Belum adanya Moto ruangan sebagai acuan keberhasilan pelayanan

keperawatan diruangan
4. Perlunya pengadaan sarana tambahan pendukung ruangan
SKORING
No Masalah Mg Su Mn Nc Af Total Prioritas

1 Belum efektifnya 4 5 5 5 5 2500 1


metode perawat
primer di ruang E1

2 Perlunya ruang 4 4 5 5 5 2000 2


Isolasi untuk pasien
dengan kondisi
tertentu
3 Perlunya pengadaan 4 4 4 5 5 1600 3
sarana tambahan
pendukung ruangan

4 Belum adanya Moto 4 3 4 5 5 1200 4


ruangan sebagai

71
acuan keberhasilan
pelayanan
keperawatan
diruangan

Keterangan :

- Mg : kecenderungan dan seringnya terjadi masalah 1. Sangat kurang


- Su : besarnya kerugian yang di timbulkan penting
- Mn : kemungkinanan masalah bisa di pecahkan 2. Kurang
- Mn : kemungkinanan masalah bisa di pecahkan penting
- Nc : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat 3. Cukup penting
4. Penting
5. Sangat penting

G. Prioritas masalah
1. Belum efektifnya metode perawat primer di ruang E1
2. Perlunya ruang Isolasi untuk pasien dengan kondisi tertentu
3. Perlunya pengadaan sarana tambahan pendukung ruangan
4. Belum adanya Moto ruangan sebagai acuan keberhasilan pelayanan

keperawatan diruangan

72
H. Alternatif Pemecahan Masalah

Priritas alternatif pemecahan masalah diselesaikan dengan menggunakan

pembobotan berdasarkan metode CARL, meliputi :

1. Capability (C) adalah kemampuan kedua belah pihak antara mahasiswa

aplikasi dan rumah sakit untuk melaksanakan alternatif

2. Accesability (A) adalah kemudahan dalam melaksanakan alternatif

3. Readiness (R) adalh kesiapan untuk melaksanakan alternatif

4. Leverage (L) adalah daya ungkit alternative dalm menyelesaikan maslah

Masing-masing aspek diberi penilaian dengan rentang 1-4 dengan

pemaknaan : nilai 1 = tidak mampu, nilai 2 cukup mampu, nilai 3 = mampu,

nilai 4 = sangat mampu.

Prioritas alternatif penyelesaian masalah sebagai berikut:

Selekasi Alternatif Masalah

No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Skor


1 Penggantian Metode perawat primer
menjadi metode tim
2 Mengajukan pengadaan alkes,
menyediakan poster demonstrasi dan
informasi pencegahan penyakit menular
3 Diskusi penempatan ruangan transisi
dan isolasi
4 Berdiskusi dengan kepala ruangan untuk
pembentukan MOTO, Visi dan Misi
Ruang E1

73
I. POA (PLAN OF ACTION)

Project pembaharuan Ruang Rawat Inap E1 RS. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Tahun 2017

WAKTU / PENANGGUNG
No MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN MEDIA
TEMPAT JAWAB
1 Belum efektifnya - Penyuluhan kepada Meningkatkan Kepala Ruang 21 Juli Literatur Mahasiswa Ners
metode perawat perawat tentang pengetahuan dan dan perawat 2017/Ruang dan surat
metode perawat
primer diruang menentukan Rawat Inap E1 Rawat Inap E1 permohonan
primer
E1 - Mengadakan survey metode pelayanan
perawat tentang ruangan yang
metode keperawatan
pelayanan yang tepat
tepat
- Berdiskusi dengan
karu tentang
perlu/tidak nya
mengganti metode
pelayanan
keperawatan
ruangan

74
WAKTU / PENANGGUNG
No MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN MEDIA
TEMPAT JAWAB
2 Belum adanya - Berdiskusi dengan Dengan adanya Ruang Rawat 21 Juli - Poster/ Mahasiswa ners
MOTO ruangan kepala ruangan dan MOTO Ruangan Inap E1 2017/Ruang banner
sebagai acuan
perawat tentang diharapkan Rawat Inap E1
keberhasilan
pelayanan MOTO yang tepat menjadi acuan
keperawatan di untuk ruangan pelayanan dalam
ruangan - Mengaplikasikan
suatu ruangan
hasil diskusi
kedalam media
- Memotivasi kepala
ruangan dan
perawat agar
menerapkan MOTO
sebagai acuan
pelayanan

75
WAKTU / PENANGGUNG
No MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN MEDIA
TEMPAT JAWAB
3. Perlunya ruang - Berdiskusi dengan Meningkatkan Perawat ruang 21 Juli Surat Mahasiswa profesi
Isolasi Untuk Kepala ruangan pengetahuan Rawat Inap E1. 2017/Ruang Permohonan ners
tentang perlunya
Pasien dengan tentang Pre / Post Rawat Inap E1
ruang isolasi untuk
kondisi tertentu kondisi pasien Conference
tertentu Memberikan
- Memilih salah satu
ruangan untuk contoh tentang
dijadikan ruang Pre /Post
isolasi Conference
- Berdiskusi dengan
perawat tentang
kondisi pasien
tertentu yang berhak
ditempatkan
diruang isolasi dan
alasannya

76
WAKTU / PENANGGUNG
No MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN MEDIA
TEMPAT JAWAB
4 Perlunya - Menyediakan media Untuk menunjang Kepala Ruang 21 Juli Poster dan Mahasiswa Ners
pengadaan sarana informasi guna pelayanan yang dan perawat 2017/Ruang Surat
menambah
pendukung lebih optimal dan Rawat Inap E1 Rawat Inap E1 permohonan
pengetahuan tentang
ruangan pencegahan meningkatkan
penyakit menular pengetahuan
- Berdiskusi dengan
kepala ruangan pasien dan
tentang perlunya keluarga
diadakannya
brancart sebagai
saran transport
pasien
- Berdiskusi dengan
kepala ruangan
tentang pengadaan
alat kesehatan yang
layak dan tidak
berkarat

77
78

Anda mungkin juga menyukai