Anda di halaman 1dari 107

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI UMUM


2.1.1 UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 30 tentang Fasilitas
Pelayanan Kebidanan
Tinjauan teori mengenai tempat pelayanan kebidanan yaitu Puskesmas
PONED dan BPM (Bidan Praktek Mandiri) diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 30 mengenai Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, yaitu:
1. Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis pelayanannya terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan perseorangan; dan
b. pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
3. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh pihak Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta.
4. Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Pemerintah sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Ketentuan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah.

5
6

2.1.2 UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 4-8 Tentang Kesehatan Hak Atas Setiap
Orang Mendapatkan Akses Sumber Daya
1. Pasal 4
Setiap orang berhak atas kesehatan.

2. Pasal 5
a. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses
atas sumber daya di bidang kesehatan.
b. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
c. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya.

3. Pasal 6
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi
pencapaian derajat kesehatan.

4. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.

5. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan
diterimanya dari tenaga kesehatan.
7

2.1.3 UU No. 36 Tahun 2009 pasal 71-74 Tentang Kesehatan Reproduksi


1. Pasal 71
a. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental,
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
reproduksi pada laki-laki dan perempuan.
b. Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1) Saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan;
2) Pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan seksual;
dan
3) Kesehatan sistem reproduksi.
c. Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.

2. Pasal 72
Setiap orang berhak:
a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat,
aman, serta bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan
yang sah.
b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi,
paksaan, dan/atau kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur
yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma
agama.
c. menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi
sehat secara medis serta tidak bertentangan dengan norma agama.
d. memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan
reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
8

3. Pasal 73
Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana
pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau
masyarakat, termasuk keluarga berencana.
4. Pasal 74
a. Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif,
preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan
bantuan dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan
aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi perempuan.
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tidak bertentangan dengan nilai
agama dan ketentuan hukum yang berlaku.
Ketentuan mengenai reproduksi dengan bantuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Pemerintah
5. Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin,
yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi
tersebuthidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra
tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang
dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
9

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan


perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

2.1.4 UU Kesehatan Nomor 36 Pasal 126 Ayat (1-4) Tentang Kesehatan Ibu
1. Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kematian ibu.
2. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan
terjangkau.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

2.1.5 UU Kesehatan No. 36 Pasal 128-133 Tentang Kesehatan Bayi dan Anak
1. Pasal 128
a. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
b. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi
secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
c. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
2. Pasal 129
a. Pemerintah bertanggungjawab menetapkan kebijakan dalam rangka
menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.
b. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
10

3. Pasal 130
Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
anak.
4. Pasal 131
a. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan
berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
b. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih
dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia
18 (delapan belas) tahun.
c. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung jawab dan
kewajiban bersama bagi orang tua, keluarga, masyarakat, dan
Pemerintah, dan pemerintah daerah.
5. Pasal 132
a. Anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara
bertanggung jawab sehingga memungkinkan anak tumbuh dan
berkembang secara sehat dan optimal.
b. Ketentuan mengenai anak yang dilahirkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang
dapat dihindari melalui imunisasi.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis-jenis imunisasi dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
6. Pasal 133
a. Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari segala
bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu
kesehatannya.
11

b. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk


menjamin terselenggaranya perlindungan bayi dan anak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyediakan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

2.1.6 UU NO 36 tahun 2009 pasal 78 Tentang Keluarga Berencana


1. Pasal 78
a. Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk
pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk
generasi penerus yangsehat dan cerdas.
b. Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan
keluarga berencana yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh
masyarakat.
c. Ketentuan mengenai pelayanan keluarga berencana dilaksanakan
sesuaidengan
d. peraturan perundang-undangan.

2.1.7 PERMENKES RI NO. 1464/MENKES/PER/X/2010


1. Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
a. Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yg digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
c. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan
yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat kompetensi
12

d. Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti


tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi
persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti
tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi
persyaratan untuk mejalankan praktik bidan mandiri
f. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar
profesi, dan standar operasional prosedur.

g. Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.


h. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

2. Tentang Perizinan
Pasal 2
a. Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Bidan yg menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal
Diploma III (D III) Kebidanan.
Pasal 3
a. Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib
memiliki SIKB.
b. Setiap bidan yg menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.
c. SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
berlaku untuk 1 (satu) tempat.
Pasal 4
a. Untuk memperoleh SIKB dan SIPB sebagaimana dimaksud pada
pasal 3, Bidan harus mengajukan permohonan kepada pemerintah
daerah kabupaten/kota dengan melampirkan :
1) Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir
2) Surat ket sehat fisik dari dokter yangg memiliki SIP
13

3) Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan


Kesehatan atau tempat praktik
4) Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar
5) Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau
pejabat yang ditunjuk
6) Rekomendasi dari organisasi profesi.
b. Kewajiban memiliki STR sebagaimana dimaksud pada ayat a huruf
1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI), Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) dan/atau
proses STR belum dapat dilaksanakan, Surat Izin Bidan ditetapkan
berlaku sebagai STR.
d. Contoh surat permohonan memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir I terlampir
e. Contoh SIKB sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir
f. Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir
Pasal 5
a. SIKB / SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten / kota
b. Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/
kota maka persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1)
huruf e tidak diperlukan.
c. Permohonan SIB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus
disampaikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau dinas
kesehatan kabupaten/kota kpeada pemohon dalam waktu selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.
Pasal 6
Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di
1 (satu) tempat kerja dan 1 (satu) tempat praktik.
14

Pasal 7
a. SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat
diperbaharui kembali jika habis masa berlakunya.
b. Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota setempat
dengan melampirkan :
1) fotokopi SIKB/SIB yg lama
2) fotokopi STR
3) surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP
4) pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar
5) rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau
pejabat yang ditunjuk sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e
6) rekomendasi dari oranisasi profesi
Pasal 8
SIKB/SIPB dinyatakan tdk berlaku bila :
a. Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB
b. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
c. Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin

3. Penyelenggaraan Praktik
Pasal 9
Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan
Pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 10
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan,
masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
15

b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi :
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu nifas normal
5) Pelayanan ibu menyusui
6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
c. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 berwenang untuk :
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3) Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan
4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5) Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
6) Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10) Pemberian surat keterangan kematian
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
Pasal 11
a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9
huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak
pra sekolah
b. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vit K 1,
16

perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hr)


perawatan tali pusat
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
5) Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
6) Pemberian konseling dan penyuluhan
7) Pemberian surat keterangan kelahiran
8) Pemberian surat keterangan kematian
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c
berwenang untuk
a. Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

2.1.8 PERMENKES NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 Tentang


Kewenangan yang Dimiliki Bidan
1. Kewenangan normal
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
1) Ruang lingkup:
a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c) Pelayanan persalinan normal
d) Pelayanan ibu nifas normal
e) Pelayanan ibu menyusui
f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
17

2) Kewenangan:
a) Episiotomi
b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan
promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
h) Penyuluhan dan konseling
i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j) Pemberian surat keterangan kematian
k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
b. Pelayanan kesehatan anak
1) Ruang lingkup:
a) Pelayanan bayi baru lahir
b) Pelayanan bayi
c) Pelayanan anak balita
d) Pelayanan anak pra sekolah
2) Kewenangan:
a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk
resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini
(IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada
masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk
c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
18

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra


sekolah
f) Pemberian konseling dan penyuluhan
g) Pemberian surat keterangan kelahiran
h) Pemberian surat keterangan kematian
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, dengan kewenangan:
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter

2.1.9 KEPMENKES 938/MENKES/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan


Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan,
perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.
1. Standar I : Pengkajian
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondidi klien.
2. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
doagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
19

3. Standar III : Perencanaan


Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan.
4. Standar IV : Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan secara komprehensif, efektif,
efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
5. Standar V : Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
Bidan melakukan pencatatan secara akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.

2.1.10 KEPMENKES RI NO. 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Puskesmas


Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas
merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu
rangkaian kegiatan yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan
keluaran yang efisien dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang
saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006).

2.1.11 PERMENKES RI NO:269/MENKES/PER/2008 Tentang Rekam Medis


Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008
Dokumentasi Kebidanan adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
20

yang berisi tentang isentitas: Anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan


pelayanan lain yang diberikan kepada seseorang kepada seorang pasien
selama dirawat di fasilitas Kesehatan.

2.2 TINJAUAN TEORI KHUSUS


2.2.1 KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai pertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau imflantasi.
Bila dihitung dari saat pertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester :
a. Trimester ke-1 berlangsung dalam 12 minggu,
b. Trimester ke-2 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
c. Trimester kea-3 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40.)
(sarwono :2008, 213).
2. Diagnosa Kehamilan
Penentuan dan dugaan terhadap kehamilan sangat terkait dengan
pengetahuan tentang fisiologi awal kehamilan.pengenalan ini juga
penting bagi penapisan terhadap kelainan yang mungkin terjadi selama
kehamilan.
Diagnosis kehamilan didasarkan atas gejala dan tanda-tanda
tertentu yang diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada
pemeriksaan, serta pada hasil-hasil uji laboratorium. Gejala dan tanda-
tanda kehamilan tersebut digolongkan menjadi tiga kelompok: bukti
presumtif, tanda kemungkinan dan tanda positif.
Tanda-tanda atau bukti-bukti presumtif adalah perubahan
fisiologik pada ibu atau seorang perempuan yang mengidentifikasikan
bahwa ia telah hamil. Gejala dan tanda presumtif kehamilan antara lain:
mual dengan atau tanpa muntah, gangguan kencing, letih dan
21

merasakan gerakan janin,berhentinya menstruasi, perubahan anatomi di


payudara, perubahan warna mukosa vagina, pigmentasi kulit meningkat
dan pembentukan striae abdominalis.
Tanda-tanda tidak pasti adalah perubahan anatomik dan
pisiologik selain dari tanda-tanda presumtif yang dapat dideteksi atau
dikenali oleh pemeriksa. antara lain : pembesaran abdomen, perubahan
bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus, perubahan anatomis serviks,
kontraksi Brackton Hicks, ballotemen, gambaran fisik janin dan hasil
uji endokrin.
Tanda-tanda pasti kehamilan adalah data atau kondisi yang
mengindikasikanadanya buah kehamilan atau bayi yang diketahui
melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa. Misalnya : denyut
jantung janin,gambaran sonogram janin, dan gerakan janin.(Sarwono
2009:214).
3. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologi yang normal, tetapi
yakin bahwa ini merupakan peristiwa dimana terjadi perubahan-
perubahan adaptif yang besar sekali, yang penting dan essensial untuk
mengoptimalkan keberhasilan kehamilan.Banyak adaptasi fisiologi
kehamilan dapat diperkirakan dan karena itu merupakan kejadian-
kejadian penting yang menandai akomodasi-akomodasi wanita hamil
terhadap perkembangan janin tersebut.Banyak dari adaptasi fisiologi ini
merupakan kunci yang penting yang melengkapi diagnosis kehamilan
dan evaluasi kemajuannya.
Perubahan-perubahan endokrin, fisiologi, dan anatomi yang
menyertai kehamilan menimbulkan kehamilan menimbulkan gejala dan
tanda yang mungkin memberikan bukti presumtif, bahkan definitive
bahwa ada kehamilan.Perubahan-perubahan ini terjadi akibat interaksi
antara jaringan ibu dan janin, sebagai respon terhadap tanda-tanda yang
dihantarkan antara janin (dan jaringan-jaringan janin) dan ibunya (dan
jaringanjaringan maternal), serta melalui perkembangan janin itu sendiri.
22

4. Perubahan-Perubahan Pada Kehamilan


a. Perubahan pada trimester pertama
Tanda-tanda perubahan fisik pertama yang dapat dilihat dari
beberapa ibu adalah:perdarahan sedikit atau spotting sekitar 11 hari
setelah konsepsi pada saat embrio melekat pada lapisan uterus jika
seorang ibu mempunyai siklus 28 hari. Perdarahan ini terjadi
beberapa hari sebelum ia mendapatkan haid. Perdarahan implantasi
ini biasanya kurang dari jumlah haid yang normal.Setelah terlambat
satu menstruasi, perubahan-perubahan fisik berikutnya adalah nyeri
dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang sangat
dan sering kencing. Ibu akan merasakan 2 gejala terakhir sampai
bulan berikutnya. Morning sickness sakit dipagi hari atau mual dan
muntah biasanya dimulai sekitar usia kehamilan 8 minggu dan
mungkin berakhir sampai usia kehamilan 12 minggu. Setelah 12
minngu, janin dapat dirasakan diatas simfisis pubis. Ibu biasanya
akan mengalami penambahan berat badan sekitar 1-2 kilo selama
trimester pertama.
b. Trimester Kedua
Uterus akan terus tumbuh, setelah 16 minggu uterus biasanya
berada pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat.
Pertumbuhan berat badan bertambah sekitar 0,1-0,5 kg/minggu. Ibu
mungkin akan mulai merasa mempunyai banyak energi. Pada usia
kehamilan 20 minggu, fundus terasa dekat dengan pusat. Payudara
mulai mengeluarkan kolostrum (pada beberapa ibu). Ibu dapat
merasakan bayinya bergerak, ia juga terlihat perubahan pada
kulitnya yaitu kloasma, linea nigra, dan striae gravidarum.
c. Trimester Ketiga
Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada
pertenghan pusat dan xifoideus. Pada usia kehamilan 32-36 minggu,
fundus mencapai batas xipoideus. Payudara terasa penuh dan
terdapat nyeri tekan, sering kencing kembali terjadi. Sekitar usia
23

kehamilan 38 minggu, bayi masuk kedalam PAP (pada primigravida


bagian terbawah masuk ke PAP pada usia kehamilan 32 minggu),
sakit punggung dan frekuensi kencing meningkat, sulit tidur,
kontraksi brackton hick meningkat (Sarwono, ilmu kebidanan 2007).
5. Perubahan Fisiologis Saat Kehamilan Trimester III
a. Sistem Reproduksi (Uterus)
Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus
uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim.Pada kehamilan
tua karena kontraksi bagian otot otot bagian bawah uterus menjadi
lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang
lebih tebal dan bagian segmen bawah menjadi lebih tipis.
b. Sistem Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolism air menjadi lancer.
c. Sistem Respirasi
Pada 32 minggu keatas karena usus usus tertekan uterus
yang membesar ke arah diafragma sehingga diagfragma kurang
leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil
mengalami derajat kesulitan bernafas.
d. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan
berat badan dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan yaitu
11 12 kg.
e. Sirkulasi Darah
Penambahan volume darah sekitar 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level
terendah pada minggu 30 32 karena setelah 34 minggu masa RBC
terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Aliran darah meningkat
dengan cepat seiring pembesaran uterus.
24

f. Sistem Muskuluskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat badan
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita hamil
berubah secara menyolok. (Fitramaya. 2008)

6. Ketidaknyamanan dalam Trimester III


Menurut Salmah, 2007 : 73-74 fisiologi masalah umumselama
hamil trimester III adalah seperti yang dijelaskan dalam table berikut :

Fisologi masalah umum selama trimester III


No Ketidaknyamanan Fisiologi Intervensi
1 Sesak napas Diagfragma terdorong ke Posisi bantal bila tidur
atas menggunakan ekstra bantal,
hentikan merokok, konsultasi
2 Insomnia (pada Gerakan janin, kram otot, Sering berkomunikasi dengan
minggu minggu sering buang air kecil suami atau sahabat sahabat
terakhir)
3 Rasa khawatir dan Gangguan hormonal, Relaksasi, masasse uterus,
cemas penyesuaian hormonal, minum susu hangat, tidur
khawatir menjadi seorang ganjal bantal pada bagian
ibu setelah persalinan tubuh
4 Rasa tidak nyaman Pembesaran uterus Istirahat, relaksasi, siapkan
dan tertekan pada terutama pada waktu tubuh, lapor petugas
perineum berdiri dan berjalan, serta kesehatan
akibat gemeli
5 Kontraksi brakton Kontraksi uterus Istirahat, teknik pernapasan
hiks mempersiapkan persalinan
6 Kram betis Karena penekanan pada Cek apakah ada tanda human,
saraf yang terkait dengan bila tidak ada lakukan
25

uterus yang membesar, masasse dan kompres hangat


perubahan kadar kalsium, pada kram yang terkena
fosfor, keadaan ini di
perparah oleh kelelahan
sirkulasi darah yang buruk,
akibat minum susu lebih 1
liter /hari
7 Konstipasi Gerakan seluruh Minum air putihminimal 8
(sembelit) pencernaan melambat, oleh gelas /hari, banyak memakan
progesterone sayuran dan buah buahan
meningkatkan absorpsi air, berserat, minum air hangat
usus tertekan oleh uterus, untuk meningkatkan
juga seringkali akibat peristaltic usu, jangan
minum suplemen zat besi menggunakan obat pencahar
dan sejenisnya tanpa
konsultasi
8 Sering kencing dan Gangguan fungsi kandung Upayakan kencing teratur,
tidak bisa ditahan kemih akibat perubahan latihan kaegel, kurangi
vaskuler yang minum sebelum tidur
berhubungan dengan
hormonal dan volume
kandung kencing mengecil
akibat terdorong rahim
serta persentasi janin
9 Sering kencing dan Karena pergeseran dari Langkah untuk peringannya
tidak bisa di tahan titik gaya berat akibat adalah posisi tubuh yang baik,
uterus yang membesar gerak tubuh yang tepat saat
mengangkat, memakai sepatu
bertumit rendah dan memakai
korset penopang perut
26

10 Keputihan (sering / Serviks terangsang oleh Sulit di cegah, pakai


kadang selama hormone sehingga pembalut, jaga kebersihan
kehamilan menebal, hiper aktif dan vulva, sering ganti pakaian
berlangsung) mengeluarkan banyak dalam. Kalau gatal, berbau
lender dan ada perubahan warna
lendir segera periksa
11 Edema kaki sampai Karena berdiri dan duduk Asupan cairan dibatasi
tungkai lama, postur tubuh jelek, sehingga berkemih
tidak latihan fisik, baju secukupnya saja, istitahat
ketat dan cuaca panas posisi kaki lebih tinggi dari
kepala

7. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil Trimester III


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode
antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu.
Macam-macam tanda bahaya kehamilanadalah :
a. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah
yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan
nyeri.Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau
kehamilan ektopik.Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak
normal adalah merah, banyak, dan kadang-kadang tidak selalu
disertai dengan rasa nyeri.Perdarahan semacam ini berarti plasenta
previa atau abrupsio plasenta.
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi
sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra
uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi
27

yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya


ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina (Sarwono, 2008).
c. Demam tinggi
Ibu menderita [demam dengan suhu tubuh >38C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah.Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan
demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2009).
d. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak
hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term,
gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (saifudin,2009:268).
e. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit
kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut,
penglihatan ibu menjadi kabur atau berbayang.Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia.
f. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1
jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-
6.Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika
bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik.
28

g. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda


Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai
mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih
buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum.
h. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10,5 gr %
pada trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya
saling berinteraksi.

8. Penyulit dalam Kehamilan


a. Hiperemesis Gravidarum (HEG)
1) Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan
atau tidak terkendali selama mas hamil, yang menyebabkan
dehisrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi,
dan kehilangan berat badan.
2) Penyebab
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor
toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-
perubahan anatomi pada otak, jantung, hati, dan susunan syaraf
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain. Beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis sebagai berikut:
29

a) Faktor predisposisi
- Primigravida
- Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda,
estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
b) Faktor organik
- Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
- Perubahan metabolik akibat hamil
- Resistensi yang menurun dari pihak ibu
- Alergi
c) Faktor psikologis
- Rumah tangga yang retak
- Hamil yang tidak diinginkan
- Takut terhadap kehamilan dan persalinan
- Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
- Kehilangan pekerjaan
3) Dampak Terhadap Kehamilan
Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat
menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim
dengan manifestasi klinisnya. Oleh karena itu, hiperemesis
gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat
pengobatan yang adekuat.
b. Anemia Kehamilan
1) Pengertian
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal. Tingkatan anemia:
a) Kadar Hb 10,00 gr%-13,00 gr% disebut anemia ringan
sekali
b) Kadar Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% disebut anemia ringan.
c) Kadar Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% disebut anemia sedang.
d) Kadar Hb <6,00 gr% disebut anemia berat.
30

2) Penyebab
Penyebab umum dari anemia:
a) Perdarahan hebat
- Akut: kecelakaan, pembedahan, persalinan, pecah
pembuluh darah.
- Kronis: perdarahan hidung, wasir, ulkus peptikum,
kanker atau polip di saluran pencernaan, tumor ginjal
atau kandung kemih, perdarahan menstruasi yang
banyak.
b) Berkurangnya pembentukan sel darah merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronik
c) Meningkatnya penghancuran sel darah merah
- Pembesaran limfa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
- Penyakit sel sabit
- Thalasemia
3) Dampak Terhadap Kehamilan
a) Abortus
b) Parturs prematurus
c) Pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat (IUGR)
perdarahan antepartum
d) IUFD
e) Hiperemesis gravidarum
f) Mola hidatidosa
g) Ketuban pecah dini (KPD)
31

c. Abortus
1) Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan
ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.
2) Penyebab
a) Kelainan kromosom
b) Infeksi kronis (sifilis, TB aktif)
c) Keracunan
d) Trauma fisik
e) Penyakit kronis
f) Gangguan endrokin (hipotiroid, DM)
g) Oksidan (rokok, alkohol)
h) Defisiensi hormonal
i) Kematian janin akibat kelainan bawaan
j) Mola hidatidosa
k) Penyakit plasenta dan desidua
d. Kehamilan Ektopik Terganggu
1) Pengertian
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi
di luar rongga uterus, tuba falopi merupakan tempat tersering
untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik. Sebagian besar
kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi
pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis, tanduk uterus
yang rudimenter, dan divertikel pada uterus.
2) Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi
sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Faktor-faktor yang
memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut:
32

a) Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan


kongenital tuba, pembedahan sebelumnya, endometriosis,
tumor yang mengubah bentuk tuba, dan kehamilan ektopik
sebelumnya.
b) Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi
c) Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum dan pembesaran
ovarium
d) Penggunaan hormon eksogen
e) Faktor lain, antara lain: aborsi tuba dan pemakaian IUD
3) Patofisiologi
Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi,
tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.
Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan
antara 6-10 minggu. Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat
beberapa kemungkinan, yaitu:
a) Hasil konsepsi mati dan diresorbsi kolumner, ovum yang
dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan
mudah terjadi resorbsi total. Dalam keadaan ini, penderita
tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk
beberapa hari.
b) Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah
oleh vili khorialis pada dinding tuba di tempat implantasi
dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama
dengan robeknya pseudokapsularis. Pelepasan ini dapat
terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat
perdarahan yang timbul
c) Ruptur dinding tuba
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada
istmus dan biasanya pada kehamilan muda, sebaiknya ruptur
pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih
33

lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah


penembusan vili khoriolis ke dalam lapisan muskularis tuba
terus ke perineum. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau
karena trauma ringan seperti koitus dan pemeriksaan
vaginal.
e. Mola Hidatidosa
1) Pengertian
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak
wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili
khorialis mengalami perubahan berupa degenerasi hodropik.
Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi
cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter
sampai 1 atau 2 cm.
2) Diagnosis
a) Ditegakkan dengan USG
b) Pengosongan jaringan mola dengan vakum kuret
c) Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan keganasan
d) Kadar HCG dipantau hingga minimal 1 tahun pasca kuretase
e) Bila lebih dari 8 minggu pasca kuretase HCG tinggi berarti
trofoblast masih aktif.
f) Anamnesis: hamil disertai tanda dan gejala hamil muda yang
berlebihan, perdarahan pervaginam berulang berwarna
coklat, gelembung seperti busa.
g) Pemeriksaan fisil: pada mola klasik ukuran uterus lebih
besar dari usia kehamilan yagn sesuai, tidak teraba bagian
janin, djj tidak ada. Uji batang sonde tidak ada tahanan masa
konsepsi. Pada mola parsial, gejala seperti missed abortion,
uterus kurang dari gestasi.
34

h) Pemeriksaan penunjang: periksa kadar B-HCG kuantitatif


dan USG. Pada USG gambaran seperti badai salju.
3) Patofisiologi
a) suatu agenesis yang lengkap atau degenerasi dini dari sistem
pada kehamilan minggu ketiga sampai dengan kelima
b) adanya sirkulasi yang terus menerus tanpa adanya fetus
menyebabkan sel trofoblas memproduksi cairan
c) adanya kelainan pada kromatin seks
d) degenerasi hidropik dari vili
e) proliferasi sel trofoblas

9. Antenatal Care
a. Pengertian
Antenatal care atau asuhan kehamilan merupakan pengawasan
sebelum persalinan terutama di tujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.(manuaba 2007 : 129).
b. Tujuan Asuhan antenatal
Menurut syaifudin (2009:90), tujuan dari pelayanan antenatal
adalah sebagai berikut:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan kembang bayi
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan social, ibu dan bayi
3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI ekslusif
35

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dan menerima kelahiran


bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
c. Kebijakan Program
Menurut syifudin (2009:90), kunjungan antenatal yang di
anjurkan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, yaitu:
1) Satu kali pada triwulan pertama
2) Satu kali pada triwulan kedua
3) Dua kali pada triwulan ketiga
d. Pelayanan atau Asuhan standar
Tindakan yang dapat dilakukan dalam masa kehamilan oleh
petugas kesehatan yaitu pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil
(Antenatal Care).
Pelayanan Antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal
standar 14T (Dinkes Jawa Barat) yang terdiri atas:
1) (Timbang) berat badan dan ukur tinggi badan (T1)
Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya
dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya, antara 6,5
sampai 15 kg selama hamil. Akan tetapi kenaikan berat badan
tidak boleh lebih dari kg perminggu (Manuaba, 1998 hal 136).
2) Ukur (Tekanan) darah (T2)
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan
nilai dasar sebelum masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat
diperlukan untuk mempertahnkan fungsi plasenta, selainitu untuk
mendeteksi kemungkinan tekanan darah yang disebabkan
kehamilan (Salmah, 2009: 136)
3) Ukur (Tinggi) fundus uteri (T3)
Mengukur tinggi fundus uteri tujuannya adalah untuk
mengetahui usia kehamilan, bagian janin yang ada di fundus dan
bagian terendah dari janin.
36

Leopold I: Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu


hamil, menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
terletak pada fundus uteri. Jika kepala, akan teraba bulat dan
keras.
Leopold II: Menentukan batas samping uterus dan dapat
pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dan
menghubungkan bokong dengan kepala.
Leopold III: Menentukan bagian apa yang terletak
disebelah bawah, dan bagian bawah tersebut sudah masuk atau
masih goyah.
Leopold IV: Pemeriksaan menghadap ke arah kaki ibu
hamil, menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke
dalam pintu atas panggul. (Wiknojosastro, 2009:50)
Dari hasil pemeriksaan penurunan kepala ini dapat
ditentukan taksiran berat badan janin dengan menggunakan
rumus Johnson-Tausak, dengan rumus sebagai berikut:
Taksiran Beratr Janin (TBJ={TFU (dalam cm)-N}x 155
N = 13bila kepala belum melewati pintu atas panggul
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ichiadica
N = 11 bila kepala telah berada di bawah spina ichiadica
(Mochtar, 2008:53)
Usia kehamilan dapat ditentukan dengan beberapa cara,
yaitu dilihat dari tinggi fundus uteri, dari gerakan pertama fetus
dengan menggunakan Ultrasonografi dan dengan menggunakan
rumus Neagle utnuk menghitung tanggal taksiran persalinan.
Dengan aturan rumusnya adalah tambahkan tujuh hari pada hari
pertama periode menstruasi terakhit (PMT), bulam PMT
dikurangi 3 bulan, dan tambahkan satu pada tahun periode
menstruasi terakhir (PMT). (Bobak, 2007:144).
37

Tinggi fundus uteri dapat digunakan sebagai salah satu cara


untuk mengetahui usia kehamilan. Menurut Mochtar, 199:52
adalah sebagai berikut:
Hubungan tuanya kehamilan, besar uterus, tinggi fundus uteri:
Akhir
Besar Uterus Tinggi Fundus Uteri
Bulan
1 Lebih besar dari biasa Belum teraba
2 Sebesar telur bebek Di belakang symfisis
3 Sebesar telur angsa 1-2 jari di atas symfisis
4 Sebesar kepala bayi Pertengahan symfisis-pusat
5 Sebesar kepala dewasa 2-3 jari bawah pusat
6 Sebesar kepala dewasa Setinggi pusat
7 Sebesar kepala dewasa 2-3 jari atas pusat
8 Sebesar kepala dewasa Pertengahan pusat-prosessus
xhipoideus
9 Sebesar kepala dewasa Setinggi prosessus xhipoideus
10 Sebesar kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8 bulan
dan melebar ke samping

Sedangkan berdasarkan pergerakan fetus, pada primigravida


dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
pada multigravida pada 16 minggu, oleh karena sudah
berpengalaman dari kehamilan terdahulu (Wiknjosastro, 2009)
4) Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
(T4)
Pemeberian tablet zat besi tujuannya untuk mencegah
anemia pada wanita hamil, tablet Fe diberikan sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg. Tablet Fe diminum 1x1
tablet perhari dan sebaiknya tidak diminum dengan air teh atau
kopi, karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2007: 91)
5) Pemberian Imunisasasi (Tetanus Toxoid) TT lengkap (T5)
Tutjuan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada ibu hamil
adalah memberikan kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap
38

ibu dan janin yang dikandungnya, sehingga pada saat melahirkan


ibu dan bayi terhindar dari penyakit tetanus. (Mandriwati,
2008:141), maka pada ibu hamil diberikan imunisasi Tetanus
Toxoid secara lengkap, karena diharapkan dapat menurunkan
angka kematian bayi akibat tetanus neonatorum (Saifuddin,
2007:91)
Jadwal pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
Antigen Interval (selang waktu Lama %
minimal) perlindungan perlindungan
Pada kunjungan
TT 1 - -
antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
25 tahun/
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99
seumur hidup

6) Tes Hb darah (T6)


7) Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS) (T7)
Tes terhadap penyakit menular tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya penularan terhadap bayi baru lahir maka dilakukan test
laboratorium. Pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa,
protein dan albumine dan pemeriksaan darah menggunakan Hb
sahli dilakukan saat kunjungan pertama kali dan diulang saat
trimester III (Bobak, 2007:185)
8) Perawatan payudara, senam payudara, pijat tekan payudara
(T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Temu wicara dengan pasien, tujuannya adalah untuk
mendapatkan data subyektif secara lengkap, serta untuk menggali
lebih dalam kebututhan dari pasein, sehingga Asuhan Kebidanan
dapat diberikan secara tepat.
39

11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)


12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis
gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
(T14)
e. Kebijakan teknis
Menurut saifudin (2009:90), setiap kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau komplikasi. Oleh karena itu ibu
hamil memerlukan pengawasan selama kehamilannya, antara lain
meliputi
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan
3) Persiapan persalinan yang aman dan bersih
4) Perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan bila terjadi komlikasi

2.2.2 PERSALINAN
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses yang dimulai sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkannya perubahannya pada servik membuka dan menipis
dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (APN,2007).
Perssalian adalah proses membuka dan menipisnya servik dan
janin turun ke jalan lahir,kelahiran adalah proses dimana jan9n dan
ketuban di dorong melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),lahir spontan
dengan persentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.(Sarwono :
2009:100)
40

2. Bentuk persalinan
Berdasarkan pengertian persalinan menurut persalinan :
a. Persalinan spontan adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan
tenaga ibu sendiri,tanpa bantuan alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung selama 24 jam.
b. Persalinan buatan adalah persalinan dengan tenaga dari luar
misalnya persalinan pervaginam dengan menggunakan forceps atau
fakum, melalui dingding perut dengan operasi section caesarea
c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan
sendirinya akan tetapi berlangsung setelah dilakukan perangsangan.

Besarnya tuanya umur kehamilan :


a. Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(variable), dengan umur kehamilan >22 minggu berat badan >500
gr.
b. Partus immaturus adalah pengeluaran janin yang terjadi pada umur
kehamilan antara 22-28 minggu dengan berat badan bayi antara
500-900 gr
c. Partus prematus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur
28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi premature dan berat janin
antara 1000-2500 gr
d. Partus maturus/aterm/cukup bulan adalah partus pada umur
kehamilan 37-40 minggu, janin matur dengan berat >2500 gr
e. Partus pormaturus/ serontinus/ lebih bulan adalah persalinan yang
terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang di taksirkan,
dan janin posmatur

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


a. Passage (Jalan Lahir)
1) panggul
2) jalan lahir lunak
41

b. Power (Tenaga)
HIS
Adalah gelombang kontraksi rumit otot polos dingding uterus yang
dimulai dari daerah fundus dimana tuba fallopi memasuki dinding
uterus yang pada awalnya kontraksi tersebut berasal dari
pacemaker. Efek gaya kontraksi tersebut mengarah kedaerah lokus
minoris yaitu daerah kenalis servikalis yang membuka untuk
mendorong isi uterus keluar.
Sifat his:
1) Setelah kontraksi :
- Tidak relaksasi
- Lebih pendek
- Tonus seperti sebelum kontraksi retraksi
2) Kontraksi tidak sama kuat
- Terkuat di fundus
- Terlemah di SBR
3) Pacemaker batas keduanya
- Lingkaran retraksi fisiologis
- Lingkaran retraksi patologis (Bandl)
Sifat lain his
1) Involuntir : tidak dapat di atur oleh ibu
2) Intermitten
3) Terasa sakit
4) Terkoordinasi dan simetris
5) Kadang dapat dipengaruhi dari luar baik kimia, fisik maupun
psikis
His yang baik :
a) Kontraksi simultan simetris diseluruh uterus
b) Kekuatan di dominasi di daerah fundus
c) Terdapat priode relaksasi antara 2 priode kontraksi
d) Terdapat retraksi otot otot korpus uteri disetiap sesudah his
42

e) Servik uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang


mengandung serabut otot akan tertarik ke atas oleh retraksi
otot ototkorpus kemudian secara pasif terbuka dan mendatar.
Ostium interna dan ekterna pun terbuka.
Yang perlu di perhatikan yaitu :
a) Lamanya :45-75 detik
b) Intersitasnya :40 mmhg
c) Interval :10 menit sekali
Pembagian hisberdasarkan fungsinya :
a) His pendahuluan
- His tidak kuat, tidak teratur
- Menyebabkan Blody Show
b) His pembukaan
- Kuat, teratur, menyebabkan rasa sakit
- His pembukaan serviks sehingga terjadi pembukaan
lengkap
c) His pengeluaran
- Kuat, teratur, simetris, terkoordinasi, lama
- Disertai keinginan mengedan
d) His pelepasan uri
e) His pengiring
Perubahan terjadi akibat adanya his :
a) Pada uterus dan serviks : uterus lebih keras, padat,hidrostatis
air ketuban dan tekananintrauterin naik serta menyebabkan
serviks menjadi datar dan membuka
b) Pada Ibu : rasa nyeri, kenaikan nadi dan tekanan darah
c) Pada Janin:pertukaran oksigen dan pada sirkulasi uteroplasenta
kurang sehingga menimbulkan hipoksia janin
43

Karakteristik perbedaan antara his persalinan dan his palsu :


Faktor His persalinan His palsu
Kontraksi Teratur Tidak teratur
Interval Memendek Tetap memanjang
Intensitas Makin kuat Tetap
Lokasi sakit Belakang dan abdomen Abdomen bawah
Pengaruh sedative Tidak berpengaruh Hilang
Perubahan serviks Mendatar dan membuka Tetap

Tenaga mengejan: pada waktu kepala sampai di dasar


panggul timbul suatu reflex yang mengakibatkan bahwa ibu yang
akan bersalin menutup glositnya, mengkontraksikan otot perutnya
dan menekan diagfragma kebawah. Ini akan hanya berhasil jika
pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu rahim
kontraksi.
c. Passenger (janin)
d. Psikis ibu
e. Penolong
(saifudin, 2009)

4. Fisiologi Persalinan
Proses terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,
sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan terjadinya
kekuatan his.
Ada dua hormon yang dominan saat hamil, yaitu:
a. Estrogen
1) Meningkatkan sensitivitas otot rahim
2) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis
b. Progesterone
1) Menurunkan sensitivitas otot rahim
44

2) Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti


rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis
3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan
sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang
dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan
kontraksi dalam bentuk Brackton Hick akan menjadi kekuatan
dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu makin tua hamil
kekuatan kontraksi makin sering.
Oksitosin diduga bekerjasama atau melalui prostaglandin
yang makinmeningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-
15.disamping itu faktor fizi ibu hamil dan keregangan otot rahim
dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi
otot rahim.

5. Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan dan Kelahiran Bayi


a. Membuat keputusan klinik
b. Asuhan Sayang Ibu Dan Sayang Bayi
1) Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai
martabatnya
2) Jelaskan semua asuhan dan perawatan pada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut
3) Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya.
4) anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatir
5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6) Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan
ibu beserta keluarganya
45

7) anjurkan ibu untuk ditemani suami dan/ atau anggota keluarga


yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya
8) ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara bagai
mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama
persalinan dan kelahiran bayinya.
9) Secara konsisten lakukan praktik pencegahan infeksi yang baik
10) hargai privasi ibu
11) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan
dan kelahiran bayinya.
12) Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan
sepanjang ia menginginkannya.
13) Hargai dan perbolehkan praktik tradisional yang tidak
merugikan kesehatan ibu
14) hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan
seperti episiotomy, pencukuran dan klisma
15) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
16) Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama
stelah kelahiran bayi
17) Siapkan rencana rujukan (bila perlu)
18) mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan
bahan, perlengkapan dan obat obatan yang diperlukan. Siap
untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap
kelahiran bayi.
c. pencegahan infeksi
d. pencatatan (Rekam medic) Asuhan persalinan
e. Rujukan
1) B (bidan): pastikan bahwa ibu dan/ bayi baru lahir didampingi
oleh penolong persalinanyang kompeten dan untuk menata
laksana gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir untuk
dibawa kefasilitas rujukan.
46

2) A (alat): Bawa perlengkapan dan bahan untuk asuhan


persalinan, nifas dan bayi baru lahir (tabung, suntik, selang IV,
alat resusitasi,dll) bersama ibu ketempat rujukan
3) K (keluarga): beritahu ibu dan keluarga kondisi ibu terakhir
dan/ bayi dan mengapa ibu dan/ bayi perlu dirujuk. Jelaskan
kepada mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas
rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus
menemani ibu dan/ bayi baru lahir hingga ke fasilitas rujukan.
4) S (surat): berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus
memberikan identifikasi mengenai ibu dan/bayi baru lahir.,
cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan,
asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/bayi baru lahir.
Sertakan juga patograf yang dipakai untuk membuat keputusan
klinik.
5) O (obat): bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu
kefasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut akan dibutuhkan
selama diperjalanan.
6) K(kendaraan): siapkan kendaraan yang paling memungkinkan
untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu,
pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan
pada waktu yang tepat.
7) U (uang): ingatkan kepada keluarga agar membawa uang
dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat obatan yang
diperlukan dan bahan kesehatan yang lain diperlukan selama
ibu dan/ bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
8) DA (Donor Darah): siapkan donor darah untuk
mengidentifikasi kejadian yang tidak diinginkan pada waktu
persalinan. (APN:2008)
47

6. Penyulit Persalinan
Kenali penyulit persalinan selama kala 1 dan kala 2, diantaranya :
a. Persalinan lama
1) Pengertian
Masalah: Fase laten lebih dari 8 jam Persalinan telah
berlangsung selama 12 jam/lebih tanpa kelahiran bayi. Dilatasi
serviks di kanan garis waspada pada partograf.
Disebabkan beberapa faktor:
a) Kecemasan dan ketakutan
b) Pemberian analgetik yang kuat atau pemberian analgetik
yang terlalu cepat pada persalinan dan pemberian anastesi
sebelum fase aktif.
c) Abnormalitas pada tenaga ekspulsi
d) Abnormalitas pada panggul
e) Kelainan pada letak dan bentuk janin
2) Penanganan Umum :
a) Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin
(termasuk tanda vital dan tingkat hidrasinya). Dan perbaiki
keadaan umum. Dukungan, perubahan posisi, (sesuai
dengan penanganan persalinan normal).
b) Periksa kefon dalam urine dan berikan cairan, baik oral
maupun parenteral dan upayakan buang air kecil (kateter
bila perlu).
c) tramadol atauBerikan analgesic petidin 25 mg IM
(maximum 1 mg/kg BB atau morfin 10 mg IM, jika pasien
merasakan nyeri.
d) Kaji kembali partograf, tentukan apakah pasien berada
dalam persalinan.
e) Nilai frekuensi dan lamanya His.
48

3) Penanganan Khusus
a) Persalinan palsu/belum in partu (False Labor)
Periksa apakah ada ISK atau ketuban pecah, jika didapatkan
adanya infeksi, obati secara adekuat, jika tidak ada pasien
boleh rawat jalan.
b) Fase laten memanjang (Prolonged Latent Phase)
- Diagnosa fase laten memanjang dibuat secara
retrospektif, jika his berhenti. Pasien disebut belum
inpartu/persalinan palsu. Jika his makin teratur dan
pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, pasien
masuk dalam fase laten
- Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda
kemajuan lekukan penilaian ulang terhadap serviks
- Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau
pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin, mungkin
pasien belum inpartu.
- Jika ada kemajuan dalam pendataran atau pembukaan
serviks lakukan amniotomi dan induksi persalinan
dengan oksitosin atau prostaglandin.
- Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam.
- Jika pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakukan
pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC.
- Jika didapatkan tanda-tanda infeki (demam, cairan,
berbau): Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin
- Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan:
Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam Ditambah Gentaisin 5
mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca
persalinan
49

- Jika dilakukan SC, lanjutkan pemberian antibiotika


ditambah Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam sampai
ibu bebas demam selama 48 jam
c) Fase Aktif Memanjang
Jika tidak ada tanda-tanda CPD atau obstruksi, dan ketuban
masih utuh, pecahkan ketuban.
- Nilai His
- Jika his tidak adekuat (<3>
- Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya >
40 detik) pertimbangkan disproporsi, obstruksi,
malposisi/mal presentasi
- Lakukan penanganan umum untuk memperbaiki his dan
mempercepat kemajuan persalinan
d) Partus Presipitatus
Partus presipitatus adalah kejadian dimana ekspulsi janin
berlangsung kurang dari 3 jam setelah awal persalinan.
Partus presipitatus sering berkaitan dengan Solusio plasenta
(20%) Aspirasi mekonium, Perdarahan post partu, Pengguna
cocain, Apgar score rendah. Komplikasi maternal Jarang
terjadi bila dilatasi servik dapat berlangsung secara normal.
Bila servik panjang dan jalan lahir kaku, akan terjadi
robekan servik dan jalan lahir yang luas, Emboli air ketuban
(jarang), Atonia uteri dengan akibat HPP. terjadi
karena Kontraksi uterus yang terlalu kuat akan
menyebabkan asfiksia intrauterine, Trauma intrakranial
akibat tahanan jalan lahir.
4) Penatalaksanaan
Kejadian ini biasanya berulang, sehingga perlu informasi dan
pengawasan yang baik pada kehamilan yang sedang
berlangsung. Hentikan pemberian oksitosin drip bila sedang
diberikan.
50

b. Distosia
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat
disebabkan kelainan tenaga, kelainan letak, dan bentuk janin, serta
kelainan jalan lahir
1) Distosia karena kelainan tenaga/his
His Hipotonic/ Inersia Uteri
His Hipertonic
His yang tidak terkordinasi
2) Distosia karena kelainanletak dan bentuk janin
3) Distosia karena jalan lahir
c. Penyulit Persalinan: Penyimpangan Jalan Lahir
Persalinan yang normal eutasia apabila ketiga faktor penting telah
membuktikan kerja sama yang baik sehingga persalinan
berlangsung spontan, aterm, dan hidup. Keadaan demikian
menunjukkan bahwa ketiga faktor power (P), passage (P), dan
passenger (P) telah bekerja sama dengan baik tanpa terdapat
intervensi sehingga persalinan berjalan dengan mulus. Dapat pula
ditambahkan faktor lainnya, seperti faktor kejiwaan penderita dan
penolong tetapi kedua faktor tambahan tidak banyak berfungsi
dalam menentukan jalannya persalinan.
Dengan faktor 3 P, kemungkinan besar terdapat kelainan yang
mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan
intervensi persalinan untuk mencapai well born baby dan well
health mother. Persalinan yang memerlukan bantuan dari luar
karena terjadi penyimpangan dari 3 P disebut persalinan distosia.
Kelainan yang terdapat pada masing-masing faktor dapat dirinci
sebagai berikut:
1) Power. kekuatan his dan mengejan.
His:
Inersia uteri: primer, sekunder.
Tetania uteri.
51

His yang tidak terkoordinasi.


Kelelahan ibu mengejan.
Salah pimpinan kala kedua.
2) Passage: jalan lahir.
Kelainan bentuk panggul.
Kesempitan panggul.
Ketidakseimbangan sefalopelvik.
Kelainan jalan lahir lunak.
3) Passenger
Kelainan bentuk dan besar janin: anensefalus, hidrosefalus,
janin mak-rosomia.
Kelainan pada letak kepala: presentasi puncak, presentasi
muka, presentasi dahi, kelainan posisi oksiput.
Kelainan letak janin: letak sUngsang; letak lintang dan atau
letak mengolak; presentasi rangkap (kepala tangan, kepala
kaki, kepala tali pusat).
4) Tumor pada jalan lahir:
Kelainan tulang pada jalan lahir.
Tumor yang berasal dari: indung telur. otot rahim (mioma
uteri) terfiksir pada pelvik minor.
Tumor yang berasal dari vagina.

7. Persiapan Persalinan
a. Mempersiapkan ruangan persalinan dan kelahiran bayi
b. Persiapan perlengkapan bahan-bahan dan obat-obatan yang di
perlukan
c. Persiapkan rujukan
d. Mempersiapkan asuhan sayang Ibu
(APN 2008:50)
52

8. Perubahan Dalam Proses Persalinan


Mekanisme persalinan merupakan pergerakan janin yang
berturut-turut untuk menyesuaikandiri dengan jalan lahir.
Sebab terjadinya mekanisme persalinan:
a. Jalan kelahiran merupakan tabung yang melengkung ke depan.
b. PAP dan PBP berlainan dalam ukuran melintang

Gerakan utama mekanisme persalinan:


a. Turunnya kepala (Engagement)
Sebetulnya janin mengalami penurunan terus-menerus dalam jalan
lahir sejak kehamilan trimester III, antara lain masuknya bagian
terbesar kepala janin ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) yang pada
primigravida terjadi pada usia kehamilan 36 minggu dan pada
multigravida 38 minggu.
Kepala di atas PAP mudah
5/5 digerakkan
HI-HII Sulit di gerakkan, bagian terbesar
4/5 kepala belum masuk panggul
Bagian terbesar kepala belum
3/5 HII-HIII masuk panggul
HIII + Bagian terbesar kepala sudah
2/5 masuk panggul
H IV Kepala di dasar panggul
1/5
H IV Di Perineum
0/5
53

Penurunan kepala

b. Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam
sikap fleksi. Dengan adanya his atau tahanan dari dasar panggul
yang makin besar, maka kepala janin akan makin turun dan
semakin fleksi sehingga dagu janin menekan dada dan belakang
kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah, keadaan ini dinamakan
fleksi maksimal.
c. Putaran paksi dalam
Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan
berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga
panggul atau diameter antero posteror kepala janin akan bersesuaian
dengan diameter terkecil tranversal (oblik) Pintu Atas Panggul, dan
54

selanjutnya dengan diameter terkecil antero posterior Pintu Bawah


Panggul.
Hal ini dimungkinkan karena pada kepala jainin terjadi gerakan
spiral atau seperti skrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak
berputar bersama-sama dengan kepala, sehingga sumbu panjang
bahu dengan sumbu panjang kepala akan membentuk sudut 450.
Keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun-ubun
kecil berada di bawah symfisis.
d. Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan
karena sumbu jalan lahir pada Pintu Bawah Panggul mengarah ke
depan dan ke atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya.
e. Putaran paksi luar
Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang
pada hakikatnya kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu
panjang bahu, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu
panjang kepala janin berada dalam satu garis lurus.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symfisis
dan menjadi hipomoklion unntuk kelahiran bahu belakang.
Kemudian bahu belakang menyusul dan selanjutnya seluruh tubuh
bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.

9. Tanda Tanda persalinan


a. Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya 2 minggu sebelumnya
ibu hamil memasuki minggunya yang disebut kala pendahuluan
Preparatory stage of labor.
55

a) Lightening/ settling/ dropping


Disertai adanya tanda:
- Peningkatan frekuensi BAK
- Perasaan ketidak nyamanankarena penekanan kepada
seluruh pelvis
- Kram pada kaki
- Peningkatan statis vena
b) Persalinan palsu
Disebut juga Braxton hick.Persalinan palsu adalah
kontraksi semua berjalan tidak teratur, durasinya pendek (<45
detik).Sering ditemukan pada akhir kehamilan (kurang lebih
dari 3-4 minggu).Nyeri terasa dilipatan paha dan perut bagian
bawah atau punggung.
c) Tanda awal
Tanda awal persalinan berupa show/ blody Show yaitu
berupa secret vagina yang terdiri dari sedikit sedikit darah
lendir yang menunjukan ekspulsi sumbatan lendir yang
membuat kanalis servikalis. Biasanya persalinan akan terjadi
beberapa jam atau beberapa hari mendatang

Perbedaan persalinan sebenarnya dan persalinan palsu:


Persalinan sebenarnaya Persalianan palsu
Serviks meniopis dan membuka Tidak ada perubahan serviks
Rasa nyeri dengan interval Rasa nyeri tidak teratur
teratur
Interval antara rasa nyeri yang Tidak ada perubahan interval
secara perlahan semakin antara rasa nyeri yang satu
pendek dengan yang lainnya
Waktu dan kekuatan kontraksi Tidak ada perubahan waktu
semakin bertambah dan kekuatan kontraksi
56

Rasa nyeri di bagian belakang Kebanyakan rasa nyeri di


dan menyebar kedepan bagian depan
Berjalan menambah intensitas Tidak ada perubahan rasa
nyeri dengan berjalan
Ada hubungan antara tingkat Tidak ada hubungan antara
kekuatan kontraksi dengan tingkat kekuatan kontraksi
intensitas rasa nyeri uterus dengan intensitas rasa
nyeri
Lendir darah lebih tampak Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian bawah Tidak ada kemajuan
janin penurunan bagian terendah
janin
Kepala janin sudah terfiksasi di Kepala belum masuk PAP
PAP diantara kontraksi walaupun ada kontraksi
Pemberian obat penenang tidak Pemberian obat penenang
menghentikan proses persalinan menghentikan rasa nyeri

b. Tanda Inpartu
1) dorongan meneran
2) tekanan anus
3) perineum menonjol
4) vulva membuka

10. Langkah Pertolongan Persalina Normal


1) Melihat Tanda Dan Gejala Kala II
a) Memiliki keinginan untuk meneran
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan/ vaginanya
c) perineum menonjol
d) vulva vagina dan spingter anal membuka
57

2) Menyiapkan pertolongan persalinan


a) memastikan perlengkapan, bahan dan obat obatan assensial
siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai dalam partus set
b) menggunakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih
c) emlepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku.
Mencuci kedua tangan dengan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi
yang bersih
d) memakai sarung tangan disinfektan tingkat tinggi. Memakai
sarung tangan disimpeksi tingkat tinggi atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam
e) menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan
menggunakan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
dan meletakannya kembali dipartus set atau wadah disinfeksi
tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasikan tabung
suntik).
3) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a) membersihkan vulva dan varineum, menyekanya dengan hati
hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang telah dibasahi air disinfektan tingkat tinggi. Jika
mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka
dari depan kebelakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar.
b) mengganti sarung tangan.
c) Jika terkontaminasi (meletakan sarung tangan tersebut dengan
benar di dalam larutan dekontaminasi).
d) Dengan menggunakan teknik antiseptic, melakukan
pemerisaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan
serviks sudah lengkap.
58

4) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses


pimpinan persalinan
a) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan janin dalam
keadaan baik.
b) Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginnnya.
c) Menunggu ibu hingga ada keinginan untuk meneran,
melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta
janin sesuai dengan pedoman persalinan aktip dan
mendokumentasikannya
d) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
dapat mendukung dan memberi semangat kepada saat ibu saat
ibu mulai meneran.
e) Meminta keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran.(pada saat his, Bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman).
f) Membimbing ibu dalam meneran saat ibu mempunyai
keinginan untuk meneran.
g) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran
h) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya
i) Menganjurkan ibu beristiirahat daiantara kontraksi.
j) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
k) Menganjurkan asupan cairan cairan peroral
l) Menilai DJJ setiap 5 menit.
m) Jika bayi belum lahir/ kelahiran bayi belum terjadi segera
dalam waktu 2 jam meneran untuk ibu primipara dan atau 1
jam untuk ibu multi para segera rujuk.
59

n) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil


posisi yang nyaman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60
menit, menganjurkan ibu untuk meneran pada puncak
kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
o) Jika bayi belum lahir/ kelahiran bayi masih belum terjadi
segera setelah 60 menitnmeneran rujuk ibu segera.
5) Persiapan pertolongan kelahiran bayi
Lahirnya kepala
a) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
Cm, letakan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.
b) Meletakan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian bawah bokong
ibu
c) Membuka partus set.
d) Memakai sarung tangan DTT atau seteril pada kedua tangan.
6) Menolong kelahiran bayi
Lahirnya kepala
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 Cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang lain di kepala bayi dan
lakukan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi dan
membiarkan kepala keluar perlahan lahan.
Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala
bayi secara bertahap dan berhati hati dapat mengurangi
peregangan yang berlebihan (robekan) pada vagina dan perineum.
7) Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan/ bernafas cepat
saat kepala lahir.
Jika ada meconium dalam cairan ketuban segera hisap mulut
dan hidung bayi lahir menggunakan penghisap lender disinfeksi
tingkat tinggi/ steril.
60

a) Dengan lembut dengan menyeka muka, mulut dan hidung bayi


dengan kain/ kasa yang bersih. Jika terdapat cairan/ lendir pada
bayi lakukan penghisdapan.
b) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera
proses kelahiran bayi.
c) Menunggu hingga kepal bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan.
Lahirnya bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar tempatkan
kedua tangan di masing masing sisi muka bayi.Menganjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menariknay kearah bawah dan arah luar hingga bahu anterior
muncul di bagian dibawah arkus pubis kemudian dengan lembut
menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirakan bahu
posterior.
Lahirnya badan dan tungkai
a) Setelah kedua bahu dilahirkan,menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang yang berada di bagian bawah kearah
perineum,tangan membiarkan bahu dan lengan posterior lahir
ketangan tersebut.mengendalikan kelahiran siku dan tangan
bayi saat melewati perineum gunakan lengan bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
saat keduanya lahir.
b) Setelah tubuh dan lengan lahir, tangan bawah menopang
samping lateral tubuh bayi saat lahir. Tangan atas menelusuri
dan memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior
kemudian dilanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi
kebagian punggung, bokong kearah kaki bayi. Dan arah
belakang, sisipkan jari arah telunjuk tangan atas diantara kedua
61

kaki bayi yang kemudian dipegang ibu jari dan ketiga jari
tengah lainnya.
8) Penanganan bayi baru lahir
a) Menilai bayi dengan cepat. Letakan bayi diatas kain yang
bersih/ handuk yang bersih yang telah disiapkan pada perut
bawah ibu. Kemudian setelah bayi di atas perut ibu, posisikan
kepala bayi sedikit lebih rendah dari badannya.
b) Suntikan oksitosin 10 IU segera sebelum 1 menit.
c) Segera mengeringkan bayi kecuali kedua telapak tangan dan
biarkan proses inisiasi dini dan menyelimuti bayi.
d) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 Cm dari
pusat bayi. Melakukan urutan tali pusat mulai dari klem kearah
ibu dan memasang klem kedua 2 Cm dari klem pertama.
e) Memegang tali pusat dengan 1 tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.
f) Mengganti kain bayi yang basah dengan yang kering,
menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika
bayi sulit bernafas lakukan tindakan yang sesuai.
(JNPK-KR.2007)

Manuver Tangan Dan Langkah Langkah Dalam Persalinan


Manuver tangan Alasan
Letakan telapak tangan pada bagian
Jari tangan didalam vagina bias
bagian bawah vertex yang terlihat
membawa masuk organisme dan
sambil berhati hati agar jangna
meningkatkan resiko robekan
membiarkan jari tangan masuk perineum. Tekanan yang
kedalam vagina. Lakukan
dilakukan terhdap kepala akan
penekanan yang terkendali dan membantu kepala refleksi
tidak menghambat kepala janin sehingga wilayah suboccipital
untuk keluar. menyentuh pinggir bawah
symhisis pubis dan proses
pengekstensian dimulai.
Dengan tangan lainnya, support Gerakan kebawah dan kedalam ini
perineum untuk mencegah kepala melibatkan jaringan yang cukup
62

terdorong keluar terlalu cepat dan mendistribusikan jaringan


sehingga bisa merusak perineum. tambahan kearah bagian tengah
Tutupilah tangan yang mensuport dari perineum yaitu daerah yang
perineum dengan handuk. Letakan paling besar mengalami laserasi.
ibu jari di pertengahan dari salah Handuk akan mencegah tangan
satu sisi perineum yang bersarung terkena kontaminasi
berlawanan. Secara perlahan secara langsung.
tekanlah ibu jari dan jari telunjuk
kebawah dan kearah satu sama lain
untuk mengendalikan peregangan
perineum.
Dengan cermat perhatikan Untuk menghapus lendir yang
perineum saat kepala janin dan mungkin terhisap pada saat bayi
lahir, hapuslah mulut bayi dengan mulai bernafas untuk pertama
jarin yang di bungkus dengan kasa. kali.
Pada waktu kepala sudah lahir, Meluncurkan jari tangan keleher
luncurkan jari tangan dari salah bayi sampai kepuncak
satu tangan keleher bayi untuk punggungnya akan
memeriksa apakah ada lilitan tali memungkinkan bidan untuk
pusat tersebut hanya perlu mngetahui dimana letak tali
dilonggarkan sedikit agar kepala pusatnya.
janin bisa dilahirkan tanpa
kesulitan.
Jika tali pusat melilit leher bayi Tali pusat yang ketat
dengan longgar, upayakan agar tali menyebabkan hipoksia janin.
pusat tersebut dapat dilepaskan Menyuruh ibu bernafas pendek
lewat kepala. Jika tali pusat terlalu akan mencegah meneran dan
ketat untuk dilepaskan lewat kepala mencegah lilitannya lebih ketat.
bayi tetapi tidak terlalu ketat melilit
leher bayi, lepaskan lewat bahu saat
bayi lahir.jika tali pusat tersebut
melilit leher bayi ketat, pasanglah
kedua klem pada tempat tersebut
dengan segera. Pastikan ibu
mendapatkan penjelasan tentang
apa yang akan anda lakukan dan
sebaiknya ibu bernafas pendek dan
tidak meneran.
Tunggulah sampai terjadi rotasi Menunggu dan tidak melakukan
eksternal dari kepala bayi. Setelah maneuver tangan hingga restitusi
63

kepala bayi berputar menghadap kepala selesai. Itu penting untuk


kepaha ibu, letakan tangan pada keselamatan kelahiran tersebut.
kedua sisi kepala bayi, tarik Dalam kelahiran yang normal,
kebawah untuk melahirkan bahu bidan tidak perlu melakukan
anterior, kemudian tarik lagi keatas intervensi agar kepala bayi
untuk melakukan posterior. berputar. Sambil menunggu
dukungan kepada ibu.
Setelah bahu dilahirkan, letakan Badan bayi haruslah meluncur
salah satu tangan dibawah leher bayi keluar dengan dituntun oleh
untuk menopang kepala, leher dan tangan anda sepanjang kurva jalan
bahu. Sedangkan 4 jari tangan yang lahir(Carus) dan menopangnya
satu menopang lengan dan bahu dari tekanan yang berlebihan oleh
anterior. Sementara itu bungkukan perineum ibu. Pemegangan sperti
badan anda secukupnyauntuk ini akan memungkinkan
mengamati perineum dan mengendalikan kelahiran tubuh
memastikan bahwa tidak ada bayi.
tekanan berlebihan pada perineum.
Pada saat badan bayi dilahirkan, Bagaimana pun licinnya bayi, cara
luncurkan tangan atas anda ini akan mengahasilkan pegangan
kebawah badan bayi dan selipkan yang aman.
jari telunjuk diantara kaki bayi dan
terus kebawah hingga
menggenggam kedua pergelangan
kedua kaki bayi.
Pada saat badan bayi dilahirkan, Bagaimana pun licinnya bayi, cara
luncurkan tangan atas anda ini akan mengahasilkan pegangan
kebawah badan bayi dan selipkan yang aman.
jari telunjuk diantara kaki bayi dan
terus kebawah hingga
menggenggam kedua pergelangan
kedua kaki bayi.
Lahirkan tubuh bayi dalam gerakan
Hal ini membuat bayi dalam
lengkung yang rata keluar agar ketinggian yang sama dengan
kepala ditopang oleh permukaan plasenta dan mencegah bayi
telapak tangan yang satunya lagi.
terlepas/ terkena tekanan yang
Tangan yang menopang kepal berlebihan terhadap jaringan bayi.
hendaknya lebih rendah dari tubuh
Merendahkabn kepala bayi akan
bayi. mendorong pengeluaran lendir
sementara bayi dikeringkan.
Sementara mengevaluasi kondisi Bayi saat ini harus sudah mulai
64

bayi, keringkan lalu letakan bayi bernafas, kering dan kontak


diatas abdomen ibu. dengan kulit ibu sedapat mungkin
untuk mencegah hypothermiqa
dan untuk mendorong
terciptannya ikatan batin dan
pemberian ASI.

11. Partograf
a. Definisi
Informasi klinik tentang kemajuan persalinan, asuhan,
pengenalan penyulit dan membuat keputusan klinik. Patograph
adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
b. Tujuan
1) Mencatat hasil observasi kemajuan persalinan
2) Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal
3) Mencatat kondisi ibu dan janin
4) Untuk membuat keputusan klinik
c. Catatan Kondisi Ibu
1) frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit (termasuk
pemantauan DJJ setiap 30 menit).
2) Nadi setiap 30 menit.
3) dilatasi serviks setiap 4 jam.
4) Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam.
5) tekanan darah dan temperatur suhu tubuh setiap 4 jam
6) produksi urine, atau adanya aseton/ protein urin setiap 2 4 jam.
d. Data Dalam Partograf
1) informasi tentang ibu dan riwayat tentang kehamilan/ persalinan
2) kondisi janin
3) kemajuan persalinan
4) jam dan waktu
5) kontraksi uterus
6) obat obatan dan cairan yang di berikan.
65

7) kondisi ibu.
8) asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik.
e. Catatan Tentang Air Ketuban
1) U: aelaput ketuban utuh
2) J: selaput ketuban sudah pecah, cairannya sudah jernih.
3) M: selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan
meconium.
4) D: selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan
darah.
5) K: selaput ketuban sudah pecah, cairannya tidak ada (kering)
f. Molase
Adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam patograph ditandai
dengan:
1) 0 : tulang kepala janin terpisah
2) 1 : hanya bersentuhan.
3) 2 : saling tumpang tindih, dapat dipisah
4) 3 : saling tumpang tindih, tidak dapat dipisah
g. Penurunan Bagian Terbawah Atau Presentasi Janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam),atau lebih
sering jika ada tanda-tanda penyulit,nilai dan catat turunnya bagian
terbawah atau turunnya bagian terbawah persentasi janin.pada
persalinan normal ,kemajuan pembukaan servik umumnya diikuti
dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin .namun
kadangkala,turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi
setelah pembukaan servik sebesar 7 cm.penurunan kepala janin di
ukur secara pasti palpasi bimanual. Penurunan kepala janin di ukur
seberapa jauh dari tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori
denganb simbol 5/5 sampai 0/5.simbol 5/5 menyatakan bahwa
bagian kepala janin belum memasuki tepi atas simfisis pubis,
sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa kepala janin sudah tidak
bisa lagi di palpasi diatas simpisis pubis.kata-kata turunnya kepala
66

dan garis terputus dari 0-5,tertera di sisi yang sama dengan angka
pembukaan servik .beri tanda O pada garis waktu yang
sesuai.sebagai contoh,jika kepala bisa dipalpasi 4/5,tuliskan tanda O
dinomber 4.hubungkan tanda O dari setiap pemeriksaan dengan garis
terputus.
h. Parameter Partograf
Parameter Frekwensi fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam
Suhu Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30 60 Menit
DJJ Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 3 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam*
Penurunan Setiap 4 jam*

2.2.3 BAYI BARU LAHIR


1. Pengertian
Bayi baru lahir yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 37
minggu sampai 42 minggu (259-293 hari). Pemantauan janin dalam
kandungan dilaksanakan selama dalam proses kehamilan atau selama
berlangsungnya, sedangkan asuhan bayi baru lahir dimulai sejak
lahirnya kepala bayi dari jalan lahir. (Prawirohardjo, 2008).

2. Perubahan Fisiologi pada Bayi Baru Lahir


Menurut Bobak, 2005: 362, perubahan fisiologi pada bayi baru
lahir adalah sebagai berikut:
a. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok
setelah bayi lahir, foramen ovale, duktus arteiosus dan duktus
venoses menutup.Sedangkan arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan
arteri hepatica menjadi ligament.
67

Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata adalah 140 x/menit saat


lahir dengan variasi berkisar antara 120-160 x/menit.Tekanan darah
sistolik bayi baru lahir ialah 78 mmHg dan diastolic ialah 42
mmHg.Tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kehidupannya. Tekanan darah sistolik bayisering menurun
(15 mmHg) selama 1 jam pertama setelah lahir, menangis dan
bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110
ml/kg selama beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat
pada akhir tahun pertama. (Wiknojosastro, 2005:225).
b. Tali Pusat
Pemotongan tali pusat merupakan pemisahan antara ibu dan
bayi. Dengan diklemnya tali pusat, maka mengubah dinamika
sirkulasi darah bayi baru lahir, tindakan pengkleman yang terlambat
akan meningkatkan volume darah dari tranfusi plasenta, keadaan ini
akan menyebabkan ukuran jantung, tekanan darah sistolik dan
kecepatan pernafasan akan bertambah. Tali pusat biasanya lepas
dalam 3 samapi 14 hari setelah bayi lahir.
c. Sistem pernafasan
Tarikan nafas pertama terjadi bahwa ada dua faktor yang
berperan pada rangsangan dan nafas pertama bayi, yaitu: Hipoksia
pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak dan tekanan terhadap
rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis, (Wiknojosastro, 2005: 254)
d. Sistem Neurologik
Bayi yang dilahirkan mempunyai sejumlah refleks.Hal ini
merupakan dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan
aktif.
68

Ada dua macam refleks, yaitu:


a) Refleks Permanent
- Refleks urat achilas (kontraksi urat daging kompol, bila urat
achilas dipukul)
- Refleks urat patelair (kontraksi urat daging kaki atas bila ada
pukulan urat bawah lutut)
- Refleks pupil (mengecilnya pupil bila ada sinar)
b) Refleks sementara : menghilang setelah berumur 4-6 bulan
- Refleks Moro, yaitu Reflek peluk atau reflek terkejut, anak
mengembangkan tangan kesamping lebar-lebar melebarkan
jari-jari lalu mengembalikan dengan tarikan cepat seakan-
akan memeluk orang.
- Refleks Tonick Neck, yaitu refleks otot leher
Anak akan mengangkat leher dan menoleh ke kanan/ke kiri
jika ditekankan posisi tengkurep.
- Refleks Rooting
Timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut
anak mereaksi memutar kepala seakan-akan mencari putting
susu.
- Refleks Sucking, yaitu menghisap dan menelan
Timbul bersama-sama dengan rangsangan pipi untuk
menghisap putting susu dan menelan ASI.
- Refleks Grasping, yitu menggenggam
Bila jari diletakkan pada telapak tangan bayi, maka bayi
akanmenutup telapak tangan tadi/menggenggam.
- Refleks Babinsky
Bila ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari kaki bayi
bergerak ke atas jari-jari lain membuka.
- Refleks Stapping, yaitu melangkah
Jika bayi dibuat posisi berdiri maka akan ada gerakan spontan
kaki melangkah ke depan walaupun belum bisa berjalan.
69

3. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal


Keadaan umum bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif,
tonus otot baik, menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36,5-37,5 0C.
Pada waktu bayi lahir, bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-
kira 180 x/menit yang kemudian turun sampai 120-140 x/menit pada
waktu bayi berumur 30 menit.Pernafasan cepat pada menit-menit
pertama kira-kira 80 x/menit. Berat badan normal yaitu 2500-4000
gram, dengan panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-34 cm, lingkar
kepala 31-35 cm, rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya
telah sempurna, genetalia labia mayora menutupi labia minora (pada
perempuan) sedangkan pada laki-laki testis sudah turun pada skrotum,
refleks menghisap dan menelan, rooting refleks, stapping refleks,
grasping refleks, moro refleks, tonick neck refleks sudah terbentuk
dengan baik, dan eliminasi baik urin dan mekonium akan keluar dalam
24 jam.

4. Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir


Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yang harus diwaspadai,
diantaranya:
a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, terlihat retraksi
pada waktu bernafas
b. Suhu lebih dari 38 0C atau kurang dari 36 0C
c. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,
memar
d. Pemberian makan, hisapan lemak, mengantuk berlebihan, banyak
muntah
e. Tidak berkemih selama 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada
lendir atau darah pada tinja, dan ada gangguan gastrointestinal,
misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari pertama
setelah lahir.
70

f. Menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lunglai,


kejang, menangis terus-menerus.

5. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir Normal


a. Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahirnya.
Asuhan yang dapat diberikan berupa:
1) Pencegahan infeksi
2) Penilaian awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat
dan tepat (0-30 detik). Penilaian bayi baru lahir adalah
a) Apakah bayi cukup bulan ?
b) Apakah air ketuban tidak bercampur mekonium?
c) Apakah bayi bernafas atau menangis?
d) Apakah tonus otot bayi baik?
Catatan: apabila jawaban salah satu tidak, segera lakukan
resusitasi. Apabila semua jawabanya lanjutkan ke Asuhan Bayi
Baru Lahir Normal.
Sebagai perbandingan penilaian pada bayi baru lahir dapat
pula menggunakan APGAR SCORE, pada menit pertama dan
menit kelima untuk berikutnya.
Gejala 0 1 2
Badan merah, Seluruh
Appeareance color
pucat ekstremitas tubuh
(warna kulit)
biru kemerahan
pulse rate (frekuensi
tidak ada < 100 > 100
nadi)
grimace (reaksi Sedikit Batuk/
tidak ada
rangsangan) gerakan mimik bersin
Ekstremitas Gerakan
Activity tidak ada
sedikit fleksi aktif
lemah/ tidak menangis
respiration (pernapasan) tidak ada
teratur kuat
71

Nilai 7 - 10 : Bayi normal


Nilai 4 6 : Bayi asfiksia ringan/ sedang
Nilai 0 3 : bayi asfiksia berat
3) Klem dan potong tali pusat
a) Klemlah tali pusat dengan 2 buah klem, pada titik kira-kira 2-
3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm
diantara klem-klem tersebut).
b) Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi
bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
c) Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti
sapu tangan anda bila sudah kotor. Potonglah tali pusatnya
dengan pisau atau gunting yang steril atau desinfeksi tingkat
tinggi (DTT).
d) Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi
perdarahan lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat. Jangan
mengoleskan salep apapun atau zat lain ketampuk tali pusat.
e) Hindari pembungkusan tali pusat. Tapuk tali pusat yang ridak
tertutup akan mengering dan puput lebih cepat dengan
koplikasi yang lebih sedikit.
4) Menjaga bayi agar tetap hangat
a) Pastikan bayi tesebut tetap hangat dan terjadi kontak antara
kulit bayi dan kulit ibu.
b) Gantilah kain atau handuk yang basah dan bungkus bayi
tersebut dengan selimut dan Jangan lupa memastikan kepala
telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya
panas tubuh.
Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi
setiap 15 menit.
c) Apabila telapak bayi terasa dingin. Periksalah suhu aksila bayi.
d) Apabila suhu bayi kurang dari 36,50C segera hangatkan bayi
tersebut.
72

5) Kontak dini dengan ibu


a) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini
antar ibu dan bayi penting untuk :
b) Kehangatan (mempertahankan panas yang benar pada bayi
baru lahir)
c) Ikatan batin dan pemberian ASI
d) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apa bila bayi telah
siap (dengan menunjukan reflek rooting, jangan paksakan
bayi untuk menyusui.
Bila memungkinkan jangan pisahkan ibu dengan bayi dan
biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit 1 jam setelah
persalinan.
6) Pernafasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan.
Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk
mengetahui adanya masalah :
a) Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
b) Jika bayi tidak segera bernapas lakukan hal-hal berikut :
1. Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
2. Gosoklah punggung bayi dengan lembut
c) Jika bayi belum mulai benafas segera setelah lahir lakukan
resusitasi.
d) Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas
(frekuensi pernafasari kurang dari 30x/menit), berilah oksigen
dengan kateter nasal atau nasal prongs.
7) Perawatan mata
Obat eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk
mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setetah
persalinan
73

b. Asuhan pada bayi baru lahir


Asuhan bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan
kepada bayi setelah 24 jam pertama kelahiran. Dalam waktu 24 jam
bila bayi tidak mengalami masalah apapun berikanlah asuhan sebagai
berikut :
1) Mebersihkan mata hidung dan mulut bayi dari darah dan air
ketuban
2) Meletakan bayi diatas perut ibu untuk terjadi kontak kulit
dengan kulit (IMD)
3) Menjepit tali pusat dan memotong serta mengikatnya
4) Mengganti kain basah dengan kain kering
5) Lakukan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitasnya
6) Pertahankan suhu tubuh bayi
a) Hindari memandikan bayi sedikitnya 6 jam dan hanya
setelah itu jika tidak terdapat masalah medis dan suhunya
36,50C atau lebih.
b) Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala
bayi harus tertutup.
7) Lakukan pemeriksaan TTV dan Antropometri
8) Lakukan pemeriksaan fisik
a) Kepala: Periksa keadaan ubun ubun, adanya
cepalhematoma atau caput sucedaneun
b) Telinga: periksa dengan hubungan letak denganmata dan
kepala.
c) Mata: tanda-tanda infeksi (pus)
d) Hidung dan mulut: periksa adanya sumbing pada bibir dan
langit, reflek hisap pada saat menyusui .
e) Leher: pembengkakan dan gumpalan
f) Dada: bentuk, puting, bunyi nafas dan denyutjantung
g) Bahu lengan & tangan : gerakan normal dan jumlah jari
h) System syaraf : adanya reflek moro
74

i) Perut: bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat


menangis, perdarahan tali pusat.
j) Kelamin laki-laki : testis, scrotum dan penis
k) Kelamin perempuan: vagina dan uretra berlubang labia
mayor dan minor
l) Tungkai dan kaki: gerakan dan penampakan normal, jumlah
jari
m) Punggung dan anus: pembengkakan cekungan, dan lubang
anus
n) Kulit: verniks warna pembengkakan atau bercak-bercak dan
tanda-tanda lahir
9) Berikan vitamin K1
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi Vit. K1
pada bayi baru lahir lakukan hal-hal berikut :
10) Semua BBL perlu diberikan vit. K11 mg, secara Intra Muskuler
dipaha kiri sepertiga bagian anterolateral
11) Berikan salep mata tetrasiklin 1% pada kedua matanya untuk
mencegah terjadi infeksi pada mata
Identifikasi bayi
a) Alat pengenal yang digunakan hendaknya kebal air. Dengan
tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek,
dan tidak mudah lepas.
b) Pada alat identifikasi harus tercantum : nama bayi dan
ibunya, tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin dan unit.
c) Disetiap tempat tidur harus diberi tanda sesuai dengan
alatidentifikasi
d) Sedikit telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak
dicatatan yang tidak mudah hilang. Lakukan pengukuran
antropometri.
12) Perawatan Iain-lain
a) Dalam waktu 24 jam berikan imunisasi hepatitis B o
75

b) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan


beritahu orangtua merujuk bayi segera untuk perawatan
lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda tersebut.

6. Kunjungan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah
lahir,baik di fasilitas maupun melalui kunjungan rumah.
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4
kali,selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah bayi lahir.
a. Tujuan
Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam
pertama kehidupannya.sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan
sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan tersebut
selama 24 jam setelah kelahirannya.
Kunjungan neonatal bertujuan :
Untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar.
Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau
masalah kesehatan pada neonatus.
Kunjungan bayi bertujuan :
1) Untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan
dasar.
2) Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi
sehingga cepat mendapat pertolongan
3) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui
pemantauan pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas
hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang.
76

b. Standar pelayanan
Pelayanan kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif
dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru lahir.
Pemeriksaan dan Perawatan Bayi baru lahir
1) Perawatan Tali pusat
2) Melaksanan ASI Eklusif
3) Memastikan bayi telah diberikan Injeksi Vitamin K1
4) Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
5) Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0
c. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
1) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI
2) Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada
waktu perawatan bayi baru lahir
3) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA
4) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

Standar yang dilakukan


Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan 2. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Neonatal ke-1 Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam
(KN 1) dilakukan jam dan hanya setelah itu jika tidak terjadi masalah
dalam kurun medis dan jika suhunya 36.5. Bungkus bayi dengan
waktu 6-48 jam kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus
setelah bayi lahir. tertutup
3. Pemeriksaan fisik bayi
4. Dilakukan pemeriksaan fisik
a. Gunakan tempat tidur yang hangat dan bersih
77

untuk pemeriksaan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
lakukan pemeriksaan
c. Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan
mata dan kepala
d. Mata :. Tanda-tanda infeksi
e. Hidung dan mulut :Bibir dan langitanPeriksa
adanya sumbing Refleks hisap, dilihat pada saat
menyusu
f. Leher :Pembekakan,Gumpalan
g. Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas,, Bunyi
jantung
h. Bahu lengan dan tangan :Gerakan Normal,
Jumlah Jari
i. System syaraf : Adanya reflek moro
j. Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat pada
saat menangis, Pendarahan tali pusat ? tiga
pembuluh, Lembek (pada saat tidak menangis),
Tonjolan
k. Kelamin laki-laki : Testis berada dalam skrotum,
Penis berlubang pada letak ujung lubang
l. Kelamin perempuan :Vagina berlubang,Uretra
berlubang, Labia minor dan labia mayor
m. Tungkai dan kaki : Gerak normal, Tampak
normal, Jumlah jari
n. Punggung dan Anus: Pembekakan atau
cekungan, Ada anus atau lubang
o. Kulit : Verniks, Warna, Pembekakan atau bercak
hitam, Tanda-Tanda lahir
p. Konseling : Jaga kehangatan, Pemberian ASI,
Perawatan tali pusat, Agar ibu mengawasi tanda-
78

tanda bahaya
q. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu
: Pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau
lemah hisapan, Kesulitan bernafas yaitu
pernafasan cepat > 60 x/m atau menggunakan
otot tambahan, Letargi bayi terus menerus tidur
tanpa bangun untuk makan,Warna kulit abnormal
kulit biru (sianosis) atau kuning, Suhu-terlalu
panas (febris) atau terlalu dingin
(hipotermi),Tanda dan perilaku abnormal atau
tidak biasa,Ganggguan gastro internal misalnya
tidak bertinja selama 3 hari, muntah terus-
menerus, perut membengkak, tinja hijau tua dan
darah berlendir, Mata bengkak atau
mengeluarkan cairan
r. Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa
tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena
udara dan dengan kain bersih secara longgar,
Lipatlah popok di bawah tali pusat ,Jika tali pusat
terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air
bersih dan keringkan dengan benar
5. Gunakan tempat yang hangat dan bersih
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan
7. Memberikan Imunisasi HB-0
Kunjungan 1. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering
Neonatal ke-2 2. Menjaga kebersihan bayi
(KN 2) dilakukan 3. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan
pada kurun waktu infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan
hari ke-3 sampai Masalah pemberian ASI
dengan hari ke 7 4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-
79

setelah bayi lahir. 15 kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca


persalinan
5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
8. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Kunjungan 1. Pemeriksaan fisik
Neonatal ke-3 2. Menjaga kebersihan bayi
(KN-3) dilakukan 3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi
pada kurun waktu baru lahir
hari ke-8 sampai 4. Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15
dengan hari ke-28 kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.
setelah lahir. 5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
8. Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
9. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

d. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut:
Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu
6-48 jam setelah bayi lahir.
Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu
hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.
80

Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu


hari ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:


Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan
Kunjungan bayi 1 kali pada umur 3-5 bulan
Kunjungan bayi 1 kali pada umur 6-8 bulan
Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9-11 bulan

e. Asuhan Kunjungan Neonatal


1) Jadwal kunjungan bidan
a) 24 jam setelah pulang awal
(1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan
dengan
(2) berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
(3) Jaga selalu kehangatan bayi
(4) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya
(5) merawat tali pusat, agar tidak mengalami infeksi
b) 1 minggu setelah pulang
(1) Timbang berat badabn bayi. Bandingkan dengan berat
badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir. Catat
penurunan dan penambahan ulang BB bayi.
(2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
(3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
(4) Kaji keadekuaatan suplai ASI
Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan
pengukuran pada kelahiran dan pada kunjungan umur 1
minggu apakah mengalami pertambahan.
c) 4 minggu setelah kelahiran
(1) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
81

(2) Perhatikan nutrisi bayi apakah tercukupi serta kaji apakah


bayi menyusui secara adekuat
(3) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi.
2) Tatalaksana Kunjungan awal petugas puskesmas/bidan :
a) Petugas pusskesmas/bidan hendaknya menjalankan
kunjungan rumah tiap hari bagi tiap bayi yang dilahirkan
dirumah, bila mungkin selama satu minggu pertama sesudah
lahir untuk memantau keadaan vital bayi serta menilai
APGAR
b) Kartu anak harus diisi lengkap dan kelahiran bayi harus di
daftar sebagai lahir atau dibawa ke puskesmas/BPS setempat.
c) Bidan hendaknya meneliti apakah petugas yang melayani
persalinan
d) sudah memberikan perhatian terhadap semua hal.Suatu
bentuk kepedulian tenaga kesehatan Untuk pemeliharaan bayi
3) Tatalaksana kunjungan lanjutan petugas puskesmas/Bidan
1) Bila bayi dilahirkan dirumah, hendaknya sedapat mungkin
bidan mengadakan kunjungan kerumah setiap hari sampai tali
pusat lepas, kemudiantiap dua hari hingga hari ke sepuluh.
2) Pada tiap kunjungan rumah :
Periksalah kemungkinan infeksi mata.
Periksa tali pusat
Bla kain kasa melekat, rendamlah dengan larutan antiseptik
dan lepaskan dengan hati-hati.
Bersihkan pusat dengan alkohol
Berilah perban kering
Periksalah alat kelaamin dengan keberssihannya
Amatilah bahwa tinja normal.
82

2.2.4 NIFAS
1. Pengertian Nifas
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah
masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
rahim,sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali oragan-organ yang berkaitan dengan kandungan,yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan
saat melahirkan. (Fitramaya:2009, 1).
Masa nifas(puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandung kembali ke keadaan seblum hamil.
(Mitracendikya press : 2008, 2)

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas


a. menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
b. melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya
c. memberi pendidikan kesehatan tentang kesehatan perawatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada
bayinya, perawatan bayi sehat.
d. memberikan pelayanan keluarga berencana (Fitramaya : 2009, 2)

3. Priode Masa Nifas (Tahapan)


a. purperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan jalan. Dalam agama islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. purperium intermedial, yaitu kepulihan menyuluh alat alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. remote purperium, adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama selama hamil atau waktu persalinan
83

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa


berminggu minggu, atau bulanan dan tahunan.

4. Perubahan fisiologis masa nifas


a. Perubahan Pada Uterus
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi lahir
keliar. Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlengkatan
pelasenta (plasental site)sehingga jaringan perlekatan antara
plasenta dan dinding uterus,mengalami nekrosis dan lepas. Ukuran
uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan,setinggi
sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul,setelah 4
minggu kembali pada ukuran sebelum hamil).
b. Bekas Implantasi Plasenta
Setelah persalinan bekas implantasi plasenta merupakan
permukaan yang kasar, tidak rata, dan kira kira sebesar telapak
tangan. Plasenta bed ini mengecil karena kontraksi, dan menonjol
di kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. sesudah 2 minggu menjadi
3,5 cm. pada minggu ke 6 menjadi 2,4 cm dan akhirnya pulih. Luka
bekas plasenta ini tidak menimbulkan parut Karena luka ini di
lepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka.
c. Perubahan Serviks Dan Vagina
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang
kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan
masih bisa masuk rongga Rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3
jari setelah 7 hari hanya dapat dilalui oleh satu jari serta lingkaran
retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis servikalis.
Pada serviks terbentuk otot otot baru. Vagina yaqng sangat
teregang pada saat persalinan lambat laun akan mencapai
84

ukurannya yang normal dan pada minggu ke 3 post partum rugae


mulai tampak kembali.
d. Perubahan Saluran Kemih
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu,
tergantung pada keaadaan atau status sebelum persalinan, lamanya
partus kala II dilalui, besarnya tekanan kepala yang menekan pada
saat persalinan.
e. Perubahan Pada Mammae
Setelah persalinan hormone progesterone dan estrogen
menurun sehingga hormone LTH (prolactin) bekerja merangsang
terjadinya laktasi pada hari ke-3 post partum payudara menjadi
besar, keras dan nyeri dan biasanya produksi laktasi baru
berlangsung pada itu. Rangsang psikis ibu merupakan reflek keotak
untuk merangsang keluarnya oksitosin sehingga ASI dapat
dikeluarkan dan sekaligus mempunyai efek samping memperbaiki
involusi uteri.
f. Luka Luka Pada Jalan Lahir
Bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam waktu 6-7 hari
g. Ligament Ligament
Ketika myometrium berkontraksi dan beretraksi setelah
kelahiran dan beberapa hari sesudahnya, peritoneum yang
membungkus sebagian uterus menjadi belipat lipat dan kerutan
kerutan. Ligamentum latum dan ligamentum rotundum jauh lebih
kendur dibandingkan saat tidak hamil, dan ligament ligament ini
memerlukan waktu yang cukup lama untuk kembali dari
peregangan dan pengenduran yang berlangsung selama kehamilan.
Sebagian akibat putusnya serat serat elastis kulit yang
berlangsung lama akibat besarnya uterus pada waktu hamil
dingding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu.
Untuk pemulihan dapat dibantu dengan latihan olah raga.
85

h. Kembalinya Menstruasi Dan Ovulasi


Apabila setelah melahirkan tidak menyusui, menstruasi
mungkin dalam 6-8 minggu setelah persalinan. Tetapi secara klinis
suliot untuk menetukan waktu spesipik masa menstruasi pertama
setelah melahirkan (Mitra Cendikia Press:2008)

5. Gambaran Klinis Masa Nifas


Setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi
tidak lebih dari 38C berturut turut selama 2 hari kemungkinan terjadi
infeksi (Mitra candikia Press : 2008:84). Uterus yang menyelesaikan
tugasnya, akan menjadi keras akibat kontraksinya, sehingga terdapat
penutupan pembuluh darah. Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring
menimbulkan rasa nyeri disebut after fains (mules mules) biasanya
berlangsung selama 2-3 hari post partum (prawihardjo, 2005:240).
Masa puarperium diikuti pengeluaran cairan/ secret yang berasal
Dari kavum uteri dan vagina yaitu sisa cairan endometrium dan sisa dari
tempat implantasi plasenta disebut lochea. Pengeluaran lochea dapat
dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya menurut (Mitra candikia Press:
2008:78).
1) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar san sisa sisa selaput
ketuban, sel sel desi dua, verniks kaseosa, lanugo dan meconium
selama 2 hari pasca persalinan
2) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir. Terjadi pada hari ke 3-7 hari pasca persalinan.
3) Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tdak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu.

6. Proses laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari asi di
produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan asi.
86

Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia


termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan
pemberian asi eksklusif dan meneruskan pemberian asi sampai anak
umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan
tubuh secara alami.(Mitra cendekia press,2008:6)

7. Perubahan Psikologis Masa Nifas


Tahap tahap adaptasi psikososial pada post partum adalah:
a. Masa Taking In
Yaitu pada saat 2-3 hari setelah bersalin, ibu yang baru ini
bersifat pasif dan sangat tergantung, segala energinya difokuskan
pada kekhawatiran tentang badannya, dia mungkin akan bercerita
tentang pengalaman bersalinnya berulang ulang.
b. Masa taking On
Terjadi pada hari 2-4 setelah bersalin, ibu menjadi khawatir
akan kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawab
sebagai ibu yang semakin besar, ibu tersebut memfokuskan diri
dalam mengambil control akan fungsi tubuhnya sendiri.
c. Masa Leting Go
Masa ini terjadi biasanya ibu sudah pulang dari tempat
bersalin, dan melibatkan keluarga, ibu mengambil tanggung jawab
dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan dirinya dengan
tuntutan ketergantungan, begitu pula berkurangnya otonomi
dirinya, ketergatungannya, dan khususnya interaksi social, dan
khususnya interaksi social, depresi post partum sering terjadi pada
masa nifas (Fitramaya, 2009: 87)

8. Tanda Tanda Bahaya Dalam Masa Nifas


Tanda dan bahaya ibu nifas menurut (pusdiknakes, 2008) yaitu:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba tiba
yang tidak hilang dengan istirahat atau menyusui.
87

b. Pengeluaran cairan vaginal/ logia dengan bau busuk yang


menyengat.
c. Nyeri panggul atau perut bagian bawah yang hebat dari kram uterus
yang biasa.
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah
penglihatan.
e. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa
sakit.
f. Demam, muntah, rasa sakit waktru buang air kemih, atau jika tidak
merasa enak badan.
g. Kemampuan merawat diri sendiri atau bayi, depresi yang
mempengaruhi aktivitas hidup sehari hari.
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
i. Rasa sakit, merah, lunak, dan atau pembengkakan dikaki.

9. Penyulit Masa Nifas


a. Infeksi Nifas
1) Endometritis
PENGERTIAN
Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada
endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim
yang terjadi infeksi.
GEJALA KLINIS
a) uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada
perabaan dan lembek.
b) Mulai hari ke-tiga suhu meningkat, nadi menjadi cepat.
Akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun
dan dalam kurang dari satu minggu keadaan sudah normal
kembali.
c) Lochea pada endometritis biasanya bertambah dan kadang
kadang berbau.
88

2) Peritonitis
PENGERTIAN
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh
infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus
organ perut dan dinding perut sebelah dalam
PENYEBAB
a) Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi
b) Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif
melakukan kegiatan seksual
c) Infeksi dari rahim dan saluran telur yang mungkin
disebabkan oleh bebrapa jenis kuman (termasuk yang
menyebabkan gonorrhea dan infeksi klamidia)
d) Kelainan hati atau gagal jantug dimana cairan bisa
berkumpul diperut dan mengalami infeksi
e) Adanyan pembedahan yang mengakibatkan cedera pada
kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus.
f) Dialisa peritoneal.
g) Iritasi tanpa infeksi
GEJALA
a) Gejala tergantung jenis dan penyebaran infeksinya
b) Muntah
c) Demam tinggi
d) Nyeri tumpul pada perut
e) Muncul abses
PENATALAKSANAAN
Biasanya yang pertama dlakukan adalah pembedahan
eksplorasi darurat, terutama bila terdapat appendicitis, ulkus
peptikum yang mengalami perforasi atau diver tikulitis.
Pada peradangan pancreas (pancreas akut) atau penyakit radang
panggul pada wanita, pembedahan darurat biasanya tidak
89

dilakukan. Diberika antibiotic yang tepat, bila perlu diberikan


beberapa macam antibiotic diberikan bersamaan.

b. Bendungan ASI
PENGERTIAN
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktoferin atau oleh kelenjar kelenjar tidak
dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting
susu.
PENYEBAB
1) Pengosongan mammae yang tidak sempurna
2) Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
3) Posisi ibu menyusui yang tidak benar
4) Peuting susu terbenam
5) Putting susu terlalu panjang
GEJALA
1) Payudara terlihat bengkak
2) Payudara terasa keras
3) Payudara terasa panas
4) Terdapat nyeri tekan pada payudara
PENATALAKSANAAN
1) Bila ibu menyusui
a) Susukan sesering mungkin dan susui dengan kedua
payudara secara bergantian
b) Kompres payudara dengan ir hangat sebelum menyusui
c) Bantu dengan memijat payudara sebelum memulai
menyusui
d) Sangga payudara
e) Kompres payudara dengan air dingin diantara menyusui
f) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap
4 jam
90

g) Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi


hasilnya
2) Bila ibu tidak menyusui
a) Sangga oayudara
b) Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa nyeri
c) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap
4 jam
d) Jangna dipijat atau kompres hangat pada payudara

c. Infeksi Payudara
PENGERTIAN
Infeksi payudara adalah infeksi yang terjadi pada jarinagn
payudara. Infeksi payudara merupakan keluhan yang jarang
dijumpai di klinik dan lebig banyak terjadi pada wanita menyusui.
KLASIFIKASI
1) MASTITIS
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Kejadian ini
biasanya terjadi 1-3 minggu setelah post partum
PENYEBAB
a) Staphylococcus aureus
b) Sumbatan saluran susu yang berlanjut
KOMPLIKASI
a) Mammae yang membesar, nyeri, merah dan membengkak
b) Temperature badan ibu tinggi kadang disertai menggigil
c) Bila mastitis berlanjut dapat menyebabkan abses payudara
PENATALAKSANAAN
a) Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya
keluhannya akan berkurang
b) Sangga payudara
91

c) Kompres dingin
d) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap
4 jam
e) Ibu harus didorong menyusui walau ada pus
f) Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
2) Abses Payudara
Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses oayudara
terjadi abapila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga
memperberat infeksi.
GEJALA
a) Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah
b) Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah
c) Benjolan terasa lebih lunak karena berisi nanah
PENATALAKSANAAN
a) Diperlukan anestesi umum (ketamin)
b) Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola ke pinggir,
supaya tidak memotong saluran ASI
c) Pecahkan kantong pus
d) Pasang tampon dan drainase kemudian angkat setelah 24
jam
e) Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam sekali bila
diperlukan
f) Sangga payudara
g) Kompres dingin
h) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap
4 jam
i) Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus
j) Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan selama 3
hari
92

d. Tromboflebitis
PENGERTIAN
Trombofeblitis adalah invasi/ perluasan mikroorganisme pathogen
yang mengikuti alira darah disepanjang vena dan cabang
cabangnya. Trombofeblitis didahului dengan thrombosis, dapat
terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa
nifas
PENYEBAB
1) Perubahan susunan darah
2) Perubahan laju peredaran darah
3) Perlukaan lapisan interna pembuluh darah
FAKTOR PREDISPOSISI
1) Riwayat bedah kebidanan
2) Usia lanjut
3) Multi paritas
4) Varises
5) Infeksi nifas

e. Ganguan Psikologis Masa Nifas


1) Depresi Post Partum
Setelah melahirkan, banyak wanita yang memiliki suasana hati
yang berubah ubah. Mereka mungkin merasa bahagia di satu
saat, kemudian sedih saat berikutnya. Tapi, gejala ini seringkali
disebabkan oleh baby blues yaitu kondisi temporer yang
dialami 50-80% wanita setelah melahirkan.
GEJALA
a) Merasa gelisah atau murung
b) Merasa sedih, putus asa dan kewalahan
c) Kurang energy dan motivasi
d) Banyak menangis
e) Makan dan tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
93

f) Kesulitan berfikir atau membuat keputusan


g) Memiliki masalah memori
h) Merasa tidak berharga dan bersalah
i) Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang
biasanya disukai
j) Menarik diri dari teman dan keluarga
PENATALAKSANAAN
a) Memberi dukungan psikologis dan bantuan nyata pada bayi
dan asuhan di rumah
b) Memberikan dukungan dan mendengarkan keluhan ibu
c) Meyakinakn pada ibu bahwa pengalaman tersebut
merupakan hal biasa
d) Membantu ibu dan suaminya untuk memikirkan peran
masing masing sebagai orang tua
e) Pertimbangkan pemberian obat obatan anti depresan jika
tidak ada
2) Post Partum Blues
Post partum blues dinamakan juga post natal blues atau baby
blues adalah gangguan mood yang menyertai suatu persalinan.
Biasanya terjadi dari hari ketiga sampai kesepuluh dan
umumnya terjadi akibat perubahan hormonal. Hal ini umumnya
terjadi kira kira antara 10-17% dari perempuan. Penyebab
terjadinya post partum blues sampai saat ini belum jelas
diketahui.
GEJALA
a) Iritabilitas (mudah tersinggung)
b) Menangis dengan tiba tiba
c) Cemas yang berlebihan
d) Mood yang labil
e) Gangguan selera makan
f) Merasa tidak bahagia
94

g) Tidak mau bicara


h) Gangguan tidur
i) Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan
PENATALAKSANAAN
Asuhan dan dukungan yang lebih aal dari bida sangat penting
dalam membantu orang tua memahami bahwa kondisi post
partum blues anya bersifat sementara. Asuhan kebidanan yang
diberikan kepada ibu yang mengalami post partum blues
bersifat holistic, meliputi: perilaku, emosional, intelektual,
sosial dan psikologis secara bersamaan dengan melibatkan
lingkunagn yaitu suami, keluarga, dan juga teman dekat si ibu.
3) POST PARTUM PSIKOSA
Post partum psikosa adalah depresi yang terjadi pada minggu
pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
GEJALA
a) Delusi
b) Halusinasi
c) Gangguan saat tidur
d) Obsesi mengenai bayi
PENATALAKSANAAN
a) Sarankan pada anggota keluarga agar lebih memperhatikan
kondisi keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar
tidak merasa kehilangan perhatian.
b) Anjurkan ibu untuk:
- Beristirahat cukup
- Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Bersikap fleksibel
- Berbagi cerita dengan orang terdekat dan membuka dii
dengan orang baru
- Konsultasi ke tenaga medis
95

10. Frekuensi kunjungan Masa Nifas


Menurut DEPKES RI,2009, kunjungan masa nifas adalah paling
sedikit 4 kali kunjungan, dilakukan untuk menilai ibu dan bayi baru
lahir untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-masalah
yang terjadi, seperti dalam tabel beriku:

Pelayanan yang diberikan selama kunjungan adalah :


a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus)
c. Pengeluaran lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eklusif 6 bulan
e. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali,
pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24
jam pemberian kapsul Vitamin A pertama
f. Pelayanan KB Pascasalin

Frekuensi kunjungan masa nifas


Kunjungan Waktu Tujuan Penatalaksanaan
1 6-8 jam Mencegah perdarahan Memantau tekanan darah,
setelah masa nifas karena atonia nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
persalinan uteri kantung kemih dan pendarahan
Mendeteksi dan pervaginam
merawwat penyebab lain Mengajarkan ibu dan
perdarahan: rujuk jika keluarganya bagaimana
perdarahan berlanjut menilai tonus dan pendarahan
Memberikan konseling uterus dan bagaimana
pada ibu atau salah satu melakukan pemijatan jika
anggota keluarga uterus lembek dengan cara
bagaimana mencegah memijat atau memutar perut
perdarahan masa nifas selama 15 kali.
Pemberian ASI awal Menganjurkan ibu untuk
96

Melakukan hubungan segera memberikan ASI pada


antara ibu dan bayi baru bayinya
lahir Meenjaga kehangatan pada
Menjaga bayi tetap bayi dengan cara selimuti Bayi
hangat dengan mencegah Menganjurkan ibu untuk
hipotermia segera memberikan ASI pada
Jika petugas kesehatan bayinya
menolong persalinan, ia Menganjurkan ibu untuk
harus tinggal dengan ibu mobilisasi dini
dan bayi baru lahir untuk Menganjurkan ibu untuk
jam pertama kelahiran, menempatkan bayinya di
atau sampai ibu dan bayi tempat tidur yang sama
dalam keadaan stabil.
2 6 hari Memastikan involusi Memantau tekanan darah,
setelah uterus berjalan normal: nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
persalinan uterus berkontraksi kantung kemih dan pendarahan
dengan baik, fundus di pervaginam
bawah umbilicus, tidak Memantau keadaan ibu suhu
ada perdarahan abnormal tubuh
Menilai adanya tanda- Menganjurkan ibu untuk
tanda demam makan-makanan yang
Memastikan ibu mengandung protein, banyak
mendapatkan cukup cairan, saturan dan buah-
makanan, cairan dan buahan dan minuman
istirahat sedikitnya 3 liter air setiap hari
Memastikan ibu Menganjurkan ibu untuk
menyusui dengan baik menyusui bayinya setiap 2
dan tidak jam, siang malam dengan lama
memperlihatkan tanda- menyusui 10-15 menit di
tanda pan kenyulit setiap payudara
Memberikan konseling Menganjurkan ibu agar
97

pada ibu mengenai istirahat cukup untuk


asuhan pada bayi, tali mencegah kelelahan yang
pusat, menjaga bayi tetap berlebihan.
hangat dan merawat bayi Menganjurkan ibu untuk
sehari-hari menjaga payudara tetap bersih
dan kering. Terutama putting
susu,Menganjurkan ibu untuk
memakai BH yang
menyongkong payudara
Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya setiap 2
jam, siang dan malam hari
dengan lama menyusui 10-15
menit di setiap payudaranya.
Melakukan imunisasi BCG
3 2 minggu Sama seperti di atas (6 Memantau tekanan darah,
setelah hari setelah persalinan) nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
persalinan kantung kemih dan pendarahan
pervaginam
Memantau keadaan ibu suhu
tubuh
Menganjurkan ibu untuk
makan-makanan yang
mengandung protein, banyak
cairan, saturan dan buah-
buahan dan minuman
sedikitnya 3 liter air setiap hari
Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya setiap 2
jam, siang malam dengan lama
menyusui 10-15 menit di
98

setiap payudara
Menganjurkan ibu agar
istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang
berlebihan.
Menganjurkan ibu untuk
menjaga payudara tetap bersih
dan kering. Terutama putting
susu,Menganjurkan ibu untuk
memakai BH yang
menyongkong payudara
Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya setiap 2
jam, siang dan malam hari
dengan lama menyusui 10-15
menit di setiap payudaranya.
Melakukan imunisasi BCG
4 6 minggu Menanyakan pada ibu Memeriksa tekanan darah,
setelah tentang penyulit-penyulit nadi, suhu, tinggi fundus dan
persalinan yang ia atau bayi alami pengeluaran pervaginam
Memberikan konseling Memberitahukan pada ibu
untuk KB secara dini bahwa aman untuk memulai
hubungan suami istri kapan
saja ibu siap
Menganjurkan ibu dan suami
untuk memakai alat
kontrasepsi dan menjelaskan
kelbihan, kekurangan, dan efek
sampingnya.
(DEPKES RI,2009)
99

11. Perawatan Masa Nifas


a. Mobilisasi : karena lelah habis bersalin, ibu harus istitrahat, tidur
telentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-
miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya
99erawatt99s dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan
duduk, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau ke-5 diperbolehkan
pulang. Mobilisasi diatas bervariasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
b. Diet : makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya
makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
c. Miksi : hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
d. Defekasi : buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca
persalinan.
e. Perawatan payudara (mamae) : Perawatan mamae telah dimulai
sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
f. Laktasi : Untuk menghadapi laktasi (menyusui) sejak dari
kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae.
g. Pemeriksaan pasca persalinan : bagi wanita dengan persalinan
normal, dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah
persalinan.
h. Nasehat-nasehat untuk ibu post natal :
1) Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan.
2) Sebaiknya bayi disusui.
3) Kerjakan gimnastik sehabis bersalin.
4) Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan
KB untuk menjarangkan kehamilan.
5) Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.
100

2.2.5 KELUARGA BERENCANA


1. Pengertian
Kontrasepsi ialah usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Kontrasepsi suntikan ialah suatu cara kontrasepsi wanita yang diberikan
melalui suntikan (Hanifa, 1999).
Pengendalian kehamilan yaitu pengaturan jumlah anak yang
dikandung atau lahir.Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan
(Indrapawarsa, 2010)
Keluarga berencana memiliki konotasi yang luas.Pada istilah ini
terkandung pertimbangan tambahan terhadap faktor fisik, sosial,
psikologis, ekonomi dan keagamaan yang mengatur sikap keluarga
sekaligus mempengaruhi keputusan keluarga dalam menetapkan ukuran
keluarga, jarak antar anak, dan pemilihan serta penggunaan metode
pengendalian kehamilan. (Varney, Helen. 2007)

2. Macam-macam metode dan alat kontrasepsi menurut (Rustam,


2002)
a. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu
ibu (ASI) secara eksklusif.Cara kerja :
a) Penundaan atau penundaan ovulasi
b) Setelah bayi berumur 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin
didahului haid, tetapi dapat juga tanpa didahului haid. Efek
ketidak suburan karena menyusui sangat dipengaruhi oleh
aspekaspek: yaitu cara menyusui, seringnya menyusui,
lamanya menyusui, jarak antara menyusui dan kesungguhan
menyusui.
Indikasi
a) Ibu yang menyusui secara eksklusif
b) Bayinya berumur kurang dari 6 bulan
101

Kontra Indikasi
a) Tidak menyusui secara eksklusif
b) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
b. Senggama terputus
Adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
Indikasi
a) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera
b) Pasangan yang memerlukan metode sementara sambil
menunggu metode yang lain
c) Suami yang sulit melakukan senggama terputus
Efek samping
Efektifitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (angka
kegagalan 4 27 kehamilan per 100 perempuan pertahun).Efek
sampingnya memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.

c. Kontrasepsi Kombinasi (Hormone Estrogen dan Progesterone)


a. Pil kombinasi
Pil monofasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormone aktif estrogen / progestin dalam
dosis yang masa, dalam 7 tablet tanpa hormon aktif.
Pil bifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen / progestin dengan 2 dosis
yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Pil trifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen / progestin dengan 3 dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet hormone aktif.
Cara kerja
1) Menekan ovulasi
102

2) Mencegah inplantasi
3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4) Pergerakan tuba terganggu sehngga transpotasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula
Efek samping
Mual, perdarahan bercak terutama 3 bulan pertama, pusing,
nyeri payudara, mengurangi ASI, meningkatkan tekanan darah
dan retensi cairan
b. Suntikan kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksip
progesterone asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan
injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg Nerotindron
enantat dan 5 mg Estradol Valerat yang diberikan injeksi I.M.
sebulan sekali.
Cara kerja
1) Menekan ovulasi
2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu
3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang
tinggi
4) Menyusu ASI pasca persalinan > 6 bulan
5) Pasca persalinan tidak menyusui
6) Anemia, nyeri haid hebat dan haid teratur
Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
103

2) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan


3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
4) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan
darah tinggi > 180 / 110 mmHg. Penyakit hati akut (virus
hepatitis) dan kanker payudara
Efek samping
Terjadinya perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur,
perdarahan bercak / spooting atau perdarahan selama 10 hari
mual, sakit kepala, nyeri payudara, nyeri payudara ringan dan
keluhan ini akan hilang ketika setelah suntikan kedua dan
ketiga.

d. Kontrasepsi progestin
a. Kontrasepsi Suntikan Progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progestin :
1) Depo medroksiprogeston Asete (Depo provera, mengandung
150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular (didaerah bokong)
2) Depo noristerat yang mengandung 200 mg noretindron
enentat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuscular
Cara kerja
1) Mencegah ovulasi
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
3) Menjadikan selaput lendir tipis dan atrofi
4) Menghambat transfortasi gamet ke tuba
Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Nulipara dan yang telah memiliki anak
104

3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai


4) Setelah melahirkan dan menyusui
5) Tekanan darah < 180 / 110
Kontraindikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Menderita kanker peyudara atau riwayat kanker payudara
Efek samping
Meningkatnya atau menurunnya berat badan
b. Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)
Jenis minipil :
1) kemasan dengan isi 35 pil
2) kemasan dengan issi 28 pil
Cara kerja :
1) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks
diovarium (tidak begitu kuat)
2) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit
3) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi
sperma
Indikasi
1) Usia reproduksi, telah memiliki anak
2) Pasca persalinan dan tidak menyusui
3) Pasca keguguran, perokok untuk segala usia
4) Mempunyai tekanan darah tinggi (selama, 180x/ menit) atau
dengan masalah pembekuan darah
Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4) Menggunakan obat tuberculosis (rifampisin)
105

5) Sering lupa menggunakan pil


Efek samping
Amenorhoe dan perdarahan tidak teratur
c. Kontrasepsi Implant
Norplan terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi
dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang
kirakira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3
ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levonorgestrol demgan lama kerja 3 tahun.
Cara kerja
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
3) Mengurangi transportasi sperma
4) Menekan ovulasi
Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
3) Paska persalinan tidak menyusui
4) Paska keguguran
Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hmil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Efek samping
1) Perdarahan tidak teratur, dan perdarahan bercak
2) Nyeri kepala, mual, dan gelisah
106

e. AKDR
AKDR Cut 380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
Cara kerja
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba fallopi
2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi
Indikasi
1) Usia reproduktif
2) Keadaan nulipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Hamil atau kemungkinan hamil
6) Perdarahan vagina yang belum diketahui penyebabnya
Efek samping
1) Perubahan siklus haid (umumnya dalam 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
f. Kontrasepsi MANTAP
Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
vertilitas (kesuburan) seorang perempuan.
107

Cara kerja
Dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
Indikasi
1) Usia > 26 tahun
2) Paritas > 2
3) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya
4) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
Kontraindikasi
1) Hamil dan dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas
3) Infeksi sistemik atau velvik yang akut
4) Belum memberikan persetujuan yang tertulis
Efek samping
1) Infeksi luka
2) Demam pasca operasi ( > 38 C )
3) Luka pada kandung kemih, intensial (jarang terjadi)
4) Rasa sakit pada lokasi pembedahan
5) Perdarahan suferpisial (tepi tepi kulit atau subkutan)
g. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklsi vasa deferensia
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses vertilisasi
penyatuan dalam ovum tidak terjadi.
Cara kerja
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan vertilitas
dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan
terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga
108

Kontraindikasi
1) Usia > 37 tahun
2) Tidak ada ovulasi (atau ada masalah dari faktor ovarium)
Komplikasi
1) Komplikasi bisa terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa
saat setelah tindakan
2) Komplikasi pasca tindakan dapat berupa hematoma skrotalis,
infeksi atau abses pada testis, otrifi testis.

2.3 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


2.3.1 Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
(varney, 2006)

2.3.2 Prinsip proses manajemen kebidanan menurut ACNM (2009)


Pross manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
american college of nurse midwife terdiri dari:
1. Secara sistematis pengumpulan data memperbaharui data yang lengkap
dan relavan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadaf
kesehatan setiap klien ,termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diangnosa berdasarkan
interpretasi data dasar.
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadaf asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan
bersama klien .
4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat
keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
109

5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.


6. Secara pribadi bertanggungjawab terhadap implementasi rencana
individual
7. Melakukan konsuktasi,perencanaan dan melaksanakan manajemen
dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan
selanjutnya.
8. Merencanakan manjemen terhadap komplikasi tertentu,dalam situasi
darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan
kesehatan dan merevisi rencana asuhan dengan kebutuhan.(fitramaya
2009)

2.3.3 Tujuh Langkah Varney Dalam Dokumentasi Kebidanan


1. Pengkajian
Dalam pengkajian terdiri dari anamnesa, data subjektif, data objektif
serta data penunjang yang terdapat pada klien.
2. Interprestasi data
Meliputi diagnose kebidanan, dasar dan masalah yang terdapat pada
klien.
3. Identifikasi masalah potensial
Terdiri dari berbagai kemungkinan yang bisa timbul sesuai dengan
diagnose klien.
4. Menetapkan kebutuhan atau tindakan segera/ kolaborasi
Dilaksanakan jika ditemukan suatu masalah yang memerlukan tindakan
segera atau kolaborasi dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
5. Perencanaan atau planning
Meliputi seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan kilen.
6. Pelaksanaan
Seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan atau masalah klien
110

7. Evaluasi
Yaitu hasil yang dicapai sesuai dengan tindakan yang telah
dilaksanakan.

2.3.4 Pendokumentasian Dalam Bentuk SOAP


Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.Langkah-langkahdalammanajemenkebidanan
menggambarkanalur pola berpikir dan bertindak bidan dalam pengambilan
keputusan klinis untuk mengatasi masalah.Asuhan yang telah dilakukan
harus dicatat seicara benar, jelas, singkat dan logis dalamj suatu metode
pendokumentasian.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat
mendokumentasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah
dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien yang didalamnya
tersirat proses berfikir sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang
klien sesuai langkah langkah dalam proses manajemen kebidanan. Alur
berfikir bidan saat menghadapi klien ada 4 langkah yang didokumentasikan
dalam bentuk soap.
S: Subjektif: menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 varney(pengkajian data),terutama
data yang diperoleh melalui anamesis.data subjektif ini berhubungan dengan
masalahdari sudut pandang pasien.Ekspresi pasien mengenali kekhawatiran
dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
berhubungan langsung dengan diagnosis .data subjektif ini nantinya akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun.
O: Objektif: menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil lab, tes diagnostik lain, yang dirumuskan dalam data, focus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 varney.terutama data yang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dan pemeriksaan fisik pasien
,pemeriksaan laaboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain ,catatan medik
111

dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data
objektif ini.data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosis.
A: Assesment: menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interprestasi data sunjektif dan objektif dalam suatu identifikasi: diagnose.
Antisipasi diagnose atau masalah potensial. Perlunya tindakan oleh bidan
atau dokter, konsultasi atau kolaborasi, rujukan sebagai langkah ke 2,3 dan
4 varney.
Sehingga mencakup hal-hal berikut ini ; diagnosis masalah kebidanan,
diagnosis masalah potensial, serta perlunya mengidentifikasio kebutuhan
tindakan segera untuk antisipasi diagnosis masalah potensial dan kebutuhan
tindakan segera harus di identifikasi menurut kewenangan bidan,meliputi
tindakan mandiri ,tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.
P: Planing: menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
implementasi dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah 5,6 dan
7 varney
Mengapa SOAP dipakai untuk pendokumentasian ?
Alasan :
a. Pembuatan metode soap merupakan perkembangan informasi yang
sisitematis mengorganisir penemuan menjadi suatu rencana asuhan.
b. Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan
untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.
c. SOAP merupakan urutan urutan yang dapat membantu dalam
mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai