Anda di halaman 1dari 142

SKRIPSI PENELITIAN

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP KADAR

KOLESTEROL DAN KUALITAS TIDUR PENDERITA KOLESTROL DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATAK 2022

Disusun Oleh :

ELLA SAFITRI
2018.02.015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAHH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2021
SKRIPSI PENELITIAN

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP KADAR

KOLESTEROL DAN KUALITAS TIDUR PENDERITA KOLESTROL DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATAK TAHUN 2022

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.Kep)

Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Banyuwangi

Disusun Oleh :

ELLA SAFITRI
2018.02.015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAHH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2021

i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Tidak Ada Kesuksesan Tanpa Kerja Keras .Tidak Ada Keberhasilan

Tanpa Kebersamaan.Tidak Ada Kemudahan Tanpa Doa”

PERSEMBAHAN

“Setiap Keberhasilan Yang Diraih Seorang Anak Tidak Luput Dari

Panjatan Doa Kedua Orang Tuanya”

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : ELLA SAFITRI

NIM : 201802015

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil penelitian saya dengan judul :

“PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP KADAR KOLESTEROL


DAN KUALITAS TIDUR PENDERITA KOLESTEROL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KLATAK TAHUN 2022 ”

Bersedia untuk dimuat dalam majalah atau jurnal ilmiah atas nama pembimbing
dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Banyuwangi,
Pembuat Pernyataan

ELLA SAFIRI
NIM : 201802015

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu WaTa’ala, berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul

“Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita Kolesterol

Banyuwangi Tahun 2022”. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep). Pada program studi S1

Keperawatan STIKES Banyuwangi.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. DR. H. Soekardjo, selaku Ketua STIKES Banyuwangi yang telah memberi

kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Banyuwangi.

2. Ns. Sholihin .,S.Kep.,M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan

yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan proposal ini, serta

kesempatan dan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan Program Studi

S1 Ilmu Keperawatan.

3. H. Hariadji, SKM., MM dan Ns. Sholihin .,S.Kep.,M.Kep. selaku Dosen

Pembimbing yang memberikan bimbingan dengan sabar kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.

5. Kepada Kedua orang tua saya Bapak Radimin dan Ibu Ruj’ah beserta

keluarga besar saya yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik

dari segi moral maupun materil, serta untaian doa yang tak pernah lepas

vii
viii
ABSTRAK

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP KADAR KOLESTROL


DAN KUALITAS TIDUR PADA PENDERITA KOLESTROL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATAK TAHUN 2022

Oleh: Ella Safitri

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna
kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Kekurangan tidur pada penderita kolesterol memberikan
pengaruh terhadap fisik, kemampuan kognitif dan juga kualitas hidup. Terapi yang
digunakan yaitu senam ergonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh senam ergomomis terhadap kadar kolestrol dan kualitas tidur pada
penderita kolestrol di wilayah kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022.

Penelitian ini menggunakan pre-eksperimental design dengan rancangan


one-group pre-postest design sebanyak 28 responden dengan tehnik purpousif
sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi kadar kolestrol dan
lembar kuesioner kualitas tidur.

Hasil penilitian sebelum diberikan intervensi hampir seluruhnya mengalami


kolesterol ambang batas tinggi (79%) dan sebagian besar mengalami kualitas tidur
agak buruk (57%). Setelah diberikan intervensi hampir seluruhnya (89%)
mengalami kolestrol ambang batas tinggi dan hampir setengahnya dari responden
memiliki kualitas tidur agak baik (39%). Hasil penelitian ini menggunakan uji
Wilcoxon dengan SPSS, diperoleh nilai signifikansi p = 0,000 atau p < 0,05 , maka
0,000 < 0,05 yang bermakna Ho ditolak Ha diterima, artinya ada pengaruh yang
signifikan dari pengaruh senam ergonomis terhadap kadar kolestrol dan kualitas
tidur pada penderita kolestrol diwilayah kerja puskesmas klatak tahun 2022.

Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan sesudah dilakukan intervensi.


Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Senam Ergonomis Terhadap
Kadar Kolestrol Dan Kualitas Tidur Pada Penderita Kolestrol Di Wiliyah Kerja
Puskesma Klatak Tahun 2022.

Kata Kunci: Senam Ergonomis, Penderita Kolestrol, Kualitas Tidur

ix
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ERGONOMIC GYMNASTIC ON CHOLESTROL


LEVELS AND SLEEP QUALITY IN PATIENTS WITH CHOLESTEROL
IN THE WORKING AREA OF PUSKESMAS KLATAK IN 2022

By: Ella Safitri

Cholesterol is a fatty substance, which circulates in the blood, has yellowish


color and has waxy texture. Cholesterol is produced by the liver and is needed by
the body. Lack of sleep in people with cholesterol affects their physical health,
cognitive abilities and quality of life. The therapy used in this research is ergonomic
exercise. This study aimed to determine the influence of ergonomic exercise on
cholesterol levels and sleep quality in the patients with cholesterol in the working
area of Puskesmas Klatak in 2022.
This study used pre-experimental design with one-group pre-posttest
design. 28 respondents were determined by using purposive sampling technique.
Data were collected using observation sheet of cholesterol level and sleep quality
questionnaire.
From the results of the study, it was obtained that before being given the
intervention almost all of the patients had high threshold cholesterol (79%) and
most of them had slightly poor sleep quality (57%). After being given the
intervention, almost all of the patients had high threshold cholesterol (89%) and
almost half of the respondents had slightly good sleep quality (39%). The results of
analysis using Wilcoxon test with SPSS showed significance value of p = 0.000 or
p <0.05, that 0.000 <0.05, which means Ho was rejected and Ha was accepted. It
can be concluded that there was significant influence of ergonomic exercise on
cholesterol level and sleepi quality in patients with cholesterol in the working area
of Puskesmas Klatak in 2022.
This study showed that there are differences before and after the
intervention. From the result of this research, it can be concluded that there was
influence of Ergonomic Gymnastics on Cholesterol Levels and Sleep Quality in
Patients with Cholesterol in the Working Area of Puskesmas Klatak in 2022.

Keywords: Ergonomic Exercise, Cholesterol Patients, Sleep Quality

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PENYATAAN TENTANG ORISINALITAS ..................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI .............................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ivi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMBANG ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB 1 LATAR BELAKANG .................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis .........................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................7
2.1 Konsep Penyakit kolesterol .........................................................................7
2.1.1 Definisi Kolesterol ......................................................................7
2.1.2 Klasifikasi Kolesterol ..................................................................8
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kolesterol ......................................9
2.1.4. Metabolisme Klesterol ..............................................................12
2.1.5 Manifestasi Klinis......................................................................13
2.1.6. Cara Mengukur Kolesterol ........................................................14

xi
2.1.7 Cara Menurunkan Kadar Kolesterol..........................................15
2.2 Konsep Dasar Kualitas Tidur ....................................................................17
2.2.1. Definisi Kualitas Tidur ..............................................................17
2.2.2 Klasifikasi tidur .........................................................................17
2.2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur ...................18
2.2.4 Kebutuhan tidur .........................................................................19
2.2.5 Gangguan tidur ..........................................................................20
2.2.6 Dampak Kurang Tidur...............................................................22
2.2.7 Alat Ukur Gangguan tidur .........................................................24
2.3. Konsep Senam...........................................................................................25
2.3.1 Definisi Secara Umum ..............................................................25
2.3.2. Jenis jenis Senam.......................................................................26
2.3.3 Manfaat Senam ..........................................................................26
2.3.4 Senam Ergonomis......................................................................27
2.4. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita
Kolesterol ..................................................................................................35
2. 5 Tabel Sintesis ............................................................................................36
BAB 3 KERANGKA KONSEP...........................................................................41
3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................41
3.2 Hipotesis Penelitian ...................................................................................42
BAB 4 METODE PENDAHULUAN..................................................................43
4.1 Metode Penelitian .....................................................................................43
4.2.1 Populasi Penelitian ....................................................................44
4.2.2 Sampel Penelitian ......................................................................44
4.2.3. Teknik Sampling .......................................................................46
4.3 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................................47
4.4 Variabel penelitian ....................................................................................48
4.4.1 Identifikasi Varibel ....................................................................48
4.4.2 Definisi Operasional ..................................................................48
4.5 Alat dan Bahan Penelitian .........................................................................51
4.6 Instrumen Penelitian .................................................................................51
4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian ...................................................................51

xii
4.7.1 Lokasi Penelitian .......................................................................51
4.7.2 Waktu penelitian........................................................................51
4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengukuran Data ..........................................51
4.9. Cara Analisa Data .....................................................................................53
4.9.1 Teknik Analisa Data ..................................................................53
4.9.2 Analisa Univarat ........................................................................53
4.9.3 Analisa Wilcoxon Match Pair Test ...........................................54
4.9.4 Pengolahan Data ........................................................................54
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 62
5.1. Hasil Penelitian ................................................................................................... 62
5.1.1 Karakteristik Tempat Penelitian ................................................. 62
5.1.2 Data Umum ................................................................................. 64
5.1.3 Data Khusus ................................................................................ 66
5.2 Pembahasan .......................................................................................................... 73
5.2.1 Kadar kolestrol pada penderita kololestrol sebelum dilakukan
dilakukan intervensi senam ergonomis................................................. 73
2.2.2 Kadar Kolestrol pada penderita kololestrol sesudah dilakukan
dilakukan intervensi senam ergonomis................................................. 76
5.2.3 Kualitas tidur pada penderita kolestrol sebelum dilakukannya
terapi senam ergonomis ........................................................................ 78
5.2.4 Kualitas tidur pada penderita kolestrol setelah dilakukannya
terapi senam ergonomis ........................................................................ 81
5.3. Pengaruh senam ergonomis terhadap kadar kolesterol penderita kolestrol
diwilayah puskesams klatak ................................................................................ 83
5.4. Pengaruh senam ergonomis terhadap kualitas tidur penderita kolestrol
diwilayah puskesams klatak ................................................................................ 86
BAB 6 PENUTUP ......................................................................................................... 89
6.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 89
6.1.1 kadar kolestrol yang dialami penderita kolestrol sebelum dilakukan
intervensi senam ergonomis di wilayah kerja puskesmas klatak tahun
2022 .................................................................................................... 89
6.1.2 kadar kolestrol yang dialami penderita kolestrole sebelum dilakukan
intervensi senam ergonomis di wilayah kerja puskesmas klatak tahun
2022 .................................................................................................... 89

xiii
6.1.3. Terdapat perbedaan yang bermakna peningkatan pada kadar kolestrol
responden antara sebelum dan sesudah pemberian senam ergonomis
dengan hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon ........................... 90
6.2 Saran .................................................................................................................... 90
6.2.1 Bagi Peneliti Yang Akan Datang .......................................................... 91
6.2.2 Bagi Responden .................................................................................... 91
6.2.3 Bagi Institusi ......................................................................................... 91
6.2.4 Bagi Pemangku Kepentingan Edukasi .................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokan Kadar Kolesterol ........................................................9

Tabel 2.2 Rekomendasi Durasi Tidur Menurut National Sleep Foundation.........23

Tabel 2.5 Tabel Sintesis........................................................................................42

Tabel 4.1 Metode Penelitian One Group Pra-Post Test Design............................48

Tabel 4.2definisi Operasional ...............................................................................53

Tabel 4.3 Wilcoxon Macth Pairs Test..................................................................57

Tabel 5.1 Distribusi responden penderita kolestrol yang mengalami kolestrol

tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022..................... 70

Tabel 5.2 Distribusi responden penderita kolestrol yang mengalami gangguan

kualitas tidur Di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022 ......... 71

xv
DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita

Kolesterol Di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2020 ................46

Bagan 3.1 Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita

Kolesterol Di Puskesmas Klatak Tahun 2022..........................................51

xvi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Presentase jumlah responden berdasarkan jenis kelamin di

Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022 .............................. 64

Diagram 5.2 Presentase jumlah responden berdasarkan usia di Wilayah

Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022 ............................................. 64

Diagram 5.3 Presentase jumlah responden berdasarkan pekerjaan di

Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022 .............................. 65

Diagram 5.4 Presentase hasil setelah dilakukan pre test kadar kolesterol sebelum

melakukan intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun


2022 ............................................................................................... 66

Diagram 5.5 Presentase hasil setelah dilakukan post test kadar kolestrol sesudah
melakukan intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun
2022 ............................................................................................... 67

Diagram 5.6 Presentase hasil setelah dilakukan pre test kualitas tidur sebelum
melakukan intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun
2022 ............................................................................................... 68

Diagram 5.7 Presentase hasil setelah dilakukan post test kualitas tidur sesudah
melakukan intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun
2022 ............................................................................................... 69

xvii
DAFTAR SINGKATAN

SWT : Subhanahu Wa Ta’ala


SAW : Shalallahu Alaihi Wasallam
WHO : World Health Organization
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
PTM : Penyakit Tidak Menular
LDL : Low Density Lipoprotein
HDL : High Density Lipoprotein
REM : Rapid Eye Movement
NREM : Non Rapid Eye Movement
SOP : Standar Operasional Prosedur
EEG : Elektroensefalogram

xviii
DAFTAR LAMBANG

% = Persen
- = Kurang
< = Kurang dari
> = Lebih dari
= = Sama dengan
ß = Beta
α = Alfa
µ = Mu

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik ................................................................................................94

Lampiran 2 Persetujuan Judul...............................................................................95

Lampiran 3 Permohonan Data Awal.....................................................................96

Lampiran 4 Surat Balasan Dari Puskesmas Klatak...............................................97

Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden......................................................98

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Responden ........................................................99

Lampiran 7 Lampiran Identitas.............................................................................100

Lampiran 9 Lembar Observasi.............................................................................105

Lampiran 10 SOP Senam Ergonomis ...................................................................107

Lampiran 11 Quesioner.........................................................................................109

Lampiran 12 Kisi - Kisi Kuesioner PSQI .............................................................110

Lampiran 13 Lampiran Revisi .............................................................................111

Lampiran 14 Lampiran Revisi 2 ..........................................................................112

Lampiran 15 Surat Etik ........................................................................................113

Lampiran 16 Balasan Penelitian...........................................................................114

Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi 1...........................................................115

Lampiran 18 Lembar Konsultasi Skripsi 2...........................................................116

xx
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah,

berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati

dan sangat diperlukan oleh tubuh. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol

seseorang di dalam darah maka akan semakin meningkat faktor resiko

terjadinya penyakit arteri koroner. Tingginya kadar kolesterol di dalam

darah merupakan permasalahan yang serius karena merupakan salah satu

faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular (Yoentafara,

2017). Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol adalah

makanan dengan tinggi lemak, berat badan, kurang aktifitas fisik, merokok,

usia, jenis kelamin dan durasi tidur. Kadar kolesterol total orang dewasa

dinyatakan tinggi apabila mencapai nilai 240 mg/dl atau lebih (Rantung,

dkk., 2014). Permasalahan Kadar kolesterol tinggi yang juga dapat

menyebabkan kesulitan tidur bagi penderita koesterol serta dapat

mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis, dan juga meningkatkan resiko-

resiko kesehatan, serta dapat merusak fungsi sistem imun. Kekurangan tidur

pada penderita kolesterol memberikan pengaruh terhadap fisik, kemampuan

kognitif dan juga kualitas hidup (Maryam dkk, 2012). Sehingga

diperlukannya tetap menjaga kesehatan dengan rajin berolahraga seperti

senam, senam yang dianjurkan pada penderita kolesterol dan juga mampu

meningkatkan kualitas tidur yaitu senam ergonomis.

1
2

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018,

prevalensi global hiperkolesterol pada orang dewasa yaitu 37% untuk pria

dan 40% untuk wanita. Penderita kolesterol total di Indonesia menurut data

RISKESDAS tahun 2018, terdapat 34.820 orang yang terdiri dari beberapa

karakteristik, hal ini juga didukung dengan data PTM (Penyakit Tidak

Menular) tahun 2016, menunjukkan bahwa prevalensi kolesterol tinggi

sebesar 52,3%. Pada data tersebut Jawa Timur menduduki posisi ke-23 dari

34 total Provinsi yang ada di Indonesia, prevalensi besarnya yaitu sebanyak

2.967 orang yang terdeteksi kolesterol tinggi dari jumlah 8.225 orang yang

melakukan pemeriksaan. Di Banyuwangi sendiri pada tahun 2021 penderita

kolesterol tinggi sebanyak 1.611 jiwa dan di Puskesmas Klatak menempati

posisi ke-3 dengan jumlah penderita sebanyak 115 orang (Dinas Kesehatan

Banyuwangi,2021). Dari hasil studi pendahuluan peneliti memperoleh data

bahwa banyak penederita kolesterol tinggi yang mengalami kualitas tidur

yang buruk. Dari hasil data awal penyebaran 10 kuesioner terhadap

penderita kolesterol tinggi terdapat 8 penderita yang mengalami gangguan

tidur 3 diantaranya mengalami kualitas tidur yang sangat buruk dan 5

diantaranya mengalami kualitas tidur yang cukup buruk. Mereka mengeluh

kesulitan tidur ketika memula tidur malam hari. Seseorang yang memilili

kadar kolesterol tinggi akan menyebabkan gejala gejala seperti, sakit kepala

terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan kepala, sering merasa

pegal-pegal, sendi terasa sakit dan kaki terkadang membengka sehingga

dapat menyebabkan kesulitan tidur sehingga dapat mempengaruhi

kesehatan fisik dan psikis, dan juga meningkatkan resiko-resiko kesehatan,


3

serta dapat merusak fungsi sistem imun. Kekurangan tidur pada penderita

kolesterol memberikan pengaruh terhadap fisik, kemampuan kognitif dan

juga kualitas hidup (Maryam dkk, 2012). Diharapkan dengan memperbaiki

kualitas tidur dan kadar kolesterol maka akan meningkatkan kualitas

kesehatan pada penderita kolesterol tersebut.

Adapun cara untuk memperbaiki kadar kolesterol dan meningkatkan

kualitas tidur yaitu dengan menjalani pola hidup sehat dengan rajin

berolahraga salah satunya yaitu dengan senam. Salah satu senam yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan kadar

kolesterol tinggi yaitu senam ergonomis (Madyo, 2015). Senam ergonomis

merupakan gerakan gerakan sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh

yang terkait dengan gerakan sholat, artinya senam ergonomis yang langsung

dapat membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem

tubuh seperti sistem kardiovaskuler, kandung kemih, dan sistem reproduksi

(Wratsongko, 2015). Ergonomic Gymand Health Care dalam Triwibowo

(2015) mengatakan bahwa manfaat senam ini adalah untuk mencegah dan

menyembuhkan berbagai macam penyakit. Senam ergonomis merupakan

kombinasi dari gerakan otot dan teknik pernafasan. Teknik pernapasan yang

dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma, memungkinkan

abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Teknik

pernapasan tersebut, mampu memberikan pijatan pada jantung yang

menguntungkan akibat naik turunnya diafragma, membuka sumbatan

sumbatan dan memperlancar aliran darah ke jantung serta meningkatkan

aliran darah ke seluruh tubuh. Aliran darah yang meningkat juga dapat
4

meningkatkan nutrien dan oksigen. Peningkatan oksigen didalam otak akan

merangsang peningkatan sekresi serotonin yang dapat menurunkan kadar

kolestrol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL serta mampu

membuat tubuh menjadi tenang dan lebih mudah untuk tertidur

(M.Wratsongko,2015). Berdasarkan uraian diatas maka penulis sangat

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam

Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita Kolesterol Di Puskesmas

Klatak Pada Tahun 2022”

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Pengaruh Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas

Tidur Penderita Kolesterol Di Puskesmas Klatak Pada Tahun 2022 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar

Kolesterol dan Kualitas Tidur Pada Penderita Kolesterol Di Wilayah

Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasinya Kadar Kolesterol sebelum dan sesudah

diberikan Senam Ergonomis Pada Penderita Penderita Kolesterol

tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak 2022

2. Teridentifikasinya Kualitas Tidur sebelum dan sesudah

dilakukannya Senam Ergonomik Pada Penderita Kolesterol

tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak 2022.


5

3. Teranalisanya Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar

Kolesterol dan Kualitas Tidur Penderita Kolestero1 tinggi di

wilayah Kerja Puskesmas Klatak 2022

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

wawasan secara keilmuan mengenai Pengaruh Senam Ergonomis

Terhadap Kualtas Tidur Penderita Kolesterol Tinggi di Wilayah

Kerja Puskesmas Klatak Pada Tahun 2022.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai

sumber referensi bagi institusi untuk menambah keilmuan

penelitian tentang Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Pola

Tidur dan menjadi tambahan koleksi hasil studi penelitian serta

dapat ditempatkan di perpustakaan institusi sebagai panduan

untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak.

2. Bagi Profesi keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan terhadap ilmu keperawatan khususnya Ilmu

Keperawatan Medikal Bedah dan dalam pemberian asuhan

keperawatan dengan non farmakologis salah satunya senam

ergonomis.
6

3. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari khususnya dibidang kesehatan, Meningkatkan

Kualitas Tidur pada penderita kolesterol.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Studi penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta

dapat menambah referensi sekaligus memberikan peluang untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya khususnya tentang Ilmu

Keperawatan Medikal Bedah.

5. Bagi Tempat Penelitian

Hasil studi penelitian ini diharapkan bisa dijadikan

masukan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan mutu kesehatan

terutama Keperawatan Medikal Bedah, bisa meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan serta menerapkan teknik non farmakologis,

mengontrol kadar kolesterol pada penderita kolesterol.


7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit kolesterol

2.1.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam

darah, berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin, yang

diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol

termasuk golongan lipid yang tidak terhidrolisis dan merupakan

sterol utama dalam jaringan tubuh manusia. Kolesterol mempunyai

makna penting karena merupakan unsur utama dalam lipoprotein

plasma dan membran plasma serta menjadi prekursor sejumlah besar

senyawa steroid (City & Noni, 2013).

Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lipid.

Kolesterol bersifat aterogenik atau sangat mudah menempel yang

akan membentuk plak pada dinding pembuluh darah. Kadar

kolesterol yang tinggi dan berlebihan di dalam darah dapat

berpengaruh terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Adanya penumpukan jumlah deposit lemak pada dinding pembuluh

darah dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah yang

dikenal dengan aterosklerosis (Mamitoho, 2016).


8

2.1.2 Klasifikasi Kolesterol

Klasififikasi Kolesterrol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol

dan kadar kolesterol

a. Jenis Kolesterol

1. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

Kolesterol LDL disebut juga sebagai kolesterol jahat. Karena

lemak yang mengandung kolesterol ini menganggkut kolesterol

lebih banyak di banding kolesterol LDL. Dan kolesterol ini

melekat di dinding pembuluh darah, sehingga yang dapat

menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah (Kurniadi dan

Nurrahmani, 2015).

2. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein).

Beda halnya dengan Kolesterol LDL. Kolesterol HDL ini

sering disebut dengan kolesterol baik karena mencegah

kolesterol mengendap di arteri dan melindungi terjadinya

aterosklerosis yaitu terbentuknya plak pada dinding pembuluh

darah. Kelebihan kolesterol ini dibawa oleh lipoprotein yang

disebut HDL untuk dibawa ke hati lalu dibuang ke dalam

kandung empedu (Kurniadi dan Nurrahmani, 2015).

3. Trigliserida

Selain LDL dan HDL terdapat juga Trigliserida, yaitu satu

jenis lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis,

kemudian masuk ke dalam plasma. Trigliserida terdapat di

dalam 10 darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya


9

kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar

kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar

trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi alkohol,

gula, dan makanan berlemak.

Tabel 2.1 Pengelompokan Kadar Kolesterol

Batas
Baik Maksimal Buruk
Kolesterol
< 200 mg/dl 200-240 mg/dl > 240 mg/dl
Total
HDL
> 45 mg/dl 35-45 mg/dl < 35 mg/dl
Kolesterol
Trigliserida > 200 mg/dl 200-400 mg/dl > 400 mg/dl
LDL
< 130 mg/dl 130-160 mg/dl > 160 mg/dl
Kolesterol

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kolesterol

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar

kolesterol dalam darah sebagai berikut:

a. Makanan Dengan Tinggi Lemak

Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani dan

nabati. Kolesterol yang berasal dari lemak hewani seperti telur,

ikan, susu, daging kambing dan daging sapi sedangkan

kolesterol yang berasal dari lemak nabati seperti santan, minyak

kelapa dan mentega. Beberapa makanan yang selama ini

diyakini sehat seperti telur, namun telur juga banyak

mengandung kolesterol tinggi. Makanan yang terlalu banyak

mengandung lemak jenuh dapat menyebabkan peningkatan

kadar kolesterol, sehingga disarankan untuk bijak mengonsumsi


10

makanan sehari-hari agar tidak berlebihan. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Restyani (2015) menyatakan bahwa dengan

mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dapat

meningkatkan kadar kolesterol total.

b. Berat Badan

Berat badan yang berlebihan tidak hanya mengganggu

penampilan tetapi lebih banyak efek buruk kesehatannya.

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan

menurunkan HDL (kolesterol baik).

c. Kurang aktivitas fisik

Tubuh manusia telah dirancang untuk selalu bergerak

sehingga sangat dianjurkan untuk banyak bergerak. Aktivitas

fisik atau olahraga yang kurang dilakukan, dapat menyebabkan

asupan energi yang ada di dalam dapat mengalami penimbunan

kemudian akan menjadi jaringan lemak sehingga dapat

menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL dalam tubuh

dan juga dapat menurunkan kadar HDL atau kolesterol baik.

d. Umur dan jenis kelamnin

Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol biasanya

cenderung naik. Pada pria, kadar kolesterol umumnya terus

menuerus meningkat setelah usia 50 tahun, dan sedangkan pada

wanita kadar kolesterol tinggal akan turun saat menopause

setelah itu kolesterolnya cenderung tinggi seperti pada pria

(Yovina, 2012).
11

e. Merokok

Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan

penggumpalan sel-sel darah dan melekat pada lapisan dalam

pembuluh darah. Keadaan ini akan mengakibatkan risiko

penggumpalan darah meningkat yang cenderung terjadi di

daerah-daerah yang terpengaruh oleh adanya aterosklerosis.

Tingginya kadar nikotin dalam darah dapat mengakibatkan

terjadinya kelainan di pembuluh darah. Kondisi ini akan

semakin memperbesar kemungkinan seseorang mengalami

hiperkolesterolemia (Adhiyani, 2013)

f. Durasi Tidur

Durasi tidur menjadi regulator penting berat badan dan

metabolisme. Sejumlah hormon memediasi interaksi antara

durasi tidur yang pendek, metabolisme dan tingginya IMT. Dua

hormon kunci yang mengatur nafsu makan yaitu leptin dan

ghrelin. Kedua hormon ini memainkan peranan yang signifikan

dalam interaksi antara durasi tidur yang pendek dan tingginya

Indeks Masa Tubuh. Leptin adalah adipocyte-derived hormone

yang menekan nafsu makan. Ghrelin sebagian besar adalah

peptide yang berasal dari abdomen yang menstimulasi nafsu

makan. Mediator lain yang memberi kontribusi terhadap

metabolisme adalah adiponektin dan insulin.


12

2.1.4. Metabolisme Klesterol

Lemak yang terdiri dalalm darah terdiri dari kolesterol,

trigliserida, pospolipid dan asam lemak bebas. Koleserol yang

terkandung dalam darah hanya seperempat dari sari makanan yang

terserap oleh saluran pencernaan kemudian sisanya akan di produksi

oleh sel sel hati. Ketika dicerna oleh usus, lemak yang terdapat

dalam maknan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida,

pospolipid dan asam lemak bebas. Usus akan menyerap keempat

unsur tersebut kedalam darah. Sedangkan unsur kolesterol dan

lemak lainnya tidak larut kedalam darah. Agar dapat semua dapat

terserap kedalam aliran darah kolesterol dan lemak lemak yang lain

harus diberikan protein sebagai syarat dibentuk senyawa yang larut

atau sering di sebut lipoprotein.

Lipoprotein yang bertugas untuk mengangkut lemak menuju

ke hati. Sampai di dalam hati, unsur lemak yang saling mengikat

akan diubah kembali sehingga tidak saling berikatan lagi.

Terbentuknya asam lemak pada proses itu akan disimpan sebagai

sumber energi. Bila jumlahnya banyak akan disimpan dalam

jaringan lemak. Jika kandungan kolesterol tidak memadai, maka

akan di produksi oleh sel hati. Hasil produksi sel hati ini yang akan

dibawa oleh lipoprotein ke jaringan tubuh yang memerlukannya,

seperti sel otot jantung dan otak. Apabila kandungan kolesterol yang

di bawa oleh lipoprotein terlalu banyak ke jaringan tubuh yang

memerlukan, maka akan diangkut kembali ke hati. Sampai di hati


13

diubah kembali atau diuraikan dan dibuang ke kandung empedu

sebagai cairan empedu. Koletserol yang berlebihan dalam tubuh

akan membentuk suatu timbunan pada dinding pembuluh darah dan

menimbulkan kondisi yang disebut aterosklerosis, yaitu

penyempitan atau pengerasan pembuluh darah yang merupakan

indikasi awal seseorang terkena penyakit jantung atau stroke(

Sutanto, 2010:116).

2.1.5 Manifestasi Klinis

Pada pemulaan mungkin belum ada terlihat gejala. Apabila

berlangsung lama, bisa ditemukan, antara lain:

a. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut

xanthoma

b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada

pemeriksaan palpasi

c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas

(pancreastitis) akibat dari pengendapan trigliserida pada

pancreas. Hal ini terjadi apabila kadar trigliserida lebih atau

sebesar 800 mg/dL.

d. Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner

karena lembaran lembaran kolesterol menyumbat pembuluh

darah jantung (Yatim,2011).

Namun apabila kadar kolesterol yang dirasakan sudah

memasuki stadium yang cukup parah atau semakin tinggi kadar


14

kolesterolnya baru akan memperlihatkan gejala-gejala sebagai

berikut:

a. Sakit kepala terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan

kepala bagian belakang sekitar ulang leher bagian belakang.

b. Merasa pegal-pegal hingga bagian pundak.

c. Sering merasa cepat lelah dan capek.

d. Sendi terasa sakit.

e. Kaki terkadang membengka

Gejala tersebut timbul dapat disebabkan karena salah

satunya yaitu kurangnya asupan oksigen, karena didalam kadar

kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan aliran darah menjadi

kental sehingga oksigen menjadi berkurang. Namun rasa sakit

kepala dan timbul rasa pegal ini tidak selalu menjadi tanda atau

gejala yang spesifik yang dapat diartikan bahwa seseorang

menderita kolesterol. Kolesterol tinggi atau hiperkolesterol, baru

dapat diketahui apabila seseorang dinyatakan menderita penyakit

jantung coroner atau penyakit stroke (Yovina, 2012)

2.1.6. Cara Mengukur Kolesterol

Kadar kolesterol didalam darah sangat penting untuk tetap

dipantau. Kadar kolesterol darah dapat diperoleh dari apa yang kita

makan, oleh karena itu cara mengukur kadar kolesterol dapat

dilakukan dengan cara pemeriksaan dilaboratorium atau dapat

diperiksa sendiri dengan menggunakan alat yang dijual bebas di

apotik (cholesterol meter) untuk mengetahui hasil yang didapat dari


15

pengukuran dapat disimpulkan bawa apakah kadar kolesterol pasien

tersebut termasuk dalam rentang normal, batas ambang atas, ataupun

tinggi. Sebelum dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol pasien di

haruskan untuk puasa sepanjang malam, kurang lebih 9 – 12 jam,

tujuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran akibat

adanya pengaruh dari lemak yang baru dikonsumsi, selain itu 24 jam

sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol sebaiknya pasien juga

tidak melakukan aktivitas berat karena kelelahan yang amat sangat

dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan tersebut. Pada saat

pemeriksaan darah akan diambil kemudian diukur kadar

kolesterolnya (Mumpuni& Wulandari, 2011)

2.1.7 Cara Menurunkan Kadar Kolesterol

Ada beberapa cara yang perlu diketahui untuk menurunkan atau

menjaga kadar kolesterol tetap normal, yaitu:

a. Melakukan diet rendah kolesterol

1. Mengkonsumsi makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan

2. Menurunkan asupan makanan yang banyak mengandung

lemak jenuh berminyak, berlemak dan mengandung

kolesterol tinggi.

3. Mengkonsumsi lebih banyak serat dalam menu makanan

sehari hari

4. Meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung

kolesterol HDL
16

b. Melakukan aktivitas fisik teratur / olahraga

Olahraga yang teratur akan membantu meningkatkan

kadar kolesterol HDL sebesar 3 – 6 % dan dapat menurunkan

kadar kolesterol LDL sebesar 5 – 10 %. Salah satu jenis olahraga

yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam

darah yaitu dengan senam. Hal tersebut telah diteliti oleh Ly

Ping Damayanti dan Herlina (2013) bahwa aktifitas senam

sangat baik uantuk mengendalikan kadar kolesterol jika

dilakukan secara teratur.

c. Konsumsi Antioksidan

Antioksidan banyak terdapat dalam buah – buahan

seperti jeruk, strawberry, papaya, wortel, atau labu.

Mengkonsumsi bawang putih secara teratur juga dapat

menurunkan kadar kolesterol.

d. Hindari minuman bersoda, alkohol dan merokok

Merokok dan minum alkohol dapat menurunkan kadar

kolesterol HDL. Dengan merokok dan mengkonsumsi alkohol,

kolesterol akan mudah menumpuk dalam aliran darah.

e. Menjaga berat badan

Orang yang obesitas cenderung lebih berisiko terhadap

ancaman berbagai penyakit dan gangguan kesehatan dan

biasanya juga memiliki kolesterol yang tinggi. Dengan

kehilangan sekitar 5 sampai 10 pound (sekitar 2 – 5 kilogram)

dapat membantu menurunkan kolesterol


17

2.2 Konsep Dasar Kualitas Tidur

2.2.1. Definisi Kualitas Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan

penurunan kesadaran, berkurangnya aktivitas pada otot rangka dan

penurunan metabolisme tubuh (Agustin,2012). Tidur

dikarakteristikan berupa penurunan kesadaran dan respon terhadap

stimulasi internal maupun eksternal tetapi seringkali kejadian yang

mengagetkan dapat membangunkan individu dari tidur. Namun

demikian tidur bukanlah proses pasif, tetapi sebuah keadaan dimana

aktifitas otak di istirahatkan (Rasty Putri, 2015).

Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa

tidur merupakan suatu proses yang menjadi kebutuhan dasar

manusia yang memiliki siklus tertentu diikuti dengan terjadinya

penurunan kesadaran dan kemampuan untuk merespon stimulus

yang tidak begitu penting yang dapat meningkatkan kemampuan dan

konsentrasi saat melakukan aktivitas sehari-hari (Resti Putri, 2015).

2.2.2 Klasifikasi tidur

Secara umum klasifikasi tidur dibedakan menjadi dua

macam, yakni tidur gelombang lambat (non-REM) dan tidur

paradoksal atau yang biasa disebut dengan REM (rapid eye

movement) yang dapat ditandai dengan pola EEG yang berbeda dan

perilaku yang berlainan. Pada sepanjang malam saat seseorang

tertidur, dua episode tersebut secara bergantian akan terjadi yang


18

diawali dengan tidur gelombang lambat kemudian, dilanjutkan

dengan tidur paradoksal (Sherwood, 2012).

2.2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda –

beda , ada yang yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan

sebaliknya. Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu diantaranya sebagai berikut, (Asmadi. 2008).

a. Status Kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia

dapat tidur dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang

kondisinya kurang sehat (sakit) dan rasa nyeri , makan kebutuhan

tidurnya akan tidak nyenyak (Asmadi. 2008).

b. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi

seseorang untuk tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin,

suasana yang tidak gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak

terlalu terang akan membuat seseorang tersebut tertidur dengan

nyenyak, begitupun sebaliknya jika lingkungan kotor, bersuhu

panas, susana yang ramai dan penerangan yang sangat terang,

dapat mempengaruhi kualitas tidurnya (Asmadi. 2008).

c. Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada

frekwensi tidur. Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan

meningkatkan norepineprin darah melalui sistem saraf simpatis.


19

Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi.

2008).

d. Diet

Makanan yang banyak menandung L – Triptofan seperti

keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang

mudah tidur. Sebaliknya minuman yang menandung kafein

maupun alkohol akan mengganggu tidur (Asmadi. 2008).

e. Olah Raga

kebiasaan olah raga merupakan bentuk aktivitas fisik yang

dapat mempengaruhi tidur seseorang. Keletihan yang terjadi

setelah melakukan aktifvitas olah raga akan cepat tertidur dan

sebaliknya.

2.2.4 Kebutuhan tidur

Kebutuhan akan tidur yang baik akan tercukupi berdasar

durasi tidur dan kualitas tidur yang baik. Tidur dipercaya dapat

mengembalikan energi, penyembuhan saraf, serta plastisitas otak.

Tidak hanya bermanfaat bagi pengendalian homeostasis tubuh

dan fungsi otak tetapi juga untuk pertumbuhan dan perkembangan

kognitif serta psikologis (Chen et al., 2014). Menurut Hirshkowitz

et al (2015), adapun durasi tidur yang direkomendasikan

bergantung pada rentang usia seseorang.


20

Tabel 2.2 Rekomendasi durasi tidur menurut National Sleep Foundation

Usia Rekomendasi Masih Baik Tidak di


Rekomendasikan
Bayi baru lahir 14 sampai 17 jam 11 sampai 13 < 11 jam
0-3 bulan jam 18 sampai >19 jam
19 jam
Bayi 4-11 12 sampai 15 jam 12 sampai 15 < 10 jam
bulan jam >18 jam
Balita 1-2 11 sampai 14 jam 9 sampai 10 jam < 9 jam >16 jam
tahun 15 sampai 16
jam
Prasekolah 3-5 10 sampai 13 jam 8 sampai 9 jam < 8 jam >14 jam
tahun 14 jam
Sekolah-usia 9 sampai 11 jam 7 sampai 8 jam < 7 jam >12 jam
anak 6-13 12 jam
tahun
Remaja 14-17 8 sampai 10 jam 12 sampai 15 < 7 jam >11 jam
tahun jam 12 sampai
15 jam
Dewasa muda 7 sampai 9 jam 6 jam 10-11 jam < 6 jam >11 jam
18-25 tahun
Dewasa 26-64 7 sampai 9 jam 6 jam 10 jam < 6 jam >10 jam
tahun
Dewasa Tua 7 sampai 8 jam 5-6 jam 9 jam < 5 jam >9 jam

2.2.5 Gangguan tidur

Ada beberapa gangguan yang terjadi pada saat tidur. menurut

tarwoto dan wartonah (2012). Gangguan yang terjadi pada saat tidur

sebagai berikut :

a. Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk

tetap tidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa

belum cukup tidur pada saat terbangun. Gejala fisik : Muka pucat,

mata sembab, badan lemas dan daya tahan menurun sehingga


21

menjadi mudah terserang penyakit, dan gejala psikisnya : Lesu,

lambat menghadapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi.

b. Hipersomnia

Hipersomnia adalah gangguan jumlah tidur yang

berlebihan dan selalu mengantuk di siang hari. Gangguan ini

dikenal sebagai narkolepsi yaitu pasien tidak dapat menghindari

untuk tidur. Dapat terjadi pada setiap usia, tapi paling sering pada

awal remaja atau dewasa muda. Gejala fisik : mengantuk yang

hebat, gugup, depresi, harga diri rendah, hilangnya tonus otot

dipicu oleh emosi mengakibatkan immobilisasi, tidak mampu

bergerak waktu mula – mula bangun. Gejala psikis: halusinasi

visual atau audio (pendengaran).

c. Parasomnia

Parasomnia adalah gangguan tidur yang tidak umum dan

tidak diinginkan, yang tampak secara tiba – tiba selama tidur atau

terjadi pada ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam

bentuk mimpi buruk yang ditandai mimpi lama dan menakutkan.

Gejala fisik : jalan watu tidur, kadang – kadang berbicara waktu

tidur, mendadak duduk ditempat tidur dan matanya tampak

membelalak liar. Gejala psikis : penderita jarang mengingat

kejadiannya

d. Narcolepi

Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan

tidak terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat


22

tidur sama dengan orang yang sedang tidur normal, juga tidak

terdapat gas darah atau endrokrin

e. Apnoe tidur dan mendengkur

Mendengkur tidak termasuk gangguan tidur, namun bila

disertai upnoe maka akan menjadi masalah

f. Mengigau

Semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur

rem

2.2.6 Dampak Kurang Tidur

Seseorang yang memiliki kualitas tidur yang kurang baik

dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan tingginya IMT. Dua

hormon kunci yang mengatur nafsu makan yaitu leptin dan ghrelin.

Kedua hormon ini memainkan peranan yang signifikan dalam

interaksi antara durasi tidur yang pendek dan tingginya Indeks Masa

Tubuh. Leptin adalah adipocyte-derived hormone yang menekan

nafsu makan. Ghrelin sebagian besar adalah peptide yang berasal

dari abdomen yang menstimulasi nafsu makan. Mediator lain yang

memberi kontribusi terhadap metabolisme adalah adiponektin dan

insulin. Adiponektin adalah hormon yang baru diketahui disekresi

oleh adiposit dan berhubungan dengan sensitifitas insulin (Angels et

al., 2013). Kurangnya durasi tidur seseorang dalam dapat

menyababkan berbagai macam penyakit salah satunya obesitas.

Obesitas yang sering menjadi penyebab meningkatnya kolesterol

di dalam tubuh seseorang. Berdasarkan hasil penelitian Damayanti


23

(2019) durasi tidur yang kurang (<7 jam) memiliki risiko 7,702 kali

lipat lebih tinggi untuk menjadi overweight dan obesitas

dibandingkan mereka yang memiliki durasi tidur cukup (7-9 jam).

Semakin pendek durasi tidur, maka risiko kejadian overweight dan

obesitas semakin besar. Dijelaskan pula pada penelitian Listiyana

(2013)

Selain itu durasi tidur yang singkat juga dapat menyebabkan

peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Sedangkan menurut Liu

et al., (2016) menyatakan bahwa gangguan tidur lebih banyak

dialami oleh penderita hipertensi dibandingkan seseorang dengan

tekanan darah normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sumarna

(2019). Hormon Yang Berpengaruh Dalam Pengaturan Durasi Tidur

dan Metabolisme lipid. Pengaturan durasi tidur seseorang dibantu

oleh berbagai macam hormon yaitu seperti hormon ghrelin dan

hormon leptin. Peningkatan berat badan dan obesitas, terjadi karena

peningkatan hormon ghrelin dan penurunan hormon leptin, yang

menyebabkan meningkatnya rasa lapar dan nafsu makan. Selain itu,

terdapat hubungan antara kurang tidur dan teregulasi, yaitu berakibat

mengurangi pengeluaran energi yang tersedia dan berhubungan

dengan peningkatan asupan makan. Faktor lainnya, tidur larut

malam memberikan kesempatan seseorang sekali makan lebih

banyak dan juga kurangnya tidur tersebut dapat juga mempengaruhi

pilihan makanan, meskipun beberapa penelitian mengatakan bahwa

asupan makanan tetap stabil (Prayudo, 2015).


24

2.2.7 Alat Ukur Gangguan tidur

Kuesioner PITTBURGH SLEEP QUALITY INDEX (PSQI) ditulis

oleh NK Risa Astria tahun (2016) dan memiliki 9 pertanyaan.

1. Jam berapa anda tidur pada malam hari?

2. Berapa lama (dalam menit) yang anda perlukan sampai anda

tidur di malam hari? (waktu yang di butuhkan saat mulai

berbaring hingga tertidur)

3. Jam berapa anda bangun di pagi hari?

4. Berapa jam anda tidur di malam hari?

5. Selama sebulan ini, seberapa sering anda mengalami hal

dibawah ini

a) Tidak dapat tidur di malam hari dalam waktu 30 menit

b) Bangun tengah malam atau dini hari

c) Harus bangun untuk ke kamar mandi

d) Tidak dapat bernafas dengan nyaman

e) Batuk atau mendengkur keras

f) Merasa kedinginan

g) Merasa kepanasan

h) Mimpi buruk

i) Merasakan nyeri

6. Selama sebulan ini, seberapa sering anda mengkonsumsi obat

tidur (diresepkan oleh dokter ataupun obat bebas) untuk

membantu anda tidur?


25

7. Selama sebulan ini, seberapa sering anda merasa terjaga atau

mengantuk ketika melakukan aktifitas mengemudi, makan atau

aktifitas sosial lainnya?

8. Selama sebulan ini, bagaimana anda menilai kualitas tidur anda

secara keseluruhan?

9. Selama sebulan ini, adakah masalah yang anda hadapi untuk bisa

berkonsentrasi atau menjaga rasa antusias untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan/tugas ?

2.3. Konsep Senam

2.3.1 Definisi Secara Umum

Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki

karakteritik yang berbeda dengan cabang olahraga lain. Suatu

olahraga dikatakan sebagai olahraga senam jika memiliki ciri dan

kaidah tertentu. Senam ialah latihan tubuh yang di pilih dengan

berencana, di susun secara sistimatis dengan tujuan membentuk dan

mengembangkan pribadi secara harmonis. Menurut Agus margono

(2011:19)

Ciri dan kaidah dari senam Menurut Agus Margono (2011: 19)

adalah Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan

sengaja. Dan gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk

mencapai tujuan tertentu (meningkatan kelentukan, memperbaiki

sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah keterampilan,

meningkatkan keindahan gerak dan meningkatan kesehatan tubuh).


26

2.3.2. Jenis jenis Senam

Menurut Restianti (2010:10-24), terdapat beberapa jenis-jenis

senam, yaitu:

a. Senam lantai, contohnya gerakan berguling, gerakan kayang,

sikap lilin, gerakan guling lenting, gerakan berguling ke depan,

gerakan berdiri tangan (hands stand).

b. Kuda-kuda lompat seperti kuda-kuda pelana, gelang-gelang,

palang sejajar, palang bertingkat, palang tunggal, balok

keseimbangan

2.3.3 Manfaat Senam

Senam merupakan aktivitas olahraga yang memiliki

berbagai manfaat seperti:

Menghambat proses penuaan atau degenerative Orang yang

melakukan senam secara teratur, akan mendapatkan kebugaran

jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelenturan

persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan

neuromuscular fitness. Menurut Sutrisno dan Khafadi (2010:145),

dengan melakukan senam seseorang akan memperoleh bentuk

tubuh yang ideal, indah, bugar dan sehat. Menurut Agus Mahendra,

senam juga memiliki manfaat yang meliputi manfaat fisik, mental

serta social. Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan

antara osteoblast dan osteoclast Orang yang melakukan senam,

peredaran darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume

darah. Selain itu, melalui senam akan memberikan sumbangan yang


27

sangat besar dari program senam dalam meningkatkan self- concept

(konsep diri).

2.3.4 Senam Ergonomis

A. Pengertian Senam Ergonomis

Senam ergonomis adalah gerakan senam yang diilhami oleh

gerakan-gerakan sewaktu kita menjalankan sholat. Adapun

nama-nama gerakan senam ergonomis juga diambil melalui

ilham dua ayat dalam Al-qur’an surat Ali-imron ayat 190-191

dan ini merupakan ciri Ulul albab “ciri orang yang berakal”

yang oleh Allah digambarkan orang yang selalu ingat dalam

keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Oleh karena itu

gerakan pembuka dalam dalam senam ergonomis disebut

dengan gerakan berdiri sempurna, gerakan pertama disebut

gerakan lapang dada, gerakan ke dua disebut gearakan tunduk

syukur, gerakan ke tiga disebut gerakan duduk perkasa, gerakan

ke empat disebut gerakan duduk pembakaran dan gerakan ke

lima disebut berbaring pasrah (Sagiran, 2012).

Senam ergonomis adalah gerakan yang mengoptimalkan posisi

tubuh tujuannya untuk meniadakan atau meminimalkan

kelelahan. Senam ergonomis adalah suatu teknik senam untuk

mengendalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem

saraf pada aliran darah, memaksimalkan suplai darah ke oksigen

ke otak, dapat membuka sistem kecerdasan, sistem keringat,

sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran pada asam urat,


28

kolestrol, gula darah, asam laktat, sistem konversi karbohidrat

dan sistem pembuangan energi negraif pada tubuh (Wratsongko,

2015).

Senam ergonomis terdapat gerakan yang sangat efektif,

efesien, dan logis, karena pada rangkaian gerakanannya

merupakan rangkaian gerak yang bisa dilakukan manusia sejak

dulu sampai saat ini. Gerakan-gerakan senam ergonomis sesuai

dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh yang terkait dengan

gerakan sholat, artinya senam ergonomis yang langsung dapat

membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-

sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, kandung kemih, dan

sistem reproduksi (Wratsongko, 2015). Senam ergonomis

mampu mengembalikan posisi dan kelenturan sistem saraf dan

aliran darah. Memaksimalkan suplay oksigen ke otak, mampu

menjaga sistem kesegaran tubuh, serta sistem pembuangan

energi negatif dari dalam tubuh. Selain itu juga dapat

meningkatkan kekuatan otot, efektifitas fungsi jantung,

mencegah pengerasan pembuluh arteri, serta melancarkan

sistem pernafasan. Senam ini bisa dilakukan oleh semua umur,

senam ini juga terdiri dari gerakan sholat, sehingga penderita

mudah mengaplikasikan gerakan senam ini (Sagiran, 2013).

b. Aspek Fisiologi Senam Ergonomis

Selama melakukan senam ergonomis terjadi kontraksi

otot skletal (rangka) yang akan menyebabkan respon mekanik


29

dan kimiawi. Respon mekanik pada saat otot berkontraksi dan

berelaksasi menyebabkan kerja katup vena menjadi optimal

sehingga darah yang balik ke ventrikel ke kanan menjadi

meningkat (Roni, 2009).

c. Prisip Program Latihan Senam Ergonomis

Roni (2009), berpandapat bahwa program senam mempunyai

prisip antara lain:

1. Membantu tubuh agar tetap bergerak atau berfungsi.

2. Menaikkan kemampuan daya tahan tubuh.

3. Memberi kontak psikologis dengan sesama,sehingga tidak

merasa tersaing.

4. Mencegah terjadinya cedera.

5. Mengurangi atau menghambat proses penuaan.

d. Ketentuan-Ketentuan Senam Ergonomis

Gerakan-gerakan ini dapat dilakukan secara berangkai

sebagai latihan senam rutin setiap hari, atau sekurang-kurangnya

2-3 kali seminggu. Masing-masing gerakan juga bisa dilakukan

secara terpisah, disela-sela kegiatan atau bekerja sehari-hari

(Sagiran, 2012).

1. Pada awal senam lakukan pemanasan, peregangan, kemudian

latihan inti dan pada akhir latihan lakukan pendingan dan

peregangan lagi. Sebelum senam boleh minum cairan terlebih

dahulu untuk menggantikan cairan yang hilang. Selalu diingat

untuk minum air, sebelum, selama dan sesudah berlatih.


30

2. Makan sebaiknya dilakukan 2 jam sebelum latihan, agar tidak

mengganggu pencernaan. Kalau latihan pada pagi hari tidak

perlu makan sebelumnya.

3. Senam diawasi oleh para pelatih, agar tidak terjadi cedera.

4. Senam dilakukan secara lambat, tidak boleh cepat dan gerakan

tidak boleh menyentak

5. Pakaian yang dikenakan terbuat dari bahan ringan dan tipis,

jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan,

seperti treining spak lengkap dan tebal.

6. Jenis sepatu yang dianjurkan adalah sepatu lari atau sepatu untuk

berjalan kaki yang mempunyai sol/bantalan yang tebal pada

daerah tumit.

7. Waktu senam sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada siang

hari, bila latihan diluar gedung.

8. Tempat senam sebaiknya berupa lapangan atau taman.

9. Landasan tempat senam sebaiknya tidak terlalu keras dan

diianjurkan berlatih diatas tanah atau rumput dan bukan diatas

lantai ubin atau senem yang keras, hal ini untuk mengurangi

cedera kaki dan tungkai.

e. Tehnik Dan Gerakan Senam Ergonomis

Wratsongko (2015), berpendapat bahwa hanya terdiri dari

1 gerakan pembuka dan 5 gerakan fundamental, dalam 5 gerakan

tersebut yaitu gerakan lapang dada derivasi dari gerakan

takbiratul ihram, tunduk syukur dari gerakan ruku’, duduk


31

perkasa dan duduk pembakaran dari gerakan sholat duduk di

antara dua sujud dan takhiyat akhir, serta berbaring pasrah.

Masing-masing gerakan mempunyai manfaat yang luar basa

dalam pencegahan penyakit dan perawatan ksehatan. Oleh

karena itu apabila gerakan ini dilakukan secara rutin

akanmemberikan dampak sangat baik bagi penderita kolesterol.

Senam ergonomis ini dapat dikembangkan kepada semua orang,

sesuai dengan pemahaman dan keinginannya serta manfaatnya.

f. Ada beberapa Gerakan Senam Ergonomis

menurut penejelasan secara hipotesis yang disamapaikan

oleh narasumber BP.A.M. Isran yang ditamabah dengan

pengembangan beserta pandangan medis serta hasil penelitian.

Terdapat satu Gerakan pembuka dan lima Gerakan fundamental

dalam Gerakan seanm ergonomis yaitu ;

1. Gerakan pembuka Berdiri Sempurna

2. Gerakan Pertama Lapang Dada

3. Gerakan Kedua Tunduk Syukur

4. Gerakan Ketiga duduk Perkasa

5. Gerakan Kelima Berbaring Pasrah

Gerakan gerakan tersebut dilakukan secara berangkaian

sebagai latihan senam rutin setiap hari atau sekurang kurangnya

2-3 minggu. Masing masing dapat dilakukan secara terpisah

disela sela kegiatan atau pekejaan sehari hari

1. Gerakan Pembuka Berdiri Sempurna


32

Cara : Berdiri tegak pandanag lurus kedepan, tubuh rileks,

tanagann didepan dada, telapak tanagan kanan diatas telapak tangan

kiri, menempel di dada, dengan jari jari sedikit mengerang. Posisis

kaki meregang hingga menganggang selebar bahu, telapak dan jari

jari mengarah lurus kedepan.

Pernafasan : Diatur serileks mungkin sehingga tidak terlalu dalam

dan cepat. Apabila baru selesai suatu kegiatan atau suatu pekerjaan,

dengan posisi ini nafas diatur sampai benar benar rileks, jantung juga

tidak berdegup kencang, baru kemudian memulai senam dengan

gerakan gerakan berikutnya. Gerakan ini dilakukan 2-3 menit

2. Gerakan Lapang Dada

Cara : dari posisi berdiri sempurna, kedua tangan menjuntai

kebawah kemudian mulai bergerak memutar lengan. Tangan

diangkat lurus kedepan, lalu keatas terus kebelakang, dan Kembali

menjuntai kebawah. Satu putaran disambung dengan putaran

beikutnya sehingga seperti baling baling. Posisi kaki dijinjitkan

diturunkan, mengikuti irama gerakan tangan.

Pernafasan : pola nafas akan otomatis mengikuti Gerakan puataran

lengan. Pada saat tangan diatas , tulang tulang rusuk akan saling

meregang. Ikut tersangkat bagian depannya sehingga rogga dada

akan berada dalam ukuran paling lebar, tekanan udara nafas

didalalm menjadi negatif dan udara segar dari luar mengalir masuk.

Sementara itu pada saat tangan bergerak kebelakang dan turun,


33

rongga dada akan mengecil dan udara kembali keluar. Gerakan ini

dilakukan 40 kali putara

3. Geraka Tunduk Syukur

Cara : Mengangkat tangan lurus keatas , badan membungkuk

tangan kemudian meraih mata kaki, memegang kuat, menarik,

mencengkram seakan akan kita mau mengangkat tubuh kita. Posisi

kakai tetap seperti semula. Pada saat itu kepala mendongak dan

pandangan kedepan. Setelah itu kembali keposisi dengan lengan

lengan menjuntai.

Pernafasan : Saat mulai menggerkan tangan keatas, Tarik nafas

dalam dalam. Saat mulai membungkukan badan buang nafas sedikit

demi sedikit hingga tangan mencengkram dan menarik pergelangan

kaki dan kepala mendongak masih menyimpan kira kira separuh

nafas. Pada posisi terakhir ini, nafas ditahan didada sampai

sekuatnya. Nafas dibuang saat Kembali keposisi berdiri. Segera

ambil nafas baru 3-4 kali sebelum melanjutkan gerakan.

Dosis : Gerakan ini dilakukan 5 kali

4. Gerakan Duduk Perkasa

Cara : Dari posisi sebelumnya kedua telapak kaki di hamparkan

kebelakang sehingga kita duduk beralaskan telapak kaki (

tersimpuh). Tangan berkecak pinggang. Mulai bergerak seperti akan

sujud, tetapi kepala mendongak, pandangan kedepan, dagu hamper

menyentuh alas. Setelah beberapa saat ( satu tahan nafas), kembali

ke posisi duduk pembakaran.


34

Pernafasan : Sesaat sebelum memulai gerakan sujud,ambil nafas

dalam dalam. Saat mulai membungkukan badan, buang nafas sedikit

sedikit hingga bahu mulai menyentuh alas. Napas dibuang saat

Kembali ke posisi duduk. Segera ambil napas sebelum melanjutkan

gerakan.

5 Gerakan Berbaring pasrah

Cara : Dari posisi duduk pembakaran, kita rebahkan tubuh

kebelakang. Ini Gerakan paling berat walaupun terlihat sepele.

Berbaring dengan tungkai pada posisi menekuk di lutut. Ini harus

hati hati, mungkin harus dengan cara bertahap, kalau perlu ada

bantuan awal dengan alas punggung. Apabila sudah rebah, tangan

luruskan kekepala, kesamping kanan kiri maupun kebawah

menempel ke badan.

Saat itu tangan memegang betis, Tarik seperti mau bangun, dengan

rilek, kepala bisa di dongakkan dan di gerak Gerakan kekanan dan

kekiri. Posisi Gerakan ini bisa dilakukan berulang ulang sampai akan

bangun. Gerakan ini cukup satu kali, tetapi dipertahankan beberapa

menit sekuatnya. Hati hati juga pada saat akan bangun, pada pemula

biasanya mengalami kesulitan sehingga harus dibantu teman latihan.

Atau dengan cara lain, tidak bangun dari posisi itu tapi meluruskan

lutut kanan dan kiri sehingga menjadi posisi berbaring lurus biasa,

baru kemudian bangun.


35

Peranafasan :Nafas dibiarkan mengalir dengan sendirinya karena

ini gerak relaksasi terakhir sekaligus memaksimalkan kelenturan

tubuh. Gerakan ini sebaiknya dilakukan minimal 5 menit.

2.4. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita

Kolesterol

Kualitas tidur merupakan keamampuan individu untuk memperoleh

jumlah istirahat yang sesuai dengan kebutuhan. Seorang penderita

kolesterol biasaya memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Seseorang yang

memiliki kualitas tidur yang kurang baik dapat menyebabkan gangguan

metabolisme dan tingginya IMT. Dua hormon kunci yang mengatur nafsu

makan yaitu leptin dan ghrelin. Kedua hormon ini memainkan peranan yang

signifikan dalam interaksi antara durasi tidur yang pendek dan tingginya

Indeks Masa Tubuh. Leptin adalah adipocyte-derived hormone yang

menekan nafsu makan. Ghrelin sebagian besar adalah peptide yang berasal

dari abdomen yang menstimulasi nafsu makan. Mediator lain yang memberi

kontribusi terhadap metabolisme adalah adiponektin dan insulin.

Adiponektin adalah hormon yang baru diketahui disekresi oleh adiposit dan

berhubungan dengan sensitifitas insulin (Angels et al., 2013).

Kurangnya durasi tidur seseorang dalam dapat menyababkan

berbagai macam penyakit salah satunya obesitas. Obesitas yang sering

menjadi penyebab meningkatnya kolesterol di dalam tubuh seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian Damayanti (2019) durasi tidur yang kurang (<7

jam) memiliki risiko 7,702 kali lipat lebih tinggi untuk menjadi overweight

dan obesitas dibandingkan mereka yang memiliki durasi tidur cukup (7-9
36

jam). Semakin pendek durasi tidur, maka risiko kejadian overweight dan

obesitas semakin besar dan meyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL

dan menurunkan kadar kolesterol LDL .

Olahraga yang teratur akan membantu meningkatkan kadar

kolesterol HDL sebesar 3 – 6 % dan dapat menurunkan kadar kolesterol

LDL sebesar 5 – 10 %. Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan untuk

menurunkan kadar kolesterol dalam darah yaitu dengan senam. Hal tersebut

telah diteliti oleh Ly Ping Damayanti dan Herlina (2013) bahwa aktifitas

senam sangat baik uantuk mengendalikan kadar kolesterol jika dilakukan

secara teratur. Senam ergonomik mampu mengembalikan dan memperbaiki

posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai

oksigen ke otak, sistem kesegaran tubuh dan sistem kekebalan tubuh dari

energi negatif/virus, dan sistem pembuangan energi negatif dari dalam

tubuh (Wratsongko, 2014). Gerakan senam ergonomik dikombinasikan

dengan gerakan olah nafas dan relaksasi sehingga mampu mengoptimalkan

oksigen ke otak, meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan serotonin yang

dapat membuat rasa tenang dan mengantuk serta meningkatkan kualitas

tidur (Wratsongko, 2008)

2. 5 Tabel Sintesis

Table 2.3 Tabulasi Sintesis Pengaruh

No Author Tahun Judul Tujuan Metode Hasil


1. Dyah 2019 Pengaruh Penelitian D : Kuantitatif Hasil dari
Wijayanti, senam ini dilakukan pra eksperimen penelitia
Tumini, Ergonomis bertujuan one group dilakukan
Dewi Terhadap untuk pretest-postest menemukan
Anita Sari Kualitas menganalisis design. bahwa Setelah
37

Tidur Pada pengaruh S : Responden diberi


Lansia senam pada penelitian perlakuan
Dengan ergonomic ini sebanyak 60 senam
Gangguan terhadap orang di Griya ergonomik,
Tidur DI kualitas tidur
Werdha terjadi
UPTD Jambangan peningkatan
Griya Surabaya. pada kategori
Werdha V : Senam kualitas tidur
Jambangan Ergonomis dan agak baik
Surabaya Kualitas Tidur yaitu sebesar
I : Senam 34,6%,
ergonomik 2 sedangkan
kali seminggu. kategori
Pelaksanaan kualitas tidur
senam 20 buruk
menit/frekuensi. mengalami
Selama 1 penurunan
minggu yaitu menjadi
A : Analisa 7,7%.
bivarat untuk
menetahui
perbedaan
sebelum dan
sedah
dilakukannya
senam
ergonomis
2 Imroatul 2018 Pengaruh Penelitian D. Jenis Hasil
Khusna², Senam ini dilakukan kuatitatif Pre- penelitian ini
Tiwi Ergonomis untuk Eksperimen menunjukkan
Sudyasih³ Terhadap mengetahui design, dengan bahwa
Insomnia Pengaruh metode One terdapat
Pada Lansia Senam Group Pretest pengaruh
Di Dusun Ergonomis Posttest Design. Senam
Pundung terhadap S : Jumlah Ergonomis
Nogotirto Insomnia sampel 12 tehadap
Gamping pada Lansia responden Insomnia. Hal
Slempang di dusun dengan teknik ini
Jogjakarta Pundung nonprobability ditunjukkan
Nogotirto sampling dengan nilai
Gamping V: senam Asymp.Sig.(2-
ergonomis dan tailed) sebesar
38

Sleman terhadap 0,002 < 0,05.


Yogyakarta. insomnia Nilai tersebut
I:- dapat
A: Analis data diartikan
pada penelitian bahwa ada
ini perbedaan
menggunakan antara nilai
uji statistik non pretest yaitu
parametric sebelum
Wilcoxon diberikan
match pairs test. senam
ergonomis dan
nilai posttest
setelah
diberikan
senam
ergonomis.
3. Dwi 2021 Pengaruh Penelitian D : Jenis Hasil dari
Lestari Senam ini bertujuan penelitian ini penelitian ini
Mukti Ergonomis untuk adalah quasi menunjukkan
Palupi, Terhadap mengetahui eksperimen bahwa
Agung Peningkatan Adanya dengan kualitas tidur
Widiastuti, Kualitas Pengaruh rancangan yang sebelum dan
Reviawan Tidur Pada Senam digunakan sesudah
Variska. Lansia Ergonomis adalah one perlakuam
Terhadap group pretest- adalah
Peningkatan posttest design. signifikan
Kualitas S : Populasi karena p <
Tidur yang diteliti 0,05. Degan
sebelum dan dalam demikian
sesudah penelitian ini pemberian
dilakukan sebanyak 65 senam
senam orang. ergonomis
ergonomis V :berupa dapat dengan
pada lansia. latihan senam meningkatkan
ergonomis kualitas tidur
terhadap pada lansia
kualitas tidur. terbukti
I : sebanyak 3 dengan
kali selama 2 adanya
minggu. pengaruh yang
signifikan
39

S : untuk
mengetahui
pengaruh
sebelum dan
sesudah
dilakukannya
senam
ergonomis
terhadap
peningkatan
kualitas tidur
4. Felicia 2019 Pengaruh Penelitian D : Jenis Hasil p
Kristiani Senam ini bertujuan penelitian ini value 0,000 <
Musa, ergonomis untuk adalah pra – 0,05 maka Ho
Titin Terhadap mengetahui eksperimental ditolak dan
Suheri, Ganggua pengaruh dengan Ha diterima
Sawab. Tidur senam rancangan one yang artinya
(Insomnia) ergonomis group pre post ada
Pada Lansia terhadap test design. perbedaan
Yang gangguan S : penelitian pengaruh
mengalami tidur ini sebanyak 30 gangguan
Depresi Di (insomnia) responden. tidur
Balai Resos pada lansia V : Senam (insomnia)
Anak Wira ergonomis sebelum dan
Adhi terhadap sesudah
KARYA kualitas tidur pemberian
Unit I : Dilakukan senam
Pelayanan selama 3 ergonomis
Lanjut Usia minggu dalam 1 pada pasien
Wening minggunya ada lansia
Wardoyo 2 kali
Ungara pertemuan.
V:
A : Uji analisis
data dengan uji
non parametrik
wilcoxon – test
5 Dendy 2014 Pengaruh Tujuan D : pre hasil analisa
Sugandika, Senam penelitian ini eksperimen, menunjukkan
Pepin Ergonomis untuk dengan ada pengaruh
Nahariani Terhadap mengetahui pendekatan senam
Gangguan pengaruh Posttest Only ergonomis
40

Tidur senam Control Group terhadap


(Insomnia) ergonomis Design. gangguan
Pada Lansia terhadap S : Seluruh tidur
Di Panti gangguan lansia (insomnia)
Werda tidur berjumlah 47. pada lansia
Mojopahit (insomnia) V : Variabel
Mojokerto pada lansia independen
di Panti senam
Werdha ergonomis,
Mojopahit variabel
Mojokerto dependen
insomnia.
I:-
A : Analisa data
menggunakan
Mann Whitney-
U.
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Faktor – faktor resiko Penatalaksanaan Kualitas


Tidur
kolesterol : 1. Diet rendah kolesterol

a. faktor keturunan 2. Melakukan aktifitas


fisik atau olahraga
b. Makanan Tinggi Lemak 3. Mengonsumsi Manfaat Senam Ergonomis
Antioksidan 1. Mengontrol
c. Kurang aktivitas fisik 4. Hindari minuman bersoda, Kolesterol dalam
alkohol dan merokok darah
5. .Menjaga berat badan 2. membakar lemak
d. Usia dan jenis kelamin
dan dan racun
dalam tubuh
e. Merokok 3. Meningkatkan
Penderita Kolesterol pemenuhan
f. Durasi tidur kebutuhan tidur
4. Memperbaiki gejala
gejala
moskoskeletal
Kualitas Tidur dengan 5. Mengoptimalkan
Penderita Kolesterol metabolisme
didalam tubuh
6. Mengaktifkan
fungsi organ
Sangat Baik = 1-5
7. meningkatkan daya
Baik = 6-7 tahan tubuh
dan keperkasaan
Agak Buruk = 8-14
Buruk = 15-21

Keterangan :

: Yang tidak diteliti

: Yang diteliti

: Penghubung

Bagan 3.1 Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita

Kolesterol di puskesmas Klatak Tahun 2022


41
42

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan peneliti (Nursalam, 2016). Hipotesis disusun sebelum peneliti

melakukan penelitian karena hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada

tahap pengumpulan analisis dari interpretasi data. Berdasarkan kerangka

konseptual maka dapat diturunkan suatu hipotesis yaitu: Ada Pengaruh yang

Signifikan Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita Kolesterol

di puskesmas Klatak Tahun 2022


BAB 4

METODE PENDAHULUAN

4.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra-eksperimental.

Sedangkan rancangan penelitiannya adalah one group pre-post test design.

Dalam rancangan ini, kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam,

2016).Dalam hal ini akan melibatkan pengaruh Senam Ergonomis Terhadap

Kadar Kolesterol Dan Kualitas Tidur Pada Penderita Kolesterol di Wilayah

Kerja Puskesmaas Klatak Tahun 2022. Bentuk Rancangan prat tes dan post

tes dalam paenelitian ini adalah :

Tabel 4.1 Metode Penelitian One Group Pra-Post Test Design

01 X 02

Keterangan :

01 : Pre tes / pengukuran kualitas tidur pada penderita kolesterol

X : Dilakukan Intervensi ( senam ergonomis)

02 : Post tes / pengukuran kualitas tidur pada penderita kolesterol

43
44

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia;

klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,

2016). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kolesterol

yang mengalami kualitas tidur yang buruk yang berada di wilayah

kerja puskesmas Klatak. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30

orang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia;

klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,

2016). Sampel adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan di

teliti (Notoatmojo, 2012). Menurut Slovin, besar sampel dalam

penelitian dapat di tentukan dengan rumus. Besar sampel dalam

penelitian ini adalah :

N
n =
1 + N (d)2

Keterangan

n= Besar sampel

N= Besar Populasi

d= Tingkat Kepercayaan
45

Maka :
N
n=
1  N (d ) 2

N
n=
1  30 (0,05) 2

30
n=
1  0,075

30
n=
1,075

n = 27, 9

= 28 (dibulatkan)

Berdasarkan penghitungan di atas, maka sampel yang

digunakan adalah 28 responden untuk kelompok pre test dan post

test.

4.2.2 Kriteria Sampel

Sampel didapat dari populasi penelitian yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari

suatu populasi target yang diteliti (Nursalam, 2013).

1. Penderita kolesterol yang bersedia menjadi

2. responden Penderita kolesterol yang sehat jasmani


46

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena

berbagai sebab (Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini adalah :

1. Penderita kolesterol yang memiliki kelemahan fisik,

cacat kelumpuhan, bedrest total.

4.2.4. Teknik Sampling

Nursalam (2016) mengatakan sampling adalah proses

menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.

Teknik sampling merupakan cara – cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar – benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitia.

Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

nonprobability sampling dengan menggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel

yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur

penelitian, dimana pengambilan sampel dengan mengambil sampel

orang orang yang dipilih oleh penulis menurut ciri-ciri spesifik dan

karakteristik tertentu dengan pertimbangan tertentu. Sugiyono,

(2016: 85).
47

4.3 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja adalah tahapan atau langkah – langkah dalam

aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian

(kegiatan dari awal sampai akhir) (Nursalam, 2016)

Populasi : masyarakat penderita kolesterol dengan jumlah 30 orang

Purposive sampling

Sampel :
Penderita kolesterol yang mengikuti senam ergonomis dengan
jumlah 28

Jenis Penelitian / Desain Penelitian :


Pra eksperimental / One Grup Pre test and post test design

Pemerian Inform Consent

Data awal :
Senam ergonomis Data akhir :
Observasi kadar kolestrol
Observasi perubahan kadar
dan kualitas tidur penderita
kolestrol dan kualitas tidur
kolesterol sebelum
penderita kolesterol setelah
dilakukan senam
dilakukan senam ergonomis
ergonomis

Pengolahan data :
Editing , coding, tabulating, entry data cleaning dan prosentase

Analisa data:
Uji wilcoxon Dengan SPSS (Statistic Programme for Social Scient)

Hasil dan Kesimpulan

Pelaporan

Bagan 4.1. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita Kolesterol Di
Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022
48

4.4 Variabel penelitian

4.4.1 Identifikasi Varibel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan

nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain)

(Nursalam, 2016). Varabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi

atau nilainya menentukan lainnya (Nursalam, 2016). Variabel

independen merupakan stimulus atau intervensi keperawatan yang

diberikan kepada klien untuk mempengaruhi tingkah laku klien.

Varibel independen pada penelitian ini yaitu terapi Senam

Ergonomis.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel

dependen adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan

ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Variabel

dependen (terikat) pada penelitian ini adalah perubahan kualitas

tidur pada penderita kolesterol

4.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan

karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan.

Karakteristik yang diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci


49

definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat

diulang lagi oleh orang lain (Nursalam, 2016).


50

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Parameter Instrumen Skala Score


Oprasional
Variable Serangkaian Dilakukan sesuai SOP - -
Independen Gerakan diambil SOP dengan teknik
: senam dari gerakan gerakan :
ergonomis sholat yang bisa 1. Gerakan Berdiri
dilakukan oleh sempurna
penderita 2. Gerakan
kolesterol Lapang dada
3. Gerakan
Tunduk Syukur
4. Gerakan Duduk
Perkasa
5. Gearakan
Berbaring
pasrah

Variable
Dependen :

- Kadar Kadar kolesterol Kadar kolesterol Kolesterol Ordin 1. Normal:


kolesterol yang diukur total meter al kurang dari
Suatu zat sebelum dan 200 mg/dl
lemak yang sesudah di
2. Ambang
di produksi lakukan
Batas Tinggi
dihati dan di intervensi senam 200 mg/dl-
perlukan ergonomis 239 mg/dl
oleh tubuh dengan
kolesterol meter 3. Tinggi:
240 mg/dl
dan lebih

-Perubahan Kualitas tidur 1. kualitas Tidur Lembar Ordin 1. Sangat


kualitas yang diukur Subyektif Quesioner al baik 1-5
tidur pada sebelum dan 2. Latensi Tidur
penderita sesudah di 3. Durasi Tidur 2. Baik
6-7
kolesterol lakukan 4. Efisiensi Tidur
intervensi senam 5. Gangguan Tidur 3. Agak
ergonomis 6. Penggunaan Buruk
dengan obat 8-14
kuesioner 7. Disfungsi di
kualitas tidur siang hari 4. Buruk
(PSQI) 15-21
51

4.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cholesterol meter,

kuesioner tidur, kertas observasi, alat tulis, karpet / alas.

4.6 Instruen Penelitian

Instrument penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau

mengumpulkan, mengelola, menganalisa dan menyajika data data secara

sistematika serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan

serta menguji suatu hipotesis. Dalam penelitian ini instrument yang

digunakan ada 2 yaitu untuk variabel independen penelitian menggunakan

SOP senam ergnomis untuk varibel dependen penelitian menggunakan

quesioner kualitas tidur untuk mengetahui kualitas tidur responden

kemudian mencatatnya di lembar observasi.

4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak

Kabupaten Banyuwangi

4.7.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan februari 2022

4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengukuran Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam suatu

penelitian ( Nursalam, 2013). Dalam melakukan penelitian ada beberapa

prosedur pengambilan data antara lain :


52

1. Prosedur Administrasi

Pertama peneliti mengajukan judul ke LPPM dan diberi surat untuk

melakukan studi awal, kemudian peneliti menyerahkan surat studi

pendahuluan kepada Puskesmas Klatak, serta menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian.

2. Prosedur Teknis

Meminta izin kepada Kepala Puskesmas Klatak . Teknik

pengumpulan data menggunakan Purposive sampling yaitu dengan

teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2016). Sebelum

mengambil data penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian kepada responden. Kemudian peneliti mengukur kadar

kolesterol dan kualitas tidur pada penderita kolesterol sebelum terapi

Senam Ergonomis. Setelah itu peneliti akan mengumpulan penderita

untuk diberikan intervensi Senam Ergonomis sebanyak 3 kali

pertemuan dalam 1 minggu , dalam setiap pertemuan kurang lebih 20

menit. Berdasarkan jurnal dari Eliza Desi Handayani, Herliawati,

Firnaliza Rizona. Dengan judul Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap

Kadar Kolesterol Darah Pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha

Teratai. Setelah 3 kali pertemuan maka peneliti akan kembali mengukur

kadar kolesterol dan kualitas tidur penderita kolesterol tersebut. Setelah

data diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data dan analisa data.

Langkah yang terahir yang dilakukan peneliti yaitu menyimpulkan hasil

penelitian dan mempublikasikan hasil penelitiannya.


53

4.9. Cara Analisa Data

4.9.1 Teknik Analisa Data

Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan tehnik – tehnik

tertentu. Data kualitatif diolah menggunakan teknik analisis

kualitatif, sedangkan data kuantitatif dengan menggunakan teknik

analisis kuantitatif. Untuk pengolahan data kuantitatif dapat

dilakukan dengan tangan atau melalui proses komputerisasi. Dalam

pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan –

perhitungan statistik, bila diperlukan uji statistik (Notoatmodjo,

2010).

4.9.2 Analisa Univarat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik

setiap variabel penelitian secara diskriptif . Karakteristik responden

yang diklakukan analisis kategorik dengan distribusi frekuensi.

Bentuk analisis univariat tergantung jenis datanya. Untuk data

numerik digunakan mean(rata-rata), median dan standar deviasi

(Notoatmodjo, 2018). Selain itu data yang dianalisis adalah

pengaruh senam ergonomis terhadap kualitas tidur penderita

kolesterol di wilayah kerja puskesmas klatak. Rumus yang

digunakan dalam distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :

F
Keterangan ;
P = N x 100 %
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Populasi
54

4.9.3 Analisa Wilcoxon Match Pair Test

Wilcoxon Match Pair adalah uji nonprametris untuk

menganalisa signifikansi perbedaan antar dua data berpasangan

berskala ordinal namun tidak berdistribusi secara normal (Sugiyono,

2017). Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak

Ho pada uji Wilcoxon Signed Rank Test adalah jika probabilitas

(Asymp.sig< 0,05 maka Hipotesis ditolak. Jika probabilitas

(Asymp.sig > 0,05 maka Hipotesis diterima. Disini peneliti

menggunakan 28 responden untuk dianalisa menggunakan Uji

Wilcoxon Match Pair Test

Rumus : T–μT

Z = -----------

ΑT

Tabel 4.3 Wilcoxon Rank Test

No Kualitas tidur Kualitas tidur B Pringkat Tanda + Tanda -


sebelum sesudah
senam senam
1
2
3
4
5

4.9.4 Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018), proses pengolahan data dengan computer

melalui tahap-tahap sebagai berikut:


55

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Nursalam, 2016).

a. Coding

Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng

“kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan (Nugroho, 2012)..

1. Coding Kualitas Tidur

- Sangat Baik :0

- Baik :1

- Agak Buruk :2

- Buruk :3

b. Scoring

Yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan yang

berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan bobot pada masing-masing jawaban, sehingga

mempermudah perhitungan (Nazir, 2011).

1. Scoring Kualitas Tidur

- Sangat Baik : 1-5

- Baik : 6-7

- Agak Buruk : 8-14

- Buruk : 15-21
56

c. Tabulating

Tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk tabel yang terdiri

dari beberapa baris dan beberapa kolom. Tabel dapat digunakan untuk

memaparkan sekaligus beberapa variabel hasil observasi, survei atau

penelitian hingga data mudah dibaca dan dimengerti (Nursalam, 2016)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis diskriptif untuk

menganalisis rata rata kualitas tidur pada penderita kolesterol di wilayah

kerja puskesmas. Di Kabupaten Banyuwangi. Dalam hal ini peniliti juga

menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistic Programme for Social

Scient) version 25 for windows untuk pengolahan data.

d. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2014), etika penelitian diperlukan untuk

menghindari terjadinya tindakan yang tidak etis dalam melakukan

penelitian, maka dilakukan prinsip-prinsip sebagai berikut (Hidayat,

2014) :

1. Lembar Persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian yang

dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang

diperoleh responden, dan resiko yang mungkin terjadi. Pernyataan

dalam lembar persetujuan jelas dan mudah dipahami sehingga

responden tahu bagaimana penelitian ini dijalankan. Untuk

responden yang bersedia maka mengisi dan menandatangani lembar

persetujuan secara sukarela.


57

2. Anonimitas Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak

mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi

kode. 30

3. Confidentiality ( Kerahasiaan ) Confidentiality yaitu tidak akan

menginformasikan data dan hasil penelitian berdasarkan data

individual, namun data dilaporkan berdasarkan kelompok.

Sukarela Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau

tekanan secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada

calon responden atau sampel yang akan diteliti


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil dan pembahasan dari

penelitian tentang “ Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar

Kolesterol Dan Kualitas Tidur Pada Penderita Kolesterol Di Wilayah

Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2021.” Penelitian ini dimulai pada tanggal

maret 2022

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi dan quesioner, maka tahap selanjudnya adalah dengan

mengumpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Tempat Penelitian

1) Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Klatak terletak di Jl.Yos Sudarso 179 Klatak

Banyuwangi. Secara geografis Puskesmas Klatak terletak di ujung

timur Pulau Jawa yang dibatasi dengan Selat Bali. Puskesmas Klatak

merupakan salah satu Puskesmas dari tiga Puskesmas yang ada di

wilayah kecamatan kota Banyuwangi. Wilayah kerja Puskesmas

Klatak dibagi menjadi 4 wilayah yang meliputi : Klatak, Bulusan,

Ketapang, dan Kalipuro. Kondisi daerah penelitian letaknya

strategis, Puskesmas Klatak dekat dengan jalan utama serta jalan

58
59

yang sudah beraspal sehingga tidak memiliki hambatan dalam

melakukan penelitian dan mudah dijangkau.

2). Data Geografi

a.Puskesmas Klatak mempunyai lingkup cakupan pelayanan untuk

masyarakat yang sangat luas. Lingkup tersebut mencakup 4 wilayah

yaitu

wilayah yaitu :

a. Klatak : Lingkungan Klatak dan Lingkungan Sukowidi,

b. Bulusan : Lingkungan Kampung Baru dan Krajan

c. Ketapang : Krajan, Pancoran, dan Gunung Remuk

d. Kalipuro : Tirtopuro, Krajan, dan Wungkal

3). Data Demografi

Di puskesmas kalatk banyak terdapat tenaga kesehatan diantaranyaa

ada Dokter umum : 2 orang, Dokter gigi : 1 orang, Perawat : 10

orang, Bidan : 13 orang, erawat gigi : 1 orang, Tenaga administrasi

: 9 orang, Tenaga kesehatan lingkungan :2 orang, Analis

kesehatan/Laboratorium : 1 orang, Apoteker : 2 orang, Tenaga gizi

: 1 orang
60

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin

Presentase Jumlah Responden Berdasarkan


Jenis Kelamin
4%

Perempuan = 27
Laki - Laki = 1
96%

Diagram 5.1 Presentase jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022

Berdasarkan diagram 5.1 diatas hampir seluruhnya 27

responden (96%) berjenis kelamin perempuan.

2. Karakteristik responden menurut umur

Presentase Jenis Responden Berdasarkan


Umur
0%

29%

46 - 55 Tahun = 20
71%
56- 65 Tahun = 8

Diagram 5.2 Presentase jumlah responden berdasarkan usia di

Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022


61

Berdasarkan diagram 5.2 diatas sebagian besar 20 responden

berusia 46 – 55 tahun dengan jumlah presentase yaitu (71%)

3. Karakteristik responden menurut Pekerjaan

Presentase Jenis responden Berdsasarkan


Pekerjaan

3% 4%

7%
IRT = 16 Responden
Buruh = 8 Responden
29% 57%
Wiraswasta = 2 Responden
Petani = 1 Responden
Pensiunan = 1 Responden

Diagram 5.3 Presentase jumlah responden berdasarkan pekerjaan di

Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022

Berdasarkan diagram 5.3 diatas dapat disampaikan sebagian

besar 16 responden berprofesi sebagai IRT dengan jumlah presentase

yaitu (57%)
62

5.1.3 Data Khusus

A. Kadar Kolestrol

1. Karakteristik hasil pre test sebelum dilakukan intervensi

terhadap kadar kolesterol penderita kolesterol

Presentase Hasil Setelah Dilakukan Pre Test


Sebelum Dilakukan Intervensi
0%

21% kolesterol Normal = 0

Kolesterol Batas Ambang


79% Tinggi =22
kolesterol tinggi = 6

Diagram 5.4 Presentase hasil setelah dilakukan pre test kadar

kolesterol sebelum melakukan intervensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Klatak Tahun 2022

Berdasarkan diagram 5.4 diatas dapat disampaikan bahwa

hasil yang didapat saat dilakukan pre test hampir seluruhnya

mengalami kolesterol batas ambang tinggi sebanyak 22 orang

dengan presentase (79%).


63

2. Karakteristik hasil post test setelah dilakukan intervensi

terhadap kadar kolestrol pada penderita kolesterol

Presentase hasil setelah dilakukannya post


test setelah intervensi
3%
11% Kolesterol Normal = 3

Kolestrol Batas Ambang


Tinngi = 24
86%
Kolestrol tinggi =1

Diagram 5.5 Presentase hasil setelah dilakukan post test kadar kolestrol

sesudah melakukan intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Klatak Tahun 2022

Berdasarkan diagram 5.5 diatas dapat disampaikan bahwa

hasil yang didapat saat dilakukan post test hampir seluruhnya

mengalami kolestrol batas ambang tinggi sebanyak 24 orang dengan

presentae 86%.
64

B. Kualitas Tidur

1. Karakteristik hasil pre test sebelum dilakukan intervensi

terhadap kualitas tidur pada penderita kolesterol

Presentase hasil setelah dilakukannya pre


test sebelum melakukan intervensi
0%

18% 25%
Sangat Baik = 0
Baik = 7
Agak Buruk = 16
57%
Buruk= 5

Diagram 5.6 Presentase hasil setelah dilakukan pre test kualitas

tidur sebelum melakukan intervensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Klatak Tahun 2022

Berdasarkan diagram 5.6 diatas dapat disampaikan

bahwa hasil yang didapat saat dilakukan pre test sebagian besar

responden yang mengalami kualitas tidur agak buruk sebanyak

16 orang dengan presentase (57%).


65

2. Karakteristik hasil post test setelah dilakukan intervensi

terhadap kualitas tidur pada penderita kolesterol

Presentase hasil setelah dilakukannya post


test kualitas tidur penderita kolestrol
0%

32% 29%
Sangat Baik = 8
Baik = 11
Agak Buruk = 9
39% Buruk = 0

Diagram 5.7 Presentase hasil setelah dilakukan post test kualitas

tidur sesudah melakukan intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Klatak Tahun 2022

Berdasarkan diagram 5.7 diatas dapat disampaikan bahwa

hasil yang didapat saat dilakukan post test hampir setengahnya

dari responden memiliki kualitas tidur baik dengan jumlah 11

responden dan dengan jumlah presentase yaitu 39%.


66

C. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Kolesterol dan


Kualitas Tidur Pada Penderita Kolestrol di Wilayah Kerja
Puskesmas Klatak Tahun 2022

Tabel 5.1 Distribusi responden penderita kolestrol yang mengalami

kolestrol tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Klatak Tahun 2022

Pre Test Post Test


Kategori Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Responden Responden
Normal 0 0% 3 11%
Batas
Ambang 22 79% 24 86%
Tinggi
Tinggi 6 21% 1 3%
Total 28 100% 28 100%

Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa hasil pre test

terdapat kadar kolestrol normal sebanyak 0 responden (0%) , kadar

kolestrol batas ambang tinggi 22 responden (79 %), kadar kolestrol

tinggi 6 responden (21%). Dan sedangkan hasil dari post test setelah

dilakukan senam ergonomis didapatkan kadar kolestrol normal

sebanyak 3 responden (11%), kadar kolestrol batas ambang tinggi

(86%), kadar kolestrol berat 1 responden (3%).


67

Tabel 5.2 Distribusi responden penderita kolestrol yang mengalami

gangguan kualitas tidur Di Wilayah Kerja Puskesmas

Klatak Tahun 2022

Pre Test Post Test


Kategori Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Responden Responden
Sangat 0 0% 8 29%
Baik
Baik 7 25% 11 39%
Agak 16 57% 9 32%
Buruk
Buruk 5 18% 0 0%
Total 28 100% 28 100%

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa hasil pre test

terdapat kualitas tidur sangat baik sebanyak 0 responden (0%) ,

kualitas tidur baik sebanyak 7 responden (25%), kualitas tidur agak

buruk 16 responden (57%), dan kualitas tidur buruk 5 responden

(18%). Dan sedangkan hasil dari post test setelah dilakukan senam

ergonomis didapatkan kualitas tidur sangat baik sebanyak 8

responden (29%), kualitas tidur baik 11 (39%), kualitas tidur agak

buruk 9 responden (32%), kualitas tidur buruk 0 responden (0%).


68

5.1.5. Hasil Analisis perhitungan uji wilcoxon menggunakan

aplikasi SPSS

1. Hasil Analisis Kadar Kolestrol dan Kualitas Tidur


Test Statisticsa

Test Statisticsa
Kolesterol Sesudah - Kualitas Tidur Sesudah -
Kolesterol Sebelum Kualitas Tidur Sebelum
b
Z -4.551 -4.652b
Asymp. .000 .000
Sig. (2-
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

Berdasarkan tabel uji statistik Wilcoxon menggunakan

aplikasi SPSS, diperoleh nilai sig. (2-tailed) = 0.000. karena nilai

0.000 lebih kecil dari lebih kecil dari > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa “hipotesis diterima” artinya terdapat perbedaan yang

bermakna sebelum dan sesudah intervensi senam ergonomis

terhadap kadar kolesterol di wilayah kerja puskesmas klatak tahun

2022.
69

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kadar kolestrol pada penderita kololestrol sebelum

dilakukan dilakukan intervensi senam ergonomis

Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa hasil pre test

terdapat kadar kolestrol normal sebanyak 0 responden (0%) , kadar

kolestrol batas ambang tinggi 22 responden (79 %), kadar kolestrol

tinggi 6 responden (21%).Sebelum diberikan terapi senam

ergonomis menunjukan tingkat kolestrol diambang batas tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Maryati, 2017) didapatkan

hasil kadar kolesterol dengan kategori batas ambang atas (melebihi

200-239 mg/dl).

Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lipid.

Kolesterol bersifat aterogenik atau sangat mudah menempel yang

akan membentuk plak pada dinding pembuluh darah. Kadar

kolesterol yang tinggi dan berlebihan di dalam darah dapat

berpengaruh terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Adanya penumpukan jumlah deposit lemak pada dinding pembuluh

darah dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah yang

dikenal dengan aterosklerosis (Mamitoho, 2016).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan

kadar kolesterol. Faktor usia sangat berperan dalam peningkatan

kadar kolesterol di darah (Maryati, 2017). Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan bahwa sebagian besar sebanyak 20 responden


70

(71%) yang berusia 46-55 tahun dan sebanyak 8 responden (29%)

yang berusia 56-65 tahun. Berdasarkan hasil penelitian kadar

kolesterol kategori batas ambang tinggi terdapat 22 responden (79%)

berusia 46-55 tahun. Dan kolestrol tinggi 6 responden (21%)

memiliki kadar kolesterol kategori tinggi berusia 56-65. Hal tersebut

sejalan dengan penelitian (Maulidina, 2019). Usia ≥ 40 tahun

meningkatkan terjadinya hipertensi dikarenakan adanya perubahan

alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi elastisitas pembuluh

darah berkurang dan penurunan daya tahan tubuh, semakin

bertambahnya usia karena proses penuaan yang menyebabkan

seseorang rentan terhadap penyakit.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar

kolesterol pada penderita kolestrol yaitu jenis kelamin. Berdasarkan

hasil penelitian yang didapatkan bahwa 27 responden (96%) berjenis

kelamin perempuan dan 21 responden (75%) memiliki kadar

kolesterol batas ambang atas serta 6 responden (21,5%) lainnya

memiliki kadar kolesterol kategori tinggi. Hal ini sejalan dengan

(Yustina at al., 2015) bahwa jenis kelamin perempuan memiliki

waktu luang lebih banyak dibanding pria. Bahwa jenis kelamin

perempuan memiliki waktu luang lebih banyak dibanding pria.

Setelah usia 45 tahun jumlah perempuan dengan kolestrol lebih

tinggi dibanding pria, disebabkan karena perempuan dilindingi

hormon kewanitaan selama masa produktivitas.


71

Berdasarkan penelitian yang didapatkan oleh peneliti pada

penderita kolestrol di wilayah Puskesmas Klatak tahun 2022, tingkat

kadar kolesterol terbanyak dalam kategori batas ambang atas.

Berdasarkan hasil penelitian salah satu faktor yang paling banyak

mempengaruhi penderita kolestrol dengan kadar kolesterol tinggi

yaitu faktor pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian pada diagram

5.3 didapatkan bahwa sebagian besar sebanyak 16 responden (57%)

berada pada pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan

sebanyak 8 responden (29%) pada pekerjaan Ibu Rumah Tangga

(IRT) yang memiliki kadar kolesterol pada batas ambang atas. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Puspita et al., 2020)

menyatakan bahwa hiperkolesterolemia dipengaruhi oleh pekerjaan

Ibu Rumah Tangga (IRT) hal ini disebabkan karena sebagian besar

profesi sebagai IRT yang memiliki aktivitas kurang. Aktivitas

kurang memicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah

Hal ini terjadi karena faktor faktor yang dapat

mempengaruhi kadar kolestrol tinggi yaitu usia, jenis kelamin, dan

juga pekerjaan. Penyebabnya yaitu kurangnya aktivitas fisik,

olahraga, serta diet dan pola hidup yang buruk. Hal ini didapatkan

pada saat pemeriksaan kadar kolesterol pada penderita kolestrol,

sebagian responden jarang melakukan olahraga, tidak rutin

memeriksakan kadar kolesterolnya dan tidak mampu mengontrol

makanan yang menyebabkan kolesterolnya tetap tinggi


72

2.2.2 Kadar Kolestrol pada penderita kololestrol sesudah dilakukan

dilakukan intervensi senam ergonomis

Berdasarkan diagram 5.4 diatas dapat disampaikan bahwa

hasil yang didapat saat dilakukan post test hampir keseluruhan 24

responden (89%) mengalami kolestrol ambang batas tinggi, 3

responden (11%) mengalami kolestrol normal dan 1 responden (3%)

mengalami kolestrol berat. Senam ergonomis ini mampu

menurunkan kadar kolestrol jika dilakukan dengan baik dan benar

serta sesuai dengan sop. Pada penelitian ini responde yang awalnya

mengatakan mengalami sakit bagian tengkuk belakang dan nyeri

kaki setelah dilakukannya gerakan senam ergonomis selama 3 kali

seminggu dengan baik dan sungguh sungguh sehinnga penyakit

yang dideritanya tersebut sedikit berkurang.

Berdasarkan hal ini senam ergonomis adalah intervensi yang

pas, selain itu senam ergonomis ini di kombinasikan kombinasi dari

gerakan otot dan teknik pernafasan. Teknik pernapasan yang

dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma,

memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang

penuh. Teknik pernapasan tersebut, mampu memberikan pijatan

pada jantung yang menguntungkan akibat naik turunnya diafragma,

membuka sumbatan sumbatan dan memperlancar aliran darah ke

jantung serta meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Aliran

darah yang meningkat juga dapat meningkatkan nutrien dan oksigen.

Peningkatan oksigen didalam otak akan merangsang peningkatan


73

sekresi serotonin yang dapat menurunkan kadar kolestrol LDL dan

meningkatkan kadar kolesterol HDL

Senam ergonomis adalah suatu teknik senam untuk

mengendalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf

pada aliran darah, memaksimalkan suplai darah ke oksigen ke otak,

dapat membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem pemanas

tubuh, sistem pembakaran pada asam urat, kolestrol, gula darah,

asam laktat, sistem konversi karbohidrat dan sistem pembuangan

energi negraif pada tubuh (Wratsongko, 2015).

Setelah dilakukan intervensi kadar kolestrol pada ambang

batas tinggi paling banyak didominasi oleh responden yang berusia

dengan rentang usia 46-55 tahun dengan jumlah 17 responden

sebesar 50%. Kemudian 7 responden dengan rentang usia 56-65

tahun sebesar 25 %. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

(Maulidina, 2019). Setelah dilakukan intervensi pada kadar kolestrol

dengan kategori ambang batas tinggi paling banyak didominasi pada

responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 23 responden

sebesar 82%. Hal ini sejalan dengan (Yustina at al., 2015) bahwa

jenis kelamin perempuan memiliki waktu luang lebih banyak

dibanding pria dan juga karena perempuan dilindungi hormon

kewanitaan selama masa produktivitas.

Setelah dilakukan intervensi pada kadar kolestrol dengan

kategori ambang batas tinggi paling banyak diderita oleh responden


74

dengan jenis pekerjaan sebagai IRT sebanyak 14 responden sebesar

50%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Puspita et

al., 2020) menyatakan bahwa tingginya kadar kolestrol dipengaruhi

oleh pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT). Dari data yang dipadat di

tempat penelitian bahwa ibu rumah tangga jarang sekali melakukan

aktifitas olahraga, bahkan tidak sama. Dan ibu rumah tangga yang

sudah memasuki masa lansia kurang terlalu melakukan aktifitas IRT

sebagaimana mestinya, umumnya pekerjaan rumah sudah di

searhkan kepada anaknya. Sehingga lansia tersebut memiliki

aktivitas yang kurang. Aktivitas yang kurang inilah daapt memicu

peningkatan kadar kolesterol dalam darah

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan intervensi sebuah

gerakan senam ergonomis yang mudah dilakukan oleh para lansia

dan dan dengan intruktur yang professional membuat lansia menjadi

lebih percaya diri melakukan gerakan senam ini dan lebih

bersemangat. Pada lansia yang kurang aktif atau kesusahan dalam

melakukan gerakan peneliti langsung datang menghampiri dan

mengajarinya secara lansung tentang Gerakan senam ergonomis.

Sehingga pada hasil posttest ini mendapatkan hasil sebesar

seluruhnya 24 responden (89%) mengalami kolestrol ambang batas

tinggi. Sedangkan sebelum dilakukan intervensi terdapat 6

responden yang mengalami kadar kolestrol tinggi.


75

5.2.3 Kualitas tidur pada penderita kolestrol sebelum dilakukannya

terapi senam ergonomis

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa hasil pre test

terdapat kualitas tidur sangat baik sebanyak 0 responden (0%) ,

kualitas tidur baik sebanyak 7 responden (25%), kualitas tidur agak

buruk 16 responden (57%), dan kualitas tidur buruk 5 responden

(18%).

Definisi Kualitas Tidur Kualitas tidur adalah ukuran dimana

seseorang itu dapat kemudahan dalam memulai tidur dan untuk

mempertahankan tidur, kualitas tidur seseorang dapat digambarkan

dengan lama waktu tidur, dan keluhan – keluhan yang dirasakan saat

tidur ataupun sehabis bangun tidur. Kebutuhan tidur yang cukup

ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga

oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur). Beberapa faktor yang

mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur yaitu, faktor fisiologis,

faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup. Dari faktor fisiologis

berdampak dengan penurunan aktivitas sehari – hari, rasa lemah,

lelah, daya tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda tanda

vital, sedangkan dari faktor psikologis berdampak depresi, cemas,

dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan Perry. 2010).

Hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

didapatkan bahwa responden yang paling banyak adalah lansia pada

rentang usia 46 – 55Tahun sebanyak 20 responden dengan jumlah


76

presentase yaitu (71%) dan didapatkan 12 responden dengan

presentase (43%) mengalami kualitas tidur agak buruk. Hal ini terjadi

karena responden dalam penelitian ini sudah berusia lanjut, sehingga

proses penuaan tubuh akan mengalami perubahan pada sistem saraf

yaitu menurunnya hormon meltonin. Hormon tersebut akan menurun

seiring dengan bertambahnya usia, sehingga hal ini akan

menyebabkan lansia mengalami gangguan pada tidurnya. Hasil

penelitian ini didukung oleh teori Darmojo (2005) umur merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Hal

ini terkait dengan sel maupun organ tubuh telah mengalami penurunan

fungsi seiring dengan peningkatan usia. Seperti halnya pola tidur

normal yang mulai berubah sesuai pertambahan usia, akibat reduksi

saraf yang mempengaruhi gelombang tidur atau oleh karena deficit

sistem saraf pusat yang menyebabkan berkurangnya pengeluaran

substansi melatonin. Dari hasil penelitian berdasarkan usia dapat

disimpulkan bahwa usia sangat mempengaruhi kualitas tidur karena

adanya proses degenerasi dan perubahan pada hormon.

Hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis

kelamin diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah

lansia dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 27 responden

(96%) dan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1 responden (4%)

dan dengan responden mengalami kualitas tidur agak buruk sebayak

15 responden (23,6%). Hal ini terjadi karena responden perempuan

memiliki beban psikologis yang lebih besar dibandingkan dengan


77

laki-laki. Semakain bertambahnya usia maka produksi hormone

yang dihasilkan menurun. Hal ini juga sejalan dengan Nugroho

(2010) yang menyataan bahwa jenis kelamin dapat menjadi salah

satu faktor terjadinya insomnia pada lansia, hal tersebut dikarenakan

perempuan pada usia lanjut akan mengalami menopause. Secara

fisiologis menopause dapat menyebabkan penurunan produksi

hormon estrogen yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis

seseorang yaitu menjadi lebih emosional dan gelisah, hal inilah yang

membuat lansia perempuan menjadi sulit tidur. Dari hasil penelitian

berdasarkan jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa responden

perempuan lebih besar mengalami gangguan kualitas tidur

Berdasarkan hasil penelitian salah satu faktor yang paling

banyak mempengaruhi penderita kolestrol dengan kualitas tidur

agak buruk yaitu faktor pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian pada

diagram 5.3 didapatkan bahwa sebagian besar sebanyak 16

responden (57%) berada pada pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga

(IRT) dan sebanyak 9 responden (32%) mengalami kualitas tidur

agak buruk.

5.2.4 Kualitas tidur pada penderita kolestrol setelah dilakukannya

terapi senam ergonomis

Berdasarkan diagram 5.6 diatas dapat disampaikan bahwa

hasil yang didapat saat dilakukan post test hampir keseluruhan 11

responden (39%) mengalami kualitas tidur baik. 8 responden (29%)

mengalami kualitas tidur sanagt baik, 9 responden (32%) mengalami


78

kualitas tidur agak buruk, dan 0 (0%) responden mengalami kualitas

tidur buruk.

Metode penatalaksanaan yang bertujuan meningkatkan

kualitas tidur pada lansia yaitu dari asupan nutrisi, modifikasi

lingkungan, kebersihan diri dan olahraga. Olahraga merupakan cara

efektif untuk mengatasi kualitas tidur lansia. Dua puluh menit

olahraga per hari sangat dianjurkan untuk menjaga tubuh tetap bugar

dan mendapatkan tidur. Beberapa contoh olahraga yang dapat

dilakukan oleh lansia yaitu jalan kaki, olahraga yang bersifat

rekreatif dan senam. Beberapa senam yang dapat dilakukan oleh

lansia yaitu senam tera, yoga, senam kegel, dan senam ergonomis

(Rafiudin, 2007). Senam ergonomis adalah salah satu metode yang

praktis dan efektif dalam memelihara kesehatan tubuh. Gerakan

yang terkandung dalam senam ergonomik adalah gerakan yang

sangat efektif, efisien, dan logis karena rangkaian gerakannya

merupakan rangkaian gerak yang dilakukan manusia sejak dulu

sampai saat ini. Gerakan-gerakan senam ergonomis merupakan

gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh dan

gerakan ini diilhami dari gerakan sholat. Senam ergonomis

merupakan senam yang langsung membuka, membersihkan dan

mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem

kardiovaskuler, kemih, reproduksi (Wratsongko, 2008)

Setelah dilakukan intervensi pada kualitas tidur penderita

kolestrol pada dengan kategori kualitas tidur baik paling banyak


79

didominasi oleh responden yang berusia dengan rentang usia 46-55

tahun dengan jumlah 10 responden sebesar (35,7%) dan dengan

rentang usia 56-65 tahun dengan jumlah 2 responden sebesar (7,1%).

Setelah dilakukan intervensi pada kualitas tidur penderita

kolestrol pada dengan kategori kualitas tidur agak baik paling

banyak didominasi oleh responden yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 10 responden sebesar (35,7%).

Setelah dilakukan intervensi pada kualitas tidur penderita

kolestrol pada dengan kategori kualitas tidur baik paling banyak

didominasi oleh responden dengan profesi pekerjaan sebagai IRT

sebanyak 7 responden sebesar (25%). Dan berprofesi sebagai buruh

sebanyak 2 responden sebesar (7%). Dan berprofesi sebagai petani 1

sebesar (3,5%). Dan berprofesi sebagai wiraswasta 1 sebesar (3,5%).

Sesuai dengan hasil penelitian Youngstedt (2005) latihan fisik atau

olahraga tentu dapat bermanfaat untuk mengatasi gangguan

pemenuhan kebutuhan tidur.kelompok yang berolahraga di pagi hari

dan rutin berjemur di pagi hari mengalami pertambahan waktu tidur.

5.3. Pengaruh senam ergonomis terhadap kadar kolesterol penderita

kolestrol diwilayah puskesams klatak

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hasil analisis

menunjukkan adanya perbedaan nilai kadar kolestrol sebelum dan

sesudah diberikan senam ergonomis. Peningkatan nilai kadar

kolestrol pada penderita kolestrol sebelum dan sesudah intervensi

yaitu sebesar 13.50. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan


80

yang bermakna terhadap peningkatan nilai kadar kolestrol pada

penderita kolestrol sebelum dan sesudah pemberian senam

ergonomis dengan p value < 0,05. Hal ini sesuai dengan hipotesis

penelitian yaitu adanya pengaruh senam ergonomis terhadap kadar

kolestrol pada penderita kolestrol diwilayah kerja puskesmas klatak

tahun 2022 . Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa senam

ergonomis memberikan perubahan kadar kolestrol pada penderita

kolestrol yang sebelumnya kurang menjadi baik. Hasil penelitian ini

menggunakan uji Wilcoxon dengan SPSS diperoleh nilai signifikansi

p = 0,000 atau p < 0,05 , maka 0,000 < 0,05 yang bermakna Ho

ditolak Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan dari

pengaruh senam ergonomis terhadap kadar kolestrol pada penderita

kolestrol diwilayah kerja puskesmas klatak tahun 2022. Seseorang

penderita kolestrol memiliki Kadar kolesterol yang tinggi dan

berlebihan di dalam darah sehingga dapat berpengaruh terhadap

kesehatan jantung dan pembuluh darah. Adanya penumpukan

jumlah deposit lemak pada dinding pembuluh darah dapat

menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah yang dikenal dengan

aterosklerosis (Mamitoho, 2016). Tingginya kadar kolesterol di

dalam darah merupakan permasalahan yang serius karena

merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai macam penyakit

tidak menular (Yoentafara, 2017.) Salah satu alternatif yang perlu

dilakukan yaitu dengan tetap menjaga kesehatan dengan rajin


81

berolahraga seperti senam, senam yang dianjurkan pada penderita

kolesterol yaitu senam ergonomis.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat responden dengan nilai pre

test dan post test yang sama, menandakan adanya peningkatan score

kadar kolestrol, hal ini dikarenakan penderita mampun melakukan

senam dengan baik sehingga langsung dapat membuka,

membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti

sistem kardiovaskuler, kandung kemih, dan sistem reproduksi

(Wratsongko, 2015).

Setelah dilakukan intervensi kadar kolestrol pada ambang batas

tinggi paling banyak didominasi oleh responden yang berusia

dengan rentang usia 46-55 tahun dengan jumlah 17 responden

sebesar 50%. Kemudian 7 responden dengan rentang usia 56-65

tahun sebesar 25 %. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

(Maulidina, 2019). Setelah dilakukan intervensi pada kadar kolestrol

dengan kategori ambang batas tinggi paling banyak didominasi pada

responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 23 responden

sebesar 82%. Hal ini sejalan dengan (Yustina at al., 2015) bahwa

jenis kelamin perempuan memiliki waktu luang lebih banyak

dibanding pria.

Setelah dilakukan intervensi pada kadar kolestrol dengan

kategori ambang batas tinggi paling banyak diderita oleh responden

dengan jenis pekerjaan sebagai IRT sebanyak 14 responden sebesar

50%. . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Puspita et


82

al., 2020) menyatakan bahwa hiperkolesterolemia dipengaruhi oleh

pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) hal ini disebabkan karena

sebagian besar profesi sebagai IRT yang memiliki aktivitas kurang.

Aktivitas kurang memicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan intervensi sebuah

gerakan senam ergonomis yang mudah dilakukan oleh para lansia

dan dan dengan intruktur yang professional membuat lansia menjadi

lebih percaya diri melakukan gerakan senam ini dan lebih

bersemangat. Pada lansia yang kurang aktif atau kesusahan dalam

melakukan gerakan peneliti langsung datang menghampiri dan

mengajarinya secara lansung tentang Gerakan senam ergonomis.

Sehingga pada hasil posttest ini mendapatkan hasil sebesar

seluruhnya 24 responden (89%) mengalami kolestrol ambang batas

tinggi. Sedangkan sebelum dilakukan intervensi terdapat 6

responden yang mengalami kadar kolestrol tinggi.

5.4. Pengaruh senam ergonomis terhadap kualitas tidur penderita

kolestrol diwilayah puskesams klatak

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hasil analisis

menunjukkan adanya perbedaan nilai kualitas stidur sebelum dan

sesudah diberikan senam ergonomis. Peningkatan nilai kualitas

tidur pada penderita kolestrol sebelum dan sesudah intervensi yaitu

sebesar 14.00. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan

yang bermakna terhadap peningkatan nilai kualitas tidur pada


83

penderita kolestrol sebelum dan sesudah pemberian senam

ergonomis dengan p value < 0,05. Hal ini sesuai dengan hipotesis

penelitian yaitu adanya pengaruh senam ergonomis pada kualitas

tidur penderita kolestrol diwilayah kerja puskesmas klatak tahun

2022 . Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa senam

ergonomis memberikan perubahan kualitas tidur pada penderita

kolestrol yang sebelumnya kurang menjadi baik. Hasil penelitian

ini menggunakan uji Wilcoxon dengan SPSS, diperoleh nilai

signifikansi p = 0,000 atau p < 0,05 , maka 0,000 < 0,05 yang

bermakna Ho ditolak Ha diterima, artinya ada pengaruh yang

signifikan dari pengaruh senam ergonomis pada kualitas tidur

penderita kolestrol diwilayah kerja puskesmas klatak tahun 2022.

Adapun cara untuk memperbaiki kadar kolesterol dan

meningkatkan kualitas tidur yaitu dengan menjalani pola hidup

sehat dengan rajin berolahraga salah satunya yaitu dengan senam.

Salah satu senam yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kualitas tidur dan menurunkan kadar kolesterol tinggi yaitu senam

ergonomis (Madyo, 2015).

Gerakan senam ergonomis ini memiliki point tertentu untuk

meningkatan oksigen didalam otak yang akan merangsang

peningkatan sekresi serotonin yang dapat menurunkan kadar

kolestrol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL serta

mampu membuat tubuh menjadi tenang dan lebih mudah untuk

tertidur (M.Wratsongko,2015). Senam ergonomis dapat merangsang


84

penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan aktifitas saraf

para simpatis yang berpengaruh pada penurunan hormon adrenalin.

Noreepineprin dan katekolamin serta vasodilatasi pada pembuluh

darah yang mengakibatkan transport oksigen ke seluruh tubuh

terutama otak lancar sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan

nadi menjadi normal. Pada kondisi ini akan meningkatkan relaksasi

pada lansia. Selain itu, sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh

beta endorphin dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan

tidur lansia (Rahayu, 2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

senam ergonomis ini dapat meningkatkan kualitas tidur menjadi

baik pada pada penderita kolestrol.


BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisa dan pembahasan

diperoleh sebagai berikut :

6.1.1 Kadar kolestrol yang dialami penderita kolestrol sebelum dilakukan

intervensi senam ergonomis di wilayah kerja puskesmas klatak

tahun 2022 sebagian responden yaitu sebanyak 22 responden (79%)

yang mengalami kolesterol ambang batas tinggi. Dan setelah

dilakukan intervensi senam ergonomis di wilayah kerja

puskesmas klatak tahun 2022 bahwa hasil yang didapat saat

dilakukan post test hampir keseluruhan 24 responden (89%)

mengalami kolestrol ambang batas tinggi, 3 responden (11%)

mengalami kolestrol normal dan 1 responden (3%) mengalami

kadar kolestrol tinggi. Dapat disimpulkan setelah dilakukan

intervensi kadar kolestrol pada penderita kolestrol berada di

ambang batas tinggi.

6.1.2 Kualitas tidur yang dialami penderita kolestrol sebelum dilakukan

intervensi senam ergonomis di wilayah kerja puskesmas klatak

tahun 2022. Kualitas baik sebanyak 7 responden (25%), kualitas

tidur agak buruk 16 responden (57%), dan kualitas tidur buruk 5

responden (18%). Setelah dilakukannya intervensi didapatkan hasil

pada post test hampir keseluruhan 11 responden (39%) mengalami

kualitas tidur baik. 8 responden (29%) mengalami kualitas tidur

85
86

sangat baik, 9 responden (32%) mengalami kualitas tidur agak

buruk. Dapat disimpulkan setelah dilakukan intervensi kualitas tidur

pada penderita kolestrol berada kualitas tidur baik.

6.1.3. Terdapat perbedaan yang bermakna peningkatan pada kadar

kolestrol responden antara sebelum dan sesudah pemberian senam

ergonomis dengan hasil penelitian menggunakan Uji Wilcoxon

Rank Test, diperoleh nilai signifikansi p = 0,000 atau p < 0,05 , maka

0,000 < 0,05 yang bermakna Ho ditolak Ha diterima, artinya ada

pengaruh yang signifikan dari Pengaruh senam ergonomis terhadap

kadar kolestrol pada penderita kolestrol diwilayah puskesmas klatak

tahun 2022. Pada kualitas tidur juga terdapat perbedaan yang

bermakna peningkatan pada kualitas tidur responden antara sebelum

dan sesudah pemberian senam ergonomis dengan hasil penelitian

menggunakan uji Wilcoxon Rank Test diperoleh nilai signifikansi p

= 0,000 atau p < 0,05 , maka 0,000 < 0,05 yang bermakna Ho ditolak

Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan dari Pengaruh

senam ergonomis terhadap kualitass tidur penderita kolestrol di

wilayah kerja puskesmas klatak.


87

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat menjadi

masukan bagi beberapa pihak terkait :

6.2.1 Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber informasi

dan referensi untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan

penelitian dengan variabel yang berbeda.

6.2.2 Bagi Responden

Dapat lebih aktif dalam mengikuti setiap kegiatan yang

dilaksanakan oleh posyandu terkait dengan control diri salah

satunya dengan senam ergonomis. Sehingga dapat menurunkan

kadar kolestrol dan juga dapat meningkatkan kualitas tidur

penederita kolestrol

6.2.3 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai

sumber referensi bagi institusi untuk menambah keilmuan

mengenai pengaruh senam ergonomis terhadap kadar kolestrol dan

kualitas tidur penderita kolestrol dan dijadikan sumber bacaan di

perpustakaan.

6.2.4 Bagi Pemangku Kepentingan Edukasi


88

Sampaikan edukasi dengan pemangku kepentingan edukasi

kepada masyarakat tentang penyakit hiperkolestrolemia sebelum

pada fase berikutnya. Misalnya, penyedia layanan perawatan,

kontrol rutin kadar kolestroldan juga gangguan kualitas tidur, serta

pelayanan pengobatan, dan senam senam kesehatan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Adelia., S. L. ( 2016). Hubungan prilaku merokok dengan kadar kolesterol HDL (


High Density Lipoprotein) pada perokok aktif di gudang Glawahwero
Kalisat Jember. Jurnal Uiversitas Muhamadiah Jember.
Afriani A. E., A. M. (2019). . Tingkat Stres, Durasi dan Kualitas Tidur, Serta
Sindrom Makan Malam Pada Mahasiswi Obesitas Dan Non Obesitas
Fakultas Kedokteran. Sport and Nutritional Journal.
Aguslina F. Siregar., T. M. (2020). Metabolisme Lipid Dalam Tubuh. Jurnal Inovasi
Kesehatan Masyarakat.
Agustiyani P.N., S. F. (2017 ). Hubungan Asupan Makanan, Aktivitas fisik, dan
Penggunaan Kontrasepsi Homoral Dengan Kadar Kolesterol Darah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 4 (5) : 738.
Alfi W. N., Y. (2018). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi. Jurnal Berkala Epidemiologi, 1 (6) :18--26.
Angels, .. M. (2013). Gambaran Durasi Tidur Pada Remaja Dengan Kelebihan
Berat badan. Jurnal e-biomedik, 2 (1) :849.
Astria, N. R. (2016). Kuesioner PITTBURGH SLEEP QUALITY INDEX (PSQI).
Bantara, A. N. (2018). Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Kadar High Density
Lipoprotein. Jurnal E-Biomedik, 2 (6).
Damayanti, R. E. (2019). . Hubungan Durasi Tidur dengan Kejadian Overweight
dan Obesitas Pada Tenaga Kependidikan di Lingkungan Kampus C Universitas
Airlangga Surabaya. Skripsi. Airlangga surabaya: Universitas Air Langga.
Dendy sugandika, p. m. (2014). pengaruh senam ergonomis terhadap gangguan
tidur. jurnal keperawatan.

Dr. dr. H. Sagiran, S. (. (2019). MUKJIZAT GERAKAN SHOLAT. Jakarta Selatan:


1 Feb 2019.
Dwi Lestari Mukti Palupi, A. W. (2021). pengaruh senam ergonomis terhadap
peningkatan kualitas tidur lansia. jurnal keperawatan, 371 - 381.
Dwi Lestari Mukti Palupi, A. W. (n.d.). pengaruh senam ergonomis terhadap
peningkatan kualitas tidur. jurnal keperawatan.

89
90

dyah wijayanti, t. d. (2019). pengaruh senam ergonomis terhadap kualitas tidur pada
lansia. jurnal ilmu kesehatan, 2.
Fakihan, A. a. (2016). hubungan aktifitas fisik dengan kualitas tidur. jurnal
keperawatan.
Firdani, a. (2020). Hubungan aktifitas fisik terhadap kadar kolesterol pada pekerja
di area pertambangan PT. Freeport Indonesia. jurnal kedokteran, 2.
Imroatul Khusna, T. S. (2018). the effec of ergonomic gymnatis toward elderly
insomnia. jurnal keperawatan.
Indrayani, M. S. (2019). . Analisis Kadar Trigliserida dan HDL (High Density
Lipoprotein) Pada Tenaga Farmasi di Apotek Indobat Denpasar. The
Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory , 2 (2) : 18-27.
K, c. (2015). National Sleep Foundation Recommends New Sleep Times. The
Journal of the National Sleep Foundation. The Journal of the National Sleep
Foundation. .
Kurniawan, F. S. (2019). Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan Kegemukan Dengan
Kadar Kolesterol Total Guru SMAN 1 Sei Raya. Jurnal Laboratorium
Khatulistiwa. jurnal Laboratorium Khatulistiwa, 2 (2) : 73.
Listiyana A. D., M. G. (2013). Obesitas Sentral Dan Kadar Kolesterol Darah Total.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9 (1) : 37-43.

Maharani A., A. Q. (2 (2). ). Hubungan Asupan Serat, Kolesterol, Dan Aktivitas


Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Wanita Dewasa Di Sanggar Senam. urnal
Nutri-Sains, 2 (2).
Metaha, V. a. (2017). Lipids And Its Metabolism. Journal of Cardiologi and
Cardiovascular Therapy, 4 (2) :001-006.
Naim M. R., S. S. (2019). Gambaran Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Pada
Penderita Hipertensi Di Rsud Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Jurnal Media
Laboran, 9 (2) : 33-38.
Nurasalam. (2016). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 4. 162-181.
Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktik
Edisi 3. Jakarta: salemba Medika.
91

Nursalam. (2016). Metodelogi penelitian ilmu keperawatan : pendekatan praktis


edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Oktaviani, R. D. (2018). efektifitas senam lansia dan senam ergonomis terhadap
perubahan skala insomnia pada lansia di UPT pelayanan lanjut usia di
magetan. jurnal keperawatan , 13- 40.
Prayudo P. A. 2015. Durasi Tidur Singkat Dan Obesitas. Jurnal Majority. 4 (6) : 7
Safitri, D. d. (2012). Perbedaan Durasi Tidur Malam pada Orang Dewasa Obesitas
dan Non-Obesitas: Meta Analisis Studi Cross Sectional 2005- 2012. Jurnal
Penelitian Gizi dan Makanan, 38 (2) : 121-132.
Sang, B. (2013). Night Shift Work, Sleep Quality, and Obesity. Journal of Lifestyle
, 3 (2) : 111.
Sari, h. p. (2019). pengaruh senam ergonomis terhadap kualitas tidur pada lansia di
panti tresna wherdabudi mulia. jurnal keperawatan.

Siti F. Z., H. S. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan kadar kolesterol total
Kolesterol Low-Density Lipoprotein, Dan . JSK, 3 .
wijayanti, S. r. (2020). jurnal keperawatan. hubungan durasi tidur dengan
kolesterol pada satpam, 12.
92

Lampiran 1 Matrik
93

Lampiran 2 Persetujuan Judul


94

Lampiran 3 Permohonan Data Awal


95

Lampiran 4 Surat Balasan Dari Puskesmas Klatak


96

Lampiran 5

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yth bapak / ibu (calon responden)

di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ella Safitri

NIM : 201802015

Pekerjaan : Mahasiswa

Program Studi : Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Banyuwangi

Alamat : Br. Dauh Pangkung, Desa Pekutatan, Kec.


Pekutatan, Jembrana, Bali

Dengan ini memohon kepada Bapak / Ibu untuk bersedia menjadi


responden pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam Ergonomis
Terhadap Kualitas Tidur Penderita Kolesterol di Wilayah Kerja Puskesmas
Klatak Pada Tahun 2022”. Adapun penelitian ini membutuhkan sampel darah
responden untuk di ukur kadar kolesterol dan membutuhkan questioner kualitas
tidur untuk di ukur kualitas tidur sebelum dan sesudah senam ergonomis. Hasil dari
penelitian ini akan dijaga kerahasiannya dan digunakan sesuai tujuan penelitian.
Penelitian ini tidak menimbulkan efek samping yang merugikan responden. Atas
perhatian dan kesediannya Bapak/Ibu menjadi responden saya ucapkan terimakasih

Banyuwangi,

Hormat saya,

Ella Safitri
97

Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORM CONSENT)

Yang bertanggung jawab di bawah ini :

Nama : …………………………………………………..

Alamat : …………………………………………………..

Usia :…………………………………………………..

Dengan ini menyatakan telah mendapat penjelasan dari peneliti serta


memahami sepenuhnya maksud dan tujuan yang berjudul “ Pengaruh Senam
Ergonomis Terhadap Kualitas Tidur Penderita Kolesterol di Wilayah
Kerja Puskesmas Klatak Pada Tahun 2022 ”

Maka saya menyatakan SETUJU dengan ini saya secara sukarela dan tanpa
paksaan menyatakan saya bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya

Banyuwangi,................................2022

Responden penelitian
98

Lampiran 7
Lampiran Identitas

A. Identitas Klien
Nama (Inisial) :
Usia :
Jenis kelamin :
Pekeraan :
No.Tlp :

B. Riwayat kesehaan

Riwayat merokok : Merokok


Pernah merokok
Tak merokok
Riwayat Penyakit Terdahulu : Diabtes melitus
Hipertensi
Konsmsi Obat Saat ini : Iya Jenis Obat :
Tidak
99

Lampiran 8
SOP SENAM ERGONOMIS

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP)
SENAM ERGONOMIK
STIKES BANYUWANGI
1 PENGERTIAN Senam ergonomis adalah gerakan
yang mengoptimalkan posisi tubuh
tujuannya untuk meniadakan atau
meminimalkan kelelahan. Senam
ergonomis adalah suatu teknik
senam untuk mengendalikan atau
membetulkan posisi dan kelenturan
sistem saraf pada aliran darah,
memaksimalkan suplai darah ke
oksigen ke otak, dapat membuka
sistem kecerdasan, sistem keringat,
sistem pemanas tubuh, sistem
pembakaran pada asam urat,
kolestrol, gula darah, asam laktat,
sistem konversi karbohidrat dan
sistem pembuangan energi negraif
pada tubuh (Wratsongko, 2015).
2 TUJUAN 1. Membantu tubuh agar tetap
bergerak atau berfungsi.
2. Menaikkan kemampuan
daya tahan tubuh.
3. Memberi kontak psikologis
dengan sesama,sehingga
tidak merasa tersaing.
4. Mencegah terjadinya cedera.
5. Mengurangi atau
menghambat proses penuaan
1.INDIKASI 1. Asam urat
2. Diabetes Mellitus
3. Kolesterol
100

4. Membuka sistem
kecerdasan
5. Dan berbagai penyakit lain.
4 KONTRA INDIKAS -
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Berikan salam, perkenalkan
diri anda dan identifikasi
klien dengan memeriksa
identitas klien dengan cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur
tindakan yang akan
dilakukan, berikan
kesempatan kepada klien
untuk bertanya dan jawab
seluruh pertanyaan klien.
3. Siapkan peralatan yang
diperlukan.
4. Atur posisi klien sehingga
merasa aman dan nyaman.
6 PERSIAPAN ALAT DAN Alas lantai, kamera digital,
MEDIA
7 WAKTU SENAM Dilakukan pagi hari 3 x seminggu
selama 2 minggu dan dilakukan
selama 25 sampai 30 menit

8 LANGKAH – LANGKAH
1. Gerakan Pembuka Berdiri
Sempurna
Cara : Berdiri tegak
pandanag lurus kedepan,
tubuh rileks, tanagann
didepan dada, telapak
tanagan kanan diatas telapak
tangan kiri, menempel di
dada, dengan jari jari sedikit
mengerang. Posisis kaki
meregang hingga
menganggang selebar bahu,
telapak dan jari jari
mengarah lurus kedepan
2. Gerakan Lapang Dada
101

Cara : dari posisi berdiri


sempurna, kedua tangan
menjuntai kebawah
kemudian mulai bergerak
memutar lengan. Tangan
diangkat lurus kedepan, lalu
keatas terus kebelakang, dan
Kembali menjuntai
kebawah. Satu putaran
disambung dengan putaran
beikutnya sehingga seperti
baling baling. Posisi kaki
dijinjitkan diturunkan,
mengikuti irama gerakan
tangan. Gerakan ini
dilakukan 40 kali putara,
setiap putaran membutuhkan
waktu 4 detik

3. Geraka Tunduk Syukur


Cara : Mengangkat tangan
lurus keatas , badan
membungkuk tangan
kemudian meraih mata kaki,
memegang kuat, menarik,
mencengkram seakan akan
kita mau mengangkat tubuh
kita. Posisi kakai tetap
seperti semula. Pada saat itu
kepala mendongak dan
pandangan kedepan. Setelah
itu kembali keposisi dengan
lengan lengan menjuntai.
Tarik nafas dalam saat
memulai Gerakan dan
dibuang sedikit demi sedikit
saat membungkukkan
badan.Gerakan ini dilakukan
5 kali
4. Gerakan duduk perkasa
Cara : Dari posisi
sebelumnya kedua telapak
kaki di hamparkan
kebelakang sehingga kita
duduk beralaskan telapak
kaki ( tersimpuh). Tangan
102

berkecak pinggang. Mulai


bergerak seperti akan sujud,
tetapi kepala mendongak,
pandangan kedepan, dagu
hamper menyentuh alas.
sebelum memulai gerakan
sujud,ambil nafas dalam
dalam. Saat mulai
membungkukan badan,
buang nafas sedikit sedikit.
Lakukan gerakan ini
sebanyak 5 kali.
.
5. Gerakan Berbaring pasrah
Cara : Dari posisi duduk
pembakaran, kita rebahkan
tubuh kebelakang. Berbaring
dengan tungkai pada posisi
menekuk di lutut. Apabila
sudah rebah, tangan luruskan
kekepala, kesamping kanan
kiri maupun kebawah
menempel ke badan. Saat itu
tangan memegang betis,
Tarik seperti mau bangun,
dengan rilek, kepala bisa di
dongakkan dan di gerak
Gerakan kekanan dan kekiri.
Posisi Gerakan ini bisa
dilakukan berulang ulang
sampai akan bangun.
Lakukan Gerakan ini satu 1
kali selama 5 menit.
103

Lampiran 9 Quesioner
QUISIONER KUALITAS TIDUR

Data Karakteristik Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

A. Jawablah pertanyaan berikut ini! Selain pertanyaan no 1 dan 3 Berikan


tanda (√) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai!
1. Jam berapa anda tidur pada
malam hari?
≤15 menit 16-30 menit 31-60 menit >60 menit
2. Berapa lama (dalam menit)
yang anda perlukan sampai
anda tidur di malam hari?
Waktu Yang Dibutuhkan
Saat Mulai Berbaring
Hingga Tertidur
3. Jam berapa anda bangun di
pagi hari?
>7 jam 6-7 jam 5-6 jam <5 jam
4. Berapa jam lama tidur anda
pada malam hari? (hal ini
mungkin berbeda dengan
jumlah jam yang anda habiskan
ditempat tidur) Jumlah Jam
Tidur Per Malam

B. Berikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling
sesuai!
5. Selama sebulan ini seberapa
Tidak 1x 2x ≥ 3x
sering anda mengalami hal di
pernah seminggu seminggu seminggu
bawah ini:
a.Tidak dapat tidur di malam hari
dalam waktu 30 menit
b. Bangun tengah malam atau
dini hari
c. Harus bangun untuk ke kamar
mandi
104

d. Tidak dapat bernafas dengan


nyaman
e. Batuk atau mendengkur keras
f. Merasa kedinginan
g. Merasa kepanasan
h. Mimpi buruk
i. Merasakan nyeri
6. Selama sebulan ini, seberapa
sering anda mengkonsumsi obat
tidur (diresepkan oleh dokter
ataupun obat bebas) untuk
membantu anda tidur?
7. Selama sebulan ini, seberapa
sering anda merasa terjaga atau
mengantuk ketika melakukan
aktifitas mengemudi, makan atau
aktifitas sosial lainnya?
Sangat Cukup Cukup Sangat
baik baik Buruk buruk
8. Selama sebulan ini, bagaimana
anda menilai kualitas tidur anda
secara keseluruhan?
Hanya
Tidak Ada Masalah Masalah
Masalah
Masalah Sedang Besar
Kecil
9. Selama sebulan ini, adakah
masalah yang anda hadapi untuk
bisa berkonsentrasi atau menjaga
rasa antusias untuk
menyelesaikan suatu
pekerjaan/tugas?

Keterangan :

a. Baik : 1-5
b. Ringan : 6-7
c. Sedang : 8-14
d. Buruk : 15-21
105

Lampiran 10
Kisi - Kisi Kuesioner PSQI

Sistem Penilaian
No Komponen No.Item
Jawaban Nilai Skor
1 kualitas Tidur Subyektif Sangat Baik 0
Baik 1
9
Kurang 2
Sangat kurang 3
2 Latensi Tidur ≤15 menit 0
16-30 menit 1
2
31-60 menit 2
>60 menit 3
Tidak Pernah 0
1x Seminggu 1
5a
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3
Skor Latensi Tidur 0 0
1-2 1
2+5a
3-4 2
5-6 3
3 Durasi Tidur > 7 jam 0
6-7 jam 1
4
5-6 jam 2
< 5jam 3
4 Efisiensi Tidur > 85% 0
Rumus : 75-84% 1
Durasi Tidur : lama di 65-74% 2
tempat tidur) X 100% <65% 3
1, 3, 4
*Durasi Tidur (no.4)
*Lama Tidur (kalkulasi
respon no.1 dan 3)

5 Gangguan Tidur 5b, 5c, 0 0


5d, 5e, 1-9 1
5f, 5g, 10-18 2
5h, 5i, 19-27
5i, 5j 3
6 Penggunaan Obat Tidak pernah 0
6
1x Seminggu 1
106

2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3

Disfungsi di siang hari Tidak Pernah 0

7 1x Seminggu 2x 1
Seminggu 2

>3x Seminggu 3

Tidak Antusias 0

8 Kecil Sedang 1
2

Besar 3

0 0

7+ 1-2 1
8 3-4 2

5-6 3

Keterangan Kolom Nilai Skor:

0 = Sangat Baik
1 = Cukup Baik
2 = Agak Buruk
3 = Sangat Buruk

Untuk menentukan Skor akhir yang menyimpulkan kualitas Tidur keseluruhan:


Jumlahkan semua hasil skor mulai dari komponen 1 -21
107

Lampiran 11
Lembar Konsultasi 1
108

Lampiran 12
Lembar Konsultasi 2
109

Lampiran 13
Lampiran Revisi
110

Lampiran 14
Lampiran Revisi 2
111

Lampiran 15
Surat Etik
112

Lampiran 16
Balasan Penelitian
113

Lampiran 17

Lembar Konsultasi Skripsi 1


114

Lampiran 18
Lembar Konsultasi Skripsi 2
115

Lampiran 19
Tabulasi Data Umum (Usia, Pekerjaan, Jenis Kelamin)

No Nama Umur Pekerjaan Jenis


Responden Kelamin
1 Ny. I 54 tahun IRT pr
2 Ny. R 53 tahun IRT pr
3 Ny. E 46 tahun IRT pr
4 Ny. S 57 tahun IRT pr
5 Ny. RI 46tahun IRT pr
6 Ny.S 48 tahun BURUH pr
7 Ny. T 59 tahun IRT pr
8 Ny. J 57 tahun IRT pr
9 Ny. TI 48 tahun BURUH pr
10 Ny. SO 47 tahun IRT pr
11 Ny. M 46 tahun IRT pr
12 Ny. SU 57 tahun BURUH pr
13 Ny. SUD 49 tahun BURUH pr
14 Ny. B 49 tahun IRT pr
15 Tn. B 52 tahun WIRASWASTA lk
16 Ny. NA 51 tahun Petani pr
17 Ny. SL 47 tahun IRT pr
18 Ny. SS 50 tahun IRT pr
19 Ny. SY 58 tahun BURUH pr
20 Ny. Mi 59 tahun IRT pr
21 Ny. BC 49 tahun IRT pr
22 Ny. ST 56 tahun IRT pr
23 Ny. ID 48 tahun WIRASWASTA pr
24 Ny. NN 52 tahun IRT pr
25 Ny. BD 48 tahun BURUH pr
26 Ny. ST 58 tahun BURUH pr
27 Ny. YL 49 tahun BURUH pr
28 Ny. AG 51 tahun IRT pr
116

Lampiran 20
Tabulasi Data Khusus
Kolestrol Sebelum Sesudah Senam Ergonomis

No Kolesterol Kategori Kolesterol Kategori


Sebelum Sesudah
1 208 mg/dl Ambang batas tinggi 198 mg/dl Normal
2 210 mg/dl Ambang batas tinggi 199 mg/dl Normal
3 234 mg/dl Ambang batas tinggi 223 mg/dl Ambang batas tinggi
4 220 mg/dl Ambang bats tinggi 213 mg/dl Ambang batas tinggi
5 215 mg/dl Ambang batas tinggi 203 mg/dl Ambang batas tinggi
6 221 mg/dl Ambang batas tinggi 210 mg/dl Ambang batas tinggi
7 282 mg/dl Tinggi 268mg/dl Tinggi
8 226 mg/dl Ambang batas tinggi 215 mg/dl Ambang batas tinggi
9 232 mg/dl Ambang batas tinggi 215 mg/dl Ambang batas tinggi
10 242 mg/dl Tinggi 219 mg/dl Ambang batas tinggi
11 238 mg/dl Ambang batas tinggi 217 mg/dl Ambang batas tinggi
12 245 mg/dl Tinggi 237 mg/dl Ambang batas tinggi
13 206 mg/dl Ambang batas tinggi 196 mg/dl Normal
14 212 mg/dl Ambang batas tinggi 201mg/dl Ambang batas tinggi
15 215 mg/dl Ambang batas tinggi 204mg/dl Ambang batas tinggi
16 238 mg/dl Ambang batas tinggi 218 mg/dl Ambang batas tinggi
17 232 mg/dl Ambang batas tinggi 220 mg/dl Ambang batas tinggi
18 238 mg/dl Ambang batas tinggi 228 mg/dl Ambang batas tinggi
19 281 mg/dl Tinggi 239 mg/dl Ambang batas tinggi
20 224 mg/dl Ambang batas tinggi 224 mg/dl Ambang batas tinggi
21 211 mg/dl Ambang batas tinggi 203 mg/dl Ambang batas tinggi
22 249 mg/dl Tinggi 218 mg/dl Ambang batas tinggi
23 253 mg/dl Tinggi 225 mg/dl Ambang batas tinggi
24 223 mg/dl Ambang batas tinggi 204 mg/dl Ambang batas tinggi
25 229 mg/dl Ambang batas tinggi 209 mg/dl Ambang batas tinggi
26 249 mg/dl Tinggi 227 mg/dl Ambang batas tinggi
27 233 mg/dl Ambang batas tinggi 216 mg/dl Ambang batas tinggi
28 230 mg/dl Ambang batas tinggi 219 mg/dl Ambang batas tinggi

Keterangan :
 < 200 : Kolestrol Normal
 200 – 239 : Kolestrol Batas Ambang Tinggi
 240 > : Kolestrol Tinggi
117

Lampiran 21
Data Khusus
Kolestrol Sebelum dan Sesudah Senam Ergonomis

No Kolestrol Kolestrol BEDA PERINGKAT TANDA TANDA


Sebelum Sesudah + -
1 208 mg/dl 198 mg/dl -10 6 6
2 210 mg/dl 199 mg/dl -11 11 11
3 234 mg/dl 223 mg/dl -11 11 11
4 220 mg/dl 213 mg/dl -7 2 2
5 215 mg/dl 203 mg/dl -12 15,5 15,5
6 221 mg/dl 210 mg/dl -11 11 11
7 282 mg/dl 268mg/dl -14 17 17
8 226 mg/dl 215 mg/dl -11 11 11
9 232 mg/dl 215 mg/dl -17 20 20
10 242 mg/dl 219 mg/dl -23 24 24
11 238 mg/dl 217 mg/dl -21 22 22
12 245 mg/dl 237 mg/dl -8 3,5 3,5
13 206 mg/dl 196 mg/dl -10 6 6
14 212 mg/dl 201mg/dl -11 11 11
15 215 mg/dl 204mg/dl -11 11 11
16 238 mg/dl 218 mg/dl -20 20,5 20,5
17 232 mg/dl 220 mg/dl -12 15,5 15,5
18 238 mg/dl 228 mg/dl -10 6 6
19 281 mg/dl 239 mg/dl -42 27 27
20 224 mg/dl 224 mg/dl 0 1 1
21 211 mg/dl 203 mg/dl -8 3,5 3,5
22 249 mg/dl 218 mg/dl -31 26 26
23 253 mg/dl 225 mg/dl -28 25 25
24 223 mg/dl 204 mg/dl -19 19 19
25 229 mg/dl 209 mg/dl -20 20,5 20,5
26 249 mg/dl 227 mg/dl -22 23 23
27 233 mg/dl 216 mg/dl -17 20 20
28 230 mg/dl 219 mg/dl -11 11 11
118

Lampiran 22

Tabulasi Data Khusus


Kualitas Tidur Sebelum Sesudah Senam Ergonomis

No Kualitas Tidur Kategori Kuaitas Tidur Kategori


Sebelum Sesudah
1 7 Baik 5 Baik sekali
2 6 Baik 5 Baik sekali
3 8 Agak Buruk 6 Baik
4 14 Agak Buruk 8 Agak Buruk
5 6 Baik 4 Baik Sekali
6 9 Agak Buruk 5 Baik
7 15 Buruk 13 Agak Buruk
8 9 Agak Buruk 6 Baik
9 10 Agak Buruk 7 Baik
10 12 Agak Buruk 7 Baik
11 10 Agak Buruk 7 Baik
12 16 Buruk 13 Agak Buruk
13 6 Agak baik 5 Baik
14 16 Buruk 13 Agak Buruk
15 15 Buruk 13 Agak Buruk
16 10 Agak Buruk 7 Baik
17 12 Agak Buruk 7 Baik
18 9 Agak Buruk 7 Baik
19 15 Buruk 11 Agak Buruk
20 16 Buruk 13 Agak Buruk
21 6 Baik 4 Baik Sekali
22 13 Agak Buruk 8 Agak Buruk
23 12 Agak Buruk 7 Baik
24 9 Agak Buruk 6 Baik
25 8 Agak Buruk 7 Baik
26 12 Agak Buruk 8 Agak Buruk
27 7 Baik 5 Baik sekali
28 6 Baik 5 Baik sekali

Keterangan :

 Sangat Baik : 1-5


 Baik : 6-7
 Agak Buruk 8-14
 Buruk 15-24
119

Lampiran 23
Data Khusus
Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam Ergonomis

No Sebelum Sesudah Beda PERINGKAT TANDA TANDA -


+
1 7 5 -2 8,5 8,5
2 6 5 -1 2,5 2,5
3 8 6 -2 8,5 8,5
4 14 8 -6 28 28
5 6 4 -2 8,5 8,5
6 9 5 -4 22 22
7 15 13 -2 8,5 8,5
8 9 6 -3 16,5 16,5
9 10 7 -3 16,5 16,5
10 12 7 -5 25,5 25,5
11 10 7 -3 16,5 16,5
12 16 13 -3 16,5 16,5
13 6 5 -1 2,5 2,5
14 16 13 -3 16,5 16,5
15 15 13 -2 8,5 8,5
16 10 7 -3 16,5 16,5
17 12 7 -5 25,5 25,5
18 9 7 -2 8,5 8,5
19 15 11 -4 22 22
20 16 13 -3 16,5 16,5
21 6 4 -2 8,5 8,5
22 13 8 -5 25,5 25,5
23 12 7 -5 25,5 25,5
24 9 6 -3 16,5 16,5
25 8 7 -1 2,5 2,5
26 12 8 -4 22 22
27 7 5 -2 8,5 8,5
28 6 5 -1 2,5 2,5
120

Lampiran 24
Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Kolesterol Sesudah - Negative Ranks 27a 14.00 378.00
Kolesterol Sebelum Positive Ranks 0b .00 .00
c
Ties 1
Total 28
Kualitas Tidur Sesudah - Negative Ranks 28d 14.50 406.00
Kualitas Tidur Sebelum Positive Ranks 0e .00 .00
Ties 0f
Total 28
a. Kolesterol Sesudah < Kolesterol Sebelum
b. Kolesterol Sesudah > Kolesterol Sebelum
c. Kolesterol Sesudah = Kolesterol Sebelum
d. Kualitas Tidur Sesudah < Kualitas Tidur Sebelum
e. Kualitas Tidur Sesudah > Kualitas Tidur Sebelum
f. Kualitas Tidur Sesudah = Kualitas Tidur Sebelum

Test Statisticsa
Kolesterol Kualitas Tidur
Sesudah - Sesudah -
Kolesterol Kualitas Tidur
Sebelum Sebelum
Z -4.551b -4.652b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
121

Lampiran 25

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai