Oleh :
Nama NIM
Merinda Anggita Putri 20020055
Putri Ayu Nur Qur’ani 20020069
Riska Devi 20020072
Rizki Ardani 20020076
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Evidance Based Nursing ini dapat
terselesaikan. Evidance Based Nursing ini disusun untuk memenuhi salah satu
dan dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen dan Pembimbing Klinik yang telah senantiasa membimbing,
Evidance Based Nursing ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dimasa
mendatang.
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat 4
BAB 5. PENUTUP 42
5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 44
DAFTAR TABEL
SOP BEKAM...........................................................................................................
.............................................................................................................................46
DOKUMENTASI....................................................................................................
.............................................................................................................................48
BAB 1
PENDAHULUAN
Kolestrol merupakan senyawa lemak kompleks yang berada pada tiap sel
dalam tubuh, koletrol ini berfungsi sebagai materi awal untuk pembentukan cairan
empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu. Kolestrol yang berada
dalam zat makanan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang
menyebabkan hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia suatu kondisi yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme lemak yang menyebabkan meningkatnya
konsetrasi kolesterol dalam darah. Hiperkolesterol yakni keadaan dimana
kolesterol total ≥ 200mg/dl, kolesterol LDL ≥ 100mg/dl, kolesterol trigliserida
≥150mg/dl dan disertai penurunan kadar LDL≤40 [ CITATION Djo19 \l 1033 ].
Dalam hal ini terapi bekam berperan mengurangi kadar lemak dan
kolesterol berbahaya, Low Density Lipid (LDL) dalam darah maupun yang
mengendap di dinding pembuluh darah. Terapi bekam juga meningkatkan suplai
darah ke lapisan dalam endothelium yang berperan memproduksi zat nitrit oksida
yang membantu peregangan dan pelebaran dinding pembuluh darah [ CITATION
Sha19 \l 1033 ]. Pemberian terapi bekam dilakukan pada titik-titik meridian untuk
menurunkan hiperkolesterol yaitu titik KHL1, UN2, UN3, AK1, dan AK2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolesterol
2.1.1 Definisi Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak, yaitu suatu
molekul lemak yang terdapat di dalam sel. Kolesterol ini dibagi menjadi
kolesterol LDL, kolesterol HDL, total kolesterol dan trigliserida. Dalam
tubuh manusia, disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat
diperlukan. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang
memberikan kalori paling tinggi. Kolesterol diperlukan untuk
membentuk dinding sel dalam tubuh. Kolesterol merupakan bahan dasar
pembentuk hormon-hormon steroid. Kolesterol juga berperan penting
dalam membentuk membrane sel, prekusor sintesis, hormone steroid,
hormone korteks adrenal, sintesis asam, asam empedu dan vitamin D
[ CITATION Uma12 \l 1033 ].
Kolesterol Total
< 200 Yang diharapkan
200 – 239 Batas tinggi (borderline)
> 240 Tinggi ( Hiperkolesterolemia )
KOlesterol LDL
< 100 Optimal
100 – 129 Mendekati optimal
130 – 159 Batas tinggi ( borderline )
160 – 189 Tinggi
> 190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL
< 40 Rendah
> 60 Tinggi
Trigliserida
< 150 Normal
150 – 199 Batas Tinggi
200 – 499 Tinggi
> 500 Sangat tinggi
1. Bila total kolesterol normal dan tidak memiliki faktor risiko penyakit
jantung lain, bisa dikatankan aman dari risiko jantung koroner.
Namun, demikian harus menjaga diet dan berolahraga secara teratur
agar kadar tetap dapat dipertahankan. Bila kolesterol bekisar 200-239
mg/dl, maka akan melihat kadar LDL (kolesterol jahat), HDL
(kolesterol baik) dan trigliserida, dapat memiliki kadar kolesterol total
relatif tinggi tetapi kadar LDL nya normal dan diimbangi HDL yang
tinggi. Jadi secara keseluruhan terkena penyakit jantung tetap rendah.
Memiliki kadar kolesterol total 240 mg/dl atau lebih berisiko
terkena penyakit jantung koroner dua kali lipat bagi yang memiliki
kadar kolesterol normal, Bila kolesterol tinggi harus segera mengubah
gaya hidup dan pemberian obat untuk mengelolah agar tidak
membayakan.
2. LDL adalah pengakut kolesterol dari liver ke sel–sel. Bila terlalu
banyak LDL, kolesterol akan menumpuk di dinding – dinding arteri
dan menyebabkan sumbatan arteri (aterosklerosis). Semakin rendah
kadar LDL, semakin kecil risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Faktor risiko penyakit jantung dan stroke lainnya menentukan
seberapa tinggi LDL dan penanganan yang tepat.
3. HDL mengangkut kolesterol dari sel–sel untuk kembali ke liver.
Semakin tinggi kadar HDL, semakin baik. Progesteron, anabolik
steroid, dan testosterone cenderung menurunkan HDL, sementara
estrogen menaikkan kadar HDL.
4. Trigliserida adalah sejenis lemak dalam darah yang bermanfaat
sebagai sumber energi. Bila makan melebihi yang diperlukan tubuh,
kelebihan kalori akan disimpan sebagai trigliserida dalam sel–sel
lemak untuk penggunakan selanjutkan. Trigliserida dalam kadar
normal sangat diperlukan tubuh.
Kadar trigliserida tinggi disebabkan oleh kegemukan dan gaya
hidup kurang berolahraga. Diabetes, gangguan ginjal dan obat-obatan
tertentu dapat meningkatkan kadar trigliserida. Kadar trigliserida 150
mg/dL atau lebih adalah salah satu faktor resiko sindroma metabolik
yang meningkatkan resiko penyakit jantung, diabetes,dan lainnya.
2.1.3 Pembentukan Kolesterol
Selain kolesterol yang diabsorbsi setiap hari dari saluran
pencernaan, yang disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan
lebih besar dibentuk dalam sel tubuh, disebut kolesterol endogen. Pada
dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein
plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya
membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa
banyak struktur membran dari seluruh sel, sebagian disusun dari zat ini
[ CITATION Guy07 \l 1033 ].
Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Inti sterol seluruhnya
dibentuk dari molekul asetil-KoA. Selanjutnya, inti sterol dapat
dimodifikasi dengan berbagai rantai samping untuk membentuk
kolesterol, asam folat, yang merupakan dasar dari asam empedu yang
dibentuk di hati dan beberapa hormon steroid penting yang disekresi
oleh korteks adrenal, ovarium dan testis [ CITATION Guy07 \l 1033 ].
2.1.4 Metabolisme Kolesterol
Menurut [ CITATION Uma12 \l 1033 ] ) Kolesterol yang masuk
kedalam tubuh manusia melalui makanan di lambung, akan diangkut
oleh darah menuju hati atau liver. Dari hati, kolesterol diangkut oleh
lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa
ke sel-sel tubuh yang memerlukan, seperti sel otot jantung, sel otak dan
sel tubuh lainnya untuk dimanfaatkan oleh tubuh.
Kelebihan atau sisa kolesterol yang tidak termanfaatkan akan
diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density
Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diurai
atau didetoksifikasi oleh hati dan dibuang ke dalam kandung empedu
sebagai asam (cairan) empedu. Kolesterol LDL sering disebut sebagai
“kolesterol jahat”, karena kolesterol ini mengandung lebih banyak lemak
dari pada HDL, sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein
utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL
dianggap lemak sebagai lemak jahat karena dapat menyebabkan
penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya,
Kolesterol HDL disebut sebagai “lemak baik” karena berfungsi
membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan
mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL
adalah Apo-A (apolipopoterin-A). HDL ini mempunyai kandungan
lemak yang lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga
lebih berat dibandingkan LDL.
2.2 Hiperkolesterolemia
2.2.1 Definisi Hiperkolesterorlemia
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu kelainan kadar lemak
dalam darah (dislipidemia) berupa peningkatan kadar kolesterol total
puasa di dalam darah. Kelainankadar lemak bukanlah suatu penyakit,
tetapi merupakan faktor risiko bagi penyakit lainnya, terutama penyakit
jantung dan pembulu darah. Selain itu, hiperkolesterolemia juga
bertanggung jawab langsung atas terjadinya aterosklerosis [ CITATION
Rus14 \l 1033 ].
Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar
kolesterol dalam darah melebihi batas normal, yakni 240 mg/dl.
2.2.2 Etiologi Hiperkolesterol
g. Pembekakan liver
asam urat.
paha, perut dan lainlain. Bekam kering ini cocok untuk orang yang tidak
tahan suntikan jarum, sayatan pisau dan takut melihat darah. Kulit yang
Uma14 \l 1033 ].
disayat dengan pisau bedah, lalu disekitarnya dihisap dengan alat cupping
set, hand pump, atau tabungan lain untuk mengeluarkan darah dari dalam
4. Bekam tarik, metode ini untuk menghilangkan rasa nyeri atau penat
1033 ].
Alat bekam pada dasarnya terdiri dari tiga macam alat yakni:
1. Alat untuk menghisap kulit, jaringan kulit, dan darah. Alat ini bisa
terbuat dari gelas, kaca, kayu, besi, tembaga, kaleng, gelas minum,
Uma14 \l 1033 ].
skapel, jarum, pisau bedah, atau lancet. Semuanya harus steril agar
1033 ] diantaranya:
menjadi melemah, hal ini dapat memperparah kondisi dari pasien bila
2. Tertular penyakit
dapat terjadi jika alat bekam yang digunakan dalam keadaan tidak streril.
3. Meninggalkan bekas
menjadi efek samping dari terapi bekam basah namun kondisi ini
biasanya akan hilang dalam rentang waktu kurang lebih satu minggu ,
gelas yang banyak belum tentu lebih baik dibanding gelas sedikit.
Satu gelas asalkan efektif dan tepat pada titik dan sesuai patofisiologi
1. Persiapan alat
2. Menyiapkan pasien
kesembuhan dll.
b. Pasien disiapkan mentalnya agar tidak gelisah dan takut.
gelas.
4. Mewancarai Pasien
penyakit.
e. Titik-titik istimewa.
f. Titik-titik khusus.
a. Atas pinggul
8. Melakukan Pembekaman
b. Sedot secukupnya 2-3 kali sedotan tidak terlalu kuat atau lemah
ambil
jarum
pengekopan
gelas tersebut.
i. Ambil tissue dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu
perlahan buka penutup udara bagian atas gelas dan segera di buka,
cukup oleskan lagi minyak zaitun pada area bekas tusukan denagn
merata
bersih
2017).
Zainab Pekanbaru
Penulis : Isnaniar, Wiwik Norlita, Dikki Irma Wiradinata
Tahun : 2019
KERANGKA KONSEP
konsep lain dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep penelitian adalah
suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari
masalah yang akan diteliti sesuai dengan tujuan dan pemikiran peneliti yaitu
Variabel Confounding:
Usia
Jenis Kelamin
METODELOGI PENELITIAN
pengecekan kadar asam urat pada pasien yang mengikuti terapi bekam di
4.2.1 Populasi
N
n=
1+ N e2
Dimana :
n : Ukuran sampel
N : Jumlah Populasi
E : Toleransi kesalahan (error tolerance), untuk
Maka :
N
n=
1+ N e2
15
n=
1+15(0,05)2
15
n=
1+15( 0,0025)
15
n=
1+(0,0375)
15
n=
1,0375
n = 14,45
pembulatan 14 responden.
Kalibaru.
1. Lokasi
Lokasi penelitian di Klinik Mandiri Bapak Ilham Panut Pranata Kalibaru
2. Data Pasien
a. Umur
b. Jenis kelamin
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
respon berarti variabel ini akan muncul sebagai akibat dari manipulasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data alat cek kadar
kolesterol dan alat bekam. Tujuannya untuk melihat tingginya kadar koleterol
dan penurunan kadar kolesterol setelah dilakukan terapi bekam di Klinik
Data penelitian ini diperoleh dari data primer hasil pemeriksaan kolesterol.
Pasien terdiagnosis
Hiperkolesterolenia
Informed consent
Responden
Analisis data
variabel tergantung atau dependen yaitu kadar asam urat, sedangkan variabel
1. Penentuan hipotesis
asam urat.
H 1:Ada pengaruh antara Terapi bekam dengan penurunan kadar asam urat.
Pengambilan Keputusan :
Y = Terapi Bekam
2. Penentuan kesimpulan
variabel terikat.
b. Confidentiality (kerahasiaan).
responden. Hanya data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan
c. Benefit (kemanfaatan).
diperoleh lebih besar daripada resiko atau dampak negatif yang akan
Penelitian ini dilakukan dengan data primer yang didapat saat pasien
datang ke Klinik Mandiri Bapak Ilham Panut Pranata. Jumlah subjek pada
penelitian ini adalah 14 orang. Dari Hasil pengumpulan data didapatkan jenis
kelamin, usia, Kadar Kolesterol sebelum dan sesudah pemberian terapi, dan
Berdasarkan table 5.1 jenis kelamin pasien Kolesterol yang diberi terapi
bekam di Klinik Mandiri Ilham Panut Pranata yaitu laki-laki sebanyak 6 orang
(42,8%), perempuan sebanyak 8 orang (57,2%) dari data di atas yang terbanyak
adalah pasien perempuan. Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah laki-
laki dan perempuan sebanyak 14 orang yang memiliki kadar Kolesterol diatas
plasma. Senyawa ini sering ditemukan sebagai ester kolesteril dengan gugus
hidroksil di posisi 3 yang mengalami esterifikasi dengan suatu asam lemak rantai
Kalibaru
Berdasarkan pada tabel 5.2 usia, pasien kolesterol yang melakukan terapi
age) tahun merupakan kelompok usia terbanyak yang melakukan terapi bekam
yaitu berjumlah 8 orang (57,1% ) dibandingkan dengan kelompok usia yang lain.
pada saat usianya semakin bertambah akan mengalami penurunan kadar hormone
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh kelompok selama kurang
lebih 5 minggu dengan jumlah responden sebanyak 14 orang yang terdiri dari
pada pasien dengan kadar kolesterol diatas normal setelah dilakukan terapi
bekam selama kurang lebih 15 menit didapatkan hasil bahwa rata-rata kadar
kadar kolesterol darah total awal 283,5 menurun pada tahap kedua menjadi
246 dan menjadi 244,25 pada tahap akhir. Terapi bekam tidak menimbulkan
efek samping yang berat, tetapi hanya sedikit yang menimbulkan ketidak
di kulit. Bekas tersebut akan hilang dalam waktu 2-3 hari sehingga terapi
kembali fungsi pembuluh darah yang penuh dengan plak kolesterol melalui
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016)
tentang terapi bekam terhadap kadar kolesterol didapatkan hasil p value <0,05
yang menunjukkan adanya pengaruh yang signfikan terhadap penurunan kadar
setiap peningkatan 1% kalori dari lemak jenuh akan disertai peningkatan LDL
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
efektif.
manfaat terapi bekam sebagai salah satu terapi non farmakologi dalam
penatalaksanaan Hiperkolesterolemia.
penderita Hiperkolesterolemia.
DAFTAR PUSTAKA
lillah, H. R. (2018). Pengaruh terapi bekam terhadap kadar kolesterol total. Jurnal
Kesehatan Andalas, 1-8.
Permatasari, N., Bayhaki, & Hayati, S. N. (2019). Perbedaan kadar asam urat
sebelum dan sesudah terapi bekam. JOM FKp, Vol.6 No.1 (Januari-Juni)
2019, 119-125.
Yunani, H. W. (2017). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap kadar asam urat pada
penderita asam urat di puskesmas keling 1 kecamatan keling kabupaten
jepara. Journal kesehatan, 65-78.
Lampiran 1. SOP
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Profesi Ners
STIKES dr. Soebandi Jember :
Nama:
1. Merinda Anggita Putri NIM.20020055
2. Putri Ayu Nur Qur’ani NIM.20020069
3. Riska Devi NIM.20020072
4. Rizki Ardani NIM.20020076
Partisipasi saudara bersifat bebas artinya tanpa adanya sanksi apapun dan
saya berjanji akan merahasiakan semua yang berhubungan dengan saudara. Jika
saudara bersedia menjadi responden silahkan menandatangani formulir
persetujuan menjadi peserta penelitian.
Demikian permohonan saya, atas kerjasama dan perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti
Lampiran 3. Surat Persetujuan
NO RESPONDEN:
Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak dan resiko apapun
pada subjek penelitian, karena semata-mata untuk kepentingan ilmiah serta
kerahasiaan didalamnya dijamin sepenuhnya oleh peneliti.
Dengan ini saya menyatakan bersedia secara sukarela untuk menjadi
subjek dalam penelitian ini.
(…………………………….)
60
Kadar Kadar
Nama Kolesterol Kolesterol
No Umur JK Alamat
Responden Sebelum di Sesudah di
Bekam Bekam