Anda di halaman 1dari 85

Sumatera

SABANG BATAM
ACEH BESAR BENGKALIS
ACEH JAYA NATUNA
SIMEULUE NATUNA SERASAN
NIAS (UTARA) LINGGA
NIAS SELATAN BINTAN
TAPANULI TENGAH SAROLANGUN
SERDANG BEDAGAI BUNGO
PADANG PARIAMAN BANGKA BARAT
PASAMAN BARAT BANGKA SELATAN
AGAM BELITUNG
SOLOK BELITUNG TIMUR
PADANG BELITUNG TIMUR MOMPARANG
KOTA PARIAMAN MUKOMUKO

Kawasan Konservasi Perairan,


PESISIR SELATAN PENYU BENGKULU UTARA
PESISIR SELATAN SUNGAI BATANG KAUR
PELANGAI
LAMPUNG BARAT

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KEPULAUAN MENTAWAI


TANGGAMUS

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
104 105
Kata Pengantar
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN,
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Prol 113 Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

PENGARAH:
Sudirman Saad

P
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
engelolaan sumberdaya pengelolaan berkelanjutan kawasan
kelautan dan perikanan yang konservasi perairan, pesisir dan pulau-
PENANGGUNGJAWAB: berkelanjutan tidak akan pulau kecil. Pada tingkat makro, E-KKP3K
Agus Dermawan pernah terlepas dari fungsi digunakan Kementerian Kelautan
Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan konservasinya. Bahkan konservasi dan Perikanan untuk menilai tingkat
telah diyakini sebagai upaya penting pengelolaan kawasan konservasi perairan
yang mampu menyelamatkan potensi yang ada di Indonesia. Sementara pada
PENYUSUN: sumberdaya tetap tersedia dalam tingkat mikro, E-KKP3K dapat pula
Agus Dermawan mewujudkan perikehidupan lestari digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja
Syamsul Bahri Lubis yang menyejahterakan. Konservasi telah pengelolaan suatu kawasan konservasi
Suraji menjadi tuntutan dan kebutuhan yang perairan sekaligus membuat perencanaan
harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas dalam rangka peningkatan kinerja. Pada
Nilfa Rasyid, Muschan Ashari, Tendy Kuhaja, Ahmad Soullah, Muhammad Saefudin, kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk pelaksanaannya, metode evaluasi ini disederhanakan
Asri Setianingrum Kenyo Handadari, Ririn Widiastutik, Dyah Retno Wulandari. terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa menjadi tiga kategori yang terdiri dari Perunggu,
Tim Subdit Konservasi Kawasan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan depan. Perak dan Emas. Peringkat Emas merupakan kawasan
konservasi mandiri yang telah dikelola secara optimum,
Hingga tahun 2014, Direktorat Konservasi Kawasan dan dimana masyarakat di sekitar kawasan sejahtera dan
Jenis Ikan telah membukukan luas kawasan konservasi mempunyai pendanaan berkelanjutan. Pencapaian dan
perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia Upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan,
mencapai 16,45 Juta Hektar (melebihi target 15,5 pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan
ISBN: 978-602-7913-22-6
juta Hektar). Capaian ini merupakan hasil kolaborasi dituturkan secara runut dalam buku yang berjudul Status
pemerintah dan pemerintah daerah bersama masyarakat Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir
dalam upaya konservasi sumberdaya ikan. Konservasi dan Pulau-pulau Kecil di Indonesia, edisi tahun 2014.
2014
dalam pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun
kedepan dipastikan menjadi agenda utama dan tetap Kehadiran buku ini diharapkan mampu memberikan
DITERBITKAN OLEH:
menjadi prioritas sebagai penyeimbang kebutuhan sajian informasi kekayaan sumberdaya hayati dan ulasan
ekonomi dan kelestarian lingkungan. Disamping upaya yang memadai atas upaya pengelolaan efektif kawasan
pengembangan kawasan konservasi menjadi 20 juta konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang
hektar, pengelolaan efektif merupakan sasaran utama telah dilakukan serta dapat dipetik pembelajaran dalam
yang hendak dicapai, diantaranya melalui penguatan rangka pengembangan pengelolaan efektif kawasan
kelembagaan pengelolaan efektif yang mengedepankan konservasi dimasa yang akan datang.
prinsip-prinsip pengelolaan bersama (co-management).
Melalui berbagai upaya ini, konservasi tengah Kami mengucapkan puji syukur kepada Allah
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Subhanallahuwataala atas terselesaikannya penyusunan
mengukuhkan pilar-pilar perlindungan, pelestarian dan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil buku ini. Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kami
pemanfaatan berkelanjutan yang memberi manfaat
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN sampaikan kepada para pihak yang telah membantu
keekonomian pendorong kesejahteraan masyarakat.
REPUBLIK INDONESIA proses penyusunan, pembahasan hingga terselesaikannya
Evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan buku ini.
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, konservasi dilakukan dengan alat ukur E-KKP3K,
Gedung Mina Bahari III Lantai 10 Jakarta 10110 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Kelautan,
Telp./Fax. (021) 3522045 Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor Kep.44/KP3K/2012 Semoga bermanfaat.
http://kkji.kp3k.kkp.go.id tentang Pedoman Teknis Evaluasi Evektivitas Pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil (E-KKP3K). Pedoman E-KKP3K memuat tata-cara
Foto Sampul: Boo Windows in the Misool Area is a photo site which should feature in everyones Raja Ampat portfolio. Here I tried to
take a different angle and exploit the schooling silversides for an original take on this beautiful scene, Alex Tattersal, wetpixel.com atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan Agus Dermawan

Dipersilahkan mengutip sebagian atau keseluruhan isi buku ini dengan menyebutkan sumber sitasi

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
ii iii
Sumatera
SABANG BATAM
ACEH BESAR BENGKALIS
ACEH JAYA NATUNA
SIMEULUE NATUNA SERASAN
NIAS (UTARA) LINGGA
NIAS SELATAN BINTAN
TAPANULI TENGAH SAROLANGUN
SERDANG BEDAGAI BUNGO
PADANG PARIAMAN BANGKA BARAT
PASAMAN BARAT BANGKA SELATAN
AGAM BELITUNG
SOLOK BELITUNG TIMUR
PADANG BELITUNG TIMUR MOMPARANG
KOTA PARIAMAN MUKOMUKO

Kawasan Konservasi Perairan,


PESISIR SELATAN PENYU BENGKULU UTARA
PESISIR SELATAN SUNGAI BATANG KAUR
PELANGAI
LAMPUNG BARAT

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KEPULAUAN MENTAWAI


TANGGAMUS

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
104 105
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kota Sabang

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
106 107
Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan:
Nama Kawasan : Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota Sabang

Kawasan Konservasi Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota - Unit Organisasi Pengelola:
Sabang 1. Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Sabang Nomor 523/80/2012 Tentang Penunjukan/
Penetapan Badan Pengelolaan Kawasan Konservasi
Dasar Hukum :
Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Sabang
- Pencadangan:
- Penetapan:
Keputusan Walikota Sabang Nomor 729 Tahun 2010
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Tentang Pecadangan Kawasan Konservasi Perairan Pesisir
Indonesia Nomor 57/KEPMEN-KP/2013 tentang Kawasan
Timur Pulau Weh Kota Sabang
Konservasi Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota Sabang
- Rencana Pengelolaan dan Zonasi: di Provinsi Aceh.

Peraturan Walikota Sabang Nomor 7 Tahun 2013 Tentang


Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Luas Kawasan :
3.207,08 Ha

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
108 109
Target Konservasi: Selain keanekaragaman yang tinggi, stok ikan karang di masyarakat modern. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan ikan pelagis, ikan-ikan yang menjadi komoditi di daerah
wilayah ini juga cukup tinggi. alat-alat modern dalam kehidupan seharihari seperti TV, pantai timur adalah Tongkol, Tuna, Tenggiri, Kuwe, Layaran
- Target Sumberdaya (Bioekologis)
telepon seluler, kulkas, bahkan fasilitas yang tergolong mahal dan Cakalang. Berdasarkan survei hasil tangkapan ikan yang
Menciptakan keberlanjutan perikanan di Kawasan seperti motor dan mobil. Pola kehidupan ini sebagai dampak dilaksanakan oleh oleh WCS Indonesia Marine Program, total
konservasi perairan pesisir timur Pulau Weh dari status Sabang yang pernah menjadi Pelabuhan Bebas tangkapan rata-rata per trip mencapai 10.78 kg/trip. Total
sehingga arus barang dari luar negeri banyak masuk ke Kota tangkapan pesisir timur menempati peringkat tertinggi kedua
Sabang. setelah Lhok Pasiran.
- Target Sosial, Budaya dan Ekonomi
Panglima Lat merupakan lembaga adat masyarakat nelayan
Menumbuhkembangkan hukum adat yang kuat yang terdapat di daerah pesisir Aceh. Panglima Lat adalah
untuk mengelola kawasan konservasi perairan sebuah nama lembaga masyarakat nelayan tersebut dan juga
sebutan atau gelar yang diberikan kepada seorang tokoh
atau orang yang dipercaya sebagai pemimpin dalam satu
Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati:
kelompok masyarakat nelayan wilayah pesisir yang dikenal
Wilayah Pulau Weh didominasi oleh ekosistem terumbu dengan istilah Lhok. Pesisir Timur Pulau Weh terdiri dari 2
karang di hampir seluruh bagian pesisirnya. Tipe terumbu (dua) Lhok yaitu Panglima Lat Lhok Ie Meulee dan Panglima
karang yang meliputi Pulau Weh secara morfologi merupakan Lat Anoe Itam. Fungsi Panglima Lat secara umum meliputi
tipe terumbu karang tepi (fringing reef). Wilayah Pesisir Timur Gambar 2. Sebaran kekayaan jenis ikan karang di beberapa tiga hal penting yaitu menjaga keamanan di wilayah laut,
Pulau Weh mempunyai penutupan terumbu karang yang wilayah kerja Panglima Lat di Pulau Weh dan Pulo Aceh mengatur pengelolaan sumberdaya laut dan mengatur
relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di Pulau (Ardiwijaya et al. 2009). pengelolaan lingkungan laut. Dalam menjalankan fungsi-
Weh. Di wilayah ini terumbu karang didominasi oleh karang fungsinya, Panglima Lat pada umumnya memiliki tiga Gambar 3. Rata-rata hasil tangkapan per unit upaya (kg/trip) di
dari genus: Acropora, Porites, Pocillopora dan Heliopora. Selain kewenangan antara lain mengembangkan dan menegakkan masing-masing wilayah penangkapan di Pulau Weh (Sumber :
Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi: .Survei WCS, 2009)
penutupan karang yang tinggi, wilayah Pesisir Timur pulau adat laut, mengatur pemanfaatan sumberdaya kelautan, dan
Weh juga memiliki keanekaragaman karang yang tinggi. Pesisir timur Pulau Weh terdiri dari dua Lhok yaitu: Lhok mengatur peradilan adat laut. Salah satu bentuk mengatur
pemanfaatan sumberdaya laut, Panglima Lat Ie meulee dan
Ie Meulee dan Lhok Anoe Itam. Lhok Ie Meulee terdiri dari Potensi Pariwisata :
tiga kelurahan yaitu Kelurahan Kota Atas, Ie Meulee dan Anoe Itam menerapkan aturan penggunaan alat tangkap.
Di kedua wilayah tersebut tidak diperkenankan untuk Kota Sabang merupakan salah satu tujuan wisata utama di
Ujung Kareung. Lhok Anoe Itam meliputi satu kelurahan
menggunakan alat tangkap berbagai bentuk jaring dan alat Aceh, terutama untuk jenis wisata bahari. Kota Sabang dapat
yaitu Kelurahan Anoe Itam. Jumlah penduduk Pesisir Timur
bantu kompresor. Sedangkan alat tangkap tangkap yang ditempuh melalui jalur laut dari Banda Aceh menggunakan
Pulau Weh 9.818 jiwa yang terdiri dari 2.421 KK, 4.665 jiwa
perbolehkan beroperasi di wilayah pesisir timur adalah kapal ferry maupun kapal cepat dari Pelabuhan Ulee-Lheu ke
laki-laki dan 4.891 jiwa perempuan. Penduduk pesisir timur
pancing, tonda dan jala. pelabuhan Balohan (Sabang). Waktu tempuh menggunakan
sebagian besar berada di kelurahan Kota atas yaitu sebanyak
kapal ferry selama 1 jam 30 menit, sedangkan menggunakan
1.115 KK. Penduduk kelurahan Ie Meulee sebanyak 984 KK,
kapal cepat sekitar 45 menit.
Kellurahan Ujung Kareung 154 KK dan 168 KK di Kelurahan
Potensi Perikanan Selain objek wisata bahari, Kota Sabang juga memiliki objek
Anoe Itam (BPS, 2008). Dari total 9.818 jiwa penduduk
pantai timur 95 % menganut agama Islam. Penduduk pesisir Potensi perikanan tangkap yang ada di Pesisir Timur adalah wisata sejarah, religi dan objek wisata geografis lainnya. Objek
timur memiliki keanekaragaman suku mulai dari suku Aceh, ikan karang dan ikan pelagis. Potensi ikan karang di Pulau wisata sejarah antara lain benteng-benteng peninggalan
Gambar 1. Perbandingan persentase tutupan karang keras di
Batak, Jawa, Sunda, Makasar bahkan Papua karena sebagian Weh dimanfaatkan oleh nelayan Pulau Weh utamanya nelayan Jepang di Benteng (Anoe Itam), Sumur Tiga (Ujong Kareung),
setiap wilayah di Pulau Weh (Sumber : Survei WCS, 2009).
penduduk berprofesi sebagai pegawai dan TNI/POLRI. pesisir timur, sehingga pesisir timur merupakan salah satu dan Ujung Asam (Kuta Barat). Objek wisata geografis di Kota
Karakteristik masyarakat Pesisir Timur Pulau Weh hampir sama penghasil ikan karang yang utama di Kota Sabang. Ikan-ikan Sabang adalah Tugu Nol (0) Kilometer Indonesia.
Keanekaragaman ikan-ikan karang di pesisir timur Pulau dengan masyarakat Sabang dan Aceh pada umumnya yang karang yang menjadi komoditi adalah: Kerapu, Kakap, Kakak
Berdasarkan survey majalah National Geographic Traveller
Weh tergolong cukup tinggi dan hampir sama dengan mempunyai interaksi yang tinggi dan pola gotong royong. Tua, Ekor Kuning/Pisang-pisang, dan Merah Mata. Selain itu
Indonesia pada tahun 2009, Kota Sabang menempati
keanekaragaman jenis ikan karang di wilayah wisata Iboih. Pola kehidupan masyarakat dapat dikategorikan kedalam komoditi lain yang juga dimanfaatkan adalah gurita. Untuk
urutan ke 10 lokasi penyelaman terbaik di Indonesia, setelah

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
110 111
Kepulauan Derawan. Adapun objek objek wisata yang 2. Pantai Sumur Tiga B. Wisata Sejarah
terdapat di Kota Sabang yang terletak pada KKPD Kota Sabang
Pantai Sumur Tiga terletak di Gampong Ie Meulee, sekitar 4 km 1. Bungker-bungker Peninggalan Jepang
antara lain :
sebelah timur Kota Sabang hamparan pasir putih dan kondisi
Banyak bungker Jepang tersebar di seluruh pulau dan
terumbu karang yang cantik menjadikan pantai ini menjadi
menjadi alasan mengapa pulau ini dikenal sebagai
salah satu lokasi favorit untuk berenang dan snorkeling
1. Pantai Ujung Asam, Pantai Paradiso, Pantai Kasih dan Kota Seribu Benteng Benteng-benteng itu semuanya
bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal. Pantai
Pantai Tapak Gajah dibangun antara tahun 1943 dan 1945 yang dulunya
ini ramai dikunjungi wisatawan pada akhir pekan dan hari
saling terhubung melalui terowongan-terowongan
Pantai Ujung Asam terletak di Gampong Kuta Barat, ini libur. Terdepat fasilitas bungalow dan restoran yang cukup
yang sekarang ditutup karena alasan keamanan.
merupakan salah satu lokasi wisata kuliner di Kota Sabang, memadai di sepanjang Pantai Sumur Tiga.
Meski demikian, di Anoe Itam masih terdapat benteng
berjarak sekitar 1 km dari pusat kota. Aneka jajanan seperti
perlindungan dalam kondisi cukup baik. Selain itu ada
jagung bakar, mie bakso dan minuman ringan tersedia di sini.
juga tempat benteng besar dengan banyak pintu masuk
Pengunjung kebanyakan adalah masyarakat lokal maupun
ke terowongan di Gunung Batu. Bungalow Flamboyant di
rombongan wisatawan lokal dari Banda Aceh. Panorama
Gambar 6. Aktivitas Wisata di Pantai Batee Gajah Lhong Angen dibangun di bekas lokasi kamp Jepang dan
pantai yang indah merupakan sajian utama pantai ini.
masih banyak peninggalan yang dapat ditemui.
Pantai Paradiso terletak di Gampong Kuta Ateuh, sekitar 1 4. Pantai Reuteuk (Anoe Itam)
2. Kerkhof Merbabu
km dari pusat Kota Sabang. Pantai ini dengan Boulevard
Pantai ini berjarak sekitar 10 km ke arah selatan Kota Sabang,
pantainya merupakan lokasi yang paling banyak dikunjungi Terdapat di Gampong Kuta Ateuh, lingkungan Merbabu,
tepatnya di Gampong Anoe Itam. Pada hari minggu banyak
oleh masyarakat lokal dan pendatang untuk melihar yang berbatasan dengan Gampong Ie Meulee. Taman
wisatawan lokal dari Kota Sabang yang melakukan aktivitas
panorama pantai di senja hari. Hari sabtu dan malam minggu makam besar ini merupakan pemakaman peninggalan
wisata seperti berenang dan bakar ikan di kawasan pantai
merupakan waktu-waktu dimana Pantai Paradiso dipenuhi bangsa belanda. Komplek pemakaman ini hanya berjarak
Mata Ie Ini, selain itu juga terdapat sumbermata air yang jernih
pengunjung. 20 menit berjalan kaki dari pusat Kota Sabang. Letak
Gambar 5. Panorama Pantai Sumur Tiga dengan kolam kecilnya yang hanya berjarak sekitar 20 meter
makam Kherkof ini berdampingan dengan komplek
dari jalan utama. Masyarakat setempat sering menggunakan
pemakaman umat Islam, Kristen, dan Budha. Di dalam
aliran air dari mata air tersebut untuk mencuci kendaraannya.
komplek kherkof ini dikebumikan warga negara, Belanda,
Terdapat kolam-kolam ikan air tawar milik penduduk setempat
3. Pantai Batee Gajah Jepang, Perancis, dan Jerman.
dan juga menjual souvenir berbahan dasar pohon kelapa.
Pantai Bate Gajah terletak di Gampong Anoe Itam, sekitar 3. Bangunan-bangunan Kolonial
12 km arah tenggara Kota Sabang. Lokasi ini merupakan
Terdapat di Gampong Kuta Ateuh, antara lain di Jalan
tempat wisata favorit bagi masyarakat Kota Sabang dan A. Wisata Religi
Diponogoro, Jl. Teuku Umar, Jl. T. Cik Di Tiro, Jl. Ahmad
ramai dikunjungi pada akhir pekan. Di lokasi ini juga terdapat Wisata religi yang dapat ditemui di Kota Sabang antara lain Yani, Jl. O.Soeropati dan di Jl. T. Hamzah. Sedangkan di
Daerah Perlindungan Laut Anoe Itam. Terdapat resort dan masjid kuno di Kampung Haji, Kuta Timue, fasilitas karantina Ie Meulee terdapat di Jalan Agus Salim dan di Cot Bau
restoran di dekat lokasi pantai ini, juga terdapat caf-caf jamaah haji di Pulau Rubiah, Meunasah Al-Ikhlas di Gampong di sepanjang Jl. Yos Soedarso. Bangunan-bangunan
pinggir pantai yang menyediakan makanan dan minuman Cot Bau dan situs mesjid kuno di Jaboi. Selain itu terdapat peninggalan masa kolonial ini ada yang berupa bangunan
bagi para pelancong. makam-makam aulia keramat yang tersebar di hampir semua perkantoran dan rumah sakit serta rumah-rumah tinggal.
wilayah Kota Sabang, mulai dari ujung Seukee hingga ke Pulau Kondisi bangunan-bangunan tersebut saat ini sebagian
Gambar 4. Panorama laut di Pantai Paradiso dan Pantai Kasih
Rubiah dan Pulau Rondo. Beberapa makam yang terkenal besar masih bagus dan terawat, dan sebagian sisanya
Pantai Kasih dan Pantai Tapak Gajah terletak di Gampong antara lain : Makam Tgk di Iboih (Tgk. Ibrahim) dan Siti Rubiah perlu perhatian pihak terkait untuk direnovasi.
Kuta Ateuh, sekitar 1 km dari pusat Kota Sabang. Pantai ini di Iboih, Makam Tgk. Tapak Gajah dan Keramat Pandan di Kuta
memiliki hamparan pasir putih sepanjang 100 meter, dan 4. Tugu Pemancungan
Ateuh, Makam Tgk. Ie Masen di Kuta Timue, Makam Tgk. Ba U
ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat terutama pada Lien dan Tgk di Pasie di Balohan, Makam Tgk di Jaboi, Makam Terletak di Gampong Batee Shok, situs ini merupakan
hari sabtu dan minggu. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah Tgk di Pria Lat (Tgk. Abdurrauf ), dan Makam Tgk. Anoe Raya lokasi pemancungan 11 orang pribumi dan 1 orang warga
berenang dan snorkling. di Cot Abeuk. negara Belanda (Dr. Coelon) oleh bangsa Jepang pada

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
112 113
masa awal masuknya Jepang ke Kota Sabang pada tahun Dengan prasarana penunjang setingkat Bus Way. Dimana
1942. Ke 12 orang ini di pancung karena mencoba mem- simpul-simpul pelayanannya adalah Pelabuhan Balohan,
berikan isyarat-isyarat komunikasi dengan pihak pejuang Pelabuhan Sabang, Kawasan Kota, Bandar Udara, Kawasan
republik di daratan melalui stasiun radio yang terdapat di Wisata di sekitar Kota Sabang. Untuk Pelayanan Angkutan
Gampong Ie Meulee. Wisata ke Iboih dilayani oleh angkutan Bus yang ukurannya
lebih kecil. (RTRW Kota Sabang 2012-2032, bab 3)
5. Tugu Beevak
Sentra perhubungan laut akan di pusatkan di Teluk Sabang
Tugu ini terletak di Gampong Jaboi, di bukit Cot
dan Pelabuhan Balohan, Pengembangan Pelabuhan Nasional
Semeureugoh. Lokasi ini dulunya merupakan titik dimana
Balohan saat ini sebagai pelabuhan utama yang melayani
para serdadu belanda memberikan sinyal berupa suar
angkutan penyeberangan dalam negeri dalam provinsi.
untuk berkomunikasi dengan pihak Belanda di Banda
Angkutan penyeberangan ini direncanakan untuk rute atau
Aceh.
lintasan baik untuk pelayanan umum maupun mendukung
6. Wisata Kuliner kegiatan pariwisata. Gambar 7. Sosialisasi terhadap zonasi dan penghargaan E-KKP AWWARD
Selain memilikin obyek wisata bahari, wisata religi, dan Pengembangan pelabuhan khusus dimaksudkan untuk
wisata sejarah, Kota Sabang juga memiliki beberapa menunjang kepentingan pertumbuhan ekonomi Kota Sabang.
pilihan wisata kuliner bagi anda-anda yang gemar makan Untuk menunjang kawasan industri di Balohan direncanakan
enak. Adapun wisata kuliner yang dapat kita jumpai di dikembangkan Pelabuhan Khusus Industri. Sedangkan untuk
Kota Sabang antara lain: sate gurita, mie jalak dan mie menunjang kepentingan pengembangan pariwisata di Iboih
sedap di Jalan Perdagangan, jagung bakar di pantai Ujung dan Gapang, maka direncanakan adanya Pelabuhan Khusus
Asam, rujak Cot Klah di Gampong Krueng Raya, dan rujak Wisata di Gapang sebagai pengembangan dermaga yang ada
Benteng di pantai Batee Gajah, Anoe Itam. saat ini.

Sentra perhubungan udara akan di pusatkan di Bandara


Aksesibilitas : Maimun Saleh. Bandara Maimun Saleh merupakan Bandara
Pengumpan yang mendukung PKW dan PKSN Sabang.
Sentra kegiatan perhubungan Kota Sabang di pusatkan
Sebagai inlet ke Kota Sabang, bandara ini dimanfaatkan
di kawasan Terminal Pelabuhan Balohan dan Pusat Kota
untuk mendorong aktivitas wisata ke Sabang sehingga dapat Gambar 8. Rapat pengelola dan Rapat dengan para Tokoh
Sabang. Ke depannya sentra-sentra perhubungan juga
menjadi salah satu tujuan dalam jalur penerbangan komersil.
akan dikembangkan di kawasan Cot Damar, Iboih, Gapang,
Jalur penerbangan Bandara Maimun Saleh direncanakan akan
Cot Abeuk dan Keunekai. Pembangunan terminal tipe B
melayani penerbangan domestik. Jalur penerangan ini dapat
akan dikembangkan di Balohan, sedangkan pembangunan
menghubungkan anatara Sabang dengan Kota Banda Aceh
terminal tipe C akan dikembangkan di lokasi lainnya. Gapang
dan Medan.
akan disiapkan sebagai pelabuhan khusus wisata, sedangkan
untuk kawasan pusat Kota Sabang akan dikembangkan jalur
bus umum. Upaya Pengelolaan Kawasan:
Jaringan jalan utama yang direncanakan akan membentuk Saat ini, berbagai kegiatan sudah dan akan dijalankan guna
suatu jalan lingkar luar di Kota Sabang khususnya di Pulau meningkatkan nilai dari E-KKP. Berbagai rapat, diskusi dan
Weh, yang terdiri dari simpul-simpul Ruas Pusat kota - Anoi sosialisasi telah dilakukan, sedangkan untuk penyusunan SOP
Itam - Balohan - Paya Keuneukai - Ujung Gua Sarang - Ujung Administrasi pekantoran dan pengelolaan keuangan, SOP
Putroe - Ujung BaU - Iboih - Gapang - Cot Damar - Pusat Kota saran dan prasaran, dan SOP Pegelolaan KKP Kota Sabang
Sabang. Untuk pengembangan sistem angkutan umum di Gambar 9. Foto Bersama Untuk Pengelolaan KKP Kota Sabang yang lebih baik lagi.
akan dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober .
rencanakan dengan menggunakan sistem angkutan Bus.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
114 115
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Aceh Besar

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
116 117
Nama Kawasan : Perikanan dan Sosialisasi Publik Peraturan Bupati Nomor 11
Tahun 2011 (Sepanjang tahun 2010 & September 2011)
Kawasan Konservasi Perairan Lampuuk, Amad Rhang
Manyang, Ujong Panuc, Pulau Aceh) Workshop dan Diskusi Terfokus Bersama Panglima Laot se-
Aceh Besar guna mendapatkan rekomendasi kunci dalam
penyusunan rencana tindak lanjut dan Rencana Strategis
Dasar Hukum : Pengelolaan Kawasan Konservasi terkait Keputusan Bupati No.

Keputusan Bupati Aceh Besar Nomor 190 Tahun 2011 190 Tahun 2011 (Agustus & September 2011)

tentang Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Feasibility Budidaya Kerapu Pulau Aceh bersama WWF-
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh Indonesia dan Jaringan KuaLA (September 2011)

Penempatan Fish Apartement di Perairan pantai Kecamatan

Luas: Lhoong, Aceh Besar (Desember 2011)

Sekitar 7.975,38 Hektar (Tersebar di 4 Lokasi : Lampuuk, Amad Dukungan Konservasi penyu dan pantai peneluran penyu di

Rhang Manyang, Ujong Pancu, Pulau Aceh ) Kecamatan Lhoknga, Lampuuk, Aceh Besar (sejak Oktober 2011
s.d. sekarang)

Penyusunan rencana strategis pengelolaan kawasan


Letak : konservasi, peraturan dan kebijakan implementatif perikanan
Lampuuk, Amad Rhang Manyang, Ujong Pancu, Pulau Aceh berkelanjutan di Aceh Besar (Tahun 2012, bersama mitra
terkait).

Keanekaragaman Hayati :
Penyu, Terumbu Karang.

Aksesibilitas :
Bisa diakses dengan pesawat dari Jakarta melalui jalur udara
kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat.

Status Pengelolaan :
Telah ditunjuk Bidang Kekayaan Laut sebagai Koordinator
Pengelola Kawasan Konservasi Perairan dibantu oleh Kasi
Konservasi

Workshop Konsultasi Kebijakan Investasi Hijau Bidang

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
118 119
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Aceh Jaya

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
120 121
Nama Kawasan : Aksesibilitas
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Aceh Jaya Jarak tempuh dari Banda Aceh ke KPL Keuluang Daya
sekitar 2 jam, kondisi jalan cukup bagus, dapat ditempuh
menggunakan angkutan travel L300 atau mobil carteran.
Dasar Hukum:
Potensi Pariwisata
SK Bupati Aceh Jaya No 3 Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010
Jenis pariwisata yang cocok adalah adalah wisata bahari,
wisata alam dan wisata budaya. Snorkeling dan Diving di Aceh
Luas Kawasan : Jaya telah banyak dilakukan oleh para wisatawan.

Luas Kawasan Konservasi Perairan sekitar 1.609,14 Ha.


Status Pengelolaan

Letak Geografis dan Administratif : Saat ini rencana pengelolaan dan zonasi kawasan tengah
disusun oleh pemerintah daerah dengan tetap melaksanakan
Terbagi di dua lokasi yakni Lhok Rigaih, Kecamatan Setia Bakti
upaya pokok pengelolaan seperti :
& Lhok Keuluang, Kecamatan Jaya
1. Mengadakan sosialisasi dengan nelayan, panglima laot
dan tokoh masyarakat
Keanekaragaman Hayati : 2. Penentuan area yang akan dijadikan Kawasan Konservasi
Pulau Simelue dikelilingi oleh pulau-pulau yang dilingkupi Perairan (KKP)
oleh karang tepi (fringing reefs). Terdapat juga jenis-jenis
3. Penentuan Titik Koordinat dan pengambilan foto bawah
karang keras (hard coral), seperti karang batu (massive
air
coral), karang meja (table coral), karang kipas (gorgonian),
karang daun (leaf coral) dan karang jamur (mushroom coral). 4. Pembahasan dan penyusunan draft kesepakatan bersama
Pesisir pantai Pulau Simeulue ditumbuhi beragam jenis dan pemilihan pengelola KKP
mangrove, antara lain jenis Rhizopora sp, api-api (Avicenna 5. Peresmian Kawasan Ramah Lingkungan Lhok Rigaih dan
sp) dan Bruguiera sp. Jenis lamun didominasi oleh Enhalus sp, Kawasan Peudhiet Laot Lhok Kuala Daya sebagai Kawasan
Thallasia, Syrongodium, Thalosodendrum dan Chimodecea. Konservasi Perairan Daerah
Sementara jenis rumput laut yang terdapat di perairan Pulau
Simeulue adalah alga hijau (Chlorophyceae), alga coklat
(Phaeophyceae) dan alga merah (Rhodophyceae).

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
122 123
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Simeulue

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
124 125
Sekilas tentang Kawasan
Kawasan ini, sama dengan kawasan konservasi di wilayah
Aceh lainnya, memiliki aspek budaya /adat yang sangat
kuat dalam pengelolaan wilayah laut sehingga pelibatan
masyarakat cukup aktif. Lembaga adat setenpat bahkan telah
menetapkan Hari Pantang Melaut di wilayah PiSiSi yang berisi
Pantangan kegiatan melaut pada hari-hari besar dan hari
Jumat, seperti :

1. Khanduri Adat Laot (Khanduri Naey/Khanduri Ikan).

Khanduri laot dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali,


selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun sekali atau tergantung
kesepakatan dan kesanggupan nelayan setempat,
dinyatakan 3 (tiga) hari pantang melat pada acara
khanduri lat dihitung sejak keluar matahari pada hari
khanduri hingga tenggelamnya matahari pada hari ketiga.

2. Hari Jumat.

Hari Jumat dilarang melakukan aktivitas penangkapan


ikan, terhitung dari jam 18.00 WIB hari Kamis sampai
dengan jam 15.00 WIB pada hari Jumat.

3. Hari Raya Idul Fitri.

Pada Hari Raya Idul Fitri dilarang melaut selama batas


waktu 3 hari penuh (mulai dari hari pertama hari raya
sampai hari ke 3 hari raya). Nama Kawasan :
4. Hari Raya Idul Adha. Kawasan Konservasi Perairan Pinang, Siumat dan Simanaha
(PiSiSi) Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh.
Hari Raya Idul Adha, dilarang melaut selama Hari Raya
Idul Adha 4 hari penuh (mulai dari hari pertama hari raya
sampai hari ke 4 hari raya).
Dasar Hukum:
5. Hari Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus.
Perairan Pinang, Siumat dan Simanaha ditetapkan sebagai
Hari Kemerdekaan RI dilarang melakukan aktivitas Kawasan Konservasi Laut Daerah berdasarkan SK Bupati
penangkapan ikan, terhitung dari jam 06.00 WIB sampai Simeulue No. 523.1/104/SK/2006 yang diterbitkan pada
dengan jam 18.00 WIB tanggal 17 Agustus. tanggal 9 April 2006. Penetapan KKLD Pulau Pinang, Pulau

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
126 127
mangrove, antara lain jenis Rhizopora sp, api-api (Avicenna monitoring terumbu karang dan survei lokasi peneluran
sp) dan Bruguiera sp. Jenis lamun didominasi oleh Enhalus sp, (SPAGS=Spawning Aggregation Sites) lobster dan kerapu.
Thallasia, Syrongodium, Thalosodendrum dan Chimodecea.
c. Pengembangan kemitraan
Sementara jenis rumput laut yang terdapat di perairan Pulau
Simeulue adalah alga hijau (Chlorophyceae), alga coklat Pengembangan kemitraan pengelolaan Kawasan
(Phaeophyceae) dan alga merah (Rhodophyceae). Konservasi peraian juga telah dilakukan secara intensif
yang melibatkan DKP Aceh, Fauna Flora International dan
Yayasan Pelagis.
Aksesibilitas
d. Konsultasi publik dan sosialisasi
Untuk menjangkau Kawasan Konservasi Perairan Pulau
Sosialisasi kesepakatan tata batas dan zonasi PISISI di
Pinang, Siumat, dan Simanaha (PiSiSi) dapat dilakukan dengan
level masyarakat belum mendapat banyak respon positif
menempuh dua rute, yaitu;
sehingga perlu dilakukan mekanisme yang tepat untuk
z Dari Medan dengan menggunakan moda transportasi proses tersebut.
Siumat dan Pulau Simahana didasarkan pada keunikan udara menuju Bandara Lasikin-Sinabang (ibukota
e. Pengembangan partisipatif masyarakat.
kawasan ini dengan karakteristik dan ciri khas tertentu Kabupaten Simeulue) dengan jadual penerbangan
dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi dengan nilai sebanyak 5 kali dalam seminggu. Sementara perjalanan Salah satu partisipasi masyarakat yang telah berjalan di

estitika yang sangat menarik. menuju kawasan dapat dicapai dengan menggunakan zPantai Ganding, merupakan pantai pasir putih, tingkat masyarakat adalah pembentukan wilayah kelola
kapal motor dari pelabuhan Sinabang dengan waktu adat masyarakat pulau siumat.
zPantai Laskin, merupakan pantai pasir putih,
tempuh sekitar 20 menit, dan f. Pembahasan penyusunan dokumen rencana pengelolaan
Luas Kawasan : zTeluk Sibigo, tempat wisata alam laut dan menyelam,
zDari Medan dengan menggunakan moda transportasi dan zonasi kawasan saat ini masih terus dilakukan.
Kawasan Konservasi Perairan Pinang, Siumat dan Simanaha udara menuju Bandara Binaka di Gunung Sitoli, Sibolga, zPantai Angkeo, Kecamatan Simeuleu Tengah, merupakan
g. Penerbitan SK Bupati tentang lembaga pengelola kawasan.
(PiSiSi) Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh Darussalam kemudian dilanjutkan dengan menggunakan moda pasir putih,
memiliki luas sekitar 50.000 Ha. transportasi laut menuju Pelabuhan Sinabang, dengan zGoa Sembilan, Desa Sembilan, Kecamatan Simeuleu Barat,
waktu tempuh sekitar 8 jam.
zPantai Alus-alus dengan pasir putihnya.
Letak Geografis dan Administratif :
Secara geografis, Kawasan Konservasi Perairan Pinang,
Potensi Pariwisata
Status Pengelolaan :
Siumat dan Simanaha (PiSiSi) Kabupaten Simeulue terletak Potensi wilayah dan kondisi sosial budaya di Pulau Simeulue
Setelah tahap pencadangan, telah banyak upaya pengelolaan
pada 9613 - 9647LU dan 240 - 259 BT. Sementara secara dan sekitarnya sangat baik untuk mengembangkan kegiatan
Kawasan Konservasi PISISI yang telah dilaksanakan meliputi
administratif, wilayah ini masuk ke dalam Kabupaten Simeulue pariwisata. Model pariwisata yang cocok adalah adalah wisata
beberapa aspek kegiatan yang terdiri dari:
Provinsi Aceh Darussalam. bahari, wisata alam dan wisata budaya. Tempat-tempat yang
dapat dijadikan sebagai destinasi wisata yang antara lain: a. Penataan kawasan

zTunggu indah resort, merupakan obyek wisata berenang Penataan kawasan PISISI berdasarkan pertimbangan
Keanekaragaman Hayati :
dan snorkling, koordinat titik batas wilayah konservasi yang dicantumkan
Pulau Simelue dikelilingi oleh pulau-pulau yang dilingkupi dalam SK pencadangan tahun 2006 tidak akurat,
zPulau Teupah, Kecamatan Simeuleu Timur, merupakan
oleh karang tepi (fringing reefs). Terdapat juga jenis-jenis dimana koordinat yang tertulis tidak sama dengan yang
tempat peselancar karena ombaknya yang cukup besar
karang keras (hard coral), seperti karang batu (massive ditampilkan pada peta. Sehingga telah dilakukan review
(sekitar 4 meter),
coral), karang meja (table coral), karang kipas (gorgonian), kawasan untuk membenahi ketidakakuratan tersebut.
karang daun (leaf coral) dan karang jamur (mushroom coral). zPulau Mincu yang bersebelahan dengan Pulau Teupah
b. Pengembangan penelitian
Pesisir pantai Pulau Simeulue ditumbuhi beragam jenis merupakan tempat penyu bertelurnya,
Pengembangan peelitian yang telah dilakukan meliputi

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
128 129
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Nias (Utara)

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
130 131
Dasar Hukum: 1. Jalur pertama dari Jakarta menggunakan pesawat udara
menuju Medan dan dilanjutkan dengan pesawat berjenis
Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
Foker 50 menuju bandar udara Binaka di Kabupaten Nias
Kabupaten Nias (Utara) adalah SK Bupati Nias No. 188.45/ /K/
kemudian dengan menggunakan transportasi darat dapat
TAHUN 2015 yang dikeluarkan pada tanggal Januari 2015. Ka-
ditempuh sekitar dua jam.
wasan tersebut dicadangkan dalam rangka mewujudkan kele-
starian sumber daya ikan dan ekosistemnya, melindungi dan 2. Jalur kedua, setelah sampai di Medan dapat dilanjutkan
mengelola ekosistem perairan Nias Utara dan Laut sekitarnya. dengan menggunakan jasa travel nenuju Sibolga
(Ibukota Tapanuli Tengah) dengan waktu tempuh sekitar
8 jam. Kemudian dilanjutkan menyeberangi dengan
Luas Kawasan : menggunakan perahu menuju pelabuhan Gunungsitoli
selama kurang lebih 10 jam. Dapat juga dipersingkat
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 29.230,85 Ha.
menggunakan kapal cepat yang waktu tempuhnya hanya
4 jam.
Letak Geografis dan Administratif : 3. Jalur ketiga merupakan jalur yang jarang ditempuh,
yaitu dari Jakarta menggunakan pesawat udara menuju
Kawasan Konservasi Kabupaten Nias (Utara) terletak pada po-
Bandara Dr. Ferdinand Lumban Tobing sekitar 40 km
sisi geografis 9700258,92 9702504,86 BT dan 0102438,22
dari kota Sibolga ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah.
0103338,18 LS memiliki luas kawasan sekitar 29.000 Ha.
Setelah itu menyeberang menuju pelabuhan Gunungsitoli
Kabupaten Nias (Utara) dengan karakteristik kepulauan yang
menggunakan kapal Feri.
dikelilingi oleh laut, berbatasan dengan Samudera Hindia
di sebelah Barat, sebelah Utara dengan Pulau-pulau Banyak 4. Sebelum Tahun 2007 tersedia juga jalur Kapal Laut
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan langsung menuju Pelabuhan Gunungsitoli dari Pelabuhan
Pulau-pulau Mursala Kabupaten Tapanuli Tengah, dan sebelah Tanjung Priok, Jakarta setiap 2 minggu sekali.
Selatan dengan Kabupaten Nias (Utara) Selatan.
5. Untuk mencapai wilayah Kawasan Konservasi Perairan
dapat diakses dengan menggunakan mobil dengan waktu
tempuh antara 1-3 jam.
Keanekaragaman Hayati :
Kawasan ini memiliki potensi sumberdaya mangrove dengan
luas mencapai 3.700 Hektar. Hasil studi kajian penetapan Potensi Pariwisata
site COREMAP II, menyatakan bahwa luas terumbu karang
Kabupaten Nias (Utara) memiliki banyak lokasi yang potensial
di Kabupaten Nias (Utara) adalah 2.204 Ha yang tersebar
untuk dikembangkan sebagai obyek wisata, salah satunya
di empat kecamatan yaitu Kecamatan Lahewa 1.250 Ha,
adalah Pulau Asu yang merupakan pulau terpencil yang
Kecamatan Tuhemberua 156 Ha, Kecamatan Afulu 617 Ha dan
termasuk ke dalam Kepulauan
Kecamatan Sirombu 217 Ha.
Hinako dan merupakan salah satu pulau terluar Indonesia.
Luas pulau ini lebih kurang 18 km ini dengan penghuni tetap
Aksesibilitas sekitar 20 keluarga. Keistimewaan pulau ini adalah ombak
yang mencapai 3-4 meter sehingga bagus untuk berselancar.
Kawasan ini dapat diakses dengan kombinasi jalur darat, laut
dan udara melalui :

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
132 133
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Nias Selatan

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
134 135
Nama Kawasan : Aksesibilitas
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Nias Selatan. Kabupaten Nias Selatan dapat diakses melalui jalur dari
Jakarta menggunakan pesawat udara menuju Medan dan
dilanjukan dengan pesawat berjenis Foker 50 menuju Bandar
Dasar Hukum: udara Binaka di Gunungsitoli (Ibukota Kabupaten Nias) dan
Dasar Hukum penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah dilanjutkan dengan jalur darat menggunakan travel dengan
Kabupaten Nias Selatan adalah SK Bupati Nias Selatan Nomor waktu tempuh 2,5 Jam.
: 523/371/K/2008 yang ditetapkan pada tanggal 5 Desember
2008.
Potensi Pariwisata
Kabupaten Nias Selatan terkenal dengan wisata pantai, wisata
Luas Kawasan : bahari, dan wisata budaya. Tempat wisata pantai yang terkenal
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 56.000 Ha. adalah Pantai Lagundri dan Sorake. Daerah Pulau-pulau
Batu merupakan daerah wisata bahari yang terkenal dengan
keindahan lautnya yang mengundang wisatawan untuk
Letak Geografis dan Administratif : berjemur (sun bathing) dan menyelam (diving). Sedangkan
Bawomataluo merupakan tempat wisata budaya yang
Kawasan Konservasi Kabupaten Nias Selatan terletak di
terkenal dengan pesona rumah adatnya dan aksi lompat batu.
Kecamatan Pulau-Pulau Batu terletak antara: 0 - 15 Lintang
Utara dan 90 58 - 97 48 Bujur Timur. Luas Wilayah 121,05
km2, jarak dari ibu kota Kabupaten sejauh. Jarak Ibukota
Kecamatan ke Ibukota Kabupaten yaitu 48 mil atau kira-
kira 77,25 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut,
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Dalam,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Hibala,
sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Keanekaragaman Hayati :
Salah satu ekosistem yang banyak ditemukan di kawasan ini
adalah ekosistem mangrove yang terdapat pada beberapa
pulau di sekitar Pulau Tello, Pono, Tanah Masa dan Kecamatan
Hibala dengan luas mencapai 842, 27 Ha, didominasi oleh
Rhizopora sp.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
136 137
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Tapanuli Tengah

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
138 139
Nama Kawasan : Keanekaragaman Hayati :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Tapanuli Tengah. Tutupan Mangrove di Tapanuli Tengah mencapai 1.800 ha,
dari keseluruhan luasan tersebut yang masih dalam kondisi
baik sekitar 1.579 ha sedangkan sisanya sekitar 230 ha telah
Dasar Hukum: mengalami kerusakan. Vegetasi mangrove didominasi oleh
Rhizopora mucronata. Terumbu karang yang terdapat di
Dasar hukum penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah
Tapanuli Tengah antara lain fringing reef, patch reef dan shoal
(KKLD) Kabupaten Tapanuli Tengah adalah SK Bupati Tapanuli
yang luasannya mencapai sekitar 25,3572 km2. Sementara itu,
Tengah No. 1421/DKP/Tahun 2007 yang dikeluarkan pada
tutupan karang hidup antara 0,00%-79,70%, dengan rata-rata
tanggal 7 November 2007. KKLD tersebut diprioritaskan untuk
persentase tutupan karang hidup 26,98%. Sementara itu,
mendukung kegiatan pemanfaatan perikanan berkelanjutan
Neopomacentrus cynamos merupakan jenis ikan karang yang
dan kegiatan pariwisata bahari.
memiliki kelimpahan yang tertinggi dibandingkan dengan
ikan karang jenis lainnya, yaitu sebesar 4.571 ind/ha.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 81.243 Ha. Aksesibilitas
Dari Jakarta, kita harus menuju Medan terlebih dahulu untuk
Letak Geografis dan Administratif : mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan
pesawat berjenis Foker 50 menuju bandar udara Pinangsori
Kawasan Konservasi ini terletak pada koordinat sebagai di Kabupaten Tapanuli Tengah dengan waktu tempuh kurang
berikut : dari 1 jam.
a. Koordinat batas terluar di Timur : Sejak tahun 2014 dari jakarta sudah terdapat penerbangan
o o
1. 1 42N 98 47E langsung menuju bandar udara Pinangsori di Kabupaten
2. 1o38N 98o50E Tapanuli Tengah, sehingga mempermudah untuk menuju ke
3. 1o31N 9844E lokasi Kawasan Konservasi.

b. Koordinat Batas terJuar di Barat Potensi Pariwisata


1.. 1o37N 9825E Potensi Pariwisata di wilayah Kawasan Konservasi sini salah
2. 1o43N 98o25E satunya adalah Pulau Mursala yang terletak pada 1,7 LU
dan 98,5 BT dan termasuk wilayah Kecamatan Tapian Nauli
c. Koordinat batas terluar di Utara :
Kabupaten Tapanuli Tengah. Luas Pulau Mursala 8.000 Ha,
1. 1o43N 98o25E merupakan daerah perbukitan yang indah. Terdapat beberapa
2. 1o43N 98o43E aliran sungai berbatu dengan aliran cukup deras yang
3. 1ot42N 98o47E mengalir membelah Pulau Mursala. Perairan Pulau Mursala
dijadikan konservasi terumbu karang sedangkan Pulau
d. Koordinat batas terluar di Selatan :
Mursala berpeluang untuk dijadikan tempat wisata berburu
1. 1o31N 9844E dan resort. Jarak tempuh ke Pulau Mursala dari Kota Pandan
2. 1o31N 9829E maupun Kota Sibolga dengan Speed Boat sekitar 60 menit.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
140 141
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Serdang Bedagai

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
142 143
Sekilas tentang Kawasan Luas Kawasan :
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada 41.7 Ha
posisi 2 57 3 16 Lintang Selatan, 98 33 9927 Bujur
Timur dengan luas daerah 1.900,22 Km2 dengan batas
wilayah disebelah Utara dengan Selat Malaka dan diapit Lokasi
3 (tiga) daerah Kabupaten di Sumatera Utara. Kabupaten zPulau Berhala Induk luas 40,351 Ha
Serdang Bedagai memiliki Pulau Berhala sebagai based
zPulau Sokong Nenek di sebelah timur (menyatu dengan
point antara RI-Malaysia, akan tetapi pengelolaannya belum
pulau Berhala saat air surut ) Luas 0,645 Ha
optimal. Berdasarkan ketinggian permukaan wilayah
Kabupaten Serdang Bedagai berada pada ketinggian zPulau Sokong Siembah yang berada disebelah barat pulau
0 500 m dari permukaan laut di Pantai Timur, Sumatera Pulau Sokong Siembah sekitar 0,765 Ha.
Utara. Panjang Garis Pantai 51 km. Kabupaten Serdang
Bedagai terdiri dari 17 kecamatan yang diantaranya memiliki
wilayah pesisir di 5 kecamatan dengan jumlah 23 desa Status Pengelolaan
yaitu Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Perbaungan, Beberapa upaya pokok pengelolaan yang telah dilakukan :
Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Tanjung Beringin,
Pembangunan Pos Jaga Keamanan Laut (KAMLA) dan
Kecamatan Bandar Khalifah. Kawasan Konservasi Perairan
petugas marinir yang ditugaskan di Pulau Berhala.
(KKP) adalah wilayah perairan laut termasuk pesisir dan
pulau-pulau kecil yang mencakup tumbuhan dan hewan Penempatan petugas dari TNI AL (marinir dan KAMLA)
didalamnya, serta/atau termasuk bukti peninggalan sejarah secara bergantian.
dan sosial-budaya dibawahnya, yang dilindungi secara hukum
Usaha penangkaran penyu yang dilakukan Dinas
atau cara lain yang efektif, baik dengan melindungi seluruh
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai TA.
atau sebagian wilayah tersebut, dengan pengaturan zona
2009-2012.
perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan
termasuk ekosistemnya. Kegiatan Transplantasi terumbu karang TA. 2009-2011.

Pembangunan Pondok Wisata 3 kamar TA. 2009.

Dasar Hukum : Penyusunan rencana tata ruang wilayah pesisir termasuk


P. Berhala.
z Pengelolaan KKPD Kabupaten Serdang Bedagai didukung
melalui SK Bupati Serdang Bedagai No. 97/523/2008 Pemasangan torent air tawar dan rumah ikan di P.
Berhala.
zPerda No. 12 tahun 2006 tentang pengelolaan P. Berhala
sebagai kawasan Eco-Marine Tourism. Pengadaan Listrik Tenaga Surya di Pondok Wisata TA.
2010.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
144 145
Rencana ke depan : zPengembangan P. Berhala sebagai daerah persinggahan
dengan tetap mengedepankan aspek kelestarian
zPengembangan kawasan Pantai Cermin dan Tanjung
sumberdaya alam.
Beringin sebagai kawasan entry point menuju P. Berhala.
zRencana pengembangan Sarana dan prasarana (mooring
zPengembangan jaringan tranportasi darat dan laut
bouy, striger dan bangunan untuk wisata).
menuju P. Berhala.

Peta Kawasan

Sarana dan Prasarana zPantai Sialang Buah,

zPos Jaga Keamanan Laut (KAMLA) dan petugas marinir zPantai Citra Wangi, 47 km dari Medan (jalur P.Cermin
yang ditugaskan di Pulau Berhala. menelusuri pantai)

zPembangunan Pondok Wisata 3 kamar TA. 2009. zPantai Sri Mersing, 48 km dari Medan (jalur P.Cermin
menelusuri pantai)
zPemasangan torent air tawar dan rumah ikan di P. Berhala.
zPantai Matik-matik, 53 km dari Medan (jalur P.Cermin
zListrik Tenaga Surya di Pondok Wisata TA. 2010.
menelusuri pantai)
zPantai Nipah Indah, 55 km dari Medan (jalur P.Cermin
Potensi Pariwisata : menelusuri pantai)

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki sejumlah objek wisata zPantai Sentang, 61 km dari ibukota Propinsi dan 48 km
menarik untuk dikunjungi antara lain: dari ibukota Kabupaten. Desa Sentang, Kecamatan Teluk
Mengkudu.
zPantai Mutiara 88,
z Pantai Merdeka Indah, 65 km dari ibukota Propinsi dan 48
zPantai Gudang Garam,
km dari ibukota Kabupaten. Desa Bagan Kuala, Kecamatan
zPantai Pondok Permai, Tanjung Beringin.
zPantai Cermin Theme Park, z Pantai Budi, 65 km dari ibukota Propinsi dan 48 km dari
ibukota Kabupaten. Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk
zPantai Kuala Putri,
Mengkudu.
zPantai Klang,

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
146 147
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Padang Pariaman

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
148 149
Sekilas tentang Kawasan Keanekaragaman Hayati :
Kabupaten Padang Pariaman merupakan satu diantara 7 Di wilayah ini terdapat 98 jenis (spesies) ikan karang yang
(tujuh) kabupaten/kota yang berada di wilayah pesisir dan terbagi ke dalam 22 family ikan karang. Jenis Neopomacentrus
memiliki ekosistem perairan laut dan perairan payau yang azryson merupakan jenis ikan karang yang memiliki
luas dan didalamnya terkandung potensi keanekaragaman kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang
hayati, baik secara ekologis maupun ekonomis. Untuk itu, lainnya, lalu diikuti oleh caesio xanthoptera dan ctenochaetus
Pemerintah Daerah Padang Pariaman berkomitmen membuat sriatus. Pantai Gasang juga merupakan tempat habitat penyu
suatu model pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut melalui bertelur dan berkembang biak.Jenis Penyu yang banyak
konsep Model Konservasi Berbasis Nagari, dengan salah ditemukan adalah jenis Penyu Hijau dan Penyu Sisik. Pada
satu langkahnya yaitu mencadangkan sebagian wilayahnya bulan Agustus sampai Desember merupakan waktu dimana
sebagai kawasan konservasi. jumlah penyu yang bertelur lebih banyak dari bulan lainnya.

Nama Kawasan : Aksesibilitas :


Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Padang Pariaman Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat. merupakan bagian dari daratan utama sehingga untuk
menjangkau kawasan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan moda transportasi darat. Dari Kota Padang
Dasar Legal : ke kawasan konservasi dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam
dengan kendaraan darat.
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Padang Pariaman
dan laut sekitarnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati
Padang Pariaman Nomor 02 Kep/BPP-2010 pada tanggal 2
Potensi Pariwisata :
Januari 2010. KKLD ini dimanfaatkan sebagai Suaka Alam
Perairan. Kawasan perairan Kecamatan Batang Gasan memiliki potensi
terumbu karang yang cukup luas dengan persentase tutupan
rata - rata yang baik shingga sangat bagus untuk dijadikan
Luas Kawasan : lokasi penyelaman (site diving). Selain itu, di wilayah pantai
kawasan ini terdapat estuaria dan laguna yang cukup luas
684 Hektar dan ditumbuhi mangrove dengan kerapatan yang tinggi.
Demikian juga pada pantai berpasir di tumbuhi cemara laut
sehingga menambah nilai estetika wilayah tersebut sehingga
Lokasi Kawasan : sangat tepat untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata
khususnya untuk kegiatan wisata pantai.
Kawasan ini berada dalam wilayah Kecamatan Batang Gasan.
Wilayah Kecamatan Batang Gasan terletak memanjang sejajar
dengan garis pantai dengan Koordinat 033 00 LS dan 100
07 00BT, dengan luas daerah 40.31 Km. Kecamatan ini terdiri Status Pengelolaan :
dari 2 kenagarian dan 11 korong (jorong) dengan Ibu Kota Rencana pengelolaan dan zonasi kawasan ini masih dalam
kecamatan berada di Gasan Gadang. Secara administrasi, proses penyusunan demikian pula untuk kelembagaan
kecamatan Batang Gasan berbatasaan dengan Kabupaten masih dalam proses yang sama. Meski begitu, upaya
Agam sebelah utara, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, pengelolaan telah dilakukan antara lain pembangunan sarana
Kecamatan Sungai Limau sebelah selatan, Samudera Hindia penangkaran penyu melalui Dana Alokasi Khusus pada tahun
sebelah Barat. 2011

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
150 151
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Pasaman Barat

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
152 153
Luas Kawasan: 1. Mendirikan Pos Jaga KP3K

6.795,8 Ha 2. Sosialisasi ke Masyarakat

3. Pembuatan Papan Informasi

Lokasi Kawasan : 4. Pembentukan Kelompok masyarakat Pengawas


(POKMASWAS)
z Pulau Talua
5. Pembangunan pondok wisata 5 unit
z Pulau Panjan
z Pulau Tamiang 6. Penyusunan zonasi pulau-pulau kecil
z Pulau Pigago 7. Pengadaan Kapal Pengawas
z Pulau Harimau
z Pulau Pangkal

Potensi Pariwisata :
1. Larangan Lubuak Landua
2. Goa Jepang

1126,016 Km (ZEE kabupaten) dan pada batas administrasi 3. Pemandian Air Panas
Sekilas tentang Kawasan
laut provinsi seluas 12 Mil dari darat yaitu seluas 3378,048 Km 4. Air Terjun Simpang Panco
Kabupaten Pasaman Barat merupakan kabupaten termuda 5. Pantai Sasak
(ZEE provinsi yang juga dimanfaatkan Kabupaten untuk untuk
di Provinsi Sumatera Barat bersama-sama dengan Kabupaten
usaha ekonomi).
Solok Selatan, dan Dharmasraya. Kabupaten Pasaman Barat
Status Pengelolaan
dimekarkan dari Kabupaten Pasaman berdasarkan Undang-
undang No. 38 tanggal 18 Desember Tahun 2003. Legalitas Nama Kawasan : Kendati termasuk kawasan yang baru didirikan, pengelola
formal (peresmian) berdirinya Kabupaten Pasaman Barat kawasan, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan
dilakukan pada tanggal 7 Januari 2004 di Jakarta oleh Menteri Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Pasaman setempat telah melakukan sejumlah upaya pengelolaan
Dalam Negeri bersama 24 Kabupaten lainnya di Indonesia, Barat seperti :
sehingga tanggal 7 Januari tersebut ditetapkan sebagai hari
ulang tahun berdirinya Kabupaten Pasaman Barat. Secara
Dasar Hukum
geografis sebelah barat Kabupaten Pasaman barat berbatasan
dengan Lautan Samudra Indonesia. Luas laut sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Pasaman Barat NO. 188.45/456/BUP-
batas administrasi laut seluas 4 Mil dari darat yaitu seluas PASBAR/2012 tanggal 31 mei 2012

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
154 155
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Agam
Nama Kawasan : Aksesibilitas :
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Agam Dari Jakarta, kita harus menuju Padang terlebih dahulu
untuk mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan
dengan transprtasi darat sekitar 100 km menuju Lubuk
Dasar Hukum: Basung ibukota Kabupaten Agam. Untuk mencapai Kawasan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Agam Konservasi harus menyeberang dengan kapal sekitar 30 menit
dicadangkan dengan SK Bupati Agam Nomor 520 tahun 2012 dari Tanjung Muara. Tanjung Muara berjarak kurang lebih 20
yang dikeluarkan pada tanggal 31 Oktober 2012. km dari Kota Lubuk Basung.

Luas Kawasan : Potensi Perikanan:


Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 10.79 Ha.
Untuk perikanan laut, terdapat di Kecamatan Tanjung Mutiara,
dimana hasil tangkapan ikan laut dominan adalah jenis ikan
Letak Geografis dan Administratif : tembang, ikan teri, tongkol, ikan layang, ikan kembung,
ikan layur, cakalang, mayang dan udang. Sementara untuk
Kabupaten Agam memiliki panjang pantai 43 Km dengan
kegiatan budidaya ikan, terdapat di danau maninjau dengan
luas laut mencapai 313,04 Km. Sementara untuk luas perairan
jumlah keramba jaring apung (KJA) sebanyak 8.930 petak
umum (air tawar) yang ada di Kabupaten Agam, luasnya
dengan jumlah pengelola 330 orang. Usaha budidaya lainnya
mencapai 10.518 Ha
adalah pada kolam air deras, kolam air tenang, keramba irigasi
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Agam berada dan sawah. Untuk penangkapan ikan di perairan umum,
di Kecamatan Tanjung Muara tepatnya berada di perairan dilakukan di Danau Maninjau dan sungai-sungai yang tersebar
sekitar pulau Tangah dan Pulau Ujuang. Kawasan Konservasi
di Kabupaten Agam seperti di Batang Masang Kiri, Masang
yang berada di pulau Tangah seluas 5,5 Ha dan yang berada
Kanan, Batang Antokan dan Batang Tiku.
di perairan Pulau Ujuang seluas 4,5 Ha. Kawasan Pulau Tangan
terletak pada posisi geografis 002710 LS -9905400 BT dan Untuk produksi perikanan di Kabupaten Agam terbagi
Pulau Ujuang terletak pada posisi geografis 002600 LS - menjadi 3 jenis produksi yaitu jenis ikan laut, budidaya
9905600BT. dan perairan umum. Dari ketiga jenis tersebut, untuk jenis
budidaya merupakan jenis yang paling banyak terdapat
di Kabupaten Agam dengan jumlah tangkapan 55.670,36
Keanekaragaman Hayati :
ton sedangkan untuk jenis perairan umum memiliki nilai
tangkapan yang paling rendah yaitu hanya 755,98 ton.
Potensi Pariwisata : Sektor pengolahan dan pemasaran ikan yang ada di
Kawasan Pesisir Tiku merupakan sentra perikanan laut dan da- Kabupaten Agam, umumnya masih dalam tahap pengolahan
rat merupakan salah satu outlet komoditi unggulan perikanan dan pemasaran sederhana. Dari data yang ada, jumlah
Kabupaten Agam.Produk wisata alam dan budaya bahari unit pengolahan ikan terdapat 278 unit, sementara jumlah
(rekreasi pantai, pulau, diving/ snorkling, budaya, nelayan dan produksi ikan olahan pada tahun 2009 mencapai 679,27 ton,
lain-lain) memanfaatkan potensi perikanan, sumber daya alam dengan jumlah tenaga pemasar sebanyak 672 orang.
bahari, dan budaya bahari; pendukung: wisata kuliner..

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
156 157
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Solok
Nama Kawasan : Keanekar Solokan Hayati :
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Solok

Potensi Pariwisata :
Dasar Hukum: Kabupaten Solok memiliki pesona alam yang tidak dimiliki
daerah lain seperti pesona Danau Diatas dan Danau Dibawah,
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Solok
Danau Singkarak, Danau Talang serta Danau Tuo. Kemudian
dicadangkan dengan SK Bupati Solok No. 520-572-2013.
juga terdapat Gunung Talang yang masih aktif dan hamparan
hijau kebun teh di kawasan Kecamatan Gunung Talang serta
Luas Kawasan : banyak lainnya. Keunggulan komparatif di bidang pariwisata
ini harus mampu dikelola dengan sebaik-baiknya untuk
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 2 Ha.
mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan ke Kabupaten
Solok.

Letak Geografis dan Administratif :


Secara geografis letak Kabupaten Solok berada antara Aksesibilitas :
00 32 14 dan 01 4645Lintang Selatandan 100 25 00
Dari Jakarta, kita harus menuju Padang terlebih dahulu
dan 101 41 41Bujur Timur.Topografiwilayahnya sangat
untuk mencapai lokasi. Semenjak pusat pemerintahan
bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit-bukit,
dialihkan keArosukasebagai ibukota Kabupaten Solok, jarak
dengan ketinggian antara 329 meter 1 458 meter di atas
tempuh keKota Padangselaku ibukota Provinsi menjadi
permuakaan laut. Pada akhir tahun 2003, Kabupaten Solok
semakin pendek yaitu 40 km. Sedangkan jarak keKota
kembali dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten
Medan825 km dan keBanda Aceh1.433 km. Disisi lain terjadi
Solok danKabupaten Solok Selatan. Pemekaran ini di lakukan
sedikit penambahan jarak kalau bepergian dari ibu kota
berdasarkan Undang-undang Nomor 38 tahun 2003 dan
kabupaten ke ibu kota provinsi lain sepertiPekanbaru(231
menjadikan luas wilayah Kabupaten Solok berkurang menjadi
km),Jambi(495 km),Palembangvia Muara Enim (993
4.594,23 Km. Pemekaran inipun berdampak terhadap
km),Bengkuluvia Muaro Bungo (736 km) danBandar
pengurangan jumlah wilayah administrasi Kabupaten Solok
Lampung(1 170 km)
menjadi 14 Kecamatan, 74 Nagari dan 403 Jorong

Potensi Perikanan:
Danau singkarak yang berada di Kabupaten Solok masih
menyimpan banyak potensi untuk dikembangkan, salah
satunya yaitu potensi ikan perairan danau..

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
158 159
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kota Padang
Sekilas tentang Kawasan Letak Geografis dan Administratif :

Kawasan ini diinisiasi oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Hasil identifikasi dan penilaian potensi di kawasan ini tidaqk
setempat pada tahun 2011 dengan fokus pembentukan menunjukan adanya Biota Endemik tertentu. Meski demikian,
Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Bindalang, ditemukan beberapa biota khas yang cukup unik.
Pasumpahan dan Laut disekitarnya. Biota ini terdapat di beberapa daerah dalam satu wilayah
biogeografi yang sama dan Bisa digolongkan biota langka dan
Nama Kawasan : dilindungi misalnya ikan napoleon, akar bahar, kima, penyu.
Kuda laut. Biota tersebut didapat di kawasan ini walaupun
Taman Pulau Kecil Kota Padang jumlahnya tidak banyak.

Dasar Hukum :

Pencadangan melalui Keputusan Walikota Padang Nomor 224


Tahun 2011 Tentang Pencadangan Kawasan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Sebagai Taman Pulau Kecil Kota Padang

Luas Kawasan :

Kawasan Konservasi ini memiliki luas 1.815,10 Ha

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
160 161
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kota Pariaman
Sekilas tentang Kawasan Kawasan Wisata Bahari.

Kota Pariamanadalah sebuah kotayang terletak di provinsi Keputusan Walikota Pariaman No. 334/523/2010 tentang
Sumatera Barat, kota ini merupakan hamparan dataran Penetapan Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
rendah yang landai terletak di pantai barat Sumatera. Kota Pariaman yang merupakan perubahan atas Keputusan
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah pesisir dan memiliki Walikota No. 337 dan 338/KEP/WAKO/2006
ekosistem perairan laut dan perairan payau yang luas dan
didalamnya terkandung potensi keanekaragaman hayati,
baik secara ekologis maupun ekonomis. pemanfaatan Luas Kawasan
sumberdaya pesisir dan laut, perlu dilakukan upaya
11.525,89 Ha
pelestarian sumberdaya dan habitat yang terdapat di wilayah
pesisir dan laut tersebut, yakni melalui melalui pembentukan
konservasi perairan. Untuk penetapan kawasan konservasi
harus berpedoman kepada Peraturan Menteri Kelautan dan
Potensi Wisata
Perikanan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 tentang 1. Pantai Kata, Pantai Cermin, Pantai Gandoriah
Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan 2. Pulau Angso
3. Makam Panjang
Penetapan kawasan konservasi perairan merupakan salah satu
4. Pusat Penangkaran Penyu
upaya konservasi ekosistem yang dapat dilakukan terhadap
semua tipe ekosistem yaitu terhadap satu atau beberapa
tipe ekosistem penting untuk dikonservasi berdasarkan
kriteria ekologi, social budaya dan ekonomi. Keberhasilan Status Pengelolaan
pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan tidak hanya dilihat Upaya pengelolaan yang telah dilakukan :
dari kemampuan melindungi sumberdaya alam hayati yang
ada di dalamnya. Lebih dari itu, Kawasan Konservasi Perairan z Kajian Potensi dan Arah Pengembangan Pulau Kasiak dan
itu harus mampu memberikan manfaat bagi masayrakat di Pulau Angso Kota Pariaman
sekitarnya. zRencana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Kelautan
Kota Pariaman
zRencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil Kota Pariaman.
Nama Kawasan :
zPenyusunan Rencana Zonasi rinci Kawasan Minapolitan
Kawasan Konservasi Pulau Kasiak, Pulau Ujung, Pulau Tangah, Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Pariaman.
Pulau Angso
Rencana Tindak Lanjut :
zPenyusunan Manajemen Plan
Dasar Hukum : zPembentukan UPTD yang menangani konservasi
zPengembangan Pusat Penangkaran Penyu dengan
Keputusan Walikota Pariaman No. 337/KEP/WAKO-2006
membangun Kolam bermain penyu dewasa, instalasi
tentang Penetapan Pulau Kasiak sebagai Daerah Konservasi
air laut, Pintu gerbang, Pembangunan Sea World Mini
Penyu dan Kawasan Wisata Bahari
(Aquaria).
Keputusan Walikota Pariaman No. 338/KEP/WAKO-2006 zPenyusunan Perda tentang Perlindungan Biota langka.
tentang Penetapan Pulau Ujung, Pulau Tangah dan Pulau zPenyusunan rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Laut, Pesisir
Angso sebagai Daerah Konservasi Terumbu karang dan dan Pulau-pulau kecil.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
162 163
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Pesisir Selatan

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
164 165
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Pesisir Selatan


Sekilas tentang Kawasan : juga telah menjadikan pulau karabak ketek sebagai pusat
penangkaran penyu dengan biaya operasional melalui dana
Kawasan ini dibentuk dalam rangka melestarikan populasi
APBD II, Melakukan sosialiasi informal dengan masyarakat
penyu dimana Kab. Pesisir Selatan merupakan salah satu
dan pemangku kepentingan mengenai kawasan konservasi
tempat habitat penyu terbesar di sumatera barat. Selain itu
perairan daerah (KKPD) kab. Pesisir selatan dan manfaatnya
sekaligus juga untuk melestarikan habitat terumbu karang
dalam melestarikan SDA, Memasukkan KKPD kab. Pessel
dimana dari luas 1.287 Ha, 75% di antaranya sudah mengalami
dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
kerusakan akibat illegal fishing. Habitat hutan mangrove juga
Menjalin komunikasi dan sosialisasi dgn pemilik pulau di
telah mengalami degradasi tutupan akibat pembukaan lahan
wilayah KKPD ttg pentingnya menjaga kelestarian habitat dan
penyu.

Nama Kawasan : Sejumlah langkah ke depan juga tengah diproyeksikan


pemerintah daerah setempat dalam rangka
Kawasan Konservasi Pesisir Pulau Penyu pengembangan kawasan ini, yaitu :
zPada tahun 2013 ditargetkan dapat dilaksanakan
Dasar Hukum pembuatan dokumen rencana pengelolaan KKPD melalui
dana APBD 1
SK Bupati No 53 Tahun 2003 Tanggal 19 Mei 2003
zPengusulan Pembentukan UPTD KKPD kepada pemerintah
daerah sehingga diharapkan pengelolaan KKPD bisa lebih
optimal
Luas Kawasan :
zMeningkatkan hubungan jejaring KKPD dengan
Kabupaten lain melalui forum jejaring KKPD sumbar.
174.894 Ha
zPengusulan KKPD Kab. Pessel untuk di SK kan dengan SK
menteri KP

Letak Kawasan :
Pulau Penyu Aksesabilitas :
Kabupaten Pesisir Selatan yang beribukota Kota Painan dapat
ditempuh dengan kendaraan darat dari Kota Padang sekitar
Keanekaragaman Hayati : 1,5 jam. Kawasan Konservasi Pulau Penyu dan sekitarnya
Penyu hanya dapat dicapai melalui jalur laut dengan menggunakan
perahu bermesin tempel, dengan waktu tempuh 1,5 jam
dari Kota Painan.
Status Pengelolaan :
Sejumlah upaya telah dilakukan dalam rangka pengelolaan
kawasan ini seperti pembangunan Pondok Informasi KKP
Daratan, Pembangunan Fasilitas Penangkaran Penyu,
Pembangunan Pos Jaga, Pembuatan / Pemasangan Papan
Informasi, Pengadaan Kompresor dsb. Pemerintah daerah

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
166 167
Rencana Pengembangan Kawasan Konservasi zPembuatan Selter Tahun 2009 ( APBD) larangan (telah di SK-kan sebanyak 22 lubuk larangan)
Perairan Daerah di Kab. Pesisir Selatan (KKPD) dan sungai Batang Pelangai telah di SK kan sebagai
zPembuatan Dermaga Kayu zPengadaan Organic Farming (Pembuatan Sauh Tanam
kawasan konservasi perairan air tawar dalam mendukung
Kapal)
zPembuatan Papan Informasi konservasi jenis (ikan mungkus).
zPengadaan Pompa Air
zPengadaan Kapal Operasional KKLD
zBelanja Gordyn Pintu
zPengadaan Kendaraan Roda 2 VII. Rencana Tindak Lanjut
zPengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi
zPengadaan Peralatan Selam zPada tahun 2013 ditargetkan dapat dilaksanakan
zPengadaan Instalasi Listrik pembuatan dokumen rencana pengelolaan KKPD melalui
zMouring Boy
dana APBD 1
zPengadaan Jaringan PDAM
zPembuatan Menara
z Pengusulan Pembentukan UPTD KKPD kepada pemerintah
zPembuatan WC daerah sehingga diharapkan pengelolaan KKPD bisa lebih
Tahun 2010 2012 (APBD) optimal
zPemeliharaan Tukik z Meningkatkan hubungan jejaring KKPD dengan Kabupaten
Melalui Dana Pendamping
zPembelian Pakan Tukik lain melalui forum jejaring KKPD sumbar.
Honor Staf Sekretariat
zBiaya Operasional Pulau zPengusulan KKPD Kab. Pessel untuk di SK kan dengan SK
Bahan bakar Kapal ke lokasi Kawasan Konservasi Laut Daerah menteri KP
(KKLD) zHonor Petugas Penjaga / Pengelola Pulau
Tahun 2007 (APBN) zRehab. Bak penangkaran Penyu
zPengadaan Papan Informasi zPembangunan bak penangkaran penyu dan Pondok
Informasi di Pulau Semangki yang akan dijadikan objek VIII. Potensi Pariwisata
zPengadaan Alat Selam
wisata pelepasan tukik dan tempat penangkaran penyu
zPengadaan Genset
zPantai Batu Kalang dan Pantai Teluk Sikulo
zPengadaan Bak Air
zPantai Muara Bayang
zPembuatan Jalur di lokasi KKLD
VI. Upaya Pengelolaan zKawasan Wisata Pantai Carocok, Langkisau dan Pulau
Melalui Dana Pendamping Cingkua
zPembuatan Rumah Genset zPantai Sago
zMenjadikan pulau karabak ketek sebagai pusat
zPemeliharaan Tukik penangkaran penyu dengan biaya operasional melalui
dana APBD II
zPengadaan Pakan Penyu
zMelakukan sosialiasi informal dengan masyarakat dan
V. Sarana dan Prasarana zHonor Penjaga Pulau
pemangku kepentingan mengenai kawasan konservasi
zPengadaan Tempat Pengeraman Telur Penyu perairan daerah (KKPD) kab. Pesisir selatan dan
manfaatnya dalam melestarikan SDA.
Pembebasan Pulau Kerabak Ketek (5 Ha) sebagai Pusat Tahun 2008 (APBN)
Konservasi Penyu di Kab. Pesisir Selatan zMemasukkan KKPD kab. Pessel dalam Rencana Zonasi
zPembangunan Pondok Informasi KKP Daratan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
zPembangunan Fasilitas Penangkaran Penyu
zMenjalin komunikasi dan sosialisasi dgn pemilik pulau di
Tahun 2006 (APBN) zPembangunan Pos Jaga wilayah KKPD ttg pentingnya menjaga kelestarian habitat
zPembuatan / Pemasangan Papan Informasi dan penyu.

zPembuatan 2 unit pondok wisata zPengadaan Kompresor zSosialisasi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)

zPembuatan Pondok Informasi zPengadaan Moubiler zPengembangan potensi perairan umum (sungai)
untuk konservasi dilakukan dengan metoda lubuk
zPembuatan Pondok Jaga

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
168 169
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Kepulauan Mentawai

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
170 171
Status Pengelolaan :
Kawasan Konservasi ini telah dikelola secara mandiri melalui
sebuah UPTD yang khusus dibentuk Bupati Kepulauan
Mentawai untuk mengelola kawasan ini. Rencana pengelolaan
saat ini tengah dilakukan penyesuaian dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2010
tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Perairan.Sementara penyusunan dokumen rencana
pengelolaan sedang disusun, upaya-upaya pokok pengelolaan
seperti sosialisasi, monitoring sumberdaya dan pelibatan
masyarakat terus dilakukan. Kawasan ini juga telah diusulkan
untuk ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanandan
saat ini tengah dalam proses evaluasi mendalam oleh tim
Potensi Pariwisata : DItjen KP3K KKP.

Sebagai daerah kepulauan, wisata bahari merupakan andalan


pariwisata daerah ini. Panorama kehidupan bawah laut dapat
dinikmati melalui wisata selam ataupun snorkeling. Selain itu,
di Pulau Sipora terdapat 4 titik dengan gelombang bertaraf
dunia : Telescope,Scarcrow, Lances Left dan Hollow Trees.
Nama Kawasan : Keanekaragaman Hayati : Titik surfing juga dapat dijumpai di Pulau Siberut antara lain
E-Bay, Bankvaults, Nipussi, Kandui Left, Rifles, Four Bobs dan
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai Mangrove 15 jenis, Terumbu Karang 157 jenis 33 suku,jenis
Burgerworld. Semua titik selancar ini terdapat di sekitar Pulau
(Taman Wisata Perairan Selat Bunga Laut dan Sekitarnya). ikan Balong padang, napoleon.
Nyang Nyang dan Pulau Karangmajat dekat mulut Teluk
Katurai. Begitu juga dengan Pulau Pagai Utara dan Pagai
Selatan terdapat sejumlah titik dengan ombak yang tak kalah
Dasar Hukum: Aksesibilitas :
menantang : Macaronis, Rags Left, Thunders dan The Hole.
Dasar hukum Pencadangan Taman Wisata Perairan Selat Untuk menuju ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, kita Daftar tersebut merupakan tempat selancar yang dikenal luas
Bunga Laut dan Sekitarnya adalah SK Bupati Kabupaten harus melalui Kota Padang. Selanjutnya perjalanan laut dari di lingkar pengarung ombak
Kepulauan Mentawai Nomor 188.45-142 Tahun 2012. Padang, bisa menggunakan Kapal Laut Ambu Ambu milik
PT ASDP Padang-Sumatera Barat yang secara rutin berlabuh
ke Pelabuhan Tua Pejat pada hari Senin, Rabu dan Sabtu.
Luas Kawasan : Sementara itu, perjalanan menggunakan pesawat udara, dari
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 172.191 Ha. Bandara Internasional Minangkabau-Padang setiap Selasa,
Kamis, dan Sabtu. Pesawat dari perusahaan penerbangan
Sabang Merauke Air Charter rutin mengunjungi Bandara
Letak Geografis dan Administratif : Rokot di Tua Pejat.

Kawasan Konservasi ini tersebar pada beberapa wilayah


administrative antara lain Desa Katurai, Sipora, Siburu dan
Seiberut.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
172 173
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kota Batam

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
174 175
Potensi Pariwisata : zTahun 2007 2011; pengembangan kegiatan mpa
pokmas (budidaya ikan, rumput laut, pengolahan kerupuk
Salah satu wisata unggulan di daerah Batam adalah wisata
ikan, kerajinan tangan)
pantai. Obyek wisata di kawasan konservasi perairan terdiri
dari spot-spot penyelaman yang dapat dieksplorasi untuk Di samping itu, aktivitas lain yang pernah dilakukan antara lain
melihat keindahan terumbu karang dan ikan karang. sbb :

zTelah terbentuk dive centre dengan nama Laksanas


Scuba Dive dan Eureka Dive Centre oleh stakeholder
Aksesibilitas :
yang sudah mengajukan surat permohonan kerjasama
Akses menuju Kawasan Konservasi Perairan Kota Batam dapat dengan UPT - KKP Kota Batam
ditempuh melalui jalur udara dan laut. Melalui jalur udara,
Telah tersedia homestay di Pulau Abang sebagai pendukung
Batam dapat dicapai melalui Bandara Internasional Hang
kegiatan wisata
Nadim yang melayani rute penerbangan langsung dari banyak
kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Padang zSelama COREMAP II Kota Batam telah tercatat penyelam
dan lain-lain. Batam juga memiliki empat pelabuhan ferry dari dalam dan luar negeri, antara lain dari : Hongkong,
internasional yang menghubungkannya dengan Singapura New Zealand, Singapura, Filiphina, Norwegia, Batam,
dan Malaysia. Sementara untuk menuju kawasan konservasi, Jakarta
dapat ditempuh melalui jalur laut dari Batam 2 jam dengan zEvent nasional FFI 2010 melakukan filed trip dan fun dive
menggunakan perahu atau 1 jam dengan speed boat.
zKunjungan mahasiswa S2 IPB

zKunjungan mahasiswa Singapore Ocean Science


Status Pengelolaan
zKunjungan Miss Indonesia 2005, Nadine Chandrawinata
Kawasan ini sudah diinisiasi pengelolaannyasejak tahun 2004. sebagai Icon Diver Indonesia.
Nama Kawasan : Letak Geografis dan Administratif : Saat ini pengelolaan diserahkan kepada UPTD setempat
yang bertugas mengelola kawasan ini. Selain UPTD, Terdapat zEvent LombaMancing Hebat piala Kapolda Cup Pertama
Kawasan Konservasi Perairan Kota Batam (Taman Wisata Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Batam terletak 3 LPSTK (Pulau Abang, Galang Baru dan Karas) dan Tujuh 2012 Kota Batam
Perairan Pulau Abang) pada kawasan antara 10305727 - 10402553 BT, 00504,99 POKWASMAS di masing-masing project site (Pulau Abang, Air zEvent Lomba Mancing untuk perebutan Piala Walikota
002541,99 LU, di Kecamatan Galang Saga, P. Petong, P. Nguan, P. Sembur, P. Karas dan P. Mubut) Cup I tahun 2012 Kota Batam
yang aktif terlibat dalam pengelolaan. Sementara itu, rencana
Dasar Hukum: pengelolaan dan zonasi saat ini tengah dievaluasi dan
Keanekaragaman Hayati :
zKeputusan Walikota Batam No. KPTS.114/HK/VI/2007 disesuaikan dengan Permen KP Nomor Per.30/MEN/2010.
tentang PenetapanLokasiMarine Management Area (MMA) Selain ekosistem terumbu karang, Ekosistem mangrove Adapun rincian kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka
Coremap Kota Batam. banyak tumbuh di Pulau Galang Baru, Pulau Abang Besar pengelolaan adalah :
dan Pulau Abang Kecil. Jenis bakau yang dominan adalah
zRencanaTata Ruang Kota Batam 20112031 zTahun 2004; sosialisasi dan penyiapan lokasi di kelurahan
Rhizophora, sementara jenis-jenis lain yang terdapat di
pulau abang (p. Abang, air saga, p. Petong
zPeraturan Daerah Kota Batam No. 07 Tahun 2009 tentang kawasan MMA, yaitu api-api (Avicenna marina), nyirih
Pengelolaan Terumbu Karang. (Xilocarpus granatum), bakau merah (Rhizopora apiculata), zTahun 2005; perluasan lokasi (kel. Galang baru; p. Nguan
bakau putih (Rhizopora mucronata), lenggadai (Brugueira dan p. Sembur, kel. Karas; p. Karas dan p. Mubut) serta
zPerwako No. 26 Tahun 2012 tentang Perubahan Perwako
parvifora), dudukan merah (Lumnitzera littorea), dudukan penyiapan kelembagaan pengelola terumbu karang di
No. 31 Tahun 2010 Tentang Perubahan Nomenklatur UPT-
merah (Lumnitzera racemosa), tingi (Ceriops tagal), pidada tiga kelurahan (pokmaswas, pokmas dan lpstk)
KKLD Kota Batam Menjadi UPT-KKPD Kota Batam
(Sonneratia alba), gadelam (Derris trifolta), waru (Hibiscus zTahun 2006; demplot kegiatan mpa pokmas (budidaya
tiliacus), dan buta-buta (Exacaecaria agallocha). ikan, kerupuk ikan, ternak ayam)
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 66.867 Ha.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
176 177
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Bengkalis

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
178 179
Penetapan Status Perlindungan Terbatas Jenis Ikan Terubuk
(Tenualosa macrura).

Status Pengelolaan

zKegiatan rutin pemantauan aktifitas penangkapan


ikan terubuk di kawasan suaka perikanan ikan terubuk
Kabupaten Bengkalis

zLanjutan kegiatan rekayasa budidaya ikan terubuk


kerjasama dengan FAPERIKA UR

zPenyusunan rencana pengelolaan kawasan suaka


perikanan terubuk kerjasama dengan FAPERIKA UR

zSosialisasi dan pembinaan Peraturan Bupati dan


Keputusan Menteri KKP

zSinkronisasi program pengelolaan kawasan suaka


perikanan terubuk dengan Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Riau (Fasilitasi Penyusunan Peraturan Gubernur
Nama Kawasan : Luas Kawasan :
Riau tentang Kawasan Suaka Perikanan Ikan Terubuk di
Provinsri Riau yang meliputi 3 Kabupaten)
Kawasan Konservasi Perairan Terubuk Kabupaten Bengkalis Kawasan Konservasi ini memiliki luas 40.741,8 Ha.

Dasar Hukum : Letak Geografis dan Administratif :

zPeraturan Bupati Bengkalis Nomor : 15 Tahun 2010 Kawasan ini terletak di perairan selat Bengkalis, Selat Padang
tentang Kawasan Suaka Perikanan Ikan Terubuk di dan muara sungai siak. Adapun koordinat lokasi terletak pada
Kabupaten Bengkalis 101 54 51.3 - 102 15 9.3 BT dan 01 07 35.9 LU - 01 36
10.7 LU
zKeputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor KEP.59/MEN/2011 tentang Penetapan
Status Perlindungan Terbatas Jenis Ikan Terubuk
Keanekaragaman Hayati :
(Tenualosa macrura)

Keanekaragaman hayati utama yang menjadi ciri khas


kawasan ini adalah keberadaan ikan terubuk yang telah
dilindungi melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia Nomor KEP.59/MEN/2011 tentang

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
180 181
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kota Natuna
Nama Kawasan : yang memiliki aliran sungai. Kepadatan anak pohon rata-
rata mencapai 1.500 batang/ha dengan ketinggian 5 m,
sementara kepadatan pohon mencapai 200 batang/Ha
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Natuna
dengan ketinggian hingga 11 m. Adapun jenis mangrove
yang dominan adalah jenis Rhizopora sp, dan terdapat 18
jenis vegetasi lainnya yaitu : Xylocarpus granatum, R. apiculata,
Dasar Hukum: R. mucronata, R. stilosa, Bruguira parvifora, B.gymnorrhiza,
Lumnitzera littorea, L. racemosa, L. Littora,Ceriops tagal,
Sonneratia alba, Derris trifolta, Hibiscus tiliacus, Exacaecaria
SK Bupati Natuna No. 299 Tahun 2007 yang dikeluarkan pada agallacha, Flagellaria indica, Thespesia populnea, Nypa
tanggal 5 September 2007, fruticans, Pandanus tectorius. Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan, kondisi terumbu karang secara umum di Pulau
dan perubahan SK Bupati Natuna No. 378 Tahun 2008 Bunguran berada pada kondisi buruk hingga sedang, dimana
terumbu karang yang hidup hanya sekitar 24%

berupa polip-polip karang, seperti jenis karang massive,


Luas Kawasan :
Acropora.

Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 142.997 Ha.

Potensi Pariwisata :
Letak Geografis dan Administratif :
Natuna memiliki obyek wisata yang menarik, terutama daerah
pantainya dengan pesona pemandangan yang indah, seperti
Secara geografis, wilayah kawasan konservasi ini terletak kawasan pesisir dari Sepempang (Bunguran Timur) hingga
antara 10800110 - 10801015 LU dan 304700 - 400600 BT Desa Tanjung di Bunguran Timur Laut. Sementara wisata
memiliki luas kawasan sekitar 142.997 Ha. Sementara secara selam dapat dilakukan di wilayah Bu nguran Utara, Pulau
administratif, wilayah kawasan konservasi ini terdapat di Bunga, Tanjung Buton dan Pulau Panjang. Mengingat, di
wilayah Kecamatan Bunguran Utara, Timur dan Pulau Tiga wilayah ini memiliki tutupan karang hidup mencapai 70%.
Kabupaten Natuna.

Aksesibilitas :
Keanekaragaman Hayati :
Akses menuju Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten
Ekosistem mangrove berkembang relatif tipis ke arah dalam Natuna yang beribukota Pulau Bunguran dapat ditempuh
pulau menuju daratan hanya sampai 500 m mengikuti alur pesawat udara dari Batam (Connecting flight pesawat dari
setempat, terutama pada selat dan pada daerah-daerah Jakarta).

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
182 183
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Natuna

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
184 185
(1) 24000LU/109816BT Potensi Pariwisata :
(2) 23980LU/1091027BT;
Natuna memiliki obyek wisata yang menarik, terutama daerah
(3) 23513LU/1091017BT; pantainya dengan pesona pemandangan yang indah, seperti
(4) 23139LU/109955BT; kawasan pesisir dari Sepempang (Bunguran Timur) hingga
Desa Tanjung di Bunguran Timur Laut. Sementara wisata
(5) 225560LU/109918BT;
selam dapat dilakukan di wilayah Bu nguran Utara, Pulau
(6) 22610LU/109640BT; Bunga, Tanjung Buton dan Pulau Panjang. Mengingat, di

(7) 23139LU/109754BT; wilayah ini memiliki tutupan karang hidup mencapai 70%.

(8) 23358LU/109656BT;

(9) 23721LU/109747BT Aksesibilitas :

Sementara secara administratif, wilayah kawasan konservasi Akses menuju Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten
ini terdapat di wilayah Natuna yang beribukota Pulau Bunguran dapat ditempuh
pesawat udara dari Batam (Connecting flight pesawat dari
Kecamatan Serasan yang terletak di Pulau Karang Aji, Pulau Jakarta).
Bungin, Pulau Sedue, Cepale dan Semuluk.

Wilayah Kecamatan Serasan Timur yang terletak di Pulau


Perantuan, Pulau Sempadi dan Pulau Genting.

Keanekaragaman Hayati :
Nama Kawasan : Letak Geografis dan Administratif :
Pencadangan sebagian wilayah pesisir dan pulau-pulau
Taman Pulau Kecil Kabupaten Natuna Koordinat pencadangan Taman Pulau Kecil Kabupaten Natuna kecil beserta perairan sekitarnya di kecamatan Serasan dan
adalah sebagai berikut: Serasan Timur sebagai Taman Pulau Kecil Kabupaten Natuna
dimaksudkan untuk melakukan perlindungan terhadap
a) Pulau Karang Aji terletak dalam garis maya yang biota laut Penyu. Penyu Natuna yang biasa dikenal sebagai
Dasar Hukum:
menghubungkan koordinat-koordinat yaitu: Penyu Belimbing. Penyu ini bisa tumbuh besar hingga
SK Bupati Natuna No. 304 Tahun 2011 yang dikeluarkan pada berukuran panjang mencapai 2,75 meter dengan bobot
(1) 22873 LU/1085835 BT 600-900 kilogram. Di Natuna, beberapa pulau banyak dihuni
tanggal 30 Desember 2011 tentang Kawasan Konservasi
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Natuna. (2) 22873 LU/1085917BT; oleh berbagai jenis Penyu. Contohnya di pulau Subi Serasan,
Bunguran, Letung dan Pulau Laut. Di lokasi pulau ini, penyu
(3) 22732 LU/1085917BT;
menghampiri pantai untuk bertelur, terjadi pada bulan Juni
(4) 22733 LU/1085834BT; hingga November atau pada musim Selatan hingga musim
Luas Kawasan :
Barat. Sedangkan di Bunguran, penyu juga terdapat di daerah
b) Pulau Bungin, Sedue, Cepate, Semuluk, Perantuan, Pulau Panjang, Pulau Bunga dan Pulau Meragu.
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 9.229,97 Ha.
Sempadi dan Genting terletak di dalam garis maya yang
menghubungkan koordinat-koordinat yaitu:

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
186 187
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Lingga

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
188 189
Status Pengelolaan
z Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah dan
pemerintah daerah, termasuk upaya pengelolaan kawasan
melalui daerah binaan Coremap II.

z Masyarakat juga ikut ambil bagian dalam pengelolaan


terumbu karang dengan membentuk LPSTK (Lembaga
Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang)

z Ke depan, pemerintah Daerah Kabupaten Lingga melalui


SKPD terkait berkomitmen dalam rangka mewujudkan
Kawasan Konservasi Daerah hal ini telah dituangkan
dalam RUTR Kabupaten Lingga, yang nantinya akan
dilanjutkannya menentukan zonasi-zonasi yang ada pada
KKPD tersebut.

Potensi Pariwisata
Kabupaten Lingga memiliki memiliki banyak lokasi yang
potensial untuk dikembangkan sebagai obyek wisata ,
diantaranya adalah :

z Pulau Kapal ::dengan pasir putih dengan penyu sisiknya

z Selat Kongko dan Kongki dengan hutan mangrove dan


buayanya

z Terumbu Cawan : dengan karang dan burung cawarnya

z Ulu Temiang : dengan sungainya yang berliku liku dan


Pendahuluan Luas : berhutan bakau lebat di kiri dan kanan serta memberikan
Kabupaten Lingga merupakan kabupaten termuda di Provinsi 419.134,75 Ha pengalaman yang menakjubkan bagi wisatawan,
kepulauan Riau setelah lepas dari Kabupaten Kepulauan menikmati Mangrove Trak dengan kendaraan pompon
Riau sejak 2003. Kaupaten Lingga memiliki sebaran terumbu dan akan sampai di perkampungan yang damai dengan
karang yang hamper merata di setiap pulaunya denga Letak Kawasan : buah khasnya durian.
perkiraan total hamparan mencapai sekitar 15.178 ha. Oleh
Secara geografis KKP Senayang dan Lingga berada diantara z Gunung Daik
karenanya 85 % penduduk Pulau Senayang dan Lingga
1030 4103,37 10501704,15 Lu dan 003007,21 305228,41 z Pulau Benan
menggantungkan hidupnya pada terumbu karang baik
BT yang berlokasi di Desa Limbung, Desa Sekanah, Pulau
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perlu z Klenteng Tua
Medang, Desa Temiang, Desa Batu Belonag, Desa mamut,
suatu pengelolaan ekosisitem dalam pemanfaatan yang
Desa penaah z Untuk Wisata bahari : Senayang Lingga memiliki lokasi
berkelanjutan.
penyelaman seperti Pulau Mamut, Pulau Perangoi, Pulau
Enan, Pulau Katang dan beberapa pulau lainnya.

Dasar Hukum z Wisata Sejarah : sebagai pusat kerajaan melayu , Pulau


lingga memiliki situs sejarah terbanyak dan dapat
Pulau Senayang dan Lingga ketika masih berada di kabupaten
dijadikan sebagai kawasan wisata sejarah.
Kepulauan Riau maka ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi
laut Daerah melalui SK Bupati Kepulauan Riau No 71/III/ 2002
tentang penetapan wilayah pengelolaam Terumbu Karang.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
190 191
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Bintan

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
192 193
Nama Kawasan : memiliki pemandangan alam yang indah dan kondisi Tahun 2009 :
lingkungan yang bersih. Pengunjung dapat berenang,
zRencana zonasi dan rencana pengelolaan wilayah kab.
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Bintan berendam dan menyelam keindahan dasar perairan pantai.
Bintan
Tempat wisata yang telah dikembangkan di Lagoi adalah
Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif Lagoi, Pantai Sebong Pereh, zPemasangan tanda batas dan rambu-rambu laut untuk
dan Desa wisata Sebong Pereh yang menawarkan wisata kawasan MMA di kec. Tambelan
Dasar Hukum:
bahari. Pulau Bintan tidak hanya terkenal dengan Pantai Lagoi, zPemasangan tanda batas dan rambu-rambu laut untuk
akan tetapi tempat-tempat wisata lain mulai dari wisata alam, kawasan pantai timur bintan
Dasar hukum pengelolaan kawasan konservasi Kabupaten
wisata ekologi, wisata budaya, serta wisata sejarah. Alternatif
Bintan adalah sebagai berikut : Tahun 2010
wisata yang ada seperti Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora
dan perkampungan Nelayan Kawal, pantai-pantai di Pulau zPeraturan Bupati Tentang Rencana Zonasi Dan Rencana
1.Peraturan Daerah (PERDA) Kabupten Bintan No. 12 Tahun
Kecil di sekitar Pulau Bintan, dan Bintan Leisure Park, serta Air Pengelolaan Kawasan Nomor : 25 Tanggal 22 Oktober
2008 tentang Pengelolaan Terumbu Karang
Terjun Gunung Bintan, Goa Gunung Bintan, dan Danau Bekas 2010 Sudah Di Tandatangani Oleh Bupati Bintan.
2.Peraturan Bupati Bintan No. 13/II/2009 tentang Rencana Galian Bouksit Alam Tirta di Kecamatan Teluk Bintan.
Strategis (RENSTRA) Pengelolaan Terumbu Karang Kab. Peta Lokasi
Bintan Tahun 2009-2014 tanggal 5 Februari 2009 ZONA PERIKANAN BERKELANJUTAN terdapat di perairan
laut Kecamatan Gunung Kijang seluas 11.264 Ha ,Pulau Mapur
3.Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan Melaui seluas 31.647 Ha dan Kecamatan Tambelan 15, 58 Ha Aksesibilitas :
SK Bupati No. 261/VIII/2007 pada tanggal 24 Agustus 2007
ZONA PEMANFAATAN terdapat di perairan laut Kecamatan Untuk menuju Bintan dari Jakarta, kita bisa melakukan
Gunung Kijang seluas 7.152 Ha,Pulau Mapur seluas 3.470 Ha perjalanan dengan dua alternative. Pertama, melalui laut
dan Kecamatan Tambelan 7, 63 Ha via Batam dan penerbangan langsung dengan rute Jakarta-
Luas Kawasan : Tanjung Pinang.

Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 472.905 Ha.


Keanekaragaman Hayati :
Status Pengelolaan :
Selain ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove
Letak Geografis dan Administratif : masih sangat mudah kita temui khususnya di wilayah Pengelola Kawasn ini adalah UPTD yang berdasarkan
Kecamatan Tambelan. Spesies ekosistem mangrove yang Peraturan Bupati Bintan Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Kawasan Konservasi ini meliputi beberapa wilayah dapat ditemukan diantaranya adalah Rhizopora mucronata, perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun
administrative antara lain Kecamatan Bintan Pesisir, Gunung Bruguiera gymnorhiza, Soneratia alba, Rhizopora stylosa, 2009 Tentang Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Kijang, Tambelan. Kecamatan Tambelan merupakan daerah Xylocarpus mluccensis, Rhizopora apiculata, Lumnitzera Daerah pada Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di
yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan pada littorea, Heritiera litoralis, Ceriops tagal, dan Excoecaria lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bintan. Tanggal 26
bagian Utara dan Selatan, sedangkan pada bagian Barat agallocha.Pomacentrus moluccensis, Lutjanus decussates, Agustus 2010. Sementara itu upaya pengelolaan kawasan
berbatasan dengan Kecamatan Bintan Timur, dan bagian Amblyglyphidodon curacao, Chaetodon octofaciatus, telah dilakukan sejak tahun 2007 dengan rincian sbb :
Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat. Paraglyphidodon nigrosis, Abudefduf sexfaciatus, Thalassoma
lunare. Selain itu, megabenthos yang ditemukan yaitu Tahun 2007 :
Acanthaster planci, Diadema setosum, dan kima. zPenyusunan zonasi di kab. Bintan

Adapun rincian zonasi adalah sbb : Tahun 2008 :

zPengelolaan terumbu karang dan MMA untuk kawasan


ZONA INTI terdapat di perairan laut Kecamatan Gunung Potensi Pariwisata : kec. Gunung kijang dan bintan pesisir
Kijang seluas 1.759 Ha, Pulau Mapur seluas 2.165 Ha
Kecamatan Tambelan 8, 16 Ha Salah satu wisata unggulan di daerah Bintan adalah wisata zPenyusunan rancana pengelolaan di kecamatan tambelan
pantai. Pantai Lagoi, terletak di Kecamatan Bintan Utara

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
194 195
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Bintan
Nama Kawasan : zPerda Nomor 3 Tahun 2008, tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
1. Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan
zPerda Kabupaten Bintan Nomor 12 Tahun 2008,
tentang Pengelolaan Terumbu Karang;
2. Dasar Hukum :
zPeraturan Bupati Bintan Nomor 13/II/2009, tentang
- Pencadangan : Rencana Strategis Pengelolaan Terumbu Karang

z Keputusan Bupati Bintan Nomor : 261/VIII/2007, Kabupaten Bintan Tahun 2009-2014.

tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten


Bintan.
3. Luas Kawasan :

Nama Bintan Gunung


- Rencana Pengelolaan dan Zonasi : No Tambelan Total
Zona Pesisir Kijang
Satuan Ha Ha Ha Ha Ha
zPeraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 12 Tahun
1 Inti 2.165 7.036 25.260 34.461
2008, tentang Pengelolaan Terumbu Karang.
2 Berkelanjutan 31.647 11 1.558 33.216

3 Pemanfaatan 3.470 7.152 7.630 18.252

4 Lainnya 167.897 63.945 155.134 386.976


- Unit Organisasi Pengelola :
5 205.179 78.145 189.582 472.905
zPeraturan Bupati Bintan Nomor 20 Tahun 2010,
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bupati
Bintan Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pembentukan 4. Letak, Lokasi, dan Batas-batas Kawasan:
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas
Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bintan. Luasan area kkld kab. Bintan dengan luas perairan laut
472.905 ha, mencakup dua wilayah perairan, yaitu:

- Penetapan : - 1. Kawasan perairan laut pesisir timur Kecamatan Gunung


Kijang dan Kecamatan Bintan Pesisir seluas 116.000 ha;

2. Kawasan perairan laut di Kecamatan Tambelan seluas


- Keterkaitan dengan dasar hukum/kebijakan daerah 356.905 ha.
(PERDA, PERBUP, dll.):

zPerda Kabupaten Bintan Nomor 14 tahun 2007,


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Bintan;

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
196 197
8.154 Ha dimana lahan tersebut masih exis untuk beberapa
pemanfaatan seperti untuk, lahan lindung, tempat kawasan
wisata alam, dan tempat perlindungan bagi garis pantai dari
hempasan gelombang. Ada sejumlah lahan lebih kurang
500 Ha saat ini dijadikan kawasan rehabilitasi dari Dinas
Kehutanan, Pertanian dan Peternakan.

Mangrove
a. Luas lahan mangrove yang dimiliki : 14.720 ha
kondisi rusak : 6.066 ha
kondisi sedang : - ha
kondisi baik : 8.154 ha
Luas lahan mangrove yang di
b. rehabilitasi : 500 ha
Luas lahan mangrove yang berubah
c. fungsi : - ha
Konversi menjadi lahan tambak : - ha
lahan penggaraman : - ha
5. Target Konservasi: lahan lainnya : - ha
Penanaman mangrove dalam 3
d. tahun terakhir : - ha
- Target Sumberdaya (Bioekologis) e. 5 Jenis mangrove yang ada dominan : 1. Rhizopora apiculata
2. Rhizopora mucronata
z Melindungi biota laut yang terancam punah; 3. Avicennia alba
4. Sonneratia alba
5. Rhizopora stylosa
zMelindungi kawasan dari kegiatan yang dapat
merusak laut.
Potensi sumberdaya lain yang terdapat di kawasan kabupaten
Bintan adalah Seagrass atau yang dikenal dengan nama
- Target Sosial, Budaya, dan Ekonomi
padang lamun atau dalam bahasa daerahnya disebut dengan
telah memberikan kontribusi pada pendapatan masyarakat dari padang lamun, baik secara sengaja atau tidak bisa ke
zmelatih masyarakat pesisir sebagai pengelola setu. Pada ekosistem ini terdapat berbagai organisme yang
dengan tidak merusak lingkungan yaitu berupa jasa wisata ekosistem terumbu karang.
kawasan; berasosiasi baik sebagai pray maupun predator, slah satu
ekosistem mangrove terutama di kawasan Desa Sebong Lagoi.
hewan mamalia yang berperan sebagai predator dari padang
zmelibatkan berbagai pihak untuk mewujudkan
lamun ini adalah Dugong atau dikenal dengan nama ikan Lamun juga berperan penting terhadap kesehatan ekosistem
kawasan konservasi; 7. Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi:
duyung. Hewan mamalia ini telah beberapa kali ditemukan terumbu karang. Ekosistem padang lamun menyaring
zmembangun infrastuktur yang memadai; terdampar dan ada yang mati di dikawasan Konservasi sedimen yang berasal dari daratan kearah laut. Sedimen
Perairan Laut Bintan tepatnya di ekosistem seagrass. Kedua bisa berupa pasir, lumpur atau bahkan sampah yang bisa 8. Potensi Perikanan :
zmemanfaatkan kawasan sebagai kunjungan
sumberdaya ini diketahui mendapat ancaman dari berbagai menutupi karang dan menyebabkan karang stres. Sedimen di
wisata. Salah satu wilayah pesisir di Indonesia adalah Kabupaten
tekanan. ekosistem padang lamun juga dimanfaatkan menjadi materi
Bintan yang memiliki luas wilayah 59 852.01 km2, terdiri dari
organik yang bisa berguna bagi ekosistem terumbu karang.
Kerapatan mangrove yang berada di Bintan rata-rata 15 20 57 906.00 km2 atau (96.75 %) luas lautnya dan 1 946.01 km2
6. Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati : Daun lamun yang terbawa ke ekosistem terumbu karang
pohon untuk luasan 10 x 10 m, dimana ditemukan sebanyak atau (3.25 %) luas daratannya, terletak diantara (1015 LU
dapat terurai menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh biota
Kabupaten Bintan memiliki luasan hutan mangrove (hutan 5 spesies yang hidup dikawasan tersebut dengan kepadatan dengan 0048 LS0 dan 1040 BT disebelah Barat dengan 1080 BT).
terumbu karang.
bakau) 14.720 Ha yang tersebar di beberapa pesisir pulau yang bervariasi menurut jenis.Manfaat yang dapat diambil Wilayah Pesisir Bintan memiliki sebaran ekosistem terumbu
Bintan dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitar pulau Bintan, dari ekositem mangrove yang ada saat ini adalah dalam Pada ekosistem lamun, juga menjadi tempat memijah karang dengan luasan area mencapai 25 583.89 km2 dimana
dari hasil survey ditemukan sekitar 6.066 Ha hutan mangrove bentuk langsung seperti tempat mencari organisme yang beberapa biota terumbu karang, seperti ikan baronang dan telah ditemukan 181 spesies koral dengan kondisi 74 % dalam
mengalami kerusakan akibat penimbunan ( reklamasi berasosiasi seperti kepiting bakau yang dimanfaatkan sebagai beberapa jenis bintang laut. Lamun juga merupakan makanan kondisi buruk dan 26 % dalam kondisi sedang (Bappeda
lahan mangrove untuk sarana pertokoan, perumahan pendapatan hasil tangkapan perikanan, konversi lahan bagi penyu. Padang lamun juga berperan sebagai perantara Bintan, 2008). Hasil studi best line ekologi oleh tim CRITC-
tempat tinggal, dan adanya penebangan liar oleh beberapa menjadi lahan tambak udang untuk kawasan dengan luasan transfer materi dari ekosistem mangrove ke ekosistem COREMAP II-LIPI 2006 dan 2007 telah dilaporkan di wilayah
oknum masyarakat. Kondisi baik masih ditemukan sekitar tidak terlalu besar, sedangakan jenis pemanfaatan lain yang terumbu karang. Biota dari padang lamun juga bisa menjadi Kecamatan Tambelan luas area terumbu karang fringing
makanan bagi biota terumbu karang, karena terkadang, biota

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
198 199
reef, patch reef dan soal adalah sebesar 31.2618 km2 dengan Berdasarkan observasi parameter dari masing-masing kondisi Harapan yang dinginkan adalah segala aktivitas masyarakat
tutupan karang hidup berkisar 10.00% - 90.00% dan rata-rata yang dikaji kemudian dengan implikasi yang kuat bagaimana di sekitar kawasan konservasi berupa usaha kerajinan, mata
sebesar 47.39% dengan estimasi karang hidup seluas 14.8150 menyusun upaya dan strategi pengelolaan yang teraplikasi pencaharian alternativ, kegiatan perikanan, penyewaan
2
km . Sedangkan untuk wilayah kecamatan Gunung Kijang mengurangi kerusakan, penyelamatan, atau pemulihan fasilitas home stay, pondok wisata, makanan tradisional,
yang meliputi pesisir Desa Malang Rapat, Teluk Bakau dan kondisi ekosistem terumbu karang. jasa pemandun wisata selam dan lainnya yang telah
Kawal memiliki luasan terumbu karang sebesar 2.134.392 ha, memanfaatkan segala potensi pesisir dan laut di kawasan
Proyeksi Kondisi Terumbu Karang di DPL Kabupaten Bintan
dimana persentase tutupan karang hidup berkisar 5 61.90 % memberikan dukungan pada pengembangan sektor
dengan persen rata-rata 25.27 % yang didominasi oleh karang Padang Lamun (Sea grass) parawisata yang akhirnya dapat memberikan kontribusi yang
a. Luas padang lamun yang dimiliki : 2918,36 ha
jenis Acropora cytherea dengan bentuk pertumbuhan seperti Luas kondisi padang lamun yang positif dalam peningkatan perekonomian masyarakat pesisir
b. ada :
meja (tabulet) (CRITC, Coremap II-LIPI, 2007). kondisi rusak : - ha di KKP Bintan.
kondisi sedang : - ha
kondisi baik : 2918,36 ha
Ekosistem terumbu karang di Bintan telah ditemukan Luas padang lamun yang Berdasarkan data keparawisataan di Bintan hingga tahun 2012
c. direhabilitasi - ha
beberapa organisme yang berasosiasi hidup di dasar Penanaman padang lamun dalam 3
telah mencapai 20.000 orang pertahun berasal dari manca
d. : - ha
permukaan perairan dengan ukuran lebih 1mm yang dapat thn terakhir negara, fokus kunjungan wisata berada di kawasan pusat
5 Jenis padang lamun yang
terlihat oleh mata maupun melalui bantuan alat pemotretan e. dominan : 1. Thalassodendrom ciliatum parawista di Lagoi dan pantai Trikora Kecamatan Gunung
2. Thalassia hemprichii
bawah air yang disebut megabentos (Castro and Huber, 3. Halodule pinifolia Kijang dan Pulau Nikoi serta Pulau Mangkil di Kecamatan
4. Tahalus acoroides
2007). Megabenthos tersebut seperti bulu babi (Diadema 5. Syringodium isotifolium Bintan Pesisir.
setosum) telah ditemukan kelimpahannya berkisar 286 - 4143
individu/ha, Kima (Tridacna gigas) ukuran besar (panjang >20
cm) kelimpahannya 143 individu/ha, dan berukuran kecil
9. Potensi Pariwisata : 10. Aksesibilitas :
(panjang < 20 cm) sebanyak 71 individu/ha. Pencil sea urchin Keanekaragaaman sumberdaya hayati pesisir dan laut di Aksesibilitas berupa jalan aspal sepanjang pantai Trikora
dan lobster tidak ditemukan sama sekali. Kelimpahan Tripang kawasan Konservasi Perairan Bintan telah memberikan
(Holothurian) yang berukuran kecil (diameter <20) sebesar manfaat secara ekonomi dan jasa lingkungan yang sangat
71 individu/ha. Untuk moluska (gastropoda) kelompok besar bagi masyarakat dan pemerintah kabupaten Bintan. 11. Upaya Pengelolaan Kawasan:
Drupella sp. ditemukan dalam jumlah kecil 71 429 individu/ Ekosistem Terumbu karang (coral reef ), Padang Lamun
ha, sedangkan lola (Trochus niloticus) berkisaran 71 429 (Seagrass) dan Mangrove merupakan sumberdaya yang Proyeksi Kondisi Terumbu Karang di DPL Kabupaten Bintan
Kondisi Baik, di DPL
individu/ha ditemukan di pesisir pantai Kecamatan Gunung 2011 (T3) 2012 (T4) 2013 (T5) Target 2015
tumbuh dan berkembang menghiasi kawasan pesisir dan laut % Cover TK % Cover TK % Cover TK % Cover TK
Kijang. Sedangkan organisme pemakan polip karang seperti KKP Bintan. Ketiga ekosistem tersebut banyak di temukan DPL CENGOM 20,23 25,05 32,63 40,00
DPL BUSUNG BUJUR 47,57 45,00 50,03 55,00
Acanthaster planci hanya ditemukan di wilayah Kecamatan organisme yang berasosiasi yang berpotensi sebagai hewan DPL PENYUSUK 25,76 15,75 24,50 30.50
DPL KEPALA MAPUR 39,90 46,21 52,00 60.00
Tambelan saja dengan kelimpahan 631 individu/ha di tiga yang jarang ditemukan di daerah lainnya seperti : Dugong, 33,37 33,00 39,79 46.38

stasiun (Gambar 1), sedangkan di terumbu karang Kecamatan Penyu (Sea turtle), Bintang berbulu seribu (Acanthaster planci), Kondisi Rusak, di DPL
2011 (T3) 2012 (T4) 2013 (T5) Target 2015
Gunung Kijang tidak ditemukan. (CRITC, Coremap II-LIPI, sejumlah ikan hias karang dan organisme lainnya. DPL CENGOM 40,07 12,37 12,37 12,10
DPL BUSUNG BUJUR 34,92 18,13 18,13 18,00
2007). DPL PENYUSUK 65,46 11,47 11,47 11,20
Keindahan panorama bawah laut telah memberikan DPL KEPALA MAPUR 52,10 20,90 20,90 20,70
48,14 15,72 15,72 15,50
Untuk memahami bagaimana keterkaitan faktor-faktor yang kontribusi dalam even kunjungan parawisata yang ada di
mempengaruhi kualitas terumbu karang tersebut diatas perairan laut Bintan dimana semua reshort maupun hotel
seperti peran salah satu hewan pemakan polyp karang yaitu yang ada di Bintan telah menawarkan aktivitas menyelam,
Acanthaster planci terhadap kerusakan terumbu karang snorkling, marine sport, fishing sport, dan aktivitas wisata
juga sangat penting untuk mengetahui kondisi predator bahari lainnya, semua aktivitas tersebut telah memberikan
dari A. planci ini seperti Triton raksasa, the Humphead maori kontribusi secara ekonomi berupa peningkatan pendapatan
wrasse, starry Pufferfish dan titan Triggerfish atau ada faktor masyarakat di sekitar dan adanya peningkatan penerimaan
lain yang paling berpengaruh terhadap interaksi yang tenaga kerja.
menjaga keseimbangan kerusakan terumbu karang di Bintan.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
200 201
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Sarolangun

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
202 203
Status Pengelolaan : Aksesabilitas :
Dicadangkan melalui SK Bupati dengan penyusunan dokumen Jarak lokasi kota Sarolangun ke desa Mounti : 30 Km dengan
rencana pengelolaan yang akan disusun menggunakan APBD waktu tempuh kurang dari 45 menit dengan Kendaraan roda
Tahun 2013 2 ataupun kendaraan roda 4 Lokasi KKP berada dipinggir desa
Mounti, 1 Km dari DAM kutur kearah hulu/mudik yang dimulai
dari muara kutur (pertemuan antara sungai batang limun
Keanekaragaman Hayati : dengan sungai kutur) hingga pertemuan dengan sungai
Terdapat sedikitnya 72 Spesies ikan perairan umum dan Tapah dengan panjang sungai 2 Km, di dalam lokasi terdapat
60 Spesies merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai sebuah daerah yang bernama Tanjung Putus.
ekonomis. Diantaranya Arwana (Sclerophages formosus)
warna putih kehijauan hingga kemerah-merahan, Gurami
(Ospronemus goramy Lac), Baung (Mystus nemurus), Barau
(Hampala macrolepidota), Julung (Dermogenys pusilla),
Lais (Kryptoterus, sp), Tilan (Mastacembelus erythrotaenia),
Semah (Tor douronesis), Belida (Notopterus notopterus), Patin,
Seluang dan Tapah. Kawasan ini juga merupakan habitat
pemijahan dan pengasuhan spesies arwana jenis Putih
kehijauan dan merah.

Letak Geografis dan Administratif :


KKP Arwana Kutur berada dalam wilayah administrative Kab.
Sarolangun. Terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kutur yang
ada dalam wilayah Desa Mounti Kecamatan Limun dengan
Sekilas tentang Kawasan Nama Kawasan : titik koordinat 10203534BT 202922 LU

Kawasan ini merupakan salah satu kawasan konservasi Kawasan Konservasi Perairan Arwana Kutur-Suaka Perikanan
yang sangat penting dan unik karena merupakan salah satu
parameter penyokong kehidupan plasma nutfah sumberdaya
perairan air tawar di DAS Batang Kutur Kecamatan Limun. Dasar Hukum :
Selain itu sebagai satu-satunya habitat beragam jenis arwana Pencadangan berdasarkan SK Bupati Sarolangun nomor 81
yang merupakan ikon daerah sekaligus sebagai spesies ikan Tahun 2011.
yang dilindungi. Pembentukan Kawasan ini diharapkan bisa
melindungi spesies ikan arwana di perairan umum Kabupaten
Sarolangun dengan kualitas ekologi yang perlu diselamatkan Luas Kawasan :
terhadap aktifitas pertambangan emas tanpa izin dengan
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 7,5 Ha
melibatkan Pokmaswas, Pemda, BKSDA, Polisi Pamong Praja,
Camat, Kepolisian, dan TNI baik secara preventif maupun
represif.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
204 205
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Sarolangun
1. Nama Kawasan : Pokwasmas, Pemda, BKSDA, Pol PP, Camat, Kepolisian dan
TNI baik secara preventif maupun represif.

Kawasan Suaka Perikanan Arwana Kuntur Kab Sarolangun .

6. Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati :


Terdapat sedikitnya 72 spesies ikan perairan umum dan
60 spesies merupakan ikan konsumsi yang memiliki
2. Dasar Hukum : nilai ekonomis tinggi. Diantaranya Arwana (Scleropages
- Pencadangan : formosus) warna putih kehijauan hingga kemerah-
merahan, gurami (Ospronemus goramy Lac), Baung
Keputusan Bupati Sorolangun No. Nomor 81 Tahun 2011, (Mystusnemurus), Barau (Hampala macrolepidota),
tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Julung (Dermogeny spusilla), Lais (Kryptoterus, sp), Tilan
Sorolangun. (Mastacembelu serythrotaenia), Semah (Tor duoronesis),
Belida (Notopterus notopterus), Patin, Seluang dan Tapah.
Kawasan ini juga merupakan habitat pemijahan dan
3. Luas Kawasan: 28 Ha pengasuhan spesies Arwana jenis putih kehijauan dan
merah.
4. Target Konservasi:
Luas wilayah perairan yang dijadikan Kawasan Suaka
Perikanan Arwana Kutur adalah sebagai berikut: 7. Letak Geografis dan Administratif:
a) Daerah Tanjung Putus Sungai Kutur, Lubuk Bilik hingga KKP Arwana Kutur berada dalam wilayah administratif
Pulau Tlogu panjang 100 meter lebar rata-rata 22 Kabupaten Sorolangun, terletak di Daerah Aliran Sungai
meter seluas 22.000 m2 sebagai Zona Inti. (DAS) Kutur yang ada dalam wilayah desa Mounti
Kecamatan Limun dengan titik koordinat 1023534 BT
b) Daerah Tanjung Putus hingga Muara Serambai; panjang 22922 LU.
150 meter lebar rata-rata 20 meter seluas 3.000 m2
sebagai Zona Penyangga Hulu.
c) Daerah Pulau Tlogu hingga Muara Sungai Kutur; panjang 8. Aksesibilitas :
100 meter lebar 30 meter seluas 3.000 m2 sebagai
Zona Penyangga Hilir. Jarak lokasi kota Sarolangun ke desa Mounti sekitar
30 km dengan waktu tempuh kurang dari 45 menit
dengan kendaraan roda 2 (dua) ataupun kendaraan roda
4 (empat). Lokasi KKP berada di pinggir desa Mounti,
5. Sekilas tentang Kawasan: 1 (satu) km dari DAM Kutur ke arah hulu/mudik yang
Kawasan ini merupakan salah satu kawasan konservasi dimulai dari muara kutur (pertemuan antara sungai
yang sangat penting dan unik karena merupakan batang limun dengan sungai kutur) hingga pertemuan
salah satu parameter penyokong kehidupan plasma dengan sungai Tapah dengan panjang sungai 2 km. Di
nutfah sumberdaya perairan tawar di DAS Batang dalam lokasi terdapat sebuah daerah yang bernama
Kutur Kecamatan Limun. Selin itu sebagai satu-satunya Tanjung Putus.
habitat beragam jenis arwana yang merupakan ikon
daerah sekaligus sebagai spesies ikan yang dilindungi.
Pembentukan kawasan ini diharapkan bisa melindungi
spesies ikan arwana di perairan umum Kabupaten dengan
kualitas ekologi yang perlu diselamatkan terhadap aktifitas
pertambangan emas tanpa izin dengan melibatkan

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
206 207
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Bungo

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
208 209
1. Nama Kawasan: 4. Target Konservasi:
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Bungo A. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah dan
Ikan Lampam pada Lubuk Manlk di Dusun Rantau Pandan
Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo sebagal
2. Dasar Hukum berlkut :
Pencadangan: - Lubuk Manlk sebagal daerah kawasan konservasi
perziran (Reservat) ikan semah dan ikan lampam
t 4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO
seluas 4.500 m2 (empat ribu llma ratus meter persegl);
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah dan Ikan
Lampam Pada Lubuk Manik di Dusun Rantau Pandan Kec. - TItik koordlnat 0138,3806 Lintang Selatan,
Rantau Pandan Kab Bungo. 10156,7852 Bujur TImur dengan ketlnggian darl
permukaan laut 87 m (delapan puluh tujuh meter);
t 4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung dan Ikan Patin - Lubuk Teplan Raden sebelah hulu dan Lubuk Napa!
Pada Lubuk Kasai di Dusun Koto Jayo Kec. Pelepat Ilir Kab sebelah Hilir untuk lubuk tarangan sebagal zona
Bungo. penyangga masing-masing setuas 4.000 m2 (empat
ribu meter persegi).
t 4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung dan Ikan Patin B. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung
Pada Lubuk Keramat di Dusun Sepunggur Kec. Bathin II dan Ikan Patin pada Lubuk Kasai dl Dusun Koto Jayo
Babeko Kab Bungo. Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo sebagai berikut:
t 4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO - Lubuk Kasai sebagai daerah kawasan konservasi
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah dan Ikan perairan (Reservat) Ikan baung dan ikan patIn seluas
Lampan Pada Lubuk Jantan di Dusun Rantel Kec. Pelepat 2,400 m2 (dua rlbu empat ratus meter persegi)
Kab Bungo. panjang 400 m (empat ratus meter) dan lebar 60 m
(enam puluh meter);
- Titik koordinat 0137.25705 Lintang Selatan,
3. Gambaran Umum:
10211.0663 Bujur Timur dengan ketinggian dari
Kabupaten Bungo adalah salah satu kabupaten di permukaan laut 50,6 m (lima puluh koma enam
Provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari meter); .
hasil pemekaran Kabupaten Bungo Tebo pada tanggal
- Lubuk Batu Kangkung sebelah hulu dan Lubuk Sungai
12 Oktober 1999. Luas wilayahnya 4.659 km (9,80%
Rambioh sebelah Hilir untuk lubuk larangan sebagai
dari luas Provinsi Jambi) dengan populasi 303.135 jiwa
zona penyangga masing-masing seluas 1.800 m2
(Sensus Penduduk Tahun 2010). Kabupaten Bungo secara
(seribu delapan ratus meter persegi)
geografis terletak antara 101 27 sampai 102 30 Bujur
Timur dan antara 01 55 Lintang Selatan, yang merupakan C. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung dan
dataran rendah yang berada pada ketinggian 0 25 meter Ikan Patin pada Lubuk Keramat di Dusun Sepunggur
diatas permukaan laut. Kecamatan Bathin II Babeko Kabupaten Sungo sebagai
berikut :

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
210 211
5. Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi: 7. Potensi Pariwisata :
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bungo sebagian (1) Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata
besar adalah bertani mencapai 59,55%. Kemudian meliputi :
berturut-turut diikuti oleh sektor lainya sebanyak 13,03%, a. kawasan wisata alam;
sektor jasa sebanyak 12,36% sektor Perdagangan b. kawasan wisata budaya; dan
sebanyak 11,72% dan sektor industri pengolahan sebesar
c. kawasan wisata buatan.
3,34%.
(2) Kawasan wisata alam meliputi :
Dari aspek pendidikan sampai dengan tahun 2011,
a. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat di
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar secara
Kecamatan Bathin III Ulu, Kecamatan Pelepat,
efektif, di Kabupaten Bungo memiliki sarana pendidikan
Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dan
Sekolah Dasar berjumlah 247, SLTP berjumlah 76 unit
Kecamatan Tanah Tumbuh;
dan SLTA berjumlah 51 unit. sarana tersedia merata di
setiap kecamatan, tetapi untuk tingkat SMU masih ada b. Bendung/Dam Semagi di Kecamatan Bathin II
kecamatan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan Pelayang;
SMU yaitu Kecamatan Pasar Muara Bungo, Kecamatan c. Wisata Alam Pulau Cinto di Kecamatan Bathin III
- Lubuk Keramat sebagai daerah kawasan konservasl
Bathin III Ulu dan Kecamatan Jujuhan Ilir. Ulu;
perairan (Reservat) ikan baung dan ikan patin seluas
1.800 m2 (seribu delapan ratus meter persegi) panjang d. Gua Alam di Desa Rantau Pandan Kecamatan q. Air Terjun Telentam di Kecamatan Tanah
100 m (seratus meter) lebar 80 m (delapa puluh meter) Rantau Pandan; Sepenggal;
6. Potensi Perikanan
dengan kedalaman 6-7 m (enam sampai dengan tujuh e. Hutan Adat Desa Batu Kerbau terdapat di r. Air Terjun Lebuh Kampung Leban di Kecamatan
meter); (1) Kawasan peruntukan perikanan meliputi: Kecamatan Pelepat; Tanah Sepenggal; dan
- Titik koordinat 0133,2746 Untang Selatan, a. kawasan peruntukan perikanan tangkap; dan f. Air Terjun Renah Sungai Ipuh terdapat di s. Air Terjun Dusun Buat Sei. Letung Kecamatan
10213,4532 Bujur TImur dengan ketinggian dari Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang; Bathin III Ulu.
b. kawasan peruntukan perikanan budidaya.
permukaan laut 44,6 m (empat puluh empat koma g. Taman Wisata Bumi Perkemahan Pramuka dan (3) Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi :
enam meter); (2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi Taman Hutan Cadika terdapat di Kecamatan Rimbu a. Batu Patah Sembilan terdapat di Kecamatan Bathin
perikanan tangkap di perairan umum berupa sungai Tengah; III Ulu;
- Lubuk Danau Batu sebelah hulu dan Lubuk Sungai
dengan jenis komoditas ikan semah meliputi : h. Taman Wisata Batu Gelagah Buto terdapat di
Pauh sebelah Hilir untuk lubuk larangan sebagal zona b. Kampung adat terdapat di Desa Tanah Periuk dan
QFOZBOHHBNBTJOHtNBTJOHTFMVBTN TFSJCV a. Kecamatan Rantau Pandan; Kecamatan Bathin III Ulu; Desa Lubuk Landai Kecamatan Tanah Sepenggal
delapan ratus meter persegi). i. Wisata Air Terjun Rantau Pandan terdapat di Lintas; dan
b. Kecamatan Bathin III Ulu;
Kecamatan Rantau Pandan; c. Hutan adat dengan luas kurang lebih 3.110 (tiga
D. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah
c. Kecamatan Pelepat; dan j. Air Terjun Tegan Kiri terdapat di Kecamatan Rantau
dan Ikan Lampam pada Lubuk Jantan di Dusun Ranter ribu seratus sepuluh) hektar di Kecamatan Pelepat
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo sebagai berikut ; d. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang. Pandan; dan Kecamatan Bathin III Ulu.

(3) Kawasan peruntukan perikanan budidaya k. Goa Gending terdapat di Kecamatan Limbur d. Kawasan peruntukan pariwisata buatan meliputi
- Lubuk Jantan sebagai daerah kawasan konservasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengah Lubuk Mengkuang; seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Bungo..
perairan (Reservat) ikan semah dan ikan lampam
seluas 13.952 m2 (tiga belas ribu sembilan ratus lima luas kurang lebih 8.115 (delapan ribu seratus lima l. Air Terjun Rantau Tipu terdapat di Kecamatan
puluh dua meter persegi); belas) hektar dengan jenis komoditas ikan gurami, Limbur Lubuk Mengkuang;
8. Aksesibilitas :
ikan nila, ikan patin, dan ikan mas meliputi: m. Air Terjun Sungai Inum terdapat di Kecamatan
- Titik koordlnat 0145,5815 Lintang Selatan, Untuk jalur udara Kabupaten Bungo telah memiliki sebuah
a. Kecamatan Rantau Pandan; Rantau Pandan;
10208,2270 Bujur Timur dengan ketinggian dari Bandar Udara yaitu Bandar Udara Muara Bungo yang
permukaan laut 81,9 m (delapan puluh satu koma n. Air Terjun Pancuran Gading terdapat di Kecamatan
b. Kecamatan Bathin III Ulu; diresmikan pada 9 Juni 2012. Bandar Udara ini berlokasi
sembilan meter); Rantau Pandan;
di Desa Sungai Buluh, Rimbo Tengah. Maskapai yang
c. Kecamatan Bathin II Babeko; o. Air Terjun Punjung Empat terdapat di Kecamatan
- Lubuk Paku sebelah hulu dengan luas 5.600 m2 (lima beroperasi adalah Susi Air dan Aviastar Mandiri. Aviastar
d. Kecamatan Tanah Tumbuh; dan Pelepat; Mandiri rute penerbangannya menuju jakarta, sedang
ribu enam ratus meter persegi) dan Lubuk Sungsang
sebelah Hilir dengan luas 4.350 m2 (empat ribu tiga p. Goa Batu Luah Muaro terdapat di Kecamatan untuk Susi Air rute penerbangannya adalah menuju jambi
e. Kecamatan Pelepat.
ratus lima puluh meter persegi) untuk lubuk larangan Pelepat; dan bengkulu.
sebagai zona penyangga.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
212 213
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Bangka Barat


Nama Kawasan : merusak habitat dan menurunkan populasi siput gonggong di
alam.
Kawasan Daerah Perlindungan Laut Desa Bakit Kecamatan
Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat. Siput gonggong merupakan salah satu spesies dari siput laut
menengah, yang termasuk dalam filum moluska dan berada
Dasar Hukum: dalam keluarga strombidae yang dianggap sebagai spesies
ekonomis penting di Indo-Pasifik Barat. Pada tingkat individu
Dasar hukum penetapan Daerah Perlindungan Laut dewasa memiliki cangkang berwarna coklat kekuningan atau
Kabupaten Bangka Barat adalah SK Bupati Bangka Barat emas dan abuabu. Selain itu juga siput gonggong memiliki
No. 188.45/352/2.05.01/2013. KKLD tersebut diprioritaskan karakteristik yaitu: cangkang menyerupai gasing dan tutup
sebagai Kawasan Perlindungan Penuh terhadap Siput cangkang berbentuk sabit, mulut cangkang (aperture)
Gonggong (Strombus turturella). tumbuh melebar ke arah luar, lekukan stromboid terletak di
sisi kanan anterior cangkang, tepi cangkang bagian luar (outer
Luas Kawasan : lip) menebal, lapisan cangkangnya tebal, permukaan gelung
besar rata tanpa tonjolan atau lekukan, panjang maksimum
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 2.161,70 Ha. cangkang dapat mencapai 100 mm, tetapi umumnya
berukuran 65 mm. Habitat siput gonggong umumnya adalah
Letak Geografis dan Administratif :
substrat lumpur berpasir yang banyak ditumbuhi tumbuhan
Letak geografis Kabupaten Bangka Barat di antara : 105o 00 bentik seperti lamun dan makro algae, mulai dari batas surut
106o 00 BT dan 01o 00 02o 10 LS, dengan batas wilayah: terendah hingga kedalaman 6 meter.

- Sebelah utara : Laut Natuna; Aksesibilitas


- Sebelah timur : Kabupaten Bangka; t %BSJ+BLBSUB LJUBIBSVTNFOVKV1BOHLBMQJOBOHUFSMFCJI
- Sebelah selatan : Selat Bangka dan Kabupaten dahulu untuk mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan
Bangka; dan dilanjutkan dengan transportasi darat menuju Muntok
- Sebelah barat : Selat Bangka. ibukota Kabupaten Bangka Barat dengan waktu tempuh
kurang dari 1 jam.
Kabupaten Bangka Barat terdiri atas 6 (enam) Kecamatan,
yaitu: Muntok, Simpangteritip, Kelapa, Jebus, Parittiga, dan Potensi Pariwisata
Tempilang. Luas wilayah daratan berdasarkan RPJP Kabupaten
Bangka Barat adalah sekitar 2.979,71 km, atau 297.971 Ha; Potensi Wisata di Kabupaten Bangka Tengah meliputi:
dan wilayah laut kewenangan sekitar 1.541,29 km atau
t 1BOUBJ5BOKVOH,BMJBO 5BOKVOH6MBS 1BOUBJ"OHFM 1BOUBJ
154.129 Ha (yaitu selebar 4 mil-laut dari garis / batas terluar
Muntok Asin, Pantai Batu Rakit,Pantai Mentibak, Pantai
pantai). Sementara berdasarkan data dari Undang-Undang
Air Mas Rambat, Pantai Airnyatoh, PantaiMenggris,
Nomor 5 Tahun 2003 luas wilayah Kabupaten Bangka Barat Pantai Sadardaya (Tungau) dan Pantai Karang Aji,
adalah sekitar 2.820,61 km atau 282.061 Ha. BukitMenumbing dan Batu Balai yang terdapat di
Kecamatan Muntok dan Simpang teritip.
Keanekaragaman Hayati :
t 1BOUBJ5BOKVOH3V 1VMBV/FOBT 1BOUBJ#MFNCBOH 1BOUBJ
Siput gonggong (Strombus turturella) merupakan salah satu
Bembang, Bukit Mempari, BukitPenyabung dan Pantai
gastropoda dalam famili Strombidae yang banyak ditemukan
Siangau yang terdapat di Kecamatan Jebus dan Parittiga
di perairan dangkal ataupun pasir berlumpur dan banyak
dimanfaatkan untuk konsumsi dan dijual. Saat ini permintaan t 1BOUBJ1BTJS,VOJOH 1BOUBJ,FEBDBL "JSQBOBT%FOEBOH 
akan daging siput gonggong meningkat dan adanya aktivitas perkebunan sawit, sarang burung walet yang terdapat di
penambangan timah di sekitar wilayah tersebut berpotensi Kecamatan Tempilang dan Kelapa.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
214 215
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Bangka Selatan


Nama Kawasan : sungai utama, sungai sekunder dan sungai tersier. Sungai
utama antara lain Sungai Bantel, Sungai Kepuh dan lain-lain
Kawasan Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Bangka Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi
Selatan. dan belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena
para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut. Pada
dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Selatan tidak ada
danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang
Dasar Hukum: luas dan hingga menjadikannya seperti danau buatan yang
disebut kolong.
Dasar hukum penetapan Daerah Perlindungan Laut
Kabupaten Bangka Selatan adalah SK Bupati Bangka Selatan Kondisi perekonomian Kabupaten Bangka Selatan relatif
No.188.45/119.4/DKP/2012. banyak didukung oleh potensi unggulan di sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, dan perikanan. Komoditi unggulan
Kabuapaten Bangka Selatan yaitu pertanian, perkebunan,
Luas Kawasan : perikanan, peternakan, dan jasa, sektor pertanian komoditinya
adalah jagung, ubi jalar dan ubi kayu, sektor perkebunan
komoditinya adalah kelapa sawit, kerat, kopi, kelapa dan lada,
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 186 Ha.
sektor perikanan komoditinya adalah perikanan tangkap,
sektor peternakan komoditinya adalah sapi, babi, domba,
kambing dan kerbau dan sektor jasa komoditinya adalah
Letak Geografis dan Administratif : wisata alam dan wisata budaya.

Wilayah Kabupaten Bangka Selatan terletak di Pulau Bangka


dengan luas lebih kurang 3.607,08 Km2 atau 360.708 Ha.
Keanekaragaman Hayati :
Secara geografis Kabupaten Bangka Selatan terletak pada
2 26 27 sampai 35 56 Lintang Selatan dan 107 14 31
Kelautan dan Perikanan juga merupakan sektor unggulan
sampai 105 53 09 Bujur Timur. Secara administratif wilayah
dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Bangka
Kabupaten Bangka Selatan berbatasan langsung dengan
Selatan. Berkisar 7,35 % dari total PDRB Kabupaten Bangka
daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan
Selatan dikontribusikan dari sektor kelautan dan perikanan.
Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kabupaten Bangka
Wilayah pengembangan potensi kelautan perikanan di
Tengah di sebelah Utara. Di sebelah Barat dan Selatan
Kabupaten Bangka Selatan terletak di Kecamatan Lepar
berbatasan dengan Selat Bangka dan Laut Jawa, sedangkan di
Pongok, Kecamatan Tukak Sadai, Kecamatan Toboali dan
sebelah Timur berbatasan dengan Selat Gaspar.
Kecamatan Simpang Rimba. Sementara itu, komoditas yang
menjadi unggulan di Bangka Selatan terdiri Perikanan Laut,
Pada umumnya sungai di daerah Kabupaten Bangka Selatan
Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) , Udang dan Rumput
berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan dan bermuara
Laut.
di pantai laut. Sungai yang terdapat di daerah Kabupaten
Bangka Selatan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
216 217
Aksesibilitas olahraga voly pantai . Suasana hutan yang masih alami di
sekitaran pantai juga membuat keindahan alam semakin
t %BSJ+BLBSUB LJUBIBSVTNFOVKV1BOHLBMQJOBOHUFSMFCJI membuat kita betah untuk memanjakan diri disini.
dahulu untuk mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan
dilanjutkan dengan transportasi darat menuju Toboali - Pantai Gunung Namak terletak di Kecamatan Taboali
ibukota Kabupaten Bangka Selatan dengan waktu tempuh Kabupaten Bangka Selatan, berjarak sekitar 18 km dari
kurang dari 1 jam. kota Taboali dan dapat ditempuh selama 1 jam perjalanan
dengan kendaraan roda dua dan empat. Dengan
hamparan pantai yang landai dan air laut yang masih
sangat biru membuat pantai gunung namak ini sangat
Potensi Pariwisata cocok sekali untuk menjadi tujuan wisata keluarga. Dan
terutama untuk wisatawan yang hobi memancing di laut.
Di kabupaten bangka selatan terdapat beberapa wisata & spot
menarik untuk di kunjungi diantaranya adalah:
- Pantai Tanjung Timur terletak di kecamatan toboali
kabupaten Bangka Selatan, lokasi pantai ini dapat di
- Pantai Tanjung Kerasak terletak di Desa Pasir Putih Berjarak tempuh selama 45 menit perjalanan dari kota Toboali
kurang lebih 30 Km dari Toboali, dapat di tempuh selama dengan menggunakan speed boat tradisional rakyat
1 jam perjalanan dengan kendaraan roda dua dan roda
empat. Pantai ini memiliki air yang jernih dan pasir yang
putih, disekitar pantai merupakan hutan yang masih alami
sering digunakan untuk kegiatan berkemah , rekreasi dan

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
218 219
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Belitung
Nama Kawasan : a. Zona Inti Pulau Lengkuas, luas perairan 282,05 luas darat
35,03 luas total 315,53 Hektar dengan titik koordinat 1070
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung
40 70 BT - 020 31 75 LS , 1070 36 60 BT - 020 31 75 LS,
1070 36 60 BT - 020 35 50 LS, 1070 37 62 BT - 020 35 50
LS, 1070 39 78 BT - 020 33 25 LS dan 1070 40 70 BT - 020
Dasar Hukum :
33 25 LS.
- Pencadangan:
b. Zona Inti Pulau Peling, luas perairan 284,62 luas darat 1,44
SK Bupati Belitung Nomor : 188.45/156.A/KEP/DKP/2014 luas total 286,06 Hektar dengan titik koordinat 1070 21 42
tanggal 28 Maret 2014 tentang Penetapan Pencadangan BT - 020 54 43 LS, 1070 20 48 BT - 020 54 43 LS, 1070 20
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung 48 BT - 020 55 39 LS dan 1070 21 42 BT - 020 55 39 LS.
- Rencana Pengelolaan dan Zonasi: c. Zona Inti Pulau Pelma, luas perairan 169,53 luas darat 3,77
(Belum ada) luas total 173,30 Hektar dengan titik koordinat 1070 41 46
BT - 030 19 28 LS, 1070 41 03 BT - 030 19 28 LS, 1070 41
- Unit Organisasi Pengelola:
03 BT - 030 20 11 LS dan 1070 41 46 BT - 030 20 11 LS.
(Belum ada)
d. Zona Inti Pulau Selema, luas perairan 162,15 luas darat
- Penetapan: 2,25 luas total 164,4 Hektar dengan titik koordinat 1070 06
80 BT - 020 58 80 LS, 1070 06 20 BT - 020 58 80 LS, 1070
(Belum)
06 200 BT - 020 59 60 LS, dan 1070 06 80 BT - 020 59 60
- Keterkaitan dengan dasar hukum/kebijakan daerah LS.
(PERDA, PERBUP, dll.)
e. Zona Perikanan Berkelanjutan Kecamatan Sijuk, luas
perairan 18.611,27 luas darat 737,52 luas total 19.348,79
Luas Kawasan : Hektar dengan titik koordinat 1070 53 17 BT - 020 34 01
LS, 1070 53 16 BT - 020 30 52 LS, 1070 36 18 BT - 020 30
662.984 (enam ratus enam puluh dua ribu sembilan ratus
54 LS, 1070 36 19 BT - 020 41 18 LS dan 1070 37 32 BT -
delatan puluh empat) hektar
020 41 19 LS.

f. Zona Perikanan Berkelanjutan Kecamatan Selat Nasik dan


Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan: sekitarnya, luas perairan 390.680,64 luas darat 23.804,45
luas total 414.485,09 Hektar dengan titik koordinat 1070 36
Pencadangan kawasan konservasi perairan Kabupaten
20 BT - 020 45 47 LS, 1070 05 46 BT - 020 45 51 LS, 1070
Belitung, ditetapkan sebagai Taman Wisata Perairan
05 51 BT - 030 21 56 LS, 1070 49 44 BT - 030 21 50 LS dan
Kabupaten Belitung dengan batas-batas koordinat sebagai
1070 49 42 BT - 030 10 02 LS.
berikut :

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
220 221
g. Zona Pemanfaatan, luas perairan 226.295,12, luas darat umumnya pantai berlumpur, pasir putih, pantai B. Pola dan Kecepatan Arus Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan Sijuk seperti
1.916,20 luas total 228.211,32 Hektar dengan titik berbatu dengan tanaman pantai berupa semak, halnya di perairan lainya di Kabupaten Belitung, bukan pasang
Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung,
0 0 0
koordinat 107 54 21 BT - 02 34 28 LS, 107 54 20 BT - baringtonia dan beberapa jenis mangrove. Pantai surut yang secara langsung dibangkitkan oleh gravitasi
berdasarkan penelitian LIPI (Oktober, 2005), kecepatan arus
0 0 0 0
02 29 48 LS, 107 04 41 BT - 02 29 53 LS, 107 04 46 BT yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk antara lain matahari dan bulan, akan tetapi dominan dipengaruhi oleh
di wilayah perairan Kecamatan Sijuk secara keseluruhan
- 030 22 60 LS, 1070 52 12 BT - 030 22 53 LS dan 1070 51 Pantai Terong. Tanjung Binga, Batu Itam, Keciput, Sijuk pasang surut di perairan Laut Cina Selatan yang merambat ke
berkisar antara 17,80 42,10 cm/det dengan rata-rata 29,40
0
35 BT - 03 03 30 LS. dan Sungai Padang. Dari ke enam pantai tersebut, selatan memasuki Laut Jawa (Pariwono, 1985). Perambatan
cm/det. Secara rata-rata kecepatan arus di lapisan permukaan
Pantai Keciput dan Sijuk merupakan pantai yang pasang surut dari Samudera Pasifik yang memasuki perairan
lebih tinggi dibandingkan pada kedalaman 5 dan 10 meter.
memiliki kelengkapan ekosistem yang lebih lengkap Sijuk melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi
Kecepatan arus di perairan ins masih termasuk kecepatan arus
Target Konservasi: dibandingkan dengan pantai lainnya. Dasar perairan oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut (bathymetri)
yang sedang.
- Target Sumberdaya (Bioekologis) di sekitar perairan Kecamatan Sijuk umumnya (Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004).
merupakan daerah atol (terumbu karang) dan Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah utara dan
- Target Sosial, Budaya dan Ekonomi sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya namun pada
tempat bertemunya arus, sehingga banyak
terdapat plankton yang merupakan makanan ikan kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke arah barat daya, E. Suhu Perairan
dan biota lainnya (Bapeda Kabupaten Belitung, sehingga arah arus pada penelitian ini dominan bergerak ke
Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati: Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air (November 2012)
2005). Secara rinci kondisi karakteristik dari masing- arah barat daya.
suhu perairan di beberapa stasiun pengukuran di Kecamatan
1. Kecamatan Sijuk masing pantai yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk Sijuk tercatat rata-rata 25 derajat Celcius. Pengambilan
A. Kondisi Pantai disajikan pada Tabel 1.1. dan pengukuran sampel ini dilakukan sudah masuk musim
C. Pola Angin
Tabel 1.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Sijuk penghujan. Pada saat musim kemarau diperkirakan suhu
Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk
Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan perairan akan lebih meningkat lagi. Menurut LIPI (2005) pada
khususnya di perairan Kecamatan Sijuk dipengaruhi oleh saat musim kemarau atau musim timur suhu maksimal dapat
No Pulau/pantai Karakteristik angin muson, yang mana menurut Nontji (1987) pada saat mencapai 29 derajat Celcius.
a. Terong Pantai berlumpur, baritonga, mangrove musim barat angin berhembus dari Asia menuju Australia
yang mana pada saat itu terjadi musim dingin di belahan
b. Tanjung Binga Pasir putih, pantai berbatu, mangrove
bumi bagian utara dan musim panas di belahan bumi bagian F. Kondisi Kimiawi Perairan
c. Batu Itam Pantai berlumpur, baritonga, mangrove
selatan, sehingga terjadi tekanan tinggi di atas daratan Asia
Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme perairan
d. Keciput Pasir putih, pantai berbatu, baritonga, mangrove, semak dan tekanan rendah di atas daratan Australia. Hal inilah yang
untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas perairan
e. Sijuk Pasir putih, pantai berbatu, baritonga, mangrove, semak dikenal sebagai angin musim barat. Pada musim timur berlaku
bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan. Gambaran
f. Sungai Padang Pasir putih, pantai berlumpur, baritonga, mangrove sebaliknya, dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas
kondisi kimiawi perairan di wilayah perairan Kecamatan Sijuk
Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung, 2005 daratan Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan
disajikan sebagai berikut:
Asia, sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan
Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan 1. Stasiun : Pulau Lengkuas
angin musim timur. Koordinat : S02032.323 E107037.679 elv: 32 ft
Suhu : 250C
pH : 8,05
D. Pasang Surut Salinitas : 30
Kecerahan : > 3 meter
Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut
DO : 8,3
atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama
Waktu Pengambilan jam 09.00
disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap massa
2. Stasiun : Pulau Burung
air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap bumi berubah
Koordinat : S02034.000 E107037.629 elv: 21 ft
setiap waktu, perubahan posisi tersebut membangkitkan gaya
Suhu : 250C
yang berbeda-beda, sehingga kedudukan muka laut serta
pH : 7,9
kisaran pasang surut juga berbeda-beda.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
222 223
Salinitas : 38 2. Sungai Sijuk Tabel 1.2
Kecerahan : > 3 meter
Keadaan mangrove di kiri kanan sungai ini mempunyai Jenis, Marga, Suku Serta Nama Daerah Mangrove Yang Ditemukan di Lokasi Penelitian
DO : 6,7
ketebalan 25 sampai 50 m. Untuk pohon mempunyai
Waktu Pengambilan jam 10.00 Suku Jenis Nama Daerah
kepadatan 200 400 batang/ha dengan ketinggian
3. Stasiun : Pulau Kera
8 10 m, sedangkan untuk belta kepadatannya antara Apocynaceae Cerbera odollum
Koordinat : S02035.013 E107037.411 elv: 25 ft Avicenniaceae Avicenia alba
800 1.600 batang/ha dengan ketinggian antara 4 6
Suhu : 250C Combretaceae Lumnitzera racemosa WILLLD Api-api duduk
m. Selain jenis Rhizophora apiculata sebagai dominan Euphorbiaceae Excoecaria agallocha L. Buta-buta
pH : 7,98
juga jenis lain yang banyak ditemukan adalah Brugulera Malvaceae Hibiscus tiliaceus Waru
Salinitas : 31
gymnorrhiza. Secara keseluruhan di lokasi ini ditemukan 8 Thespesia populnea
Kecerahan : > 3 meter Meliaceae Xylocarpus granatum KOEN Ngirili
jenis mangrove.
DO : 8,3 Xylocarpus moluccensis
Waktu Pengambilan jam 10.30 3. Sungai Padang Myrtaceae Aegiceros comiculatum
4. Stasiun : Pesisir/Dekat Pemukiman Osbomea octodonta
Keberadaan mangrove di sebelah kanan sungai yang
Koordinat : S02035.398 E107037.085 elv: 25 ft
Palvuae Nypa fructicans WURMB. Nipah
mengarah ke muara lebih tebal dari pada sebelah kiri Pteridophyta Acrostichum aureum L. Wakas
Suhu : 250C sungai yang mengarah ke muara. Ketebalan mangrove Rhizophoraceae Brugiera cylindrica
pH : 7,96 di sebelah kanan sungai berkisar antara 75 100 m. Brugiera gymnorrhiza
Salinitas : 34 Jenis yang mendominasi baik potion maupun belta Ceriops tagal
Kecerahan : > 3 meter adalah Rhizophora apiculata. Kepadatan pohon berkisar Rhizophora apiculata BLUME Bakau putih
DO : 7,4 Rhizohora mucronata LMK Bakau hitam
antara 400 500 batang/ha dengan ketinggian antara
Rhizophora stylosa GRIFF Bakau rangkah
Waktu Pengambilan jam 10.45 10 15 m bahkan ada yang mempunyai diameter 40 cm, Sonneratiaceae Sonneratia alba J.E. SMITH Bogem
sedangkan untuk belta mempunyai kepadatan 600 800 Sumber : LIPI, 2005 dan Hasil Survey 2012
batang/ha dengan ketinggian 4 6 m. Kondisi mangrove
G. Sebaran Mangrove di tempat ini rata-rata mempunyai kondisi dan potensi
H. Sebaran Padang Lamun I. Sebaran Terumbu Karang
yang paling baik jika dibandingkan dengan tempat
Sebaran mangrove di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk
lain. Secara keseluruhan di lokasi ini didapatkan 10 jenis Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk antara Sebaran karang di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk antra
terdapat di Sungai Terong, Sungai Sijuk dan Sungai Padang.
mangrove. Dari semua lokasi, umumnya mangrove banyak lain berada di pulau Aji, Babi, Batu berlayar, Batu garuda, lain berada di pulau : Agar, Aji, Babi, Batu berlayar, Batu
Berikut gambarannya:
ditemukan pada daerah muara sungai sampai ke arah Bekukur, Bulu, Burung, Jemang, Jukong, Kelayang, Kera, garuda, Bekukur, Bulu, Burung, Jemang, Jukong, Kelayang,
hulu sungai. Adapun jenis yang banyak ditemukan adalah Lengkuas, Lutung, Malang huya, Malang mas, Pegadur, Kera, Kijang, Lengkuas, Lutung, Malang besar, Malang huya,
jenis Rhizophora apiculata. Berikut disajikan tabel spesies Tukong air labuh, Tukong kelayang, Tukong kelayang laut, Malang mas, Malang penyu, Pegadur, Sering, Siantu, Teluk
1. Sungai Terong
mangrove secara keseluruhan yang ditemukan di lokasi Tukong makbulang, Tukong darat, dan Tukong Kera. Lamun buaya, Tukong air labuh, Tukong kelayang laut, Tukong
Keberadaan mangrove di lokasi ini terutama di daesah yang ditemui di pulau-pulau kecil di Kecamatan Sijuk antara
penelitian. makbulang, Tukong darat, Tukong Kera, dan Tukong laut.
muara didominasi oleh Rhizophora apiculata dengan lain dari jenis Enhalus sp, Thalasia sp, Halaophilia sp. Selain itu Berikut disajikan jenis dan sebaran terumbu karang di perairan
ketebalan 100 m, selain jenis tersebut banyak ditemukan juga ditemukan beberapa rumput laut dan jenis Caulapa sp. Kabupaten Belitung secara keseluruhan.
juga Brugulera gymnonfilza, Bragulera dan Xylocarpus dan Sargasum sp.
granatum. Di muara ini jarang ditemukan mangrove yang
berupa potion, akan tetapi di kiri kanan sungai yang
ketebalannya 5 10 m banyak ditemukan mangrove
dalam bentuk pohon terutama Xylocaipus granatum
yang berdiameter 30 cm dan Bruguiera gymnorrhiza
dengan diameter 25 cm yang ketinggiannya mencapai
20 m. Secara keseluruhan lokasi ini didapatkan 11 jenis
mangrove.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
224 225
Tabel 1.3. Persentase Penutupan Terumbu Karang Hidup Di Kabupaten Belitung Tabel 1.4

Jenis, Famili, dan Kepadatan Ikan Karang Di Perairan Kabupaten Belitung


Lokasi
Benthic Pulau Pulau Kali Pulau Pulau Pulau
Sekutai Mambang Batu Itam Keran Akeake No. Item Major Target Indikator Total
Hard Corals 0,22 0,24 8,28 4,22 0 1 Famili 8 9 1 18
(Acropora)
Hard Corals 40,12 63,2 39,36 66,88 41,94 2 Jenis 42 21 3 66
(Non Acropora) 3 Ekor/2.500m 1.517 327 73 1.917
Dead 8,62 11,74 12,24 13,24 11 4 Ekor/ha 6.100 1.300 300 7.700
Soelaractinia
Algae 44,48 20,48 30,06 13,26 43,5
Other Fauna 5,68 3,74 3,8 0,4 3,56 K. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan jenis moluska yang dapat digunakan sebagai bahan pangan
Abiotic 0,88 0,6 6,26 2 0 ditemukan di perairan ini, seperti marga Triciacna, Trochus,
Jumlah (%) 100 100 100 100 100 Sumberdaya non ikan yang banyak ditemui di wilayah
Strombus dan Lambis.
perairan Kecamatan Sijuk diantaranya penyu, moluska,
Sumber : LIPI, 2005 teripang, dan makroalga. Berdasarkan penelitian LIPI (2005) Penelitian alga oleh LIPI tahun 2005 di perairan pantai
penyu di Kabupaten Belitung ditemukan di Pulau lengkuas, Belitung yang berada di Pulau Sekutai, Pulau Kalimambang,
Di Pantai Batu Itam ditemui adanya daerah rataan terumbu J. Potensi Sumberdaya Ikan Pulau Piling dan Pulau Pelma dengan jenis penyu sisik dan Tanjung Batu Pulau Akeake dan Pulau Keran menunjukkan
(reef flat) yang cukup luas yaitu sekitar 500 m, pantai penyu hijau. Pulau Lengkuas terdapat di gugusan pulau di kepadatan dan kelimpahan alga yang berbeda. Hal ini
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), terkumpul 66 jenis ikan
ditumbuhi oleh mangrove dari jenis Rhizophora sp. Di daerah Kecamatan Sijuk. disebabkan karena pengaruh lingkungan perairan yang tidak
karang dengan Ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari 18 famili,
ini juga dijumpai beberapa patch reef. Lereng terumbu mendukung untuk kelangsungan pertumbuhan makro alga.
yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten Belitung (Pulau Berdasarkan penelitian LIPI (2005), makrobentik yang tercatat
bagian etas (reef flat) landai dengan kemiringan sekitar 20. sekitar 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea dan 10 jenis a). Pulau Sekutal
Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu Itam, Pulau Keran
Karang tidak tumbuh dengan baik, kehadiran alga dari jenis ekhinodermata. Jumlah jenis fauna makrobentik yang tercatat
dan Pulau Ake-ake), dan terdiri dari : Diperoleh 34 jenis makro alga dengan panen berat basah
Sargassum sangat mendominasi di daerah ini. Semakin relatif sama dengan jumlah fauna makrobentik dan daerah
z Ikan major (42 jenis, 8 famili); tertinggi 700 g/m2. Makro alga nilal ekonomis yang ada
kebawah (reef slope), kemiringan bertambah yaitu antara 65 perairan timur Pulau Bangka. Tetapi kepadatan individunya
zIkan target/pangan (21 jenis, 9 famili); dan dari marga Sargassum, Turbinaria, Hormophysa, Eucheuma
75. Pertumbuhan karang hidup terlihat lebih bervariasi relatif lebih rendah dan perairan timur pulau Bangka, yaitu
zIkan indikator Chaetodontidae (3 jenis, 1 famili). dan Gracilaria. Dominasi marga diduduki oleh Gracilaria
yang didominasi oleh bentuk pertumbuhan massive dari berkisar antara 3 4 ekor/m2 di Bangka Timur dan kurang dan
dengan nilal dominasi 28,70. Pulau Sekutai termasuk yang
jenis Porites lobata, Oulophylla sp., bentuk pertumbuhan Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekor/ha, ikan target 1 individu di perairan Kabupaten Befitting. Rendahnya tingkat
mengalami sedimentasi, banyak pertumbuhan alga yang
bercabang dari jenis Porites dan Echinopora horrida juga 1.300 ekor/ha, ikan indikator 300 ekor/ha dan total ikan kepadatan fauna makrobentik di perairan Kabupaten Befitting
tertutup oleh partikel lumpur. Pulau ini terletak sebelah
terlihat mengelompok. Bentuk pertumbuhan seperti daun karang sebanyak 7.700 ekor/ha, seperti yang terlihat pada diduga akibat kasus tangkap lebih (over fishing) dan akibat
barat pelabuhan Tanjungpandan.
juga terlihat dari jenis Turbinaria sp. Bentuk pertumbuhan Tabel 5.4. Ikan Napoleon (Cherlinus undulates) ditemukan kerusakan habitat yang disebabkan oleh tingginya tingkat
seperti jamur juga terlihat mendominasi di dasar perairan. di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak menutup sedimentasi yang ditandai dengan keruhnya perairan. (b) Pulau Kalimambang
Yang menarik, karang-karang anakan dari jenis Fungia sp. kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi perairan karang
Teripang yang ada di perairan Kabupaten Belitung, hanya Diperoleh makro alga sebanyak 30 jenis dengan panen
juga terlihat mulai tumbuh. Di antara bongkahan-bongkahan lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan bernilai tinggi dan
diwakili oleh teripang berkualitas rendah sepertiHolothuna berat basah tertinggi 1170 g/m2. Makro alga nilal
karang matt dijumpai soft Coral dan spons Dari basil LIT (Line dilindungi, sehingga keberadaan ikan ini perlu dijaga. Jenis
atra, H. Coluber dan Bohadschia matmorata. Kelangkaan ekonomis yang ada dari marga Sargassum, Turbinaria,
Intercept Transect), diperoleh persentase tutupan karang hidup ikan ini merupakan ikan yang perlu mendapat perlindungan
jenis-jenis teripang ini diduga sebagai akibat kasus tangkap Honnaphysa dan Gracilaria. Dominasi marga diduduki
sebesar 47,64 %. di Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten Belitung.
lebih (over fishing). Dimana jenis-jenis teripang ini diburu oleh Sargassum dengan nilai dominasi 67,40. Pulau
terus-menerus. Hal yang sama juga terlihat pada krustasea/ Kalimambang merupakan pulau yang terietak sebelah
kepiting marga Portunus dan Thallamita yang kehadirannya utara Pulau Sekutal. Di pulau ini berada di daerah paparan
sangat langka. Fauna moluska relatif lehih beragam dan terumbu mengalami sedimentasi dengan penutupan
lebih kaya dari fauna ekhinodermata dan krustasea. beberapa pertumbuhan makro alga dari partikel lumpur yang cukup
tebal.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
226 227
(c) Batu Itam menunjukan pulau ini masih ideal untuk lahan budidaya B. Pola dan Kecepatan Arus Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan Selat
rumput laut. Pulau tidak berpenduduk dan daerah tepi Nasik seperti halnya di perairan lainya di Kabupaten
Pertumbuhan makro alga berada di gugus Batu Itam di Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung,
pantai berpasir putih, termasuk diantara pulau dalam Belitung, bukan pasang surut yang secara langsung
Kecamatan Sijuk. Makro alga yang diperoleh sebanyak berdasarkan penelitian LIPI (Oktober, 2005), kecepatan
katagori baik untuk perlakuan budidaya. Pertumbuhan dibangkitkan oleh gravitasi matahari dan bulan, akan
30 jenis dengan panen berat basah tertinggl 2.230 g/m2. arus di wilayah perairan Kecamatan Selat Nasik secara
makro alga nilai ekonomis dari Marga Sargassum, tetapi dominan dipengaruhi oleh pasang surut di perairan
Pertumbuhan makro alga bemilai ekonomis dari marga keseluruhan berkisar antara 17,80 42,10 cm/det dengan
Turbinaria, Hormophysa, Gradlaria, Eucheuma dan Laut Cina Selatan yang merambat ke selatan memasuki
Sargassum, flormophysa dan Turbinaria. Dominasi marga rata-rata 29,40 cm/det. Secara rata-rata kecepatan arus
Halimeda. Makro alga yang diperoleh 34 jenis. Panen berat Laut Jawa (Pariwono, 1985). Perambatan pasang surut
diduduki oleh Sargassum dengan nilai dominasi 89,88. di lapisan permukaan lebih tinggi dibandingkan pada
basah tertinggi yang diperoleh 1.268 g/m2. Dominasi jenis dari Samudera Pasifik yang memasuki perairan Sijuk
kedalaman 5 dan 10 meter. Kecepatan arus di perairan ins
(d) Pulau Akeake diduduki oleh Sargassum dengan nilai dominasi 48,78. melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi
masih termasuk kecepatan arus yang sedang.
Terletak di depan muara Sungai Padang paparan terumbu oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut (bathymetri)
Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah (Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004).
pada bagian garis pantai terbentuk dari batuan meteorit
2. Kecamatan Selat Nasik utara dan sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya
berwama ungu mengkilat, sedangkan pada bagian E. Suhu Perairan
namun pada kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke
paparan terumbu selalu tegenang air dan arus deras. A. Kondisi Pantai
arah barat daya, sehingga arah arus pada penelitian ini Pola sebaran suhu perairan di wilayah Kecamatan Selat
Makro alga yang diperoleh 30 Jenis dengan panen berat
Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan Selat Nasik dominan bergerak ke arah barat daya. Nasik (Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
basah tertinggi 150 g/m2 dan marga bemilai ekonomis
umumnya pantai berlumpur, dengan tanaman pantai 2004), dipengatuhi oleh dua musim yang berbeda, yaitu
dari Sargassum dan Turbinaria. Dominasi marga diduduki C. Pola Angin
berupa beberapa jenis mangrove. Pantai yang ada di musim barat dan musim timur. Suhu rata-rata perairannya
Sargassum dengan nilai dominasi 29,27.
wilayah Kecamatan Selat Nasik antara lain Pantai Selat Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan adalah 28 C pada bukan Februari (mewakili musim
(e) Pulau Keran Nasik, Suak Gual, Petaling dan Pulau Gresik. Ke empat khususnya di perairan Kecamatan Selat Nasik juga barat) dan 29 C pada bulan Juni (mewakili musim timur).
pantai tersebut umumnya memiliki karakteristik pantai dipengaruhi oleh angin muson, yang mana menurut Berdasarkan penelitian LIPI (2005), suhu perairan di sekitar
Terletak sebelah utara Pulau Akeake, kondisi perairan
yang seragam. Secara rinci kondisi karakteristik dari Nontji (1987) pada saat musim barat angin berhembus perairan Kabupaten Belitung pada bulan Oktober tahun
jernih dan arus deras belum terjadi sedimentasi. Paparan
masing-masing pantai yang ada di wilayah Kecamatan dari Asia menuju Australia yang mana pada saat itu terjadi 2005 berkisar antara 28,93 C 29,37 C, dimana nilai suhu
terumbu sangat luas, pertumbuhan karang masih ada
Selat Nasik disajikan pada Tabel 2.1. musim dingin di belahan bumi bagian utara dan musim terendah terdapat pada kedalaman 10 meter dan nilai
dari tubir sampai paparan turumbu. Hasil pengamatan
panas di belahan bumi bagian selatan, sehingga terjadi suhu tertinggi terdapat pada iapisan permukaan (0 meter).
tekanan tinggi di atas daratan Asia dan tekanan rendah
Tabel 2.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Selat Nasik Dengan demikian dapat disimpuikan bahwa suhu perairan
di atas daratan Australia. Hal inilah yang dikenal sebagai
di Kabupaten Belitung berkisar antara 28 C 29 C,
angin musim barat. Pada musim timur berlaku sebaliknya,
dimana pada musim barat suhu turun mencapai minimum
No Pantai Karakteristik dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas daratan
yang bertepatan pula dengan angin yang kuat dan curah
1 Selat Nasik Pasir berlumpur, mangrove Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia,
hujan yang tinggi, sedangkan pada musim timur suhu
2 Suak Gual Pasir berlumpur, mangrove sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan
meningkat mencapai maksimum.
Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan
3 Petaling Pasir berlumpur, mangrove
angin musim timur. F. Kondisi Kimiawi Perairan
4 Pulau Gersik Pasir berlumpur, mangrove
D. Pasang Surut Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme
Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung, 2005
perairan untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas
Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut
perairan bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan.
atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama
Berdasarkan data penelitian parameter kimia yang
disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap
dilakukan LIPI (2005), rata-rata kandungan dari amonia,
massa air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap
nitrat, nitrit dan ortho fospat berturut-turut adalah sebagai
bumi berubah setiap waktu, perubahan posisi tersebut
berikut 2,06; 0,76; 0,20 dan 0,60 (Tabel 2.3). Secara umum
membangkitkan gaya yang berbeda-beda, sehingga
perairannya termasuk bersih (tidak tercemar).
kedudukan muka laut serta kisaran pasang surut juga
berbeda-beda.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
228 229
Tabel 2. 2 Berdasarkan pengamatan kondisi terumbu karang LIPI J Potensi Sumberdaya Ikan
tahun 2005 di Pulau Sekutai (Kecamatan Selat Nasik),
Rata-Rata Nilai Parameter Fisika - Kimia Perairan Kabupaten Belitung Berdasarkan penelitian LIPI (2005), terkumpul 66 jenis
terlihat pantai berbatu dengan reef flat sempit sekitar 50
ikan karang dengan ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari
m. Pada saat air surut karang muncul ke permukaan lereng
Parameter 18 famili, yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten
Kedalaman terumbu, bagian atas mempunyai kemiringan sekitar
Suhu Salinitas PO4 NO3 NO2 NH3 Belitung (Pulau Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu
(m) pH
(OC) (O/OO) J$, J$, J$, J$, 20. Pertumbuhan karang dijumpai pada kedalaman
Itam, Pulau Keran dan Pulau Ake-ake), dan terdiri dari :
0 29,15 33,01 8,08 0,50 0,61 0,13 1,56 2 5 meter yang merupakan spot-spot kecil. Bergerak
5 29,13 33,02 8,11 0,57 0,74 0,19 1,88 ke lereng terumbu bagian bawah, kemiringan semakin z Ikan major (42 jenis, 8 famili);
10 29,06 33,11 8,15 0,75 0,95 0,29 2,77
bertambah yaitu sekitar 45. Kehadiran karang dimulai zIkan target/pangan (21 jenis, 9 famili); dan
Minimum 28,93 32,62 8,02 0,46 0,52 0,09 1,06
Maksimum 29,37 33,32 8,24 0,88 1,12 0,36 4,51 dan jenis Coral massive dari jenis Porites lobata, Pachyseris
zIkan indikator Chaetodontidae (3 jenis, 1 famili).
Rata-rata 29,12 33,04 8,14 0,60 0,76 0,20 2,06 speciosa. Di antara karang mat tampak pertumbuhan
soft Coral dari jenis Sinularia sp. Perairan cukup jemih Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekor/ha, ikan
dengan sekitar 15 m, kehadiran karang didominasi oleh target 1.300 ekor/ha, ikan indikator 300 ekor/ha dan
G. Sebaran Mangrove antara lain berada di pulau : Aji, Aur, Bangkai, Batudinding,
bentuk pertumbuhan bercabang dari jenis Montipora total ikan karang sebanyak 7.700 ekor/ha, seperti yang
Cina, Kera, Langir, Mendanau, Piling, Sebongkok, Sekutai,
Sebaran mangrove di pulau-pulau kecil Kecamatan sp. dan bentuk pertumbuhan folios dan merayap dari terlihat pada Tabel 1.4. Ikan napoleon (Cherlinus undulates)
dan Selemar. Lamun yang ditemui di pulau-pulau kecil di
Selat Nasik hanya terdapat di beberapa pulau. Sebaran jenis Pachyseris sp. Dari hasih LIT (Line Intercept Transect) ditemukan di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak
Kecamatan Sijuk antara lain dari jenis Enhalus sp, Thalasia
mangrove di Kecamatan Selat Nasik antara lain berada di diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar menutup kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi
sp, Halaophilia sp. Selain itu juga ditemukan beberapa
pulau : Aur, Bakau, Batudinding, Gina, Kalangbau, Kimar, 40,34%. perairan karang lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan
rumput laut dan jenis Caulapa sp. dan Sargasum sp.
Mendanau, Naduk, Sekutai, dan Sepindang. Di beberapa bernilai tinggi dan dilindungi, sehingga keberadaan ikan
Untuk Puiau Kran terlihat adanya pantai berpasir di
pulau di Kecamatan Selat Nasik sebaran mangrovenya I Sebaran Terumbu Karang ini perlu dijaga. Jenis ikan ini merupakan ikan yang perlu
bagian barat yang diseiingi dengan batuan vulkanis di
hingga mencapai 500 meter dari pantai. mendapat perlindungan di Kawasan Konservasi Perairan
Sebaran karang di pulau-pulau kecil Kecamatan Selat pinggir pantai. Rataan terumbu bagian atas cukup luas
di Kabupaten Belitung.
Secara keseluruhan di lokasi ini didapatkan 10 jenis Nasik antara lain berada di pulau : Aji, Aur, Bakau, Bangkai, yaitu sekitar 400 m. Selain itu di lokasi ini juga terdapat
mangrove. Dari semua lokasi, umumnya mangrove banyak Batudinding, Bayan, Buntar, Cina, Gersik, Kalangbau, beberapa patch reef. Pada saat pengamatan, terlihat K. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan
ditemukan pada daerah muara sungai sampai ke arah hulu kembung, Keran, Kimar, Klirim, Kuil, Langir, Mendanau, perairan keruh dan sedimen terperangkap di bagian
Sumberdaya non ikan yang banyak ditemui di wilayah
sungai. Adapun jenis yang banyak ditemukan adalah jenis Naduk, Panjang, Piling, Sebongkok, Sekutai, Selemar, dan karang yang bentuk pertumbuhannya seperti daun
perairan Kecamatan Selat Nasik diantaranya penyu,
Rhizophora apiculata. Sepindang. Berikut disajikan jenis dan sebaran terumbu (foliose). Kemiringan lereng terumbu di sekitar Pulau
moluska, teripang, dan makroalga. Berdasarkan penelitian
karang di perairan Kecamatan Selat Nasik. Keran karang lebih 35, dimana ditemukan kehadiran
H Sebaran Padang Lamun LIPI (2005) penyu di Kabupaten Belitung ditemukan di
karang yang cukup bervariasi. Bentuk pertumbuhan
Pulau lengkuas, Pulau Piling dan Pulau Pelma dengan
Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan Selat Nasik karang pun didominasi dengan bentuk pertumbuhan
jenis penyu sisik dan penyu hijau. Pulau Piling terdapat di
bercabang dari jenis Porites nigrescens, Porites cylindrical.
gugusan pulau di Kecamatan Selat Nasik.
Bentuk pertumbuhan foliose juga banyak dijumpai yaitu
Tabel 2.3 Persentase Penutupan Terumbu Karang Hidup di Kecamatan Selat Nasik Berdasarkan penelitian LIPI (2005), makrobentik yang
dati jenis Pectinia paeonia, Mycedium elephantotu, Karang
Lokasi hanya ditemukan sampai kedalaman 5 m, setelah itu hanya tercatat sekitar 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea dan 10
Benthic
Pulau Sekutai Pulau Keran pasir dan pecanan twang mat yang mendominasi. Dari hasii jenis ekhinodermata. Jumlah jenis fauna makrobentik yang
Hard Corals (Acropora) 0,22 4,22 LIT (Line Intercept Transect), diperoleh tutupan persentase tercatat relatif sama dengan jumlah fauna makrobentik
Hard Corals (Non Acropora) 40,12 66,88 karang hidup yang cukup tinggi yaitu sebesar 71,10 %, hal ini dan daerah perairan timur Pulau Bangka. Tetapi kepadatan
Dead Soelaractinia 8,62 13,24 individunya relatif lebih rendah dan perairan timur
menunjukkan bahwa meskipun air keruh namun sirkulasi air
Algae 44,48 13,26
cukup bagus sehingga karang dapat memperoleh nutrient pulau Bangka, yaitu berkisar antara 3 4 ekor/m2 di
Other Fauna 5,68 0,4
Abiotic 0,88 2 dengan baik. Bangka Timur dan kurang dan 1 individu di perairan
Jumlah (%) 100 100 Kabupaten Befitting. Rendahnya tingkat kepadatan fauna
makrobentik di perairan Kabupaten Befitting diduga
Sumber : LIPI (diolah) 2005
akibat kasus tangkap lebih (over fishing) dan akibat

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
230 231
kerusakan habitat yang disebabkan oleh tingginya tingkat dan selat mendanau, dan sebelah barat berbatasan karang di pulau ini telah mengalami kerusakan cukup peghasil perkebunan yang cukup tinggi yaitu
sedimentasi yang ditandai dengan keruhnya perairan. dengan Pulau Mendanau. Jarak dari pelabuhan parah akibat adanya pemanfaatan yang tidak ramah perkebunana buah durian.
Tanjung Pandan sejauh 11.50 mil laut dan ditempuh lingkungan. Bentuk tipe pantai Pulau Sekutal adalah
Teripang yang ada di perairan Kabupaten Belitung, hanya Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
selama kurang Lebih 2 jam perjalanan menggunakan landai berpasir dan sebagian ada yang berbatu.
diwakili oleh teripang berkualitas rendah sepertiHolothuna diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu
perahu dengan kekuatan 5 GT. Kawasan pulau ini
atra, H. Coluber dan Bohadschia matmorata. Kelangkaan d Pulau Batu Dinding karang. Bentuk tipe pantai Pulau Mendanau adalah
sudah ada datam jangkauan sinyal telepon seluler.
jenis-jenis teripang ini diduga sebagai akibat kasus Landai pasir berlumpur, pantai landai dengan vegetasi
Pulau Sebongkok didiami oleh 11 jiwa yang tinggal Letak geografls pulau Batu Dinding pada koordinat
tangkap lebih (over fishing). Dimana jenis-jenis teripang ini mangrove dan berbatu.
di perairannya sebagai penjaga dan pemilik keramba 107 24 48 BT - 2 48 46 IS. Pada bagian sebelah
diburu terus-menerus. Hal yang sama juga terlihat pada
jaring apung. Di pulau ini telah terdapat perikanan utara berbatasan dengan perairan Selat Karimata, f Pulau Pilling
krustasea/kepiting marga Portunus dan Thallamita yang
budidaya laut daiam bentukan keramba jaring apung sebelah selatan dengan Pulau Mendanau, sebelah
kehadirannya sangat langka. Fauna moluska relatif lehih Letak geografis Pulau Pilling pada koordinat 107 21
ikan kerapu. timur dengan pulau tikus dan selat mendanau, dan
beragam dan lebih kaya dari fauna ekhinodermata dan 369 BT dan 2 55 274 LS disebelah utara berbatasan
sebelah barat berbatasan dengan Selat Gaspar. Jarak
krustasea. beberapa jenis moluska yang dapat digunakan Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini dengan Pulau Mendanau, sebelah selatan dengan
dan pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 16.20 mil laut
sebagai bahan pangan ditemukan di perairan ini, seperti diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu pulau Perairan Pulau Cina, Pulau Aji, & Pulau
dan ditempuh selama kurang lebih 2-3 jam perjatanan
marga Triciacna, Trochus, Strombus dan Lambis. karang. Ekosistem mangrove di Pulau Sebongkok Bangkai, sebelah timur dengan Pulau Mendanau,
menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT.
terdiri dan 3 jenis dan dominasi jenis Avecennia sp,. dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Gaspar.
Penelitian alga oleh LIPI tahun 2005 di perairan pantai Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyat
Sedangkan ekosistem yang mengalami kerusakan iarak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 24.42
Pulau Sekutai dan Pulau Keran menunjukkan kepadatan telepon seluler. Pulau Batudinding tidak diami oteh
parah adalah terumbu karang yang disebabkan mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2 - 3 jam
dan kelimpahan alga yang berbeda. Hal ini disebabkan penduduk. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau
pemanfaatan yang kurang ramah lingkungan. Bentuk perjatanan menggunakan perahu dengan kekuatan
karena pengaruh lingkungan perairan yang tidak ini diantaranya padang lamun dan terumbu karang.
tipe pantai Pulau Sebongkok adalah landai dan 5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan
mendukung untuk kelangsungan pertumbuhan makro Bentuk tape pantai Pulau Batudinding adalah landai
berpasir. sinyal telepon seluler. Pulau Piling tidak didiami ofeh
alga. pasir dan berbatu.
penduduk.
c Pulau Sekutai
a. Pulau Keran e Pulau Mendanau
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini

Letak geografis Pulau Sekutai pada koordinat 107 29
Terletak sebelah utara Pulau Akeake, kondisi perairan Letak geografis Pulau Mendanau pada koordinat 107 diantaranya padang lamun dan terumbu karang.
09 BT dan 2 49 42 LS. Pada bagaian sebelah utara
jernih dan arus deras belum terjadi sedimentasi. 25 24 BT dan 2 52 41 LS disebelah utara berbatasan Bentuk tipe pantai pulau Pelling adalah landai pasir
berbatasan dengan pulau Kalimanbang, sebelah
Paparan terumbu sangat luas, pertumbuhan karang dengan Pulau Batudinding, sebelah selatan dengan berpasir dan pantai landai berbatu. Kondisi terumbu
selatan dengan Pulau Sebongkok, sebelah timur
masih ada dari tubir sampai paparan turumbu. Hasil Pulau Naduk, sebelah timur dengan Pulau Sebongkok, karang di pulau ini telah banyak mengalami kerusakan
dengan pulau tikus dan selat mendanau, dan sebelah
pengamatan menunjukan pulau ini masih ideal untuk dan sebelah barat berbatasan dengan pulau Selat akibat adanya kegiatan pengambilan karang dan ikan
barat berbatasan dengan Pulau Mendanau. Jarak dari
lahan budidaya rumput laut. Pulau tidak berpenduduk Gaspar. )arak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh karang yang menggunakan born atau potas.
pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 10.20 mil laut dan
dan daerah tepi pantai berpasir putih, termasuk 17.30 mil Laut dan ditempuh selama kurang lebih
ditempuh selama kurang lebih 1.5-2 jam perjalanan g Pulau Naduk
diantara pulau dalam katagori baik untuk perlakuan 2 - 3 jam perjalanan menggunakan perahu dengan
menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT. Letak geografis Pulau Sebongkok pada koordinat 107
budidaya. Pertumbuhan makro alga nilai ekonomis kekuatan 5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam
Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyat 26 716 BT dan 2 55 81 LS disebelah utara berbatasan
dari Marga Sargassum, Turbinaria, Hormophysa, jangkauan sinyal telepon seluler. Pulau Sebongkok
telepon seluler. Pulau Sekutai tidak berpenduduk, dengan Pulau Mendanau, sebelah selatan dengan
Gradlaria, Eucheuma dan Halimeda. Makro alga yang didiami oleh 2.335 jiwa penduduk. Sarana dan
namun, dahulunya didiami oleh penduduk namun Pulau Ru, sebelah timur dengan pulau Sikindang, dan
diperoleh 34 jenis. Panen berat basah tertinggi yang prasarana di Pulau Mendanau cukup lengkap
sekarang telah ditinggatkan oleh mereka. sebelah barat berbatasan dengan Pulau Mendanau.
diperoleh 1.268 g/m2. Dominasi jenis diduduki oleh dibanding pulau lain di BeRung dimana terdapat 2
Sargassum dengan nilai dominasi 48,78. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini buah Sekolah Dasar, 1 buah SMP, 1 sekolah kejuruan, Jarak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 18.50
diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu 4 buah masjid, sarana kesehatan dimana terdapat mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2.5 jam
b. PuLau Sebongkok
karang. Ekosistem mangrove terdiri dan 3 jenis yaitu 1 buah puskesmas, 3 kantor desa, kantor potsek, perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan

Letak geografis Pulau Sebongkok pada koordinat 107 Avecennia sp., Mafia sp., dan Rhizophota sp.. Sama dan wisma mendanau. Di pulau ini telah terdapat 5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan

29 42 BT dan 2 51 27 LS disebelah utara berbatasan dengan yang terjadi di Pulau Sebongkok jenis yang perikanan budidaya laut dalam bentukan keramba sinyal telepon seluler. Pulau Sebongkok didiami oleh
dengan Pulau Sekutai, sebelah selatan dengan dominant adalah Avecennia sp. Kondisi terumbu jaring apung ikan kerapu. Pulau ini dikenal sebagai 7 jiwa yang tinggal di perairannya sebagai penjaga
pulau Sekindang, sebelah timur dengan pulau tikus dan pemilik keramba jaring apung. Di pulau ini telah

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
232 233
terdapat perikanan budidaya laut dalam bentukan payang, gillnet dan pandng. Hasil tangkapan mereka sinyal telepon seluler. Pulau Sikindang didiami 3 jiwa arus di wilayah perairan Kecamatan Membalong secara
keramba jaring apung ikan kerapu. diantaranya adalah tongkol, tenggiri, sarden dan yang merupakan penjaga dan pemilik KJA di sekitar keseluruhan berkisar antara 17,80 42,10 cm/det dengan
lain-lain. Areal pemasaran rnereka adalah ke pulau perairannya. Ekosistem pesisir yang ditemukan di rata-rata 29,40 cm/det. Secara rata-rata kecepatan arus
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
Bangka. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini pulau ini adalah terumbu karang. Bentuk tipe pantai di lapisan permukaan lebih tinggi dibandingkan pada
diantaranya mangrove dan terumbu karang. Bentuk
diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu pulau Sikindang adalah landai pasir berkarang. kedalaman 5 dan 10 meter. Kecepatan arus di perairan ins
tipe pantai Pulau Sebongkok adalah landai dan
karang. Bentuk tipe pantai Pulau Bau Karang (Pulau Berdasarkan hasil studi LIPI (2005) diketahui bahwa masih termasuk kecepatan arus yang sedang.
berpasir. Kondisi terumbu karang di pulau ini cukup
Karang Bahu) adalah landai pasir berkarang dan pantai ekosistem mangrove di pulau-pulau di Kecamatan
baik terutama di daerah sebelah timur pulau. Hal ini Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah
Landai dengan vegetasi mangrove. Selat Nasik terdiri dari jenis Avecennia sp., Sonneratia
disebabkan pemilik 10A ikut berperan aktif dalam utara dan sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya
sp. dan Rhizophora sp.
menjaga kelestariannya. Sedangkan mangrove hampir j Pulau Gresik namun pada kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke
terdapat di sekeliling pulau ini. arah barat daya, sehingga arah arus pada penelitian ini
Letak geografis pulau Gresik pada koordinat 107 16
dominan bergerak ke arah barat daya.
h Pulau Ajimusa 370 BT dan 3 00 156 LS disebelah utara berbatasan 3. Kecamatan Membalong
dengan pulau Pelting dan selat Baur, sebelah C Pola Angin
Letak geografis Pulau Ajimusa pada koordinat 107 23 A. Kondisi Pantai
selatan dengan Putau Simedang dan selat Umende,
303 BT dan 3 02 355 LS disebelah utara berbatasan Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan
sebelah timur dengan pulau Lima, dan sebelah barat Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan
dengan Pulau Naduk, sebelah Selat Gaspar, sebelah khususnya di perairan Kecamatan Selat Nasik juga
berbatasan dengan pulau Aur dan pulau Kelemar. Membalong umumnya pantai berlumpur, pasir, berbatu
timur dengan pulau Belitung, dan sebelah barat dipengaruhi oleh angin muson, yang mana menurut
Jarak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 31.40 dengan tanaman pantai berupasemak, baringtonia dan
berbatasan dengan pulau Lima. Jarak dari pelabuhan Nontji (1987) pada saat musim barat angin berhembus
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam beberapa jenis mangrove. Pantai yang ada di wilayah
Tanjung Pandan sejauh 26.5 mil laut dan ditempuh dari Asia menuju Australia yang mana pada saat itu terjadi
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan Kecamatan Membalong antara lain Pantai Seliu, Mentigi,
selama kurang lebih 2 - 3 jam perjalanan dengan musim dingin di belahan bumi bagian utara dan musim
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan Tanjungrasa, Membalong, Kembiri, Perpat, Lassar,
menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT. panas di belahan bumi bagian selatan, sehingga terjadi
sinyal telepon setuler. Pulau Gresik didiami kurang Simpang rusa, dan Pulau Sumedang. Pulau Seliu memiliki
Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyal tekanan tinggi di atas daratan Asia dan tekanan rendah
lebih 800 kepaia keluarga. Sarana dan prasarana di kelengkapan ekosistem lebih banyak dibanding pulau-
telepon seluler. Pulau Ajimusa tidak didiami oleh di atas daratan Australia. Hal inilah yang dikenal sebagai
pulau Gresik cukup lengkap di mana terdapat 2 buah pulau lainnya. Sementara Pulau Membalong dan Kembiri
penduduk. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau angin musim barat. Pada musim timur berlaku sebaliknya,
Sekotah Dasar, 1 buah SMP, masjid, saran kesehatan memiliki ekosistem yang sedikit yaitu berupa pantai pasir.
ini terumbu karang. Bentuk tipe pantai Pulau Ajimusa dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas daratan
dimana terdapat puskesmas, dan kantor desa. Di pulau Secara rinci kondisi karakteristik dari masing-masing
adalah landal pasir berpasir dan pantai landal berbatu. Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia,
ini penduduk rata-rata bermata pencaharian sebagai pantai yang ada di wilayah Kecamatan Membalong
sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan
i Pulau Bau Karang (Karang Bahu) nelayan dengan alat tangkap paying, gilinet dan disajikan pada Tabel 3.1.
Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan
Letak geografis Pulau Mendanau pada koordinat pancing. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau
angin musim timur.
107 104 923 BT dan 3 01 923 LS disebelah utara ini diantaranya padang lamun dan terumbu karang.
Tabel 3.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Membalong D Pasang Surut
berbatasan dengan Selat Gispar, sebelah selatan Bentuk tipe pantai pulau Gresik adalahlandai pasir
dengan Pulau Simedang, sebelah timur dengan Selat berbatu. No Pantai Karakteristik Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut
1 Pulau Seliu Pasir, pantai berbatu, mangrove, baritonga
Umende, pulau Kelemar, pulau Gresik, dan sebelah k Pulau Sikindang 2 Mentigi Pasir, pantai berbatu, mangrove atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama
3 Tanjung Rasa Pasir, pantai berbatu, mangrove
barat berbatasan dengan pulau Bakau, Selat Gaspar. 4 Membalong Pasir disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap
Letak geografis puiau Sikindang pada koordinat 107 5 Kembiri Pasir
3arak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 37,5 massa air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap
28 82 BT dan 2o 56 61 LS di sebelah utara berbatasan 6 Perpat Pantai berlumpur, mangrove
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam 7 Lassar Pasir, pantai berbatu, semak bumi berubah setiap waktu, perubahan posisi tersebut
dengan Selat Mendanau, sebelah selatan dengan Selat 8 Simpang Rusa Pasir, pantai berlumpur, mangrove
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan 9 Pulau Sumedang Pasir, pantai berbatu membangkitkan gaya yang berbeda-beda, sehingga
Mendanau, sebelah timur dengan Selat Mendanau, Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung (diolah), 2005
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan kedudukan muka laut serta kisaran pasang surut juga
Pulau Ringgit dan sebelah barat berbatasan dengan
sinyal telepon setuler. Pulau Bau Karang didiami oleh berbeda-beda.
Pulau Naduk. Jarak dari Tanjung Pandan sejauh 17.20
32 Kepata keluarga. Sarana dan prasarana di pulau Bau B Pola dan Kecepatan Arus
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2-3 jam Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan
Karang diantaranya terdapat sebuah Sekolah Dasar,
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung, Membalong seperti halnya di perairan lainya di Kabupaten
dan sebuah masjid. Di pulau ini rata-rata penduduk
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan berdasarkan penelitian LIPI (Oktober, 2005), kecepatan Belitung, bukan pasang surut yang secara langsung
adalah bekerja sebagai nelayan tangkap dengan alat

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
234 235
dibangkitkan oleh gravitasi matahari dan bulan, akan Tabel 5.9 Kualitas air di Gugusan Pulau di Kecamatan Terdapat 7 lokasi studi di kecamatan Mambalong yang Tabel Kondisi terumbu karang di Gugusan Pulau di
tetapi dominan dipengaruhi oleh pasang surut di perairan Membalong berada di Pulau Seliu, Pulau Sumedang, Pulau Seribu, Kecamatan Membalong

Pulau Pelma, Pulau Basar Gunung, Pulau Basar Tengah dan Persentase Rata-Rata
Laut Cina Selatan yang merambat ke selatan memasuki No. Parameter Satuan Rataan No. Lokasi Biodata Yang Dominan
Pulau Seliu
Pulau Batu Malang. Tidak ditemukan ekosistem mangrove HC SC SP ALG R DC S
1. Pulau Seliu 34 4 2 6 37 29 8 Acropora, Porites, Coral
Laut Jawa (Pariwono, 1985). Perambatan pasang surut FISIKA : di Pulau Batu Malang, sedangkan di keenam pulau lainnya 2. Pulau Basar Tengah 5 6 2 4 28 39 18 -
O
1. Suhu C 30 3. Pulau Basar Gunung 17 5 3 2 29 23 21 Acropora, Porites, Coral
dari Samudera Pasifik yang memasuki perairan Sijuk 2. Salinitas
O
/OO 33
ditemukan ekosistem mangrove. jenis Avicenia sp sangat 4. Pulau Malang Batu 19 5 3 2 28 31 12 Acropora, Porites, Coral
3. Kekeruhan NTU 15 mendominasi penyebaran mangrove di Kecamatan 5. Pulau Seribu 4 6 2 4 28 40 18 -
melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi 4. Kecerahan m 6,9 6. Pulau Pelma 11 7 3 5 29 23 22 Acropora
KIMIA : Membalong dan hamir di semua pulau ada. Jenis-jenis 7. Pulau Simedang 7 8 3 4 25 34 20 -
oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut (bathymetri) 1. pH *) - 7,7 mangrove yang ditemukan di Kecamatan Membalong Keterangan :
2. Oksigen Terlarut (DO) *) mg/l 6,7 HC = hard Coral R = rubber
(Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004). 3. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,079 disajikan pada tabel berikut. SC = soft Coral Dc = dead coral
4. Fosfat mg/l 0,0014 SP = sponge S = sand
Alg = algae
E Suhu Perairan
Pulau Basar Tengah Tabel Jenis-jenis mangrove yang ditemukan di Gugusan
FISIKA :
1. Suhu
O
C 29,9 Pulau di Kecamatan Membalong Sumber: LIPI (2005)
O
2. Salinitas /OO 33
Pola sebaran suhu perairan di wilayah Kecamatan 3. Kekeruhan NTU 12 Jenis Basar Basar
4. Kecerahan m 7,1 No.
Mangrove
Seliu
Tengah Gunung
Pelma Sumedang Seribu J Potensi Sumberdaya Ikan
Membalong (Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka KIMIA : 1. Rhizophora 3 4 12 - 2 -
1. pH *) - 7,5 2. Avicennia 13 5 3 5 3 4
Belitung, 2004), dipengatuhi oleh dua musim yang 2. Oksigen Terlarut (DO) *) mg/l 6,3
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), terkumpul 66 jenis
3. Soneratia 5 2 6 2 - 2
3. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,076 4. Bruguiera 6 - - - - -
berbeda, yaitu musim barat dan musim timur. Suhu 4. Fosfat mg/l 0,0014
ikan karang dengan ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari
27 11 21 7 5 6
Pulau Basar Gunung
rata-rata perairannya adalah 28 C pada bukan Februari FISIKA :
18 famili, yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten
1. Suhu O
C 30
Sumber: LIPI (2005)
(mewakili musim barat) dan 29 C pada bulan Juni 2. Salinitas
O
/OO 33,5 Belitung (Pulau Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu
3. Kekeruhan NTU 14
(mewakili musim timur). Berdasarkan penelitian LIPI 4. Kecerahan m 6,9
H Sebaran Padang Lamun Itam, Pulau Keran dan Pulau Ake-ake), dan terdiri dari :
KIMIA :
(2005), suhu perairan di sekitar perairan Kabupaten
G1.
2.
pH *)
Sebaran Mangrove
Oksigen Terlarut (DO) *)
-
mg/l
7,8
6,5
Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan z Ikan major (42 jenis, 8 famili);
Belitung pada bulan Oktober tahun 2005 berkisar antara 3. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,197 Membalong antara lain berada di pulau : Baguk, Batu
28,93 C 29,37 C, dimana nilai suhu terendah terdapat
4. Fosfat mg/l 0,0706 zIkan target/pangan (21 jenis, 9 famili); dan
Pulau Batu Malang seribu, Betangan, Genting kecil, Kapak, Keringan, Mendiak
FISIKA :
pada kedalaman 10 meter dan nilai suhu tertinggi 1. Suhu O
C 31 besar, Mendiak kecil, Mendulu, Mengokong, Perot, zIkan indikator Chaetodontidae (3 jenis, 1 famili).
O
2. Salinitas /OO 33,5
terdapat pada iapisan permukaan (0 meter). 3. Kekeruhan NTU 18 Rumput, Seliu, dan Seribu.
4. Kecerahan m 5,4 Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekor/ha, ikan
KIMIA :
Dengan demikian dapat disimpuikan bahwa suhu perairan 1. pH *) - 7,9 target 1.300 ekor/ha, ikan indikator 300 ekor/ha dan
2. Oksigen Terlarut (DO) *) mg/l 6,6
di Kabupaten Belitung berkisar antara 28 C 29 C, 3. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,069 total ikan karang sebanyak 7.700 ekor/ha, seperti yang
4. Fosfat mg/l 0,0016 I Sebaran Terumbu Karang
dimana pada musim barat suhu turun mencapai minimum Pulau Seribu terlihat pada Tabel 5.4. Ikan napoleon (Cherlinus undulates)
FISIKA :
yang bertepatan pula dengan angin yang kuat dan curah 1. Suhu
O
C 30 Sebaran karang di puiau-pulau kecil Kecamatan ditemukan di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak
O
2. Salinitas /OO 33
hujan yang tinggi, sedangkan pada musim timur suhu 3. Kekeruhan NTU 15 Membalong antara lain berada di puiau : Baguk, Basar menutup kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi
4. Kecerahan m 6,6
meningkat mencapai maksimum. KIMIA : bergunung, Basar tengah, Batu seribu, Betangan, Blatok, perairan karang lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan
1. pH *) - 7,5
2. Oksigen Terlarut (DO) *) mg/l 6,7 Blatok kecil, Getting kecil, Kapak, Keringan, Ketupai, bernilai tinggi dan dilindungi, sehingga keberadaan ikan
F Kondisi Kimiawi Perairan 3. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,096
4. Fosfat mg/l 0,0015 Mendiak besar, Mendiak kecil, Mendulu, Mengokong, ini perlu dijaga. Jenis ikan ini merupakan ikan yang perlu
Pulau Pelma
Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme FISIKA : Palma, Perut, Pluntang, Pluntang kecil, Rumput, Seliu,
O
mendapat perlindungan di Kawasan Konservasi Perairan
1. Suhu C 29,8
perairan untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas 2. Salinitas
O
/OO 33 dan Seribu. Jenis karang mendominasi di Kecamatan di Kabupaten Belitung.
3. Kekeruhan NTU 12
perairan bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan. 4. Kecerahan m 7,1 Membalong diantaranya Acropora, Porites dan Coral. Jenis
KIMIA : K Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan
Berdasarkan data penelitian parameter kimia yang 1. pH *) - 7,9 dan sebaran terumbu secara rinci yang ada di Kecamatan
2. Oksigen Terlarut (DO) *) mg/l 6,3
dilakukan LIPI (2005), rata-rata kandungan dari amonia, 3. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,081 Membalong disajikan pada tabel berikut. Sumberdaya non ikan yang banyak ditemui di wilayah
4. Fosfat mg/l 0,0016
nitrat, nitrit dan ortho fospat berturut-turut adalah sebagai Pulau Sumedang perairan Kecamatan Membalong diantaranya penyu,
FISIKA :
berikut 2,06; 0,76; 0,20 dan 0,60. Secara umum perairannya 1. Suhu
O
C 30 moluska, teripang, dan makroalga. Berdasarkan penelitian
O
2. Salinitas /OO 33,5
termasuk bersih (tidak tercemar). 3. Kekeruhan NTU 17 LIPI (2005) penyu di Kabupaten Belitung ditemukan di
4. Kecerahan m 6,1
Kualitas air merupakan faktor yang menentukan kondisi KIMIA : Pulau lengkuas, Pulau Piling dan Pulau Pelma dengan
1. pH *) - 7,58
sumberdaya yang ada di suatu perairan. Hasil analisis 2. Oksigen Terlarut (DO) *) mg/l 6,5 jenis penyu sisik dan penyu hijau. Pulau Pelma terdapat
3. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,077
4. Fosfat mg/l 0,0012 di gugusan pulau di Kecamatan Membalong.
kualitas air di perairan Kecamatan Membalong disajilcan
Sumber: LIPI (2005)
pada tabel berikut.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
236 237
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), makrobentik yang artinnya bahwa ada 106,1 penduduk laki-laki di Kabupaten Perekonomian Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Di Kabupaten
tercatat sekitar 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea dan 10 Belitung per 100 penduduk perempuan. Belitung Tahun 2010
A. PDRB

jenis ekhinodermata. Jumlah jenis fauna makrobentik yang No Sektor Persen Pertumbuhan (%)
tercatat relatif sama dengan jumlah fauna makrobentik Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah 1 Pertanian 2,78
2 Pertambanangan dan Pengalian 2,01
dan daerah perairan timur Pulau Bangka. Tetapi kepadatan Angkatan Kerja satu indicator penting untuk mengetahui kondisi 3 Industri Pengolahan 7,25
perekonomian di suatu wilayah dalam satu periode 4 Listrik, Gas dan Air 18,00
individunya relatif lebih rendah dan perairan timur Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami 5 Bangunan 10,39
pulau Bangka, yaitu berkisar antara 3 4 ekor/m2 di tertentu, biasanya satu tahun. PDRB Merupakan jumlah 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,19
perubahan seiring dengan proses berlangsungnya demografi. 7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,60
Bangka Timur dan kurang dan 1 individu di perairan nilai tambahan bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,83
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun
usaha dalam satu wilayah tertentu. PDRB atas dasar hagra 9 Jasa-jasa 6,76
Kabupaten Befitting. Rendahnya tingkat kepadatan fauna ke atas dalam status bekerja, sementara tidak bekerja atau PDRB Kab. Belitung 5,96
makrobentik di perairan Kabupaten Belitung diduga berlaku menggambarkan nilai tambah bruto barang
sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja merupakan bagian
akibat kasus tangkap lebih (over fishing) dan akibat dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh ekonomi *) Atas dasar harga konstan tahun 2000
dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi.
kerusakan habitat yang disebabkan oleh tingginya tingkat berdasarkan harga tiap tahunnya. Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat
sedimentasi yang ditandai dengan keruhnya perairan. Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Belitung atas dasar
penyerapan dari pasar kerja, sedangkan angkatan kerja
Teripang yang ada di perairan Kabupaten Belitung, hanya harga berlaku mencapai angka Rp 2.817.475 juta atau naik
yang tidak terserap dikategorikan sebagai penganggur. C Pendapatan Per Kapita
diwakili oleh teripang berkualitas rendah sepertiHolothuna sebesar 14,17 % dibandingkan tahun 2009 yang hanya
Kesempatan kerja merupakan gambaran dari tingkat
atra, H. Coluber dan Bohadschia matmorata. Kelangkaan mencapai Rp 2.467.754 juta. Pertumbuhan ekonomi Indikator makro yang biasa digunakan oleh para ekonom
permintaan dan penawaran tenaga kerja diakibatkan tinggi
jenis-jenis teripang ini diduga sebagai akibat kasus Kabupaten Belitung tahun 2010 lebih cepat dibandingkan. untuk menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat
rendahnya factor produksi.
tangkap lebih (over fishing). Dimana jenis-jenis teripang ini Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung mencapai dalam pendapatan per kapita yang merupakan base line

diburu terus-menerus. Hal yang sama juga terlihat pada sebesar 5,96 % sedangkan pada tahun 2009 pertumbuhan dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Bahkan

krustasea/kepiting marga Portunus dan Thallamita yang Tabel. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut ekonomi Kabupaten Belitung mencapai 4,30 %. lembaga Internasional seperti Bank Dunia dan Dana
Kecamatan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Moneter Internasional (IMF) selalu menggunakan per
kehadirannya sangat langka. Fauna moluska relatif lehih B Pertumbuhan Ekonomi
beragam dan lebih kaya dari fauna ekhinodermata dan kapita untuk mengetahui kersejahteraan penduduk suatu
Penduduk
Kecamatan Rumah Tangga Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk Negara yang dikonversikan ke dalam US $.
krustasea. beberapa jenis moluska yang dapat digunakan Laki laki Perempuan Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Diharapkan
sebagai bahan pangan ditemukan di perairan ini, seperti Membalong 6.935 12.558 11.614 24.172 Tetapi pendapatan per kapita yang tinggi belum
Tanjungpandan 21.556 44.144 41.887 86.031 dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memberikan
marga Triciacna, Trochus, Strombus dan Lambis. menjamin telah terjadi perbaikan tingkat kesejahteraan,
Sijuk 6.968 13.911 12.766 26.677
dampak ganda yang semakin positif dengan tidak
Badau 3.371 6.818 5.934 12.752 kalau hanya dinikmati oleh sekelompok orang. Dalam
Selat Nasik 1.599 3.281 3.052 6.333 melupakan masyarakat papan bawah dan menengah.
Jumlah 40.429 80.712 75.253 155.965 PDRB yang dapat disajikan adalah perkembangan
Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi: Secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi yang
pendapatan per kapita dari tahun ke tahun. Tahun 2010
Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011 semakin baik akan memperkecil perbedaan distribusi
Penduduk pendapatan per kapita penduduk atas dasar harga
pendapatan antar kelompok masyarakat.
berlaku mencapai Rp 12.732.078 atau meningkat sebesar
Berdasarkan hasil registrasi penduduk pada akhir tahun Tabel. Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Per Kecamatan Di Pertumbuhah ekonomi suatu wilayah dapat dihitung 4,41 % dibandingkan tahun 2009 yang hanya sebesar
2010 jumlah penduduk Kabupaten Belitung berjumlah Kabupaten Belitung Tahun 2011
dari variable PDRB atas dasar harga konstan. Karena PDRB Rp 12.193.843, sedangkan atas dasar harga konstan
155.640 jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah yang telah 
Kecamatan Laki laki Perempuan Sex ratio atas dasar harga konstan merupakan gambaran nyata sebesar Rp 5.196.385 pada tahun 2010 atau naik 1,59 %
diterbitkan NIK berdasarkan hasil pencocokan dan penelitian (1) (3) (4) (5)
Membalong 11.387 10.659 106,83
dari berbagai sector ekonomi. Kenaikan terbesar terjadi dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 5.115.051.
yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Tanjungpandan 46.172 44.164 104,55 pada sector listrik, gas dan air sebesar 18,00 %, sedangkan
November 2010, sedangkan data tahun sebelumnya Sijuk 6.240 5.658 110,29
Badau 13.140 12.190 107,79 sector yang paling rendah pertumbuhannya adalah
merupakan data kotor berdasarkan database tahun 2005 Selat Nasik 3.134 2.890 108,44 Potensi Perikanan
pertambangan dan penggalian yang hanya mampu
Jumlah Total 80.073 75.561 105,97
yang ternyaata terdapat data ganda serta yang telah
2009 85.391 80.897 105,56 tumbuh sebesar 2,01 %. Kabupaten Belitung memiliki potensi perikanan dan kelautan
meninggal dunia atau belum dilaporkan. 2008 82.047 77.772 105,50
2007 73.668 71.764 102,65 yang sangat besar baik sektor perikanan tangkap, budidaya,
Mengenai perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan sumber daya non ikan (harta karun, energi dan gelombang),
Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
perempuan dapat dilihat dari sex ratio. Sex ratio penduduk bahan tambang, wisata bahari maupun maupun sumber daya
Kabupaten Belitung pada tahun 2010 adalah 106,1. Ini

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
238 239
manusia perikanan dan kelautan yang handal di bidangnya. Tabel. Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Belitung Tabel. Jumlah Ekspor Ikan Tahun2004 2011 Tabel. Jumlah Jenis Alat Tangkap di Kabupaten Belitung
Tahun 2011 Tahun 2010
Pembangungan balai benih ikan (BBI) di Membalong pada  Tahun Jumlah Ekspor (Ton) Tujuan
Produksi Budidaya Ikan Tahun 2011 (kg) 2011 1.481 Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan dan Cina JENIS ALAT
KECAMATAN
tahun 2007 dan 2008 diharapkan dapat dijadikan jalan No TRIWULAN Tiram Rumput Total 2010 866 Singapura, Malaysia, Hongkong TANGKAP MEMBALONG TANJUNGPANDAN BADAU SIJUK
SELAT JUMLAH
Lele Kerapu Bawal Nila Patin Arwana NASIK
Mutiara Laut (kg) 2009 852 Singapura
perintis untuk pengembangan sector perikanan budiadaya 1 Triwulan 1 4.340 4.228 1.805 2.292 698 5.700 - - 19.063 2008 696 Singapura
Sodo / Sungkur 30 36 40 5 - 111
Bubu Ikan 59 1.030 395 270 265 2.019
2 Triwulan 2 5.135 4.617 2.010 2.372 1.170 - - - 15.304
ikan air tawar di kabupaten Belitung. Dulu sector ini belum 2007 856 Singapura Sero 32 10 75 25 27 169
3 Triwulan 3 3.505 - 988 1.685 1.050 - - - 7.228
2006 594 Singapura Jaring Kepiting 2.420 95 545 57 90 3.207
4 Triwulan 4 2.348 2.034 912 1.330 1.014 - 3.000 - 10.638 Tangkul / Pentor 40 75 478 - - 593
banyak diminati oleh masyarakat karena lebih mengandalkan Total 15.328 10.879 5.715 7.679 3.932 5.700 3.000 52.233 2005 409 Singapura
Bubu Kepiting 685 248 470 - - 1.403
2010 8.485 19.218 12.753 3.0314 4.573 14.825 - 70 90.238 2004 181 Singapura Bagan Tancap 10 - - 12 5 27
perikanan tangkap. Awal tahun 200 perikanan budidaay mulai 2009 7.640 14.069 4.350 4.505 3.585 1.200 - - 35.349 Bagan Perahu 8 16 3 148 47 222
2008 5.819 10.109 4.127 3.210 1.055 - - - 24.320 Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011 Jaring cincin 5 5
dilaksanakan. 2007 2.908 4.886 2.693 890 175 - - - 11.552 Muroami - 38 - - - 38
Payang - - - - 121 121
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011 Pukat Tepi 240 40 80 125 95 580
Perairan laut Kabupaten Belitung masih dikategorikan baik Tabel. Data Pengolahan Hasil Perikanan Di Kabupaten Belitung Pukat Udang 298 - - - 28 326
Gilnet Hanyut 45 20 - 18 60 143
jika ekploitasi tambang laut tidak dilaksanakan. Kondisi 
Pancing 2.100 1.860 1.345 2.560 2.870 10.735
Desa Jumlah UKM Jenis Produk Olahan
Ancau - - 40 55 14 109
perairan yang baik ini sangat berguna untuk menunjang Tabel. Daftar Pembudidaya Ikan dan Sarana prasarana Per Tanjung Binga 34 Kerupuk ikan, kritcu, empek-empek, abon dan bakso
Lainnya 4.575 3.350 2.554 3.275 3.432 17.186
Sungai Padang 24 Terasi
Kecamatan Sijuk 12 Kerupuk Ikan Jumlah 2010 10.542 6.823 6.025 6.550 7.054 36.994
proses budidaya ikan air laut, kerang mutiara dan kerang laut. Terong 8 Kerupuk Ikan 2009 10.465 6.710 6.015 6.540 7.040 36.770

Budidaya kerapu system KJA sudah banyak dikembangkan Jumlah Pembudidaya Keciput 17 Kerupuk Ikan, Kritcu, Abon ikan 2008 10.387 6.644 5.926 6.494 7.012 36.463
Jumlah Sapras (Buah) Batu Itam 8 Kritcu 2007 10.231 6.532 5.871 6.397 6.914 35.945
Kecamatan (Kelompok)
Air Seruk 23 Pilus rumput laut, es krim rumput laut, dodol rumput laut,
sehingga penerapan teknologi sudah sampai ke masyarakat Laut Tawar Laut (KJA) Tawar (Kolam) selai rumput laut.
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
Sijuk 15 8 171 107 Tanjungpandan 18 Kerupuk Ikan, teri kerispy, dodol rumput laut,dodol agar,
dan hasilnya saat ini sudah bias dinikmati oleh pembudidaya. Selat Nasik 13 0 380 0 pilus rumput laut.
Badau 6 Kerupuk Ikan kulit
Badau 19 14 161 90 Membalong 6 Keripik rebo, abon ketam
Peluang investasi pada perikanan tangkap tidak kalah dengan Membalong 12 9 74 144 Selat Nasik 23 Kerupuk ikan, abon ikan, rusip
Tabel. Jumlah Sarana dan Prasarana Perikanan di Kabupaten
perikanan budidaya, sector ini sudah berkembang dengan Tanjungpandan 2 4 38 105
Jumlah 61 35 824 446
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011 Belitung Tahun 2010
baik di Kabupaten Belitung. Pengadaan kapal pengawas dan KECAMATAN
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011
alat komunikasi pengawasan pada tahun 2007 diharapkan Tabel. Jumlah Nelayan di Kabupaten Belitung Tahun 2010 SARANA / PRASARANA JUMLAH
SELAT
MEMBALONG TANJUNGPANDAN BADAU SIJUK
NASIK
dapat meningkatkan keamanan di wilayah perairan Belitung. 1. Pelabuhan Nusantara - 1 - - - 1
Tabel. Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Di Kabupaten JUMLAH NELAYAN
Proses penggunaan alat tangkap yang dilarang, illegal fishing, KECAMATAN PERSENTASE 2. Pelabuhan Perikanan - - - - - -
Belitung Tahun 2011 (ORANG) 3. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) - - - - 1 1
pengeboman serta pengiriman ikan dengan dokumen yang  4. Tempat Pelelangan Ikan - 1 - - 1 2
No Jenis Ikan Jumlah Total (Ton) Membalong 2.361 25% 5. Dermaga / Tempat Labuh 6 3 3 5 4 21
tidak lengkap dapat dikurangi sehingga akan meningkatkan 1 Manyung 2582,63 Tanjungpandan 1.530 16% 6. Dok / Slip Way - 3 - - 1 3
2 Ekor Kuning 1768,30 Sijuk 2.560 27% 7. Perbengkelan - 1 - - 1 2
pendapatan nelayan local dan pendapatan asli daerah 3 Lolosi Biru 9801,60
Badau 721 8% 8. Balai Pertemuan Nelayan - 1 - - 1 2
4 Selar 125,61 9. Galangan Kapal - 1 - 3 4 8
Kabupaten Belitung. 5 Kuwe 946,61 Selat Nasik 2.372 25% 10. Pabrik Es - 7 - 1 1 9
6 Bawal Hitam 0,69 JUMLAH 9.544 100% 11. Cold Storage - 9 - - - 9
7 Tembang 3193,66 2009 9.455 12. Cool Room - 1 - 2 1 4
Peluang usaha lain yang mungkin dapat dikembangkan 8 Lemuru 11,60
2008 9.365 13. Depot Es - - - - - -
9 Teri 6257,33
dianataranya: 10 Julung Julung 0,08 2007 9.316
11 Ikan Gaji 1,50 2006 9.276 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
12 Kakap Merab/bambanagan 620,98
13 Kurisi 876,69
1. Penjualan ikan segar 14 Tongkol krai 0,07 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
2. Usaha pengangkutan/Distribusi 15
16
Tongkol komo
Kembung
84,00
1025,60
Potensi Pariwisata :
17 Benyar 149,76
3. Rumah Makan/Restoran Ikan 18 Tenggiri 2587,41 1. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam.
19 Kerapu Bebek 4,20
4. Pemancingan 20 Kerapu Sunu 819,15
21 Ikan Beronang 15,00 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam yang terdapat di
5. Wisata Kelautan dan Perikanan 22 Beronang Kuning 8,40
kabupaten Belitung meliputi :
23 Alu-Alu 3,64
6. Bisnis alat perikanan 24 Cucut Botol 23,30
25 Pari kembang/pari macan 26,11
26 Ikan lainnya 3508,19
7. Bisnis Ikan hias, dll. 27 Udang putih 800,70
28 Udang Barong/Udang karang 20,91
Pantai, Pulau dan Perairan.
29 Udang Lainnya 168,11
30 Kepiting 1271,50 z Pantai Tanjung Pendam
31 Rajungan 4,20
32 Cumi-Cumi 6535,65 zPantai Tanjung kelayang
33 Teripang 3,00
Jumlah Total
2010
43.245,18
43.362,03
zPantai Tanjung Tinggi
2009 41.990,76
2008 40,472,61 zPantai Tanjung Binga
2007 39,219,71
zPantai Mabai
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
240 241
zPantai Pedaunan Indah zMakam Pendiri Kota Tanjung Pandan di Desa Kembiri. Upaya Pengelolaan Kawasan:
zPulau Lengkuas zUpacara Buang Jong
Uraikan lengkap, tambahkan dengan gambar-gambar.
zPulau Burung. zUpacara Nirok Nanggok.
zPulau Babi zUpacara Maras Taun.
zPantai Teluk gembira. zUpacara Adat Perkawinan.
zPantai Penyabong zUpacara Kelahiran.
zPantai Tanjung Kiras zPermainan Beripat,
zPantai Batu Lobang zPermainan Lesung Batang
zPulau Seliu zAtraksi Sembayang Rebut.
zPulau batu Dinding zAtraksi Sembayang Kubor

Sungai, Danau, Kolam Renang 3. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus.
zPemandian Dayang Sri Pinai zWisata Selam
zPemandian Jerry. zPenambangan Timah Rakyat.
zPemandian Air Serkuk zDesa Nelayan Tanjung Binga.
zPemandian Putri Marini zPerkampungan Suku Bali (Balitong).
zPulau Rasau Indah zWisata Berburu.
zPemandian Tirta Marundang zWisata Mancing di Laut.
zPerkebunan Kelapa Sawit, Perkebunan Lada
Air Terjun. zNgerepak Durin
zAir Terjun Gurok Beraye
zAir Terjun Batu Mentas
Aksesibilitas :
Pegunungan. Kabupaten Belitung sangat mudah di akses, baik melalui
darat, laut maupun udara. Kabupaten Belitung sudah memiliki
zBukit Berahu Tanjung Binga .
sarana dan prasarana yang sangat memadai. Memiliki 2
zBukit Baginde. (dua) buah pelabuhan pelayaran besar yaitu Pelabuhan
zGunung Tajam Bini. Laskar Pelangi di Tanjungpandan, yang melayani rute
zGunung Paramund pelayaran kapal dari dan menuju Jakarta serta Pangkalbalam,
Pangkalpinang. Baik kapal cepat Express Bahari yang melayani
rute Tanjungpandan-Pangkal Balam, yang menempuh waktu
Lainnya. 4,5 jam perjalanan maupun kapal fery yang melayani rute
zGoa Nek Santen Tanjungpandan-Tanjung periok, Jakarta yang menempuh
waktu 15 jam. serta Pelabuhan Tanjung Ru di Badau yang
melayani rute pelayaran kapal PELNI yang melayani rute
2. Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya.
Belitung-Tanjung Priok Jakarta, serta kapal fery menuju
Obyek wisata Budaya dan atraksi budaya di Kabupaten Bangka. Selain itu Kabupaten Belitung juga memiliki
Belitung meliputi : Bandara Udara H.A.S Hanandjoedin, yang sudah melayani
zMusium Pemkab. Belitung beberapa rute penerbangan dengan beberapa maskapai.
zMakam Keramat Gunung Tajam Diantaranya Rute Tanjungpandan-Jakarta yang dilayani oleh
maskapai Garuda Indonesia, City Link, Sriwijaya Air. Rute
zMakam Raja Badau
Tanjungpandan-Pangkalpinang yang dilayani oleh maskapai
zMusium Badau Sriwijaya Air, dan Wings Air.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
242 243
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
244 245
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Belitung Timur

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
246 247
Nama Kawasan : Luas Kawasan :

Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung Timur Kawasan Konservasi ini memiliki luas 801.568 Ha

Sekilas tentang Kawasan Dasar Hukum : Status Pengelolaan :

Selain karena keanekaragaman hayati sumber daya ikan yang Pencadangan melalui Keputusan Bupati Belitung Timur Telah diinisiasi dan dicadangkan pada tahun 2012
masih tejaga keasliannya, alas an lain kawasan ini dicadangkan Nomor 2.05.5/021/DKP/I/2012 tentang Penunjukan Kawasan
menjadi kawasan konservasi karena lokasinya yang sangat Konservasi Perairan Gugusan Pulau Pemesut Sebagai Zona
strategis karena bersinggungan langsung dengan Alur Laut Inti, Pulau Nangka Sebagai Zona Perikanan Berkelanjutan dan
Kepulauan Indonesia (ALKI). Lokasi ini juga merupakan daerah Letak Geografis dan Administratif :
Pulau Sandung Sebagai Zona Pemanfaatan Mina Wisata Bahari
tempat penyu berkembang biak serta telah lama dikenal Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012
sebagai habitat ikan-ikan langka dan dilindungi yakni Ikan Kawasan ini terletak di wilayah administrasi Kabupaten
Napoleon. Peluang pengembangan kawasan ini sebagai Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung.
lokasi ekowisata pun kini terbuka luas karena potensi-potensi
tersebut.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
248 249
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Mukomuko

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
250 251
Nama Kawasan : Potensi Pariwisata :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Muko-Muko Obyek Pariwisata yang terdapat di Kabupaten Muko-Muko
antara lain:

z Pulau Enggano
Dasar Hukum :
zTaman Buru Gunung nanaua
Berdasarkan Perda Kabupaten Mukomukono. 4 Tahun 2010. zDanau Gedang,
zPemandian Gunung Selan,
Luas Kawasan : zPantai Lais
Sekilas Tentang Kawasan: Penyu di Kabupaten Mukomuko sejak dahulu mendarat di
2.240 Ha zPantai Muko-Muko
Kawasan pantai Desa Retak Ilir sampai dengan Muara air
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Hitam. Dalam tiap musim penyu bertelur bisa mencapai
Mukomuko Pada Saat Ini adalah pengelolaan berbasis 15 sampai 20 ekor per malam. Dari Bulan Januari sampai
masyarakat, dimana pemerintah daerah merencanakan, bulan Juni bisa mencapai ratusan penyu yang mendarat Lokasi : Status Pengelolaan :
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pengelolaaan dengan berbagai jenis penyu, dari jenis jenis tersebut
habitat penyu dengan melibatkan/ memberdayakan Desa Retak Ilir Kec. Ipuh Kabupaten Mukomuko Sejak dicadangkan tahun 2010, kawasan ini belum memiliki
masyarakat belum bisa mengidentifikasikan, tetapi hanya bisa
masyarakat setempat. Pemerintah Daerah, Pemerintah rencana pengelolaan dan zonasi secara definitive. Pengelolaan
mengenalnya dengan penyu besar, penyu pendek, penyu
Provinsi, BKSDA dan LSM/ YSI (Yayasan Sipef Indonesia)/ saat ini dilakukan secara kolaboratif di bawah koordinasi dinas
menengah dan penyu ceper. Namun lama kelamaan jumlah
Perusahaan Setempat memfasilitasi dalam hal biaya perikanan dan kelautan setempat.
penyu yang mendarat semakin lama semakin berkurang Keanekaragaman Hayati :
operasional, sarana dan prasarana bagi kelompok masyarakat sehingga terlihat drastis penurunannya. Urgensi pencadangan
yang mengelola / menjaga kawasan konservasi. Penyu, mangrove.
kawasan konservasi ini adalah untuk melindungi dan
melestarikan penyu dan habitatnya dari pemanfaatan pihak
yang tidak bertanggung jawab. Dukungan masyarakat yang
concern terhadap upaya-upaya konservasi merupakan alas an
kuat didirikannya kawasan konservasi ini.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
252 253
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Bengkulu Utara

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
254 255
Keanekaragaman Hayati :
Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar yang
dimiliki Indonesia, oleh sebab itu kegiatan konservasi perlu
diintensifkan dalam rangka melindungi dan melestarikan
keanekaragaman hayati yang ada di sekitar Pulau Enggano
seperti terumbu karang dan mangrove.

Nama Kawasan : Letak Geografis dan Administratif :


Kawasan Konservasi Perairan Enggano Kabupaten Bengkulu Kawasan ini terletak di sekitar perairan Pulau Enggano dengan
Utara rincian sbb :

t -PLBTJ*TFMVBT )BUFSMFUBLBOUBSB5BMBOH
Enggano Tanjung Labula termasuk Pulau Dua, Pulau
Dasar Hukum :
Merbau, dan Pulau Bangkai.
Peraturan Bupati Bengkulu Utara No Tahun 2010
t -PLBTJ**TFMVBT )BUFSMFUBLBOUBSB5BOKVOH
Laksaha Tanjung Koomang
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 37.167,93 Ha

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
256 257
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Kaur
Nama Kawasan : (Histrio histrio), Apogonidae (Apogon cyanasoma, Sphaeramia
nematoptera), Balastidae (Balistoides conspicillum, Balistapus
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kaur (Linau, Merpas, undulates, Rhinecanthus aculeatus, Rhinecanthus verrucosus),
Sekunyit) Ephippidae (Platax pinnatus, Platax teira), Holocentridae
(Myrispitis sp, Sargocentron diadema) dsb.

Dasar Hukum:
Potensi Pariwisata :
Dasar hukum pencadangan kawasan konservasi perairan
Linau, Merpas, dan Sekunyit sebagai Kawasan Konservasi Laut Beberapa obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Kaur
Daerah (KKLD) Kabupaten Kaur adalah SK Bupati Kaur No. 180 diantaranya adalah, lokasi pantai Laguna Ujung Lancang di
tahun 2007 yang dikeluarkan pada tanggal 20 Juni 2007. Desa Merpas, Kecamatan Nasal, Pantai Way Hawang Desa
Waihayang Kecamatan Maje, pantai dan Pelabuhan Linau
Desa Linau, Kecamatan Maje, Pantai Desa Sekui yit Kecamatan
Luas Kawasan : Kaur Selatan serta Pantai Hili Kecamatan Semidang Gumay.

Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 50.308 Ha.


Aksesibilitas :
Letak Geografis dan Administratif : Kawasan Konservasi Kabupaten Kaur berada di pesisir Barat
dari Kabupaten Kaur. Untuk menuju ke lokasi tersebut
Kawasan Konservasi ini berada pada posisi geografis 103003 dari Jakarta menggunakan Pesawat menuju bandar udara
103034 LS dan 04055 04059 BT. Sementara itu, secara Fatmawati Soekarno di Provinsi Bengkulu. Kemudian
administrasi, Kabupaten Kaur berbatasan langsung dengan dilanjutkan dengan menggunakan mobil menuju kota
Provinsi Lampung, sebelah Timur dengan Provinsi Sumatera Bintuhan (ibukota Kabupaten Kaur) de ngan jarak sekitar 250
Selatan, sebelah Barat dengan Samudera Hindia. km dari Kota Bengkulu. Kawasan Konservasi tersebut dapat
dicapai melalui Jalan Lintas Barat Sumatera yang melewati
Kota Bintuhan, Kabupaten Kaur.
Keanekaragaman Hayati :
Terumbu karang dan ikan hias adalah 2 (dua) di antara
sumberdaya unggulan di kawasan ini. Jenis-jenis karang
Status Pengelolaan :
yang sering ditemukan antara lain Porites lobata, Favia sp, Meskipun rencana pengelolaan dan zonasi serta lembaga
Goniastrea sp, Leptoria phrgia, Leptastrea teransversa, jenis pengelola khusus masih dalam proses pembentukan,
encrusing: Porites lichen, Montipora verrucosa dan sedikit sejumlah upaya pokok pengelolaan telah dilakukan
karang bercabang : Acropora formosa, Pocillopora damicornis. pemerintah antara lain melalui kegiatan :
Selain itu terdapat hard coral berupa CME (karang api jenis
Mellipora sp), ACB Acropora bercabang (acropora formosa), CF z Sosialisasi kepada masyarakat
Coral fo liose (Montipora foliosa). Sementara itu, Jenis ikan zPembuatan Gedung Penetasan Penyu
hias yang ditemukan di perairan ini disusun berdasarkan zPemasangan papan papan pengumuman
kelompok-kelompok, seperti Acanthuridae (Acanthurus zPengadaan perahu karet (untuk pengawasan)
glaucopareius,Acanthurus leusternon, Acanthurus lineatus, zZonasi KKPD (Dekonstrasi 2012)
Acanthurus nigrofuscus,Paracanthurus hephatus), Antennaridae

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
258 259
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Lampung Barat

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
260 261
Potensi Pariwisata : zPengadaan Kapal Operasional KKP (2008) dll.

Pantai Barat merupakan kawasan potensial dan terdapat zPembuatan Dokumen Manajemen Plan KKLD (2009)
berbagai lokasi wisata yang memiliki daya tarik terutama zKerjasama dengan Yayasan Mitra Bentala dalam rangka
sebagai lokasi olahraga laut, misalnya memancing, menyelam, pemberdayaan kelompok penangkar penyu di KKLD
dayung, selancar, dan ski air. Lokasi dan obyek wisata tersebut (2007-2009).
tersebar di Kecamatan Lemong, Pesisir Utara, Pesisir Tengah,
Karya Penggawa, Pesisir Selatan, dan Bengkunat. Selain obyek zMengusulkan ketetapan menteri Kelautan dan Perikanan
wisata bahari, terdapat juga obyek wisata budaya, antara melalui Surat Bupati Lambar No. 912/1070/II.09-KP3K/
lain: Pesta Sakura, dan Nabuh Kelukup, kebiasaan menabuh VI/2010 perihal Usulan Tindak Lanjut Pencadangan
(memukul) kelukup (kentongan raksasa) yang dilakukan pada Kawasan Konservasi Perairan.
setiap bulan puasa dsb. zKajian Populasi dan Habitat Penyu di Lampung Barat
(Dekon 2006)
Aksesibilitas : zRenstra Wisata Bahari Lampung Barat (Pariwisata
Ibukota Kabupaten Lampung Barat di Liwa, yang berjarak Lampung, 2007)
sekitar 330 km dari Bandar Lampung ibukota Provinsi zPembuatan Profil Pulau Betuah (DKP, 2007)
Lampung dan dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 6
zRenstra Wilayah Pesisir dan P2K Kabupaten Lampung
jam. Jalan akses dari Liwa
Barat dan Kabupaten Tulang Bawang (dekon 2008)
menuju ke berbagai ibukota kecamatan di wilayah pesisir
zRencana Zonasi WP3K Kab. Lampung Barat (dekon 2009)
dengan mudah ditempuh melalui jalan darat beraspal
yang merupakan jalan negara dan provinsi. Sedangkan zRenstra Wilayah Pesisir dan P2K Provinsi Lampung (2010)
Nama Kawasan : Keanekaragaman Hayati : aksesibilitas antar kecamatan yang terletak di wilayah pesisir
zRencana Induk Pariwisata Daerah Provinsi Lampung
mudah ditempuh, baik menggunakan alat transportasi darat
Taman Pesisir Ngambur dan Taman Pulau Betuah Kabupaten Satwa-satwa penting yang ada di pesisir Lampung Barat (2011)
melalui jalan negara yang kondisinya cukup baik maupun
Lampung Barat adalah penyu, lumba-lumba, paus dan udang lobster. Penyu menggunakan alat transportasi laut (perahu, speed boat). zRencana Tata Ruang Wilayah Kab. Lampung Barat (2011)
bisa ditemukan di hampir seluruh pesisir Lampung Barat.
Jenis-jenis penyu yang bisa ditemukan adalah Penyu Hijau
Dasar Hukum: Status Pengelolaan :
(Chelonia mydas), Penyu Sisik (Erethmochelys imbricata),
SK Pencadangan Bupati Lampung Barat Nomor B/206/KPTS/ Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) dan Penyu Belimbing z Dilakukan kegiatan sosialisasi dan publikasi pada
II.12/2012 (Dermochelys coriacea). Sementara lumba-lumba dan masyarakat dan pemerintah daerah tentang KKLD (2007-
paus diperkirakan ada di Samudera Hindia seperti lumba- 2011), melalui diskusi, pameran, baliho, poster dan leaflet.
Luas Kawasan : lumba risso/ abu-abu (Grampus griseus), lumba-lumba
zMelakukan pengelolaan KKLD (laporan terlampir 2006-
biasa (Delphinus delphis), paus sejati Selatan (Eubalaena
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 5.741,32 Ha untuk Taman 2010)
australis), paus biru (Balaenoptera musculus), paus bersirip
Pesisir Ngambur dan 9.718,36 Ha untuk Taman Pulau Betuah.. (Balaenoptera physalis), lodan/paus kerdil (Kogia breviceps), zMembangun sarana dan prasarana pengelolaan KKLD di
paus cebol (Kogia simus), dan lumba-lumba pintal (Stenella Pekon Muara Tembulih yang meliputi :
Letak Geografis dan Administratif : longirostris) yang sering dekat pulau (Klinowska, 1991; Silalahi
zPembebasan tanah pusat penangkaran penyu (2008)
dan Suwelo, 2003). Terdapat beberapa jenis udang lobster
Kawasan Konservasi Kabupaten Lampung Barat terletak pada zPembangunan pondok penangkaran penyu (2008)
yang ditemukan di beberapa tempat di Lampung Barat yaitu
posisi 104o0555,92 LU - 104o0711,97 LS dan 5o2951,30 -
Udang Mutiara (Panulirus ornatus), Udang Batu (P. penicilatus), zPembangunan Kantor Pengawasan (2009)
5o3144,99 BT ini memiliki luas kawasan sekitar 14.866,87
Udang Bambu (P. versicolor) dan Udang Hijau (P. homarus).
ha. Topografi wilayahnya sebagian besar berupa dataran zPembangunan Pondok Wisata, Pondok Jaga, dan
tinggi yang curam, daerah berbukit sampai bergunung yang menara pengawas (2009)
merupakan bagian dari Bukit Barisan yang membentang dari
zPagar penangkaran penyu (2010)
Utara ke Selatan Sumatera.

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
262 263
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Tanggamus

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
264 265
truncatus) yang hidup disekitar perairan Teluk Kiluan. Kedua
jenislumba-lumba tersebut cenderung untuk membentuk
kelompok kecil dengan jumlah 4-6 ekor. Kemudian pada saat
tertentu, kelompok-kelompok kecil ini bersatu membentuk
kelompok yang lebih besar. Pemunculan lumba-lumba di
perairan umumnya sebanyak 2 kali setiap hari, yaitu pada pagi
hari (sekitar pkl.07.00-08.00 WIB) dan sore hari, sekitar pukul
17.00 WIB.

Potensi Pariwisata :
Keberadaan lumba-lumba di sekitar Teluk Kiluan menjadi daya
tarik utama kunjungan wisatawan ke kawasan ini. Kegiatan
wisata yang berkembang yaitu pengamatan lumba-lumba
(Dolphin watching). Wisatawan dapat berlayar ke laut lepas
menggunakan perahu ketinting untuk berburu foto dan
mengamati tingkah laku lumba-lumba diperairan bebas.

Aksesibilitas :
Pekon (Desa) Kiluan Negeri termasuk daerah yang terpencil
beragam. Wilayahnya terdiri dari daratan, persawahan, hingga Penyebaran mangrove di pesisir Teluk Kiluan tidak berada dan jauh dari pusat pemerintahan. Jarak tempuh kawasan
Nama Kawasan :
perbukitan, dengan ketinggian wilayah bervariasi, mulai dari disepanjang pesisirTeluk Kiluan, namun hanya terdapat Teluk Kiluan dari kota-kota terdekat antara lain:
Taman Wisata Perairan Teluk Kiluan dan sekitarnya di
ketinggian 5-400 meter dpl.Berdasarkan pengamatan, Teluk dipesisir Teluk Kiluan sekitar Dusun BandungJaya. Hutan 1) Jarak dari Bandar Lampung(ibukota Provinsi Lampung) ke
Kabupaten Tanggamus
Kiluan merupakan teluk yang dikelilingi oleh perbukitan mangrove yang ada hanya seluas 1,5 ha, terdiri dari 1 Pekon KiluanNegeri kurang lebih 78 km, dapat ditempuh
dengan wilayah dataran ha dalam kondisi baik sedangkan sisanya dalam kondisi menggunakan kendaraan roda 4selama 3-3,5 jam. Kondisi
rusak. Jenis vegetasi mangroveyang ada terdiri dari jenis jalan sebagian besar baik, namun rusak berat dibeberapa
Dasar Hukum: Salah satu potensi di Kawasan Konservasi yang menjadi
Pedada (Sonneratia alba), Kacangan (Aedicerascorniculaum), lokasi.
andalan adalah adanya kegiatan ekowisata di teluk Kiluan.
SK Pencadangan Bupati Tanggamus Nomor B.399/32/11/2014 Terumtum (Lumnitzera racemosa), Tinjang (Rhizophora sp) dan
tanggal 11 November 2014 . 2) Jarak dari Kota Agung (ibukota Kabupaten Tanggamus) ke
Nipah/buyuh (Nypa Fructicans)
Pekon Kiluan Negeri kurang lebih 148 km.
Keanekaragaman Hayati : Perairan di sekitar Teluk Kiluan menjadi habitat dari 2 jenis
3) Jarak dari Pekon Napal(ibukota Kecamatan Kelumbayan)
Luas Kawasan : Kondisi tutupan terumbu karang hidup yang ada disekitar penyu, yaituPenyu Sisik (Erethmochelys imbricata) dan
ke PekonKiluan Negeri kurang lebih 18 km. Belum ada
Teluk Kiluan sangatbervariasi. Tutupan terumbu karang hidup Penyu Hijau (Chelonia mydas). Populasi penyu yang pernah
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 76.214,33 Ha. angkutan umum resmi yang sampai ke pekon. Untuk
terutama berada disekitar selat antaraDusun Bandung Jaya teridentifikasi di wilayah Teluk Kiluan diperkirakan mencapai
menuju pekon Kiluan Negeri menggunakan angkutan
dan Pulau Kelapa serta disekitar Pulau Kelapa. Sekitarperairan 32 ekor pada tahun 2007. Namun saat ini, semakin sulit
umum non trayek yang berangkatdari Pekon Kiluan
ini menjadi lokasi wisata snorkling. Namun dibanyak lokasi, menemukan penyu di kawasan Teluk Kiluan, baik penyu yang
Letak Geografis dan Administratif : berada perairan maupun yang mendarat untuk bertelur. Hal
Negeri Bandar Lampung PP 1 kali dalam sehari.
terutamayang terletak di pesisir baratdan timur bagian dalam
Teluk Kiluan adalah teluk kecil yang merupakan bagian dari TelukKiluan kondisi terumbukarang tergolong rusak. Hal ini diduga disebabkan penurunan populasi yang drastis akibat
Teluk Semangka di Provinsi Lampung. Secara administrasi, ini ditandai dengan tingkat tutupan terumbu karanghidup perburuan penyu dan pengambilan telurnya yang pernah
termasuk dalam wilayah pekon (desa) Kiluan Negeri, yang kurang dari 10%. Kerusakan terumbu karang ini diduga marak pada awal tahun 2000-2005.
Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus. Pekon Kiluan disebabkanoleh pengambilan terumbu karang sebagai bahan Terdapat 2 (dua) jenis spesies lumba-lumba yaitu lumba-
Negeri memiliki luas wilayah 276,1 km2 (termasuk perairan bangunan dan kegiatan destruktif fishing(penggunaan bahan lumbaparuh panjang/Spinner dolphin (Stenella longirostris)
Teluk Kiluan). Topografi wilayah Pekon Kiluan Negeri sangat peledak/ bom ikan) dan Lumba-lumba hidung botol/Bottlenose dolphin (Tursiop

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
266 267
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III Lantai 10
Jalan Medan Merdeka Timur No 16 Jakarta Pusat 10110
Telp/Fax: (021) 3522045, Surel: subditkk@ymail.com
Situs resmi: http://kkji.kp3k.kkp.go.id

342 2014
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
343

Anda mungkin juga menyukai