Reklamasi rawa pasang surut daerah Danda Besar dimulai sejak tahun 1969
melalui program transmigrasi. Dengan tujuan untuk mengembangkan lahan
pertanian yang telah dibuka masyarakat lokal. Pengembangan jaringan reklamasi
ini dilakukan dengan melakukan pengembangan jaringan yang ada.
Produktivitas lahan jaringan reklamasi rawa Danda Besar untuk tanaman padi
masih rendah. Tanaman padi rata-rata hanya menghasilkan 2 ton/ha/th.
Pada tahun 1988 telah dilakukan kegiatan special maintenance di DIR Danda
Besar.
Latar Belakang
Balai Litbang rawa pada tahun 2007, memasang pintu klep otomatis yang
berkerja / membuka ke satu arah ( suplesi atau drainasi ). Pintu Klep Otomatis
berbahan fiber ( daun pintu ) dengan struktur badan dari kayu yang juga dilapisi
oleh fiber. Konsep tata air ditingkat tersier masih dua arah.
Indeks Pertanaman masih belum bisa ditingkatkan.
Perlu dilakukan perbaikan dan penerapan sistem tata air sampai tingkat lahan
usaha tani untuk meningkatkan Indeks Pertanaman ( IP ). Karena sistem tata
air yang ada sekarang, masih belum mampu menyediakan air baku pada saat
musim kemarau dan mengontrol muka air pada saat musim hujan.
Sasaran dan Manfaat
UNIT UNIT
BALAWANG BARAMBAI
MARABAHAN
KUALA KAPUAS
UNIT
S. SALUANG
BARAMBAI
UNIT
S. MUHUR
Lokasi Kegiatan
BELAWANG UNIT DANDA
BESAR
UNIT
UNIT JEJANGKIT 1
TERANTANG
UNIT
SEREPAT
UNIT HANDIL
BAKTI GALAMRABAH
ANJIR MUARA
MANDASTANA
UNIT BAHANDANG
UNIT
JELAPAT
TAMPAH
UNIT ANJIR
S. MARTAPURA
TAMBAN
BANJARMASIN
SEL TABUK
UNIT
TABUNGANEN
P. KAGET
P. TEMPURUNG
KETERANGAN:
ALUN-ALUN BESAR SALURAN PRIMER
SALURAN SEKUNDER
SALURAN TERSIER
SUNGAI
Lokasi Kegiatan
PEMBAHASAN
Kondisi Existing
Saluran primer lebar 50 meter
Saluran sekunder lebar 30
meter
Saluran tersier lebar 3 - 6 meter
Panjang saluran primer 1,5 km
Panjang saluran sekunder 4,5
km
Panjang saluran tersier 2 - 2,3
km
Kolam pasang 300 x 300 meter
Tunggang pasang saat spring
1,8 meter
Tunggang pasang saat neap 1,2
meter
Sebahagian besar masuk
kategory hidotopografi A dan B
Sistem jaringan reklamasi rawa Danda
Besar adalah sistem sisir tunggal yang
dipadukan dengan kolam pasang
(kolam pasang tidak untuk pencucian,
tetapi lebih berfungsi sebagai hydraulic
regulator dan tempat pengendapan
material hasil pelindihan tanah) di
bagian ujung saluran sekunder.
Sistem tata air pola aliran dua arah
(two way flow system) untuk
meningkatkan sirkulasi air yang
mampu memperlancar proses
pencucian lahan dan menurunkan
tingkat keasaman sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas
pertanian
Untuk menahan air segar di saluran
tersier dibangun tabat secara
bertingkat
Kolam Pasang
• Analisis pasang surut diperlukan
untuk menentukan panjang saluran:
- penimbunan sementara air asam
yang terdorong ke belakang oleh
pengaruh pasang.
- Diperoleh massa/volume air yang
cukup kuantitasnya, untuk pada
saat surut berfungsi sebagai
energi pendorong potensial
mendrain air asam.
• Merubah sistem tata air pola aliran dua arah (two way flow system) menjadi
sistem tata air pola aliran satu arah (one way flow system)
• Menggabungkan empat blok lahan menjadi satu blok polder dengan tanggul
keliling dengan elevasi banjir periode ulang 25 tahun.
• Membangun pintu pengatur yang dilengkapi dengan pompa sehingga
kebutuhan air pada saat musim kemarau dapat disuplai dan kelebihan air
pada saat musim hujan dapat dibuang.
• Tidak perlu melakukan rehabilitasi atau memungsikan kembali kolam pasang
yang sudah mengalami pendangkalan.
• Dengan sistem yang akan dikembangkan sirkulasi air akan berjalan dengan
baik dan kualitas air dapat terjaga.
Saran
• Perlunya keterlibatan penduduk setempat untuk dilatih oleh pemerintah
agar mempunyai kemampuan untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan
berlangsungnya suatu sistem.
• Perlu adanya koordinasi semua pihak, mulai dari petani sampai dengan
pemerintah daerah dalam upaya menjaga kebelangsungan sistem tata air
yang memberikan keuntungan pada lahan dan memberikan hasil pertanian
secara maksimal.