Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATAN SISTEM TATA AIR RAWA PASANG

SURUT, STUDI KASUS: DAERAH IRIGASI RAWA


(DIR) DANDA BESAR, KABUPATEN BARITO KUALA,
KALIMANTAN SELATAN

Balai Litbang Rawa


Kementerian PU-Pera
Latar Belakang

Target Pengembangan Lahan baru sampai 2019 satu juta ha


Kalimantan Selatan, khususnya daerah Barito Kuala mempunyai potensi irigasi
rawa seluas ±100.000 hektar dengan panen padi IP100. Jika 50% dari daerah-
daerah ini bisa dikembangkan dan panen padinya menjadi IP200, artinya sama
dengan membangun lahan irigasi rawa baru seluas 50.000 hektar.

Reklamasi rawa pasang surut daerah Danda Besar dimulai sejak tahun 1969
melalui program transmigrasi. Dengan tujuan untuk mengembangkan lahan
pertanian yang telah dibuka masyarakat lokal. Pengembangan jaringan reklamasi
ini dilakukan dengan melakukan pengembangan jaringan yang ada.

Produktivitas lahan jaringan reklamasi rawa Danda Besar untuk tanaman padi
masih rendah. Tanaman padi rata-rata hanya menghasilkan 2 ton/ha/th.

Pada tahun 1988 telah dilakukan kegiatan special maintenance di DIR Danda
Besar.
Latar Belakang

 Balai Litbang rawa pada tahun 2007, memasang pintu klep otomatis yang
berkerja / membuka ke satu arah ( suplesi atau drainasi ). Pintu Klep Otomatis
berbahan fiber ( daun pintu ) dengan struktur badan dari kayu yang juga dilapisi
oleh fiber. Konsep tata air ditingkat tersier masih dua arah.
 Indeks Pertanaman masih belum bisa ditingkatkan.

 Perlu dilakukan perbaikan dan penerapan sistem tata air sampai tingkat lahan
usaha tani untuk meningkatkan Indeks Pertanaman ( IP ). Karena sistem tata
air yang ada sekarang, masih belum mampu menyediakan air baku pada saat
musim kemarau dan mengontrol muka air pada saat musim hujan.
Sasaran dan Manfaat

Dengan didukung Sistem


Tata Air yang baik petani bisa
melakukan 2 X musim tanam
agar indeks pertanaman dapat
dinaikkan dari 100 % menjadi
200 % atau lebih.
UNIT
SAKAGULUN

UNIT UNIT
BALAWANG BARAMBAI

MARABAHAN

KUALA KAPUAS
UNIT
S. SALUANG
BARAMBAI

UNIT
S. MUHUR
Lokasi Kegiatan
BELAWANG UNIT DANDA
BESAR

UNIT
UNIT JEJANGKIT 1
TERANTANG

UNIT
SEREPAT
UNIT HANDIL
BAKTI GALAMRABAH

ANJIR MUARA

MANDASTANA

UNIT BAHANDANG

UNIT
JELAPAT

TAMPAH
UNIT ANJIR
S. MARTAPURA
TAMBAN

BANJARMASIN
SEL TABUK

PURWASARI KERTAK HANYAR

UNIT
TABUNGANEN

P. KAGET

P. TEMPURUNG

KETERANGAN:
ALUN-ALUN BESAR SALURAN PRIMER
SALURAN SEKUNDER
SALURAN TERSIER
SUNGAI

SUMBER: P2DR KALIMANTAN SELATAN

Lokasi Kegiatan
PEMBAHASAN
Kondisi Existing
 Saluran primer lebar 50 meter
 Saluran sekunder lebar 30
meter
 Saluran tersier lebar 3 - 6 meter
 Panjang saluran primer 1,5 km
 Panjang saluran sekunder 4,5
km
 Panjang saluran tersier 2 - 2,3
km
 Kolam pasang 300 x 300 meter
 Tunggang pasang saat spring
1,8 meter
 Tunggang pasang saat neap 1,2
meter
 Sebahagian besar masuk
kategory hidotopografi A dan B
 Sistem jaringan reklamasi rawa Danda
Besar adalah sistem sisir tunggal yang
dipadukan dengan kolam pasang
(kolam pasang tidak untuk pencucian,
tetapi lebih berfungsi sebagai hydraulic
regulator dan tempat pengendapan
material hasil pelindihan tanah) di
bagian ujung saluran sekunder.
 Sistem tata air pola aliran dua arah
(two way flow system) untuk
meningkatkan sirkulasi air yang
mampu memperlancar proses
pencucian lahan dan menurunkan
tingkat keasaman sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas
pertanian
 Untuk menahan air segar di saluran
tersier dibangun tabat secara
bertingkat
Kolam Pasang
• Analisis pasang surut diperlukan
untuk menentukan panjang saluran:
- penimbunan sementara air asam
yang terdorong ke belakang oleh
pengaruh pasang.
- Diperoleh massa/volume air yang
cukup kuantitasnya, untuk pada
saat surut berfungsi sebagai
energi pendorong potensial
mendrain air asam.

• Kondisi sekarang, terjadi


pengendapan pada saluran, karena:
- Saat pasang, air berkualitas baik
tidak sepenuhnya mendorong air
berkualitas jelek.
- Saat surut, air drainase dari
saluran tersier tidak dapat
mengalir keluar ke dalam saluran
utama. Pada saluran utama, tidak
dapat mengalir ke sungai.
Kondisi Pintu-pintu Air

• Pintu-pintu yang ada tidak berfungsi


maksimal.

• Pintu-pintu yang ada tidak


dapat dioperasikan karena
dibiarkan terbuka dengan
penyekat • Pintu-pintu hilang/copot dari dudukannya
Pengembangan Sistem Tata Air Danda Besar
Sistem Tata Air
 Empat blok lahan dibuat menjadi satu
sistem polder dengan tanggul keliling
dengan elevasi banjir kala ulang 25 tahun.
 Saluran tersier dinormalisasi untuk
menjadi tampungan air ( longstorage )
 Pada saluran bagian dalam dipasang
pompa yang dilengkapi dengan pintu
pengatur.
Kesimpulan
Pengembangan Sistem Tata Air Danda Besar dilakukan dengan cara :

• Merubah sistem tata air pola aliran dua arah (two way flow system) menjadi
sistem tata air pola aliran satu arah (one way flow system)
• Menggabungkan empat blok lahan menjadi satu blok polder dengan tanggul
keliling dengan elevasi banjir periode ulang 25 tahun.
• Membangun pintu pengatur yang dilengkapi dengan pompa sehingga
kebutuhan air pada saat musim kemarau dapat disuplai dan kelebihan air
pada saat musim hujan dapat dibuang.
• Tidak perlu melakukan rehabilitasi atau memungsikan kembali kolam pasang
yang sudah mengalami pendangkalan.
• Dengan sistem yang akan dikembangkan sirkulasi air akan berjalan dengan
baik dan kualitas air dapat terjaga.
Saran
• Perlunya keterlibatan penduduk setempat untuk dilatih oleh pemerintah
agar mempunyai kemampuan untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan
berlangsungnya suatu sistem.

• Perlu adanya koordinasi semua pihak, mulai dari petani sampai dengan
pemerintah daerah dalam upaya menjaga kebelangsungan sistem tata air
yang memberikan keuntungan pada lahan dan memberikan hasil pertanian
secara maksimal.

• Disarankan untuk membentuk suatu Lembaga yang menangani koordinasi


kebelangsungan operasi dan pemeliharaan sistem tata air dan menangani
hasil pertanian.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Anda mungkin juga menyukai