Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI POLIMORFISME -938C>A PROMOTER GEN BCL-2

PADA PENDERITA KARSINOMA OVARIUM EPITEL


DI RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG

Retno Susilowati1, Mgs. Irsan Saleh2, Subandrate3

1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya


2.Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
3.Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Jl. dr. Muh. Ali Komplek RSMH Palembang, Madang, Sekip,Palembang, 30126, Indonesia

Email: retnosw@ymail.com

Abstrak

Karsinoma ovarium epitel merupakan suatu keganasan yang berasal dari sel epitel ovarium. Pertumbuhan sel menjadi
sel-sel ganas diketahui dipengaruhi oleh keluarga famili Bcl-2 yang berperan sebagai antiapoptosis. Polimorfisme pada
gen Bcl-2 yang terjadi di area promoter -938C>A telah diketahui terkait dengan berbagai jenis karsinoma. Oleh karena
itu, penelitian ini diajukan untuk mengidentifikasi polimorfisme -938C>A promoter gen Bcl-2 pada penderita
karsinoma ovarium epitel di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif observasional terhadap 40 pasien karsinoma ovarium epitel di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Identifikasi polimorfisme -938C>A gen Bcl-2 dilakukan dengan teknik PCR-RFLP menggunakan enzim
BccI. Tidak ditemukan subjek dengan genotip CC (wild type), genotip CA (heterozigot mutan) sebanyak 17 subjek
(42,5%) sedangkan 23 subjek lainnya (57,5%) memiliki genotip homozigot mutan (AA). Dari 40 subjek penelitian,
terdapat 17 alotip C (21,25%) dan 63 alotip A (78,75%). Genotip homozigot mutan (AA) dan alotip mutan (A) lebih
banyak ditemukan pada penderita karsinoma ovarium epitel di RSMH Palembang.

Kata kunci: karsinoma, ovarium, polimorfisme, -938C>A, Bcl-2

Abstract

Epithelial ovarian carcinoma is a malignancy arising from ovarian epithelial cell. The cellular transformation into
malignant cell is known to be influenced by Bcl-2 protein family which acts as antiapoptotic agent. The -938C>A
polymorphism on the Bcl-2 gene is known to be associated with various types of carcinoma. Hence, this study was
proposed to identify the -938C>A polymorphism on Bcl-2 gene of epithelial ovarian carcinoma patients at
dr. Mohammad Hoesin Hospital Palembang. This study was an observational descriptive study on 40 epithelial ovarian
carcinoma patients at dr. Mohammad Hoesin Hospital Palembang. Identification of the -938C>A polymorphism on Bcl-
2 gene was done by PCR-RFLP using BccI enzyme. Zero subject (0%) with CC genotype (wild type) was identified. 17
subjects (42,5%) were in CA genotype (heterozigous mutant) and 23 subjects (57,5%) were in AA genotype
(homozigous mutant). From 40 subjects in this study, 17 C allotype (21,25%) and 63 A allotype (78,75%) were
identified. The frequencies of AA genotype and A allotype was found higher in epithelial ovarian carcinoma at RSMH
Palembang.

Keywords: carcinoma, ovarian, polymorphism, -938C>A, Bcl-2


1. Pendahuluan karsinoma ovarium.7 Di Indonesia, data mengenai kaitan
polimorfisme -938C>A promoter gen Bcl-2 masih
Karsinoma ovarium merupakan suatu keganasan yang belum banyak diketahui. Begitu juga di kota Palembang
terjadi ketika sel ovarium tumbuh tanpa kontrol.1 Di yang terdiri dari beragam suku dan etnis dan sangat
dunia, keganasan ini menduduki peringkat keenam dari mungkin untuk terjadinya polimorfisme -938C>A
semua kanker pada wanita.2 Dari semua jenis promoter gen Bcl-2 yang berkaitan dengan karsinoma
karsinoma ovarium, prevalensi tertinggi yaitu karsinoma ovarium epitel pada penduduknya. Berdasarkan hal
ovarium tipe epitelial yaitu sekitar 90%.3 tersebut, penelitian ini diajukan untuk mengidentifikasi
polimorfisme -938C>A promoter gen Bcl-2 pada
Insiden karsinoma ovarium berhubungan dengan penderita karsinoma ovarium epitel di Rumah Sakit dr.
peningkatan usia. Pada usia 45-49 tahun insidennya Mohammad Hoesin Palembang.
sebesar 16,4/100.000 dan angka ini meningkat menjadi
40/100.000 pada wanita yang usianya di atas 60 tahun.
Pasien terbanyak yang ditemukan mengidap karsinoma
2. Metode Penelitian
ovarium terjadi pada usia 60-64 tahun. Selain itu, angka
kematian pada karsinoma ovarium masih tinggi. 4 Hal ini Penelitian identifikasi polimorfisme -938C>A gen Bcl-2
diakibatkan oleh sedikitnya gejala klinik yang tampak pada penderita karsinoma ovarium epitel di Rumah
dan diagnosis yang terlambat. Diagnosis sering Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang merupakan
ditegakkan saat stadium sudah lanjut (FIGO III/IV) dan suatu penelitian deskriptif observasional dengan
biasanya lebih banyak ditemukan pada wanita usia tua menggunakan teknik polymerase chain reaction dan
daripada wanita muda.5 restriction fragment length polymorphism (PCR-RFLP).
Meskipun etiologi dari karsinoma ovarium masih belum Sampel penelitian ini merupakan sampel penderita
jelas namun terdapat faktor-faktor yang diduga berperan karsinoma ovarium di Departemen Obstetri dan
dalam terjadinya karsinoma ini yaitu keadaan organ Ginekologi RS dr. Mohammad Hoesin Palembang
reproduksi, ovulasi, penggunaan hormon steroid dan Palembang yang dikumpulkan pada periode tahun 2011-
gonadotropin, onkogen, gen supresor tumor, faktor 2012.
hormonal, faktor lingkungan, dan faktor genetik.5 Selain
faktor di atas, ada beberapa faktor risiko yang dapat Pengambilan Darah
meningkatkan dan menurunkan risiko menderita
Sampel darah diambil melalui punksi vena mediana
karsinoma ovarium. Faktor risiko yang meningkatkan
cubiti sebanyak 3 ml. Sampel darah kemudian
karsinoma ovarium yaitu riwayat keluarga yang
dimasukkan ke dalam tabung yang mengandung
menderita kanker payudara atau kanker ovarium,
antikoagulan Ethylene Diamine Tetraacetic Acid
nullipara dan usia lanjut. Faktor risiko yang
(EDTA) untuk ekstraksi DNA dan PCR.
menurunkan risiko menderita karsinoma ovarium yaitu
penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, dan laktasi.4 Isolasi DNA
Pengaturan proliferasi dan apoptosis secara fisiologis
diatur oleh banyak protein salah satunya yaitu dari
Darah sebanyak 200 l diambil menggunakan
keluarga protein Bcl-2. Keluarga protein Bcl-2 ini terdiri
mikropipet, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
dari bagian proapoptotic protein seperti Bak, Bax, dan
eppendorf 1,5 ml. Kemudian darah tersebut dicuci
Mtd (Bok) serta dibagi lagi menjadi antiapoptotic
dengan PBS pH 7,4 sebanyak 1ml/1000 l dan
protein seperti Bcl-2, Bcl-xl, Bcl-w, Mcl-1, A1 (Bfl-1),
disentrifugasi dengan kecepatan 5.000 rpm selama 5
dan Bcl-B. Keluarga protein Bcl-2 ini berperan dalam
menit. Setelah itu, supernatan dibuang dan ditambahkan
mengatur apoptosis melalui dua mekanisme yaitu
kembali PBS pH 7,4 sebanyak 1000 l sebelum
dengan heterodimerisasi dan dengan aktivitas
kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 5.000 rpm
independen.6 Keseimbangan pengaturan apoptosis ini
selama 5 menit. Kegiatan ini diulangi sebanyak 2 kali.
sangat penting karena ekspresi yang berlebihan gen Bcl-
Selanjutnya supernatan dibuang, lalu ditambahkan
2 memiliki peran dalam proses karsinogenesis. Selain
saponin (0,5% saponin dalam PBS dicampur dengan
itu, overekspresi gen Bcl-2 terlibat dalam berbagai jenis
baik menggunakan vortex, kemudian diinkubasi dalam
kanker termasuk karsinoma ovarium. Overekspresi gen
es selama 5 menit). Campuran ini diinkubasi pada suhu
Bcl-2 ini biasanya disebabkan oleh polimorfisme.7
-200C selama semalam.
Polimorfisme gen Bcl-2 dapat terjadi pada bagian
promoter yaitu pada hulu promoter ke-938 yaitu Setelah diinkubasi, campuran kemudian divortex dan
perubahan basa cytosine menjadi adenine. Namun, saat disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10
ini belum banyak penelitian polimorfisme gen ini menit. Campuran dicuci kembali sebanyak 3 kali
terhadap karsinoma ovarium. Hanya ada satu temuan dengan PBS pH 7,4 1000 l dan disentrifugasi dengan
yang mengemukakan bahwa ada hubungan antara kecepatan 5.000 rpm selama 5 menit. Setelah itu,
polimorfisme -938C>A promoter gen Bcl-2 dan supernatan dibuang dan ditambahkan 50 l chelex 20%
dalam dd O pH 10,50 serta 100 l dd O, kemudian 3. Hasil
diinkubasi dalam air mendidih selama 10 menit. Pemisahan dengan gel agarosa 4% memperlihatkan satu
Selanjutnya, campuran disentrifugasi dengan kecepatan pita dengan panjang 262 bp serta dua pita dengan
12.000 rpm selama 10 menit. DNA berada pada bagian panjang masing-masing, yaitu 111 bp dan 151 bp.
supernatan (DNA containing water) dipindahkan ke Visualisasi hasil RFLP gen Bcl-2 disajikan dalam
dalam tabung steril sebanyak 200 l dan disimpan pada Gambar 1.
suhu -200C.

Desain Primer

Desain primer dilakukan dengan memperhitungkan


letak polimorfisme gen Bcl-2, primer forward adalah 5-
CTGCCTTCATTTATCCAGCA-3 dan untuk primer
reverse 5-GGCGGCAGATGAATTACAA-3.1,8

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pada penelitian ini, digunakan sepasang primer


oligonukleotida untuk deteksi polimorfisme titik.
Komposisi campuran dengan volume total 25 l yang Gambar 1. Visualisasi Hasil RFLP Gen Bcl-2 (Sampel 2-8).
digunakan saat melakukan PCR adalah PCR mix GoTaq M: mark ladder 50 bp, U: uncut. Sampel 5, 6: CA
(heterozigot mutan); sampel 2, 3, 4, 7, 8: AA (homozigot
(Promega, USA) yang terdiri dari 5 l DNA template, 9 mutan).
l ddH2O, 10 l goTaq green, 0,5 l primer forward,
dan 0,5 l primer reverse. Reaksi denaturasi Distribusi Subjek berdasarkan Karakteristik
berlangsung pada suhu di atas 960C. Reaksi annealing Sosiodemografi
berlangsung pada suhu 560C. Reaksi ekstensi
berlangsung pada suhu 720C. Ketiga reaksi ini diulangi Subjek penelitian termuda berusia 18 tahun, dan subjek
sebanyak 35 siklus. tertua berusia 70 tahun. Frekuensi subjek tertinggi
berada pada kelompok usia 50-64 tahun, yaitu sebanyak
Deteksi Polimorfisme -938C>A Gen Bcl-2 dengan 18 orang (45%). Distribusi karakteristik sosiodemografi
RFLP subjek selengkapnya disajikan dalam Tabel 1.
Deteksi polimorfisme dilakukan dengan memotong
DNA produk PCR. Teknik ini dinamakan restriction Tabel 1. Distribusi Subjek berdasarkan
fragmen length polymorphism (RFLP). Deteksi Karakteristik Sosiodemografi
polimorfisme -938C>A promoter gen Bcl-2 dilakukan
Karakteristik Frekuensi Persentase
dengan memotong DNA produk PCR dengan enzim
Sosiodemografi
restriksi endonuklease BccI pada suhu 37C. 9
Usia
Visualisasi Produk PCR-RFLP dengan < 45 tahun 17 42,5 %
Elektroforesis 45-49 tahun 4 10 %
50-64 tahun 18 45 %
Kualitas DNA hasil amplifikasi dengan teknik PCR- 65-80 tahun 1 2,5 %
81-84 tahun 0 0%
RFLP divisualisasikan dengan menggunakan teknik
85 tahun 0 0%
elektroforesis gel agarosa (konsentrasi 4%).
Total 40 100 %
Elektroforesis dilakukan pada tegangan listrik 80 volt.
Selanjutnya, hasil elektroforesis dideteksi dengan
menggunakan Gel Doc 1000 (Biorad, USA) untuk
divisualisasi dengan sinar ultraviolet pada panjang Distribusi Subjek Berdasarkan Karakteristik
gelombang 300 nm dan didokumentasikan. Riwayat Klinis
Pada subjek yang memiliki genotip wild type/normal Subjek dengan status paritas nullipara memiliki
akan tervisualisasi dua pita yaitu 111 dan 151 bp karena frekuensi tertinggi yaitu sebanyak 16 subjek (40%). Dua
tidak adanya polimorfisme. Genotip heterozigot mutan puluh enam subjek (65%) telah mengalami menopause.
akan tervisualisasi tiga pita, yaitu pada 262, 111 dan 151 Riwayat keluarga yang pernah menderita karsinoma
bp. Adanya polimorfisme pada genotip homozigot ovarium hanya ditemukan pada 7 subjek penelitian
mutan akan menghasilkan visualisasi berupa satu pita (17,5%). Subjek yang memiliki riwayat penggunaan
dengan ukuran 262 bp.8 kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak 17 orang (42,5%).
Distribusi subjek berdasarkan karakteristik riwayat Perbandingan frekuensi genotip polimorfisme -938C>A
klinis dapat dilihat pada Tabel 2. gen Bcl-2 dengan berbagai penelitian di dunia pada
berbagai jenis karsinoma dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 2. Distribusi Subjek berdasarkan
Karakteristik Riwayat Klinis
Tabel 4. Perbandingan Frekuensi Genotip
Karakteristik Riwayat Frekuensi Persentase Polimorfisme -938C>A Gen Bcl-2 dengan Penelitian
Klinis Terdahulu
(n=40)
Genotip
Paritas Jumlah
Peneliti Sampel CC CA AA
Nullipara 16 40 %
(n)
(%) (%) (%)
Primipara 7 17,5 %
Chen dkk. 814 27,8 46,9 25,3
Multipara 11 27,5 % (2007)
Grandemultipara 6 15 % Di Texas

Status Menopause Majid dkk 276 18,84 46,01 35,15


(2007)
Menopause 26 65 %
Di Inggris
Belum menopause 14 35 % Heubner dkk. 110 21,82 42,73 35,45
Riwayat Keluarga (2009)
Karsinoma Ovarium Di Jerman
Ada 7 17,5 % Alshatwi dkk. 80 40 35 25
(2011)
Tidak Ada 33 82,5 %
Di Arab Saudi
Riwayat Kontrasepsi
Hormonal Bachmann dkk. 142 22,53 43,66 33,81
(2011)
Ya 17 42,5 %
Di Jerman
Tidak 23 57,5 % Penelitian ini 40 0 42,5 57,5
(2013)
Di Palembang

Distribusi Genotip Polimorfisme -938C>A Promoter


Gen Bcl-2
Dalam penelitian ini, tidak ditemukan subjek dengan Distribusi Alotip Polimorfisme -938C>A Gen B-cell
genotip wild type/normal (CC). Sebanyak tujuh belas Lymphoma-2
subjek (42,5%) adalah heterozigot mutan (CA),
sedangkan 23 subjek lainnya (57,5%) memiliki genotip Pada 40 subjek penelitian ini, ditemukan 17 alotip C
homozigot mutan (AA). Distribusi genotip disajikan (21,25%) dan 63 alotip A (78,75%) dapat dilihat pada
dalam Tabel 3. Tabel 5.
Tabel 3. Distribusi Genotip Polimorfisme Promoter
-938C>A Gen Bcl-2 Tabel 5. Distribusi Alotip Polimorfisme -938C>A
Gen Bcl-2
Genotip Total Persentase
Alotip Total Persentase
CC (Wild Type) 0 0%
Alel C (wild type/normal) 17 21,25 %
CA (Heterozigot Mutan) 17 42,5 % Alel A (polimorfik) 63 78,75 %
AA (Homozigot Mutan) 23 57,5 % Total 80 100 %

Total 40 100 %
Perbandingan frekuensi alotip polimorfisme -938C>A Dari 40 subjek penelitian, frekuensi penderita karsinoma
gen Bcl-2 dengan berbagai penelitian di dunia pada ovarium tertinggi berada pada kelompok usia 50-64
berbagai jenis karsinoma dapat dilihat pada tabel 6. tahun, yaitu sebanyak 18 orang (45%). Hal ini sesuai
dengan penemuan sebelumnya yang menyatakan bahwa
insiden karsinoma ovarium meningkat sesuai umur.
Tabel 6. Perbandingan Frekuensi Alotip -938C>A
Pada usia di atas 60 tahun, insiden karsinoma ovarium
Gen Bcl-2 dengan Penelitian Terdahulu
akan meningkat sebesar 40/100.000.10 Pada penelitian
Jumlah Alotip ini, umur tertinggi adalah 70 tahun yang tentunya
bertentangan dengan puncak insiden yaitu pada usia 80-
Peneliti Sampel C A
84 tahun.10 Hal ini berkaitan dengan tidak ada gejala dan
(n) (%) (%) tanda khas pada awal penyakit ini sehingga baru
Chen dkk. (2007) 814 51,2 48,5 terdiagnosis pada stadium lanjut sehingga menyebabkan
masih tingginya angka kematian pada penderitanya.11
Di Texas
Subjek dengan status paritas nullipara memiliki
Majid dkk (2007) 276 41,84 58,16 frekuensi tertinggi yaitu sebanyak 16 (40%). Hasil ini
Di Inggris sesuai dengan teori bahwa wanita nullipara memiliki
risiko dua kali lebih besar untuk menderita karsinoma
ovarium. Hal ini berkaitan dengan periode ovulasi yang
Heubner dkk. (2009) 110 43 57
berulang yang lama tanpa ada periode istirahat yaitu
Di Jerman selama kehamilan.12 Selain itu, kadar progesteron yang
tinggi selama kehamilan akan menjadi faktor protektif
Alshatwi dkk. (2011) 80 57,5 42,5 terhadap karsinoma ovarium.13
Di Arab Saudi Sebanyak 26 subjek (65%) telah mengalami menopause.
Bachmann dkk. 142 44,36 55,64
Jumlah ini tentunya lebih banyak dibandingkan dengan
penderita yang belum mengalami menopause yaitu
(2011) sebanyak 14 orang (35%). Usia saat menopause
Di Jerman berhubungan langsung dengan risiko kumulatif
terjadinya karsinoma ovarium. Risiko ini akan
Penelitian ini (2013) 40 21,25 78,75 meningkat menjadi 62% pada usia menopause yang
Di Palembang
menginjak 55 tahun dibandingkan dengan menopause
pada usia 45 tahun.12
Riwayat keluarga yang pernah menderita karsinoma
ovarium hanya ditemukan pada 7 subjek penelitian
Perbandingan Frekuensi Genotip dan Alotip SNP (17,5%), sedangkan sisanya sebanyak 33 subjek
-938C>A Gen Bcl-2 dengan Penelitian Terdahulu pada (82,5%) tidak memiliki riwayat keluarga yang pernah
Populasi Asia dapat dilihat pada tabel 7. menderita karsinoma ovarium. Schorge dkk
mengungkapkan bahwa riwayat keluarga yang
Tabel 7. Perbandingan Frekuensi Genotip dan Alotip
menderita karsinoma ovarium pada generasi pertama
SNP -938C>A Gen Bcl-2 dengan Penelitian
memiliki risiko lebih besar untuk menderita karsinoma
Terdahulu pada Populasi Asia
ovarium, sedangkan menurut Busmar, 5-10% saja
karsinoma ovarium tersebut yang bersifat herediter.3, 12
Genotip Alotip
Hal tersebut konsisten dengan hasil pada penelitian ini
Peneliti n CC CA AA C A
yaitu sebanyak 17,5% subjek saja yang memiliki
(%) (%) (%) (%) (%) riwayat keluarga yang menderita karsinoma ovarium.
HapMap- 90 35,6 42,2 22,2 56,7 43,3
Subjek yang memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi
HCB hormonal yaitu sebanyak 17 orang (42,5%), sedangkan
HapMap- 88 27,3 59,1 13,6 56,8 43,2 23 subjek (57,5%) tidak pernah menggunakan
JPT kontrasepsi hormonal. Hasil ini sejalan dengan teori
Penelitian 40 0 42,5 57,5 21,25 78,75 bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal menjadi faktor
ini (2013) protektif terhadap karsinoma ovarium.12 Penggunaan
Sumber: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ kontrasepsi hormonal akan menyebabkan peningkatan
hormon estrogen dan progesteron eksogen di sirkulasi
perifer sehingga akan terjadi penurunan sekresi hormon
4. Pembahasan gonadotropin yaitu FSH (follicle stimulating hormone).
Rendahnya kadar FSH akan menyebabkan stimulus
terhadap folikel-folikel ovarium untuk berkembang dan frekuensi alel polimorfik A sebesar 57% pada pasien
berovulasi tidak terjadi sehingga tidak akan terjadi penderita karsinoma ovarium.9 Frekuensi alel polimorfik
trauma baru pada sel-sel ovarium yang dapat tersebut menunjukkan persentase yang lebih kecil
menginisiasi transformasi sel-sel ovarium menajdi sel dibandingkan dengan hasil yang didapatkan pada
tumor.11 penelitian ini. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian
oleh Majid dkk pada tahun 2007 dan Bachmann dkk
Polimorfisme -938C>A pada gen Bcl-2 merupakan
pada tahun 2011.14, 15 Penelitian oleh Alshatwi dkk pada
polimorfisme nukleotida tunggal atau yang disebut
tahun 2011 dan penelitian oleh Chen dkk pada tahun
dengan single-nucleotide polymorphism (SNP) yang
2007 menunjukkan hasil yang berbeda yaitu frekuensi
terjadi pada promoter ke-2 (P2) gen Bcl-2.
tertinggi terletak pada alel normal (C). 16
Polimorfisme ini berpengaruh pada ekspresi gen Bcl-2
yang selanjutnya akan mempengaruhi produksi protein Distribusi frekuensi genotip dan alotip pada populasi
Bcl-2.2, 14 Asia tertinggi di penelitian lain berada pada genotip dan
alotip normal (wild type), sedangkan pada penelitian
Dalam penelitian ini, tidak ditemukan subjek dengan
mengenai polimorfisme -938C>A gen Bcl-2 pada
genotip wild type/normal (CC). Sebanyak 17 subjek
penderita karsinoma ovarium di RSMH yang
(42,5%) adalah heterozigot mutan (CA), sedangkan 23
merupakan populasi Asia menunjukkan bahwa frekuensi
subjek lainnya (57,5%) memiliki genotip homozigot
genotip dan alotip tertinggi berada pada genotip dan
mutan (AA). Temuan ini hampir serupa dengan
alotip mutan.
penelitian sebelumnya mengenai polimorfisme
-938C>A gen Bcl-2 yang dilakukan pada pasien
karsinoma ovarium dengan latar belakang etnis
Kaukasia di Jerman yaitu lebih tingginya genotip yang
5. Simpulan
mengalami polimorfisme. Penelitian sebelumnya
menganalisis 110 subjek penderita karsinoma ovarium Pada penelitian ini, distribusi frekuensi genotip
dan didapatkan hasil yaitu, 24 subjek (21,82%) memiliki polimorfisme -938C>A gen Bcl-2 terbanyak berada
genotip CC, 47 subjek (42,73%) memiliki genotip CA, pada kelompok homozigot mutan (AA) yaitu sebesar
dan 39 subjek (35,45%) memiliki genotip AA. 7 Hal 57,5%, diikuti dengan kelompok heterozigot mutan
tersebut menunjukkan bahwa genotip tertinggi adalah (CA) sebesar 42,5%, dan tidak ada subjek pada
genotip mutan heterozigot, sedangkan hasil dari kelompok genotip wild type/normal (CC). Distribusi
penelitian terhadap pasien karsinoma ovarium di RS dr. frekuensi alotip polimorfisme -938C>A pada gen Bcl-2
Mohammad Hoesin Palembang menunjukkan bahwa terbesar yaitu pada kelompok dengan alotip A sebesar
genotip tertinggi adalah genotip mutan homozigot. Hasil 78,75% diikuti dengan kelompok alotip C sebesar
ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan 21,25%.
oleh Majid dkk tahun 2007 pada penderita leukemia
limfositik kronik dan penelitian oleh Bachmann dkk Ucapan Terima Kasih
tahun 2011 pada penderita karsinoma prostat dengan
hasil tertinggi adalah genotip mutan, perbedaannya
adalah kedua penelitian sebelumnya menghasilkan Terima kasih kepada dr. Nyayu Fauziah Zen, M.Kes dan
temuan berupa genotip heterozigot mutan yang dr. Prof. dr. Hermansyah, Sp. PD-KR, atas segala
tertinggi.14, 15 Hasil pada penelitian ini berbeda dengan bimbingan dan nasihat demi kesempurnaan skripsi ini.
penelitian oleh Alshatwi dkk tahun 2011 pada penderita Terima kasih juga kepada mbak Venny Patricia, S. Pd,
karsinoma payudara populasi kaukasia di Arab Saudi M. Kes selaku penanggung jawab laboratorium
yang hasilnya adalah genotip wild type adalah yang mikrobiologi klinik RS Dr. Mohammad Hoesin
tertinggi.16 Penelitian oleh Chen dkk tahun 2007 pada Palembang atas bantuan dalam pengerjaan di
penderita karsinoma sel skuamosa kepala dan leher laboratorium.
menunjukkan bahwa genotip heterozigot mutan
menduduki posisi tertinggi.9 Daftar Acuan
Hasil pada penelitian ini menunjukkan terdapat 17 alotip
C (21,25%) dan 63 alotip A (78,75%) pada penderita 1. CDC Publication. 99-9124. 2012. Ovarian
karsinoma ovarium di RS dr. Mohammad Hoesin Cancer.
Palembang yang menjadi subjek pada penelitian ini. http://www.cdc.gov/cancer/ovarian/pdf/ovarian_fa
Temuan ini memperlihatkan bahwa alotip A memiliki cts.pdf, Diakses pada 1 Agustus 2013).
frekuensi yang lebih besar daripada alotip C pada 2. Permuth-Wey, J., Sellers, TA. 2009. Epidemiology
penderita karsinoma ovarium di RS dr. Mohammad
Hoesin Palembang. Hal ini sejalan dengan hasil pada of Ovarian Cancer. Methods Mol Biol. 472: 413-
enelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Heubner dkk 437.
tahun 2009 pada etnis Kaukasia di Jerman, yaitu
3. Cunat, S., P. Hoffmann, and P. Pujol. 2004. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Estrogens and epithelial Ovarian Cancer 11. Schorge, J. O., Joseph I. Schaffer., Lisa M.
Menopause Int. 12/2006: 57-63. Barbara L. Hoffman., Karen D. Bradshaw., F. Gary
4. Copeland, L. J. 2007. Epithelial Ovarian Cancer. Cunningham. 2008. Williams Gynecology. China:
Dalam: Gaertner, R., Simpson, D. (Editor). The McGraw-Hill Companies, Inc.
Clinical Gynecologic Oncology. Mosby Elsevier, 12. Busmar, Boy. Tumor Ganas Ovarium di Buku
China. Acuan Nasional Onkologi Genekologi ed. M. Farid
5. Salehi, F., Dunfield, L., Phillips KP, Krewski Aziz, Andrijono, Abdul Bari Saifuddin. (Jakarta:
D, Vanderhyden BC. 2008. Risk factors for Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
ovarian cancer: an overview with emphasis on 2006), 468-524.
hormonal factors. J Toxicol Environ Health B Crit 13. Makar, AP. Hormone Therapy in Epithelial
Rev. 11 (3-4): 301-321. Ovarian Cancer. Endocrine-Related Cancer.
6. Tsujimoto, Yoshihide. 2002. Bcl-2 Family of 7/2000: 85-93.
Proteins: Life-or-Death Switch in Mitochondria. 14. Bachmann, H. S., Heukamp, L. C., Schmitz, K. J.,
BioScience Reports. 22 (1). Hilburn, C. F., Kahl, P., Buettner, R., Nckel, H.,
7. Heubner, Martin, Pauline Wimberger, Friedrich Eisenhardt, A., Rbben, H., Schmid, K. W., Siffert,
Otterbach, Sabine Kasimir-Bauer, Winfried Siffert, W., Eggert, A., Schramm, A. and Schulte, J. H.
Rainer Kimmig, Holger Nuckel. 2009. Association 2011. Regulatory BCL2 promoter polymorphism
of the AA genotype of the BCL2 (938C>A) (938C>A) is associated with adverse outcome in
promoter polymorphism with better survival in patients with prostate carcinoma. Int. J. Cancer,
ovarian cancer. The International Journal of 129: 23902399.
Biological Markers. 24 (4): 223-229. 15. Majid, A., Tsoulakis, O., Walewska, R., Gesk,
8. NCBI. 2014. Primer Blast. S., Siebert, R., Kennedy, D.B., Dyer. 2008. BCL2
(http://www.ncbi.nlm.gov/tools/primer- expression in chronic lymphocytic leukemia: lack
blast/primertool..cgi? of association with the BCL2 938A>C promoter
ctg_time=139681197&job_key=JSID_01_157836 single nucleotide polymorphism. Blood. 111 (2):
_130.14.22.21_9002_primertool, diakses pada 14 874-877.
Januari 2014). 16. Alshatwi, A. A., Shaf G, Hasan TN, Alsaif AA, Al-
9. Chen, K., Hu Z, Wang LE, Sturgis EM, El-Naggar Hazzani AA, Alsaif MA, Lei DK.. 2011. Single
AK, Zhang W, Wei Q. 2007. Single-nucleotide Nucleotide Polymorphisms in the p21 and bcl2
polymorphisms at the TP53-binding or responsive Cancer Susceptibility Genes and Breast Cancer
promoter regions of BAX and BCL2 genes and Risk in Saudi Arabia. Asian Pacific Jpournal of
risk of squamous cell carcinoma of the head and Cancer Prevention. 12/2011.
neck. Carcinogenesis. 28 (9): 20082012.

10. Prawirohardjo, S. 2006. Onkologi Ginekologi.

Anda mungkin juga menyukai