TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
yang teratur yang disertai pendataran dan/atau dilatasi serviks serta turunnya bayi
pada wanita hamil yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 2037 minggu) atau dengan berat janin
mengalami atau berisiko tinggi mengalami pengeluaran janin viabel sebelum gestasi
37 minggu.19
Lamanya kehamilan yang normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan
2.2.1. Abortus adalah lamanya kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat anak
2.2.2. Partus prematur adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37
paling lazim adalah hipertensi maternal, diabetes melitus berat, janin gagal
sebelum waktu awal persalinan dan sebelum term. Patogenesis ruptur prematur
Kehamilan disertai persalinan spontan dan membran janin utuh sebelum term
harus dibedakan dengan kehamilan yang disertai ruptur prematur membran preterm.
membran atau persalinan spontan dengan membran utuh yaitu faktor gaya hidup,
prematur, karena tidak jarang seseorang dengan hamil prematur yang disertai dengan
mana bila hal ini dibiarkan saja persalinan tak akan terjadi. Akhirnya timbul beberapa
2.4.2. Adanya perubahan yang progresif pada serviks selama periode observasi.
2.4.3. Terjadinya kontraksi yang terasa nyeri, teratur dan intervalnya kurang dari 10
yakni bayi yang lahir pada masa kehamilan kurang dari 37 minggu (dihitung dari hari
masalah besar karena dengan berat badan janin yang kurang dan belum cukup umur
maka organ-organ vital belum sempurna sehingga mengalami kesulitan untuk tumbuh
Hanya 1,5% persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5%
pada kehamilan kuarng dari 28 minggu. Namun kelompok ini merupakan duapertiga
dari kematian neonatal. Kesulitan utama dalam persalinan prematur ialah perawatan
mortalitas. Penelitian lain menunjukkan bahwa umur kehamilan dan berat bayi lahir
saling berkaitan dengan risiko kematian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu
dengan berat > 1.500 gram keberhasilan hidup sekitar 85%, sedangkan pada umur
kehamilan sama dengan berta janin < 1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80%.
Pada umur kehamilan < 32 dengan berat lahir < 1.500 gram angka keberhasilan hanya
sekitar 59%. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan prematur tidak
Permasalahan yang terjadi pada persalinan prematur bukan saja pada kematian
perinatal, melainkan bayi prematur ini sering pula disertai dengan kelainan, baik
kelainan jangka pendek maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering
arterious. Adapun kelainan jangka panjang sering berupa kelainan neurologik seperti
permasalahan yang dapat terjadi pada bayi prematur, maka menunda persalinan
prematur merupakan masalah global. Lebih dari 60% dari kelahiran prematur terjadi
Menurut WHO dari 65 negara yang memiliki data yang reliabel, sebanyak
yang lebih baik, peningkatan usia ibu yang mendasari masalah kesehatan ibu seperti
tergantung di mana bayi dilahirkan. Sebagai contoh, lebih dari 90% dari bayi yang
Di Indonesia angka kejadian berat badan lahir rendah dan prematur sebesar
11,1% pada tahun 2010 menjadi 10,2% pada tahun 201311 Di Rumah Sakit St.
Elisabeth Medan pada tahun 2004-2008 kejadian kelahiran prematur sebesar 8,4%
gaya hidup, yang dapat memperbesar peluang terkena atau terbentuknya suatu
ini, faktor risiko adalah kondisi atau keadaan pada ibu hamil yang dapat
a. Pendidikan
informasi tentang kesehatan ibu hamil sehingga tidak mengetahui cara memelihara
b. Pekerjaan
Pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress), kecemasan yang tinggi
mengkondisikan ibu hamil untuk berdiri lama, seperti Sales Promotion Girl (SGP),
perjalanan panjang dan pekerjaan yang mengangkat beban berat berisiko melahirkan
wanita hamil yang pekerjaannya menuntut kekuatan fisik lebih beresiko melahirkan
stres serta waktu kerja yang panjang juga akan berdampak buruk bagi si calon bayi.25
c. Umur
Umur merupakan faktor penting dalam menentukan waktu yang ideal untuk
hamil. Umur yang paling aman untuk hamil dan melahirkan adalah sekitar 20 35
tahun. Pada usia ini wanita dalam keadaan optimal dengan kata lain risiko angka
kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) ibu dan bayi yang terjadi akibat
kehamilan dan persalinan dalam kelompok usia tersebut paling rendah dibandingkan
dengan kelompok usia lainnya. Risiko ini akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Pada ibu yang berusia 35 tahun dan lebih tua adanya risiko
mengalami masalah seperti tekanan darah tinggi, diabetes selama hamil (diabetes
antaranya; perkembangan yang terhambat, prematur, dan BBLR. Hal ini biasanya
disebabkan karena gizi ibu remaja yang buruk. Bayi yang baru lahir dari ibu yang
pertumbuhan dan kecacatan. Sehingga risiko kematian bayi juga lebih tinggi bila
Ibu yang hamil dengan usia di bawah 18 tahun dan lebih 35 tahun,
mempunyai risiko tinggi untuk melahirkan bayi prematur dan persalinan prematur
dengan tindakan akan meningkatkan 2-4 kali lipat atau meningkatkan sekitar 40%
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum
d.1. Nullipara
Golongan ibu dengan paritas 0 (ibu yang telah pernah melahiran bayi)
d.2. Primipara
Golongan ibu dengan paritas 1 (wanita yang belum pernah melahiran bayi
d.3. Multipara
Golongan ibu dengan paritas 2-5 (wanita yang belum pernah melahiran bayi
Golongan ibu dengan paritas >5 (wanita yang belum pernah melahiran bayi
Berdasarkan hasil penelitian Irmawati tahun 2010, ibu yang melahirkan anak
pertama akan mengurangi risiko terjadinya persalinan prematur (OR 0,56), jadi
Ibu dengan paritas tinggi (melahirkan lebih dari 3 kali) cenderung mengalami
Paritas tinggi meupakan paritas rawan karena banyak kejadian obstetri patologi. Hal
ini disebabkan pada ibu yang lebih dari satu kali mengalami kehamilan dan
Menurut definisi WHO, abortus adalah hilangnya janin atau embrio dengan
berat kurang dari 500 gram atau setara dengan sekitar 20-22 minggu kehamilan.
selanjutnya. Aborsi dapat merusak dinding rahim, tempat janin tumbuh dan
fungsi plasenta ialah tempat pembuatan hormon-hormon dan jika plasenta tidak
bekerja dengan baik maka pembuatan hormon terganggu. Jika kadar progesteron
baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri.
Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya
prematur memiliki peluang 2,5 kali memiliki riwayat abortus dibandingkan dengan
f. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu kurang dari 24 bulan merupakan
jarak kehamilan yang berisiko tinggi sewaktu melahirkan. Jarak kehamilan yang
gangguan pertumbuhan janin.29 Berdasarkan hasil penelitian Irmawati tahun 2010, ibu
kali untuk melahirkan prematur dibandingkan ibu yang jarak kehamilannya >24
bulan.25
pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas),
tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining
diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test
laboratorium (rutin dan khusus), termasuk P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
diperoleh hasil bahwa ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC)
h. Anemia Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi yang tidak
namun pada hakekatnya setiap masalah kedaruratan dapat diperberat oleh anemia
50 persen di atas keadaan tidak hamil. Walaupun eritropoesis diperkuat oleh volume
eritrosit meningkat, namun lebih banya plasma ditambahkan ke dalam sirkulasi ibu,
semakin banyak kehilangan zat besi dan semakin anemis. Pengaruh anemia pada
tubuh ibu sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
akibatnya terjadi abortus, kematian intrauterin, persalinan prematur, berat badan lahir
rendah, kelahiran dengan anemia, terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi
mengalami komplikasi persalinan 1,42 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang
i. Hipertensi
Hipertensi kronis adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
diperlukan intervensi preventif lainnya. Dalam hal ini upaya untuk mencegah wanita
yang belum hamil untuk tidak melahirkan prematur adalah dengan mempersiapkan
kondisi tubuh baik dari status gizi, kadar Hb, tekanan darah, melakukan pemeriksaan
agar tetap sehat atau untuk mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Dalam hal ini
upaya untuk mencegah ibu hamil tidak melahirkan bayi prematur, yaitu: 34,35
b. Mengetahui risiko diri sendiri seperti merokok, tekanan darah tinggi, usia
Pencegahan sekunder yaitu pada tahap gejala klinis belum tampak nyata,
tetapi proses secara patologis sudah berjalan, upaya pencegahan pada tahap ini dapat
a. Pembatasan aktivitas kerja (kerja, perjalanan, dan coitus) pada ibu dengan
stress.
b. Ibu dengan kehamilan kembar harus lebih banyak istirahat di tempat tidur
Dengan demikian keputusan tindakan selanjtnya pada ibu yang berisiko untuk
gejala secara klinis sudah nyata didapatkan. Tahap ini ditujukan untuk
diantaranya ialah pengiriman ibu dengan persalinan prematur ke rumah sakit yang
Pendidikan
Pekerjaan
Paritas
Riwayat Abortus
Kelengkapan ANC
Anemia
Hipertensi
Status Gizi