RESIKO KLINIS
No. Kode
Terbitan
Halaman 1/2
PUSKESMAS
Noni Syamsuddin,Amd.Keb
PERAWATAN
Nip.19730305 199301 2 004
SUBAIM
A. DEFENISI
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup manajemen resiko layanan klinis meliputi area klinis, area
manjemen, dan sasaran keselamatan pasien
Lingkup manjemen resiko meliputi :
1. Strategi manjemen resiko dapat reaktif atau proaktif
2. Kebijakan dan prosedur untuk melaporkan setiap insiden
3. Kebijakan dan prosedur menangani komplain
4. Informasi penanganan komplain bagi karyawan
5. Kebijakan dan prosedur untuk menangani tuntunan
6. Kebijakan dan prosedur untuk mencegah kejadian yang membahayakan (
preventingharm ) dan meminimalkan resiko ( patient Safety )
1. Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan optimal, dan
dibuktikan dengan “ consent” dari semua pihak yang terkait
2. Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas dilakukan untuk mengenal
faktor-faktor yang dapat dicegah, dan menjamin bahwa pelayanan yang
terbaik diberikan
3. Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk mengenal akar masalah (
root cause) dan dilakukan dengan pendekatan budaya tidak menyalahkan
4. Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse incident baik klinis
maupun non klinis, termasuk kejadian near miss, dan dicatat dalam risk
register untuk audit dan analisis
Proses penanganan resiko terdiri dari identifikasi resiko, analisis resiko, evaluasi
resiko, penanganan resiko. Identifikasi resiko diperoleh dari hasil audit, keluhan
pelanggan, atau insiden. Analisis resiko dilakukan dengan analisis keparahan
atau root cause analysis / analisa penyebab dasar
Menetapkan lingkup
manjemen resiko
Identifikasi resiko
Komunikasi
dan Monitoring audit dan
konsultasi Analisis resiko tinjauan ( review )
pada dukungan internal
stakeholders
Evaluasi resiko
Tindakan/treatment
Berikut ini contoh analisa tingkat keparahan
terhadap resiko
Severity
Probability Extreme Major Moderate Minor Minimal
Frequent 1 1 2 2 3
Probable 1 1 2 3 3
Possible 1 2 2 3 4
Uncommon 1 2 3 4 4
Rare 2 3 3 4 4
1 = extreme risk
2 = high risk
3 = moderate risk
4 = low risk
C. TATA LAKSANA
Metode analisa FMEA ( Failure Mode and Effect Analysis ) juga dapat dilakukan.FMEA
adalah suatu alat mutu untuk menguji suatu prosedur secara rinci dan menggali model-
model adanya kegagalan / kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian
terhadap tiap model kesalahan / kegagalan, dengan mencari penyebab terjadinya,
mengenali akibat dari kegagalan / kesalahan, dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan disain / prosedur.
Pelaksanaan
operasi
Model-model kegagalan :
Occ : occurence
SV : severity
DT : detectable
RPN : risk priority number