Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO

LABORATORIUM
No. : SOP/BAB.III/001
Dokumen
No. : 00
SOP Revisi
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1-2 halaman
Direktur klinik

KLINIK PRATAMA
MITRA SEHATI

Susi Oktowaty, dr., Sp.DLP.,MKM


1. Pengertian Penerapan manajemen resiko adalah serangkaian kegiatan
meliputi identifikasi, analisis dan tindak lanjut resiko keselamatan
di laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk
keamanan kerja di laboratorium dan mengetahui cara mengatasi
bahaya kerja di laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Klinik Pratama Mitra Sehati Nomor :
SK/DIR/KDK-MS/NO-001/B.III/05/2019 Tentang Pengendalian
Mutu.
4. Referensi 1. Pedoman Interpretasi Data Klinik, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2011.
2. Buku Pedoman Praktek Laboratorium Yang benar (Good
Laboratory Practice), Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Penunjang Medik, tahun 2008.

5. Alat dan 1. ATK


bahan 2. Alat pelindung diri
6. Prosedur / 1. petugas mengidentifikasi dilakukan secara proaktif terhadap
Langkah- potensial resiko yang bisa terjadi melalui audit, inspeksi, atau
langkah secara reaktif berdasarkan resiko yang sudah muncul dan
bermanifestasi dalam bentuk insiden atau gangguan
berdasarkan data pelaporan insiden.
2. petugas mencatat dalam formulir identifikasi dan evaluasi
resiko dan dilanjutkan pada proses analisa resiko
3. petugas menganalisa resiko dilakukan dengan cara menilai
seberapa sering peluang resiko itu muncul dan berat
ringannnya dampak yang ditimbulkan. Peluang dan dampak
diberikan skor dengan angka satu sampai lima. Makin besar
angka peluang makin sering atau dampak makin berat.
Pemberian nilai skor peluang terjadinya resiko ditetapkan
dalam standar skor peluang resiko, sedangkan skor berat
ringan nya dampak ditetapkan dalam standar skor dampak
resiko
4. petugas menentukan skor peluang dan dampak/konsekeunsi
kita dapatkan, kedua angka itu kita kalikan. Tujuannya untuk
mendapatkan peringkat. Peringkat digunakan untuk
mendapatkan prioritas penanganannya. Makin tinggi
angkanya, makin tinggi peringkatnya dan prioritasnya.
Penetapan peringkat resiko ditentukan berdasarkan standar
penetapan peringkat resiko. Melanjutkan ke proses evaluasi
resiko
5. petugas melakukan evaluasi resiko apakah resiko dan atau
besarnya resiko dapat diterima atau ditolerasi. Evaluasi ini
bertujuan untuk menentukan kriteria pentingnya resiko, orang
yang bertanggung jawab untuk mengelola resiko dan periode
peninjauan resiko sesuai peringkatnya.
6. petugas membuat evaluasi berdasarkan kriteria resiko yang
ditetapkan sesuai standar kriteria resiko dan dicatat dalam
formulir identifikasi dan evaluasi resiko.
2. petugas mengidentifikasi hasil, analisa dan evaluasi resiko
disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk dilakukan
evaluasi dan verifikasi.

7. Bagan Alir
8. Unit Terkait 1. Dokter Umum
2. Dokter gigi
3. Laboratorium
9. Dokumen 1. Buku pelatihan Klinik
terkait
10. Rekam No Yang Isi Perubahan Tanggal Mulai
Dirubah Diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai