Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Pengaruh Sikap dan Kerja Fisik Terhadap Tekanan Darah

Kelompok A3
Evi Nur Arifah
Inggumi Beatrix Fransina Wakum
Theodorus Samuel
Elisabet Meyzi Nurani
Veronica Rahayu
Pebriyanti Salipadang
Vitalis Diego NelcianoWungubelen
Yolanda Karolina Pasaribu
Aleksander Meiruddi Indri lackson
Angela Mitchelle Nyangan
Muhammad Tawfiq

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Ketua : Theodorus Samuel 102013050 ( )
Anggota : EviNurArifah 102011378 ( )
Inggumi Beatrix FransinaWakum 102012372 ( )
ElisabetMeyziNurani 102013070 ( )
Veronica Rahayu 102013164 ( )
PebriyantiSalipadang 102013241 ( )
Vitalis Diego NelcianoWungubelen 102013267 ( )
Yolanda Karolina Pasaribu 102013308 ( )
AleksanderMeiruddiIndrilackson 102013421 ( )
Angela MitchelleNyangan 102013484 ( )
Muhammad Tawfiq 102013525 ( )
Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui pengukuran darah vena dengan cara tak langsung dan langsung.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena.
3. Mengetahui waktu pengisian pembuluh darah vena
4. Untuk mengetahui peredaran darah kulit pada vasodilatasi aktif kapiler dan
vasodilatasi pasif kapiler.

Landasan Teori

Cara Gartner merupakan metode pengukuran tekanan vena, berdasarkan fenomena


vena Gartner, dengan pasien duduk tegak, sebuah vena dipilih pada punggung tangan
yangharus tetap ditahan jauh di bawah ketinggian atrium kanan, dan kemudian dinaikkan
secara perlahan; bila vena yang diamati akan kolaps, jarak antara ketinggiannya dan atrium
diukur dengan millimeter, jarak ini memberikan tekanan vena dalam milliliter darah; dengan
demikian vena itu sendiri digunakan sebagai penghubung manometer dengan atrium
kanan. Namun cara ini kurang efektif, terutama pada orang tua. Pada praktikum gaya yang
akan digunakan dalam pengukuran tekanan vena adalah dengan berbaring terlentang,
berbaring dengan mengangkat kedua tungkai setinggi-tingginya, berbaring dengan
melakukan tindakan Valsalva, dan berdiri dengan kedua tangan menggantung ke
bawah.Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga
kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan
meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras cairan di vena agar mengalir ke jantung.
Efek pompa ini, yang disebut sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara
pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama berolah-raga. Meningkatnya
aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung.
Meningkatnya aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang ditimbulkannya pada saat
berolahraga, semakin meningkatkan aliran balik vena.Pompa otot rangka juga melawan efek
gravitasi pada system vena.

Tekanan rerata yang selama ini disebutkan untuk berbagai bagian pohon pembuluh
darah adalah untuk seseorang yang berada dalam posisi horizontal. Ketika seseorang
bebaring, gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun,
ketika seseorang berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat
kontraksi jantung, pembuluh- pembuluh yang berada di bawah jantung mengalami tekanan
dari berat kolom darah yang terbentang dari jantung ke ketinggian pembuluh yang
bersangkutan.Terdapat dua konsekuensi penting peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena
yangdapat teregang akan melebar akibat meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga
kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang sama namun arteri tidak
mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler
cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawahyang mengembang dan tidak kembali ke
jantung. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek
gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas bawah,
menimbulkan edema local. Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kompensasi yang
melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan takanan arteri rerata yang terjadi ketika
seorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui
saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang menumpuk. Kedua, pompa
otot rangkamenginterupsi kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-segmen
tertentu vena secara intermiten sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami
beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. Reflex vasokonstriksi
vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka.
Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka aliran darah ke otak
berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun terjadi reflex untuk
mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat
menyebabkan pingsan, yangmengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal, sehingga
menghilangkan efek gravitasi pada system vascular dan memulihkan sirkulasi efektif. Karena
itu, menegakkan seseorang yang baru pingsan merupakan upaya yang sia-sia.Karena pompa
otot rangka memudahkan aliran balik vena dan membantu melawanefek gravitasi yang
merugikan pada system sirkulasi maka ketika anda duduk bekerja ada baiknya anda bangkit
secara periodic dan ketika anda berdiri, maka anda berjalan berkeliling.Aktivitas otot ringan
ini akan menggerakkan darah. Juga dianjurkan bahwa orang yangharus berdiri lama
menggunkan kaos kaki elastik yang menghasilkan kompresi eksternal lembut kontinyu,
serupa dengan efek kontraksi otot rangka, untuk mencegah penimbunan darah di vena-vena
tungkai yang disebabkan oleh gravitasi. Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal
mendorong darah menuju jantung. Namun, jika anda memeras suatu selang berisi cairan di
bagian tengahnya maka cairan akanterdorong ke kedua arah titik perasan. Darah hanya dapat
terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2
sampai 4 cm satu sama lain;katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung
tetapi menghambatnyamengalir balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan
melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran belik darah
yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-
bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.

Alat yang diperlukan :

1. Sfigmomanometer
2. 2 buah Waskom :
- berisi air panas (42C-45C)
- berisi air es
3. Mistar

Cara Kerja :

I. PEREDARAN DARAH VENA

A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah


1. Pilihlah sebagai orang percobaan seorang denga pembuluh vena lengan bawah yang
terlihat jelas.
2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan bawah
bagian voler orang percobaan tersebut.
3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang mengembang.
4. Pilihlah diantara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas
tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya kea rah perifer dengan
perlahan-lahan.
5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena di
dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.
6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong darah di
dalamnya kea rah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena yang kosong itu.
7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di lengan
bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya sesuai
dengan pengamatan saudara di atas.

B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena


1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke
atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.
2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat
setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan saudara.
3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua
punggung tangan tersebut.
Catatlah hasil pengamatan saudara.

C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena


1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang
berbaring terlentang.
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan pompalah
manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah teknan diastolic
( 50-60 mmHg) untuk membendung vena.
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak
dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang percobaan.
4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot lengan
bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10 atau
20 kali.
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajad pengembangan vena seperti
pada sub 3.

D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
1. Orang percobaan berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan salah
satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di pungguang tangan tersebut terisi dan
mengembang.
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas
sehingga vena di punggung tangannya tetap mengosong.
3. Ukurlah jarak vertical (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan
katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung
tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung :
- Pada orang yang berbaring terlentang : kira-kira di pertengahan jarak antara meja dan
sternum.
- Pada orang yang berdiri : pada sternum di ruang interkostal ke-4.
4. Ulangilah sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat setinggi-
tingginya.
5. Ulangilah sub 1 sampai 3 pada orang percobaan melakukan tindakan valsalva.
6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada sikap
berdiri dengan kedua lengan tergantung kebawah.
7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah
vena di atas.

II. PEREDARAN DARAH KULIT

A. Vasodilatasi Aktif Kapiler


1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45oC.
2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan.
3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan orang percobaan tersebut
dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175mmHg dan masukkanlah
tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air panas 45oC selama 3 menit.
4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.
5. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan tekanan
dalam manset.
6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

B. Vasodilatasi Pasif Kapiler


1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah
sampai 50-60mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).
2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air panas
45oC selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air panas dan
perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan
yang tidak.
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.

Hasil Percobaan

I. PEREDARAN DARAH VENA


A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah
- Saat pengembangan vena, dorongan ke arah perifer tidak merubah keadaan vena. Vena
tetap dalam keadaan mengembang.
- Saat pengembangan vena, dorongan ke arah sentral melewati katup memperlihatkan
adanya pengosongan vena.

Gambar Letak Katup pada Orang Percobaan

B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena


- Lengan kanan diangkat setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas dan lengan kiri
dibiarkan dalam keadaan menggantung ke bawah. Setelah kedua lengan berada di
posisi setinggi jantung, terlihat perbedaan warna kulit kedua telapak tangan.
Warna kulit telapak tangan kanan : Merah muda, agak pucat
Warna kulit telapak tangan kiri : Kemerahan
Pengembangan vena di tangan kanan : Vena mengosong
Pengembangan vena di tangan kiri : Vena mengembang
C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena
- Lama waktu pengisian vena dari akhir pemompaan manset sampai tampak dengan
jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang percobaan : 31 detik.
- Lama waktu pengisian vena setelah menggerakkan otot-otot lengan bawah dengan
jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya selama 20 kali : 20 detik.

D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis
jantung: 17cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada
saat kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 15cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada
saat orang percobaan melakukan tindakan valsava: 19cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada
saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 25cm.

II. PEREDARAN DARAH KULIT

A. Vasodilatasi Aktif Kapiler


- Warna kulit tangan dan lengan bawah saat oklusi setelah dimasukkan ke dalam air
panas 45oC selama 3 menit : pucat kebiruan.
- Setelah oklusi dihentikan, warna kulit tangan dan lengan bawah : memerah, berangsur
kembali normal.

B. Vasodilatasi Pasif Kapiler


- Warna tangan dan lengan saat obstruksi setelah dimasukkan ke dalam air panas 45oC
selama 3 menit : kemerahan.
- Warna kulit setelah obstruksi dihentikan: sedikit merah dan berangsur kembali normal.

Pembahasan

I. Peredaran Darah Vena


A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah
Aliran balik vena adalah volume darah yang masuk ke masing-masing atrium per
menit dari vena. Terdapat lima faktor yang dapat meningkatkan aliran balik vena:
vasokonstriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena,
aktivitas pernapasan dan efek penghisapan oleh jantung. Sebagian besar dari faktor sekunder
ini mempengaruhi gradien tekanan antara vena dan jantung.1

Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung.
Jika pembuluh darah di hambat di suatu titik, akan menyebabkan darah terdorong ke kedua
arah dari titik hambatan. Darah tidak mengalir mundur dan maju oleh vasokontriksi dan
pompa otot rangka karena darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar
dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain; katup ini
memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tetapi menghambatnya mengalir balik
ke jaringan.1 Oleh karena itu pada percobaan ini, dorongan ke arah perifer tidak merubah
keadaan vena dimana vena akan tetap dalam keadaan mengembang karena adanya katup yang
menghambat aliran balik ke jaringan. Sebaliknya, dorongan ke arah sentral melewati katup
memperlihatkan adanya pengosongan vena karena katup memungkinkan darah mengalir
maju menuju ke jantung.

Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan
membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri
dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.1

B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena


Efek gravitasi atau gaya berat dapat mempengaruhi sistem vena. Arteri juga mendapat
efek gravitasi tetapi arteri tidak terlalu mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena.1
Vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat adanya tekanan hidrostatik sehingga
kapasitasnya bertambah. Efek gravitasi menyebabkan banyak darah yang masuk dari kapiler
cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke
jantung. Karena aliran balik vena berkurang, maka curah jantung menurun dan volume
sirkulasi efektif menciut.2

Dalam percobaan ini, lengan kanan yang diangkat setinggi-tingginya dengan sikap
lurus ke atas dan lengan kiri dibiarkan dalam keadaan menggantung ke bawah. Setelah kedua
lengan berada di posisi setinggi jantung, terlihat perbedaan warna kulit kedua telapak tangan
dimana warna kulit telapak tangan kanan merah muda dan agak pucat serta tidak terlihat
adanya pengembangan vena karena efek gravitasi menyebabkan aliran darah turun menuju ke
jantung. Posisi lengan kanan yang lebih tinggi dari jantung menyebabkan aliran darah menuju
ke jantung sehingga warna kulit telapak tangan kanan merah muda dan agak pucat karena
aliran darah tidak tertimbun. Sementara pada lengan kiri yang dibiarkan menggantung ke
bawah menyebabkan warna kulit telapak tangan kiri kemerahan dan terlihat banyak vena
yang mengembang; hal ini disebabkan karena posisi dari tangan kiri yang lebih rendah dari
jantung sehingga aliran darah bukan kembali ke jantung tetapi menumpuk di tangan kiri. Efek
gravitasi menyebabkan aliran balik vena di tangan kiri tidak kembali ke jantung dan
akibatnya adalah pengembangan vena dan kulit yang kemerahan akibat banyak darah yang
tertimbun.

C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena


Pada saat vena dibendung, efeknya adalah meningkatkan pengisian pembuluh darah
vena. Akibatnya, banyak vena-vena yang terlihat mengembang. Waktu pengisian pembuluh
darah vena dapat dipengaruhi oleh efek kontraksi dari otot ketika vena dibendung sehingga
bisa mempercepat pengisian vena.1

Dalam percobaan ini, lama waktu pengisian vena dari akhir pemompaan manset
sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang
percobaan adalah 31 detik. Sedangkan lama waktu pengisian vena setelah menggerakkan
otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya
selama 20 kali adalah 20 detik. Waktu pengisian vena setelah adanya kontraksi otot lengan
bawah menyebabkan waktu pengisian vena menjadi lebih cepat karena kontraksi dari otot
menyebabkan aliran darah menjadi lebih lancar sehingga vena lebih mudah terisi.
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
Metode Gartner adalah sebuah metode pengukuran tekanan vena. Berdasarkan
fenomena vena Gartner, dengan pasien duduk tegak, sebuah vena dipilih pada punggung
tangan yang harus tetap ditahan jauh di bawah ketinggian atrium kanan, dan kemudian
dinaikkan secara perlahan; bila vena yang diamati akan kolaps, jarak antara ketinggiannya
dan atrium diukur dengan milimeter; jarak ini memberikan tekanan vena dalam milimeter
darah; dengan demikian vena itu sendiri digunakan sebagai penghubung manometer dengan
atrium kanan; metode ini tidak akurat tertuama jika dilakukan pada orang yang sudah tua.3

Metode Gartner yang dilakukan di dalam percobaan ini adalah dengan mengukur
jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan letak katup trikuspidalis jantung yang
berada di pertengahan jarak antara meja dan sternum. Namun pada orang yang berdiri, letak
katup trkuspidalis jantung ada pada sternum di ruang interkostal ke-4. Jarak yang didapat
dengan metode ini menunjukkan besar tekanan darah vena dalam cm darah.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis
jantung: 17cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada saat
kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 15cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada saat
orang percobaan melakukan tindakan valsava: 19cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada saat
berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 25cm.
Jarak vertikal terpendek antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis
jantung menunjukkan kecepatan aliran darah yang lebih cepat kembali ke jantung. Hal ini
juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mendorong aliran darah untuk segera kembali
mengalir ke jantung.3

Dari percobaan ini terlihat bahwa jarak terpendek adalah pada saat kedua tungkai
diangkat setinggi-tingginya. Pada saat kedua tungkai diangkat setinggi-tingginya maka aliran
darah akan semakin cepat kembali ke jantung karena posisi tungkai yang lebih tinggi dari
jantung. Sementara jarak paling jauh menunjukkan bahwa aliran balik vena mengalir dengan
lambat, terlihat pada percobaan saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.
Adanya gaya gravitasi yang menuju ke pusat bumi dan letak lengan yang lebih rendah dari
jantung menyebabkan pengosongan vena terjadi lebih lambat.

Pada saat berbaring, efek gravitasi lebih rendah dibandingkan pada saat berdiri tegak.
Akibatnya jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup
trikuspidalis jantung pada saat berbaring adalah 17cm. Sementara pengosongan vena pada
saat berdiri tegak, terjadi lebih lambat yaitu pada saat ketinggian 25cm.

Tindakan valsava merupakan usaha ekspirasi dengan glotis tertutup. Valsalva


maneuver adalah usaha pernafasan secara paksa menutup glottis, menghasilkan peningkatan
tekanan intrathoracic, meningkatkan tekanan intracranial, menghambat venous return dan
menurunkan heart rate sehingga pada percobaan ini, terlihat bahwa pada saat melakukan
tindakan valsava, jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis
jantung terbilang tinggi karena tindakan ini menghambat aliran balik menuju jantung.4
II. Peredaran Darah Kulit
A. Vasodilatasi Aktif Kapiler
Vasodilatasi aktif adalah pelebaran pembuluh kapiler darah dari arteri dan vena yang
dapat disebabkan karena peningkatan temperatur tubuh.5 Untuk pendinginan tubuh, aliran
darah akan meningkat untuk memungkinkan pelepasan panas melalui permukaan kulit;
sebaliknya jika panas tubuh harus dipertahankan, maka aliran darah akan menurun.
Perangsangan panas menimbulkan vasodilatasi arterial reaktif. Hal ini menyebabkan
kemerahan pada kulit.6

Pada percobaan, tangan OP yang dioklusi dan selama 3 menit dimasukan ke dalam
waskom berisi air dengan suhu 45 C. Di sini, tekanan darah yang ditunjukkan
sfigmomanometer menurun. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa panas tubuh
menurunkan aliran darah. Karena itu tekanan pada lengan atas OP terus dipertahankan
dengan cara memompa balon sfigmomanometer sampai batas yang telah ditetapkan untuk
mencegah tekanannya turun (150-175 mmHg).

Oklusi atau penyumbatan menimbulkan pengosongan pembuluh darah, warna pucat


kebiruan akibat penurunan tekanan arteri sehingga volume di dalam kapiler akan berkurang.
Perubahan warna kulit yang kembali merah diakibatkan karena tekanan yang meningkat dan
menyebabkan darah pada pembuluh darah terisi kembali oleh darah terdeoksigenasi yang
stagnan.5 Setelah tiga menit dengan manset yang masih terpasang, warna kulit OP menjadi
lebih pucat dengan sedikit kebiruan. Hal ini disebabkan karena tekanan pada pembuluh darah
yang menurun sehingga terjadi pengosongan pembuluh darah. Setelah oklusi dilepaskan
warna kulit kembali merah namun masih meninggalkan sedikit warna pucat. Warna kulit OP
yang kembali merah ini disebabkan kerena pembuluh darah terisi kembali oleh darah
terdeoksigenasi yang stagnan.

B. Vasodilatasi Pasif Kapiler


Vasodilatasi pasif adalah pelebaran pembuluh kapiler darah vena yang dapat
disebabkan karena peningkatan temperatur tubuh. Vasodilatasi pasif tidak melibatkan
pembuluh arteri. Pada prinsipnya vasodilatasi pasif pada vena sama dengan vasodilatasi aktif,
di mana pengaturan suhu dilakukan oleh kulit juga dengan mengubah aliran darah dari dalam
kulit.5

Pada percobaan, tangan OP yang diobstruksi (tekanannya lebih rendah daripada


tekanan yang diberikan pada percobaaan vasodilatasi aktif), dan selama 3 menit dimasukkan
ke dalam waskom berisi air dengan suhu 45 C. Obstruksi bertujuan untuk membendung
vena.

Warna kemerahan pada kulit OP setelah tiga menit direndam, dikarenakan pembuluh
darah arteri yang tidak ikut terobstruksi, hanya vena saja yang terbendung sehingga vena-
vena di tangan terlihat mengembang dan kemerahan. Setelah obstruksi dihentikan, warna
kulit kembali normal, ini disebabkan kerena pembuluh darah terisi kembali oleh darah
terdeoksigenasi yang stagnan.

Kesimpulan

- Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh vena) bergantung pada daya
regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat diregangkan
untuk menampung darah), pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena dan juga
gravitasi.
- Kulit adalah penghubung antara jaringan dalam tubuh dengan lingkungan sekitar. Pada
kulitlah terjadi penguapan dan pelepasan panas. Kulit mengandung reseptor 14actor14ture
yang memberikan informasi ke hipotalamus mengenai temperatur lingkungan. Jalinan
kapiler pembuluh darah dermis juga berfungsi penting dalam 14actor14 14actor14ture.
Vasokontriksi (penyempitan) atau vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dapat
mengubah kecepatan aliran darah pada kulit dengan 14actor mencapai 100 %.
Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011.h.399,400-2.


2. Guyton. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta: EGC; 2008.h.346.
3. John H. Kamus kedokteran ringkas. Ed 4. Jakarta: EGC; 2004.h.459.
4. Wahab AS. Kardiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.250.
5. Gabriel JF. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC; 2002. h.567.
6. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip kardiovaskular. Ed 1. Jakarta: Erlangga; 2006.
h.198.

Anda mungkin juga menyukai