Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Humaniora

Oleh:
1. Ratih Ristna Martha 1402450059
2. Ines Ratni Pravitasari 1402450062
3. Sweeta Devi Yunpurry 1402450062
4. Lia Enjelina Juniarti 1402450069
5. Miftakhul Jannah 1402450062

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D IV KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2017
A. Pokok Masalah
Rendahnya minat wanita dalam menggunakan KB

B. Permasalahan KB di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Macam


Perspektif
1. Agama
Di berbagai daerah, kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien
dalam menentukan pilihannya menggunakan alat kontrasepsi atau KB.
Pada dasarnya setiap keyakinan memperbolehkan penggunaan KB.
Karena KB bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi keluarga
itu sendiri. Namun ada pula beberapa keyakinan yang melarang
penggunaan KB karena dianggap menentang kehendak Tuhan. Berikut
adalah pandangan setiap agama mengenai KB.
a. Pandangan Agama Islam
KB secara prinsip dapat diterima oleh Islam, karena KB dengan
maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan
melahirkan keturunan yang tangguh. Dimana hal ini sejalan dengan
tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi
umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang
dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi
dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan
mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB
dalam Islam.
b. Halal Kalau Motivasinya Benar
Motivasi yang melatar-belakanginya bukan karena takut
tidak mendapat rezeki. Karena bila motivasinya seperti ini, berarti
kita telah kufur kepada salah satu sifat Allah, yaitu Ar-Razzaq.
Sifat Allah SWT yang satu ini harus kita imani dalam bentuk kita
yakin sepenuhnya bahwa tidak ada satu pun bayi lahir kecuali
Allah telah menjamin rezeki untuknya. Karena itu membunuh bayi
karena takut kelaparan dianggap sebagai dosa besar di dalam Al-
Quran.

1|Humaniora
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena
takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka. (QS. Al-Anam: 151). Dan janganlah kamu membunuh
anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra:31)
Motivasi yang dibenarkan adalah mencegah sementara
kehamilan untuk mengatur jarak kelahiran itu sendiri. Atau karena
alasan medis berdasarkan penelitian para ahli berkaitan dengan
keselamatan nyawa manusia bila harus mengandung anak. Dalam
kasus tertentu, seorang wanita bila hamil bisa membahayakan
nyawanya sendiri atau nyawa anak yang dikandungnya. Dengan
demikian maka dharar itu harus ditolak.
c. Halal Kalau Metodenya Dibenarkan Syariah
Metode pencegah kehamilan serta alat-alat yang digunakan
haruslah yang sejalan dengan syariat Islam. Ada metode yang
secara langsung pernah dicontohkan langsung oleh Rasulullah
SAW dan para shahabat dan ada juga yang memang diserahkan
kepada dunia medis dengan syarat tidak melanggar norma dan
etika serta prinsip umum ketentuan Islam.
d. Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di
zaman Rasulullah SAW adalah azl (coitus interruptus).
Dari Jabir berkata:` Kami melakukan `azl di masa Nabi saw
sedang Al-Qur`an turun (HR Bukhari dan Muslim) Dari Jabir
berkata: `Kami melakukan `azl di masa Rasulullah saw, dan Rasul
mendengarnya tetapi tidak melarangnya` (HR muslim).
Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum
pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW membutuhkan kajian
yang mendalam dan melibat para ahli medis dalam menentukan
kebolehan atau keharamannya.
e. Pandangan Agama Kristen

2|Humaniora
Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi
acuan utama dalam membangun keluarga sejahtera. Langkah awal
mewujudkan keluarga sejahtera menurut alkitabiah, tercermin dari
perkawinan.
Perkawinan sebagai sebuah proses yang bertanggung
jawab, selain itu kristen juga menyebutkan kesejahteraan keluarga
memiliki makna yang sangat penting dengan apa yang disebut
keluarga yang bertanggung jawab. Kepentingan tersebut terletak
pada tanggung jawab membawa bahtera rumah tangga dalam takut
akan Allah. Karena itu, kristen mendukung program KB.
Bagi agama kristen, program KB dapat menunjang
terciptanya kebahagian keluarga, dimana hak dan peran
anggotanya dapat diwujudkan secara memadai. Secara filosofis
bertujuan untuk melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan
antara lain baahwa kebahaagiaan suatu keluarga bergantung dari
tiap anggota, bagaimana ia memainkan peranannya dengan tepat
terhadap tiap anggota yang lain.
1) Kristen Protestan
Agama kristen protestan memandang kesejahteraan
keluarga diletakkan dan diwujudkan dalam pemahaman yang
bersifat real sesuai dengan kehendak Allah dan tidak melarang
umatnya berKB.
2) Kristen Katolik
Menurut kristen katolik untuk mengatur kelahiran anak
suami istri harus tetap menghormati dan menaati moral katolik
dan umat katolik dibolehkan menggunakan KB dengan
metode alami yang memanfaatkan masa tidak subur.
3) Pandangan Agama Budha
Menurut umat Budha, kebahagiaan dalam keluarga adalah
adanya hidup harmonis antara suami istri dan antara orang tua
dan anaknya. Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah

3|Humaniora
berusaha menimbulkan dan memperkembangkan kesejahteraan
untuk anak-anaknya.
Jadi, bila kita perhatikan kewajiban tersebut, maka
program KB patut dilaksanakan karena KB menimbulkan
kesejahteraan keluarga. Keluarga berencana dibenarkan dalam
agama budha dan umat budha dibebaskan memilih cara KB
yang cocok untuk dirinya.
4) Pandangan Agama Hindu
KB menurut Agama Hindu diperbolehkan karena Kb dapat
membatasi jumlah anak dengan tujuan agar hidupnya sejahtera.
2. Psikologi
Penggunaan kontrasepsi pada hakikatnya tidak hanya membatasi
jumlah anak, karena juga mempertaruhkan kualitas kehidupan keluarga
pemakainya. Lihat saja, pemaksaan penggunaan alat kontrasepsi, baik
oleh pasangan maupun negara seperti yang terjadi beberapa waktu lalu,
selain membebani secara psikologis, juga mengundang masalah
lainnya. Dengan adanya pemaksaan kepada seorang perempuan untuk
menggunakan KB menyebabkan perempuan mengalami trauma
tentang KB sehingga dilain kesempatan akan cenderung malas, takut
ataupun tidak mau untuk menggunakan KB.
Pemahaman sepotong-sepotong tentang kontrasepsi adakalanya
memancing perdebatan. Bila kedua belah pihak merasa tidak punya
"bahan" yang lengkap tentang pilihan alat kontrasepsi berikut
risikonya, sebaiknya libatkan pihak ketiga yang kompeten. Perdebatan
dalam pemilihan alat kontrasepsi yang baik untuk kedua belah pihak
justru akan menimbulkan suatu pertengkaran yang berakibat
keengganan untuk memakai KB karena akan timbul dalam benak ibu
bahwa memilih alat kontrasepsi saja sudah begitu sulit apalagi nanti
jika sudah digunakan dan ternyata tidak cocok malah akan
menimbulkan masalah baru yang memicu perdebatan ulang.
Banuaknya keluhan yang muncul seperti rasa sakit, rasa tidak nyaman,
suami merasa ada yang mngganjal/"menusuk" saat berhubungan intim

4|Humaniora
dan sebagainya. Pada saat pemasangan pun sebagian wanita merasa
"seram" karena adanya benda asing yang dimasukkan ke tubuhnya.
Hal itu membuat seoranh perempuan trauma untuk menggunakan KB
sehingga memilih untuk tidam menggunakan KB.
Ada contoh nyata, seorang wanita merasa selalu sakit perut akibat
pemasangan IUD. Setelah konsultasi dengan dokter, dia ingin alat
tersebut dilepas. Oleh dokter alat tersebut sebenarnya tidak benar-
benar dilepas, namun sekadar "dirapikan". Keluhannya langsung
hilang, begitu dia merasa sudah "dilepas". Padahal tentu saja IUD-nya
masih berada di tempat semula. Intinya, keluhan yang muncul adalah
masalah psikologis. Sebaiknya pasangan yang memilih kontrasepsi
jenis ini sudah mempersiapkan mental. Rasa sakit dan tidak nyaman
selama sudah dipastikan dokter tidak ada masalah, bisa diabaikan.
Penampilan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
perempuan. Dalam penggunaan KB, efek hormonal yang bisanya
muncul adalah kenaikan berat badan, flek cokelat kehitaman di wajah.
Bahkan akibat perubahan hormon ada beberapa wanita yang
mengalami depresi. Dengan adanya perubahan fisik tersebut
perempuan merasa jika harus menggunakan KB maka hal itu justru
akan membuat penampilannya semakin tidak baik dan perempuan
takut jika penampilannua berubah maka akan merasa minder dengan
orang lain.
Kendala utama kontrasepsi alami ini adalah ketidakpatuhan pada
jadwal. Apalagi untuk pasangan yang masih muda, baik dari segi usia
maupun usia pernikahan. Kadangkala menahan hasrat terasa lebih sulit
daripada memikirkan risikonya. Tanpa kesadaran dan kedewasaan
kedua belah pihak, pembatasan ini bisa memicu hal-hal lain yang
nantinya malah merusak hubungan pernikahan, seperti adanya affair
dan sebagainya.
Kesiapan mental menjadi faktor penentu. Semisal kemungkinan
munculnya perasaan "terbuang" setelah fungsinya sebagai pria/wanita

5|Humaniora
tidak lagi sempurna sehingga perempuan lebih memilih untuk tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
3. Sejarah
a. Dasar Pembentukan Organisasi KB
Plato (427-347) menyarankan agar pranata sosial dan
pemerintahan sebaiknya direncanakan dengan pertumbuhan
penduduk yang stabil sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah
penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Malthus (1766-1834) pada
zaman industri sedang berkembang manusia jangan terlalu banyak
berhayal bahwa dengan kemampuan tehnologi mereka akan dapat
memenuhi segala kebutuhan karena pertumbuhan manusia laksana
deret ukur, sedangkan pertumbuhan dan kemampuan sumber daya
alam untuk memenuhinya berkembang dalam deret hitung. Dengan
demikian dalam suatu saat manusia akan sulit untuk memenuhi
segala kebutuhannya karena sumber daya alam yang sangat
terbatas. Pernyataan Malthus yang merupakan kekawatiran
terhadap pertumbuhan penduduk telah muncul ke permukaan di
negara besar, seperti Cina, India dan termasuk Indonesia.
Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di
Alma Ata yang memusatkan perhatian terhadap tingginya angka
kematian maternal perinatal. Dalam pertemuan tersebut disepakati
untuk menetapkan konsep Primary Health Care yang memberikan
pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya
penerimaan keluarga berencana, dan meningkatkan pelayanan
rujukan. Tahun 1984, Population Conference di Mexiko,
menekankan arti pentingnya hubungan antara tingginya fertilitas
dan interval yang pendek terhadap kesehatan dan kehidupan ibu
dan perinatal. Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan
penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya
usaha-usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan
penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang pembangunan

6|Humaniora
ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan
tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan
nasib manusia di muka bumi tercinta ini, masih terbuka peluang
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi malalui gerakan yang
lebih intensif pada pelaksanaan keluarga berencana. Tanpa gerakan
KB yang makin intensif maka manusia akan terjebak pada
kemiskinan, kemelaratan, dan kebodohan yang merupakan
malapetaka manusia yang paling dahsyat dan mencekam. Gerakan
KB yang kita kenal sekarang bermula dari kepeloporan beberapa
orang tokoh, baik di dalam maupun di luar negeri. Sejak saat itulah
berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia yang mendirikan PKBI (perkumpulan
keluarga berencana Indonesia)
b. Peristiwa bersejarah dalam perkembangan KB di Indonesia :
Pada Bulan Januari 1967 diadakan simposium Kontrasepsi
di Bandung yang diikuti oleh masyarakat luas melalui media
massa. Pada Bulan Februari 1967 diadakan diadakan kongres
PKBI pertama yang mengharapkan agar keluarga berencana
sebagai program pemerintah segera dilaksanakan. Pada Bulan
April 1967, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menganggap
bahwa sudah waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di
Jakarta dengan menyelenggarakan proyek keluarga berencana DKI
Jakarta Raya. Tanggal 16 Agustus 1967 gerakan keluarga
berencana di Indonesia memasuki era peralihan pidato pemimpin
negara. Selama orde lama organisasi pergerakan dilakukan oleh
tenaga sukarela dan beroperasi secara diam-diam karena kepala
Negara waktu itu anti terhadap keluarga berencana maka dalam
orde baru gerakan keluarga berencana diakui dan dimasukan dalam
program pemerintah. Bulan Oktober 1968 berdiri Lembaga
Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang sifatnya semi
pemerintah yang dalam tugasnya diawasi dan dibimbing oleh

7|Humaniora
Mentri Negara. Kesejahteraan Rakyat, merupakan kristalisasi dan
kesungguhan pemerintah dalam kebijakan keluarga berencana.
Peristiwa-peristiwa bersejarah di dalam perkembangan di
Negara Indonesia adalah masuknya program keluarga berencana
itu kedalam repelita I. Adanya KUHP pasal 283 yang melarang
menyebarluaskan gagasan keluarga berencana sehingga kegiatan
penerangan dan pelayanan masih dilakukan secara terbatas.
c. Tahap-tahap Program KB Nasional
Adapun tahapan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaran
Program KB Nasional di Indonesia adalah :
1) Tahun 1970 1980 dikenal dengan MANAGEMENT FOR
THE PEOPLE
Pemerintah lebih banyak berinisiatif, Partisipasi masyarakat
rendah sekali, Terkesan kurang demokratis, Ada unsur
pemaksaan, Berorientasi pada target
2) Tahun 1989 1990 terjadi perubahan pola menjadi
MANAGEMENT WITH THE PEOPLE
Pemaksaan dikurangi, Dimulainya Program Safari KB pada
awal 1980-an, Tahun 1985 1988 pemerintah menetapkan
program KB Lingkaran Biru, dengan kebijakan : Masyarakat
bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya, meskipun
tetap masih dipilihkan jenis kontrasepsinya, Dari 5 jenis
kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya
3) Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah
menerapkan Program KB Lingkaran Emas, yaitu :
Pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada
peserta, asal jenis kontrasepsinya sudah terdaftar di
Departemen Kesehatan, Masyarakat sudah mulai membayar
sendiri untuk alat kontrasepsinya
4) Tahun 1990 terjadi Peningkatan kesejahteraan keluarga
melalui peningkatan pendapatan keluarga (income generating)

8|Humaniora
5) Pada tanggal 29 Juni 1994 Presiden Suharto di Sidoardjo
melaksanakan plesterisasi/lantainisasi rumah-rumah secara
gotong royong di seluruh Indonesia untuk keluarga Pra-
Sejahtera.
d. Sosial
Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi
penduduk di Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan
kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak
bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat
dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang
digunakan. Contoh : keluarga dengan penghasilan cukup akan
lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak
mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan
merupakan kebutuhan pokok. Dengan suksesnya program KB
maka perekonomian suatau negara akan lebih baik karena dengan
anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan
kesejahteraan dapat terjamin.
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam
memilih metode kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi salah
pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode,
kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi
mengenai resiko kehamilan dan status wanita., Penyedia layanan
harus menyadari bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi
pemilihan metode di daerah mereka dan harus memantau
perubahan perubahan yang mungkin mempengaruhi pemilihan
metode
e. Filsafat
Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang
pernah gencar dipromosikan di berbagai media, baik media cetak
maupun media elektronik. Sayang, promosi yang dilakukan masih
belum banyak menarik minat perempuan di Indonesia untuk
memakai alat kontrasepsi. Banyak hal yang menurunkan minat

9|Humaniora
masyarakat dalam menggunakan KB, salah satunya adalah kesan
KB yang salah dalam masyarakat. Masih banyak masyarakat yang
berpikiran bahwa KB memiliki tujuan untuk menghentikan proses
reproduksi mereka atau menghentikan mereka memiliki anak
keturunan. Pemikiran tentang KB yang salah ini harus segera
diluruskan, salah satunya adalah dengan memberikan promosi
secara mendetail tentang Keluarga Berencana. Pembahasan tentang
Keluarga Berencana ini dapat dijelaskan secara mendetail melalui
pertanyaan apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan apa
gunanya (aksiologi). Ketiga pertanyaan inilah yang jawabannya
perlu disebar luaskan. Sehingga pengertian tentang KB yang ada di
masyarakat tidak melenceng.
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana, yang mana
keluarga berarti ibu, bapak, dan anak-anaknya, sedangkan rencana
artinya niat atau rencana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah niat untuk membentuk suatu keluarga
yang dapat direncanakan jumlah anggotanya.
Menurut WHO, keluarga berencana diartikan sebagai suatu
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami-istri untuk :
mendapat objek-objek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapat kelahiran yang memang diinginkan,
mengatur interval atau jarak diantara kehamilan, mengontrol waktu
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami-istri, dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Visi dari program Keluarga Berencana adalah Mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera yang kemudian dirubah
menjadi Mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015.
Keluarga berkualitas yang dimaksud adalah keluarga yang mandiri,
sejahtera, memiliki jumlah anak yang ideal, bertanggung jawab,
dan memiliki wawasan kedepan. Guna menunjang visi yang ada,
dibuatlah 6 misi keluarga berencana, yaitu : memberdayakan
masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,

10 | H u m a n i o r a
menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan,
meningkatkan kualitas peayanan KB, meningkatkan promosi,
perlindungan, dan upaya mewujudkan haka-hak reproduksi,
emningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender melalui program keluarga
berencana dan mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas
sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
program Keluarga Berencana adalah rencana untuk membangun
keluarga berkualitas yang dilakukan dengan mengendalikan jumlah
kelahiran. Harapannya, dengan dikontrolnya jumlah kelahiran,
konsentrasi orang tua untuk mendidik anaknya tidak banyak
terpecah sehingga mampu membentuk anak yang mampu menjadi
generasi emas bangsa Indonesia.
Program keluarga berencana dilaksanakan pemerintah melalui
dinas kesehatan dengan cara bekerjasama dengan beberapa instansi,
diantaranya adalah dinas pendidikan, pemerintah provinsi,
kabupaten/kota, media cetak maupun elektronik untuk membantu
mempromosikan program ini. Program Keluarga Berencana
dilaksanakan dengan dua metode, yaitu metode pemilihan alat-alat
kontrasepsi buatan, dan metode kontrasepsi secara alami. Sebelum
menggunakan alat kontrasepsi, calon konsumen sebaiknya
mengetahui syarat-syarat metode kontrasepsi yang baik. Syarat
metode kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan,
sederhana, murah, dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian
jangka lama.
Metode yang pertama yaitu metode kontrasepsi buatan,
program keluarga berencana dirancang berwawasan gender.
Artinya alat kontrasepsi dibuat untuk laki-laki maupun perempuan.
Namun, dalam pelaksanaannya partisipan Keluarga berencana lebih
didominasi oleh perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi.

11 | H u m a n i o r a
Masyarakat menganggap bahwa kontrasepsi identik dengan kaum
perempuan, dan kaum laki-laki tidak memiliki andil dalam upaya
kontrasepsi.
Sayangnya, tingginya angka penggunaan kontrasepsi di
kalangan perempuan berbanding lurus dengan keluhan yang timbul
setelah menggunakan kontrasepsi. Perempuan pengguna KB mulai
bertanya-tanya mengapa dirinya mengalami perubahan seperti tidak
menstruasi, menjadi lebih gemuk atau lebih kurus, haid tidak
teratur, nyeri perut saat haid, dan lainnya. Keluhan-keluhan inilah
yang belum menjadi fokus saat konseling kontrasepsi oleh tenaga
kesehatan. Kurangnya pengetahuan tentang efek samping ini yang
menjadikan perempuan ragu untuk meneruskan menggunakan alat
kontrasepsi buatan dan beralih ke kontrasepsi alami. Pengguna
kontrasepsi alami pun terkadang tidak sesuai dengan syarat.
Kebanyakan masyarakat tidak menggunakan kontrasepsi alami
secara disiplin. Padahal, syarat mutlak dari penggunaan kontrasepsi
alami adalah disiplin dan teratur. Ketidakdisiplinan masyarakat
dalam menggunakan kontrasepsi alami menjadi salah satu
penyebab masih banyaknya kejadian kehamilan yang tidak
diinginkan dalam suatu keluarga.
Berdasarkan penjelasan diatas, program Keluarga Berencana
dilaksanakan dengan kerjasama dari berbagai pihak dan melalui
dua metode kontrasepsi, yaitu kontrasepsi buatan dan kontrasepsi
alami yang memiliki syarat-syarat tertentu untuk menjadi pilihan
kontrasepsi yang baik.

12 | H u m a n i o r a

Anda mungkin juga menyukai