Anda di halaman 1dari 11

EPIDEMIOLOGI

BALITA BGM

Ines Ratni Pravitasari


S021902032 1
Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan
tingkat plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga
akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan
pengayaan (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Balita BGM adalah balita dengan berat


badan menurut umur (BB/Umur) berada
di bawah garis merah pada KMS. Balita

DEFINISI BGM tidak selalu berarti menderita gizi


kurang atau gizi buruk. Akan tetapi, itu
dapat menjadi indikator awal bahwa
balita tersebut mengalami masalah gizi.
2
MM.DD.20XX
3
ADD A FOOTER
PENTINGKAH?
1.
BALITA DI BAWAH WHO menyebutkan 25% dari 18-20 juta anak
GARIS MERAH (BGM) balita mengalami gangguan pertumbuhan,
penderita gagal tumbuh di negara maju
kasusnya terjadi sekitar 1-5%
BGM merupakan penyebab pertama
kematian anak balita yaitu sebesar 54%
kematian anak balita. Indonesia sebagai 2.
peringkat kelima dunia yang anak di Jawa Timur sebanyak 19671 balita meliputi
balitanya mengalami gangguan balita gizi kurang 17559 Balita dan 2112 balita
pertumbuhan dengan jumlah anak balita gizi buruk. Sedangkan di Kabupaten Jember
yang berat badannya di BGM sebesar 7,7 khususnya, tercatat 1750 anak mengalami BGM
juta anak balita.
MM.DD.20XX
4
ADD A FOOTER
Tidak ASI Eksklusif
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN BALITA BGM Penyakit Infeksi

SectionTingkat Pengetahuan

Tingkat Pendidikan

MM.DD.20XX
Penghasilan Keluarga
5
ADD A FOOTER
TIDAK ASI EKSKLUSIF
 ASI eksklusif yang dimaksud adalah pemberian
hanya ASI saja tanpa makanan dan cairan lain
sampai berusia 6 bulan.

 ASI juga merupakan makanan yang penting


untuk diberikan pada bayi (0-6 bulan) karena
ASI memiliki kelebihan yaitu dapat memenuhi
kebutuhan bayi akan nutrisi bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan anak balita 6
PENYAKIT INFEKSI

 infeksi berat dapat memperburuk keadaan


gizi melalui gangguan masuknya
makanan dan meningkatnya kehilangan
zat-zat gizi esensial tubuh, Sebaliknya
malnutrisi walaupun ringan berpengaruh
negatif terhadap daya tahan tubuh
terhadap infeksi
MM.DD.20XX
7
ADD A FOOTER
TINGKAT
PENGETAHUAN IBU
Pengetahuan merupakan faktor penting yang dapat
menanamkan kesadaran untuk berperilaku sehat.

 apabila perilaku penyediaan makanan didasari oleh pengetahuan,


kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahaun dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama,
dengan demikian pengetahuan gizi ibu yang tinggi akan
mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam memenuhi kebutuhan
gizi balitanya
MM.DD.20XX
8
ADD A FOOTER
TINGKAT
PENDIDIKAN
Seseorang yang berpendidikan rendah tidak akan mudah
menerima hal baru apalagi di luar kebiasaan dan adat yang
berlaku di masyarakat.

 Rendahnya pendidikan dan pengetahuan


orang tua, anak, dan masyarakat
mempengaruhi perilaku kesehatan
seseorang. Tingkat pendidikan ibu
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
keterbukaan ibu dalam menerima
informasi baru.
MM.DD.20XX
9
ADD A FOOTER
PENGHASILAN
KELUARGA
 Pendapatan merupakan faktor yang paling
menentukan kuantitas dan kualitas
makanan. Pengaruh pendapatan terhadap
perbaikan kesehatan dan kondisi lain yang
mengadakan interaksi dengan status gizi
adalah sama jelasnya bahwa penghasilan
meningkat dan daya beli (Baliwati, dkk,
2004). Kemampuan keluarga untuk
membeli makanan tergantung pada besar
MM.DD.20XX
ADD A FOOTER kecilnya pendapatan keluarga. 10
THANK
YOU!
Phone Email: Ig
+6285649507909 inesratnip@student.uns.ac.id @inesratni

11

Anda mungkin juga menyukai