Dokumen VII /2017 No. Revisi 00 SOP Tanggal 3 Mei 2017 Terbit Halaman PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN DINAS dr. YUSWORO, A.P KESEHATAN NIP.19791024 201412 1 001 PUSKESMAS MOROPELANG
1. Pengertian - No. ICD X : R56.0 Febrile convulsions
- Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38oC) akibat dari suatu proses ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain
2. Tujuan Agar penanganan pasien kejang demam dilakukan sesuai
prosedur 3. Kebijakan Keputusan kepala puskesmas Moropelang No.188/ /SK/413.102.13/2017 tentang pemberlakuan SOP 4. Referensi Peraturan menteri kesehatan republik indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer
5. Prosedur / Penatalaksanaan Langkah - - Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya langkah mengenai kejang demam dan prognosisnya
- Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya
adalah dengan:
1. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1
mg/kg) harus segera diberikan jika akses intravena tidak dapat dibangun dengan mudah
lebih efektif daripada diazepam per rektal untuk anak
3. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan
diazepam intravena dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik akut. Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah pengobatan pilihan.
Obat Buccal Intra Vena (IV) Per rectal
Midazolam 0,5 mg/kg
maks 10 mg Diazepam 0,3 mg/kg 5 mg/kg (maks dengan rata- 20 mg per rata 2 mg/mnt dosis). Dapat (maks 5 mg per diberikan dosis untuk <5 tanpa thn; 10 mg dilarutkan untuk 5 tahun) Lorazepam 0,05 0,1 0,1 mg/kg mg/kg dalam 1- (maks 4 mg 2 mnt (maks 4 per dosis), mg per dosis) dilarutkan dengan air 1:1 sebelum digunakan. - Sarana prasarana
1. Tabung O2
2. Diazepam per rektal
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang Konseling dan Edukasi
perlu diperhatika Dilakukan untuk membantu pihak keluarga mengatasi n pengalaman menegangkan akibat kejang demam dengan memberikan informasi mengenai:
1. Prognosis dari kejang demam
2. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau
kesulitan intelektual akibat kejang demam
3. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan
kerusakan otak
4. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan
5. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya
manfaat menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah risiko itu
Kriteria Rujukan
1. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsi
2. Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG
Prognosis
Umumnya dubia ad bonam, namun sangat tergantung dari
kondisi pasien saat tiba, ada / tidaknya komplikasi, dan pengobatannya
8. Unit Terkait Unit BP, Unit Rawat Inap, UGD
9. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai Historis diperlakukan