1. Plan (Perencanaan) :
Artinya merencanakan dan PROSES apa yang dibutuhkan untuk menentukan hasil
yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus
diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem.
Perencanaan :
1. Survey Lahan :
Hal yang paling mendasar adalah memastikan bahwa lahan yang dilaksanakan
adalah sesuai dengan lokasi yang disebutkan dalam Kontrak dan Sertifikat Tanah,
karena semua acuan perletakan bangunan dan infrastrukturnya, harus mengacu pada
batas-batas lahan yang benar.
pastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan
data Badan Pertanahan Nasional jika belum ada patok dari BPN, sebaiknya
diminta pihak BPN atau pengelola kawasan untuk memasang patok-patok batas
lahan yang sesuai dengan data mereka
jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan
baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan
tanda paku tertanam di tiap patok dan lindungilah patok-patok tersebut dengan
perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda
warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang
sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas atau Owner
harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya
titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross
check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau
gambar konstruksi jika terjadi perbedaan maka harus dilaporkan kepada
Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain
periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang dimiliki
Owner
buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik
sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek
dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan
pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan
jika diperlukan, dapat dibuat patok-patok pinjaman untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya.
pastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan
data Badan Pertanahan Nasional jika belum ada patok dari BPN, sebaiknya
diminta pihak BPN atau pengelola kawasan untuk memasang patok-patok batas
lahan yang sesuai dengan data mereka
jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan
baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan
tanda paku tertanam di tiap patok dan lindungilah patok-patok tersebut dengan
perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda
warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang
sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas atau Owner
harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya
titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross
check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau
gambar konstruksi jika terjadi perbedaan maka harus dilaporkan kepada
Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain
periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang dimiliki
Owner
buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik
sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek
dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan
pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan
jika diperlukan, dapat dibuat patok-patok pinjaman untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya
Setelah diperoleh data dari pengukuran dan pengecekan batas lahan serta kontur
eksisting, data yang ada diplotkan di Gambar Situasi dan Potongan, sebagai gambar
kerja, meliputi data-data dan informasi antara lain :
Infrastruktur eksisting di sekitar perimeter proyek yang harus dipantau dan diambil
posisi dan levelnya antara lain :
kondisi tanah dan vegetasi serta konstruksi dan utilitas eksisting di lokasi proyek
bahaya alam (lereng yang mudah longsor, daerah sambaran petir, dsb)
kondisi lalu lintas serta manuver kendaraan di sekitar lokasi proyek
lokasi dan nomor telepon instansi penting (kantor pemerintahan dan kawasan
yang terdekat dengan lokasi proyek : kantor kelurahan atau kecamatan, kantor
polisi, klinik atau rumah sakit, kantor pemadam kebakaran, tempat ibadah,
warung makan dan kios, dsb)
kondisi sosial di sekitar lokasi proyek.
Hal ini dimaksudkan supaya tim Kontraktor dapat mengantisipasi segala kendala yang
mungkin timbul serta membuat persiapan pencegahannya, termasuk memberikan
gambaran awal yang baik untuk penempatan bangunan sementara termasuk akses dan
jalan kerja yang diperlukan. Kendala yang mungkin timbul antara lain : potensi
kemacetan pada jam tertentu di jalan sekitar proyek, adanya cekungan yang harus
diperbaiki sebelum pelaksanaan konstruksi jalan. Pengamatan ini juga berguna untuk
menganalisa metoda kerja yang akan digunakan, dalam kaitan aspek teknis maupun non
teknis yang mungkin terjadi.
a. Perubahan gedung yang tidak menambah pembebanan pada struktur yang sudah
ada.
b. Penambahan bangunan gedung dengan luasan per lantai sampai dengan 10%
dari luasan bidang lantai yang ditumpu
b. Perhitungan struktur.
a. Rencana pondasi.
c. Detail penulangan balok, kolom, dinding geser, tangga dan plat lantai.
Gambar Desain Instalasi dan Mekanikal serta Elektrikal, gambar rencana dan
perhitungan mekanikal dan elektrikal bangunan gedung sebagaimana dimaksud terdiri
dari:
Gambar rencana arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal bangunan gedung harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
3. Skala gambar menggunakan angka 1:10 atau 1:20 atau 1:50 atau 1:100 atau 1:200
atau 1:500 atau 1:1000 atau 1:2000 atau 1:5000 sesuai dengan kebutuhan dan
format kertas yang digunakan.
4. Mempergunakan kop kertas gambar yang dimuat pada sebelah kanan kertas
gambar.
Dasar hukum bagi pembuatan Gambar Rencana Bangunan adalah: Perda No. 7 Tahun
1991, standar teknis yang berlaku, SNI peruntukan, Perda Kebakaran, Kep Men,
dsb. Dokumen prasyarat yang harus dibawa adalah: KRK, RTLB, Sertifikat Tanah,
Gambar Arsitektur Bangunan dan Hasil Penelitian Tanah.
2. DO (Pengerjaan) :
Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah
disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek uji
coba). Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.
Pelaksanaan proyek dilakukan dengan time schedule yang sudah direncanakan.
3. Check (Evaluasi) :
Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan
melaporkan hasilnya. Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi. Teknik
yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan kelemahan-
kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika
gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan rutinitas. Mengacu
pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan rencana peningkatan dan
perbaikan yang diinginkan.
4. Action (Menindaklanjuti) :
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil sasaran dan proses dan menindaklanjuti
dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan masih ada yang
kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk memperbaikinya. Proses
ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan
selanjutnya.
Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga
meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum
implementasi berikutnya. Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi
perubahan, seperti mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan,
merevisi proses yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar, prosedur dan
kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier
atas perubahan yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan rencana yang
jelas, dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor perubahan
dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur.