Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN GONORE

No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 5 AGUSTUS 2016
Halaman : 1/2
Kepala
UPTD Puskesmas
UPTD Besuki
PUSKESMAS
BESUKI
Endang Purwatiningsih, S.Kep
NIP. 19690609 199103 2 009

1. Pengertian Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria


gonorrhoeae. Penyakit ini termasuk Penyakit Menular Seksual
(PMS) yang memiliki insidensi tinggi. Cara penularan Gonore
terutama melalui genitor-genital, orogenital dan ano-genital,
namun dapat pula melalui alat mandi, thermometer dan sebagainya
(Gonore genital dan ekstragenital).

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan Gonore

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang penanganan Gonore

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan
Primer

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa


Keluhan utama berhubungan erat dengan infeksi pada organ
genital yang terkena.
Pada pria :
Keluhan tersering adalah kencing nanah.
Gejala diawali oleh rasa panas dan gatal di distal uretra,
disusul dengan disuria, polakisuria dan keluarnya nanah dari
ujung uretra yang kadang disertai darah. Selain itu, terdapat
perasaan nyeri saat terjadi ereksi. Gejala terjadi pada 2-7 hari
setelah kontak seksual.
Apabila terjadi prostatitis, keluhan disertai perasaan tidak enak
di perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing
hingga hematuri, serta retensi urin, dan obstipasi.
Pada wanita :
Gejala subyektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah
didapati kelainan obyektif. Wanita umumnya datang setelah
terjadi komplikasi atau pada saat pemeriksaan antenatal atau
Keluarga Berencana (KB).
Keluhan yang sering menyebabkan wanita datang ke dokter

1/4
adalah keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina, disertai
dengan disuria, dan nyeri abdomen bawah.
Keluhan selain di daerah genital yaitu : rasa terbakar di daerah
anus (proktitis), mata merah pada neonatus dan dapat terjadi
keluhan sistemik (endokarditis, meningitis, dan sebagainya
pada gonore diseminata 1% dari kasus gonore).
Faktor Risiko :
a. Berganti-ganti pasangan seksual.
b. Homoseksual dan Pekerja Seks Komersial (PSK).
c. Wanita usia pra pubertas dan menopause lebih
rentan terkena gonore.
d. Bayi dengan ibu menderita gonore.
e. Hubungan seksual dengan penderita tanpa proteksi
(kondom).
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
Tampak eritem, edema dan ektropion pada orifisium uretra
eksterna, terdapat duh tubuh mukopurulen, serta pembesaran
KGB inguinal uni atau bilateral. Apabila terjadi proktitis,
tampak daerah anus eritem, edem dan tertutup pus
mukopurulen.
Pada pria:
Pemeriksaan rectal toucher dilakukan untuk memeriksa
prostat: pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri
tekan dan bila terdapat abses akan teraba fluktuasi.
Pada wanita:
Pemeriksaan in speculo dilakukan apabila wanita tesebut
sudah menikah. Pada pemeriksaan tampak serviks merah, erosi
dan terdapat secret mukopurulen.
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis sediaan langsung duh tubuh dengan
pewarnaan gram untuk menemukan kuman gonokokus gram
negarif, intra atau ekstraseluler. Pada pria sediaan diambil dari
daerah fossa navikularis, dan wanita dari uretra, muara
kelenjar bartolin, serviks dan rektum.
Pemeriksaan lain bila diperlukan:
a. Kultur
b. Tes oksidasi dan fermentasi
c. Tes beta-laktamase
d. Tes Thomson dengan sediaan urine
4. Petugas menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
5. Petugas memberikan terapi
a. Pemberian farmakologi dengan antibiotik: Thiamfenikol
3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal, atau
b. Ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal, atau
c. Kanamisin 2 gram Intra Muskular (I.M) dosis tunggal, atau
d. Spektinomisin 2 gram im dosis tunggal.
Catatan:
Tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan
kontraindikasi pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak

2/4
dan dewasa muda.
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Memberitahu pasien untuk tidak melakukan kontak seksual
hingga dinyatakan sembuh dan menjaga kebersihan genital

6. Diagram Alir
Anamnesa
Pria : kencing nanah.
Wanita : kelainan obyektif +

Pemeriksaan Fisik
Patognomonis

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis

Diagnosa

Terapi
a. Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis
tunggal, atau
b. Ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal, atau
c. Kanamisin 2 gr im dosis tunggal, atau
d. spektinomisin 2 gr im dosis tunggal.

Konseling dan edukasi

Semua proses ditulis dalam rekam medis

7. Unit Terkait 1. UGD


2. Poli KIA
3. Poli Umum

8. Rekaman Historis Diberlakukan


Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.

3/4

Anda mungkin juga menyukai