Sop It Lpse PDF
Sop It Lpse PDF
JAKARTA
2012
141
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
142
Nomor SOP 26/SOP/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Kinerja Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam pengawasan dan evaluasi Kinerja Pencatatan dan Pendataan :
Infrastruktur SPSE. Ruangan lingkup pengawasan dan evaluasi Infrastruktur SPSE
adalah dukungan komunikasi data dan komputasi perangkat keras SPSE.
Tujuan :
1. Menjamin tingkat ketersediaan infrastruktur pendukung Aplikasi SPSE kepada pengguna
memenuhi tingkat layanan yang didefinisikan.
2. Mencegah terjadinya gangguan dukungan terhadap aplikasi SPSE.
3 Memastikan dilakukannya lesson learned dari kinerja Infrastruktur SPSE. Definisi :
1 Perubahan Minor Infrastruktur adalah perubahan yang tidak mempengaruhi fitur fisik
Peringatan : dalam infrastruktur tetapi hanya merubah setting atau konfigurasinya saja.
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 2 Perubahan Major Infrastruktur adalah perubahan yang mempengaruhi Fitur Fisik
ditetapkan. dalam infrastruktur, perubahan ini bisa dalam bentuk upgrade atau penggantian
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun perangkat infrastruktur SPSE.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 3 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
pelaksana. Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
Keterkaitan : Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
143
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Sistem Keterangan
ITO LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
1 Memastikan Sistem Monitoring perangkat keras dan Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring 15 menit Memastikan software untuk
jaringan komunikasi data dalam keadaan aktif Mulai yang dimiliki monitoring berjalan tanpa ada
a. Secara periodik setiap hari, administrator memantau Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring N/A masalah
Memastikan server aplikasi masih
kinerja dari perangkat komputasi dan perangkat jaringan yang dimiliki memberi data kepada server
komunikasi data. monitoring
b. Pemantauan dilakuan secara khusus pada beban kerja Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring N/A Memastikan kapasitas cpu,memory
komputasi dan lalu lintas data. yang dimiliki dan jaringan sesuai dengan beban
Selain secara harian, administrator pada Data Center SPSE Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring 30 menit kerja < 85% kinerja
Memastikan kapsitasresource
maksimal
2
melakukan pemantuan beban komputasi dan perangkat yang dimiliki server < 85 % bila melebihi maka
jaringan komunikasi data pada saat tahapan pelaksanaan perlu dibuat catatan
suatu kegiatan e-procurement yang memerlukan proses
komputasi , upload dan download pada intensitas tinggi
3 Pada aktivitas pemantauan tersebut adminstrator Dilakukan test kapasitas harddisk, kualitas koneksi, 30 menit Memastikan kinerja resource
memastikan setiap proses upload dan download yang dan beban aplikasi LPSE server < 85 % bila melebihi maka
dilakukan oleh pengguna dapat dilakukan dan diterima oleh perlu dibuat catatan
sistem SPSE secara lengkap dan utuh
4 Jika pada saat pemantauan tersebut atau sesudahnya, ada Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring 30 menit Memastikan kinerja resource
laporan keluhan yang masuk maka adminstrator harus yang dimiliki dan akses ke server server < 85 % bila melebihi maka
melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap konfigurasi perlu dibuat catatan
pada perangkat keras dan jaringan komunikasi data
5 Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap konfigurasi pada Melakukan kontak ke helpdesk lalu helpdesk akan 1 jam Permasalahan dijelaskan secara
perangkat komputasi dan jaringan komunikasi data di meneruskan ke tim ITO untuk segera jelas agar solusi yang diambil
analisis dan dikonsultasikan dengan technical support ditindaklanjuti segera dapat dilakukan
internal ataupun LKPP jika diperlukan
6 Bersama ITO LKPP, administrator menentukan perubahan 1-3 jam Segera dilakukan perbaikan agar
konfigurasi yang diperlukan pada perangkat. service berjalan tanpa adanya
gangguan
144
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
145
LAMPIRAN-LAMPIRAN
146
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN
Hari/Tanggal :
Waktu :
Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:
Pengusul Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
147
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
148
Nomor SOP 27/SOP/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Aplikasi SPSE ini menjelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh setiap LPSE dalam pengawasan dan evaluasi aplikasi SPSE. Ruang lingkup Pencatatan dan Pendataan :
pengawasan dan evaluasi aplikasi SPSE adalah dukungan teknis ( database , perangkat)
dan fungsionalnya.
Tujuan :
1. Menjamin tingkat ketersediaan Aplikasi SPSE kepada pengguna memenuhi tingkat
layanan yang didefinisikan. Definisi :
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap aplikasi SPSE. 1 Perubahan Minor adalah perubahan yang tidak mempengaruhi proses bisnis utama
3 Memastikan dilakukannya lesson learned dari penggunaan Aplikasi SPSE. yang didukung
Perubahan Majoroleh aplikasi
adalah SPSE danyang
perubahan bersifat melengkapi fitur
mempengaruhi prosesatau modul
bisnis saja.yang
utama
2 didukung oleh aplikasi SPSE dan bersifat mengganti, atau mengupgrade dari versi
Peringatan : sebelumnya.
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 3 Teknis dan Fungsional aplikasi adalah suatu bentruk kelengkapan teknis dari aplikasi
ditetapkan. berupa database , perangkat keras dan insfrastruktur lainnya yang mendukung
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun operasional aplikasi SPSE, sedangkan fungsional adalah bagian dari proses bisnis yang
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh tercakup dalam aplikasi SPSE.
pelaksana.
Keterkaitan : 4 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
5 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
149
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE ITO LKPP Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Memastikan Sistem Application Monitoring dan Database Laporan Kinerja Aplikasi SPSE 1 jam Memastikan software untuk
Mulai
Server Log dalam keadaan aktif monitoring berjalan tanpa ada
masalah
a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator sistem monitoring aplikasi dan aktifitas 3 jam Memastikan sistem monitoring
merangkum kinerja dari Aplikasi dan Database Server database berjalan sempurna
berdasarkan Sistem Monitoring dan Log
b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan terdiri dari Sistem monitoring serta akses ke server 3 jam Laporan Kinerja Aplikasi SPSE
3 Secara setiap bulan rutin juga merangkum dokumentasi Laporan Kinerja Aplikasi SPSE 2 jam Laporan Kinerja Aplikasi SPSE
penyelesaian masalah/layanan kepada pengguna, yang
terkait dengan :
a. Teknis upload dan download Data.
b. Penggunaan Aplikasi SPSE.
c. Keluhan lainnya terkait aplikasi SPSE.
4 Rangkuman yang telah dilakukan dilanjutkan dengan Sistem monitoring serta akses ke server 1 jam Laporan Kinerja Aplikasi SPSE
melakukan analisa perubahan yang diperlukan terhadap
konfigurasi dan/atau Fitur Aplikasi SPSE
5 Hasil analisa perubahan dipaparkan dalam dokumen Laporan Kinerja Aplikasi SPSE 1 jam Segera dilakukan perbaikan
permintaan perubahan, jika perubahan bersifat minor atau Minor agar service berjalan tanpa
Selesai
terkait konfigurasi maka pelaksanaan dapat ditangani adanya gangguan
sendiri di internal LPSE, tetapi jika perubahan bersifat Mayor
major maka hal tersebut harus dikonsultasikan dengan
Technical Support LKPP
6 Jika dari hasil konsultasi diperlukan bantuan teknis dari Tidak N/A Output dari pelaksanaan SOP
LKPP maka LPSE mengajukan permohonan bantuan teknis Selesai Monitoring dan Evaluasi
kepada LKPP tetapi jika hasil konsultasi diperlukan bantuan aplikasi SPSE adalah
Ya
pihak ketiga/vendor maka technical support mengajukan terjaminnya tingkat
usulan kegiatan kepada kepala LPSE ketersediaan layanan Aplikasi
Selesai
SPSE dari sisi dari sisi teknis
maupun fungsional
150
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
151
LAMPIRAN LAMPIRAN
152
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN
Hari/Tanggal Konsultasi :
Waktu :
Pengusul Pimpinan
Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:
Pengusul Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
153
LAPORAN KINERJA APLIKASI SPSE
Hari/Tanggal :
Waktu :
INSIDENTAL
RUTIN BULANAN
RUTIN SEMESTERAN
1.
Ukuran Database :
2.
Jumlah Pengguna :
3.
Jumlah Transaksi
Database :
4. Bandwidth Upstream:
5. Bandwidth Downstream:
B URAIAN ERROR YANG PALING
SERING MUNCUL
Administrator Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
154
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
155
Nomor SOP 28/SOP/LPSE/D.2/2012
5 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
156
MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
ITO LKPP Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
1 Memastikan sistem monitoring perangkat keras dan jaringan 1. Laporan Status dan Unjuk Kerja 15 menit - Detil pelaksanaan aktifitas 1
Mulai
telah terinstall dan bekerja dengan baik Infrastruktur SPSE dan 2 merujuk pada pedoman
a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator 2. Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE N/A - pengelolaan infrastruktur LPSE
merangkum kinerja perangkat keras dan perangkat
jaringan.
b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan oleh - N/A -
administrator terdiri dari :
Grafik perkembangan kapasitas storage.
Grafik beban kerja prosesor dan memory dari
perangkat server.
Grafik beban lalu lintas data dari dan keluar jaringan.
2 Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan - N/A - Detil pelaksanaan aktifitas 1
perangkat jaringan, Administrator melakukan analisa dan 2 merujuk pada pedoman
kebutuhan peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang pengelolaan infrastruktur LPSE
terkait dengan peningkatan storage dan bandwidth jaringan
internet serta penggantian/upgrade perangkat server .
Analisa dilakukan setiap semester dengan fokus analisa
a. Tingkat kekritisan kapasitas storage.
b. Tingkat kekritisan beban lalu lintas data.
c. Tingkat kekritisan beban kerja komputasi.
3 Membuat usulan kebutuhan peningkatan kapasitas 2. Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE 3 jam Memastikan
berdasarkan analisa yang telah dilakukan dan dalam kinerja resource
pelaksanaanya jika diperlukan dapat meminta rekomendasi server < 85 % bila
dan dukungan dari LKPP atas perencanaan tersebut melebihi maka
perlu dibuat
catatan
4 Menyampaikan usulan peningkatan kapasitas dalam bentuk Formulir Permintaan 3 jam Segera dilakukan
formulir permintaan perubahan dengan melampirkan Perubahan\Dokumen Usulan Peningkatan perbaikan agar
dokumen analisis dan perencanaan kapasitas tersebut Kapasistas Infrastruktur SPSE service berjalan
kepada pimpinan LPSE setempat tanpa adanya
gangguan
157
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
158
LAMPIRAN-LAMPIRAN
159
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN
Hari/Tanggal :
Waktu :
Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:
Pengusul Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
160
LAPORAN KINERJA INFRASTRUKTUR
Hari/Tanggal Konsultasi :
Waktu :
STORAGE INSIDENTAL
C. ANALISIS KINERJA
Administrator Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
161
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH
JAKARTA
2012
162
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
163
Nomor SOP 29/SOP/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan standar dan prosedur bagi LKPP & LPSE untuk mengelola data
center secara terpusat baik perangkatnya sewa atau pun milik sendiri. Prosedur ini Pencatatan dan Pendataan :
diterapkan pada pegawai yang mempunyai otorisasi terhadap data center ataupun mitra
kerja yang terkait yang diotorisasi. Prosedur ini mencakup beberapa topik yang tidak
terbatas hanya pada: keselamatan, keamanan, permintaan ruangan, perbaikan
perangkat, instalasi dan un-install perangkat keras, kabel, daya, terkait kebersihan dan
perangkat lainnya di dalam data center .
Tujuan :
1 Menjamin data center yang reliabel , aman dan terlindungi sebagai fasilitas vital.
2 Mengelola data center secara terpusat agar penanganan lebih terkoordinasi. Definisi :
1 Data center adalah fasilitas vital yang didalamnya terdapat perangkat penyimpanan,
komputasi dan komunikasi yang mengendalikan proses TIK di lingkungan LPSE
2 Perangkat adalah alat, media atau peralatan yang terkait dengan pengelolaan teknis TIK
Peringatan : di dalam data center
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 3
ditetapkan. Lingkungan adalah alat, media atau peralatan pendukung operasional perangkat didalam
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun data center mendapat jaminan pasokan udara, listrik dan kebersihan.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.
164
MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem SPSE
Prosedur Kegiatan Monitoring
1 Administrator Sistem LPSE melakukan kegiatan di dalam data 15 menit Catatan aktifitas di dalam data
center mencatatkan kegiatannya dalam logbook Mulai center
2 Administrator Sistem LPSE memastikan operasional perangkat 1. Laporan Kondisi Perangkat dan 1 jam Memastikan service LPSE
keras, penyimpanan dan jaringan berjalan dengan baik serta Lingkungan Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
lingkungan di dalam center sesuai standar
A. Secara periodik setiap satu bulan sekali, Administrator Sistem 2. Formulir Permohonan Kunjungan 1 jam Memastikan service LPSE
LPSE melakukan pemeriksaan atas lingkungan dan perangkat data Kegiatan di Dalam Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
center yang mencakup :
Perangkat tetap berada pada rack sesuai dengan
penempatannnya.
Pintu Rack selalu terkunci.
Tidak ada barang-barang diluar perangkat data center.
Ruangan dan Lantai dalam keadaan bersih.
Kondisi raised floor sesuai pada tempatnya.
Suhu udara dalam ruang data center antara 17 C 24
Ventilasi udara dibawah raised floor , dan rack perangkat
berjalan dengan baik.
APAR dalam kondisi siap pakai
Pengkabelan baik untuk data ataupun listrik sesuai pada
tempatnya
Panel listrik terlindungi dan terkunci
B. Rangkuman kondisi lingkungan data center dicatatkan pada 1. Laporan Kondisi Perangkat dan 1 jam Memastikan service LPSE
laporan bulanan kondisi lingkungan dan perangkat data center Lingkungan Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
165
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
Prosedur Kegiatan Pemeliharaan
1 Administrator Sistem LPSE menyampaikan Formulir permohonan Formulir Permohonan Kunjungan 1 jam Memastikan service LPSE
Mulai
kunjungan dari luar (vendor pemeliharaan AC, Perangkat dan Kegiatan di Dalam Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
lingkungan data Center atau pihak lainnya) kepada Kepala LPSE
untuk tujuan pemeliharaan, perbaikan dan/atau modifikasi pada
lingkungan atau perangkat data center
2 Kepala LPSE memproses permohonan tersebut dan menugaskan Formulir Permohonan Kunjungan N/A Memastikan service LPSE
Administrator Sistem LPSE untuk mendampingi kegiatan yang Kegiatan di Dalam Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
dilakukan di dalam data center
3 Selama kegiatan dan sesudahnya Administrator Sistem LPSE N/A Memastikan service LPSE
memastikan kondisi lingkungan Data Center sesuai standar yang berjalan tanpa adanya gangguan
ditetapkan -
4 Sesudah Kegiatan selesai dilakukan Administrator Sistem LPSE 1 jam Memastikan service LPSE
dan Tamu Pengunjung Data Center membuat berita acara kegiatan berjalan tanpa adanya gangguan
selama di dalam data center -
5 Berita acara tersebut di rekam dan didokumentasikan pada sistem 45 menit Output dari pelaksanaan SOP
Helpdesk Monitoring dan Pemeliharaan
Data Center adalah untuk
menjamin pengelolaan Data
Selesai Center yang terpusat dan handal
166
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
167
LAMPIRAN LAMPIRAN
168
FORM PERMOHONAN KUNJUNGAN & KEGIATAN DI DATA CENTER
Hari/Tanggal :
Waktu :
Nama Pemohon :
Asal Institusi/Dept/Bagian :
Pengusul Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
169
LAPORAN KONDISI PERANGKAT & LINGKUNGAN DATA CENTER
Hari/Tanggal Konsultasi :
Waktu :
B TABEL PENGAMATAN
PERANGKAT DAN LINGKUNGAN
Administrator Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
170
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
171
Nomor SOP 30/SOP/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan prosedur untuk pengelolaan asset informasi seperti komputer
desktop , laptop dan tablet dan lain-lainnya. Pengelolaan meliputi pemeliharaan, Pencatatan dan Pendataan :
penggunaan dan mutasi perangkat dan penggantian atau penghapusan perangkat.
Tujuan :
1 Menjamin asset informasi terlindungi dan digunakan secara semestinya.
2 Mengelola asset informasi untuk mendukung kegiatan di LPSE.
Definisi :
1 Asset informasi adalah perangkat yang digunakan dalam pengelolaan TIK yang
Peringatan : merupakan perangkat akhir yang digunakan oleh pengguna seperti Komputer Desktop,
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan laptop dan tablet .
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 3 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
Keterkaitan :
172
PENGELOLAAN ASSET INFORMASI
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Sistem Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Prosedur Kegiatan Pemeliharaan Rutin Asset Informasi
1 Administrator Sistem LPSE melakukan kegiatan Network tools 1 hari dokumen asset
Mulai
pemeliharaan rutin terhadap asset informasi secara rutin 1
bulan sekali dan jika diperlukan melayani perbaikan ringan
terhadap perangkat keras atau perangkat lunak
2 Administrator Sistem LPSE membuat laporan kegiatan Laporan Kegiatan Pemasaran 1 hari dokumen asset
pemeliharaan dan melakukan pembaharuan status dan
konfigurasi asset informasi pada sistem Helpdesk
3 Laporan disampaikan kepada Kepala LPSE untuk dokumen asset 1 hari dokumen asset
didokumentasikan
Selesai
173
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Perbaikan Ringan Asset Informasi
1 Administrator Sistem LPSE menerima permintaan surat pemohonan perbaikan 1 jam jadwal perbaikan
perbaikan ringan yang menyangkut perangkat keras atau Mulai
lunak
3 Administrator Sistem LPSE melakukan perbaikan kecil pada 2 hari hasil perbaikan
perangkat keras atau perangkat lunak jika diperlukan.
Apabila ditemukan permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan maka dilakukan eskalasi pada prosedur
penanganan masalah atau penanganan insiden
4 Jika setelah selesai melakukan perbaikan kecil maka 2 jam Berita Acara
Administrator Sistem LPSE merekam kegiatannya dalam
berita acara dukungan layanan asset informasi dan
pengguna melakukan pengesahan pada berita acara
tersebut
5 Jika masalah tersebut dieskalasi maka Administrator Sistem 1 hari analisa
LPSE mencatatkan rekomendasi yang diperlukan pada permasalahan dan
berita acara tersebut dan memperbaharui status layanan rekomendasi
menjadi di eskalasi ke prosedur berikutnya
6 Eskalasi tersebut dicatatkan dalam berita acara dukungan 1 hari permasalahan
layanan asset informasi dan disetujui serta disahkan oleh selesai
pengguna Selesai
174
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Pengguna SPSE Helpdesk LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penggunaan Asset Informasi Oleh Pengunjung/Tamu di Bidding Room
1 Pengguna yang merupakan pengunjung/tamu mengisi logbook layanan asset informasi 30 menit daftar hadir
Mulai
logbook penggunaan komputer sebagai Asset Informasi di pengunjung
Bidding Room lingkungan LPSE
2 Petugas mencatatkan dan merekam logbook dalam sistem logbook layanan asset informasi 30 menit daftar hadir
Helpdesk serta menyiapkan akun sementara serta no pengunjung
komputer yang bisa digunakan
3 Pengguna mengakses dan menggunakan komputer yang Komputer bidding room 1 hari komputer bidding
telah ditunjukan oleh petugas. Pengguna tidak disarankan room dapat
menyimpan file yang berisi informasi penting di dalam digunakan
media penyimpanan lokal
4 Pengguna melakukan logoff , setelah menggunakan Komputer bidding room N/A Log out
komputer sebagai Asset Informasi di lingkugan LPSE
Selesai
2 Administrator Sistem LPSE merekam permohonan dan Formulir Dukungan Layanan Asset 1 jam status perangkat
melakukan update atas item konfigurasi tersebut menjadi Informasi tidak aktif
tidak aktif atau sedang dalam perbaikan
3 Administrator Sistem LPSE/ Pihak yang berwenang di LPSE Formulir Dukungan Layanan Asset 1 jam formulir mutasi daftar permasalahan
mencatatkan informasi mutasi dalam sebuah formulir Informasi perangkat untuk dituangkan pada formulir
mutasi perangkat untuk perbaikan perbaikan mutasi perangkat untuk
perbaikan
4 Formulir diotorisasi oleh Sub Direktorat Pengelolaan dan formulir mutasi perangkat untuk 1 hari persetujuan
Pembinaan LPSE / Pihak yang berwenang di LPSE sebagai perbaikan formulir mutasi
bukti pemeliharaan perangkat perangkat untuk
perbaikan
5 Pemohon mutasi perangkat menghubungi vendor untuk persetujuan formulir mutasi perangkat N/A proses mutasi di
melakukan perawatan untuk perbaikan pihak vendor
6 Perangkat yang sudah kembali dari vendor akan direkam proses mutasi telah diselesaikan 1 hari mengaktifkan
dan diperbaharui statusnya menjadi aktif kembali dan perangkat yang
mencatatkan tanggal kembali perangkat tersebut dalam telah dimutasi
formulir mutasi perangkat untuk perbaikan
Selesai
175
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Vendor Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penarikan dan Penghapusan Perangkat
1 Administrator Sistem LPSE melakukan pemberitahuan surat pemberitahuan 1 hari
Mulai
penarikan dan penghapusan komputer kepada pengguna
2 Pengguna diminta untuk melakukan backup jika mampu 2 hari backup data selesai
dan meminta bantuan Administrator Sistem LPSE jika
diperlukan
3 Jika mampu melakukan backup secara mandiri, pengguna 2 hari data terhapus
harus melakukan penghapusan data pada perangkat yang
akan ditarik
4 Jika tidak, Administrator Sistem LPSE akan memberikan 2 hari backup data
bantuan teknis proses backup pada pengguna
6 Administrator Sistem LPSE akan melakukan update pada Berita Acara Penarikan 2 hari menonaktifkan
item konfigurasi yang ditarik dengan cara menonaktifkan perangkat lama
perangkat tersebut atau dihapus jika dimungkinkan
Selesai
176
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
177
LAMPIRAN LAMPIRAN
FORM DUKUNGAN LAYANAN ASSET INFORMASI
Hari/Tanggal :
Waktu :
Nama Pengguna :
Jenis Layanan (pilih salah satu) Produk Layanan (pilih salah satu)
Perangkat Keras
Perbaikan/Troubleshooting
Konsultasi Jaringan
A. URAIAN KELUHAN
B LANGKAH DUKUNGAN
C. CATATAN-CATATAN
SELESAI
PERLU DIESKALASI
DITUNDA
Catatan:
Personil IT Pengguna
(...........................................) (...........................................)
178
LAPORAN INVENTORY ASSET INFORMASI
Hari/Tanggal :
Periode Laporan :
Nama Penyusun :
C. Daftar Asset Informasi Bermasalah(terdiri dari kolom no, nama perangkat, jenis perangkat, Serial Number,
tahun, PIC, tahun beli)
d. Rencana Kebutuhan (sebutkan satu persatu disertai jumlah unit yang diusulkan dan harga pasaran)
Personil IT Pengguna
(...........................................) (...........................................)
179
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
180
Nomor SOP 31/SOP/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
Meliputi pengelolaan lisensi software pada PC / notebook personil unit kerja serta lisensi
software yang terdapat di server LKPP/LPSE. Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Mengatur pengelolaan lisensi di LKPP/LPSE agar dapat berjalan secara efektif.
Definisi :
1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-Procurement
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
ditetapkan. Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana.:
Keterkaitan administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
181
PENGELOLAAN SOFTWARE PENDUKUNG
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
ITO LKPP Kepala LPSE ULP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Pelaksanaan Instalasi Untuk Software Berlisensi
1 Pemohon mengajukan permohonan lisensi software berupa Formulir pengajuan instalasi 1 jam Formulir
CD dan serial number kepada ITO / Administrator Sistem Mulai pengajuan instalasi
LPSE
2 Personil ITO / Administrator Sistem LPSE mengecek Formulir pengajuan instalasi 1 jam pencarian
ketersediaan lisensi software yang dibutuhkan oleh ketersediaan
pemohon lisensi
4 Apabila lisensi software tersedia, maka ITO / Administrator ketersediaan lisensi 1 hari instalasi dan
Sistem LPSE melaksanakan instalasi dan didokumentasikan dokumentasi
dalam Berita Acara Instalasi
5 Apabila lisensi belum tersedia, maka ITO / Administrator lisensi tidak tersedia 2 hari hasil verifikasi
Sistem LPSE melakukan verifikasi kebutuhan software kebutuhan lisensi
untuk personil pemohon software
7 Apabila pengadaan lisensi dapat diajukan, maka ITO / konfirmasi pengadaan disetujui 5 hari rencana anggaran
Administrator Sistem LPSE membuat rencana anggaran pengadaan
pengadaan sesuai dengan Prosedur Pengadaan Barang /
Jasa
8 Personil ITO / Administrator Sistem LPSE mengajukan 2 hari permohonan
permohonan pengadaan software beserta lisensinya kepada pengadaan
Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE /
Kepala LPSE
9 Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE / Tidak 2 hari persetujuan
Kepala LPSE memutuskan apakah menyetujui pengadaan permohonan
software dan lisensinya atau tidak. Jika tidak menyetujui, pengadaan lisensi
Ya
maka alur proses selesai Selesai
10 Apabila Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan persetujuan pengadaan N/A proses pengadaan
LPSE / Kepala LPSE menyetujui permohonan pengadaan,
maka Pejabat Pengadaan / ULP melaksanakan pengadaan
software dan lisensi sesuai kebutuhan
11 Pejabat Pengadaan / ULP memberitahukan ITO / lisensi software yang diperlukan sudah 1 hari Proses instalasi
Administrator Sistem LPSE untuk pelaksanaan instalasi tersedia
12 ITO / Administrator Sistem LPSE melakukan update database software terinstalasi 2 jam update database
asset register untuk aset perangkat lunak asset register
Selesai
182
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kabid Pemeliharaan Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
Pelaksanaan Instalasi Untuk Software Tidak Berlisensi
1 Personil mengajukan pelaksanaan instalasi ke Administrator Form Instalasi Software 1 jam permintaan
Sistem LPSE dengan menggunakan form instalasi software Mulai instalasi software
2 Administrator Sistem LPSE melakukan pengecekan permintaan instalasi software 2 jam Analisa software
kesesuaian software yang diajukan dengan Standard yang akan diinstall
Operating Environment (SOE) untuk software di Unit LPSE
3 Apabila software yang diajukan terdapat dalam SOE LPSE, 1 hari proses instalasi
maka Administrator Sistem LPSE dapat melakukan instalasi software
langsung di PC/Notebook personil. Dan apabila tidak
terdapat dalam SOE LPSE, maka Administrator Sistem LPSE Tidak
meminta persetujuan Kepala Bagian/Bidang Pemeliharaan
untuk melakukan instalasi ya
4 Sub Bagian/Bidang Pemeliharaan Sistem meminta Software tidak ada pada SOE 2 jam pengajuan instalasi
persetujuan Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan software yang
Pembinaan LPSE / Kepala LPSE untuk melakukan instalasi tidak ada pada SOE
software yang tidak terdapat di dalam SOE LPSE
5 Apabila Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan pengajuan instalasi software yang tidak 2 jam keputusan
LPSE / Kepala LPSE menyetujui, maka proses penginstalan
Tidak ada pada SOE persetujuan
dapat dilakukan. Dan apabila tidak disetujui, maka proses
selesai ya
Selesai
6 Administrator Sistem LPSE melakukan penginstalan Persetujuan instalasi software 1 hari software terinstal
software apabila terdapat dalam SOE LKPP/LPSE atau telah
disetujui oleh KepalaBagian/Bidang Pemeliharaan
Selesai
183
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
184
Nomor SOP 32/SOP/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur tata cara pelaksanaan perbaikan secara remote yang dilakukan
personil dari luar ruang kerja LKPP/LPSE melalui jaringan internet . Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk mencapai dan memelihara sistem perlindungan yang tepat
terhadap aset sistem informasi LKPP/LPSE selama pelaksanaan perbaikan secara remote .
Definisi :
1 Akses Remote adalahAkses terhadap aset teknologi informasi yang dilakukan dari lokasi
Peringatan : yang terpisah (jarak jauh) dengan menggunakan fasilitas jaringan internet/ekstranet .
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 Komputer host / server adalah Komputer tempat data maupun aplikasi yang hendak
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh diakses secara
pelaksana.
Keterkaitan : 3 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
185
PROSEDUR PERBAIKAN SECARA REMOTE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Dit E-Proc Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
A. Ketentuan Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote N/A
1 Untuk memastikan keamanan proses perbaikan, hal hal
berikut harus diperhatikan pada workstation (PC /
Notebook ) yang digunakan untuk melakukan perbaikan
secara remote , yaitu
a. Diusahakan menggunakan PC/Notebook milik Personil
LKPP/LPSE.
b. Perbaikan secara Remote yang diizinkan hanya dari
jaringan kantor LPSE dan LKPP atau Alamat IP yang
diijinkan.
c. Akses remote tidak diijinkan untuk menggunakan
akun root secara langsung.
d. Memiliki kemampuan teknis untuk mendukung
pelaksanaan akses secara remote .
e. Terhubung ke internet melalui jaringan yang stabil
dan aman (workstation tidak berada di tempat umum
atau diakses oleh publik / umum dan menggunakan
jaringan yang terlindungi dengan baik).
2 Sebagai dokumentasi, rincian pelaksanaan perbaikan secara
remote berikut harus didokumentasikan :
a. Lokasi perbaikan
b. Jaringan yang digunakan
c. Waktu pelaksanaan perbaikan (tanggal, waktu mulai
akses, waktu selesai)
d. Analisa gangguan dan perbaikannya
B. Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote Laporan terjadinya gangguan 1 jam informasi
1 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan gangguan
Mulai
kewenangan menerima laporan terjadinya gangguan yang
bersifat urgent untuk segera ditangani
2 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan 1 jam Perangkat siap
kewenangan menyiapkan workstation (PC /Notebook ) yang digunakan
sesuai untuk melakukan perbaikan secara remote sesuai
dengan bagian A nomor 2 di atas
3 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan N/A proses perbaikan
kewenangan mengakses computer host /server melalui
internet untuk memperbaiki sistem yang mengalami
gangguan
4 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan Form Laporan Pelaksanaan Perbaikan N/A penyelesaian
kewenangan melakukan perbaikan awal untuk menutup Secara Remote masalah
gangguan sehingga sistem dapat berjalan kembali
5 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan N/A Analisa masalah
kewenangan melakukan perbaikan lanjutan dengan dan perbaikan
mencari akar penyebab gangguan dan memperbaikinya
untuk mencegah gangguan terulang lagi. Perbaikan lanjutan
ini dilakukan melalui jaringan intranet LKPP/LPSE
6 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan 1 jam Dokumentasi
kewenangan mencatatkan pelaksanaan perbaikan secara
remote dalam Logbook Selesai
186
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
187
Nomor SOP 1/IK/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
Instruksi kerja ini menjelaskan tahapan monitoring security log pada :
1 Server , yang meliputi: server aplikasi, database , dan backup . Pencatatan dan Pendataan :
2 Perangkat jaringan melalui server security .
Tujuan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam memonitor log pada server dan
jaringan untuk memastikan keamanan server dan jaringan.
Definisi :
1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
ditetapkan. Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.
188
INSTRUKSI KERJA MONITORING SECURITY LOG PADA SERVER
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
1 Administrator Sistem LPSE mengaktifkan log pada OS server Akses ke server 45 menit memastikan
serta mengaturnya untuk dapat menyimpan log sekurang- Mulai aktifitas daemon di
kurangnya selama 90 hari. Jika kapasitas penyimpanan server tercatat
server tidak memadai dapat dipindahkan ke media backup dengan baik
lain. Detail log yang diaktifkan berpedoman pada Pedoman
Pengelolaan Infrastruktur
2 Administrator Sistem LPSE melakukan analisis terhadap log Akses ke server atau software pemroses 1 jam memastikan
tersebut setiap 3 bulan sekali atau pada saat diperlukan log sistem aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik
3 Administrator Sistem LPSE melakukan analisa jumlah failure Akses ke server atau software pemroses 3 jam memastikan
audit untuk Log Otentikasi dan Log Catatan Login serta log sistem aktifitas daemon di
penyebab failure audit tersebut server tercatat
dengan baik
4 Administrator Sistem LPSE melaporkan hasil analisa jumlah Akses ke server atau software pemroses 3 jam memastikan
failure audit untuk Log Otentikasi dan Log Catatan Login log sistem aktifitas daemon di
serta penyebab failure audit tersebut server tercatat
dengan baik
a. Administrator Sistem LPSE melaporkan kepada Kasubdit
Pengelolaan dan Pembinaan LPSE
b. Administrator Sistem LPSE melaporkan kepada Kepala
LPSE
5 Administrator Sistem LPSE melaksanakan tindaklanjut Akses ke server atau software pemroses N/A memastikan
apabila diperlukan log sistem aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik
Selesai
189
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
190
Nomor SOP 2/IK/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
Instruksi Kerja ini mengatur penempatan fisik server di ruang server LKPP/LPSE serta
pengelolaan Data Center LKPP/LPSE beserta sarana pendukungnya Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai petunjuk dalam pengelolaan Data Center agar
tercapai pengamanan yang memadai.
Definisi :
1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
ditetapkan. Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.
191
INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER
Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Sistem Keterangan
Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
1 Administrator Sistem LPSE memastikan kondisi lingkungan Akses Data Center 4 jam Memastikan data
dan perangkat di dalam ruang server . Aspek yang perlu Mulai center sudah
diperhatikan sebagai berikut : sesuai dengan
Jumlah server. standard yang
Jenis server. telah ditetapkan
Kapasitas ruang.
Kapasitas daya listrik dan sumber cadangannnya.
Kapasitas daya UPS.
Jadwal Instalasi Server.
Kapasitas pendingin ruangan (AC).
Kapasitas jaringan data.
Kerapian dan Kebersihan Lingkungan Ruang Server
Tata letak Perangkat
Keteraturan dan pelabelan kabel dan Listrik
Raised Floor/Lantai yang ditinggikan
CCTV, APAR dan Smoke Detector
Sensor Suhu di ruang Data Center dan di dalam Rak
Perangkat.
2 Administrator Sistem LPSE memastikan akses fisik kedalam - N/A Memastikan data
ruang server dibatasi hanya untuk personil yang center sudah
berwenang, dengan cara : sesuai dengan
Menerapkan pembatas fisik yang memadai. standard yang
Menerapkan Logbook Aktivitas Data Center telah ditetapkan
Menerapkan sistem single point of access (hanya ada
satu pintu) pada data center
Menerapkan Pengelolaan kunci Data Center dilakukan
oleh Administrator Sistem LPSE yang bertanggungjawab
atas Data Center .
3 Administrator Sistem LPSE memastikan sarana pendeteksi - N/A Memastikan data
kebakaran (smoke detector ) dan CCTV bekerja dengan baik center sudah
sesuai dengan
standard yang
telah ditetapkan
4 Administrator Sistem LPSE melaksanakan pemeliharaan N/A Memastikan data
APAR sekali dalam 1 tahun untuk memastikan center sudah
Tersedia dalam jumlah mencukupi, sesuai dengan
Dalam kondisi siap digunakan, standard yang
telah ditetapkan
Dimonitor dan dipelihara dengan baik.
Masa kadaluarsa belum habis
Panduan Penggunaan melekat pada APAR
192
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
193
Nomor SOP 33/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN
Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan standar dan prosedur bagi LPSE untuk monitoring dan pemeliharaan
jaringan. Prosedur ini diterapkan pada pegawai yang mempunyai otorisasi terhadap jaringan Pencatatan dan Pendataan :
ataupun mitra kerja yang terkait yang diotorisasi. 1 Form analisis pada konfigurasi dan kapasitas jaringan
Tujuan :
1 Menjamin jaringan dapat dimonitoring secara realibel
2 Menjamin kapasitas jaringan tidak melebihi batas yang ditentukan
Definisi :
1 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
Peringatan : administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan ditetapkan. semestinya.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun output
dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana.
Keterkaitan :
194
PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN JARINGAN
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Persyaratan/ Keterangan
Administrator Sistem LPSE Kepala LPSE Waktu Output
Perlengkapan
1 Memastikan bahwa sistem monitoring jaringan Akses ke system 15 menit Memastikan
telah terpasang dengan baik Mulai monitoring dan software untuk
akses ke server monitoring berjalan
tanpa ada masalah
2 Secara periodik atau pada saat dibutuhkan, Akses ke system 1 jam Log sistem
Admin Sistem SPSE mengambil riwayat atau monitoring dan
log yang terkait dengan lalu lintas jaringan akses ke server
komunikasi data dari perangkat jaringan dan
server
3 Berdasarkan log tersebut, Admin Sistem SPSE Akses ke system 3 jam Analisa aktifitas
menganalisa aktivitas/status port, service dan monitoring dan
alert yang terekam dalam log. akses ke server
4 Melakukan klasifikasi hasil analisa terhadap Analisa aktifitas 3 jam Analisa aktifitas
port, service atau alert yang harus segera
ditindaklanjuti.
5 Dari hasil klasifikasi tersebut apakah ada Analisa aktifitas 3 Jam Analisa aktifitas
potensi insiden keamanan informasi maka
langkah lanjutan dengan melakukan eskalasi
pada Prosedur Penanganan Insiden Kemanan
Informasi, jika tidak lanjut ke langkah
selanjutnya
6 Melakukan analisa pada konfigurasi dan Analisa aktifitas 4 Jam Analisa aktifitas
kapasitas jaringan berdasarkan
aktivitas/status service dan port
195
7 Dari hasil analisa pada konfigurasi dan Form hasil analisis 3 jam hasil analisa pada
kapasitas jaringan, Admin Sistem SPSE pada konfigurasi konfigurasi dan
melakukan perencanaan perubahan dan kapasistas kapasistas jaringan
konfigurasi dan kapasitas jaringan jika jaringan
diperlukan. Jika tidak maka lanjut ke langkah
selanjutnya
8 Jika diperlukan perubahan konfigurasi dan hasil analisa pada 2jam Rencana Perbaikan
kapasitas jaringan, Admin Sistem SPSE konfigurasi dan
melakukan konsultasi/validasi atas rencana kapasistas jaringan
tersebut untuk dilaksanakan kepada Kepala
LPSE
9 Jika rencana tersebut dapat divalidasi untuk Rencana Perbaikan 1 jam Rencana Perbaikan
dilanjutkan maka Admin Sistem SPSE
menyusun rencana kerja perubahan
konfigurasi dan kapasitas jaringan
10 Melaksanakan rencana kerja tersebut dengan Rencana Perbaikan 2 jam Rencana Perbaikan
terlebih dahulu melakukan backup yang
diperlukan dan membuat dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan
11 Setelah selesai makaAdmin Sistem SPSE Rencana Perbaikan 3 jam Laporan Akhir
membuat laporan pekerjaan monitoring dan
pemeliharaan jaringan untuk
dilaporkan/dikonsultasikan atau menjadi
bahan pembelajaran di masa mendatang
Selesai
196
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH
JAKARTA
2012
197
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARSIPAN DOKUMEN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
198
Nomor SOP 34/SOP/LPSE/D.2/2012
PENGARSIPAN DOKUMEN
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses penentuan lokasi/kategori dokumen, digitalisasi dokumen
dan penyimpanan dokumen dalam satu folder. Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk menjamin bahwa proses pengarsipan dokumen dapat
dilaksanakan.
Definisi :
Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
199
PENGARSIPAN DOKUMEN
Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Pengguna SPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Pengarsipan Dokumen
1 Menentukan lokasi folder dari dokumen yang akan 3 jam lokasi file/folder
Mulai
diarsipkan sesuai kategori (penamaan folder) yang telah backup
ditetapkan. Jika folder yang dimaksud belum tersedia maka
dibuat baru
2 Membuat folder baru pada dilokasi yang telah ditentukan 3 jam file/folder backup
sebelumnya untuk dokumen yang akan diarsipkan dengan
nama folder sesuai ketentuan
3 Dokumen yang akan diarsipkan sudah berbentuk file 1 hari file/folder backup
komputer ?
Apabila Ya, maka : Melanjutkan keproses berikutnya
Apabila Tidak, maka : Melakukan konversi dokumen ke Tidak
dalam file komputer, meliputi :
Men-scan semua dokumen yang masih berbentuk
kertas Ya
Memindahkan semua isi percakapan (kirim/balas)
dan waktunya yang dilakukan melalui e-mail/TTS kedalam
sebuah file komputer
Simpan dengan nama file sesuai ketentuan pada
lokasi folder yang telah dibuat sebelumnya.
4 Memasukan semua file yang terkait kedalam folder baru 1 hari file/folder backup
yang telah dibuat sebelumnya
Selesai
200
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
PENGARSIPAN DOKUMEN
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
201
Daftar Informasi Rahasia:
1. Informasi Sangat Rahasia (Strictly Confidential), adalah informasi yang sangat khusus dan
terbatasuntuk pejabat tertentu yang mengandung kerahasiaan negara.
2. Informas iRahasia (Confidential), adalah informasi yang secara khusus terbatas untuk
jabatan structural padaLKPP/LPSE .
3. Informasi Terbatas, adalah informasi yang dibatasi untuk pegawai pada tingkat level
manajemen tertentu atau pegawai yang ditunjuk untuk menangani informasi tersebut.
Hanya pengguna yang diberi kewenangan yang mendapatkan akses terhadap asset
informasi tersebut.
202
Daftar informasi rahasia dan terbatas yang ada di LKPP/LPSE adalah :
203
LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN BACKUP-SERVER
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
204
Nomor SOP 35/SOP/LPSE/D.2/2012
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk menjamin bahwa proses backup dan restore dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien
Definisi :
1 Back Up Server adalah kegiatan menggandakan file/database agar data tetap tersedia
Peringatan : ketika terjadi kegagalan hardware / bencana. Back up dapat juga diartikan sebagai
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan pembuatan salinan untuk data-data penting pada media penyimpanan yang berbeda
ditetapkan. untuk tujuan keamanan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.
205
PELAKSANAAN BACKUP SERVER
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
Pelaksanaan Backup Server
1 Metode backup yang dilakukan adalah Incremental dengan 3 jam hasil backup
Mulai
jangka waktu harian untuk database dan data upload. ITO /
Administrator Sistem LPSE memastikan penggunaan media
backup yang sesuai dengan urutannya
2 Untuk mencegah risiko kegagalan, setiap adanya perubahan Daftar Backup Database dan aplikasi 3 jam backup data
di sistem (database, konfigurasi ataupun aplikasi), ITO /
Administrator Sistem LPSE harus terlebih dahulu melakukan
backup perubahan tersebut
3 ITO / Administrator Sistem LPSE mendokumentasikan Log Pelaksanaan Backup 3 jam dokumentasi
pelaksanaan backup dan hasilnya dalam Log Pelaksanaan pelaksanaan
Backup backup
4 Untuk memastikan kehandalan sistem back-up dan restore, Form Permintaan Restore 1 hari hasil pengujian
dilakukan pengujian restore hasil back-up sedikitnya 1 restore hasil
(satu) kali dalam tiga bulan secara random sampling yang backup
dilaporkan kepada Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE / Kepala LPSE
5 Setiap kegagalan proses back-up harus dilaporkan kepada Laporan Analisa Kegagalan Backup 1 hari laporan
Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE / kegagagalan dan
Kepala LPSE untuk ditentukan tindak lanjut pencegahan analisa
kegagalan di masa mendatang
6 ITO / Administrator Sistem LPSE melakukan analisa Laporan Analisa Kegagalan Backup 2 hari laporan pengujian
efektivititas proses backup sekurang kurangnya 1 bulan backup
sekali yang dituangkan dalam notulen rapat. Analisa
dilakukan berdasarkan:
a. Jenis kegagalan backup
b. Jumlah kegagalan backup
c. Tren terjadinya kegagalan backup
d. Tindaklanjut yang dilakukan
7 Pelaksanaan Restore dapat dilakukan jika ada permintaan Form Permintaan Restore 1 hari hasil restore
dari ITD (LKPP )/ pergantian perangkat keras Server
8 Proses restore database dan aplikasi didokumentasikan oleh Berita Acara Pelaksanaan Restore 1 hari dokumentasi
ITO / Administrator Sistem LPSE dalam bentuk beritaa cara restore
pelaksanaan restore yang ditandatanganioleh unit unit
terkait (pemohon, pelaksana, dan pimpinannya)
Selesai
206
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
PELAKSANAAN BACKUP-SERVER
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
207
Daftar Informasi Yang Harus Di Back Up:
5 Hardcopy/ Softcopy
Laporan Pengelolaan SPSE
Softcopy
6 Hardcopy/ Softcopy
Laporan Kegiatan Infrastruktur
Softcopy
208
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
209
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA Nomor IK 3/IK/LPSE/D.2/2012
PEMERINTAH (LKPP) TanggalPembuatan 30-Nov-12
INSTRUKSI KERJA (IK)
Tanggal Revisi
TanggalEfektif 2-Jan-13
DisahkanOleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi 1. ITO (Information Technology Operation)
Elektronik. 2. LPSE (Lembaga Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik)
2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem
dan Transaksi Elektronik
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya.
4. PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Tujuan : Perlengkapan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam Membackup data yang akan
dipindahkan dan Membantu proses migrasi server.
210
Backup dan Recovery adalah salah satu aktivitas ITO yang memfasilitasi backup 1. Membackup data yang akan dipindahkan.
dan recovery data LPSE. Aktivitas ini dilakukan melalui empat prosedur yaitu 2. Membantu proses migrasi server.
backup dan recovery HDD external, server via SSH/remote, server via NFS,
storage dedicated. Prosedur backup dan recovery dilakukan dengan full backup
(database) dan incremental backup (datafile upload/download).
Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja Backup 1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
and Recoveryadalah sebagai berikut : ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
1. Bagan Arus
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
2. Tabular
oleh Pelaksana.
Keterkaitan : Definisi :
211
Instruksi Kerja :
Kebutuhan
Skenario
Infrastruktur
(5.1)
Server Lain Teknisi PIC
HDD external
(5.3) (5.2)
NFS via Remote
212
Tabel 1. Prosedur dan Aktifitas Backup & Recovery
213
Prosedur Backup & Recovery HDD external
LPSE ITO
START
Koneksikan HDD
External
Error
Mounting HDD
External
Konfigurasi
settingan crontab
Finish
214
Proses backup & recovery melalui HDD External
1. Koneksikan HD eksternal terlebih dahulu.
2. Mounting HD eksternal tersebut dan buat direktori untuk backupnya, tahapannya:
# fdisk -l (lihat settingan konfigurasi harddisk, misal kita menggunakan harddisk dengan file system NTFS atau FAT32, akan ada keterangan di System(file system) NTFS
atau FAT32, lihat tampilan Device Bootnya, contoh tampilannya seperti di bawah ini:
keterangan : Dari tampilan di atas, diketahui Drive dengan File System NTFS volume set tampilan Device Bootnya /dev/sda5.
# mount -t ntfs-3g /dev/sda5 /mnt/backup (mount drive ntfs, menyesuaikan dengan device boot dari harddisk eksternalnya)
command : mount -t (file system dari hd eks, mis ntfs=ntfs-3g atau fat32=vfat) (disesuaikan dengan device boot hd ekst) (direktori dalam server yang akan dimount hd
ekst)
215
# mkdir database (membuat direktori untuk backup database)
# mkdir file_prod (membuat direktori untuk backup file upload user/ attachment)
# mdkir -p /home/backup (membuat direktori backup pada /home sebagai tempat dari hasil backup databasenya).
3. konfigurasi settingan crontab untuk membuat penjadwalan secara otomatis untuk copy data-data yang dibutuhkan, backup database maupun data file upload user/
attachment.
# crontab -e (untuk melakukan pengeditan pada crontab)
akan terbuka jendela seperti di bawah ini, lalu tambahkan beberapa command.
Keterangan:
0 0 * * * artinya, command untuk backup database tersebut dijalankan pada pukul 12.00, tanda * disini mengartikan semua, jadi command backupdatabase ini dijalankan
pada pukul 12.00 pada semua hari(setiap hari), pada semua bulan(setiap bulan) serta pada semua tahun(setiap tahun).
216
Command untuk melakukan backup database :
su postgres -c 'pg_dump Fc f (nama file backupnya serta dimana ditempatkan file backupnya(nama
database)'
contoh:
Keterangan:
seperti penjelasan pada command sebelumnya, yang berbeda hanya nama databasenya saja
217
0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /mnt/backup/file_prod (command untuk backup file
upload user/ attachment dari server ke harddisk eksternal)
Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di harddisk eksternal :
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di harddisk eksternal)
contoh:
COMMAND 4 (backup database dari hard disk system ke hard disk external)
Keterangan:
218
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di harddisk eksternal :
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di harddisk eksternal).
219
Prosedur Backup & Recovery Server via SSH/Remote
LPSE ITO
START
Penerimaan
Request backup &
request backup &
recovery via SSH/
Recovery via SSH/
Remote
Remote
Koneksikan server
utama dengan
server lain
Mounting Server
External
Error
Konfigurasi
settingan crontab
Finish
220
COMMAND SSH tanpa password
ssh-keygen
ssh-copy-id i /root/ .ssh/id_rsa.pub 10.1.25.77 (portal yang dituju)
Keterangan
ssh-keygen: command ini berfungsi untuk
ssh-copy-id i /root/ .ssh/id_rsa.pub 10.1.25.77 command ini untuk menambahkan rsa id yang akan meremote ke server tujuan.
Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di server :
(command untuk backup file upload user/ attachment dari server ke harddisk eksternal)
221
Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di server lainnya:
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server lainnya)
contoh:
222
Prosedur backup & recovery via NFS
223
B&R Server via NFS
LPSE ITO
START
Penerimaan
Request backup &
request backup &
recovery via NFS
Recovery via NFS
Koneksikan server
utama ke server
NFS
Konfigurasi
settingan crontab
Konfirmasi selesai
Pemeriksaan backup
backup & recovery
& recovery via NFS
via NFS
Complete
Finish
224
COMMAND (create server)
# apt-get install nfs-common portmap nfs-kernel-server
File /etc/exports
# exportfs a
# /etc/init.d/nfs-common restart
Keterangan:
# apt-get install nfs-common portmap nfs-kernel-server, command ini untuk install paket yang akan di butuhkan.
File /etc/exports, command ini untuk share server yang sudah dibuat. Contoh: /home/ 192.168.0.100 (rw, no_root_squash)
# exportfs a, command ini berfungsi untuk mengaktifkan file system nfs tersebut.
Keterangan:
$ sudo apt-get install nfs-common, command ini untuk install paket yang dibutuhkan olehserver client.
File /etc/fstab, command ini digunakan untuk mengaktifkan file system dari segi client
# mount t nfs 192.168.0.103:/home /mnt, command ini digunakan untuk
225
Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di server nfs :
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server nfs)
Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di server nfs:
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server nfs)
contoh:
226
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH
JAKARTA
2012
227
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
228
Nomor SOP 36/SOP/LPSE/D.2/2012
Peralatan/Perlengkapan :
1 Deskripsi Rencana Pengembangan Aplikasi
2 Daftar Rencana Pengembangan Aplikasi
3 Laporan Pengembangan Aplikasi
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini memuat dan mengatur mengenai pelaksanaan dan semua tindakan yang
terkait dalam pengembangan aplikasi pendukung e-Procurement yang dilakukan oleh Pencatatan dan Pendataan :
LPSE. diperlukan keputusan ataupun tindakan yang tidak sesuai prosedur, maka itu
Apabila 1 Deskripsi Rencana Pengembangan Aplikasi
harus dilakukan atas persetujuan Direktur e-Procurement. 2 Daftar Rencana Pengembangan Aplikasi
Tujuan :
1. Sebagai standar dan kontrol untuk LPSE dan Direktorat e-Procurement dalam melakukan
pengembangan aplikasi Pendukung e-Procurement. Definisi :
2. Menjamin terlaksananya kegiatan dan pemrosesan pengembangan aplikasi pendukung e- 1. IT Development yang selanjutnya disebut ITD adalah Tim yang terdiri dari personil
Procurement yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Strategi
Peringatan : Pengembangan Sistem E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement Direktorat e-Procurement LKPP.
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
229
PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG e-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE
Mutu Baku
Kasi Kasubdit
No Aktivitas Direktur e- Keterangan
LPSE ITD Pengembangan Pengembangan Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Procurement
e-Procurement e-Procurement
PENGEMBANGAN APLIKASI e-PROCUREMENT
1 LPSE menjabarkan rencana pengembangan Mulai N/A Daftar Rencana
aplikasi dalam Deskripsi Rencana Pengembangan Pengembangan Aplikasi
Aplikasi.
2 LPSE membuat Daftar Rencana Pengembangan 1.Formulir Isian Pengembangan N/A 1.Formulir Isian Formulir isian beserta
Aplikasi dan mengajukan permohonan aplikasi Pengembangan aplikasi daftar rencana
pengembangan kepada Direktur e-Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana pengembangan aplikasi
Aplikasi Pengembangan Aplikasi sudah ditandatangani oleh
LPSE
230
6 ITD akan membuat rekomendasi dan 1.Formulir Isian Pengembangan 3 hari Hasil laporan dan
menyampaikannya kepada Kasi Pengembangan e- aplikasi Rekomendasi
Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi
3. Formulir rekomendasi
7 Kasi Pengembangan e-Procurement akan 1. Formulir Isian Pengembangan 1 hari 1. Formulir Isian
menyampaikan rekomendasi dari ITD kepada aplikasi Pengembangan aplikasi
Kasubdit Pengembangan e-Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana
Aplikasi Pengembangan Aplikasi
3.Hasil laporan dan Rekomendasi 3.Hasil laporan dan
Rekomendasi
8 Kasubdit Pengembangan e-Procurement akan 1. Formulir Isian Pengembangan 1 hari 1. Formulir Isian
menyampaikan rekomendasi ini kepada Direktur e- aplikasi Pengembangan aplikasi
Procurement. Jika rekomendasi yang disampaikan 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana
adalah rekomendasi persetujuan maka Direktur e- Selesai Aplikasi Pengembangan Aplikasi
Procurement akan mengeluarkan Keputusan Tidak
3.Hasil laporan dan Rekomendasi 3.Hasil laporan dan
Pengembangan Aplikasi. Jika "Tidak" maka Ya Rekomendasi
Direktur e-Procurement akan mengeluarkan
rekomendasi dan LPSE tidak dapat melanjutkan
proses pengembangan aplikasi.
10 LPSE membuat Laporan Pengembangan Aplikasi Laporan Pengembangan Aplikasi N/A Laporan penyelesaian
dan menyampaikannya kepada Direktur e- pelaksanaan
Procurement. pengembangan aplikasi
231
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
232
DESKRIPSI RENCANA PENGEMBANGAN APLIKASI e-PROCUREMENT
DeskripsiAplikasi
233
Data yang diperlukan dari SPSE
Tanggal : ................................
Nama : ................................
234
DAFTAR RENCANA PENGEMBANGAN APLIKASI
Jadwal Pengembangan
235
LAPORAN PENGEMBANGAN APLIKASI
Tanggal Testing :
Jenis Testing :
Uraian Testing
Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE) Ketua Tim Review Aplikasi (TRA)
236
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
237
Nomor SOP 37/SOP/LPSE/D.2/2012
Peralatan/Perlengkapan :
1 Memo
Penjelasan Singkat : 2 Daftar Rencana Install atau Upgrade Aplikasi
Prosedur ini memuat dan mengatur mengenai pelaksanaan dan semua tindakan yang 3 Berita Acara Install atau Upgrade Aplikasi
terkait dalam proses implementasi aplikasi SPSE yang dilakukan oleh Dit e-Proc. 4 Checklist Kelengkapan LPSE
Apabila diperlukan keputusan ataupun tindakan yang tidak sesuai prosedur, maka itu
harus dilakukan atas persetujuan Direktur e-Procurement. Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
1. Sebagai standar dan kontrol untuk Direktorat e-Procurement dalam melakukan proses
implementasi aplikasi e-Procurement.
2. Menjamin terlaksananya kegiatan proses implementasi e-Procurement yang sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Definisi :
Peringatan : 1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
ditetapkan. Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan : 2 Program Manager yang selanjutnya disebut PM adalah Tim yang terdiri dari personil
1 Instruksi Kerja Instalasi Aplikasi e-Procurement pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Penyiapan
Kebijakan E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-Procurement Direktorat
e-Procurement LKPP
238
IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
PM TRA ITO Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
INSTALASI APLIKASI e-PROCUREMENT
1 ITO menerima Form Rencana Instalasi dan a). Checklist Kelengkapan LPSE 1 jam Data server
Mulai
Checklist Kelengkapan LPSE dari bagian PM b). Form Rencana Instalasi LPSE
(Program Manager)
2 ITO membuat tanda terima. 30 Menit tanda terima
239
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
240
DAFTAR RENCANA INSTALL/UPDATE APLIKASI
Nomor: ......................................
Range Tgl
No LPSE IP Address Release New Release Update Keterangan
*) Sebelum melakukan update pastikan tidak bentrok dengan jadwal Lelang. Range Tgl Update adalah range waktu
pelaksanaan Update, misal 10 - 12 Oktober 2012.
Tanggal : ................................
Nama : ................................
241
BERITA (INSTALL / UPDATE) APLIKASI
IT OPERATION (ITO)
Tanggal : ................................
Nama : ................................
242
LAPORAN (INSTALL/UPDATE) APLIKASI
Bulan: ......................................
T Tgl
No LPSE IP Address Release Release g Update Keterangan
Awal Akhir l Akhir
I
n
s
t
a
l
l
IT OPERATION (ITO)
Tanggal : ................................
Nama : ................................
243
Perihal : KelengkapanPersyaratanPembentukan LPSE Informasi:
Instansi : ............................................................................................. Checklist ini sebagai dasar Program Manager
Alamat : ............................................................................................. (PM) untuk meminta memberikan password
PIC : ............................................................................................. aplikasi LPSE ke instansi terkait
Telepon : .............................................................................................
Email : .............................................................................................
Ada Spesifikasi
No Uraian Good NG Good NG Keterangan
Infrastruktur
1 Komputer
Ruangan
1 Ruang Bidding
Sebutkan kapasitas ruangnya
2 Ruang Server
3 Ruang Training
Sebutkan kapasitas ruangnya
4 Ruang Helpdesk
5 Ruang Admin
Regulasi/Peraturan
1 Tentang Pembentukan Tim
Sebutkan no registrasinya
2 Tentang Implementasi e-Procurement
Sebutkan no registrasinya
3 Tentang Organisasi Unit LPSE
Sebutkan no registrasinya
Training of Trainer
1 Penguasaan aplikasi LPSE
2 TOT dilaksanakan pada
Tanggal Tempat
JumlahPeserta
TandaTangan
IT Operation Program Manager
Catatan
Tanggal: Tanggal:
244
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
245
Nomor SOP 38/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR IT LPSE
Penjelasan Singkat :
SOP Pendampingan Pembangunan Infrastruktur IT LPSE berisi langkah-langkah
pendampingan yang harus dilakukan pada saat kegiatan pembangunan infrastruktur. Pencatatan dan Pendataan :
Kegiatan pembangunan infrastruktur mempunyai ruang lingkup: instalasi perangkat 1 Dokumen Rencana Transisi
keras server, jaringan, data storage dan juga perangkat pelindung keamanan.
Tujuan :
1. Menjamin proses pembangunan dilaksanakan sesuai dengan kerangka acuan kerja. Definisi :
2. Membantu pelaksana dalam menetapkan pekerjaan sesuai dengan rencana dan jadwal 1 Infrastruktur IT adalah sarana dan prasarana operasional IT yang tidak termasuk di
yang telah disepakati. dalamnya perangkat lunak.
Peringatan : 2 Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen panduan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan internal LPSE yang ditujukan untuk semua pihak yang terkait dengan pekerjaan
ditetapkan. tersebut.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 3 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-Procurement
pelaksana. pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Keterkaitan : Direktorat e-Procurement LKPP.
4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
246
PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IT LPSE
PELAKSANA Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Vendor Keterangan
ITO Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE Pelaksana
1 Administrator Sistem berkoordinasi dengan ITO N/A Lampiran Kegiatan pendampingan
dalam melakukan identifikasi kebutuhan rencana dimulai ketika Kick Off
Mulai
pelaksanaan kegiatan. kebutuhan proyek sudah
infrastruktur dilaksanakan dan pihak
LPSE LPSE menunjuk salah satu
staf-nya untuk melakukan
pendampingan
pembangunan
infrastruktur IT.
247
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
248
Nomor SOP 39/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil
Pembangunan Infrastruktur IT LPSE
Peralatan/Perlengkapan :
1 Dokumen UAT
Penjelasan Singkat :
SOP User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil Pembangunan Infrastruktur SPSE berisi
langkah-langkah Perencanaan, penetapan, pelaksanaan dan pengesahan User Acceptance
Test pada hasil pembangunan Infrastruktur SPSE.
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
1. Menjamin terlaksananya kegiatan User Acceptance Test untuk memastikan hasil
pembangunan infrastruktur dapat diterima.
Definisi :
Peringatan : 1
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Infrastruktur TIK adalah sarana dan prasarana operasional TIK yang tidak temasuk
ditetapkan. didalamnya perangkat lunak,
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 User Acceptance Test (UAT) adalah sebuah dokumen panduan pelaksanaan pengujian
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh atas sebuah pekerjaan yang dilakukan,
pelaksana.
Keterkaitan : 3 Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen panduan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh
Internal LPSE ditujukan untuk semua pihak yang terkait dengan pekerjaan tersebut.
4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
249
User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil Pembangunan Infrastruktur IT LPSE
PELAKSANA Mutu Baku
No Aktivitas ADMINISTRATOR Vendor Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
SISTEM LPSE Pelaksana
1 Pada tahapan akhir sebuah kegiatan pembangunan N/A Rancangan UAT
infrastruktur Administrator Sistem meminta Pihak Mulai
2 Administrator Sistem harus memastikan bahwa metode Volume testing yang dimaksudkan untuk N/A Lampiran
test yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan memastikan bahwa infrastruktur dapat kapasitas
infrastruktur. Metode test harus mempunyai ruang beroperasi sesuai dengan kapasitas dan
lingkup volume, recovery, stress dan performance jangka waktu yang telah ditentukan.
testing.
250
6 Administrator Sistem memastikan bahwa tim 1 jam Hasil UAT
pemeriksaan dan penguji telah menyelesaikan UAT dan
menyerahkan hasilnya.
Ya
9 Jika disetujui maka vendor harus melaksanakan kegiatan N/A
Selesai
tahap berikutnya
10 Jika tidak disetujui vendor diberitahu dan harus N/A Rekomendasi
menindaklanjuti rekomendasi hasil UAT. UAT
251
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
252
Nomor SOP 40/SOP/LPSE/D.2/2012
Peralatan/Perlengkapan :
1 Laporan Status dan Unjuk Kerja Infrastruktur SPSE
Penjelasan Singkat : 2 Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE
SOP Perencanaan dan Monitoring Kapasitas Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkah- 3 Formulir Permintaan Perubahan
langkah yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam mengawasi tingkat kapasitas 4 Dokumen Usulan Peningkatan Kapasistas Infrastruktur SPSE.
infrastruktur yang tersedia dalam layanan SPSE. Cakupan kapasitas yang diawasi adalah
Storage, Lalulintas Data, memori server dan beban komputasi. Ketiga komponen ini Pencatatan dan Pendataan :
merupakan komponen krusial yang dapat menjamin layanan SPSE selalu pada tingkat
ketersediaan yang tinggi.
Tujuan :
1. Menjamin tingkat ketersediaan layanan SPSE dari sisi storage, lalu lintas data dan beban
kerja komputasi.
Definisi :
Peringatan : 1 Storage adalah media penyimpanan yang terhubung atau ada didalam sebuah
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan perangkat keras seperti server ataupun personal komputer,
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 Lalu lintas data adalah arus perpindahan data baik masuk atau keluar yang terjadi
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh didalam perangkat keras atau di dalam jaringan lokal atau di dalam jaringa internet,
pelaksana.
Keterkaitan : 3 Beban Kerja Komputasi adalah kemampuan pemrosesan yang dilakukan oleh perangkat
server terkait proses pengolahan data dan instruksi pada SPSE.
4 Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
5 Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
6 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
253
PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE
PELAKSANA Mutu Baku
No Aktivitas ADMINISTRATOR Keterangan
Helpdesk LKPP Pimpinan LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
SISTEM LPSE
Prosedur Perencanaan dan Monitoring Kapasitas Infrastruktur SPSE
1 Administrator Sistem LPSE pada setiap Data Center memastikan Mulai Laporan Status dan Unjuk Kerja 1 jam Laporan Status dan
sistem monitoring perangkat keras dan jaringan telah terinstall Infrastruktur SPSE Unjuk Kerja
dan bekerja dengan baik Infrastruktur SPSE
a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator
merangkum kinerja perangkat keras dan perangkat jaringan.
4 Administrator Sistem LPSE menyampaikan usulan peningkatan Formulir Permintaan Perubahan 1 jam Dokumen Usulan
kapasitas dalam bentuk formulir permintaan perubahan dengan Peningkatan
melampirkan dokumen analisis dan perencanaan kapasitas Kapasistas
tersebut kepada Kepala LPSE setempat. Infrastruktur SPSE
5 Kepala LPSE memproses usulan tersebut: Dokumen Usulan Peningkatan 1 jam Dokumen Usulan
Tidak Kapasistas Infrastruktur SPSE Peningkatan
Kapasistas
Ya Infrastruktur SPSE
a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses N/A
pengadaan.
b. Jika tidak disetujui Administrator Sistem LPSE N/A
mendapatkan catatan atas usulan tersebut.
c. Administrator Sistem LPSE / ITO melakukan perbaikan dan 1 jam
Selesai
analisa ulang seperti pada langkah 2.
254
PELAKSANA Mutu Baku
2 Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan Lampiran Kinerja Infrastruktur 1 jam Lampiran Kinerja
perangkat jaringan, Administrator sistem melakukan analisa SPSE Infrastruktur SPSE
kebutuhan peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang
terkait dengan peningkatan storage dan bandwidth jaringan
internet serta penggantian/upgrade perangkat server. Analisa
dilakukan setiap semester dengan fokus analisa pada
3 Administrator sistem membuat usulan kebutuhan peningkatan Dokumen Usulan Peningkatan 1 jam Dokumen Usulan
kapasitas berdasarkan analisa yang telah dilakukan dan dalam Kapasistas Infrastruktur SPSE Peningkatan
pelaksanaanya jikadiperlukandapatmeminta rekomendasi dan Kapasistas
dukungan dari LKPP atas perencanaan tersebut. Infrastruktur SPSE
4 Administrator sistem menyampaikan usulan peningkatan Formulir Permintaan Perubahan 1 jam Dokumen Usulan
kapasitas dalam bentuk formulir permintaan perubahan dengan Peningkatan
melampirkan dokumen analisis dan perencanaan kapasitas Kapasistas
tersebut kepada pimpinan LPSE setempat. Infrastruktur SPSE
5 Pimpinan LPSE memproses usulan tersebut: Tidak Dokumen Usulan Peningkatan N/A
Kapasistas Infrastruktur SPSE
a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses Ya N/A
pengadaan
b. Jika tidak disetujui administator mendapatkan catatan atas N/A
usulan tersebut
c. Administrator melakukan perbaikan dan analisa ulang 1 jam
Selesai
seperti pada langkah 2
255
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
256
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN
Hari/Tanggal :
Waktu :
Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:
Pengusul Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
257
LAPORAN KINERJA INFRASTRUKTUR
Hari/Tanggal Konsultasi :
Waktu :
STORAGE INSIDENTAL
MEMORI SERVER
C. ANALISIS KINERJA
Administrator Pimpinan
(...........................................) (...........................................)
258
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
259
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA Nomor IK 4/IK/LPSE/D.2/2012
PEMERINTAH (LKPP) TanggalPembuatan 30-Nov-2012
INSTRUKSI KERJA (IK)
Tanggal Revisi
TanggalEfektif 2-Jan-2013
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)
DisahkanOleh Bima H. Wibisana
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi 1. ITO (Information Technology Operation)
Elektronik. 2. PM (Program Manager )
2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem 3. Customer (calon SPSE)
dan Transaksi Elektronik 4. Dispatcher ITO
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa 5. ITO Head
Pemerintah dan perubahannya. 6. ITO Staff
4. PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Tujuan : Perlengkapan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam Instalasi e-Procurement 1. Form Instalasi
untuk customer (calon LPSE) dan Memudahkan proses lelang di daerah 2. Ticketing CRM (Create)
customer (calon LPSE) 3. Ticketing CRM (assign back)
E-Procurement bertujuan untuk merubah proses lelang yang selama ini Terselesaikannya Instalasi e-Procurement untuk customer (calon LPSE) sesuai dengan
dijalankan secara manual menjadi secara otomatis(elektronik). Aplikasi yang
260
digunakan untuk e-Procurement disebut SPSE.Servis instalasi e-Procurement di standar dan Memudahkan proses lelang di daerah customer (calon LPSE)
implementasikan melalui beberapa tahap prosedur, Prosedur itu terdiri dari
Pre-Instalasi, Proses Instalasi dan Post-Instalasi.Prosedur ini harus dilakukan
sesuai urutannya masing-masing.Pertama kita harus melaksanakan Pre-
Instalasi.Setelah itu kita melaksanakan Proses Instalasi.Terakhir kita
melaksanakan Post-Instalasi.Instalasi e-procurement akan dibuat berdasarkan
form instalasi yang sudah terisi oleh customer (calon LPSE). Ada 3 peran utama
yang saling berhubungan dalam Instalasi e-Procurement.Mereka adalah
Program Manager (PM), calon LPSE (Customer) dan Information Technology
operation (ITO).Sebagian besar ITO berperan dalam instalasi e-Procurement.
Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja 1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
Instalasi e-Procurement adalah sebagai berikut : ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
1. Bagan Arus
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
2. Tabular
oleh Pelaksana.
Keterkaitan Definisi :
261
Instruksi Kerja :
Customer PM ITO
START
Konfirmasi Visit
Request 1. Infrastruktur
2. Cara install
Remote
PM
Pengisian form
CRM Menugaskan Staff
instalasi
Check Infrastruktur
Finalisasi CRM
Finish
262
1.2 Pre-instalasi SPSE
1.2.1 Request Install
Ruang Lingkup
a. Pengisian form Instalasi melibatkan dua (2) Instansi internal di LKPP, yaitu Information Technology Operation (ITO) dan Project Manager (PM).
b. Pertama PM akan mengisi form instalasi sesuai dengan informasi yang diberikan oleh customer (calon LPSE). Informasi tersebut terdiri dari infrastruktur customer
dan cara penginstalan yang diinginkan oleh customer.
c. Request tersebut akan disetujui dan diteruskan oleh PIC PM ke dispatcher ITO dalam bentuk CRM ticket.
d. Jika dispatcher ITO menyetujui CRM ticket tersebut, maka CRM ticket akan masuk sebagai request di departemen ITO.
e. Penerimaan request oleh ITO head dari dispatcher ITO dalam bentuk CRM ticket.
f. Penugasan ITO staff ditentukan oleh ITO head. Staff yang ditunjuk akan menjadi penanggung jawab dalam penginstalan untuk customer.
Definisi
Program Manager (PM): Departemen yang bertanggung jawab atas program-program yang dibutuhkan oleh LKPP.
Information Technology Operation (ITO): Departemen khusus yang menangani masalah IT di LKPP.
CRM ticket:Form elektronik yang berisi tentang infrastruktur customer dan cara penginstalan yang diinginkan customer. Serta penghubung antara ITO dan PM di aktivitas
instalasi e-Procurement.
Dispatcher ITO: Orang yang memberikan tugas instalasi ke staff ITO yang sudah ditunjuk oleh ITO head.
263
Prosedur request instal aplikasi SPSE
Mulai
Pengisian form
instalasi
Form instalasi
disetujui oleh PIC
PM
Pemindahan
Ticketing CRM
informasi form
CRM disetujui oleh
install ticketing
dispatcher ITO
CRM
Ticketing CRM
Pemilihan staff &
masuk
penugasan Penerimaan tugas
sebagai CRM CRM
instalasi oleh ITO dari ITO head
request di ITO
head
Selesai
264
1.3 Instalasi SPSE
Keterangan:
Ruang Lingkup
a. Dalam check user infrastruktur ada dua (2) instansi yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas ini yaitu Program Manager (PM) dan Information Technology Operation
(ITO).
b. Pengecekan infrastruktur dilaksanakan berdasarkan form instalasi CRM. Secara tidak langsung ITO memberikan service kepada customer berupa pengecekan
infrastruktur.
c. Proses pengecekan infrastruktur sendiri terbagi menjadi 5 aktivitas: Check IP, Check user port, Check remote, Check koneksi internet user dan Check Operating System
(OS).
d. ITO tidak bisa menghubungi customer secara langsung apabila ada masalah atau kekurangan pada infrastruktur user. ITO harus meminta request update informasi
kepada PM, yang diberi istilah call.
e. PIC PM akan menghubungi langsung customer untuk meminta informasi yang dibutuhkan ITO terkait pengecekan infrastruktur.
Definisi
Infrastruktur Customer: Infrastruktur customer terdiri dari aset-aset yang dimiliki oleh customer yang berguna dalam penginstalan e-Procurement.
Form instalasi: Form instal yang berisi tentang infrastruktur customer dan cara penginstalan yang diinginkan customer. Serta penghubung antara ITO dan PM di aktivitas
instalasi e-Procurement.
265
PIC PM: Orang yang berhubungan langsung dengan customer
PIC ITO: Orang yang mengerjakan instalasi e-Procurement untuk customer
PM ITO Uraian
Mulai
Not done
Check user IP # Traceroute IP
Call
address (port SSH)
done
Not done
Call Check user port # nmap IP
done
Not done
Call Check remote # Test SSH
done
Not done
Check koneksi # Check outgoing
Call
internet post (80.25)
done
Not done
Check operating
Call # Update repository
system (OS)
done
Selesai
266
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam check users infrastructure
1. Traceroute
Command: traceroute IP
2. nmap IP
Command: nmap -p 22 IP
3. test SSH
Command: ssh user@IP p22
4. Test outgoing post (80.25)
Command: TopTraceroute inaproc
5. Add Repositori
# nano /etc/apt/sources.list
Setelah file sources.list terbuka, ketikan url dibawah ini:
debhttp://kambing .vlsm.org/debian squeeze main contrib non-free
deb-srchttp://kambing.vlsm.org/debian squeeze main contrib non-free
debhttp://etc.inittab.org/~agi/debian/libapache-mod-security2/old./
267
c. PIC ITO sepenuhnya bertanggung jawab atas proses instalasi.
d. Proses instalasi disesuaikan dengan infrastruktur customer yang terdapat di form instalasi.
Definisi
PIC ITO: Orang yang melakukan instalasi e-Procurement untuk customer
Infrastruktur Customer: Infrastruktur customer terdiri dari aset-aset yang dimiliki oleh customer yang berguna dalam penginstalan e-Procurement.
Prosedur instalasi
Cara Instalasi Aplikasi SPSE di System Operasi Debian
ITO
Penyelesaian error
Mulai aplikasi SPSE sesuai
dengan feedback
request (terhubung
dengan prosedur check
aplikasi)
Create header
application
Create customer ID
Install database
menggunakan
postgresql
Install webserver
menggunakan
apache
2
1
268
Cara Instalasi Aplikasi SPSE di System Operasi Debian
ITO
1 2
Install aplikasi
SPSE
Konfirmasi
penyelesaian error
(terhubung dengan
Konfigurasi
check aplikasi)
Selesai
269
1. Framework
Operating System
Apache
Java
Tomcat
SPSE application
Postgresql
270
Production
Latihan
271
Gambar workflow SPSE
272
Working Directory komponen SPSE
File Konfigurasi :
/etc/apache2/site-available/default
/etc/apache2/apache2.conf
/etc/apache2/working.properties
Command Binary
/usr/sbin/apache2ctl
/usr/sbin/apache2
Script /etc/init.d/apache2
273
Log system
/var/log/apache2/access.log
/var/log/apache2/error.log
/var/log/apache2/audit_apache.log
/var/log/apache2/mod_jk.log
/var/log/apache2/modsec_debug.log
File Konfigurasi
/usr/local/src/apache-tomcat-production/conf/server.xml
/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/conf/server.xml
274
Command Binari
/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/catalina.sh
/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh
/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/catalina.sh
/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh
/usr/local/src/jdk1.6.0/bin/java
Log sistem
/usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/catalina.out
/usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/epns.log
3. Database
File Konfigurasi
/etc/postgresql/8.3/main/postgresql.conf
/etc/postgresql/8.3/main/pg_hba.conf
275
Command Binari
/usr/lib/postgresql/8.3/bin/*
Log sistem
/var/log/postgresql/postgresql-8.3-main.log
4. Mail server
File konfigurasi
Terdapat di database
Command binari
Log system
276
a. Aplikasi apache :
apache2
apache2-threaded-dev
build-essential
libapache2-mod-evasive
libapache2-mod-security2
libapache2-mod-jk
b. Database :
postgresql
c. Complementary :
unzip
rsync
postfix
Perintah untuk melakukan instalasi aplikasi tersebut:
Copy Source:
Copy semua data yang dibutuhkan untuk proses instalasi SPSE di /home, diantaranya;
jdk 1.6.0 zip untuk java
apache-tomcat-latihan
apache-tomcat-production
277
epns-web-3.2.5.zip (atau disesuaikan dengan nama zip file aplikasinya) untuk source SPSE
SQL (atau disesuaikan dengan nama folder tempat file .sql) untuk instal SQL SPSE
application.properties untuk konfig connect DB & App SPSE
apache2 (configurasi apache), tomcat-connectors-1.2.25-src (atau yang lebih baru lagi)
3. Versi
WebService apache Versi 2.*
4. Langkah-langkah penginstalan:
1. Membuat header aplikasi untuk customer (calon LPSE)
2. Membuat customer ID dan mendaftarkannya di database ITO untuk mempermudah ITO mengontrol customer ID.
3. Penginstalan database menggunakan posgresql
Keterangan : versi aplikasi posgresql harus lebih dari 8.3
$ psql(masuk ke psql)
278
postgres=# create user epns password epns; (membuat user epns dan passwordnya)
postgres=# create user secman password secman; (membuat user secman dan passwordnya)
$ psql(masuk ke psql)
279
epns_latihan=#\i ./9_Lelang_Konstruksi.sql(untuk mengimport database kesembilan)
Konfigurasi Postgresql
b) Database dibuat menjadi 2 bentuk yaitu 2 folder ( epns dan secman) dan 4 folder (epns_prod & epns_latihan), (secman_prod & secman_latihan).
280
4. Penginstalan webserver menggunakan apache
Keterangan : apache harus dilengkapi dengan modul JK, security, deflate dan evasive.
# vim /etc/apache2/sites-available/default
281
d) Membuat folder source code SPSE agar tidak bisa diakses dari luar.
<DirectoryMatch /home/appserv/epns-prod-325/eproc/WEB-INF>
AllowOverride None
Order deny,allow
</DirectoryMatch>
<DirectoryMatch /home/appserv/epns-lat-325/latihan/WEB-INF>
AllowOverride None
Order deny,allow
</DirectoryMatch>
282
e) Konfigurasi untuk koneksi antara apache (webserver) dan tomcat (aplikasi webserver)
JkWorkersFile /etc/apache2/workers.properties
JkLogFile /var/log/apache2/mod_jk.log
JkLogLevel debug
f) Konfigurasi untuk modul deflate (pertukaran data antara server dan client dimuat dalam bentuk .zip agar lebih ringan.)
SetOutputFilter DEFLATE
DeflateBufferSize 65536
DeflateCompressionLevel 9
DeflateMemLevel 9
283
DeflateWindowSize 15
SetEnvIfNoCase Request_URI
\.(?:gif|jpeg|jpe|jpg|png|ico|t?gz|zip|rar|pdf|doc|xls|dat)$ no-gzip dont-vary
g) Konfigurasi client ID. Bertujuan agar setiap client mempunyai ID yang berbeda.
<IfModule mod_headers.c>
</IfModule>
284
h) Konfigurasi untuk host (identitas host server)
<VirtualHost *:80>
LogLevel warn
SetInputFilter DEFLATE
SetOutputFilter DEFLATE
</VirtualHost>
285
i) Konfigurasi untuk modul evasive (Bertujuan untuk mengurangi flooding request/DOS/brute force attack.)
<IfModule mod_evasive20.c>
DOSHashTableSize 6194
DOSPageCount 25
DOSSiteCount 80
DOSPageInterval 1
DOSSiteInterval 1
DOSBlockingPeriod 10
</IfModule>
SecAuditEngine RelevantOnly
SecRequestBodyAccess On
SecResponseBodyAccess On
SecAuditLogParts ABCFHZ
SecAuditLog /var/log/apache2/audit_apache.log
SecDebugLog /var/log/apache2/modsec_debug.log
286
SecDebugLogLevel 3
SecDefaultAction log,auditlog,deny,status:403,phase:2,t:none
SecRuleEngine On
287
SecRule HTTP_HOST "\x25"
288
SecRule REQUEST_URI "^OR 1=1--*"
SecRequestBodyLimit 800000000
SecResponseBodyLimit 800000000
<LocationMatch /cgi-bin/>
</LocationMatch>
ps=/
worker.worker1.port=8009
worker.worker1.host=localhost
worker.worker1.type=ajp13
worker.worker1.lbfactor=1
worker.worker2.port=7009
worker.worker2.host=localhost
289
worker.worker2.type=ajp13
worker.worker2.lbfactor=1
# vim /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/conf/server.xml
Pada context path, sesuaikan isian docBase dengan gambar dibawah ini:
290
Konfigurasi Tomcat
291
<Context path="/latihan" docBase="/home/appserv/epns-lat-325/latihan"
reloadable="false" ></Context>
# nano WEB-INF/classes/application.properties (membuka file application.properties untuk melakukan konfigurasi file tersebut). Database dari isi file tersebut dirubah
untuk menyesuaikan dengan nama database yang akan kita buat, misalny, database yang akan kita buat adalah epns_latihan dan secman_latihan, maka konfigurasi pada:
secman.jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost secman_prod
menjadi
secman.jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost secman_latihan (secman_prod diganti sesuai dengan database yang kita buat, dalam hal ini secman_latihan)
292
jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost/epns_prod
menjadi
jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost/epns_latihan (epns_proddiganti menyesuaikan dengan database yang kita buat, dalam hal ini epns_latihan)
7. Test konfigurasi
1. Restart service
# /etc/init.d/apache2restart(untuk restart service apache2)
Selanjutnya, buka browser, lalu ketikan pada address di browser yang anda pakai:
192.168.1.23 (ip-address)/latihan (jika anda melakukan penginstalan di dalam computer yang berbeda)
Jika sudah berhasil, untuk keluar dari menu debug catalina ketik Ctrl+C
293
3. Perintah aplikasi agar tetap running selama server on :
# /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh
Setelah terbuka filenya, tambahkan dua command dibawah ini setelah exit 0
/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh
8. Install snmp
1. Perintah install snmp
apt-get install snmp snmpd
294
2. Konfigurasi snmp
3. Restart snmp
etc/init.d/snmpd restart
295
9. Test hasil instalasi
Check login
Check email
Check upload
Ruang lingkup
a. Konfirmasi hasil instalasi SPSE berfungsi sebagai pernyataan bahwa proses instalasi e-Procurement telah selesai melalui CRM.
b. Konfirmasi hasil instalasi SPSE melibatkan dua departemen yaitu ITO dan PM.
c. Konfirmasi instalasi SPSEdilaksanakan setelah penginstalan SPSE sudah selesai.
d. PM akan menggunakan hasil konfirmasi instalasi SPSE dari ITO untuk pemberitahuan kepada customer bahwa penginstalan SPSE telah selesai.
Definisi
296
Prosedur konfirmasi hasil instalasi SPSE
ITO PM
Mulai
Pastikan instalasi
aplikasi SPSE
selesai
Pemberitahuan
Pemberitahuan
selesai
selesai
penginstalan ke CRM
penginstalan dari
PM (Assign back
PIC ITO
ticketing CRM)
Konfirmasi
penginstalan
selesai
Pemberitahuan
selesai
penginstalan ke
customer
Selesai
297
1.4.2 Check hasil instalasi SPSE
Ruang lingkup
a. Check hasil instalasi SPSE dilakukan oleh customer.
b. Informasi/feedback antara customer, PM, dan ITO dilakukan secara elektronik melalui CRM.
c. Setelah pemberitahuan dari PM customer akanmencoba aplikasi SPSE. Apabila aplikasi SPSE tidak berjalan dengan baik atau error maka customer akan
menginformasikan hal tersebut ke PM (feedback).
d. Error yang sudah diterima oleh PM akan dilanjutkan ke ITO sebagai permintaan perbaikan.
e. Jika instalasi SPSE berjalan dengan baik maka customer akan menginformasikan hal tersebut ke PM (feedback).
f. Feedback yang diterima akan digunakan oleh PM untuk melakukan finalisasi SPSE.
g. PM akan mengirim informasi tersebut ke ITO dan digunakan untuk pencatatan buku sebagai tanda bukti bahwa instalasi SPSE sudah selesai dan terlaksana.
h. Jika ITO tidak menerima feedback lebih dari 2 hari maka instalasi SPSE dianggap selesai.
Definisi
298
Prosedur Check SPSE
Customer PM ITO
Mulai
Pemeriksaan
aplikasi SPSE oleh
customer
Peyelesaian error
aplikasi SPSE
Pemeriksaan Konfirmasi (terhubung dengan
aplikasi SPSE penyelesaian error proses instalasi
selesai ke customer SPSE)
Konfirmasi
penyelesaian error
Feedback Error (terhubung dengan
Penerimaan error
report dari proses instalasi
aplikasi SPSE
customer SPSE)
Pencatatan buku
< 2 hari (bukti instalasi
aplikasi SPSE
selesai)
Penginstalan e-
procurement
selesai (ticketing
CRM closed)
Selesai
299
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
300
1. Lampiran-lampiran
Form instalasi
Nama
No Customer Aplikasi Keterangan
Tgl Pelaksanaan Instalasi
301
Ticketing CRM (Create)
302
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH
JAKARTA
2012
303
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
304
Nomor SOP 41/SOP/LPSE/D.2/2012
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses tata cara regristrasi dan verifikasi calon penyedia
barang/jasa seperti: mendownload formulir, mengisi formulir, melakukan verifikasi
dokumen dan menyetujui atau menolak registrasi penyedia barang/jasa Peralatan/Perlengkapan :
Tujuan : 1. Formulir Data Penyedia
1. Memberikan arahan prosedur bagi pelaksanaan proses registrasi dan verifikasi calon 2. Formulir Keikutsertaan
penyedia barang/jasa (vendor) untuk mendapatkan akun SPSE
2 Menentukan kelayakan (eligibility) penyedia barang/jasa melalui mekanisme kontrol atas Pencatatan dan Pendataan :
registrasi calon penyedia barang/jasa
Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Definiisi :
pelaksana.
Keterkaitan : 1 Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
1 SOP Pengarsipan Dokumen Dukungan Pengguna LPSE.
2 Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.
3 Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna LPSE.
305
SOP REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Penyedia Front office Helpdesk LPSE Verifikator Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Melakukan registrasi oline pada website 1. Wajib menggunakan e-mail perusahaan N/A
Mulai
LPSE/aplikasi SPSE (tidak boleh e-mail pribadi)
2. Tata cara registrasi pada aplikasi SPSE
mengacu pada panduan pengguna (user
guide) aplikasi SPSE
2 Mengunduh (download) formulir data penyedia N/A Blanko Formulir
dan formulir keikutsertaan yang tersedia pada Data Penyedia dan
aplikasi SPSE. Blanko Formulir
Keikutsertaan
6 Membuat Surat Kuasa untuk verifikasi 1. Pimpinan perusahaan dapat menguasakan N/A Surat Kuasa Untuk Blanko
kepada pihak manapun untuk melakukan Verifikasi tersedia/menyatu
proses verifikasi di LPSE. dengan formulir
keikutsertaan
2. Surat kuasa dibuat diatas kertas berkop
perusahaan dan ditandatangani pimpinan
perusahaan serta penerima kuasa, dicap dan
bermaterai.
3. Apabila pimpinan perusahaan yang
melakukan verifikasi maka tidak perlu
membuat surat kuasa.
7 Mempersiapkan berkas permohonan 1. Formulir data penyedia, Formulir N/A Berkas
keikutsertaan dan Dokumen perusahaan asli Permohonan
serta copy nya (softcopy/hardcopy) terdiri
dari 1.KTP pemilik/ direktur/ pengurus; 2.
NPWP; 3. SIUP/ SIUJK/ SBU/ ijin untuk
menjalankan kegiatan/usaha sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; 4. Akta pendirian perusahaan
dan Akta perubahan terakhir. Untuk
Perseorangan dan Koperasi persyaratan
menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku
306
9 Memberikan nomor antrian dan 5 menit Nomor antrian
mempersilahkan penyedia untuk menunggu
giliran menghadap helpdesk diruang tunggu
Ya
307
17 Menyerahkan tanda terima berkas kepada 5 menit Tanda terima
penyedia dan menyerahkan berkas permohonan berkas
kepada verifikator
308
LEMBAR PENGESAHAN
REGISTRASI PPK
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
309
Nomor SOP 42/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
REGISTRASI PPK
Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun PPK
Penjelasan Singkat : 2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan PPK
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun PPK, verifikasi dan pembuatan akun
oleh Admin Agency sehingga PPK dapat melakukan login dengan akun yang telah
didaftarkan tersebut Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi PPK dalam melakukan permohonan
pembuatan akun pada aplikasi SPSE kepada Admin Agency
Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
ditetapkan. Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
Keterkaitan : kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
1 SOP Pengarsipan Dokumen ULP/PPK
310
SOP REGISTRASI PPK
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
PPK Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Formulir permohonan pembuatan akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Admin Agency PPK disampaikan secara
langsung (hardcopy)
2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan PPK atau melalui e-mail
(softcopy)
2 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 10 menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta PPK untuk melengkapi/memperbaiki Admin Agency mencantumkan kekurangan 5 menit
berkas permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
Melengkapi kekurangan berkas permohonan N/A
5 Membuat Akun PPK pada aplikasi SPSE 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun PPK
2. Aktivasi akun dilakukan jika PPK telah
mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 5 menit e-mail
dan password) PPK yang telah dibuat dengan informasi akun
tembusan kepada Kepala LPSE PPK
311
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
REGISTRASI PPK
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
312
Permohonan Pembuatan Akun PPK
Data Instansi
NamaInstansi
Alamat
KodePos
Telepon
Fax
Kontak Person
313
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
314
Nomor SOP 43/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Panitia Pengadaan
Penjelasan Singkat : 2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan Panitia Pengadaan
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun Panitia Pengadaan, verifikasi dan
pembuatan akun oleh Admin Agency sehingga Panitia Pengadaan dapat melakukan login
dengan akun yang telah didaftarkan tersebut Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Panitia Pengadaan dalam melakukan
permohonan pembuatan akun pada aplikasi SPSE kepada Admin Agency
Peringatan : Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
ditetapkan. kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Pengadaan/Pokja ULP/PPK
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
1 SOP Pengarsipan Dokumen
315
SOP REGISTRASI PANITIA PENGADAAN
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Panitia Keterangan
Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Pengadaan
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Formulir permohonan pembuatan akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Admin Agency Panitia Pengadaan disampaikan secara
langsung (hardcopy)
2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan atau melalui e-mail
Panitia Pengadaan (jika disampaikan (softcopy)
langsung membawa asli dan copy, jika
disampaikan melalui email SK asli di scan)
2 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 10 menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak
copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta Panitia Pengadaan untuk Admin Agency mencantumkan kekurangan 5 menit
melengkapi/memperbaiki berkas permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A
5 Membuat Akun Panitia Pengadaan pada aplikasi 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
SPSE berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun Panitia Pengadaan
2. Aktivasi akun dilakukan jika Panitia
Pengadaan telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 5 menit e-mail
dan password) Panitia Pengadaan yang telah informasi akun
dibuat dengan tembusan kepada Kepala LPSE Panitia
Pengadaan
7 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP 10 Menit Arsip berkas
pengarsipan berkas Selesai permohonan
316
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
317
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Panitia
Data Instansi
Nama Instansi
Alamat
Kode Pos
Telepon
Fax
Kontak Person
318
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
319
Nomor SOP 44/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Admin Agency
Penjelasan Singkat : 2 Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai Admin Agency
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun admin agency K/L/D/I., verifikasi dan
pembuatan akun oleh Admin PPE sehingga admin agency dapat melakukan login dengan
akun yang telah didaftarkan tersebut Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Pengelola LPSE dan Pimpinan Instansi
Admin Agency dalam melakukan permohonan pembuatan akun pada aplikasi SPSE
kepada Kepala
Peringatan : LPSE Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1
ditetapkan. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh ULP/PPK
pelaksana. 2 Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
Keterkaitan : mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
1 SOP Pengarsipan Dokumen helpdesk dan auditor/pemeriksa)
320
SOP REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Pimpinan Instansi Keterangan
Admin Agency Kepala LPSE Admin PPE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Admin Agency
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan N/A Berkas dapat
Mulai 1. Formulir permohonan pembuatan akun
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE disampaikan secara
Admin Agency
(hardcopy) langsung
2. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai atau melalui e-mail
Admin Agency (softcopy)
3. Surat Permohonan Kepada Pimpinan LPSE
2 Menerima berkas permohonan, menjawab surat N/A Surat Jawaban
permohonan kepada pimpinan instansi pemohon Permohonan
dan mendisposisikan kepada Admin PPE untuk Pembuatan
ditindaklanjuti Akun
3 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 5 Menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap? Ya
4 Meminta Admin Agency untuk melengkapi berkas Admin PPE mencantumkan kekurangan 5 Menit
permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
5 Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A
6 Membuat Akun Admin Agency pada aplikasi SPSE. 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun Admin Agency
2. Aktivasi akun dilakukan jika Admin
Agency telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 1. Akun diberikan melalui e-mail milik 10 menit e-mail
dan password) Admin Agency yang telah dibuat masing-masing personil (Admin Agency) informasi akun
dengan tembusan kepada Kepala LPSE yang terdaftar pada aplikasi SPSE Admin Agency
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
8 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP hasil pembuatan akun Admin Agency 10 Menit Arsip berkas
Selesai
pengarsipan berkas permohonan
321
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
322
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Admin Agency
323
LEMBAR PENGESAHAN
REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
324
Nomor SOP 45/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK
Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Auditor/Pemeriksa/Penyidik
Penjelasan Singkat : 2. Surat Perintah Pemeriksaan
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dan pembuatan akun oleh Admin PPE sehingga
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dapat melakukan login dengan akun yang telah didaftarkan Pencatatan dan Pendataan :
tersebut
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Pimpinan Instansi
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dalam melakukan permohonan pembuatan akun kepada
Kepala LPSE Definiisi :
Peringatan : 1 Auditor/Pemeriksa/Penyidik adalah pihak yang ditunjuk dari lembaga yang
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan memerintahkannya dan ditugaskan untuk memeriksa proses pengadaan sejak awal
ditetapkan. disusun hingga selesai dilaksanakan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2 Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
Keterkaitan : mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
1 SOP Pengarsipan Dokumen helpdesk dan auditor/pemeriksa).
325
SOP REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK
Pelaksana Mutu Baku
Pimpinan Instansi
No Aktivitas Auditor/Pemeriks Keterangan
Auditor/Pemeriks Kepala LPSE Admin PPE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
a/Penyidik
a/Penyidik
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Surat Permohonan Pembuatan Akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE disampaikan secara
2. Formulir permohonan pembuatan akun
(hardcopy) langsung
Auditor/Pemeriksa/Penyidik
atau melalui e-mail
3. Surat Perintah Pemeriksaan (softcopy)
2 Menerima berkas permohonan, menjawab surat N/A Surat Jawaban
permohonan kepada pimpinan instansi pemohon Permohonan
dan mendisposisikan kepada Admin PPE untuk Pembuatan
ditindaklanjuti Akun
3 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 5 Menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta Auditor/Pemeriksa/Penyidik untuk Admin PPE mencantumkan kekurangan 5 Menit
melengkapi berkas permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
5 Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A
6 Membuat Akun Auditor/Pemeriksa/Penyidik pada 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
aplikasi SPSE. berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik
2. Aktivasi akun dilakukan jika
Auditor/Pemeriksa/Penyidik telah
mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 1. Akun diberikan melalui e-mail milik 10 menit e-mail
dan password) Auditor/Pemeriksa/Penyidik yang masing-masing personil informasi akun
telah dibuat dengan tembusan kepada Kepala LPSE (Auditor/Pemeriksa/Penyidik) yang Auditor/Pemeri
terdaftar pada aplikasi SPSE ksa/Penyidik
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
8 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP Hasil pembuatan akun 10 Menit Arsip berkas
Selesai
pengarsipan berkas permohonan
326
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
327
Formulir Permohonan Pembuatan Akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik (untuk 1 orang)
Data Instansi
Nama Instansi
Alamat
Kode Pos
Telepon
Fax
Kontak Person
328
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
329
Nomor SOP 46/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN
AGENCY LPSE
Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat : 1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE
Prosedur ini mencakup proses perintah pembuatan akun oleh Kepala LPSE kepada
Admin PPE, pembuatan akun oleh Admin PPE dan penyampaian akun yang telah dibuat 2. SK Pembuatan Akun
kepada masing-masing personil (Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE) Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE dalam melakukan perintah
pembuatan akun registrasi verifikator/ helpdesk/admin agency LPSE kepada Admin PPE.
Definiisi :
Peringatan : 1. Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
ditetapkan. helpdesk dan auditor/pemeriksa).
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
1 SOP Pengarsipan Dokumen
330
SOP REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY LPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Kepala Keterangan
Admin PPE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
1 Mengeluarkan SK Pembuatan Akun 3 hari SK Pembuatan
Mulai
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE, Akun
dilengkapi Formulir Pembuatan Akun Verifikator/Helpde
Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE sk/Admin Agency
LPSE
Memerintahkan Admin PPE untuk membuat akun N/A
(User id dan password) Sesuai SK dan Formulir
Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin
Agency LPSE
2 Membuat Akun Verifikator/Helpdesk/Admin 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 60 menit Akun
Agency LPSE pada aplikasi SPSE saat pembuatan berdasarkan pada data yang Verifikator/Helpde
tercantum dalam Formulir Pembuatan Akun sk/Admin Agency
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE LPSE pada aplikasi
SPSE
331
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
332
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE
User Pengangkatan
No Nama NIP ID E-Mail Sebagai No SK
1 Admin Agency
2 Verifikator
3 Helpdesk
4 Trainer
Tanggal Pemohon Tandatangan
333
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
334
Nomor SOP 47/SOP/LPSE/D.2/2012
REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN
AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER
Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service
Penjelasan Singkat : Provider
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun 2. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider dan pembuatan akun oleh Admin Service Provider
PPE LPSE Sistem Provider sehingga Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider Pencatatan dan Pendataan :
dapat melakukan login dengan akun yang telah didaftarkan tersebut
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE Service Provider dalam
melakukan permohonan pembuatan akun kepada Kepala LPSE Sistem Provider
Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1 Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
ditetapkan. mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun helpdesk dan auditor/pemeriksa).
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2 Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
ULP/PPK
Keterkaitan : 3 LPSE Service Provider adalah LPSE yang menginduk pada LPSE terdekat dan tidak
memiliki fungsi pengelolaan server yang telah terinstalasi SPSE.
1 SOP Pengarsipan Dokumen 4 Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.
335
SOP REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER
Pelaksana Mutu Baku
Verifikator/Helpdes
No Aktivitas Kepala LPSE Kepala LPSE Sistem Admin PPE Keterangan
k/Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Service Provider Provider Sistem Provider
Service Provider
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Surat Permohonan Pembuatan Akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE disampaikan secara
2. Formulir permohonan pembuatan akun
Sistem Provider (hardcopy) langsung
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
atau melalui e-mail
Service Provider
(softcopy)
3. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE
Service Provider
2 Menerima berkas permohonan, menjawab surat N/A Surat Jawaban
permohonan kepada pimpinan instansi pemohon Permohonan
dan mendisposisikan kepada Admin PPE Sistem Pembuatan
Provider untuk ditindaklanjuti Akun
3 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 5 Menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Admin PPE Sistem Provider mencantumkan 5 Menit
Service Provider untuk melengkapi berkas kekurangan berkas Permohonan yang harus
permohonan dilengkapi
5 Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A
6 Membuat Akun Verifikator/Helpdesk/Admin 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
Agency Service Provider pada aplikasi SPSE. berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider
2. Aktivasi akun dilakukan jika
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 1. Akun diberikan melalui e-mail milik 10 menit e-mail
dan password) Verifikator/Helpdesk/Admin masing-masing personil informasi akun
Agency Service Provider yang telah dibuat dengan (Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Verifikator/Hel
tembusan kepada Kepala LPSE Sistem Provider Service Provider) yang terdaftar pada pdesk/Admin
aplikasi SPSE Agency Service
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera Provider
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
8 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP Hasi pembuatan akun 10 Menit Arsip berkas
Selesai
pengarsipan berkas permohonan
336
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
337
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE Service
Provider
User Pengangkat
No Nama NIP ID E-Mail an Sebagai No SK
Admin
1 Agency
2 Verifikator
3 Helpdesk
Tanggal Pemohon Tanda tangan
338
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
339
Nomor SOP 48/SOP/LPSE/D.2/2012
Peralatan/Perlengkapan :
1 Surat Keputsan/SK pembentukan dan penunjukan personil LPSE
Penjelasan Singkat : 2 Data Profile LPSE
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun oleh Kepala LPSE kepada 3 Data Personil Admin PPE
PM Direktorat e-Procurement LKPP dan pembuatan akun oleh PM Direktorat e- 4 KTP Admin PPE
Procurement LKPP Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE dalam melakukanpermohonan
pembuatan akun Admin PPE kepada PM Direktorat e-Procurement LKPP
Peringatan : Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Program Manager yang selanjutnya disebut PM adalah Tim yang terdiri dari personil
ditetapkan. pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Penyiapan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Kebijakan E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-Procurement
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Direktorat e-Procurement LKPP
pelaksana.
Keterkaitan :
340
SOP REGISTRASI ADMIN PPE
Pelaksana Mutu Baku
PM Direktorat
No Aktivitas Kepala Keterangan
e-Procurement Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
LKPP
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Surat Keputsan/SK pembentukan dan N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Program penunjukan personil LPSE disampaikan secara
Manager Direktorat e-Procurement LKPP 2. Data Profile LPSE (hardcopy) langsung
3. Data Personil Admin PPE atau melalui e-mail
4. KTP Admin PPE (softcopy)
5 Membuat Akun Admin PPE pada aplikasi SPSE Tata cara pembuatan akun pada aplikasi 30 menit
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id Dalam e-mail diinformasikan untuk segera 10 menit e-mail informasi
dan password ) admin PPE yang telah dibuat melakukan login dengan User ID dan akun Admin PPE
kepada Kepala LPSE Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
7 Memberitahukan user id dan password kepada hasil pembuatan akun 5 Menit informasi akun
Admin PPE sampai kepada
LPSE
Selesai hasil pembuatan akun
8 Pengarsipan Dokumen 10 Menit Arsip Dokumen
341
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
342
Nomor SOP 49/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
pengaktifkan kembali akun penyedia
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengaktifkan kembali akun
penyedia
Peringatan : Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
ditetapkan. melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
1 SOP Pengarsipan Dokumen
343
SOP PENGAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Kepala LPSE Verifikator Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Menerima permohonan pengaktifan kembali akun 1. Surat Permohonan Pengaktifan kembali N/A Berkas dapat
Mulai
(user ID dan Password) dari penyedia barang/jasa akun disampaikan secara
disertai bukti pendukung penyelesaian (hardcopy) langsung
pelanggaran yang terjadi 2. Dokumen pendukung penyelesaian atau melalui e-mail
pelanggaran (softcopy)
9 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP berkas permohonan dan proses pengaktifan 10 Menit Arsip berkas
pengarsipan berkas akun
10 Melaporkan bahwa akun penyedia telah diaktifkan 10 Menit
kembali kepada Kepala LPSE
11 Mengrimkan surat pemberitahuan bahwa akun 1 hari kerja
Selesai
telah diaktifkan kembali kepada penyedia
barang/jasa
344
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
345
Nomor SOP 50/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
penonaktifan akun penyedia
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengonaktifan akun penyedia
Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
ditetapkan. memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
Keterkaitan : personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
1. SOP Pengarsipan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
346
SOP PENONAKTIFAN AKUN PENYEDIA
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Kepala LPSE Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Menerima pengaduan atau informasi bahwa 1. Surat Pengaduan N/A Berkas dapat
Mulai
penyedia melakukan pelanggaran terhadap disampaikan secara
Persyaratan dan Ketentuan Penggunaan SPSE, (hardcopy) langsung
melakukan pemalsuan dokumen registrasi dan 2. Dokumen pendukung terjadinya atau melalui e-mail
verifikasi penyedia barang/jasa atau telah pelanggaran (softcopy)
ditetapkan dalam daftar hitam oleh PA/KPA
4 Mengrimkan jawaban atas surat pengaduan bahwa 1 hari kerja Jawaban Surat
Selesai
pengaduan atau informasi yang disampaikan tidak Pengaduan
benar/tidak dapat dijadikan dasar penonaktifan hasil analisa dan klarifikasi
akun
5 Menerbitakan surat pernyataan telah terjadinya 1 hari kerja Surat Pernyataan
pelanggaran terhadap Persyaratan dan Ketentuan telah terjadinya
Penggunaan SPSE, melakukan pemalsuan pelanggaran
hasil analisa dan klarifikasi
dokumen registrasi dan verifikasi penyedia
barang/jasa atau telah ditetapkan dalam daftar
hitam oleh PA/KPA
6 Mengirimkan surat usulan penonaktifan dengan Surat Pernyataan telah terjadinya 1 hari kerja
melampirakan surat pernyataan dan bukti-bukti pelanggaran
pendukung terjadinya pelanggaran oleh penyedia
barang/jasa kepada Helpdesk LKPP
7 Menerima surat usulan dan melakukan klarifikasi Surat permohonan/usulan dan Pernyataan 2 hari kerja hasil analisa dan
Tidak Ya
kepada LPSE yang mengusulkan. Apakah surat telah terjadinya pelanggaran dari LPSE klarifikasi
usulan yang disampaikan benar ?
Selesai
8 Menonaktifkan akun penyedia barang/jasa Tata cara penonaktifan akun pada aplikasi 10 menit akun penyedia non
tersebut SPSE mengacu pada panduan pengguna aktif
(user guide) aplikasi SPSE
9 Memberitahukan penonaktifan kepada penyedia 1 hari kerja
barang/jasa dan LPSE tempat penyedia
barang/jasa tersebut terdaftar
10 berkas pengaduan dan proses penonaktifan
Selesai
Melakukan pengarsipan akun 10 Menit Arsip berkas
347
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
348
Nomor SOP 51/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
penonaktifan akun PPK dan Panitia Pengadaan/Pokja ULP
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengonaktifan akun PPK dan
Panitia Pengadaan/Pokja ULP
Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1
ditetapkan. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Pengadaan/Pokja ULP/PPK
pelaksana. 2 PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Keterkaitan : Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
349
SOP PENONAKTIFAN AKUN PPK DAN PANITIA PENGADAAN/POKJA ULP
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
PA/KPA Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Mengirimkan berkas permohonan penonaktifan 1. Surat Permohonan Penonaktifan Akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun kepada Admin Agency disampaikan secara
(hardcopy) langsung
2. Surat Keputusan/SK dari PA/KPA tentang atau melalui e-mail
pemberhentian atau perubahan PPK (softcopy)
dan/atau Panitia Pengadaan/Pokja ULP
3 Melakukan analisa dan klarifikasi kepada PA/KPA Berkas permohonan 3 hari kerja hasil analisa dan
apakah benar mengajukan permohonan Tidak Ya klarifikasi
Selesai
4 Menonaktifkan akun pada aplikasi SPSE Tata cara penonaktifan akun pada aplikasi 10 menit akun non aktif
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
5 Mengrimkan pemberitahuan kepada PPK dan/atau 1 hari kerja
Panitia Pengadaan/Pokja ULP yang dinonaktifkan
serta tembusan kepada Kepala LPSE
6 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP berkas permohonan dan proses non aktif 10 Menit arsip berkas
pengarsipan berkas Selesai
350
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH
JAKARTA
2012
351
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
352
Nomor SOP 52/SOP/LPSE/D.2/2012
2 Daftar Revisi
Penjelasan Singkat :
Mencakup tindakan pemulihan keadaan aplikasi SPSE akibat kendala teknis apapun yang
terjadi.
Definisi :
1. IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
ditetapkan. Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2. Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
pelaksana. memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
Keterkaitan :
3. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP
4 Bagian Infrastruktur LPSE adalah personil yang memiliki tugas dan kewenangan pada
infrastruktur LPSE
353
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support
Pemulihan Keadaan Aplikasi SPSE Akibat Kendala Teknis
1.1 Access ke Ruang Data Center 10 menit
Mulai
Selesai
354
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support
Pemulihan Kendala Teknis Akibat Server Tidak berfungsi
4.1 Server down/mati
Mulai
Selesai hasil
pengecekan
355
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support
Selesai
eskalasi
356
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support
4.7 Operating System Server Hang atau Error
Mulai
Selesai
restore data
Selesai
357
LEMBAR PENGESAHAN
UJI FORENSIK
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
358
Nomor SOP 53/SOP/LPSE/D.2/2012
UJI FORENSIK
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh panitia pengadaan untuk
melakukan uji forensik terhadap dokumen penawaran.
Tujuan :
1 Menjamin terselesaikannya permasalahan terkait dengan Pembukaan File Penawaran Pencatatan dan Pendataan :
(.rhs) oleh Panitia
2 Menjamin didapatkannya kepastian status dokumen penawaran yang gagal didekripsi
oleh panitia
3 Menjamin terlaksananya kegiatan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang
dilaksanakan melalui LPSE, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengadaan barang/jasa Definisi :
Peringatan : 1. Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
pelaksana. Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Keterkaitan : Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
3. Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna LPSE.
359
UJI FORENSIK
No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Keterangan
Panitia Pengadaan Helpdesk LPSE Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Uji Forensik
1 Panitia pengadaan pada tahap pembukaan penawaran menemukan Mulai
satu atau lebih file penawaran tidak dapat didekripsi /tidak berhasil
dibuka.
N/A
File penawaran tidak dapat di
buka/didekripsi/didownload
2 Panitia pengadaan mengisi dan menyampaikan Berita Acara Uji
Forensik disertai dengan file penawaran (.rhs) kepada LPSE (Format
BA Uji Forensik terlampir).
N/A
File penawaran tidak dapat di
buka/didekripsi/didownload
3 LPSE menerima file penawaran yang tidak dapat didekripsi beserta
kunci private yang dicantumkan pada BA Uji forensik dan mencoba
File penawaran yang tidak dapat di
untuk mendekripsi file penawaran tersebut :
buka/didekripsi dan BA Uji
Forensik
360
c. Jika gagal didekripsi LPSE :
361
Helpdesk LKPP memberitahukan kepada LPSE untuk
mendekripsi kembali file penawaran (.rhs) yang tidak bisa
didekripsi tersebut, hasil dekripsi file
Berita Acara Uji Forensik dan file
penawaran oleh LPSE
penawaran yang tidak dapat
dibuka/didekripsi
LPSE menerima pemberitahuan dari Helpdesk LKPP bahwa
file .rhs dapat didekripsi .
pemberitahuan hasil dekripsi file
1 hari
penawaran oleh LPSE
1 hari
hasil uji forensik dari
Lembaga Sandi Negara
Helpdesk LKPP memproses surat keterangan hasil uji forensik
1 hari
Hasil uji forensi dari Lembaga Sandi Surat Keterangan dari 1 hari sejak diterimanya
Negara LKPP hasil uji forensik
Helpdesk LPSE menyampaikan surat keterangan dari LKPP
atas hasil uji forensik Selesai
1 hari
Surat Keterngan dari 1 hari sejak diterimanya
Surat Keterangan dari LKPP LKPP diterima LPSE hasil uji forensik
362
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
UJI FORENSIK
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
363
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tanggal :
Berupa :
a. Id Lelang :
b. Nama Lelang :
c. Jenis Penawaran :
d. Nama File :
e. Ukuran :
g. Private Key :
h. Keterangan :
364
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
365
Nomor SOP 54/SOP/LPSE/D.2/2012
Peralatan/Perlengkapan :
1 Formulir Eskalasi Insiden
Penjelasan Singkat : 2 Logbook Sistem
Manajemen Insiden Keamanan Informasi SPSE meliputi setiap peristiwa yang mengganggu,
mengancam, membocorkan dan merusak informasi SPSE. Insiden keamanan informasi ini
tidak dapat ditangani oleh technical support LPSE sendirian dan jika dalam organisasi
LPSE/LKPP sudah ada fungsi Koordinator Staff Keamanan Informasi tetapi jika belum ada Pencatatan dan Pendataan :
fungsi ini maka Kepala LPSE akan bertindak sebagai Staff Keamanan Informasi yang
memberikan arahan manajerial dan technical support sebagai pelaksana teknis
Ruang lingkup Insiden Kemanan Informasi terdiridari 2 bagian yaitu disebabkan oleh
program jahat (Worm, Virus, Backdoor dan sejenisnya) dan aktivitas peretas. Aktivitas peretas
yang harus ditangani adalah percobaan pemaksaan akses pada sistem, akses oleh pengguna
yang tidak diotorisasi, penghapusan peretas dari sistem
Tujuan :
SOP Penanganan Insiden Keamanan Informasi SPSE disusun dengan tujuan untuk mencegah
atau meminimalkan kerugian yang ditimbulkan dari insiden ini dan jika sudah menggangu
layanan SPSE maka SOP ini juga bertujuan mengembalikan operasi layanan normal secepat
mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis, sehingga memastikan
bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan Definisi :
Peringatan : 1 Insiden Keamanan Informasi SPSE adalah kejadian yang terjadi dan tidak
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan diperkirakan/direncanakan pada infrastruktur dan sistem TIK di LPSE. Kejadian
ditetapkan. tersebut menimbulkan gangguan bisnis utama LPSE dan tidak dapat ditangani oleh
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Technical Support di Level 1
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan : 2. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP
3 Administrator Sistem LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi
Unit Administrasi Sistem Elektronik pada LPSE
366
PENANGANAN INSIDEN KEAMANAN INFORMASI SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE TUS Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Program Jahat
1 Melakukan isolasi sistem melalui pemutusan Mulai 10 menit Disconnect
koneksi keluar
367
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Support (TUS Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
pada LKPP)
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Aktivitas Perentas Yang Memaksa Akses Pada Sistem
1 Mengidentifikasi masalah dengan cara mencari Mulai Log book Sistem 3 jam
sumber serangan berdasarkan file sistem log dan
koneksi jaringan aktif
368
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE Support (TUS Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Aktivitas Perentas/Pengguna Yangpada LKPP)
Tidak Diotorisasi Telah Masuk Ke Sistem
1 Jika diidentifikasi adanya aktivitas pada sistem Mulai 5 menit
yang tidak diotorisasi, Administrator sistem LPSE
sistem harus mengambil langkah darurat untuk
menghubungi pihak yang terkait kurang dari 5
menit setelah kejadian diketahui
2 Pihak yang terkait akan memutuskan untuk 15 menit
membiarkan aktifitas tersebut berlanjut dulu atau
harus segera dihentikan
3 Langkah yang diambil tersebut akan diberitahukan 30 menit
kepada staf yang lebih tinggi dalam waktu kurang
dari 30 menit dan melakukan eskalasi pada level
manajement (kepala LPSE/LKPP) serta Support
level 2 (TUS ) atau Support Level 3 (ITO )
Selesai
369
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
370
Nomor SOP 55/SOP/LPSE/D.2/2012
Definisi :
1 Insiden infrastruktur adalah kejadian yang terjadi dan tidak diperkirakan/direncanakan
pada infrastruktur seperti perangkat komputer, penyimpanan dan jaringan yang ada di
LPSE. Kejadian tersebut menimbulkan gangguan pada operasional TIK di LPSE dan tidak
dapat ditangani oleh Technical Support di Level 1
Penjelasan Singkat : 2 Dampak Dampak ditentukan oleh berapa banyak personil atau fungsi yang terpengaruh.
Manajemen Insiden meliputi setiap peristiwa yang mengganggu, atau yang dapat Ada tiga kelas dampak :
mengganggu, layanan. Ini termasuk peristiwa yang dikomunikasikan secara langsung oleh 3 - Rendah - Layanan diturunkan tetapi masih beroperasi dalam spesifikasi SLA
pengguna atau staf LPSE melalui Service Desk . 2 - Medium - Layanan terdegradasi dan masih berfungsi tetapi tidak beroperasi dalam
spesifikasi SLA.
1 - Tinggi Layanan tidak berfungsi dan tidak tersedia sama sekali
Dampak dari insiden akan digunakan dalam menentukan prioritas resolusi.
Tujuan : 3 Keparahan Insiden. Keparahan ditentukan oleh berapa banyak pengguna dibatasi dari
SOP Penanganan Insiden Infrastruktur disusun dengan tujuan untuk mengembalikan operasi melakukan pekerjaan mereka. Tingkat keparahan insiden akan digunakan dalam
layanan normal secepat mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis, menentukan prioritas untuk resolusi. Ada tiga kelas dari keparahan :
sehingga memastikan bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan. 3 - Rendah - Isu mencegah pengguna dari melakukan sebagian dari tugas mereka.
'Layanan operasi normal' didefinisikan di sini sebagai operasi layanan dalam batas SLA 2 - Medium - Isu mencegah pengguna dari melakukan fungsi waktu kritis sensitif.
Peringatan : 1 - Tinggi - Layanan atau bagian utama dari layanan tidak tersedia
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 4 Repository Insiden adalah database yang berisi informasi yang relevan tentang semua
ditetapkan. Insiden apakah telah diselesaikan atau tidak. Status Informasi umum bersama dengan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun catatan yang terkait dengan kegiatan juga harus dijaga dalam format yang mendukung
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pelaporan standar.
pelaksana.
Keterkaitan : 5 Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
6 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
7 semestinya.
Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna pada LPSE.
371
PENANGANAN INSIDEN INFRASTRUKTUR SPSE
Pelaksana Mutu Baku
Helpdesk /
No Aktivitas Technical Keterangan
Administrator Kepala LPSE Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Support
sistem LPSE
1 Pengguna SPSE melaporkan insiden kepada Mulai 15 menit
Helpdesk LPSE
2 Helpdesk LPSE melakukan pencatatan insiden 15 menit catatan
terjadinya
insiden
3 Helpdesk LPSE bersama administrator sistem 15 menit prioritas tindak
LPSE melakukan pengelompokan dan prioritas lanjut insiden
tindak lanjut insiden
4 Jika insiden tersebut mendapatkan prioritas 1 prioritas tindak lanjut insiden 30 menit arahan kepala
(tinggi) maka Administrator Sistem LPSE LPSE (arahan
melaporkan kejadian ini kepada Kepala LPSE dan kebijakan
menunggu arahan kebijakan prosedur yang harus prosedur )
ditempuh
5 Jika insiden ini tersebut mendapat prioritas 2 prioritas tindak lanjut insiden 30 menit arahan kepala
(menengah) maka Administrator Sistem LPSE LPSE/arahan
melaporkan kepada Kepala LPSE untuk pimpinan yang
mendapatkan arahan kebijakan dan prosedur yang berwenang
harus ditempuh. Dalam pelaksanaannya jika (arahan
pimpinan yang harus dihubungi tidak bisa kebijakan
dikontak maka harus melakukan kontak dengan prosedur )
pimpinan/perwakilan yang mempunyai otoritas
berikutnya sesuai dengan struktur organisasi
6 Pada prioritas 1 dan 2, Support level 2 (Helpdesk insiden Pada prioritas 1 dan 2 30 menit hasil diagnosa
LKPP) akan diminta untuk melakukan diagnosa
awal. Hasil diagnosa direkam dan mendapatkan
persetujuan pimpinan yang berwenang sesuai
prioritasnya
7 Support level 2 (Helpdesk LKPP) akan hasil diagnosa 30 menit hasil review
melakukan review atas diagnosa terhadap atas hasil
repository insiden yang ada untuk menyusun diagnosa
tindak lanjut berikutnya
8 Apakah rancangan tindak lanjut melibatkan
tecnical support level 3 (vendor) ?
372
12 Jika insiden tersebut mendapat prioritas 3 1 jam
(rendah) maka administratror sistem LPSE harus
merancang langkah-langkah normalisasi layanan
TIK dengan berkonsultasi dengan Pimpinan
diatasnya dan technical support level 2
373
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
374
Nomor SOP 56/SOP/LPSE/D.2/2012
7 Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan
dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP
8 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan
proses administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
375
PENANGANAN INSIDEN SPSE
Pelaksana Mutu Baku
2 Helpdesk melakukan pencatatan permasalahan pada aplikasi 15 menit Catatan pada CRM
CRM
376
11 Jika insiden tersebut mendapat prioritas 3 (rendah) maka 2 jam hasil konsultasi
Administrator Sistem LPSE harus merancang langkah-langkah
normalisasi layanan TIK dengan berkonsultasi dengan
Pimpinan diatasnya dan Support level 2 (TUS) serta support
level 3 (ITO )
377
LEMBAR PENGESAHAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
378
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA Nomor IK 5/IK/LPSE/D.2/2012
PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-2012
INSTRUKSI KERJA (IK) Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-2013
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi 1. Departemen IT Operation (ITO)
Elektronik. 2. Training and User Support (TUS)
2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem 3. Customer
dan Transaksi Elektronik
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya.
4. PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Tujuan : Perlengkapan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam memberikan solusi tentang
penanggulangan error di aplikasi SPSE dan Menyelesaikan masalah error di
aplikasi SPSE
379
Errorhandlinge-Procurement berbeda dengan penanganan error yang dilakukan 1. Memberikan solusi tentang penanggulangan error di aplikasi SPSE.
di instalasi e-Procurement. Penanganan error di instalasi e-Procurement 2. Menyelesaikan masalah error di aplikasi SPSE.
berlangsung selama proses instalasi aplikasi SPSE masih berjalan dan belum
selesai. Errorhandlinge-Procurement adalah suatu kegiatan maintenance yang
diberikan oleh ITO kepada LPSE, terhadap error/masalah aplikasi SPSE yang
digunakan oleh LPSE. Errorhandling terbagi menjadi 3 prosedur check system
user, network, danservice/aplikasi. Setiap prosedur terdiri dari aktivitas-aktivitas
yang mendukung penyelesaian proses errorhandling. Aktivitas-aktivitas tersebut
dilakukan sesuai permintaan/request dari LPSE. Request tersebut akan di kirim
melalui CRM oleh TUS.
Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja Error 1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
headling e-Procurementadalah sebagai berikut : ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
1. Bagan Arus
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
2. Tabular
oleh Pelaksana.
Keterkaitan : Definisi :
380
Instruksi Kerja :
2. Prosedur errorhandling
Error Handling
Mulai
# Check OS :
Pemeriksaan - Memory
system user - CPU Load
- HDD Space
- Kernel
Error
# Check Apache
Pemeriksaan # Check Java
service/aplikasi # Check PostgreSQL
#Check Tomcat
Penerimaan
feedback dari Konfirmasi
Konfirmasi selesai
customer feedback dari
perbaikan error
(perbaikan error customer
selesai)
Selesai
381
Keterangan perintah errorhandling
Free( Check kapasitas memori yang tidak terpakai/free memory, seperti gambar di bawah ini)
Apabila memory yang terpakai >90% maka kapasitas memory harus ditambah.
df h ( Check kapasitas HDD yang tidak terpakai/free, seperti gambar dibawah ini)
382
Apabila kapasitas HDD >90% maka kapasitas HDD harus ditambah.
uname a ( Check kernel version) pemeriksaan versi kernel bisa dimonitor dari Operating System.
383
4. Check CPU Load
top(Check effesiensi dari penggunaan resource computer, seperti gambar dibawah ini)
384
Vmstat
Tujuan aktivitas ini adalah untuk memeriksa status dari port-port pada di table bawah ini.Pastikan port-port pada table dibawah ini aktif.
IN OUT
80 (TCP) 80 (TCP)
161 (UDP)
25 (TCP)
1. Inbound/Outbound
385
Untuk pemeriksaan inbound dan outboundconnection bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
PingIP public
traceroute IP public-port (port yang akan diperiksa)
nmap -IP public (khusus untuk pemeriksaan port 80)
hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini
c) Check service/aplikasi
Langkah-langkahcheck service/aplikasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Pemeriksaan proses service/aplikasi
2. Restart
3. Lihat log service/aplikasi
386
Pemeriksaan Apache
Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.
387
Handling :
i. Command restart apache /etc/init.d/apache2 restart
ii. Check log /var/log/apache2/error.log
iii. /usr/sbin/apache2ctl e debug
iv. Cek Konfiguration
2. Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:
Restart aplikasi
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/shutdown.sh
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh
388
ps -aux| grep javaatautomcat(hanya melihat proses aplikasi yang dituju)
Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.
389
2. Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:
Restart aplikasi
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/shutdown.sh
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh
Pemeriksaan postgresql
390
1. Pemeriksaan proses aplikasi bisa dilakukan melalui 2 command:
netstat plnt (melihat proses aplikasi secara menyeluruh)
Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.
2. Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:
Restart aplikasi
etc/init.d/postgresql restart
391
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAMPIRAN
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
392
TAHAPAN PROSES LELANG
No Tahapan
1. Pengumuman Lelang
2. Pendaftaran lelang
3. Pemberian Penjelasan
4. Pemasukan penawaran
5. Pembukaan penawaran
6. Evaluasi penawaran
7. Evaluasi kualifikasi
8. Pembuktian kualifikasi
9. Penetapan pemenang
12 SPPBJ
393
TABEL PRIORITAS PENYELESAIAN PERMASALAHAN SPSE
4 Error aplikasi pengelola LPSE (verifikator, admin agency dll) tidak Semua Emergency Change
dapat menggunakan fungsi fitur di SPSE seperti tidak bisa login, 10 10 4 25
tidak dapat input data, dll)
5 Error aplikasi penyedia tidak dapat menggunakan fungsi fitur di 2,3,4 Minor Change
SPSE seperti tidak bisa login, dll) 3 10 5 5
Penjelasan:
1. Dampak dari insiden/masalah dapat diukur pada tiga faktor yaitu: dampak Fungsional, Dampak Informasi/Reputasi dan Kemampuan
Pemulihan Insiden. Pemberian bobot dampak dimulai dari angka 1 sampai 10, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Dampak Fungsional: Terendah angka 1 untuk satu fungsi dan maksimum 10 untuk semua fungsi terganggu.
b. Dampak Informasi/Reputasi: Terendah angka 1 untuk reputasi internal dan maksimum 10 untuk Reputasi Nasional LPSE
c. Kemampuan pemulihan dilihat dari seberapa sering masalah ini tejadi dan bisa diselesaikan: Terendah angka 1 untuk palingk sering
terjadi dan angka 10 untuk pertama kali terjadi.
394
2. Dampak Fungsional diukur pada tahapan lelang yang kena dampak yang terdiri dari 12 tahapan dengan fungsi yang terlibat sesuai dengan
penanggung jawabnya. Misalnya masalah Penyedia tidak bisa login karena lupa email dan password SPSE terjadi pada tahapan lelang ke 2
4. Secara kuantitatif fungsi yang terpengaruh ada 3 tahapan.
3. Dampak Informai/Reputasi terkait dengan pelaku pada kegiatan lelang yaitu penyedia, panitia dan pengelola SPSE. Jika terdampak pada
penyedia saja maka reputasi yang terganggu adalah internal penyedia saja, tetapi untuk panitia akan berpengaruh pada kredibilitas yang
cukup menggangu sehingga disini diberikan nilai 5 tetapi jika yang terkena dampak adalah pengelola maka dapat dikatakan reputasi akan
rusak sehingga diberikan angka 10.
4. Nilai prioritas dihitung dengan formula Dampak Fungsional dan Informasi akan dapat diselesaikan dengan kemampuan pemulihan atau
dengan rumus matematikanya adalah:
a. Jika f = dampak fungsional, r = dampak informasi/reputasi dan k = kemampuan pemulihan maka, p= prioritas adalah
b. P = (f * r)/k
c. Semakin besar nilai p maka semakin tinggi prioritas masalah tersebut untuk diselesaikan
d. Tindak lanjut yang harus dilakukan diberikan 3 level yaitu Minor, Mayor dan Emergency Change.
e. Minor Change jika nilai prioritas kurang dari 10 (penyelesaian maksimal 3 (tiga) hari kerja)
f. Mayor Change jika nilai prioritas antara 10 20 (penyelesaian maksimal 2 (dua) hari kerja)
g. Emergency Change jika nilai prioritas diatas lebih dari 20. (penyelesaian maksimal 1 (satu) hari kerja)
5. Khusus untuk masalah jaringan dan email, dampak fungsional nilainya harus disesuaikan dengan pada saat tahapan lelang yang terkena
dampak sehingga nilainya tidak maksimum 10 tetapi seperti yang masalah lainnya. Nilai 10 pada contoh perhitungan diatas diasumsikan jika
terjadi pada awal kegiatan lelang yang dapat berpotensi meyebabkan lelang menjadi gagal dilaksanakan (Worst Case Scenario).
395
Helpdesk LKPP
Gedung SME Tower Lt. 17
Jalan Gatot Subrot Kav.94, Jakarta Selatan 12780
Call Center: 021-71673000
Fax: 021-79181153
Email: helpdesk-lpse@lkpp.go.id
396