Anda di halaman 1dari 256

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PEDOMAN PEMELIHARAAN KINERJA DAN KAPASITAS SPSE

JAKARTA

2012

141
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

142
Nomor SOP 26/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA
INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 ITO LKPP
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Formulir Permintaan Perubahan.
2 Lampiran Pengisian Formulir Permintaan Perubahan.

Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Kinerja Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam pengawasan dan evaluasi Kinerja Pencatatan dan Pendataan :
Infrastruktur SPSE. Ruangan lingkup pengawasan dan evaluasi Infrastruktur SPSE
adalah dukungan komunikasi data dan komputasi perangkat keras SPSE.
Tujuan :
1. Menjamin tingkat ketersediaan infrastruktur pendukung Aplikasi SPSE kepada pengguna
memenuhi tingkat layanan yang didefinisikan.
2. Mencegah terjadinya gangguan dukungan terhadap aplikasi SPSE.
3 Memastikan dilakukannya lesson learned dari kinerja Infrastruktur SPSE. Definisi :
1 Perubahan Minor Infrastruktur adalah perubahan yang tidak mempengaruhi fitur fisik
Peringatan : dalam infrastruktur tetapi hanya merubah setting atau konfigurasinya saja.
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 2 Perubahan Major Infrastruktur adalah perubahan yang mempengaruhi Fitur Fisik
ditetapkan. dalam infrastruktur, perubahan ini bisa dalam bentuk upgrade atau penggantian
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun perangkat infrastruktur SPSE.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 3 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
pelaksana. Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
Keterkaitan : Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

143
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Sistem Keterangan
ITO LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
1 Memastikan Sistem Monitoring perangkat keras dan Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring 15 menit Memastikan software untuk
jaringan komunikasi data dalam keadaan aktif Mulai yang dimiliki monitoring berjalan tanpa ada
a. Secara periodik setiap hari, administrator memantau Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring N/A masalah
Memastikan server aplikasi masih
kinerja dari perangkat komputasi dan perangkat jaringan yang dimiliki memberi data kepada server
komunikasi data. monitoring
b. Pemantauan dilakuan secara khusus pada beban kerja Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring N/A Memastikan kapasitas cpu,memory
komputasi dan lalu lintas data. yang dimiliki dan jaringan sesuai dengan beban
Selain secara harian, administrator pada Data Center SPSE Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring 30 menit kerja < 85% kinerja
Memastikan kapsitasresource
maksimal
2
melakukan pemantuan beban komputasi dan perangkat yang dimiliki server < 85 % bila melebihi maka
jaringan komunikasi data pada saat tahapan pelaksanaan perlu dibuat catatan
suatu kegiatan e-procurement yang memerlukan proses
komputasi , upload dan download pada intensitas tinggi

3 Pada aktivitas pemantauan tersebut adminstrator Dilakukan test kapasitas harddisk, kualitas koneksi, 30 menit Memastikan kinerja resource
memastikan setiap proses upload dan download yang dan beban aplikasi LPSE server < 85 % bila melebihi maka
dilakukan oleh pengguna dapat dilakukan dan diterima oleh perlu dibuat catatan
sistem SPSE secara lengkap dan utuh

4 Jika pada saat pemantauan tersebut atau sesudahnya, ada Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring 30 menit Memastikan kinerja resource
laporan keluhan yang masuk maka adminstrator harus yang dimiliki dan akses ke server server < 85 % bila melebihi maka
melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap konfigurasi perlu dibuat catatan
pada perangkat keras dan jaringan komunikasi data

5 Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap konfigurasi pada Melakukan kontak ke helpdesk lalu helpdesk akan 1 jam Permasalahan dijelaskan secara
perangkat komputasi dan jaringan komunikasi data di meneruskan ke tim ITO untuk segera jelas agar solusi yang diambil
analisis dan dikonsultasikan dengan technical support ditindaklanjuti segera dapat dilakukan
internal ataupun LKPP jika diperlukan

6 Bersama ITO LKPP, administrator menentukan perubahan 1-3 jam Segera dilakukan perbaikan agar
konfigurasi yang diperlukan pada perangkat. service berjalan tanpa adanya
gangguan

1. Formulir Permintaan Perubahan


Jika perubahan minor perangkat yang diperlukan maka Major 2. Lampiran Pengisian FormulirMinor
Minor Permintaan 45 menit Segera dilakukan perbaikan agar
technical support akan melakukan perubahan tersebut dan Perubahan service berjalan tanpa adanya
jika perubahan major yang diperlukan maka akan proses gangguan
pengadaan baik berupa upgrade atau penggantian. Proses
pengajuan perubahan harus dilakukan melalui formulir
permintaan perubahan
7 Pada setiap kegiatan pemantauan, administrator wajib Laporan aktifitas administrator 1 - 3 jam Output dari pelaksanaan SOP
melakukan dokumentasi begitu juga layanan penyelesaian Monitoring dan Evaluasi Kinerja
keluhan yang masuk dan ditangani. Dokumentasi ini akan Infrastruktur SPSE adalah
diperlukan dalam melakukan manajemen kapasitas terjaminnya tingkat ketersediaan
infrastruktur dukungan komunikasi data dan
Selesai
komputasi perangkat keras
Aplikasi SPSE.

144
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

145
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Form Permintaan Perubahan, petunjuk pengisian


1. Jenis Perubahan: pilih salah satu jenis perubahan yang sesuai, dalam prosedur ini adalah Perubahan Infrastruktur
2. Prioritas Perubahan: Tentukan dan pilih salah satu prioritas perubahan yang sesuai
3. A. Uraian Kondisi terkini adalah penjelasan kondisi terkini sesuai dengan jenis perubahan yang diusulkan dalam
prosedur ini adalah perubahan infrastruktur, maka penjelasan yang diperlukan adalah kondisi perangkat keras dan
perangkat lunak serta penjelasan lainnya yang mendukung usulan perubahan
4. B. Dasar Analisas Permasalahan adalah penjelasan latar belakang masalah sehingga permintaan perubahan ini
diperlukan diuraikan secara singkat dan jelas
5. C. Uraian permintaan perubahan adalah penjelasan yang berkenaan dengan perubahan yang diusulkan.

146
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN

Hari/Tanggal :

Waktu :

Jenis Perubahan Prioritas Perubahan

Perubahan Aplikasi Perubahan Kritis


(berdampakpadainfrastrukturdanharussegeradiselesaikan)

Perubahan Infrastruktur Perubahan Mayor (adaimplikasikeoperasional TIK)

Perubahan Layanan Perubahan Minor


(tidakberpengaruhlangsungterhadapinfrastruktur)

A. URAIAN KONDISI TERKINI(uraiansebagaiacuandarimasing-masingkondisi)

B DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C. URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

d. PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:

Pengusul Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

147
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

148
Nomor SOP 27/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI
SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 ITO LKPP
Elektronik 3 Kepala LPSE
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Laporan Kinerja Aplikasi SPSE.
2 Formulir Permintaan Perubahan.

Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Aplikasi SPSE ini menjelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh setiap LPSE dalam pengawasan dan evaluasi aplikasi SPSE. Ruang lingkup Pencatatan dan Pendataan :
pengawasan dan evaluasi aplikasi SPSE adalah dukungan teknis ( database , perangkat)
dan fungsionalnya.
Tujuan :
1. Menjamin tingkat ketersediaan Aplikasi SPSE kepada pengguna memenuhi tingkat
layanan yang didefinisikan. Definisi :
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap aplikasi SPSE. 1 Perubahan Minor adalah perubahan yang tidak mempengaruhi proses bisnis utama
3 Memastikan dilakukannya lesson learned dari penggunaan Aplikasi SPSE. yang didukung
Perubahan Majoroleh aplikasi
adalah SPSE danyang
perubahan bersifat melengkapi fitur
mempengaruhi prosesatau modul
bisnis saja.yang
utama
2 didukung oleh aplikasi SPSE dan bersifat mengganti, atau mengupgrade dari versi
Peringatan : sebelumnya.
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 3 Teknis dan Fungsional aplikasi adalah suatu bentruk kelengkapan teknis dari aplikasi
ditetapkan. berupa database , perangkat keras dan insfrastruktur lainnya yang mendukung
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun operasional aplikasi SPSE, sedangkan fungsional adalah bagian dari proses bisnis yang
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh tercakup dalam aplikasi SPSE.
pelaksana.
Keterkaitan : 4 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
5 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

149
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE ITO LKPP Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Memastikan Sistem Application Monitoring dan Database Laporan Kinerja Aplikasi SPSE 1 jam Memastikan software untuk
Mulai
Server Log dalam keadaan aktif monitoring berjalan tanpa ada
masalah
a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator sistem monitoring aplikasi dan aktifitas 3 jam Memastikan sistem monitoring
merangkum kinerja dari Aplikasi dan Database Server database berjalan sempurna
berdasarkan Sistem Monitoring dan Log
b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan terdiri dari Sistem monitoring serta akses ke server 3 jam Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

Kemunculan Jenis Error yang paling sering muncul


pada Database dan Aplikasi.
Waktu Transaksi Query yang paling sering digunakan.

Kegagalan transaksi data dan proses yang terekam


oleh sistem Application Monitoring .
2 Melakukan analisa terhadap kinerja Aplikasi khususnya Sistem monitoring serta akses ke server 1 jam Laporan Kinerja Aplikasi SPSE
penentuan kebutuhan perubahan konfigurasi database atau
aplikasi yang diperlukan.

3 Secara setiap bulan rutin juga merangkum dokumentasi Laporan Kinerja Aplikasi SPSE 2 jam Laporan Kinerja Aplikasi SPSE
penyelesaian masalah/layanan kepada pengguna, yang
terkait dengan :
a. Teknis upload dan download Data.
b. Penggunaan Aplikasi SPSE.
c. Keluhan lainnya terkait aplikasi SPSE.
4 Rangkuman yang telah dilakukan dilanjutkan dengan Sistem monitoring serta akses ke server 1 jam Laporan Kinerja Aplikasi SPSE
melakukan analisa perubahan yang diperlukan terhadap
konfigurasi dan/atau Fitur Aplikasi SPSE

5 Hasil analisa perubahan dipaparkan dalam dokumen Laporan Kinerja Aplikasi SPSE 1 jam Segera dilakukan perbaikan
permintaan perubahan, jika perubahan bersifat minor atau Minor agar service berjalan tanpa
Selesai
terkait konfigurasi maka pelaksanaan dapat ditangani adanya gangguan
sendiri di internal LPSE, tetapi jika perubahan bersifat Mayor
major maka hal tersebut harus dikonsultasikan dengan
Technical Support LKPP

6 Jika dari hasil konsultasi diperlukan bantuan teknis dari Tidak N/A Output dari pelaksanaan SOP
LKPP maka LPSE mengajukan permohonan bantuan teknis Selesai Monitoring dan Evaluasi
kepada LKPP tetapi jika hasil konsultasi diperlukan bantuan aplikasi SPSE adalah
Ya
pihak ketiga/vendor maka technical support mengajukan terjaminnya tingkat
usulan kegiatan kepada kepala LPSE ketersediaan layanan Aplikasi
Selesai
SPSE dari sisi dari sisi teknis
maupun fungsional

150
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

151
LAMPIRAN LAMPIRAN

1. Form Permintaan Perubahan, petunjuk pengisian


1. Jenis Perubahan: pilih salah satu jenis perubahan yang sesuai, dalam prosedur ini adalah Perubahan Aplikasi
2. Prioritas Perubahan: Tentukan dan pilih salah satu prioritas perubahan yang sesuai
3. A. Uraian Kondisi terkini adalah penjelasan kondisi terkini sesuai dengan jenis perubahan yang diusulkan dalam
prosedur ini adalah perubahan Aplikasi, maka penjelasan yang diperlukan adalah fitur, alur secara umum dan
konfigurasi lingkungan aplikasi serta penjelasan lainnya yang mendukung usulan perubahan
4. B. Dasar Analisas Permasalahan adalah penjelasan latar belakang masalah sehingga permintaan perubahan ini
diperlukan diuraikan secara singkat dan jelas
5. C. Uraian permintaan perubahan adalah penjelasan yang berkenaan dengan perubahan yang diusulkan.

2. Form Kinerja Aplikasi


a. Periode pelaporan: pilih salah satu periode pelaporan yang sesuai dengan kegiatan pelaporan yang sedang
dilakukan
b. Uraian Kondisi Terkini: adalah isian parameter-parameter berikut ini
i. Ukuran Database :
ii. Jumlah Pengguna :
iii. Jumlah Transaksi Database :
iv. Bandwidth Upstream:
v. Bandwidth Downstream:
c. Uraian Error yang sering muncul adalah pesan kesalahan pada saat penggunaan SPSE yag paling sering terjadi .
d. Uraian Lesson Learned dan Analisisnya adalah penjelasan dan rangkuman dari keluhan, masukan, kritik dan usulan
yang diberikan oleh pengguna dan diakhiri analisis yang dilakukan terhadap penjelasan sebelumnya dalam Lesson
Learned.

152
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN

Hari/Tanggal Konsultasi :

Waktu :

Perubahan Aplikasi Perubahan Kritis

Perubahan Infrastruktur Perubahan Mayor

Perubahan Layanan Perubahan Minor

A. URAIAN KONDISI TERKINI

B DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C. URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Pengusul Pimpinan

D. PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:

Pengusul Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

153
LAPORAN KINERJA APLIKASI SPSE

Hari/Tanggal :

Waktu :

INSIDENTAL

RUTIN BULANAN

RUTIN SEMESTERAN

A. URAIAN KONDISI TERKINI

1.
Ukuran Database :
2.
Jumlah Pengguna :
3.
Jumlah Transaksi
Database :
4. Bandwidth Upstream:
5. Bandwidth Downstream:
B URAIAN ERROR YANG PALING
SERING MUNCUL

C. URAIAN LESSON LEARNED DAN ANALISISNYA

Administrator Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

154
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

155
Nomor SOP 28/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS
INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 ITO LPSE
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Laporan Status dan Unjuk Kerja Infrastruktur SPSE
2 LampiranKinerja Infrastruktur SPSE
3 Formulir Permintaan Perubahan\Dokumen Usulan Peningkatan Kapasistas Infrastruktur
Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Kapasitas Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkah-
langkah yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam mengawasi tingkat kapasitas Pencatatan dan Pendataan :
infrastruktur yang tersedia dalam layanan SPSE. Cakupan kapasitas yang diawasi adalah
Storage , Lalu lintas Data dan Beban Komputasi . Ketiga komponen ini merupakan
komponen krusial yang dapat menjamin layanan SPSE selalu pada tingkat ketersediaan
yang tinggi.
Tujuan :
1. Menjamin tingkat ketersediaan layanan SPSE kepada pengguna memenuhi tingkat Definisi :
layanan yang didefinisikan. 1 Storage adalah media penyimpanan yang terhubung atau ada didalam sebuah
2. Mencegah terjadinya kelebihan kemampuan terhadap kapasitas maksimum layanan SPSE. perangkat keras seperti server ataupun personal komputer
3 Memastikan perencanaan kapasitas sesuai dengan tingkat kebutuhan kapasitas yang 2 Lalu lintas data adalah arus perpindahan data baik masuk atau keluar yang terjadi
terus berkembang. didalam perangkat keras atau di dalam jaringan lokal atau di dalam jaringan internet
Peringatan : 3 Beban Kerja Komputasi adalah kemampuan pemrosesan yang dilakukan oleh perangkat
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan server terkait proses pengolahan data dan instruksi pada SPSE
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 4 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
pelaksana. Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Keterkaitan : Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

5 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

156
MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
ITO LKPP Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
1 Memastikan sistem monitoring perangkat keras dan jaringan 1. Laporan Status dan Unjuk Kerja 15 menit - Detil pelaksanaan aktifitas 1
Mulai
telah terinstall dan bekerja dengan baik Infrastruktur SPSE dan 2 merujuk pada pedoman
a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator 2. Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE N/A - pengelolaan infrastruktur LPSE
merangkum kinerja perangkat keras dan perangkat
jaringan.
b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan oleh - N/A -
administrator terdiri dari :
Grafik perkembangan kapasitas storage.
Grafik beban kerja prosesor dan memory dari
perangkat server.
Grafik beban lalu lintas data dari dan keluar jaringan.
2 Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan - N/A - Detil pelaksanaan aktifitas 1
perangkat jaringan, Administrator melakukan analisa dan 2 merujuk pada pedoman
kebutuhan peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang pengelolaan infrastruktur LPSE
terkait dengan peningkatan storage dan bandwidth jaringan
internet serta penggantian/upgrade perangkat server .
Analisa dilakukan setiap semester dengan fokus analisa
a. Tingkat kekritisan kapasitas storage.
b. Tingkat kekritisan beban lalu lintas data.
c. Tingkat kekritisan beban kerja komputasi.
3 Membuat usulan kebutuhan peningkatan kapasitas 2. Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE 3 jam Memastikan
berdasarkan analisa yang telah dilakukan dan dalam kinerja resource
pelaksanaanya jika diperlukan dapat meminta rekomendasi server < 85 % bila
dan dukungan dari LKPP atas perencanaan tersebut melebihi maka
perlu dibuat
catatan

4 Menyampaikan usulan peningkatan kapasitas dalam bentuk Formulir Permintaan 3 jam Segera dilakukan
formulir permintaan perubahan dengan melampirkan Perubahan\Dokumen Usulan Peningkatan perbaikan agar
dokumen analisis dan perencanaan kapasitas tersebut Kapasistas Infrastruktur SPSE service berjalan
kepada pimpinan LPSE setempat tanpa adanya
gangguan

5 Kepala LPSE memproses usulan tersebut : - 4 jam Segera dilakukan


a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses perbaikan agar
pengadaan Ya service berjalan
b. Jika tidak disetujui administator mendapatkan catatan Tidak tanpa adanya
atas usulan tersebut gangguan
c. Administrator melakukan perbaikan dan analisa ulang
seperti pada langkah 2
Selesai

157
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

158
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Form Permintaan Perubahan, petunjuk pengisian


1. Jenis Perubahan: pilih salah satu jenis perubahan yang sesuai, dalam prosedur ini adalah Perubahan
Infrastruktur
2. Prioritas Perubahan: Tentukan dan pilih salah satu prioritas perubahan yang sesuai
3. A. Uraian Kondisi terkini adalah penjelasan kondisi terkini sesuai dengan jenis perubahan yang diusulkan
dalam prosedur ini adalah perubahan infrastruktur, maka penjelasan yang diperlukan adalah kondisi
perangkat keras dan perangkat lunak serta penjelasan lainnya yang mendukung usulan perubahan
4. B. Dasar Analisas Permasalahan adalah penjelasan latar belakang masalah sehingga permintaan perubahan ini
diperlukan diuraikan secara singkat dan jelas
5. C. Uraian permintaan perubahan adalah penjelasan yang berkenaan dengan perubahan yang diusulkan.

2. Form Kinerja Infrastruktur


a. Jenis Infrastruktur: pilih salah satu jenis infrastruktur yang dilaporkan
b. Periode pelaporan: pilih salah satu periode pelaporan yang sesuai dengan kegiatan pelaporan yang sedang
dilakukan
c. Uraian Kondisi Terkini: adalah penjelasan terkait parameter-parameter dan nilainya masing-masing sesuai
dengan jenis infrastruktur yang sedang dilaporkan. Misalnya Storage, maka dalam Uraian kondisi terkini
dijelaskan, Ukuran Volume Total, Ukuran Volume Terpakai, Ukuran Volume Kosong dan seterusnya.
d. Tabel dan Grafik Kinerja adalah uraian kondisi jenis infrastruktur yang dilaporkan dalam bentuk tabular dan
grafis.
e. Analisis Kinerja adalah uraian analisis unjuk kerja dari jenis infrastruktur yang dilaporkan. Analisis ini dapat
mempergunakan data pada kegiatan pelaporan sebelumnya sebagai bahan perbandingan perubahan kinerja
baik itu menurun atau meningkat.

159
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN

Hari/Tanggal :

Waktu :

Jenis Perubahan Prioritas Perubahan

Perubahan Aplikasi Perubahan Kritis (berdampak pada infrastruktur dan


harus segera diselesaikan)

Perubahan Infrastruktur Perubahan Mayor (ada implikasi ke operasional TIK)

Perubahan Layanan Perubahan Minor (tidak berpengaruh langsung terhadap


infrastruktur)

A. URAIAN KONDISI TERKINI(uraiansebagaiacuandarimasing-masingkondisi)

B DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C. URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

d. PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:

Pengusul Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

160
LAPORAN KINERJA INFRASTRUKTUR

Hari/Tanggal Konsultasi :

Waktu :

Jenis Infrastruktur Periode Laporan

STORAGE INSIDENTAL

LALULINTAS DATA RUTIN BULANAN

BEBAN KOMPUTASI RUTIN SEMESTERAN

A. URAIAN KONDISI TERKINI

B TABEL DAN GRAFIK KINERJA

C. ANALISIS KINERJA

Administrator Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

161
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PEDOMAN PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR


SPSE

JAKARTA

2012

162
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

163
Nomor SOP 29/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kepala LPSE
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Laporan Kondisi Perangkat dan Lingkungan Data Center .
2 Formulir Permohonan Kunjungan Kegiatan di Dalam Data Center .

Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan standar dan prosedur bagi LKPP & LPSE untuk mengelola data
center secara terpusat baik perangkatnya sewa atau pun milik sendiri. Prosedur ini Pencatatan dan Pendataan :
diterapkan pada pegawai yang mempunyai otorisasi terhadap data center ataupun mitra
kerja yang terkait yang diotorisasi. Prosedur ini mencakup beberapa topik yang tidak
terbatas hanya pada: keselamatan, keamanan, permintaan ruangan, perbaikan
perangkat, instalasi dan un-install perangkat keras, kabel, daya, terkait kebersihan dan
perangkat lainnya di dalam data center .
Tujuan :
1 Menjamin data center yang reliabel , aman dan terlindungi sebagai fasilitas vital.
2 Mengelola data center secara terpusat agar penanganan lebih terkoordinasi. Definisi :
1 Data center adalah fasilitas vital yang didalamnya terdapat perangkat penyimpanan,
komputasi dan komunikasi yang mengendalikan proses TIK di lingkungan LPSE
2 Perangkat adalah alat, media atau peralatan yang terkait dengan pengelolaan teknis TIK
Peringatan : di dalam data center
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 3
ditetapkan. Lingkungan adalah alat, media atau peralatan pendukung operasional perangkat didalam
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun data center mendapat jaminan pasokan udara, listrik dan kebersihan.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.

164
MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem SPSE
Prosedur Kegiatan Monitoring
1 Administrator Sistem LPSE melakukan kegiatan di dalam data 15 menit Catatan aktifitas di dalam data
center mencatatkan kegiatannya dalam logbook Mulai center

2 Administrator Sistem LPSE memastikan operasional perangkat 1. Laporan Kondisi Perangkat dan 1 jam Memastikan service LPSE
keras, penyimpanan dan jaringan berjalan dengan baik serta Lingkungan Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
lingkungan di dalam center sesuai standar
A. Secara periodik setiap satu bulan sekali, Administrator Sistem 2. Formulir Permohonan Kunjungan 1 jam Memastikan service LPSE
LPSE melakukan pemeriksaan atas lingkungan dan perangkat data Kegiatan di Dalam Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
center yang mencakup :
Perangkat tetap berada pada rack sesuai dengan
penempatannnya.
Pintu Rack selalu terkunci.
Tidak ada barang-barang diluar perangkat data center.
Ruangan dan Lantai dalam keadaan bersih.
Kondisi raised floor sesuai pada tempatnya.
Suhu udara dalam ruang data center antara 17 C 24
Ventilasi udara dibawah raised floor , dan rack perangkat
berjalan dengan baik.
APAR dalam kondisi siap pakai
Pengkabelan baik untuk data ataupun listrik sesuai pada
tempatnya
Panel listrik terlindungi dan terkunci
B. Rangkuman kondisi lingkungan data center dicatatkan pada 1. Laporan Kondisi Perangkat dan 1 jam Memastikan service LPSE
laporan bulanan kondisi lingkungan dan perangkat data center Lingkungan Data Center berjalan tanpa adanya gangguan

Kondisi perangkat Pendingin Udara.


Kondisi raised Floor dan lingkungan lainnya.
Kondisi rack dan perangkat di dalamnya.
Kondisi perangkat pendukung seperti APAR dalam kondisi
siap pakai
3 Laporan tersebut disampaikan kepada kepala LPSE untuk 2 jam Output dari pelaksanaan SOP
didokumentasikan Monitoring dan Pemeliharaan
Data Center adalah untuk
Selesai menjamin pengelolaan Data
Center yang terpusat dan handal

165
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
Prosedur Kegiatan Pemeliharaan
1 Administrator Sistem LPSE menyampaikan Formulir permohonan Formulir Permohonan Kunjungan 1 jam Memastikan service LPSE
Mulai
kunjungan dari luar (vendor pemeliharaan AC, Perangkat dan Kegiatan di Dalam Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
lingkungan data Center atau pihak lainnya) kepada Kepala LPSE
untuk tujuan pemeliharaan, perbaikan dan/atau modifikasi pada
lingkungan atau perangkat data center

2 Kepala LPSE memproses permohonan tersebut dan menugaskan Formulir Permohonan Kunjungan N/A Memastikan service LPSE
Administrator Sistem LPSE untuk mendampingi kegiatan yang Kegiatan di Dalam Data Center berjalan tanpa adanya gangguan
dilakukan di dalam data center

3 Selama kegiatan dan sesudahnya Administrator Sistem LPSE N/A Memastikan service LPSE
memastikan kondisi lingkungan Data Center sesuai standar yang berjalan tanpa adanya gangguan
ditetapkan -
4 Sesudah Kegiatan selesai dilakukan Administrator Sistem LPSE 1 jam Memastikan service LPSE
dan Tamu Pengunjung Data Center membuat berita acara kegiatan berjalan tanpa adanya gangguan
selama di dalam data center -
5 Berita acara tersebut di rekam dan didokumentasikan pada sistem 45 menit Output dari pelaksanaan SOP
Helpdesk Monitoring dan Pemeliharaan
Data Center adalah untuk
menjamin pengelolaan Data
Selesai Center yang terpusat dan handal

166
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

167
LAMPIRAN LAMPIRAN

1. Form Permohonan Kunjungan & Kegiatan Di Data Center, petunjuk pengisian:


a. Tujuan Kunjugan dan Kegiatan : berisi uraian tujuan dari apa yang akan dilakukan di dalam Data Center
dijelaskan secara singkat dan jelas.
b. Jenis Kegiatan dipilih salah satu yang sesuai dengan tujuan kunjungan.
c. Prioritas Kegiatan dipilih salah satu dari pendefinisian sifat tujuan kunjungan.
d. Deskripsi Kegiatan yang akan dilaksanakan diurakan secara rinci kegiatan selama di dalam Data Center.
e. Ruang Lingkup kegiatan adalah cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan terhadap lingkungan dan/atau
perangkat apa saja.
f. Dampak dan Keluaran Pasca Kegiatan adalah uraian pengaruh dan juga hasil nyata kegiatan berupa keluaran
yang terukur atau nampak secara fisik.
2. Laporan Kondisi Perangkat & Lingkungan Data Center
a. Perangkat dan Lingkungan Data Center ini adalah pilihan yang harus ditandai dan pilihan yang ada bisa
ditandai semua atau sebagian ataupun hanya satu tergantung dari laporan kegiatan yang telah dilakukan.
b. Kondisi umum adalah penjelasan secara umum terkait perangkat dan lingkungan yang menonjol untuk
dijelaskan.
c. Tabel Pengamatan Perangkat dan Lingkungan adalah tabel presentasi kondisi perangkat dan lingkungannya
sesuai dengan parameternya masing-masing, misalnya terdiri dari kolom nama perangkat/lingkungan, standar
parameter yang diharuskan, kondisi/status dari perangkat terkait standar parameter.
d. Kesimpulan dan Rekomendasi adalah uraian penutup yang merupakan rangkuman umum perangkat dan
lingkungan data center serta usulan yang harus ditindaklanjuti.

168
FORM PERMOHONAN KUNJUNGAN & KEGIATAN DI DATA CENTER

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Pemohon :

Asal Institusi/Dept/Bagian :

Tujuan Kunjungan & Kegiatan

Jenis Kegiatan Prioritas Kegiatan

Perubahan/Modifikasi Perangkat Kegiatan Kritis

Perubahan/Modifikasi Lingkungan Kegiatan Minor

Pemeliharaan Umum Kegiatan Mayor

A. Deskripsi Kegiatan yang akan


dilaksanakan

B Ruang Lingkup Kegiatan

C. Dampak dan Keluaran Pasca Kegiatan

Pengusul Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

169
LAPORAN KONDISI PERANGKAT & LINGKUNGAN DATA CENTER

Hari/Tanggal Konsultasi :

Waktu :

Perangkat dan Lingkungan Data Center

STORAGE RAISED FLOOR

SERVER PENDINGIN UDARA

PERANGKAT JARINGAN VENTILASI DAN LAINNYA

A. URAIAN KONDISI UMUM

B TABEL PENGAMATAN
PERANGKAT DAN LINGKUNGAN

C. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Administrator Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

170
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGELOLAAN ASSET INFORMASI

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

171
Nomor SOP 30/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PENGELOLAAN ASSET INFORMASI

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kepala LPSE
Elektronik 3 Helpdesk LPSE
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Pengguna SPSE
dan perubahannya. 5 Vendor
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Laporan Inventory Asset Informasi.
2 Formulir Dukungan Layanan Asset Informasi.

Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan prosedur untuk pengelolaan asset informasi seperti komputer
desktop , laptop dan tablet dan lain-lainnya. Pengelolaan meliputi pemeliharaan, Pencatatan dan Pendataan :
penggunaan dan mutasi perangkat dan penggantian atau penghapusan perangkat.

Tujuan :
1 Menjamin asset informasi terlindungi dan digunakan secara semestinya.
2 Mengelola asset informasi untuk mendukung kegiatan di LPSE.

Definisi :
1 Asset informasi adalah perangkat yang digunakan dalam pengelolaan TIK yang
Peringatan : merupakan perangkat akhir yang digunakan oleh pengguna seperti Komputer Desktop,
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan laptop dan tablet .
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 3 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
Keterkaitan :

172
PENGELOLAAN ASSET INFORMASI
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Sistem Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Prosedur Kegiatan Pemeliharaan Rutin Asset Informasi
1 Administrator Sistem LPSE melakukan kegiatan Network tools 1 hari dokumen asset
Mulai
pemeliharaan rutin terhadap asset informasi secara rutin 1
bulan sekali dan jika diperlukan melayani perbaikan ringan
terhadap perangkat keras atau perangkat lunak

2 Administrator Sistem LPSE membuat laporan kegiatan Laporan Kegiatan Pemasaran 1 hari dokumen asset
pemeliharaan dan melakukan pembaharuan status dan
konfigurasi asset informasi pada sistem Helpdesk

3 Laporan disampaikan kepada Kepala LPSE untuk dokumen asset 1 hari dokumen asset
didokumentasikan

Selesai

173
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Perbaikan Ringan Asset Informasi
1 Administrator Sistem LPSE menerima permintaan surat pemohonan perbaikan 1 jam jadwal perbaikan
perbaikan ringan yang menyangkut perangkat keras atau Mulai
lunak

2 Administrator Sistem LPSE melakukan identifikasi 2 jam hasil analisa


permasalahan berdasarkan diagnosa awal permasalahan

3 Administrator Sistem LPSE melakukan perbaikan kecil pada 2 hari hasil perbaikan
perangkat keras atau perangkat lunak jika diperlukan.
Apabila ditemukan permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan maka dilakukan eskalasi pada prosedur
penanganan masalah atau penanganan insiden
4 Jika setelah selesai melakukan perbaikan kecil maka 2 jam Berita Acara
Administrator Sistem LPSE merekam kegiatannya dalam
berita acara dukungan layanan asset informasi dan
pengguna melakukan pengesahan pada berita acara
tersebut
5 Jika masalah tersebut dieskalasi maka Administrator Sistem 1 hari analisa
LPSE mencatatkan rekomendasi yang diperlukan pada permasalahan dan
berita acara tersebut dan memperbaharui status layanan rekomendasi
menjadi di eskalasi ke prosedur berikutnya
6 Eskalasi tersebut dicatatkan dalam berita acara dukungan 1 hari permasalahan
layanan asset informasi dan disetujui serta disahkan oleh selesai
pengguna Selesai

174
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Pengguna SPSE Helpdesk LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penggunaan Asset Informasi Oleh Pengunjung/Tamu di Bidding Room
1 Pengguna yang merupakan pengunjung/tamu mengisi logbook layanan asset informasi 30 menit daftar hadir
Mulai
logbook penggunaan komputer sebagai Asset Informasi di pengunjung
Bidding Room lingkungan LPSE

2 Petugas mencatatkan dan merekam logbook dalam sistem logbook layanan asset informasi 30 menit daftar hadir
Helpdesk serta menyiapkan akun sementara serta no pengunjung
komputer yang bisa digunakan

3 Pengguna mengakses dan menggunakan komputer yang Komputer bidding room 1 hari komputer bidding
telah ditunjukan oleh petugas. Pengguna tidak disarankan room dapat
menyimpan file yang berisi informasi penting di dalam digunakan
media penyimpanan lokal

4 Pengguna melakukan logoff , setelah menggunakan Komputer bidding room N/A Log out
komputer sebagai Asset Informasi di lingkugan LPSE

Selesai

Pelaksana Mutu Baku


No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Vendor Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Mutasi Perangkat Untuk Perbaikan
1 Pemohon mutasi perangkat mengajukan mutasi perangkat Formulir Dukungan Layanan Asset N/A
pada Administrator Sistem LPSE/ Pihak yang berwenang di Mulai Informasi
LPSE

2 Administrator Sistem LPSE merekam permohonan dan Formulir Dukungan Layanan Asset 1 jam status perangkat
melakukan update atas item konfigurasi tersebut menjadi Informasi tidak aktif
tidak aktif atau sedang dalam perbaikan

3 Administrator Sistem LPSE/ Pihak yang berwenang di LPSE Formulir Dukungan Layanan Asset 1 jam formulir mutasi daftar permasalahan
mencatatkan informasi mutasi dalam sebuah formulir Informasi perangkat untuk dituangkan pada formulir
mutasi perangkat untuk perbaikan perbaikan mutasi perangkat untuk
perbaikan

4 Formulir diotorisasi oleh Sub Direktorat Pengelolaan dan formulir mutasi perangkat untuk 1 hari persetujuan
Pembinaan LPSE / Pihak yang berwenang di LPSE sebagai perbaikan formulir mutasi
bukti pemeliharaan perangkat perangkat untuk
perbaikan
5 Pemohon mutasi perangkat menghubungi vendor untuk persetujuan formulir mutasi perangkat N/A proses mutasi di
melakukan perawatan untuk perbaikan pihak vendor

6 Perangkat yang sudah kembali dari vendor akan direkam proses mutasi telah diselesaikan 1 hari mengaktifkan
dan diperbaharui statusnya menjadi aktif kembali dan perangkat yang
mencatatkan tanggal kembali perangkat tersebut dalam telah dimutasi
formulir mutasi perangkat untuk perbaikan
Selesai

175
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Vendor Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penarikan dan Penghapusan Perangkat
1 Administrator Sistem LPSE melakukan pemberitahuan surat pemberitahuan 1 hari
Mulai
penarikan dan penghapusan komputer kepada pengguna

2 Pengguna diminta untuk melakukan backup jika mampu 2 hari backup data selesai
dan meminta bantuan Administrator Sistem LPSE jika
diperlukan

3 Jika mampu melakukan backup secara mandiri, pengguna 2 hari data terhapus
harus melakukan penghapusan data pada perangkat yang
akan ditarik

4 Jika tidak, Administrator Sistem LPSE akan memberikan 2 hari backup data
bantuan teknis proses backup pada pengguna

5 Setelah backup selesai dilakukan pemohon menandatangani 1 jam Berita Acara


berita acara penarikan perangkat Penarikan

6 Administrator Sistem LPSE akan melakukan update pada Berita Acara Penarikan 2 hari menonaktifkan
item konfigurasi yang ditarik dengan cara menonaktifkan perangkat lama
perangkat tersebut atau dihapus jika dimungkinkan

Selesai

176
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGELOLAAN ASSET INFORMASI

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

177
LAMPIRAN LAMPIRAN
FORM DUKUNGAN LAYANAN ASSET INFORMASI

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Pengguna :

Jenis Layanan (pilih salah satu) Produk Layanan (pilih salah satu)

Perangkat Keras
Perbaikan/Troubleshooting

Instalasi/Upgrade Perangkat Lunak

Konsultasi Jaringan

Lainnya, sebutkan Lainnya, sebutkan

A. URAIAN KELUHAN

B LANGKAH DUKUNGAN

C. CATATAN-CATATAN

d. STATUS PENYELESAIAN DUKUNGAN

SELESAI
PERLU DIESKALASI
DITUNDA
Catatan:

Personil IT Pengguna

(...........................................) (...........................................)

178
LAPORAN INVENTORY ASSET INFORMASI

Hari/Tanggal :

Periode Laporan :

Nama Penyusun :

A. Rangkuman Asset Informasi:

1. Komputer Server : ...... unit


2. Komputer Desktop : ..... unit
3. Komputer Laptop : ...... unit
4. Printer Fungsi Tunggal : ...... unit inkjet dan ..... unit laserjet
5. Printer Multi Fungsi : ...... unit inkjet dan ..... unit laserjet
6. Perangkat Lunak Komersial BerLisensi : ...... paket
7. Perangkat Lunak Berbasis OpenSource : ....... paket
8. Switch : ....... unit
9. Access Point : ....... unit
10. Router : ...... unit
11. Scanner : ...... unit
12. Lainnya, sebutkan satu persatu : ....... unit

B Daftar Asset Informasi Normal


Beroperasi (terdiri dari kolom no,
nama perangkat, jenis perangkat,
Serial Number, tahun, PIC, tahun beli)

C. Daftar Asset Informasi Bermasalah(terdiri dari kolom no, nama perangkat, jenis perangkat, Serial Number,
tahun, PIC, tahun beli)

d. Rencana Kebutuhan (sebutkan satu persatu disertai jumlah unit yang diusulkan dan harga pasaran)

Personil IT Pengguna

(...........................................) (...........................................)

179
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGELOLAAN SOFTWARE PENDUKUNG

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

180
Nomor SOP 31/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PENGELOLAAN SOFTWARE PENDUKUNG

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 ITO (LKPP)
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Administrator Sistem LPSE
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Formulir Konsultasi
2 Jawaban atau Tanggapan

Penjelasan Singkat :
Meliputi pengelolaan lisensi software pada PC / notebook personil unit kerja serta lisensi
software yang terdapat di server LKPP/LPSE. Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Mengatur pengelolaan lisensi di LKPP/LPSE agar dapat berjalan secara efektif.

Definisi :
1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-Procurement
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
ditetapkan. Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana.:
Keterkaitan administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

181
PENGELOLAAN SOFTWARE PENDUKUNG
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
ITO LKPP Kepala LPSE ULP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Pelaksanaan Instalasi Untuk Software Berlisensi
1 Pemohon mengajukan permohonan lisensi software berupa Formulir pengajuan instalasi 1 jam Formulir
CD dan serial number kepada ITO / Administrator Sistem Mulai pengajuan instalasi
LPSE

2 Personil ITO / Administrator Sistem LPSE mengecek Formulir pengajuan instalasi 1 jam pencarian
ketersediaan lisensi software yang dibutuhkan oleh ketersediaan
pemohon lisensi

3 Memastikan kesersediaan lisensi 1 jam informasi


ketersediaan
lisensi

4 Apabila lisensi software tersedia, maka ITO / Administrator ketersediaan lisensi 1 hari instalasi dan
Sistem LPSE melaksanakan instalasi dan didokumentasikan dokumentasi
dalam Berita Acara Instalasi

5 Apabila lisensi belum tersedia, maka ITO / Administrator lisensi tidak tersedia 2 hari hasil verifikasi
Sistem LPSE melakukan verifikasi kebutuhan software kebutuhan lisensi
untuk personil pemohon software

6 Personil ITO / Administrator Sistem LPSE memastikan 2 hari hasil konfirmasi


apakah pengadaan bisa diajukan atau tidak pengadaan

7 Apabila pengadaan lisensi dapat diajukan, maka ITO / konfirmasi pengadaan disetujui 5 hari rencana anggaran
Administrator Sistem LPSE membuat rencana anggaran pengadaan
pengadaan sesuai dengan Prosedur Pengadaan Barang /
Jasa
8 Personil ITO / Administrator Sistem LPSE mengajukan 2 hari permohonan
permohonan pengadaan software beserta lisensinya kepada pengadaan
Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE /
Kepala LPSE
9 Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE / Tidak 2 hari persetujuan
Kepala LPSE memutuskan apakah menyetujui pengadaan permohonan
software dan lisensinya atau tidak. Jika tidak menyetujui, pengadaan lisensi
Ya
maka alur proses selesai Selesai

10 Apabila Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan persetujuan pengadaan N/A proses pengadaan
LPSE / Kepala LPSE menyetujui permohonan pengadaan,
maka Pejabat Pengadaan / ULP melaksanakan pengadaan
software dan lisensi sesuai kebutuhan
11 Pejabat Pengadaan / ULP memberitahukan ITO / lisensi software yang diperlukan sudah 1 hari Proses instalasi
Administrator Sistem LPSE untuk pelaksanaan instalasi tersedia

12 ITO / Administrator Sistem LPSE melakukan update database software terinstalasi 2 jam update database
asset register untuk aset perangkat lunak asset register

Selesai

182
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kabid Pemeliharaan Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
Pelaksanaan Instalasi Untuk Software Tidak Berlisensi
1 Personil mengajukan pelaksanaan instalasi ke Administrator Form Instalasi Software 1 jam permintaan
Sistem LPSE dengan menggunakan form instalasi software Mulai instalasi software

2 Administrator Sistem LPSE melakukan pengecekan permintaan instalasi software 2 jam Analisa software
kesesuaian software yang diajukan dengan Standard yang akan diinstall
Operating Environment (SOE) untuk software di Unit LPSE

3 Apabila software yang diajukan terdapat dalam SOE LPSE, 1 hari proses instalasi
maka Administrator Sistem LPSE dapat melakukan instalasi software
langsung di PC/Notebook personil. Dan apabila tidak
terdapat dalam SOE LPSE, maka Administrator Sistem LPSE Tidak
meminta persetujuan Kepala Bagian/Bidang Pemeliharaan
untuk melakukan instalasi ya

4 Sub Bagian/Bidang Pemeliharaan Sistem meminta Software tidak ada pada SOE 2 jam pengajuan instalasi
persetujuan Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan software yang
Pembinaan LPSE / Kepala LPSE untuk melakukan instalasi tidak ada pada SOE
software yang tidak terdapat di dalam SOE LPSE

5 Apabila Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan pengajuan instalasi software yang tidak 2 jam keputusan
LPSE / Kepala LPSE menyetujui, maka proses penginstalan
Tidak ada pada SOE persetujuan
dapat dilakukan. Dan apabila tidak disetujui, maka proses
selesai ya
Selesai

6 Administrator Sistem LPSE melakukan penginstalan Persetujuan instalasi software 1 hari software terinstal
software apabila terdapat dalam SOE LKPP/LPSE atau telah
disetujui oleh KepalaBagian/Bidang Pemeliharaan
Selesai

183
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PROSEDUR PERBAIKAN SECARA REMOTE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

184
Nomor SOP 32/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-12
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PROSEDUR PERBAIKAN SECARA REMOTE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Dit E-Proc/Pihak Yang Diberikan Kewenangan
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Form Laporan Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote.

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur tata cara pelaksanaan perbaikan secara remote yang dilakukan
personil dari luar ruang kerja LKPP/LPSE melalui jaringan internet . Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk mencapai dan memelihara sistem perlindungan yang tepat
terhadap aset sistem informasi LKPP/LPSE selama pelaksanaan perbaikan secara remote .

Definisi :
1 Akses Remote adalahAkses terhadap aset teknologi informasi yang dilakukan dari lokasi
Peringatan : yang terpisah (jarak jauh) dengan menggunakan fasilitas jaringan internet/ekstranet .
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 Komputer host / server adalah Komputer tempat data maupun aplikasi yang hendak
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh diakses secara
pelaksana.
Keterkaitan : 3 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

185
PROSEDUR PERBAIKAN SECARA REMOTE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Dit E-Proc Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
A. Ketentuan Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote N/A
1 Untuk memastikan keamanan proses perbaikan, hal hal
berikut harus diperhatikan pada workstation (PC /
Notebook ) yang digunakan untuk melakukan perbaikan
secara remote , yaitu
a. Diusahakan menggunakan PC/Notebook milik Personil
LKPP/LPSE.
b. Perbaikan secara Remote yang diizinkan hanya dari
jaringan kantor LPSE dan LKPP atau Alamat IP yang
diijinkan.
c. Akses remote tidak diijinkan untuk menggunakan
akun root secara langsung.
d. Memiliki kemampuan teknis untuk mendukung
pelaksanaan akses secara remote .
e. Terhubung ke internet melalui jaringan yang stabil
dan aman (workstation tidak berada di tempat umum
atau diakses oleh publik / umum dan menggunakan
jaringan yang terlindungi dengan baik).
2 Sebagai dokumentasi, rincian pelaksanaan perbaikan secara
remote berikut harus didokumentasikan :
a. Lokasi perbaikan
b. Jaringan yang digunakan
c. Waktu pelaksanaan perbaikan (tanggal, waktu mulai
akses, waktu selesai)
d. Analisa gangguan dan perbaikannya
B. Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote Laporan terjadinya gangguan 1 jam informasi
1 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan gangguan
Mulai
kewenangan menerima laporan terjadinya gangguan yang
bersifat urgent untuk segera ditangani
2 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan 1 jam Perangkat siap
kewenangan menyiapkan workstation (PC /Notebook ) yang digunakan
sesuai untuk melakukan perbaikan secara remote sesuai
dengan bagian A nomor 2 di atas
3 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan N/A proses perbaikan
kewenangan mengakses computer host /server melalui
internet untuk memperbaiki sistem yang mengalami
gangguan
4 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan Form Laporan Pelaksanaan Perbaikan N/A penyelesaian
kewenangan melakukan perbaikan awal untuk menutup Secara Remote masalah
gangguan sehingga sistem dapat berjalan kembali
5 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan N/A Analisa masalah
kewenangan melakukan perbaikan lanjutan dengan dan perbaikan
mencari akar penyebab gangguan dan memperbaikinya
untuk mencegah gangguan terulang lagi. Perbaikan lanjutan
ini dilakukan melalui jaringan intranet LKPP/LPSE
6 Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan 1 jam Dokumentasi
kewenangan mencatatkan pelaksanaan perbaikan secara
remote dalam Logbook Selesai

186
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA MONITORING SECURITY LOG PADA SERVER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

187
Nomor SOP 1/IK/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
INSTRUKSI KERJA MONITORING SECURITY LOG
PADA SERVER

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 ITO LKPP
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Penjelasan Singkat :
Instruksi kerja ini menjelaskan tahapan monitoring security log pada :
1 Server , yang meliputi: server aplikasi, database , dan backup . Pencatatan dan Pendataan :
2 Perangkat jaringan melalui server security .

Tujuan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam memonitor log pada server dan
jaringan untuk memastikan keamanan server dan jaringan.

Definisi :
1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
ditetapkan. Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.

188
INSTRUKSI KERJA MONITORING SECURITY LOG PADA SERVER
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
1 Administrator Sistem LPSE mengaktifkan log pada OS server Akses ke server 45 menit memastikan
serta mengaturnya untuk dapat menyimpan log sekurang- Mulai aktifitas daemon di
kurangnya selama 90 hari. Jika kapasitas penyimpanan server tercatat
server tidak memadai dapat dipindahkan ke media backup dengan baik
lain. Detail log yang diaktifkan berpedoman pada Pedoman
Pengelolaan Infrastruktur
2 Administrator Sistem LPSE melakukan analisis terhadap log Akses ke server atau software pemroses 1 jam memastikan
tersebut setiap 3 bulan sekali atau pada saat diperlukan log sistem aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik

3 Administrator Sistem LPSE melakukan analisa jumlah failure Akses ke server atau software pemroses 3 jam memastikan
audit untuk Log Otentikasi dan Log Catatan Login serta log sistem aktifitas daemon di
penyebab failure audit tersebut server tercatat
dengan baik

4 Administrator Sistem LPSE melaporkan hasil analisa jumlah Akses ke server atau software pemroses 3 jam memastikan
failure audit untuk Log Otentikasi dan Log Catatan Login log sistem aktifitas daemon di
serta penyebab failure audit tersebut server tercatat
dengan baik
a. Administrator Sistem LPSE melaporkan kepada Kasubdit
Pengelolaan dan Pembinaan LPSE
b. Administrator Sistem LPSE melaporkan kepada Kepala
LPSE
5 Administrator Sistem LPSE melaksanakan tindaklanjut Akses ke server atau software pemroses N/A memastikan
apabila diperlukan log sistem aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik
Selesai

189
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

190
Nomor SOP 2/IK/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 ITO (LKPP) atau Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Penjelasan Singkat :
Instruksi Kerja ini mengatur penempatan fisik server di ruang server LKPP/LPSE serta
pengelolaan Data Center LKPP/LPSE beserta sarana pendukungnya Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai petunjuk dalam pengelolaan Data Center agar
tercapai pengamanan yang memadai.

Definisi :
1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
ditetapkan. Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.

191
INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER
Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Sistem Keterangan
Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
1 Administrator Sistem LPSE memastikan kondisi lingkungan Akses Data Center 4 jam Memastikan data
dan perangkat di dalam ruang server . Aspek yang perlu Mulai center sudah
diperhatikan sebagai berikut : sesuai dengan
Jumlah server. standard yang
Jenis server. telah ditetapkan

Kapasitas ruang.
Kapasitas daya listrik dan sumber cadangannnya.
Kapasitas daya UPS.
Jadwal Instalasi Server.
Kapasitas pendingin ruangan (AC).
Kapasitas jaringan data.
Kerapian dan Kebersihan Lingkungan Ruang Server
Tata letak Perangkat
Keteraturan dan pelabelan kabel dan Listrik
Raised Floor/Lantai yang ditinggikan
CCTV, APAR dan Smoke Detector
Sensor Suhu di ruang Data Center dan di dalam Rak
Perangkat.
2 Administrator Sistem LPSE memastikan akses fisik kedalam - N/A Memastikan data
ruang server dibatasi hanya untuk personil yang center sudah
berwenang, dengan cara : sesuai dengan
Menerapkan pembatas fisik yang memadai. standard yang
Menerapkan Logbook Aktivitas Data Center telah ditetapkan
Menerapkan sistem single point of access (hanya ada
satu pintu) pada data center
Menerapkan Pengelolaan kunci Data Center dilakukan
oleh Administrator Sistem LPSE yang bertanggungjawab
atas Data Center .
3 Administrator Sistem LPSE memastikan sarana pendeteksi - N/A Memastikan data
kebakaran (smoke detector ) dan CCTV bekerja dengan baik center sudah
sesuai dengan
standard yang
telah ditetapkan
4 Administrator Sistem LPSE melaksanakan pemeliharaan N/A Memastikan data
APAR sekali dalam 1 tahun untuk memastikan center sudah
Tersedia dalam jumlah mencukupi, sesuai dengan
Dalam kondisi siap digunakan, standard yang
telah ditetapkan
Dimonitor dan dipelihara dengan baik.
Masa kadaluarsa belum habis
Panduan Penggunaan melekat pada APAR

192
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN JARINGAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

193
Nomor SOP 33/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kepala LPSE
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun Peralatan/Perlengkapan :
2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Form analisis pada konfigurasi dan kapasitas jaringan

Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan standar dan prosedur bagi LPSE untuk monitoring dan pemeliharaan
jaringan. Prosedur ini diterapkan pada pegawai yang mempunyai otorisasi terhadap jaringan Pencatatan dan Pendataan :
ataupun mitra kerja yang terkait yang diotorisasi. 1 Form analisis pada konfigurasi dan kapasitas jaringan

Tujuan :
1 Menjamin jaringan dapat dimonitoring secara realibel
2 Menjamin kapasitas jaringan tidak melebihi batas yang ditentukan

Definisi :
1 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
Peringatan : administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan ditetapkan. semestinya.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun output
dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana.
Keterkaitan :

194
PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN JARINGAN
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Persyaratan/ Keterangan
Administrator Sistem LPSE Kepala LPSE Waktu Output
Perlengkapan
1 Memastikan bahwa sistem monitoring jaringan Akses ke system 15 menit Memastikan
telah terpasang dengan baik Mulai monitoring dan software untuk
akses ke server monitoring berjalan
tanpa ada masalah

2 Secara periodik atau pada saat dibutuhkan, Akses ke system 1 jam Log sistem
Admin Sistem SPSE mengambil riwayat atau monitoring dan
log yang terkait dengan lalu lintas jaringan akses ke server
komunikasi data dari perangkat jaringan dan
server

3 Berdasarkan log tersebut, Admin Sistem SPSE Akses ke system 3 jam Analisa aktifitas
menganalisa aktivitas/status port, service dan monitoring dan
alert yang terekam dalam log. akses ke server

4 Melakukan klasifikasi hasil analisa terhadap Analisa aktifitas 3 jam Analisa aktifitas
port, service atau alert yang harus segera
ditindaklanjuti.

5 Dari hasil klasifikasi tersebut apakah ada Analisa aktifitas 3 Jam Analisa aktifitas
potensi insiden keamanan informasi maka
langkah lanjutan dengan melakukan eskalasi
pada Prosedur Penanganan Insiden Kemanan
Informasi, jika tidak lanjut ke langkah
selanjutnya

6 Melakukan analisa pada konfigurasi dan Analisa aktifitas 4 Jam Analisa aktifitas
kapasitas jaringan berdasarkan
aktivitas/status service dan port

195
7 Dari hasil analisa pada konfigurasi dan Form hasil analisis 3 jam hasil analisa pada
kapasitas jaringan, Admin Sistem SPSE pada konfigurasi konfigurasi dan
melakukan perencanaan perubahan dan kapasistas kapasistas jaringan
konfigurasi dan kapasitas jaringan jika jaringan
diperlukan. Jika tidak maka lanjut ke langkah
selanjutnya

8 Jika diperlukan perubahan konfigurasi dan hasil analisa pada 2jam Rencana Perbaikan
kapasitas jaringan, Admin Sistem SPSE konfigurasi dan
melakukan konsultasi/validasi atas rencana kapasistas jaringan
tersebut untuk dilaksanakan kepada Kepala
LPSE

9 Jika rencana tersebut dapat divalidasi untuk Rencana Perbaikan 1 jam Rencana Perbaikan
dilanjutkan maka Admin Sistem SPSE
menyusun rencana kerja perubahan
konfigurasi dan kapasitas jaringan

10 Melaksanakan rencana kerja tersebut dengan Rencana Perbaikan 2 jam Rencana Perbaikan
terlebih dahulu melakukan backup yang
diperlukan dan membuat dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan

11 Setelah selesai makaAdmin Sistem SPSE Rencana Perbaikan 3 jam Laporan Akhir
membuat laporan pekerjaan monitoring dan
pemeliharaan jaringan untuk
dilaporkan/dikonsultasikan atau menjadi
bahan pembelajaran di masa mendatang

Selesai

196
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PEDOMAN PENGARSIPAN DOKUMEN ELEKTRONIK SPSE

JAKARTA

2012

197
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGARSIPAN DOKUMEN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

198
Nomor SOP 34/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PENGARSIPAN DOKUMEN

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Staff LPSE/Pengguna SPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses penentuan lokasi/kategori dokumen, digitalisasi dokumen
dan penyimpanan dokumen dalam satu folder. Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk menjamin bahwa proses pengarsipan dokumen dapat
dilaksanakan.

Definisi :

Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :

199
PENGARSIPAN DOKUMEN
Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Pengguna SPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Pengarsipan Dokumen
1 Menentukan lokasi folder dari dokumen yang akan 3 jam lokasi file/folder
Mulai
diarsipkan sesuai kategori (penamaan folder) yang telah backup
ditetapkan. Jika folder yang dimaksud belum tersedia maka
dibuat baru

2 Membuat folder baru pada dilokasi yang telah ditentukan 3 jam file/folder backup
sebelumnya untuk dokumen yang akan diarsipkan dengan
nama folder sesuai ketentuan

3 Dokumen yang akan diarsipkan sudah berbentuk file 1 hari file/folder backup
komputer ?
Apabila Ya, maka : Melanjutkan keproses berikutnya
Apabila Tidak, maka : Melakukan konversi dokumen ke Tidak
dalam file komputer, meliputi :
Men-scan semua dokumen yang masih berbentuk
kertas Ya
Memindahkan semua isi percakapan (kirim/balas)
dan waktunya yang dilakukan melalui e-mail/TTS kedalam
sebuah file komputer
Simpan dengan nama file sesuai ketentuan pada
lokasi folder yang telah dibuat sebelumnya.
4 Memasukan semua file yang terkait kedalam folder baru 1 hari file/folder backup
yang telah dibuat sebelumnya

Selesai

200
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGARSIPAN DOKUMEN

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

201
Daftar Informasi Rahasia:

Informasi yang ada di LKPP/LPSE digolongkan menjadi empat bagian, yaitu :

1. Informasi Sangat Rahasia (Strictly Confidential), adalah informasi yang sangat khusus dan
terbatasuntuk pejabat tertentu yang mengandung kerahasiaan negara.

2. Informas iRahasia (Confidential), adalah informasi yang secara khusus terbatas untuk
jabatan structural padaLKPP/LPSE .

3. Informasi Terbatas, adalah informasi yang dibatasi untuk pegawai pada tingkat level
manajemen tertentu atau pegawai yang ditunjuk untuk menangani informasi tersebut.
Hanya pengguna yang diberi kewenangan yang mendapatkan akses terhadap asset
informasi tersebut.

4. Umum :adalah informasi yang dapat dirilis di luar Organisasi.

202
Daftar informasi rahasia dan terbatas yang ada di LKPP/LPSE adalah :

No NamaInformasi Format Klasifikasi Perlakuan

1 Dokumen Administrasi Hardcopy Rahasia diberi label


rekanan "Rahasia" pada
ordner

2 Data Aktivasi Softcopy Rahasia diberi label


"Rahasia" pada tiap
halaman

3 Dokumen Pending Hardcopy Rahasia diberi label


Administrasi "Rahasia" pada
ordner

4 Laporan Pengelolaan SPSE Hardcopy Rahasia diberi label


"Rahasia" pada
halaman judul

5 Data User ID dan password Softcopy Rahasia Diberi label


Rahasia pada tiap
halaman

6 Data Password, IP, dan Softcopy Terbatas Password


Security Server

7 Database Production SPSE Softcopy Terbatas Password

8 Database Back-Up SPSE Softcopy Terbatas password

203
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PELAKSANAAN BACKUP-SERVER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

204
Nomor SOP 35/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PELAKSANAAN BACK-UP SERVER

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 ITO
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Administrator Sistem LPSE
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Log Pelaksanaan Backup
2 Laporan Analisa Kegagalan Backup
3 Form Permintaan Restore
Penjelasan Singkat : 4 Berita Acara Pelaksanaan Restore
Prosedur ini mencakup proses backup, uji coba hasil backup, dan pelaksanaan restore 5 Daftar Backup Database dan Aplikasi
database dan aplikasi. Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk menjamin bahwa proses backup dan restore dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien

Definisi :
1 Back Up Server adalah kegiatan menggandakan file/database agar data tetap tersedia
Peringatan : ketika terjadi kegagalan hardware / bencana. Back up dapat juga diartikan sebagai
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan pembuatan salinan untuk data-data penting pada media penyimpanan yang berbeda
ditetapkan. untuk tujuan keamanan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
pelaksana. administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
Keterkaitan : semestinya.

205
PELAKSANAAN BACKUP SERVER
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE
Pelaksanaan Backup Server
1 Metode backup yang dilakukan adalah Incremental dengan 3 jam hasil backup
Mulai
jangka waktu harian untuk database dan data upload. ITO /
Administrator Sistem LPSE memastikan penggunaan media
backup yang sesuai dengan urutannya

2 Untuk mencegah risiko kegagalan, setiap adanya perubahan Daftar Backup Database dan aplikasi 3 jam backup data
di sistem (database, konfigurasi ataupun aplikasi), ITO /
Administrator Sistem LPSE harus terlebih dahulu melakukan
backup perubahan tersebut

3 ITO / Administrator Sistem LPSE mendokumentasikan Log Pelaksanaan Backup 3 jam dokumentasi
pelaksanaan backup dan hasilnya dalam Log Pelaksanaan pelaksanaan
Backup backup

4 Untuk memastikan kehandalan sistem back-up dan restore, Form Permintaan Restore 1 hari hasil pengujian
dilakukan pengujian restore hasil back-up sedikitnya 1 restore hasil
(satu) kali dalam tiga bulan secara random sampling yang backup
dilaporkan kepada Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE / Kepala LPSE

5 Setiap kegagalan proses back-up harus dilaporkan kepada Laporan Analisa Kegagalan Backup 1 hari laporan
Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE / kegagagalan dan
Kepala LPSE untuk ditentukan tindak lanjut pencegahan analisa
kegagalan di masa mendatang

6 ITO / Administrator Sistem LPSE melakukan analisa Laporan Analisa Kegagalan Backup 2 hari laporan pengujian
efektivititas proses backup sekurang kurangnya 1 bulan backup
sekali yang dituangkan dalam notulen rapat. Analisa
dilakukan berdasarkan:
a. Jenis kegagalan backup
b. Jumlah kegagalan backup
c. Tren terjadinya kegagalan backup
d. Tindaklanjut yang dilakukan
7 Pelaksanaan Restore dapat dilakukan jika ada permintaan Form Permintaan Restore 1 hari hasil restore
dari ITD (LKPP )/ pergantian perangkat keras Server

8 Proses restore database dan aplikasi didokumentasikan oleh Berita Acara Pelaksanaan Restore 1 hari dokumentasi
ITO / Administrator Sistem LPSE dalam bentuk beritaa cara restore
pelaksanaan restore yang ditandatanganioleh unit unit
terkait (pemohon, pelaksana, dan pimpinannya)
Selesai

206
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PELAKSANAAN BACKUP-SERVER

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

207
Daftar Informasi Yang Harus Di Back Up:

Daftar informasi yang harus di back up di LKPP/LPSE adalah :

No NamaInformasi Format Bentuk File Back Up

2 Dokumentasi Aset Softcopy Softcopy

3 Laporan Kegiatan Layanan Softcopy Softcopy

5 Hardcopy/ Softcopy
Laporan Pengelolaan SPSE
Softcopy

6 Hardcopy/ Softcopy
Laporan Kegiatan Infrastruktur
Softcopy

7 Laporan Kegiatan Hukum dan Hardcopy/ Softcopy


Verifikasi Sofcopy

8 Data Password, IP, dan Security Server Softcopy Softcopy

9 Database Production SPSE Softcopy Softcopy

10 Database Back-Up SPSE Softcopy Softcopy

12 Database Aplikasi Helpdesk SPSE Softcopy Softcopy


Production

14 Dokumen yang dianggap penting oleh Softcopy/ Softcopy


personil untuk di back up Hardcopy

208
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA BACKUP DAN RECOVERY

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

209
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA Nomor IK 3/IK/LPSE/D.2/2012
PEMERINTAH (LKPP) TanggalPembuatan 30-Nov-12
INSTRUKSI KERJA (IK)
Tanggal Revisi
TanggalEfektif 2-Jan-13
DisahkanOleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

INSTRUKSI KERJA BACKUP AND RECOVERY

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi 1. ITO (Information Technology Operation)
Elektronik. 2. LPSE (Lembaga Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik)
2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem
dan Transaksi Elektronik
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya.
4. PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Tujuan : Perlengkapan :

Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam Membackup data yang akan
dipindahkan dan Membantu proses migrasi server.

Penjelasan Singkat : Output Pelaksanaan Kegiatan :

210
Backup dan Recovery adalah salah satu aktivitas ITO yang memfasilitasi backup 1. Membackup data yang akan dipindahkan.
dan recovery data LPSE. Aktivitas ini dilakukan melalui empat prosedur yaitu 2. Membantu proses migrasi server.
backup dan recovery HDD external, server via SSH/remote, server via NFS,
storage dedicated. Prosedur backup dan recovery dilakukan dengan full backup
(database) dan incremental backup (datafile upload/download).

Teknik Penyajian : Peringatan :

Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja Backup 1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
and Recoveryadalah sebagai berikut : ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
1. Bagan Arus
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
2. Tabular
oleh Pelaksana.

Keterkaitan : Definisi :

1. HDD: Hard Disk Drive


2. NFS: Network File System
3. SDM: Sumber Daya Masyarakat
4. SSH: Secure Shell
5. PIC: People In Charge

211
Instruksi Kerja :

1. Backup and Recovery


ITO

(II) (III) (I) (V)


(IV)
E-Proc error Training Instalasi e- Backup &
Logistic IT
handling admin Procurement Recovery

Kebutuhan
Skenario
Infrastruktur

Media/ Storage SDM Cycle data Infrastruktur

(5.1)
Server Lain Teknisi PIC
HDD external

(5.3) (5.2)
NFS via Remote

Gambar 1. Struktur Backup & Recovery

212
Tabel 1. Prosedur dan Aktifitas Backup & Recovery

Prosedur Aktivitas Jangka waktu

B&R HDD External 1. Full backup (database)


2. Incremental (datafile upload/download)

B&R Server via SSH


1. Full backup (database)
(remote)
2. Incremental (datafile upload/download)

B&R Server via NFS 1. Full backup (database)


2. Incremental (datafile upload/download)

B&R Storage dedicated 1. Full backup (database)


2. Incremental (datafile upload/download)

2.1 Backup & recovery


2.1.1 B&R HDD Eksternal
Ruang Lingkup
a. Membackup database LPSE ke HDD external.
b. Memindahkan database ke HDD external yang tersedia.
c. Konfirmasi database yang sudah dipindahkan
Definisi
HDD External: Hard Disk Drive external
LPSE: Lembaga Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik

213
Prosedur Backup & Recovery HDD external

B&R HDD External

LPSE ITO

START

Request backup Penerimaan


database HDD request backup
External database

Koneksikan HDD
External

Error
Mounting HDD
External

Konfigurasi
settingan crontab

Pemeriksaan Konfirmasi selesai


backup database backup database
Complete

Finish

214
Proses backup & recovery melalui HDD External
1. Koneksikan HD eksternal terlebih dahulu.
2. Mounting HD eksternal tersebut dan buat direktori untuk backupnya, tahapannya:
# fdisk -l (lihat settingan konfigurasi harddisk, misal kita menggunakan harddisk dengan file system NTFS atau FAT32, akan ada keterangan di System(file system) NTFS
atau FAT32, lihat tampilan Device Bootnya, contoh tampilannya seperti di bawah ini:

Device Boot Start End Blocks Id System

/dev/sda1 * 1 9727 78124032 83 Linux

/dev/sda2 9727 38914 234444801 5 Extended

/dev/sda5 9727 38914 234444769+ 86 NTFS volume set

keterangan : Dari tampilan di atas, diketahui Drive dengan File System NTFS volume set tampilan Device Bootnya /dev/sda5.

# mkdir /mnt/backup (membuat direktori backup untuk tempat drive ntfsnya)

# mount -t ntfs-3g /dev/sda5 /mnt/backup (mount drive ntfs, menyesuaikan dengan device boot dari harddisk eksternalnya)

command : mount -t (file system dari hd eks, mis ntfs=ntfs-3g atau fat32=vfat) (disesuaikan dengan device boot hd ekst) (direktori dalam server yang akan dimount hd
ekst)

# cd /mnt/backup (masuk ke dalam direktori backup drivenya)

215
# mkdir database (membuat direktori untuk backup database)

# mkdir file_prod (membuat direktori untuk backup file upload user/ attachment)

# mdkir -p /home/backup (membuat direktori backup pada /home sebagai tempat dari hasil backup databasenya).

3. konfigurasi settingan crontab untuk membuat penjadwalan secara otomatis untuk copy data-data yang dibutuhkan, backup database maupun data file upload user/
attachment.
# crontab -e (untuk melakukan pengeditan pada crontab)

akan terbuka jendela seperti di bawah ini, lalu tambahkan beberapa command.

COMMAND 1 (backup database epns)

0 0 * * * su postgres -c 'pg_dump Fc f /home/backup/epns_prod_`date '+%d-%m-


%Y'`.backupepns_prod '

(command untuk dump/backup database epns_prod)

Keterangan:

5 angka paling depan yaitu 0(menit) 0(jam) *(hari) *(bulan) *(tahun)

0 0 * * * artinya, command untuk backup database tersebut dijalankan pada pukul 12.00, tanda * disini mengartikan semua, jadi command backupdatabase ini dijalankan
pada pukul 12.00 pada semua hari(setiap hari), pada semua bulan(setiap bulan) serta pada semua tahun(setiap tahun).

216
Command untuk melakukan backup database :

su postgres -c 'pg_dump Fc f (nama file backupnya serta dimana ditempatkan file backupnya(nama
database)'

contoh:

su postgres -c 'pg_dump Fc f /home/backup/epns_prod_`date '+%d-%m-%Y'`.backupepns_prod '

COMMAND 2 (backup database secman)

0 0 * * * su postgres -c 'pg_dump Fc f /home/backup/secman_prod_`date '+%d-%m-%Y'`.backup


secman_prod ' (command untuk dump/backup database secman_prod)

Keterangan:

seperti penjelasan pada command sebelumnya, yang berbeda hanya nama databasenya saja

COMMAND 3 (database file upload ke hard disk external)

217
0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /mnt/backup/file_prod (command untuk backup file
upload user/ attachment dari server ke harddisk eksternal)

Keterangan:

0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun

Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di harddisk eksternal :

rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di harddisk eksternal)

contoh:

rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /mnt/backup/file_prod

COMMAND 4 (backup database dari hard disk system ke hard disk external)

0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/backup/*.backup /mnt/backup/database (command untuk backup


file database hasil dump dari server ke harddisk eksternal)

Keterangan:

218
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun

Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di harddisk eksternal :

rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di harddisk eksternal).

2.2 B&R Server via SSH/remote


Ruang Lingkup
a. Backup database dari satu server ke server lain.
b. Mengubah akses SSH menjadi tanpa password.
Definisi
SSH: Secure Shell

219
Prosedur Backup & Recovery Server via SSH/Remote

B&R Server via SSH/Remote

LPSE ITO

START

Penerimaan
Request backup &
request backup &
recovery via SSH/
Recovery via SSH/
Remote
Remote

Koneksikan server
utama dengan
server lain

Mounting Server
External
Error

Konfigurasi
settingan crontab

Pemeriksaan Konfirmasi selesai


backup & recovery backup & recovery
via SSH/Remote via SSH/Remote
Complete

Finish

220
COMMAND SSH tanpa password
ssh-keygen
ssh-copy-id i /root/ .ssh/id_rsa.pub 10.1.25.77 (portal yang dituju)

Keterangan
ssh-keygen: command ini berfungsi untuk
ssh-copy-id i /root/ .ssh/id_rsa.pub 10.1.25.77 command ini untuk menambahkan rsa id yang akan meremote ke server tujuan.

COMMAND (backup database server ke server)

0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/backup/*.backup /10.1.25.77/backup/database


(command untuk backup file database hasil dump dari server ke server tujuan)

Keterangan:

0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun

Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di server :

rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server)

COMMAND (backup file upload dari server ke server lainnnya)

0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /10.1.25.77/backup/file_prod

(command untuk backup file upload user/ attachment dari server ke harddisk eksternal)

221
Keterangan:

0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun

Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di server lainnya:

rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server lainnya)

contoh:

rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /10.1.25.77/backup/file_prod

2.3 B&R Server via NFS


Ruang Lingkup
a. Membuat server nfs yang bisa diakses oleh client dan server utama.
b. Backup database ke server NFS.
c. Membuat server untuk klien.
Definisi
NFS: Network File System

222
Prosedur backup & recovery via NFS

223
B&R Server via NFS

LPSE ITO

START

Penerimaan
Request backup &
request backup &
recovery via NFS
Recovery via NFS

Koneksikan server
utama ke server
NFS

Error Koneksikan server


client ke server
NFS

Konfigurasi
settingan crontab

Konfirmasi selesai
Pemeriksaan backup
backup & recovery
& recovery via NFS
via NFS
Complete

Finish

224
COMMAND (create server)
# apt-get install nfs-common portmap nfs-kernel-server
File /etc/exports
# exportfs a
# /etc/init.d/nfs-common restart

Keterangan:
# apt-get install nfs-common portmap nfs-kernel-server, command ini untuk install paket yang akan di butuhkan.
File /etc/exports, command ini untuk share server yang sudah dibuat. Contoh: /home/ 192.168.0.100 (rw, no_root_squash)
# exportfs a, command ini berfungsi untuk mengaktifkan file system nfs tersebut.

COMMAND (create client side)


$ sudo apt-get install nfs-common
File /etc/fstab
# mount t nfs 192.168.0.103:/home /mnt

Keterangan:
$ sudo apt-get install nfs-common, command ini untuk install paket yang dibutuhkan olehserver client.
File /etc/fstab, command ini digunakan untuk mengaktifkan file system dari segi client
# mount t nfs 192.168.0.103:/home /mnt, command ini digunakan untuk

COMMAND (backup database server ke nfs)

0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/backup/*.backup /192.168.0.100/mnt/database (command


untuk backup file database hasil dump dari server ke nfs)

225
Keterangan:

0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun

Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di server nfs :

rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server nfs)

COMMAND (backup file upload dari client server ke nfs)


0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /192.168.0.103/mnt/file_prod (command untuk
backup file upload user/ attachment dari client server ke nfs)

Keterangan:

0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun

Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di server nfs:

rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server nfs)

contoh:

rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /192.168.0.103/backup/file_prod

226
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PEDOMAN PENGEMBANGAN SISTEM E-PROCUREMENT

JAKARTA

2012

227
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG E-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

228
Nomor SOP 36/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
DIREKTORAT e-PROCUREMENT STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG
E-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 ITD (IT Development )
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kasi Pengembangan e-Procurement
Elektronik 3 Kasubdit Pengembangan e-Procurement
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Direktur e-Procurement
dan perubahannya. 5 LPSE
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1 Deskripsi Rencana Pengembangan Aplikasi
2 Daftar Rencana Pengembangan Aplikasi
3 Laporan Pengembangan Aplikasi
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini memuat dan mengatur mengenai pelaksanaan dan semua tindakan yang
terkait dalam pengembangan aplikasi pendukung e-Procurement yang dilakukan oleh Pencatatan dan Pendataan :
LPSE. diperlukan keputusan ataupun tindakan yang tidak sesuai prosedur, maka itu
Apabila 1 Deskripsi Rencana Pengembangan Aplikasi
harus dilakukan atas persetujuan Direktur e-Procurement. 2 Daftar Rencana Pengembangan Aplikasi
Tujuan :
1. Sebagai standar dan kontrol untuk LPSE dan Direktorat e-Procurement dalam melakukan
pengembangan aplikasi Pendukung e-Procurement. Definisi :
2. Menjamin terlaksananya kegiatan dan pemrosesan pengembangan aplikasi pendukung e- 1. IT Development yang selanjutnya disebut ITD adalah Tim yang terdiri dari personil
Procurement yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Strategi
Peringatan : Pengembangan Sistem E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement Direktorat e-Procurement LKPP.
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :

229
PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG e-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE
Mutu Baku
Kasi Kasubdit
No Aktivitas Direktur e- Keterangan
LPSE ITD Pengembangan Pengembangan Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Procurement
e-Procurement e-Procurement
PENGEMBANGAN APLIKASI e-PROCUREMENT
1 LPSE menjabarkan rencana pengembangan Mulai N/A Daftar Rencana
aplikasi dalam Deskripsi Rencana Pengembangan Pengembangan Aplikasi
Aplikasi.

2 LPSE membuat Daftar Rencana Pengembangan 1.Formulir Isian Pengembangan N/A 1.Formulir Isian Formulir isian beserta
Aplikasi dan mengajukan permohonan aplikasi Pengembangan aplikasi daftar rencana
pengembangan kepada Direktur e-Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana pengembangan aplikasi
Aplikasi Pengembangan Aplikasi sudah ditandatangani oleh
LPSE

3 Direktur e-Procurement menyampaikan 1.Formulir Isian Pengembangan 1 hari 1.Formulir Isian


permohonan tersebut kepada Kasubdit aplikasi Pengembangan aplikasi
Pengembangan e-Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana
Aplikasi Pengembangan Aplikasi
3.Lembar disposisi
4 Kasubdit Pengembangan e-Procurement akan 1.Formulir Isian Pengembangan 1 hari 1.Formulir Isian
menyampaikan kembali kepada Kasi aplikasi Pengembangan aplikasi
Pengembangan e-Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana
Aplikasi Pengembangan Aplikasi
3. Lembar Disposisi kasubdi memberikan
arahan kepada Kasie
terkait pengembangan
aplikasi
5 Kasi Pengembangan e-Procurement akan meminta 1.Formulir Isian Pengembangan 1 hari N/A
ITD untuk mempelajari Daftar Rencana aplikasi
Pengembangan Aplikasi tersebut. Tata cara 2.Daftar Rencana Pengembangan
pengembangan aplikasi pendukung LPSE Aplikasi
berpedoman pada Pedoman Pengembangan
Aplikasi Pendukung LPSE.

230
6 ITD akan membuat rekomendasi dan 1.Formulir Isian Pengembangan 3 hari Hasil laporan dan
menyampaikannya kepada Kasi Pengembangan e- aplikasi Rekomendasi
Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi
3. Formulir rekomendasi
7 Kasi Pengembangan e-Procurement akan 1. Formulir Isian Pengembangan 1 hari 1. Formulir Isian
menyampaikan rekomendasi dari ITD kepada aplikasi Pengembangan aplikasi
Kasubdit Pengembangan e-Procurement. 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana
Aplikasi Pengembangan Aplikasi
3.Hasil laporan dan Rekomendasi 3.Hasil laporan dan
Rekomendasi
8 Kasubdit Pengembangan e-Procurement akan 1. Formulir Isian Pengembangan 1 hari 1. Formulir Isian
menyampaikan rekomendasi ini kepada Direktur e- aplikasi Pengembangan aplikasi
Procurement. Jika rekomendasi yang disampaikan 2.Daftar Rencana Pengembangan 2.Daftar Rencana
adalah rekomendasi persetujuan maka Direktur e- Selesai Aplikasi Pengembangan Aplikasi
Procurement akan mengeluarkan Keputusan Tidak
3.Hasil laporan dan Rekomendasi 3.Hasil laporan dan
Pengembangan Aplikasi. Jika "Tidak" maka Ya Rekomendasi
Direktur e-Procurement akan mengeluarkan
rekomendasi dan LPSE tidak dapat melanjutkan
proses pengembangan aplikasi.

9 Apabila disetujui, LPSE melakukan pengembangan N/A N/A Dokumen rencana


dan mencatat detail progress pelaksanaan pelaksanaan
pengembangan aplikasi sesuai dengan jadwal dan pengembangan
rencana kerja yang telah ditentukan.

10 LPSE membuat Laporan Pengembangan Aplikasi Laporan Pengembangan Aplikasi N/A Laporan penyelesaian
dan menyampaikannya kepada Direktur e- pelaksanaan
Procurement. pengembangan aplikasi

231
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG E-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

232
DESKRIPSI RENCANA PENGEMBANGAN APLIKASI e-PROCUREMENT

Nama Aplikasi : ......................................................... Anggota Tim (Jika pengembangan


aplikasi dilakukan secara internal) :
Release (Versi aplikasi) : .........................................................
........................................................................
Penanggung Jawa : ......................................................... ........................................................................
bPengembangan ........................................................................
........................................................................
Pihak Pengembang : Internal / Konsultan ........................................................................
........................................................................

Estimasi Waktu Pengembangan : .........................................................

DeskripsiAplikasi

Rencana Arsitektur Aplikasi

(Arsitektur mencakup rencana aplikasi pendukung dan keterkaitannya dengan SPSE)

233
Data yang diperlukan dari SPSE

Daftar Pengguna Aplikasi yang dikembangkan

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE)

Tanggal : ................................

Nama : ................................

234
DAFTAR RENCANA PENGEMBANGAN APLIKASI

Nama Aplikasi : .........................................................

Release (versi aplikasi) : .........................................................

Penanggung Jawab : .........................................................


Pengembangan

Jadwal Pengembangan

No Tahapan PIC Bulan

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik


(LPSE)
Tanggal : ................................
Nama : ................................

235
LAPORAN PENGEMBANGAN APLIKASI

Nama Aplikasi : ................................................. Tanggal:

Release (Versiaplikasi) : .................................................

Penanggung Jawab Pengembangan : .................................................

Deskripsi Aplikasi Tujuan Pengembangan

Tanggal Testing :
Jenis Testing :

Uraian Testing

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE) Ketua Tim Review Aplikasi (TRA)

Tanggal : ................................ Tanggal : ....................................


Nama : ................................ Nama : ....................................

236
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

237
Nomor SOP 37/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 PM (Program Manager)
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 TRA (Tim Review Aplikasi)
Elektronik 3 ITO (IT Operation)
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Kepala LPSE
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1 Memo
Penjelasan Singkat : 2 Daftar Rencana Install atau Upgrade Aplikasi
Prosedur ini memuat dan mengatur mengenai pelaksanaan dan semua tindakan yang 3 Berita Acara Install atau Upgrade Aplikasi
terkait dalam proses implementasi aplikasi SPSE yang dilakukan oleh Dit e-Proc. 4 Checklist Kelengkapan LPSE
Apabila diperlukan keputusan ataupun tindakan yang tidak sesuai prosedur, maka itu
harus dilakukan atas persetujuan Direktur e-Procurement. Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
1. Sebagai standar dan kontrol untuk Direktorat e-Procurement dalam melakukan proses
implementasi aplikasi e-Procurement.
2. Menjamin terlaksananya kegiatan proses implementasi e-Procurement yang sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Definisi :
Peringatan : 1 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
ditetapkan. Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan : 2 Program Manager yang selanjutnya disebut PM adalah Tim yang terdiri dari personil
1 Instruksi Kerja Instalasi Aplikasi e-Procurement pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Penyiapan
Kebijakan E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-Procurement Direktorat
e-Procurement LKPP

238
IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
PM TRA ITO Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
INSTALASI APLIKASI e-PROCUREMENT
1 ITO menerima Form Rencana Instalasi dan a). Checklist Kelengkapan LPSE 1 jam Data server
Mulai
Checklist Kelengkapan LPSE dari bagian PM b). Form Rencana Instalasi LPSE
(Program Manager)
2 ITO membuat tanda terima. 30 Menit tanda terima

3 ITO melakukan instalasi aplikasi. Proses instalasi secara detil 1 hari


mengacu pada Instruksi Kerja
Instalasi Aplikasi e-Procurement.
4 Proses instalasi berjalan dengan baik ? Tidak Ya Berita Acara Install atau Update N/A
Aplikasi
5 Membuat Berita Acara Instalasi Aplikasi dan 1 jam Laporan Install
menyampaikan ke bagian PM, satu salinan Berita
Acara disimpan untuk arsip.
6 ITO mengisi Laporan Install atau Update Aplikasi. 1 jam Laporan Install
atau Update

7 PM menerima laporan bahwa instalasi telah selesai 1 jam


dari ITO.
8 PM mengkonfirmasikan kepada Kepala LPSE 1 jam
bahwa instalasi telah selesai. Selesai

239
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

240
DAFTAR RENCANA INSTALL/UPDATE APLIKASI

Nomor: ......................................

Range Tgl
No LPSE IP Address Release New Release Update Keterangan

*) Sebelum melakukan update pastikan tidak bentrok dengan jadwal Lelang. Range Tgl Update adalah range waktu
pelaksanaan Update, misal 10 - 12 Oktober 2012.

Program Manager (PM)

Tanggal : ................................
Nama : ................................

241
BERITA (INSTALL / UPDATE) APLIKASI

Telah kami lakukan (install/Update) aplikasi release .................untuk LPSE berikut:......

No LPSE IP Address Tgl Pelaksanaan Update Keterangan

IT OPERATION (ITO)

Tanggal : ................................
Nama : ................................

242
LAPORAN (INSTALL/UPDATE) APLIKASI

Bulan: ......................................

T Tgl
No LPSE IP Address Release Release g Update Keterangan
Awal Akhir l Akhir
I
n
s
t
a
l
l

*) Release Awal = Release aplikasi Pertama kali diinstall


Release Akhir = Release aplikasi pada saat laporan ini dibuat

Tgl Install = Tgl instalasi aplikasi pertama kali


Tgl Update = Tgl update terakhir

IT OPERATION (ITO)

Tanggal : ................................
Nama : ................................

243
Perihal : KelengkapanPersyaratanPembentukan LPSE Informasi:
Instansi : ............................................................................................. Checklist ini sebagai dasar Program Manager
Alamat : ............................................................................................. (PM) untuk meminta memberikan password
PIC : ............................................................................................. aplikasi LPSE ke instansi terkait
Telepon : .............................................................................................
Email : .............................................................................................

Ada Spesifikasi
No Uraian Good NG Good NG Keterangan
Infrastruktur
1 Komputer

Sebutkan Jumlah dan Spesifikasinya


2 Server
Sebutkan Jumlah dan Spesifikasinya
3 Jaringan Internet
Sebutkan bandwidth dan providernya
4 OS Server
Sebutkan nama OS-nya

Ruangan
1 Ruang Bidding
Sebutkan kapasitas ruangnya
2 Ruang Server

3 Ruang Training
Sebutkan kapasitas ruangnya
4 Ruang Helpdesk

5 Ruang Admin

Regulasi/Peraturan
1 Tentang Pembentukan Tim
Sebutkan no registrasinya
2 Tentang Implementasi e-Procurement
Sebutkan no registrasinya
3 Tentang Organisasi Unit LPSE
Sebutkan no registrasinya

Training of Trainer
1 Penguasaan aplikasi LPSE
2 TOT dilaksanakan pada
Tanggal Tempat
JumlahPeserta

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


Instansi diatas sudah memenuhi persyaratan
Instansi diatas belum memenuhi persyaratan

TandaTangan
IT Operation Program Manager
Catatan

Tanggal: Tanggal:

244
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR IT LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

245
Nomor SOP 38/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR IT LPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Vendor Pelaksana Kegiatan
Elektronik 3 ITO
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Kepala LPSE
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik Peralatan/Perlengkapan :
1 Dokumen Rencana Transisi

Penjelasan Singkat :
SOP Pendampingan Pembangunan Infrastruktur IT LPSE berisi langkah-langkah
pendampingan yang harus dilakukan pada saat kegiatan pembangunan infrastruktur. Pencatatan dan Pendataan :
Kegiatan pembangunan infrastruktur mempunyai ruang lingkup: instalasi perangkat 1 Dokumen Rencana Transisi
keras server, jaringan, data storage dan juga perangkat pelindung keamanan.
Tujuan :
1. Menjamin proses pembangunan dilaksanakan sesuai dengan kerangka acuan kerja. Definisi :
2. Membantu pelaksana dalam menetapkan pekerjaan sesuai dengan rencana dan jadwal 1 Infrastruktur IT adalah sarana dan prasarana operasional IT yang tidak termasuk di
yang telah disepakati. dalamnya perangkat lunak.
Peringatan : 2 Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen panduan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan internal LPSE yang ditujukan untuk semua pihak yang terkait dengan pekerjaan
ditetapkan. tersebut.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 3 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-Procurement
pelaksana. pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Keterkaitan : Direktorat e-Procurement LKPP.

4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

246
PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IT LPSE
PELAKSANA Mutu Baku
No Aktivitas Administrator Vendor Keterangan
ITO Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Sistem LPSE Pelaksana
1 Administrator Sistem berkoordinasi dengan ITO N/A Lampiran Kegiatan pendampingan
dalam melakukan identifikasi kebutuhan rencana dimulai ketika Kick Off
Mulai
pelaksanaan kegiatan. kebutuhan proyek sudah
infrastruktur dilaksanakan dan pihak
LPSE LPSE menunjuk salah satu
staf-nya untuk melakukan
pendampingan
pembangunan
infrastruktur IT.

2 Administrator Sistem mempersiapkan keperluan N/A


pelaksanaan proyek dan memastikan bahwa
kebutuhan tersebut tidak mengganggu operasional
LPSE.
3 Administrator Sistem melakukan monitoring dan 1 hari
pengendalian pelaksanaan kegiatan secara rutin
dengan melakukan workshop.
4 Keluaran dari kegiatan monitoring dan 1 jam
pengendalian pelaksanaan kegiatan dilaporkan
kepada ITO dan pimpinan LPSE.
5 Pada akhir pekerjaan Administrator Sistem Rencana Transisi 1 jam
memastikan vendor pelaksana sudah mempunyai
rencana transisi yang telah disepakati bersama dan
disetujui oleh pimpinan LPSE.

6 Administrator Sistem memastikan setiap tahap 2 jam


transisi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah disahkan termasuk di dalamnya pengujian
infrastruktur sesuai dengan skenario pengujian
yang dibuat.
7 Pada masa akhir transisi, Administrator Sistem dan 2 jam
vendor pelaksana melakukan review atas semua
pekerjaan dan dokumentasi yang disiapkan oleh
vendor pelaksana.
8 Hasil review diproses oleh Kepala LPSE. Apakah N/A
Tidak
hasilnya disetujui ?
Ya
9 Vendor pelaksana melakukan serah terima 1 jam
operasional infrastruktur IT kepada LPSE Selesai

10 Administrator Sistem melakukan konfirmasi dan N/A Selesainya


meminta perbaikan pada vendor pelaksana sampai Pendampingan
disetujui oleh Kepala LPSE. Pembangunan
Infrastruktur IT
LPSE

247
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

USER ACCEPTENCE TEST (UAT) TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IT


LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

248
Nomor SOP 39/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil
Pembangunan Infrastruktur IT LPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Pihak Ketiga
Elektronik 3 Kepala LPSE
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1 Dokumen UAT
Penjelasan Singkat :
SOP User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil Pembangunan Infrastruktur SPSE berisi
langkah-langkah Perencanaan, penetapan, pelaksanaan dan pengesahan User Acceptance
Test pada hasil pembangunan Infrastruktur SPSE.
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
1. Menjamin terlaksananya kegiatan User Acceptance Test untuk memastikan hasil
pembangunan infrastruktur dapat diterima.

Definisi :
Peringatan : 1
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Infrastruktur TIK adalah sarana dan prasarana operasional TIK yang tidak temasuk
ditetapkan. didalamnya perangkat lunak,
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 User Acceptance Test (UAT) adalah sebuah dokumen panduan pelaksanaan pengujian
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh atas sebuah pekerjaan yang dilakukan,
pelaksana.
Keterkaitan : 3 Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen panduan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh
Internal LPSE ditujukan untuk semua pihak yang terkait dengan pekerjaan tersebut.
4 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

249
User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil Pembangunan Infrastruktur IT LPSE
PELAKSANA Mutu Baku
No Aktivitas ADMINISTRATOR Vendor Keterangan
Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
SISTEM LPSE Pelaksana
1 Pada tahapan akhir sebuah kegiatan pembangunan N/A Rancangan UAT
infrastruktur Administrator Sistem meminta Pihak Mulai

Ketiga menyusun rancangan User Acceptance Test


dengan ruang lingkupnya.

2 Administrator Sistem harus memastikan bahwa metode Volume testing yang dimaksudkan untuk N/A Lampiran
test yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan memastikan bahwa infrastruktur dapat kapasitas
infrastruktur. Metode test harus mempunyai ruang beroperasi sesuai dengan kapasitas dan
lingkup volume, recovery, stress dan performance jangka waktu yang telah ditentukan.
testing.

Stress Testing yang dimaksudkan untuk


memastikan bahwa infrastruktur dapat
beroperasi pada beban maksimum dan
bahkan berlebih dengan toleransi sekitar
25% dari beban maksimum yang
didefinisikan.

Recovery Testing yang dimaksudkan untuk


memastikan bahwa proses backup dan
restore infrastruktur berjalan dengan baik
dan sesuai dengan skenario yang
didefiinisikan.

Performance Testing yang dimaksudkan


untuk memastikan bahwa kriteria
performance dari infrastruktur terpenuhi,
misalnya kriteria waktu respon.

3 Administrator Sistem melakukan review atas dokumen 3 jam Dokumen UAT


UAT yang diajukan oleh Pihak Ketiga. Jika diperlukan
perbaikan maka dokumen UAT dikembalikan kepada
Pihak Ketiga sampai disepakati.

4 Administrator Sistem memastikan bahwa Pihak Ketiga 1 jam Hasil pengujian


telah melaksanakan pengujian internal dan memastikan Interal
hasilnya telah diserahkan kepada LPSE.

5 Administrator Sistem menyusun tim pemeriksa dan 2 jam Tim pemeriksa


penguji untuk melaksanakan kegiatan UAT. dan penguji UAT

250
6 Administrator Sistem memastikan bahwa tim 1 jam Hasil UAT
pemeriksaan dan penguji telah menyelesaikan UAT dan
menyerahkan hasilnya.

7 Administrator Sistem berkoordinasi dengan Kepala LPSE N/A Pengesahan UAT


untuk melakukan pengesahan hasil UAT

8 Apakah Kepala LPSE menyetujui pengesahan ? N/A


Tidak

Ya
9 Jika disetujui maka vendor harus melaksanakan kegiatan N/A
Selesai
tahap berikutnya
10 Jika tidak disetujui vendor diberitahu dan harus N/A Rekomendasi
menindaklanjuti rekomendasi hasil UAT. UAT

251
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS INFRATRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

252
Nomor SOP 40/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS
INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator Sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Helpdesk LKPP
Elektronik 3 Pimpinan LPSE
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1 Laporan Status dan Unjuk Kerja Infrastruktur SPSE
Penjelasan Singkat : 2 Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE
SOP Perencanaan dan Monitoring Kapasitas Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkah- 3 Formulir Permintaan Perubahan
langkah yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam mengawasi tingkat kapasitas 4 Dokumen Usulan Peningkatan Kapasistas Infrastruktur SPSE.
infrastruktur yang tersedia dalam layanan SPSE. Cakupan kapasitas yang diawasi adalah
Storage, Lalulintas Data, memori server dan beban komputasi. Ketiga komponen ini Pencatatan dan Pendataan :
merupakan komponen krusial yang dapat menjamin layanan SPSE selalu pada tingkat
ketersediaan yang tinggi.
Tujuan :
1. Menjamin tingkat ketersediaan layanan SPSE dari sisi storage, lalu lintas data dan beban
kerja komputasi.

Definisi :
Peringatan : 1 Storage adalah media penyimpanan yang terhubung atau ada didalam sebuah
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan perangkat keras seperti server ataupun personal komputer,
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2 Lalu lintas data adalah arus perpindahan data baik masuk atau keluar yang terjadi
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh didalam perangkat keras atau di dalam jaringan lokal atau di dalam jaringa internet,
pelaksana.
Keterkaitan : 3 Beban Kerja Komputasi adalah kemampuan pemrosesan yang dilakukan oleh perangkat
server terkait proses pengolahan data dan instruksi pada SPSE.
4 Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
5 Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
6 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

253
PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE
PELAKSANA Mutu Baku
No Aktivitas ADMINISTRATOR Keterangan
Helpdesk LKPP Pimpinan LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
SISTEM LPSE
Prosedur Perencanaan dan Monitoring Kapasitas Infrastruktur SPSE
1 Administrator Sistem LPSE pada setiap Data Center memastikan Mulai Laporan Status dan Unjuk Kerja 1 jam Laporan Status dan
sistem monitoring perangkat keras dan jaringan telah terinstall Infrastruktur SPSE Unjuk Kerja
dan bekerja dengan baik Infrastruktur SPSE
a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator
merangkum kinerja perangkat keras dan perangkat jaringan.

b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan oleh


administrator terdiri dari:
o Grafik perkembangan kapasitas storage
o Grafik beban kerja prosesor dari server
o Grafik penggunaan memori dari server
o Grafik beban lalu lintas data dari dan keluar jaringan
2 Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan Lampiran Kinerja Infrastruktur 1 jam Lampiran Kinerja
perangkat jaringan, SPSE Infrastruktur SPSE

Administrator Sistem LPSE melakukan analisa kebutuhan 2 jam Lampiran


peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang terkait dengan penggunaan
peningkatan storage dan bandwidth jaringan internet serta storage, memori,
penggantian/upgrade perangkat server. Analisa dilakukan setiap processor &
semester dengan fokus analisa pada . bandwidth
a. Tingkat kekritisan kapasitas storage
b. Tingkat kekritisan beban lalu lintas data
c. Tingkat kekritisan beban kerja komputasi
d. Tingkat kekritisan kapasitas memori server
3 Administrator Sistem LPSE membuat usulan kebutuhan Dokumen Usulan Peningkatan 1 jam Dokumen Usulan
peningkatan kapasitas berdasarkan analisa yang telah dilakukan Kapasistas Infrastruktur SPSE Peningkatan
dan untuk Adminstrator Sistem LPSE dalam pelaksanaanya Kapasistas
mendapatkan rekomendasi dan dukungan dari Direktorat e-Proc Infrastruktur SPSE
atas perencanaan tersebut.

4 Administrator Sistem LPSE menyampaikan usulan peningkatan Formulir Permintaan Perubahan 1 jam Dokumen Usulan
kapasitas dalam bentuk formulir permintaan perubahan dengan Peningkatan
melampirkan dokumen analisis dan perencanaan kapasitas Kapasistas
tersebut kepada Kepala LPSE setempat. Infrastruktur SPSE

5 Kepala LPSE memproses usulan tersebut: Dokumen Usulan Peningkatan 1 jam Dokumen Usulan
Tidak Kapasistas Infrastruktur SPSE Peningkatan
Kapasistas
Ya Infrastruktur SPSE
a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses N/A
pengadaan.
b. Jika tidak disetujui Administrator Sistem LPSE N/A
mendapatkan catatan atas usulan tersebut.
c. Administrator Sistem LPSE / ITO melakukan perbaikan dan 1 jam
Selesai
analisa ulang seperti pada langkah 2.

254
PELAKSANA Mutu Baku

No Aktivitas ADMINISTRATOR Keterangan


Helpdesk LKPP Pimpinan LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
SISTEM LPSE

Prosedur Perencanaan dan Monitoring Evaluasi Kapasitas Infrastruktur SPSE

1 Administrator sistem pada setiap Data Center LPSE memastikan Mulai


Laporan Status dan Unjuk Kerja 1 jam Laporan Status dan
sistem monitoring perangkat keras dan jaringan telah terinstall Infrastruktur SPSE Unjuk Kerja
dan
a. bekerja dengan baik.
Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator Infrastruktur SPSE
merangkum kinerja yang
b. Rangkuman perangkat keras dan perangkat
didokumentasikan oleh jaringan.
administrator terdiri dari:
o Grafik perkembangan kapasitas storage
o Grafik beban kerja dan memory dari perangkat server

o Grafik beban lalu lintas data dari dan keluar jaringan

2 Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan Lampiran Kinerja Infrastruktur 1 jam Lampiran Kinerja
perangkat jaringan, Administrator sistem melakukan analisa SPSE Infrastruktur SPSE
kebutuhan peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang
terkait dengan peningkatan storage dan bandwidth jaringan
internet serta penggantian/upgrade perangkat server. Analisa
dilakukan setiap semester dengan fokus analisa pada

a. Tingkat kekritisan kapasitas storage


b. Tingkat kekritisan beban lalu lintas data

c. Tingkat kekritisan beban kerja komputasi

3 Administrator sistem membuat usulan kebutuhan peningkatan Dokumen Usulan Peningkatan 1 jam Dokumen Usulan
kapasitas berdasarkan analisa yang telah dilakukan dan dalam Kapasistas Infrastruktur SPSE Peningkatan
pelaksanaanya jikadiperlukandapatmeminta rekomendasi dan Kapasistas
dukungan dari LKPP atas perencanaan tersebut. Infrastruktur SPSE
4 Administrator sistem menyampaikan usulan peningkatan Formulir Permintaan Perubahan 1 jam Dokumen Usulan
kapasitas dalam bentuk formulir permintaan perubahan dengan Peningkatan
melampirkan dokumen analisis dan perencanaan kapasitas Kapasistas
tersebut kepada pimpinan LPSE setempat. Infrastruktur SPSE
5 Pimpinan LPSE memproses usulan tersebut: Tidak Dokumen Usulan Peningkatan N/A
Kapasistas Infrastruktur SPSE
a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses Ya N/A
pengadaan
b. Jika tidak disetujui administator mendapatkan catatan atas N/A
usulan tersebut
c. Administrator melakukan perbaikan dan analisa ulang 1 jam
Selesai
seperti pada langkah 2

255
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS INFRATRUKTUR SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

256
FORM PERMINTAAN PERUBAHAN

Hari/Tanggal :

Waktu :

Jenis Perubahan Prioritas Perubahan

Perubahan Aplikasi Perubahan Kritis (berdampak pada infrastruktur dan


harus segera diselesaikan)

Perubahan Infrastruktur Perubahan Mayor (ada implikasi ke operasional TIK)

Perubahan Layanan Perubahan Minor (tidak berpengaruh langsung terhadap


infrastruktur)

A. URAIAN KONDISI TERKINI(uraiansebagaiacuandarimasing-masingkondisi)

B DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C. URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

d. PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui
Tidakdisetujui
Catatan:

Pengusul Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

257
LAPORAN KINERJA INFRASTRUKTUR

Hari/Tanggal Konsultasi :

Waktu :

Jenis Infrastruktur Periode Laporan

STORAGE INSIDENTAL

LALULINTAS DATA RUTIN BULANAN

BEBAN KOMPUTASI RUTIN SEMESTERAN

MEMORI SERVER

A. URAIAN KONDISI TERKINI

B TABEL DAN GRAFIK KINERJA

C. ANALISIS KINERJA

Administrator Pimpinan

(...........................................) (...........................................)

258
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA INSTALASI E-PROCUREMENT

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

259
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA Nomor IK 4/IK/LPSE/D.2/2012
PEMERINTAH (LKPP) TanggalPembuatan 30-Nov-2012
INSTRUKSI KERJA (IK)
Tanggal Revisi
TanggalEfektif 2-Jan-2013
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)
DisahkanOleh Bima H. Wibisana

INTRUKSI KERJA INSTALASI E-PROCUREMENT

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi 1. ITO (Information Technology Operation)
Elektronik. 2. PM (Program Manager )
2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem 3. Customer (calon SPSE)
dan Transaksi Elektronik 4. Dispatcher ITO
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa 5. ITO Head
Pemerintah dan perubahannya. 6. ITO Staff
4. PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Tujuan : Perlengkapan :

Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam Instalasi e-Procurement 1. Form Instalasi
untuk customer (calon LPSE) dan Memudahkan proses lelang di daerah 2. Ticketing CRM (Create)
customer (calon LPSE) 3. Ticketing CRM (assign back)

Penjelasan Singkat : Output Pelaksanaan Kegiatan :

E-Procurement bertujuan untuk merubah proses lelang yang selama ini Terselesaikannya Instalasi e-Procurement untuk customer (calon LPSE) sesuai dengan
dijalankan secara manual menjadi secara otomatis(elektronik). Aplikasi yang

260
digunakan untuk e-Procurement disebut SPSE.Servis instalasi e-Procurement di standar dan Memudahkan proses lelang di daerah customer (calon LPSE)
implementasikan melalui beberapa tahap prosedur, Prosedur itu terdiri dari
Pre-Instalasi, Proses Instalasi dan Post-Instalasi.Prosedur ini harus dilakukan
sesuai urutannya masing-masing.Pertama kita harus melaksanakan Pre-
Instalasi.Setelah itu kita melaksanakan Proses Instalasi.Terakhir kita
melaksanakan Post-Instalasi.Instalasi e-procurement akan dibuat berdasarkan
form instalasi yang sudah terisi oleh customer (calon LPSE). Ada 3 peran utama
yang saling berhubungan dalam Instalasi e-Procurement.Mereka adalah
Program Manager (PM), calon LPSE (Customer) dan Information Technology
operation (ITO).Sebagian besar ITO berperan dalam instalasi e-Procurement.

Teknik Penyajian : Peringatan :

Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja 1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
Instalasi e-Procurement adalah sebagai berikut : ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
1. Bagan Arus
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
2. Tabular
oleh Pelaksana.

Keterkaitan Definisi :

Prosedur Implementasi Aplikasi e-Procurement 1. LPSE: Layanan Pengadaan Secara Elektronik


2. SPSE: Sistem Pengadaan Secara Elektronik

261
Instruksi Kerja :

1.1 Aktivitas instalasi e-procurement

Aktivitas Instalasi E-Procurement

Customer PM ITO

START

Konfirmasi Visit
Request 1. Infrastruktur
2. Cara install

Remote
PM

Pengisian form
CRM Menugaskan Staff
instalasi

Check Infrastruktur

Check Konfirmasi Selesai CRM Proses Instalasi

Finalisasi CRM

Finish

262
1.2 Pre-instalasi SPSE
1.2.1 Request Install
Ruang Lingkup
a. Pengisian form Instalasi melibatkan dua (2) Instansi internal di LKPP, yaitu Information Technology Operation (ITO) dan Project Manager (PM).
b. Pertama PM akan mengisi form instalasi sesuai dengan informasi yang diberikan oleh customer (calon LPSE). Informasi tersebut terdiri dari infrastruktur customer
dan cara penginstalan yang diinginkan oleh customer.
c. Request tersebut akan disetujui dan diteruskan oleh PIC PM ke dispatcher ITO dalam bentuk CRM ticket.
d. Jika dispatcher ITO menyetujui CRM ticket tersebut, maka CRM ticket akan masuk sebagai request di departemen ITO.
e. Penerimaan request oleh ITO head dari dispatcher ITO dalam bentuk CRM ticket.
f. Penugasan ITO staff ditentukan oleh ITO head. Staff yang ditunjuk akan menjadi penanggung jawab dalam penginstalan untuk customer.
Definisi

Program Manager (PM): Departemen yang bertanggung jawab atas program-program yang dibutuhkan oleh LKPP.

Information Technology Operation (ITO): Departemen khusus yang menangani masalah IT di LKPP.

CRM ticket:Form elektronik yang berisi tentang infrastruktur customer dan cara penginstalan yang diinginkan customer. Serta penghubung antara ITO dan PM di aktivitas
instalasi e-Procurement.

PIC PM: Orang yang berhubungan langsung dengan customer.

Dispatcher ITO: Orang yang memberikan tugas instalasi ke staff ITO yang sudah ditunjuk oleh ITO head.

263
Prosedur request instal aplikasi SPSE

Request Install Aplikasi SPSE

PM Dispatcher ITO ITO Head ITO Staff

Mulai

Pengisian form
instalasi

Form instalasi
disetujui oleh PIC
PM

Pemindahan
Ticketing CRM
informasi form
CRM disetujui oleh
install ticketing
dispatcher ITO
CRM

Ticketing CRM
Pemilihan staff &
masuk
penugasan Penerimaan tugas
sebagai CRM CRM
instalasi oleh ITO dari ITO head
request di ITO
head

Selesai

264
1.3 Instalasi SPSE

Instalasi Aplikasi SPSE di system operasi Debian

Keterangan:

Untuk semua tanda #, $, postgres=#, epns_latihan=#, secman_latihan=# tidak perlu diketikan.


Untuk perintah yang wajib hurufnya diketik tebal.

1.3.1 Check user infrastruktur

Ruang Lingkup
a. Dalam check user infrastruktur ada dua (2) instansi yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas ini yaitu Program Manager (PM) dan Information Technology Operation
(ITO).
b. Pengecekan infrastruktur dilaksanakan berdasarkan form instalasi CRM. Secara tidak langsung ITO memberikan service kepada customer berupa pengecekan
infrastruktur.
c. Proses pengecekan infrastruktur sendiri terbagi menjadi 5 aktivitas: Check IP, Check user port, Check remote, Check koneksi internet user dan Check Operating System
(OS).
d. ITO tidak bisa menghubungi customer secara langsung apabila ada masalah atau kekurangan pada infrastruktur user. ITO harus meminta request update informasi
kepada PM, yang diberi istilah call.
e. PIC PM akan menghubungi langsung customer untuk meminta informasi yang dibutuhkan ITO terkait pengecekan infrastruktur.

Definisi
Infrastruktur Customer: Infrastruktur customer terdiri dari aset-aset yang dimiliki oleh customer yang berguna dalam penginstalan e-Procurement.

Form instalasi: Form instal yang berisi tentang infrastruktur customer dan cara penginstalan yang diinginkan customer. Serta penghubung antara ITO dan PM di aktivitas
instalasi e-Procurement.

265
PIC PM: Orang yang berhubungan langsung dengan customer
PIC ITO: Orang yang mengerjakan instalasi e-Procurement untuk customer

Prosedur checking user infrastruktur

Checking user infrastructure

PM ITO Uraian

Mulai

Not done
Check user IP # Traceroute IP
Call
address (port SSH)

done

Not done
Call Check user port # nmap IP

done

Not done
Call Check remote # Test SSH

done

Not done
Check koneksi # Check outgoing
Call
internet post (80.25)

done

Not done
Check operating
Call # Update repository
system (OS)

done

Selesai

266
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam check users infrastructure

1. Traceroute
Command: traceroute IP
2. nmap IP
Command: nmap -p 22 IP
3. test SSH
Command: ssh user@IP p22
4. Test outgoing post (80.25)
Command: TopTraceroute inaproc

TopTraceroute mail pengadaan

5. Add Repositori
# nano /etc/apt/sources.list
Setelah file sources.list terbuka, ketikan url dibawah ini:
debhttp://kambing .vlsm.org/debian squeeze main contrib non-free
deb-srchttp://kambing.vlsm.org/debian squeeze main contrib non-free
debhttp://etc.inittab.org/~agi/debian/libapache-mod-security2/old./

6. Lakukan updating, setiap selesai melakukan add repository, masukan command:


# apt-get update

1.3.2 Proses Instalasi SPSE


Ruang Lingkup
a. Di proses instalasi hanya ada 1 instansi yang terlibat, yaitu ITO.
b. Pengerjaan proses instalasi dilakukan oleh PIC ITO.

267
c. PIC ITO sepenuhnya bertanggung jawab atas proses instalasi.
d. Proses instalasi disesuaikan dengan infrastruktur customer yang terdapat di form instalasi.
Definisi
PIC ITO: Orang yang melakukan instalasi e-Procurement untuk customer
Infrastruktur Customer: Infrastruktur customer terdiri dari aset-aset yang dimiliki oleh customer yang berguna dalam penginstalan e-Procurement.
Prosedur instalasi
Cara Instalasi Aplikasi SPSE di System Operasi Debian

ITO

Penyelesaian error
Mulai aplikasi SPSE sesuai
dengan feedback
request (terhubung
dengan prosedur check
aplikasi)

Create header
application

Create customer ID

Install database
menggunakan
postgresql

Install webserver
menggunakan
apache

Install java dan


tomcat

2
1

268
Cara Instalasi Aplikasi SPSE di System Operasi Debian

ITO

1 2

Install aplikasi
SPSE

Konfirmasi
penyelesaian error
(terhubung dengan
Konfigurasi
check aplikasi)

Selesai

269
1. Framework

Operating System

Apache

Java

Tomcat

SPSE application

Postgresql

Gambar Framework SPSE

270
Production

Latihan

Gambar Detail Framework SPSE

271
Gambar workflow SPSE

272
Working Directory komponen SPSE

1. Web Service SPSE

File Konfigurasi :

/etc/apache2/site-available/default

/etc/apache2/apache2.conf

/etc/apache2/working.properties

Command Binary

/usr/sbin/apache2ctl

/usr/sbin/apache2

Script /etc/init.d/apache2

273
Log system

/var/log/apache2/access.log

/var/log/apache2/error.log

/var/log/apache2/audit_apache.log

/var/log/apache2/mod_jk.log

/var/log/apache2/modsec_debug.log

2. Java Container SPSE

File Konfigurasi

/usr/local/src/apache-tomcat-production/conf/server.xml

/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/conf/server.xml

274
Command Binari

/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/catalina.sh

/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh

/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/catalina.sh

/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh

/usr/local/src/jdk1.6.0/bin/java

Log sistem

/usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/catalina.out

/usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/epns.log

3. Database

File Konfigurasi

/etc/postgresql/8.3/main/postgresql.conf

/etc/postgresql/8.3/main/pg_hba.conf

275
Command Binari

/usr/lib/postgresql/8.3/bin/*

Script binary /etc/init.d/postgresql

Log sistem

/var/log/postgresql/postgresql-8.3-main.log

4. Mail server

File konfigurasi

Terdapat di database

Command binari

Log system

5. File Configuration untuk Upload Download

Terdapat di file konfigurasi database

2. Software yang dibutuhkan


Install via Console:
Install aplikasi yang dibutuhkan, diantaranya;

276
a. Aplikasi apache :
apache2
apache2-threaded-dev
build-essential
libapache2-mod-evasive
libapache2-mod-security2
libapache2-mod-jk
b. Database :
postgresql
c. Complementary :
unzip
rsync
postfix
Perintah untuk melakukan instalasi aplikasi tersebut:

#apt-get install apache2 apache2 threaded-dev postgresql unzip build-essential libapache2-mod-


evasive libapache2-mod-security2 rsync

#apt-get install apache2 apache2 threaded-dev postgresql unzip build-essential libapache2-mod-


evasive libapache2-mod-security2 rsync postfix

Copy Source:
Copy semua data yang dibutuhkan untuk proses instalasi SPSE di /home, diantaranya;
jdk 1.6.0 zip untuk java
apache-tomcat-latihan
apache-tomcat-production

277
epns-web-3.2.5.zip (atau disesuaikan dengan nama zip file aplikasinya) untuk source SPSE
SQL (atau disesuaikan dengan nama folder tempat file .sql) untuk instal SQL SPSE
application.properties untuk konfig connect DB & App SPSE
apache2 (configurasi apache), tomcat-connectors-1.2.25-src (atau yang lebih baru lagi)

3. Versi
WebService apache Versi 2.*

Java Container Tomcat versi 6.0.*

Database Postgresql 8.* (Recommended 8.4)

4. Langkah-langkah penginstalan:
1. Membuat header aplikasi untuk customer (calon LPSE)
2. Membuat customer ID dan mendaftarkannya di database ITO untuk mempermudah ITO mengontrol customer ID.
3. Penginstalan database menggunakan posgresql
Keterangan : versi aplikasi posgresql harus lebih dari 8.3

Perintah konfigurasi postgresql:

# su postgres (masuk ke user postgres)

$ psql(masuk ke psql)

278
postgres=# create user epns password epns; (membuat user epns dan passwordnya)

postgres=# create user secman password secman; (membuat user secman dan passwordnya)

postgres=# \q (keluar dari psql, dan kembali ke user postgres)

$ createdb-U postgres O epns epns_latihan (membuat database epns_latihan)

$ createdb-U postgres O epns secman_latihan (membuat database secman_latihan)

$ psql(masuk ke psql)

postgres=# \c epns_latihan (masuk ke dalam database epns_latihan)

epns_latihan=#\cd/home/SQL_323/Master/latihan (untuk membuka direktori file sql yang akan diimport)

epns_latihan=#\i ./1_epns_master_latihan_220.sql (untuk mengimport database pertama)

epns_latihan=#\i ./2_sql_upgrade_lengkap.sql (untuk mengimport database kedua)

epns_latihan=#\i ./3_update_230.sql (untuk mengimport database ketiga)

epns_latihan=#\i ./4_patch_230.sql (untuk mengimport database keempat)

epns_latihan=#\i ./5_metode_konsultansi.sql (untuk mengimport database kelima)

epns_latihan=#\i ./6_update-230r3.sql(untuk mengimport database keenam)

epns_latihan=#\i ./7_update-epns35.sql(untuk mengimport database ketujuh)

epns_latihan=#\i ./8_update-3.1.sql(untuk mengimport database kedelapan)

279
epns_latihan=#\i ./9_Lelang_Konstruksi.sql(untuk mengimport database kesembilan)

epns_latihan=#\i ./10_update-to-3.2.1.sql(untuk mengimport database kesepuluh)

epns_latihan=#\i ./11_update-to-3.2.3.sql(untuk mengimport database kesebelas)

epns_latihan=#\i ./12_tahapan-perpres54.sql(untuk mengimport database keduabelas)

epns_latihan=#\i ./13_update_324.sql(untuk mengimport database ketigabelas)

epns_latihan=#\c secman_latihan (masuk ke dalam database secman_latihan)

secman_latihan=#\cd SECMAN (masuk ke direktori secman)

secman_latihan=#\i ./1_secman_master_latihan_220.sql (untuk mengimport database pertama)

secman_latihan=#\i ./2_update_230_secman_lat.sql (untuk mengimport database kedua)

Konfigurasi Postgresql

a) ITO harus memastikan bahwa instalasi servis DB sudah selesai.

b) Database dibuat menjadi 2 bentuk yaitu 2 folder ( epns dan secman) dan 4 folder (epns_prod & epns_latihan), (secman_prod & secman_latihan).

c) Set user untuk masing-masing database (epns-prod and epns-training).

d) Beberapa hal yang harus diperhatikan :

i. File pg_hba.conf di file konfigurasi postgresql.

ii. File postgresql.conf di file konfigurasi postgresql.

Konfigurasi postgresql selesai.

280
4. Penginstalan webserver menggunakan apache
Keterangan : apache harus dilengkapi dengan modul JK, security, deflate dan evasive.

Perintah konfigurasi apache2 (debian dan keturunannya)/httpd(redhat/centos dan keturunannya):

# cd/home (masuk ke direktori home)

# cp -r apache2 /etc (copy folder apache2 (konfigurasi apache) debian di /etc)

# cd /etc/apache2 (masuk ke direktori apache2)

# vim /etc/apache2/sites-available/default

a) Proses instalasi apache harus dipastikan sudah selesai terlebih dahulu.

b) Membuat folder akses untuk handler static page

Alias /latihan /home/appserv/epns-lat-325/latihan

Alias /eproc /home/appserv/epns-prod-325/eproc

c) Membuat folder akses untuk file upload/download

Alias /file_latihan /home/file/file_latihan

Alias /file_prod /home/file_prod

281
d) Membuat folder source code SPSE agar tidak bisa diakses dari luar.

<DirectoryMatch /home/appserv/epns-prod-325/eproc/WEB-INF>

AllowOverride None

Order deny,allow

deny from all

</DirectoryMatch>

<DirectoryMatch /home/appserv/epns-lat-325/latihan/WEB-INF>

AllowOverride None

Order deny,allow

deny from all

</DirectoryMatch>

282
e) Konfigurasi untuk koneksi antara apache (webserver) dan tomcat (aplikasi webserver)

JkWorkersFile /etc/apache2/workers.properties

JkLogFile /var/log/apache2/mod_jk.log

JkLogLevel debug

JkLogStampFormat "[%a %b %d %H:%M:%S %Y] "

JkMount /latihan* worker1

JkMount /eproc* worker2

f) Konfigurasi untuk modul deflate (pertukaran data antara server dan client dimuat dalam bentuk .zip agar lebih ringan.)

LoadModule deflate_module /usr/lib/apache2/modules/mod_deflate.so

SetOutputFilter DEFLATE

DeflateBufferSize 65536

DeflateCompressionLevel 9

DeflateFilterNote Input instream

DeflateFilterNote Output outstream

DeflateFilterNote Ratio ratio

DeflateMemLevel 9

283
DeflateWindowSize 15

BrowserMatch ^Mozilla/4\.0[678] no-gzip

BrowserMatch "Windows 98" gzip-only-text/html

BrowserMatch "MSIE [45]" gzip-only-text/html

BrowserMatch \bMSI[E] !no-gzip !gzip-only-text/html

SetEnvIfNoCase Request_URI
\.(?:gif|jpeg|jpe|jpg|png|ico|t?gz|zip|rar|pdf|doc|xls|dat)$ no-gzip dont-vary

LogFormat '"%r" %{outstream}n/%{instream}n (%{ratio}n%%)' deflate

CustomLog /var/log/apache2/deflate_log deflate

g) Konfigurasi client ID. Bertujuan agar setiap client mempunyai ID yang berbeda.

<IfModule mod_headers.c>

Header append Vary User-Agent env=!dont-vary

</IfModule>

284
h) Konfigurasi untuk host (identitas host server)

<VirtualHost *:80>

LogLevel warn

CustomLog /var/log/apache2/access.log combined

RedirectMatch ^/$ /eproc/app

RedirectMatch ^/latihan$ /latihan/app

AddOutputFilterByType DEFLATE text/html text/plain text/xml text/css


application/x-javascript application/x-httpd-php

SetInputFilter DEFLATE

SetOutputFilter DEFLATE

</VirtualHost>

285
i) Konfigurasi untuk modul evasive (Bertujuan untuk mengurangi flooding request/DOS/brute force attack.)

<IfModule mod_evasive20.c>

DOSHashTableSize 6194

DOSPageCount 25

DOSSiteCount 80

DOSPageInterval 1

DOSSiteInterval 1

DOSBlockingPeriod 10

</IfModule>

j) Konfigurasi untuk modul security webserver (Membuat aplikasi server firewall)

SecAuditEngine RelevantOnly

SecRequestBodyAccess On

SecResponseBodyAccess On

SecAuditLogParts ABCFHZ

SecAuditLog /var/log/apache2/audit_apache.log

SecDebugLog /var/log/apache2/modsec_debug.log

286
SecDebugLogLevel 3

SecDefaultAction log,auditlog,deny,status:403,phase:2,t:none

SecRuleEngine On

SecServerSignature "Netscape-Enterprise/6.0 PHP5.2.0 mod_asp/3.4.5"

SecRule ARGS "\.\./"

SecRule ARGS "<[[:space:]]*script"

SecRule REQUEST_BODY "(document\.cookie|Set-Cookie|SessionID=)"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*meta*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*style*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*script*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*iframe*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*object*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*img*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*applet*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*form*\"?[^>]*>"

SecRule REQUEST_HEADERS:User-Agent "Nikto" "log,deny,status:403,msg:'Nikto Scanners


Identified'"

287
SecRule HTTP_HOST "\x25"

SecRule HTTP_HOST "^$" "log,allow,msg:'no http host'"

SecRule HTTP_USER_AGENT "^$" "log,allow,msg:'No user agent'"

SecRule REQUEST_BODY "/^(etc|bin|sbin|tmp|var|opt|dev|kernel|exe)$/"

SecRule ARGS "delete[[:space:]]+from"

SecRule ARGS "insert[[:space:]]+into"

SecRule ARGS "select.+from"

SecRule ARGS "\<\!--\#"

#SecRule ARGS "((=))[^\n]*(<)[^\n]+(>)"

SecRule REQUEST_BODY "(\'|\")"

SecRule REQUEST_BODY "!^[\x20-\x7f]+$"

SecRule REQUEST_URI "^/(bin|cgi|cgi(\.cgi|-91[45]|-sys|-local|s|-win|-exe|-home|-


perl)|(mp|web)cgi|(ht|ows-)bin|scripts|fcgi-bin)/"

SecRule REQUEST_BODY "/bin/ps"

SecRule ARGS "wget\x20"

SecRule ARGS "uname\x20-a"

SecRule REQUEST_BODY "/nessus_is_probing_you_"

288
SecRule REQUEST_URI "^OR 1=1--*"

SecRequestBodyLimit 800000000

SecResponseBodyLimit 800000000

<LocationMatch /cgi-bin/>

SecRule REQUEST_URI "!(script1\.cgi|script2\.cgi|custom_email\.pl|form\.cgi\.exe)"

</LocationMatch>

k) Additional apache configuration in file workers.properties

ps=/

worker.list=worker1 worker2 worker3

worker.worker1.port=8009

worker.worker1.host=localhost

worker.worker1.type=ajp13

worker.worker1.lbfactor=1

worker.worker2.port=7009

worker.worker2.host=localhost

289
worker.worker2.type=ajp13

worker.worker2.lbfactor=1

l) Konfigurasi apache selesai.

5. Penginstalan java dan tomcat


Keterangan : versi aplikasi java harus lebih dari versi 1.6.0

versi aplikasi tomcat harus lebih dari versi 6.0.19

# vim /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/conf/server.xml

(untuk mengedit file server.xml)

Pada context path, sesuaikan isian docBase dengan gambar dibawah ini:

290
Konfigurasi Tomcat

a) ITO harus memastikan instalasi tomcat sudah selesai.

b) Konfigurasi untuk koneksi apache ke tomcat/aplication container

<!-- Define an AJP 1.3 Connector on port 8009 -->

<Connector port="8009" protocol="AJP/1.3" redirectPort="8443"


maxThreads="800" />

c) Konfigurasi untuk letak source (Diletakkan di antara konfigurasi <Host></Host>)

291
<Context path="/latihan" docBase="/home/appserv/epns-lat-325/latihan"
reloadable="false" ></Context>

d) Konfigurasi tomcat selesai.

6. Instal aplikasi SPSE


Perintah konfigurasi aplikasi SPSE:

# cd /home (masuk ke direktori home)

# mkdir p appserv/epns-lat-325/latihan (untuk membuat direktori appserv/epns-prod-325/eproc)

# cd appserv/epns-lat-325/latihan (masuk ke direktori appserv/epns-lat-325/latihan)

# unzip /home/epns-web-3.2.5.zip (melakukan unzip file aplikasi SPSE)

# cp /home/application.properties WEB-INF/classes/ (copy file application.properties ke dalam folder WEB-INF/classes)

# nano WEB-INF/classes/application.properties (membuka file application.properties untuk melakukan konfigurasi file tersebut). Database dari isi file tersebut dirubah
untuk menyesuaikan dengan nama database yang akan kita buat, misalny, database yang akan kita buat adalah epns_latihan dan secman_latihan, maka konfigurasi pada:

secman.jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost secman_prod

menjadi

secman.jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost secman_latihan (secman_prod diganti sesuai dengan database yang kita buat, dalam hal ini secman_latihan)

292
jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost/epns_prod

menjadi

jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost/epns_latihan (epns_proddiganti menyesuaikan dengan database yang kita buat, dalam hal ini epns_latihan)

7. Test konfigurasi
1. Restart service
# /etc/init.d/apache2restart(untuk restart service apache2)

# /etc/init.d/postgresql restart(untuk restart service postgresql)

2. Check running aplikasi


# /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/catalina.sh run (melakukan
start-up java secara debug)

Selanjutnya, buka browser, lalu ketikan pada address di browser yang anda pakai:

localhost/latihan(jika anda melakukan pengistalan di dalam computer tersebut)

192.168.1.23 (ip-address)/latihan (jika anda melakukan penginstalan di dalam computer yang berbeda)

Jika sudah berhasil, untuk keluar dari menu debug catalina ketik Ctrl+C

293
3. Perintah aplikasi agar tetap running selama server on :
# /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh

4. Perintah aplikasi agar up saat direstart sekalipun :


# vim/rtc/rc.local (membuka file rc.local)

Setelah terbuka filenya, tambahkan dua command dibawah ini setelah exit 0

/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh

5. Install aplikasi selesai

8. Install snmp
1. Perintah install snmp
apt-get install snmp snmpd

294
2. Konfigurasi snmp

3. Restart snmp
etc/init.d/snmpd restart

295
9. Test hasil instalasi
Check login
Check email
Check upload

1.4 Post-Instalasi SPSE

1.4.1 Konfirmasi hasil instalasi SPSE

Ruang lingkup

a. Konfirmasi hasil instalasi SPSE berfungsi sebagai pernyataan bahwa proses instalasi e-Procurement telah selesai melalui CRM.
b. Konfirmasi hasil instalasi SPSE melibatkan dua departemen yaitu ITO dan PM.
c. Konfirmasi instalasi SPSEdilaksanakan setelah penginstalan SPSE sudah selesai.
d. PM akan menggunakan hasil konfirmasi instalasi SPSE dari ITO untuk pemberitahuan kepada customer bahwa penginstalan SPSE telah selesai.

Definisi

ITO: Departemen yang menangani masalah-masalah operasional IT di LKPP


PM:Departemen yang bertanggung jawab atas program-program yang dibutuhkan oleh LKPP.

296
Prosedur konfirmasi hasil instalasi SPSE

Konfirmasi Selesai Penginstalan SPSE

ITO PM

Mulai

Pastikan instalasi
aplikasi SPSE
selesai

Pemberitahuan
Pemberitahuan
selesai
selesai
penginstalan ke CRM
penginstalan dari
PM (Assign back
PIC ITO
ticketing CRM)

Konfirmasi
penginstalan
selesai

Pemberitahuan
selesai
penginstalan ke
customer

Selesai

297
1.4.2 Check hasil instalasi SPSE
Ruang lingkup
a. Check hasil instalasi SPSE dilakukan oleh customer.
b. Informasi/feedback antara customer, PM, dan ITO dilakukan secara elektronik melalui CRM.
c. Setelah pemberitahuan dari PM customer akanmencoba aplikasi SPSE. Apabila aplikasi SPSE tidak berjalan dengan baik atau error maka customer akan
menginformasikan hal tersebut ke PM (feedback).
d. Error yang sudah diterima oleh PM akan dilanjutkan ke ITO sebagai permintaan perbaikan.
e. Jika instalasi SPSE berjalan dengan baik maka customer akan menginformasikan hal tersebut ke PM (feedback).
f. Feedback yang diterima akan digunakan oleh PM untuk melakukan finalisasi SPSE.
g. PM akan mengirim informasi tersebut ke ITO dan digunakan untuk pencatatan buku sebagai tanda bukti bahwa instalasi SPSE sudah selesai dan terlaksana.
h. Jika ITO tidak menerima feedback lebih dari 2 hari maka instalasi SPSE dianggap selesai.

Definisi

ITO: Departemen yang menangani masalah-masalah operasional IT di LKPP


PM: Departemen yang bertanggung jawab atas program-program yang dibutuhkan oleh LKPP.
Feedback: Informasi kembali dari customer.

298
Prosedur Check SPSE

Check Aplikasi SPSE

Customer PM ITO

Mulai

Pemeriksaan
aplikasi SPSE oleh
customer

Peyelesaian error
aplikasi SPSE
Pemeriksaan Konfirmasi (terhubung dengan
aplikasi SPSE penyelesaian error proses instalasi
selesai ke customer SPSE)

Konfirmasi
penyelesaian error
Feedback Error (terhubung dengan
Penerimaan error
report dari proses instalasi
aplikasi SPSE
customer SPSE)

Complete Install aplikasi


> 2 hari
Finalisasi SPSE dianggap
selesai

Pencatatan buku
< 2 hari (bukti instalasi
aplikasi SPSE
selesai)

Penginstalan e-
procurement
selesai (ticketing
CRM closed)

Selesai

299
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA INSTALASI APLIKASI E-PROCUREMENT

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

300
1. Lampiran-lampiran
Form instalasi

BERITA (INSTALL ) APLIKASI

Telah kami lakukan (install) aplikasi release .................untuk Customer berikut:......

Nama
No Customer Aplikasi Keterangan
Tgl Pelaksanaan Instalasi

IT OPERATION (ITO) Program Manager (PM)

Tanggal : ................................ Tanggal : ................................

Nama : ................................ Nama : ................................

301
Ticketing CRM (Create)

Ticketing CRM (assign back)

302
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PEDOMAN REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENGGUNA SPSE

JAKARTA

2012

303
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

304
Nomor SOP 41/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENYEDIA
BARANG/JASA

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Penyedia Barang/Jasa
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Verifikator
Elektronik 3 Helpdesk LPSE
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Front office
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses tata cara regristrasi dan verifikasi calon penyedia
barang/jasa seperti: mendownload formulir, mengisi formulir, melakukan verifikasi
dokumen dan menyetujui atau menolak registrasi penyedia barang/jasa Peralatan/Perlengkapan :
Tujuan : 1. Formulir Data Penyedia
1. Memberikan arahan prosedur bagi pelaksanaan proses registrasi dan verifikasi calon 2. Formulir Keikutsertaan
penyedia barang/jasa (vendor) untuk mendapatkan akun SPSE
2 Menentukan kelayakan (eligibility) penyedia barang/jasa melalui mekanisme kontrol atas Pencatatan dan Pendataan :
registrasi calon penyedia barang/jasa
Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Definiisi :
pelaksana.

Keterkaitan : 1 Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
1 SOP Pengarsipan Dokumen Dukungan Pengguna LPSE.
2 Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.
3 Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna LPSE.

305
SOP REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Penyedia Front office Helpdesk LPSE Verifikator Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Melakukan registrasi oline pada website 1. Wajib menggunakan e-mail perusahaan N/A
Mulai
LPSE/aplikasi SPSE (tidak boleh e-mail pribadi)
2. Tata cara registrasi pada aplikasi SPSE
mengacu pada panduan pengguna (user
guide) aplikasi SPSE
2 Mengunduh (download) formulir data penyedia N/A Blanko Formulir
dan formulir keikutsertaan yang tersedia pada Data Penyedia dan
aplikasi SPSE. Blanko Formulir
Keikutsertaan

3 Mengisi formulir data penyedia N/A Formulir data


penyedia yang
sudah terisi
4 Mengisi formulir keikutsertaan Dibuat diatas kertas berkop perusahaan, N/A Fromulir
ditandatangani pimpinan perusahaan, dicap keikutsertaan yang
dan bermaterai. sudah terisi
5 Membuat Surat Penunjukan Admin 1. Dibuat diatas kertas berkop perusahaan N/A Surat Penunjukan Blanko
ditandatangani pimpinan perusahaan dan Admin tersedia/menyatu
admin yang ditunjuk, dicap serta bermaterai. dengan formulir
2. Apabila Adminnya adalah pimpinan keikutsertaan
perusahaan itu sendiri maka membuat surat
pernyataan bahwa dirinya sebagai admin

6 Membuat Surat Kuasa untuk verifikasi 1. Pimpinan perusahaan dapat menguasakan N/A Surat Kuasa Untuk Blanko
kepada pihak manapun untuk melakukan Verifikasi tersedia/menyatu
proses verifikasi di LPSE. dengan formulir
keikutsertaan
2. Surat kuasa dibuat diatas kertas berkop
perusahaan dan ditandatangani pimpinan
perusahaan serta penerima kuasa, dicap dan
bermaterai.
3. Apabila pimpinan perusahaan yang
melakukan verifikasi maka tidak perlu
membuat surat kuasa.
7 Mempersiapkan berkas permohonan 1. Formulir data penyedia, Formulir N/A Berkas
keikutsertaan dan Dokumen perusahaan asli Permohonan
serta copy nya (softcopy/hardcopy) terdiri
dari 1.KTP pemilik/ direktur/ pengurus; 2.
NPWP; 3. SIUP/ SIUJK/ SBU/ ijin untuk
menjalankan kegiatan/usaha sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; 4. Akta pendirian perusahaan
dan Akta perubahan terakhir. Untuk
Perseorangan dan Koperasi persyaratan
menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku

2. Berkas permohonan dimasukan kedalam


amplop/map bersampul identitas
perusahaan
8 Datang ke LPSE terkait, melapor ke front office N/A
dan mengisi buku tamu

306
9 Memberikan nomor antrian dan 5 menit Nomor antrian
mempersilahkan penyedia untuk menunggu
giliran menghadap helpdesk diruang tunggu

10 Memanggil penyedia untuk menghadap sesuai N/A


nomor antrian

11 Menanyakan kepada penyedia apakah sudah 5 menit


melakukan registrasi online, belum

Ya

12 Melakukan aktivitas No.1 di bidding room N/A mengacu pada SOP


mengacu pada SOP penggunaan akses penggunaan akses
intranet/internet di Bidding Room bagi intranet/internet di
pengguna SPSE Bidding Room bagi
pengguna SPSE
13 Menerima berkas permohonan dan memeriksa 5 menit
apakah penyedia masuk daftar hitam/black list Ya
yang tercantum pada portal inaproc
Tidak

14 Memberitahu penyedia permohonan ditolak dan 5 menit


mengembalikan berkasnya serta memberitahu
verifikator untuk memasukan ID penyedia Selesai

tersebut kedalam daftar hitam pada aplikasi


SPSE
15 Memeriksa apakah berkas permohonan lengkap 5 menit Formulir ceklis
Ya
dengan mengisi formulir ceklis kelengkapan kelengkapan
berkas permohonan berkas
Tidak permohonan
16 Membertahu penyedia untuk melengkapi berkas 5 menit
sesuai yang tercantum di formulir ceklis
kelengkapan berkas permohonan

307
17 Menyerahkan tanda terima berkas kepada 5 menit Tanda terima
penyedia dan menyerahkan berkas permohonan berkas
kepada verifikator

18 Menerima berkas permohonan dan memeriksa 5 menit


Tidak
apakah penyedia sudah terdaftar di LPSE lain
Ya

19 Memberitahu penyedia agar penyedia tersebut


menggunakan user id yang sudah terdaftar
5 menit
20 Menerima pemberitahuan dari verifikator
melalui helpdesk untuk login pada aplikasi SPSE
menggunakan user ID yang sudah terdaftar
N/A
21 Melakukan verifikasi dan validitas berkas Berkas asli dan copy harus sesuai, dokumen 10 menit
permohonan. Apakah berkas sesuai/lolos Tidak masih berlaku dan data antar dokumen
verifikasi ? sesuai dan konsisten
Ya hasil verifikasi
22 Menyetujui permohonan dengan mengklik permohonan
tombol " SETUJU" pada aplikasi SPSE hasil verifikasi 5 menit disetujui
23 Mencantumkan kekurangan pada amplop/map
berkas permohonan, menyerahkannya kepada
penyedia melalui helpdesk untuk dilengkapi dan
kembali dilakukan verifikasi
5 menit
24 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada
Selesai
SOP pengarsipan berkas 10 Menit Arsip Berkas

308
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PPK

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

309
Nomor SOP 42/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI PPK

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 PPK
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Admin Agency
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun PPK
Penjelasan Singkat : 2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan PPK
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun PPK, verifikasi dan pembuatan akun
oleh Admin Agency sehingga PPK dapat melakukan login dengan akun yang telah
didaftarkan tersebut Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi PPK dalam melakukan permohonan
pembuatan akun pada aplikasi SPSE kepada Admin Agency
Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
ditetapkan. Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
Keterkaitan : kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
1 SOP Pengarsipan Dokumen ULP/PPK

310
SOP REGISTRASI PPK
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
PPK Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Formulir permohonan pembuatan akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Admin Agency PPK disampaikan secara
langsung (hardcopy)
2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan PPK atau melalui e-mail
(softcopy)
2 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 10 menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta PPK untuk melengkapi/memperbaiki Admin Agency mencantumkan kekurangan 5 menit
berkas permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
Melengkapi kekurangan berkas permohonan N/A

5 Membuat Akun PPK pada aplikasi SPSE 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun PPK
2. Aktivasi akun dilakukan jika PPK telah
mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 5 menit e-mail
dan password) PPK yang telah dibuat dengan informasi akun
tembusan kepada Kepala LPSE PPK

7 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP 10 Menit Arsip berkas


pengarsipan berkas Selesai permohonan

311
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PPK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

312
Permohonan Pembuatan Akun PPK

Data Instansi
NamaInstansi
Alamat
KodePos
Telepon
Fax
Kontak Person

Data PPK (sesuai SK pengangkatan)


Nama
NIP
User ID
Password Sementara
Instansi
Alamat Kantor
Telepon
E-mail
Pangkat
Golongan
Jabatan
No SK
MasaBerlaku SK

Tanggal Pemohon Tandatangan

313
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PANITIA PENGADAAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

314
Nomor SOP 43/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI PANITIA PENGADAAN

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Panitia Pengadaan
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Admin Agency
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Panitia Pengadaan
Penjelasan Singkat : 2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan Panitia Pengadaan
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun Panitia Pengadaan, verifikasi dan
pembuatan akun oleh Admin Agency sehingga Panitia Pengadaan dapat melakukan login
dengan akun yang telah didaftarkan tersebut Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Panitia Pengadaan dalam melakukan
permohonan pembuatan akun pada aplikasi SPSE kepada Admin Agency
Peringatan : Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
ditetapkan. kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Pengadaan/Pokja ULP/PPK
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
1 SOP Pengarsipan Dokumen

315
SOP REGISTRASI PANITIA PENGADAAN
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Panitia Keterangan
Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Pengadaan
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Formulir permohonan pembuatan akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Admin Agency Panitia Pengadaan disampaikan secara
langsung (hardcopy)
2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan atau melalui e-mail
Panitia Pengadaan (jika disampaikan (softcopy)
langsung membawa asli dan copy, jika
disampaikan melalui email SK asli di scan)
2 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 10 menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak
copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta Panitia Pengadaan untuk Admin Agency mencantumkan kekurangan 5 menit
melengkapi/memperbaiki berkas permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A

5 Membuat Akun Panitia Pengadaan pada aplikasi 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
SPSE berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun Panitia Pengadaan
2. Aktivasi akun dilakukan jika Panitia
Pengadaan telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 5 menit e-mail
dan password) Panitia Pengadaan yang telah informasi akun
dibuat dengan tembusan kepada Kepala LPSE Panitia
Pengadaan
7 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP 10 Menit Arsip berkas
pengarsipan berkas Selesai permohonan

316
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PANITIA PENGADAAN

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

317
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Panitia

Data Instansi
Nama Instansi
Alamat
Kode Pos
Telepon
Fax
Kontak Person

Data Panitia Pengadaan (sesuai SK Pengangkatan)


User Password Alamat Pengangkatan Masa
No Nama NIP ID sementara Instansi Kantor Telp E-Mail Pangkat Golongan Jabatan Sebagai No SK Berlaku SK
1 Ketua Panitia
2 Sekretaris
3 Anggota
4 Anggota
5 Anggota

Data Kepanitian Tanggal Pemohon Tanda tangan


Nama Kepanitian
Tahun

318
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

319
Nomor SOP 44/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Pimpinan Instansi Admin Agency K/L/D/I
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Admin PPE
Elektronik 3 Kepala LPSE
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Admin Agency K/L/D/I
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Admin Agency
Penjelasan Singkat : 2 Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai Admin Agency
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun admin agency K/L/D/I., verifikasi dan
pembuatan akun oleh Admin PPE sehingga admin agency dapat melakukan login dengan
akun yang telah didaftarkan tersebut Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Pengelola LPSE dan Pimpinan Instansi
Admin Agency dalam melakukan permohonan pembuatan akun pada aplikasi SPSE
kepada Kepala
Peringatan : LPSE Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1
ditetapkan. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh ULP/PPK
pelaksana. 2 Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
Keterkaitan : mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
1 SOP Pengarsipan Dokumen helpdesk dan auditor/pemeriksa)

320
SOP REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Pimpinan Instansi Keterangan
Admin Agency Kepala LPSE Admin PPE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Admin Agency
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan N/A Berkas dapat
Mulai 1. Formulir permohonan pembuatan akun
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE disampaikan secara
Admin Agency
(hardcopy) langsung
2. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai atau melalui e-mail
Admin Agency (softcopy)
3. Surat Permohonan Kepada Pimpinan LPSE
2 Menerima berkas permohonan, menjawab surat N/A Surat Jawaban
permohonan kepada pimpinan instansi pemohon Permohonan
dan mendisposisikan kepada Admin PPE untuk Pembuatan
ditindaklanjuti Akun
3 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 5 Menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap? Ya

4 Meminta Admin Agency untuk melengkapi berkas Admin PPE mencantumkan kekurangan 5 Menit
permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
5 Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A

6 Membuat Akun Admin Agency pada aplikasi SPSE. 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun Admin Agency
2. Aktivasi akun dilakukan jika Admin
Agency telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 1. Akun diberikan melalui e-mail milik 10 menit e-mail
dan password) Admin Agency yang telah dibuat masing-masing personil (Admin Agency) informasi akun
dengan tembusan kepada Kepala LPSE yang terdaftar pada aplikasi SPSE Admin Agency
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
8 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP hasil pembuatan akun Admin Agency 10 Menit Arsip berkas
Selesai
pengarsipan berkas permohonan

321
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

322
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Admin Agency

Data Instansi dan Penanggung Jawab


Nama Instansi
Alamat
Propinsi
Kab/Kota
Telepon
Fax
Website
Nama Penangung
Jawab
NIP

Data Admin Agency (sesuai SK Pengangkatan)


Nama
NIP
User ID
Password Sementara
Instansi
Alamat Kantor
Telepon
E-mail
Pangkat
Golongan
Jabatan
No SK

Tanggal Pemohon Tandatangan

323
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

324
Nomor SOP 45/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Pimpinan Instansi Auditor/Pemeriksa/Penyidik
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Auditor/Pemeriksa/Penyidik
Elektronik 3 Kepala LPSE
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Admin PPE
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Auditor/Pemeriksa/Penyidik
Penjelasan Singkat : 2. Surat Perintah Pemeriksaan
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dan pembuatan akun oleh Admin PPE sehingga
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dapat melakukan login dengan akun yang telah didaftarkan Pencatatan dan Pendataan :
tersebut
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Pimpinan Instansi
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dalam melakukan permohonan pembuatan akun kepada
Kepala LPSE Definiisi :
Peringatan : 1 Auditor/Pemeriksa/Penyidik adalah pihak yang ditunjuk dari lembaga yang
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan memerintahkannya dan ditugaskan untuk memeriksa proses pengadaan sejak awal
ditetapkan. disusun hingga selesai dilaksanakan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2 Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
Keterkaitan : mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
1 SOP Pengarsipan Dokumen helpdesk dan auditor/pemeriksa).

325
SOP REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK
Pelaksana Mutu Baku
Pimpinan Instansi
No Aktivitas Auditor/Pemeriks Keterangan
Auditor/Pemeriks Kepala LPSE Admin PPE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
a/Penyidik
a/Penyidik
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Surat Permohonan Pembuatan Akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE disampaikan secara
2. Formulir permohonan pembuatan akun
(hardcopy) langsung
Auditor/Pemeriksa/Penyidik
atau melalui e-mail
3. Surat Perintah Pemeriksaan (softcopy)
2 Menerima berkas permohonan, menjawab surat N/A Surat Jawaban
permohonan kepada pimpinan instansi pemohon Permohonan
dan mendisposisikan kepada Admin PPE untuk Pembuatan
ditindaklanjuti Akun
3 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 5 Menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta Auditor/Pemeriksa/Penyidik untuk Admin PPE mencantumkan kekurangan 5 Menit
melengkapi berkas permohonan berkas Permohonan yang harus dilengkapi
5 Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A

6 Membuat Akun Auditor/Pemeriksa/Penyidik pada 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
aplikasi SPSE. berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik
2. Aktivasi akun dilakukan jika
Auditor/Pemeriksa/Penyidik telah
mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 1. Akun diberikan melalui e-mail milik 10 menit e-mail
dan password) Auditor/Pemeriksa/Penyidik yang masing-masing personil informasi akun
telah dibuat dengan tembusan kepada Kepala LPSE (Auditor/Pemeriksa/Penyidik) yang Auditor/Pemeri
terdaftar pada aplikasi SPSE ksa/Penyidik
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
8 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP Hasil pembuatan akun 10 Menit Arsip berkas
Selesai
pengarsipan berkas permohonan

326
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

327
Formulir Permohonan Pembuatan Akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik (untuk 1 orang)

Data Instansi
Nama Instansi
Alamat
Kode Pos
Telepon
Fax
Kontak Person

Data Auditor/Pemeriksa/Penyidik (sesuai Surat Perintah Pemeriksaan)


Nama
NIP
User ID
Password Sementara
Instansi
Alamat Kantor
Telepon
E-mail**
Pangkat
Golongan
Jabatan
No SK
Akhirmasa audit
Instansi yang diaudit
1.
2.
NamaPaket yang diaudit n..

Tanggal Pemohon Tandatangan

328
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

329
Nomor SOP 46/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN
AGENCY LPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Kepala LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Admin PPE
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat : 1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE
Prosedur ini mencakup proses perintah pembuatan akun oleh Kepala LPSE kepada
Admin PPE, pembuatan akun oleh Admin PPE dan penyampaian akun yang telah dibuat 2. SK Pembuatan Akun
kepada masing-masing personil (Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE) Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE dalam melakukan perintah
pembuatan akun registrasi verifikator/ helpdesk/admin agency LPSE kepada Admin PPE.
Definiisi :
Peringatan : 1. Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
ditetapkan. helpdesk dan auditor/pemeriksa).
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
1 SOP Pengarsipan Dokumen

330
SOP REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY LPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Kepala Keterangan
Admin PPE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
1 Mengeluarkan SK Pembuatan Akun 3 hari SK Pembuatan
Mulai
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE, Akun
dilengkapi Formulir Pembuatan Akun Verifikator/Helpde
Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE sk/Admin Agency
LPSE
Memerintahkan Admin PPE untuk membuat akun N/A
(User id dan password) Sesuai SK dan Formulir
Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin
Agency LPSE

2 Membuat Akun Verifikator/Helpdesk/Admin 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 60 menit Akun
Agency LPSE pada aplikasi SPSE saat pembuatan berdasarkan pada data yang Verifikator/Helpde
tercantum dalam Formulir Pembuatan Akun sk/Admin Agency
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE LPSE pada aplikasi
SPSE

2. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi


SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
3 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 1. Akun diberikan melalui e-mail milik 30 menit e-mail informasi
dan password ) yang telah dibuat kepada masing-masing personil akun
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE dengan (Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE) Verifikator/Helpde
tembusan kepada Kepala LPSE yang terdaftar pada aplikasi SPSE sk/Admin Agency
LPSE
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password

4 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP Mulai


hasil pembuatan akun 10 menit
pengarsipan berkas Arsip Berkas

331
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY LPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

332
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE

Data Paengguna (sesuai SK Pengangkatan)

User Pengangkatan
No Nama NIP ID E-Mail Sebagai No SK
1 Admin Agency
2 Verifikator
3 Helpdesk
4 Trainer

Tanggal Pemohon Tandatangan

333
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

334
Nomor SOP 47/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN
AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Kepala LPSE Service Provider
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kepala LPSE Sistem Provider
Elektronik 3 Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Admin PPE LPSE Sistem Provider
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service
Penjelasan Singkat : Provider
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun 2. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider dan pembuatan akun oleh Admin Service Provider
PPE LPSE Sistem Provider sehingga Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider Pencatatan dan Pendataan :
dapat melakukan login dengan akun yang telah didaftarkan tersebut
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE Service Provider dalam
melakukan permohonan pembuatan akun kepada Kepala LPSE Sistem Provider
Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1 Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
ditetapkan. mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun helpdesk dan auditor/pemeriksa).
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2 Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
ULP/PPK
Keterkaitan : 3 LPSE Service Provider adalah LPSE yang menginduk pada LPSE terdekat dan tidak
memiliki fungsi pengelolaan server yang telah terinstalasi SPSE.
1 SOP Pengarsipan Dokumen 4 Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.

335
SOP REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER
Pelaksana Mutu Baku
Verifikator/Helpdes
No Aktivitas Kepala LPSE Kepala LPSE Sistem Admin PPE Keterangan
k/Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Service Provider Provider Sistem Provider
Service Provider
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Surat Permohonan Pembuatan Akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE disampaikan secara
2. Formulir permohonan pembuatan akun
Sistem Provider (hardcopy) langsung
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
atau melalui e-mail
Service Provider
(softcopy)
3. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE
Service Provider
2 Menerima berkas permohonan, menjawab surat N/A Surat Jawaban
permohonan kepada pimpinan instansi pemohon Permohonan
dan mendisposisikan kepada Admin PPE Sistem Pembuatan
Provider untuk ditindaklanjuti Akun
3 Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas Berkas permohonan lengkap dan dokumen 5 Menit
permohonan. Apakah berkas permohonan Tidak copy sesuai aslinya
lengkap?
Ya
4 Meminta Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Admin PPE Sistem Provider mencantumkan 5 Menit
Service Provider untuk melengkapi berkas kekurangan berkas Permohonan yang harus
permohonan dilengkapi
5 Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A

6 Membuat Akun Verifikator/Helpdesk/Admin 1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 15 menit
Agency Service Provider pada aplikasi SPSE. berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider
2. Aktivasi akun dilakukan jika
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id 1. Akun diberikan melalui e-mail milik 10 menit e-mail
dan password) Verifikator/Helpdesk/Admin masing-masing personil informasi akun
Agency Service Provider yang telah dibuat dengan (Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Verifikator/Hel
tembusan kepada Kepala LPSE Sistem Provider Service Provider) yang terdaftar pada pdesk/Admin
aplikasi SPSE Agency Service
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera Provider
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
8 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP Hasi pembuatan akun 10 Menit Arsip berkas
Selesai
pengarsipan berkas permohonan

336
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

337
Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE Service
Provider

Data Paengguna (sesuai SK Pengangkatan)

User Pengangkat
No Nama NIP ID E-Mail an Sebagai No SK
Admin
1 Agency
2 Verifikator
3 Helpdesk

Tanggal Pemohon Tanda tangan

338
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI ADMIN PPE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

339
Nomor SOP 48/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI ADMIN PPE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Kepala LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Program Manager Direktorat e-Procurement LKPP
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1 Surat Keputsan/SK pembentukan dan penunjukan personil LPSE
Penjelasan Singkat : 2 Data Profile LPSE
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun oleh Kepala LPSE kepada 3 Data Personil Admin PPE
PM Direktorat e-Procurement LKPP dan pembuatan akun oleh PM Direktorat e- 4 KTP Admin PPE
Procurement LKPP Pencatatan dan Pendataan :
Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE dalam melakukanpermohonan
pembuatan akun Admin PPE kepada PM Direktorat e-Procurement LKPP
Peringatan : Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Program Manager yang selanjutnya disebut PM adalah Tim yang terdiri dari personil
ditetapkan. pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Penyiapan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Kebijakan E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-Procurement
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Direktorat e-Procurement LKPP
pelaksana.
Keterkaitan :

340
SOP REGISTRASI ADMIN PPE
Pelaksana Mutu Baku
PM Direktorat
No Aktivitas Kepala Keterangan
e-Procurement Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
LKPP
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan 1. Surat Keputsan/SK pembentukan dan N/A Berkas dapat
Mulai
akun (user id, password) kepada Program penunjukan personil LPSE disampaikan secara
Manager Direktorat e-Procurement LKPP 2. Data Profile LPSE (hardcopy) langsung
3. Data Personil Admin PPE atau melalui e-mail
4. KTP Admin PPE (softcopy)

2 Menerima dan melakukan pemeriksaan berkas permohonan 10 Menit hasil pemeriksaan


kelengkapan berkas. Apakah berkas lengkap ? Tidak Ya berkas

3 Meminta kelengkapan berkas kepada Kepala LPSE 5 Menit

4 Melengkapai kekurangan berkas permohonan N/A

5 Membuat Akun Admin PPE pada aplikasi SPSE Tata cara pembuatan akun pada aplikasi 30 menit
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6 Menginformasikan melalui e-mail akun (user id Dalam e-mail diinformasikan untuk segera 10 menit e-mail informasi
dan password ) admin PPE yang telah dibuat melakukan login dengan User ID dan akun Admin PPE
kepada Kepala LPSE Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password

7 Memberitahukan user id dan password kepada hasil pembuatan akun 5 Menit informasi akun
Admin PPE sampai kepada
LPSE
Selesai hasil pembuatan akun
8 Pengarsipan Dokumen 10 Menit Arsip Dokumen

341
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

342
Nomor SOP 49/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PENGAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Kepala LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Verifikator
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
pengaktifkan kembali akun penyedia
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengaktifkan kembali akun
penyedia
Peringatan : Definisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
ditetapkan. melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan :
1 SOP Pengarsipan Dokumen

343
SOP PENGAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Kepala LPSE Verifikator Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Menerima permohonan pengaktifan kembali akun 1. Surat Permohonan Pengaktifan kembali N/A Berkas dapat
Mulai
(user ID dan Password) dari penyedia barang/jasa akun disampaikan secara
disertai bukti pendukung penyelesaian (hardcopy) langsung
pelanggaran yang terjadi 2. Dokumen pendukung penyelesaian atau melalui e-mail
pelanggaran (softcopy)

2 Mendisposisi kepada verifikator untuk melakukan surat disposisi 3 hari kerja


klarfikasi kebenaran bukti pendukung yang
disampaikan
3 Melakukan klarifikasi kebenaran bukti pendukung surat disposisi
kepada pihak terkait 1 hari hasil klarifikasi

4 Melaporkan hasil klarifikasi serta usulan tindak 1 hari kerja


lanjut kepada kepala LPSE setelah
verifikasi
5 Menerima laporan hasil klarifikasi dari verifikator N/A
dan mengambil keputusan apakah akun penyedia Tidak Ya
barang/jasa akan diaktifkan kembali atau tidak
6 Mengrimkan surat pemberitahuan penolakan 1 hari kerja
Selesai
permohonan kepada penyedia barang/jasa
7 Memerintahkan Verifikator untuk mengaktifkan Instruksi Kepala LPSE
kembali akun penyedia
8 Mengaktifkan kembali akun penyedia barang/jasa Tata cara pengaktifan kembali akun pada 10 menit Akun penyedia aktif
melalui aplikasi SPSE aplikasi SPSE mengacu pada panduan kembali
pengguna (user guide) aplikasi SPSE

9 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP berkas permohonan dan proses pengaktifan 10 Menit Arsip berkas
pengarsipan berkas akun
10 Melaporkan bahwa akun penyedia telah diaktifkan 10 Menit
kembali kepada Kepala LPSE
11 Mengrimkan surat pemberitahuan bahwa akun 1 hari kerja
Selesai
telah diaktifkan kembali kepada penyedia
barang/jasa

344
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENONAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

345
Nomor SOP 50/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PENONAKTIFAN AKUN PENYEDIA

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Kepala LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Helpdesk LKPP
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
penonaktifan akun penyedia
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengonaktifan akun penyedia

Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1. Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
ditetapkan. memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana. 2. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
Keterkaitan : personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
1. SOP Pengarsipan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

346
SOP PENONAKTIFAN AKUN PENYEDIA
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Kepala LPSE Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Menerima pengaduan atau informasi bahwa 1. Surat Pengaduan N/A Berkas dapat
Mulai
penyedia melakukan pelanggaran terhadap disampaikan secara
Persyaratan dan Ketentuan Penggunaan SPSE, (hardcopy) langsung
melakukan pemalsuan dokumen registrasi dan 2. Dokumen pendukung terjadinya atau melalui e-mail
verifikasi penyedia barang/jasa atau telah pelanggaran (softcopy)
ditetapkan dalam daftar hitam oleh PA/KPA

2 Mempelajari pengaduan, dan melakukan Surat Pengaduan 3 hari kerja


klarifikasi kepada pihak terkait atas pengaduan hasil analisa dan
atau informasi yang diterima, apakah akun klarifikasi
penyedia tersebut dapat dinonaktifkan /tidak?
3 -Jika tidak dapat dinonaktifkan lanjut ke nomor 4 N/A
Tidak Ya
-Jika dapat di nonaktifkan lanjut ke nomor 5

4 Mengrimkan jawaban atas surat pengaduan bahwa 1 hari kerja Jawaban Surat
Selesai
pengaduan atau informasi yang disampaikan tidak Pengaduan
benar/tidak dapat dijadikan dasar penonaktifan hasil analisa dan klarifikasi
akun
5 Menerbitakan surat pernyataan telah terjadinya 1 hari kerja Surat Pernyataan
pelanggaran terhadap Persyaratan dan Ketentuan telah terjadinya
Penggunaan SPSE, melakukan pemalsuan pelanggaran
hasil analisa dan klarifikasi
dokumen registrasi dan verifikasi penyedia
barang/jasa atau telah ditetapkan dalam daftar
hitam oleh PA/KPA
6 Mengirimkan surat usulan penonaktifan dengan Surat Pernyataan telah terjadinya 1 hari kerja
melampirakan surat pernyataan dan bukti-bukti pelanggaran
pendukung terjadinya pelanggaran oleh penyedia
barang/jasa kepada Helpdesk LKPP

7 Menerima surat usulan dan melakukan klarifikasi Surat permohonan/usulan dan Pernyataan 2 hari kerja hasil analisa dan
Tidak Ya
kepada LPSE yang mengusulkan. Apakah surat telah terjadinya pelanggaran dari LPSE klarifikasi
usulan yang disampaikan benar ?
Selesai

8 Menonaktifkan akun penyedia barang/jasa Tata cara penonaktifan akun pada aplikasi 10 menit akun penyedia non
tersebut SPSE mengacu pada panduan pengguna aktif
(user guide) aplikasi SPSE
9 Memberitahukan penonaktifan kepada penyedia 1 hari kerja
barang/jasa dan LPSE tempat penyedia
barang/jasa tersebut terdaftar
10 berkas pengaduan dan proses penonaktifan
Selesai
Melakukan pengarsipan akun 10 Menit Arsip berkas

347
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENONAKTIFAN AKUN PPK DAN PANITIA PENGADAAN / POKJA ULP

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

348
Nomor SOP 51/SOP/LPSE/D.2/2012
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-13
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PENONAKTIFAN AKUN PPK DAN PANITIA


PENGADAAN/POKJA ULP

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 PA/KPA
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Admin Agency
Elektronik
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
penonaktifan akun PPK dan Panitia Pengadaan/Pokja ULP
Tujuan : Pencatatan dan Pendataan :
Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengonaktifan akun PPK dan
Panitia Pengadaan/Pokja ULP
Peringatan : Definiisi :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 1
ditetapkan. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Pengadaan/Pokja ULP/PPK
pelaksana. 2 PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Keterkaitan : Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

349
SOP PENONAKTIFAN AKUN PPK DAN PANITIA PENGADAAN/POKJA ULP
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
PA/KPA Admin Agency Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
1 Mengirimkan berkas permohonan penonaktifan 1. Surat Permohonan Penonaktifan Akun N/A Berkas dapat
Mulai
akun kepada Admin Agency disampaikan secara
(hardcopy) langsung
2. Surat Keputusan/SK dari PA/KPA tentang atau melalui e-mail
pemberhentian atau perubahan PPK (softcopy)
dan/atau Panitia Pengadaan/Pokja ULP

2 Menerima berkas permohonan dari PA/KPA Berkas permohonan


N/A

3 Melakukan analisa dan klarifikasi kepada PA/KPA Berkas permohonan 3 hari kerja hasil analisa dan
apakah benar mengajukan permohonan Tidak Ya klarifikasi

Selesai

4 Menonaktifkan akun pada aplikasi SPSE Tata cara penonaktifan akun pada aplikasi 10 menit akun non aktif
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
5 Mengrimkan pemberitahuan kepada PPK dan/atau 1 hari kerja
Panitia Pengadaan/Pokja ULP yang dinonaktifkan
serta tembusan kepada Kepala LPSE

6 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP berkas permohonan dan proses non aktif 10 Menit arsip berkas
pengarsipan berkas Selesai

350
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PENANGANAN MASALAH SPSE

JAKARTA

2012

351
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PEMULIHAN KEADAAN APLIKASI SPSE AKIBAT KENDALA TEKNIS

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

352
Nomor SOP 52/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PEMULIHAN KEADAAN APLIKASI SPSE AKIBAT
KENDALA TEKNIS

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 ITO
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Helpdesk LKPP
Elektronik 3 Vendor/Pihak Ketiga
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Lembar Perubahan Dokumen

2 Daftar Revisi

Penjelasan Singkat :
Mencakup tindakan pemulihan keadaan aplikasi SPSE akibat kendala teknis apapun yang
terjadi.

Pencatatan dan Pendataan :


Tujuan :
Untuk memastikan aplikasi SPSE selalu terkendali dan dapat segera dipulihkan pada saat
terjadi kendala teknis.

Definisi :
1. IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Peringatan : Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
ditetapkan. Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 2. Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
pelaksana. memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
Keterkaitan :
3. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP
4 Bagian Infrastruktur LPSE adalah personil yang memiliki tugas dan kewenangan pada
infrastruktur LPSE

353
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support
Pemulihan Keadaan Aplikasi SPSE Akibat Kendala Teknis
1.1 Access ke Ruang Data Center 10 menit
Mulai

a. Orang yang masuk ruang data center diharuskan 10 menit


mengunakan ID Card ( Secure Access ).

b. Pembersihan ruang data center petugas yang sudah 1 jam


ditetapkan.

Selesai

Pemulihan Kendala Teknis Akibat Daya Listrik Terputus


2.1 Listrik sering down/mati
Mulai

a. Administrator/Technical Support menyediakan power listrik N/A


backup (second power backup yaitu Genset), disamping power listrik
power utamanya yaitu PLN backup
b. Administrator/Technical Support memeriksa second power 30 menit
backup yaitu Genset tidak berfungsi untuk menyediakan hasil
cadangan listrik pemeriksaan
Selesai second power
backup

Pemulihan Kendala Teknis Akibat Akses Internet Terputus


3.1 Akses internet sering down/bottleneck
Mulai

a. ITO LKPP menghubungi Technical Support Penyedia Jasa 30 menit


Internet
koneksi
b. ITO LKPP segera memindahkan koneksi internet ke akses 15 menit
internet ke
Link internet backup, jika tersedia
akses Link
internet backup
c. ITO LKPP melakukan pengecekan Server Collocation, jika 30 menit hasil
tersedia
pengecekan
Selesai
Server
Collocation

354
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support
Pemulihan Kendala Teknis Akibat Server Tidak berfungsi
4.1 Server down/mati
Mulai

a. ITO LKPP melakukan pemeriksaan power server, power 15 menit hasil


distribution unit rack system dan power UPS pemeriksaan
power server,
b. ITO LKPP melakukan pemeriksaan temperatur server 15 menit hasil
dengan mengecek Led Fan Processor di panel front pemeriksaan
temperatur
c. ITO LKPP melakukan pemeriksaan terhadap virus yang 30 menit hasil
menyerang server yang mengakibatkan server selalu
pemeriksaan
restart sendiri
terhadap virus
d. ITO LKPP melakukan pemeriksaan power supply server 15 menit hasil
pemeriksaan
power supply
e. Jika masalah tidak ditemukan, maka dilakukan 1 jam
pemeriksaan atau pengecekan system secara keseluruhan hasil
dan akan dilakukan identifikasi kronologis proses yang pemeriksaan
telah dilakukan
Selesai sistem secara
keseluruhan

4.2 Server Over Heat


Mulai

a. ITO LKPP mematikan server terlebih dahulu 5 menit

b. ITO LKPP melepaskan kabel power server dari power 1 jam


supply dan mendiamkannya sampai kondisi server dingin
kembali
c. ITO LKPP melakukan pengecekan suhu Air Conditioner 5 menit
(AC) apakah kondisi pendinginan masih bagus
hasil
Selesai pemeriksaan
suhu

4.3 Server SPSE tidak dapat diakses dari internet/intranet


Mulai

a. Setelah menerima keluhan, ITO LKPP untuk melakukan 5 menit


tes akses ke SPSE

b. Jika berhasil, maka ITO LKPP akan memberitahukan ke 30 menit


client bahwa seharusnya tidak ada masalah dan memberi
masukan perbaikan di tempat client
c. Jika tidak berhasil, maka ITO LKPP akan memberitahukan 30 menit
ke Kepala Sub Direktorat e-Procurement tentang adanya
masalah
d. Berkomunikasi dengan Technical Support penyedia akses 15 menit
internet tentang adanya masalah untuk ditindaklanjuti

e. Kemudian dilakukan pengecekan sistem secara 1 jam


keseluruhan dan akan dilakukan identifikasi kronologi
proses yang telah dilakukan

Selesai hasil
pengecekan

355
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support

4.4 Power Distribution Unit (PDU) mati/down


Mulai

a. Melakukan identifikasi masalah yang dilakukan oleh ITO 15 menit hasil


LKPP untuk mengecek kondisi PDU Rack System identifikasi
masalah
b. ITO LKPP melakukan pemeriksaan kabel Output dari UPS 10 menit
hasil
dan kabel input di PDU Rack System pemeriksaan
kabel Output
c. Jika masalah tidak ditemukan, maka dilakukan 1 jam
pemeriksaan atau pengecekan PDU secara keseluruhan
dan akan dilakukan identifikasi kronologis proses yang hasil
telah dilakukan Selesai pengecekan
keseluruhan

4.5 TFT 17 Monitor, Mouse, dan Keyboard mati atau tidak


bisa tampil di layar LCD TFT Mulai

a. ITO LKPP melakukan pemeriksaan Kabel power TFT 17 5 menit hasil


apakah sudah dalam kondisi terhubung dengan sumber pemeriksaan
listrik Kabel power
b. ITO LKPP melakukan pemeriksaan Koneksi kabel VGA, 5 menit hasil
mouse , dan keyboard ke Server yang ditujukan pemeriksaan
Koneksi kabel
c. Jika masalah tidak ditemukan diperlukan pengecekan 5 menit
sistem secara keseluruhan dan akan dilakukan identifikasi
kronologi proses yang telah dilakukan hasil
Selesai pemeriksaan
keseluruhan

4.6 Unit Power Supply (UPS) mati atau Battery Rusak


Mulai

a. ITO LKPP melakukan pemeriksaan Kabel power dari 10 menit hasil


sumber Listrik pemeriksaan
Kabel power
b. Jika masalah tidak temukan, dilakukan pemeriksaan di 10 menit hasil
control front panel UPS tentang pengisian battery pemeriksaan di
control front
c. Jika masalah tidak ditemukan diperlukan pengecekan UPS 15 menit hasil
secara keseluruhan dan akan dilakukan identifikasi pengecekan
kronologi proses yang telah dilakukan
UPS secara
d. Insiden dieskalasikan pada Vendor untuk penyelesaian N/A

Selesai
eskalasi

356
Mutu Baku
Administrator
No Aktivitas Bagian Infrastruktur Keterangan
LPSE/Technical ITO LKPP Vendor Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
LPSE
Support
4.7 Operating System Server Hang atau Error
Mulai

a. ITO LKPP melakukan pemeriksaan operating sistem server 15 menit


dengan melakukan reboot Server
b. ITO LKPP melakukan Repair operating system dengan 1 jam
menggunakan CD Source Operating System yang sama
c. Jika masalah tidak bisa diatasi, ITO LKPP melakukan 2 jam backup data di
booting dengan Live CD untuk melakukan backup data di server ke media
server ke media backup
backup
d. ITO LKPP berkoordinasi dengan Dit e-Proc 30 menit

e. ITO LKPP melakukan penginstallan ulang operating system 2 jam


server dan ITO LKPP melakukan penginstallan aplikasi
SPSE dan software-software pendukungnya

f. ITO LKPP melakukan restore data 1 jam

Selesai
restore data

5 Pemulihan kendala teknis akibat Aplikasi error/bugs


Mulai

a. ITO LKPP melakukan print screen pada halaman aplikasi 10 menit


SPSE yang error print screen
aplikasi error
b. ITO LKPP mengirimkan hasil print screen disertai kronologi 5 menit
permasalahan ke helpdesk-lpse@lkpp.go.id
c. Menghubungi Call Center Helpdesk LKPP untuk konfirmasi 30 menit
mengenai permasalahan yang telah dikirimkan

Selesai

357
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

UJI FORENSIK

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

358
Nomor SOP 53/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

UJI FORENSIK

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Panitia Pengadaan
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Helpdesk LPSE
Elektronik 3 Helpdesk LKPP
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Peralatan/Perlengkapan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik 1 Berita Acara Uji Forensik

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh panitia pengadaan untuk
melakukan uji forensik terhadap dokumen penawaran.

Tujuan :
1 Menjamin terselesaikannya permasalahan terkait dengan Pembukaan File Penawaran Pencatatan dan Pendataan :
(.rhs) oleh Panitia
2 Menjamin didapatkannya kepastian status dokumen penawaran yang gagal didekripsi
oleh panitia
3 Menjamin terlaksananya kegiatan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang
dilaksanakan melalui LPSE, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengadaan barang/jasa Definisi :
Peringatan : 1. Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun 2. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
pelaksana. Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Keterkaitan : Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

3. Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna LPSE.

359
UJI FORENSIK
No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Keterangan
Panitia Pengadaan Helpdesk LPSE Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Uji Forensik
1 Panitia pengadaan pada tahap pembukaan penawaran menemukan Mulai
satu atau lebih file penawaran tidak dapat didekripsi /tidak berhasil
dibuka.
N/A
File penawaran tidak dapat di
buka/didekripsi/didownload
2 Panitia pengadaan mengisi dan menyampaikan Berita Acara Uji
Forensik disertai dengan file penawaran (.rhs) kepada LPSE (Format
BA Uji Forensik terlampir).
N/A
File penawaran tidak dapat di
buka/didekripsi/didownload
3 LPSE menerima file penawaran yang tidak dapat didekripsi beserta
kunci private yang dicantumkan pada BA Uji forensik dan mencoba
File penawaran yang tidak dapat di
untuk mendekripsi file penawaran tersebut :
buka/didekripsi dan BA Uji
Forensik

a. LPSE mencoba men-dekripsi file penawaran pada 2 (dua)


komputer di bidding room, 2 (dua) komputer yang berbeda di File penawaran yang tidak dapat di
bidding room dan 3 (tiga) laptop yang berbeda dengan laptop di hasil dekripsi file
bidding room .
buka/didekripsi dan BA Uji
penawaran oleh LPSE
Forensik

b. Jika bisa didekripsi LPSE memberitahukan kepada panitia berhasili Gagal


pangadaan untuk melakukan dekripsi ulang bila perlu dilakukan di
File penawaran yang tidak dapat di
LPSE :
buka/didekripsi dan BA Uji
Forensik

Panitia pengadaan menerima surat pemberitahuan dari LPSE


1 hari
bahwa file penawaran (.rhs) dapat dibuka. Pemberitahuan file
hasil dekripsi file penawaran oleh
penawaran dapat
LPSE
didekripsi

Panitia pengadaan membuka kembali file penawaran bila


perlu didampingi oleh LPSE.
hasil dekripsi file penawaran oleh
LPSE

360
c. Jika gagal didekripsi LPSE :

hasil dekripsi file penawaran oleh


`
LPSE

1. Mengundang panitia untuk datang ke LPSE membuat berita


acara pembukaan file penawaran (.rhs) yang disaksikan oleh LPSE :
hasil dekripsi file penawaran oleh
LPSE

LPSE memberitahukan kepada Panitia pengadaan untuk


1 hari Berita Acara
datang ke LPSE untuk membuka file penawaran (.rhs) disaksikan Kesaksian Pembukaan
oleh LPSE. hasil dekripsi file penawaran oleh file penawaran dan
LPSE surat keterangan
bahwa file penawaran
tidak dapat dibuka
Membuat Berita Acara Kesaksian Pembukaan file penawaran
(.rhs).
hasil dekripsi file penawaran oleh
LPSE

2. LPSE dapat menyampaikan permohonan dan Berita Acara Uji


Forensik kepada LKPP untuk dilakukan Uji Forensik dan meminta
Panitia pengadaan memundurkan waktu evaluasi penawaran
sampai dengan keluarnya surat dari LKPP.
1 (hari) adalah 1 (satu)
hari sejak di terimanya file
1 hari
4 Helpdesk LKPP menerima Permohonan dan BA Uji Forensik dari penawaran yang tidak
Helpdesk LPSE dapat dibuka dari panitia

Berita Acara Uji Forensik dan file


LKPP mencoba melakukan pembukaan file penawaran(.rhs) yang
penawaran yang tidak dapat
5
diterima dari LPSE dibuka/didekripsi
1 hari
berhasil Gagal 1 (hari) adalah 1 (satu)
hari sejak di terimanya file
a. Apabila bisa didekripsi maka: penawaran yang tidak
dapat dibuka dari panitia

361
Helpdesk LKPP memberitahukan kepada LPSE untuk
mendekripsi kembali file penawaran (.rhs) yang tidak bisa
didekripsi tersebut, hasil dekripsi file
Berita Acara Uji Forensik dan file
penawaran oleh LPSE
penawaran yang tidak dapat
dibuka/didekripsi
LPSE menerima pemberitahuan dari Helpdesk LKPP bahwa
file .rhs dapat didekripsi .
pemberitahuan hasil dekripsi file
1 hari
penawaran oleh LPSE

LPSE memberitahukan kepada panitia pengadaan bahwa file


.rhs dapat dibuka.
pemberitahuan hasil dekripsi file
penawaran oleh LPSE
file penawaran dapat
didekripsi oleh panitia
Panitia mencoba kembali untuk melakukan dekripsi file .rhs .

pemberitahuan hasil dekripsi file


N/A
penawaran oleh LPSE
file penawaran dapat
didekripsi oleh panitia
b. namun apabila penawaran (.rhs) tidak berhasil didekripsi
LKPP:

Helpdesk LKPP menyampaikan BA uji forensik dan file


1 hari
penawaran (.rhs) yang diterima dari LPSE kepada Lembaga Sandi
Negara untuk dilakukan Uji Forensik. hasil dekripsi file penawaran oleh
LPSE

Helpdesk lKPP Menerima hasil analisa forensik dari Lembaga


Sandi Negara.

1 hari
hasil uji forensik dari
Lembaga Sandi Negara
Helpdesk LKPP memproses surat keterangan hasil uji forensik

1 hari
Hasil uji forensi dari Lembaga Sandi Surat Keterangan dari 1 hari sejak diterimanya
Negara LKPP hasil uji forensik
Helpdesk LPSE menyampaikan surat keterangan dari LKPP
atas hasil uji forensik Selesai
1 hari
Surat Keterngan dari 1 hari sejak diterimanya
Surat Keterangan dari LKPP LKPP diterima LPSE hasil uji forensik

362
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

UJI FORENSIK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

363
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Form Tanda Terima Berkas


TANDA TERIMA

Tanggal :

Telah kami terima dari :

Berupa :

1. Pengirim (Asal File) :

a. Id Lelang :

b. Nama Lelang :

c. Jenis Penawaran :

d. Nama File :

e. Ukuran :

f. Hash Key File pada Server :

g. Private Key :

h. Keterangan :

Yang Menerima, Mengetahui, Yang Menyerahkan,

Nama Nama Nama

Bagian Bagian Bagian

364
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENANGANAN INSIDEN KEMANAN INFORMASI SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

365
Nomor SOP 54/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H.Wibisana

PENANGANAN INSIDEN KEAMANAN INFORMASI


SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Administrator sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kepala LPSE
Elektronik 3 ITO
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 TUS
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
1 Formulir Eskalasi Insiden
Penjelasan Singkat : 2 Logbook Sistem
Manajemen Insiden Keamanan Informasi SPSE meliputi setiap peristiwa yang mengganggu,
mengancam, membocorkan dan merusak informasi SPSE. Insiden keamanan informasi ini
tidak dapat ditangani oleh technical support LPSE sendirian dan jika dalam organisasi
LPSE/LKPP sudah ada fungsi Koordinator Staff Keamanan Informasi tetapi jika belum ada Pencatatan dan Pendataan :
fungsi ini maka Kepala LPSE akan bertindak sebagai Staff Keamanan Informasi yang
memberikan arahan manajerial dan technical support sebagai pelaksana teknis

Ruang lingkup Insiden Kemanan Informasi terdiridari 2 bagian yaitu disebabkan oleh
program jahat (Worm, Virus, Backdoor dan sejenisnya) dan aktivitas peretas. Aktivitas peretas
yang harus ditangani adalah percobaan pemaksaan akses pada sistem, akses oleh pengguna
yang tidak diotorisasi, penghapusan peretas dari sistem
Tujuan :
SOP Penanganan Insiden Keamanan Informasi SPSE disusun dengan tujuan untuk mencegah
atau meminimalkan kerugian yang ditimbulkan dari insiden ini dan jika sudah menggangu
layanan SPSE maka SOP ini juga bertujuan mengembalikan operasi layanan normal secepat
mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis, sehingga memastikan
bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan Definisi :

Peringatan : 1 Insiden Keamanan Informasi SPSE adalah kejadian yang terjadi dan tidak
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan diperkirakan/direncanakan pada infrastruktur dan sistem TIK di LPSE. Kejadian
ditetapkan. tersebut menimbulkan gangguan bisnis utama LPSE dan tidak dapat ditangani oleh
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun Technical Support di Level 1
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.
Keterkaitan : 2. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP
3 Administrator Sistem LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi
Unit Administrasi Sistem Elektronik pada LPSE

366
PENANGANAN INSIDEN KEAMANAN INFORMASI SPSE
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE TUS Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Program Jahat
1 Melakukan isolasi sistem melalui pemutusan Mulai 10 menit Disconnect
koneksi keluar

2 Mencatat kejadian dalam Logbook Insiden Log book Sistem 10 menit


Keamanan Informasi

3 Memberitahu pihak berwenang atau Kepala LPSE 1 jam


untuk mendapatkan pengarahan manajerial dan
teknis

4 Memerintahkan Administrator sistem LPSE untuk 1 jam


menginformasikan penghentian sementara Sistem
SPSE untuk memberikan kesempatan perbaikan

5 Menangani insiden Keamanan Informasi dan 1 jam


berkonsultasi pada Support level 2 (TUS)
melakukan identifikasi Insiden dan melakukan
backup log sistem dan status sistem informasi

6 Menangani insiden Keamanan Informasi 3 jam


melakukan pembersihan sistem dari program jahat
dengan menghentikan sementara sistem yang
berjalan

7 Jika pembersihan sistem selesai dilakukan 2 jam


dilanjutkan dengan melakukan patch yang
diperlukan dan melakukan imunisasi pada sistem
oleh tool /program untuk penangkal program
jahat

8 Jika sudah selesai tahapan tersebut, maka 1 jam


Administrator sistem LPSE melakukan tindak
lanjut mengembalikan sistem berjalan seperti
biasa

9 Menangani insiden Keamanan Informasi 1 jam


mendokumentasikan penanganan Insiden tersebut
untuk keperluan pelaporan atau referensi
Selesai

367
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Support (TUS Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
pada LKPP)
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Aktivitas Perentas Yang Memaksa Akses Pada Sistem
1 Mengidentifikasi masalah dengan cara mencari Mulai Log book Sistem 3 jam
sumber serangan berdasarkan file sistem log dan
koneksi jaringan aktif

2 Melakukan pemberitahuan kepada personal 1 jam


dengan tanggung jawab lebih tinggi untuk
mendapatkan otorisasi langkah selanjutnya

3 Jika sumber serangan diketahui maka dilakukan 1 jam


penutupan akses masuk yang dilakukan peretas
pada sistem yang diakses

4 Jika sumber serangan tidak diketahui maka sistem 2 jam


yang diretas dinonaktikan terlebih dahulu untuk
sementara dan menghubungi Support level 2
(TUS) atau Support Level 3 (ITO atau ID SIRTII)
untuk mendapatkan dukungan/bantuan informasi
tentang serangan ini

5 Setelah penyelidikan dilakukan maka buat laporan 1 jam


pendek berkenaan dengan insiden dan langkah
yang harus diambil dan sebarkan informasi kepada
pihak yang berkepentingan lainnya Selesai

368
Pelaksana Mutu Baku
No Aktivitas Keterangan
Administrator LPSE Kepala LPSE Support (TUS Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Aktivitas Perentas/Pengguna Yangpada LKPP)
Tidak Diotorisasi Telah Masuk Ke Sistem
1 Jika diidentifikasi adanya aktivitas pada sistem Mulai 5 menit
yang tidak diotorisasi, Administrator sistem LPSE
sistem harus mengambil langkah darurat untuk
menghubungi pihak yang terkait kurang dari 5
menit setelah kejadian diketahui
2 Pihak yang terkait akan memutuskan untuk 15 menit
membiarkan aktifitas tersebut berlanjut dulu atau
harus segera dihentikan
3 Langkah yang diambil tersebut akan diberitahukan 30 menit
kepada staf yang lebih tinggi dalam waktu kurang
dari 30 menit dan melakukan eskalasi pada level
manajement (kepala LPSE/LKPP) serta Support
level 2 (TUS ) atau Support Level 3 (ITO )
Selesai

369
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENANGANAN INSIDEN INFRASTRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

370
Nomor SOP 55/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana

PENANGANAN INSIDEN INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Helpdesk/Administrator sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kepala LPSE
Elektronik 3 Support (TUS pada LKPP)
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Technical Support
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Peralatan/Perlengkapan :
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Pencatatan dan Pendataan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Definisi :
1 Insiden infrastruktur adalah kejadian yang terjadi dan tidak diperkirakan/direncanakan
pada infrastruktur seperti perangkat komputer, penyimpanan dan jaringan yang ada di
LPSE. Kejadian tersebut menimbulkan gangguan pada operasional TIK di LPSE dan tidak
dapat ditangani oleh Technical Support di Level 1
Penjelasan Singkat : 2 Dampak Dampak ditentukan oleh berapa banyak personil atau fungsi yang terpengaruh.
Manajemen Insiden meliputi setiap peristiwa yang mengganggu, atau yang dapat Ada tiga kelas dampak :
mengganggu, layanan. Ini termasuk peristiwa yang dikomunikasikan secara langsung oleh 3 - Rendah - Layanan diturunkan tetapi masih beroperasi dalam spesifikasi SLA
pengguna atau staf LPSE melalui Service Desk . 2 - Medium - Layanan terdegradasi dan masih berfungsi tetapi tidak beroperasi dalam
spesifikasi SLA.
1 - Tinggi Layanan tidak berfungsi dan tidak tersedia sama sekali
Dampak dari insiden akan digunakan dalam menentukan prioritas resolusi.
Tujuan : 3 Keparahan Insiden. Keparahan ditentukan oleh berapa banyak pengguna dibatasi dari
SOP Penanganan Insiden Infrastruktur disusun dengan tujuan untuk mengembalikan operasi melakukan pekerjaan mereka. Tingkat keparahan insiden akan digunakan dalam
layanan normal secepat mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis, menentukan prioritas untuk resolusi. Ada tiga kelas dari keparahan :
sehingga memastikan bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan. 3 - Rendah - Isu mencegah pengguna dari melakukan sebagian dari tugas mereka.
'Layanan operasi normal' didefinisikan di sini sebagai operasi layanan dalam batas SLA 2 - Medium - Isu mencegah pengguna dari melakukan fungsi waktu kritis sensitif.

Peringatan : 1 - Tinggi - Layanan atau bagian utama dari layanan tidak tersedia
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan 4 Repository Insiden adalah database yang berisi informasi yang relevan tentang semua
ditetapkan. Insiden apakah telah diselesaikan atau tidak. Status Informasi umum bersama dengan
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun catatan yang terkait dengan kegiatan juga harus dijaga dalam format yang mendukung
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pelaporan standar.
pelaksana.
Keterkaitan : 5 Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.

6 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
7 semestinya.
Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna pada LPSE.

371
PENANGANAN INSIDEN INFRASTRUKTUR SPSE
Pelaksana Mutu Baku
Helpdesk /
No Aktivitas Technical Keterangan
Administrator Kepala LPSE Helpdesk LKPP Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Support
sistem LPSE
1 Pengguna SPSE melaporkan insiden kepada Mulai 15 menit
Helpdesk LPSE
2 Helpdesk LPSE melakukan pencatatan insiden 15 menit catatan
terjadinya
insiden
3 Helpdesk LPSE bersama administrator sistem 15 menit prioritas tindak
LPSE melakukan pengelompokan dan prioritas lanjut insiden
tindak lanjut insiden

4 Jika insiden tersebut mendapatkan prioritas 1 prioritas tindak lanjut insiden 30 menit arahan kepala
(tinggi) maka Administrator Sistem LPSE LPSE (arahan
melaporkan kejadian ini kepada Kepala LPSE dan kebijakan
menunggu arahan kebijakan prosedur yang harus prosedur )
ditempuh

5 Jika insiden ini tersebut mendapat prioritas 2 prioritas tindak lanjut insiden 30 menit arahan kepala
(menengah) maka Administrator Sistem LPSE LPSE/arahan
melaporkan kepada Kepala LPSE untuk pimpinan yang
mendapatkan arahan kebijakan dan prosedur yang berwenang
harus ditempuh. Dalam pelaksanaannya jika (arahan
pimpinan yang harus dihubungi tidak bisa kebijakan
dikontak maka harus melakukan kontak dengan prosedur )
pimpinan/perwakilan yang mempunyai otoritas
berikutnya sesuai dengan struktur organisasi
6 Pada prioritas 1 dan 2, Support level 2 (Helpdesk insiden Pada prioritas 1 dan 2 30 menit hasil diagnosa
LKPP) akan diminta untuk melakukan diagnosa
awal. Hasil diagnosa direkam dan mendapatkan
persetujuan pimpinan yang berwenang sesuai
prioritasnya
7 Support level 2 (Helpdesk LKPP) akan hasil diagnosa 30 menit hasil review
melakukan review atas diagnosa terhadap atas hasil
repository insiden yang ada untuk menyusun diagnosa
tindak lanjut berikutnya
8 Apakah rancangan tindak lanjut melibatkan
tecnical support level 3 (vendor) ?

9 Jika rancangan tindak lanjut melibatkan tecnical 1 jam


support level 3 (vendor), Technical Support level
3 akan diminta untuk melakukan pemulihan
layanan TIK kembali normal
10 Jika rancangan tindak lanjut tidak melibatkan 1 jam
technical support level 3 (vendor) maka Support
level 2 ((Helpdesk LKPP) akan menyusun langkah
teknis pemulihan layanan dengan
mempertimbangkan saran/rekomendasi dari
pimpinan dan technical support level 3

11 Selama Penyelesaian insiden technical support 1 jam dokumentasi


terlibat secara aktif untuk melakukan dan
dokumentasi dan pengawasan penyelesaian pengawasan
insiden jika hal tersebut dilakukan pihak ketiga penyelesaian
diluar LPSE insiden jika hal

372
12 Jika insiden tersebut mendapat prioritas 3 1 jam
(rendah) maka administratror sistem LPSE harus
merancang langkah-langkah normalisasi layanan
TIK dengan berkonsultasi dengan Pimpinan
diatasnya dan technical support level 2

13 Dokumentasi penyelesaian insiden akan direkam 1 jam dokumentasi


dalam insiden repository pada sistem Helpdesk dan
pengawasan
penyelesaian
insiden jika hal
tersebut pada
sistem helpdesk

14 Status penyelesaian insiden akan dilaporkan pada 30 menit


pimpinan sesuai dengan kerangka waktu yang Selesai
telah ditentukan sesuai dengan prioritasnya

373
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENANGANAN INSIDEN SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

374
Nomor SOP 56/SOP/LPSE/D.2/2012

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-12


Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Tanggal Efektif 2-Jan-13
DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Disahkan Oleh Bima H. Wibisana
DIREKTORAT e-PROCUREMENT
PENANGANAN INSIDEN SPSE

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :


1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik 1 Helpdesk/Administrator sistem LPSE
2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi 2 Kepala LPSE
Elektronik 3 Support (TUS pada LKPP)
3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Technical Support
dan perubahannya.
4 PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Peralatan/Perlengkapan :
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Pencatatan dan Pendataan :
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Definisi :
1 Insiden infrastruktur adalah kejadian yang terjadi dan tidak
diperkirakan/direncanakan pada infrastruktur seperti perangkat komputer,
penyimpanan dan jaringan yang ada di LPSE. Kejadian tersebut menimbulkan
gangguan pada operasional TIK di LPSE dan tidak dapat ditangani oleh Technical
2 Support
Dampak di Level 1ditentukan oleh berapa banyak personil atau fungsi yang
Dampak
Penjelasan Singkat : terpengaruh. Ada tiga kelas dampak :
Manajemen Insiden meliputi setiap peristiwa yang mengganggu, atau yang dapat 3 - Rendah - Layanan diturunkan tetapi masih beroperasi dalam spesifikasi SLA
mengganggu, layanan. Ini termasuk peristiwa yang dikomunikasikan secara langsung oleh 2 - Medium - Layanan terdegradasi dan masih berfungsi tetapi tidak beroperasi
pengguna atau staf LPSE melalui Service Desk dan jika insiden tidak dapat diselesaikan dalam spesifikasi SLA.
dieskalasi ke staff di LKPP 1 - Tinggi Layanan tidak berfungsi dan tidak tersedia sama sekali
Dampak dari insiden akan digunakan dalam menentukan prioritas resolusi.
3 Keparahan Insiden. Keparahan ditentukan oleh berapa banyak pengguna dibatasi dari
Tujuan : melakukan pekerjaan mereka. Tingkat keparahan insiden akan digunakan dalam
SOP Penanganan Insiden SPSE disusun dengan tujuan untuk mengembalikan operasi layanan menentukan prioritas untuk resolusi. Ada tiga kelas dari keparahan :
normal secepat mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis, sehingga 3 - Rendah - Isu mencegah pengguna dari melakukan sebagian dari tugas mereka.
memastikan bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan. 2 - Medium - Isu mencegah pengguna dari melakukan fungsi waktu kritis sensitif.
'Layanan operasi normal' didefinisikan di sini sebagai operasi layanan dalam batas SLA 1 - Tinggi - Layanan atau bagian utama dari layanan tidak tersedia
Peringatan : 4 Repository Insiden adalah database yang berisi informasi yang relevan tentang semua
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan Insiden apakah telah diselesaikan atau tidak. Status Informasi umum bersama dengan
ditetapkan. catatan yang terkait dengan kegiatan juga harus dijaga dalam format yang mendukung
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun pelaporan standar
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh 5 Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
pelaksana. memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.
Keterkaitan :
6 IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-
Procurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

7 Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan
dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP
8 Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan
proses administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

375
PENANGANAN INSIDEN SPSE
Pelaksana Mutu Baku

No Aktivitas Helpdesk / Keterangan


Kepala LPSE TUS ITO Persyaratan/Perlengkapan Waktu Output
Administrator LPSE
1 Helpdesk LKPP menerima permasalahan yang dieskalasikan 15 menit Muncul
Mulai
oleh LPSE permasalahan

2 Helpdesk melakukan pencatatan permasalahan pada aplikasi 15 menit Catatan pada CRM
CRM

3 Helpdek dan Administrator menentukan prioritas penanganan 15 menit Prioritas


insiden permasalahan
diketahui
4 Jika insiden tersebut mendapatkan prioritas 1 (tinggi) atau 2 20 menit
(menengah) maka Administrator Sistem LPSE (Support Level 1)
melaporkan kejadian ini kepada kepala LPSE dan menunggu
arahan kebijakan prosedur yang harus ditempuh

5 Pada prioritas 1 dan 2, Support level 2 (TUS ) akan diminta 30 menit


untuk melakukan diagnosa awal. Hasil diagnosa direkam dan
mendapatkan persetujuan pimpinan yang berwenang sesuai
prioritasnya

6 Support level 2 (TUS ) akan melakukan review atas diagnosa 30 menit


terhadap repository insiden yang ada untuk menyusun tindak
lanjut berikutnya

7 Apakah tindak lanjut melibatkan support level 3 (ITO) ? 15 menit

8 Jika rancangan tindak lanjut melibatkan support level 3 (ITO ), 2 jam


Technical akan diminta untuk melakukan pemulihan layanan
TIK kembali normal. Technical Support dari LKPP jika
dimungkin akan didatangkan ke LPSE dan jika tidak
memungkinkan maka dilakukan proses remote control dengan
terhadap server LPSE. Perbaikan dilakukan secara remote .
Pihak Technical Support LKPP setelah selesai perbaikan
melakukan dokumentasi teknis yang dikirimkan kepada pihak
LPSE yang bersangkutan
9 Jika rancangan tindak lanjut tidak melibatkan support level 3 2 jam
(ITO ) maka Support level 2 (TUS) akan menyusun langkah
teknis pemulihan layanan dengan mempertimbangkan
saran/rekomendasi dari pimpinan dan support level 3 (ITO )

10 Selama Penyelesaian insiden Administrtor Sistem LPSE 2 jam


terlibat secara aktif untuk melakukan dokumentasi dan
pengawasan penyelesaian insiden jika hal tersebut dilakukan
pihak ketiga diluar LPSE

376
11 Jika insiden tersebut mendapat prioritas 3 (rendah) maka 2 jam hasil konsultasi
Administrator Sistem LPSE harus merancang langkah-langkah
normalisasi layanan TIK dengan berkonsultasi dengan
Pimpinan diatasnya dan Support level 2 (TUS) serta support
level 3 (ITO )

12 Dokumentasi penyelesaian insiden akan direkam dalam 1 jam dokumen tasi


insiden repository dalam sistem Helpdesk penyelesaian
insiden

13 Status penyelesaian insiden akan dilaporkan pada pimpinan 1 jam


sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditentukan sesuai
dengan prioritasnya Selesai

377
LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

ERROR HANDLING E-PROCUREMENT

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI: DIBUAT OLEH: MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo) (Selamet Budiharto) (Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement Kepala Sub Direktorat Deputi Bidang Monitoring


Pengelolaan dan Evaluasi dan
Pembinaan LPSE Pengembangan Sistem
Informasi

378
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA Nomor IK 5/IK/LPSE/D.2/2012
PEMERINTAH (LKPP) Tanggal Pembuatan 30-Nov-2012
INSTRUKSI KERJA (IK) Tanggal Revisi
Tanggal Efektif 2-Jan-2013
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) Disahkan Oleh Bima H. Wibisana

ERROR HANDLING E-PROCUREMENT

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi 1. Departemen IT Operation (ITO)
Elektronik. 2. Training and User Support (TUS)
2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem 3. Customer
dan Transaksi Elektronik
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya.
4. PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
5. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Tujuan : Perlengkapan :

Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam memberikan solusi tentang
penanggulangan error di aplikasi SPSE dan Menyelesaikan masalah error di
aplikasi SPSE

Penjelasan Singkat : Output Pelaksanaan Kegiatan :

379
Errorhandlinge-Procurement berbeda dengan penanganan error yang dilakukan 1. Memberikan solusi tentang penanggulangan error di aplikasi SPSE.
di instalasi e-Procurement. Penanganan error di instalasi e-Procurement 2. Menyelesaikan masalah error di aplikasi SPSE.
berlangsung selama proses instalasi aplikasi SPSE masih berjalan dan belum
selesai. Errorhandlinge-Procurement adalah suatu kegiatan maintenance yang
diberikan oleh ITO kepada LPSE, terhadap error/masalah aplikasi SPSE yang
digunakan oleh LPSE. Errorhandling terbagi menjadi 3 prosedur check system
user, network, danservice/aplikasi. Setiap prosedur terdiri dari aktivitas-aktivitas
yang mendukung penyelesaian proses errorhandling. Aktivitas-aktivitas tersebut
dilakukan sesuai permintaan/request dari LPSE. Request tersebut akan di kirim
melalui CRM oleh TUS.

Teknik Penyajian : Peringatan :

Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja Error 1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
headling e-Procurementadalah sebagai berikut : ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
1. Bagan Arus
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
2. Tabular
oleh Pelaksana.
Keterkaitan : Definisi :

380
Instruksi Kerja :

2. Prosedur errorhandling

Error Handling

Customer TUS ITO Uraian

Mulai

Request Penerimaan Penerimaan


pemeriksaan error request error oleh CRM request error oleh
oleh customer TUS dispatcher ITO

# Check OS :
Pemeriksaan - Memory
system user - CPU Load
- HDD Space
- Kernel
Error

Pemeriksaan # Check Internal


network #Check External

# Check Apache
Pemeriksaan # Check Java
service/aplikasi # Check PostgreSQL
#Check Tomcat

Pemeriksaan Konfirmasi selesai Konfirmasi selesai


perbaikan error penanganan error CRM penanganan error
oleh customer ke LPSE ke TUS
Complete

Penerimaan
feedback dari Konfirmasi
Konfirmasi selesai
customer feedback dari
perbaikan error
(perbaikan error customer
selesai)

Selesai

381
Keterangan perintah errorhandling

Kalimat-kalimat yang di pertebal adalah command/perintah dalam melaksanakan pengecekan errorhandling.


Kalimat-kalimat pada gambar yang di dalam kotak merah adalah poin-poin yang harus diperhatikan dalam pengecekan error.
a) Check system user
1. Check memory

Free( Check kapasitas memori yang tidak terpakai/free memory, seperti gambar di bawah ini)

Apabila memory yang terpakai >90% maka kapasitas memory harus ditambah.

Cara mengatasi memory>90%,

i. Free cache echo3 > /proc/sys/vm/drop_caches


ii. Restart service apache,tomcat, dan database
Apache /etc/init.d/apache2 restart
Tomcat ps aux \ grep tomcat
Kill -9 <#Process ID#>
Database /etc/init.d/postgresql restart
iii. Upgrade Memory to minimal 8 MB
2. Checking HDD space

df h ( Check kapasitas HDD yang tidak terpakai/free, seperti gambar dibawah ini)

382
Apabila kapasitas HDD >90% maka kapasitas HDD harus ditambah.

Cara mengurangi Harddisk penuh:

i. Delete File log


ii. Backup File ke hardware HDD lain
iii. Tambahkan HDD
3. Check kernel

uname a ( Check kernel version) pemeriksaan versi kernel bisa dimonitor dari Operating System.

383
4. Check CPU Load

top(Check effesiensi dari penggunaan resource computer, seperti gambar dibawah ini)

384
Vmstat

b) Check network connection

Tujuan aktivitas ini adalah untuk memeriksa status dari port-port pada di table bawah ini.Pastikan port-port pada table dibawah ini aktif.

IN OUT

80 (TCP) 80 (TCP)

161 (UDP)

25 (TCP)

1. Inbound/Outbound

385
Untuk pemeriksaan inbound dan outboundconnection bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
PingIP public
traceroute IP public-port (port yang akan diperiksa)
nmap -IP public (khusus untuk pemeriksaan port 80)
hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini

c) Check service/aplikasi
Langkah-langkahcheck service/aplikasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Pemeriksaan proses service/aplikasi
2. Restart
3. Lihat log service/aplikasi

386
Pemeriksaan Apache

1. Pemeriksaan proses aplikasi bisa dilakukan melalui 2 command:


netstat plnt(melihat proses aplikasi secara menyeluruh, seperti pada gambar dibawah ini)

ps -aux| grep apache2 (hanya melihat proses aplikasi yang dituju)

Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.

387
Handling :
i. Command restart apache /etc/init.d/apache2 restart
ii. Check log /var/log/apache2/error.log
iii. /usr/sbin/apache2ctl e debug
iv. Cek Konfiguration

2. Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:
Restart aplikasi
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/shutdown.sh
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh

Pelacakan error via


error.log dan mod_jk.log
Handling
Restart aplikasi Kill -9 <#Process ID#>
/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/catalina.sh run
Cek di log /usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/catalina.out
3. Command untuk pelacakan error via error.log dan mod_jk.log
tail f /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/logs/mod_jk.log

Pemeriksaan Java dan Tomcat

1. Pemeriksaan proses aplikasi bisa dilakukan melalui 2 command:


netstat plnt (melihat proses aplikasi secara menyeluruh)

388
ps -aux| grep javaatautomcat(hanya melihat proses aplikasi yang dituju)

Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.

389
2. Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:
Restart aplikasi
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/shutdown.sh
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh

Pelacakan error via catalina.log


3. Command untuk pelacakan error via catalina.log, seperti pada gambar di bawah ini.
tail n 15 f /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/logs/catalina.out

Pemeriksaan postgresql

390
1. Pemeriksaan proses aplikasi bisa dilakukan melalui 2 command:
netstat plnt (melihat proses aplikasi secara menyeluruh)

ps -aux| grep postgresql (hanya melihat proses aplikasi yang dituju)

Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.

2. Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:
Restart aplikasi
etc/init.d/postgresql restart

Pelacakan error via .log


3. Command untuk pelacakan error via .log
tail f/var/log/postgresql/postgresql-8.4-main.log

391
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

392
TAHAPAN PROSES LELANG

No Tahapan

1. Pengumuman Lelang

2. Pendaftaran lelang

3. Pemberian Penjelasan

4. Pemasukan penawaran

5. Pembukaan penawaran

6. Evaluasi penawaran

7. Evaluasi kualifikasi

8. Pembuktian kualifikasi

9. Penetapan pemenang

10. Pengumuman pemenang

11. Masa sanggah

12 SPPBJ

393
TABEL PRIORITAS PENYELESAIAN PERMASALAHAN SPSE

Dampak Reputasi Kemampuan


No Permasalahan Terjadi Pada Tahapan Lelang Prioritas Change Management
Fungsional LPSE Pemulihan
1 permintaan perubahan data karena panitia salah input data 1,6,7,9,10 Emergency Change
4 5 1 21
2 penyedia tidak bisa login karena lupa email dan password SPSE 2,3,4 Minor Change
3 1 2 1
3 Error aplikasi panita tidak dapat menggunakan fungsi fitur di SPSE 1,3,5,6,7,9,10 Mayor Change
seperti tidak bisa login, tidak dapat evaluasi, dll) 6 10 3 19

4 Error aplikasi pengelola LPSE (verifikator, admin agency dll) tidak Semua Emergency Change
dapat menggunakan fungsi fitur di SPSE seperti tidak bisa login, 10 10 4 25
tidak dapat input data, dll)

5 Error aplikasi penyedia tidak dapat menggunakan fungsi fitur di 2,3,4 Minor Change
SPSE seperti tidak bisa login, dll) 3 10 5 5

6 Penawaran tidak dapat di buka (uji forensik) 5,6,7,8,9,10 Minor Change


5 10 6 8
7 Error mail server Semua Mayor Change
10 10 7 14
8 Jaringan LPSE Semua Mayor Change
10 10 8 13
9 Jaringan Inaproc, ADP Semua Mayor Change
10 10 9 11

Penjelasan:
1. Dampak dari insiden/masalah dapat diukur pada tiga faktor yaitu: dampak Fungsional, Dampak Informasi/Reputasi dan Kemampuan
Pemulihan Insiden. Pemberian bobot dampak dimulai dari angka 1 sampai 10, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Dampak Fungsional: Terendah angka 1 untuk satu fungsi dan maksimum 10 untuk semua fungsi terganggu.
b. Dampak Informasi/Reputasi: Terendah angka 1 untuk reputasi internal dan maksimum 10 untuk Reputasi Nasional LPSE
c. Kemampuan pemulihan dilihat dari seberapa sering masalah ini tejadi dan bisa diselesaikan: Terendah angka 1 untuk palingk sering
terjadi dan angka 10 untuk pertama kali terjadi.

394
2. Dampak Fungsional diukur pada tahapan lelang yang kena dampak yang terdiri dari 12 tahapan dengan fungsi yang terlibat sesuai dengan
penanggung jawabnya. Misalnya masalah Penyedia tidak bisa login karena lupa email dan password SPSE terjadi pada tahapan lelang ke 2
4. Secara kuantitatif fungsi yang terpengaruh ada 3 tahapan.
3. Dampak Informai/Reputasi terkait dengan pelaku pada kegiatan lelang yaitu penyedia, panitia dan pengelola SPSE. Jika terdampak pada
penyedia saja maka reputasi yang terganggu adalah internal penyedia saja, tetapi untuk panitia akan berpengaruh pada kredibilitas yang
cukup menggangu sehingga disini diberikan nilai 5 tetapi jika yang terkena dampak adalah pengelola maka dapat dikatakan reputasi akan
rusak sehingga diberikan angka 10.
4. Nilai prioritas dihitung dengan formula Dampak Fungsional dan Informasi akan dapat diselesaikan dengan kemampuan pemulihan atau
dengan rumus matematikanya adalah:
a. Jika f = dampak fungsional, r = dampak informasi/reputasi dan k = kemampuan pemulihan maka, p= prioritas adalah
b. P = (f * r)/k
c. Semakin besar nilai p maka semakin tinggi prioritas masalah tersebut untuk diselesaikan
d. Tindak lanjut yang harus dilakukan diberikan 3 level yaitu Minor, Mayor dan Emergency Change.
e. Minor Change jika nilai prioritas kurang dari 10 (penyelesaian maksimal 3 (tiga) hari kerja)
f. Mayor Change jika nilai prioritas antara 10 20 (penyelesaian maksimal 2 (dua) hari kerja)
g. Emergency Change jika nilai prioritas diatas lebih dari 20. (penyelesaian maksimal 1 (satu) hari kerja)
5. Khusus untuk masalah jaringan dan email, dampak fungsional nilainya harus disesuaikan dengan pada saat tahapan lelang yang terkena
dampak sehingga nilainya tidak maksimum 10 tetapi seperti yang masalah lainnya. Nilai 10 pada contoh perhitungan diatas diasumsikan jika
terjadi pada awal kegiatan lelang yang dapat berpotensi meyebabkan lelang menjadi gagal dilaksanakan (Worst Case Scenario).

395
Helpdesk LKPP
Gedung SME Tower Lt. 17
Jalan Gatot Subrot Kav.94, Jakarta Selatan 12780
Call Center: 021-71673000
Fax: 021-79181153
Email: helpdesk-lpse@lkpp.go.id

396

Anda mungkin juga menyukai