Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

I. UMUM
Rumah Sakit Tk. III Udayana Denpasar sebagai salah satu instalasi
kesehatan yang selain mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
kesehatan bagi prajurit TNI AD juga melaksanakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat umum. Hal ini merupakan wujud peran nyata RS Tk. III Udayana
sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional dalam rangka ikut serta dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Guna memberikan
pelayanan yang baik sangatlah penting untuk berupaya meningkatkan mutu
pelayanan dan profesionalisme terhadap pasien terutama di UGD sebagai
ujung tombak pelayanan penderita di RS Tk. III Udayana.

II. DASAR
a. Program kerja Rumah Sakit Tk. III Udayana Denpasar dalam
bidang peningkatan mutu pelayanan khususnya di UGD.
b. Visi dan Misi Rumah Sakit Tk. III Udayana Denpasar.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan tulisan ini adalah sebagai laporan kasus-
kasus di UGD RS TK. III Udayana Denpasar dalam periode waktu 6
bulan (Januari-Juni 2009), yang nantinya diharapkan dapat digunakan
untuk evaluasi kegiatan pelayanan di UGD sehingga mampu
memberikan skala prioritas pelayanan terhadap kasus-kasus yang
sering dijumpai di UGD dengan harapan ke depan pelayanan di UGD
semakin baik.

IV. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN


a. Jumlah kunjungan penderita di UGD periode Januari s/d Juni 2009.
b. Penggunaan pemeriksaan penunjang.
a. Kasus-kasus yang menduduki urut an sepuluh besar penyakit.
b. Kasus-kasus Emergency dan False Emergency.
c. Kasus kecelakaan di UGD
d. Kasus kematian di UGD.
e. Kasus Mediko-legal.
BAB II
DATA DAN ANALISA

I. JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN DI UNIT GAWAT


DARURAT RS TK. III UDAYANA DENPASAR PERIODE JANUARI
S/D JUNI 2009

TABEL 1. JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN UGD BULAN JANUARI SAMPAI JUNI


2009

NO PASIEN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JUMLAH

1 DINAS 943 684 888 739 851 701 4806

2 SWASTA 679 602 782 797 794 592 4246

3 ASKES 68 75 82 73 10 65 373

4 TOTAL 1690 1361 1752 1609 1748 1358 9518

TABEL 2. JUMLAH PASIEN MRS MELALUI UGD BULAN JANUARI SAMPAI JUNI
2009

NO PASIEN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JUMLAH

1 DINAS 89 63 82 84 89 93 500

2 SWASTA 163 174 236 234 237 182 1226

3 ASKES 30 33 21 23 22 20 149

4 TOTAL 282 270 339 341 348 295 1875

GRAFIK 1.
GRAFIK 2.

DIAGRAM 1. DIAGRAM 2.
Dari tabel 1 terlihat jumlah kunjungan di UGD dari bulan Januari
sampai Juni 2009 adalah sebanyak 9518 penderita. Penderita dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu: pasien dinas, pasien umum dan pasien ASKES. Pasien
dinas merupakan pasien terbanyak diikuti pasien umum dan pasien ASKES.
Sementara dari tabel 2 dapat dilihat jumlah pasien yang masuk melalui UGD
sebanyak 1875 yang terdiri dari 500 orang pasien dinas, 1226 pasien swasta
serta 149 orang pasien ASKES. Apabila dilihat prosentasenya dari diagram 1
terlihat kunjungan pasien di UGD 51% adalah pasien dinas 45 % pasien
swasta dan 4 % pasien ASKES. Sementara pasien yang dirawat 27 % adalah
pasien dinas, 65 % pasien swasta dan 8 % adalah pasien ASKES.
Dari grafik 1 dapat dlihat jumlah pasien terbanyak terdapat pada bulan
Maret dan terendah pada bulan Juni. Pada bulan Juni kunjungan pasien
paling rendah, kemungkinan dikarenakan pada bulan tersebut merupakan
bulan pergantian tahun ajaran sekolah, dimana terdapat ujian dan dilanjutkan
dengan masa libur sekolah. Diperkirakan pada saat ujian masyarakat
disibukkan dengan kegiatan ujian serta persiapan tahun ajaran baru sehingga
yang menderita sakit tidak terlalu parah tidak berobat ke rumah sakit atau
mengobati dirinya sendiri. Dilanjutkan dengan masa liburan sekolah yang
merupakan saat-saat santai, yang dimanfaatkan untuk refreshing dan rekreasi
sehingga kemungkinan angka kejadian sakit menurun.

II. PENGGUNAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

TABEL 3. PENGGUNAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG PERIODE JANUARI-JUNI


2009
NO INSTANSI JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JUMLAH
1 RADIOLOGI 68 56 72 78 81 58 413
2 LABORATORIUM 806 607 717 812 835 625 4402
3 EKG 28 24 30 31 31 26 170
4 TOTAL 902 687 819 921 947 709 4985

GRAFIK 3.

DIAGRAM 3.

Ada dua jenis pasien yang berobat ke UGD rumah sakit. Jenis pertama
adalah adalah penderita dengan sakit sangat parah dan tidak tertahankan
yang dapat digolongkan sebagai kasus emergency. Pasien jenis ini hampir
selalu memerlukan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis
maupun dalam upaya penatalaksanaan selanjutnya. Pemeriksaan tersebut
meliputi pemeriksaan laboratorium, Radiologi an EKG.
Jenis kedua adalah pasien false emergency yang datang ke UGD
dengan berbagai alasan baik pasien dinas, askes maupun pasien umum.
Pasien-pasien umum yang datang ke UGD biasanya menginginkan
pemeriksaan penunjang yang sukar diperoleh dari tempat praktek swasta.
Apabila memang terdapat indikasi maka atas dasar keilmuan yang dimilikinya
dokter jaga UGD pasti akan menyarankan dilakukannya pemeriksaan
penunjang. Namun apabila tidak terdapat indikasi, pemeriksaan penunjang
tetap dapat dilakukan atas permintaan dan persetujuan pasien demi
kepuasan konsumen.
Jenis pemeriksaan penunjang yang paling banyak digunakan adalah
pemeriksaan laboratorium sebanyak 89%, disusul radiology sebanyak 8%
dan EKG sebanyak 3% seperti terlihat pada diagram 3..

III. KASUS EMERGENCY DAN FALSE EMERGENCY

TABEL 4. KASUS EMERGENCY DAN FALSE EMERGENCY 2009


NO PASIEN JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JUMLAH

EMERGENC
1 Y 168 156 180 173 185 162 1024
FALSE
EMERGENC
2 Y 1522 1205 1572 1436 1563 1196 8494

JUMLAH 1690 1361 1752 1609 1748 1358 9518

DIAGRAM 4. PROSENTASE KASUS EMERGENCY DAN FALSE


EMERGENCY
Berdasarkan Surat Kebijakan Karumkit Nomor : SK/ 15/ V/ 2009:
Gawat darurat diartikan sebagai kondisi dimana pasien tiba-tiba berada dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam jiwanya atau anggota
badannya akan menjadi cacat bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
Pasien Gawat Darurat : Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam jiwanya atau anggota badannya akan
menjadi cacat bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. Pasien Gawat
Tidak Darurat : Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut. Pasien Darurat Tidak
Gawat: Pasien musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
Unit Gawat Darurat adalah suatu unit dari Rumah Sakit yang melayani
kegawatdarutan penderita baik yang mengancam jiwa maupun yang tidak
mengancam jiwa. Pada kenyataannya masih banyak kasus-kasus yang
datang ke UGD bukan kasus-kasus kegawatdaruratan. Kasus ini kita sebut
sebagai false emergency. Tabel dan grafik di bawah ini menunjukkan kasus-
kasus false emergency jauh lebih banyak dari kasus emergency. Hal ini
kemungkinan disebabkan penderita malas untuk antre di poliklinik dan masih
kurangnya pemahaman masyarakat akan fungsi dari pelayanan UGD.
Jumlah kunjungan di UGD dari bulan Januari sampai Juni 2009
tercatat sebanyak 9518 penderita yang mencakup pasien dinas, pasien
umum dan pasien ASKES. Akan tetapi jika dilihat lebih lanjut dari table 4 dan
diagram 4 jumlah pasien emergency adalah sebanyak 1024 penderita atau
sebesar 11%, sementara pasien false emergency adalah sebanyak 8494 atau
89% dari seluruh kasus yang tercacat. Perbandingan antara kasus
emergency dan false emergency sangatlah mencolok, didapatkan bahwa
dalam periode 6 bulan pertama tahun 2009 UGD lebih banyak melayani
kasus false emergency dibandingkan kasus emergency. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa fungsi UGD yang seharusnya memprioritaskan
pelayanan gawat darurat belum dapat dipahami sepenuhnya oleh pasien baik
dari kalangan dinas, umum maupun ASKES.
Dalam pelaksanaan pelayanan di UGD perlu disadari oleh semua
pihak bahwa pasien yang dinilai berada dalam keadaan gawat darurat perlu
mendapatkan prioritas. Apabila dalam suatu kesempatan pasien false
emergency yang datang lebih dahulu pelayanannya ditunda maka hal
tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik agar pasien tidak merasa
diabaikan. Tindak lanjut untuk menekan jumlah pasien false emergency di
UGD adalah pemberian resep dengan jumlah obat maksimal cukup untuk
sehari, selanjutnya diberikan edukasi agar hari berikutnya pasien datang
kontrol ke poliklinik. Cara demikian hanya diberlakukan bagi pasien dinas.
Terkadang alasan pasien datang berobat ke UGD adalah karena
segera bisa mendapatkan pelayanan cepat tanpa harus antri meskipun sakit
yang dialaminya tergolong kasus false emergency. Keberadaan pasien-
pasien false emergency ini diharapkan jangan sampai mengganggu
pelayanan pasien emergency.
Tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur pasien-
pasien false emergency di ruang tunggu, dan dipanggil satu per satu sesuai
urutan kedatangan seperti yang diberlakukan di poliklinik. Pelayanan pasien
false emergency dilaksanakan setelah pasien emergency tertangani. Cara ini
berlaku untuk semua pasien baik pasien umum, ASKES, maupun pasien
dinas. Tidak lupa berikan edukasi dan motivasi pada pasien-pasien false
emergency agar kembali kontrol ke poliklinik yang sesuai pada keesokan
harinya atau pada kunjungan berikutnya.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah dalam waktu dekat ini akan
dibuat brosur UGD yang dsiapkan untuk dibagikan kepada pengunjung UGD.
Brosur tersebut berisi tentang jenis-jenis pelayanan di UGD serta
dokumentasi kegiatan UGD, dll. Pembuatan brosur ini selain bertujuan untuk
promosi juga untuk memberikan gambaran serta edukasi tentang tugas
pelayanan utama UGD.
Dengan cara-cara yang dilaksanakan tersebut diharapkan pelayanan
terhadap pasien emergency tidak tertunda karena melayani pasien false
emergency. Selain hal tersebut diharapkan dalam jangka waktu tertentu
diharapkan kunjungan pasien false emergency ke UGD dapat ditekan seiring
dengan peningkatan pemahaman pasien tentang fungsi UGD sehingga fungsi
UGD dalam menangani pasien gawat darurat dapat dimaksimalkan.

IV. POLA PENYAKIT DAN KASUS KECELAKAAN

TABEL 5. KUNJUNGAN PENDERITA BERDASARKAN JENIS PENYAKIT


TERBANYAK PERIODE JANUARI-JUNI 2009

No. KASUS JUMLAH


1. ISPA 3589
2. DBD 752
3. GE 720
4. GASTRITIS 479
5. ASTHMA 403
6. V. APPERTUM 329
7. DERMATITIS 326
8. V. EKSKORIATUM 216
9. CEPHALGIA 161
10. HT 149

DIAGRAM 5.
TABEL 6. JUMLAH KUNJUNGAN KASUS KECELAKAAN DI UGD
PERIODE JANUARI-JUNI 2009

NO. JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JUMLAH


RAWAT
1 JALAN 86 67 76 74 87 81 471
RAWAT
2 INAP 10 9 11 7 8 6 51

3 RUJUK 0 0 1 1 5 1 8

4 KEMATIAN 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 96 76 88 82 100 88 530


DIAGRAM 6.
TABEL 7. POLA KASUS KECELAKAN
PERIODE JANUARI-JUNI 2009

NO JENIS KASUS JUMLAH


DIAGRAM 7.
1 V. APPERTUM 227

2 V. EKSKORIATUM 147

3 CKR 66

4 PATAH TULANG 64

5 CKS 13

6 DLL 13

7 TOTAL 530

Dari tabel 5 dan diagram 5 terlihat jenis-jenis penyakit yang menduduki


10 besar kasus kunjungan di UGD adalah ISPA (49%), DBD (11%), GE
(10%), gastritis (7%), asthma (6%), V. appertum (5%), dermatitis (5%), V.
Ekskoriatum (3%), cephalgia (2%) dan hipertensi (2%). Delapan diantara
diperoleh rutin berada dalam urutan 10 besar yaitu: febris, DBD, GE,
gastritis, asthma, V. appertum, dermatitis, V. ekskoriatum. Hal ini nantinya
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dalam pelayanan di rumah sakit
baik sarana, prasarana alat kesehatan maupun material kesehatan dan juga
untuk penyenpurnaan protap medis yang sudah ada.
Kecelakaan (Accident): Suatu kejadian dimana teradi interaksi
berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial).
Klasifikasi kecelakaan:
1. Tempat Kejadian:
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Kecelakaan di lingkungan rumah tangga.
c. Kecekaan di lingkungan pekerjaan.
d. Kecelakaan di sekolah.
e. Kecelakaan di tempat-tempat umum lain, seperti halnya: tempat
rekreasi, perbelanjaan, di arena olahraga dan lain-lain.
2. Mekanisme kejadian:
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik, tersengat, terbakar baik karena
efek kimia, fisika maupun listrik atau radiasi.
Cedera : Masalah kesehatan yang didapat/ dialami sebagai akibat
kecelakaan.
Kasus kecelakaan tercatat sebanyak 530 pasien. Kasus kecelakaan
tergolong kejadian emergency karena terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat
diramalkan. Dari 530 pasien 471 pasien rawat jalan (88%), 51 (10%) pasien
rawat inap 8 (2%) pasien dirujuk serta 0 (0%) kasus kematian. Dari semua
kasus yang tercatat tidak ditemukan satupun kasus kematian, hal ini
merupakan suatu prestasi yang bagus dan perlu dipertahankan.
Selanjutnya didapatkan 8 kasus kecelakaan yang dirujuk. Dalam
kasus yang dirujuk ini perlu dilihat alasan penderita dirujuk. Karena
keterbatasan kemampuan rumah sakit Tk. III Denpasar maka pasien dengan
kasus kecelakaan dengan kasus yang berat. dirujuk ke rumah sakit rujukan
yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dan tenaga yang lebih mumpuni.
Dengan keadaan yang demikian maka menjadi pemicu bagi rumah sakit Tk.III
Denpasar untuk lebih meningkatkan kemampuan baik personel maupun
fasilitasnya. Diharapkan semakin ke depan kemampuan Rumah Sakit Tk. III
kasus dengan keadaan yang lebih berat dapat ditangani di UGD dan dirawat
lebih lanjut di ruang perawatan sehingga angka rujukan bisa dikurangi.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan UGD dalam menangani
korban kecelakaan adalah dengan mengadakan program pelatihan gawat
darurat, dokter jaga diupayakan mengikuti program ATLS dan ACLS dan
mendapatkan sertifikasi program tersebut.

V. KASUS RUJUKAN DARI UGD PERIODE JANUARI-JUNI 2009

TABEL 8. DAFTAR PASIEN YANG DIRUJUK PERIODE JANUARI-JUNI 2009


RS
NO. TANGGAL NAMA USIA TUJUAN DIAGNOSA PENGIRIM KETERANGAN
Tn. Wayan RS Prima Asthma Permintaan
1 28-Feb-09 Retag 78 th Medika Bronkhiale dr. Agus Sp. PD keluarga
Nn. Ni Kd
Yuni RSUP Permintaan
2 8-Mar-09 Puspitawati 21 th Sanglah CKR dr. Sri Wahyuni sendiri
RSUP dr. Putu
3 23-Mar-09 Tn. Suiman 56 th Sanglah GE Maryanti Kamar penuh
RSUP dr. Putu
4 25-Apr-09 Ny. Sunu 60 th Sanglah CKS Maryanti Keadaan darurat
RSUP
5 10-May-09 Nn. Nadia 8 th Sanglah CKB dr. Wira Keadaan darurat
Ny. Ira RSUP
6 10-May-09 Hartanti 32 th Sanglah CKB dr. Wira Keadaan darurat
RSUP
7 10-May-09 Nn. Merry 18 th Sanglah CKB dr. Agus Sp. PD Keadaan darurat
Ny. Gusti Pt RSUD # cruris S + dr. Putu
8 10-May-09 Suarni 46 th Klungkung cedera kepala Maryanti Keadaan darurat
Keadaan darurat
Tn. I Ketut RSUD dr. Putu + permintaan
9 10-May-09 Sukada 43 th Klungkung Cedera Kepala Maryanti keluarga
Keadaan darurat
Ny. RSUP + permintaan
8 11-May-09 Indrianingsih 47 th Sanglah CKD dr. Alit keluarga
Tn. Sony RSUP dr. Meitriya Sp. Fasilitas kurang
9 15-May-09 Vivery 45 th Sanglah GGA PD memadai
Nn. Gusti
Ayu 3,5 RSUP Susp. Cyanotik Fasilitas kurang
10 16-May-09 Maharani bulan Sanglah Heart Disease dr. Wirata Sp.A memadai
Tn. Totok RSUP post laparotomi Fasilitas kurang
11 16-May-09 Budi 22 th Sanglah ec ruptur hepar dr. Sri Wahyuni memadai
RSUP Mati Batang Fasilitas kurang
12 4-Jun-09 Tn. Effendy 35 th Sanglah Otak dr. Supartini memadai
Nn. Ni Md RSUP
13 12-Jun-09 Leni 21 th Sanglah CKR dr. Wira Keadaan darurat
Tn. Putu RSUD DBD grade I/ Permintaan
13 19-Jun-09 Gunawan 21 th Wangaya hari ke-5 dr. Sri Wahyuni keluarga
VI. KASUS KEMATIAN DI UGD

TABEL 9. JUMLAH PASIEN MENINGGAL DI UGD BULAN JANUARI SAMPAI JUNI 2009

NO PASIEN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JUMLAH

1 D.O.A 1 3 1 2 0 1 8

2 MATI DI UGD 0 0 0 1 0 0 1

3 TOTAL 1 3 1 3 0 1 9

GRAFIK 8.

Salah satu indikator mutu pelayanan di UGD dapat kita lihat dari angka
kematiannya. Kasus kematian kita bagi menjadi dua
a. Kematian di UGD
Kematian di UGD adalah kematian yang terjadi di UGD demana
sebelummya penderita telah mendapat terapi atau tindakan.
b. Death on Arrival (D.O.A)
Death on Arrival adalah penderita yang telah meninggal
sebelum sampai di UGD.
Pada tabel dan grafik di bawah ini dapat dilihat kematian di UGD
sejumlah 9 kasus kematian selama 6 bulan periode Januari sampai Juni 2009
yang terdiri dari 8 pasien meninggal dengan kategori D. O. A serta hanya
terdapat 1 kasus kematian di UGD. Apabila dibandingkan dengan jumlah total
pasien emergency yang berkunjung ke UGD sebanyak 1024 maka dapat
dikatakan jumlah kasus kematian di UGD tergolong kecil. Dalam perhitungan
untuk mencari nilai Angka Kematian di UGD jumlah kematian dengan kategori
D.O.A tidak dihitung.

Jumlah Kematian di UGD


Angka kematian di UGD = X 100 %
Jumlah Kasus Kematian

1
= X 100%
1024

= 0, 098%

Dari hasil perhitungan didapatkan Angka Kematian di UGD adalah


sebesar 0.098%. Dari hal ini dapat dinilai bahwa angka kematian di UGD
cukup kecil. Hal tersebut tidak seharusnya menjadikan kita berpuas diri akan
tetapi dijadikan pacuan agar prestasi tersebut dapat terus dipertahankan
malah kalau bisa selalu ditingkatkan. Untuk waktu-waktu mendatang
diharapkan kasus kematian bisa ditekan ke angka yang lebih kecil. Evaluasi
tentang kasus kematian, pilah-pilah kasus layak mati dan kasus tidak layak
mati, buat laporan dan bahas dalam presentasi death case. Dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan di UGD maka perlu
dilaksanakan pendidikan dan pelatihan berlanjut sehingga personel yang
bertugas di UGD mempunyai keterampilan yang cukup dan terlatih dalam
menangani penderita gawat darurat.
VII. VISUM ET REPERTUM

TABEL 9. DAFTAR VISUM ET REPERTUM PERIODE JANUARI-JUNI 2009

NO. TANGGAL WAKTU NAMA USIA DIAGNOSIS


ENDAH
1 16-Jan-09 10,30 WULANDARI 38 TAHUN HEMATOM
YUDI CKR + V.
2 19-Jan-09 22,00 HAMSYAH 31 TAHUN EKSKORIATUM
AVULSI GIGI + V.
3 1-Feb-09 18,30 NYM, TERIMA 19 TAHUN EKSKORIATUM

4 13-Feb-09 15,00 MADE GATRA 68 TAHUN V. APPERTUM

5 13-Feb-09 16,30 W. YUDIANI 41 TAHUN MUSCLE CONTUSIO

6 25-Feb-09 14,30 W. YUDIANI 41 TAHUN MUSCLE CONTUSIO


SRI
7 27-Mar-09 12, 05 HERAWATI 41 TAHUN V. APPERTUM

8 4-Apr-09 08,00 RAMA 17 TAHUN V. EKSKORIATUM

9 4-Apr-09 08,00 VINCENT 16 TAHUN V. EKSKORIATUM

10 11-Apr-09 01,30 NITA 29 TAHUN V. APPERTUM

11 22-Apr-09 00,30 UNTUNG 44 TAHUN V. LACERATUM


KING
12 22-Apr-09 08,30 WIDIANA 37 TAHUN V. APPERTUM

13 9-Jun-09 07,20 W. BUDIASA 22 TAHUN CKR


BUDI
14 21-Jun-09 06,00 PRAYITNA 22 TAHUN V. EKSKORIATUM

15 28-Jun-09 18,45 WIHARDI 32 TAHUN V. APPERTUM

16 30-Jun-09 01,00 SUSIANTO 37 TAHUN V. APPERTUM

Selama periode Januari-Juni 2009 terdapat 16 permintaan Visum et


Repertum baik dari Kepolisian maupun dari POM. Dari 16 kasus tersebut
semuanya dilakukan visum luar.
BAB III
KESIMPULAN

1. Total kunjungan pasien UGD sebanyak 9518 orang.


2. Pasien yang rawat inap melalui UGD sebanyak 1875 orang
3. Perbandingan pasien Emergency dan False Emergency adalah
sebesar 11% : 89%
4. Kasus kecelakaan sebanyak 530 orang dengan hasil akhir perawatan
471 (88%) rawat jalan, 51 (10%) rawat inap serta 8 (2%) dirujuk.
5. Kasus yang rutin menduduki 10 besar kunjungan UGD adalah ISPA,
DBD, GE, Gastritis, Asthma, V. appertum, & V. ekskoriatum, cephalgia
dan hipertensi.
6. Penggunaan sarana penunjang di UGD sebanyak 4985, dengan
rincian 4402 (89%) pemeriksaan laboratorium, 430 (9%) pemeriksaan
radiology dan 170 (3%) pemeriksaan EKG.
7. Jumlah pasien meninggal di UGD sebanyak 9 orang dengan rincian 8
orang D.O.A serta 1 orang meninggal di UGD.
8. Angka kematian UGD dihitung tanpa melibatkan D.O.A sebesar
0,098%.
9. Pasien yang dirujuk periode Januari-Juni 2009 sebanyak 13 orang
dengan tujuan RSUP Sanglah, RSUD Wangaya, RSUD Kungkung dan
RS Prima Medika dengan alasan keterbatasan fasilitas serta
permintaan keluarga.
BAB III
PENUTUP

Demikianlah peyampaian laporan kasus-kasus di UGD dari Januari s/d


Juni 2009. Semoga laporan ini bermanfaat bagi rumah sakit untuk
perencaanaan, perbaikan, evaluasi pelayanan khususnya kepada anggota
TNI AD dan juga kepada masyarakat umum. Diharapkan di masa
mendatang Rumah Sakit tk.III Udayan Denpasar dapat melayani penderita
secara optimal sesuai visi dan misinya. Selanjutnya juga mohon kritik dan
sarannya demi kemajuan pelayanan di UGD.

Anda mungkin juga menyukai