Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a.
21
b.
c.
Ban merupakan bagian dari suatu kenderaan yang merupakan produk karet yang
paling penting dan produksi dalam volume tinggi. Ban juga merupakan suatu bagian
dan eleman terpenting pada suatu kendaraan. Lebih dari setengah karet alam dan karet
sintetik didunia digunakan dalam industri ban.
Ban saat ini secara esensial merupakan suatu komposit karet. Ban diproduksi
dari beberapa komponen yang terpisah seperti tread, inelainer, beads, belds, dan lain-
lain serta komponen-komponen yang berbeda yang memiliki kandungan bahan pengisi
yang tinggi, seperti campuran elastomer dan bermacam-macam aditif. Zat aditif ini
(yang terkandung didalamnya dapat diklasifikasikan sebagai zat pemvulkanisasi,
aktifator vulkanisasi dan zat pemercepat atau akselerator serta bahan pengisi (penguat,
23
semi penguat, atau bukan penguat), anti degradasi, bahan pelunak dan plastisizer,
pigmen, dan bahan pewarna organik, serta zat aditif khusus.
Komponen karet merupakan suatu bahan teknik yang banyak digunakan dalam
industri ban, karena memiliki sifat yang fleksibel geseran serta permukaan yang baik,
yang tahan abrasi yang tinggi, impermeabilitas yang baik terhadap udara. Sifat-sifat
ini dapat menjamin kinerja ban dengan fungsi dan kondisi yang berbeda-beda.
Teknologi kompon dan material karet cenderung mengalami proses dekomposisi
katalitik secara thermal pada kompon karet ban dan karekterisasi produk (Liang, L.,
2004).
Ban dalam biasanya digunakan pada ban sepeda, ban sepeda motor, dan
kenderaan seperti bus, atau truk berat dan traktor yang dirancang mempunyai ban
dalam. Ban dalam merupakan suatu bahan yang dibentuk dari suatu material yang tak
dapat tembus seperti karet sintetis yang bersifat lembut dan elastis untuk mencegah
bocornya udara. Ban dalam berada didalam bagian ban luar untuk menjaga tekanan
udara. Dalam hal ini, peneliti menggunakan ban luar mobil bekas.
Ban bekas bersifat sangat stabil dan merupakan suatu polimer berantai
panjang. Beberapa karekteristik dari ban bekas yaitu stabilitasnya dan sifatnya yang
tahan lama, yang sangat menarik dan kelayakannya selama pemakaian, yang
memberikan suatu perlawanan selama pemakaiannya. Faktanya adalah bahwa ban
bekas merupakan suatu polimer thermoset yang berarti sulit untuk meleleh atau sulit
untuk diuraikan menjadi komponen-komponen penyusunnya. Ban bekas bersifat tahan
terhadap degradasi biologi (Liang, L., 2004).
24
CH3 CH3
C O O C
CH3 CH3
CH3 CH3
C O O C
CH3 CH3
pemanasan
175oC
CH3 O
C O 2 CH3 + 2 C CH3
CH3
2 RH (substrat) 2 RH (substrat)
CH3
2 CH4 + 2R
2 C OH + 2R
CH3
phenyl 2-propanol
(Thitithammawong, 2007)
25
CH=CH2
CH=CH2
Rumus molekul divinil benzena C10H10, titik didihnya 195oC, tidak larut dalam
air dan larut dalam etanol dan eter, dan memiliki titik nyala 76oC. Ketika bereaksi
bersama-sama dengan stirene, divinil benzena dapat digunakan sebagai monomer
reaktif dalam resin polyester. Stiren dan divinil benzena bereaksi secara bersama-sama
menghasilkan kopolimer stirene divinil benzena. Pada pabrik plastik, divinil benzena
digunakan dalam industri plastik untuk mengikat silang dan memodifikasi material-
material dan untuk membantu proses kopolimerisasi. Dapat juga meningkatkan
resistansi terhadap tekanan retak, bahan kimia, panas distorsi, kekerasan dan kekuatan.
(James,W., 2005)
26
2.5 Xilena
p-Xylene digunakan sebagai bahan baku dalam produksi asam tereftalat dan
dimetil tereftalat, baik monomer yang digunakan dalam produksi polyethylene
terepthalate (PET) botol plastic dan polyester pakaian. Xilena sering digunakan
sebagai pelarut karet, digunakan sebagai thinner untuk cat.
Sampel yang digunakan untuk analisa dapat berupa padat, cair dan gas.
Metode penyiapan untuk polimer antara lain melarutkan polimer ke dalam suatu
pelarut seperti karbon bisulfida, karbon tetra klorida atau kloform, pembuatan film
transparan dan metode pellet Kbr.
Kelebihan-kelebihan dari FT-IR mencakup persyaratan ukuran sampel yang
kecil, perkembangan spektrum yang cepat, dan karena instrumen ini memiliki
computer yang terdedikasi, kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi
spektrum (Stevens, M.P., 2001).
Pada saat ini spektrofotometer infra merah sering digunakan untuk keperluan
analisa kuantitatif, akan tetapi sering digunakan untuk analisa kualitatif dengan
spektrofotometer ultra-lembayung dan sinar tampak. Penggunaan spektrofotometer
infra merah dimaksudkan untuk analisa yang lebih banyak ditujukan untuk identifikasi
senyawa organik.
mempunyai gugus fungsi yang berbeda-beda. Sehingga senyawa yang berbeda akan
mempunyai struktur yang berbeda pula. Sistem analisa spektroskopi infra merah telah
memberikan keunggulan dalam mengkarakterisasi senyawa organik dan formulasi
bahan-bahan polimer.
Analisa infra merah menyangkut penentuan gugus fungsi dari molekul yang
memberikan regangan pada daerah serapan infra merah. Dimana daerah serapan infra
merah terletak antara spectrum elektromagnetik sinar tampak dan spektrum radio yaitu
4000-400 cm-1. Ahli kimia organik pada tahun 1930 secara serius mulai memikirkan
spektra infra merah sebagai salah satu yang memungkinkan untuk mengidentifikasi
senyawa melalui gugus fungsinya (Silverstain, R.M., 1986).
Hubungan kuantitatif antara konsentrasi (C) dan adsobsi (A) pada spektroskopi
infra merah diberikan oleh persamaan Lambert Beer :
.......(2.1)
= Absorbsifitas molar
L = Tebal sampel (jarak yang ditempuh sinar IR yang menembus sampel)
Hubungan intensitas radiasi, absorbansi (A) didefenisikan sebagai :
.(2.2)
Untuk mengukur serapan gugus dari serapan spektrum infra merah digunakan
cara dasar tangen. Seperti terlihat pada gambar 2.3 dengan menggunakan metode garis
AC, maka harga lo adalah panjang BE dan I = De, sehingga harga absorbansi adalah :
(2.3)
Hal ini dilakukan mengingat transmisi 100% tidak pernah dicapai karena adanya
serapan dari medium (serapan latar belakang).
..(2.4)
Sifat-sifat mekanik pada polimer dapat dinyatakan dalam beberapa parameter yaitu
modulus elastisitas (modulus young), kuat tarik (tensile strengh), kuat tekan (inpact
strength) dan kuat leleh (fattyque strength) untuk bahan polimer, parameter-parameter
mekanik tersebut dapat diperoleh dari kurva tegangan regangan. Sifat tegangan
regangan polimer sangat dipengaruhi oleh laju deformasi (laju regangan) suhu dan
lingkungan adanya air, oksigen dan pelarut organik. Pada umumnya penurunan laju
deformasi sama dengan laju peningkatan temperatur terhadap sifat tegangan regangan
yaitu bahan menjadi lebih lunak dan lebih rapuh. Tegangan dan regangan memiliki
perbedaan arti, dalam hal mekanika tegangan normal merupakan gaya tegak lurus
persatuan luas sedangkan regangan merupakan hasil perpanjangan.
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer. Kekuatan tarik
suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum (Fmaks) yang digunakan
untuk memutuskan spesimen bahan dibagi dengan luas penampangnya pada keadaan
semula.
.(2.5)
32
Keterangan :
t = kekuatan tarik bahan (Kgf/mm2)
Fmaks = Tegangan maksimum (Kgf)
Ao = Luas penampang mula-mula (mm2)
Disamping bersama kekuatan tarik (t) sifat mekanik bahan juga diamati dari
sifat kemulurannya () yang didefenisikan sebagai :
(2.6)
Keterangan :
= Kemuluran (%)
Io = Panjang spesimen mula-mula (mm)
If = Panjang spesimen setelah diberi beban (mm)
(wirjosentono, 1993)