Anda di halaman 1dari 6

Tugas Bahasa Indonesia

Hasil Wawancara
Ibu Rina dan Usaha Barang Reject

Nama Anggota:

1. Augrahi Mahastri (02 / X2)

2. Afifah Dwi Septyani (03 / X2)

3. Ratih Permata Dewi (21 / X2)

4. Vania Yoanda Nuranindhita (26 / X2)

SMA Negeri 1 Bantul

2013
Hasil Wawancara
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 4 April 2013

Tempat Pelaksanaan : Rumah ibu Rina

Tema :Wirausaha

Bahan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber


W :Siapakah nama ibu dan suami suami ibu ?

N :Nama saya Rina Sri Murhanjati dan nama bapak Nur Rokhmat

W :Mengapa ibu tertarik pada usaha barang elektronik?

N : Sejak SMA saya suka menyanyi dan merekamnya, selain itu saya suka pada

bidang pelajaran elektronik karena tidak menjenuhkan. Kemudian ketertarikan

itu saya kembangkan menjadi usaha menjual barang elektronik.

W :Sejak kapan ibu menggeluti usaha yang ibu jalankan saat ini ?

N :Sekitar tahun 2003

W : Bagaimana awalnya ibu merintis usaha ini?

Awalnya saya hanya menjalankan usaha menjual barang elektronik kecil-kecilan

kepada teman dan tetangga disamping bekerja di Bank, ternyata pesanan

semakin banyak. Saya mencarikan barang elektronik yang murah di toko-toko

bersama suami. Kemudian saya mendapat ide untuk menjual barang reject dan

mendirikan CV pertama bernama CV Ananta dan sekarang dinamakan CV ESP

Elektronik.

W : Apa modal awal ibu mendirikan usaha ini?

N : Sebelum saya menjual dan mengirim barang elektronik pemesan harus

membayar terlebih dahulu. Jadi modal saya adalah uang dari pemesan tersebut.

W : Apa kelebihan barang Reject daripada barang elektronik lainnya?

N : Barang reject ini hanya mengalami sedikit kerusakan namun masih layak
digunakan, misal pintu kulkas yang rusak atau buset di bagian tertentu. Barang

tersebut tidak mungkin di kembalikan di pabrik, jadi harganya turun dan jauh

lebih murah di banding barang yang tidak cacat.

W : Bagaimana perbedaan harga antara barang reject dan barang yag tidak cacat?

N : Misalkan kulkas 1 pintu berharga 4 juta, karena reject bisa menjadi 2 juta.

W : Barang apa saja yang dijual dan barang yang paling diminati konsumen?

Barang reject seperti TV, monitor komputer, AC, kulkas, mesin cuci, dan lain-lain.

Kalau person biasanya alat elektronik rumah tangga, Sedangkan perusahaan

biasanya TV dan AC.

W : Bagaiman pemasaran dilakukan?

N :Saya memasarkan lewat internet. Pemesan akan menelpon saya, setelah

konfirmasi barang dikirim.

W : Dari mana saja konsumen yang memesan?

N : Kebanyakan dari wilayah Yogyakarta. Tetapi, ada juga pemesan dari Jakarta

dan Jawa Tengah, bahkan pernah dari Sulawesi.

N :Ada berapa karyawan ibu?

Saya tidak memiliki karyawan, karena selama saya bisa melakoni sendiri saya

tidak membutuhkan karyawan. Akan tetapi, apabila pemesan banyak saya hanya

membutuhkan 1-2 orang untuk membantu mengantar dan memasang barang

elektronik kepada pemesan.

W : Berapakah pendapatan bersih yang dapat diperoleh setiap bulannya?

N : Pendapatan per bulan bersih sekitar 5 juta hingga 10 juta. Bila ada borongan

dari perusahaan bisa mencapai 20 juta dalam satu bulan.

W : Apa suka dan duka ibu dalam menjalani usaha ini?

N : Bila barang reject masih sangat bagus dan dan banyak diminati pelanggan

serta mudah didapat di toko. Susahnya bila pelanggan komplain, selain itu
kurang teliti mengecek barang, menghitung harga dan mengatur jadwal

pengiriman.

W : Apa jaminannya bila barang yang diterima pemesan rusak?

N : Barang akan saya tarik dan uang saya kembalikan kepada pemesan.

W : Bagaimana kiat ibu mendirikan usaha ini?

N : Apabila kita tertarik pada suatu bidang tertentu, maka kita geluti agar bisa

menjadi penghasilan dan mendirikan bisnis yang dapat diwariskan.


Hasil Wawancara

Ibu Rina dan Usaha Barang Reject


Ibu Rina Sri Murhanjati, seorang pengusaha barang reject yang beralamatkan di

Jln. Cendana no B8 Perum Rakyat, Trirenggo, Bantul ini telah memulai usahanya sejak

tahun 2003. Usaha yang ia lakoni ini berawal dari ketertarikannya pada bidang

elektronik, kemudian ia mulai menjalankan usaha penjualan barang reject secara

kecil-kecilan hingga ia mendirikan CV yang kini dinamakan CV ESP Elektronik. Modal

awal untuk menjalakan usahanya hanya berasal dari uang pelanggan yang akan

memesan barang.

Barang reject yang dijual ibu Rina semuanya dalah alat elektronik, seperti TV,

monitor komputer, AC, kulkas, mesin cuci, dan lain-lain. Kelebihan dari barang reject

yaitu barangnya masih bagus dan layak digunakan, serta harga yang murah.

Perbandingan harga barang reject dengan barang baru yang tidak cacat bisa

mencapai setengah harga. Jaminan apabila barang yang diterima pemesan ternyata

rusak, maka barang akan ditarik dan uang dikembalikan kepada pemesan tersebut

Bagi Ibu Rina usaha ini cukup ringan, sehingga ia tidak memiliki karyawan tetap.

Usahanya hanya ia jalankan bersama suaminya dengan mencari barang reject di

toko-toko elektronik, kemudian di pasarkan dan dikirim sesuai alamat pemesan.

Untuk mempermudah memasarkan barangnya ibu Rina memanfaatkan

kecanggihan internet dengan menuliskan nomor telepon dan memasang gambar

barang yang dijual. Sehingga pelanggan dapat menghubunginya, setelah itu barang

akan dikirim. Kebanyakan pemesan bersal dari wilayah DIY, akan tetapi juga ada dari

luar kota seperti Jakarta dan Jawa Tengah, bahkan pernah dari Sulawesi. Pelanggan

ibu Rina mulai dari perseorangan maupun perusahaan.


Dengan kesungguhan dan kesabaran penghasilan tiap bulan ibu Rina terbilang

lumayan. Penghasilan bersih setiap bulan mencapai 5 juta hingga 10 juta. Bahkan,

apabila ada borongan dari perusahaan penghasilan bisa mencapai 20 juta.

Kiat dalam mendirikan usaha ini bagi ibu Rina adalah menggeluti bidang

sesuai yang kita mampu dan disukai agar bisa menjadi penghasilan, juga mendirikan

bisnis yang dapat diwariskan. Kemudian disisi lain agar usaha bertahan ialah

kesungguhan dalam berusaha dam memahami keinginan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai