Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KONSEP DIRI PADA PENDERITA TBC DALAM PROSES


PENGOBATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDOSARI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


meraih derajat Sarjana Keperawatan

Oleh :
INDAH AYU NOVITASARI
J210.100.079

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN

NASKAH PUBLIKASI

Beserta CD dan Isinya

Pada Skripsi dengan judul

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KONSEP DIRI


PADA PENDERITA TBC DALAM PROSES PENGOBATAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BENDOSARI

Disusun oleh:

INDAH AYU NOVITASARI

J 210 100 079

Telah dikoreksi dan disetujui oleh dosen pembimbing I skripsi

Pada tanggal 21 Juli 2014

Dosen pembimbing

Irdawati,S.Kep.,Ns, Msi. Med


1

NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KONSEP DIRI
PADA PENDERITA TBC DALAM PROSES PENGOBATAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BENDOSARI

Indah Ayu Novitasari*


Irdawati,S.Kep.,Ns, Msi. Med*
Dian Hudiyawati,S.Kep.,Ns*

ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberkulosis, orang yang tinggal dalam padat hunian dan berventilasi buruk memiliki
kemungkinan besar terinfeksi. Meskipun para ahli kesehatan melihat TBC dapat
disembuhkan dalam waktu 2 sampai 6 bulan, tetapi keadaan ini akan menimbulkan tekanan
psikologis. Penderita menganggap penyakit TBC memalukan, isolasi sosial, karena dicap
transmitter penyakit. Dukungan sosial yang utama adalah dari dukungan keluarga, karena
dukungan keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan penderita berjuang untuk
sembuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan antara
dukungan keluarga terhadap konsep diri pada penderita TBC dalam proses pengobatan di
wilayah kerja Puskesmas Bendosari. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross
sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 42 penderita tuberkulosis bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bendosari tetapi hanya 34 yang dijadikan responden
karena 34 yang masuk ke dalam kriteria sampel dengan teknik pengambilan sampel total
sampling. Teknik analisis data yang digunakan dengan analisis chi-square. Berdasarkan
hasil analisa data penelitian diketahui bahwa nilai (2hit = 6,275) yang nilainya lebih besar
(2tab = 3,581) dan nilai probabilitas 0,012 yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga Ho
ditolak. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara dukungan keluarga
terhadap konsep diri pada penderita tuberkulosis dalam proses pengobatan di wilayah
Puskesmas Bendosari Sukoharjo. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat
meneliti selain faktor dukungan keluarga dengan kejadian konsep diri, selain itu bisa
menggunakan sampel yang lebih banyak dengan metode penelitian yang berbeda.Kata
kunci : Dukungan keluarga, konsep diri, tuberkulosis.
2

RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT FOR THE CONCEPT OF SELF


IN PEOPLE WITH TB IN THE TREATMENT PROCESS AT THE PRIMARY
HEALTH CARE BENDOSARI
ABSTRACT
Tuberculosis is an acute or chronic infection caused by Mycobacterium tuberculosis, those
who live in congested and poorly ventilated housing has likely infected. Although health
experts see TB can be cured within 2 to 6 months, but this situation will lead to
psychological distress. People with TB disease considered shameful, social isolation, being
labeled transmitter of disease. Social support is the main support of the family, because
family support plays an important role in the lives of people struggling to recover. The
purpose of this study was to the relationship between family support for the concept of self
in people with TB in the treatment process at the primary health care Bendosari.
Quantitative research with cross sectional design. The population in this study were 42
patients with tuberculosis residing in primary health care Bendosari but only 34 were made
because the 34 respondents who fit into the criteria of the sample with a total technique
sampling. Data analysis techniques used by chi-square analysis. Based on the results of
data analysis research note that the value of (X2hit = 6.275) of greater value (X2tab = 3.581)
and 0.012 probability that the value is smaller than 0.05, so Ho is rejected. The conclusion
of this research that there is a relationship between family support for self-concept in the
treatment of tuberculosis patients in the primary health center in the region Bendosari
Sukoharjo. Suggestions for further research are expected to examine factors other than
family support with the incidence of self-concept, but it could use more samples with
different research methods.
Keywords: family support, self-concept, tuberculosis
3

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

PENDAHULUAN gangguan psikologis pada penderita


tuberkulosis meliputi : depresi,
Tuberkulosis merupakan infeksi gangguan penyesuaian, ansietas,
akut atau kronis yang disebabkan hilangnya tujuan hidup, melemahnya
oleh Mycobacterium tuberculosis, produktifitas, fobia dan lainnya
Orang yang tinggal dalam kondisi (Ginting, 2008).
padat penduduk dan berventilasi Bendosari adalah salah satu
buruk memiliki kemungkinan besar kecamatan dari kabupaten sukoharjo.
untuk terinfeksi. Sumber penularan Bendosari terdiri dari 11 Desa dan 1
yaitu penderita tuberkulosis pada Kelurahan. Berdasarkan data di
waktu batuk atau bersin, penderita Puskesmas Bendosari yaitu pada
menyebarkan kuman lewat udara tahun 2012 ada 40 penderita TBC
dalam bentuk percikan dahak dengan BTA positif, ada 22 laki
(droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). laki dan 18 perempuan. Pada tahun
Menurut Global Report TBC, 2013 didapatkan 42 penderita TBC
WHO (2009) menemukan bahwa dengan BTA positif, ada 22 laki
pada tahun 2007 prevalensi semua laki dan 20 perempuan.
tipe TBC sebesar 244 per 100.000 Berdasarkan wawancara dengan
penduduk atau sekitar 565.614 kasus petugas puskesmas, masalah yang
semua TBC, insidensi kasus TBC sering ditemui yaitu dukungan sosial
BTA positif sebesar 228 per 100.000 pada penderita tuberkulosis karena
penduduk. Sedangkan kematian TB sering terjadi perselihan antara
39 per 100.000 penduduk atau 250 penderita tuberkulosis dengan
orang per hari. Secara Global Report anggota keluarga lain diakibatkan
WHO (2011) mencatat Indonesia batuk terus menerus sehingga
merupakan negara penyumbang anggota keluarga lain merasa
kasus TBC terbesar kelima di dunia terganggu dan menimbulkan
setelah India, Cina, Afrika Selatan, emosional yang tidak terkontrol
Nigeria. Berdasarkan global menyebabkan penderita merasa tidak
tuberculosis control, WHO (2008) berguna, putus asa dan isolasi sosial.
Tuberkulosis di Indonesia terdapat Tujuan dari penelitian ini adalah
534.439 kasus. Kasus BTA (basil untuk mengetahui hubungan
tahan asam) positif sebesar 240.183 dukungan keluarga terhadap konsep
orang. Prevalensi semua kasus diri pada penderita TBC dalam
578.410 orang. proses pengobatan di wilayah kerja
Dukungan sosial yang utama Puskesmas Bendosari.
berasal dari dukungan keluarga,
karena dukungan keluarga
memegang peranan penting dalam METODE PENELITIAN
kehidupan penderita tuberkulosis
berjuang untuk sembuh, berpikir ke Jenis penelitian kuantitatif
depan, dan menjadikan hidupnya dengan rancangan cross sectional.
lebih bermakna (Melisa, 2012). Populasi pada penelitian ini sebanyak
Akibat kurang mendapatkan 42 penderita tuberkulosis bertempat
dukungan sosial dari keluarga dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas
lingkungan sekitar menimbulkan Bendosari tetapi hanya 34 yang
4

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

dijadikan responden karena 34 yang HASIL PENELITIAN DAN


masuk ke dalam kriteria sampel
PEMBAHASAN
dengan teknik total sampling.

Instrumen Dukungan Keluarga:


HASIL PENELITIAN
Alat ukur dukungan keluarga
penderita tuberkulosis berupa Karakteristik Responden
kuesioner dengan skala Likert Tabel 1.
(Sugiyono, 2009). Bentuk kuesioner
ini ada empat alternatif jawaban Distribusi Karakteristik
yaitu selalu diberi skor 4, sering Responden yang meliputi Umur,
diberi skor 3, kadang kadang diberi Pendidikan, dan Pekerjaan
skor 2, dan tidak pernah diberi skor Keterangan Perlakuan
1. Ada dua tipe pertanyaan yaitu
favourable (bersifat positif ) dan N %
unfavorable ( bersifat negatif). Hasil
ukur dari kuesioner ini menggunakan Umur :
skala ordinal dengan kategori baik
apabila nilai total skor mean, 12 - 30 tahun 14 41,2
kurang apabila nilai total skor < 31 50 tahun 9 26,5
mean.(Azwar, 2011). Sedangkan
instrumen konsep diri: alat ukur 51 - 65 tahun 11 32,3
konsep diri berupa kuesioner dengan
skala kuesioner dengan skala Total 34 100,0
Guttman (Sugiyono, 2009). Bentuk
kuesioner ini ada dua alternatif Jenis
jawaban yaitu ya diberi skor 2 dan Kelamin :
17 50,0
tidak diberi skor 1. Ada dua tipe Laki-laki
pertanyaan yaitu Favourable ( 17 50,0
bersifat positif ) dan Unfavorable Perempuan
(bersifat negatif). Hasil ukur dari
kuesioner ini menggunakan skala Total 34 100,0
ordinal dengan kategori baik dengan
Pendidikan :
apabila nilai total skor mean,
kurang apabila nilai total skor < SD 21 61,7
mean.(Azwar, 2011).
SLTP 6 17,6,
Dalam penelitian ini untuk
menguji dan menganalisa data yang SLTA 7 20,6
telah diperoleh, penulis
menggunakan analisis Chi-Square. PT 0

Total 34 100,0

Pekerjaan :
Tidak/blm 7 20,6
5

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

bekerja 20 58,8 penemuan tersebut diketahui bahwa


kebanyakan responden mempunyai
Buruh/Swasta 0 0,0 pekerjaan sebagai buruh/swasta yaitu
sebanyak 20 orang (58,8%).
PNS 7 20,6
Analisis Univariat
Wiraswasta
Tabel 2
Total 34 100,0
Distribusi tentang Dukungan
Berdasarkan Tabel 1. tersebut keluarga
dapat diketahui bahwa dilihat dari
umur responden yang mempunyai
Dukungan N (%)
umur antara 12-30 sebanyak 14
Keluarga
orang (41,2%), umur antara 31 50
tahun sebanyak 9 orang (26,5%), dan Baik 20 58,8
umur antara 51 - 65 tahun sebanyak Kurang 14 41,2
11 orang (32,3%). Hal ini berarti Jumlah 34 100,0
mayoritas responden mempunyai
umur antara 12 30 tahun yaitu
sebanyak 14 orang (41,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Berdasarkan tabel di atas terlihat dukungan keluarga pada penderita
bahwa yang mempunyai jenis TBC dalam proses pengo-batan di
kelamin laki-laki sebanyak 17 orang wilayah kerja Puskesmas Bendosari
(50,0%) dan yang mempunyai mjenis yang paling tinggi mempunyai
kelamin perempuan juga sebanyak kategori baik sebanyak 58,8% (20
17 orang (50,0%). Berdasarkan orang) dan yang tergolong dukungan
pendidikan akhir diketahui bahwa keluarga kurang sebanyak 41,2% (14
responden yang memiliki pendidikan orang).
akhir SD sebanyak 21 orang
(61,7%), SLTP sebanyak 6 orang
(17,6%), SLTA sebanyak 7 orang
(20,6%), dan PT tidak ada.
Berdasarkan penemuan tersebut
diketahui bahwa kebanyakan
responden mempunyai pendidikan
akhir SD yaitu masing-masing
sebanyak 21 orang (61,7%) dari
keseluruhan responden. Dilihat dari
jenis pekerjaan diketahui bahwa
responden yang memiliki jenis
pekerjaan dimana yang belum/tidak
bekerja sebanyak 7 orang (20,6%),
sebagai Buruh/Swasta sebanyak 20
orang (58,8%), sebagai PNS tidak
ada dan sebagai wiraswasta sebanyak
7 orang (20,6%). Berdasarkan
6

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

Tabel 3 lama mengakibatkan perubahan


Distribusi konsep diri konsep diri. Menurut Purwanto
(2009). mengatakan bahwa masa usia
remaja sampai dewasa awal ialah
Konsep N (%) masa dimana individu belum bisa
Diri menyesuaikan diri untuk menyadari
Baik 16 47,1 keadaan sekarang dalam menjalani
Kurang 18 52,9 pengobatan berjangka lama yang
akan mempengaruhi psikologis. Jenis
Jumlah 34 100,0 kelamin antara laki laki dan
perempuan hasilnya seimbang yaitu
sebanyak 17 orang (50,0%). Hal ini
Hasil penelitian ini menunjukkan
menunjukkan bahwa tidak ada
bahwa konsep diri pada penderita
perbedaan dalam penilaian diri
TBC dalam proses pengobatan di
individu antara laki laki dan
wilayah kerja Puskesmas Bendosari
perempuan. Pada tingkat pendidikan
yang paling tinggi mempunyai
kebanyakan mempunyai pendidikan
kategori konsep diri kurang yaitu
akhir Sekolah Dasar sebanyak 21
sebanyak 52,9% (18 orang) dan yang
orang (61,7%). Pendidikan yang
paling sedikit adalah konsep diri baik
rendah mengakibatkan responden
yaitu sebanyak 47,1% (16 orang).
kurang informasi berkaitan dengan
Analisis Bivariat penularan dan pengobatan TBC.
Menurut Notoadmojo (2010), bahwa
Hasil uji statistik dengan menggu- semakin tinggi pendidikan individu
nakan analisis Chi-Square (2) semakin mudah penerimaan
diketahui 2hit = 6,275 yang nilainya informasi, tetapi semakin rendah
lebih besar dari 2tab (3,581) dan pendidikan semakin sulit untuk
diperoleh nilai = 0,012, artinya menerima informasi jadi pendidikan
bahwa terdapat hubungan yang mempengaruhi diri individu.
signifikan antara dukungan keluarga Mayoritas penderita TBC bekerja
terhadap konsep diri pada penderita menjadi buruh yaitu sebanyak 20
TBC dalam proses pengobatan di orang (58,8%). Hal ini disebabkan
wilayah kerja Puskesmas Bendosari. bahwa faktor penyebab TBC bisa
dari lingkungan yang kotor dan
PEMBAHASAN kurangnya ventilasi udara atau
Karakteristik Responden pencahayaan ditempat kerja.
Menurut Naga (2012) mengatakan
Hasil penelitian pada penderita bahwa lingkungan sekitar rumah
tuberkulosis di wilayah kerja yang padat hunian dan tempat
Puskesmas Bendosari menunjukkan bekerja yang buruk dapat
bahwa mayorits penderita TBC mempermudah penularan penyakit
terjadi pada umur 12 30 tahun yaitu TBC.
14 orang (41,2%). Hal ini berkaitan Dukungan Keluarga
dengan kematangan usia penderita Hasil penelitian ini
yang mempengaruhi emosi karena menunjukkan bahwa dukungan
menjalani pengobatan berjangka keluarga pada penderita TBC dalam
7

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

proses pengobatan di wilayah kerja Terakhir ada dukungan emosional


Puskesmas Bendosari yang paling diwujudkan dengan mendengarkan
tinggi mempunyai kategori baik yaitu keluh kesah responden yang
sebanyak 58,8% (20 orang) dan yang dirasakan dalam menjalani
tergolong dukungan keluarga kurang pengobatan secara emosional untuk
sebanyak 41,2% (14 orang). mencapai kesejahteraan anggota
Responden yang mempunyai keluarga dan memenuhi kebutuhan
dukungan keluarga baik yang psikososial. Hal ini menurut Rensi
mendominasi ini karena mereka atau (2010), mengatakan bahwa individu
keluarga tersebut dapat menjelaskan menafsirkan setiap orang lain
tentang pentingnya meminum obat melakukan sesuatu hal terhadap
secara teratur, keluarga menyarankan dirinya berupa informasi maupun
responden untuk rutin kontrol di nasehat secara verbal atau nonverbal,
Pelayanan Kesehatan, keluarga memberikan sarana prasarana,
mendukung responden untuk perhatian emosional yang akan
menjalani pengobatan sampai membuat individu merasa
sembuh, dan keluarga menunjukkan diperhatikan. Adapun dukungan
wajah yang menyenangkan saat keluarga yang tergolong kurang baik
membantu responden. Sebab lain pada responden disebabkan oleh
yang menyebabkan responden sebagian besar responden
mempunyai dukungan keluarga baik menganggap bahwa keluarga tidak
adalah keluarga mendengarkan memberikan saran atau anjuran
keluhan yang rasakan serta keluarga pengobatan dari pelayanan
tidak memarahi saat responden bosan kesehatan, keluarga tidak meminta
menjalani pengobatan. Menurut pendapat responden terdahulu dalam
Potter (2009), dukungan keluarga rencana pengobatan, keluarga
merupakan bentuk pemberian menegur responden saat ada
dukungan terhadap anggota keluarga keperluan saja, dan keluarga tidak
lain yang mengalami permasalahan. menanyakan keluhan yang responden
Safarino (2006) menyatakan bahwa rasakan. Hal ini menurut Nuha
ada 4 jenis dukungan keluarga yaitu (2013) menyatakan bahwa penderita
dukungan informasional dengan tuberkulosis sangatlah membutuhkan
memberikan penjelasan tentang peran keluarga dalam kesembuhan
penyakit tuberkulosis dari cara yang berupa memberikan sarana
pengobatan, Kedua ada dukungan prasanan, menyediakan dana
penilaian dengan memberikan pengobatan, meluangkan waktu
support dalam menjalani pengobatan, untuk mendampingi berobat dan saat
memperhatikan untuk selalu dirumah maupun bergaul
mengingatkan dalam minum obat dilingkungan sekitarnya. Menurut
serta mengikut sertakan setiap ada Purnawan (2009), faktor yang
acara keluarga, yang ketiga ada mempengaruhi dukungan keluarga
dukungan instrumental diwujudkan diantaranya menerapkan fungsi
berupa mengantarkan saat kontrol keluarga yaitu sejauh mana keluarga
serta menyediakan alat makan, alat mempengaruhi anggota keluarga lain
mandi dan menyediakan sarana saat mengalami masalah kesehatan
prasarana kebutuhan responden.
8

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

serta membantu dalam memenuhi responden yang baik yang


kebutuhan. mendominasi ini karena mereka atau
responden menerima penyakit
Konsep Diri
tuberkulosis yang diderita dengan
Menurut Agus (2010) bahwa selalu menjalani pengobatan untuk
perasaan subjektif individu tentang mencapai kesembuhan, menerima
dirinya sendiri yang kompleks dari penurunan berat badan saat ini, dan
pemikiran yang disadari atau tidak responden percaya diri walaupun
disadari, sikap dan persepsi secara harus menjaga jarak saat berkontak
langsung mempengaruhi konsep diri langsung dengan keluarga maupun
seseorang. Perkembangan dan proses orang lain. Hal ini menurut Purwanto
terjadinya konsep diri dimulai pada (2009) mengatakan bahwa konsep
usia remaja dan terus berlangsung diri adalah semua ide, pikiran,
sampai masa kehidupan (Birndorf, kepercayaan dan pendirian yang
2005). Berdasarkan hasil penelitian diketahui individu tentang dirinya
menunjukkan bahwa konsep diri dan mempengaruhi individu dalam
pada penderita TBC dalam proses berhubungan dengan orang lain.
pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas Bendosari yang paling Hubungan antara dukungan
tinggi mempunyai kategori gangguan terhadap konsep diri
konsep diri tergolong rendah yaitu Hubungan antara dukungan
sebanyak 52,9% (18 orang) dan yang keluarga dengan konsep diri
paling sedikit adalah konsep diri baik penderita TBC dalam proses
yaitu sebanyak 47,1% (16 orang). pengobatan Dari hasil
Responden yang mempunyai konsep crosstabulation didapatkan bahwa
diri kurang disebabkan oleh sebagian dukungan keluarga yang termasuk
besar responden mengalami batuk kurang dengan konsep diri kurang
terus menerus menjadikan responden sebanyak 11 orang (78,6%) dan
sulit bergaul di lingkungan konsep diri baik sebanyak 3 orang
masyarakat, merasa minder dengan (21,4%). Adapun yang tergolong
penyakit tuberkulosis serta dukungan keluarga baik dengan
menimbulkan rasa tidak yakin bisa konsep diri kurang sebanyak 7 orang
sembuh dalam menjalani (35,0%) dan konsep diri baik
pengobatan. Hal ini Yuliana (2012), sebanyak 13 orang (65,0%).
mengatakan bahwa penderita Hasil penelitian responden
tuberkulosis mengalami perubahan dukungan keluarga baik dengan
bentuk fisik menjadi lebih kurus dan konsep diri baik ada 13 orang dari 34
sering batuk batuk, ragu ragu responden. Berdasarkan hasil uji
untuk menunjukkan pendapat, statistik dengan menggunakan
bersikap pasif, merasa rendah diri
analisis Chi-Square 2hit = 6,275
dan menarik diri dari orang lain
yang nilainya lebih besar dari 2tab
karena khawatir penyakit yang
diderita menular kepada orang lain (3,581) dan diperoleh nilai = 0,012
ini menunjukkan bahwa penyakit diketahui bahwa terdapat hubungan
tuberkulosis mempengaruhi konsep yang signifikan antara dukungan
diri penderita. Adapun konsep diri keluarga terhadap konsep diri pada
9

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

penderita TBC dalam proses responden dengan dukungan


pengobatan di wilayah kerja keluarga baik mengalami konsep diri
Puskesmas Bendosari. Artinya rendah, ini menunjukkan bahwa ada
bahwa semakin baik dukungan beberapa faktor lain yang
keluarga maka semakin baik pula mempengaruhi konsep diri selain
konsep diri yang ada pada penderita dukungan keluarga. Hal ini menurut
TBC dalam proses pengobatan di Mawardi (2006), menyatakan bahwa
wilayah kerja Puskesmas Bendosari. kematangan usia mempengaruhi
Kondisi ini menunjukkan bahwa emosi diri individu, Pengalama serta
penderita tuberkulosis sangat kemampuan pada area tertentu untuk
membutuhkan peranan keluarga mengaktualisasi diri, serta persepsi
dalam mencapai kesembuhan. individu terhadap diri yang dimiliki
ini semua mempengaruhi
Hal ini menurut Ratnasari
pembentukan konsep diri pada setiap
(2012), menyatakan bahwa penderita
individu.
tuberkulosis perlu mendapatkan
dukungan sosial lebih, karena
KESIMPULAN DAN SARAN
dukungan dari orang orang secara
langsung dapat menurunkan beban Kesimpulan
psikologis sehubungan dengan
Berdasarkan hasil analisis dan
penyakit yang dideritanya, selain itu
pembahasan pada penelitian tentang
dukungan sosial dapat
dukungan keluarga terhadap konsep
mempengaruhi tingkah laku individu,
diri pada penderita TBC dalam
seperti penurunan rasa cemas, mudah
proses pengobatan di wilayah kerja
putus asa, yang pada akhirnya dapat
Puskesmas Bendosari diperoleh
meningkatkan status kesehatan.
sebagai berikut :
Selain itu, Menurut Melisa (2012)
menyatakan bahwa dukungan sosial 1. Sebagian besar responden
yang utama berasal dari keluarga, penderita tuberkulosis di wilayah
karena kleuarga memegang peranan kerja Puskesmas Bendosari
penting dalam kehidupan penderita mempunyai dukungan keluarga
tuberkulosis berjuang untuk baik sebanyak 58,8% (20 orang).
mencapai kesembuhan, berfikir 2. Sebagian besar responden
kedepan dan menjadikan hidupnya penderita tuberkulosis diwilayah
lebih berkualitas Hasil penelitian kerja Puskesmas Bendosari
responden pada dukungan keluarga mempunyai konsep diri rendah
kurang mengalami konsep diri sebanyak 52,9% (18 orang).
rendah ada 11 orang, ini 3. Terdapat hubungan yang
menunjukkan bahwa dukungan signifikan antara dukungan
keluarga pada penderita TBC yang keluarga terhadap konsep diri
kurang itu mempengaruhi konsep diri pada penderita TBC dalam proses
atau penilaian diri responden dalam pengobatan di wilayah kerja
menjalani pengobatan sampai Puskesmas Bendosari.
sembuh. Saran
Namun, hasil penelitian dari 34
responden ini terdapat 7 orang
10

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

Berdasarkan hasil penelitian yang Birndorf. (2005). Adolesc Health.


telah dilakukan maka dapat Jakarta: Salemba Medika.
disimpulkan beberapa saran :
Fitri, S. (2011). Hubungan Antara
1. Bagi Puskesmas Bendosari Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan
Dapat dijadikan masukan dalam Kebermaknaan Hidup pada
upaya peningkatan kesehatan Penderita Tuberkulosis
terutama pada pemberian Paru di Balai Pengobatan
bimbingan konseling serta Penyakit Paru - Paru (BP4)
pendidikan kesehatan saat Yogyakarta. Skripsi .
berkunjung rutin kontrol tiap
minggunya pada penderita TBC Frisca, R. (2009). Gambaran
serta keluarganya. Komponen Konsep Diri pada
Penderita TB Paru di Wilayah
2. Bagi keluarga penderita Kerja Puskesmas Padang
Sebagai masukan untuk Pasir Kota Padang. Jurnal
memperhatikan jika dukungan Keperawatan Ners , Volume
dan motivasi keluarga adalah hal 6, 93-98 .
yang penting untuk menunjang
kesembuhan dalam menjalani Ginting, T. (2008). Faktor - Faktor
pengobatan pada penderita TBC. yang Mempengaruhi terhadap
Timbulnya Gangguan Jiwa
3. Bagi Peneliti berikutnya pada Penderita Tuberkulosis
Diharapkan dapat melakukan Paru Dewasa di Rumah Sakit
penelitian lanjutan mengenai Persahabatan. jurnal ResPir
analisis faktor yang berhubungan Indo Vol 28 No 1 .
dengan kejadian konsep diri
dengan sampel yang lebih banyak Lippincont, Wilkins. (2011).
atau dengan metode penelitian Nursing:Memahami Berbagai
yang berbeda, selain itu untuk Macam Penyakit. Jakarta:
meneliti selain faktor dukungan Indeks.
keluarga yaitu kematangan usia,
aktualisasi diri, persepsi individu Mawardi. (2006). Gambaran Konsep
dan budaya. Diri pada Pasien yang
Mengalami Cidera Tulang
Belakang di Bangsal Dahlia.
Motorik Jurnal Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan , Volume 1 No.2.
Agus, S. (2010). Baca Kilat Kiat,
Membaca 1 Halaman/Detik Melisa. (2012). Hubungan Dukungan
dengan Pemahan Tinggi. Sosial dengan Kualitas Hidup
Jakarta: Pustaka Utama. pada Pasien Tuberkulosis
Paru di Poli Paru BLU RSUP
Azwar, S. (2011). Metode Penelitian. PROF.DR.R.D Kandou
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Manado. Ejournal
Keperawatan (E-KP) Volume
1 No 1 .
11

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Penderita TBC Dalam Proses
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari ( Indah Ayu Novitasari)

Naga. (2012). Ilmu Penyakit Dalam. Tuberkulosis Indonesia ,


Yogyakarta: Diva Press. Volume 8.
Notoatmodjo. (2010). Konsep Resti. (Juni 2010). Dukungan sosial,
Perilaku Kesehatan Konsep Diri, dan Prestasi
dalam:Promosi Kesehatan Belajar Siswa SMP Kristen
Teori Aplikasi Edisi Revisi YSKI Semarang. Jurnal
2010. Jakarta: Rineka Cipta. Psikologi , Volume 3, No.2.
Nuha. (2013). Faktor - Faktor yang Safarino. (2006). Health Psychology.
Berhubungan dengan Fifth Ed.New Jersey:John Wiley &
Kesembuhan Penyakit Sons, Inc.
Tuberkulosis (TBC) Paru
diWilayah Kerja Puskesmas Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Mangkang Semarang Barat. Kuantitatif Kualitatif dan
Jurnal Keperawatan R&D. Bandung: Alfabeta.
Komunitas , Volume 1, No.1. Yuliana. (2012). Hubungan Antara
W. H. Organization. (2011). Global Harga Diri dengan Perilaku pada
Tuberculosis. Available Penderita Tuberkulosis (TB) Paru.
from:http://whqlibdoc.who.in Jurnal Tuberkulosis Indonesia ,
t/publications/2010/97892415 Volume 8.
64069_eng.pdf diakses pada
tanggal 20 Maret 2012.
* Mahasiswa Program Studi S1
Potter, Perry. (2009). Fundamental
Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan 1 edisi 7. jakarta:
Kesehatan Universitas
Salemba Medika.
Muhammadiyah Surakarta. Jln.
Purnawan. (2009). My Blessed A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan
Family:Inspirasi Menuju Kartasura.
Keluarga Bahagia. Jakarta:
* Staf Dosen Program Studi S1
Gunung Mulia.
Keperawatan Fakultas Ilmu
Purwanto. (2009). Asuhan Kesehatan Universitas
Keperawatan Jiwa. Muhammadiyah Surakarta. Jln.
Yogyakarta: Graha Ilmu. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan
Kartasura.
Ratnasari. (2012). Hubungan
Dukungan Sosial dengan * Staf Dosen Program Studi S1
Kualitas Hidup pada Keperawatan Fakultas Ilmu
Penderita Tuberkulosis Paru Kesehatan Universitas
(TB Paru) di Balai Muhammadiyah Surakarta. Jln.
Pengobatan Penyakit Paru A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan
(BP4) Yogyakarta Unit Kartasura.
Minggiran. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai