Anda di halaman 1dari 5

Synchronous Motor & Generator

3.1 Overview Synchronous Motor


Synchronous Motor atau motor sinkron atau motor serempak didefinisikan sebagai motoryang
memiliki output kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi
listrik yg masuk ke statornya. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya konstan meskipun
beban motor berubah-ubah.Motor akan melepaskan kondisi sinkronnya apabila beban yang
ditanggung terlalau besar (Torsi Pull-out). Kurangan motor sinkron adalah ketidakmampuannya
melakukan start awal. Hal ini dikarenakan motor sinkron tidak memiliki torsi start awal. Oleh
karena itu, motor sinkron memerlukan beberapa alat bantu untuk membantu proses start awal
sehingga masuk didalam kondisi sinkron. Berbeda dengan motor induksi dimana rotor memiliki
slip terhadap stator.Kecepatan rotor terlambat dari perputaran fluks stator supaya arus induksi
terjadi pada rotor. Jika induksi rotor motor tersebut itu bertujuan untuk mencapai kecepatan
sinkron, maka tidak ada garis gaya yang memotong melalui rotor, sehingga tidak ada arus yang
akan diinduksikan ke rotor dan tidak ada torsi yang akan ditimbulkan. Setelah kecepatan motor
sinkron mendekati/mencapai kecepatan sinkron, barulah kemudian eksitasi dimasukan.
Selain digunakan sebagi motor penggerak, motor sinkron sering pula dipergunakan sebagai
perbaikan faktor daya; yaitu dengan jalan memberi penguatan lebih pada motor tersebut.

Bagian-bagian motor sinkron antara lain :


Rotor >bagian dari motor sinkron yang berputar. Perbedaan utama antara motor sinkron dan
motor induksi adalah bahwa rotor motor sinkron berjalan pada kecepatan putar yang sama
dengan perputaran medan magnet. Hal ini menyebabkan medan magnet rotor tidak lagi
terinduksi. Rotor pada motor sinkron memiliki magnet permanen atau arus DC excited, yang
dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila di hadapkan pada medan magnet lainnya.
Tipe rotor pada motor sinkron terbagi menjadi 2, yaitu salient pole (menonjol) dan non-
salient pole (tidak menonjol).
Stator >bagian dari motor sinkron yang diam. Stator pada motor sinkron menghasilkan
medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi listrik yang dimasuk ke stator.
Medan magnet di stator ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
berikut:
Ns = 120f / P
dimana :
Ns = kecepatan sinkron
f = Frekuensi
P = Jumlah kutub
3.2 Prinsip Kerja Motor Sinkron
Bila field winding dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga
fasa pada kumparan. Arus tiga fasa pada field winding ini menghasilkan medan putar homogen
(Bs). Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, motor sinkron berbeda dengan motor induksi, yaitu
motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor
melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (Br) yang
tetap. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar
dengan kecepatan yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi
sudut torsi (). Semakin besar sudut antarakedua medan magnet, maka torsi yang dihasilkan akan
semakin besar seperti persamaan berikut :
T = k .Br .Bnet sin

Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu kumparan medan ( = 0). Setiap
penambahan beban membuat medan motor tertinggal dari medan stator, berbentuk sudut kopel
(); untuk kemudian berputar dengan kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika
= 90. Penambahan beban lebih lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor disebut
kehilangan sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit fluks
yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor. Ketika arus medan pada
rotor cukup untuk membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka stator tidak perlu
memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor daya = 1,0. Ketika
arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), maka baru stator akan menarik arus magnetisasi
dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus
pada medan rotor berlebih (penguat berlebih), kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan
stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada
faktor daya mendahului (leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur
dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF).

3.3 Rangkaian Motor Sinkron


Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator sinkron, kecuali arah aliran daya pada
motor sinkron merupakan kebalikan dari generator sinkron. Oleh karena arah aliran daya pada
motor sinkron dibalik, maka arah aliran arus pada stator motor sinkron juga dibalik.

Dari rangkaian elektrik motor sikron diatas, persamaan tegangan rangkaian ekivalen motor sinkron
adalah sebagai berikut :
V= Ea + Ia.Ra + j.Ia.XS
Ea = V Ia.Ra j.Ia.XS
Berikut ini adalah gambaran fasor motor sinkron :
3.4 Starting Motor Sinkron

Pada saat start (tegangan dihubungkan ke field winding) kondisi motor adalah diam dan medan
rotor Br juga stasioner, medan magnet stator mulai berputar pada kecepatan sinkron. Saat t=0,
Br dan Bs adalah segaris, maka torsi induksi pada rotor adalah nol. Kemudian saat t = siklus
rotor belum bergerak dan medan magnet stator ke arah kiri menghasilkan torsi induksi pada rotor
berlawanan arah jarum jam. Selanjutnya pada t = siklus Br dan Bs berlawanan arah dan torsi
induksi pada kondisi ini adalah nol. Pada t = siklus medan magnet stator ke arah kanan
menghasilkan torsi searah jarum jam. Demikian seterusnya pada t = 1 siklus medan magnet stator
kembali segaris dengan medan magnet rotor. Jadi, selama satu siklus elektrik dihasilkan torsi
pertama berlawanan jarum jam kemudian searah jarum jam, sehingga torsi rata-rata pada satu
siklus adalah nol. Ini menyebabkan motor bergetar pada setiap siklus dan mengalami pemanasan
lebih. Tiga pendekatan dasar yang dapat digunakan untuk menstart motor sinkron dengan aman
adalah:
Mengurangi kecepatan medan magnet stator pada nilai yang rendah sehingga rotor dapat
mengikuti dan menguncinya pada setengah siklus putaran medan magnet. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengurangi frekuensi tegangan yang diterapkan.
Menggunakan penggerak mula eksternal untuk mengakselarasikan motor sinkron hingga
mencapai kecepatan sinkron, kemudian penggerak mula dimatikan (dilepaskan).
Menggunakan kumparan peredam (damper winding) atau dengan membuat kumparan rotor
motor sinkron seperti kumparan rotor belitan pada motor induksi (hanya saat start).

3.5 Metode Excitation


Dua metode yang umumnya digunakan untuk aplikasi arus DC ke rotor synchronous motor. Sistem
tipe brush menerapkan output dari suatu sumber DC yang terpisah (Exciter) ke cincin slip dari
rotor. Sistem brushless excitation memanfaatkan suatu integral exciter dan perakitan penyearah
yang berputar yang menghilangkan kebutuhan akan brushes dan cincin slip.
Dalam metode brush excitation, arus medan untuk synchronous motor disediakan oleh sumber DC
terpisah dikenal sebagai exciter. Exciter adalah gabungan mesin DC yang didorong oleh
synchronous motor itu sendiri atau oleh suatu motor penggerak yang terpisah. Bidang exciter
terpisah dengan kontrol perangkat. Beberapa kontrol eksitasi menyediakan penyesuaian manual
dari kekuatan bidang. Sistem lain secara otomatis mengatur medan synchronous motor dalam suatu
konfigurasi loop tertutup yang telah dirancang untuk mempertahankan kekuatan medan yang
memadai untuk berbagai beban atau untuk mempertahankan faktor daya konstan. Kekuatan medan
exciter mengontrol output DC dari exciter yang diambil oleh brushes pembalik ke brushes cincin
slip motor, dan diterapkan melalui cincin slip ke medan perputaran utama dari synchronous motor.
Synchronous motor dimulai sebagai sebuah motor induksi. Ketika rotor mencapai kecepatan
mendekati sinkron, medan arus pada motor diterapkan oleh Field Application Relay.

Berbeda dengan metode brush excitation, metode brushless excitation menghilangkan kebutuhan
akan brushes atau sikat, baik di exciter dan motor. Ketika motor mulai dinyalakan mesin breaker
menutup dan menerapkan sistem AC tiga fasa ke gulungan stator motor. Motor dimulai sebagai
motor induksi menggunakan Amortisseur winding pada rotor. Mesin breaker membantu kontak
juga menutup dan menerapkan output DC dari solid-state control bidang ke stasioner exciter
yang berliku. Sebuah sistem tiga fasa AC diinduksi ke dalam gulungan rotor exciter dan
tegangan induksi ini disearahkan oleh penyearah putaran. Ketika rotor mendekati tegangan
sinkron, aplikasi SCR (Synchronizing Control Package) dan rectifier DC diterapkan pada
synchronous motor.
3.6 Aplikasi Motor Sinkron
Pengaplikasian motor sinkron dalam kehidupan sehari-hari dan kegiatan perindustrian antara lain
:
Generator
Conveyor
Mesin penggilingan
Mesin penghancur (crusher)
Kompresor
Pompa-pompa sentrifugal
Keuntungan dari pengaplikasian motor sinkron antara :
Daya motor sinkron lebih baik sehingga efisiensi energi sangat besar.
Putaran tidak berkurang meskipun beban bertambah.
Bila terjadi overload, motor akan langsung berhenti sehingga akan lebih aman.
Dapat memperbaiki motor daya.
Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat medan.
Kerugian dari pengaplikasian motor sinkron antara lain :
Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.
Tidak mampu menstart sendiri.
Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar.

Anda mungkin juga menyukai