Anda di halaman 1dari 6

SISTEM EKSITASI GENERATOR SINGKRON

SISTEM EKSITASI GENERATOR


JENIS JENIS SISTIM EKSITASI
Ada beberapa jenis sistim eksitasi,yang terpenting untuk diketahui adalah
Sistim eksitasi statis dengan sikat dan sistim eksitasi tampa sikat ( Brushless ).
Pada jenis tampa sikat ( Brushless ), sistim penyearah tegangan ( Dioda ) terletak pada
rotor dan bersama sama berputar dengan rotor. Sebagai contoh yang mengunakan Brushless
untuk sistim eksitasi adalagh generator PLTGU Ombilin 2 x 110 MW.
I.SISTIM EKSISTASI GENERATOR

Sistim eksitasi di unit PLTA termasuk jenis eksitasi statis

dengan menggunakan Tyristor. Kelebihan sistim eksitasi ini adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai respon yang cepat seiring kemampuan Governor turbin.

2. Memiliki batasan arus eksitasi yang tinggi.

3. Sumber tegangan eksitasi diambil langsung dari generator

Fungsi eksitasi pada generator adalah untuk :


Membangkitkan tegangan pada stator generator dengan mensupply arus DC pada rotor generator .
Arus eksitasi yang masuk harus dapat diatur sedemikian sehingga :
Menimbulkan tegangan stator pada waktu yang singkat menuju sinkronisasi
Menstabilkan supply daya listrik MW dan MVAR ke sistim
Menjaga tegangan generator agar tetap berada dalam batasan tegangan nominal yang diijinkan ( 5 % V
nominal generator )

II. CARA KERJS SISTIM EKSISTASI

Kondisi normal supply eksitasi dari tegangan output transformer eksitasi


( Field transformer ) dengan kapasitas 645 KVA pada tegangan 11KV / 440 V. Selanjutnya melalui trafo
auxiliary diubah lagi menjadi 440 / 380 V. Transformer eksitasi ini berpendingin ONAN dengan 6 buah RTD
yang berfungsi untuk memonitor temperatur ( panas ) dan mengirim sinyal alarm dan trip. Tegangan output 380
ini untuk motor pendingin Thyristor berjumlah 2 buah masing masing berkapasitas 3 KW.
Beberapa peralatan yang menggunakan / membutuhkan tegangan AC :
Proteksi Over Voltage
Rangkaian elektronik peredam tegangan surja
Trafo untuk sensor arus dan proteksinya
Gate kontrol dan pengaturnya
Beberapa peralatan yang menggunakan / membutuhkan tegangan DC :
Peralatan field flashing
Proteksi Over Voltage
Field Circuit Breaker
Field Discharge Resistor
Polarity Reversing Link

Pengatur tegangan automatis ( AVR ) berfungsi menjaga tegangan generator

Tetap konstan 11 KV baik kondisi berbeban ataupun tanpa beban. Dalam bekerjanya AVR membutuhkan input
dari tegangan output generator dan arus yang ada pada titik netral belitan stator.
Output dari AVR ini dipergunakan untuk Fiels Current Regulator dan Control Unit Gate.
Disamping itu bekerjanya AVR bersma sama seperangkat elektronik lain mempunyai fungsi juga sebagai :
a. OEL ( Over Excitation Limiter )
Merupakan pembatas agar jangan sampai terjadi over eksitasi
b. UEL ( Under Excitation Limiter )
Merupakan pembatas agar jangan sampai terjadi under eksitasi
c. OCL ( Over Current Limiter )
Merupakan pembatas agar jangan sampai terjadi over current
d. LDC ( Line Drop Compensator )
Memberikan sinyal kompensasi pada AVR berdasar penurunan tegangan saluran untuk mempertahankan
tegangan pada tingkat ditentukan
e. CCC ( Cross Current Compensation )
Memberikan sinyal kompensasi pada AVR untuk mengatasi penurunan daya reaktif generator saat berbeban
menuju kondisi stabil
f. PSS ( Power System Stabilizer )
Memperluas range stabilitas dinamis saat operasi paralel generator dengan sistim.
Sistim thyristor disini untuk mengubah tegangan AC ke DC ( Rectifier ). Thyristor merupakan pengembangan
dari dioda dimana kelebihan thyristor adalah memiliki gate untuk input sudut penyalaan ( ). Apabila sudut
penyalaan 0 < < style=""> > > 180 thyristor berfungsi sebagai inferter.
Untuk kebutuhan arus eksitasi , sistim rangkaian thyristor yang digunakan disini adalah tersusun dari 6 buah
thyristor dan 6 buah fuse.
Untuk melindungi thyristor dari kerusakan yang disebabkan gangguan lonjakan arus karena kegagalan
kerja AVR maka pada setiap thyristor dipadang fuse secara seri. Fuse ini berjenis fuse kecepatan tinggi ( High
Speed Fuse ). Konstruksi fuse ini terdiri dari suatu resin melanin dan terminal metal pada kedua ujung,
disekitarnya digunakan lempengan porselen untuk meredam busur api.
Bila sekering putus maka terdapat rangkaian pendeteksi putusnya sekring ( Fuse blown out detector )
sehingga indikator led pada panel lokal dan kontrol room menyala.
Pengontrol THYRISTOR sistim eksitasi meliputi :
AVR ( Automatic Voltage Regulator )
Berfungsi untuk Over eksitasi limit ( 1,6 If normal ), Under eksitasi limit ( 0,8 If ), Power System Stabilizer,
Over Current Load.
Switch over antara automatic dan manual ( pada kondisi berbeban )
Field Current Regulator ( pengatur arus medan )
Gate Control Unit ( untuk triggering sudut penyalaan thyristor )
Untuk kebutuhan monitoring arus dan tegangan eksitasi dikontrol room
( kontrol level 1 ) diperoleh dari input arus dan tegangan eksitasi lokal yang diperkuat lewat tranduser. Tegangan
DC yang keluar dimonitor lewat Amper Meter dan Volt Meter pada panel lokal.
Field breaker interlock dengan resistor deeksitasi. Pada kondisi trip / gangguan Field breaker opening, pada
kondisi beroperasi / berbeban Field Breaker Closing. Adapun respon kecepatan close ke opening kurang dari 30
ms. Peralatan field breaker maksimum beroperasi pada V = 550 V dan arus 1000 A. Fungsi resistor deeksitasi
untuk menghilangkan magnet sisa pada belitan rotor dengan cara mendisipasikan arus menjadi panas.
Polarity Reversing Link adalah sisting ring rotor dengan brushes dalam top cover generator. Selanjutnya arus
DC yang timbul disalurkan pada rotor lewat brush.
Sistim proteksi yang ada dalam sistim eksitasi :

1. Earth Fault Overcurrent Relay 64 E

2. Over Current Relay 51 E


3. Deexcitation dan Rotor Over Voltage

4. AC Over Voltage Protection ( maksimum 525 VAC )

III. KONDISI YANG TIMBUL PADA SISTIM EKSITASI


Berbagai kondisi yang timbul pada sistim eksitasigenerator :
Kondisi testing / Komisioning :
Untuk keperluan saan testing atau komisioning dibutuhkan supply 220 V AC diambil dari supply luar sistim
eksitasi. Sementara dapat dikontrol dari lokal secara manual ( raise, lower, on off )
Kondisi saat start up generator :
Pada kondisi start up kebutuhan arus eksitasi diambil dari battery 110 VDC.
Pada saat start ( switch on ) terjadi field flashing dengan tegangan 110 V dan arus 100 A. Selanjutnya field
breaker close dan field flashing breaker close. Dengan demikiantimbul tegangan pada terminal generator.
Saat start supply tegangan AC juga dibutuhkan untuk :
Sistim kontrol meliputi kontrol unit sinkron dari 110 V DC
Fan pendingin thyristor 1 & 2
Field Flashing untuk eksitasi awal
Kondisi tegangan yang timbul 20 % dari tegangan nominal
Field Flashing Breaker sistim eksitasi open
kondisi line charging
Pada kondisi ini generator kita mengirim tegangan lewar transmisi ketempat lain sehingga generator
menanggung daya reaktif ( MVAR ) yang dibangkitkan oleh transmisi. Maksimum kondisi line charging 32
Mvar pada over eksitasi generator dan 42 Mvar pada under eksitasi generator.
Hal ini dapat dikontrol pada level 1 & 2
kondisi sinkron
Dapat dilakukan secara otomatis dikontrol room dengan kontrol level 1 & 2
kondisi berbeban
Setelah sinkron maka sistim eksitasi bekerja secara otomasis mengatur tegangan dan daya reaktif ke sistim.
Dengan kontrol level 1 kondisi ini dapat kita ubah ke kondisi manual untuk menurunkan atau menaikan arus
eksitasi ( raise dan lower ). Perubahab automatis ke manual berfungsi menaikkan atau menurunkan tegangan
generator sekaligus pula merubah MVAR.
IV. ALARM DAN TRIP SISTIM EKSITASI
Dalam pengoperasian sistim eksitasi perlu diperhatikan alarm dan trips
Sistim eksitasi. Pada waktu alarm dan trip sinyal informasi dikirim ke kontrol level 1, 2 ,dan 3. Pada waktu
sistim eksitasi trip maka Field CB eksitasi dengan cepat membuka dan menginformasikan sistim eksitasi trip.
Hal hal yang menyebabkan sistim eksitasi alatm sebagai berikut :

1. Transformer eksitasi overheating

2. Sensor tegangan generator ( VT ) mengalami gangguan

3. Supply AC mengalami gangguan

4. Proteksi Overvoltagebekerja

5. Rotor Overvoltage
6. MCB trip

7. Thyristor fuse putus

8. Thyrisitor fan mengalami kegagalan

9. Limiter AVR tercapai

10. Sequence menuju kondisi siap sinkron overtime

11. AVR mengalami gangguan

12. Field Breaker mengalami gangguan

Hal hal yang menyebabkan sistim eksitasi trip sebagai berikut :

1. Transformer eksitasi overheating melampaui maksimum

2. Rotor Over Voltage

3. Sistim Thyristor dan AVR mengalami gangguan

4. Sequence menuju kondisi siap sinkron overtime

5. Field Breaker mengalami gangguan

Untuk selanjutnya apabila unit trip dari sistim eksitasi maka peralatan unit yang bekerja adalah :
Field Breaker dan CB 11 KV trip seketika
Turbin emergency stop
Stop sequence unit
Mekanikal brake aktif
V. GANGGUAN YANG TIMBUL DALAM PENGOPERASIAN SISTIM EKSITASI DAN
PENANGGULANGANNYA
Sinyal sinyal alarm trip terekam oleh sistim ASCE dan tercetak pada
Event recorder ( Th 1999 s/d tidak berfungsi ), selain itu pada lokal terdapat indikasi. Apabial terjadi gangguan
maka hal hal yang perlu diperiksa dan direset adalah sebagai berikut :
1. Control sequence Overtime
Pengaruhnya : sistim eksitasi trip
Detektor : kontrol peralatan +JD1.A1 A13
b : sistim eksitasi bekerja overtime akibat dari start atau
stop Sequence overtime yang diakibatkan oleh :
- power field flashing missing
- malfungsi relay dannkontaktor
- malfungsi relay kontrol
Reseting : periksa indikator alarm dan reset
2. Kegagalan funsi generator PT

Pengaruhnya : terjadi transfer operasi dari otomatis kemanual

Detektor : - peralatan kontrol + JD 01A1 A1


- MCB generator PT di panel
Penyebab : - kegagalan fungsi generator PT
- sensor tegangan mengalami gangguan
Reseting : - periksa potensial transformer 1 YH dan jalur sensor
Tegangan
- masukkan MCB
3. Kegagalan supply AC
Pengaruhnya : sistim eksitasi trip
Detektor : selektor switch JD01 A09 / S1 tidak pada posisi
OPERASI

Penyebab : - short circuit atau Overload

- trip pada supply breaker

Reseting : kembalikan selktor switch ke posisi operation, chek

Kembali fuse dan breake

4. Proteksi AC Overvoltage bekerja

Pengaruhnya : alarm suara


Detektor : gangguan pada fuse + JD02 F01 & JD03
G01 / F71
overvoltage dilampaui, kerusakan dioda
anel F71
Reseting : periksa kondisi eksitasi dan ganti fuse
5. PSS aktif
Pengaruhnya : alarm bekerja
Detektor : panel lokal +JD01. A1 A13
b : gangguan pada sistim 150 KV diluar unit
or sehingga power sytstim stabilizer

Reseting : reset dilokal


6. Field Breaker mengalami kegagalan kerja
Pengarunya : sistim eksitasi trip
Detektor : kontrol equepment JD01.A1 A13
Penyebab : manual trip dari field breaker , kerusakan field
Field breaker dan kerusakan switch on / off
Pada panel lokal
Reseting : periksa kondisi field breaker dan sistim
Kontrol card
7. Rotor Overvoltage
Pengaruhnya : eksitasi trip
Detektor : Relay overvoltage
Penyebab : terjadi overvoltage > 1200 V pada busbar DC,
Terjadi kerusakan pada tyristor atau trigger
Reseting : cek lokal panel
8. MCB supply trip
Pengaruhnya : alarm suara
Detector : - mcb + JD01 F731 untuk lighting
panel
- mcb + JD01 F732 untuk heating panel
- mcb + JD01 F711 untuk 110 V DC
control
V1
- mcb + JD01 F712 untuk 110 V DC control
V2
- mcb + JD01 F721 untuk 110 V DC supply
- mcb + JD01 F722 untuk 110 V DC supply 2
- mcb + JD01 F911 untuk proteksi motor penggerak main CB supply
- mcb + JD01 F911 untuk proteksi motor untuk tyristor fan saat line charging
- mcb + JD01- F911 untuk proteksi motor
tyristor fan 1 saat kondisi normal
- mcb + JD01 F911 untuk proteksi motor untuk tyristor fan 2 saat kondisi normal
Penyebab : kerusakan mcb , short circuit
Reseting : switch on mcb atau ganti fuse
9. Thyristor fan alarm & trip
Pengarunya : alarm bunyi , start fan back up
Detektor : Pressure switch JD02.F31 dan kontrol elemen JDO1.A1-A13
Penyebab : filter udara kotor , short circuit pada motor
Fan, mcb JD02 F12 dan F22 trip
Reseting : bersihkan filter dan on kembali mcb
10. Fuse tyristor alarm
Pengaruhnya : alarm suara dan LED pada panel lokal
Detektor : mikro switch pada dekat fuse
Penyebab : short circuit , kerusakan tyristor , kerusakan
RC elemen
: cek tyristor , cek RC elemen , reset
itch
11. Regulator fault
Pengaruhnya : sistim eksitasi trip
Detektor : kontrol panel JD01 A1 A13
Penyebab : regulator hardware fault , regulator power
Fault, software failure
Reseting : cek power supply , cek regulator
12. Speed <>
Pengaruhnya : Eksitasi trip
Detektor : 90 % speed signal dari governor dan kontrol
Panel JD01 A113
Penyebab : isolated operation dibawah 90 % speed
Reseting :
13. Transformer eksitasi temperatur winding over heating
Pengaruhnya : unit trip
Detektor : winding detektor JT TI dan supervision
Relay JD01 A0112
Penyebab : overload dan pendinginan kurang, unbalance
Load saat gangguan tyristor dan gate kontrol
Reseting : turunkan beban reaktif, tingkatkan sistim
Pendingin, cek tyristor dan gate kontrol
14. DC supply failure
Pengaruhnya : alarm bunyi
Detektor : MCB JD01 - F721 F722
Penyebab : gangguan pada DC konventer JD01 A721
A722
VI. PEMELIHARAAN SISTIM EKSITASI
Guna menjaga kelangsungan kerja dari sistim operasi unit maka harus
dilaksanakan pemeliharaan sistim eksitasi generator. Hal ini perlu dilakukan agar menjaga life time sistim dari
pembengkit.
Dalam sistim eksitasi generator, perawatan yang perlu dilakukan antara lain :
1. Posisi mcb yang terdapat didalam panel eksitasi perlu dicek posisinya apakah
normaly open atau normaly off pada saat operasi.
2. Polarity Reversing Link merupakan kontaktor DC yang harus dipindahkan
Setiap 6 bulan sekali. Diharapkan dari perpindahan kontaktor ini akan menjaga keausan salah satu polarity DB
( + / - ) menjadi sama. Sehingga life time brush eksitasi menjadi lebih lama.
3. Menjaga kebersihan pressure pressure switch didalam panel dan saringan
Udara pada panel.
4. Membersihkan kotoran atau arang tipis yang timbul dalam Field breaker.
Arang tipis yang menempel ini timbul karena bunga api pembukaan Field breaker. Pada saat pembersihan ini
kondisi unit harus shunt down dan peralatan yang bertegangan harus sudah digrounding.

Anda mungkin juga menyukai