Anda di halaman 1dari 11

➢ PMS/DS (Pemisah/Disconnecting Switch)

Alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi dalam
kondisi bertegangan atau tidak bertegangan tanpa arus beban.
- Ada dua macam fungsi PMS :
1. Pemisah Tanah
Berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan tegangan induksi.
2. Pemisah Peralatan
Berfungsi mengisolasikan peralatan listrik yang bertegangan.

Gambar 1.1 Pemisah/Disconnecting Switch

- Parameter PMS yang harus diperhatikan:


1. Kemampuan mengalirkan arus ( Arus Nominal = Ampere )
2. Kemampuan tegangan ( Rating Tegangan = KV )
3. Kemampuan menahan Arus Hubung Singkat ( KA : Kilo Ampere )
- Parameter yang berkaitan dengan mekanik penggerak:
1. Tekanan Udara Kompressor
2. Tekanan Minyak Hydrolik
- Menurut gerakan lengannya:
1. Pemisah Engsel (biasa dipakai untuk tegangan menengah 20 kV, 6 kV).
2. Pemisah Putar ( terdapat 2(dua) buah kontak diam dan 2(dua) buah
kontak gerak yang dapat berputar pada sumbunya).
Gambar 1.2 Pemisah Putar
3. Pemisah Siku ( tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2(dua)
kontak gerak yang gerakannya mempunyai sudut 90°).

Gambar 1.3 Pemisah Siku

4. Pemisah Luncur (gerakan kontaknya keatas-kebawah ( vertikal) atau


kesamping (mendatar). Banyak dioperasikan pada instalasi 20 KV.

Gambar 1.4 Pemisah Luncur


5. Pemisah Pantograph
Mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak gerak yang
terletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini banyak dioperasikan
pada sistem tegangan 500 KV.

Gambar 1.5

PMS 500 KV posisi masuk (On) PMS 500 KV posisi lepas (Off)

- Jenis Tenaga Penggerak PMS:


1. Secara Manual

Gambar 1.6 PMS 150 KV posisi masuk


2. Tenaga Penggerak Dengan Motor

Gambar 1.7 Mekanik PMS dengan penggerak motor

3. Tenaga Penggerak Pneumatik (Tekanan Udara)

Gambar 1.8 Mekanik PMS tekanan udara


➢ PMT/CB (Pemutus Tenaga/Circuit Breaker)
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan.

Gambar 1.9 PMT/CB

- Berdasarkan Besar/ Kelas Tegangan (Um)


1. PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV (SPLN 1.1995 - 3.3)
2. PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV (SPLN 1.1995 – 3.4)
3. PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV (SPLN 1.1995 – 3.5)
4. PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC (SPLN 1.1995 –
3.6)

- Jenis-jenis Isolasi Pemutus Tenaga


1. PMT dengan Media Pemutus Menggunakan Minyak
Dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA dan pada rangkaian
bertegangan sampai 500 kV.
Terbagi 2 jenis:
• PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil).
• PMT menggunakan sedikit minyak (low oil).
2. PMT dengan Media Pemutus Udara
Dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian
bertegangan sampai 765 kV.
3. PMT dengan Media Hampa Udara (Vacuum Circuit Breaker)
Dapat memutus rangkaian bertegangan sampai 38 kV.
4. PMT dengan Media Pemutus Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
Dapat memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan
sampai 765 kV.
Terbagi 2 jenis:
• Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type)
• Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type)
➢ LA (Lightning Arrester)
Pengaman instalasi dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir.

Gambar 2.0 Lightning Arrester

- Karakteristik LA:
1. Pada tegangan operasi (rms):
• LA bersifat sebagai insulator.
• Arus bocor ke tanah tetap ada, namun dalam orde mili-Ampere.
Arus bocor ini mayoritas adalah arus kapasitif.
2. Pada saat terjadi surja petir/ surja hubung:
• LA bersifat konduktif, dengan nilai resistansi sangat rendah.
• LA mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde kilo-Ampere.
• LA segera bersifat insulator setelah surja berhasil dilewatkan,
sehingga menghilangkan pengaruh follow current.
➢ PT (Potential Transformer)
Mengubah tegangan tinggi menjadi tegangan rendah sehingga dapat diukur Voltmeter.

Gambar 2.1 Potential Transformer

- Trafo tegangan dibagi menjadi dua jenis yaitu:


1. Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer/ VT)
Terdiri dari belitan Primer dan belitan sekunder, Belitan primer akan
menginduksikannya ke belitan sekunder melalui core.

2. Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer/ CVT)


Terdiri dari rangkaian kapasitor yang berfungsi sebagai pembagi
tegangan.

Gambar 2.2 VT/CVT


➢ CT (Current Transformer)
Merubah arus besar menjadi arus kecil sehingga dapat diukur Amper Meter.

Gambar 2.3 CT

➢ Relay Distance (Relay Jarak)


Digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada Suatu sistem transmisi,
baik SUTT maupun SUTET, dan sebagai cadangan atau backup untuk seksi didepan.

Gambar 2.4 Relay Distance

➢ Relay OCR/GFR
OCR (Over Current Relay) digunakan untuk mengamankan penghantar dari
gangguan fasa-fasa.
GFR (Ground Fault Relay) digunakan untuk mengamankan penghantar dari
fasa-tanah.
➢ Wave Trap
Untu meredam frekuensi tinggi yang membawa informasi agar tidak mengalir ke
peralatan GI.

Gambar 2.5 Wave Trap

➢ Isolator
Sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat penghantar dengan tiang.

Gambar 2.6 Isolator

➢ DO, DI, AO, AI


• Digital Output: perintah yang bersifat digital yaitu membuka dan menutup
relay.
• Digital Input: digunakan sebagai sarana untuk menggambil informasi status
atau keadaan suatu peralatan.
• Analog Output: menset secara linear pada suatu posisi tertentu baik maju atau
mundur, naik atau turun. Contoh pemakaian modul ini adalah untuk menaikan
atau menurunkan beban pembangkit atau untuk menaikan atau menurunkan tap
trafo.
• Analog Input: digunakan untuk mengambil informasi besaran ukur seperti
tegangan,arus,daya, frekuensi ,dll. Besaran ukur ini diambil bisa langsung dari
trafo arus atau trafo tegangan.

➢ Protokol IEC 61850


IED atau Intelligent Electronic Device merupakan peralatan elektonik yang digunakan
untuk menjalankan fungsi telesignal, telemeter, telekontrol pada suatu bay dan mampu
menggabungkan fungsi proteksi dan kontrol.

Anda mungkin juga menyukai