MINERAL
Proses alterasi hidrotermal sering mengikuti rongga /rekahan yang diisi oleh
mineralisasi, kadang-kadang diikuti oleh proses replacement. Bentuk urat yang banyak terjadi
pada batuan beku intrusif, pada batugamping dan dolomit sering memperlihatkan bentuk
subtitusi, sedangkan pada batupasir dan tufa sering berupa impregnasi. Bentuk impergnasi
dapat digolongkan pada proses cavity filling, (D. Sudrajad,M, 1982)
Proses alterasi hidrotermal yang terjadi secara umum terjadi dalam dua proses yaitu
penggantian (replacement) dan pengisian rongga (open space) yang merupakan cerminan dari
implementasi kedalaman suatu endapan mineral ekonomis. Tekstur dan struktur yang
terbentuk melalui proses-proses penggantian merupakan proses perubahan antar pratikel
molekul atom. Terjadi sepanjang jalur rekahan utama dan rekahan minor.
Kondisi penggantian yang terjadi dapat diketahui di lapangan, umunya terbentuk urat-
urat akibat dari intinya adalah hasil pergantian mineral baik dalam skala kecil urat-urat
rekahan (fissure veints) maupun luas yang menyebar (stockwork veinlets). Secara umum
bentuk tekstur dan struktur diperlihatkan oleh proses cavity filing antara lain :
Selective structure, dengan keseluruhan mineral tergantikan
Banded structure, mineral yang terbentuk seperti perlapisan
Crustified, seperti banded structure namun terjadi perulangan mineral
Vuggy yaitu lubang bukaan yang diisi mineral alterasi yang diakibatkan adanya proses
pencucian yang sangat kuat oleh larutan.
- Collofrom structure, biasanya bentuk membulat seperti kumpulan anggur,
- Comb, kumpulan mineral yang menyerupai sisir
2. Zoning
Kristal yang membentuk struktur zoning biasanya terbentuk dari proses pengisian,
struktur zoning ini sangat sulit terbentuk melalui proses pergantian. Mineral yang sering
menampakkan kenampakan struktur zoning adalah mineral kuarsa dan garnet.
3. Tekstur Berlapis
Tidak semua fluida yang mengisi ruangan akan membentuik kristal yang baik.
Pergantian yang cepat dapat membentuk lapisan yang tipis mineral-mineral individual yang
halus yang halus sebagai crustiform maupun colloform. Lapisan crustiform yang
menyelimuti fragmen-fragmenyang telah ada sebelumnya akan menghasilkan tekstur
cockade. Walaupun tekstur berlapis dapat juga terbentuk karena pergantian (konkesi, oolitik,
pisolitik), tetapi sebagian besar merupakan hasil proses pengisian.
4. Tekstur Triangular
Tekstur ini terbentuk apabila fluida mengendap pada ruangan antar fragmen batuan
yang terbreksikan. Kalau pengisian tidak penuh akan mudah untuk mengenalnya,tetapi kalau
rongga terisi penuh akan sedikit menyulitkan. Pada banyak kasus, fuida hydrotermal juga
mengalterasi fragmen batuan secara komplit. Problemnya apabila mineral hasil pergantian
hasilnya sama dengan mineral hasil pengisian
5. Comb Structure
Pada struktur ini memiliki kenampakan seperti sisir yaitu adnya pengisian fluida pada
suatu celah yang memiliki ruang, dimana fluida ini nantinya akan mengalami kristalisasi dan
membentuk bentukan seperti sisir.
Memahami tekstur pengisian dibutuhkan pemahaman geologi terkait dengan keberadaan
suatu rekahan dimana rekahan tersebut akan menjadi tempat terbentuknya mineral. Fluida
pada umumnya bergerak melalui daerah yang mempunyai permeabilitas yang besar yang
biasanya berupa ruangan.
a) Urat
Urat mineralisasi yang mengalami rekahan umumnya terdiri dari kombinasi proses pengisian
maupun ubahan batu samping.
b) Breksi
Tekstur pengisian yang terbentuk pada batuan yang terbreksikan pada umumnya lebih sulit,
trutama jika batuan samping mengalami ubahan secara total. Pada breksi selalu terdiri dari
tiga komponen yaitu fragmen, matriks, dan pori. Walaupun bagian terbuka dari breksi relatif
bervariasi dalam ukuran dan bentuk, tetapi apabila dipotong pada umumnya berbentuk
triangular.
http://toba-geoscience.blogspot.co.id/2011/10/tekstur-dan-struktur-endapan-mineral.html