Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS NON MUTUALLY EXCLUSIVE

OLEH :
Armansyah Putra Sinulingga 1031411008
Aulia Ihsan Dawolo 1031511010
Rahmad Aldi 1031511038
Regita Kasih Parenty 1031511042
Rommy Fadli 1031411063

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017
ANALISIS NON-MUTUALLY EXCLUSIVE

Analisis non-mutually exclusive adalah analisis terhadap beberapa


alternatif dimana dari beberapa alternatif tersebut dapat dipilih lebih dari
satu alternatif, sesuai dengan tersedianya modal atau anggaran untuk
investasi tersebut.
Tujuan dari analisis non-mutually exclusive adalah untuk
memaksimalkan keuntungan kumulatif yang dapat dihasilkan dari
investasi (cummulative net value atau cummulative future worth profit)
berdasarkan kombinasi beberapa alternatif.
Aplikasi analisis non-mutually exclusive antara lain pemilihan
alternatif riset dan pengembangan, pemilihan metode eksplorasi, serta
meranking prospek pengeboran pada industri minyak.
Ada dua teknik yang digunakan untuk meranking proyek non-muatually
exclusive, yaitu:
a. Growth rate of return (growth ROR), yaitu suatu tingkat suku bunga
majemuk dimana investasi tumbuh.
b. Analisis rasio, baik menggunakan PVR atau BCR.

Individual ROR dan individual NPV tidak bisa digunakan untuk


meranking proyek non-mutually exclusive, karena individual NPV maupun
RORyang besar belum tentu mencerminkan alternatif terbaik.Analisis
menggunakan net value analysis (NPV,NAV,NFV) pada proyek non-
mutually exclusive digunakan untuk memilih kombinasi proyek yang
menghasilkan nilai bersih kumulatif terbesar.

1.1. Analisis non-mutually exclusive dengan umur alternatif


sama
Contoh 1:
Seorang pengusaha dihadapkan pada empat alternatif pembelian
mesin seperti berikut :
Mesin A Mesin B Mesin C
Biaya investasi (xRp 1000) 10.000 25.000 35.000
Keuntungan (xRp 1000) 6.000 10.000 15.000
Umur mesin 5 tahun 5 tahun 5 tahun
Jika pengusaha itu memiliki dana Rp 35 juta untuk pembelian
mesin tersebut, dan dia juga mempunyai pilihan untuk berinvestasi pada
proyek lain yang memberi keuntungan 20%/tahun, mesin mana yang
dipilih secara non-mutually exclusive?
Jawab :
NPVA = -10 juta + 6 juta(P/A,20%,5)
= -10 juta + 6 juta (2,991)
= Rp 7,946 juta
NPVB = -25 juta + 10 juta(P/A,20%,5)
= -25 juta + 10 juta (2,991)
= Rp 4,910 juta
NPVC = -35 juta + 15 juta(P/a,20%,5)
= -35 juta + 15 juta (2,991)
= Rp 9,865 juta

Analisis :
Total harga mesin A + mesin B = Rp 35 juta, NPVA + NPVB
= Rp 12,856 juta.
Harga mesin C = Rp 35 juta, NPVC = Rp 9,865 juta.

Kesimpulan : lebih menguntungkan membeli mesin A + mesin B.


PVRA = NPVA /PW net CFA (-) = 7,946 /-10 = 0,795
PVRB = NPVB /PW net CFB (-) = 4,910 /-25 = 0,196
PVRC = NPVC /PW net CFC (-) = 9,865 /-35 = 0,282
Berdasarkan PVR diperoleh ranking sebagai berikut :
Mesin A (PVRA = 0,795) paling menguntungkan, disusul mesin C (PVR C =
0,282), dan terakhir mesin B (PVRB = 0,196).
BCRA = PVRA + 1 = 0,795 + 1 = 1,795
BCRB = PVRB + 1 = 0,196+ 1 = 1,196
BCRC = PVRC + 1 = 0,282 + 1 = 1,282
Berdasarkan BCR diperoleh ranking sebagai berikut :
Mesin A (BCRA= 1,795) paling menguntungkan, disusul mesin C (BCR C =
1,282), dan terakhir mesin B (BCRB = 1,196).
Growth ROR mesin A :

Initial :
Keuntungan yang diperoleh diinvestasikan lagi ke proyek lain dengan i* =
20%:

Reinvest :
Menghasilkan total pendapatan di akhir umur proyek sebesar :
FA = 6jt(F/A,20%,5)
= 6jt(7,442)
= Rp 44,65 juta
Initial +Reinvest :
Growth ROR alternatif A (GRORA)dihitung dengan coba-coba :
NPVA @ 35% = - 10jt + 44,65jt (P/F,35%,5)
= - 10jt + 44,65jt (0,269)
= Rp 2,01 jt
NPVA @ 40% = - 10jt + 44,65jt (P/F,40%,5)
= - 10jt + 44,65jt (0,186)
= Rp -1,69 jt

Selanjutnya dicari nilai interpolasinya :


(GRORA-35%)/(2,01-0) = (40%-35%)/(2,01-(-1,69))
GRORA = 35% + (40%-35%)((2,01/(2,01+1,69))
=37,7%

Growth ROR mesin B :

Initial :
Keuntungan yang diperoleh diinvestasikan lagi ke proyek lain dengan i* =
20%:

Reinvest :
Menghasilkan total pendapatan di akhir umur proyek sebesar :
FB = 10jt(F/A,20%,5)
= 10jt(7,442)
= Rp 74,42 juta

Initial +Reinvest :
Growth ROR alternatif B (GRORB)dihitung dengan coba-coba:
NPVB @ 20% = - 25jt + 74,42jt (P/F,20%,5)
= - 25jt + 74,42jt (0,402)
= Rp 4,92 jt
NPVB @ 25% = - 25jt + 74,42jt (P/F,25%,5)
= - 25jt + 74,42jt (0,328)
= Rp -0,59 jt
Selanjutnya dicari nilai interpolasinya :
(GRORB- 20%)/(4,92-0) = (25%-20%)/(4,92-(-0,59))
GRORB = 20% + (25%-20%)((4,92/(4,92+0,59))
= 24,46%

Growth ROR mesin C :

Initial :
Keuntungan yang diperoleh diinvestasikan lagi ke proyek lain dengan i* =
20%:

Reinvest :
Menghasilkan total pendapatan di akhir umur proyek sebesar:
FC = 15jt(F/A,20%,5)
= 15jt(7,442)
= Rp 111,63 juta

Initial + Reinvest :
Growth ROR alternatif C (GRORC)dihitung dengan coba-coba :
NPVC @ 30% = - 35jt + 111,63jt (P/F,20%,5)
= - 35jt + 111,63jt (0,269)
= Rp -4,97 jt
NPVC @ 25% = - 35jt + 111,63jt (P/F,25%,5)
= - 35jt + 111,63jt (0,328)
= Rp 1,61 jt
Selanjutnya dicari nilai interpolasinya :
(GRORC- 25%)/(1,61-0) = (30%-25%)/(1,61-(-4,97))
GRORC = 25% + (30%-25%)((1,61/(1,61+4,97))
= 26,22%

Berdasarkan growth ROR diperoleh ranking sebagai berikut :


Mesin A (GRORA=37,7%) paling menguntungkan, lalu mesin C
(GRORC=26,22%), terakhir mesin B (GRORB=24,46%).
Hasil ini konsisten dengan ranking metode PVR dan BCR.

1.2. Analisis non-mutually exclusive dengan umur alternatif


berbeda
Contoh 2:
Seorang manager memiliki anggaran sebesar Rp 50 juta untuk
dialokasikan pada alternatif investasi berikut ini dengan pemilihan non-
mutually exclusive. Tingkat pengembalian minimum yang ditetapkan
adalah 10%. Tentukan alternatif mana yang sebaiknya dipilih?
A)

B)

C)

Jawab :
NPVA = -50 jt + 20 jt(P/A,10%,2) + 50jt(P/F,10%,2)
= -50 jt + 20 jt(1,736) + 50jt(0,826)
= 26,033 jt
NPVB = -30 jt + 10 jt(P/A,10%,5) + 30jt(P/F,10%,5)
= -30 jt + 10 jt(3,791) + 30jt(0,621)
= 26,535 jt
NPVC = -20 jt + 5 jt(P/A,!0%,5) + 20jt(P/F,10%,7)
= -20 jt + 5 jt(4,868) + 20jt(0,513)
= 14,605 jt
Analisis :
Total harga mesin B + mesin C = Rp 50 juta, NPV B + NPVC
= Rp 41,140 juta.
Harga mesin A = Rp 50 juta, NPVA
= Rp 26,033 juta.
Kesimpulan: lebih menguntungkan membeli mesin B + mesin C.
PVRA = NPVA /PW net CFA (-) = 26,033 /-50 = 0,52
PVRB = NPVB /PW net CFB (-) = 26,535 /-30 = 0,88
PVRC = NPVC /PW net CFC (-) = 14,605 /-20 = 0,73
Berdasarkan PVR diperoleh ranking sebagai berikut:
Mesin B (PVRB = 0,88) paling menguntungkan, disusul mesin C (PVR C =
0,73), dan terakhir mesin A (PVRA = 0,52).
BCRA = PVRA + 1 = 0,52 + 1 = 1,52
BCRB = PVRB + 1 = 0,88 + 1 = 1,88
BCRC = PVRC + 1 = 0,73 + 1 = 1,73
Berdasarkan BCR diperoleh ranking sebagai berikut :
Mesin B (BCRB = 1,88) paling menguntungkan, disusul mesin C (BCR C =
1,73), dan terakhir mesin A (BCRA = 1,52).

Growth ROR mesin A :

Initial :

Keuntungan yang diperoleh diinvestasikan lagi ke proyek lain dengan i* =


10%:

Reinvest :

Menghasilkan total pendapatan di akhir umur proyek sebesar:


FA = 20jt(F/P,10%,6) + 70jt(F/P,10%,5)
= 20jt(1,772) + 70jt(1,611)
= Rp 148,21 juta

Initial + Reinvest :
Growth ROR alternatif A (GRORA)dihitung dengan coba-coba :
NPVA @ 15% = - 50jt + 148,21jt (P/F,15%,7)
= - 50jt + 148,21jt (0,376)
= Rp 5,73 jt
NPVA @ 20% = - 50jt + 148,21jt (P/F,20%,7)
= - 50jt + 148,21jt (0,279)
= Rp -8,65 jt
Selanjutnya dicari nilai interpolasinya :
(GRORA-15%)/(5,73-0) = (20%-15%)/(5,73-(-8,65))
GRORA = 15% + (20%-15%)((5,73/(5,73+8,65))
= 17%

Growth ROR mesin B :

Initial :
Keuntungan yang diperoleh diinvestasikan lagi ke proyek lain dengan i* =
10% :

Reinvest :
Menghasilkan total pendapatan di akhir umur proyek sebesar :
FB = [10jt(F/A,10%,5) + 30jt](F/P,10%,2) = 10jt(6,105) + 30jt(0,1,21) = Rp
110,17 juta

Initial + Reinvest :
Growth ROR alternatif B (GRORB)dihitung dengan coba-coba :
NPVB @ 20% = - 30jt + 110,17jt (P/F,20%,7)
= - 30jt + 110,17jt (0,279)
= Rp 0,74 jt
NPVB @ 25% = - 30jt + 110,17jt (P/F,25%,7)
= - 30jt + 110,17jt (0,210)
= Rp -6,86 jt
Selanjutnya dicari nilai interpolasinya :
(GRORB- 20%)/(0,74-0) = (25%-20%)/(0,74-(-6,86))
GRORB = 20% + (25%-20%)((0,74/(0,74+6,86))
= 20,4%

Growth ROR mesin C :

Initial :

Keuntungan yang diperoleh diinvestasikan lagi ke proyek lain dengan i* =


10%:

Reinvest :
Menghasilkan total pendapatan di akhir umur proyek sebesar:
FC = 5jt(F/A,10%,7) + 20jt
= 5jt(9,487) + 20jt
= Rp 67,43 juta

Initial + Reinvest :
Growth ROR alternatif C (GRORC)dihitung dengan coba-coba:
NPVC @ 20% = - 20jt + 67,43jt (P/F,20%,7)
= - 20jt + 67,43jt (0,279)
= Rp -1,19 jt
NPVC @ 15% = - 20jt + 67,43jt (P/F,15%,7)
= - 20jt + 67,43jt (0,376)
= Rp 5,35 jt

Selanjutnya dicari nilai interpolasinya :


(GRORC- 15%)/(5,35-0) = (20%-15%)/(5,35-(-1,19))
GRORC = 15% + (20%-15%)((5,35/(5,35+1,19))
= 19,1%
Berdasarkan growth ROR diperoleh ranking sebagai berikut :
Mesin B (GRORB=20,4%) paling menguntungkan, disusul mesin C
(GRORC=19,1%), terakhir mesin A (GRORA=17%).
Hasil ini konsisten dengan ranking metode PVR dan BCR.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Grant, E.L., Ireson, W.G., and Leavenworth, R.S., 1982, Principles of


Engineering Economy 7th edition, John Wiley and Sons,
Singapore.

Mangitung, D.M., 2013, Ekonomi Rekayasa, Disertai Cara


Penyelesaian Dengan Speadsheet, Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Panneerselvam, R., 2012, Engineering Economics, PHI Learning Private


Limited, New Delhi.

Partowidagdo, W., 2001, Risk Analysis & Project Risk Management,


Institut Teknologi Bandung.

Stermole, F.J., Stermole J.M., 1996, Economic Evaluation and


Investment Decision Methods 9th edition, Investment
Evaluations Corporation, Colorado.

Anda mungkin juga menyukai