eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci. . Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk
mengidentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu
endapan batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.
2. Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran endapan yang akan menjadi
sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan
geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi, pembuatan paritan,
pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan dan analisis.
Metode Geofisika
. Metode ini memberikan injeksi listrik kedalam bumi, dari injeksi tersebut maka
akan mengakibatkan medan potensial sehingga yang terukur adalah besarnya kuat arus (I)
dan potensial (∆V), dengan menggunakan survey ini maka dapat memudahkan para
geologist dalam melakukan interpretasi keberadaan cebakan-cebakan batubara dengan
biaya eksplorasi yang relatif murah.
A. Analisa Ketebalan Lapisan Batubara
a. Metoda Rasio Densitas
Prinsip metoda ini adalah membagi dua dengan perbandingan tertentu, antara
batuan dan nilai densitas yang mewakili densitas, yang mengapit batas, di atas kurva
densitas dan mentapkan kedalaman titik tersebut sebagai kedalaman batas.
Perbandingan pembagiannya kadang kala direkomendasi 2/3 atau 4/5 jarak menuju
batubara. Akurasi metoda ini bervariasi dan untuk menentukan perbandingan dengan
pasti diperlukan tes empirik. Umumnya dikatakan mempunyai akurasi kurang lebih 10
cm.
Metoda ini biasa diterapkan pada tiga sistem penambangan batubara, yaitu:
1. penambangan terbuka
2. penambangan bawah tanah
3. penambangan dengan auger
1) Penambangan terbuka
Pengelompokan jenis-jenis tambang terbuka batubara didasarkan pada letak endapan, dan
alat-alat mekanis yang dipergunakan. Teknik penambangan pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi
geologi dan topografi daerah yang akan ditambang.
1. contour maining
Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara yang tersingkap di lereng pegunungan
atau bukit. Cara penambangannya diawali dengan pengupasan tanah penutup (overburden) di
daerah singkapan di sepanjang lereng mengikuti garis ketinggian (kontur), kemudian diikuti dengan
penambangan endapan batubaranya. Penambangan dilanjutkan ke arah tebing sampai dicapai batas
endapan yang masih ekonomis bila ditambang.
a. lapisan miring
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari satu lapisan (single seam)
atau lebih (multiple seam). Pada cara ini lapisan tanah penutup yang telah dapat ditimbun di kedua
sisi pada masing-masing pengupasan
b. lapisan tebal
Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan tanah penutup
dan penimbunan dilakukan pada daerah yang sudah ditambang. Sebelum dimulai, harus
tersedia dahulu daerah singkapan yang cukup untuk dijadikan daerah penimbunan pada
operasi berikutnya. Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun penggalian
batubaranya, digunakan sistem jenjang (benching system).
gambar Auger Mining pada lapisan batubara dengan kemiringan lapisan curam (Salem Tool
Inc.,1996)
Keseluruhan faktor tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap kualitas dari lapisan
batubara.
Material Dasar
Geotektonik Lingkungan Pengendapan:
- Tekanan – Cekungan
- Struktur Coal – Topografi
- Intrusi – Iklim
2.4. Komposisi Kimia Batu Bara
Batubara daerah ini terbentuk pada daerah rawa yang berkembang di :jerah pantai
yang tenang dengan water table tinggi dan pengaruh endapan liaaik sangat kecil.
Tahapan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk dimensi,
sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
ekplorasi Batubara merupakan suatu proses kegiatan untuk menentukan lokasi endapan
Batubara yang prospek untuk dikembangkan, dimana selama pelaksanaan program akan
dilakukan pengambilan contoh Batubara (Coal Sampling) untuk dievaluasi dan dianalisis di
laboratorium baik dengan pendekatan analisis kimia maupun analisis fisika agar kualitas dan
kuantitas Batubara tersebut dapat diketahui dengan pasti (Blayden and Goodwin, 1982).
Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan Eksplorasi, antara lain untuk mengetahui:
a. Melokalisasi suatu endapan bahan galian
i. Eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan
ii. Eksplorasi detail
b. Endapan/bijih yang dicari: sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, endapan
golongan C, dll.
c. Sifat tanah dan batuan
i. Untuk penambangan
ii. Untuk konstruksi
iii. Dll
2. Studi kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang:
a. Peta dasar sudah tersedia/belum
b. Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat)
c. Analisis regional: sejarah, struktur/tektonik, dan morfologi
d. Laporan-laporan penyelidikan terdahulu
e. Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada
f. Geografi:
i. Kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi)
ii. Iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir)
iii. Sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll
iv. Tumbuhan, binatang
v. Komunikasi
g. Sosial budaya dan adat istiadat:
i. Sifat penduduk
ii. Kebiasaan
iii. Pengetahuan/pendidikan
iv. Mata pencaharian, dll
h. Hukum:
i. Pemilikan tanah
ii. Ganti rugi
iii. Perizinan
2. Eksplorasi
a. Eksplorasi umum atau Eksplorasi Pendahuluan
Tujuan dari kegiatan ini untuk memperoleh gambaran awal tentang endapan Batubara
yang meliputi jarak titik pengamatan, ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk, korelasi
lapisan, sebaran, struktu geologi dan sedimen, kuantitas dan kualitasnya. Jarak antar
titik bor berkisar 500 – 1000 m, skala peta yang digunakan mulai dari 1:25.000 –
1:10.000. sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum no.
661.K/201/DDJP/1996 tentang pemberian kuasa pertambangan, laporan kuasa
pertambngan penyelidikan umum perlu dilampiri dengan beberapa peta:
i. Peta lokasi/situasi
ii. Peta geologi lintasan dan singkapan (skala 1:25.000)
iii. Peta kegiatan penyelidikan umum, termasuk lokasi sumur uji, parit uji,
pengambilan contoh Batubara (skala 1:10.000)
iv. Peta anomali geofisika, bila dilakukan (skala 1:10.000)
v. Peta penyebaran endapan batubara dan daerah prospek (skala 1:10.000)
vi. Peta wilayah rencana peningkatan Kuasa Pertambangan
vii. Penampang sumur uji
viii. Penampang parit uji
ix. Penampang lubang bor dari kegiatan ini akan model geologi, model penyebaran
endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. Dipakai untuk
menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik
(prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka
dapat di teruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
b. Eksplorasi rinci
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prosepek yang baik, ,aka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak
yang lebih dekat (jarak antar titik bor 200m), yaitu dengan memperbanyak sumur
uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran
dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara
mendatar maupun tegak.